, serta notasi turunan total ρ

dokumen-dokumen yang mirip
SUATU FORMULASI HAMILTON BAGI GERAK GELOMBANG INTERFACIAL YANG MERAMBAT DALAM DUA ARAH

Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk :

TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL)

1.1. Sub Ruang Vektor

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

II LANDASAN TEORI. dengan, 1,2,3,, menyatakan koefisien deret pangkat dan menyatakan titik pusatnya.

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

FUNGSI TRANSENDEN J.M. TUWANKOTTA

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

II LANDASAN TEORI. menyatakan koordinat horizontal, koordinat vertikal, dan waktu. dan hukum kekekalan momentum memberikan persamaan Euler berikut

Bagian 3 Differensiasi

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

Relasi Dispersi dalam Pandu Gelombang Planar Nonlinear Kerr

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Meubel Rotan

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok II, Teknik Elektro, Unhas

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

Tinjauan Aliran Fluida dengan Menggunakan Metode Homotopi

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA DARI POPULASI PENDERITA DIABETES MELLITUS

matriks A. PENGERTIAN MATRIKS Persija Persib baris

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

GROUP YANG DIBANGUN OPERATOR LINEAR TERBATAS SEBAGAI SUATU PENYELESAIAN MCA HOMOGEN

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

PENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU


Pendahuluan Definisi Aturan Problems DERIVATIVE (TURUNAN) Kus Prihantoso Krisnawan. November 18 th, Yogyakarta. Krisnawan Pertemuan 1

BAB III KONTROL PADA STRUKTUR

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

BAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent

ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT

PEMBAHASAN. (29) Dalam (Grosen 1992), kondisi kinematik (19) dan kondisi dinamik (20) dapat dinyatakan dalam sistem Hamiltonian berikut : = (30)

Metode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Gerak

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN SIMPLIFIED BISHOP METHOD dan JANBU MENGGUNAKAN PROGRAM MATHCAD

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 11 : METODE PENGUKURAN LUAS

MAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd

PENGARUH STRATEGI VAKSINASI KONTINU PADA MODEL EPIDEMIK SVIRS


Hukum Coulomb. a. Uraian Materi

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER

ANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE)

CATATAN KULIAH Pertemuan XII: Optimasi dengan Kendala Persamaan dan Aplikasinya

3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial

3. Kegiatan Belajar Medan listrik

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *

RANCANG BANGUN ALAT UKUR UJI TEKANAN DAN LAJU ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN POMPA CENTRIFUGAL

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Integral Lipat Dua

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

IV. ANALISA RANCANGAN

SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III INTERFERENSI SEL

PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL BERDASARKAN SENSOR TIPE I. Rizka Anggraini ABSTRACT

Penggunaan Persamaan Pendekatan Untuk panjang gelombang pantai

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor

SYARAT CUKUP UNTUK OPTIMALITAS MASALAH KONTROL KUADRATIK LINIER

( ) ANALISA KONDISI FISIS ATMOSFER PADA SAAT HUJAN EKSTRIM DAN TERJADINYA BANJIR BULAN FEBRUARI 2006 DI MANADO

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz

DEFERENSIAL PARSIAL BAGIAN I

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 2, 57-64, Agustus 2002, ISSN :

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni

Praktikum Total Quality Management

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC)

( ) P = P T. RT a. 1 v. b v c

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak

=== PERANCANGAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL ===

KENDALI LQR DISKRIT UNTUK SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN SUMBER JARINGAN TUNGGAL. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Diferensiasi. Darpublic

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal

ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1.

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201

KULIAH- 3 ELASTISITAS (Quantitative Demand Analysis)

Analisis Stabilitas Lereng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

PERTEMUAN 3 dan 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI

PENGUKURAN UNTUK MENDETEKSI DEFORMASI BANGUNAN SIPIL

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

Transkripsi:

