PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP US DOLLAR MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA DIMAS HARI SANTOSO

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

MODEL DERET WAKTU HIDDEN MARKOV

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON *

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP US DOLLAR MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV MODEL HAMILTON HIRASAWA G

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV EMPAT WAKTU SEBELUMNYA ARDY KRESNA CRENATA G

HIDDEN MARKOV MODEL. Proses Stokastik dapat dipandang sebagai suatu barisan peubah acak dengan T adalah parameter indeks dan X

Distribusi Normal Multivariat

Bab III Komentar terhadap distribusi vec(r)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan)

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

Integral dan Persamaan Diferensial

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Estimasi Parameter. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Model dan Contoh Numerik

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

BAB II TEORI DASAR ANTENA

Muhammad Firdaus, Ph.D

BAB III PERSAMAAN ARPS DAN METODE TABEL

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB IV NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN. Bab ini membahas suatu vektor tidak nol x dan skalar l yang mempunyai

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

B a b 1 I s y a r a t

PENGUKURAN VALUE AT RISK DENGAN PENDEKATAN AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi Kasus Data Saham PT. Gudang Garam Tbk.

MENENTUKAN MATRIKS PELUANG TRANSISI UNTUK WAKTU OKUPANSI MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE DAN MATRIKS EKSPONENSIAL

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Darpublic Nopember 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

Aljabar Linear Elementer

Analisa Performansi Keandalan Pada Boiler dengan Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan di PT. PJB Unit Pembangkit Gresik

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

III METODE PENELITIAN

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

Fungsi Bernilai Vektor

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

PEMODELAN SMOOTH TRANSITION AUTOREGRESSIVE (STAR) PADA KURS THAI BATH TERHADAP RUPIAH RAHMA NUR CAHYANI

BAB 7 NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

CADANGAN PREMI ASURANSI PENSIUN UNTUK PENSIUN NORMAL PADA STATUS HIDUP GABUNGAN

Analisa pasang surut dilakukan untuk menentukan elevasi muka air rencana bagi

MAKALAH PERAMALAN DATA TIME SERIES MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS. OLEH : SHANTIKA MARTHA, S.Si NIP

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sisi ekonometrika maupun dari segi perancangan. Ekonometrika akan berguna

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

Bab IV Pengembangan Model

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU NONLINIER THRESHOLD AUTOREGRESSIVE (TAR) Puji Noviandari Universitas Jenderal Soedirman

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan Teori Floquet

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Transkripsi:

PEDAHULUA Laar Belakang Menduga dan meramal sae yang idak bisa diamai secara langsung dari suau kejadian ekonomi adalah ening Pemerinah melalui bank senral dan ara regulaor daa menggunakan informasi enang nilai asar, seeri nilai ukar maa uang yang diharakan ada sae yang idak bisa diamai menyangku bidang ekonomi sebagai acuan unuk membua okok kebakan dan keuusan, sebagai conoh, memuuskan kebakan moneer Perubahan nilai ukar maa uang meruakan suau kejadian yang bisa erjadi kaan saja dalam eriode waku yang anjang Dengan asumsi erubahan yang erjadi ada waku yang lalu mungkin erjadi kembali di masa mendaang, sehingga hal ini meruakan suau roses sokasik Fakor enyebab kejadian (sae) ersebu daa berkembang menuru model ranai Markov di mana sae yang akan daang hanya diengaruhi oleh sae sekarang dan bebas erhada sae yang lalu Jika enyebab kejadian idak diamai secara langsung (hidden) dan membenuk ranai Markov maka asangan kejadian dan enyebabnya daa dimodelkan dengan model Hidden Markov (Hidden Markov Model, HMM) Menghilangnya ara invesor dari Indonesia selama erjadinya krisis keuangan dalam kurun waku ahun 997-999, menyisakan banyak ermasalahan idak hanya di bidang ekonomi ai juga ada sekor erdagangan dan ariwisaa Dengan kondisi oliik, sosial, dan keamanan yang sudah mulai kondusif, sanga ening sekali bagi emerinah unuk menarik ara invesor luar dan dalam negeri kembali menanamkan modal mereka di negeri ini Ramalan nilai ukar maa uang Ruiah erhada US Dollar meruakan suau informasi ening yang daa digunakan emerinah unuk menenukan kebakan di bidang ekonomi, erdagangan, dan ariwisaa Fakor uama enyebab melemahnya nilai ukar Ruiah erhada US Dollar anara lain insabilias oliik, sosial, ekonomi, dan keamanan amun kejadian-kejadian ini idak diamai secara langsung (hidden) Permasalahan yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah enggunaan model dere waku Hidden Markov dalam menggambarkan erilaku nilai ukar Ruiah erhada US Dollar Dalam dere waku Hidden Markov, kejadian yang diamai selain diamai oleh fakor enyebab kejadian, juga diengaruhi oleh kejadian sebelumnya Dalam model ini akan dicari enduga arameer yang akan memaksimumkan eluang erjadinya suau kejadian Meode Maimum Likelihood dan algorima Eecaion Maimum adalah meode yang digunakan unuk endugaan arameer ersebu Seelah endugaan arameer yang memaksimumkan eluang erjadinya suau kejadian didaakan, maka diharakan daa dilakukan suau enarikan kesimulan yang oimal dan eramalan sae Tujuan Tujuan dari karya ilmiah ini adalah: Memelajari dere waku Hidden Markov sau waku sebelumnya besera enduga arameernya Menggunakan dere waku Hidden Markov dalam masalah nilai ukar Ruiah erhada US Dollar LADASA TEORI Ruang Conoh, Kejadian dan Peluang Definisi (Percobaan Acak) Suau ercobaan yang daa diulang dalam keadaan yang sama di mana hasil dari ercobaan ini idak daa diebak dengan ea namun daa dikeahui semua kemungkinan hasilnya disebu ercobaan acak Definisi (Ruang Conoh dan Kejadian) Himunan dari semua kemungkinan hasil yang muncul dari suau ercobaan acak disebu ruang conoh, dinoasikan dengan Ω Suau kejadian A adalah himunan bagian dari Ω

