Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi memutus sebagai berikut dalam perkara antara: RITA, bertempat tinggal di JaIan Petamburan IV, RT/RW 005/004, Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, sebagai Pemohon Kasasi dahulu Penggugat; L a w a n PT. DELAMI GARMENT INDUSTRIES, berkedudukan di Jalan Alaydrus Nomor 19 Jakarta Pusat, yang diwakili oleh Thomas Farial, selaku Direktur, dalam hal ini memberi kuasa kepada Tety Sari Nurani, Legal Selection Manager, beralamat di Jalan. Belly Nomor 2 RT 007/RW 006, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 31 Agustus 2016, sebagai Termohon Kasasi dahulu Tergugat; Mahkamah Agung tersebut; Membaca surat-surat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di muka persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut: 1. Bahwa Penggugat selaku pekerja telah bekerja di PT. Delami Garmen Industries (Tergugat) sejak 8 Agustus 2011 dengan jabatan sebagai Accounting Staf dan menerima upah sebesar Rp ,00 (tiga juta seratus dua puluh enam ribu rupiah) per bulan; 2. Bahwa Penggugat telah bekerja dengan baik dan menjalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan bidang pekerjaannya di perusahaan Tergugat; 3. Bahwa perselisihan hubungan kerja antara Penggugat berawal dari penawaran Tergugat kepada Penggugat untuk diakhiri hubungan kerjanya ahkamaa dengan alasan kinerja Penggugat tidak memuaskan dan melakukan pelanggaran terhadap peraturan perusahaan; Halaman 1 dari 14 hal.put.nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori Putusan Mahkamaa 4. Bahwa menurut Tergugat, Penggugat adalah karyawan kontrak sehingga atas Pengakhiran Hubungan Kerja (PHK) tersebut perusahaan Tergugat bersedia memberikan uang kompensasi 1 (satu) bulan gaji; 5. Bahwa Penggugat tidak menerima kalau dinyatakan sebagai karyawan kontrak, karena selama Penggugat bekerja di perusahaan Tergugat tidak pernah dibuat dan/atau ditandatangani Kontrak Kerja, dengan alasan itu pula Penggugat menganggap dirinya berstatus karyawan tetap sehingga layak menuntut pesangon, uang penghargaan masa kerja serta uang penggantian hak sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 6. Bahwa atas adanya PHK sepihak dan tindakan sewenang-wenang yang dilakukan Tergugat tersebut, Penggugat mencoba mengajak Tergugat untuk menyelesaikannya secara musyawarah (bipartite), namun Tergugat tetap mempertahankan penawarannya dan malah menciptakan suasana kurang kondusif dengan menyuruh satpam melarang Penggugat masuk area kerja, sehingga Penggugat pada 17 September 2015 mengadukan persoalannya kepada Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja-Kementerian Ketenagakerjaan yang selanjutnya dilimpahkan kepada Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Pusat; 7. Bahwa pegawai perantara Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Pusat yang menjadi mediator dalam proses pemerantaraan atau mediasi antara Penggugat dengan Tergugat menyampaikan Surat Anjuran bertanggal 18 Februari 2016 yang isinya antara lain: MENGANJURKAN 1. Agar perusahaan PT. Delami Garment memberikan kepada pekerja sdri. Rita sebagai berikut: - Uang Pesangon 5 x Rp ,00 = Rp ,00 - Uang Penghargaan Masa Kerja2 x Rp ,00 = Rp ,00 Jumlah = Rp ,00 - Uang Penggantian Hak 15% x Rp ,00 = Rp ,00+ Jumlah = Rp ,00 2. Agar Pekerja dapat menerima pembayaran kompensasi dari perusahaan sebagaimana pada point (1) tersebut di atas; ahkamaa 8. Bahwa dengan dikeluarkannya Anjuran sebagaimana dimaksud di atas, Penggugat tidak bersedia menerima Anjuran tersebut dengan alasan Penggugat merasa isi Anjuran belum adil dan masih berhak mendapatkan Halaman 2 dari 14 hal.put.nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori Putusan Mahkamaa kompensasi melebihi dari penghitungan tersebut di atas ditambah upah proses selama menunggu jalannya proses persidangan dan pada kenyataannya Tergugat sendiri belum memberikan tanggapan yang baik; 9. Bahwa berdasarkan penolakan Penggugat terhadap Anjuran pegawai perantara Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Pusat, sudah berdasarkan hukum bagi Penggugat untuk mengajukan gugatan perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap Tergugat sebagaimana diamanahkan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial; 10. Bahwa ketentuan Pasal 50 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan: "Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh." 11. Bahwa walaupun Tergugat telah mempekerjakan Penggugat sejak 8 Agustus 2011 hingga selama 4 (empat) tahun lebih, Tergugat tidak pernah membuat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), maka berdasarkan ketentuan Pasal 57 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah terang dan jelas serta sesuai hukum yang berlaku, status Penggugat adalah Pekerja Tetap, oleh karenanya ia- Pengugat berhak mendapatkan pesangon sebesar dua kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), (3) dan (4); 12. Bahwa pada tanggal 1 September 2015 Penggugat diajak ke ruang meeting oleh pihak Tergugat kemudian Tergugat menyatakan bahwa pekerjaan Penggugat overload namun Penggugat menyatakan menyanggupi untuk menyelesaikannya, tetapi kemudian Tergugat menyodorkan surat kontrak kerja yang harus ditandatangani Penggugat, akan tetapi Penggugat menolaknya dan setelah itu Tergugat menyatakan apabila Penggugat melakukan kesalahan dalam pekerjaan maka akan diputuskan hubungan kerjanya; 13. Bahwa dengan adanya perbuatan Tergugat yang menyodorkan surat kontrak kerja pada tanggal 1 September 2015 sebagaimana diuraikan dalam poin 11 tersebut di atas, padahal Tergugat sudah menerima Penggugat bekerja di perusahaan Tergugat sejak 8 Agustus 2011, maka sudah terbukti dan ternyata pada saat itu Tergugat membujuk dan menyuruh Penggugat untuk melakukan perbuatan yang bertentangan ahkamaa dengan peraturan perundang-undangan khususnya menyangkut ketentuan Pasal 50, Pasal 56, Pasal 57 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; Halaman 3 dari 14 hal.put.nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori Putusan Mahkamaa 14. Bahwa menurut ketentuan Pasal 169 ayat (1) butir b Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan: "Pekerja/buruh dapat mengajukan permohonan pemutusan hubungan kerja kepada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial dalam hal pengusaha melakukan perbuatan sebagai berikut: membujuk dan/atau menyuruh pekerja/buruh untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan"; 15. Bahwa kemudian ketentuan Pasal 169 ayat (2) menyatakan: "Pemutusan Hubungan Kerja dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pekerja/buruh berhak mendapat uang pesangon 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4); 16. Bahwa dengan demikian sesuai ketentuan Undang undang Ketenagakerjaan tersebut di atas, maka Pemutusan Hubungan Kerja oleh Penggugat yang diajukannya terhadap Tergugat dengan meminta kompensasi sebesar: Pesangon Uang Penghargaan Masa Kerja: 2 X Rp ,00 Penggantian Hak: 15% X Rp ,00 Tunjangan Hari Raya (THR) tahun 2015 : 2 X 5 X Rp ,00 = Rp ,00 = Rp ,00 = Rp ,00 = Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Upah Proses: Uang tunggu selama 6 bulan, Pekerja berhak mendapatkan upah Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 Nopember 2015 Desember 2015 Januari 2016 Rp ,00 Sehingga total keseluruhan kompensasi yang diajukan sebesar Rp ,00 (enam puluh lima juta dua puluh ribu delapan ratus ahkamaa rupiah); Halaman 4 dari 14 hal.put.nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori Putusan Mahkamaa Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar memberikan putusan sebagai berikut: 1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan berakhirnya hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat dikarenakan Pemutusan Hubungan Kerja yang dimohonkan Penggugat; 3. Menghukum Tergugat untuk membayar kompensasi kepada Penggugat sebesar: Pesangon Uang Penghargaan Masa Kerja : 2 X Rp ,00 Penggantian Hak: 15% X Rp ,00 Tunjangan Hari Raya (THR) tahun 2015 : 2 X 5 X Rp ,00 = Rp ,00 = Rp ,00 = Rp ,00 = Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Upah Proses: Uang tunggu selama 6 bulan, Pekerja berhak mendapatkan upah Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 Nopember 2015 Desember 2015 Januari 2016 Rp ,00 Sehingga total keseluruhan kompensasi yang diajukan sebesar Rp ,00 (enam puluh lima juta dua puluh ribu delapan ratus rupiah); 4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara. Apabila Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berpendapat lain, dalam peradilan yang baik, mohon keadilan yang seadiladilnya (ex aquo et bono); Bahwa, terhadap gugatan tersebut di atas, Tergugat mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut: Dalam Eksepsi: 1. Bahwa Tergugat dengan tegas menolak seluruh dalil-dalil yang dikemukakan oleh Penggugat dalam gugatan kecuali terhadap hal-hal yang diakui secara tegas dan nyata; ahkamaa Gugatan Penggugat kepada Tergugat kabur atau tidak jelas (obscuur libel) 2. Bahwa dalil Penggugat pada poin 12 dan 13 halaman 3 gugatannya, yang menyatakan bahwa pada tanggal 1 September 2015 Tergugat menyodorkan Halaman 5 dari 14 hal.put.nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori Putusan Mahkamaa surat kontrak kerja yang harus ditandatangani oleh Penggugat adalah sama sekali tidak benar dan tidak dapat dibuktikan secara tegas (expressis verbis), karena Tergugat tidak pernah menyodorkan dan/atau menyuruh Penggugat menandatangani perjanjian kerja selain perjanjian kerja yang telah disepakati bersama oleh Pengguat dan Tergugat pada tahun 2011 dan tahun 2012 (vide bukti T-Ia, T-lb, T-Ic). 3. Bahwa pada poin 13 halaman 3 Gugatannya, Penggugat menyatakan bahwa Tergugat telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Pasal 50,56 dan 57 Undang Undang Nomor 13 Tahun Tentang Ketenagakerjaan (selanjutnya disebut " Undang Undang Ketenagakerjaan"); Bahwa Pasal 50, 56 dan 57 Undang Undang Ketenagakerjaan menentukan sebagai berikut: Pasal 50: "Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh." Pasal 56: (1) "Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak tertentu; (2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas: a. angka waktu; atau b. selesainya suatu pekerjaan tertentu." Pasal 57: (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dibuat secara tertulis serta harus menggunakan bahasa Indonesia dan huruf latin; (2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang dibuat tidak tertulis bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan sebagai perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu; (3) Dalam hal perjanjian kerja dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing, apabila kemudian terdapat perbedaan penafsiran antara keduanya, maka yang berlaku perjanjian kerja yang dibuat dalam bahasa Indonesia; Bahwa Tergugat dan Penggugat telah sama-sama menyetujui dan menandatangani perjanjian kerja (vide Bukti T-Ia, T-Ib, T-Ic), dengan demikian Tergugat tidak melakukan perbuatan yang melanggar ketentuan ahkamaa Pasal 50,56 dan 57 Undang Undang Ketenagakerjaan sebagaimana di dalilkan dalam Gugatan Penggugat; Halaman 6 dari 14 hal.put.nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori Putusan Mahkamaa Lebih lanjut Penggugat tidak merinci secara jelas dan Iengkap dalam dalildalil Gugatannya tentang perbuatan mana dari Tergugat yang merupakan suatu perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; Bahwa dalil Penggugat pada - poin 14 dan 15 dan halaman 3 Gugatannya, yang menyatakan bahwa pemutusan hubungan kerja antara Tergugat dan Penggugat dikarenakan Tergugat membujuk dan/atau menyuruh Penggugat melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan adalah sama sekali tidak benar dan tidak berdasar, dan tidak dapat dibuktikan secara tegas (Expressis Verbis), karena Tergugat tidak pernah membujuk dan/atau menyuruh Penggugat melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. justru Penggugat yang telah melakukan pelanggaran ketentuan yang telah diatur dalam perjanjian kerja dan peraturan perusahaan Tergugat, sehingga pernyataan Penggugat mengenai Tergugat telah membujuk dan/atau menyuruh Penggugat melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan adalah suatu kekeliruan yang fatal dan tidak terbukti sama sekali; 5. Bahwa dalam rincian kompensasi yang di tuntut oleh Pengguat pada poin 16 halaman 3 Gugatannya, Penggugat menyatakan bahwa Penggugat meminta Tunjangan Hari Raya (THR) tahun 2015, adalah sama sekali tidak benar dan tidak berdasar, dan tidak dapat dibuktikan secara tegas (Expressis Verbis). 6. Bahwa Pasal 157 ayat (1) U ndang Undang Ketenagakerjaan mengatur sebagai berikut: Pasal 157 ayat(1): "(1) Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima, terdiri atas: a. Upah pokok; b. Segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepada pekerja/buruh dan keluarganya, termasuk harga pembelian dari catu yang diberikan kepada pekerja/buruh secara cuma-cuma, yang apabila catu harus dibayar pekerja/buruh dengan subsidi, maka sebagai upah dianggap selisih antara harga pembelian dengan harga yang harus dibayar oleh pekerja/buruh" Lebih lanjut, Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI Nomor SE-07/MEN/1990 ahkamaa tentang Pengelompokan Komponen Upah dan Pendapatan Non Upah menyatakan bahwa THR merupakan komponen yang termasuk pendapatan non upah, bukan upah pokok maupun tunjangan yang bersifat tetap; Halaman 7 dari 14 hal.put.nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori Putusan Mahkamaa Dengan demikian THR bukanlah upah pokok dan merupakan tunjangan yang sifatnya tidak tetap, sehingga penghitungan THR tidak termasuk dalam penghitungan uang pesangon dan uang penghargaan; 7. Bahwa terlepas dari itu. Tergugat telah memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) tahun 2015 kepada kepada Penggugat pada tangal 3 Juli 2015{vide Bukti T-2). Sehingga tuntutan Penggugatpada poin 16 halaman 3 Gugatannya adalah suatu kekeliruan yang fatal dan tidak terbukti sama sekali; Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa gugatan Penggugat telah disusun secara kabur dan tidak jelas (obscuur libel) mengenai tindakan mana yang dilakukan oleh Tergugat dapat dikatakan sebagai tindakan yang membujuk atau menyuruh Penggugat untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan dan pengugat tidak memiliki dasar hukum dan alasan yang jelas mengenai tuntutan kompensasinya. Oleh karena itu sudah selayaknya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, menolak atau setidak-tidaknya tidak menerima gugatan ini; Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memberi putusan Nomor 88/Pdt.Sus- PHI/2016/PN.JKT.PST tanggal 18 Juli 2016 yang amarnya sebagai berikut: Dalam Eksepsi: - Menolak Eksepsi Tergugat; Dalam Pokok Perkara: - Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; - Menyatakan "putus" hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat terhitung sejak putusan diucapkan; - Menghukum Tergugat untuk membayar kompensasi atas pemutusan hubungan kerja terhadap Penggugat berupa uang pesangon, uang penghargaan masa kerjadan uang penggantian hak yang seluruhnya sebesar Rp ,00 (dua puluh lima juta seratus enam puluh empat ribu tiga ratus rupiah); - Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya; - Membebankan biaya perkara kepada Negara yang seluruhnya sebesar Rp ,00 (dua ratus lima puluh enam ribu