LANDASAN TEORI Lanasan teori ini berasarkan rujukan Jaharuin (4 an Groesen et al (99, berisi penurunan persamaan asar fluia ieal, sarat batas fluia ua lapisan an sistem Hamiltonian Penentuan karakteristik gelombang interfacial menggunakan penekatan linear, sehingga perlu ilakukan linearisasi Dalam proses linearisasai paa tulisan ini, menggunakan uraian Talor Penjelasan mengenai uraian Talor berasarkan rujukan Stewart (3 an isampaikan paa bagian akhir bab ini Persamaan Dasar Fluia Penurunan persamaan asar fluia menggunakan hukum kekekalan massa an hukum kekekalan momentum Misalkan menatakan rapat masa fluia, an masing-masing menatakan komponen horizontal an komponen vertikal, an t menatakan waktu Kemuian u an w menotasikan kecepatan partikel alam arah horizontal an vertikal Untuk menurunkan persamaan asar fluia, iberikan sketsa laju perubahan massa paa fluia satu lapisan seperti i bawah ini, + + Gambar Laju perubahan massa Dari Gambar, u an w masing-masing menatakan massa ang masuk ari arah horizontal an vertikal Besaran u u an w + w w + u + + masing-masing menatakan massa ang keluar ari arah horizontal an vertikal Sehingga hukum kekekalan massa ang menatakan bahwa laju perubahan massa merupakan selisih massa ang masuk engan massa ang keluar, apat ituliskan u + w atau u + w + ( u u + + ( w w + ( Pembagian keua ruas persamaan ( engan menghasilkan u u w w + + + Untuk an, maka iperoleh u w ( Jika inotasikan, an q ( u, w, serta notasi turunan total terhaap t, akni D + u + w Dt maka persamaan ( menjai D ( q, (3 Dt ( u + w engan q, ( u, w Dengan menggunakan asumsi fluia tak termampatkan, aitu fluia ang mengalir tanpa mengalami perubahan volume atau massa jenis, maka iperoleh D Dt Sehingga ari persamaan (3 iperoleh (4

3 q (5 Persamaan (4 an (5 apat ituliskan + u + w t (6 u + w Hukum kekekalan momentum menatakan bahwa laju perubahan momentum aalah selisih momentum ang masuk engan momentum ang keluar itambah gaa-gaa ang bekerja paa elemen luasna Jika iamati ari komponen, maka sketsana + wu uu + Gambar Perubahan momentum paa arah Dari Gambar, laju perubahan momentum alam elemen luas paa komponen- aalah u ( uu uu + + ( wu + wu + + ( P P + (7 engan ( P P + menatakan jumlah gaa ang bekerja paa komponen, an P tekanan Jika keua ruas persamaan (7 ibagi engan, maka untuk an iperoleh ( u uu wu P uu + (8 Dengan menggunakan asumsi fluia tak termampatkan, persamaan (8 apat ituliskan wu Du P (9 Dt Laju perubahan momentum alam elemen luas paa komponen- itunjukkan oleh Gambar 3 + uw + Gambar 3 Perubahan momentum paa arah Jika ( P P + + g merupakan gaa ang bekerja paa komponen, engan g menatakan percepatan gravitasi, maka laju perubahan momentum ituliskan w ( uw uw t + + ( + + ( P P + + g ( Jika keua ruas persamaan ( ibagi engan an,, maka iperoleh ( w uw P + g ( Dengan asumsi fluia tak termampatkan, persamaan ( apat ituliskan Dw P +g ( Dt Persamaan (9 an ( apat ituliskan ( u t + uu + wu + P + ww ( wt + uw + ww + P + g uw + (3

4 Dari persamaaan (6 an (3 iperoleh sistem persamaan paa fluia ieal sebagai berikut: t + u + w u + w ( u t + uu + wu + P (4 ( wt + uw + ww + P + g Berasarkan asumsi irrotational, maka terapat fungsi ϕ ang merupakan potensial kecepatan ang memenuhi q ϕ sehingga ari persamaan (5 iapat Sarat Batas ϕ + ϕ Terapat ua sarat batas, aitu sarat batas kinematik an sarat batas inamik Sarat batas kinematik muncul karena gerak ari partikel fluia itu seniri Seangkan sarat batas inamik igunakan untuk permukaannna Gambar 4 Domian fluia satu lapisan Paa Gambar 4, misalkan kurva η (, t merupakan batas atas permukaan sehingga S(, η ( aalah persamaan permukaan, maka sarat batas kinematikna aalah (lihat lampiran A η t + ϕ η ϕ i η( (5 Sarat batas kinematik paa asar fluia ang rata, misal h aalah (lihat lampiran A ϕ (6 air uara η ( h atau engan vektor satuan ϕ N Sarat batas inamik iperoleh ari persamaan asar fluia (3 ihasilkan (lihat lampiran A ϕt + ϕ (7 paa permukaan η ( Fluia Dua Lapisan h t h Gambar 5 Domain fluia ua lapisan Dari Gambar 5, omain fluia memenuhi h < < h + η ( Domain fluia tersebut ibagi menjai ua bagian, aitu ( : η( < < h + S( t, η, η η( {( : h < η ( } S( t, η < t Analog engan asumsi fluia irrotational paa fluia satu lapisan, paa fluia ua lapisan iperoleh persamaan berikut ϕ ϕ paa S t, η, (8a + ( η ϕ ϕ paa S t, (8b + ( η h + η ( Sarat batas kinematik paa asar fluia ang rata aalah ϕ, paa h (9 Seangkan sarat batas kinematik paa η ( iperoleh ari analogi sarat batas permukaan fluia satu lapisan (5, ihasilkan (lihat lampiran A η ϕ N( + η / t an ( η ( / t ϕ N + η η (