Definisi 3 (Medan-σ ) Medan-σ adalah suau himunan F yang anggoanya adalah himunan bagian dari ruang conoh Ω sera memenuhi syara-syara sebagai beriku: a φ F Jika,, F maka U Ai F c c Jika A F maka A F b A A Definisi 4 (Ukuran Peluang) Ukuran eluang P ada (Ω,F) adalah fungsi :, yang memenuhi: a P ( φ) = P ( Ω) = P F [ ] b Jika A, A, F adalah himunan yang saling leas, yaiu Ai Aj = φ unuk seia asangan i, j di mana i j, maka P U Ai = P( Ai ) Pasangan (Ω, F, P) disebu ruang eluang Teorema (Koninu Absolu) Jika v dan µ meruakan dua ukuran eluang ada (Ω,F) Ukuran eluang v dikaakan koninu absolu erhada ukuran eluang µ jika µ A= maka va=, unuk seia A F Dinoasikan v µ [buki liha Royden, 963] Teorema (Radon ikodym) Jika P dan P meruakan dua ukuran eluang ada ( Ω,F) dan P P, maka erdaa eubah acak ak negaif sehingga P( C) = dp unuk semua C F c Dinoasikan dp dp F = [buki liha Wong dan Hajek, 985] Definisi 5 (Peluang Bersyara) Jika P ( B) > maka eluang bersyara dari kejadian A seelah dikeahui kejadian B adalah P( A B) P( A B) = P( B) Definisi 6 (Kejadian Saling Bebas) Kejadian dikaakan saling bebas jika P ( A B) = P( A) P( B) Misal I adalah himunan indeks Himunan A : i I disebu saling bebas jika kejadian { } i ( ) P( I A ) = P A J i i J unuk seia himunan bagian berhingga J dari I Peubah Acak dan Sebarannya Definisi 7 (Peubah Acak) Misalkan F adalah medan-σ dariω Peubah acak meruakan fungsi : Ω R ω Ω : ( ω) F unuk seia di mana { } R Peubah acak akan dinoasikan dengan huruf besar, sedangkan nilai dari eubah acak ersebu dinoasikan dengan huruf kecil Definisi 8 (Fungsi Sebaran) Fungsi sebaran dari eubah acak adalah suau fungsi F : R [,] di mana F ( ) = P( ) Definisi 9 (Peubah Acak Diskre) Peubah acak dikaakan eubah acak diskre jika nilainya hanya ada himunan,, K dari R bagian yang erhiung { } Definisi (Fungsi Keraaan Peluang) Fungsi keraaan eluang dari eubah f : R, acak diskre adalah fungsi [ ] di mana P ( ) = P( = ) Definisi (Peubah Acak Koninu) Peubah acak disebu eubah acak koninu jika fungsi sebarannya daa dinyaakan sebagai F ( ) = f ( u) du unuk suau fungsi f : R (, ) yang erinegralkan Selanjunya fungsi f = f disebu fungsi keekaan eluang (robabiliy densiy funcion) bagi

