(kontak person: 2 World Wildlife Fund for Nature-Indonesia Programme. Diterima 28 Februari 2013/Disetujui 13 Oktober 2013

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

IV. METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pengumpulan Data Data Vegetasi

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

Bab III Analisis Rantai Markov

BAB III METODE PENELITIAN

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

POLA SEBARAN KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii, Engl.) DI ARBORETUM FAKULTAS KEHUTANAN IPB RIZKI KURNIA TOHIR E

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Meda Konservas Vol. 18, No. 3 Desember 2013 : 107 111 KARAKTERISTIK HABITAT, POLA SEBARAN DAN PERILAKU MUSANG MENTAWAI (Paradourus lgncolor Mller 1903) DI AREA SIBERUT CONSERVATION PROGRAM, PULAU SIBERUT, KEPULAUAN MENTAWAI, SUMATERA BARAT (Habtat Characterstcs, Dstrbuton Pattern and Feedng Behavour of Mentawa Palm Cvet, Paradourus lgncolor, n Sberut Conservaton Programme Area, Sberut, Mentawa Islands, West Sumatra) ABDUL HARIS MUSTARI 1, DEDE HENDRA SETIAWAN 2 1 Departemen Konservas Sumberdaya Hutan dan Ekowsata, Fakultas Kehutanan IPB (kontak person: hars.anoa@yahoo.com) 2 World Wldlfe Fund for Nature-Indonesa Programme Dterma 28 Februar 2013/Dsetuju 13 Oktober 2013 Dterma 07 Desember 2011/Dsetuju 23 Agustus 2013 ABSTRACT Mentawa palm cvet (Paradourus lgncolor) s endemc to Mentawa Islands and one of ts stronghold populaton s Sberut Island. Ths study was conducted n Sberut Conservaton Programme Forest Area from May to August 2007. The objectves of ths study were to reveal habtat characterstcs, populaton sze, dstrbuton pattern, and feedng behavour of Mentawa palm cvet. A total of 125 plant speces recorded n the study area, 21 speces of whch were dentfed as food plants for the Mentawa palm cvet. The domnant plant speces n the Mentawa palm cvet habtat were gutgut (Coccoseras borneenss), alost (Baccaurea parvflora), and sbeumunte (Syzygum cf. palembancum). The cvet was manly observed at 4-20 m above of the forest floor, whch was the C stratum of the forest canopy. S ndvduals of Mentawa palm cvet were drectly encountered durng the study and the estmated populaton densty was 6.5 ndvduals/km 2. The dstrbuton pattern of the cvet was clumped, yet the anmals were soltary when foragng and other of ther daly actvtes. The cvets were frequently observed eatng fruts of bu bu lonjong (Palaquum sp.), bu bu bulat (Baccaurea sp.), tumu (Buchanana arborescens), angglu (Rhapdopora sylvestrs), langkap (Arenga obtusfola), lambo (Fcus sp.), papaya (Carca papaya), and banana (Musa sp.). Mentawa palm cvets were observed foragng and feedng durng day and nght tmes, suggestng that the cvet were both durnal and nocturnal anmal. Keywords: Mentawa palm cvet, habtat characterstcs, dstrbuton pattern, feedng behavour ABSTRAK Musang Mentawa (Paradourus lgncolor) merupakan salah satu satwa endemk Kepulauan Mentawa dmana salah satu habtat utamanya adalah Pulau Sberut. Peneltan n dlaksanakan d areal hutan Sberut Conservaton Programme pada bulan Me sampa Agustus 2007. Peneltan n bertujuan untuk mengetahu karakterstk habtat, populas, pola penyebaran dan perlaku makan Musang Mentawa. Sebanyak 125 jens tumbuhan tercatat d habtat Musang Mentawa d Sberut Conservaton Programme, dan dar jumlah tersebut sebanyak 21 jens tumbuhan terdentfkas sebaga makanan Musang Mentawa. Jens tumbuhan yang domnan d habtat Musang Mentawa adalah gutgut (Coccoseras borneenss), alost (Baccaurea parvflora), dan sbeumunte (Syzygum cf. palembancum). Musang Mentawa lebh serng dtemukan pada ketnggan 4-20 m d atas lanta hutan d pohon dan tajuk-tajuk pohon, yang merupakan stratum C dar kanop hutan. Selama peneltan dtemukan sebanyak enam ndvdu Musang Mentawa, dengan perkraan kepadatan populas adalah 6,5 ndvdu/km 2. Pola penyebaran Musang Mentawa adalah mengelompok, namun satwa tersebut solter ketka sedang mencar makan. Musang Mentawa serng dtemukan makan buah bu bu lonjong (Palaquum sp.), bu bu bulat (Baccaurea sp.), tumu (Buchanana arborescens), angglu (Rhapdopora sylvestrs), langkap (Arenga obtusfola), lambo (Fcus sp.), pepaya (Carca papaya) dan psang hutan (Musa sp.). Musang Mentawa dtemukan mencar makan bak sang maupun malam har yang mengndkaskan bahwa satwa tersebut aktf pada sang dan malam har. Kata kunc: musang Mentawa, karakterstk habtat, pola sebaran, perlaku makan PENDAHULUAN Pulau Sberut yang memlk luas total 4030 km 2 merupakan pulau terbesar dalam gugusan Kepulauan Mentawa. Pulau Sberut dtetapkan sebaga Cagar Bosfr pada tahun 1981 oleh UNESCO yang bekerjasama dengan pemerntah Indonesa melalu Program Man and Bosphere (MAB). Penetapan Pulau Sberut sebaga cagar bosfr karena adanya keselarasan hdup penduduk dengan hutan d sektarnya. Pulau Sberut memlk tngkat endemstas satwalar yang tngg khususnya mamala. Salah satu jens mamala endemk d pulau n adalah musang Mentawa (Paradourus lgncolor) yang merupakan salah satu jens dar empat jens musang yang ada d Indonesa. Musang Mentawa tergolong speses tersendr, bukan merupakan anak jens dar musang luwak (Schreber et al. 1989; Payne et al. 2000; Corbet&Hll dalam Abegg 2003). Musang Mentawa tergolong endangered speces berdasarkan katagor 107