5 sarat batas inamik i η ( iperoleh ari kekontinuan tekanan paa batas keua lapisan fluia, iperoleh ϕ t + ϕ ( ϕ t + ϕ Paa kasus batas atas berupa permukaan rata iperoleh ϕ ϕ N i h ( T engan N (, vektor normal satuan i h Turunan Variasi Sarat berlakuna sistem Hamilton ijelaskan menggunakan konsep turunan variasi an operator simetri miring Sehingga iperlukan pengertian keuana Ruang linear merupakan sistem matematika ang melibatkan operasi penjumlahan an perkalian engan skalar, alam konteks ang beraneka ragam alam matematika Jika M ruang linear, maka operator Γ : M M isebut operator simetri miring jika v, sγ Γv, s, v, s M, engan, notasi untuk perkalian alam Dalam tulisan ini, perkalian alam ang igunakan berbentuk v, s vs v, s M v, s Jika R himpunan bilangan real, maka apat iefinisikan pemetaan H : M R H ( v h( v, v, v, v M (3 imana h merupakan fungsi sembarang ari v beserta turunanna Fungsional H terhaap v iefinisikan γ H( v + γs γ Γ s s M, (4 engan γ bilangan real an Γ merupakan operator simetri miring, sehingga turunan variasi apat ituliskan δ vh Turunan variasi δ v H apat itentukan engan cara berikut ini Diberikan fungsional H ( v + γs h( v + γs, v + γs, (5 Misalkan r v + γs, maka apat ituliskan H ( + + ( s + s + ( + s Setelah ilakukan integrasi parsial berulangulang an untuk γ iperoleh δ v H Sistem Hamilton + + (6 Suatu persamaan iferensial parsial ikatakan sistem Hamilton jika terapat H an operator simetri miring Γ sehingga apat ituliskan alam bentuk v Γδ v H (7 t Hamiltonian H merupakan besaran ang tetap, artina bahwa jika v( merupakan penelesaian ari persamaan (7, maka nilai H ( v( tiak berubah terhaap waktu Hal tersebut ijelaskan Jika r v + γ v, maka t t H ( r H ( v( r γ H ( r r γ H( r γ γ H ( v( + γ γ v γ (8

6 ari persamaan (4 iperoleh H t δ H, Γ H v δ v Karena Γ operator simetri miring, maka sehingga iperoleh δ v H, Γδ H H t v (9 (3 Selanjutna akan ibahas sistem persamaan ang merupakan sistem Hamiltonian Diefinisikan fungsi H aalah H ( v v, h ( v, v, v vv, (3 engan h fungsi sembarang ari v an v beserta turunanna Turunan variasi ari H terhaap v atau ituliskan δ v H, memenuhi H ( v + γs, v δ H, γ γ v s s M (3 an turunan variasi ari H terhaap v, δ ituliskan γ H v, memenuhi H ( v, v + γs s, δ H, γ v s M (33 Keua persamaan i atas apat ituliskan alam bentuk v t v δ Γ δ v v H Γ Γ, H Γ Γ Γ (34 Sistem persamaan (34 merupakan suatu sistem Hamilton, karena Γ merupakan operator simetri miring Uraian Talor Misalkan f( fungsi sebarang ang apat inatakan sebagai suatu eret pangkat sebagai berikut: + f ( c + c ( a + c ( a (35 imana c n engan n,,3,, menatakan koefisien eret pangkat an a menatakan titik pusatna Fungsi f( paa persamaan (35 apat inatakan alam bentuk ( n ( ( f a n f ( a n n! f ' ( a f ' ' ( a f ( a + ( a + ( a!! f ' ' ' ( a 3 ( a + 3! (36 Persamaan (36 isebut eret Talor ari fungsi f( ang berpusat i a Misalkan fungsi f( merupakan fungsi eksponen ang berpusat i, aitu f ( e (37 maka berasarkan uraian eret Talor paa persamaan (36, persamaan (37 apat inatakan : n e (38 n n!