MACLAURIN S SERIES. Ghifari Eka

dokumen-dokumen yang mirip
Nughthoh Arfawi Kurdhi, M.Sc Department of Mathematics FMIPA UNS

16. INTEGRAL. A. Integral Tak Tentu 1. dx = x + c 2. a dx = a dx = ax + c. 3. x n dx = + c. cos ax + c. 4. sin ax dx = 1 a. 5.

INTEGRAL TAK TENTU 1

INTEGRAL (ANTI DIFERENSIAL) Tito Adi Dewanto S.TP

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 1. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

LUAS DAERAH DI BAWAH KURVA SUATU FUNGSI

INTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use

Bab 16. LIMIT dan TURUNAN. Motivasi. Limit Fungsi. Fungsi Turunan. Matematika SMK, Bab 16: Limit dan Turunan 1/35

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

Teknik pengintegralan: Integral parsial (Integral by part)

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

Kunci Jawaban Quis 1 (Bab 1,2 dan 3) tipe 1

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 8: Bentuk Tak Tentu d

Analisa Numerik. Teknik Sipil. 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah. 3x 2 x 3 + 2x 2 x + 1, f (n) (c) = n!

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang

FUNGSI-FUNGSI INVERS

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

Kalkulus II. Institut Teknologi Kalimantan

Modul KALKULUS MULTIVARIABEL II

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

Senin, 18 JUNI 2001 Waktu : 2,5 jam

AB = c, AC = b dan BC = a, maka PQ =. 1

log2 PEMBAHASAN SOAL TRY OUT = = 2 1 = 27 8 = 19 Jawaban : C = = = 2( 15 10) Jawaban : B . 4. log3 1 2 (1) .

SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

Soal dan Pembahasan UN Matematika SMA IPA Tahun 2013

LIMIT FUNGSI. A. Menentukan Limit Fungsi Aljabar A.1. Limit x a Contoh A.1: Contoh A.2 : 2 4)

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

TEKNIK PENGINTEGRALAN

Matematika

Turunan. Ayundyah Kesumawati. January 8, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah Kesumawati (UII) Turunan January 8, / 15

BAB III Diferensial. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

FUNGSI LOGARITMA ASLI

TURUNAN FUNGSI. dy (y atau f (x) atau ) dx. Hal-hal yang perlu diingat untuk menyelesaikan turunan fungsi aljabar adalah :

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,

bila limitnya ada. Dengan penggantian x = c+ h, jika x c h 0 dan x c h turunan fungsi f di c dapat dituliskan dalam bentuk: x c

Fungsi Gamma dan Fungsi Beta. Ayundyah. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. March 31, 2015

KALKULUS MULTIVARIABEL II

Materi W8e TRIGONOMETRI 1. Kelas X, Semester 2. E. Grafik Fungsi Trigonometri.

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 75

Turunan Fungsi. h asalkan limit ini ada.

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN

SOAL-SOAL dan PEMBAHASAN UN MATEMATIKA SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Matematika

Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T.

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

Suku Banyak Chebyshev

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

FUNGSI LOGARITMA ASLI

Modul Matematika MINGGU 4. g. Titik Potong fungsi linier

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 61

I N T E G R A L (Anti Turunan)

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan

MATEMATIKA SMK TEKNIK LIMIT FUNGSI : Limit Fungsi Limit Fungsi Aljabar Limit Fungsi Trigonometri

BAB: TEKNIK PENGINTEGRALAN Topik: Metode Substitusi

FUNGSI TRANSENDEN J.M. TUWANKOTTA

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

BAB II LANDASAN TEORI

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

Indikator : Menentukan penarikan kesimpulan dari beberapa premis. Modus Ponens Modus Tollens Silogisme

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

MATEMATIKA INDUSTRI 1 RESUME INTEGRAL DAN APLIKASI

SANGGAR 14 SMA JAKARTA TIMUR

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

INTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use

APLIKASI INTEGRAL 1. LUAS DAERAH BIDANG

Bagian 7 Koordinat Kutub

Matematika SMA (Program Studi IPA)

15. TURUNAN (DERIVATIF)

BAB II LANDASAN TEORI

APROKSIMASI FUNGSI SINUS DAN KOSINUS SEBAGAI KOMBINASI LINEAR DARI FUNGSI EKSPONENSIAL MUHAMMAD ADAM AZHARI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1

integral = 2 . Setiap fungsi ini memiliki turunan ( ) = adalah ( ) = 6 2.

