BAB 5. Sistem Digital

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 5. Sistem Digital"

Transkripsi

1 DIKTAT KULIAH Elektronika Industri & Otomasi (IE-204) BAB 5. Sistem Digital Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG 2013

2 Bab 5. Sistem digital, Sistem digital, sinyal digital, sistembilangan biner, Rangkaian Logika, Analog to Digital Converter dan Digital to Analog Converter Perbedaan Sistem Digital Dan Sistem Analog Sistem digital adalah susunan peralatan yang dirancang untuk mengolah besaran fisik yang diwakili oleh besaran digital, yaitu oleh nilai diskrit. Peralatan itu pada saat ini umumnya merupakan peralatan elektronika. Meskipun dapat juga merupakan peralatan mekanik atau pneumatic. Sistem digital yang umum dijumpai antara lain adalah computer, kalkulator, dan jam digital. Sistem analog meliputi peralatan yang mengolah besaran fisik yang diwakili dalam bentuk analog. Dalam system analog besaran itu beragam dalam nilai yang sinambung. Sebagai contoh amplitudo sinyal keluaran pengeras suara dalam pesawat penerima radio dapat memiliki nilai yang sinambung dari nol sampai ke nilai maximum yang mampu ditahannya. Pada saat ini, khususnya dalam bidang elektronika, penggunaan teknik digital telah banyak menggantikan kerja yang sebelumnya menggunakan teknik analog. Alasan utama terjadinya pergeseran menuju teknologi digital itu adalah sebagai berikut: 1. Sistem digital lebih mudah dirancang. Hal itu terjadi karena hal yang diggunakan adalah rangkaian pengalih yanhg tidak memerlukan nilai tegangan atau arus yang pasti, hanya rentangan(tinggi atau rendah) yang diperlukan. 2. Penyimpanan informasi mudah dilakukan. Penyimpanan informasi itu dapat dilakukan oleh rangkaian pengalih khusus yang dapat menyesuaikan informasi tersebut dan menahannya selama diperlukan. 3. Ketepatan dan ketelitiannya lebih tinggi. Sisttem digital ndapat menangani ketelitian sebanyak angka yang diperlukan hanya dengan menambahkan rangkaian penganlih saja. Dalam system analog, ketelitian biasanya terbatas hanya sampai tiga atau empat angka saja karena nilai tegangan dan arus didalamnya bergantung langsung pada kepada nilai komponen rangkaiannya. 4. Operasinya dapat dengan mudah diprogrankan. Sangat mudah untuk merancang suatu sisrem digital yang kerjanya dikendalikan oleh program. Sistem analog juga dapat diprogram tetapi ragam dan kerumitan operasinya sangat terbatas. 5. Sistem digital lebih kebal terhadap noise. Perubahan tegangan yang tidak teratur tidak terlalu mengganggu seperti halnya dalam system analog. Dalam system digital nilai pasti untuk tegangan tidak penting sepanjang noise itu tidak sebesar sinyal tinggi atau sinyal rendah yang telah ditetapkan. 6. Lebih banyak rangkaian digital yang dapat dibuat dalam bentuk chip rangkaian terpadu. Meskipun rangkaian analog juga dapat dibuat dalam bentuk IC, kerumitannya membuat system analog itu lebih mahal dalam bentuk IC. Satu-satunya kekurangan rangkaian digital adalah karena dunia nyata sesungguhnya adalah system analog. Hampir semua besaran fisik di dunia inibersifat analog dan besaran itulah yang Rudy Wawolumaja Halaman 41

3 merupakan masukan dan keluaran yang dapat dipantau, yang dolah dan dikendalikan oleh system. Contohnya adalah suhu, tekanan, letak, dll. Pada saat ini semakin banyak penggunaan teknik analog dan digital dalam suatu system untuk memanfaatkan keunggulan masing-masing. Tahapan terpenting adalah menentukan bagian mana yang menggunakan teknik analog danbagian mana yanhg menggunakan teknik digital. Dan dapat diramalkan di masa depan bahwa teknik digital akan menjadi lebih murah dan berkualitas. Contoh Sistem Digital: 1. Jam digital 2. Kamera digital 3. Penunjuk suhu digital 4. Kalkulator digital 5. Computer 6. HP 7. Radio digital Contoh Sistem Analog: 1. Remote TV 2. Spedometer pada motor 3. Pengukur tekanan 4. Telepon 5. Radio analog Sumber Referensi: Dasar-Dasar Rangkaian Logika Digital, Budiono Mismail Rudy Wawolumaja Halaman 42

4 5.2. Sinyal Analog dan Digital Sistem Biner. Sistem digital atau sistem biner adalah sistem elektronika yang hanya mengenal dua kondisi harga saja, yaitu 1 dan 0. Sistem biner ini dapat mewakili semua informasi elektronik yang sebelumnya diwakili oleh besaran analog. Informasi tersebut antara lain berupa sinyal audio/suara, sinyal gambar diam, sinyal video, angka, tulisan atau besaran-besaran listrik yang ada pada sistem instrumentasi dan kendali. Gambar 1.1.a. memperlihatkan perbedaan utama antara sinyal analog (kiri) dengan sinyal digital (kanan). Sinyal analog memiliki harga yang kontinyu, baik terhadap sumbu mendatar (sumbu waktu) maupun sumbu tegak (sumbu tegangan), sedangkan sinyal digital hanya memiliki 2 nilai saja pada sumbu tegaknya, yaitu 1 dan 0 atau HIGH dan LOW. Variasi sinyal digital hanya berkisar pada 2 harga sumbu tegak beserta variasi durasi waktu atau lebar nilai HIGH atau LOW tersebut. (a) (b) Gambar 5.1. (a). Perbandingan sinyal analog dengan sinyal digital. (b). Pemulihan kualitas sinyal digital. Keunggulan sinyal digital terhadap sinyal analog antara lain : a. Lebih kebal terhadap noise dan lebih mudah dipulihkan kualitasnya (lihat Gambar 1.1.b.). b. Sederhana, murah dan aman untuk diterapkan pada sistem pengolahan data. Kelemahan sinyal digital terhadap sinyal analog antara lain : a. Memerlukan lebih banyak transistor untuk penerapan atau aplikasi tertentu. Misalnya, pada rangkaian filter analog lebih sedikit menggunakan transistor daripada di rangkaian filter digital, namun sebenarnya kelemahan ini telah tertutupi dengan berkembangnya teknologi semikonduktor, sebab dengan teknologi VLSI atau ULSI, puluhan juta transistor dapat dikemas dalam satu wafer / keping yang ukurannya tidak lebih dari 1 cm 2. b. Pada banyak situasi, respon sistem digital lebih lambat jika dibandingkan dengan respon sistem analog yang setara dengannya. Namun, kelemahan inipun sebenarnya sudah dapat diatasi dengan penerapan teknik kompresi sinyal dan paralell processing. Meskipun lambat, namun karena ukuran sinyal diperkecil sedemikian rupa atau prosesnya dilakukan secara paralel (1 tugas diselesaikan oleh banyak prosesor), maka kecepatan proses atau transmisinya dapat menjadi setara atau lebih baik dari sistem analog yang setara dengannya. Rudy Wawolumaja Halaman 43

5 Berikut ini adalah beberapa contoh representasi biner (binary representation) atau hal-hal yang berkaitan dengan teknik mewakili informasi analog dengan informasi digital. a) Tulisan. Setiap huruf atau angka pada tulisan latin dan arab dapat diwakili dengan kode biner tertentu. Untuk tulisan latin kita mengenal istilah kode ASCII yaitu kode 7-bit bilangan biner untuk mewakili huruf atau angka tertentu, misalnya huruf a kecil dapat diwakili dengan kode biner b) Bilangan. Saat ini terdapat 2 jenis bilangan, yaitu bilangan bulat (integer) dan bilangan riil (floating point). Bilangan integer dapat diwakili dengan 8-bit unsigned integer, yaitu 8-bit kode biner yang mewakili bilangan bulat desimal mulai 0 sampai 255. Atau 8-bit signed integer, yaitu 8- bit kode biner yang mewakili bilangan bulat desimal mulai 127 sampai 127. Misalnya angka 63 dapat diwakili oleh 8-bit unsigned integer dengan kode Sedangkan bilangan riil biasa diwakili dengan 32-bit kode biner, sebagian bit untuk besaran (magnitude) dan sebagian lagi untuk pangkat sepuluh (mantissa). Misalnya angka 2,287 dapat diwakili dengan 24-bit kode biner magnitude dan 8-bit kode biner mantissa, sehingga kode biner tsb mewakili angka Untuk jangkauan yang lebih besar atau resolusi yang lebih teliti, jumlah bit pada kode binernya dapat ditambah menjadi 64-bit, 128-bit dan seterusnya tergantung kebutuhan. c) Sinyal 1 dimensi. Gambar 1.2. memperlihatkan teknik mengubah sinyal analog 2 dimensi (a) menjadi deretan kode biner serial (c) atau paralel (d) melalui diskritisasi atau kuantisasi (b). Diskritisasi membatasi kehalusan sinyal analog pada kisi-kisi dengan ukuran tertentu. Makin kecil ukuran kisi, makin teliti upaya mewakili sinyal analog, tetapi makin banyak kode biner yang dibutuhkan untuk mewakilinya. Rudy Wawolumaja Halaman 44