3 Definisi (Fungsi Sebaran Bersama Dua Peubah Acak) Fungsi sebaran bersama dua eubah acak dan Y meruakan suau fungsi [,] F : R yang didefinisikan oleh F(, y) = P(, Y y) Definisi 3 (Fungsi Sebaran dan Keekaan Peluang Bersama Dua Peubah Acak Koninu) Peubah acak dan Y disebu eubah acak koninu yang menyebar bersama jika unuk seia, y R fungsi sebaran bersamanya daa dieksresikan sebagai beriku y F(, y) = f ( u, v) dudv unuk suau fungsi : [,] f R yang erinegralkan Fungsi f di aas disebu fungsi keekaan eluang bersama dari eubah acak koninu dan Y, f (, y) = F(, y) y Definisi 4 (Fungsi Keekaan Peluang Marjinal) Misalkan dan Y adalah eubah acak koninu yang menyebar bersama dengan fungsi sebaran F(, y ) dan fungsi keekaan eluang bersama f (, y ) Fungsi keekaan eluang marjinal dari eubah acak dan Y adalah beruru-uru f ( ) = f (, y) dy f ( y) = f (, y) d Y Definisi 5 (Fungsi Keekaan Peluang Bersyara) Misalkan dan Y eubah acak koninu dengan fungsi keekaan eluang marjinal fy ( y ) >, maka fungsi keekaan eluang bersyara dari dengan syara Y = y adalah f Y f Y (, y) ( y) = fy ( y) ilai Haraan Definisi 6 (ilai Haraan Peubah Acak Diskre) Misalkan adalah eubah acak diskre dengan fungsi keraaan eluang P ( ) = P( = ) maka nilai haraan dari adalah E = P [ ] ( ) asalkan jumlah di aas konvergen mulak [Hogg dan Craig, 995] Definisi 7 (ilai Haraan Peubah Acak Koninu) Misalkan adalah eubah acak koninu dengan fungsi keekaan eluang f () maka nilai haraan dari adalah E [ ] = f ( ) d asalkan inegralnya ada [Hogg dan Craig, 995] Definisi 8 (ilai Haraan Bersyara) Misalkan dan Y adalah eubah acak koninu dan f Y ( y) adalah fungsi keekaan eluang bersyara dari dengan syara Y = y, maka nilai haraan dari dengan syara Y = y adalah [ ] E Y = y = f ( y) d Y [Hogg dan Craig, 995] Teorema 3 (Teorema Dasar Kalkulus Bagian ) Jika f koninu ada [a,b], maka fungsi g yang didefinisikan oleh g( ) = a f ( ) d a b adalah koninu ada [a,b] dan erdiferensialkan ada (a,b) dan g = f ( ) ( ) [Sewar, 998] Definisi 9 (Himunan dan Fungsi Konveks) Misalkan S R adalah himunan vekor Maka S disebu sebagai himunan konveks jika unuk semua, S dan λ [,] maka ( λ) + λ S Misalkan f meruakan fungsi dengan eubah yang erdefinisi ada himunan konveks S

