Matematika Teknik Dasar-2 5 Perkalian Antar Vektor. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

dokumen-dokumen yang mirip
VEKTOR Matematika Industri I

VEKTOR Matematika Industri I

VEKTOR. Matematika Industri I

Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

Matematika Teknik Dasar-2 2 Bilangan Kompleks - 1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

VEKTOR. Makalah ini ditujukkan untuk Memenuhi Tugas. Disusun Oleh : PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

BAB 1 Vektor. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika

Matematika Teknik Dasar-2 3 Bilangan Kompleks - 2. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi

Matematika Teknik Dasar-2 4 Aljabar Vektor-1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

MATEMATIKA. Sesi VEKTOR 2 CONTOH SOAL A. DEFINISI PERKALIAN TITIK

Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik. Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

erkalian Silang, Garis & Bidang dalam Dimensi 3

SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN. yos3prens.wordpres.com

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

BAB II BESARAN VEKTOR

VEKTOR 2 SMA SANTA ANGELA. A. Pengertian Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Dilambangkan dengan :

Vektor di ruang dimensi 2 dan ruang dimensi 3

Vektor di Bidang dan di Ruang

a11 a12 x1 b1 Definisi Vektor di R 2 dan R 3

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

b = dan a b= 22. Jika sudut antara a dan b adalah a, maka

DIKTAT MATEMATIKA II

PERSAMAAN BIDANG RATA

Bab 1 : Skalar dan Vektor

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

a menunjukkan jumlah satuan skala relatif terhadap nol pada sumbu X Gambar 1

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

Perkalian Titik dan Silang

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya

KEDUDUKAN DUA GARIS LURUS, SUDUT DAN JARAK

Aljabar Linier Elementer. Kuliah ke-9

BAB 2 ANALISIS VEKTOR

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat.

DIKTAT MATEMATIKA II

BAB III RUANG VEKTOR R 2 DAN R 3. Bab ini membahas pengertian dan operasi vektor-vektor. Selain

Geometri pada Bidang, Vektor

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

VEKTOR. Notasi Vektor. Panjang Vektor. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor (,, ) (,, ) di atas dapat dinyatakan dengan: Matriks = Maka = =

RANGKUMAN MATERI VEKTOR Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Sekolah Dosen Pembina: Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd.

Soal No. 1 Perhatikan gambar berikut, PQ adalah sebuah vektor dengan titik pangkal P dan titik ujung Q

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

Modul. Geometri Analitik Ruang. Jero Budi Darmayasa

MODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

BAB II LANDASAN TEORI

Aljabar Linier & Matriks

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

Diferensial Vektor. (Pertemuan II) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Matematika Teknik Dasar-2 7 Silinder. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

MODUL 3 BIDANG RATA. [Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat]

BAB I BESARAN DAN SATUAN

PENGANTAR KALKULUS PEUBAH BANYAK. 1. Pengertian Vektor pada Bidang Datar

Matematika Teknik Dasar-2 6 Koordinat Bola dan Silinder. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

PERSAMAAN GARIS LURUS

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

8. Nilai x yang memenuhi 2 log 2 (4x -

18. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah. a = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a = 2. Penjumlahan, pengurangan, dan perkalian vektor dengan bilangan real:

Jika titik O bertindak sebagai titik pangkal, maka ruas-ruas garis searah mewakili

Pengantar KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT

SILABUS. Mengenal matriks persegi. Melakukan operasi aljabar atas dua matriks. Mengenal invers matriks persegi.

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

Pengantar Vektor. Besaran. Vektor (Mempunyai Arah) Skalar (Tidak mempunyai arah)

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

Pertemuan 4 Aljabar Linear & Matriks

Matematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah

PAKET TRY OUT UN MATEMATIKA IPA

19. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah θ. = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a. a =

PERSAMAAN GARIS BAHAN BELAJAR MANDIRI 4

TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 2013

Matriks - Definisi. Sebuah matriks yang memiliki m baris dan n kolom disebut matriks m n. Sebagai contoh: Adalah sebuah matriks 2 3.