6 Gambar 5.2. Representasi sinyal digital untuk sinyal analog 2 dimensi. d) Sinyal 2 dimensi. Gambar 1.3. memperlihatkan sebuah gambar diam yang dipecah menjadi kotak-kotak kecil. Jika ukuran kotak diperkecil hingga mencapai ukuran 1 titik, kotak kecil tsb disebut pixel atau picture element, setiap pixel memiliki warna tertentu. Jika gambar yang ingin diwakili hanya berupa gambar hitam putih, maka setiap pixel cukup diwakili dengan 1-bit data. Makin halus ukuran pixel dan makin banyak jumlah warna yang harus diwakilinya, maka makin besar pula jumlah bit yang harus mewakilinya. Sebagai contoh, gambar pada desktop window operating system biasanya dipecah menjadi 800 x 600 pixel dengan 32-bit atau 2 32 kemungkinan variasi warna untuk setiap pixel. Artinya untuk mewakili sebuah gambar pada desktop diperlukan 800 x 600 x 4 byte data digital. Rudy Wawolumaja Halaman 45

7 Gambar 5.3. Sebuah gambar diam yang dipecah menjadi 256 kotak. Kesimpulan 1. Keunggulan sinyal digital terhadap sinyal analog antara lain : a. Lebih kebal terhadap noise dan lebih mudah dipulihkan kualitasnya. b. Sederhana, murah dan aman untuk diterapkan pada sistem pengolahan data. 2. Sedangkan kelemahannya antara lain : a. Memerlukan lebih banyak transistor untuk penerapan pada aplikasi tertentu. Misalnya filter analog lebih sedikit menggunakan transistor dari pada filter digital. Tetapi kelemahan ini tertutupi dengan berkembangnya teknologi semikonduktor. Dengan teknologi VLSI atau ULSI, puluhan juta transistor dapat dikemas dalam wafer yang ukurannya tidak lebih dari 1 cm 2. b. Pada banyak situasi, respon sistem digital lebih lambat dari respon sistem analog yang setara dengannya. Tetapi kelemahan inipun dapat diatasi dengan penerapan teknik kompresi sinyal dan paralel processing. Meskipun lambat, tetapi karena ukuran sinyal diperkecil sedemikian rupa atau prosesnya dilakukan secara paralel (1 tugas diselesaikan oleh banyak prosesor), maka kecepatan proses atau transmisinya dapat menjadi setara atau lebih baik dari sistem analog yang setara dengannya. 3. Contoh representasi biner (binary representation) informasi digital adalah: Tulisan, Bilangan, Sinyal 1 dimensi, Sinyal 2 dimensi Sistem Bilangan dalam Biner Sistem bilangan desimal kurang serasi digunakan pada sistem digital karena sulit untuk mendesain rangkaian elektronik sedemikian rupa sehingga dapat bekerja dengan 10 level tegangan yang berbeda ( 0 9 ). Sebaliknya akan lebih mudah mendesain rangkaian elektronik yang beroperasi dengan hanya menggunakan 2 level tegangan saja. Untuk alasan ini hampir semua sistem digital menggunakan Rudy Wawolumaja Halaman 46

8 sistem bilangan biner ( dasar 2 ) sebagai dasar operasinya. Pada sistem biner hanya digunakan dua simbol / nilai digit yang mungkin yakni : 0 dan 1. Semua ketentuan ketentuan yang berlaku pada sistem cesimal juga berlaku pada sistem biner. Perhatikan ilustrasi bilangan biner : 1011, MSB TB LSB Setiap digit biner dinamakan BIT, sedang BIT paling kiri dinamakan Most Significant Bit ( MSB ) dan BIT paling kanan dinamakan Least significant Bit ( LSB ). Untuk membedakan bilangan pada sistem yang berbeda cara penulisannya menggunakan subskrib. Sebagai contoh bilangan ( 9 ) 10 menyatakan desimal sedang ( 1001 ) 2 menyatakan bilangan biner Konversi Desimal ke Biner Konversi desimal ke biner dapat dilakukan dengan beberapa cara namun yang paling mudah menggunakan metoda trial and error. Bilangan desimal yang akan diubah secara berturut-turut dibagi 2 dengan memperhatikan sisa pembagiannya. Sisa pembagian akan brnilai 1 atau 0 yang akan membentuk bilangan biner dengan sisa yang terakhir merupakan MSB. Contoh : konversikan bilangan decimal 25 Caranya ditempuh jalan sbb: 25/2 = 12 + sisa 1 12/2 = 6 + sisa 0 6/2 = 3 + sisa 0 3/2 = 1 + sisa 1 2/2 = 0 + sisa MSB LSB Jadi ( 25 ) 10 = ( ) 2 Penjumlahan Biner ( 1011 ) 2 + ( 1011 ) 2 = ( ) 2 Rudy Wawolumaja Halaman 47

9 Untuk memudahkan hitungan dibuat bersusun : ( hasil ) Perkalian Biner ( 101 ) 2 x ( 11 ) 2 = ( ) x Pengurangan Biner ( 1001 ) 2 - ( 11 ) 2 = ( ) 2 Dibuat secara bersusun berikut : Pembagian Biner Pembagian biner berlangsung sama dengan proses pembagian bilangan desimal bahkan lebih sederhana karena hanya menerapkan digit:0 dan 1. Contoh : ( 1101 ) 2 : ( 11 ) 2 = ( ) 2 Penyelesaiannya ditempuh jalan : 11 Pembagi ( habis dibagi ) Rudy Wawolumaja Halaman 48

10 Konversi Biner ke Desimal Ikuti langkah-langkah berikut ini : 1. Tuliskan bilangan biner dengan lengkap 2. Tulis deret bilangan : 1,2,4,8,16,32,64,..dst, di bawah bilangan biner dimulai dari bit paling kanan (LSB ) 3. Coret semua bilangan desimal yang bertepatan dengan digit biner Jumlahkan seluruh bilangan desimal yang masih tersisa. Contoh : ( ) 2 = ( ) = 45 Dapat pula dengan cara : = = = Bilangan Octal Dalam sistem digital selain bilangan biner juga digunakan sistem bilangan octal, namun sistem ini tidak dipakai dalam perhitungan melainkan untuk memendekkan bilangan biner saja. Bilangan octal dikenal dengan sistem bilangan dasar delapan. Berikut diberikan tabel yang memuat perbandingan antara bilangan: Desimal,Biner dan Octal DESIMA L BINER OCTAL Konversi Desimal ke Octal Konversi dilakukan dengan membagi delapan bilangan desimal hingga bilangan desimal habis dibagi dan sisanya dituliskan disebelah kanannya ( seperti konversi desimal ke biner ). Rudy Wawolumaja Halaman 49

11 Contoh : ( 1359 ) 10 = ( ) 8 Penyelesaian : 1359/8= /8 = /8 = /8 = Konversi Biner ke Octal Proses perubahannya dilakukan dengan mengelompokkan bilangan bilangan biner menjadi beberapa group, dimana setiap group terdiri dari 3 bit biner dan dimulai dari LSB. Langkah berikutnya mengkonversi setiap kelompok kedalam bentuk octal. Contoh : ( ) 2 = ( ) Konversi Octal ke Biner Prosesnya merupakan kebalikan dari perubahan biner ke octal. Contoh : ( 1726 ) 8 = ( ) (MSB) (LSB) Penjumlahan dan Pengurangan Octal Guna memudahkan dalam pelaksanaan penjumlahan maupun pengurangan bilangan octal maka dibuatkan tabel seperti berikut + / Rudy Wawolumaja Halaman 50