4 Maka f disebu sebagai fungsi konveks jika f memenuhi ersamaan f (( λ) + λ ) ( λ) f ( ) + λ f ( ) [Osborne, 997] Teorema 4 (Fungsi Konveks) Misalkan f memiliki urunan kedua f adalah fungsi konveks jika dan hanya jika f ( ), S dan meruakan sricly conve jika f ( ) >, S [buki liha Osborne, 997] Teorema 5 (Keaksamaan Jensen) Misalkan R adalah eubah acak Ε berhingga dan g( ) adalah dengan [ ] fungsi konveks Maka Ε[ g ] g( Ε [ ] ) Ranai Markov ( ) [buki liha Weissein, 999] Definisi (Ruang Sae) Misalkan K R meruakan nilai dari barisan eubah acak, maka K disebu ruang sae Definisi (Proses Sokasik) Proses sokasik S = { S, T}, adalah suau koleksi (gugus, himunan, aau kumulan) dari eubah acak yang memeakan suau ruang conoh Ω ke suau ruang sae K Dalam hal ini diangga sebagai waku dan nilai dari eubah acak S sebagai sae (keadaan) dari roses ada waku Definisi (Ranai Markov) Suau roses sokasik S = { S, T} disebu ranai Markov jika P( S = s S = s, S = s,, S = s ) = P( S = s S = s ) Definisi 3 (Ranai Markov dengan Waku Diskre) S, =,,,, Proses sokasik { } dengan ruang sae {,,3,, }, disebu ranai Markov dengan waku diskre jika unuk seia { =,,, } berlaku P( S = j S = i, S = i,) = P( S = j S = i) = unuk semua kemungkinan nilai dari i, i, i,, i, i, j,,3,, { } Jadi unuk suau ranai Markov, sebaran bersyara dari sebarang sae saa ini S denga syara sae yang lalu S, S, S,, S dan sae kemarin S adalah bebas erhada semua sae yang lalu, dan hanya berganung ada sae kemarin Hal ini disebu sebagai sifa Markov (Markovian Proery) Proses di aas daa digambarkan sebagai -sae ranai Markov dengan eluang ransisi { } i, j=,,3,, ilai dari menyaakan eluang bahwa, jika roses ersebu berada ada sae i, maka berikunya akan beralih ke sae j Karena adalah nilai eluang dan roses ersebu harus berransisi, maka i i, j,,3,,, unuk { } ii =, unuk i {,,3,, } j= Peluang ransisi ini daa diulis dalam benuk mariks P yang disebu sebagai mariks ransisi L P = L ( ) = M M M M L dengan j menyaakan baris dan i menyaakan kolom dari mariks P Definisi 4 (Mariks Transisi) Misalkan { S,,,, } adalah ranai Markov dengan ruang sae{,,3,, } Mariks ransisi P =( ) dari eluang ransisi = P( S = j S = i) unuk i j { },,,, adalah mariks Definisi 5 (Terakses) Peluang bahwa ada waku ke-k roses berada ada sae j dengan syara sae awal adalah i dinoasikan dengan ( k ) Suau sae

5 j disebu erakses dari sae i (noasi : i j ), jika minimal ada sebuah bilangan bula k sehingga ( k) > di mana ( k) adalah eluang bahwa ada waku ke-k roses berada ada ada sae j dengan syara sae awal adalah i Definisi 6 (Berkomunikasi) Dua sae i dan j dikaakan berkomunikasi (noasi : i j ), jika sae i daa diakses dari sae j dan sae j daa diakses dari sae i Definisi 7 (Kelas Sae) Suau kelas dari sae adalah suau gugus (himunan) ak kosong C sehingga semua asangan sae yang meruakan anggoa dari C adalah berkomunikasi sau dengan yang lainnya, sera ak ada sae yang meruakan anggoa C yang berkomunikasi dengan suau sae yang bukan anggoa dari C Definisi 8 (Ranai Markov Tak Tereduksi) Ranai Markov disebu ak ereduksi jika hanya erdaa sau kelas sae (sau gugus eruu sae), yaiu jika semua sae berkomunikasi sau dengan yang lainnya Definisi 9 (Firs-PassageTime Probabiliy) f menyaakan eluang bahwa mulai dari sae i, roses berransisi unuk erama kali ke sae j, erjadi ada waku n Peluang ini disebu firs-assage ime robabiliy Jadi unuk seia n=,,3, n k f = P( = j, j unuk semua k n = ) i, j {,,,}, dan () f = unuk semua i, j {,,,} Selanjunya, unuk seia i, j {,,,}, kia definisikan f f n= = Definisi 3 (Recurren dan Transien) Sae i disebu recurren jika f =, dan disebu ransien jika f ii < ii Teorema 6 (Recurren dan Transien) Sae i adalah recurren jika n= ii = dan ransien jika n= ii < Definisi 3 (Periode, Periodik, dan Aeriodik) Suau sae i disebu memiliki eriode d jika ii = unuk semua n yang idak habis dibagi d, dan d adalah bilangan bula erbesar yang memenuhi sifa ini Dengan kaa lain, suau sae i disebu memiliki eriode d jika d adalah ersekuuan embagi erbesar (he greaes common divisor) bagi n sehingga ii > Suau sae dengan eriode sama dengan sau disebu aeriodik, sedangkan sae dengan eriode disebu eriodik Definisi 3 (Posiive Recurren dan ull Recurren) Suau sae disebu berulang osiif (osiive recurren) jika sae ersebu adalah berulang (recurren) sera berlaku : jika roses dimulai dari sae i maka nilai haraan dari waku samai roses ersebu kembali ke sae i adalah bilangan erhingga (finie) Sae recurren yang idak idak osiive recurren disebu null recurren Definisi 33 (Ergodic) Ranai Markov dengan osiive recurren dan aeriodik disebu ergodic Teorema 7 (Ranai Markov Ergodic Tak Tereduksi) Unuk ranai Markov ergodic ak ( ) ereduksi lim n ada dan nilainya ak n erganung dari i π j = lim, j n π j adalah solusi unik ak negaif dari π = π j j π = j= j [buki liha Ross, 996]

