Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi memutus sebagai berikut dalam perkara antara: PIMPINAN PT PUTRA SAHABAT TEXTILE (PUSATEX), beralamat di Jalan Raya Watusalam Nomor 10 Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan, yang diwakili oleh Ahmad Fahmi, Direktur PT Putra Sahabat Textile (Pusatex), dalam hal ini memberi kuasa kepada Daryanto, SH., Advokat, beralamat di Ruko Semarang Indah Blok C8 Nomor 25, Jalan Madukoro Raya Semarang dan Damirin SH., Legal Officer PT Pusatex, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Maret 2017, sebagai Pemohon Kasasi dahulu Tergugat; L a w a n ZAMRONI, Kewarganegaraan Indonesia, bertempat tinggal di Desa Curug RT 11 RW 04 Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan, sebagai Termohon Kasasi dahulu Penggugat; Mahkamah Agung tersebut ; Membaca surat-surat yang bersangkutan ; Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon Kasasi dahulu Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap Pemohon Kasasi dahulu Tergugat di depan persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang, pada pokoknya sebagai berikut: A. Dasar Gugatan 1. Bahwa Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial mengatur mengenai mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui Pengadilan Hubungan Industrial. Hal mana berdasarkan Pasal 1 angka 17 Undangundang Nomor 2 Tahun 2004, menyatakan : Pengadilan Hubungan Industrial adalah Pengadilan Khusus yang dibentuk dilingkungan ahkamaa Pengadilan Negeri yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memberi putusan terhadap perselisihan hubungan industrial ; Pasal 1 angka 1 : Halaman 1 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori Putusan Mahkamaa Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara Pengusaha atau Gabungan Pengusaha dengan Pekerja/buruh atau Serikat Pekerja/buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antara serikat pekerja/buruh dalam satu perusahaan ; 2. Bahwa perkara ini adalah Perselisihan Hak yaitu perkara Perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama; 3. Bahwa sesuai mekanisme yang diatur dalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004, Perselisihan Status Hubungan Kerja ini telah menempuh perundingan bipartite. Hasilnya perundingan bipartite tersebut pada intinya telah gagal dan untuk selanjutnya ditempuh upaya penyelesaian melalui Mediator pada Dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Pekalongan. 4. Dalam hal mana tidak tercapai kesepakatan terhadap anjuran Mediator, pihak yang tidak puas dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial melalui Pengadilan Negeri Semarang Jalan Siliwangi Nomor 512, Semarang. Bahwa dengan demikian gugatan ini telah memenuhi kewenangan relative dan absolute sebagaimana di syaratkan oleh Undangundang; B. Dalam Provisi 1. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 155 ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang menyatakan : Sebelum putusan Lembaga Penyelesaian Hubungan Industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya 2. Bahwa sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 Pasal 155 ayat 2 (dua) Tergugat tidak boleh melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada Penggugat sebelum mempunyai kekuatan hukum tetap dan Penggugat dan Tergugat wajib menjalankan kewajibannya sebagai mana mestinya; 3. Bahwa sesuai Pasal 155 ayat 2 (dua) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tuntutan Penggugat akan upah proses penyelesaian adalah sah menurut hukum. ahkamaa 4. Bahwa upah yang diterima Penggugat ditetapkan berdasarkan satuan hasil (borongan); Halaman 2 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori Putusan Mahkamaa 5. Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 16 PP Nomor 78 Tahun 2015 yang menyatakan : Penetapan Upah sebulan berdasarkan satuan hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b, untuk pemenuhan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan ditetapkan berdasarkan Upah rata-rata 3 (tiga) bulan terakhir yang diterima oleh Pekerja/Buruh. 6. Bahwa Upah 3 bulan terakhir yang diterima Penggugat adalah sebagai berikut : Juni 2016 = 2 Juni -15 Juni = Rp ,00 16 Juni - 1 Juli = Rp ,00 Juli 2016 = 2 Juli - 19 Juli = Rp ,00 20 Juli 1 Agustus = Rp ,00 Agustus 2016 = 2 Agustus 15 Agustus = Rp ,00 16 Agustus -1 September = Rp ,00 = Rp ,00 Rata-rata upah 3 bulan = Rp : 3 bulan = Rp ,00 7. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 16 PP Nomor 78 Tahun 2015 Upah sebulan yang yang diterima Penggugat sebesar Rp ,00; 8. Berdasarkan Point ke 1,2, dan 3 dalam provisi, Tegugat diwajibkan membayar kepada Penggugat upah proses sejak diterimanya Gugatan di Pengadilan Hubungan Industrial sebagai berikut sebesar : September 2016 sampai November 2016 = 3 bulan Rp X 3 bulan = Rp5,581,953 ( lima juta lima ratus delapan puluh satu ribu sembilan ratus lima puluh tiga rupiah); 9. Bahwa, mengingat hingga gugatan ini diajukan Tergugat tidak membayarkan upah dan hak-hak lain kepada Penggugat. Hal ini berkesesuaian /dengan isi dan ketentuan Pasal 96 ayat (1) dan (2) Undang- Undang Nomor Hubungan Industrial yakni: 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan (1) Apabila dalam persidangan pertama, secara nyata-nyata pihak pengusaha terbukti tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 ayat (3) Undang -undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Hakim Pimpinan Sidang harus segera menjatuhkan Putusan Sela berupa perintah kepada pengusaha untuk ahkamaa membayar upah beserta hak-hak lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh yang bersangkutan; Halaman 3 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori Putusan Mahkamaa (2) Putusan Sela sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dijatuhkan pada hari persidangan itu juga atau pada hari persidangan kedua; 10. Bahwa gugatan ini didasarkan atas alat alat bukti sebagaimana dimaksud Pasal 180 (1) HIR sehingga putusan dalam perkara ini dapat dinyatakan bisa dijalankan lebih dahulu (putusan serta merta) meskipun ada upaya hukum verzet maupun kasasi (Uit Voerbar bij Vorraad) C. Duduk Perkara Adapun yang menjadi dasar serta alasan diajukannya Gugatan ini adalah sebagai berikut : 1. Bahwa Tergugat adalah sebuah perusahaan yang yang memproduksi sarung tenun, yang berdiri lebih kurang tahun serta mempekerjakan buruh kurang lebih sebanyak 450 orang; 2. Bahwa perusahaan Tergugat memproduksi sarung tenun sejak berdiri pada tahun 2004 sampai sekarang, sehingga proses produksi ditempat Tergugat adalah tetap dan terus-menerus; 3. Bahwa alur proses produksi di PT. Putra Sahabat Textile (Pusatex) terdiri dari: GUDANG BENANG BOILER CENTER 4. Bahwa apabila salah satu bagian proses produksi yang di bagian tenun dalam duduk perkara hilang maka akan mengakibatkan kegagalan proses produksi; 5. Bahwa Penggugat bekerja pada bagian Tenun dengan jabatan sebagai Operator Mesin Tenun; ahkamaa 6. Bahwa penggugat juga merupakan pengurus Serikat Pekerja Mandiri PT Pusatex; RELING CELUP KELOS WASHING PENGANTAR PAKAN INSPEKTIN G BAKAR BULU KALENDER JAHIT PACKING PALLET TENUN WARPING SIZING CUCUK Beam Steller Halaman 4 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori Putusan Mahkamaa 7. Bahwa pada saat masuk bekerja ditempat Tergugat, Penggugat menjalani masa percobaan selama 3 (tiga) bulan yang disyaratkan oleh Tergugat; 8. Bahwa setelah melalui masa percobaan Penggugat bekerja ditempat Tergugat dengan status Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWTT); 9. Bahwa dari Tahun 2014 sampai Tahun 2016 Penggugat hanya menandatangani perjanjian kerja waktu tertentu dengan Penggugat sabanyak dua (3) kali untuk jangka waktu perjanjian kerja waktu tertentu masing-masing selama tiga (3) bulan dan enam (6) bulan; 10. Bahwa setelah berakhirnya masa perjanjian kerja waktu tertentu Penggugat tetap bekerja di tempat Tergugat tertulis; tanpa dibuat perjanjian kerja secara 11. Bahwa dalam pembaharuan Perjanjian Kerja antara Penggugat dengan Tergugat tidak pernah ada masa tenggang 30 (tiga puluh) hari; 12. Bahwa Penggugat sejak awal bekerja ditempat Tergugat tidak pernah menerima salinan perjanjian kerja; 13. Bahwa pada bulan Mei 2016 Penggugat bersama para pengurus Serikat Pekerja Mandiri PT Pusatex (SPMPP) mengadakan rapat di rumah Penggugat untuk membicarakan hahal bi halal dan status kerja karyawan PT Pusatex; 14. Bahwa oleh karena rapat tersebut, maka perselisihan status (PKWTT) antara Penggugat dan Tergugat terjadi sejak bulan Mei 2016; 15. Bahwa pada tanggal 25 Agustus 2016 Tergugat melakukan pemutusan hubungan kerja yang pada intinya dengan alasan telah habis kontrak dan efisiensi; 16. Bahwa Penggugat pada tanggal 27 Agustus 2016 melayangkan surat penolakan PHK dan meminta untuk segera dipekerjakan kembali; 17. Bahwa Penggugat pada tanggal 27 Agustus 2016 Pukul berangkat ke tempat Tergugat untuk bekerja, namun dihalang-halangi dan dilarang untuk bekerja oleh security perusahaan; 18. Bahwa pada tanggal 30 Agustus 2016 Penggugat mengirimkan surat permohonan perundingan bipartit untuk menyelesaikan perselisihan PKWTT. Pekerja meminta perundingan dilaksanakan pada tanggal 1 September Bahwa pada tanggal 31 Agustus 2016 Tergugat mengirimkan surat balasan yang pada intinya meminta perundingan bipartite diundur pada tanggal 8 ahkamaa September 2016; Halaman 5 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori Putusan Mahkamaa 20. Bahwa pada tanggal 8 September 2016 terjadi perundingan antara penggugat dengan tergugat. Dari perundingan tersebut pada intinya tidak terjadi kesepakatan (Deadlock); 21. Bahwa pada tanggal 27 September 2016 Penggugat mengirimkan surat permohonan perundingan bipartit ke dua (2). Penggugat meminta perundingan dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2016; 22. Bahwa pada tanggal 3 Oktober 2016 Penggugat datang ke tempat Tergugat, Namun Tergugat tidak mau melakukan perundingan; 23. Bahwa pada tanggal 20 Oktober 2016 Penggugat dan Tergugat melakukan sidang mediasi ke I yang intinya mediasi akan dilanjutkan pada tanggal 27 Oktober 2015; 24. Bahwa pada tanggal 27 Oktober 2015 Penggugat dan Tergugat melakukan sidang mediasi ke II yang intinya sidang tidak mendapatkan kesepakatan; 25. Bahwa pada tanggal 3 November 2016, Mediator dinas tenaga kerja Kabupaten Pekalongan mengeluarkan Anjuran dengan nomor surat 567/666/2016; 26. Bahwa tindakan Tergugat yang tidak pernah memberikan salinan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) kepada Penggugat sejak awal perjanjian hingga hari ini bertentangan dengan ketentuan Pasal 54 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan; Pasal 54 Ayat (2) Ketentuan dalam perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf e dan f, tidak boleh bertentangan dengan peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, danperaturan perundang undangan yang berlaku; Ayat (3) Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat sekurang-kurangnya rangkap 2 (dua), yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, serta pekerja/buruh dan pengusaha masing-masing mendapat 1 (satu) perjanjian kerja; 27. Bahwa sejak awal berdiri pada Tahun 2004 sampai hari ini, Tergugat adalah perusahaan yang memproduksi sarung tenun, sehingga jenis usaha produksi ditempat Tergugat adalah bersifat terus menerus dan tetap. Maka dengan ahkamaa demikian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Tergugat Penggugat dengan demi hukum menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) sesuai ketentuan Pasal 59 ayat (2) dan ayat (7) Undang -Undang Halaman 6 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori Putusan Mahkamaa Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta Keputusan Menteri Nomor 100 Tahun 2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang menyatakan; Pasal 59 Ayat (2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap. Ayat (7) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) maka demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu. Keputusan Menteri Nomor 100 Tahun 2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Pasal 15 ayat 2 menyatakan; Dalam Hal PKWT tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (2), atau Pasal 5 ayat (2), maka PKWT berubah menjadi PKWTT sejak adanya hubungan kerja; 28. Bahwa alur poduksi yang diterapkan dalam proses produksi ditempat Tergugat sesuai penjelasan dalam poin 3 (tiga), maka dapat dikategorikan perusahaan Tergugat secara terus-menerus jenis pekerjaannya bersifat tetap dan dikerjakan sehingga menjadi satu kesatuan proses produksi yang tidak dapat dipisahkan dari setiap bagiannya, sesuai Keputusan Menteri Nomor 233 Tahun 2003 tentang jenis dan sifat pekerjaan yang dijalankan terus menerus Pasal 3 huruf (k) yang menyatakan; Pekerjaan-pekerjaan yang apabila dihentikan akan mengganggu proses produksi, merusak bahan, dan terus pemeliharaan/ perbaikan alat produksi; 29. Bahwa berdasarkan fakta-fakta diatas sejak awal Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Penggugat dengan Tergugat Batal Demi Hukum, karena bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 52 ayat (1) huruf (d) dan ayat (3), Pasal 54, Pasal 58, Pasal 59 ayat (2) dan (7), Keputusan Menteri Nomor 100 Tahun 2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Pasal 15 ayat (2), Keputusan Menteri Nomor 233 Tahun 2003 tentang jenis dan ahkamaa sifat pekerjaan yang dijalankan terus menerus Pasal 3 huruf (k), sehingga perjanjian kerja waktu tertentu yang dilakukan Tergugat terhadap Halaman 7 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori Putusan Mahkamaa Penguggat demi hukum berubah menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT); 30. Bahwa karena berdasarkan hal diatas sudah seharusnya Tergugat wajib tunduk dan patuh terhadap undang-undang yang berlaku dan keputusan hukum yang mengikat untuk merubah status kerja Penggugat dari pekerja Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) menjadi pekerja tetap a tau menjadi pekerja perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT) di tempat Tergugat; 31. Bahwa berdasarkan putusan Mahkamah konstitusi Nomor 19/PUU-IX/2011 yang membatalkan bunyi Pasal 164 ayat (3) Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, maka Tergugat tidak bolah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan alasan efisiensi; 32. Bahwa akibat hukum dari berubahnya status Penggugat dari Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT), maka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan Tergugat terhadap Penggugat batal demi hukum. Dan Tergugat wajib mempekerjakan kembali Penggugat pada posisi dan jabatan semula dengan status Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT); 33. Bahwa akibat hukum dari berubahnya status Penggugat dari Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT), maka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan Tergugat terhadap Penggugat batal demi hukum karena bertentangan ketentuan Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 Pasal 151 ayat (3) yang menyatakan; Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) benar - benar tidak menghasilkan persetu-juan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial; 34. Bahwa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan Tergugat terhadap Penggugat batal demi hukum sesuai ketentuan Pasal 155 ayat (1) Undang-Undang Nomor menyatakan; 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang Pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (3) batal demi hukum; 35. Bahwa oleh karena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilak ukan oleh ahkamaa Tergugat belum mendapat penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial, maka Tergugat wajib melaksanakan segala kewajibannya terhadap Penggugat dengan tetap membayarkan upah Halaman 8 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori Putusan Mahkamaa beserta hak-hak lainnya sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 155 ayat (2) yang menyatakan; Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya. 36. Bahwa oleh karena tindakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh Tergugat batal demi hukum, maka sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 155 ayat (2) Penggugat berhak atas upah yang belum dibayarkan oleh Tergugat, sejak diterimanya Gugatan ini di Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Semarang sebagai berikut : Zamroni September 2016 sampai November 2016 = 3 bulan Rp X 3 bulan = Rp5,581,953 (lima juta lima ratus delapan puluh satu ribu sembilan ratus lima puluh tiga rupiah); 37. Berdasarkan seluruh dalil-dalil tersebut diatas, maka Penggugat memohon pada Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang berkenan untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan perkara ini dengan Putusan sebagai berikut: Dalam Provisi 1. Menerima dan mengabulkan provisi Penggugat untuk seluruhnya. 2. Menghukum dan memerintahkan Tergugat untuk membayar upah proses kepada Penggugat sebagai berikut : Zamroni September 2016 sampai November 2016 = 3 bulan Rp X 3 bulan = Rp5,581,953 (lima juta lima ratus delapan puluh satu ribu sembilan ratus lima puluh tiga rupiah); Dan Tergugat juga di wajibkan tetap membayar upah setiap bulannya yg biasa di terima Penggugat sampai dengan adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap atas Perselisihan ini; 3. Menghukum dan Menyatakan Putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun ada upaya lebih dahulu (putusan serta merta) meskipun ada upaya hukum Verzet maupun kasasi (uit Voerbar bij Vorraad); Dalam Pokok Perkara ahkamaa 1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan bahwa perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) antara Penggugat dan Tergugat batal demi hukum karena bertentangan dengan Halaman 9 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Direktori Putusan Mahkamaa Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 59 ayat 2 dan ayat 7, Keputusan Menteri Nomor 100 Tahun 2004 Pasal 15 ayat 4, Keputusan Menteri Nomor 233 Tahun 2003 Pasal 3 huruf K; 3. Menyatakan bahwa perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) Penggugat berubah menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT); 4. Menyatakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada Penggugat batal demi hukum; 5. Menghukum dan memerintahkan Tergugat untuk mempekerjakan kembali Peggugat pada posisi dan jabatan semula; 6. Menghukum dan memerintahkan Tergugat untuk membayar upah proses kepada Penggugat sebagai berikut : Zamroni September 2016 sampai November 2016 = 3 bulan Rp X 3 bulan = Rp 5,581,953 (lima juta lima ratus delapan puluh satu ribu sembilan ratus lima puluh tiga rupiah); Dan Tergugat juga di wajibkan tetap membayar upah setiap bulannya yg biasa di terima Penggugat sampai dengan adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap atas Perselisihan ini; 7. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun ada upaya lebih dahulu (putusan serta merta)meskipun ada upaya hukum Verzet maupun kasasi (Uit Voebar bij Voorraad); 8. Membebankan biaya perkara ini kepada Tergugat; Apabila Majelis hakim yang terhormat berkehendak lain mohon putusan yang seadil adilnya (Ex aequo et bono); Bahwa, terhadap gugatan tersebut di atas, Tergugat mengajukan eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut: Dalam Eksepsi 1. Gugatan Perselisihan Hak perkara A quo adalah prematur; Bahwa selama Penggugat menjalani hubungan kerja PKWT, Penggugat belum pernah mempermasalahkan status kontrak/pkwtnya kepada Tergugat (Bipartit) apalagi ke Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan (yang berwenang dalam penegakan hukum ketenagakerjaan). Jadi sekiranya Penggugat merasa sudah PKWTT bertepatan saat gugatan ini diajukan, tanpa terlebih dahulu melakukan perbuatan/tindakan hukum (Bipartit dan ahkamaa terbitnya Nota Pemeriksaan), maka dipastikan status hubungan kerja masih tetap PKWT; Halaman 10 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Direktori Putusan Mahkamaa Bahwa dalil gugatan Penggugat pada intinya, mempermasalahkan PT Putra Sahabat Textile yang menerapkan sistem hubungan kerja Perjanjian Kerja Waktu Tertentu/PKWT. Kemudian Penggugat menilai Tergugat melanggar ketentuan Pasal 59 ayat (7) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003, maka Penggugat berkesimpulan Demi Hukum PKWT berubah menjadi PKWTT/Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu; Bahwa ternyata Penggugat selama terikat hubungan kerja dengan PKWT tidak mempermasalahkannya, dengan kata lain Penggugat belum menempuh Bipartit kemudian melaporkan ke Pengawas Ketenagakerjaan. Pada intinya, Penggugat dalam menuntut hak atas status hubungan kerjanya menjadi pekerja tetap (PKWTT ), belum melakukan perbuatan hukum sebagaimana diamanatkan oleh Putusan MK. Nomor 7/PUU-XII/Tahun 2014; Bahwa menurut Mahkamah Konstitusi Republia, yaitu dalam putusannya Nomor 07/PUU-XII/2014 terkait ketentuan Pasal 59 ayat (7) Undang Undang Nomor 13/2003, MK memaknai frase Demi Hukum itu terkait pengesahan proses peralihan status dari PKWT ke PKWTT melalui Penetapan Pengadilan Negeri. Sebelum ke pengadilan negeri, kedua belah pihak telah menempuh upaya perundingan bipartite tetapi tidak mencapai kesepakatan, dan adanya nota hasil pemeriksaan pegawai pengawas ketenagakerjaan pada Disnaker setempat. Menurut Mahkamah, frase Demi Hukum Pasal 59 ayat (7) UU Ketenagakerjaan bertentangan dengan UUD 1945 sepanjang tidak dimaknai pekerja dapat meminta pengesahan nota pemeriksaan pegawai pengawas Ketenagakerjaan kepada Pengadilan Negeri setempat, dengan syarat (1) Telah dilaksanakan perundingan bipartite dan perundingan bipartite tersebut tidak mencapai sepakat atau salah satu pihak menolak untuk berunding, dan (2) Telah dilakukan pemeriksaan oleh pegawai pengawas Ketenagakerjaan berdasarkan peraturan-perundangan; Mahkamah Konstitusi menambahkan, pemeriksaan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan adalah untuk menegakkan hukum ketenagakerjaan serta memberi perlindungan dan kepastian hukum bagi pekerja dan pengusaha seperti dijamin Pasal 28 D Ayat (1) Undang Undang Dasar Karenanya pekerja dapat meminta pelaksanaan ahkamaa nota pemeriksaan pegawai pengawas ketenagakerjaan kepada Pengadilan Negeri setempat; Halaman 11 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 11