rupiah); ahkamaa Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut telah diucapkan dengan hadirnya Penggugat pada tanggal 18 Juli 2016, terhadap putusan tersebut, Penggugat Halaman 8 dari 14 hal.put.nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori Putusan Mahkamaa mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 18 Juli 2016, sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 92/Srt.KAS/PHI/2016/ PN.JKT.PST Jo Nomor 88/Pdts.Sus-PHI/2016/PN.JKT.PST yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, permohonan mana disertai dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut pada tanggal 1 Agustus 2016; Bahwa setelah itu, oleh Penggugat yang pada tanggal 25 Agustus 2016 telah disampaikan salinan memori kasasi dari Penggugat, diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Jakarta Pusat pada tanggal 7 September 2016; Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, sehingga permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima; Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Penggugat pada pokoknya sebagai berikut: Bahwa sangat keliru putusan hukum Penaadilan Hubunaan Industrial Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang telah membuat pertimbangan hukum sebagaimana termuat pada paragraf ke-2 pada halaman 29 yang menyatakan:... Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum tersebut di atas, secara fakta terbukti bahwa hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat adalah berdasarkan Perjanjian Kerjasama untuk Waktu Tertentu atau Kontrak Kerja yang ditandatangani oleh Penggugat dan Tergugat, dimana perjanjian kerja tersebut telah diperpanjang untuk beberapa kali terhitung sejak tanggal 8 Agustus 2011, karenanya dalil Penggugat yang menyatakan bahwa selama Penggugat bekerja pada Tergugat tidak pernah dibuat dan/atau ditandatangani Kontrak Kerja adalah merupakan dalil yang tidak benar dan tidak berdasarkan hukum, karena faktanya terbukti ada kontrak kerja yang dibuat dan ditandatangani oleh Penggugat dengan Tergugat yang membuktikan hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat adalah berdasarkan Kontrak Kerja Untuk Waktu Tertentu atau PKWT, sehingga dalil Penggugat yang menyatakan Tergugat telah melanggar ketentuan Pasal 50, Pasal 56 dan Pasal 57 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 adalah tidak ahkamaa berdasarkan hukum dan harus ditolak; Bahwa Pertimbangan Majelis Hakim tersebut salah dan keliru serta juga tidak cermat dalam memberikan pertimbangan dan menerapkan hukum, sehingga Halaman 9 dari 14 hal.put.nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Direktori Putusan Mahkamaa pertimbangan tersebut bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku; Bahwa yang dimaksudkan Penggugat/Pemohon Kasasi dalam gugatannya yang mendalilkan bahwa selama Penggugat bekerja pada Tergugat tidak pernah dibuat dan/atau ditandatangani kontrak kerja adalah ketika kontrak ke 3 (berakhir), Penggugat/Pemohon Kasasi tetap dipekerjakan tanpa adanya kejelasan apakah kontrak kerja diteruskan atau ia (Penggugat/Pemohon Kasasi). diterima sebagai karyawan tetap. Dengan mengabaikan dan/atau menelantarkan status inilah menurut Penggugat/Pemohon Kasasi bahwa Tergugat/Termohon Kasasi telah melanggar ketentuan Pasal 50, Pasal 56 dan Pasal 57 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003; Bahwa uraian Penggugat/Pemohan Kasasi tersebut di atas ternyata dan terbukti dikuatkan oleh Majelis Hakim sendiri yang pada pertimbangan hukumnya dalam putusan pada halaman 31 yang pada pokoknya menyebutkan:...dimana pembaruan tersebut dilakukan dengan jeda waktu kurang dari 30 hari yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 59 ayat (5) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 sebagaimana disebutkan dalam pertimbangan hukum di atas, sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 59 ayat (7) Pembaruan PKWT tanggal 8 Mei 2012 antara Penggugat dengan Tergugat sejak berakhirnya perjanjian kerja (PKWT) perpanjangan adalah tidak sah...; Bahwa sangat keliru putusan hukum Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang telah membuat pertimbangan hukum sebagaimana termuat pada paragraf ke-2 pada halaman 33 yang menyatakan:...menimbang, bahwa dikarenakan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap Tergugat adalah karena Penggugat telah melakukan pelanggaran dan mendapatkan surat peringatan I, II, dan III, karenanya menurut Majelis berdasarkan keadilan dan kepatutan Penggugat berhak atas kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja tersebut yang wajib dibayar oleh Tergugat berupa uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan; Bahwa pemberian Surat Peringatan sebagaimana disebutkan Tergugat/ Termohon Kasasi dalam jawabannya sebaiknya tidak diberikan berturut-turut ahkamaa dimutai dari SP I tanggal 31 Agustus 2015, SP II tanggal 1 September 2015, SP III tanggal 2 September 2015 (sesuai bukti surat T-6a, T-6b, T-6c) karena tidak disertai dengan keaktifan perusahaan Tergugat/Termohon Kasasi mencari tahu Halaman 10 dari 14 hal.put.nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Direktori Putusan Mahkamaa apa sebenarnya kendala yang dihadapi Penggugat dalam menjalani pekerjaannya; Bahwa pembuatan SP I tanggal 31 Agustus 2015, SP II tanggal 1 September 2015, SP III tanggal 2 September 2015 (sesuai bukti surat T -6a, T-6b, T-6c) justru menunjukkan adanya kepanikan Tergugat/Termohon Kasasi, mengadaada dan bermaksud memaksakan kemauan Tergugat/Termohon Kasasi dengan tujuan agar terlihat bahwa Pekerja mempunyai kesalahan sehingga untuk melegalkan itu dibuatlah Surat Peringatan berturut-turut sebanyak 3 (kali) padahal Surat Peringatan tersebut juga disampaikan Tergugat Tergugat/Termohon Kasasi kepada Penggugat/Pemohon Kasasi melalui kurir sebagaimana ditunjukkan dengan bukti Tergugat: T-11a, T-11b, T-11c; Bahwa adanya suruhan atau bujuk rayu untuk melakukan perbuatan yang melanggar atau setidaknya menyimpangi undang-undang oleh Tergugat/ Termohon Kasasi semakin kelihatan dan jelas dan nyata ketika ia-tergugat berkeinginan hanya memberikan uang pesangon sebesar dua kali gaji pokok si Penggugat/Pemohon Kasasi yakni hanya sejumlah Rp ,00 sebagaimana ditunjukkan oleh bukti Penggugat P-2 berupa Berita Acara Pengakhiran Masa Kerja serta dikuatkan oleh keterangan saksi Retta Raien Sari saksi Vonny Lim sama-sama menyebutkan dan mengetahui bahwa pada saat pertemuan musyawarah ( Bipartite) Pekerja/Penggugat ditawari 2 (dua) kali gaji pokok. Tentunya nilai tersebut sangat jauh dari kompensasi yang diamanahkan ketentuan Pasal 161 ayat (1) jo Pasal 156 ayat (2), (3) dan (4) Undang Undang Ketenagakerjaan serta dikuatkan oleh Anjuran pegawai perantara Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Pusat yang menjadi mediator dalam proses pemerantaraan atau mediasi antara Penggugat dengan mewajibkan Tergugat/Termohon Kasasi membayarkan kompensasi sebesar Rp ,- sementara menurut Penggugat/Pemohon Kasasi nilai yang dianjurkan oleh pegawai perantara Sudin Tenakertrans Jakarta Pusat tidak memuaskan karena dalam tuntutannya pada perkara a quo, pekerjalah yang mengajukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tingkat Pertama sehingga Penggugat/Pemohon Kasasi Iayak mendapatkan 2 (dua) kali ketentuan serta ditambah dengan upah proses/uang tunggu selama 6 bulan. Bahwa bila dikaitkan uraian tersebut di atas, maka sangatlah beralasan untuk ahkamaa menambah keyakinan Majelis Hakim Agung Yang Mulia, atas dalil Penggugat/Pemohon Kasasi yang menyebutkan bahwa Tergugat membujuk dan menyuruh Penggugat/Pemohon Kasasi untuk melakukan perbuatan yang Halaman 11 dari 14 hal.put.nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 11

