PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih

PENGUJIAN HIPOTESIS. Hipotesis Statistik : pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

B a b 1 I s y a r a t

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

Bagian 7. Jawab. Uji Hipotesis. Beberapa Uji Hipotesis pada Statistika Parametrik. Beberapa Uji Hipotesis pada Statistika Nonparametrik

Metode Regresi Linier

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

Integral dan Persamaan Diferensial

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Muhammad Firdaus, Ph.D

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

Analisis Model dan Contoh Numerik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

Statistika Inferensi Tentang Ratarata Dua Populasi Independen

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

KINEMATIKA GERAK LURUS

III METODE PENELITIAN

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

Aljabar Linear Elementer

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

IR. STEVANUS ARIANTO 1

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

Fungsi Bernilai Vektor

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

Bab IV Pengembangan Model

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

Darpublic Nopember 2013

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

1. Pengertian Digital

Drs. H. Karso, M.M.Pd. Modul 11 NILAI EIGEN, VEKTOR EIGEN DAN DIAGONALISASI METRIKS

Transkripsi:

PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar aau salahnya ) suau hipoesis idak akan pernah dikeahui dengan pasi, kecuali kia memeriksa seluruh populasi. (Memeriksa seluruh populasi? Apa mungkin?) Lalu apa yang kia lakukan, jika kia idak mungkin memeriksa seluruh populasi unuk memasikan kebenaran suau hipoesis? Kia dapa mengambil sampel acak, menggunakan informasi (aau buki) dari sampel iu unuk menerima aau menolak suau hipoesis. Penerimaan suau hipoesis erjadi karena TIDAK CUKUP BUKTI unuk MENOLAK hipoesis ersebu BUKAN karena HIPOTESIS ITU BENAR Penolakan suau hipoesis erjadi karena TIDAK CUKUP BUKTI unuk MENERIMA hipoesis ersebu BUKAN karena HIPOTESIS ITU SALAH. Landasan penerimaan penolakan hipoesis seperi ini, yang menyebabkan para saisikawan aau penelii mengawali pekerjaan dengan erlebih dahulu membua hipoesis yang diharapkan diolak, eapi dapa membukikan bahwa pendapanya dapa dierima. Perhaikan conoh-conoh beriku : Conoh 1. Sebelum ahun 1993, pendafaran mahasiswa Universas GD dilakukan dengan pengisian formulir secara manual. Pada ahun 1993, PSA Universias GD memperkenalkan sisem pendafaran "ON-LINE". Seorang Saf PSA ingin membukikan pendapanya bahwa raa-raa waku pendafaran dengan sisem ON-LINE akan lebih cepa dibanding dengan sisem yang lama Unuk membukikan pendapanya, ia akan membua hipoesis awal, sebagai beriku : Hipoesis Awal : raa-raa waku pendafaran SISTEM "ON-LINE" sama saja dengan SISTEM LAMA. Saf PSA ersebu akan mengambil sampel berharap hipoesis awal ini diolak, sehingga pendapanya dapa dierima! Uji Hipoesis / homas yuni gunaro / hal 1 dari 11

Conoh : Manajemen PERUMKA mulai ahun 199, melakukan pemeriksaan karcis KRL lebih inensif dibanding ahun-ahun sebelumnya, pemeriksaan karcis yang inensif berpengaruh posiif erhadap penerimaan PERUMKA. Unuk membukikan pendapa ini, hipoesis awal yang diajukan adalah : Hipoesis Awal : TIDAK ADA PERBEDAAN penerimaan SESUDAH maupun SEBELUM dilakukan perubahan sisem pemeriksaan karcis. Manajemen berharap hipoesis ini diolak, sehingga membukikan bahwa pendapa mereka benar! Conoh 3. (Kerjakan sebagai laihan!!!) Eko Nomia S.E., seorang akunan memperbaiki sisem pembebanan biaya di perusahaan empanya bekerja. Ia berpendapa seelah perbaikan sisem pembebanan biaya pada produk maka raa-raa harga produk urun. Bagaimana ia menyusun hipoesis awal peneliiannya? Hipoesis Awal :...? PENJELASAN Hipoesis Awal yang diharap akan diolak disebu : Hipoesis Nol ( ) Hipoesis Nol juga sering menyaakan kondisi yang menjadi dasar pembandingan. Penolakan membawa kia pada penerimaan Hipoesis Alernaif ( ) (beberapa buku menulisnya sebagai H A ) Nilai Hipoesis Nol ( ) harus menyaakan dengan pasi nilai parameer. diulis dalam benuk persamaan Segkan Nilai Hipoesis Alernaif ( ) dapa memiliki beberapa kemungkinan. diulis dalam benuk peridaksamaan (< ; > ; ) Conoh 4.(liha Conoh 1.) Pada sisem lama, raa-raa waku pendafaran adalah 50 meni Kia akan menguji pendapa Saf PSA ersebu, maka Hipoesis awal Alernaif yang dapa kia bua : : 50 meni (sisem baru sisem lama idak berbeda) : 50 meni (sisem baru idak sama dengan sisem lama) aau : 50 meni (sisem baru sama dengan sisem lama) : < 50 meni ( sisem baru lebih cepa) Uji Hipoesis / homas yuni gunaro / hal dari 11

Conoh 5 (liha Conoh.) Penerimaan PERUMKA per ahun sebelum inensifikasi pemeriksaan karcis dilakukan Rp. 3 jua. Maka Hipoesis Awal Hipoesis Alernaif dapa disusun sebagai beriku : : 3 jua (sisem baru sisem lama idak berbeda) : 3 jua (sisem baru idak sama dengan sisem lama) aau : 3 jua (sisem baru sisem lama idak berbeda) : > 3 jua (sisem baru menyebabkan penerimaan per ahun lebih besar dibanding sisem lama) PERHATIKAN : Penolakan aau Penerimaan Hipoesis dapa membawa kia pada jenis kesalahan (kesalahan error gala), yaiu : 1. Gala Jenis 1 Penolakan Hipoesis Nol ( ) yang benar Gala Jenis 1 dinoasikan sebagai α α juga disebu araf nyaa uji Caaan : konsep α dalam Pengujian Hipoesis sama dengan konsep konsep α pada Selang Kepercayaan. Gala Jenis Penerimaan Hipoesis Nol ( ) yang salah Gala Jenis dinoasikan sebagai β Prinsip pengujian hipoesis yang baik adalah meminimalkan nilai α β Dalam perhiungan, nilai α dapa dihiung segkan nilai β hanya bisa dihiung jika nilai hipoesis alernaif sanga spesifik. Pada pengujian hipoesis, kia lebih sering berhubungan dengan nilai α. Dengan asumsi, nilai α yang kecil juga mencerminkan nilai β yang juga kecil. Ca : keerangan erperinci mengenai nilai α β, dapa anda emukan dalam bab 10, Penganar Saisika, R. E. Walpole) Prinsip pengujian hipoesa adalah perbandingan nilai saisik uji ( hiung aau hiung) dengan nilai iik kriis (Nilai abel aau Tabel) Tiik Kriis adalah nilai yang menjadi baas daerah penerimaan penolakan hipoesis. Nilai α pada aau erganung dari arah pengujian yang dilakukan. Uji Hipoesis / homas yuni gunaro / hal 3 dari 11

. ARAH PENGUJIAN HIPOTESIS Pengujian Hipoesis dapa dilakukan secara : 1. Uji Sau Arah. Uji Dua Arah.1 UJI SATU ARAH Pengajuan dalam uji sau arah adalah sebagai beriku: : diulis dalam benuk persamaan (menggunakan anda ) : diulis dalam benuk lebih besar (>) aau lebih kecil (<) Conoh 6. Conoh Uji Sau Arah a. : 50 meni b. : 3 jua : < 50 meni : < 3 jua Nilai α idak dibagi dua, karena seluruh α dileakkan hanya di salah sau sisi selang misalkan : 0 < 0 : *) : Wilayah Kriis **) : < α aau < ( db; α ) *) 0 adalah suau raa-raa yang diajukan dalam **) Penggunaan aau erganung ukuran sampel sampel besar menggunakan ; sampel kecil menggunakan. luas daerah erarsir ini α - α aau - (db;α) 0 daerah yang diarsir daerah penolakan hipoesis daerah ak diarsir daerah penerimaan hipoesis misalkan : : *) 0 Uji Hipoesis / homas yuni gunaro / hal 4 dari 11

: > 0 Wilayah Kriis **) : aau > α > ( db,α ) luas daerah erarsir ini α 0 α aau (db;α) daerah erarsir daerah penolakan hipoesis daerah ak erarsir daerah penerimaan hipoesis. UJI DUA ARAH Pengajuan dalam uji dua arah adalah sebagai beriku : : diulis dalam benuk persamaan (menggunakan anda ) : diulis dengan menggunakan anda Conoh 7. Conoh Uji Dua Arah a. : 50 meni a. : 3 jua : 50 meni : 3 jua Nilai α dibagi dua, karena α dileakkan di kedua sisi selang misalkan : 0 0 : *) : Wilayah Kriis **) : < α > α aau < ( db, α ) > ( db ; α ) *) 0 adalah suau raa-raa yang diajukan dalam **) Penggunaan aau erganung ukuran sampel sampel besar menggunakan ; sampel kecil menggunakan. Uji Hipoesis / homas yuni gunaro / hal 5 dari 11

luas daerah erarsir luas daerah erarsir ini ini α/ 0.5% α/ 0.5% - α/ aau 0 α/ aau -(db;α/) (db;α/) daerah erarsir daerah penolakan hipoesis daerah ak erarsir daerah penerimaan hipoesis 3. PENGERJAAN UJI HIPOTESIS 3.1 Tujuh (7) Langkah Pengerjaan Uji Hipoesis 1. Tenukan H 0 * Tenukan saisik uji [ aau ] 3* Tenukan arah pengujian [1 aau ] 4* Taraf Nyaa Pengujian [α aau α/] 5. Tenukan nilai iik kriis aau daerah penerimaan-penolakan 6. Cari nilai Saisik Hiung 7. Tenukan Kesimpulan [erima aau olak ] *) Uruan pengerjaan langkah ke, 3 4 dapa saling diperukarkan! Beberapa Nilai yang pening. 1.645. 5% 0. 05 1.96..33.575 5% 0 05 1% 0 01 0. 5% 0. 005 3. Rumus-rumus Penghiungan Saisik Uji 1. Raa-raa dari Sampel Besar. Raa-raa dari Sampel Kecil 3. Beda Raa-raa dari Sampel Besar 4. Beda Raa-raa dari Sampel Kecil Uji Hipoesis / homas yuni gunaro / hal 6 dari 11

Nilai Uji Saisik Wilayah Kriis 1. 0 sampel besar n 30 x 0 σ / n σ dapa digani dengan s < 0 > 0 0 < α > α < α > α. 0 sampel kecil n<30 x 0 s / n < 0 > 0 0 < ( db; α ) > ( db,α ) < ( db, α ) > ( db ; α ) db n-1 3. d 0 x x d 1 0 ( σ / n ) + ( σ / n ) 1 1 1 1 <d 0 >d 0 < α > α sampel-sampel besar n 1 30 n 30 Jika σ 1 σ idak dikeahui gunakan s 1 s 1 d 0 < α > α Nilai Uji Saisik Wilayah Kriis 4. d 0 sampel -sampel kecil n 1 < 30 n < 30 x x d 1 0 ( s / n ) + ( s / n ) 1 1 1 1 1 <d 0 >d 0 d 0 < α > α < ( db, α ) > ( db ; α ) db n1+ n Uji Hipoesis / homas yuni gunaro / hal 7 dari 11

3..1 Uji Hipoesis Raa-raa Sampel Besar Conoh 8 : Dari 100 nasabah bank raa-raa melakukan penarikan $495 per bulan melalui ATM, dengan simpangan baku $45. Dengan araf nyaa 1%, ujilah : a) apakah raa-raa nasabah menarik melalui ATM kurang dari $500 per bulan? b} apakah raa-raa nasabah menarik melalui ATM idak sama dengan $500 per bulan? (Uji arah, α/ 0.5%, saisik uji) Jawab : Dikeahui: x 495 s 45 n100 0 500 α1% a) 1. : 500 : < 500 * saisik uji : karena sampel besar 3* arah pengujian : 1 arah 4* Taraf Nyaa Pengujian α 1% 0.01 5. Tiik kriis < - < -.33 6. Saisik Hiung x 0 σ / n 001. 495 500 45 / 100 5-1.11 45. 7. Kesimpulan : hiung -1.11 ada di daerah penerimaan dierima, raa-raa pengambilan uang di ATM masih $ 500 Daerah penolakan luas daerah erarsir ini α 1% Daerah penerimaan -.33 0 b) Coba anda kerjakan sebagai laihan! ( : 500; Uji arah, α/ 0.5%, saisik uji) Uji Hipoesis / homas yuni gunaro / hal 8 dari 11

3... Uji Hipoesis Raa-raa Sampel Kecil Conoh 9 : Seorang job-specialis menguji 5 karyawan mendapakan bahwa raa-raa penguasaan pekerjaan kesekrearisan adalah bulan dengan simpangan baku 4 bulan. Dengan araf nyaa 5%, ujilah : a) Apakah raa-raa penguasaan kerja kesekrearisan lebih dari 0 bulan? b) Apakah raa-raa penguasaan kerja kesekrearisan idak sama dengan 0 bulan? Jawab: Dikeahui : x s 4 n 5 0 0 α 5% a) Diinggalkan sebagai laihan ( : > 0; uji 1 arah, α5%, saisik uji, db 4) b) 1. : 0 : 0 * saisik uji : karena sampel kecil 3* arah pengujian : arah 4* Taraf Nyaa Pengujian α 5% 0.05 α/.5% 0.05 5. Tiik kriis db n-1 5-1 4 Tiik kriis < ( db, α ) > ( db ; α ) < - (4;.5%) < -.064 > (4;.5%) >.064 6. Saisik Hiung x s 0 / n 0 4/ 5.5 08. 7. Kesimpulan : hiung -.5 ada di daerah penolakan diolak, dierima, raa-raa penguasaan pekerjaan kesekrearisan 0 bulan Daerah penolakan Daerah penolakan luas daerah erarsir luas daerah erarsir ini ini α/.5% α/ 0.5% Daerah penerimaan -.064 0.064 3..3 Uji Hipoesis Beda Raa-raa Sampel Besar Uji Hipoesis / homas yuni gunaro / hal 9 dari 11

Conoh 10 : Beriku adalah daa nilai presasi kerja karyawan yang mendapa raining dengan yang idak mendapa raining. DGN TRAINING TANPA TRAINING raa-raa nilai presasi x 1 300 x 30 ragam s 1 4 s 4.5 ukuran sampel n 1 40 n 30 Dengan araf nyaa 5 % ujilah : a. Apakah perbedaan raa-raa nilai presasi kerja > 0? b. Apakah ada perbedaan raa-raa presasi kerja 0? Jawab : α 5 % d 0 0 a) 1. : 0 : > 0 * saisik uji : karena sampel besar 3* arah pengujian : 1 arah 4* Taraf Nyaa Pengujian α 5% 5. Tiik kriis > 5% > 1.645 4 6. Saisik Hiung x1 x d0 ( s / n ) + ( s / n ) 300 30 0 ( 4/ 40) + ( 45. / 30) 01. + 015. 05. 05. 1 1 7. Kesimpulan : hiung 4 ada di daerah penolakan diolak, dierima beda raa-raa presasi kerja > 0 b) Coba anda kerjakan sebagai laihan ( : 0; Uji arah, α/.5%, saisik uji) Uji Hipoesis / homas yuni gunaro / hal 10 dari 11

3..4 Uji Hipoesis Beda Raa-raa Sampel Kecil Conoh 11 : Beriku adalah daa kerusakan produk yang dibua oleh karyawan shif malam siang. SHIFT MALAM SHIFT SIANG raa-raa kerusakan x 1 0 x 1 ragam s 1 3.9 s 0.7 ukuran sampel n 1 13 n 1 Dengan araf nyaa 1 % ujilah : a) Apakah perbedaan raa-raa kerusakan < 10? b) Apakah ada perbedaan raa-raa kerusakan 10? Jawab : α 1 % d 0 10 a) Coba kerjakan sendiri! ( : < 10; uji 1 arah, α1%, saisik uji, db 13 + 1-3) b) 1. : 10 : 10 * saisik uji : karena sampel kecil 3* arah pengujian : arah 4* Taraf Nyaa Pengujian α 1% 0.01 α/ 0.5% 0.005 5. Tiik kriis db n 1 + n - 13+ 1-3 Tiik kriis < ( db, α ) > ( db ; α ) < - (3; 0.5%) < -.807 > (3; 0.5%) >.807 6. Saisik Hiung x1 x d0 ( s / n ) + ( s / n ) 0-1 10 8 10 (. 39/ 13) + (. 07/ 1) 030. + 006. 036. 060. 1 1-3.33 7. Kesimpulan : hiung -3.3 ada di daerah penolakan diolak, dierima, raa-raa kerusakan 10. Uji Hipoesis / homas yuni gunaro / hal 11 dari 11