Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : MAA 526 Nama Mata Kuliah : Analisis Fungsional

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

BAB I PENDAHULUAN. Analisis fungsional merupakan salah satu cabang dari kelompok analisis

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

BAB 2 RUANG HILBERT. 2.1 Definisi Ruang Hilbert

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

BAB III PEMBAHASAN. Bab III terbagi menjadi tiga sub-bab, yaitu sub-bab A, sub-bab B, dan subbab

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

II. TINJAUAN PUSATAKA

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

Aljabar Linier. Kuliah 2 30/8/2014 2

untuk setiap x sehingga f g

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aljabar Linear Elementer

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

BAB I PENDAHULUAN. Misalkan diberikan suatu ruang vektor atas lapangan R atau C. Jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III FUNGSI UJI DAN DISTRIBUSI

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

BIMODUL-C* HILBERT. Oleh: Raden Muhammad Hadi. Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

Sifat-sifat Ruang Banach

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

ANALISIS NUMERIK LANJUT. Hendra Gunawan, Ph.D. 2006/2007

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

BAB 7 TRANSFORMASI LINEAR PADA RUANG VEKTOR

II. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

EKSISTENSI TITIK TETAP DARI SUATU TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian

BAB II KAJIAN TEORI. definisi mengenai grup, ring, dan lapangan serta teori-teori pengkodean yang

Ruang Vektor. Kartika Firdausy UAD blog.uad.ac.id/kartikaf. Ruang Vektor. Syarat agar V disebut sebagai ruang vektor. Aljabar Linear dan Matriks 1

BAB II LANDASAN TEORI

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. LANDASAN TEORI ( ) =

PRODUK SILANG ATAS SEMIGRUP ENDOMORFISMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kode, GSR, dan Operasi Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertama, daftarkan kedua himpunan vektor: himpunan yang merentang diikuti dengan himpunan yang bergantung linear, perhatikan:

PROYEKSI ORTHOGONAL PADA RUANG HILBERT. ROSMAN SIREGAR Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Jurusan Matematika Universitas Sumatera Utara

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

KS KALKULUS DAN ALJABAR LINEAR Ruang Vektor TIM KALIN

PROYEKSI ORTOGONAL PADA RUANG HILBERT. Skripsi

PRODUK SILANG TEREDUKSI DARI ALJABAR- OLEH SEMIGRUP PADA AUTOMORFISMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

Teorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field.

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR. Misalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformasi linear f L ( V, F )

GRUP ALJABAR DAN -MODUL REGULAR SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH: FITRIA EKA PUSPITA

PENGEMBANGAN RUANG FUNGSI KLASIK Oleh: Encum Sumiaty FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;

BAB 6 RUANG HASIL KALI DALAM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

4.1 Algoritma Ortogonalisasi Gram-Schmidt yang Diperumum

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

Ruang Linear Metrik: Sifat Sifat Dasar Dan Struktur Ruang Dalam Ruang Linear Metrik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 ; untuk k = n 0 ; untuk k n. e [n]

HASIL KALI TENSOR: KONSTRUKSI, EKSISTENSI DAN KAITANNYA DENGAN BARISAN EKSAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 3 Gelanggang Polinom Miring

Kaitan Antara Homomorfisma Pada Graf dan Homomorfisma Pada Aljabar Graf

SUBRUANG VEKTOR. Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Aljabar Linier. Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.Pd

1. PENDAHULUAN 2. METODE PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN. Abstrak

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

Aljabar Linier & Matriks

Pertemuan 1 Sistem Persamaan Linier dan Matriks

OPERATOR FREDHOLM. Kartika Yulianti December 20, 2007

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

SOLUSI PENDEKATAN TERBAIK SISTEM PERSAMAAN LINEAR TAK KONSISTEN MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR

Keterbatasan Lokal Suatu Operator Superposisi Pada Ruang Barisan Real. Lina Nurhayati, Universitas Sanggabuana

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

BAB 3 KONDISI SPECTRUM. Pada bab ini akan diperlihatkan hasil utama dari penelitian ini. Hasil utama yang

MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS

Aljabar Linier. Kuliah 3. 5/9/2014 Yanita FMIPA Matematika Unand

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI. Latar Belakang Berawal dari definisi grup periodik yaitu misalkan grup, jika terdapat unsur (nonidentitas)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

BAB IV TRANSFORMASI LINEAR. sebuah vektor yang unik di dalam W dengan sebuah vektor di dalam V, maka kita mengatakan F

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Operasi perkalian skalar merupakan suatu aturan yang mengasosiasikan setiap skalar k dan setiap objek u pada v dengan suatu objek ku, yang disebut

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

Aljabar Linier Sistem koordinat, dimensi ruang vektor dan rank

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

Aljabar Linier Elementer

SUMMARY ALJABAR LINEAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Analisis Fungsional Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lingkup Materi Ruang Metrik dan Ruang Topologi Kelengkapan Ruang Banach Ruang Hilbert Basis ortonormal dari ruang Hilbert Teorema proyeksi dan lema Riesz Jumlah langsung Produk tensor

Ruang Vektor Kompleks Ruang vektor atas adalah grup Abelian aditif X, sedemikian sehingga untuk setiap x, y X,, dan e suatu unsur identitas di berlaku: 1) ( x y) x y, 2) ( ) x x x, 3) ( ) x ( x ), 4) e. x x.

Contoh ruang vekto 1) Himpunan Mmn yang merupakan himpunan matriks berukuran m n dengan entri-entri bilangan kompleks adalah suatu ruang vektor. 2) 3 : x, y, z x, y, z dengan penjumlahan titik demi titik x1, y1, z1 x2, y2, z2 : x1 x2, y1 y2, z1 z 2 dan dilengkapi perkalian skalar bilangan kompleks x1, y1, z1 : x1, y1, z 1 adalah suatu ruang vektor.

Ruang vektor bernorm Misalkan X suatu ruang vektor atas. Norm di X adalah sebuah pemetaan : X, sedemikian sehingga untuk setiap x, y X, berlaku: 1) x 0, 2) x 0 jika dan hanya jika x 0, 3) x x, 4) x y x y. Selanjutnya, ruang vektor X yang dilengkapi dengan norm. atau ditulis X, disebut ruang vektor bernorm.

Hasil Kali Dalam - Ruang HKD Misalkan X suatu ruang vektor atas. Suatu hasil-kali dalam pada ruang vektor X adalah pemetaan.. : X X, sedemikian sehingga untuk setiap x, y, z X dan sembarang skalar, berlaku: 1) x y z x z y z, 2) x y y x, 3) x x 0 dan x x 0 jika dan hanya jika x=0. Selanjutnya, ruang vektor X yang dilengkapi dengan hasil-kali dalam.. atau ditulis X,.. disebut ruang hasil-kali dalam.

Contoh Ruang HKD Perhatikan ruang fungsi kompleks kontinu: C a, b : f : a, b f kontinu. Misalkan f, g C a, b. Tulis f f1 if 2 dan g g1 ig 2 dengan f, g ; i 1,2 adalah fungsi-fungsi real kontinu dengan domain ab., i i Didefinisikan operasi penjumlahan dan perkalian skalar berturut-turut: f g x : f x g x i f x g x 1 1 2 2 dan f x : f1 x i f2 x,

Contoh Ruang HKD untuk setiap x a, b dan. Dapat ditunjukkan C a, b adalah ruang vektor atas. Selanjutnya didefinisikan: b f g : f x if x g x ig x dx. a 1 2 1 2 ( C a, b,.. ) adalah ruang hasil-kali dalam. Didefinisikan operasi penjumlahan dan perkalian skalar berturut-turut: f g x : f x g x i f x g x 1 1 2 2 dan f x : f1 x i f2 x,

Ruang Banach, Ruang Hilbert Misalkan X, adalah ruang vektor bernorm, ruang X disebut lengkap jika setiap barisan Cauchy x di X konvergen n di X. Suatu ruang vektor bernorm yang lengkap disebut ruang Banach. Selanjutnya, suatu ruang vektor bernorm yang lengkap yang normnya diinduksi dari hasil-kali dalam disebut ruang Hilbert.

Contoh Ruang Hilbert Perhatikan himpunan semua barisan bilangan kompleks x n yaitu 2 l : xn xn 2. Misalkan 2 xn x1, x2,... l dan y y y l didefinisikan operasi penjumlahan dan perkalian skalar n 2 1, 2,..., berturut-turut: x y x, x,... y, y,... x y, x y,... n n 1 2 1 2 1 1 2 2 dan x x, x,... x, x,... untuk setiap. n 1 2 1 2

Contoh Ruang Hilbert 2 Dapat ditunjukkan bahwa ruang barisan l adalah ruang vektor atas. Lebih lanjut, dengan hasil-kali dalam dan normnya berturut-turut adalah x y i 1 x y i i dan 1 1 2 2 2 x x x x, dapat ditunjukkan bahwa ruang i 1 i barisan l 2 suatu ruang Hilbert.

Basis ortonormal ruang Hilbert Sebuah himpunan { u j } disebut himpunan ortonormal bila u, u 0 untuk j k dan u, u 1. j k j j Lemma: Misalkan { u } n sebuah basis ortonormal dari ruang Hilbert j j 1 H. Maka setiap f H dapat dituliskan sebagai: di mana f dan n f f f, f u, f u, f adalah saling ortogonal. j 1 j j

Basis ortonormal ruang Hilbert Lemma: Misalkan { u } n sebuah basis ortonormal dari ruang Hilbert j j 1 H. Maka u, f 0 untuk setiap 1 j n. Dalam hal khusus j 2 n 2 2 f u, f f. j 1 Juga setiap unsur f di ruang yang direntang oleh { u } n j j 1 memenuhi f f f dengan kesamaan berlaku jika dan hanya jika f f. j

Fungsi Bilinear Definisi: Fungsi Bilinear Misalkan U, V dan W merupakan ruang vektor atas lapangan F. Sebuah fungsi f : U V W adalah bilinear jika fungsi tersebut linear pada kedua variabelnya secara terpisah, yaitu: f ru su ', v rf u, v sf u', v...(linear kiri) dan f u, rv sv' rf u, v sf u, v '...(linear kanan) r, s F ; v, v' V dan u, u ' U

Contoh fungsi bilinear a. Suatu hasil kali dalam.. :V V R pada ruang vektor atas lapangan real bilinear. adalah suatu fungsi b. Misalkan E, F ruang vektor dan M aljabar, kemudian : E M dan : F M masingmasing adalah suatu fungsi linear. Maka fungsi : E F M, dengan e, f e f, e, f E F adalah suatu fungsi bilinear.

Hasil kali tensor Definisi: Hasil Kali Tensor Misalkan U dan V merupakan ruang vektor atas lapangan F dan misalkan T subruang dari ruang vektor bebas F U V yang dibangun oleh vektor-vektor berbentuk: r u, v s u', v ru su ', v...(*) dan r u, v s u, v' u, rv sv ' (**) rsskalar, di F; u, u ' U dan v, v' V. Ruang kosien FU V tensor dari U dan V dan dinotasikan oleh U V. T dikatakan hasil kali

Hasil kali tensor Setiap vektor yang dibangun oleh subruang T merupakan elemen nol pada ruang vektor U V. Dengan demikian elemen-elemen dari U V berbentuk ri ui, vi T tetapi biasanya koset u, v T dinotasikan oleh u v, oleh karena itu setiap elemen dari U V ditulis dalam bentuk ui v i di mana r u v s u' v ru su' v.(***) dan r u v s u v' u rv sv ' (****)

Hasil kali tensor Setiap elemen U V tidak selalu dapat ditulis secara tunggal finite u v x y i i i i finite jika dan hanya jika kita dapat menemukan elemen yang sama dalam bentuk jumlah berhingga lain.

Hasil kali tensor: konstruksi Langkah 1 Misalkan U dan V merupakan ruang vektor atas lapangan F, kemudian kita konstruksi suatu ruang vektor bebas atas lapangan F dengan U V sebagai generator. Berdasarkan definisi ruang vektor bebas, kita dapatkan F : u, v : F, u, v U V. U V i i i i i i finite Ini adalah kombinasi linier berhingga dari elemen-elemen di U V.

Hasil kali tensor: konstruksi Langkah 2 Selanjutnya pilih subruang T dari F U V, yang dibangun oleh vektor-vektor berbentuk (*) dan (**). Kemudian akan dibuktikan bahwa pemetaan kanonik : FU V FU V T di mana ri ui, vi u, v u, v T untuk setiap ri ui, vi u, v F U V, merupakan suatu fungsi bilinear. Artinya: dan ru su ', v r u, v s u', v...(linear kiri) u, rv sv' r u, v s u, v '...(linear kanan) r, s F ; v, v' V dan u, u ' U

Hasil kali tensor: elemen tensor Berdasar definisi hasil kali tensor dari ruang vektor U dan V (dinotasikan U ruang kosien V ) adalah FU V T. Sehingga setiap elemen dari U V merupakan suatu hasil pemetaan kanonik : FU V FU V T dengan u, v u, v T, selanjutnya koset u, v T dikatakan elemen tensor dari U V yang dinotasikan sebagai u v. Berdasarkan (***) dan (****) elemen tensor tersebut bersifat: r u v s u' v ru su ' v r u v s u v' u rv sv ' untuk setiap u, u ' U ; v, v' V dan skalar r, s F.

Hasil kali tensor: sifat universal Teorema 3.8.1: Sifat Universal Hasil Kali Tensor Misalkan U dan V merupakan ruang vektor atas lapangan F. Suatu fungsi t : U V U V adalah fungsi bilinear yang didefinisikan oleh t u, v u v (3.8.1.1) Jika f : U V W adalah sembarang fungsi bilinear dari U V pada suatu ruang vektor W atas F, maka terdapat suatu transformasi linear unik :U V W sehingga t f (3.8.1.2) Jika terdapat s : U V X fungsi bilinear lain yang memenuhi sifat tersebut, maka X U V

Hasil kali tensor: sifat universal t bilinear U V U V f bilinear W Gambar 3.8.1 Sifat universal hasil kali tensor linear