Kalkulus Multivariabel I

FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

DERIVATIVE Arum Handini primandari

BAB I PENDAHULUAN. Tahap-tahap memecahkan masalah dengan metode numeric : 1. Pemodelan 2. Penyederhanaan model 3.

4 DIFERENSIAL. 4.1 Pengertian derivatif

Matematika Teknik Dasar-2 10 Aplikasi Integral - 1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit.

Analisis Riil II: Diferensiasi

TERAPAN INTEGRAL. Bogor, Departemen Matematika FMIPA IPB. (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, / 22

Teknik Pengintegralan

A. 3 x 3 + 2x + C B. 2x 3 + 2x + C. C. 2 x 3 + 2x + C. D. 3 x 3 + 2x + C. E. 3 x 3 + 2x 2 + C A. 10 B. 20 C. 40 D. 80 E. 160

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

Kalkulus Multivariabel I

Pertemuan ke 8. GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(x,y): y = f(x), x D f } disebut grafik fungsi f.

DIFERENSIAL TOTAL. 1 Kalkulus Lanjut Blog: aswhat.wordpress.com. dz dx dy x y dx x y dy. dz , ,04 0,65

MATEMATIKA 2. DERET Series ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Kalkulus Diferensial week 09. W. Rofianto, ST, MSi

Transkripsi:

MACLAURIN S SERIES Ghifari Eka

Taylor Series Sebelum membahas mengenai Maclaurin s series alangkah lebih baiknya apabila kita mengetahui terlebih dahulu mengenai Taylor series. Misalkan terdapat fungsi f(x) yang dapat diturunkan pada rentang a-h < x < a+h dimana h> 0, maka yang dimaksudkan dengan taylor series adalah : f k (a) (x a) k = f a + f a k! k=0 x a + f (a) 2! (x a) 2 +

Maclaurin s Series Maclaurin s series merupakan kasus spesial dari taylor series dimana nilai dari a = 0. Karena itu Maclaurin s series adalah sebagai berikut: f k (0) k=0 k! (x) k = f 0 + f 0 x + f (a) 2! x 2 + f (a) 3! x 3 +

Maclaurin s Series Berikut adalah tabel dari beberapa fungsi f(x) sederhana dan maclaurin s series-nya. f(x) e x f k (0) (x) k k! x=0 1 + x + 1 2! x2 + 1 3! x3 + 1 4! x4 + (1 + x) n 1 + nx + n(n 1) 2! sin x x 2 + n(n 1)(n 2) 3! x 3 + n(n 1)(n 2)(n 3) 4! x 1 3! x3 + 1 5! x5 1 7! x7 + 1 9! x9 + x 4 + cos x ln(1 + x) 1 1 2! x2 + 1 4! x4 1 6! x6 + 1 8! x8 + x 1 2 x2 + 1 3 x3 1 4 x4 +

Konsep Turunan dan Integral pada Maclaurin s Series Konsep dari turunan dan integral dapat digunakan untuk menentukan Maclaurin s series dari suatu persamaan. Sebagai contoh: kita ketahui bahwa cos x = d (sin x). Misalkan kita hanya mengetahui dx Maclaurin s series dari sin x, dengan mengetahui bahwa cosx adalah turunan dari sinx kita dapat menentukan Maclaurin s series dari cos x. Hal yang serupa juga dapat diaplikasikan untuk kondisi dimana suatu persamaan merupakan integral dari persamaan lainnya. cos x = d (sin x) = d (x 1 dx dx 3! x3 + 1 5! x5 1 7! x7 + 1 9! x9 + ) = 1 1 2! x2 + 1 4! x4 1 6! x6 + 1 8! x8 +

Maclaurin s Series dari Persamaan Penjumlahan dan Perkalian Dengan memanfaatkan pengetahuan kita pada Maclaurin s series untuk persamaan yang umum kita dapat menentukan Maclaurin s series dari persamaan yang lebih kompleks. Untuk lebih memahami bagian ini, perhatikan contoh berikut: Tentukan Maclaurin s series dari e x cos x!

Tentukan Maclaurin s series dari e x cos x! Pertama kita telah mengetahui Maclaurin s series dari e x dan cos x. Dengan ini, kita mampu menurunkan Maclaurin s series untuk e x cos x. e x ln(1 + x) = (1 + x + 1 2! x2 + 1 3! x3 + 1 4! x4 + )(x 1 2 x2 + 1 3 x3 1 4 x4 + ) = x 1 2 x2 + 1 3 x3 +... + x 2 1 2 x3 + 1 3 x4 + + 1 2 x3 +... = x + 1 2 x2 + 1 3 x3 + 3 40 x5 +

Konsep: Approximation Kita dapat memanfaatkan konsep dari Maclaurin s series untuk mencari aproksimasi (nilai yang mendekati) dari suatu persamaan. Contoh: Tentukan nilai dari 1.998 7! 1.998 7 = (2 0.002) 7 = 2 7 (1 0.001) 7 = 2 7 (1 x) 7 dengan x = 0.001 1.998 7 = 2 7 1 7 0.001 + 7.6 2! 0.0012 7.6.5 0.001 3 + 3! = 2 7 1 0.007 + 0.0000210 + = 127.11

Konsep: Convergence Suatu persamaan dikatakan konvergen apabila variabel dari persamaan itu semakin besar (mendekati tak hingga), nilai/hasil dari persamaan tersebut akan menuju suatu nilai tertentu.

INTEGRAL

Integral = Kebalikan dari Diferensial Seperti yang telah kita ketahui, melakukan diferensial pada x 2 kita akan mendapatkan 2x, sebaliknya apabila kita melakukan integral terhadap 2x kita akan mendapatkan x 2.

Bentuk Umum Integral Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya apabila kita mengintegralkan 2x kita akan mendapatkan x 2. Kenyataannya x 2 juga merupakan intergal dari 2x + 3 atau 2x 9. Karena itu integral dari 2x bukan merupakan fungsi unik melainkan dalam bentuk 2x + K. Dimana k disebut; konstanta integral. Karena itu untuk fungsi f(x) apapun berlaku: d f x dx = f x + K dx

Rumus Untuk X Pangkat n Pada umumnya, turunan dari x n adalah nx n 1. Sebaliknya untuk x pangkat berapa pun kecuali -1 (negatif satu), berlaku rumus berikut: x n dx = 1 (n + 1) xn+1 + K

Definite Integration Dengan menggunakan integral kita dapat mencari luas dari grafik pada koordinat kartesius. Jika terdapat sebuah fungsi f(x) yang dibatasi oleh x = a, x = b dan x-axis (y = 0). Maka, area dari grafik tersebut dapat dikalkulasikan sebagai berikut: A = x=b x=a f(x) dx

Catatan Untuk Definite Integration Ketika melakukan kalkulasi untuk area dari suatu grafik, bayangkan rumus tersebut sebagai panduan untuk mencari luas komponen-komponen luas pada grafik tersebut. Berhati-hati untuk menghitung luas grafik yang memiliki bagian di bawah x-axis. Sebagai contoh jika ketika melakukan integral dari fungsi x 3 dengan batas x = -1 dan x = 1, dapat dipastikan hasilnya akan nol walaupun pada kenyataannya luas grafik tersebut adalah 2 1 4 14 = 1. Mengapa?

Catatan Untuk Definite Integration Hal ini dikarenakan untuk grafik yang berada di bawah x-axis dengan menggunakan rumus sebelumnya akan bernilai negatif. Yang dapat kita lakukan adalah dengan menukar posisi batasan pada rumus integral pasti. Sebagai contoh jika f(x) berada di atas x-axis untuk x = a b sampai x = b maka luasnya adalah: a f(x) dx. Namun, jika f(x) berada di bawah x-axis pada rentang tersebut maka a luasnya adalah: b f(x) dx

Konsep: Integral Sebagai Limit dari Penjumlahan Kita telah mengetahui bahwa dengan menggunakan integral kita mampu menghitung area dari suatu grafik. Namun, mengapa demikian? Bayangkan terdapat sebuah persamaan y = f(x) yang membentang dari x = a sampai x = b. Apabila, grafik ini kita pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan sama lebarnya kita dapat melihat komponenkomponen kecil area dari grafik tersebut.