12 Contoh : ( 2067 ) 8 + ( 7647 ) 8 Penyelesaian : D C B A Penjelasan : kolom A : = ( 14 ) 10 = ( 16 ) 8 kolom B : = ( 11 ) 10 = ( 13 ) 8 kolom C : = ( 7 ) 8 kolom D : = ( 9 ) 10 = ( 11 ) 8 Jadi hasilnya adalah : ( ) 8 Perkalian dan Pembagian octal Proses perkalian octal dapat ditempuh dengan 2 cara : 1. Merubah dahulu octal ke desimal, kemudian dilakukan perkalian biasadan hasilnya dikonversi ke octal. 2. Bentuk langsung dengan menggunakan tabel. X /: Contoh : ( 24 ) 8 x ( 56 ) 8 Penyelesaian : Rudy Wawolumaja Halaman 51

13 Penjelasan : 4 x 6 = ( 24 ) 10 = ( 30 ) x x 6 = ( 12 ) 10 = ( 12 ) 8 + ( 3 ) 8 5 x 4 = ( 20 ) 10 = ( 24 ) 8 5 x 2 = ( 10 ) 10 = ( 12 ) 8 tambahkan sisa ( 2 ) 8 menghasilkan ( 14 ) 8 jumlahkan masing masing : = = ( 11 ) 10 = ( 13 ) = ( 6 ) = ( 1 ) 8 Pembagian octal Seperti pada perkalian, pembagian octal juga dapat ditempuh dengan 2 cara : 1. Pembagi dan yang dibagi diubah dulu kedalam bentuk desimal kemudian hasilnya dikonversi ke octal. 2. Menggunakan aritmatik octal langsung. Contoh : ( 1637 ) 8 : ( 34 ) 8 Penyelesaian : 41 ( hasil ) ( sisa ) Rudy Wawolumaja Halaman 52

14 5.5. Hexa Desimal Sistem bilangan ini dikenal dengan basis enam belas. Seperti halnya octal, hexa juga dipergunakan untuk memendekkan persamaan-persamaan bilangan biner. Berikut tabel komparasi antara Biner, Octal dan Hexa. Biner Hexa Octal Desimal A B C D E F Sistem operasi hexa desimal sama seperti sistem bilangan yang lain Konversi Hexa ke Desimal Konversi Hexa ke Desimal berlangsung sama seperti bilangan yang lainnya,melainkan menggunakan bilangan dasar 16. Contoh: Ubah ( 2C9 ) 16 ke Desimal Penyelasaian : ( 2C9 ) 16 = 2 x x x 16 0 = = ( 713 ) 10 Ubah ( EB4A ) 16 ke Desimal Rudy Wawolumaja Halaman 53

15 Konversi Desimal ke Hexa Bilangan decimal dapat diubah kedalam bentuk Hexa menggunakan pembagian dengan factor pembagi 16. Hasilnya berupa sisa yang diterjahkan kedalam bentuk hexa yang dibaca dari bawah ke atas Contoh 1: Ubah (423) 10 ke Hexa Penyelesaian : 423/16 = 26 + sisa /16 = 1 + sisa 10 A 1/16 = 0 + siasa 1 1 Jadi hasilnya adalah : (1A7) Konversi Hexa ke Octal Contoh 1 : Ubah( 7FE ) 16 ke Octal Bilangan asli = 7 F E Ubah ke biner = Regruping = Octal = Jadi hasilnya : ( 7FE ) 16 = ( 3776 ) Binary Coded Decimal ( BCD ) Apabila setiap digit dari suatu bilangan desimal dinyatakan dalam ekivalen binernya maka prosedur pengkodean ini disebut : Binary Coded Decimal dan disingkat BCD. Karena digit desimal besarnya dapat mencapai 9 maka diperlukan 4 bit untuk mengkode setiap digit desimal. Untuk menunjukkan kode BCD, ambillah suatu bilangan desimal 874. Setiap digit diubah menjadi ekivalen binernya sbb: Sebagai contoh lain, ubahlah bilangan 94,5 menjadi representasi kode BCD! 9 4, Sekali lagi, setiap digit desimal diubah menjadi ekivalen biner langsungnya. Namun harap diingat bahwa 4 bit selalu digunakan untuk setiap digit. Rudy Wawolumaja Halaman 54

16 Dengan demikian kode BCD dapat dilihat dalam urutan berikut : Contoh : ( BCD ) ( Des ) Perbandingan antara kode BCD dan kode Biner langsung. Penting untuk diketahui bahwa bilangan BCD tidak sama dengan bilangan biner langsung. Kode biner langsung mengkodekan lengkap seluruh bilangan desimal dan menyatakan dalam biner, sedang kode BCD mengubah desimal menjadi biner individual ( satu persatu ). Contoh : ( 137 ) 10 = ( ) ( biner ) ( 137 ) 10 = ( BCD ) Penjumlahan BCD Penjumlahan bilangan desimal yang berbentuk BCD paling mudah dipahami melalui dua kasus yang dapat terjadi pada saat digit digit desimal dijumlahkan. I. Jumlah samadengan sembilan atau kurang Ikuti penjumlahan 5 dan 4 yang menggunakan BCD untuk menyatakan tiap-tiap digit : ( BCD ) ( BCD ) ( BCD ) Contoh lain : ( BCD ) ( BCD ) ( BCD ) II. Penjumlahan lebih dari sembilan Perhatikan contoh berikut : ( BCD ) ( BCD ) (? ) Hasil 1101 bukan kode BCD, ini merupakan kode yang salah / terlarang. Rudy Wawolumaja Halaman 55

17 Untuk membetulkan digunakan koreksi ( 0110 ) sehingga menjadi : ( BCD ) ( BCD ) ( salah ) 0110 ( koreksi ) ( benar ) Rudy Wawolumaja Halaman 56

18 5.7. Rangkaian Logika Sebuah sistem digital merupakan basis dalam melaksanakan berbagai tugas komputasional, oleh karena itu perlu dilakukan manipulasi informasi biner dengan menggunakan rangkaian-rangkaian logika yang disebut gerbang-gerbang (gates). Gerbang didefinisikan sebagai blok-blok piranti keras (hardware) yang menghasilkan sinyal-sinyal biner; 1 atau 0, jika persyaratan-persyaratan input logika dipenuhi. Hubungan input dan output dari variabel biner untuk setiap gerbang dapat disajikan dalam sebuah tabel yang disebut tabel kebenaran (truth table). Gerbang-gerbang logika yang dibahas dalam modul 1 ini adalah AND, OR, NOT, NAND, NOR dan X-OR Gerbang AND Gerbang AND dinyatakan sebagai Y = A B, dimana output rangkaian Y bernilai 1, hanya jika kedua inputnya A dan B masing-masing bernilai 1; dan output Y bernilai 0 untuk nilai-nilai A dan B yang lain. Simbol gerbang AND dapat dilihat pada Gambar 5.4. Gambar 5.4. Simbol gerbang AND Sedangkan tabel kebenaran untuk rangkaian gerbang AND adalah: Tabel 1. Tabel kebenaran dari gerbang AND A B Y = A B Gerbang OR Gerbang OR dinyatakan sebagai Y = A + B, dimana output rangkaian Y bernilai 0, hanya jika kedua inputnya A dan B masing-masing bernilai 0; dan output Y bernilai 1 untuk nilai-nilai A dan B yang lain. Simbol gerbang OR dapat dilihat pada Gambar 5.5. Gambar 5.5. Simbol gerbang OR Adapun tabel kebenaran untuk rangkaian gerbang OR, sebagai berikut: Tabel 2. Tabel kebenaran dari gerbang OR A B Y = A + B Rudy Wawolumaja Halaman 57

