BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah

BAB 2 LANDASAN TEORI

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

BAB II DIMENSI PARTISI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

BAB II LANDASAN TEORI

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION. Oleh : SOEMARTINI

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum

BAB III METODE PENELITIAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana hubungan antar variabel

PERBANDINGAN METODE MODEL-BASED DENGAN METODE K-MEAN DALAM ANALISIS CLUSTER

Pengolahan lanjut data gravitasi

III FUZZY GOAL LINEAR PROGRAMMING

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

Pengaruh Kelembaban dan Seri Tanah Terhadap Mutu dan Produksi Tanaman Tembakau Temanggung dengan Metode MANOVA

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

STATISTIKA. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mean Median Modus Simpangan baku Varian Histogram Quartil Desil Persentil

PENERAPAN PETA P MULTIVARIAT PADA PENGONTROLAN PROSES PEMOTONGAN KACA JENIS LNFL DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, TBK.

INDEKS KERENTANAN SOSIAL EKONOMI UNTUK BENCANA ALAM DI WILAYAH INDONESIA 5. Anik Djuraidah

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1)

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak).

BAB III MODUL INJEKTIF

Pendekatan Hurdle Poisson Pada Excess Zero Data

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB IV HASIL ANALISIS

EVALUASI STATUS KETERTINGGALAN DAERAH DENGAN ANALISIS DISKRIMINAN 6. Oleh : Anik Djuraidah

ANALISIS DISKRIMINAN

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

IV. MODEL-MODEL EMPIRIS FUNGSI PERMINTAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

PEMODELAN TINGKAT KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL LOGISTIC REGRESSION

ANALISIS KAPABILITAS PROSES

ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGATASI MASALAH MULTIKOLINIERITAS DALAM ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

METODE OPTIMASI SELEKSI FITUR DENGAN ALGORITMA FAST BRANCH AND BOUND

Prosedur Komputasi untuk Membentuk Selang Kepercayaan Simultan Proporsi Multinomial

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

Bab III Model Estimasi Outstanding Claims Liability

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK

PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 11-22, April 2001, ISSN : SUBRUANG MARKED. Suryoto Jurusan Matematika, FMIPA-UNDIP Semarang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN TAK LINIER

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

Oleh : Wahyu Safi i Dosen Pembimbing : Drs. Soehardjoepri, M.Si

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

Analisis Sensitivitas

IMPLEMENTASI ANALISIS REGRESI FAKTOR DALAM MENENTUKAN PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 20 MALANG

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODE TWO-DIMENSIONAL LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

Analisis Penyelesaian Persamaan Kuadrat Matriks

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

Dr. Nussar Hajarisma, M.Si Jurusan Statistika Terapan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjajaran.

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

Estimasi Reliabilitas Pengukuran Dalam Pendekatan Model Persamaan Struktural

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Pendahuluan. 2.2 Pengukuran Data Kondisi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

Pemetaan Angka Gizi Buruk pada Balita di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Regression

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Transkripsi:

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3. Analss Dsrmnan Analss dsrmnan (dscrmnant analyss) merupaan salah satu metode yan dunaan dalam analss multvarat. Dalam analss dsrmnan terdapat dua jens varabel yan terlbat yatu varabel bebas dan varabel terat. Varabel bebas dalam analss dsrmnan berupa data metr (nterval dan raso) sedanan varabel teratnya berupa data nonmetr (nomnal dan ordnal). Oleh arena tu, analss dsrmnan termasu e dalam analss multvarat metode dependens (Sharma, 996). Analss dsrmnan adalah ten multvarat untu memsahan objeobje dalam elompo yan berbeda dan menelompoan obje baru e dalam elompo-elompo tersebut (Johnson, 956). Analss dsrmnan dapat dunaan ja varabel teratnya terdr dar dua elompo atau lebh. Apabla varabel teratnya lebh dar dua elompo, maa metode yan dunaan adalah analss dsrmnan multpel (multple dscrmnant analyss). Ada dua tujuan utama dalam pemsahan elompo dalam analss dsrmnan, yatu (Rencher, 2002) :. Aspe desrptf atau menambaran pemsahan elompo, d mana funs lner varabel (funs dsrmnan) dunaan untu menambaran atau menjelasan perbedaan-perbedaan antara dua atau lebh elompo. Tujuan dar ambaran analss dsrmnan melput dentfas ontrbus p varabel 45

