PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir ini cenderung idak dapa erpisah dari kondisi dan arah perkembangan pasar keuangan. Pasar keuangan baik di negara maju maupun negara berkembang semakin menunjukkan posisinya sebagai salah sau akivias ekonomi yang dapa membenuk kondisi ekonomi suau negara maupun dunia. Berbagai gejolak ekonomi eruama krisis menyebar begiu cepa karena melibakan ransaksi-ransaksi di pasar keuangan yang saling kai-mengkai. Fenomena ini menarik unuk dikaji dan dicermai eruama unuk kasus Indonesia. Dengan dasar fenomena ersebu, maka peneliian ini mencoba menjelaskan bagaimana keerkaian anara pasar keuangan dan komponen-komponen pembenuk perumbuhan ekonomi. Daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa sekunder dari ahun 2004:I 2008:IV. Daa-daa ersebu melipui IHSG, perumbuhan ekonomi, konsumsi, invesasi, pengeluaran pemerinah dan ekspor bersih. Meode analisis daa yang digunakan adalah Meode VAR. Hasil dari analisis VAR menunjukkan bahwa IHSG memiliki hubungan posiif dengan variabel komponen perumbuhan ekonomi yang melipui PDB, konsumsi, pengeluaran pemerinah, invesasi, dan ekspor bersih. Hubungan paling kua erdapa pada keerkaian anara IHSG dengan PDB, konsumsi, dan invesasi. Ini mengarahkan pada perlunya kehai-haian pemerinah dalam menjaga pasar/sekor keuangan di Indonesia. Kaa-kaa kunci: pasar keuangan, komponen perumbuhan ekonomi, Indonesia, VAR 1
A. LATAR BELAKANG Pasar keuangan merupakan salah sau wahana ransaksi dalam akivias ekonomi suau negara yang perannya relaif besar erhadap perekonomian secara umum. Peran dan dampak pasar keuangan menjadi perhaian serius keika ada gejolak aau bahkan krisis di pasar keuangan ersebu. Dalam Buku Pegangan Tahun 2009 enang Penyelenggaraan Pemerinahan dan Pembangunan Daerah di Indonesia dapa dikeahui beberapa indikasi pening erkai dengan krisis keuangan dan perekonomian. Dampak krisis keuangan global erhadap perekonomian nasional anara lain merosonya akivias ekonomi, perdagangan, dan invesasi. Disisi lain krisis keuangan global juga berdampak pada sekor ransporasi yaiu semakin idak erpenuhinya kebuuhan pemeliharaan dan rehabiliasi infrasrukur ransporasi. Dampak krisis erhadap sekor perumahan dan permukiman adalah mengeringnya likuidias, menurunnya perminaan, ingka kepercayaan konsumen, invesor dan pasar erhadap insiusi keuangan menurun. Krisis juga berdampak pada berkurangnya jumlah penyerapan enaga kerja yang berakiba pada menurunnya daya beli masyaraka eruama erhadap pangan. Secara komodias, komodias perkebunan cenderung renan erhadap krisis karena erkai dengan perdagangan inernasional. Fenomena krisis keuangan diaas memunculkan ide-ide unuk mengkaji keerkaian anara pasar keuangan dengan perekonomian. Peneliian ini merupakan salah sau hasil kajian yang menjabarkan enang keerkaian anara pasar keuangan dengan perumbuhan ekonomi Indonesia dan komponen-komponen pembenuknya. Namun demikian, perlu ada pendalaman yang lebih erhadap kajian dalam peneliian ini di masa yang akan daang. Ini dilakukan unuk menangkap fenomena-fenomena baru yang erjadi anara pasar keuangan dengan perekonomian. B. RUMUSAN MASALAH Ilusrasi singka enang keerkaian anara pasar keuangan dengan perekonomian sebagaimana dijabarkan dalam laar belakang diaas memunculkan sau peranyaan menarik, yaiu: Bagaimana keerkaiaan anara pasar keuangan dan perumbuhan ekonomi Indonesia sera komponen-komponen perumbuhan ekonomi ersebu? 2