12 Direktori Putusan Mahkamaa bertentangan dengan peraturan perundang-undangan khususnya menyangkut ketentuan Pasal 50, Pasal 56, Pasal 57 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan lain perkataan, selain Tergugat menyodorkan kontrak kerja yang cacat hukum ( cq Pembaruan PKWT tanggal 8 Mei 2012 antara Penggugat dengan Tergugat) ternyata Tergugat/Termohon Kasasi terbukti membujuk atau setidaknya menyuruh Penggugat/Pemohon Kasasi menerima uang pesangon sebesar dua kali gaji pokok si Penggugat/Pemohon Kasasi yakni hanya sejumlah Rp ,00, sangat jauh perbedaan nilainya menurut ketentuan Undang Undang Ketenagakerjaan; Bahwa menurut ketentuan Pasal 169 ayat (1) butir b Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan: "Pekerja/buruh dapat mengajukan permohonan Pemutusan Hubungan Kerja kepada lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dalam hal pengusaha melakukan perbuatan sebagai berikut membujuk dan/atau menyuruh pekerja/buruh untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan ; Kemudian Pasal 169 ayat (2) menyatakan: "Pemutusan Hubungan Kerja dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pekerja/buruh berhak mendapat uang pesangon 2 (dua) kali ketentuan penghargaan masa kerja 1 (satu) kali ketentuan penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4); Pasal 156 ayat (2), uan g Pasal 156 ayat (3) dan Bahwa dengan adanya PHK sepihak dan tidak dipenuhinya hak-hak Pekerja yang dilakukan oleh Tergugat/Termohon Kasasi, Penggugat/Pemohon Kasasi mengalami kerugian yang cukup besar dan Penggugat memohon kepada Majelis Hakim Agung agar sudi kiranya menyatakan bahwa Tergugat/ Termohon Kasasi telah meiakukan pelanggaran terhadap Undang Undang Ketenagakerjaan serta menghukum Tergugat/Termohon Kasasi untuk membayar kompensasi yang total keseluruhannya berjumlah Rp ,00 (enam puluh lima juta dua puluh ribu delapan ratus rupiah); Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas telah nyata dan jelas, bahwa majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo telah salah menerapkan hukum, sehingga putusan Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah cacat yuridis dalam memberikan pertimbangannya; Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut Mahkamah ahkamaa Agung berpendapat sebagai berikut: Bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 25 Agustus 2016 dan kontra Halaman 12 dari 14 hal.put.nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 12

