BAB II LANDASAN TEORI. dan barang jadi yang ada dalam sistem produksi pada suatu waktu tertentu. (Elsayed,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

Analisis Model dan Contoh Numerik

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

III METODE PENELITIAN

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

IV. METODE PENELITIAN

Bab IV Pengembangan Model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pabrik Gula Kwala Madu merupakan Industri manufaktur yang

IV METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 3 LANDASAN TEORI

Pengantar Teknik Industri

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan

IV. METODE PENELITIAN

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

BAB 2 LANDASAN TEORI

MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

III. METODOLOGI PENELITIAN

USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuatan dan Service Turbin)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

III. METODE PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

IV METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORI

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI.1. Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai bahan baku, barang dalam proses dan perakian, dan barang jadi yang ada dalam sisem produksi pada suau waku erenu. (Elsayed, 1994, p63). Menuru Sipper, Daniel, dan Bulfin (1998, p06) persediaan adalah sejumlah komodias aau barang dagangan yang dikonrol oleh perusahaan, disimpan selama beberapa waku unuk memenuhi perminaan yang akan daang. Menuru Yunaro (005, p1) persediaan adalah iem aau maerial yang dipakai oleh suau organisasi aau perusahaan unuk menjalankan bisnisnya. Jika perusahaan ersebu memproduksi suau barang aau jasa maka maerial ersebu digunakan unuk mendukung aau menyediakan kebuuhan produksi. Definisi dari persediaan yang lain secara umum adalah sebagai beriku: 1. Suau iem yang disimpan unuk memenuhi kebuuhan yang akan daang.. Suau iem yang harus dienukan kapan harus dibuuhkan. 3. Suau iem yang harus dienukan berapa banyak yang harus dibuuhkan. 4. Suau iem dengan seberapa jauh harus di-mainain. Persediaan bagi perusahaan biasa digunakan unuk menganisipasi perminaan pelanggan. Begiu juga dalam indusri manufacuring, persediaan digunakan dalam akivias produksi unuk memenuhi perminaan pelanggan yang kadang kala idak dapa

8 diprediksi, sehingga sok persediaan dalam kegiaan produksi harus dijaga. (Yunaro, 005, p). Hal yang idak dapa diprediksi bukan saja erjadi aas pelanggan yang menginginkan barang dari perusahaan, namun hal ini juga dapa erjadi pada supplier yang akan men-supply barang ke perusahaan. Coba bayangkan jika ada perminaan yang cukup besar dari pelanggan namun supplier perusahaan sedang bermasalah. Oleh sebab iu diperlukan persediaan unuk menganisipasi hal ersebu. Adapun fungsi pening lainnya dari persediaan adalah (www.sekpi.ac.id/skin/download10/bab_9mo.pdf, juni 006) : 1. Unuk memberikan sock agar dapa memenuhi perminaan yang akan erjadi.. Unuk menyeimbangkan produksi dengan disribusi. 3. Unuk memperoleh keunungan dari poongan kuanias, karena membeli dalam jumlah banyak biasanya ada diskon. 4. Menghindari flukuasi harga yang meningka. 5. Menyediakan persediaan cadangan unuk kondisi perminaan yang idak menenu. 6. Unuk menghindari kekurangan sok yang dapa erjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, muu, aau keidakepaan pengiriman. 7. Menjaga kelangsungan proses produksi... Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah sau masalah pening yang dihadapi oleh perusahaan. Seiap perusahaan perlu mengadakan persediaan unuk dapa menjamin kelangsungan hidup usahanya. Unuk mengadakan persediaan ini diperlukan