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari peneliian ini adalah unuk mengeahui dan menganalisis keerkaian anara pasar keuangan dan perumbuhan ekonomi Indonesia sera komponen-komponen perumbuhan ekonomi. D. KERANGKA TEORI Beberapa lieraur ekonomi menjelaskan bahwa ada keerkaian anara pasar keuangan dengan perumbuhan ekonomi. Ini diperkua dengan beberapa sudi empiris di beberapa negara. Brasoveanu, e.all. (2008) menjelaskan bahwa ada indikasi keerganungan anara perumbuhan ekonomu dan pasar modal di Romania. Arah korelasi anara perumbuhan ekonomi dan pasar modal adalah posiif dengan arah erkua adalah dari perumbuhan ekonomi ke pasar modal. Peneliian yang sama dilakukan oleh Mohadi and Agarwal (Undaed) erhadap negara berkembang bahwa pasar saham berkorelasi posiif erhadap perumbuhan ekonomi. Korelasi ersebu dapa langsung maupun idak langsung. Korelasi langsung melalui jalur likuidias (urnover raio) pasar erhadap perumbuhan ekonomi sedangkan korelasi idak langsung melalui jalur ukuran pasar (capializaion raio) erhadap perumbuhan ekonomi. Disisi lain erdapa indikasi kua dalam beberapa hasil sudi bahwa alokasi modal yang efekif berari bahwa dana-dana dialokasikan unuk invesasi aau perusahaan (ini akan memberikan nilai yang erbesar dalam perekonomian), jalur pasar modal erhadap perumbuhan ekonomi anara lain melalui abungan (pada saa abungan memberikan konribusi erhadap pembiayaan invesasi berari perumbuhan ekonomi cenderung efekif) dan efisiensi alokasi modal unuk akivias produkif. Dalam banyak kasus permasalahan efekivias alokasi abungan ke invesasi yang produkif cukup suli unuk diselesaikan secara cepa. Salah sau permasalahan ersebu adalah permasalahan srukural yang melibakan kebijakan perekonomian. Balvers and Bergsrand (2002) menunjukkan hasil kajiannya bahwa ada dampak dari pengeluaran pemerinah erhadap kepuusan konsumsi masyaraka melalui jalur inraemporal dan ineremporal. Pada sisi nilai ukar, ada indikasi bahwa pengeluaran pemerinah dapa berdampak pada apresiasi nilai ukar dalam negeri. Menuru Barrell and Davis (Undaed) bahwa ada indikasi pergerseran perilaku pengeluaran konsumen mengikui liberalisasi keuangan. 3
E. METODOLOGI PENELITIAN Daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa sekunder kuaralan dari ahun 2004:I sampai dengan 2008:IV. Variabel yang digunakan unuk mencerminkan pasar keuangan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedangkan variabel perumbuhan ekonomi dan komponennya melipui Produk Domesik Bruo (PDB), konsumsi, invesasi, pengeluaran pemerinah, dan ekspor bersih. Tabel 1 menunjukkan variabel-variabel yang digunakan dalam peneliian ini. Tabel 1. Variabel Peneliian Variabel Simbol Indeks harga saham IHSG Produk Domesik Bruo PDB Konsumsi CONS Pengeluaran Pemerinah G Invesasi I Ekspor Bersih NE Meode analisis daa yang digunakan adalah Meode VAR. Sebelum dilakukan pengujian dengan analisis VAR, erlebih dahulu dilakukan analisis regresi. Analisis regresi dilakukan unuk meliha seberapa besar keerkaian anara variabel independen IHSG dan dependen komponen pembenuk perumbuhan ekonomi. Adapun persamaan regresi yang digunakan adalah: Regresi 1: PDB = a + bihsg Regresi 2: CONS = a + bihsg Regresi 3: G = a + bishg Regresi 4: Regresi 5: I = a + bihsg NE = a + bihsg Persamaan VAR yang digunakan, yaiu: VAR 1: PDB, IHSG VAR 2: CONS, IHSG VAR 3: G, IHSG VAR 4: I, IHSG 4
VAR 5: NE, IHSG F. ANALISIS DAN DISKUSI Análisis dalam paper ini akan dimulai dengan melakukan regresi erhadap persaman dalam Regresi 1 5 lalu VAR 1 5. Hasil Regresi 1 5 sebagaimana erliha dalam Tabel 2. Tabel 2 Hasil regresi (R1), (R2), (R3) Persamaan Regresi (R1) Regresi (R2) Regresi (R3) Variabel Bebas PDB CONS G IHSG 52.49499** (5.830012) 22.52990** (5.434046) 4.798863** (1.931830) C 384230.1 (25.84692) 237686.4** (34.72436) 29170.18** (7.112719) R² 0.653773 0.621283 0.171727 R² adjused 0.634538 0.600243 0.125712 Durbin-Wason es 0.574601 0.339085 1.669216 Sumber: Hasil analisis Keerangan: sa dalam ( ) ** seluruh koefisien dalam abel, signifikan pada level 10% Berdasarkan R1 dapa dikeahui bahwa perumbuhan ekonomi (PDB) memiliki hubungan posiif erhadap indeks harga saham (IHSG) meskipun anara indeks harga saham dan perumbuhan ekonomi (PDB) erdapa gap karena pengaruh harga saham idak secara langsung menyenuh sekor produkif dalam perekonomian. Nilai R 2 pada regresi (R1) sebesar 0.65 yang mencerminkan bahwa indeks harga saham dan perumbuhan ekonomi berkorelasi secara kua. Regresi (R2) menunjukkan hubungan anara indeks harga saham dengan ingka konsumsi rumah angga (CONS) yang merupakan komponen dari perumbuhan ekonomi. Indeks harga saham dan ingka konsumsi rumah angga memiliki korelasi posiif. Dengan asumsi ingka suku bunga diperahankan pada level yang rendah, maka perilaku masyaraka lebih cenderung unuk melakukan akivias konsumsi. Nilai R 2 pada regresi (R2) sebesar 0.62 yang mencerminkan bahwa indeks harga saham dan ingka konsumsi rumah angga berkorelasi secara kua. Hasil regresi (R3) menunjukkan hubungan anara indeks harga saham dengann ingka konsumsi pemerinah (G) yang merupakan komponen dari perumbuhan ekonomi. Indeks harga saham dan ingka konsumsi pemerinah memiliki korelasi posiif meskipun idak cukup kua yang diunjukkan dengan nilai R 2 yang hanya sebesar 5
0.17. Regresi erhadap persamaan 4 dan 5 aau R4 dan R5 sebagaimana erliha dalam Tabel 3. Tabel 3. Hasil regresi (R4) dan (R5) Variabel Bebas I NE Regresi (R4) Regresi (R5) IHSG 15.58416** (4.737092) 7.255758** (2.761221) C 80373.12** (1479807) 31317.59** (7.218926) R² 0.554897 0.297543 R² adjused 0.530169 0.258518 Durbin-Wason es 0.367395 1.121665 Sumber: Hasil analisis Keerangan: sa dalam ( ) ** seluruh koefisien dalam abel, signifikan pada level 5% Regresi (R4) menunjukkan korelasi anara indeks harga saham dan invesasi (I) yang merupakan komponen dari perumbuhan ekonomi. Indeks harga saham dan invesasi memiliki korelasi posiif. Dengan asumsi ingka suku bunga diperahankan pada level yang rendah, maka akan mendorong peningkaan invesasi. Nilai R 2 pada regresi (R4) sebesar 0.56 yang mencerminkan bahwa indeks harga saham dan invesasi berkorelasi secara kua. Hasil regresi (R5) menunjukkan korelasi anara indeks harga saham dan ne ekspor (NE) yang merupakan komponen dari perumbuhan ekonomi. Indeks harga saham dan ne ekspor memiliki korelasi posiif meskipun idak cukup kua yang diunjukkan dengan nilai R 2 yang hanya sebesar 0.30. Hasil pengujian model VAR unuk menjelaskan korelasi anara indeks harga saham sebagai indikaor pembangunan pasar keuangan erhadap komponen perumbuhan ekonnomi dengan menggunakan lag 2 akan diampilkan dalam Tabel 4. Tabel 4 Hasil Pengujian Model VAR Persamaan VAR 1 VAR 2 VAR 3 VAR 4 VAR 5 Variabel Bebas PDB CONS G I NE IHSG -1 (0.55430) (-0.90481) (-1.15084) (-1.62324) (-0.79252) 7.365268* -2.994567* -3.700405* -12.25993* -5.136235* IHSG -2 23.00637* (1.37384) 6.856989* (1.17063) 14.49868* (3.05414) 17.39753* (2.43621) 11.64467* (1.91078) C 209559.5 31977.86 54551.72 31894.36 32422.35 R² 0.942637 0.979123 0.958135 0.439269 0.561552 R² adjused 0.924987 0.972700 0.945253 0.266737 0.426644 Sumber: Hasil analisis Keerangan: sa dalam anda kurung ( ) * seluruh koefisien dalam abel, signifikan pada level 1% 6
Berdasarkan Tabel 4 dapa dikeahui bahwa variabel indeks harga saham sebagai indikaor pasar keuangan memiliki korelasi posiif erhadap komponen perumbuhan ekonomi pada lag 2. Jadi, dapa dikaakan bahwa ransaksi pasar keuangan merupakan komponen pening unuk mempengaruhi perumbuhan ekonomi meskipun memerlukan waku unuk mencapainya. G. KESIMPULAN Sudi ini menganalisis keerkaian anara indeks harga saham sebagai indikaor dari pembangunan pasar keuangan dan komponen perumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil pengujian meode regresi dan meode VAR menjelaskan bahwa variabel indeks harga saham memiliki korelasi posiif dengan variabel komponen perumbuhan ekonomi yang melipui PDB, ingka konsumsi rumah angga, ingka konsumsi pemerinah, invesasi, dan ne ekspor. Korelasi paling kua erdapa pada korelasi anara indeks harga saham dengan PDB, ingka konsumsi rumah angga, dan invesasi. Hal ini diunjukkan dengan nilai R 2 yang inggi. Meliha fenomena ini, maka pemerinah sebagai perumus kebijakan perlu berhai-hai dalam menjaga pasar keuangan dan arah kebijakan perekonomian. Kelemahan dalam peneliian ini adalah masih belum dilakukannya pendalaman erhadap masing-masing hasil regresi maupun VAR. Ini perlu dilakukan eruama oleh penelii selanjunya unuk meliha pada level mikro pada masing-masing komponen perumbuhan ekonomi Indonesia. REFERENSI Anonimous. Undaed. The Role of Capial Markes in Economic Growh. Balvers, Ronald J. and Jeffrey H. Bergsrand. 2002. Governmen Expendiures and Equilibrium Real Exchange Raes. Working Paper 295. Barrell, Ray and E. Philip Davis. Undaed. Financial Liberalisaion, Consumpion and Wealh Effecs in 7 OECD Counries. NIESR Discussion Paper No. 247. Brasoveanu, Laura Obreja, e.all. 2008. Correlaions Beween Capial Marke Developmen and Economic Growh: The Case of Romania. Journal of Applied Quaniaive Mehods, Vol. 3(1). Buku Pegangan 2009 Penyelenggaraan Pemerinahan dan Pembangunan Daerah. Chen, Heng. 2009. Underdevelopmen of Financial Markes and Excess Consumpion Volailiy in Developing Counries. 7
Mohadi, Hamid and Sumi Agarwal. Undaed. Sock Marke Developmen and Economic Growh: Evidence form Developing Counries. NEPAD-OECD Africa. 2009. Deepening African Financial Marke for Growh and Invesmen. Schachermayer, Waler. Undaed. Opimal Invesmen in Incomplee Financial Markes. Vienna Universiy of Technology. 8