KAJIAN TEORITIS TRANSFORMASI METRIK SCHWARZCHILD DALAM DUA KOORDINAT

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN MEDAN GRAVITASI EINSTEIN DALAM RUANG MINKOWSKI MENGGUNAKAN SIMBOL CHRISTOFFEL JENIS I DAN II SKRIPSI MELLY FRIZHA

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild

PENENTUAN MEDAN GRAVITASI EINSTEIN DALAM RUANG MINKOWSKI MENGGUNAKAN SIMBOL CHRISTOFFEL JENIS I DAN II

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal. 1-7 ISSN : Visualisasi Efek Relativistik Pada Gerak Planet

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Solusi Schwarzchild. Masukkan Nilai input. Menganalisis Terbentuknya Lubang Hitam Schwarzchild.

KAJIAN TEORITIS TRANSFORMASI METRIK SCHWARZSCHILD DALAM SISTEM DUA KOORDINAT SKRIPSI SABAM PARSIHOLAN SIMBOLON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 3 (2013), Hal ISSN :

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Teori Relativitas Umum Einstein

Kemudian, diterapkan pengortonormalan terhadap x 2 dan x 3 pada persamaan (1), sehingga diperoleh

Bahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Perluasan Model Statik Black Hole Schwartzchild

Bab 3. Sistem Koordinat Ortogonal. 3.1 Sistem Koordinat Kartesian. cakul fi5080 by khbasar; sem

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya

SKRIPSI PIKO. M

SOLUSI PERSAMAAN MEDAN GRAVITASI EINSTEIN-KLEIN-GORDON SIMETRI BOLA

1/32 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) KINEMATIKA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Teori Relativitas. Mirza Satriawan. December 7, Fluida Ideal dalam Relativitas Khusus. M. Satriawan Teori Relativitas

Bab 2. Persamaan Einstein dan Ricci Flow. 2.1 Geometri Riemann

DERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L)

Teori Dasar Gelombang Gravitasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Reformulasi Asas Kesetaraan dan Asas Kovariansi Umum Dalam Teori Relativitas Umum

Stephen Hawking. Muhammad Farchani Rosyid

Metrik Reissner-Nordström dalam Teori Gravitasi Einstein

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

Teori Relativitas. Mirza Satriawan. December 23, Pengantar Kelengkungan. M. Satriawan Teori Relativitas

SISTEM KOORDINAT VEKTOR. Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM

LAMPIRAN A. (Beberapa Besaran Fisika, Faktor konversi dan Alfabet Yunani)

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

ANALISIS DAN VISUALISASI LUBANG HITAM SCHWARZSCHILD PADA RUANG-WAKTU MINKOWSKI MENGGUNAKAN MATHEMATICA 10 SKRIPSI ALMIZAN RIDHO

Teori Relativitas Khusus

Pengaruh Konstanta Kosmologi Terhadap Model Standar Alam Semesta

Bab 1 : Skalar dan Vektor

UNIVERSITAS INDONESIA SOLUSI SCHWARZSCHILD UNTUK PERHITUNGAN PRESISI ORBIT PLANET-PLANET DI DALAM TATA SURYA DAN PERGESERAN MERAH GRAVITASI SKRIPSI

Persamaan Diferensial

Teori Medan Klasik. USSR Academy of Sciences. Miftachul Hadi. Applied Mathematics for Biophysics Group. Physics Research Centre LIPI

TEORI RELATIVITAS DAN KOSMOLOGI

Fisika Dasar I (FI-321)

BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

Kajian Konstanta Kosmologi Einstein pada Solar System Effect di ruang waktu Schwarzschild de Sitter

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

Sistem Koordinat dalam 2 Dimensi Ruang Mengingat kembali sebelum belajar kalkulus

Relativitas Khusus Prinsip Relativitas (Kelajuan Cahaya) Eksperimen Michelson & Morley Postulat Relativitas Khusus Konsekuensi Relativitas Khusus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

panjang yang berukuran x i dan y i. Ambil sebuah titik pada sub persegi d

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

Fisika Dasar I (FI-321)

BAB VI INTEGRAL LIPAT

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO

I. Nama Mata Kuliah : MEKANIKA II. Kode / SKS : MFF 1402 / 2 sks III. Prasarat

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

PENGARUH TEMPERATUR DAN SIFAT SUPERSIMETRI LUBANG HITAM SFERIS SKRIPSI RAHMADANI

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17,

LAMPIRAN A. Ringkasan Relativitas Umum

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

MEKANIKA NEWTONIAN. Persamaan gerak Newton. Hukum 1 Newton. System acuan inersia (diam)