46 untu memsahan elompo dan mencar hasl yan optmal d mana ponpon tersebut dapat menjelasan ambaran terba setap elompo. 2. Aspe preds atau menelompoan observas e dalam elompo, d mana funs lner atau uadrat varabel (funs penelompoan) dunaan untu menentuan unt sampel ndvdu e dalam salah satu dar beberapa elompo. Nla-nla yan duur dalam vetor observas dar ndvdu atau obje aan devaluas oleh funs penelompoan untu mencar elompo d mana ndvdu dpastan termasu d dalamnya. Ada beberapa asus analss dsrmnan, d antaranya:. Analss Dsrmnan Lner (Lnear Dscrmnant Analyss). Analss dsrmnan lner dunaan ja data p buah varabel bebas berdstrbus normal multvarat dan setap elomponya meml matrs varans ovarans yan sama. 2. Analss Dsrmnan Kuadrat (Quadratc Dscrmnant Analyss). Analss dsrmnan uadrat dunaan ja data p buah varabel bebas berdstrbus normal multvarat tetap matrs varans ovaransnya tda sama dalam setap elomponya. 3. Analss Dsrmnan Fsher (Fsher Dscrmnant Analyss). Analss dsrmnan Fsher dunaan ja data p buah varabel bebas tda berdstrbus normal multvarat tetap matrs varans ovaransnya sama dalam setap elomponya.

47 4. Analss Dsrmnan Nonparametr (Nonparametrc Dscrmnant Analyss). Analss dsrmnan nonparametr dunaan ja data p buah varabel bebas tda berdstrbus normal multvarat dan matrs varans ovaransnya tda sama dalam setap elomponya. Analss dsrmnan melbatan ombnas lner dar dua atau lebh varabel bebas untu membentu suatu funs dsrmnan yan dapat dunaan untu membedaan suatu elompo denan elompo lannya. Kombnas lner untu analss dsrmnan meml bentu persamaan lner, yatu: L = b0 + b X + b2 X 2 +... + bp X p (3.) d mana, L = score dsrmnan, b = bobot (weht) dan X = varabel bebas. Dalam tujuan utama analss dsrmnan, yatu aspe desrptf, funs dsrmnan yan terbentu dunaan untu membedaan suatu elompo denan elompo lannya dalam suatu populas. Selan untu membedaan elompo, funs dsrmnan jua dapat dunaan untu masalah penelompoan yatu dalam aspe preds, funs yan terbentu adalah funs penelompoan yan dunaan untu menelompoan observas e dalam elompo yan telah ada. Funs penelompoan n dsebut jua funs dsrmnan, namun funs dsrmnan n tda sama denan funs dsrmnan pada aspe desrptf. Pada proses penelompoan analss dsrmnan, setap observas sebelumnya sudah detahu masu e dalam salah satu elompo dar beberapa elompo yan ada. Denan deman, aan muncul onsep esalahan