Karakterstk Habtat, Pola Sebaran dan Perlaku Musang Mentawa IUCN Red Lst of Threatened Speces yang berart dengan status n, musang Mentawa berada dalam ancaman kepunahan apabla tdak segera dambl tndakan konservas terhadap habtat dan populasnya. Kajan mengena populas, habtat dan perlaku musang Mentawa d habtat aslnya mash sangat sedkt, sehngga nformas lmah mengena keberadaan satwa n sangat terbatas. Peneltan n betujuan untuk mengetahu karakterstk habtat, populas dan pola sebaran serta jens pakan dan perlaku makan musang Mentawa. Hasl peneltan n sangat pentng karena akan menjad data dasar dalam melakukan pengelolaan satwa langka tersebut d habtat aslnya. METODE PENELITIAN Konds Umum Lokas Peneltan Peneltan dlakukan pada bulan Me-Agustus 2007 d kawasan hutan Sberut Conservaton Programme (SCP), Pulau Sberut, Kepulauan Mentawa. Kawasan hutan SCP yang dkhususkan untuk peneltan bolog, ekolog dan keanekaragaman hayat Pulau Sberut merupakan hutan hujan dataran rendah mencakup areal seluas 4000 ha. Ketnggan kawasan berksar 0 384 mdpl, kemrngan lereng antara 40 75%. Rata-rata curah hujan sektar 3320 mm per tahun, kelembaban relatf berksar antara 81 85%, dan suhu rata-rata haran antara 22 31 o C. Metode Pengumpulan Data Bahan dan alat yang dgunakan yatu sunto, kamera dgtal, ph-band dan pta ukur, tal rafa, bnokuler, GPS, dan range fnder. Data yang dkumpulkan mencakup karakterstk habtat (komposs dan struktur vegetas, ketersedaan pakan, tempat berlndung atau cover), kepadatan populas, pola sebaran dan jens pakan serta perlaku makan musang Mentawa. Analss vegetas dlakukan menggunakan metode jalur dengan panjang setap jalur 100 m. Seluruhnya terdapat 21 jalur pengamatan yang dber notas T1 sampa T21. Dar 21 jalur pengamatan tersebut, 16 jalur (T1,T2,T3,T6 T16,T19 dan T21) dmana ttk nol bermula dar base camp. Penempatan jalur berbentuk radal menjauh dar base camp. Sedangkan 5 jalur lan (T4,T5, T17,T19,T20) ttk nolnya tdak bermula dar base camp. Data yang dcatat yatu jens tumbuhan, kerapatan, domnans setap jens, dagram profl vegetas, dan tngg tajuk. Strata tajuk pohon yang ada d habtat musang Mentawa dbedakan atas strata A (tngg tajuk 30 m), strata B (tngg tajuk 20 30 m), dan strata C (tngg tajuk 4 20 m), strata D (semak dan perdu tngg 1 4 m), dan strata E yang merupakan lapsan tumbuhan penutup tanah atau ground cover. Kepadatan populas dan penyebaran musang Mentawa dketahu menggunakan metode jalur gars (lne transect). Penempatan jalur tersebut bertepatan dengan jalur yang dgunakan untuk analss vegetas yatu 16 jalur yang ttk nolnya bermula dar base camp karena pertmbangan tekns aksesbltas yang lebh memungknkan terutama pada waktu melakukan pengamatan pada malam har. Pengamatan dlakukan pada pag har (pukul 06.30 10.00 am), sang har (pukul 11.00 14.00 pm) dan sore menjelang malam har (pukul 16.00 19.00). Data perlaku musang Mentawa dcatat menggunakan metode ad-lbtum Samplng, yatu mencatat semua perlaku yang terlhat pada saat perjumpaan dengan satwa tersebut. Metode Analss Data Berdasarkan data kerapatan relatf, frekuens relatf dan domnans relatf, Indeks Nla Pentng (INP) setap jens tumbuhan yang terdapat pada habtat musang Mentawa dapat dketahu dengan menggunakan rumus INP = KR %+ FR% + DR%. Kepadatan populas danalss sesua dengan total ndvdu yang dtemukan pada pengamatan. Kepadatan populas musang Mentawa dlakukan dengan menggunakan persamaan Kng (Kng Methods). Dalam persamaan n, ukuran populas dduga melalu kepadatan populas pada setap jalur pengamatan, yang dhtung dengan menggunakan persamaan sebaga berkut: D j = 2. l. d d Keterangan: l D d j =. r. sn = kepadatan populas musang Mentawa pada jalur ke-j = jumlah ndvdu teramat pada kontak ke- = panjang jalur (m) = rata-rata jarak tegak lurus antar poss satwa dengan gars jalur Untuk mengetahu pola penyebaran spasal musang Mentawa dlakukan analss menggunakan metode sebaran frekuens. Hpotess pertama yang dtentukan adalah : H0 = P ~ musang Mentawa menyebar secara posson H1 = P ~ musang Mentawa tdak menyebar secara posson Persamaan yang dgunakan yatu : q 0 F E 2 / E ² = keterangan : 2 = ch-square tes statstk F = frekuens jumlah ndvdu E = frekuens harapan Jka, ² tabel < ² htung maka terma H1 108