Konsep: Integral Sebagai Limit dari Penjumlahan Lebar masing-masing komponen tersebut merupakan potongan kecil dari keseleruhan x yang kita inginkan, namakan δx. Jika A menunjukkan area keseluruhan grafik dari x = a sampai x = b, maka komponen kecil area adalah δa. Komponen-komponen kecil dari grafik tersebut mendekati bentuk persegi panjang karena itu δa dapat ditulis sebagai berikut: δa = yδx

Konsep: Integral Sebagai Limit dari Penjumlahan Karena A merupakan jumlah dari luas komponen-komponen kecil pada grafik tersebut dari A sampai B maka A dapat ditulis sebagai berikut: A x=b x=a yδx Apabila, besarnya δx semakin kecil maka aproksimasi total luas akan semakin mendekati total area sesungguhnya karena itu total area dapat ditulis sebagai berikut: A = x=b lim δx 0 x=a yδx

Menghitung Luas Yang Diapit Dua Grafik Sebelumnya kita telah mampu menghitung luas suatu grafik dengan asumsi bahwa grafik tersebut dibatasi oleh garis, bagaimana luas area yang diapit dua grafik? Misalkan terdapat 2 persamaan, f(x) dan g(x). Langkah-langkah yang dapat kita ambil untuk menghitung luas areanya adalah: 1. Menggambar sketsa dari kedua fungsi pada satu diagram kartesius, hal ini akan membantu langkah selanjutnya 2. Tentukan titik temu dari kedua grafik tersebut dengan menyamakan kedua persamaan (i.e f(x) = g(x)) misalkan pada x = a dan x = b.

Menghitung Luas Yang Diapit Dua Grafik 3. Berdasarkan sketsa grafik yang telah dibuat perhatikan persamaan yang mengungguli persamaan lainnya misalkan untuk nilai x = x 0 dan f(x) > g(x). Maka f(x) mengungguli g(x) 4. Dari sini maka kita dapat menghitung luas yang di apit kedua grafik tersebut sebagai berikut: a b [f(x) g(x)]dx

Integral Untuk Menghitung Volume Selain untuk menghitung luas, integral juga dapat kita gunakan untuk menghitung volume putar (terhadap sumbu x atau sumbu y) dari suatu grafik. Berikut adalah rumus yang dapat digunakan apabila grafik hanya terdiri dari satu persamaan dan diputar thd. sumbu x. V = a b f(x) 2 dx

Integral Untuk Menghitung Volume Kemudian, bagaimana apabila terdapat dua persamaan pada diagram kartesius? Menyerupai langkah-langkah pada perhitungan luas namun dengan rumus yang berbeda: V = a b f(x) 2 g(x) 2 dx Ingat! Rumus di atas bukan [f x g x ] 2

Integral Terhadap Elemen Horizontal Jika terdapat sebuah grafik yang terlihat sulit apabila kita melakukan integral terhadap elemen vertikal, kita dapat mengintegralkannya terhadap elemen horizontal dengan rumus yang menyerupai: A = y=b y=a f(y) dy

Aproksimasi Integral Pasti: The Trapezium Rule Ketika sebuah grafik yang ingin kita ketahui besar luasnya, kita dapat membagi grafik tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dengan lebar (panjang pada komponen x) yang sama. Potongan-potongan grafik tersebut akan menyerupai trapezium. Misalkan sebuah grafik dibagi menjadi n bagian dengan lebar yang sama yakni d, maka ketinggian dari masing-masing partisi adalah y 0, y 1, y 2,, y n 1, y n.

Aproksimasi Integral Pasti: The Trapezium Rule Maka, dengan menggunakan rumus luas trapezium kita dapat memperkirakan luas dari grafik tersebut. A 1 2 d (y 0 + 2y 1 + 2y 2 + + 2y n 1 + y n )

Aproksimasi Integral Pasti: The Simpson s Rule Formula yang memberikan aproksimasi lebih baik dari the trapezium rule adalah simpson s rule, formulanya menyerupai trapezium rule: A 1 3 d (y 0 + 4y 1 + 2y 2 + 4y 3 + 2y 4 + + 4y n 1 + 2y n )

Tehnik Mengintegralkan: Substitusi Untuk mempermudah penjelasan mari kita langsung mencoba menggunakan contoh untuk menjelaskan metode ini. Hitunglah: 2x (5 + x 2 ) 5 dx Pada awalnya soal ini akan terlihat sulit, mungkin teman-teman membayangkan untuk membuka pangkat dari 5 + x 2 kemudian mengalikan 2x ke dalamnya. Metode seperti itu juga memungkinkan namun sangat timeconsuming. Dengan metode substitusi kita dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan mudah.