9 sejumlah modal. Persediaan yang erlalu besar maupun erlalu kecil dapa menimbulkan masalah-masalah yang rumi. Kekurangan persediaan bahan menah akan mengakibakan adanya hambaanhambaan pada proses produksi. Kekurangan persediaan barang dagangan akan menimbulkan kekecewaan pada pelanggan dan akan mengakibakan perusahaan kehilangan mereka. Kelebihan persediaan akan mengakibakan erlalu banyak modal yang eranam, menimbulkan biaya eksra, sera resiko barang menjadi rusak. Dapa dikaakan bahwa manajemen persediaan yang efekif akan memberikan keunungan bagi perusahaan. Oleh sebab iu, perusahaan harus dapa memperahankan persediaan yang opimal sehingga dapa menjamin kelancaran usahanya dengan cara menenukan jumlah persediaan yang epa sehingga menghasilkan biaya yang serendahrendahnya. (Subagyo, 1995, p199). Teapi perlu dijelaskan disini bahwa dengan adanya pengedalian persediaan idaklah berari dapa meleyapkan sama sekali resiko yang imbul akiba adanya persedian yang erlalu besar aau erlalu kecil, melainkan hanya berusaha mengurangi resiko ersebu sampai sekecil mungkin. Jadi dapa dikaakan pengendalian persediaan adalah menyediakan barang-barang yang dibuuhkan dalam jumlah yang sesuai pada waku yang dienukan dengan biaya dan cara yang paling ekonomis dan mengunungkan..3. Opimalisasi Menuru Nash & Sofer (1996, p3) opimasi adalah sarana unuk mengekspresikan model maemaika yang berujuan unuk memecahkan masalah dengan

10 cara yang erbaik. Jika digunakan unuk ujuan bisnis, arinya memaksimalkan keunungan dan efisiensi sera meminimalkan kerugian, biaya dan resiko. Menuru Parker (1997, p174) opimalisasi adalah proses memaksimalkan aau meminimalkan fungsi yang diberikan erhadap beberapa jenis baasan. Sedangkan menuru Kamus Besar Bahasa Indonesia, opimalisasi diarikan sebagai proses, cara unuk menjadikan paling baik, paling inggi, paling mengunungkan, dan sebagainya. Hasil dari opimalisasi disebu hasil yang opimal..4. Komponen - Komponen Biaya Persediaan Pengendalian persediaan berujuan unuk menghasilkan jumlah biaya yang minimal. Jadi jelas bahwa komponen biaya merupakan fakor yang pening. Unuk iu akan diinjau beberapa macam biaya yang mempengaruhi persediaan. 1. Biaya pembelian aau produksi (Siagian, 1987, p17) Biaya pembelian adalah harga pembelian aau produksi yang memperlihakan dua jenis biaya, yaiu: a. Kalau harga pembelian adalah eap, maka biaya per sauan, c, adalah juga eap anpa meliha jumlah yang dibeli. b. Kalau diskon ersedia, maka harga per sauan adalah variabel erganung pada jumlah pembelian.. Biaya pemesanan (ordering cos) Merupakan semua pengeluaran yang imbul unuk melakukan sau kali penambahan persediaan. Besarnya biaya pemesanan dapa dihiung dengan mengeahui prosedur

11 pemesanannya yang biasanya melipui biaya pemeriksaan, biaya pemesanan, biaya penerimaan dan pemeriksaan unuk menjamin lancarnya arus barang. Secara spesifik, biaya pemesanan ini erdiri dari (Ballou, 1999, p413-414) : a. Biaya manufakuring aau harga dari produk unuk beragam ukuran pesanan. b. Biaya penyiapan proses produksi. c. Biaya pemrosesan pesanan oleh deparemen keuangan dan pembelian. d. Biaya pengiriman pesanan ersebu ke supply poin, biasanya melalui sura aau ala elekronik lainnya. e. Biaya pendisribusian pesanan jika biaya ransporasi idak dimasukkan dalam peneapan harga pembelian. f. Biaya penanganan maerial aau proses-proses lainnya erhadap produk selama perjalanan ke lokasi penerimaan. Pada umumnya jumlah ordering cos akan urun aau naik sesuai dengan jumlah pesanan. Hal ini berari bahwa, bila barang dipesan dalam jumlah banyak unuk persediaan, maka pesanan pun idak erlalu sering, sehingga mengurangi biaya pemesanan. Akan eapi, hal ini akan menimbulkan kasus baru yaiu berambahnya biaya penyimpanan. (Siagian, 1987, p18) 3. Biaya penyimpanan (Carrying cos / Holding cos) Merupakan semua pengeluaran yang imbul akiba memiliki persediaan. Biaya ini erganung pada jumlah barang yang disimpan dan lama barang ersebu disimpan. Karena iu biaya penyimpanan seringkali dinyaakan per sauan nilai persediaan. (Sarr, 1981, p11). Biaya ini melipui:

