372 REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PETANI DAN MENDUKUNG INDUSTRI PLYWOOD DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Revializaion Of The Foresry Indusry In The Managemen Of Fores Communiy Empowermen For Family Suppor Farmers And Plywood Indusries In The Province Of Eas Kalimanan) Ismail dan Zuhdi Yahya Fakuas Peranian Prodi Kehuanan Universias17 Agusus 1945 Alama : Jl. Ir. H. Juanda Nomor 80 Samarinda E-mail : :ismail_6913@yahoo.co.id ABSTRACT The purpose of his research is o sudy influence accraion of growh volume and financial analysis using silvikulur ehnique, in which Albizia,sp. Accraion of growh volume used MAI and CAI and financial properness analysis used formula PP, NPV, EAA, Ne B/C, and IRR. This research sared on November 2009 unil January 2010, This research was carried ou a PT Belanara Subur, Soe Subdisric, Disric of Penajam Paser Uara, Eas Kalimanan Province sared on Macrh 2008 unil May 2009.The resul of his research shows ha he growh of Albizia sp. was influence by silvikulur ehnique and have growh volume abou 31,17 m 3 /Ha/Years, diameers abou 38 cm and 61,5 cm, economic cycles in 10 years and feasibiliy. Keywords : Albizia sp, Fores Plan, Financial Analysis PENDAHULUAN Indusri pengolahan kayu di Provinsi Kalimanan Timur pada ahun belakangan ini mengalami kesulian unuk memperoleh bahan baku kayu log, hal ini disebabkan karena pasokan kayu dari huan alam mengalami penurunan yang sanga drasis. Harus diakui, kemampuan huan alam yang menyediakan bahan baku kayu bagi indusri perkayuan saa ini semakin menurun dan idak seimbang dengan kapasias erpasang indusri perkayuan yang ada. Beberapa hal yang diduga menjadi penyebab semakin merosonya poensi huan alam adalah maraknya penebangan liar, kebakaran huan dan konversi kawasan huan menjadi kawasan non kehuanan. Pada perengahan ahun 1990-an negara-negara pengimpor kayu olahan khususnya produk kayu lapis elah mensyarakan penggunaan kayu yang berasal dari huan masyaraka (huan rakya). Dengan adanya kebijakan ersebu, maka perusahaan harus mencari bahan baku kayu yang berasal dari huan anaman dan huan rakya. Huan rakya puluhan ahun yang lalu diusahakan dan erbuki sanga bermanfaa, idak hanya bagi pemiliknya, eapi juga juga pada masyaraka dan lingkungannya. Huan rakya menyimpan poensi yang sanga berari dalam pengelolaan huan nasional. Huan rakya di Indonesia mempunyai poensi yang besar baik dari segi populasi maupun jumlah rumah angga yang mengusahakannya, yang ernyaa mampu menyediakan bahan baku indusri kehuanan. Perkiraan poensi dan luas huan rakya yang dihimpun dari kanor-kanor dinas yang menangani kehuanan di seluruh Indonesia mencapai 39.416.557 m 3 dengan luas
373 1.568.415,64 ha (Anonim 2014 dalam Darusman, 2006). Ruchaemi (2004) menyaakan bahwa adanya poensi masyaraka huan maka layak dicermai oleh pemerinah, sehingga perlu saluran modal bagi pengembangan huan rakya sebagai pemeraaan dan peningkaan pendapaan masyaraka. Diperkirakan sudah sejak ahun 1990- an kayu hasil huan anaman milik masyaraka dibeli oleh pihak indusri kayu lapis baik secara langsung aau dengan peranara (broker), Namun demikian umumnya masyaraka idak melakukan perhiungan analisis ekonomi erhadap usaha penanaman pohon kayu ersebu. Tujuan peneliian adalah : (1) unuk menghiung poensi (volume dan riap) kayu huan anaman sengon di Kabupaen Penajam Pasir Uara Provinsi Kalimanan Timur, dan (2) mengkaji analisis finansial dan sensiivias dalam pengusahaan huan anaman sengon sebagai penghasil kayu bahan baku indusri kayu lapis. METODE PENELITIAN Waku dan Lokasi Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Mare 2008 hingga Mei 2009. Lokasi peneliian adalah di PT.Belanara Subur Kecamaan Soek, Kabupaen Penajam Pasir Uara Provinsi Kalimanan Timur. Bahan dan Ala Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan-bahan habis pakai seperi ali rafia, keras nomor pohon dan lain-lain. Ala-ala yang digunakan dalam peneliian ini adalah galah unuk mengukur inggi pohon; meeran unuk mengukur keliling pohon; Parang/Golok unuk merinis pembuaan plo; Cangkul unuk mengolah anah; balok kayu 1,3 m unuk mengukur inggi pohon seinggi dada; kamera, ATK dan lain-lain. Objek Peneliian Peneliian ini memanfaakan lahan seluas 10.000 m 2 yang dianami sengon (Albizia sp). Prosedur Peneliian Tegakan yang dielii adalah egakan yang berumur mulai 2, 6, dan 10 ahun, adapun umur egakan yang lain diesimasi secara maemais. Parameer yang diukur adalah diameer dan inggi anaman. Analisis Daa Menuru Ruchaemi (2014), menghiung volume baang kayu suau egakan menggunakan rumus sebagai beriku : V = d 2 )/4 x h x f (dengan dbh 1,3 m diaas anah, dan fakor benuk /f = 0.7-0.8) sedangkan unuk menghiung riap perumbuhan volume raa-raa ahunan egakan (MAI) menggunakan formulasi maemaika sebagai beriku ini yaiu MAI =TV/n, di mana : TV adalah oal produksi sengon dan waru dalam jangka waku n ahun, dan n adalah periode pengukuran, sedangkan riap perumbuhan volume raaraa ahunan berjalan Albizia sp dan CAI menggunakan rumus sebagai beriku yaiu CAI =TV/n, dimana TV ádalah perambahan jumlah oal produksi sengon dalam jangka waku n ahun, dan n adalah perambahan umur sengon. Daa cash flow yang berhubungan dengan kegiaan kas keluar berupa proses awal penanaman hingga proses pemanenan. Sedangkan komponen kas masuk berupa hasil penjualan kayu sengon per m 3 yang berlaku pada saa peneliian. Analisis ekonomi dalam sudi ini menggunakan pendekaan invesasi sebagai analisis ingka usahaani jangka panjang (Fillius, 1982; Avila.M, 1992 dan Gregersen H, 1992 dalam Andayani, 2007). Hal ersebu karena jenis komodii yang dierapkan dalam pola yang dimaksud adalah anaman dengan daur (roasi) panjang, dengan menggunakan parameer : (1) PP (Pay back Periode); (2) NPV (Ne Presen Value); (3) Ne B/C (Ne
374 Benefi Cos Raio); (4) IRR (Inernal Rae of Reurn), dan (5) EAA (Equivalen Annual Annuiy (EAA). Secara singka formula masing-masing parameer dijelaskan sebagai beriku: Formula masing-masing Parameer 1. Payback Periods a1 PP = n1 + (n2-n1) ( a1 a2 2. Ne Benefi Cos Raio (B/C Raio) 4. Inernal Rae of Reurn (IRR) IRR i NPV i i 1 2 1 NPV NPV 5. Equivalen Annual Annuiy (EAA) EAA NPVx i i 1i n 3. Ne Presen Value (NPV) NPV n B C (1 i _ 0 ) HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi dan Riap Kayu Sengon Secara eori, peningkaan volume egakan berlaku hukum kenaikan hasil berkurang (The Law of Diminishing Reurn), dimana perhiungan proyeksi produksi kayu pada akhir daur harus dilakukan secara ime series sehingga dapa dikeahui benuk kurva perumbuhan produksinya. Adapun proyeksi volume kayu sengon dapa diliha pada Tabel 1. Tabel 1. Volume Sengon di Kabupaen Penajam Pasir Uara Provinsi Kalimanan Timur UMUR (h) n d (cm) h (m) f V (m 3 ) TVs (m 3 /ha) MAI s (m 3 /Ha/hn) CAI s (m 3 /Ha/hn) 2 900 13,5 7,0 0,54 0,054 48,67 24,34 4 800 20,0 8,0 0,53 0,133 106,51 26,63 28,92 6 700 26,0 9,0 0,52 0,248 173,84 28,97 33,67 8 600 32,0 10,0 0,51 0,410 245,98 30,75 36,07 10 500 38,0 11,0 0,50 0,623 311,72 31,17 32,87 15 200 54,0 13,0 0,49 1,458 291,63 19,44 4,02 Keerangan : TVs : Toal Volume (m 3 ) sanding sock S : Sanding Sock (m 3. ha. -1. h -1 ) o : Toal (m 3. ha. -1. h -1 ) n : Jumlah pohon per hekar Berdasarkan Tabel 1 dapa diliha bahwa anaman sengon diperkirakan dapa dipanen pada umur ke 10 ahun dan mempunyai riap volume raa-raa oal
Riap (cm/ha/hn) 375 sebesar 0,623 m 3, dan volume oal sebesar 311,72 m 3 ha. -1.. Sedangkan diameer raaraa sebesar 38 cm dan perambahan raa-raa riapnya 31,17 m 3. ha. -1 h -1. Grafik perumbuhan riap volume raa-raa sanding sock dapa diliha pada Gambar 1. 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 5.00 10.00 0 5 10 15 20 Umur (hn) MAIs CAIs Gambar 1. MAI dan CAI Sengon Kabupaen Penajam Uara, Provinsi Kalimanan Timur Perumbuhan riap volume raa-raa sanding sock mengalami kenaikan mulai umur 3 ahun hingga umur 10 ahun, sedangkan seelah umur 10 ahun, MAI dan CAI mengalami penurunan. Berdasarkan gambar di aas dapa diliha juga bahwa berkurangnya populasi egakan sengon per hekar (di bawah umur 2 ahun) diakibakan karena kemaian secara alami. Penjarangan dilakukan pada umur 4 ahun sebesar 5,41 m 3 ha. -1. Seelah umur 6 dan 8 ahun erdapa panen anara sebesar 13,31 dan 24,83 m 3. ha. - 1. h -11 sera diperkirakan egakan sengon mencapai riap eringgi dengan diameer kayu erbesar 38 cm pada ahun penebangan berumur 10 ahun dengan volume sebesar 311,72 m 3. ha. -1 inggi pohon sebesar 11 meer dan perambahan riap raa-raa ahunan albizia sebesar 31,17 m 3. ha. -1. h -1. Analisis Finansial Aliran kas pengusahaan anaman sengon yang elah diolah dari awal sampai akhir pengusahaan dengan melibakan semua komponen biaya dan pendapaan dijadikan dasar dalam perhiungan berbagai krieria analisis finansial (Payback Period, Ne Presen Value, Equivalen Annual Annuiy, Ne Benefi Cos Raio, dan Inernal Rae of Reurn). Analisis finansial anaman sengon dapa diliha dalam Tabel 2.