12 Direktori Putusan Mahkamaa Bahwa terbitnya putusan MK Nomor 07/PUU-XII/2014 adalah mempertegas apa yang dimaksudkan demi hukum PKWT berubah menjadi PKWTT, jadi hanya sebush proses/perbuatan hukum yang harus dilakukan bagi pekerja yang keberatan PKWT-nya, ahkamaa bukan dimaksudkan untuk mempertentangkan seolah-olah ada masalah kewenangan mengadili antara Pengadilan Negeri dengan Pengadilan Hubungan Industrial. Bahwa tersebutnya Pengadilan Negeri pada putusan MK itu, semata-mata hanya menentukan status hubungan kerja berubah ke PKWTT. Jadi ketika Pengadilan Hubungan Industrial menangani masalah tuntutan PKWT menjadi PKWTT, maka menurut hukum positif haruslah melalui terlebih dulu proses sebagaimana diamanatkan putusan MK Nomor 07/PUU-XII/2004 tersebut; 2. Petitum Penggugat tidak menyebut secara Tegas Apa yang Diminta atau Petitum Bersifat Umum; Bahwa petitum yang memenuhi syarat mesti bersifat tegas dan spesifik menyebut apa yang diminta Penggugat. Oleh karena itu, jika petitum sifatnya kabur karena tidak jelas secara spesifik apa yang diminta, menyebabkan gugatan itu obscuur libel, yang berakibat gugatan tidak dapat diterima. Demikian ditegaskan dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 582 K/Sip/1973, (halaman 204), antara lain menyatakan petitum gugatan hanya meminta: menetapkan hak penggugat atas tanah, dan menghukum Tergugat supaya bertindak atas tempat tersebut, dan menyerahkan kepada Penggugat untuk bebas bertindak di atas tempat tersebut, dianggap merupakan petitum gugatan yang tidak jelas tentang apa yang diminta. Akibatnya gugatan dinyatakan mengandung cacat formil dalam bentuk obscuur libel; Bahwa demikian juga dalam perkara a quo, petitum Penggugat tidak menyebut secara tegas dan spesifik apa yang diminta, yaitu petitum gugatan hanya meminta menyatakan bahwa PKWT Penggugat berubah menjadi PKWTT (petitum angka 3), dan hanya meminta menyatakan PHK kepada Penggugat batal demi hukum. Semestinya dipertegas lagi/spesifik, tentang waktu (tanggal bulan tahun) kapan PKWT berubah menjadi PKWTT, karena hal demikian berkaitan dengan perhitungan hak dan kewajiban. Demikian juga Penggugat tidak tegas menunjukkan sejak kapan terjadinya PHK yang batal tersebut; Halaman 12 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 12