Meda Konservas Vol. 18, No. 3 Desember 2013 : 107 111 Apabla hasl perhtungan hpotess pertama memberkan kesmpulan terma H1, maka dlakukan analss lanjutan dengan hpotess: H0 = P ~ menyebar bnomal negatf H1 = P ~ tdak menyebar bnomal negatf Ketentuan yang dgunakan yatu: Penyebaran posson menunjukkan pola penyebaran acak Penyebaran bnomal negatf menunjukkan pola penyebaran mengelompok Penyebaran bnomal postf menunjukkan pola penyebaran seragam Karakterstk Habtat HASIL DAN PEMBAHASAN Hutan d kawasan Sberut Conservaton Programme termasuk hutan prmer dataran rendah. Suhu terendah selama pengamatan adalah 23 C dan tertngg 29 C, kelembaban udara relatf rata-rata 81-85%. Musang Mentawa palng serng terlhat pada kawasan hutan yang memlk topograf relatf datar (15 perjumpaan dar 17 total perjumpaan). Namun, beberapa kal musang Mentawa juga djumpa pada lokas yang memlk topograf berbukt dengan kelerengan mencapa 30 (2 perjumpaan dar 17 total perjumpaan). Dar pengamatan yang telah dlakukan tersebut, kelerengan dduga tdak memberkan pengaruh terhadap keberadaan musang Mentawa d lokas tersebut. Kelerengan memberkan pengaruh yang lebh besar terhadap komposs dan struktur vegetas yang ada. Pada topograf yang relatf datar sepert daerah sektar sunga, potens jens tumbuhan pakan musang Mentawa lebh tngg sehngga peluang perjumpaannya lebh besar. Tercatat 125 jens tumbuhan pada habtat musang Mentawa, dan dar jumlah tersebut, 21 jens merupakan tumbuhan pakan bag musang tersebut. Indeks Nla Pentng jens tumbuhan yang domnan pada masng-masng jalur dapat dlhat pada Tabel 1 berkut. Tabel 1. Indeks Nla Pentng tumbuhan pada masng-masng jalur Jalur 1 2 3 4 5 6 Tngkat Pertumb uhan Nama lokal Nama lmah Sema Gutgut Coccoseras borneenss 39,22 9,09-48,31 Pancang Gutgut Coccoseras borneenss 13,64 9,09-22,73 Tang Langkap Arenga obtusfola 100 100 100 300 Pohon Gutgut Coccoseras borneenss 26,09 21,05 18,94 66,08 Sema Uluba Lepsanthes tetraphylla 22,73 15,38-38,11 Pancang Sumbel Actephla javanca 9,09 7,69-16,78 Tang Alost Baccaurea parvflora 40,00 25,00 39,05 104,05 Pohon Syzygum cf. Sbeumunte palembancum 17,24 14,81 8,58 40,63 Sema Puceguat Shorea sp. 31,08 7,41-38,49 Pancang Posa sbulau Baccaurea bracteata 23,08 18,18-41,26 Tang Motek Nauclea sp. 14,29 14,29 21,57 50,15 Pohon Spululutuet Chsosheton dvergens 7,41 10,00 16,96 34,37 Sema Sngenge Dospyros bufola 18,18 8,33-26,52 Pancang Smabakbak Santra laevgata 10,53 11,76-22,29 Tang Kalumante Clerodendrum sp. 10,00 10,00 15,79 35,79 Pohon Kapene Palaquum obovatum 0,12 9,09 14,09 23,30 Sema Sasaongbuk Vllebrunea rubescens 25,00 12,5-37,5 Pancang Boko - 9,43 8,11-17,54 Tang Posa sbulau Baccaurea bracteata 23,08 9,09 39,94 72,11 Pohon Posa - 17,86 11,54 9,03 38,43 Sema Alost Baccaurea parvflora 9,52 9,52-19,05 Pepetnut Artocarpus nteger 9,52 9,52-19,05 Pancang Patakup Lasanthus sp. 17,65 18,75-36,40 Tang Spuleset Drypetes macrophylla 37,50 37,50 31,93 106,93 Pohon Pak Artocarpus dadah 6,25 6,67 11,26 24,18 KR FR DR INP 109