376 Tabel 2. Analisis Finansial Pengusahaan Sengon di Kabupaen Penajam Uara, Provinsi Kalimanan Timur Keerangan Sengon Payback Periode (PP) 9 ahun 2 bulan Ne Presen Value (NPV) 7.312.300 Equivalen Annual Annuiy (EAA) 946.979 Ne Benefi Cos Raio 1,27 Inernal Rae of Reurn (IRR) 7,9 % Sumber : Daa Primer Olahan. 2009. Berdasarkan keerangan ersebu dapa dijelaskan bahwa pengusahaan sengon pada ingka bunga 5 % mempunyai nilai Ne Presen Value (NPV) dan Ne B/C sebesar Rp.7.312.300 dan 1,27. Pernyaaan ini diperkua oleh analisis model Inernal Rae of Reurn (IRR) dengan nilai 7,9% dan pendapaan raa-raa per ahun (EAA) sebesar Rp.946.979 dan skala usaha sebesar 52,8 ha. Hasil ersebu diaas menunjukan bahwa pengusahaan sengon pada ingka bunga 5 % layak unuk diusahakan karena nilainya posiif dan lebih besar dari Minimum Accesibiliy Rae (MAR = 4,5%), dan secara indusri kehuananpun sanga mengunungkan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil peneliian dan pembahasan dapa diambil kesimpulan, yaiu sebagai beriku : 1. Teknik silvikulur mempengaruhi produksi dan riap sengon. 2. Berkurangnya populasi egakan per hekar diakibakan karena kemaian secara alami dan penjarangan. Kemaian secara alami berlangsung sebelum umur 2 ahun, penjarangan dilakukan pada umur 4 ahun, panen anara dilakukan pada umur 6 dan 8 ahun dan riap volume opimal pada umur 10 ahun karena iu daur sengon di Kalimanan Timur 10 ahun lamanya. 3. Pengusahaan sengon layak unuk dikembangkan. Hal ini bisa diliha pada nilai Inernal Rae of Reurn yang lebih besar dari Minimum Accesibiliy Rae (MAR = 4,5%) yaiu sebesar 7,9 %. Saran 1. Unuk memperoleh pendapaan yang maksimal, penanaman sengon sebaiknya dilakukan dengan eknik silviluur agar diperoleh produksi kayu yang inggi sebagai bahan baku indusri. 2. Huan anaman indusri (sengon) layak unuk dikembangkan. DAFTAR PUSTAKA Andayani, W. 2010. Economic Analysis of Farm Managemen Agroforesy Sysem in Boyolali Disric. Bulein RIMBA Kalimanan vol.12, hal 11-15. Anonim. 2005. Tahapan Revialisasi Sekor Kehuanan dan Indikaor Keberhasilan. Dijen Kehuanan RI, Jakara. Darusman, D.H. 2006. Tinjauan Ekonomi Huan Rakya. Prosiding Seminar Hasil Peneliian Hasil Huan. IPB, Bogor. Lahjie, A.M. 2012. Teknik Agroforesri. Universias Mulawarman. Samarinda, Kalimanan Timur. Kadariah. 1987. Penganar Evaluasi Proyek. Fekon UI, Jakara.
377 Ruchaemi, A. 2004. Huan dan Kehuanan. Kanisius, Yogyakara. Ruchaemi, A. 2014. Perbandingan Riap Albisia dan Eucalypyus deglupa Seelah Perpanjangan Perama. Diserasi. Universias Mulawarman, Samarinda.
373