13 Direktori Putusan Mahkamaa Pada pokoknya agar gugatan tidak terjebak kea rah cacat formil obscuur libel, dituntut rumusan petitum yang tegas dan spesifik meminta apa yang dikehendaki sesuai dengan dalil gugatan; Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang telah memberikan putusan Nomor 77/Pdt.Sus- PHI/2016/PN Smg., tanggal 13 Maret 2017, yang amarnya sebagai berikut: Dalam Eksepsi: - Menolak eksepsi Tergugat untuk seluruhnya; Dalam Provisi: - Menyatakan provisi Penggugat tidak dapat diterima; Dalam Pokok Perkara: A. Pengabulan mempekerjakan kembali: ATAU, 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; 2. Menyatakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) antara Penggugat dengan Tergugat batal demi hukum, dan Perjanjian Kerja Waktu Wertentu (PKWT) Penggugat berubah menjadi Perjanjian Kerja Waktu tidak Tertentu (PKWTT); 3. Menyatakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan Tergugat kepada Penggugat tidak sah dan batal demi hukum; 4. Memerintahkan Tergugat untuk mempekerjakan kembali Penggugat pada posisi semula setelah putusan ini diucapkan; 5. Menghukum Tergugat untuk membayar upah/gaji Penggugat (uang proses) sejak bulan September 2016 sampai dengan putusan ini diucapkan sebesar Rp ,00 (tiga belas juta dua puluh empat ribu lima ratus lima puluh tujuh rupiah); B. Pengabulan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) : 1. Menyatakan Tergugat telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada Penggugat pada tanggal 13 Juni 2017 apabila 3 (tiga) bulan sejak putusan ini diucapkan Tergugat belum mempekerjakan kembali Penggugat; 2. Menghukum Tergugat untuk membayar uang pesangon dan uang penggantian hak sebesar Rp ,00 (dua belas juta delapan ratus tiga puluh delapan ribu empat ratus sembilan puluh dua rupiah) pada ahkamaa tanggal 13 Juni 2017 apabila 3 (tiga) bulan sejak putusan ini diucapkan Tergugat belum mempekerjakan kembali Penggugat; Halaman 13 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 13

