PERSPEKTIF PSIKOLOGIS SUPERVISI PENGAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

Analisis Model dan Contoh Numerik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORITIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

Bab IV Pengembangan Model

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 LANDASAN TEORI

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

Description Indicators Verification Asssesstment P

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NiKomang Hendri Primayanti,NiNengahMadriAntari,NyomanDantes

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

IV. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

Kombinasi Fitting Sinusoids dan Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Transkripsi:

Supervisi dipandang dari perspekif psikologi erenu. Masing-2 pandangan berangka dari asumsi-2 psikologis erenu. Terdapa 3 pandangan, yakni: PERSPEKTIF PSIKOLOGIS SUPERVISI PENGAJARAN 1. Pandangan psikologi behaviorisik, belajar dilaksanakan dengan konrol insrumenal dari lingkungan. Guru mengondisikan sedemikian sehingga siswa mau belajar. Mengajar, dengan demikian dilaksanakan dengan condiioning, pembiasaan, dan peniruan. Reward dan punishmen sering diawarkan dalam pembelajaran. Kedaulaan guru dalam belajar demikian relaif inggi, semenara kedaulaan siswa sebaliknya, relaif rendah. 2. Pandangan psikologi humanisik, aniesa pandangan behaviorisik. Belajar dapa dilakukan sendiri oleh siswa. Dengan belajar demikian, siswa senaniasa menemukan sendiri mengenai sesuau anpa banyak campur angan dari guru. Peranan guru dalam pembelajaran demikian relaif rendah. Kedaulaan siswa dalam belajar demikian relaif inggi, semenara kedaulaan guru relaif rendah. 3. Pandangan psikologi kogniif, merupakan konvergensi pandangan behaviorisik dan humanisik. Belajar merupakan perpaduan dari usaha pribadi dengan konrol insrumen yang berasal dari lingkungan. Oleh karena iu meode belajar yang sesuai dalam pandangan ini ialah eksperimenasi. Skema Orienasi Pandangan Belajar Berdasarkan pandangan psikologi enang pembelajaran, Glickman (1981) mengembangkan pandangan supervisi pengajaran. (Glickman, 1981) 1

Berdasarkan pandangan psikologis mengenai pembelajaran dan supervisi pengajaran, diidenifikasi orienasi perilaku supervisor pengajaran. Orienasi perilaku supervisi pengajaran (Glickman, 1981) yakni: Lanjuan Koninum Perilaku Supervisor Orienaion o Nondirecive supervision T : Maximum eacher responsibiliy : Minimum eacher responsibiliy Collaboraive Direcive S : Maximum supervisor responsibiliy s : Minimum supervisor responsibiliy PERILAKU DIREKTIF Pandangan direkif supervisi pengajaran berlandaskan psikologi behaviorisik enang pembelajaran. Belajar dilakukan dengan konrol insrumenal lingkungan. Pandangan direkif, anggung jawab proses supervisi hampir sepenuhnya pada supervisor, sedangkan anggung jawab guru sifanya ringan Supervisi pengajaran yang berorienasi direkif menampilkan perilaku: klarifikasi, presenasi, demonsrasi, penegasan, sandarisasi, dan penguaan. 1. Supervisor mengklarifikasi permasalahan; 2. Supervisor mempresenasikan gagasan mengenai apa dan bagaimana informasi akan dikumpulkan; 3. Supervisor mengarahkan apa yang harus dilakukan oleh guru; 4. Supervisor mendemonsrasikan kemungkinan perilaku guru, dan guru jika perlu dimina unuk menirukan; 5. Supervisor meneapkan paokan aau sandar ingkah laku mengajar yang dikehendaki; 6. Supervisor menggunakan insenif sosial dan maerial. 2

Koninum Perilaku Supervisor Direkif PERILAKU KOLABORATIF T : Maximum eacher responsibiliy (a) Supervisor mengklarifikasi permasalahan guru (b) Supervisor mempresenasikan gagasan & memikirkan bagaimana informasi dikumpulkan : Minimum eacher responsibiliy S : Maximum supervisor responsibiliy s : Minimum supervisor responsibiliy (c) Supervisor mengarahkan: apa yang harus dikerjakan guru (d) Supervisor mendemonsrasikan kemungkinan perilaku guru (e) Supervisor meneapkan sandar (f) Supervisor menggunakan insenif sosial dan maerial Hasil: ugas unuk guru Pandangan kolaboraif supervisi pengajaran berlandaskan psikologi kogniif enang pembelajaran. Belajar mrp konvergensi anara konrol insrumen lingkungan dan usaha penemuan oleh diri sendiri. Pandangan kolaboraif, anggung jawab supervisor dan guru samasama sedang, seimbang. Supervisi pengajaran yang berorienasi kolaboraif menampilkan perilaku: mendengarkan, mempresenasikan, menyelesaikan masalah, dan negosiasi. 1. Supervisor mempresenasikan persepsinya mengenai sesuau yang dijadikan sebagai sasaran supervisi; 2. Supervisor memperanyakan kepada guru mengenai sesuau yang dijadikan sasaran supervisi; 3. Supervisor mendengarkan guru; 4. Supervisor dan guru mengajukan alernaif penyelesaian masalah; 5. Supervisor dan guru bernegosiasi / berunding. Koninum Perilaku Supervisor Kolaboraif PERILAKU NONDIREKTIF Pandangan nondirekif supervisi pengajaran berlandaskan psikologi humanisik enang pembelajaran. Belajar haruslah dilakukan dengan penemuan sendiri oleh siswa. T : Maximum eacher responsibiliy (b) Supervisor beranya kpd guru mengenai persepsinya hd hal yang disupervisi (c) Supervisor mendengarkan guru (a) Supervisor mempresenasikan persepsinya enang hal yang disupervisi (d) Supervisor dan guru mengajukan alernaif penyelesaian : Minimum eacher responsibiliy S : Maximum supervisor responsibiliy s : Minimum supervisor responsibiliy (e) Supervisor dan guru bernegosiasi Hasil: konrak guru dengan supervisor Pandangan nondirekif, anggung jawab guru dalam mengembangkan dan mensupervisi dirinya sendiri ialah inggi, sebaliknya anggung jawab supervisor ialah rendah. Supervisi pengajaran yang berorienasi nondirekif menampilkan perilaku: mendengarkan, mengklarifikasi, mendorong, mempresenasikan, dan bernegosiasi. 1. Supervisor mendengar, memerhaikan, dan mendiskusikan pengajaran dengan guru; 2. Supervisor mendorong guru unuk mengelaborasi; 3. Supervisor mengajukan peranyaan; 4. Apabila guru beranya, supervisor mengupayakan penyelesaian; 5. Supervisor beranya kepada guru guna menenukan indakan. 3