FISIKA XI SMA 3

I. Hukum lintasan : Semua planet bergerak dalarn lintasan berupa elips, dengan matahari pada salah satu titik fokusnya.

FUNGSI KHUSUS DALAM BENTUK INTEGRAL

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

POSITRON, Vol. II, No. 1 (2012), Hal ISSN : Efek Reaksi Balik Gelombang Gravitasi pada Lensa Gravitasi

Mekanika. Teknik (Statika Struktur)

Catatan Kuliah FI2101 Fisika Matematik IA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

KONSTRUKSI METRIK EINSTEIN SELFDUAL PADA

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan

PEMBAHASAN KISI-KISI SOAL UAS KALKULUS PEUBAH BANYAK (TA 2015/2016)

SOAL PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 Pekan V Dosen Penguji : Dr. Rinto Anugraha

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

Soal dan Solusi Materi Elektrostatika

SOLUSI VAKUM PERSAMAAN MEDAN EINSTEIN UNTUK BENDA SIMETRI AKSIAL STASIONER MENGGUNAKAN PERSAMAAN ERNST

1/24 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) FLUIDA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

MEDAN LISTRIK OLEH DISTRIBUSI MUATAN. Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

Fisika Dasar 9/1/2016

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh:

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

Teori Relativitas Khusus

III. KINEMATIKA PARTIKEL. 1. PERGESERAN, KECEPATAN dan PERCEPATAN

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

Bab 3 Medan Listrik. A. Pendahuluan

PAPER FISIKA DASAR MODUL 7 MOMEN INERSIA

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

Fisika Umum Suyoso Kinematika MEKANIKA

GETARAN DAN GELOMBANG

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Model Aliran Panas

Transkripsi:

Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor KAJIAN TEORITIS TRANSFORMASI METRIK SCHWARZCHILD DALAM DUA KOORDINAT ALMIZAN RIDHO *, TUA RAJA SIMBOLON, SYAHRUL HUMAIDI, SABAM PARSIHOLAN SIMBOLON, WIDYA NAZRI AFRIDA, GIBSON HUTAGALUNG, RUSSELL ONG Prodi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara Medan Center for Theoretical and Mathematical Physics Jl.Bioteknologi No.1, Kampus USU, Medan 20155 Abstrak. Telah dilakukan kajian teoritis mengenai transformasi metrik Schwarzchild dalam sistem dua koordinat, pengkajian transformasi metrik Schwarzchild dalam sistem dua koordinat ini, yaitu koordinat kartesian dan ruang waktu dipercepat seragam dalam ruang waktu datar serta efek lokal suatu medan gravitasi pada ruang lengkung. Medan gravitasi pada ruang lengkung ini dipilih medan Schwarzchild yang biasanya dinyatakan dalam ruang spatial bola. Melalui transformasi tersebut, metriknya mengandung dua suku : (1) suku yang berhubungan dengan elemen garis dalam kerangka dipercepat seragam, dan (2) suku yang berhubungan dengan kelengkungan serta berkaitan dengan penyimpangan geodesik yang merupakan efek dari kelengkungan ruang waktu. Sehingga dari hasil yang diperoleh memperlihatkan adanya kesamaan antara massa gravitasi dan massa inersial yang kaitannya dengan teori relativitas umum dapat menjelaskan efek lokal dalam suatu medan gravitasi. Kata kunci :transformasi, koordinat, metrik Schwarzschild Abstract. Theoretical studies have been made regarding the transformation of the Schwarzschild metric in two coordinates, the Schwarzschild metric transformation study in two coordinates: coordinates Cartesian and one kind accelerated time-space in flat time spaces as well as local effects of a gravitational field in curved space. The gravitational field in curved space is chosen the Schwarzschild field which is usually expressed in spatial spherical space. Through these transformations, their metrics contain two parts: (1) the part whichis associated with line elements within the framework of one kind accelerated, and (2) the part which is associated with curvature as well as geodesic deviation that are the effect fromcurvature of space time. Theobtained results show us that there are similarities between inertial mass and gravitational mass that related to the theory of general relativity that can explain local effect in the gravitational field. Keywords: Transformation, coordinates, Schwarzschild s metric 1. Pendahuluan Salah satu fondasi teori relativitas umum adalah prinsip kesetaraan (principle of equivalence). Ohanian (1977) menyatakan bahwa ada dua jenis prinsip kesetaraan. Jenis pertama adalah prinsip kesetaraan lemah (weak principle of equivalence) yang menyatakan bahwa dalam suatu medan gravitasi, seluruh partikel uji dengan kecepatan awal yang sama akan jatuh dengan percepatan yang sama. Jenis yang kedua adalah prinsip kesetaraan kuat (strong principle of equivalence) yang berbunyi, dalam seluruh laboratorium yang jatuh bebas serta tak berotasi, hasil- * email : almizandho@gmail.com Kode Artikel: FT-01 ISSN: 2477-0477