19 Gerbang NOT Gerbang NOT juga dikenal sebagai inverter dan dinyatakan sebagai Y = A. Nilai output Y merupakan negasi atau komplemen dari input A. Jika input A bernilai 1, maka output Y bernilai 0, demikian sebaliknya. Simbol gerbang NOT dapat dilihat pada Gambar 5.6. Gambar 5.6. Simbol gerbang NOT Sedangkan tabel kebenaran untuk rangkaian gerbang NOT adalah: Tabel 3. Tabel kebenaran dari gerbang NOT A Y = A Gerbang NAND Gerbang NAND dinyatakan sebagai Y = A B, dimana output rangkaian Y bernilai 0, hanya jika kedua inputnya A dan B masing-masing bernilai 1; dan output Y bernilai 1 untuk nilai-nilai A dan B yang lain. Jadi NAND adalah komplemen dari AND. Simbol gerbang NAND dapat dilihat pada Gambar 5.7. Gambar 5.7. Simbol gerbang NAND Adapun tabel kebenaran untuk rangkaian gerbang NAND, sebagai berikut: Tabel 4. Tabel kebenaran dari gerbang NAND A B Y = A B Gerbang NOR Gerbang NOR dinyatakan sebagai Y = A B, dimana output rangkaian Y bernilai 1, hanya jika kedua inputnya A dan B masing-masing bernilai 0, dan output Y bernilai 0 untuk nilai-nilai A dan B yang lain. Jadi NOR adalah komplemen dari OR. Simbol gerbang NOR dapat dilihat pada Gambar 5.8. Rudy Wawolumaja Halaman 58

20 Gambar 5.8 Simbol gerbang NOR Sedangkan tabel kebenaran untuk rangkaian gerbang NOR adalah: Tabel 5. Tabel kebenaran dari gerbang NOR A B Y = A B Gerbang X-OR Gerbang X-OR dinyatakan sebagai Y = A B A B atau disederhanakan menjadi Y = A B, dimana output rangkaian Y bernilai 0, jika kedua input A dan B memiliki nilai yang sama, dan output Y bernilai 1 jika kedua input A dan B memiliki nilai yang tidak sama. Simbol gerbang X- OR dapat dilihat pada Gambar Gambar 5.9. Simbol gerbang X-OR Sedangkan tabel kebenaran untuk rangkaian gerbang X-OR adalah: Tabel 4. Tabel kebenaran dari gerbang X-OR A B Y = A B Rudy Wawolumaja Halaman 59

21 5.8. Rangkaian Penjumlah Dalam sistem digital dikenal beberapa rangkaian (circuit) penjumlahan (addder), antara lain adalah rangkaian penjumlah setengah (half adder), rangkaian penjumlah penuh (full adder), rangkaian penjumlah biner sejajar Rangkaian / Untai penjumlah setengah (half adder) Rangkaian / untai penjumlah setengah (half adder) adalah suatu untai yang terdiri atas dua buah masukan (bilangan yang akan dijumlahkan) dan dua buah keluaran terdiri atas hasil penjumlahan (s) dan hasil bawaan (luapan = carry = c). Untuk menyusun untai half adder ini digunakan gerbang-gerbang dasar yang telah dipraktikkan pada modul sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini : A S HA B C Untai penjumlah penuh (full adder) A : Terminal masukan B : Terminal keluaran A dan B adalah bilangan yang dijumlahkan S : Hasil penjumlahan C : Hasil bawaan (luapan/carry) S = A B C = A. B Untai penjumlah penuh (full adder) adalah suatu untai yang terdiri atas tiga buah masukan dan dua buah keluaran. Masukan terdiri atas dua buah bilangan yang akan dijumlahkan dan sebuah luapan yang berasal dari full adder sebelumnya. Keluaran terdiri atas sebuah hasil penjumlahan (s) dan hasil bawaan (luapan = carry = c). Untuk menyusun untai full adder ini digunakan gerbang-gerbang dasar yang telah dipraktikkan pada modul sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini : An Bn Cn-1 FA Sn Cn A n : Terminal masukan B n : Terminal keluaran C n-1 : Luapan dari full adder sebelumnya A n dan B n adalah bilangan yang dijumlahkan S n : Hasil penjumlahan C n : Hasil luapan (bawaan / carry) S n = (A n B n ) C n-1 C n = (A n B n ). C n-1 + (A n. B n ) Rudy Wawolumaja Halaman 60

22 Untai penjumlah sejajar Untai penjumlah sejajar ini adalah merupakan pengembangan dari untai full adder yang telah dibahas sebelumnya. Penyusunan dari untai penjumlah sejajar tersebut adalah sebagai berikut : Jika diinginkan suatu untai yang dapat berfungsi sebagai penjumlahan dan pengurangan, maka perlu ditambahkan lagi untai EXOR pada masing-masing kaki input bilangan B. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Jika akan digunakan sebagai untai penjumlahan maka "Sub" diberi nilai 0 (dihubungkan dengan Ground), jika akan digunakan sebagai untai pengurangan maka "Sub" diberi nilai 1 (dihubungkan dengan Vcc), dimana A adalah bilangan yang akan dikurangi bilangan B. Rudy Wawolumaja Halaman 61

23 5.9. ADC & DAC Analog to Digital Converter (Peubah dari Analog ke Digital) dan Digital to Analog Converter (Peubah dari Digital ke Analog) Pendahuluan Operasi internal sistem digital selalu menggunakan biner atau beberapa tipe kode biner, begitu pula segala input atau masukan kedalam sistem digital harus pula dalam format biner sebelam diproses dalam rangkaian digital, demikian pula halnya pada keluaran (output) sebagai hasil proses dari rangkaian digital juga dalam bentuk biner. Oleh karena kebutuhan sistem pengendali digital adalah menggunakan transduser analog pada sisi input atau masukan dan penggerak analog pada sisi output atau keluaran, seperti digambarkan pada gambar 39. Pada gambar xx masukan atau input merupakan besaran analog yang didapat dari hasil proses dalam trasduser, kemudian oleh perangkat pengubah analog ke digital (ADC) diubah menjadi besaran digital. Besaran digital tersebut adalah merupakan masukan atau input dari sebuah sistem digital untuk diproses secara aritmatik atau logik sehingga dihasilkan suatu besaran digital. Oleh karena output atau keluaran dari sistem digital berupa besaran digital sedangkan yang dibutuhkan untuk menggerakan rangkaian berikutnya adalah besaran analog, maka diperlukan perangkat pengubah digital ke analog yang berfungsi untuk mengubah besaran digital dari hasil proses menjadi besaran analog sebagai contoh untuk mengendalikan sebuah kecepatan motor dc dibutuhan besaran anlog. Sehingga dapat kita lihat adanya interface berupa ADC dan DAC pada sebuah sistem rangkaian digital (Komputer, mikroprosessor dll.) dengan dunia analog, disini menunjukan kepada kita bahwa sebuah sistem pengendali terdapat kemungkinan kombinasi dari dua besaran yaitu analog dan digital dimana sistem sensor merupakan dunia analog, proses dengan digital dan penggerak utama sebagai output adalah besaran analog. Gambar 39. Sistem pengendali digital Untuk detil lihat lampiran D. Rudy Wawolumaja Halaman 62

RANGKAIAN PEMBANDING DAN PENJUMLAH

RANGKAIAN PEMBANDING DAN PENJUMLAH RANGKAIAN PEMBANDING DAN PENJUMLAH Gerbang-gerbang logika digunakan dalam peralatan digital dan sistem informasi digital untuk : a. mengendalikan aliran informasi, b. menyandi maupun menerjemahkan sandi

Lebih terperinci

Sistem Bilangan & Kode Data

Sistem Bilangan & Kode Data Sistem Bilangan & Kode Data Sistem Bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak digunakan manusia adalah desimal, yaitu sistem bilangan

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR : MATERI POKOK : Sistem Bilangan URAIAN MATERI 1. Representasi Data

KOMPETENSI DASAR : MATERI POKOK : Sistem Bilangan URAIAN MATERI 1. Representasi Data KOMPETENSI DASAR : 3.1. Memahami sistem bilangan Desimal, Biner, Oktal, Heksadesimal) 4.1. Menggunakan sistem bilangan (Desimal, Biner, Oktal, Heksadesimal) dalam memecahkan masalah konversi MATERI POKOK

Lebih terperinci

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Bilangan Bilangan dan Operasi Aritmatika Kuliah#8 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Bilangan Sebelumnya telah dibahas tentang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL JURUSAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI PENDIDIKAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN Disusun oleh : Golfrid Gultom, ST Untuk kalangan sendiri 1 DASAR TEKNOLOGI DIGITAL Deskripsi Singkat

Lebih terperinci

MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR

MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN. Tema : Gerbang Logika Dasar 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok :. Definisi Gerbang Logika Dasar 2. Gerbang-gerbang Logika Dasar 3. Tujuan

Lebih terperinci

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Bilangan Bilangan dan Operasi Aritmatika Kuliah#8 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Bilangan Sebelumnya telah dibahas tentang