Hitunglah: 2x (5 + x 2 ) 5 dx Jika teman-teman perhatikan 2x merupakan turunan dari 5 + x 2, berawal dari pengetahuan inilah kita dapat menggunakan metode substitusi. u = 5 + x 2 du dx = 2x Dengan mensubstitusikan kedua pernyataan tersebut kita dapat mengubah soal yang sebelumnya menjadi bentuk integral sederhana. 2x (5 + x 2 ) 5 dx = 2x (u) 5du 2x = u5 du = 1 6 u6 + K

Tehnik Mengintegralkan: f (x) f(x) Sebelum membahas bagaimana mengintegralkan f (x) f(x) terlebih dahulu kita perlu mengetahui apakah integral dari 1 atau x x 1. Demi mempermudah penjelasan kita langsung saja mengetahui bentuk integral dari 1 tanpa pembuktian. x 1 dx = ln x + K x Bagi Anda yang belum tahu, ln(x) merupakan bentuk logaritma namun dengan base bilangan natural (e). Sebagai contoh kita diajarkan bahwa log memiliki base yakni 10.

Tehnik Mengintegralkan: f (x) f(x) Lalu, bagaimana dengan f (x)? Rumusnya cukup f(x) mudah dan menyerupai untuk x pangkat negatif 1. f (x) f(x) dx = ln f(x) + K Untuk pembuktiannya dapat diperhatikan melalui contoh yang akan diberikan.

3x 2 + 2x x 3 + x 2 dx Hitunglah: 3x 2 +2x x 3 +x 2 dx u = x 3 + x 2 du dx = 3x2 + 2x 3x 2 + 2x x 3 + x 2 dx = 3x 2 + 2x u du 3x 2 + 2x = 1 u du = ln u + K = ln x 3 + x 2 + K

Tehnik Mengintegralkan: sin 2 x Untuk mengintegralkan sin 2 x, pertama-tama kita terlebih dahulu mengubahnya menjadi bentuk yang dapat diintegralkan Kita tahu bahwa: cos 2x = 1 2sin 2 x Oleh karena itu: sin 2 (x)dx = 1 2 1 cos(2x) dx = 1 2 x 1 sin 2x + K 4

Tehnik Mengintegralkan: cos 2 x Sama halnya dengan sin 2 x, untuk mengintegralkan cos 2 x kita terlebih dahulu mengubahnya ke bentuk yang dapat diintegralkan cos 2x = 2cos 2 x 1 cos 2 xdx = 1 2 cos 2x + 1 dx = 1 2 x + 1 sin2x + K 4

Tehnik Mengintegralkan: tan 2 x Untuk mengintegralkan tan 2 x seperti kasus sebelumnya terlebih dahulu kita ubah ke dalam bentuk yang dapat di-integralkan. tan 2 x + 1 = sec 2 x tan 2 xdx = sec 2 x 1 dx = tan x x + K

Tehnik Mengintegralkan: 1 a 2 x 2 Selanjutnya kita akan membahas cara mengintegralkan fungsi yang merupakan turunan dari invers trigonometri. 1 a 2 x 2 dx x = a sin θ = dx dθ = a cos θ 1 a 2 x dx = 1 a cos θdθ 2 a 2 (a sin θ) 2 a cos θdθ = θ + K (a cos θ) 2 = sin 1 x a + K

Tabel 1 Berikut adalah tabel dari bentuk tehnik pengintegralan yang menyerupai bentuk pada slide sebelumnya. Jika, teman-teman berminat dapat mencoba membuktikannya dengan cara yang serupa. f(x) f x dx 1 sin 1 x a 2 x 2 a + K 1 1 x a 2 + x 2 a tan 1 a + K 1 1 a 2 x 2 a ln secθ + tanθ, θ = x sin 1 a

Tehnik Mengintegralkan: Integration by Parts Bagaimana misalnya ketika teman-teman mendapatkan soal pengintegralan untuk perkalian dari dua fungsi yang berbeda, misalkan polynomial dengan trigonometri? Metode Integration by Parts akan sangat berguna ketika teman-teman bertemu soal seperti demikian rumus dari Integration by Parts sebagai berikut: v. du = u. v u. dv Biasanya, yang menjadi variabel v adalah fungsi yang dapat diturunkan menuju 1.

Tehnik Mengintegralkan: Integration by Parts Untuk lebih memahami metode ini perhatikan contoh soal berikut ini. Hitunglah: x cos x dx! v = x du = cos(x)dx dv dx = 1 u = sinx x cos x dx = u. v u. dv = x sin x sinxdx = x sin x + cos x + K