13 Direktori Putusan Mahkamaa memori kasasi tanggal 7 September 2016 dihubungkan dengan pertimbangan judex facti, dalam hal ini Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Bahwa hubungan kerja antara Termohon Kasasi dan Pemohon Kasasi berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) sebanyak 3 (tiga) kali akan tetapi Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) ke II ke Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) III tidak melalui masa jeda 30 (tiga puluh) hari kerja sesuai ketentuan Pasal 59 ayat (5) Undang Undang Nomor 13 Tahun Karena itu berdasarkan ketentuan Pasal 59 ayat (7) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 perpanjangan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) ke III tidak sah, maka hubungan kerja antara Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi berubah demi hukum dari Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) sejak tanggal 8 Mei 2012; 2. Bahwa karena hubungan kerja antara Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi sudah bersifat tetap maka masa kerja Pemohon Kasasi dihitung sejak 8 Mei 2012 dan Pemohon Kasasi tanggal 31 Agustus 2015 telah menerima SP I dan SP II dari tanggal 1 September 2015 dan SP III tanggal 2 September 2015 dengan alasan telah melakukan pelanggaran yaitu tanpa izin meninggalkan pekerjaan pada waktu jam kerja untuk kepentingan pribadi oleh Termohon Kasasi dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sejak 2 September 2015 maka Pemohon Kasasi berhak atas uang pesangon 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2) Uang Penghargaan Masa Kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan U ang Pengganti Hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) Undang Undang Nomor 13 Tahun Ketenagakerjaan; 2003 tentang 3. Bahwa keberatan-keberatan Pemohon Kasasi tidak dapat dibenarkan karena Judex Facti Pengadilan Hubungan Industrial Jakarta Pusat sudah tepat dan benar dalam putusannya serta pertimbangan dan penerapan hukumnya. Oleh karena itu permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi harus ditolak; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau ahkamaa undang-undang, sehingga permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi Rita tersebut harus ditolak; Halaman 13 dari 14 hal.put.nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 13