Karakterstk Habtat, Pola Sebaran dan Perlaku Musang Mentawa Tempat Berlndung Keberadaan musang Mentawa terkat erat dengan tempat berlndung (cover). Musang Mentawa menggunakan pohon sebaga tempat berstrahat dan tdur, tempat berlndung dar keadaan cuaca sepert terpaan snar matahar langsung dan hujan, tempat bersembuny, dan cabang atau rantng sebaga meda melakukan perpndahan atau lokomos. Ketersedaan Pakan Bag satwalar pemakan tumbuhan khususnya berbaga jens buah, keberadaan hutan prmer dataran sangat pentng karena merupakan sumber pakan utama. Musang Mentawa memanfaatkan buah dar tumbuhan yang ada d kawasan hutan SCP sebaga sumber utama makanannya. Beberapa jens buah dar tumbuhan berhabtus pohon, tumbuhan bawah, dan lana merupakan sumber pakan dar musang Mentawa. Berdasarkan pengamatan langsung dketahu bahwa musang Mentawa memakan sedktnya tga jens buah dar pohon bu bu bulat (Baccaurea sp.), buah bu bu lonjong (Palaquum sp.), dan buah tumu (Buchanana arborescens). Selan tumbuhan yang berhabtus pohon, musang Mentawa juga tercatat makan buah dar jens lana yatu angglu (Rhaphdophora sylvestrs) dan lambo (Fcus sp.). Untuk tumbuhan bawah, musang Mentawa memanfaatkan buah psang hutan (Musa sp.), pepaya (Carca papaya), peula (Arenga obtusfola), sauk-sauk, dan andururu. Kepadatan Populas Berdasarkan data yang ddapat dar lapangan dengan menggunakan metode jalur dengan total panjang jalur 53,4 km, tercatat sebanyak 6 ekor ndvdu musang Mentawa. Dar 16 jalur pengamatan hanya terdapat 3 jalur dmana satwa tersebut dapat dtemukan secara langsung (Tabel 2). Tanda-tanda kehadran musang Mentawa pada jalur yang lan juga dapat damat, namun secara tdak langsung yatu berupa ssa-ssa makanan dan feses yang dtnggalkan. Tabel 2. Kepadatan populas musang Mentawa No Nama jalur Panjang Jalur Total Jarak tegak lurus Kepadatan populas (km) rata-rata (km) Indvdu (nd/ha) 1 Jalur 2 4,8 0,003 1 0,34 2 Jalur 7 6,0 0,038 4 0,09 3 Jalur 21 3,6 0,010 1 0,14 Musang Mentawa palng banyak djumpa pada jalur 7 yatu berjumlah 4 ekor dengan persentase perjumpaan sebesar 66,66%. Frekuens perjumpaan yang tngg pada jalur n dduga karena ketersedaan pakan yang tngg. Pada jalur 7 terdapat banyak tumbuhan langkap (Arenga obtusfola) yang berbuah sepanjang tahun, menyedakan makan bag musang Mentawa. Berdasarkan angka perjumpaan langsung tersebut, dketahu bahwa kepadatan populas musang Mentawa d lokas peneltan sebesar 6,5 ndvdu/km 2, dmana kepadatan tertngg terdapat pada jalur 2 yatu sebesar 34 ndvdu/km 2. Pola Penyebaran Spasal Schreber et al., (1989) menyatakan bahwa musang hdup solter d alam. Hasl peneltan n mendukung pernyataan tersebut, yatu musang Mentawa hdup solter. Berdasarkan perhtungan metode sebaran frekuens, dketahu bahwa pola penyebaran musang Mentawa adalah mengelompok. Hal n berdasarkan hasl pengujan penyebaran Posson (² tabel > ² htung) untuk pola penyebaran acak. Berdasarkan perhtungan dengan tngkat kemungknan (α) sebesar 0,05 ddapatkan hasl bahwa ² htung sebesar 100,23 dan ² tabel sebesar 5,991 yang berart tdak sesua dengan ketentuan Posson sehngga satwa tersebut tdak menyebar Posson (tdak menyebar acak). Maka perhtungan dlanjutkan dengan pengujan Bnomal Negatf (² htung < ² tabel) untuk pola penyebaran mengelompok. Berdasarkan hasl perhtungan ddapatkan nla ² htung sebesar 5,664 dan ² tabel sebesar 11,070 sesua dengan Bnomal Negatf, sehngga dsmpulkan bahwa musang Mentawa menyebar secara mengelompok. Pola penyebaran musang Mentawa yang mengelompok d wlayah SCP dduga dpengaruh oleh ketersedaan pakan d habtatnya. Sehngga secara keseluruhan, musang Mentawa cenderung memanfaatkan lokas yang sama dmana terseda tumbuhan pakan. Akan tetap, ketka musang Mentawa bergerak untuk memperoleh makanan (foragng), satwa n bergerak solter. Sehngga meskpun tergolong sebaga satwa solter, pola penyebaran populas musang Mentawa yang damat adalah mengelompok, karena terkat dengan ketersedaan dan kelmpahan tumbuhan pakan pada suatu habtat. Pada masng-masng jalur, jens tumbuhan yang menyusun habtat memlk komposs yang berbeda-beda. Musm berbuah yang berbeda-beda juga dapat meyebabkan perbedaan ketersedaan sumber pakan bag musang Mentawa. Pada jalur 7, tumbuhan pakan musang Mentawa memlk nla INP dan kerapatan tertngg, dmana pergerakan musang Mentawa dalam memperoleh makan cenderung menuju pada jalur n. 110