14 Direktori Putusan Mahkamaa 3. Menghukum Tergugat untuk membayar upah proses sebesar Rp ,00 per bulan sejak bulan September 2016 sampai dengan putusan ini dilaksanakan ; 4. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya; 5. Biaya yang timbul dalam perkara ini sebesar Rp ,00 (dua ratus delapan belas ribu rupiah) dibebankan kepada Negara; Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang tersebut telah diucapkan dengan hadirnya Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat pada tanggal 13 Maret 2017, terhadap putusan tersebut Pemohon Kasasi dahulu Tergugat melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Maret 2017 mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 31 Maret 2017, sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 13/Pdt.Sus-PHI/K/2017/PN Smg., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang, permohonan tersebut disertai dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang pada tanggal 13 April 2017; Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Termohon Kasasi dahulu Penggugat pada tanggal 26 April 2017, kemudian Termohon Kasasi dahulu Penggugat mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang pada tanggal 15 Mei 2017; Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatankeberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, sehingga permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya pada pokoknya adalah: 1. Bahwa putusan perkara PHI Nomor 77/Pdt.Sus-PHI/G/2016/PN.Smg yang kami mohonkan kasasi tersebut telah dibacakan dalam sidang Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang pada 13 Maret Kemudian Pemohon Kasasi mengajukan Pernyataan Kasasi pada tanggal 31 Maret 2017 dan selanjutnya Memori Kasasi diajukan ke ahkamaa Kepaniteraan PHI Semarang pada tanggal 13 Aprilt Dengan demikian Pernyataan Kasasi dan pengajuan Memori Kasasi oleh Pemohon Halaman 14 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 14