14 Direktori Putusan Mahkamaa Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini di bawah Rp ,00 (seratus lima puluh juta rupiah ), sebagaimana ditentukan dalam Pasal 58 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka biaya perkara dalam tingkat kasasi ini dibebankan kepada Negara; Memperhatikan, Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan; M E N G A D I L I: 1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi RITA tersebut; 2. Membebankan biaya perkara kepada Negara; Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada Mahkamah Agung pada hari Senin tanggal 7 November 2016 oleh H. Hamdi, S.H.,M.Hum., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, H. Dwi Tjahyo Soewarsono, S.H.,M.H., dan H. Buyung Marizal, S.H., Hakim-Hakim Ad Hoc PHI, masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua dengan dihadiri oleh Anggota-Anggota tersebut dan oleh Jarno Budiyono, S.H., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para Pihak. Hakim-Hakim Anggota: K e t u a, Ttd./H. Dwi Tjahyo Soewarsono, S.H.,M.H. Ttd./H. Buyung Marizal, S.H. Untuk salinan Ttd./ H. Hamdi, S.H.,M.Hum. Panitera Pengganti, MAHKAMAH AGUNG RI an. Panitera Panitera Muda Perdata Khusus Ttd./Jarno Budiyono, S.H. ahkamaa RAHMI MULYATI, S.H.,M.H. NIP Halaman 14 dari 14 hal.put.nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 14

