Prosiding Seminar Nasional Magister Teni Sipil Universitas Lampung "Pembangunan Infrastrutur dan Pengembangan Wilayah" 03 Mei 2012, Hotel Novotel - Bandar Lampung Pengarah: 1. Gubemur Provinsi Lampuug (Drs Sjacharoedin.ZP. SH) 2. Dezm Faultas Teni Unila (Dr. Lusmeilia Afriam,D.E.A.) 3. Ketua Bappeda Provinsi Lampung (Ir. Fahrizal Darminto, MA) 4. Kepala Dinas Perhubungem Provmsi Lampung (Drs. Isha, MH) 5. Ketua KIAT Faultas Tem Umla (Ir. Hi. Berlian Tihang, MM) 6. Ir. Anshori Djausal, MT 7. Wail Pimpinam Umum Lampung Post ( Bp. Djadjat Sudradjat) 8. Ketua Program Studi Magister Teni Sipil Unila (DR. Dyah Indriana K. S.T.,M.Sc.) 9. Ketua HPJI (Ir. A. Lianurzen, MT) Penyunting: 1. Dr. Dyah Indrlana Kusumastuti, S.T.,M.Sc. 2. Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T.,M.T. 3. Dr. Ahmad Zaaria, Ph.D. 4. Siti Nurul Khotimah, S.T.,M.Sc. Cover Designer & Editor: Moh. Andi Susanto ISBN :978-602-19441-1-0 Seretariat: Jln. Prof. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145 Telepon (0721) 704947, Fax (0721) 704947, ext 225
KATA PENGANTAR Segala puji bagi ALLAH SWT., Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahan Rahmat dan Nimat-Nya epada ita semua. Dalam ranga mewujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Magister Teni Sipil Universitas Lampung beerja sama dengan Lampung Post telah menyelenggaraan Seminar Nasional Pembangunan Infrastrutur dan Pengembangan Wilayah di Bandar Lampung pada tanggal 3 Mei 2012. Seminar Nasional ini dihadiri oleh para ahli, aademisi, pratisi, maupun profesional di bidang infrastrutur dan pengembangan wilayah serta setor terait. Artiel ilmiah yang disajian pada seminar ini meliputi segala aspe yang beraitan dengan infrastrutur dan pengembangan wilayah yaitu ebijaan dan erjasama pemerintah-swasta dalam pembangunan infrastrutur dan pengembangan wilayah, infrastrutur dan moda transportasi dalam menduung pengembangan wilayah, serta daya duung lingungan dalam pembangunan infrastrutur dan pengembangan wilayah. Presentasi serta disusi yang berlangsung selama seminar ini diharapan memberian sumbangan pemiiran terhadap onsep, strategi, maupun berbagi pengalaman tentang pembangunan infrastrutur dan pengembangan wilayah di Indonesia umumnya, dan di provinsi Lampung hususnya. Terima asih epada panitia pelasana, panitia pengarah, dewan penyunting, penulis artiel serta semua piha yang telah membantu terselenggaranya seminar ini. Bandar Lampung, 10 Mei 2012 Ketua Program Studi Magister Teni Sipil Universitas Lampung Dr. Dyah Indriana Kusumastuti, S.T., M.Sc.
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR Halaman i ii Nama Judul 1. Kebijaan dan Kerjasama Pemerintah Swasta dalam Pembangunan Infrastrutur dan Pengembangan Wilayah Agus Triono Ea Kurniawan Eo Bagus Delianto PRESPEKTIF HUKUM TENTANG PEMBANGUNAN INFRASTUKTUR DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH DI ERA OTONOMI DAERAH PENGEMBANGAN INDUSTRI SEKUNDER BERBASIS KOMIDITI KOPI DALAM UPAYA MEMBANGUN KLUSTER EKONOMI ANDALAN DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA (KPS) STUDI KASUS: INFRASTRUKTUR AIR MINUM 1 11 19 Kristianto Usman Luman Haim Marlia Ea Putri A.T. Moh. Waspa Kusuma Budi Muhammad Hutri STUDI PENYUSUNAN MASTER PLAN TERMINAL AGRIBISNIS (TA) DI PENENGAHAN-LAMPUNG SELATAN ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, KETIMPANGAN ANTAR KABUPATEN/KOTA, DAN SEKTOR UNGGULAN : STUDI PROVINSI LAMPUNG KONSEP HUKUM PENATAAN RUANG DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH BERDASARKAN OTONOMI DAERAH JEMBATAN SELAT SUNDA DAN PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI LAMPUNG MODELKEUNTUNGAN DAN OVERHEAD DALAM MENYUSUN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) UNTUK PEKERJAAN KONSTRUKSI PADA INSTANSI PEMERINTAH 36 46 51 57 63
Nelia Aida Nurmayani Selvi Diana Meilinda Upi Hamidah Yuda Romdania PENGARUH SPILLOVER EFFECT PROVINSI DKI JAKARTA DAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI LAMPUNG KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROPINSI LAMPUNG DALAM PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN INFRASTRUKTUR DI PROPINSI LAMPUNG PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS KEBIJAKAN GENDER (Evaluasi Pengarusutamaan Gender dalam Program Rural Infrastructure Support PNPM Propinsi Lampung) PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH ANALISA EKONOMI TEKNIK PADA KAWASAN WATER FRONT CITY 75 87 94 109 122 2. Infrastrutur dan Moda Transportasi dalam Menduung Pengembangan Wilayah Abdul Muahfi Andius Dasa Putra Anwarudin Budi Aji Purwoo Djarot Tri Wardhono ANALISIS BERBAGAI PEMICU KEMACETAN DI JALAN ZAINAL ABIDIN PAGAR ALAM BANDAR LAMPUNG EVALUASI TEKNIS FASILITAS SISI UDARA UNTUK DAPAT DIDARATI PESAWAT BERBADAN LEBAR (WIDE BODY AIRCRAFT) (Studi Penyiapan Bandara Radin Inten II sebagai Embarasi Haji Provinsi Lampung) MODEL PENGEMBANGAN TERPADU TERMINAL KHUSUS CPO PADA PELABUHAN MULTIPURPOSE EKSISTING PENINGKATAN SISTEM INTERLOKING DAN HUBUNGAN BLOK PERSINYALAN MIS 801 DI STASIUN SEMARANG TAWANG (STUDI KASUS ALAT PENDETEKSI SARANA KERETA API) VARIABEL-VARIABEL DALAM PENERIMAAN SMART CARD DENGAN THEORY PLANNED BEHAVIOUR (TPB) 130 130 139 140 149
Fandi Suratman Ginta Wiryasenjaya Gazali Hanif Adi Yudhitami I Made Suraharta I.B. Ilham Mali Ida Susanti SARANA TRANSPORTASI DI KOTA BANDAR LAMPUNG LAMPUNG CONNECTION BAKAUHENI- SUKADANA-MENGGALA-BALAMBANGAN UMPU PENINGKATAN AKSESBILITAS ZONA 1 DAN ZONA 8 DI KABUPATEN NGAWI EVALUASI SISTEM JALAN ARTERI DENGAN BEBERAPA SIMPANG YANG DIKENDALIKAN DENGAN SISTEM TUNGGAL (STUDI KASUS : KORIDOR JALAN GATOT SUBROTO BARAT KOTA DENPASAR, BALI) PENGINTEGRASIAN PEMBANGUNAN MEGAPROYEK INFRASTRUKTUR LAMPUNG PENGARUH INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI BAGI PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH 156 161 169 178 194 202 Lucia Nathania C. A JEMBATAN SELAT SUNDA 206 Marulin Febrita Muhammad Baqiyudin Nadjib Muiz Thohir Rahayu Sulistyorini Restita Winandi ANALISA TINGKAT KEBISINGAN PADA DAERAH YANG BERDEKATAN DENGAN REL KERETA API (STUDI KASUS : LINTAS JAKARTA KOTA MANGGARAI) KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PENGADAAN TANAH PADA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI PROVINSI JAWA BARAT (STUDI KASUS: WADUK JATIGEDE) MENGEMBANGKAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT DI KORIDOR JEMBATAN SELAT SUNDA PELUANG PENGEMBANGAN TRANSPORTASI INTERMODA DI PROPINSI LAMPUNG TINJAUAN KEBERADAAN MALL RAMAYANA ROBINSON TERHADAP ASPEK PEDESTRIAN AREA DAN PARKIR DI KOTA BANDAR LAMPUNG 212 222 231 238 250
Sri Susanti Tas an Junaedi ANALISA TINGKAT AKSESIBILITAS DAN KARAKTERISTIK PENUMPANG BRT TRANS BANDAR LAMPUNG KONDISI DAN KINERJA TRANSPORTASI DI DAERAH OTONOMI BARU (Studi Kasus di Kabupaten Pringsewu) 258 266 3. Daya Duung Lingungan dalam Pembangunan Infrastrutur dan Pengembangan Wilayah Agus Sugiri Ahmad Zaenudin Ahmad Zaaria Bagus Sapto Mulyatno Citra Dewi Citra Persada Dwi Joo Winarno Dyah Indriana Kusumastuti PEMBUATAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA MUTARALAM KECAMATAN WAY TENONG KABUPATEN LAMPUNG BARAT PENCITRAAN RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN UNTUK MONITORING BADAN JALAN LINTAS SUMATERA LAMPUNG SELATAN SIMULASI WAKTU PERAMBATAN DAN TINGGI GELOMBANG TSUNAMI AKIBAT MELETUSNYA GUNUNG ANAK KRAKATAU PENENTUAN AQUIFER AIR TANAH DI DAERAH LAMPUNG TENGAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS PERANAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TERPADU DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH METROPOLITAN BANDARLAMPUNG YANG BERKELANJUTAN KAJIAN HIDRO-OSEANOGRAFI PASANG SURUT DAN ARUS PASANG SURUT DALAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PELABUHAN DI TELUK LAMPUNG SIGNIFIKANSI ANALISIS HIDROLOGI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI LAMPUNG 275 281 289 298 304 309 323 333
Lasmi Irianti Lilies Widojoo Muhammad Jafri Muh Sarowi Nur Arifaini Pio Ranap Tua Naibaho Ratna Widyawati Rustadi Siti Nurul Khotimah Suharno Suharno PERBANDINGAN KETAHANAN SULFAT PADA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PCC DENGAN BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN OPC+ FLY ASH MEKANISME PENYUSUTAN DAN PENGARUH SET ACCELERATOR PADA BETON TEMBAK PENGARUH WAKTU PERENDAMAN PADA STABILISASI MENGGUNAKAN ABU GUNUNG MERAPI TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG ORGANIK ANALISA KESTABILAN DAERAH RENCANA JEMBATAN SELAT SUNDA BERDASRKAN DATA GEOLOGI, GEOFISIKA DAN SEISMOLOGI KONSTRUKSI SLAB BETON SEBAGAI PELAPIS KEDAP AIR PADA TANAH DASAR JALAN KERETA API UNTUK MENCEGAH TERJADINYA MUD PUMPING PERILAKU PERBAIKAN STRUKTUR BALOK KANTILEVER AKIBAT OVERLOADING DENGAN MENGGUNAKAN CARBON FIBRE REINFORCED PLATE CROSS PERKUATAN STRUKTUR BETON AKIBAT ALIH FUNGSI BANGUNAN DENGAN MENGGUNAKAN BAJA STRIP GEOLOGI BATUAN DAERAH TELUK LAMPUNG DAN KONSEKUENSI TERHADAP BAHAYA KEGEMPAAN DESAIN OPTIMAL DRAINASE PERKOTAAN YANG BERKELANJUTAN RESIKO GEMPA BUMI DI PROVINSI LAMPUNG HIDUP NYAMAN DI LOKASI BERPOTENSI GEMPA BUMI TINGGI 342 350 360 370 377 385 401 411 416 430 440
SIMULASI WAKTU PERAMBATAN DAN TINGGI GELOMBANG TSUNAMI AKIBAT MELETUSNYA GUNUNG ANAK KRAKATAU Ahmad Zaaria 1 Kartini Susilowati 2 1. Laboratorium Hidrolia dan Meania Fluida, Jurusan Teni Sipil, Faultas Teni, Universitas Lampung, Bandar Lampung, Indonesia, 35145 e-mail:ahmadzaaria@unila.ac.id 2. Dosen Jurusan Teni Sipil Universitas Lampung Abstra Model numeri perambatan gelombang panjang digunaan untu memodelan perambatan gelombang tsunami, bai yang disebaban oleh gempa tetoni maupun gempa vulani atau aibat meletusnya gunung berada di laut. Pada penelitian ini dipresentasian simulasi perambatan gelombang tsunami aibat meletusnya gunung ana raatau dengan euatan yang sama dengan euatan raatau tahun 1883. Diasumsian sumber tsunami sama dengan loasi gunung ana raatau searang. Dari loasi tersebut gelombang tsunami merambat menuju pantai Provinsi Lampung. Persamaan gelombang panjang non linier dua dimensi (2-D) dengan solusi pendeatan beda hingga metode esplisit (explicit finite-difference method) dapat dipergunaan untu mensimulasian perambatan gelombang tsunami. Gelombang tsunami setinggi lebih dari 12 meter dapat mencapai loasi rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda dalam watu 35 menit. Kata unci : gelombang panjang, pendeatan beda hingga, ana raatau 1. PENDAHULUAN Provinsi Lampung merupaan profinsi dimana wilayahnya deat dengan Gunung Ana Kraatau. Karenanya pesisir pantai Profinsi Lampung rawan terhadap bencana tsunami, apabila Gunung Ana Kraatau meletus seperti 125 tahun yang lalu. Bencana tsunami juga pernah dialami oleh masyaraat yang tinggal di wilayah pesisir pantai profinsi Lampung, aibat meletusnya Gunung Kraatau pada tanggal 26-27 Agustus 1883, yang menelan orban jiwa lebih urang 36.000 orang. Saat ejadian, tinggi mua air laut di wilayah pantai ota Bandar Lampung dapat mencapai 22 meter (Mahi dan Zaaria, 2008). Oleh arena itu emunginan terulangnya ejadian tsunami seperti di tahun 1883 silam adalah sangat mungin arena, seja tahun 1927 sampai tahun 2005, yaitu selama 75 tahun etinggian Gunung Ana Kraatau ini sudah mencapai 315 meter. Selain itu, tanggal 26 Otober 2007, badan PVBMG pernah menetapan ondisi gunung ini dalam status Siaga/level III, hal ini arena ondisi ativitas vulaninya cuup tinggi. Ini menunjuan bahwa resio aan meletusnya gunung ini dalam watu deat adalah mungin (Mahi dan Zaaria, 2008). Aan tetapi arena tuntutan perembangan ota dan profinsi di Sumatra pada umumnya dan Lampung pada hususnya, pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) perlu dilauan secepatnya. Sehingga, informasi tinggi dan watu perambatan gelombang tsunami untu menguur resio bencana terhadap onstrusi jembatan perlu dietahui. Untu dapat memperiraan resio tsunami bila Gunung Ana Kraatau meletus dapat dilauan dengan berbagai cara, salah satunya dengan mensimulasian gelombang tsunami secara numeri. Pemodelan simulasi gelombang tsunami sudah banya dilauan peneliti, bai aibat gempa vulani maupun tetoni. Untu dapat pemodelan tsunami sudah
Seminar Nasional Peranan Infrastrutur Dalam Pengembangan Wilayah, Magister Teni Sipil UNILA Bandar Lampung, 3 Mei 2012 pernah dilauan oleh Goto dan Shuto (1983), Goto dan Ogawa (1992), Kowali dan Murty (1993), Marchu d (2001), Horrillo d (2004, 2006), Watts d (2003, 2005), Shigihara d (2005), Kowali dan Proshutinsy (2006). Untu pemodelan tsunami aibat gempa vulani juga pernah dilauan, antara lain oleh Kawamata d (1993) Hantoro d (2007). Disini Hantoro d (2007) melauan pengajian ulang peristiwa tsunami yang ditimbulan aibat Kraatau tahun 1883. Dalam pemodelan simulasi tsunami persamaan hidrodinami dengan pendeatan explisit beda hingga aurasi order 2 dipergunaan. Pada penelitian ini, persamaan perambatan gelombang panjang non linier dua dimensi (2- D) diembangan untu mensimulasian perambatan gelombang permuaan di laut dangal. Simulasi numeri dari perambatan gelombang non linier dua dimensi (2-D) juga dipergunaan Kreyszig (1993). Pada penelitiannya Kreyszig (1993) mendisusian masalah perambatan gelombang satu dimensi. Pembahasan lain mengenai perambatan gelombang non linier dua dimensi juga dipresentasian oleh Horrillo d (2006) yang mempelajari masalah dispersi dari run up gelombang dua dimensi. 2. METODOLOGI PENELITIAN Pendeatan penelitian yang dipergunaan di dalam studi ini adalah dengan menggunaan pendeatan numeri. Dengan pendeatan numeri, biaya yang dibutuhan menjadi lebih murah dibandingan menggunaan pemodelan fisi. Pada penelitian ini, persamaan gelombang panjang non linier dua dimensi (2-D) diapliasian untu memodelan perambatan gelombang tsunami ini sama dengan yang dipergunaan Kreyszig (1993) dan Horrillo d (2006). Untu mensimulasian perambatan gelombang non linier dua dimensi (2-D), persamaan momentum gera gelombang permuaan dan persamaan ontinyuitas dapat dipresentasian sebagai beriut, a. Persamaan momentum, u u u η +u +v = g r. u. f t x y x v v v η +v +u = g r. v. f t y x y (Pers. 1) (Pers. 2) b. Persamaan ontinyuitas η = t x Dimana: Du Dv y f = 2 2 u +v D = elevasi dari permuaan air r = oefisien gese = 0.025 (Pers. 3) 290
Seminar Nasional Peranan Infrastrutur Dalam Pengembangan Wilayah, Magister Teni Sipil UNILA Bandar Lampung, 3 Mei 2012 h = edalaman air u = ecepatan gelombang arah x v = ecepatan gelombang arah y g = percepatan gravitasi D = edalaman air total D = h + t = step watu = 0,01 deti x = y = grid ruang = 850 meter Solusi dari persamaan perambatan gelombang non linier dua dimensi yang dipergunaan untu penelitian ini adalah menggunaan pendeatan beda hingga metode espisit. Dengan metode ini, pendeatan dilauan menggunaan aurasi orde dua sebagai beriut, u u = t u u = u x u v = v y + 1 i, j Δt u u u η η g = g x i, j i+ 1, j + 1 i+ 1, j r. u. f = r. u. v v = t v v = v y v u = u x Δt + 1 i, j v v v η η g = g y r. v. f = r. v. D u Δx u Δy η Δx + 1 2 u + v v Δy i+ 1, j i, j+ 1 i, j = h + η η η = t + 1 i, j Δt η D v Δx η Δy 2 u + v D 2 2 (Pers. 4) (Pers. 5) (Pers. 6) (Pers. 7) (Pers. 8) (Pers. 9) (Pers. 10) (Pers. 11) (Pers. 12) (Pers. 13) (Pers. 14) (Pers. 15) 291
Seminar Nasional Peranan Infrastrutur Dalam Pengembangan Wilayah, Magister Teni Sipil UNILA Bandar Lampung, 3 Mei 2012 Du = D x u. u Δx i1, j +u D. D Δx i1, j (Pers. 16) Dv = D y v. v Δy 1 + v D. D Δy i1, j (Pers. 17) Pada enyataannya perambatan gelombang permuaan sebenarnya dibatasi suatu batas yang secara fisi tida nyata. Ini disebut sebagai non physical boundaries atau sering disebut dengan batas terbua (open boundaries). Untu mensimulasian perambatan gelombang yang dapat melewati batas tersebut, manipulasi persamaan matematia dipergunaan. Persamaan ini dimasudan untu menghilangan reflesi gelombang pada batas tersebut. Untu itu sejumlah teni diembangan, dimana masing-masing metode mempunyai elebihan dan eurangan. Pada penelitian ini, metode ondisi batas yang dipergunaan adalah ondisi batas metode transparant boundaries. Kondisi batas dimasudan untu meredusi gelombang yang merambat melewati batas domain perhitungan numerinya arena pada batas tersebut reflesi gelombang tida diperenanan. Persamaan yang dipergunaan untu ondisi batas sebagaimana diperenalan Reynolds (1978), η η +c = 0 t x (Pers. 18) Menggunaan Persamaan (18), reflesi gelombang dari perhitungan numeri dapat diredusi. Dengan mempergunaan persamaan gelombang panjang non linier dan metode ondisi batas transparan Reynolds (1978), perambatan gelombang. Setting Model Sumber gelombang berupa gelombang titi, ini berupa gelombang tunggal. Ricer wavelet dipergunaan sebagaimana sumber gelombang tsunami (Zaaria, 2003). Pada penelitian ini, untu memodelan perambatan gelombang, dipergunaan senario seperti dipresentasian dalam peta (lihat Gambar 1). Sema numeri yang dipergunaan untu mensimulasian perambatan gelombang tsunami aibat meletusnya gunung ana raatau adalah sebagaimana dipresentasian dalam Gambar 1. Bathymetri yang dipergunaan untu simulasi numeri diambil dari GEBCO, dimana data mempunyai aurasi 30 deti (0,5 menit) dengan lebar grid x = y = 850 meter. Dimana loasi gunung ana raatau diasumsian sama dengan loasi sumber gelombang tsunami, yaitu pada posisi 6 o 06'00'' Lintang Selatan dan 105 o 24'00'' Bujur Timur. Tinggi gelombang pada posisi tersebut diasumsian 200 meter. Predisi ejadian meletusnya gunung ana raatau mempunyai euatan yang sama dengan dengan tinggi gelombang pada ejadian meletusnya gunung Kraatau tahun 1883. Untu jumlah grid dari 5 O 20'24'' Lintang Selatan s/d 6 o 42'30'' Lintang Selatan, 105 o 19'30'' Bujur Timur s/d 106 o 09'00'' Bujur Timur di dalam model ini banyanya adalah 181 181 grid. 292
Seminar Nasional Peranan Infrastrutur Dalam Pengembangan Wilayah, Magister Teni Sipil UNILA Bandar Lampung, 3 Mei 2012 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini dipresentasian dalam bentu perambatan gelombang tsunami pada watu perambatan t sama dengan 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, dan 80 menit sebagaimana dipresentasian seperti dalam Gambar 1, Gambar 3, Gambar 4, Gambar 5, Gambar 6, Gambar 7, dan Gambar 8. Hasil penelitian yang sudah dilauan oleh Hantoro d (2007) dan Zaaria (2009) adalah berupa watu perambatan gelombang tsunami aibat meletusnya gunung raatau seperti dalam Tabel 1 beriut, Tabel 1. Watu perambatan gelombang tsunami Loasi Hantoro d (2007) Zaaria (2009) Hasil Penelitian Telu Betung 79 menit 83 menit Mera 52 menit 58 menit Loasi JSS - - 35 menit Dari hasil penelitian ini juga didapat bahwa tinggi gelombang tsunami pada loasi rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda dapat mencapai tinggi lebih dari 12 meter dengan watu perambatan 35 menit. Peta situasi perambatan gelombang tsunami dapat dilihat pada Gambar 1 beriut, Gambar 1. Peta situasi daerah perambatan gelombang tsunami Gambar perambatan gelombang tsunami untu watu perambatan (t) sama dengan 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80 menit dapat dilihat pada Gambar 2 s/d Gambar 8 beriut, 293
Seminar Nasional Peranan Infrastrutur Dalam Pengembangan Wilayah, Magister Teni Sipil UNILA Bandar Lampung, 3 Mei 2012 Gambar 2. Perambatan gelombang tsunami pada watu t = 10 menit. Gambar 3. Perambatan gelombang tsunami pada watu t = 20 menit. Gambar 4. Perambatan gelombang tsunami pada watu t = 30 menit. 294
Seminar Nasional Peranan Infrastrutur Dalam Pengembangan Wilayah, Magister Teni Sipil UNILA Bandar Lampung, 3 Mei 2012 Gambar 5. Perambatan gelombang tsunami pada watu t = 40 menit. Gambar 6. Perambatan gelombang tsunami pada watu t = 50 menit. Gambar 7. Perambatan gelombang tsunami pada watu t = 1 jam. 295
Seminar Nasional Peranan Infrastrutur Dalam Pengembangan Wilayah, Magister Teni Sipil UNILA Bandar Lampung, 3 Mei 2012 Gambar 8. Perambatan gelombang tsunami pada watu t = 1 jam 20 menit. Berdasaran hasil penelitian yang dipresentasian Gambar 2 sampai dengan Gambar 8 menunjuan perambatan gelombang tsunami untu setiap watu t mulai dari 10 menit sampai dengan 80 menit. Dari penelitian dihasilan 100 gambar simulasi perambatan gelombang tsunami, tetapi yang dipresentasian dalam penelitian ini adalah hanya 8 gambar saja. Sumber gelombang yang dipergunaan untu mensimulasian letusan gunung ana Kraatau adalah berupa sumber gelombang titi dengan tipe Ricer wavelet. Signal atau gelombang yang disimulasian ini adalah merupaan gelombang tunggal. Dengan menggunaan Ricer wevelet, gelombang yang dihasilan lebih halus bila dibandingan dengan gelombang sinus. Dari posisi oordinat 6 o 06'00'' Lintang Selatan dan 105 o 24'00'' Bujur Timur, gelombang tsunami dengan etinggian 200 meter merambat e pantai profinsi Lampung. Dalam perambatannya gelombang terhalang oleh pulau-pulau diseitarnya, sehingga gelombang tsunami yang merambat terdispersi. Warna merah dengan sala masimum 50 dan warna biru dengan sala minimum 50 menunjuan masimum dan minimum amplitudo gelombang tsunami, sedangan warna hijau menunjuan topografi atau etinggian permuaan tanah. Hasil penelitian yang dilauan Hantoro d (2007) dan Zaaria (2009) ini dibandingan dan menunjuan bahwa watu perambatan gelombang tsunami, yang mempresentasian watu perambatan gelombang tsunami mencapai pantai profinsi Lampung dan profinsi Banten menunjuan ecocoan dan ini dipresentasian dalam Tabel 1. Hasil penelitian ini dibandingan dengan penelitian di atas dan ini menunjuan bahwa gelombang setinggi lebih dari 12 meter merambat dan membutuhan watu 35 menit untu mencapai loasi tempat direncanaannya pembangunan JSS. 4. KESIMPULAN Berdasaran hasil penelitian ini dapat disimpulan bahwa gelombang tsunami dengan tinggi 12 meter dapat mencapai loasi rencana JSS dalam watu 35 menit. Persamaan gelombang panjang non linier dua dimensi dan dengan pendeatan beda hingga dapat dipergunaan untu mensimulasian perambatan gelombang tsunami aibat meletusnya gunung ana raatau. 296
Seminar Nasional Peranan Infrastrutur Dalam Pengembangan Wilayah, Magister Teni Sipil UNILA Bandar Lampung, 3 Mei 2012 DAFTAR PUSTAKA Goto, C. dan Shuto, 1983, Numerical simulation of tsunami propagations and run-up, In Tsunami-Their Science and Engineering, edited by K. Iida and T. Iwasai, pp. 439-451. Terra Scientific Publ. Comp.; Toyo. Goto, C. dan Ogawa, Y., 1992, Numerical method of tsunami simulation with leap-frog scheme, Disaster Control Research Center, Tohou University. Horrillo J. J., Kowali, Z. and Kornven, E., 2004, The third international worshop on long-wave runup models, report. Horrillo, J., Kowali, Z. Shigihara, Y., 2006, Wave dipsersion study in the indian oceantsunami of december 26, 2004, Marine Geodesy, Vol. 29, pp.149-166. Hantoro, W. S., Latief, H., Susilohadi, and Airlangga, A.Y., 2007, Volcanic tsunami of raatau: chronology model and its mitigation in sunda strait, Proceedings of International Symposium on Geotechnical Hazards: Prevetion, Mitigation and Engineering Response. pp.331-354. Kreyszig, E., 1993, Advanced Engineering Mathematics, John Wiley & Sons, Inc. Singapore. Kowali, Z., Proshutinsy T. dan Proshutinsy, A., 2006, Tide-tsunami interactions, Science of Tsunami Hazards, Vol. 24, No. 4, pp.242-256. Kowali, Z. and Murty, T. S., 1993, Numerical simulation of two-dimensional tsunami runup, Marine Geodesy, Vol.16, pp.87-100. Mahi, A. K., Zaaria., A., 2008, Rencana strategis dan rencana asi mitigasi bencana Kota Bandar Lampung, Laporan Proye, DKP Profinsi Lampung,156 hal. Marchu, Andrei J. dan Anisimov, A., 2001, A method for numerical modeling run-up on the coast of an arbitrary profile, ITS 2001 Proceedings, Session 7, Number 7-27. Reynold, A. C., 1978, Boundary conditions for the numerical solution of wave propagation problems, Geophysics 43(6), pp 1099-1110. Shigihara, Y., K. Fujima, M. Homma and K. Saito, 2005, Numerical methods of linier dispersive wave equation for the practical problems, Asian and Pacific Coasts, Sept.4-8, Jeju, South Korea, pp.14. Watts, P Grill, S.T., Kirby, J. T., Fryer G. J., and Tappin, D. R., 2003, Landslide., tsunami case studies using a boussinesq model and a fully nonlinier tsunami generation model, Natural Hazards and Earth System Sciences, Vol. 3, pp.391-402. Watts, P., Ioualalen, M., Grill, S., Shi, F. dan Kirby, J. T., 2005, Numerical simulation of December 26, 2004 Indian ocean tsunami using higher order boussinesq model, Ocean waves measurement and analysis, Fifth International Symposium WAVES 2005, 3rd July, 2005, Madrid, Spain, No. 221. Zaaria, A. 2009, Simulasi perambatan gelombang tsunami aibat meletusnya gunung ana raatau, Seminar Sains MIPA Apliasinya, FMIPA UNILA, 16-17 November 2009, pp. 235-246. Zaaria, A., 2003, Numerical modelling of wave propagation using higher order finitedifference formulas, Thesis (Ph.D), Curtin University of Technology, Perth, W.A. 297