48 penelompoan. Dar onsep nlah dapat detahu seberapa banya penelompoan yan dlauan oleh analss dsrmnan tersebut. Proses penelompoan dalam analss dsrmnan dlauan denan cara membentu suatu funs penelompoan masn-masn elompo, selanjutnya dhtun suatu sor setap observas dar masn-masn funs penelompoan tersebut yan dsebut denan sor dsrmnan. Penelompoan menunaan sor dsrmnan dlauan denan membuat suatu aturan penelompoan untu menetahu observas masu e dalam elompo yan ada. Berut aan dbahas aturan penelompoan dalam analss dsrmnan. 3.2 Aturan Penelompoan Msalan sebuah populas Ω terdr dar elompo π, π 2, K, π denan masn-masn wlayah (reon) R, R2, K, R. Suatu penuuran terdr dar p varabel bebas, X = x, x2, K, x p dlauan pada setap elompo sebanya n observas atau obje, = { x, x 2,, x } x K ; m =, 2, K, p. Perbedaan antar m m m mn elompo dapat dlhat dar funs epadatannya, f ( ) x ja observas berasal dar elompo, π ; =, 2, K, denan peluan pror p d mana p =. = Besarnya baya/reso salah penelompoan ada bla observas yan berasal dar elompo ( π ) delompoan sebaa elompo ( π ) dnotasan denan c ( ) denan peluan ( ) P ;, =, 2, K,.

49 Berut aan dbahas beberapa metode untu memperoleh aturan penelompoan observas atau obje e dalam salah satu elompo dar beberapa elompo yan ada pada analss dsrmnan. 3.2. Metode ECM Mnmum Nla harapan dar salah penelompoan (Expected Cost of Msclassfcaton = ECM) dbanun oleh ta omponen, yatu peluan pror p, baya/reso salah menelompoan c ( ) dan peluan salah menelompoan P ( ). Baya/reso salah penelompoan aan bernla sama denan nol atau c ( ) = 0 ja =. Msalan R adalah hmpunan semua x yan delompoan sebaa π, maa peluan salah penelompoan ( P ( ) ) adalah peluan bersyarat menelompoan observas sebaa π padahal observas tersebut berasal dar π, yatu: untu ;,, 2,, P = f x dx, ( ) ( ) R = K, peluan bersyarat P ( ) P ( ) =. =

50 Baya/reso salah penelompoan dapat ddefnsan sebaa matrs baya. Msalan suatu populas terdr dar dua elompo π dan π 2, maa matrs bayanya adalah Populas yan benar Dlasfasan sebaa 2 0 2 2 2 0 Untu populas yan terdr dar elompo π, π 2, K, π, maa ECM bersyarat dar x yan berasal dar yan delompoan e dalam 2, atau 3,, atau adalah ECM() = 2 2 + 3 3 + +. = 2 = P( ) c( ) Denan menalan setap ECM bersyarat (ECM() ; =, 2, K, ) denan masn-masn peluan prornya ( p ; =, 2, K, ), maa dperoleh total baya/reso salah penelompoan (Total Cost of Msclassfcaton = TCM), yatu: TCM = ECM() + 2 ECM(2) + + ECM( ) TCM = p P( ) c( ) p 2 P( 2) c( 2 + ) + K + p P( ) c( ) = 2 = = 2 TCM = p P ( ) c ( ) (3.2) = =

5 Plh, 2,, aar TCM bernla mnmum, sehna dperoleh aturan penelompoan yan optmal sebaa berut: Result. Aturan penelompoan denan metode ECM mnmum adalah elompoan x e dalam, =,2,, d mana But. p f ( x ) c( ) bernla mnmum. (3.3) = Ja terdapat satu atau lebh, dplh salah satu d antaranya. Dalam metode ECM, peluan pror populas detahu. Oleh arena tu, dapat ddefnsan peluan posteror berdasaran teor Bayesan (lampran 7). Peluan posteror dar observas yan berasal dar, P ( π x ) adalah P ( π x) = l= Ja observas tersebut delompoan sebaa, maa eruan harapannya adalah = j pl fl l= ( ) p f x p f ( x) l p f ( x) l ( x) ( ) c j Untu memnmuman eruan harapan tersebut, plh j aar nla eruan harapan mnmum. Kta menanap p f ( ) c( j ).. x untu semua j = j