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1351 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 120 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 546 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia P U T U S A N Nomor 119 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 221 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 744 K/Pdt.Sus/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 92 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 285 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 313 K/TUN/2000.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 209 K/PDT.SUS-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 11 PK/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 142 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 966 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 493 K/Pdt.Sus-PHI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 37 PK/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1084 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 664 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 477 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 302 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 165 K/Pdt.Sus-PHI/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 286 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1263 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 703 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 4 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 354 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 125 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1170 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No 286 K/PdtSus/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Idustrial dalam tingkat kasasi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1094 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 141 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1360 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1021 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 777 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada pemeriksaan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008

P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008 P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1467 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 744 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 15 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 908 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 2 K/Pdt.Sus-Pailit/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus kepailitan prosedur renvoi pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 961 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 388 K/Pdt.Sus-PHI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1411 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 237 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 793 K/Pdt/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN NOMOR 569 K/PID/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa dan mengadili perkara pidana memutuskan sebagai berikut dalam perkara

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 667 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 2135 K/Pdt/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G Memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 186 K/TUN/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN NOMOR 377 K/PID.SUS/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa dan mengadili perkara pidana khusus pada tingkat kasasi memutuskan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N 322 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N 322 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 322 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1116 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 804 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 994 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 163 K/TUN/2004