15 Direktori Putusan Mahkamaa Kasasi sudah sesuai dengan ketetentuan hukum yang berlaku, oleh karenanya permohonan kasasi ini patut untuk dapat diterima; 2. Bahwa Permohonan Kasasi yang dipaparkan dan diajukan oleh Pemohon Kasasi (dahulu Tergugat), adalah sesuai dengan apa yang diatur di dalam Pasal 30 Ayat (1) Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung yang berbunyi : Mahkamah Agung dalam tingkat Kasasi membatalkan putusan atau penetapan Pengadilan-pengadilan dari semua lingkungan peradilan karena : i.tidak berwenang atau melampaui batas wewenang; ii.salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku; iii.lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundangundangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan ; 3. Bahwa Pemohon Kasasi dahulu Tergugat sangat berkeberatan baik terhadap pertimbangan hukum maupun terhadap putusan Majelis Hakim dalam perkara a quo, karena menurut hemat Pemohon Kasasi bahwa Majelis Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang telah melampaui batas wewenang, dan salah dalam menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku. Secara lebih rinci keberatan-keberatan tersebut kami jelaskan di bawah ini; 4. Bahwa dalam perkara a quo, Pemohon Kasasi/dahulu Tergugat telah mangajukan eksepsi bahwa Gugatan Perselisihan Hak (tuntutan PKWT menjadi PKWTT) adalah Prematur. Bahwa faktanya selama Penggugat menjalani hubungan kerja dengan Tergugat dengan Sistem Kontrak (PKWT), Penggugat belum/tidak pernah mempermasalahkan status PKWT-nya kepada Penggugat, dan selama proses persidangan tidak dtemukan fakta Penggugat menempuh proses Bipartit masalah PKWT, dan tidak juga ke Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan sehingga belum ada Nota Pemeriksaan. Dengan demikian pada intinya, Penggugat dalam menuntut hak atas status hubungan kerjanya menjadi pekerja tetap (PKWTT) belum melakukan perbuatan hukum sebagaimana diamanatkan oleh Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 7/PUU-XII/2014; ahkamaa Bahwa Majelis Hakim dalam putusannya (halam an 22 alinea ke-2), telah menolak eksepsi Tergugat dengan pertimbangan soal PKWT atau PKWTT haruslah dibuktikan di dalam persidangan. Bahwa berkaitan ini, Pemohon Halaman 15 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 15

16 Direktori Putusan Mahkamaa Kasasi menilai Judex Facti telah salah menerapkan hukum dan sekaligus putusan yang dijatuhkan tidak cukup pertimbangan, karena tidak seksama dan rinci menilai dan mempertimbangkan segala fakta yang ditemukan dalam persidangan; 5. Bahwa Majelis Hakim dalam putusannya (halaman 25 alinea ke -3), nyatanyata telah melakukan penafsiran-penafsiran sepihak terhadap Putusan MK Nomor 7/PUU-XII/2014, sehingga dalam perkara a quo dengan sengaja Majelis Hakim tidak mau tunduk dan patuh pada putusan Mahkamah Konstitusi tersebut. Bahkan dalam Putusan (halaman 6 alinea ke-1), Majelis Hakim telah sembrono telah terang-terangan menilai dan menafsirkan Putusan MK Nomor 7/PUU/XII/2014 kurang dalam pertimbangan hukum. Tindakan Majelis Hakim yang demikian dapat dikategorikan sebagai tindakan yang melampaui batas wewenang, hal mana dimaksudkan agar Putusan MK tersebut tidak diberlakukan dalam perkara a quo; 6. Bahwa Putusan PHI Nomor 77/Pdt.Sus-PHI/G/2016/PN.Smg, dalam Amarnya telah menyatakan provisi (upah proses) Penggugat tidak dapat diterima (putusan halaman 30 alinea terakhir). Namun dalam Amar Pokok Perkara tentang Pengabulan Kerja Kembali, pada angka 5 (lima) Menghukum Tergugat untuk membayar upah/gaji Penggugat (uang proses) sejak bulan September 2016 sampai dengan putusan ini diucapkan sebesar Rp ,00. Begitu juga dalam Amar Pokok Perkara tentang Pengabulan PHK (angka 3), Majelis Hakim menjatuhkan hukuman kepada Tergugat untuk membayar upah proses sebesar Rp ,00 per-bulan sejak bulan September 2016 sampai dengan putusan ini dilaksanakan. Bahwa nyata-nyata dalam perkara a quo terdapat Amar putusan yang mengandung kontradiksi, hal ini pada dasarnya dianggap tidak memenuhi syarat sebagai putusan yang jelas dan rinci, sehingga cukup alasan menyatakan putusan yang dijatuhkan melanggar asas yang digariskan Pasal 178 ayat (1) HIR, Pasal 19 Undang Undang Nomor4/2004; 7. Bahwa dalam putusan a quo (halaman 28 alinea ke-2) Majelis Hakim menerapkan tuntutan/petitum Penggugat yang memohon putusan yang seadil-adilnya ( ex aequo et bono), artinya Putusan Judex Facti didasarkan pada petitum subsidair. Hal ini terlihat dalam Amar Putusan (halaman 31 huruf B) Pengabulan Pemutusan Hubungan Kerja. Padahal Majelis Hakim ahkamaa dalam perkara ini, sudah menjatuhkan/mengabulkan tuntutan primer dari Penggugat yaitu Pengabulan Kerja Kembali, sebagaimana tercantum dalam putusan halaman 30 kalimat terakhir; Halaman 16 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 16

17 Direktori Putusan Mahkamaa Bahwa tindakan Majelis Hakim yang demikian, yaitu mengabulkan petitum primair dan juga mengabulkan petitum subsidair, dianggap sebagai tindakan yang melampaui batas wewenang, oleh karena itu tidak dibenarkan. Demikian penegasan Putusan Mahkamah Agung Nomor 882 K/Sip/1974. Dalam hal gugatan mencantumkan petitum primair dan subsidair, pengadilan hanya dibenarkan memilih satu diantaranya, apakah mengabulkan petitum primair atau petitum subsidair. Hakim tidak dibenarkan menggunakan kebebasan cara mengadili dengan jalan mengabulkan petitum primair dan mengambil dari petitum subsidair; Bahwa Majelis Hakim dalam perkara a quo, nyata-nyata telah mengabulkan melebihi tuntutan yang dikemukakan Penggugat dalam gugatannya, yaitu minta dipekerjakan kembali. Majelis Hakim tidak taat asas sebagaimana digariskan pada Pasal 178 ayat (3) HIR, Pasal 189 ayat (3) RBG dan Pasal 50 Rv. Bahwa Hakim yang mengabulkan melebihi posita maupun petitum gugatan, dianggap telah melampaui batas wewenang atau Ultra Vires yakni bertindak melampaui wewenangnya ( beyond the powers of his authority). Mengadili dengan cara mengabulkan melebihi dari apa yang digugat/dituntut, dapat dipersamakan dengan tindakan yang tidak sah ( illegal) meskipun dilakukan dengan itikad baik; 8. Bahwa dalam perkara a quo, terdapat pendapat hakim yang berbeda (Dissenting Opinion) dari Hakim Ad-hoc Resy D. Nasution, SH,MH, yang pada pokoknya D.O. tersebut menyebutkan gugatan Penggugat patut untuk ditolak dengan pertimbangan sebagaimana termuat dalam putusan halaman 29 dan 30. Oleh karena itu, pemohon kasasi setuju dengan pendapat Dissenting Opinion dan mengambil seluruh pertimbangan D.O. tersebut sebagai materi permohonan kasasi; Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah Agung berpendapat: Bahwa keberatan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena setelah meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 13 April 2017 dan kontra memori kasasi tanggal 15 Mei 2017 dihubungkan dengan pertimbangan judex facti, dalam hal ini Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang telah salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut: ahkamaa Bahwa sesuai pertimbangan Judex Facti, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu antara Penggugat dan Tergugat melanggar ketentuan Pasal 59 Halaman 17 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 17

18 Direktori Putusan Mahkamaa Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 sehingga Tertentu berubah menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu; Perjanjian Kerja Waktu Bahwa terhadap peristiwa hukum demikian apabila PHK tidak terkait ketentuan Pasal 153 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, maka sesuai Yurisprudensi Mahkamah Agung hubungan kerja diputus dengan memperoleh hakhak 2 (dua) kali pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Uang Pengganti Hak sesuai ketentuan Pasal 156 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tanpa upah proses karena putusnya hubungan kerja bukan semata-mata kemauan Tergugat melainkan karena berakhirnya Perjanjian Kerja Waktu Tertentu; Bahwa dengan demikian hak-hak Penggugat sebagai kompensasi PHK tersebut sebagaimana telah dihitung oleh Judex Facti sebesar Rp ,00 ( dua belas juta delapan ratus tiga puluh delapan ribu empat ratus sembilan puluh dua rupiah ); Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Mahkamah Agung berpendapat, terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi PIMPINAN PT PUTRA SAHABAT TEXTILE (PUSATEX) tersebut dan membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang Nomor 77/Pdt.Sus-PHI/2016/PN Smg., tanggal 13 Maret 2017 selanjutnya Mahkamah Agung akan mengadili sendiri dengan amar sebagaimana yang akan disebutkan di bawah ini; Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini di bawah Rp ,00 (seratus lima puluh juta rupiah), sebagaimana ditentukan dalam Pasal 58 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dibebankan kepada Negara; Memperhatikan, Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan; M E N G A D I L I: Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi PIMPINAN PT PUTRA SAHABAT TEXTILE (PUSATEX) tersebut; ahkamaa Membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang Nomor 77/Pdt.Sus-PHI/2016/PN Smg., tanggal 13 Maret 2017; Halaman 18 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 18

19 Direktori Putusan Mahkamaa MENGADILI SENDIRI 1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian; 2. Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat putus; 3. Menghukum Tergugat membayar kepada Penggugat kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebesar Rp ,00 (empat belas juta delapan ratus tiga puluh delapan ribu empat ratus sembilan puluh dua rupiah); 4. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya; Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi kepada Negara; Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada Mahkamah Agung pada hari Senin tanggal 4 September 2017 oleh Dr. H. Zahrul Rabain, S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dwi Tjahyo Soewarsono, S.H., M.H., dan Dr. Fauzan S.H., M.H., Hakim-Hakim Ad Hoc PHI, masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua dengan dihadiri oleh Anggota-Anggota tersebut dan Yusticia Roza Puteri, S.H., M.H., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para Pihak. Anggota-Anggota, K e t u a, Ttd Dwi Tjahyo Soewarsono, S.H., M.H. Ttd Dr. Fauzan S.H., M.H. ahkamaa Halaman 19 dari 19 hal.put.nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 Ttd Untuk Salinan Mahkamah Agung R.I. a.n. Panitera Panitera Muda Perdata Khusus Rahmi Mulyati, SH.MH NIP : Dr. H. Zahrul Rabain, S.H., M.H. Panitera Pengganti Ttd Yusticia Roza Puteri, S.H., M.H. Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 19

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1351 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 221 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 546 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 120 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia P U T U S A N Nomor 119 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 744 K/Pdt.Sus/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 209 K/PDT.SUS-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 92 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 966 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1360 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 285 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1467 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 477 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 142 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 286 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 37 PK/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 703 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 664 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1084 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1021 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 141 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 354 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 302 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 125 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 493 K/Pdt.Sus-PHI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 777 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1263 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 313 K/TUN/2000.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1411 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 667 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1170 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 2789 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 15 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 961 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 165 K/Pdt.Sus-PHI/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 11 PK/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial pada tingkat

Lebih terperinci

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 284 K/Pdt.Sus/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1094 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 4 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 908 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1126 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

PEMBANDING, semula TERGUGAT;

PEMBANDING, semula TERGUGAT; PUTUSAN Nomor 337/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT di BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada pemeriksaan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 793 K/Pdt/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Hal. 2 dari 8 hal. Put. No. 194 K/AG/2007.

Hal. 2 dari 8 hal. Put. No. 194 K/AG/2007. 1. Tergugat telah berselingkuh dengan wanita lain bernama Xxx dan telah dikawin sirri tanpa seizin Penggugat ; 2. Tergugat sering menyakiti badan Penggugat dengan tanpa alasan ; 3. Sejak April 2004 Tergugat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 767 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 4 K/Pdt.Sus-Parpol/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan partai politik

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 744 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008

P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008 P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1354 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No. 605 K/Pdt.Sus-BPSK/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus tentang keberatan atas putusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 237 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 150/PDT/2014/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 23/PUU-XIV/2016 Perselisihan Hubungan Industrial

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 23/PUU-XIV/2016 Perselisihan Hubungan Industrial RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 23/PUU-XIV/2016 Perselisihan Hubungan Industrial I. PEMOHON 1. Joko Handoyo, S.H.,.. Pemohon I 2. Wahyudi, S.E,. Pemohon II 3. Rusdi Hartono, S.H.,. Pemohon III 4. Suherman,.....

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 804 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 40 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 2 K/Pdt.Sus-Pailit/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus kepailitan prosedur renvoi pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1116 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG M E L A W A N

P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG M E L A W A N P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 779 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 994 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara

P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 31/Pdt.G/2015/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 388 K/Pdt.Sus-PHI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No 286 K/PdtSus/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Idustrial dalam tingkat kasasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 820 K/Pdt.Sus/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor /Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. : 264 K / AG / 2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa

P U T U S A N No. : 264 K / AG / 2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa P U T U S A N No. : 264 K / AG / 2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN XII) PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL copyright by Elok Hikmawati 1 Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 103 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 101/Pdt.G/2016/PTA.Mks DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar, yang memeriksa dan mengadili perkara Ekonomi Syariah pada

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1513 K/Pdt.Sus-BPSK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus tentang alasan atas putusan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hubungan industrial

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR : 103 K/AG/2007

PUTUSAN NOMOR : 103 K/AG/2007 PUTUSAN NOMOR : 103 K/AG/2007 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 2135 K/Pdt/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G Memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1352 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 644 PK/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada peninjauan kembali telah memutus sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 247 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 274/Pdt/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 274/Pdt/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 274/Pdt/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 396/Pdt/2014/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 396/Pdt/2014/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 396/Pdt/2014/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Perdata dalam tingkat banding telah

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor : 13/ PDT/G/2013/ PN.JKT.IM. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang mengadili perkara perdata pada peradilan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 183 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 349/Pdt/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor : 259/B/2017/PT.TUN.JKT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan memutus sengketa

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL III - 1 III - 2 Daftar Isi BAB I KETENTUAN UMUM III-9 BAB II TATACARA PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 606/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 606/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 606/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 521/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. m e l a w a n

P U T U S A N Nomor 521/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. m e l a w a n P U T U S A N Nomor 521/Pdt/2013/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada peradilan tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN NOMOR 569 K/PID/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa dan mengadili perkara pidana memutuskan sebagai berikut dalam perkara

Lebih terperinci