1 a. Biaya modal yang eranam dalam persediaan. Biaya ini muncul karena sejumlah uang yang dianam dalam persediaan, idak dapa dimanfaakan unuk kegiaan lain yang mengunungkan. Misalnya bila uang ersebu disimpan di bank maka akan memperoleh bunga. b. Biaya penyimpanan (Sorage cos). Merupakan biaya yang imbul akiba gudang dipakai unuk persediaan sehingga idak dapa dipakai unuk keperluan lain seperi misalnya disewakan. Biaya penyimpanan juga mencakup biaya lain seperi biaya penjagaan dan biaya operasi gudang. c. Biaya yang imbul akiba barang yang disimpan menjadi rusak aau keinggalan jaman. (deerioraion cos) d. Asuransi dan pajak. Hal ini dikenakan pada barang yang disimpan sebagai persedian, karena barang ersebu ermasuk hara perusahaan. 4. Biaya kekurangan persediaan (Ou of Sock Cos) Biaya ini imbul akiba perminaan suau barang yang idak dapa dipenuhi karena idak ada persediaan yang cukup. Hal ini dapa disebabkan oleh adanya peningkaan laju pemakaian barang aau mundurnya waku enggang akiba suau hal. Biaya ini melipui: a. Biaya unuk melakukan indakan penanggulangan berupa pemesanan darura yang biasanya menimbulkan biaya-biaya ambahan, perbaikan-perbaikan aau indakan-indakan lain yang diujukan unuk segera mengaasi kejadian ini. b. Biaya yang imbul karena kehilangan kesempaan unuk memperoleh keunungan, akiba dari pelanggan idak bersedia menunggu daangnya barang.

13 Biaya jenis ini umumnya mendapa perhaian serius karena dampak yang diimbulkan walaupun idak segera erasa namun sifanya merusak dan berlangsung secara lamba laun. (Siagian, 1987, p18) Keseluruhan biaya diaas bila dijumlahkan akan menghasilkan oal biaya persediaan. Disini perlu dicari model yang epa agar oal biaya yang dihasilkan dapa seminimal mungkin, seperi dijelaskan dalam gambar.1. Gambar.1 Toal Biaya Minimum (Sumber : Yunaro, 005, p33).5. Model Persediaan Secara umum model persediaan dapa dibagi menjadi beberapa model, yang dibedakan menuru perminaan barang. (Taha, 1997, p111). Ada yang bersifa deerminisic, yaiu kebuuhan barang dikeahui dengan pasi, aau probabilisic, yaiu kebuuhan barang dijabarkan dengan sebuah fungsi kepadaan probabilias.

14 Model-model persediaan ersebu anara lain (Elsayed, 1994, p69): 1. Model persediaan saic deerminisic, yaiu model persediaan yang komponen perminaannya bersifa deerminisic (jumlah perminaan pada horizon waku pengamaan dikeahui) dan independen erhadap waku.. Model persediaan dynamic deerminisic, yaiu model persediaan yang komponen perminaannya bersifa deerminisic eapi dependen erhadap waku. 3. Model persediaan saic probabilisic, yaiu model persediaan yang komponen perminaannya merupakan variabel acak dengan suau disribusi eapi independen erhadap waku. 4. Model persediaan dynamic probabilisic, yaiu model persediaan yang komponen perminaannya merupakan variabel acak dengan suau disribusi dan dependen erhadap waku. Perminaan saic deerminisic jarang erjadi dalam kehidupan nyaa. Karena iu siuasi ini dapa dipandang sebagai kasus penyederhanaan. Misalnya, walaupun perminaan akan barang sehari-hari, seperi roi dapa bervariasi dari sau hari ke hari berikunya, variasi ersebu kemungkinan erlalu kecil dan dapa diabaikan dengan hasil bahwa asumsi perminaan sais kemungkinan idak erlalu jauh dari kenyaaan. (Taha, 1997, p111)..6. Dynamic Probabilisic Invenory Model Merupakan model persediaan dinamis dengan disribusi kemungkinan kebuuhan dikeahui. Model ini digunakan bila dikeahui daa kebuuhan barang di masa lalu yang bervariasi sehingga disribusi kemungkinan kebuuhan barang dapa dikeahui.

15 Unuk Dynamic Probabilisic Invenory Model dikenal adanya persediaan cadangan yang diujukan unuk meredam flukuasi kebuuhan selama waku enggang. Karena jumlah kebuuhan bervariasi maka erdapa kemungkinan kekurangan persediaan bila ernyaa kebuuhan menyimpang dari yang diperkirakan. Hal ini dapa dijelaskan seperi pada gambar.. Gambar. Dynamic Probabilisic Invenory Model (Sumber : Yunaro, 005, p36) Supaya menghasilkan perhiungan yang lebih sesuai dengan kondisi perusahaan, maka digunakan sisem pemesanan Q Sysem yaiu sisem pemesanan dengan ukuran order eap, eapi inerval pemesanan idak eap. Toal biaya persediaan yang dibuuhkan dapa dihiung dengan menjumlahkan komponen-komponen biaya persediaan sebagai beriku (Sarr, 1981, p1-14) : 1. Biaya pemesanan Cr = biaya pesan seiap kali

16 X = jumlah kebuuhan barang per ahun = 5. D D = jumlah kebuuhan barang per minggu = D i n = periode pemesanan raa-raa q = jumlah pemesanan yang opimal =. D Frekuensi pemesanan = q x maka biaya pemesanan = q x.cr =. Biaya penyimpanan (holding cos) Cc = Biaya simpan dalam % C = Harga barang per uni 5.Cr Persediaan raa-raa unuk seiap siklus = q maka biaya penyimpanan = q.c. Cc =.x.c.cc 104 3. Biaya penyimpanan unuk persediaan cadangan (buffer sock) Disini kebuuhan dihiung dengan disribusi normal. deviasi sandard dalam uni s = ( D - D) i n - 1 L = waku enggang dalam minggu Kebuuhan raa-raa selama waku enggang R = L. D Deviasi sandard kebuuhan selama waku enggang σ = s L

17 Gambar.3 Disribusi normal kebuuhan selama waku enggang Luas daerah yang diarsir menyaakan persenase kemungkinan erjadinya kekurangan persediaan selama waku enggang. Bila besar resiko = α, maka jumlah persediaan diunjukkan oleh Z α dan besarnya dapa dihiung dengan menggunakan abel saisik disribusi normal. Jadi jumlah persediaan cadangan W = maka biaya penyimpanan = W.C. Cc Z α. σ disini dapa dikeahui iik pemesanan kembali p = R+W 4. Biaya akiba kekurangan persediaan (ou of sock) k = biaya kekurangan persediaan persenase kemungkinan erjadinya kekurangan persediaan = f (y)dy R + W maka biaya akiba kekurangan persediaan = x q.k f(y)dy R+W 5.K = f(y)dy R+W Sehingga oal biaya menjadi: TC = 5.Cr +.x.c.cc 104 5.K + W.C. Cc + f(y)dy R+W

18 TC merupakan fungsi variabel. Fungsi ini akan mencapai nilai eksrim jika: TC = 0 TC dan = 0 W TC unuk = 0 maka 5.Cr - + x.c.cc 104-5.k 1 - ( F( R + W ) = 0 x.c.cc 104 5.Cr = + 5.k 1 - ( F( R + W ) x.c.cc 104 5 = [ Cr + k( 1 F( R + W) )] 5 x.c.cc = 104[ Cr + k( 1 - F( R + W )]...(1) TC unuk = 0 W maka 5.k C.Cc - f( R + W) = 0 5.k C.Cc = f( R + W) = 5.K.f ( R + W) C.Cc...() persamaan (1)dan () idak dapa segera dipecahkan eapi harus disubsiusi sebagai beriku: [ + k( 1 F( R + W )] = 104 Cr - 5 x.c.cc 5.K C.f ( R + W).Cc [ + k( 1 F( R + W )] = 104 Cr - 5 x.c.cc [ ( )] f (R + W) = 104 Cr + k 1 - F( R + W) 5.C.Cc x.c.cc.5.k

19 f ( R + W).C.Cc Cr = [ + k( 1 - F( R + W )] x.k...(3) Dengan mengasumsikan F(R+W) = 1 yang arinya f (y)dy = 0 (kekurangan R + W persediaan diharapkan sekecil mungkin) maka f(r+w) adalah disribusi kemungkinan kebuuhan selama waku enggang, yang merupakan disribusi Normal (R, σ ). Ordina ini dapa dicari dengan menggunakan abel normal saisik, dengan dimisalkan ordina ersebu adalah g(w) dalam disribusi Normal Baku (0,1) g(w) = 1 π exp 1 w 1 1 f(x) = exp (X - R) σ π σ Gambar.4 Hubungan ordina anara disribusi Normal (R, σ ) dengan disribusi Normal Baku (0,1) 1 f(r+w) dikeahui sama dengan g(w ) σ...(4) Dari (3) dan (4) maka g(w), yaiu ordina pada abel normal saisik yang menyaakan besarnya erjadi kemungkinan kekurangan persediaan, dapa dicari dengan cara g(w) = σ.f(r + W) g(w) = σ.f(r + W) g(w).c.cc = σ. [ Cr + k( 1 - F( R + W )] x.k

0 karena elah diasumsikan bahwa F(R+W)=1 maka persamaan ersebu menjadi g(w) Cr = σ..c.cc. x.k Cr g(w) = σ..c.cc. x.k Seelah diperoleh nilai g(w) maka melalui disribusi Normal dapa diperoleh nilai w. Kemudian dari persamaan (4) dapa diperoleh nilai f (R+W). Dan dari persamaan () dapa diperoleh periode pemesanan opimal, dan besarnya ukuran pemesanan yang opimal yaiu q =. D Persediaan cadangan dapa diperoleh dengan cara W = σ. Zα dimana Z α merupakan absis dari ordina g(w). Tiik pemesanan kembali p = R+W aau p = L. D + W Seelah iu dapa dihiung besar biaya oalnya, yaiu TC = 5.Cr +.x.c.cc 104 +.C. Cc 5.K W + R+W f(y)dy.7. Persediaan Cadangan (Buffer Sock) Fungsi dari adanya persedian cadangan pada suau indusri adalah unuk menjaga agar produksi idak erheni karena kehabisan bahan sampai bahan yang dipesan daang lagi. Unuk iu diperlukan model yang epa agar persediaan cadangan idak habis. Namun masih ada resiko habisnya persediaan ersebu, anara lain disebabkan oleh peningkaan laju pemakaian barang maupun mundurnya waku enggang karena suau hal.

1 Unuk menjamin kelancaran produksi, maka resiko habisnya persediaan perlu dihindari sampai baas-baas yang idak merugikan perusahaan iu sendiri. Oleh sebab iu perlu disediakan sejumlah persediaan cadangan. Persediaan cadangan idak dapa erlalu sediki, sebab dengan demikian resiko persediaan unuk habis akan menjadi besar. Namun enu saja jumlah barang yang disediakan sebagai persediaan cadangan ersebu idak dapa erlalu banyak, sebab dengan demikian juga akan merugikan perusahaan. Jadi disini perlu dihiung jumlah persediaan cadangan yang epa. (Yunaro, 005, p14).8. Waku Tunggu (Lead Time) Waku unggu adalah enggang waku yang diperlukan anara saa pemesanan barang dilakukan sampai saa barang iu iba di gudang. (Elsayed, 1994, p65). Waku unggu juga merupakan bagian dari komponen perhiungan yang mempengaruhi proses perencanaan persediaan..9. Inegrasi Numerik Masalah inegrasi numerik adalah masalah unuk menenukan hasil b a f (x)dx secara numerik. Masalah ini imbul karena fungsi yang diberikan idak dapa diinegrasikan secara analiik aau f(x) hanya dikeahui pada sejumlah iik yang erbaas..9.1. Auran Simpson Auran Simpson merupakan salah sau meode yang dikenal unuk menyelesaikan masalah inegrasi numerik. Gambar.8 menjelaskan ide enang

perhiungan luas area dibawah parabola dengan iga iik, menggunakan auran simpson. (hp://www.mi.ugm.ac.id/~adji/courses/resources/lecures/numeris/rumusan%0i negrasi%0newon%0coes.pp, januari 007). Gambar.5 Gambar Auran Simpson (Sumber : Chapra, 006, p596) Benuk umum dari auran simpson adalah b a h a + b f(x)dx { f (a) + 4f( ) + f(b) } 3 Dimana h = b a Auran simpson dapa diingkakan performanya dengan membagi inerval inegrasi kedalam sejumlah segmen dengan lebar yang sama, seperi pada gambar.9. Dimana segmen ersebu harus berjumlah genap. (Chapra, 006, p599). Gambar.6 Gambar Auran Komposisi Simpson (Sumber : Chapra, 006, p599)

3 Sehingga benuk umum dari auran komposisi simpson menjadi x x 0 n f(x )dx n -1 n - ( x 0 ) + 4 f( x i ) + f( x j ) + f( x n ) i=1,3,5 j=,4,6 b a 14 43 1 4 4 4 4 4 4 44 3n 44 4 4 4 4 4 43 Widh f Average heigh.10. Klasifikasi ABC Persediaan melibakan sejumlah besar barang dengan harga yang bervariasi dari yang relaif idak mahal sampai barang-barang yang sanga mahal. Karena persediaan sebenarnya merupakan modal yang menganggur, maka pengendalian persediaan sanga pening dilakukan erhadap barang-barang yang berperan besar dalam penggunaan modal. (Taha, 1997, p108) Pengalaman menunjukan bahwa hanya sejumlah kecil barang-barang persediaan yang menanggung sebagian besar dari modal. Barang-barang seperi iulah yang harus dikenakan pengendalian persediaan yang kea. Jadi barang dalam suau persediaan akan diklasifikasikan menuru besarnya modal yang dianam pada barang ersebu. Yang dimaksud dengan modal yang dianam iu adalah jumlah kebuuhan barang (x) dikalikan dengan harga sauannya (c). Dalam hal ini bila (c.x) makin besar, maka penghemaan yang didapa akiba pengendalian persediaan akan lebih besar dari pada barang-barang yang memiliki nilai (c.x) lebih kecil. Pada gambar.7 diberikan perbandingan anara jumlah kebuuhan barang dengan modal yang dianam, yang dikenal sebagai sisem klasifikasi ABC.

4 Gambar.7 Sisem Klasifikasi ABC (Sumber : Taha, 1997, p109) Gagasan dari prosedur ini adalah menenukan barang yang berkonribusi 80% dari nilai uang oal. Barang-barang ini diklasifikasikan sebagai kelompok A, dan umumnya erdiri dari 0% jumlah keseluruhan barang. Kelompok B erdiri dari barangbarang dengan persenase 15% dari nilai uang oal. Barang-barang ini biasanya berjumlah 5% dari semua barang. Semenara barang-barang sisanya adalah kelompok C, yang jumlahnya melipui 55% dari jumlah keseluruhan barang dengan persenase 5% dari nilai uang oal. Barang-barang kelompok A mewakili sejumlah kecil barang-barang yang mahal dan harus dikenakan pengendalian persediaan yang sanga kea. Pengonrolan keadaan barang dilakukan paling inensif dan elii, unuk iu dibuuhkan pengawas yang berpengalaman. Selain iu pencaaan dilakukan paling elii dari waku ke waku karena harus selalu dikeahui jumlahnya secara pasi.

5 Barang-barang kelompok B berada di uruan berikunya di mana pengendalian persediaan yang cukup kea dapa diberikan. Yang erakhir, barang-barang kelompok C harus diberikan priorias erendah dalam penerapan seiap benuk pengendalian persediaan. Selain iu pencaaan barang cukup dilakukan secara periodik. Dari semua barang yang diperlukan dalam pembangunan perumahan, disini hanya akan dibahas barang-barang yang mempunyai nilai paling kriis, yaiu barangbarang yang ermasuk pada kelompok A..11. Pengenalan Borland Delphi 7.0 Borland Delphi aau yang biasa disebu Delphi saja, merupakan sarana pemrograman aplikasi visual. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa pemrograman Pascal. Delphi merupakan generasi penerus dari Turbo Pascal. Turbo Pascal yang diluncurkan pada ahun 1983 dirancang unuk dijalankan pada sisem operasi DOS (yang merupakan sisem operasi yang paling banyak digunakan pada saa iu). Sedangkan Delphi yang diluncurkan perama kali ahun 1995 dirancang unuk beroperasi di bawah sisem operasi Windows. Delphi memiliki sarana yang angguh unuk pembuaan aplikasi, mulai dari sarana unuk pembuaan form, menu, oolbar, hingga kemampuan unuk menangani pengelolaan basis daa yang besar. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Delphi anara lain karena pada Delphi, form dan komponen-komponennya dapa dipakai ulang dan dikembangkan, mampu mengakses VBX, ersedia emplae aplikasi dan emplae form, memiliki lingkungan pengembangan visual yang dapa diaur sesuai kebuuhan,

6 menghasilkan file erkompilasi yang berjalan lebih cepa, sera kemampuan mengakses daa dari bermacam-macam forma. Delphi menerapkan konsep aplikasi yang digerakan oleh even (even driven). Pemrograman even driven mencoba melengkapi kekurangan pemrograman prosedural dengan kerangka yang membedakan anara anarmuka pemakai dengan proses erenu dalam aplikasi. Dengan adanya sarana pemrograman visual yang even driven, para pembua aplikasi sanga erbanu keika menyediakan sarana anarmuka bagi pemakai. Dengan demikian, harapannya ia akan lebih erkonsenrasi pada penanganan masalah aplikasinya, bukan anarmukanya. (Wahana Kompuer, 003, p1-3)..1. Perancangan Perangka Lunak Perangka lunak adalah (1) perinah (program kompuer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperi yang diinginkan. () srukur daa yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional, dan (3) dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program. (Pressman, 005, p36). Menuru Sommerville (001, p6), perancangan perangka lunak adalah disiplin perancangan yang berhubungan dengan semua aspek dari produksi perangka lunak dari ahap awal spesifikasi sisem sampai dengan pemeliharaan seelah sisem dalam ahap berjalan..1.1. Daur Hidup Perangka Lunak Salah sau model perancangan perangka lunak adalah dengan menggunakan model air erjun (waerfall model). Menuru Sommerville (001, p45), ahap-ahap

7 uama dalam model air erjun, seperi dalam gambar.8, yang menggambarkan akivias dasar pengembangan perangka lunak adalah sebagai beriku: 1. Analisis dan penenuan kebuuhan Tugas, kendala dan ujuan sisem dienukan melalui konsulasi dengan pemakai sisem. Kemudian dienukan cara yang dapa dipahami, baik oleh user maupun pengembang.. Desain sisem dan perangka lunak. Proses desain sisem erbagi dalam kebuuhan perangka keras dan perangka lunak. hal ini menenukan arsiekur perangka lunak secara keseluruhan. Desain perangka lunak mewakili fungsi sisem perangka lunak dalam suau benuk yang dapa diransformasikan ke dalam sau aau lebih program yang dapa dieksekusi. 3. Implemenasi dan pengujian uni. Dalam ahap ini, desain perangka lunak direalisasikan dalam suau himpunan program aau uni-uni program. Pengujian uni mencakup kegiaan verifikasi erhadap suau uni sehingga memenuhi syara spesifikasinya. 4. Inegrasi dan pengujian sisem. Uni program secara individual diinegrasikan dan diuji sebagai sau sisem yang lengkap unuk memasikan bahwa kebuuhan perangka lunak elah erpenuhi. Seelah pengujian, sisem perangka lunak disampaikan kepada pengguna. 5. Pengoperasian dan pemeliharaan. Secara normal, walaupun idak selalu diperlukan, ahap ini merupakan bagian siklus hidup yang erpanjang. Sisem elah erpasang dan sedang dalam penggunaan. Pemeliharaan mencakup perbaikan kesalahan yang idak diemukan dalam ahap-

8 ahap sebelumnya, meningkakan implemenasi uni-uni sisem dan memperinggi pelayanan sisem yang disebabkan oleh diemukannya kebuuhan baru. Gambar.8 Daur Hidup Perangka Lunak (Sumber: Sommerville, 001, p45)