Lebih terperinci

SISTEM DIGITAL 1. PENDAHULUAN

SISTEM DIGITAL 1. PENDAHULUAN SISTEM DIGITAL Perkembangan teknologi dalam bidang elektronika sangat pesat, kalau beberapa tahun lalu rangkaian elektronika menggunakan komponen tabung hampa, komponen diskrit, seperti dioda, transistor,

Lebih terperinci

2.1 Desimal. Contoh: Bilangan 357.

2.1 Desimal. Contoh: Bilangan 357. 2.Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital. Yang paling umum adalah sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal. Sistem bilangan desimal merupakan sistem

Lebih terperinci

BAB V RANGKAIAN ARIMATIKA

BAB V RANGKAIAN ARIMATIKA BAB V RANGKAIAN ARIMATIKA 5.1 REPRESENTASI BILANGAN NEGATIF Terdapat dua cara dalam merepresentasikan bilangan biner negatif, yaitu : 1. Representasi dengan Tanda dan Nilai (Sign-Magnitude) 2. Representasi

Lebih terperinci

SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER

SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER MAKALAH SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER Disusun untuk melengkapi Tugas Elektronika kelas A Teknik Fisika - Fakultas Teknologi Industri - ITS Disusun oleh : Kelompok 1. Abu Hamam 2412 100 100 2. Moudy Azura

Lebih terperinci

GERBANG LOGIKA & SISTEM BILANGAN

GERBANG LOGIKA & SISTEM BILANGAN GERBANG LOGIKA & SISTEM BILANGAN I. GERBANG LOGIKA Gerbang-gerbang dasar logika merupakan elemen rangkaian digital dan rangkaian digital merupakan kesatuan dari gerbang-gerbang logika dasar yang membentuk

Lebih terperinci

BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE

BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE Didalam sistem-sistem digital informasi numerik biasanya dinyatakan dalam sistem bilangan biner (atau kode biner lain yang bersangkutan). Sistem biner telah diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1

BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) Pengantar Teknologi Informasi 1 BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data) "Pengantar Teknologi Informasi" 1 SISTEM BILANGAN Bilangan adalah representasi fisik dari data yang diamati. Bilangan dapat direpresentasikan

Lebih terperinci

BAB I PENGENALAN KONSEP DIGITAL

BAB I PENGENALAN KONSEP DIGITAL BAB I PENGENALAN KONSEP DIGITAL Di dalam science, teknologi, bisnis dan pada semua bidang-bidang ilmu yang lain, selalu berurusan dengan kuantitas. Kuantitas-kuantitas ini diukur, dimonitor, dicatat, dan

Lebih terperinci

ARITMATIKA ARSKOM DAN RANGKAIAN DIGITAL

ARITMATIKA ARSKOM DAN RANGKAIAN DIGITAL ARITMATIKA ARSKOM DAN RANGKAIAN DIGITAL Oleh : Kelompok 3 I Gede Nuharta Negara (1005021101) Kadek Dwipayana (1005021106) I Ketut Hadi Putra Santosa (1005021122) Sang Nyoman Suka Wardana (1005021114) I

Lebih terperinci

A. SISTEM DESIMAL DAN BINER

A. SISTEM DESIMAL DAN BINER SISTEM BILANGAN A. SISTEM DESIMAL DAN BINER Dalam sistem bilangan desimal, nilai yang terdapat pada kolom ketiga pada Tabel., yaitu A, disebut satuan, kolom kedua yaitu B disebut puluhan, C disebut ratusan,

Lebih terperinci

Pokok Pokok Bahasan :

Pokok Pokok Bahasan : Sistem Bilangan Arsitektur Komputer I Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs Site s : agus E-mail : agus agus-aan.web.ugm.ac.id agus-aan@mail.ugm.ac.id 1 studywithaan@gmail.com 2 Pokok Pokok Bahasan : Bilangan

Lebih terperinci

Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 1 Sistem Bilangan. Yusron Sugiarto

Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 1 Sistem Bilangan. Yusron Sugiarto Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 1 Sistem Bilangan Yusron Sugiarto Materi Kuliah Analog dan Digital? Elektronika Analog Digital Analog vs Digital Analog Teknologi: Teknologi analog merekam

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN. B. Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital, diantaranya yaitu

SISTEM BILANGAN. B. Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital, diantaranya yaitu SISTEM BILANGAN A. Pendahuluan Komputer dibangun dengan menggunakan sirkuit logika yang beroperasi pada informasi yang dipresentasikan dengan dua sinyal listrik. Dua nilai tersebut adalah dan 1. dan jumlah

Lebih terperinci

BAB II SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN

BAB II SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN BAB II SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN 2.1 Pendahuluan Komputer dan sistem digital lainnya mempunyai fungsi utama mengolah informasi. Sehingga diperlukan metode-metode dan sistem-sistem untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

Sistem Bilangan. Rudi Susanto

Sistem Bilangan. Rudi Susanto Sistem Bilangan Rudi Susanto 1 Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital. Yang paling umum adalah sistem bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal Sistem bilangan

Lebih terperinci

2. Dasar dari Komputer, Sistem Bilangan, dan Gerbang logika 2.1. Data Analog Digital

2. Dasar dari Komputer, Sistem Bilangan, dan Gerbang logika 2.1. Data Analog Digital 2. Dasar dari Komputer, Sistem Bilangan, dan Gerbang logika 2.1. Data Komputer yang dipakai saat ini adalah sebuah pemroses data. Fungsinya sangat sederhana : Untuk memproses data, kemudian hasil prosesnya

Lebih terperinci

REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION

REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION ASSALAMU ALAIKUM ARSITEKTUR KOMPUTER REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION Disajikan Oleh : RAHMAD KURNIAWAN,S.T., M.I.T. TEKNIK INFORMATIKA UIN SUSKA RIAU Analog vs Digital Ada dua cara dasar untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BILANGAN DAN KODE-KODE

BAB IV SISTEM BILANGAN DAN KODE-KODE BAB IV SISTEM BILANGAN DAN KODE-KODE 4.. Konsep dasar sistem bilangan Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item phisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan

Lebih terperinci

TEORI DASAR DIGITAL OTOMASI SISTEM PRODUKSI 1

TEORI DASAR DIGITAL OTOMASI SISTEM PRODUKSI 1 TEORI DASAR DIGITAL Leterature : (1) Frank D. Petruzella, Essentals of Electronics, Singapore,McGrraw-Hill Book Co, 1993, Chapter 41 (2) Ralph J. Smith, Circuit, Devices, and System, Fourth Edition, California,

Lebih terperinci

Rangkaian Digital Kombinasional. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Rangkaian Digital Kombinasional. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Rangkaian Digital Kombinasional S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Logika kombinasi Comparator Penjumlah Biner Multiplexer Demultiplexer Decoder Comparator Equality Non Equality Comparator Non Equality

Lebih terperinci

BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA

BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA 6.1 Pendahuluan Pada saat ini banyak dihasilkan mesin-mesin berteknologi tinggi seperti komputer atau kalkulator yang mampu melakukan fungsi operasi aritmatik yang cukup kompleks

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/DEL 214/10 evisi : 02 Tgl : 10 Mei 2010 Hal 1 dari 10 1. Kompetensi Memahami cara kerja ADC (Analog to Digital Converter) dan DAC (Digital to Analog Converter) 2. Sub Kompetensi Memahami cara

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN SISTEM BILANGAN, OPERASI ARITMATIKA DAN PENGKODEAN REPRESENTASI DATA Data : bilangan biner atau informasi berkode biner lain yang dioperasikan untuk mencapai beberapa hasil penghitungan penghitungan aritmatik,

Lebih terperinci

DASAR DIGITAL. Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

DASAR DIGITAL. Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DASAR DIGITAL Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK 2 KATA PENGANTAR Modul ini

Lebih terperinci

FPGA DAN VHDL TEORI, ANTARMUKA DAN APLIKASI

FPGA DAN VHDL TEORI, ANTARMUKA DAN APLIKASI FPGA DAN VHDL TEORI, ANTARMUKA DAN APLIKASI Chapter 1 Prinsip-Prinsip Sistem Digital Ferry Wahyu Wibowo Outlines Sistem digital Persamaan dan perbedaan elektronika analog dan elektronika digital Sistem

Lebih terperinci

Representasi Data. M. Subchan M

Representasi Data. M. Subchan M Representasi Data M. Subchan M DATA Fakta berupa angka, karakter, symbol, gambar, suara yang mepresentasikan keadaan sebenarnya yg selanjutnya dijadikan sbg masukan suatu sistem informasi Segala sesuatu