Koninum Perilaku Supervisor Nondirekif Penerapan Pandangan Supervisi Pengajaran Berdasarkan dari keiga perilaku (direkif, kolaboraif, dan nondirekif), manakah yang sesuai / paling baik dierapkan unuk supervisi pengajaran? (a) Supervisor mendengarkan, memerhaikan, dan mendiskusikan pengajaran guru (c) Supervisor mengajukan peranyaan (b) Supervisor mendorong guru mengelaborasi (d) Apabila guru beranya, supervisor mengusahakan penyelesaian T : Maximum eacher responsibiliy : Minimum eacher responsibiliy S : Maximum supervisor responsibiliy s : Minimum supervisor responsibiliy (e) Supervisor beranya kepada guru unuk menenukan indakan Hasil: rencana guru sendiri Unuk menjawabnya, haruslah mengeahui karakerisik guru, karena dalam realias para guru memiliki karakerisik yang berbeda. Glickman (1981) mengemukakan karakerisik guru berdasarkan aas ingkaan komimen (level of comimen) dan ingkaan absraksi (level of absracion). 1. Tingkaan komimen: merujuk kepada usaha dan penyediaan waku dalam melaksanakan ugasnya secara relaif lebih banyak dari apa yang elah dieapkan baginya. Guru lebih dari sekedar concern (perhaian); 2. Tingkaan absraksi: menunjukkan kepada kemampuan kogniif, pemikiran absrak dan simbolik yang dapa dilakukannya, bahkan kemampuan imajinaifnya. Berpikir absrak guru dikaikan dengan respons mereka bila menghadapi masalah. Kemampuan guru dalam memandang seiap masalah dari berbagai perspekif, mampu menyusun dan mengembangkan berbagai alernaif penyelesaian masalah, dan mampu memilih alernaif penyelesaian masalah yang erbaik. Koninum Tingkaan Komimen Guru Koninum Tingkaan Absraksi Guru 4

Kaegori Guru Kuadran II dan Kuadran III sama-sama menggunakan perilaku kolaboraif, eapi memiliki perbedaan yakni penekannya pada perilaku supervisor: Kerjanya ak erfokus (Kuadran II): presening, karena guru berpikir rendah eapi kerjanya baik, guru suka bekerja; Pengama analiik (Kuadran III): negoiaing, karena guru analiik sudah pinar, berpikir baik eapi kerjanya rendah. Supervisor bernegosiasi dengan guru, apa-apa yang harus dikerjakan. Supervisor mempresenasikan gagasan & memikirkan bagaimana informasi dikumpulkan. Ciri-ciri Kuadran I Drop Ou: 1. Melaksanakan ugas hanya berusaha sampai baas minimal; 2. Memiliki sediki moivasi unuk meningkakan kompeensinya; 3. Tak dapa memikirkan perbaikan apa yang harus dilakukan; 4. Puas dengan melakukan ugas ruin yang dilaksanakan dari hari ke hari. Ciri-ciri Kuadran II Kerjanya ak erfokus: 1. Memiliki anusias yang inggi dalam bekerja; 2. Enerjik dan penuh kemauan; 3. Pekerja keras dan biasanya meninggalkan sekolah dengan membawa pekerjaan unuk dikerjakan di rumah; 4. Kemampuan kurang eruama dalam menyelesaikan persoalan, jarang sekali melaksanakan sesuau secara realisis. Ciri-ciri Kuadran III Pengama Analiik: 1. Inelegensi inggi; 2. Mampu memberikan gagasan yang baik enang apa yang dapa dilakukan di kelasnya bahkan sekolah sebagai suau keseluruhan; 3. Dapa membahas berbagai isu, dapa memikirkan langkah demi langkah erhadap apa yang membua kesuksesan bagi pelaksanaan idenya iu; 4. Akan eapi idenya sering ak sampai erlaksana karena ia idak mau menyediakan waku, enaga, dan perhaian yang diperlukan unuk melaksanakan rencana iu. Ciri-ciri Kuadran IV Profesional: 1. Bersedia erus menerus meningkakan dirinya sendiri, pesera didiknya, dan guru lainnya; 2. Dapa berpikir dan melaksanakan ugas yang suli, dapa memilih dengan rasional; mampu melaksanakan dan mengembangkan prencanaanya dengan epa; 3. Selalu memiliki ide, kreaif, akivis, dan selalu membua perencanaan dengan komprehensif; 4. She is a hinker and a doer. 5

Developmenal Direcionaliy of he Supervisory Behavior Coninuum 6