6 Definisi 34 (Vekor Peluang Seady Sae) Vekor eluang π = { π, π, π3,, π }, yang seia komonennya menyaakan bahwa roses akan beruru-uru berada ada sae,,3,, unuk n di mana P( S = j) = P( S = j S = i) P( S = i) = P( S = i) = π j disebu vekor eluang seady sae aau sebaran seady sae Karena π adalah vekor eluang, maka harus memenuhi syara bahwa semua unsurnya adalah bilangan ak negaif sera jumlah semua unsurnya adalah sama dengan sau Sebaran seady sae sering juga disebu sebaran sasioner, aau sebaran seimbang (equilibrium disribuion) dari ranai Markov yang bersangkuan Algorima Eecaion Maimizaion (EM) P, Θ adalah himunan Misalkan { } ukuran eluang yang erdefinisi ada ( Ω, F ) dan koninu absolu erhada P Misalkan Y F Fungsi Likelihood yang digunakan unuk menghiung enduga arameer berdasarkan informasi Y``adalah dp L( ) =Ε * Y dp * Penduga maksimum likelihood (MLE) didefinisikan oleh ˆ arg ma L( ) Θ Umumnya MLE suli unuk dihiung secara langsung, oleh karena iu algorima Eecaion Maimizaion (EM) memberikan suau meode aroksimasi berulang (ieraif) Langkah-langkah dalam meode ersebu adalah: Se nilai awal arameer ˆk dengan k = * * Se = ˆk dan hiung Q(, ) dengan * dp Q(, ) =Ε * log Y dp * * 3 Cari ˆ arg ma Q (, ) k+ Θ 4 Gani k dengan k+ dan ulangi langkah samai 4 hingga krieria heninya ercaai Misalkan g( ) = log Karena urunan kedua dari g( ) selalu osiif g( ) = log = >, > maka g( ) meruakan fungsi konveks Lemma Berdasarkan keaksamaan Jensen, karena g( ) = log meruakan fungsi konveks maka daa dihasilkan barisan ˆ,, yang meruakan fungsi likelihood { k } yang ak urun yaiu log L( ˆ ) log L( ˆ ) Q( ˆ, ˆ ) k+ k k+ k * Benuk Q(, ) disebu Pseudo Likelihood bersyara Buki liha Lamiran MODEL HIDDE MARKOV Model Hidden Markov erdiri aas seasang roses sokasik { S, Y } S dengan sae {,,, } adalah roses enyebab kejadian yang idak diamai secara langsung dan membenuk ranai Markov Sedangkan Y adalah roses observasinya Karakerisik roses enyebab kejadian hanya bisa diamai melalui roses observasinya Karakerisik model Hidden Markov dicirikan oleh arameer-arameernya yaiu mariks ransisi dari enyebab kejadian, sera nilai haraan dan ragam dari roses observasinya Pada saa maka roses yang diamai normal dengan nilai haraan S berada ada sae j ( j) S =, Y menyebar µ j dan ragam σ j Fungsi keraaan eluang bersyara dari Y dengan syara S = j adalah ( y µ ) j f ( y S = j; ) = e () πσ j σ j dengan j=,,, adalah vekor arameer oulasi yang memua µ, µ,, µ dan σ, σ,, σ