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN PERANGKAT PEMBELAJARAN ELEKTRONIKA DIGITAL Yohandri, Ph.D JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSTAS NEGERI PADANG 23 BAHAN AJAR (Hand Out) Bahan Kajian : Elektronika Digital

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum PARALEL ADDER

Jobsheet Praktikum PARALEL ADDER 1 PARALEL ADDER A. Tujuan Kegiatan Praktikum 3-4 : Setelah mempraktekkan Topik ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1) Merangkai rangkaian PARALEL ADDER. ) Mempelajari penjumlahan dan pengurangan bilangan

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) RANGKAIAN DIGITAL Program Studi Teknik Komputer Jenjang Pendidikan Program Diploma III Tahun AMIK BSI NIM NAMA KELAS :. :.. :. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Tim Dosen KPKK Kelompok Keahlian Representasi Data 1 9/2/2016 Pendahuluan (Resume) Apa yang dimaksud dengan representasi data? Mengapa komputer menganut sistem

Lebih terperinci

PERTEMUAN MINGGU KE-3 REPRESENTASI DATA

PERTEMUAN MINGGU KE-3 REPRESENTASI DATA PERTEMUAN MINGGU KE-3 REPRESENTASI DATA REPRESENTASI DATA Unit Informasi Dasar dalam sistem komputer- 1 byte atau 8 bit. Word size (ukuran word) merupakan ukuran register operasionalnya. Contoh : 1. Komputer

Lebih terperinci

Rangkaian ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Adder juga sering disebut rangkaian

Rangkaian ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Adder juga sering disebut rangkaian Rangkaian ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Adder juga sering disebut rangkaian kombinasional aritmetika Ada 3 jenis Adder : Rangkaian Adder

Lebih terperinci

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Eko Didik Widianto (didik@undip.ac.id) Sistem Komputer - Universitas Diponegoro @2011 eko didik widianto (http://didik.blog.undip.ac.id) TSK205 Sistem Digital

Lebih terperinci

BAB V UNTAI NALAR KOMBINATORIAL

BAB V UNTAI NALAR KOMBINATORIAL TEKNIK DIGITAL-UNTAI NALAR KOMBINATORIAL/HAL. BAB V UNTAI NALAR KOMBINATORIAL Sistem nalar kombinatorial adalah sistem nalar yang keluaran dari untai nalarnya pada suatu saat hanya tergantung pada harga

Lebih terperinci

Sistem Bilangan dan Pengkodean -2-

Sistem Bilangan dan Pengkodean -2- Sistem Digital Sistem Bilangan dan Pengkodean -2- Missa Lamsani Hal 1 Sistem Bilangan Bilangan Decimal Bilangan Biner Decimal -> biner Aritmatika Binar Komplemen 1 dan 2 Sign Bit Operasi aritmatik dengan

Lebih terperinci

Percobaan 3 RANGKAIAN PENJUMLAH BINER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 3 RANGKAIAN PENJUMLAH BINER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 3 RNGKIN PENJUMLH INER Oleh : umarna, Jurdik Fisika, FMIP, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan :. Mengenal cara kerja rangkaian penjumlah biner, 2. Dapat menyusun rangkaian penjumlah Half dder

Lebih terperinci

MODUL I GERBANG LOGIKA

MODUL I GERBANG LOGIKA MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 MODUL I GERBANG LOGIKA Dalam elektronika digital sering kita lihat gerbang-gerbang logika. Gerbang tersebut merupakan rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal

Lebih terperinci

LAB #1 DASAR RANGKAIAN DIGITAL

LAB #1 DASAR RANGKAIAN DIGITAL LAB #1 DASAR RANGKAIAN DIGITAL TUJUAN 1. Untuk mempelajari operasi dari gerbang logika dasar. 2. Untuk membangun rangkaian logika dari persamaan Boolean. 3. Untuk memperkenalkan beberapa konsep dasar dan

Lebih terperinci

REPRESENTASI DATA. Pengantar Komputer Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma

REPRESENTASI DATA. Pengantar Komputer Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma REPRESENTASI DATA Pengantar Komputer Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma Pendahuluan Materi ini mendiskusikan beberapa konsep penting mencakup sistem bilangan biner dan hexadecimal, organisasi

Lebih terperinci

A0 B0 Σ COut

A0 B0 Σ COut A. Judul : PARALEL ADDER B. Tujuan Kegiatan Belajar 8 : Setelah mempraktekkan Topik ini, mahasiswa diharapkan dapat : ) Merangkai rangkaian PARALEL ADDER. ) Mempelajari penjumlahan dan pengurangan bilangan

Lebih terperinci

Pengertian Data datum

Pengertian Data datum Data dan Informasi Pengertian Data Data berasal dari kata datum yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan. Menurut Gordon B. Davis data sebagai bahan mentah dari informasi, yang dirumuskan sebagai

Lebih terperinci

FORMAT BILANGAN DALAM MIKROPROSESOR

FORMAT BILANGAN DALAM MIKROPROSESOR 177 SISTEM MIKROPROSESOR dan MIKROKONTROLER B A B 8 FORMAT BILANGAN DALAM MIKROPROSESOR Mikroprosesor sebagai bagian dari sistem digital bekerja dalam format biner. Di dalam sistem mikroprosesor operasi

Lebih terperinci

BAB I DASAR KOMPUTER DIGITAL

BAB I DASAR KOMPUTER DIGITAL TEKNIK DIGITAL/HAL. 1 BAB I DASAR KOMPUTER DIGITAL Bagian dasar dari Komputer digital : - Input = Keyboard - Control = Control Circuit - Memory = Memory, Storage - Aritmetic Logic Unit o Addition = Penjumlahan

Lebih terperinci

Komputer menggunakan dan memanipulasi data untuk perhitungan aritmatik, pemrosesan data dan operasi logik. Data adalah bilangan biner dan informasi

Komputer menggunakan dan memanipulasi data untuk perhitungan aritmatik, pemrosesan data dan operasi logik. Data adalah bilangan biner dan informasi Komputer menggunakan dan memanipulasi data untuk perhitungan aritmatik, pemrosesan data dan operasi logik. Data adalah bilangan biner dan informasi berkode biner yang dioperasikan untuk mencapai beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDULUAN 1.1 Pengertian Digital

BAB I PENDULUAN 1.1 Pengertian Digital BAB I PENDULUAN 1.1 Pengertian Digital Apa itu digital? Mungkin itu pertanyaan yang akan muncul ketika kita berbicara mengenai Sistem Digital. Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya kita tinjau

Lebih terperinci

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Eko Didik Widianto (didik@undip.ac.id) Sistem Komputer - Universitas Diponegoro @2011 eko didik widianto (http://didik.blog.undip.ac.id) TSK205 Sistem Digital

Lebih terperinci

OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN

OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN Pertemuan Kedua Teknik Digital Yus Natali, ST.,MT SISTEM BILANGAN Sistem bilangan adalah cara untuk mewaikili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan

Lebih terperinci

Representasi Data Digital (Bagian 1)

Representasi Data Digital (Bagian 1) Bilangan Data (Bagian 1) Kuliah#9 TKC-205 Sistem Eko Didik Widianto Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro 11 Maret 2017 http://didik.blog.undip.ac.id/buku/sistem-digital/ 1 Preview

Lebih terperinci

Pertemuan 2. sistem bilangan

Pertemuan 2. sistem bilangan Pertemuan 2 sistem bilangan Sasaran Pertemuan 2 - Mahasiswa diharapkan dapat : 1. mengkonversi antar bilangan desimal, biner, oktal dan hexadesimal 2. Mengerti tentang bilangan komplemen 3. mengerti tentang

Lebih terperinci

GERBANG LOGIKA. Keadaan suatu sistem Logika Lampu Switch TTL CMOS NMOS Test 1 Tinggi Nyala ON 5V 5-15V 2-2,5V TRUE 0 Rendah Mati OFF 0V 0V 0V FALSE

GERBANG LOGIKA. Keadaan suatu sistem Logika Lampu Switch TTL CMOS NMOS Test 1 Tinggi Nyala ON 5V 5-15V 2-2,5V TRUE 0 Rendah Mati OFF 0V 0V 0V FALSE I. KISI-KISI 1. Sistem Digital dan Sistem Analog 2. Sistem Bilangan Biner 3. Konversi Bilangan 4. Aljabar Boole II. DASAR TEORI GERBANG LOGIKA Sistem elektronika sekarang ini masih mengandalkan bahan semikonduktor

Lebih terperinci

Percobaan 4 PENGUBAH SANDI BCD KE PERAGA 7-SEGMEN. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 4 PENGUBAH SANDI BCD KE PERAGA 7-SEGMEN. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 4 PENGUBAH SANDI BCD KE PERAGA 7-SEGMEN Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan : 1. Mengenal cara kerja dari peraga 7-segmen 2. Mengenal cara kerja rangkaian

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 5 Organisasi Komputer Sistem Bilangan Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com http://hanifoza.wordpress.com Agenda Pertemuan 5 1 2 3 Teori Bilangan

Lebih terperinci

BAB 1. KONSEP DASAR DIGITAL

BAB 1. KONSEP DASAR DIGITAL 1. KONSEP DSR DIGITL Materi : 1. Representasi entuk Digital dan nalog 2. entuk Sinyal Digital 3. Transmisi Serial & Paralel 4. Switch dalam Rangkaian Elektronika 5. Gerbang Logika Dasar 6. Tabel Kebenaran

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pengantar Teknologi Informasi Sistem Bilangan Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com http://hanifoza.wordpress.com Agenda Sesi 3 1 2 3 Teori Bilangan Konversi

Lebih terperinci

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya Sistem Digital Sistem Angka dan konversinya Sistem angka yang biasa kita kenal adalah system decimal yaitu system bilangan berbasis 10, tetapi system yang dipakai dalam computer adalah biner. Sistem Biner

Lebih terperinci

8/4/2011. Microprocessor & Microcontroller Programming. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan

8/4/2011. Microprocessor & Microcontroller Programming. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan Microprocessor & Microcontroller Programming FORMAT BILANGAN DALAM MIKROPROSESOR FORMAT BILANGAN DALAM MIKROPROSESOR Mikroprosesor sebagai bagian dari sistem digital bekerja dalam format biner. Di dalam

Lebih terperinci

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Tim Dosen KPKK Kelompok Keahlian Representasi Data 1 8/30/2016 Pendahuluan (Resume) Apa yang dimaksud dengan representasi data? Mengapa komputer menganut sistem

Lebih terperinci

KONSEP PENDAHULUAN. Sistem Digital

KONSEP PENDAHULUAN. Sistem Digital KONSEP PENDAHULUAN Sistem Digital SILABUS Pendahuluan sistem digital: Konsep dasar sistem digital Sistem bilangan Konversi sistem bilangan Aljabar Boolean Peta Karnaugh Rangkaian Sequential Design dan

Lebih terperinci

Kuliah#11 TKC205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto. 11 Maret 2017

Kuliah#11 TKC205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto. 11 Maret 2017 Kuliah#11 TKC205 Sistem Digital Eko Didik Widianto Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro 11 Maret 2017 http://didik.blog.undip.ac.id/buku/sistem-digital/ 1 Review Kuliah Di kuliah sebelumnya

Lebih terperinci

Dr. novrina

Dr. novrina Dr. novrina novrina@staff.gunadarma.ac.id Sistem Bilangan Konversi Sistem Bilangan Operasi Aritmatik pada Sistem Bilangan Bilangan Biner Bertanda Pengkodean Biner ( 0 dan 1) Desimal ( 0 9) Oktal ( 0 7)

Lebih terperinci

Dari tabel kebenaran half adder, diperoleh rangkaian half adder sesuai gambar 4.1.

Dari tabel kebenaran half adder, diperoleh rangkaian half adder sesuai gambar 4.1. PERCOBAAN DIGITAL 03 PENJUMLAH (ADDER) 3.1. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa mengenal, mengerti, dan memahami: 1. Operasi half adder dan full adder. 2. Operasi penjumlahan dan pengurangan biner 4 bit. 3.2. TEORI

Lebih terperinci

Sistem Digital (410206)

Sistem Digital (410206) Sistem Digital (410206) Materi Kuliah ke-2 SISTEM BILANGAN Sistem Bilangan 1. Bilangan Desimal 2. Bilangan Biner 3. Desimal ke Biner 4. Aritmatika Biner 5. Komplemen 1 dan 2 6. Sign Bit 7. Operasi aritmatik

Lebih terperinci

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA Salah satu jenis IC dekoder yang umum di pakai adalah 74138, karena IC ini mempunyai 3 input biner dan 8 output line, di mana nilai output adalah 1 untuk salah satu dari

Lebih terperinci

KONVERTER PERTEMUAN 13. Sasaran Pertemuan 13

KONVERTER PERTEMUAN 13. Sasaran Pertemuan 13 PERTEMUAN 13 KONVERTER Sasaran Pertemuan 13 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Converter yang terdiri dari : - Rangkaian ADC - Rangkaian DAC - Rangkaian Pembanding 1 Data di dalam mikroprosesor selalu

Lebih terperinci

Sistem Digital. Dasar Digital -4- Sistem Digital. Missa Lamsani Hal 1

Sistem Digital. Dasar Digital -4- Sistem Digital. Missa Lamsani Hal 1 Sistem Digital Dasar Digital -4- Missa Lamsani Hal 1 Materi SAP Gerbang-gerbang sistem digital sistem logika pada gerbang : Inverter Buffer AND NAND OR NOR EXNOR Rangkaian integrasi digital dan aplikasi

Lebih terperinci

ADC dan DAC Rudi Susanto

ADC dan DAC Rudi Susanto ADC dan DAC Rudi Susanto Analog To Digital Converter Sinyal Analog : sinyal kontinyu atau diskontinyu yang didasarkan pada waktu. Sinyal analog dapat dihasilkan oleh alam atau buatan. Contoh sinyal analog

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK TEKNIK DIGITAL Gerbang Logika Dasar, Universal NAND dan Semester 3

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK TEKNIK DIGITAL Gerbang Logika Dasar, Universal NAND dan Semester 3 1. Kompetensi FAKULTAS TEKNIK No. LST/PTI/PTI6205/02 Revisi: 00 Tgl: 8 September 2014 Page 1 of 6 Dengan mengikuti perkuliahan praktek, diharapkan mahasiswa memiliki kedisiplinan, tanggung jawab dan dapat

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808) I. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat memahami karakteristik pengkondisi sinyal DAC 0808 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian pengkondisi sinyal DAC 0808

Lebih terperinci

Kuliah #1 PENGENALAN LOGIKA DAN TEKNIK DIGITAL Denny Darlis Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan - Universitas Telkom

Kuliah #1 PENGENALAN LOGIKA DAN TEKNIK DIGITAL Denny Darlis Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan - Universitas Telkom Kuliah #1 PENGENALAN LOGIKA DAN TEKNIK DIGITAL Denny Darlis Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan - Universitas Telkom Semester Genap 2014/2015 Elektronika Digital merepresentasikan

Lebih terperinci

Sistem Digital. Pendahuluan -1- Sistem Digital. Missa Lamsani Hal 1

Sistem Digital. Pendahuluan -1- Sistem Digital. Missa Lamsani Hal 1 Sistem Digital Pendahuluan -1- Missa Lamsani Hal 1 SAP Materi Perkuliahan Sistem Digital Sistem Bilangan dan Pengkodean Dasar Digital Rangkaian Kombinasional Rangkaian Sekuensial Counter dan Register Aplikasi

Lebih terperinci

Pertemuan ke 9 Aritmatika Komputer. Computer Organization Eko Budi Setiawan

Pertemuan ke 9 Aritmatika Komputer. Computer Organization Eko Budi Setiawan Pertemuan ke 9 Aritmatika Komputer Computer Organization Eko Budi Setiawan Kode Biner Data huruf akan dirubah menjadi kode ASCII Dari kode ASCII dirubah menjadi bilangan biner Data gambar merupakan kumpulan

Lebih terperinci

Konsep dasar perbedaan

Konsep dasar perbedaan PENDAHULUAN Konsep dasar perbedaan ANALOG DAN DIGITAL 1 ANALOG Tegangan Berat Suhu Panjang Kecepatan dlsb 2 DIGITAL Pulsa 0 dan 1 Digit Biner Bit Numerik 3 Benarkah definisi tersebut tadi? 4 ANALOG DIGITAL

Lebih terperinci

DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter

DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter Missa Lamsani Hal 1 Konverter Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah yang menerjemahkan informasi

Lebih terperinci

Definisi Gerbang Logika

Definisi Gerbang Logika SISTEM DIGITAL 1 Pendahuluan Seperti kita ketahui, mesin-mesin digital hanya mampu mengenali dan mengolah data yang berbentuk biner. Dalam sistem biner hanya di ijinkan dua keadaan yang tegas berbeda.

Lebih terperinci

Elektronika Lanjut. Sensor Digital. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

Elektronika Lanjut. Sensor Digital. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1 Sensor Digital Missa Lamsani Hal 1 Pengertian Sensor Sensor adalah suatu alat yang merubah dari besaran fisika menjadi besaran listrik. Suhu merupakan suatu besaran, karena dapat diukur, dipantau dan dapat

Lebih terperinci

Komputer yang dipakai saat ini adalah sebuah pemroses data. Fungsinya sangat sederhana Untuk memproses data, kemudian hasil prosesnya diselesaikan

Komputer yang dipakai saat ini adalah sebuah pemroses data. Fungsinya sangat sederhana Untuk memproses data, kemudian hasil prosesnya diselesaikan Komputer yang dipakai saat ini adalah sebuah pemroses data. Fungsinya sangat sederhana Untuk memproses data, kemudian hasil prosesnya diselesaikan secara elektronis didalam CPU (Central Processing Unit)

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM PENGKODEAN BILANGAN

MODUL 2 SISTEM PENGKODEAN BILANGAN STMIK STIKOM BALIKPAPAN 1 MODUL 2 SISTEM PENGKODEAN BILANGAN A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Tema : Sistem Pengkodean Bilangan 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok 3. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Lebih terperinci

Arsitektur & Organisasi Komputer. Aritmatika Komputer. Pertemuan I I

Arsitektur & Organisasi Komputer. Aritmatika Komputer. Pertemuan I I Arsitektur & Organisasi Komputer Aritmatika Komputer Pertemuan I I Tata Sumitra M.Kom HP. 081519002289 Email : ttsumitra@gmail.com tata_sumitra2002@yahoo.com Mengapa belajar Arithmatika Mengerti bagian-bagin

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN DAN KONVERSI BILANGAN. By : Gerson Feoh, S.Kom

SISTEM BILANGAN DAN KONVERSI BILANGAN. By : Gerson Feoh, S.Kom SISTEM BILANGAN DAN KONVERSI BILANGAN By : Gerson Feoh, S.Kom 1 BAB I PENDAHULUAN Konsep dasar sistem komputer yaitu adanya sistem biner, sistem desimal dan hexadesimal. Dalam sistem biner adalah sistem

Lebih terperinci

ADC ( Analog To Digital Converter Converter konversi analog ke digital ADC (Analog To Digital Convertion) Analog To Digital Converter (ADC)

ADC ( Analog To Digital Converter Converter konversi analog ke digital ADC (Analog To Digital Convertion) Analog To Digital Converter (ADC) ADC (Analog To Digital Converter) adalah perangkat elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog (sinyal kontinyu) menjadi sinyal digital. Perangkat ADC (Analog To Digital Convertion) dapat berbentuk

Lebih terperinci

Bilangan Bertanda (Sign Number)

Bilangan Bertanda (Sign Number) Bilangan Bertanda (Sign Number) Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Agustus 2015 Signed Integer: Sign/magnitude

Lebih terperinci

SISTEM SANDI (KODE) Suatu rangkaian pengubah pesan bermakna (misal desimal) menjadi sandi tertentu (misal biner) disebut enkoder (penyandi).

SISTEM SANDI (KODE) Suatu rangkaian pengubah pesan bermakna (misal desimal) menjadi sandi tertentu (misal biner) disebut enkoder (penyandi). SISTEM SANDI (KODE) Pada mesin digital, baik instruksi (perintah) maupun informasi (data) diolah dalam bentuk biner. Karena mesin digital hanya dapat memahami data dalam bentuk biner. Suatu rangkaian pengubah

Lebih terperinci

BAB IV : RANGKAIAN LOGIKA

BAB IV : RANGKAIAN LOGIKA BAB IV : RANGKAIAN LOGIKA 1. Gerbang AND, OR dan NOT Gerbang Logika adalah rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal masukan tetapi hanya menghasilkan satu sinyal berupa tegangan tinggi atau tegangan

Lebih terperinci

Pembahasan. Representasi Numeris Definisi Sistem Digital Rangkaian Elektronika Definisi Rangkaian Digital Kelebihan Sistem digital

Pembahasan. Representasi Numeris Definisi Sistem Digital Rangkaian Elektronika Definisi Rangkaian Digital Kelebihan Sistem digital Sistem digital Pembahasan Representasi Numeris Definisi Sistem Digital Rangkaian Elektronika Definisi Rangkaian Digital Kelebihan Sistem digital Representasi Numeris Dalam ilmu pengetahuan, teknologi,

Lebih terperinci

II. Sistem Bilangan Outline : 31/10/2008. Anhar, ST. MT. Lab. Jaringan Komputer

II. Sistem Bilangan Outline : 31/10/2008. Anhar, ST. MT. Lab. Jaringan Komputer Anhar, ST. MT. Lab. Jaringan Komputer http://anhar.net63.net II. Sistem Bilangan Outline : A. Sistem bilangan desimal B. Sistem bilangan biner C. Sistem bilangan oktal D. Sistem bilangan hexadesimal E.

Lebih terperinci

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan boolean sebagai berikut : Dengan menggunakan peta karnaugh, Cy dapat diserhanakan menjadi : Cy = AB + AC + BC

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan boolean sebagai berikut : Dengan menggunakan peta karnaugh, Cy dapat diserhanakan menjadi : Cy = AB + AC + BC 4. ALU 4.1. ALU (Arithmetic and Logic Unit) Unit Aritmetika dan Logika merupakan bagian pengolah bilangan dari sebuah komputer. Di dalam operasi aritmetika ini sendiri terdiri dari berbagai macam operasi

Lebih terperinci

1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6.

1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6. 1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6. Pencacah (Counter) 7. Register Geser 8. Operasi Register 9.

Lebih terperinci

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN TEKNIK DIGITAL/HAL. 8 BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN ARITMATIKA BINER Operasi aritmatika terhadap bilangan binari yang dilakukan oleh komputer di ALU terdiri dari 2 operasi yaitu operasi penambahan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER

BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER I.1 Lingkungan Komputasi Perkembangan dan penggunaan komputer sering digambarkan sebagai suatu revolusi teknologi yang membawa perubahan yang sangat mendasar pada sebagian

Lebih terperinci

Muhammad Adri Abstrak

Muhammad Adri  Abstrak Pengantar Arsitektur Komputer 4 Rangkaian Aritmatika Muhammad Adri mhd.adri@unp.ac.id http://muhammadadri.wordpress.com Abstrak Rangkaian aritmatika merupakan salah satu inti pembahasan dalam pengantar

Lebih terperinci

TEKNIK DIGITAL KODE BILANGAN

TEKNIK DIGITAL KODE BILANGAN TEKNIK DIGITAL KODE BILANGAN Review Kuliah Sebelumnya Pengertian Aritmatika Biner Operasi aritmatika untuk bilangan biner dilakukan dengan cara hampir sama dengan operasi aritmatika untuk bilangan desimal.

Lebih terperinci

4/27/2012 GALAT/ ERROR SIMPANGAN ATAU SELISIH DARI NILAI SEBENARNYA PADA VARIABEL YANG DIUKUR GALAT BERBEDA DENGAN SALAH GALAT DALAM PENGUKURAN

4/27/2012 GALAT/ ERROR SIMPANGAN ATAU SELISIH DARI NILAI SEBENARNYA PADA VARIABEL YANG DIUKUR GALAT BERBEDA DENGAN SALAH GALAT DALAM PENGUKURAN GALAT/ ERROR SIMPANGAN ATAU SELISIH DARI NILAI SEBENARNYA PADA VARIABEL YANG DIUKUR GALAT DALAM PENGUKURAN GALAT BERBEDA DENGAN SALAH SALAH BERHUBUNGAN ERAT DENGAN BAGAIMANA PENGUKURAN ITU DILAKUKAN, CONTOH:

Lebih terperinci

MAKALAH KONVERSI BILANGAN

MAKALAH KONVERSI BILANGAN Tugas Pengantar Ilmu Komputer MAKALAH KONVERSI BILANGAN OLEH: Irwan Budiansyah S : H13114515 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014/2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci