Rangkaian Digital Kombinasional. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

dokumen-dokumen yang mirip
Rangkaian ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Adder juga sering disebut rangkaian

RANGKAIAN PEMBANDING DAN PENJUMLAH

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan boolean sebagai berikut : Dengan menggunakan peta karnaugh, Cy dapat diserhanakan menjadi : Cy = AB + AC + BC

BAB V RANGKAIAN ARIMATIKA

BAB V UNTAI NALAR KOMBINATORIAL

Lanjutan. Rangkaian Logika. Gambar Rangkaian Logika

Encoder, Multiplexer, Demultiplexer, Shifter, PLA

RANGKAIAN ARITMETIKA 3

Dari tabel kebenaran half adder, diperoleh rangkaian half adder sesuai gambar 4.1.

Jobsheet Praktikum PARALEL ADDER

BAB VI RANGKAIAN KOMBINASI

BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA

Sistem. Bab 6: Combinational 09/01/2018. Bagian

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA

Rangkaian Kombinasional

PERCOBAAN 8. RANGKAIAN ARITMETIKA DIGITAL DASAR

Review Kuliah Sebelumnya

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

A0 B0 Σ COut

Kuliah#11 TKC205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto. 11 Maret 2017

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Bilangan Bertanda (Sign Number)

Comparator, Parity Generator, Converter, Decoder

Perancangan Rangkaian Digital, Adder, Substractor, Multiplier, Divider

Arsitektur Komputer. Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial

Arithmatika Komputer. Pertemuan 3

ARITMATIKA ARSKOM DAN RANGKAIAN DIGITAL

4/27/2012 GALAT/ ERROR SIMPANGAN ATAU SELISIH DARI NILAI SEBENARNYA PADA VARIABEL YANG DIUKUR GALAT BERBEDA DENGAN SALAH GALAT DALAM PENGUKURAN

LAB SHEET TEKNIK DIGITAL. Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

LAB #1 DASAR RANGKAIAN DIGITAL

Muhammad Adri Abstrak

BAB IX RANGKAIAN PEMROSES DATA

Modul 3 : Rangkaian Kombinasional 1

BAB I GERBANG LOGIKA DASAR & ALJABAR BOOLEAN

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL

Sistem-Sistem Bilangan Sistem-Sistem Bilangan secara matematis: Contoh-2: desimal: biner (radiks=2, digit={0, 1}) Bilangan. Nilai

Sasaran Pertemuan3 PERTEMUAN 3 GERBANG LOGIKA OR GATE ANIMATION. - Mahasiswa diharapkan dapat :

RANGKAIAN ARITMETIKA

O L E H : H I DAYAT J U R U SA N TEKNIK KO M P U TER U N I KO M 2012

SISTEM DIGITAL 1. PENDAHULUAN

PERTEMUAN 9 RANGKAIAN KOMBINASIONAL

Sistem Digital. Dasar Digital -4- Sistem Digital. Missa Lamsani Hal 1

PRAKTIKUM RANGKAIAN LOGIKA PERCOBAAN 2 & 3 LABORATORIUM KOMPUTER JURUSAN TEKNIK ELEKTRO F.T.I. USAKTI. Th Akd. 1998/1999

DIG 04 RANGKAIAN PENJUMLAH

DIKTAT SISTEM DIGITAL

DECODER. Pokok Bahasan : 1. Pendahuluan 2. Dasar-dasar rangkaian Decoder. 3. Mendesain rangkaian Decoder

Gerbang AND Gerbang OR Gerbang NOT UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI. I. Tujuan

Sistem Bilangan & Kode Data

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop

TSK205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto

SISTEM DIGITAL; Analisis, Desain dan Implementasi, oleh Eko Didik Widianto Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283

RANGKAIAN ARITMETIKA 2

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya

BAB I DASAR KOMPUTER DIGITAL

Basic Arithmetic Computing. Team Dosen Telkom University 2016

Aljabar Boolean. IF2120 Matematika Diskrit. Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB. Rinaldi Munir - IF2120 Matematika Diskrit

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Gambar 5(a).Tabel Kebenaran Full Adder

MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR

SISTEM BILANGAN. TEKNIK DIGITAL Pertemuan 1 Oleh YUS NATALI, ST., MT. AkademiTelkom Jakarta 2011

PERCOBAAN 11. CODE CONVERTER DAN COMPARATOR

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2013

TEKNIK DIGITAL Pertemuan 1 Oleh YUS NATALI, ST., MT Akademi Telkom Jakarta

Sistem Bilangan. Rudi Susanto

SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE

SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER

MODUL I GERBANG LOGIKA

OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Pertemuan 2. sistem bilangan

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL BERBASIS FLASH UNTUK MATA KULIAH TEKNIK DIGITAL

Kuliah#9 TKC205 Sistem Digital - TA 2013/2014. Eko Didik Widianto. 21 Maret 2014

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

Sistem Bilangan dan Pengkodean -2-

Pertemuan Ke-6 ARITMATIKA KOMPUTER

Konsep dasar perbedaan

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1

BAB 5. Sistem Digital

MENGENAL MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER

PENDAHULUAN PULSE TRAIN. GATES ELEMEN LOGIKA

MULTIPLEKSER DAN DEMULTIPLEKSER

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

KOMPETENSI DASAR : MATERI POKOK : Sistem Bilangan URAIAN MATERI 1. Representasi Data

Representasi Data. M. Subchan M

SISTEM BILANGAN DAN KONVERSI BILANGAN. By : Gerson Feoh, S.Kom

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD Maret 2018

Kelompok 7. Danu Setiawan Juli Adi Prastyo Comparator

TEORI DASAR DIGITAL OTOMASI SISTEM PRODUKSI 1

BAB I PENGENALAN KONSEP DIGITAL

Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 1 Sistem Bilangan. Yusron Sugiarto

GERBANG LOGIKA. Keadaan suatu sistem Logika Lampu Switch TTL CMOS NMOS Test 1 Tinggi Nyala ON 5V 5-15V 2-2,5V TRUE 0 Rendah Mati OFF 0V 0V 0V FALSE

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Sistem Bilangan Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2012/2013 STMIK Dumai -- Materi 08 --

Dr. novrina

Transkripsi:

Rangkaian Digital Kombinasional S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Logika kombinasi Comparator Penjumlah Biner Multiplexer Demultiplexer Decoder

Comparator Equality Non Equality Comparator

Non Equality Comparator Definisi : Rangkaian Logika yang memberikan keadaan output tinggi jika keadaan input-inputnya berbeda

Tabel kebenaran Input Output A B Y 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 Peta Karnough 0 1 1 0

Bentuk SOP minimum Y=AB+AB Y(A,B)= (1,2) Bentuk POS minimum Y=(A+B)(A+B) Y(A,B)= П(0,3)

Gerbang XOR (IC 7486) Y=A+B Buatlah tabel kebenaran XOR untuk 3 input!

Equality Comparator Definisi : Rangkaian Logika yang memberikan keadaan output tinggi jika keadaan inputinputnya sama

Tabel kebenaran Input Output A B Y 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 Peta Karnough 1 0 0 1

Bentuk SOP minimum Y=AB+AB Y(A,B)= (0,3) Bentuk POS minimum Y=(A+B)(A+B) Y(A,B)= П(1,2)

Gerbang XNOR (IC 74266) Y=A B Buatlah tabel kebenaran XNOR untuk 3 input!

Penjumlah Biner (Adder) Half Adder Full Adder Full Adder Paralel

Half Adder Definisi : Merupakan rangkaian penjumlah yang tidak menyertakan bawaan sebelumnya (previous carry) pada inputnya.

Input Output A B S Cn 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 A B Keterangan : : Augend (bilangan yang dijumlahkan) : Addend (bilangan penjumlah) S : Sum (hasil penjumlahan) Cn : Next carry (bawaan berikutnya)

Implementasi dan simbol half adder

Full adder Definisi : Merupakan rangkaian penjumlah yang menyertakan bawaan sebelumnya (previous carry) pada inputnya.

Input Output A B Cp S Cn 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

Persamaan output S=A+B+Cp Implementasi XOR dan simbol Full Adder

Implementasi full adder dengan half adder

Full adder paralel Definisi : Merupakan rangkaian logika yang melakukan proses penjumlahan data biner n-bit.

Full Adder Paralel 4-bit dibangun dengan menempatkan 4 buah full adder 1 bit secara berjajar. Selanjutnya, input dan output full adder terbawah ditetapkan sebagai input dan output dengan bobot terkecil atau LSB yaitu A 0 B 0, dan S 0 Input Previous Carry (Cp) pada full adder terbawah ditetapkan sebagai input carry (Ci) pada full adder paralel

Full Adder Parallel

Operasi penjumlahan pada full adder paralel Misalkan melakukan penjumlahan bilangan desimal 3+2, dengan anggapan Input carry (Ci)=0, maka prosesnya adalah : Ci = 0 A = A 3 A 2 A 1 A 0 = 0 0 1 1 B = B 3 B 2 B 1 B 0 = 0 0 1 0 + S = S 3 S 2 S 1 S 0 = 0 1 0 1 Co = = 0

SM (Sign-magnitude representation) Representasi besaran bertanda -5 (perhatikan tanda -/negatif/minus didepan angka 5) 5 (desimal) dalam bilangan biner adalah 101 Karena menggunakan full adder paralel 4 bit, maka, 1 bit paling kiri menunjukkan sifat bilangannya, negatif/positif. Bilangan positif, menggunakan angka 0 untuk merepresentasikannya Angka 1 digunakan untuk merepresentasikan bilangan negatf

-5 Least Significant Bit (LSB) SM 1101 Most Significant Bit (MSB) sekaligus sebagai sign

S1C (Signed-1 s complement representation) Representasi komplemen pertama bertanda -5 Di komplemenkan menjadi 010 SM 1101 S1C 1010 Most Significant Bit (MSB) sekaligus sebagai sign

S2C (Signed-2 s complement representation) Representasi komplemen kedua bertanda -5 Di komplemenkan menjadi 010 SM 1 + 1101 1011 S2C Most Significant Bit (MSB) sekaligus sebagai sign

Penjumlahan dengan bilangan negatif Jenis representasi +5-5 SM 0101 1101 S1C - 1010 S2C - 1011

Multiplexer Merupakan rangkaian logika yang berfungsi memilih data yang ada pada inputnya untuk disalurkan ke outputnya dengan bantuan sinyal pemilih atau sinyal kontrol Kata multiplexer sering dikemukakan dalam bentuk singkat MUX Multiplexer disebut juga sebagai pemilih data (data selector). Jumlah input multiplexer adalah 2 n (n=1,2,3...) dengan n merupakan jumlah bit sinyal pemilih.

Tabel kebenaran Input Output S 1 S 0 Y 0 0 I 0 0 1 I 1 1 0 I 2 1 1 I 3

Multiplexer pada dasarnya adalah rangkaian logika berbentuk AND-OR atau SOP. Berdasarkan tabel kebenarannya, maka dapat diperoleh product atau suku persamaan SOP Y=S 1 S 0 I 0 +S 1 S 0 I 1 + S 1 S 0 I 2 +S 1 S 0 I 3 Berdasarkan persamaan output MUX 4 ke 1 diatas, jelaskan cara kerja multiplexer, jika sinyal pemilihnya S 1 S 0 =00! Dengan menggunakan cara penurunan yang sama dengan MUX 4 ke 1, tulislah persamaan output untuk MUX 8 ke 1!

Demultiplexer Merupakan rangkaian logika yang berfungsi menyalurkan data yang ada pada inputnya ke salah satu dari beberapa outputnya dengan bantuan sinyal pemilih atau sinyal kontrol. Dalam penyebutannya, demultiplexer sering dikemukakan dalam bentuk singkatanya saja, yaitu DEMUX. Demultiplexer disebut juga penyalur data (data distributor) dan fungsinya merupakan kebalikan dari fungsi multiplexer. Jumlah output DEMUX adalah 2 n (n=1,2,3...) dengan n merupakan jumlah bit sinyal pemilih.

Tabel kebenaran Pemilih Output S 1 S 0 Y 0 Y 1 Y 2 Y 3 0 0 I 0 0 0 0 1 0 I 0 0 1 0 0 0 I 0 1 1 0 0 0 I

Demultiplexer pada dasarnya adalah kumpulan gerbang AND. Berdasarkan tabel kebenaran diatas, diperoleh persamaan outputnya sbb : Y 0 =S 1 S 0 I Y 1 =S 1 S 0 I Y 2 =S 1 S 0 I Y 3 =S 1 S 0 I Untuk sinyal pemilih S 1 S 0 =00, tuliskan output DEMUX 3 ke 8!

Cobalah untuk mengecek, berapa nilai Y 0 Y 1 Y 2 Y 3 untuk S 1 S 0 =01, S 1 S 0 =10, S 1 S 0 =11, apakah hasilnya sudah sesuai dengan tabel kebenaran?

Tabel kebenaran Input Output Enable Pemilih I S 1 S 0 Y 0 Y 1 Y 2 Y 3 1 x x 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0

Encoder Definisi : Merupakan rangkaian logika yang berfungsi mengubah data yang ada pada inputnya menjadi kode-kode biner pada outputnya. Contoh encoder oktal ke biner atau disebut juga encoder 8 ke 3, berfungsi mengubah data bilangan oktal pada inputnya menjadi kode biner 3 bit pada outputnya.

Tabel Kebenaran encoder prioritas 8 ke 3 input jenis active high INPUT OUTPUT 0 1 2 3 4 5 6 7 C B A 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 X 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 X X 1 0 0 0 0 0 0 1 0 X X X 1 0 0 0 0 0 1 1 X X X X 1 0 0 0 1 0 0 X X X X X 1 0 0 1 0 1 X X X X X X 1 0 1 1 0 X X X X X X X 1 1 1 1

Decoder Definisi : Merupakan rangkaian logika yang berfungsi mengkode ulang atau mentafsirkan kode-kode biner yang ada pada inputnya menjadi data asli pada outputnya, dan fungsinya merupakan kebalikan dari fungsi encoder. Contoh : decoder 2 ke 4 berfungsi menafsirkan kode-kode biner 2 bit menjadi data asli bilangan desimal 0 sampai dengan 3.

Tabel kebenaran Input Output B A Y 0 Y 1 Y 2 Y 3 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1