P U T U S A N NOMOR : 163 K/TUN/2004 P U T U S A N NOMOR : 163 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G Memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 977 K/Pdt/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 247 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 4 K/Pdt.Sus-Parpol/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan partai politik

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No. 605 K/Pdt.Sus-BPSK/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus tentang keberatan atas putusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1126 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1352 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan

P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No. 38 K/TUN/1997 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 284 K/Pdt.Sus/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

LAPORAN HUKUM ACARA PERDATAA ANALISIS PUTUSAN TENTANG PERBUATAN MELAWAN HUKUM. Disusun Oleh : Nur Cholifah Wulan IV Sore A

LAPORAN HUKUM ACARA PERDATAA ANALISIS PUTUSAN TENTANG PERBUATAN MELAWAN HUKUM. Disusun Oleh : Nur Cholifah Wulan IV Sore A LAPORAN HUKUM ACARA PERDATAA ANALISIS PUTUSAN TENTANG PERBUATAN MELAWAN HUKUM Disusun Oleh : Nur Cholifah Wulan 1341173300230 IV Sore A FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SINGAPERBANGSA KARAWANG Jl. H.S.

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 521/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. m e l a w a n

P U T U S A N Nomor 521/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. m e l a w a n P U T U S A N Nomor 521/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada peradilan tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1513 K/Pdt.Sus-BPSK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus tentang alasan atas putusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1354 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 183 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 172 K/TUN/2000 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara

P U T U S A N No. 172 K/TUN/2000 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara P U T U S A N No. 172 K/TUN/2000 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N No: 666 K / Pdt / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa pekara perdata dalam

P U T U S A N No: 666 K / Pdt / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa pekara perdata dalam P U T U S A N No: 666 K / Pdt / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa pekara perdata dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

TERBANDING, semula PENGGUGAT;

TERBANDING, semula PENGGUGAT; PUTUSAN Nomor 432/Pdt/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 11 hal. Put. No.83 K/TUN/07

Hal. 1 dari 11 hal. Put. No.83 K/TUN/07 P U T U S A N No. 83 K/TUN/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 349/Pdt/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding,

Lebih terperinci

PEMBANDING, semula TERGUGAT;

PEMBANDING, semula TERGUGAT; PUTUSAN Nomor 337/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT di BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 40 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N 463 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N 463 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 463 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG M E L A W A N

P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG M E L A W A N P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 103 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 577 K/Ag/2016 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara perdata agama pada tingkat kasasi telah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN No. 326 K/TUN/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 116/Pdt/2014/PT.Bdg.

P U T U S A N Nomor 116/Pdt/2014/PT.Bdg. P U T U S A N Nomor 116/Pdt/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 252 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 570/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 570/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 570/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 101/Pdt.G/2016/PTA.Mks DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar, yang memeriksa dan mengadili perkara Ekonomi Syariah pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 212 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 779 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 24 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan

P U T U S A N No. 24 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan P U T U S A N No. 24 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 767 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 2789 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci