Pengantar Teori Bilangan

dokumen-dokumen yang mirip
Lembar Kerja Mahasiswa 1: Teori Bilangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep yang mendasari konsep representasi

Pengantar Teori Bilangan. Kuliah 4

Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS

Pemfaktoran prima (2)

BAB I INDUKSI MATEMATIKA

Materi Pembinaan Olimpiade SMA I MAGELANG TEORI BILANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengantar Teori Bilangan. Kuliah 10

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan yang mendukung proses penelitian. Dalam penyelesaian bilangan

FAKTOR DAN KELIPATAN KELAS MARS SD TETUM BUNAYA

1 TEORI KETERBAGIAN. Jadi himpunan bilangan asli dapat disajikan secara eksplisit N = { 1, 2, 3, }. Himpunan bilangan bulat Z didenisikan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

Pembagi Persekutuan Terbesar dan Teorema Bezout

Pengantar Teori Bilangan. Kuliah 6

LANDASAN TEORI. bilangan coprima, bilangan kuadrat sempurna (perfect square), kuadrat bebas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

Keterbagian Pada Bilangan Bulat

II. LANDASAN TEORI. Secara umum, apabila α bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada

TEORI KETERBAGIAN.

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

n suku Jadi himpunan bilangan asli dapat disajikan secara eksplisit N = { 1, 2, 3, }. Himpunan bilangan bulat Z didenisikan sebagai

Matematika Diskrit. Reza Pulungan. March 31, Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

BAB II KETERBAGIAN. 1. Mahasiswa bisa memahami pengertian keterbagian. 2. Mahasiswa bisa mengidentifikasi bilangan prima

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

MODUL PERSIAPAN OLIMPIADE. Oleh: MUSTHOFA

INF-104 Matematika Diskrit

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Aljabar Linier. Kuliah 3. 5/9/2014 Yanita FMIPA Matematika Unand

DAFTAR ISI 3 TEORI KONGRUENSI 39 4 TEOREMA FERMAT DAN WILSON 40

KATA PENGANTAR. Rantauprapat,11 April Penyusun

Aljabar Linier Elementer. Kuliah ke-9

Bilangan Prima dan Teorema Fundamental Aritmatika

R. Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Teori bilangan. Nama Mata Kuliah : Teori bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 sks. Deskripsi Mata Kuliah. Tujuan Perkuliahan.

Aljabar Linier. Kuliah

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

2. Pengurangan pada Bilangan Bulat

PERSAMAAN KUADRAT. Persamaan. Sistem Persamaan Linear

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

TEORI BILANGAN (3 SKS)

MAKALAH KRIPTOGRAFI CHINESE REMAINDER

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar: DAERAH IDEAL UTAMA DAN DAERAH EUCLID

Disajikan pada Pelatihan TOT untuk guru-guru SMA di Kabupaten Bantul

BAB I NOTASI, KONJEKTUR, DAN PRINSIP

TEORI BILANGAN Setelah mempelajari modul ini diharapakan kamu bisa :

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

BAB I TEORI KETERBAGIAN DALAM BILANGAN BULAT

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

Diktat Kuliah. Oleh:

BIDANG MATEMATIKA SMA

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

Bab 2 Daerah Euclid. 2.1 Struktur Daerah Euclid

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DASAR-DASAR ALJABAR MODERN: TEORI GRUP & TEORI RING

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN METODE EBIK

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

Himpunan dari Bilangan-Bilangan

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

BAB V BILANGAN BULAT

Setelah mengikuti materi Bab ini mahasiswa diharapkan mampu: 2. Mendefinisikan factor persekutuan, kelipatan persekutuan, FPB, dan KPK.

MA5032 ANALISIS REAL

Induksi Matematika. Fitriyanti Mayasari

TEORI BILANGAN. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, 8765, -34, 0.

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, November Penulis

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS MATERI : TEORI BILANGAN

Aljabar Linier Lanjut. Kuliah 1

DIKTAT KULIAH (2 sks) MX 127 Teori Bilangan

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 27

ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc

1. Variabel, Konstanta, dan Faktor Variabel Konstanta Faktor

II. SISTEM BILANGAN RIIL. Handout Analisis Riil I (PAM 351)

Daerah Ideal Utama Adalah Almost Euclidean

BAB VI BILANGAN REAL

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field.

Sistem Bilangan Real

ALTERNATIF MENENTUKAN FPB DAN KPK

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

KALKULUS 1 UNTUK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA OLEH: DADANG JUANDI, DKK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB 4. TEOREMA FERMAT DAN WILSON

Teori Bilangan (Number Theory)

BAB 1. TEORI KETERBAGIAN. Materi mata kuliah: Teori Bilangan, pertemuan 1-4: Disiapkan oleh: Julan Hernadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

PENGUJIAN BILANGAN CARMICHAEL. (Skripsi) Oleh SELMA CHYNTIA SULAIMAN

BAB III PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

Manusia itu seperti pensil Pensil setiap hari diraut sehingga yang tersisa tinggal catatan yang dituliskannya. Manusia setiap hari diraut oleh rautan

Pertemuan 4 Pengantar Teori Bilangan

FUNGSI-FUNGSI PADA TEORI BILANGAN DAN APLIKASINYA PADA PERHITUNGAN KALENDER. Sangadji *

Materi Olimpiade Tingkat Sekolah Dasar BIDANG ALJABAR

Penyelesaian Persamaan Linear Dalam Bentuk Kongruen

Transkripsi:

Pengantar Teori Bilangan Kuliah 2 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 1

Materi Kuliah 2 Teori Pembagian dalam Bilangan Bulat Algoritma Pembagian Pembagi Persekutuan Terbesar 2/2/2014 2

Algoritma Pembagian Teorema Algoritma Pembagian Jika a, b Z, dengan b > 0, maka terdapat dengan tunggal q, r Z yang memenuhi a = qb + r, 0 r < b Bilangan q disebut pembagi dan r disebut sisa dalam pembagian a dan b. 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 3

Bukti Teorema Algoritma Pembagian Diketahui a, b Z, dengan b > 0. Akan ditunjukkan! q, r Z yang memenuhi a = qb + r, 0 r < b. Bentuk himpunan S = a xb x Z, a xb 0. Untuk menunjukkan S, cukup ditunjukkan nilai x yang membuat a xb nonnegative. Karena b 1, diperoleh a b a, sehingga a a b = a + a b a + a 0. Dengan memilih x = a, maka a xb S. Jadi S. Dengan menggunakan sifat Well-Ordering Principle, maka S memuat bilangan terkecil, misalkan r. Berdasarkan definisi S, terdapat bilangan bulat q yang memenuhi r = a qb, 0 r. Andaikan r < b. Jika tidak berlaku ini maka r b dan a q + 1 b = a qb b = r b 0 Akibatnya bahwa a q + 1 b adalah bentuk yang ada dalam S. Tetapi a q + 1 b = r b < r, hal ini kontrakdiksi dengan pemilihan r adalah unsur terkecil di S. Oleh karena itu r < b. 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 4

Selanjutnya ditunjukkan ketunggalan q dan r. Andaikan tidak tunggal, berarti a = qb + r = q b + r dengan 0 r < b, 0 r < b. Maka r r = b q q dan karena nilai absolut dari hasilkali adalah sama dengan hasil kali dari nilai absolutnya, maka r r = b q q = b q q Setelah menambahkan dua ketidaksamaan b < r 0 dan 0 r < b, diperoleh b < r r < b atau ekivalen dengan bentuk r r < b. Dengan demikian b q q < b, yang menghasilkan 0 q q < 1. Karena q q 0, maka satu-satunya nilai yang mungkin adalah q q = 0, artinya q = q, dan ini mengakibatkan r = r. Jadi terbukti q dan r adalah tunggal. 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 5

Contoh 1. Untuk bilangan bulat 7 dan 2, maka terdapat bilangan bulat 3 dan 1 sehingga 7 = 3 2 + 1. 2. Untuk bilangan bulat 9 dan 4, maka terdapat bilangan bulat 3 dan 3 sehingga 9 = 3 4 + 3. 3. Untuk bilangan bulat 20 dan 5, maka terdapat bilangan bulat 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 6

Akibat Teorema Algoritma Pembagian Jika a, b Z, dengan b 0, maka terdapat dengan tunggal q, r Z yang memenuhi a = qb + r, 0 r < b 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 7

Bukti Akibat Teorema Algoritma Pembagian Untuk membuktikan akibat ini, cukup ditunjukkan untuk kasus b < 0. Selanjutnya dari b > 0 dan dengan Teorema algoritma pembagian diperoleh bilangan q dan r yang tunggal, dimana a = q b + r, 0 r < b Ingat bahwa karena b < 0, maka b = b, maka dapat diambil q = q agar diperoleh a = qb + r dengan 0 r < b. 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 8

Contoh 1. Untuk bilangan bulat 59 dan 7, maka terdapat bilangan bulat 9 dan 4 sehingga 59 = 9 7 + 4 2. Untuk bilangan bulat 1 dan 7, maka terdapat bilangan bulat 0 dan 1 sehingga 1 = 0 7 + 1. 3. Untuk bilangan bulat 2 dan 7, maka terdapat bilangan bulat 4. Untuk bilangan bulat 61 dan 7, maka terdapat bilangan bulat 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 9

Teori Pembagi Persekutuan Terbesar (FPB) Definisi: Suatu bilangan bulat b dikatakan habis dibagi oleh bilangan bulat a 0, jika terdapat bilangan bulat c sedemikian hingga b = ac. (a membagi habis b jika b = ac untuk suatu c) Simbol: Jika b habis dibagi a maka ditulis dengan a b. Jika b tidak habis dibagi oleh a, maka ditulis a b. 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 10

Sifat-Sifat Teorema Untuk setiap a, b, c Z, berlaku: a. a 0, 1 a, a a b. a 1 jika dan hanya jika a = ±1 c. Jika a b dan c d, maka ac bd d. Jika a b dan b c, maka a c e. a b dan b a jika dan hanya jika a = ±b f. Jika a b dan b 0, maka a b g. Jika a b dan a c, maka a (bx + cy) untuk sebarang x, y Z 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 11

Pembagi Persekutuan Terbesar atau FPB Review pelajaran SD kelas V tentang FPB Untuk mencari FPB dari dua buah bilangan bulat, maka langkah-langkah yang diperlukan adalah: 1. Tentukan factor pembagi yang merupakan bilangan prima (faktorisasi prima) dari masing-masing bilangan. 2. Setelah seluruh kemungkinan factor pembagi prima dilakukan, maka tentukan factor pembagi prima yang sama-sama dimiliki oleh kedua bilangan tersebut. 3. Perhatikan pangkat terkecil untuk masing-masing factor prima yang diperoleh. 4. FPB dari bilangan tersebut adalah perkalian factor prima yang sama dengan pangkat yang terkecil. 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 12

Contoh FPB dari 36 dan 90 1. Faktorisasi prima dari 36 = 2 2 3 3 = 2 2 3 2 Faktorisasi prima dari 90 = 2 3 3 5 = 2 3 2 5 2. Faktor prima yang sama untuk 36 dan 90 adalah 2 dan 3 3. Pangkat terkecil untuk factor prima 2 adalah 1, dan pangkat terkecil untuk factor prima 3 adalah 2 4. FPB dari 36 dan 90 adalah 2 3 2 = 18 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 13

Cara lain FPB dari 36 dan 90 adalah Faktor dari 36 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 36 Faktor dari 90 adalah 1, 2, 3, 5, 6, 9, 10, 15, 18, 30, 45, 90 Maka FPB dari 36 dan 90 adalah 18 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 14

Definisi Pembagi Persekutuan Terbesar Definisi Misalkan a, b Z, dengan salah satu dari a atau b tidak sama dengan nol. Pembagi persekutuan terbesar (greatest common divisor) dari a dan b, adalah d yang memenuhi sifat berikut: 1. d a dan d b 2. Jika c a dan c b maka c d (Jika d pembagi persekutuan terbesar dari a dan b, maka disimbolkan dengan ppb(a, b) atau gcd(a, b)) (SD FPB) 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 15

Perhatikan contoh ppb 36,90 = 18 18 adalah pembagi persekutuan terbesar dari 36 dan 90. Dengan definisi pembagi persekutuan terbesar, perhatikan bahwa 18 36 karena 36 = 2 18 18 90 karena 90 = 5 18 Bilangan lain yang membagi habis 36 dan 90 adalah 9, yaitu 9 36 dan 9 90 dan perhatikan bahwa 9 < 18 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 16

Contoh lain ppb 5,5 = 5 ppb 8,17 = 1 ppb 8, 36 = 4 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 17

Sifat ppb(a, b) Teorema Misalkan a, b Z dengan a 0 dan b 0, maka terdapat x, y Z sedemikian sehingga ppb a, b = ax + by Contoh: ppb 36,90 = 36 12 + 90(5) ppb 8,17 = 8 2 + 17(1) ppb 5,5 = 5 5 + 5 6 ppb 8, 36 = 8 4 ± 36 1 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 18

Akibat dari ppb a, b = ax + by Oleh karena nilai x dan y tidak tunggal, maka ada banyak kemungkinan penyelesaian untuk persamaan ax + by. Maka diperoleh Akibat 1. Misalkan a, b Z dengan a 0 dan b 0, maka himpunan T = ax + by x, y Z adalah himpunan semua perkalian dari d = ppb(a, b). Akibat 2 Jika a c dan b c, dengan ppb a, b = 1, maka ab c 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 19

Sifat-sifat lain Teorema (Lemma Euclid) Jika a bc, dengan ppb a, b = 1, maka a c. Teorema Misalkan a, b Z dengan a 0 dan b 0. d = ppb(a, b) jika dan hanya jika a. d a dan d b b. Jika c a dan c b, maka c d 2/2/2014 Selesai 7 Februari 2014 20