Meda Konservas Vol. 18, No. 3 Desember 2013 : 107 111 Perlaku Dar 17 perjumpaan dengan musang Mentawa, sebanyak 10 perjumpaan terjad pada sore har, 5 perjumpaan sang har, dan 2 perjumpaan pada pag har. Indvdu musang Mentawa serng djumpa ketka sedang makan (7 perjumpaan). Berdasarkan pengamatan dduga bahwa musang Mentawa memlk kecenderungan untuk memula mencar makan pada waktu sore har. Pada malam har, musang Mentawa sult djumpa, karena perlakunya yang cenderung dam dan bersembuny apabla mendeteks kehadran pengamat. Buah yang dmakan merupakan buah setengah masak hngga masak yang berwarna oranye atau kunng kemerahan. Perlaku musang Mentawa ketka makan makan buah langkap yatu pertama mengambl buah pada tandan satu persatu menggunakan gg, kemudan pangkal buah dggt dengan poss leher menenggak keatas sehngga bj dan ar buah keluar dan masuk kedalam mulut, kult buah djatuhkan ke lanta hutan. Adanya ssa-ssa makanan berupa kult dan bj buah d lanta hutan dapat dgunakan untuk mengetahu keberadaan musang Mentawa. Pada buah bu bu dan buah pepaya, seluruh bagan buah dmakan oleh musang Mentawa. Buah yang dmakan merupakan buah yang telah masak. Musang Mentawa djumpa beberapa kal memakan buah langkap dan buah bu bu pada waktu yang sama yatu antara pukul 15.00-18.00 WIB. Selan musang Mentawa, beberapa jens prmata endemk Mentawa sepert bokko (Macaca pagenss), dan blou (Hylobates kloss) juga djumpa memakan kedua jens buah n namun waktunya berlanan, sehngga meskpun sumber pakannya sama yang tampat terjad persangan, namun sesungguhnya terjad pemsahan relung ekolog (ecologcal nche separaton), karena waktu pemanfaatan buah yang berbeda. Analss feses musang Mentawa dlakukan secara makroskops. Dar 15 feses yang dtemukan tdak terlhat adanya bulu atau rambut dan juga cr-cr lan yang menunjukkan makanan musang Mentawa selan buah berbaga jens tumbuhan. Bagan buah yang terlhat dalam feses musang Mentaw yatu kult, dagng dan bj buah. Karakterstk buah dan bagan yang dmakan juga berpengaruh terhadap feses musang Mentawa. Ketka musang Mentawa banyak mengkonsums buah yang banyak mengandung bj msalnya buah langkap (Arenga obtusfola) dan psang hutan (Musa sp.) maka feses yang dkeluarkan ddomnas bj buah dan apabla buah yang dmakan mengandung getah msalnya buah bu bu (Baccaurea sp. dan Palaquum sp.) maka fesesnya cenderung padat dan lengket. Pada satu feses, umumnya hanya terdr dar satu atau dua jens tumbuhan pakan. Perlaku lan yang damat yatu memanjat dan turun pada batang pohon. Musang Mentawa memlk kemampuan memanjat pohon yang tdak bercabang, bak pada pohon dmana terdapat tumbuhan lana maupun yang tdak ada lana. Pada saat turun, musang Mentawa meloncat ke tanah dan lar secepatnya ketka mendeteks pengamat atau merasa ada ancaman. Musang n juga dapat melompat antar cabang pada pohon yang sama maupun antar cabang pada pohon yang berbeda. KESIMPULAN Tercatat sebanyak 125 jens tumbuhan pada habtat musang Mentawa, dmana 21 jens dantaranya merupakan sumber pakan musang Mentawa. Jens tumbuhan yang domnan yatu gutgut (Coccoseras borneenss), alost (Baccaurea parvflora) dan sbeumunte (Syzygum cf. palembancum). Selama pengamatan dtemukan 6 ndvdu musang Mentawa dengan kepadatan populas sebesar 6,5 ndvdu/km 2. Musang Mentawa menyebar secara mengelompok pada habtat atau bagan habtat dmana terdapat tumbuhan pakan melmpah, namun dalam menjalankan aktvtas harannya, musang Mentawa melakukannya secara sendr-sendr atau hdup solter. Perlaku musang Mentawa yang palng serng djumpa adalah makan, dmana makanan utamanya adalah berbaga jens buah dantaranya buah bu bu bulat (Baccaurea sp.), buah bu bu lonjong (Palaquum sp.), dan buah tumu (Buchanana arborescens). Selan tu, musang Mentawa makan buah dar jens lana sepert buah angglu (Rhaphdophora sylvestrs) dan lambo (Fcus sp.), dan jens palem yatu buah langkap (Arenga obtusfola), pepaya (Carca papaya ), psang hutan (Musa sp.), sauksauk, dan andururu. Adanya perjumpaan pada pag, sang, sore dan malam har menunjukkan bahwa musang Mentawa aktf pada sang dan malam har. DAFTAR PUSTAKA Abegg C. 2003. Encounter wth a Palm Cvet, Mentawa Islands, West Sumatra, Indonesa. Small Carnvore Conservaton 29:20-21 Payne J, Francs CM, Phllpps K, Kartkasar SN. 2000. Panduan Lapangan: Mamala d Kalmantan, Sabah, Serawak, dan Brune Darussalam.WCS-IP. Jakarta. Schreber A, Wrt R, Rffel M, van Rompaey H. 1989. Weasel, Cvets, Mangoes and Ther Relatves. An Acton Plan for the Conservaton of Mustelds and Vverds. Gland. IUCN. 111