52 dan memlh j yan meml baya/reso salah penelompoannya ( ) mnmum sehna aan menyebaban nla p f ( ) c( j ) x menjad mnmum. Oleh arena tu, elompoan x e dalam, =,2,, d mana = j ( ) ( ) < ( ) ( ) p f x c p f x c j, = = j atau denan ata lan elompoan x e dalam, =,2,, d mana p f ( x ) c( ) bernla mnmum. = Bla omponen baya/reso salah penelompoan c ( ) dabaan atau dasumsan sama untu setap elompo, maa dar persamaan TCM aan dhaslan aturan total peluan salah penelompoan (Total Probablty of Msclassfcaton = TPM). 3.2.2 Metode TPM Mnmum Krtera lan dar ECM yatu bla baya/reso salah penelompoan c ( ) dabaan atau dasumsan sama untu setap elomponya dapat dunaan untu memperoleh aturan penelompoan optmal, yatu denan memlh R, R2, K, R untu memnmuman total peluan salah penelompoan (Total Probablty of Msclassfcaton = TPM).

53 Msalan suatu populas terdr dar dua elompo π dan π 2, maa TPMnya adalah TPM = P( Salah penelompoan observas π atau salah penelompoan observas π ) 2 TPM = P ( observas berasal dar π dan salah penelompoan ) + P ( observas berasal dar π dan salah penelompoan ) TPM = ( ) + ( ) adalah denan p f x d x p f x d x. R 2 2 2 R 2 Untu populas yan terdr dar elompo π, π 2, K, π, maa TPMnya ( ) = ( ) f x dx P. R TPM = = R p f ( x) dx (3.4) Kta jua dapat menelompoan observas e dalam elompo yan meml peluan posteror masmum. Menurut aturan Bayes (lampran 7), peluan posteror dar observas yan berasal dar, P ( π x ) adalah P ( π x) = l= p f l p f ( x) l ( x). (3.5)

54 Aturan TPM adalah aturan ECM bla baya/reso salah penelompoan c ( ) dabaan atau dasumsan sama untu setap elomponya, maa aturan penelompoan yan optmal denan metode yan memnmuman TPM adalah: Result 2. Aturan penelompoan denan metode TPM mnmum adalah elompoan x e dalam ja atau, setara denan, p f ( x) > p f ( x ) untu semua, (3.6) elompoan x e dalam ja But. ln p f ( x) > ln p f ( x ) untu semua. (3.7) Andaan semua baya/reso salah penelompoan adalah sama atau dabaan, maa persamaan pada result (asus aturan ECM mnmum) menjad p f x = yan merupaan aturan TPM mnmum. TPM yatu jumlah semua peluan ( ) penelompoan yan bersfat salah penelompoan. Oleh arena tu, elompoan x e dalam, =,2,, d mana p f ( x ) bernla mnmum. = Nla tersebut aan bernla mnmum ja p f ( x ) bernla masmum, n menyebaban peluan posterornya menjad masmum. Hal n merupaan salah satu rtera dalam mendapatan aturan penelompoan yan optmal.

55 Jad elompoan x e dalam ja p f ( x ) bernla masmum. Atau denan ata lan elompoan x e dalam ja p f ( x) > p f ( x ) untu semua, atau, setara denan, elompoan x e dalam ja ln p f ( x) > ln p f ( x ) untu semua. 3.2.3 Penelompoan denan Populas Normal Multvarat Pada asus d mana f ( ) x, =,2,, meml funs epadatan normal multvarat denan vetor rata-rata dan matrs varans ovarans denan bentu: f x = exp x µ Σ x µ ( ) ( 2π ) ( ) ( ) p 2 2 Σ 2, =,2,,. (3.8) Ja semua baya/reso salah penelompoan adalah sama ( =0, = ; ), maa aturan penelompoan yan optmal yan memnmuman ECM (sama denan aturan TPM mnmum) menjad elompoan x e dalam ja p p f ( x ) = ln p ( ) ln ( 2π ) lnσ ( x µ ) Σ ( x µ ) ln Catatan : 2 2 2 = ln Σ x µ Σ x µ (3.9) ( ) ( ) p 2 ln 2 ( ) = masln p f x

56 x µ Σ x µ = x = xσ x + µ Σ x µ Σ µ. L ( ) ( ) d ( ) 2 2 2 But. ln p f ( x) = ln p exp x µ Σ x µ ( 2π ) ( 2π ) ( 2π ) ( ) ( ) p 2 2 Σ 2 ln p f ( x) = ln p + ln exp x µ Σ x µ Σ 2 ( ) ( ) p 2 2 ln p f ( x) = ln p + ln + ln + x µ Σ x µ Σ 2 ( ) ( ) p 2 2 p ( ) ( ) 2 2 x = p + π + Σ ( x µ ) Σ ( x µ ) ln p f ln ln ln 2 ln ln ln p f p p π 2 2 2 ( x) = ln ln ( 2 ) lnσ ( x µ ) Σ ( x µ ) Konstanta ( p 2) ln ( 2 ) elompo. Maa persamaan d atas menjad π dapat dabaan arena bernla sama untu semua ln p f x ln lnσ x µ Σ x µ. ( ) = p ( ) ( ) 2 2 Dar result 2 dperoleh ln p f ( ) > ln p f ( ) supremum dar p f ( ) ln x, sehna ln p f 2 x x, maa p f ( ) ( ) = mas ln p f ( ) ln x merupaan nla x x. Analss dsrmnan yan memenuh asums dstrbus normal multvarat terdr dar dua macam, yatu analss dsrmnan lner dan analss dsrmnan uadrat. 3.2.4 Analss Dsrmnan Lner

57 Analss dsrmnan lner (Lnear Dscrmnant Analyss = LDA) dunaan apabla observas X memenuh asums dstrbus normal multvarat dan homoentas matrs varans ovarans. Berdasaran persamaan (3.9) dapat ddefnsan sor dsrmnan lner. Karena matrs varans ovarans sama untu setap elomponya maa substtusan Σ =Σ, untu =,2,,. Oleh arena tu, untu populas e- sor dsrmnan lner ddefnsan sebaa: d ( ) ln x = Σ xσ x + µ Σ x µ Σ µ + ln p. (3.0) L 2 2 2 L L L Dua suu pertama aan bernla sama untu ( x), ( x),, ( x) d d2 d maa suu tersebut dapat dabaan. Sor dsrmnan lner menjad d ( ) K, x = µ Σ x 2µ Σ µ + ln p (3.) L Ja dan tda detahu, maa unaan x sebaa tasran vetor rata-rata dan unaan S ab sebaa tasran matrs varans ovarans abunan, yatu: S ab = ( n ) + ( n2 ) 2 + L+ ( n ) S S S n + n + L+ n 2. (3.2) Maa tasran ˆ L L d ( x ) dapat dperoleh dar sor dsrmnan lner d ( x ) yan dbentu berdasaran tasran matrs varans ovarans abunan yatu: dˆ ( ) x = x S x x S x + ln p (3.3) L ab 2 ab denan

58 x = vetor rata-rata sampel elompo e- S = matrs varans ovarans sampel elompo e- n = uuran sampel elompo e-. Oleh arena tu, tasran aturan penelompoannya adalah elompoan x e dalam ja ( 2 ) Sor dsrmnan lner ˆ L ( ) ˆ L ( ) ˆ L mas, ( ),, ˆ L d x = d x d x d ( x) K. (3.4) 3.2.5 Analss Dsrmnan Kuadrat Analss dsrmnan uadrat (Quadratc Dscrmnant Analyss = QDA) dunaan apabla observas X memenuh asums dstrbus normal multvarat tetap tda memenuh homoentas matrs varans ovarans (Σ tda sama). Berdasaran persamaan (3.9) dapat ddefnsan sor dsrmnan uadrat. Karena matrs varans ovarans tda sama untu setap elomponya, maa untu populas e- sor dsrmnan uadrat ddefnsan sebaa: d x = Σ x µ Σ x µ + ln p, =,2,,. (3.5) ( ) ln ( ) ( ) Q 2 2 Maa aturan penelompoannya adalah elompoan x e dalam ja ( 2 ) Q Q Q Q sor dsrmnan uadrat d ( x) = mas d ( x), d ( x),, d ( x) Ja dan tda detahu, maa tasran d ˆ Q ( ) Q uadrat d ( ) x adalah K. (3.6) x dar sor dsrmnan