Almizan Ridho dkk hasil dari sembarang percobaan lokal adalah sama, tidak tergantung dari medan gravitasi yang berada di sekitar laboratorium tersebut [1]. Prinsip kesetaraan tersebut membawa konsekuensi pada kesamaan antara massa gravitasi dan massa inersial[2]. Salah satu aplikasi prinsip ini adalah keadaan orang yang melemparkan sebuah benda yang berada dalam lift yang putus talinya. Ketika lift tersebut jatuh bebas (demikian pula dengan orang tersebut), orang tersebut di kerangka lokalnya akan melihat bahwa benda yang ia lepaskan akan diam (inersial) terhadap dirinya. Seorang pengamat dalam lift tersebut dapat melepaskan benda dari keadaan rehat (dalam kerangka pengamat) dan akan mendapati bahwa benda tersebut tetap rehat. Kesimpulannya adalah hukum gerak pada kerangka inersial dalam daerah tanpa medan gravitasi sama dengan hukum gerak pada kerangka jatuh bebas di dalam medan gravitasi. Hal ini membawa kita pada asas kovariansi umum yang berbunyi, Hukum alam harus memiliki bentuk yang tetap terhadap sembarang pemilihan transformasi koordinat [3]. Defenisi yang lebih modern dan positif dari relativitas telah disusun dari teori relativitas yang sebenarnya. Berdasarkan pandangan ini, relativitas dari setiap teori fisika menggambarkan dirinya sendiri dalam grup transformasi yang menentukan hukum teori invariant dan oleh karena itu menggambarkan kesimetrian, sebagai contoh ruang dan waktu dari teori ini. Maka seperti yang akan dilihat, mekanika Newton memiliki relativitas yang disebut grup Galilean, relativitas khusus memiliki relativitas dari grup Poincaré (atau grup Lorentz), relativitas umum memiliki relativitas grup lengkap transformasi ruang-waktu. Dan berbagai ilmu kosmologi memiliki relativitas simetri yang bermacam-macam dengan skala besar alam semesta yang dipercaya. Bahkan suatu teori yang hanya berlaku pada ruang Euclidean mutlak, memberikan bahwa secara fisik homogen dan isotropik, akan memiliki relativitas, yang dinamakan grup rotasi dan translasi [4]. Penerapan Teori Relativitas Umum dalam persamaan gravitasi Einstein yang mengabaikan tetapan kosmologi yang dirumuskan sebagai berikut : R "# % g "# = ( *+, -. )T "# (1) Dengan persamaan diatas akan diterapkan untuk menelaah beberapa gejala alam. Salah satunya adalah solusi persamaan gravitasi Einstein untuk objek statik bermassa M yang diletakkan pada pusat koordinat empat dimensi berupa 3 dimensi koordinat polar (r, θ, ϕ) dan satu koordinat waktu (t) yang nantinya dikenal sebagai metrik Schwarzchild [3]. Metrik Schwarchildz juga seharusnya memenuhi prinsip kesetaraan yang telah diutarakan Ohanian. Oleh sebab itu, kami akan menstransformasikan koordinat Schwarzchild dari koordinat bola kedalam dua koordinat yang berbeda untuk mengamati massa inersial dan massa gravitasinya. 262

Kajian Teoritis Transformasi Metrik Schwarzchild Dalam Dua Koordinat 2. Metode Penelitian Penelittian dilakukan dengan mentransformasikan metrik Schwarzchild dari koordinat bola ke koordinat kartesian dan koordinat ruang waktu dipercepat seragam. Hasil dari kedua koordinat tersebut akan dibandingkan untuk membuktikan apakah teori prinsip kesetaraan juga berlaku untuk metrik Schwarzchild. Pembuktian ini didapat berdasarkan metrik yang diperoleh dari kedua koordinat tersebut. 3. Hasil dan Pembahasan Kami akan menunjukkan bahwa ungkapan metrik Schwarzschild tersebut mengandung dua suku : (1) suku pertama berkorespondensi dengan elemen garis dalam kerangka dipercepat beraturan dalam ruang- waktu datar (flat space- time) (2) suku kedua mengandung unsur kelengkungan (curvature) yang dihubungkan dengan penyimpangan geodesik. Solusi persamaan gravitasi Einstein untuk partikel simetri bola statik, tak berotasi, tak bermuatan diberikan dalam bentuk metrik Schwarzschild. Metrik tersebut dalam koordinat 4 x μ =(ct,r,θ,φ ) dinyatakan dalam bentuk Dengan c dτ = 1 9 : c dt + 1 9 : dr + r dθ + sin θdφ (2) m =,C - D (3) dan M adalah massa partikel statik bersimetri bola di O. Jika massa partikel tersebut dilenyapkan (M = 0), metrik akan kembali ke bentuk metrik ruang- waktu Minkowski. Metrik Minkwski ini merupakan metrik ruang-waktu datar karena dengan melakukan transformasi dari koordinat bola ke koordinat Kartesian akan diperoleh metrik dengan tensor metrik sama dengan delta Kronecker. Selanjutnya dilakukan transformasi ke koordinat kartesian (x, y, z) dengan pusat di sumbu z pada jarak R dari O yang dirumuskan sebagai x = r sinθ cosφ, y = rsinθsinφ, z = rcosθ R (4) Persamaan (4) diatas dapat ditulis menjadi Yang jika diferensialnya dikuadratkan menghasilkan r = (x + y ) + (z + R) (5) dr = JD KJ D LM D KM D L(NLO) D KN D LJMKJKMLJ(NLO)KJKNLM(NLO)KMKN J D LM D L(NLO) D (6) Dengan mendiferensiasikan persamaan (4) maka diperoleh dx = sinθcosφ dr + rcosθcosφ dθ rsinθsinφ dφ 263

Almizan Ridho dkk dy = sinθsinφ dr + rcosθsinφ dθ + rsinθcosφ dφ dz = cosθ dr rsinθ dθ (7) Yang jika kita mengkuadratkan jumlah persamaan (7) diperoleh dx + dy + dz dr = r (dθ + sin θdφ ) (8) Dengan mengisikan pers. (5), (6) dan (8) ke dalam pers. (2) dan masing-masing pembilang dan penyebut dibagi dengan R diperoleh c dτ = J D LM D LN D JM O D 1 %L DQ R 9/O 1 + 1 9/O L SD TU D TQ D R D c dt + dx + dy + dz + 1 + %L DQ R L SD TU D TQ D R D O D dxdy + J O 1 + N O dxdz + M O 1 + N O N O + JD O D dx + MD O D dy + 1 + N O dz + dydz (9) Selanjutnya ditinjau daerah kecil (lokal) di sekitar pusat serta diasumsikan bahwa R cukup besar sehingga x/r, y/r dan z/r << 1. Namun dalam hal ini tidak diasumsikan m/r << 1 sehingga tidak digunakan pendekatan medan lemah. Dengan mengabaikan suku orde kedua dalam x/r, y/r dan z/r pada pers. (9), diperoleh ungkapan orde pertama metrik Schwarzschild sebagai c dτ = 1 9 + 9N c dt + dx + dy + 1 9 + 9N dz + W9 1 9 + O O D O O D O O 9N J dxdz + M dydz (10) O D O O Dari metrik (10) diatas, tampak bahwa metrik tersebut mengandung dua bagian yaitu bagian tensor metrik diagonal yang nantinya akan sama dengan elemen garis dipercepat seragam serta bagian tensor metrik tak diagonal yang menyumbang pada kelengkungan. Pada kerangka dipercepat seragam, misalkan sebuah metrik memiliki metrik : dτ = α (z)dt c = (dx + dy + β (z)dz ) (11) Ditinjau gerakan pada sumbu z (dx = dy = 0), sehingga metrik (11) menjadi dτ = α dt c = β dz (12) sebuah partikel yang bergerak bebas sepanjang sumbu z dalam kerangka dipercepat akan memiliki percepatan Dengan komponen tensor metrik adalah K D N KZ D = 9-D O D (13) 264

Kajian Teoritis Transformasi Metrik Schwarzchild Dalam Dua Koordinat Maka akan diperoleh g [[ = g %% = α dan g NN = g = c = β (14) 9-D O D = -D \] D K\ K\ K] % + % KN \ KN ] KN KN KZ (15) Dan dengan mengasumsikan bahwa % \ K\ K] + % KN ] KN = 0, maka diperoleh % K\ = 9]D \ KN Sehingga menghasilkan persamaan akhir Dengan mengintegralkan persamaan diatas maka didapat Dengan 2K % = K, maka O D (16) α dα = 9 OD dz (17) α = 9N O D + 2K % (18) α = β = = K + 9N O D (19) dengan K adalah tetapan integrasi. Dengan mensubstitusikan persamaan (19) ke dalam persamaan (11) diperoleh metrik dτ = K + 9N O D c dt + dx + dy + K + 9N O D dz (20) Selanjutnya dipilih untuk tetapan integrasi K = 1 9 O Sehingga persamaan (20) menjadi c dτ = 1 9 O + 9N O D c dt + dx + dy + 1 9 O + 9N O D dz (21) Jika kita lihat, tampak bahwa metrik (21) di atas sama dengan bagian diagonal dari metrik (10). Ini menunjukkan bahwa bagian diagonal metrik (10) berkorespondensi dengan elemen garis dalam kerangka dipercepat beraturan dalam ruang- waktu datar seperti yang terdapat pada metrik (21). Adapun bagian tak diagonal dari metrik (10) yaitu suku W9 O 1 9 + 9N J dxdz + M dydz (22) O O D O O berhubungan dengan kelengkungan ruang yang berimplikasi pada penyimpangan geodesik. 265

4. Kesimpulan 266 Almizan Ridho dkk Dari hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Teori Relativitas Umum Einstein memandang konsep metrik Schwarzschild dan massa gravitasi sebagai suatu kesatuan. 2. Pada prinsip kesetaraan telah disebutkan adanya konsekuensi prinsip kesetaraan yaitu kesamaan antara massa gravitasi dengan massa inersial. Dari prinsip inilah disinggung hubungan antara efek lokal gravitasi dari metrik Schwarzschild pada ruang lengkung yang ditransformasi dari koordinat spasial polar ke koordinat tegak lurus dengan kerangka dipercepat seragam dalam ruang waktu datar. 3. Hubungan antara keduanya adalah dapat dipilih suatu metrik sebagai solusi persamaan geodesik pada kerangka dipercepat seragam sedemikian sehingga memiliki bentuk yang sama pada bagian diagonal metrik transformasi Schwarzschild di koordinat XYZ. Namun demikian, bagian tak diagonal pada metrik Schwarzschild tersebut tidak memiliki padanan pada metrik kerangka dipercepat. Ini menunjukkan bahwa bagian tak diagonal tersebut memiliki kontribusi pada penyimpangan geodesik. 4. Mengingat tensor metrik pada persamaan (21) merupakan fungsi z, maka koordinat z tidak mengukur jarak pribadi pada arah z dalam ruang-waktu datar. Juga, sebuah foton (dt = 0) yang bergerak sepanjang sumbu z tidak memilikikecepatan konstan c namun merupakan fungsi z. Kedua metrik akan kembali ke metrik Minkowski jika m = 0. 5. Tensor metrik Schwarzschild membuktikan kebenaran Teori Relativitas Umum dan adanya kesetaraan antara massa gravitasi dan massa inersial yang ditujukan oleh suku pertama dan kedua dari hasil transformasi pada persamaan (21) dan (22). Ucapan terima kasih Terimakasih kepada ko Russell Ong, S.Si. yang telah membimbing dan mengajarkan pemakalah tentang penyusunan jurnal. Terimakasih juga kepada rekan-rekan Medan Center for Theoretical and Mathematical Physics (MCTMP) yang telah bersama-sama menyelesaikan jurnal ini. Kepada dekanat dan rektorat Universitas Sumatera Utara yang telah berkontribusi secara moril dan materil diucapkan apresiasi yang sebesar-besarnya. Daftar Pustaka 1. O. Hans, Gravitation and Space Time, W.W. Norton Company, 1976. 2. W, Hans Jacobus, Berkenalan dengan Teori Kerelatifan Umum dan Biografi Albert Einstein, ITB Press, 1987. 3. A. Rinto, Pengantar Teori Relativitas dan Kosmologi, Gadjah Mada University Press, 2005. 4. O. Gron. and S. Hervick, Einstein s General Theory of Relativity, Springer, 2007.