Pembahasan SNMPTN 2011 Matematika IPA Kode 576

Bagian 2 Matriks dan Determinan

SUDUT DAN JARAK ANTARA DUA BIDANG RATA

IKIP BUDI UTOMO MALANG. Analytic Geometry TEXT BOOK. Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd

Geometri dalam Ruang, Vektor

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B

BAB I TEGANGAN DAN REGANGAN

Grafika Komputer. Evangs Mailoa

VEKTOR. maka a c a c b d b d. , maka panjang (besar/nilai) vector u ditentukan dengan rumus. maka panjang vector

Matematika EBTANAS Tahun 1986

Vektor-Vektor. Ruang Berdimensi-2. Ruang Berdimensi-3

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA FENI ANDRIANI

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

Vektor Ruang 2D dan 3D

Transkripsi:

Matematika Teknik Dasar-2 5 Perkalian Antar Vektor Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

Komponen-Komponen Vektor dalam Suku-Suku Vektor Satuan Artinya, OP = a (di sepanjang OX) dan b (di sepanjang OY) Vektor OP didefinisikan oleh magnitudonya (r) dan aranya ( ). Vektor ini dapat juga didefinisikan oleh kedua komponennya dalam arah OX dan OY. Berarti bisa juga dikatakan bahwa OP ekuivalen dengan vektor a dalam arah OX + vektor b dalam arah OY. Jika didefinisikan i sebagai vektor satuan dalam arah OX, maka a = ai dan Jika didefinisikan j sebagai vektor satuan dalam arah OY, maka b = bj Jadi vektor OP dapat ditulis; r = ai + bj Dimana i dan j adalah vektor satuan masing-masing dalam arah OX dan OY

Komponen-Komponen Vektor dalam Suku-Suku Vektor Satuan Misalkan z 1 = 2i + 4j dan z 2 = 5i + 2j Untuk mendapatkan z 1 + z 2 digambar kedua vektor dalam suatu rantai. z 1 + z 2 = OB = (2 + 5)i + (4 +2)j = 7i + 6j Jika z 1 = 3i + 2j dan z 2 = 4i + 3j z 1 + z 2 = 3i + 2j + 4i + 3j = 7i + 7j

Komponen-Komponen Vektor dalam Suku-Suku Vektor Satuan Jika z 1 = 5i - 2j ; z 2 = 3i + 3j ; z 3 = 4i - 1j Maka: a. z 1 + z 2 + z 3 b. z 1 - z 2 - z 3 Diselesaikan: z 1 + z 2 + z 3 = 5i - 2j + 3i + 3j + 4i - 1j z 1 + z 2 + z 3 = (5 + 3 + 4)i + (-2 + 3-1)j z 1 + z 2 + z 3 = 12i

Komponen-Komponen Vektor dalam Suku-Suku Vektor Satuan Jika z 1 = 5i - 2j ; z 2 = 3i + 3j ; z 3 = 4i - 1j Maka: a. z 1 + z 2 + z 3 b. z 1 - z 2 - z 3 Diselesaikan: z 1 - z 2 - z 3 = (5i - 2j) (3i + 3j) (4i - 1j) z 1 - z 2 - z 3 = (5-3 - 4)i + (-2-3 +1)j z 1 + z 2 + z 3 = -2i -4j

Komponen-Komponen Vektor dalam Suku-Suku Vektor Satuan Jika OA = 3i + 5j dan OB = 5i - 2j, carilah AB Dari diagram yang dibuat, bisa ditulis hubungan antara vektorvektor tersebut. Kemudian dinyatakan dalam suku-suku vektor satuan. OA + AB = OB (didapat dari diagram) AB = OB - OA = (5i 2j) (3i + 5j) = 2i 7j

Vektor dalam Ruang Sumbu-sumbu acuan didefinisikan oleh aturan tangan kanan OX, OY, dan OZ membentuk set tangan kanan jika rotasi dari OX ke OY seperti halnya pembuka tutup botol gabus ulir-kanan sepanjang arah OZ positif. Sama halnya rotasi dari OY ke OZ bertindak seperti halnya pembuka tutup botol gabus ulir kanan di sepanjang arah positif OX. Vektor OP didefinisikan oleh komponen-komponennya. a di sepanjang OX b di sepanjang OY c di sepanjang OZ

Vektor dalam Ruang Misalkan i = vektor satuan dalam arah OX Maka, OP =ai + bj + ck j = vektor satuan dalam arah OY k = vektor satuan dalam arah OZ Juga, OL 2 = a 2 + b 2 dan OP 2 = OL 2 + c 2 OP 2 = a 2 + b 2 + c 2 Jadi, jika r = ai + bj + ck, maka r a 2 + b 2 + c 2 Maka, hal ini bisa memudahkan untuk mencari magnitudo dari sebuah vektor yang dinyatakan dalam suku-suku vektor satuannya.

Vektor dalam Ruang Misalkan i = vektor satuan dalam arah OX Maka, OP =ai + bj + ck j = vektor satuan dalam arah OY k = vektor satuan dalam arah OZ Juga, OL 2 = a 2 + b 2 dan OP 2 = OL 2 + c 2 OP 2 = a 2 + b 2 + c 2 Jadi, jika r = ai + bj + ck, maka r = a 2 + b 2 + c 2 Maka, hal ini bisa memudahkan untuk mencari magnitudo dari sebuah vektor yang dinyatakan dalam suku-suku vektor satuannya.

Vektor dalam Ruang Coba diselesaikan soal berikut: PQ = 4i + 3j + 2k, maka PQ adalah.. PQ = 4 2 + 3 2 + 2 2 PQ = 16 + 9 + 4 PQ = 29 PQ = 5,385

Kosinus Arah Arah suatu vektor dalam tiga dimensi ditentukan oleh sudut-sudut yang dibuat vektor dengan ketiga sumbu acuannya. Misalkan OP = r = ai + bj + ck Maka Juga a 2 + b 2 + c 2 = r 2 a r = cosα b r = cosβ c r = cosγ a = r cos b = r cos c = r cos

Kosinus Arah a 2 + b 2 + c 2 = r 2 r 2 cos 2 + r 2 cos 2 + r 2 cos 2 = r 2 cos 2 + cos 2 + cos 2 = 1 Jika l = cos m = cos n = cos Maka l 2 + m 2 + n 2 = 1 * [l, m, n] ditulis dalam tanda kurung siku disebut kosinus arah vektor OP dan merupakan nilainilai kosinus sudut-sudut yang dibuat vektor yang bersangkutan dengan ketiga sumbu acuannya.

Kosinus Arah Jadi untuk vektor r = ai + bj + ck l = a ; m = b ; n = c ; dan r = r r r a2 + b 2 + c 2 Dicari kosinus arah [l, m, n] dari vektor r = 3i - 2j + 6k a = 3, b = -2, c = 6, r = 9 + 4 + 36 r = 49 = 7 l = 3 7 ; m = 2 7 ; n = 6 7

Hasil Kali Skalar dari Dua Vektor Jika a dan b merupakan dua vektor, hasil kali skalar a dan b didefinisikan sebagai skalar (bilangan) ab cos dimana a dan b merupakan magnitudo vektor a dan b serta merupakan sudut di antara kedua vektor ini. Hasil kali skalar ini dinotasikan dengan a.b (disebut hasil kali titik a.b = ab cos = a x proyeksi b pada a = b x proyeksi a pada b ; pada kasus ini hasilnya merupakan kuantitas skalar

Hasil Kali Skalar dari Dua Vektor Contoh : OA. OB = OA.OB. Cos = 5.7 cos 45 o = 35. 1 2 = 35 2 2

Hasil Kali Skalar dari Dua Vektor Hitung hasil kali skalar a dan b = a.b a.b = ab cos 90 o = ab.0 = 0 Jadi kesimpulannya adalah hasil kali dari sebarang dua vektor yang saling tegak-lurus akan selalu nol. Untuk kasus di samping dapat diselesaikan sebagai berikut: a.b = ab cos 0 o = ab.1 = ab

Hasil Kali Skalar dari Dua Vektor Jika kedua vektor dinyatakan dalam suku-suku vektor satuan i, j, dan k Jika a = a 1 i + a 2 j + a 3 k b = b 1 i + b 2 j + b 3 k Maka a.b = (a 1 i + a 2 j + a 3 k).(b 1 i + b 2 j + b 3 k) = a 1 b 1 i.i + a 1 b 2 i.j + a 1 b 3 i.k + a 2 b 1 j.i + a 2 b 2 j.j + a 2 b 3 j.k + a 3 b 1 k.i + a 3 b 2 k.j + a 3 b 3 k.k Dicoba untuk menyederhanakan persamaan: i.i = (1)(1)(cos 0 o ) = 1 i.i = 1; j.j = 1; k.k = 1 (a) i.j = (1)(1)(cos 90 o ) = 0 i.j = 0; j.k = 0; k.i = 0 (b)

Hasil Kali Skalar dari Dua Vektor Menggunakan penyederhanaan di slide sebelumnya: Maka a.b = a 1 b 1.1 + a 1 b 2.0 + a 1 b 3.0 + a 2 b 1.0 + a 2 b 2.1 + a 2 b 3.0 + a 3 b 1.0 + a 3 b 2.0 + a 3 b 3.1 a.b = a 1 b 1 + a 2 b 2 + a 3 b 3 Berarti untuk operasi perkalian cukup dengan menjumlahkan hasil kali vektor-vektor satuan di sepanjang sumbu-sumbu yang bersangkutan. Misal a = 2i + 3j + 5k dan b = 4i + 1j + 6k Maka a.b = (2 x 4) + (3 x 1) + (5 x 6) = 8 + 3 + 30 = 41

Hasil Kali dari Dua Vektor Hasil kali vektor a dan b ditulis a x b (seringkali disebut hasil kali silang ) dan didefinisikan sebagai vektor yang memiliki magnitudo ab sin dengan adalah sudut di antara kedua vektor yang diketahui. Vektor hasil kali memiliki arah tegak-lurus baik terhadap a ataupun arah b, sehingga a,b dan a x b membentuk set tangan kanan dalam urutan tersebut. a x b = ab sinθ Diperhatikan dari gambar di samping bahwa b x a akan membalik rotasi dan vektor hasil kalinya sekarang memiliki arah ke bawah. b x a = -(a x b)

Hasil Kali dari Dua Vektor Jika = 0 o, maka a x b = 0 Jika = 90 o, maka a x b = ab Jika a dan b diberikan dalam suku-suku vektor satuan i, j, dan k: Maka: a x b =a 1 b 1 i x i + a 1 b 2 i x j + a 1 b 3 i x k + a 2 b 1 j x i + a 2 b 2 j x j + a 2 b 3 j x k + a 3 b 1 k x i + a 3 b 2 k x j + a 3 b 3 k x k Diperhatikan bahwa i x i = (1)(1)(sin 0 o ) = 0 I x i = 0; j x j = 0; k x k = 0 Bahwa i x j = (1)(1)(sin 90 o ) = 1 dan i x i berada dalam arah k, hal ini berarti i x j = k. (magnitudo dan arah sama)

Hasil Kali dari Dua Vektor Bahwa i x j = (1)(1)(sin 90 o ) = 1 dan i x i berada dalam arah k, hal ini berarti i x j = k. (magnitudo dan arah sama) Maka i x j = k j x k = i k x i = j; Diingat juga i x j = -(j x i) j x k = -(k x j) k x i = -(I x k)

Hasil Kali dari Dua Vektor Bisa dirapikan persamaan terakhir menggunakan pendekatan sebelumnya: a x b =a 1 b 1 0 + a 1 b 2 k+ a 1 b 3 (-j) + a 2 b 1 (-k) + a 2 b 2 0+ a 2 b 3 i + a 3 b 1 j + a 3 b 2 (-i) + a 3 b 3 0 a x b =(a 2 b 3 - a 3 b 2 )i (a 1 b 3 - a 3 b 1 )j + (a 1 b 2 - a 2 b 1 )k Dapat dikenali bahwa pola di atas ini adalah pola suatu determinan yang baris pertamanya adalah tersusun dari vektor I,j, dan k. Maka dapat kita peroleh bahwa Jika a = a 1 i + a 2 j + a 3 k b = b 1 i + b 2 j + b 3 k

Hasil Kali dari Dua Vektor Jika a = a 1 i + a 2 j + a 3 k b = b 1 i + b 2 j + b 3 k a x b = i j k a 1 a 2 a 3 b 1 b 2 b 3 = (a 2 b 3 - a 3 b 2 )i (a 1 b 3 - a 3 b 1 )j + (a 1 b 2 - a 2 b 1 )k Cara determinan di atas ini adalah cara paling mudah dalam menuliskan hasil kali vektor dari dua vektor. a. Baris atas terdiri dari vektor satuan dalam urutan I,j,j b. Baris kedua terdiri dari koefisien dari a c. Baris ketiga terdiri dari koefisien dari b

Hasil Kali dari Dua Vektor Contoh: Jika p x q = p x q = p = 2i + 4j + 3k q = i + 5j - 2k i j k 2 4 3 1 5 2 i j k 2 4 3 1 5 2 Vektor satuan Koefisien dari p Koefisien dari q p x q = i(-8 15) j(-4 3) + k(10 4) p x q = -23i+ 7j+ 6k = i 4 3 5 2 j 2 3 1 2 + k 2 4 1 5

Sudut Antara Dua Vektor Misalkan a adalah satu vektor dengan kosinus arah [l, m, n] Misalkan b adalah satu vektor dengan kosinus arah [l, m, n ] Maka harus dicari sudut antara kedua vektor ini. Misalkan OP dan OP merupakan vektor satuan yang masingmasing sejajar dengan a dan b. Kemudian P memiliki koordinat (l,m,n) dan P memiliki koordinat (l,m,n )

Sudut Antara Dua Vektor Maka (PP ) 2 = (l-l ) 2 + (m-m ) 2 + (n-n ) 2 = l 2 2.l.l + l 2 + m 2 2m.m + m 2 + n 2 2n.n + n 2 = (l 2 + m 2 + n 2 ) + (l 2 + m 2 + n 2 ) 2(ll + mm + nn ) dibuktikan sebelumnya. (PP ) 2 = 2 2(ll + mm + nn ) Tetapi (l 2 + m 2 + n 2 ) = 1 dan (l 2 + m 2 + n 2 ) = 1 seperti yang (a) Dengan aturan kosinus

Sudut Antara Dua Vektor Dengan aturan kosinus (PP ) 2 = OP 2 + OP 2 2.OP.OP.cos = 1 + 1 2.1.1.cos = 2 2 cos (b) Dari (a) dan (b) didapatkan (PP ) 2 = 2-2(ll + mm + nn ) (PP ) 2 = 2 2 cos cos = ll + mm + nn

Sudut Antara Dua Vektor cos = ll + mm + nn Jadi cukup menjumlahkan hasil kali kosinus arah yang bersesuaian dari kedua vektor yang diketahui. Jika [l,m,n] = [0,54, 0,83, -0,14] Dan [l,m,n ] = [0,25, 0,60, 0,76] Sudut antara kedua vektor adalah = 58 o 13 cos = ll + mm + nn = (0,54)(0,25) = (0,83)(0,60) = (-0,14)(0,76) = 0,1350 + 0,4980-0,1064 = 0,5266 maka = 58 o 13

Sudut Antara Dua Vektor Cari sudut antara vektor-vektor p = 2i + 4j + 3k dan q = 4i - 3j + 2k Dicoba untuk mencari kosinnus arah p. p = p = 2 2 + 4 2 + 3 2 = 29 l = a p = 2 29 m = b p = 3 29 n = c p = 4 29 [l,m,n ] = [l,m,n ] = 2, 3, 4 29 29 29 4 29, 3 29, 2 29 dengan cara yang sama dicari kosinus arah q

Sudut Antara Dua Vektor Dengan cos = ll + mm + nn dapat dicari sudut -nya cos = ll + mm + nn = ( 2 )( 4 ) = ( 3 3 )( ) = 4 )( 2 ) 29 29 29 29 29 29 = 8 29-9 29 + 8 29 = 76 o 2 = 7 29 = 0,2414

Rasio Arah Jika OP = ai + bj + ck, telah diketahui bahwa OP = r = a 2 + b 2 + c 2 dan kosinus arah OP diberikan sebagai: l = a r, m = b r, n = c r Dapat dilihat bahwa komponen a, b, dan c masing-masing sebanding dengan kosinus arah l, m, n; dan komponen-komponen ini kadang disebut sebagai rasio arah dari vektor OP