59 dˆ x = ln S x x S x x + ln p, =,2,,, (3.7) ( ) ( ) ( ) Q 2 2 denan x = vetor rata-rata sampel elompo e- S = matrs varans ovarans sampel elompo e- n = uuran sampel elompo e-. Oleh arena tu, tasran aturan penelompoannya adalah elompoan x e dalam ja ( 2 ) sor dsrmnan uadrat ˆQ ( ) ˆQ ( ) ˆQ mas, ( ),, ˆQ d x = d x d x d ( x) K. (3.8) 3.2.6 Metode Jara Kuadrat Jara uadrat dperoleh dar persamaan (3.5) denan menabaan suu onstan, ln 2 Σ. Ja nla populas tda detahu, maa bentu tasran jara uadrat dar x e vetor rata-rata sampel e- x adalah. Untu asus matrs varans ovarans yan sama dalam setap elomponya atau Σ = Σ2 = L = Σ = Σ, yatu: D x = x x S x x, =, 2,...,. (3.9) ( ) ( ) ( ) 2 ab 2. Untu asus matrs varans ovarans yan tda sama dalam setap elomponya, yatu: D x = x x S x x, =,2,...,. (3.20) ( ) ( ) ( ) 2

60 Maa aturan penelompoannya adalah elompoan x e dalam atau, elompoan x e dalam 2 π ja D ( ) 2 π ja ( ) 2 x + ln p bernla masmum. (3.2) D x bernla mnmum (3.22) Ja peluan pror elompo e- tda detahu, maa aturan penelompoan basa menetapan p = p2 = L = p = atau suu ln p dapat dhlanan. (3.23) 3.3 Evaluas Hasl Penelompoan Ada suatu prosedur untu menetahu tnat etepatan penelompoan, d antaranya Actual Error Rate (AER) dan Apparent Error Rate (APER). Prosedur tersebut berdasaran dar matrs onfus. Matrs onfus menunjuan eanotaan elompo pada enyataan melawan eanotaan elompo yan dpreds. Untu observas dar dan 2 observas dar 2, maa matrs onfusnya adalah Keanotaan pada enyataan Keanotaan yan dpreds 2 = 2 2 = 2 2 2 2 D mana = jumlah tem yan delompoan secara benar sebaa tem = jumlah tem yan salah delompoan sebaa tem 2

6 2 = jumlah tem 2 yan delompoan secara benar sebaa tem 2 2 = jumlah tem 2 yan salah delompoan sebaa tem 3.3.. Apparent Error Rate (APER) Error Rate pada Apparent Error Rate (APER) merupaan propors salah penelompoan pada data trann sample. APER dapat denan mudah dhtun denan matrs onfus. Maa evaluas hasl penelompoan menunaan Apparent Error Rate (APER) adalah APER = = = n M n. (3.24) D mana n M adalah banyanya observas trann sample yan salah penelompoan pada elompo e-. n adalah banyanya observas pada elompo e-. Ketepatan penelompoannya adalah APER (3.25) 3.3.2. Actual Error Rate (AER) Error Rate pada Actual Error Rate (AER) merupaan propors salah penelompoan pada data sampel valdas atau holdout sample. Prosedur holdout

62 Lachenbruch dapat dunaan untu menetahu tnat etepatan penelompoan melalu Actual Error Rate (AER), d mana tasran dar espetas Actual Error Rate (AER) adalah: D mana ( H ) nm ˆ ( AER = ) =, =,2,..., E. (3.26) n = n adalah banyanya observas holdout yan salah penelompoan pada ( H ) M elompo e-. n adalah banyanya observas pada elompo e-. Ketepatan penelompoannya adalah ( ) Eˆ AER. (3.27)