BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 0 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obek Kaian.. Universitas Terbuka Universitas Terbuka (UT) yang diresmikan oleh Presiden RI pada tanggal 4 September 984 sebagai universitas negeri yang ke-45 dengan Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 984, merupakan perguruan tinggi negeri di Indonesia yang sepenuhnya menerapkan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ) (Tim ISO-UT 007). Sebagai konsekuensi dari sistem PTJJ ini, UT memiliki sistem organisasi yang berbeda dengan institusi pendidikan tinggi tatap muka. Perbedaan mendasar adalah dibentuknya Unit Program Belaar Jarak Jauh (UPBJJ)-UT yang tersebar di 37 kota di seluruh Indonesia. UPBJJ-UT berfungsi untuk memudahkan mahasiswa berhubungan dengan UT dalam rangka registrasi, layanan bahan aar & belaar, dan layanan uian. Gambar Peta lokasi 37 UPBJJ-UT di Indonesia. Perbedaan lainnya adalah dalam hal bahan aar dan pengelolaan belaar. Sesuai karakteristik PTJJ, UT menggunakan media belaar berupa bahan aar cetak (buku) dan bahan aar noncetak (misalnya audio-visual, komputer) untuk menyampaikan pelaaran. Namun sampai saat ini, UT masih mengutamakan

2 5 penggunaan bahan aar cetak. Bahan aar noncetak, misalnya kaset audio, CD, video dan tutorial via internet uga dikembangkan meskipun intensitas penggunaannya belum tinggi. Bahan aar noncetak ini hanya digunakan sebagai pelengkap, dan belum dikembangkan sebagai bagian yang terpadu dari satu mata kuliah (Andriani dalam Belawati et al. 999).. Pengelolaan Bahan Aar Pengelolaan bahan aar di Kantor Pusat UT meliputi kegiatan penyiapan master bahan aar, produksi bahan aar, dan pengiriman bahan aar. Bahan aar (BA) UT terdiri atas BA cetak dan BA noncetak. Seluruh mata kuliah UT dilengkapi dengan BA cetak yang merupakan BA utama (Tim Simintas-UT 004). Secara struktural, pengelolaan BA UT meliputi :. Persiapan BA cetak menadi master BA yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Bahan Aar Cetak (PPBAC). Master BA tersebut kemudian dicetak di perusahaan percetakan subkontrak.. Produksi BA noncetak yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Bahan Aar Non Cetak (PPBANC). 3. Penyimpanan BA cetak dan BA noncetak (kaset audio, CD) di gudang Kantor Pusat UT sebelum dikirim ke UPBJJ-UT. 4. Pengiriman BA oleh perusahaan pengiriman subkontrak (Tim ISO-UT 007)...3 Distribusi Fisik Menurut Kotler et al. (00), tuuan distribusi fisik adalah membawa barang yang tepat ke tempat yang tepat pada waktu yang tepat dengan biaya paling kecil. Biaya paling kecil berarti transportasi murah, persediaan rendah dan umlah gudang sedikit. Untuk mencapai tuuannya produsen produk dan asa fisik harus memutuskan cara terbaik untuk menyimpan dan memindahkan barang dan asanya ke pasar tuuan. Oleh sebab itu produsen perlu menyewa asa dari perusahaan distribusi fisik (perusahaan pergudangan dan transportasi) untuk

3 6 membantu tugas tersebut. Produsen memahami bahwa efektivitas distribusi fisik akan berpengaruh besar terhadap kepuasan pelanggan dan biaya perusahaan. Distribusi fisik dapat menadi efektif ika sistem distribusi fisik sesuai dengan tuuan. Penentuan sistem distribusi fisik akan mengarah pada biaya berikut: dengan D T D = T + FW + VW + S () = total biaya distribusi dari sistem yang diaukan = total biaya pengiriman dari sistem yang diaukan FW = total biaya tetap pergudangan (fied warehouse) dari sistem yang diaukan VW = total biaya variabel pergudangan (variable warehouse) (termasuk S persediaan) dari sistem yang diaukan = total biaya kerugian penualan karena rata-rata keterlambatan pengiriman di bawah sistem yang diaukan. (Kotler et al. 00).. Masalah Lokasi Fasilitas (Facility Location Problems) Masalah lokasi fasilitas merupakan masalah yang sangat kompleks dan masalah ini sangat terkait dengan masalah sistem distribusi fisik. Tuuan utama dari masalah lokasi fasilitas sama dengan masalah sistem distribusi fisik yaitu meminimalkan biaya distribusi. Beberapa contoh masalah lokasi fasilitas adalah : Masalah.. (Nemhauser 999) Tuuan masalah ini adalah menentukan lokasi fasilitas dan kemudian menempatkan konsumen yang dilayani oleh fasilitas tersebut sehingga meminimalkan total biayanya. Diberikan N {,,, n} digunakan dan I {,,, m} = sebagai himpunan lokasi fasilitas yang potensial = sebagai himpunan konsumen. Fasilitas akan ditempatkan pada dengan biaya c untuk N. Total biaya yang memenuhi permintaan konsumen i dari fasilitas adalah h i. Diberikan variabel biner yaitu = ika fasilitas ditempatkan pada dan = 0 ika lainnya. Misalkan fasilitas ditempatkan pada yang mempunyai

4 3 7 kapasitas u dan konsumen i mempunyai permintaan b i. Jika y i merupakan umlah barang yang dikirim dari fasilitas ke konsumen i, maka kendala yang dihadapi adalah :. Setiap permintaan konsumen harus dipenuhi yi = bi untuk i I N (). Konsumen i tidak dapat dilayani dari kecuali fasilitas ditempatkan di, yi u 0 untuk N (3) i I mn 0,, y R +. dengan { } n i Masalah lokasi fasilitas berkapasitas (capacitated facility location) ini merupakan masalah mied integer programming, dengan fungsi obektifnya adalah : (4) Minimumkan c + hi yi N i I N Masalah.. : Masalah Beer Belge (Rardin 998) Tuuan Beer Belge adalah meminimalkan biaya distribusi bir di Belgia yang memenuhi kebutuhan 4000 konsumennya dari 7 depot yang dimilikinya. Agar tuuan tersebut terpenuhi, Beer Belge mengalokasikan konsumennya menadi 650 daerah konsumen. Jadi, masalah yang harus diselesaikan adalah menentukan lokasi depot dan menentukan banyaknya pengiriman yang diperlukan untuk daerah-daerah konsumen tersebut. Didefinisikan : i = indeks depot ( i =,,,7 ) = indeks daerah konsumen ( =,,,650 ) h = koordinat sumbu pada pusat daerah konsumen k = koordinat sumbu y pada pusat daerah konsumen d = banyaknya pengiriman per tahun ke daerah konsumen i = koordinat sumbu depot i y i = koordinat sumbu y depot i w i = banyaknya pengiriman per tahun dari depot i ke daerah konsumen

5 4 8 Diasumsikan bahwa biaya pengiriman dari depot i ke daerah konsumen proporsional terhadap arak (euclidean) depot i ke daerah konsumen, sehingga model Beer Belge disusun sebagai berikut : (5) i= = Minimumkan wi ( i h ) + ( yi k ) (total biaya pengiriman) terhadap 7 wi = d,,,,650 i= = (banyaknya pengiriman) (6) w 0, i =,,,7 ; =,,,650. (7) i.3 Review Riset yang Relevan Gunnarson et al. (006) meneliti tentang masalah distribusi di Sodra Cell AB, Scandivania. Masalah distribusi ini mengkombinasikan masalah lokasi fasilitas dan VRP (Vehicle Routing Problem). Tuuan akhir dari masalah ini adalah meminimalkan biaya distribusi dan memenuhi permintaan 300 konsumen, baik dalam maupun luar negeri (seluruh Eropa). Masalah lokasi fasilitas yang dihadapi adalah menentukan terminal yang akan digunakan, yaitu terminal pelabuhan atau terminal dalam pulau. Dalam hal VRP, disusun tiga rute berdasarkan karakteristik benua Eropa yaitu rute A, rute B dan spot vessel. Masalah ini dibentuk menadi model linear mied integer programming (linear MIP), yang kemudian diselesaikan dengan metode heuristic dan disimulasikan dengan solver CPLEX 7.0. Permasalahan nyata berkaitan dengan permintaan konsumen yang tidak pasti diteliti Aghezzaf (005). Dalam penelitiannya, terlebih dahulu Aghezzaf mengembangkan model lokasi gudang dan perencanaan kapasitas gudang pada supply chain yang memiliki permintaan konsumen pasti. Formula yang digunakan berupa linear MIP. Model tersebut kemudian diperluas menadi model lokasi gudang dan perencanaan kapasitas gudang pada supply chain yang memiliki permintaan konsumen tidak pasti. Metode yang digunakan untuk menentukan ketakpastian permintaan adalah konsep optimasi robust yang dikombinasikan dengan metode relaksasi Langrange.

6 5 9 Kedua masalah di atas merupakan masalah lokasi fasilitas yang menggunakan formula linear MIP. Dalam Lee (007), masalah lokasi fasilitas merupakan salah satu aplikasi linear MIP dan nonlinear MIP. Lee meneliti tentang hasil simulasi model lokasi fasilitas tak berkapasitas (uncapacitated facility location) yang berupa linear MIP dan nonlinear MIP. Formula linear MIP dan nonlinear MIP dibandingkan dengan menggunakan strong forcing constraint dan weak forcing constraint. Kedua model tersebut kemudian disimulasikan menggunakan solver BONMIN (Basic Open-source Nonlinear Mied INteger programming)..4 Landasan Teori Untuk membuat model dari masalah lokasi fasilitas diperlukan beberapa pemahaman teori seperti Linear Programming (LP), Mied Integer Programming (MIP), Nonlinear Programming (NLP), metode Penalty dan metode Branch and Bound. Berikut ulasan teori tersebut :.4. Linear Programming Masalah Linear Programming (LP) adalah suatu masalah yang memaksimalkan (atau meminimalkan) suatu fungsi linear terhadap seumlah terhingga kendala linear (Chvatal 983). Model LP meliputi pengoptimuman suatu fungsi linear terhadap kendala linear (Nash & Sofer 996). berikut : Suatu LP mempunyai bentuk standar seperti yang didefinisikan sebagai Definisi. (Bentuk standar suatu LP) Suatu LP didefinisikan mempunyai bentuk standar : Minimumkan T z = c terhadap A = b 0 (8) dengan dan c berupa vektor berukuran n, vektor b berukuran m, sedangkan A berupa matriks berukuran m n yang disebut sebagai matriks kendala (Nash & Sofer 996).

7 0 6 LP dalam bentuk standar di atas dapat diselesaikan dengan metode simpleks. Metode simpleks merupakan salah satu metode yang dapat menghasilkan solusi optimum. Metode ini mulai dikembangkan oleh Dantzig tahun 947. Dalam perkembangannya, metode ini adalah metode yang paling umum digunakan untuk menyelesaikan LP, yaitu berupa metode iteratif untuk menyelesaikan masalah LP dalam bentuk standar (Nash & Sofer 996). Misalkan LP (8) akan diselesaikan dengan metode simpleks, maka asumsikan masalah LP (8) tidak degenerate (menurun) (Nash & Sofer 996). Pada LP (8), vektor yang memenuhi kendala A = b disebut sebagai solusi fisibel dari LP (8). Misalkan matriks A dapat dinyatakan sebagai A = ( B N ), dengan B adalah matriks yang elemennya berupa koefisien variabel basis dan N merupakan matriks yang elemennya berupa koefisien variabel nonbasis pada matriks kendala (Nash & Sofer 996). Jika vektor dapat dinyatakan sebagai vektor B = N, dengan B adalah vektor variabel basis dan N adalah vektor variabel nonbasis, maka A = b dapat dinyatakan sebagai B A = ( B N) = B + N = b B N N Karena B adalah matriks nonsingular, maka B memiliki invers, sehingga dari (9) B dapat dinyatakan sebagai B = B b B N (0) (Nash & Sofer 996). N (9) Definisi. (Solusi Basis) Solusi dari suatu LP disebut solusi basis ika :. Solusi tersebut memenuhi kendala pada LP. Kolom-kolom dari matriks koefisien kendala yang berpadanan dengan komponen nonzero adalah bebas linier (Nash & Sofer 996).

8 7 Definisi.3 (Solusi Basis Fisibel) Vektor disebut solusi basis fisibel ika merupakan solusi basis dan 0 (Nash & Sofer 996). berikut : Ilustrasi solusi basis dan solusi basis fisibel dapat dilihat dalam contoh Contoh. : Misalkan diberikan LP berikut : Minimumkan z = terhadap = = 3 + = 5 3,, 3, 4, 5 0 () Dari LP tersebut didapatkan 0 0 A = 0 0, b = Misalkan dipilih T = ( ) dan = ( ) B N maka matriks basis 0 0 B = Dengan menggunakan matriks basis tersebut, diperoleh = B b = ( 3 3) T dan ( ) B T 0 0 T. () N = Solusi () merupakan solusi basis, karena solusi tersebut memenuhi kendala pada LP () dan kolom-kolom pada matriks kendala yang berpadanan dengan komponen nonzero dari () yaitu B adalah bebas linier. Solusi ()

9 8 uga merupakan solusi basis fisibel, karena nilai-nilai variabelnya lebih dari atau sama dengan nol..4. Mied Integer Programming Dalam Nemhauser (999), linear Mied Integer Programming (MIP) dinyatakan sebagai : dengan Maksimumkan { :, n p c + hy A + Gy b +, y + } Z R (3) n Z + adalah himpunan vektor bilangan bulat tak negatif berdimensi-n, adalah himpunan vektor bilangan real tak negatif berdimensi-p dan = {,,, n} dan y = { y, y,, y p} p R + adalah variabel. Diberikan data ( c, h, A, G, b ) dengan c vektor berdimensi n, h vektor berdimensi p, A matriks berukuran m n, G matrik berukuran m p dan b vektor berdimensi m. Masalah ini dinyatakan MIP karena variabel berupa vektor bilangan bulat dan variabel y berupa vektor bilangan real. Masalah linear integer programming dinyatakan dengan : n Maksimumkan { :, + } c A b Z (4) yaitu masalah linear MIP yang hanya mempunyai variabel berupa vektor bilangan bulat. Pada beberapa model, variabel bilangan bulat dinyatakan pada batasan nilai 0 dan, sehingga variabel dalam masalah MIP tersebut dinyatakan sebagai n B, n B adalah himpunan vektor biner berdimensi-n. Masalah linear programming (LP) dinyatakan dengan : p Maksimumkan { :, + } hy Gy b y R (5) yaitu masalah linear MIP yang hanya mempunyai variabel y berupa vektor bilangan real. Definisi.4 (Linear Programming Relaksasi) Linear Programming relaksasi (LP-relaksasi) merupakan LP yang diperoleh dari suatu integer programming (IP) dengan menghilangkan kendala integer pada setiap variabelnya (Hiller & Liebermen 990).

10 Nonlinear Programming Masalah Nonlinear Programming (NLP) adalah suatu masalah yang memaksimalkan (atau meminimalkan) suatu fungsi nonlinear terhadap seumlah terhingga kendala linear atau nonlinear. Model NLP meliputi pengoptimuman suatu fungsi nonlinear terhadap kendala linear atau nonlinear (Nash & Sofer 996). Bentuk umum NLP adalah : Minimumkan f ( ) terhadap ( ) 0, g = i ξ i i ( ) 0, g i ζ (6) dengan ξ adalah himpunan indeks dari kendala berupa persamaan, dan ζ adalah himpunan indeks dari kendala berupa pertidaksamaan (Nash & Sofer 996). Fungsi nonlinear dikategorikan menadi dua fungsi yaitu fungsi conve dan fungsi concave. Fungsi linear merupakan fungsi conve dan fungsi concave. Fungsi conve Fungsi f dinyatakan sebagai conve ika garis lurus dari dua titik yang berubah-ubah berada tepat pada grafik atau di atas grafik tersebut. Suatu fungsi disebut strictly conve ika garis lurus antara dua titik selalu di atas grafik. Gambar Ilustrasi grafik fungsi conve.

11 30 4 Definisi.5 (fungsi conve satu variabel) Suatu fungsi f disebut conve ika dan hanya ika untuk setiap = (, ) dan untuk setiap λ, 0 λ (( λ ) λ ) ( λ ) ( ) λ ( ), f + f + f. (7) Menurut fungsi diferensial, definisi di atas ekuivalen dengan pernyataan untuk semua maka f conve ika f ( ) 0 ( Daellenbach et al. 983). Definisi.6 (fungsi conve multivariabel) Menurut fungsi diferensial terhadap dua variabel dan y, definisi di atas ekuivalen dengan pernyataan f 0, 0 f dan f f ( f ) 0 yy (Daellenbach et al. 983). (8) yy y Fungsi concave Suatu fungsi f dinyatakan sebagai concave ika garis lurus dari setiap dua titik berada tepat pada grafik atau di bawah grafik tersebut. Gambar 3 Ilustrasi grafik fungsi concave.

12 5 3 Definisi.7 (fungsi concave satu variabel) Suatu fungsi f disebut concave ika dan hanya ika untuk setiap = (, ) dan untuk setiap λ, 0 λ atau f (( λ ) λ ) ( λ ) ( ) λ ( ), f + f + f (9) adalah conve. Menurut fungsi diferensial, definisi di atas ekuivalen dengan pernyataan untuk semua maka f concave ika f ( ) 0 (Daellenbach et al. 983). Definisi.8 (fungsi concave multivariabel) Untuk fungsi f terhadap dua variabel dan y, maka menurut fungsi diferensial dinyatakan bahwa fungsi concave adalah f 0, 0 f dan f f ( f ) 0 yy (Daellenbach et al. 983). (0) yy y Secara umum, fungsi diferensial untuk lebih dari dua variabel dinyatakan dalam bentuk matriks Hessian ( n n), yang bersifat positif semidefinit untuk fungsi conve dan negatif semidefinit untuk fungsi concave (Daellenbach et al. 983). Definisi.9 (Global Optima) (Daellenbach et al. 983) Fungsi conve Fungsi concave Global minimum Pada satu titik stationer ika ada, ika tidak ada titik stationer Pada salah satu titik uung grafik maka pada salah satu titik uung grafik Global maksimum Pada salah satu titik uung grafik Pada satu titik stationer ika ada, ika tidak ada titik stationer maka pada salah satu titik uung grafik

13 Metode Penalty Nonlinear Programming (NLP) berkendala dapat dikonversikan menadi deret NLP tak berkendala dengan metode Penalty. Metode Penalty ini merupakan salah satu Sequential Unconstrained Minimization/Maimization Technique (SUMT) atau teknik meminimalkan/memaksimalkan deret tak berkendala. Metode Penalty menghilangkan NLP berkendala dan mensubstitusikan bentuk baru untuk menghukum ketakfisibelan fungsi obektifnya dalam bentuk : Minimumkan F ( ) f ( ) µ p ( ) = + i () i dengan µ adalah pengali penalty positif dan memenuhi p i ( ) (Rardin 999). = 0 ika memenuhi kendala i > 0 selainnya p i merupakan fungsi yang Untuk nilai-nilai µ yang besar, solusi dari persamaan () adalah akan memiliki p ( ) maka p ( ) 0 i yang dekat nol, dengan kata lain untuk setiap nilai µ i i (Bronson 997). i Jika metode Penalty digunakan untuk NLP berkendala, maka pengali µ seharusnya dimulai dengan nilai yang relatif kecil yang nilainya lebih besar dari 0 dan selalu meningkat dalam proses komputasinya (Rardin 999). Definisi.9 Jika nilai optimal * pada masalah penalty tak berkendala uga bernilai fisibel dalam model berkendala, maka nilai * optimal dalam NLP (Rardin 999). Jadi menurut definisinya, bentuk fungsi penalty pada persamaan () harus sama dengan 0 untuk setiap nilai yang fisibel dari NLP berkendala. Hal ini menunukkan bahwa optimisasi masalah penalty tak berkendala meliputi solusi optimal untuk model aslinya.

14 Metode Branch and Bound Metode Branch and Bound dikembangkan oleh A. Land dan G. Doig pada tahun 960 untuk masalah linear MIP dan linear Integer Programming (IP) (Taha 003). Metode ini sering dipakai dalam program komputer untuk aplikasi masalah riset operasi yang dibuat oleh perusahaan software. Keunggulan metode Branch and Bound terletak pada tingkat efektivitasnya dalam memecahkan masalah dengan hasil yang akurat (Taha 99). Prinsip dasar metode Branch and Bound adalah membagi daerah fisibel dari masalah LP-relaksasi dengan cara membuat subproblem-subproblem baru sehingga masalah linear IP terpecahkan. Daerah fisibel suatu LP adalah daerah yang memuat titik-titik yang dapat memenuhi kendala linear masalah LP. Berikut adalah langkah-langkah dalam metode Branch and Bound untuk masalah maksimisasi (Taha 003). Langkah 0 Tentukan batas bawah awal pada nilai obektif linear IP optimum adalah z =. Misalkan i = 0. Langkah (Pengukuran/Pembatasan) Pilih LP i sebagai subproblem berikutnya untuk diselesaikan. LP i dikatakan terukur ika menggunakan salah satu dari ketiga kondisi berikut :. Nilai z optimal dari LP i tidak dapat menghasilkan nilai obektif yang lebih baik daripada batas bawah yang diberikan. LP i menghasilkan solusi integer fisibel yang lebih baik daripada batas bawah yang diberikan 3. LP i tidak mempunyai solusi fisibel. Selesaikan LP i dan coba ukur bagian masalah itu dengan kondisi yang sesuai. Pada penyelesaian LP i akan timbul kasus berikut : a. Jika LP i terukur dan solusi yang lebih baik diperoleh maka perbarui batas bawah z. Jika semua subproblem telah terukur, hentikan. Linear IP optimum dihimpun dengan batas bawah yang diberikan, ika ada. Jika tidak, lakukan i = i + dan ulangi langkah.

15 8 34 b. Jika LP i tidak terukur, lanutkan ke langkah untuk melakukan pencabangan LP i. Langkah (Pencabangan) Pilih salah satu variabel, yang nilai optimum * dalam solusi LP i tidak integer. Eliminasi bidang * < < * + dengan membuat dua subproblem LP yang berkaitan dengan : < * dan > * + Lakukan i = i + dan lanutkan ke langkah. ( * *). didefinisikan sebagai integer terbesar yang kurang dari atau sama dengan Untuk memudahkan pemahaman metode Branch and Bound diberikan contoh sebagai berikut : Contoh. : (Taha 003) Misalkan diberikan linear IP sebagai berikut : Maksimumkan z = terhadap , 0 dan integer () Solusi linear IP di atas diperlihatkan oleh titik-titik pada gambar berikut = 3.75, =.5, z = Gambar 4 Daerah fisibel IP.

16 9 35 Dari gambar di atas solusi optimum dari LP-relaksasi (LP 0 ) adalah = 3.75, =.5 dan z = Solusi optimum tersebut tidak memenuhi persyaratan integer. Berdasarkan algoritma Branch and Bound subproblem yang baru harus dibuat. Pilih variabel yang optimum secara sembarang yang tidak memenuhi persyaratan integer, misalnya = Amati bahwa bidang ( 3 < < 4 ) bukan daerah fisibel bagi masalah linear IP. Oleh karena itu, eliminasi bidang tersebut dan ganti ruang LP 0 semula dengan dua ruang LP yaitu LP dan LP yang didefinisikan sebagai berikut:. Ruang LP = ruang LP 0 + ( 3). Ruang LP = ruang LP 0 + ( 4 ) Gambar berikut memperlihatkan ruang LP dan LP LP LP Gambar 5 LP dan LP dalam grafik. Dari gambar di atas karena batasan baru 3 dan 4 tidak dapat dipenuhi secara bersamaan, maka LP dan LP harus ditangani sebagai dua LP yang berbeda. Linear IP optimum akan berada di LP atau LP. Selesaikan masalah LP dan LP satu per satu. Misalkan LP dipilih pertama kali untuk diselesaikan, yaitu :

17 36 0 Maksimumkan z = terhadap , 0 dan integer (3) Dengan menyelesaikan LP di atas maka akan dihasilkan solusi optimum yang baru yaitu : = 3, = dan z = 3 (4) Karena LP sudah terukur, tidak perlu dilakukan pencabangan di LP. Persamaan (4) diadikan kandidat solusi bagi masalah IP. Sekarang akan dipecahkan LP, yaitu : Maksimumkan z = terhadap , 0 dan integer (5) Solusi dari (5) adalah sebagai berikut : = 4, = 0.83 dan z = 3.33 (6) Perhatikan (6), LP tidak terukur akibatnya pencabangan harus dilakukan lagi. Karena bernilai integer, pilih untuk membuat pencabangan yang baru. Gambar 6 adalah hasil pencabangan yang dilakukan dengan menggunakan metode Branch and Bound, penghitungan nilai-nilai variabel dilakukan dengan menggunakan Lingo 8.0 dan dapat dilihat pada Lampiran.

18 37 LP 0 = 3.75, =.5 dan z = LP =, = dan z = 3 3 LP =, = 0.83 dan z = LP 3 = 4.50, = 0 dan z =.50 LP 4 Tidak ada solusi fisibel 4 5 LP 5 =, = 0 dan z = 0 4 LP 6 Tidak ada solusi fisibel Gambar 6 Pencabangan yang dilakukan metode Branch and Bound untuk menemukan solusi IP. Pada Gambar 6 terlihat bahwa solusi LP dan LP 5 adalah kandidat solusi untuk (). Namun karena nilai z untuk LP lebih besar dari LP 5 maka solusi LP adalah solusi untuk ().

MODEL DISTRIBUSI BAHAN AJAR UNIVERSITAS TERBUKA DAN IMPLEMENTASINYA SITTA ALIEF FARIHATI

MODEL DISTRIBUSI BAHAN AJAR UNIVERSITAS TERBUKA DAN IMPLEMENTASINYA SITTA ALIEF FARIHATI MODEL DISTRIBUSI BAHAN AJAR UNIVERSITAS TERBUKA DAN IMPLEMENTASINYA SITTA ALIEF FARIHATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI BAHAN AJAR UNIVERSITAS TERBUKA DAN IMPLEMENTASINYA SITTA ALIEF FARIHATI UNIVERSITAS TERBUKA

MODEL DISTRIBUSI BAHAN AJAR UNIVERSITAS TERBUKA DAN IMPLEMENTASINYA SITTA ALIEF FARIHATI UNIVERSITAS TERBUKA MODEL DISTRIBUSI BAHAN AJAR UNIVERSITAS TERBUKA DAN IMPLEMENTASINYA SITTA ALIEF FARIHATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. suatu fungsi dalam variabel-variabel. adalah suatu fungsi linear jika dan hanya jika untuk himpunan konstanta,.

II LANDASAN TEORI. suatu fungsi dalam variabel-variabel. adalah suatu fungsi linear jika dan hanya jika untuk himpunan konstanta,. II LANDASAN TEORI Pada pembuatan model penjadwalan pertandingan sepak bola babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014 Zona Amerika Selatan, diperlukan pemahaman beberapa teori yang digunakan di dalam penyelesaiannya,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah penentuan rute bus karyawan mendapat perhatian dari para peneliti selama lebih kurang 30 tahun belakangan ini. Masalah optimisasi rute bus karyawan secara matematis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tingginya mobilitas penduduk di suatu negara terutama di kota besar tentulah memiliki banyak permasalahan, mulai dari kemacetan yang tak terselesaikan hingga moda

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming 4 II TINJAUAN PUSTAKA Untuk memahami permasalahan yang berhubungan dengan penentuan rute optimal kendaraan dalam mendistribusikan barang serta menentukan solusinya maka diperlukan beberapa konsep teori

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar elakang Sepak bola merupakan olahraga yang populer di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Sepak bola sebenarnya memiliki perangkat-perangkat penting yang harus ada dalam penyelenggaraannya,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kamar darurat (Emergency Room/ER) adalah tempat yang sangat penting peranannya pada rumah sakit. Aktivitas yang cukup padat mengharuskan kamar darurat selalu dijaga oleh

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam merupakan interupsi signifikan terhadap kegiatan operasional sehari-hari yang bersifat normal dan berkesinambungan. Interupsi ini dapat menyebabkan entitas

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI (ITDP 2007)

II LANDASAN TEORI (ITDP 2007) 2 II LADASA EORI Untuk membuat model optimasi penadwalan bus ransakarta diperlukan pemahaman beberapa teori. erikut ini akan dibahas satu per satu. 2.1 Penadwalan 2.1.1 Definisi Penadwalan Penadwalan merupakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 0 I PEDAHULUA. Latar Belakang Peternakan didefinisikan sebagai suatu usaha untuk membudidayakan hewan ternak. Jika dilihat dari enis hewan yang diternakkan, terdapat berbagai enis peternakan, salah satunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riset Operasi Masalah pengoptimalan timbul sejak adanya usaha untuk menggunakan pendekatan ilmiah dalam memecahkan masalah manajemen suatu organisasi. Sebenarnya kegiatan yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan bagian penting dari sumber daya alam yang mempunyai karakteristik unik, karena air bersifat terbarukan dan dinamis. Ini artinya sumber utama air yang berupa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu observasi yang berguna dalam bidang komputasi di tahun 1970 adalah observasi terhadap permasalahan relaksasi Lagrange. Josep Louis Lagrange merupakan tokoh ahli

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 8 I PENDAHULUAN Latar elakang Pendistribusian suatu barang merupakan persoalan yang sering diumpai baik oleh pemerintah maupun oleh produsen Dalam pelaksanaannya sering kali dihadapkan pada berbagai masalah

Lebih terperinci

sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif, Ax = b, dengan = dapat

sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif, Ax = b, dengan = dapat sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif nilai variabel-variabel keputusannya memenuhi suatu himpunan kendala yang berupa persamaan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Manajemen operasi suatu industri penerbangan merupakan suatu permasalahan Operations Research yang kompleks Secara umum, perusahaan dihadapkan pada berbagai persoalan dalam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa isu yang merebak akhir-akhir ini menunukkan bahwa pertumbuhan umlah penduduk di dunia yang saat ini mencapai sekitar 6.8 milyar berdampak pada aktivitasaktivitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan metode-metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Simpleks dan Metode Branch

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier digunakan untuk menunjukkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sukarelawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya tanpa mengharapkan imbalan. Sukarelawan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicle Routing Problem (VRP) merupakan salah satu permasalahan yang terdapat pada bidang Riset Operasional. Dalam kehidupan nyata, VRP memainkan peranan penting dalam

Lebih terperinci

OPTIMASI (Pemrograman Non Linear)

OPTIMASI (Pemrograman Non Linear) OPTIMASI (Pemrograman Non Linear) 3 SKS PILIHAN Arrival Rince Putri, 013 1 Silabus I. Pendahuluan 1. Perkuliahan: Silabus, Referensi, Penilaian. Pengantar Optimasi 3. Riview Differential Calculus II. Dasar-Dasar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Menurut Aminudin (2005), program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linear Menurut Sitorus, Parlin (1997), Program Linier merupakan suatu teknik penyelesaian optimal atas suatu problema keputusan dengan cara menentukan terlebih dahulu suatu

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Linier Penyelesaian program linear dengan algoritma interior point dapat merupakan sebuah penyelesaian persoalan yang kompleks. Permasalahan dalam program linier mungkin

Lebih terperinci

BAB 2 PROGRAM LINIER DAN TAK LINIER. Program linier (Linear programming) adalah suatu masalah matematika

BAB 2 PROGRAM LINIER DAN TAK LINIER. Program linier (Linear programming) adalah suatu masalah matematika BAB 2 PROGRAM LINIER DAN TAK LINIER 2.1 Program Linier Program linier (Linear programming) adalah suatu masalah matematika yang mempunyai fungsi objektif dan kendala berbentuk linier untuk meminimalkan

Lebih terperinci

Modul 8. PENELITIAN OPERASIONAL INTEGER PROGRAMMING. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Modul 8. PENELITIAN OPERASIONAL INTEGER PROGRAMMING. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Modul 8. PENELITIAN OPERASIONAL INTEGER PROGRAMMING Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007 2 PENDAHULUAN Salah

Lebih terperinci

III RELAKSASI LAGRANGE

III RELAKSASI LAGRANGE III RELAKSASI LAGRANGE Relaksasi Lagrange merupakan salah satu metode yang terus dikembangkan dalam aplikasi pemrograman matematik. Sebagian besar konsep teoretis dari banyak aplikasi menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori teori yang berhubungan dengan pembahasan ini sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND DALAM PENYELESAIAN MASALAH PADA INTEGER PROGRAMMING

PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND DALAM PENYELESAIAN MASALAH PADA INTEGER PROGRAMMING Jurnal Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Volume, Nomor, Oktober 05 PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND DALAM PENYELESAIAN MASALAH PADA INTEGER PROGRAMMING Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan UKM dalam negeri didominasi oleh industri makanan, salah satunya produk roti yang menunukan bahwa minat masyarakat terhadap produk ini terus bertambah.

Lebih terperinci

OPTIMASI JADWAL UJIAN DI PERGURUAN TINGGI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND

OPTIMASI JADWAL UJIAN DI PERGURUAN TINGGI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND OPTIMASI JADWAL UJIAN DI PERGURUAN TINGGI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND Asmara Iriani Tarigan Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Terbuka, Tangerang Banten asmara@mail.ut.ac.id ABSTRAK Pengunaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif, yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu effective yang artinya berhasil. Menurut kamus ilmiah popular, efektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu tempat dimana sumber daya dasar dikelola dengan proses yang sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu hasil berupa barang atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka pada bab ini akan membahas tentang pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan fungsi, turunan parsial, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, fungsi konveks

Lebih terperinci

PENYELESAIAN ASYMMETRIC TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA HUNGARIAN DAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC.

PENYELESAIAN ASYMMETRIC TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA HUNGARIAN DAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC. PENYELESAIAN ASYMMETRIC TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA HUNGARIAN DAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC Caturiyati Staf Pengaar Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY E-mail: wcaturiyati@yahoo.com

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Linear Programming Linear Programming (LP) merupakan metode yang digunakan untuk mencapai hasil terbaik (optimal) seperti keuntungan maksimum atau biaya minimum dalam model matematika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemrograman Non Linier Pemrograman Non linier merupakan pemrograman dengan fungsi tujuannya saja atau bersama dengan fungsi kendala berbentuk non linier yaitu pangkat dari variabelnya

Lebih terperinci

BAB 2 MODEL PERSOALAN LOKASI FASILITAS BERKAPASITAS

BAB 2 MODEL PERSOALAN LOKASI FASILITAS BERKAPASITAS BAB 2 MODEL PERSOALAN LOKASI FASILITAS BERKAPASITAS 2.1 Pengertian Lokasi Fasilitas Pemilihan suatu lokasi merupakan hal yang sangat penting, karena faktor biaya dipengaruhi oleh fasilitas yang akan di

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI DALAM MANAJEMEN HUTAN

PENENTUAN LOKASI DALAM MANAJEMEN HUTAN PENENTUAN LOKASI DALAM MANAJEMEN HUTAN Oleh : KABUL EKA PRIANA G54102023 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 ABSTRAK KABUL EKA PRIANA. Penentuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Program Linear Program Linear adalah suatu cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi suatu model linear dengan berbagai kendala yang dihadapinya. Masalah program

Lebih terperinci

MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI

MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI Tri Hernawati Staf Pengaar Kopertis Wilayah I Dpk Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara Medan Abstrak Profit yang maksimal merupakan tuuan utama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Distribusi merupakan proses pemindahan barang-barang dari tempat produksi ke berbagai tempat atau daerah yang membutuhkan. Kotler (2005) mendefinisikan bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan diberikan kajian teori mengenai matriks dan operasi matriks, program linear, penyelesaian program linear dengan metode simpleks, masalah transportasi, hubungan masalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Linear Programming 2.1.1 Model Linier Programming Pemrograman linier adalah sebuah model matematik untuk menjelaskan suatu persoalan optimasi. Istilah linier menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) Menurut Sri Mulyono (1999), Program Linier (LP) merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi 34 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi Hamdy A Taha (1996) mengemukakan bahwa dalam arti sederhana, model transportasi berusaha menentukan sebuah rencana transportasi sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu teknik penyelesaian optimal atas suatu problema keputusan dengan cara menentukan terlebih dahulu fungsi tujuan (memaksimalkan atau meminimalkan)

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Menurut Asghar (2000), secara garis besar masalah optimisasi terbagi dalam beberapa tipe berikut:

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Menurut Asghar (2000), secara garis besar masalah optimisasi terbagi dalam beberapa tipe berikut: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Masalah Optimisasi dan Program Non Linier Menurut Asghar (2000), secara garis besar masalah optimisasi terbagi dalam beberapa tipe berikut: 1. Masalah optimisasi tanpa kendala.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Matematika Model matematika adalah suatu rumusan matematika (dapat berbentuk persamaan, pertidaksamaan, atau fungsi) yang diperoleh dari hasil penafsiran seseorang ketika

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX Latar Belakang Sulitnya menggambarkan grafik berdimensi banyak atau kombinasi lebih dari dua variabel. Metode grafik tidak mungkin dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

Rivised Simpleks Method (metode simpleks yang diperbaiki)

Rivised Simpleks Method (metode simpleks yang diperbaiki) Rivised impleks Method (metode simpleks yang diperbaiki) Metode simpleks yang sudah kita pelajari, menunjukkan bahwa setiap perpindahan tabel baru selalu membawa semua elemen yang terdapat dalam tabel.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Optimasi adalah suatu proses pencarian hasil terbaik. Proses ini dalam analisis sistem diterapkan terhadap alternatif yang dipertimbangkan, kemudian dari hasil tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Integer Program Integer merupakan pengembangan dari Program Linear dimana beberapa atau semua variabel keputusannya harus berupa integer. Jika hanya sebagian variabel

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT IRWAN HADI PRAYITNO G

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT IRWAN HADI PRAYITNO G PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI JAKARTA PUSAT IRWAN HADI PRAYITNO G 54102028 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRACT

Lebih terperinci

PENJADWALAN KERETA API MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER DWI SETIANTO

PENJADWALAN KERETA API MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER DWI SETIANTO PENJADWALAN KERETA API MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER DWI SETIANTO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK DWI SETIANTO.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan, BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan, pemrograman linear, metode simpleks, teorema dualitas, pemrograman nonlinear, persyaratan karush kuhn

Lebih terperinci

12/15/2014. Apa yang dimaksud dengan Pemrograman Bulat? Solusi yang didapat optimal, tetapi mungkin tidak integer.

12/15/2014. Apa yang dimaksud dengan Pemrograman Bulat? Solusi yang didapat optimal, tetapi mungkin tidak integer. 1 PEMROGRAMAN LINEAR BULAT (INTEGER LINEAR PROGRAMMING - ILP) Apa yang dimaksud dengan Pemrograman Bulat? METODE SIMPLEKS Solusi yang didapat optimal, tetapi mungkin tidak integer. 2 1 INTEGER LINEAR PROGRAMMING

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS FUZZY UNTUK PERMASALAHAN PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN VARIABEL TRAPEZOIDAL FUZZY

METODE SIMPLEKS FUZZY UNTUK PERMASALAHAN PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN VARIABEL TRAPEZOIDAL FUZZY Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 01 No. 1 (2012) hal 23 30. METODE SIMPLEKS FUZZY UNTUK PERMASALAHAN PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN VARIABEL TRAPEZOIDAL FUZZY Anastasia Tri Afriani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat, berakibat beberapa perusahaan mengalami peningkatan biaya pendistribusian produk. Pendistribusian

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI VEHICLE ROUTING PROBLEM DAN IMPLEMENTASINYA ISKANDAR

MODEL OPTIMASI VEHICLE ROUTING PROBLEM DAN IMPLEMENTASINYA ISKANDAR MODEL OPTIMASI VEHICLE ROUTING PROBLEM DAN IMPLEMENTASINYA ISKANDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Dian Wirdasari Abstrak Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan dari industri atau perusahaan adalah menciptakan laba yang maksimal. Salah satu bentuk usahanya adalah dengan memaksimumkan hasil produksi atau meminimumkan

Lebih terperinci

Integer Programming (Pemrograman Bulat)

Integer Programming (Pemrograman Bulat) Integer Programming (Pemrograman Bulat) Pemrograman bulat dibutuhkan ketika keputusan harus dilakukan dalam bentuk bilangan bulat (bukan pecahan yang sering terjadi bila kita gunakan metode simpleks).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah dalam menentukan rantaian terpendek diantara pasangan node (titik) tertentu dalam suatu graph telah banyak menarik perhatian. Persoalan dirumuskan sebagai kasus

Lebih terperinci

KOMBINASI PERSYARATAN KARUSH KUHN TUCKER DAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PEMROGRAMAN KUADRATIK KONVEKS BILANGAN BULAT MURNI

KOMBINASI PERSYARATAN KARUSH KUHN TUCKER DAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PEMROGRAMAN KUADRATIK KONVEKS BILANGAN BULAT MURNI Jurnal LOG!K@ Jilid 7 No 1 2017 Hal 52-60 ISSN 1978 8568 KOMBINASI PERSYARATAN KARUSH KUHN TUCKER DAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PEMROGRAMAN KUADRATIK KONVEKS BILANGAN BULAT MURNI Khoerunisa dan Muhaza

Lebih terperinci

BAB 2 PROGRAM INTEGER. Program linear merupakan metode matematika untuk mengalokasikan sumber

BAB 2 PROGRAM INTEGER. Program linear merupakan metode matematika untuk mengalokasikan sumber BAB 2 PROGRAM INTEGER 2.1 Program Linear Program linear merupakan metode matematika untuk mengalokasikan sumber daya yang biasanya terbatas supaya mencapai hasil yang optimal, misalnya memaksimumkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman yang semakin berkembang membuat persoalan semakin kompleks, tidak terkecuali persoalan yang melibatkan persoalan matematika. Dalam pemecahannya, matematika memegang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa pengertian dari optimasi bersyarat dengan kendala persamaan menggunakan multiplier lagrange serta penerapannya yang akan digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

Matematika Bisnis (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM.

Matematika Bisnis (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM. (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com - Linear Programming Linear programing (LP) adalah salah satu metode matematis yang digunakan untuk

Lebih terperinci

UJM 3 (2) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

UJM 3 (2) (2014) UNNES Journal of Mathematics. UJM 3 (2) (2014) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm IMPLEMENTASI ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA 0-1 KNAPSACK PROBLEM UNTUK MENGOPTIMALKAN MUATAN BARANG Arum Pratiwi,

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENJADWALAN PERTANDINGAN SEPAK BOLA DENGAN SISTEM ROUND-ROBIN ABDILLAH

PENYELESAIAN MASALAH PENJADWALAN PERTANDINGAN SEPAK BOLA DENGAN SISTEM ROUND-ROBIN ABDILLAH PENYELESAIAN MASALAH PENJADWALAN PERTANDINGAN SEPAK BOLA DENGAN SISTEM ROUND-ROBIN ABDILLAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PENYELESAIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1947, George B. Dantzig, seorang anggota kelompok penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1947, George B. Dantzig, seorang anggota kelompok penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada tahun 1947, George B. Dantzig, seorang anggota kelompok penelitian Angkatan Udara Amerika Serikat yang dikenal sebagai Project SCOOP (Scientific Computation Of

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS

BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS A. Metode Simpleks Metode simpleks yang sudah kita pelajari, menunjukkan bahwa setiap perpindahan tabel baru selalu membawa semua elemen yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Perencanaan Produksi Produksi yang dalam bahasa inggris disebut production adalah keseluruhan proses yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa Produk yang dihasilkan sebagai

Lebih terperinci

Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2 1,2 Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 1 wcaturiyati@yahoo.com 2 himmawatipl@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

SYARAT FRITZ JOHN PADA MASALAH OPTIMASI BERKENDALA KETAKSAMAAN. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

SYARAT FRITZ JOHN PADA MASALAH OPTIMASI BERKENDALA KETAKSAMAAN. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak Syarat Fritz John... (Caturiyati) SYARAT FRITZ JOHN PADA MASALAH OPTIMASI BERKENDALA KETAKSAMAAN Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2 1,2 Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 1 wcaturiyati@yahoo.com

Lebih terperinci

R PROGRAM APLIKASI PENYELESAIAN MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT MENGGUNAKAN METODE MEHAR

R PROGRAM APLIKASI PENYELESAIAN MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT MENGGUNAKAN METODE MEHAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dunia bisnis, manajemen rantai suplai merupakan strategi klasik yang banyak digunakan oleh industri atau perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Salah satu tingkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori graf 2.1.1 Defenisi graf Graf G adalah pasangan {,} dengan adalah himpunan terhingga yang tidak kosong dari objek-objek yang disebut titik (vertex) dan adalah himpunan pasangan

Lebih terperinci

BAB LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 1 LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN inear programming adalah suatu teknis matematika yang dirancang untuk membantu manajer dalam merencanakan dan membuat keputusan dalam mengalokasikan

Lebih terperinci

BAB II METODE SIMPLEKS

BAB II METODE SIMPLEKS BAB II METODE SIMPLEKS 2.1 Pengantar Salah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan dalam pemrograman linier adalah metode simpleks. Penentuan solusi optimal menggunakan metode simpleks didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Linear adalah suatu alat yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi suatu model linear dengan keterbatasan-keterbatasan sumber daya yang tersedia.

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN INTEGER DENGAN FUNGSI OBJEKTIF LINEAR SEPOTONG - SEPOTONG

PEMROGRAMAN INTEGER DENGAN FUNGSI OBJEKTIF LINEAR SEPOTONG - SEPOTONG PEMROGRAMAN INTEGER DENGAN FUNGSI OBJEKTIF LINEAR SEPOTONG - SEPOTONG Oleh : FEBIANA RESI SAPTA G540037 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 008

Lebih terperinci

kita menggunakan variabel semu untuk memulai pemecahan, dan meninggalkannya setelah misi terpenuhi

kita menggunakan variabel semu untuk memulai pemecahan, dan meninggalkannya setelah misi terpenuhi Lecture 4: (B) Supaya terdapat penyelesaian basis awal yang fisibel, pada kendala berbentuk = dan perlu ditambahkan variabel semu (artificial variable) pada ruas kiri bentuk standarnya, untuk siap ke tabel

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMA LINIER : MODEL TRANSPORTASI

BAB V PROGRAMA LINIER : MODEL TRANSPORTASI BAB V PROGRAMA LINIER : MODEL TRANSPORTASI Model transportasi berkaitan dengan penentuan rencana berbiaya rendah untuk mengirimkan satu barang dari seumlah sumber (misalnya, pabrik) ke seumlah tuuan (misalnya,

Lebih terperinci

Optimasi Rute Pengangkutan Sampah Dengan Metode Vehicle Routing Problem With Time Window Menggunakan Binary Integer Programming

Optimasi Rute Pengangkutan Sampah Dengan Metode Vehicle Routing Problem With Time Window Menggunakan Binary Integer Programming Optimasi Rute Pengangkutan Sampah Dengan Metode Vehicle Routing Problem With Time Window Menggunakan Binary Integer Programming Dwi Sutrisno 1, M. Adha Ilhami 2, Evi Febianti 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI xvi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan elemen-elemen yang berbentuk persegi panjang yang terdiri dari baris dan kolom dan dibatasi dengan tanda [ ] atau (

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode-metode ilmiah dari teori-teori yang digunakan dalam penyelesaian persoalan untuk menentukan model program linier dalam produksi.. 2.1 Teori

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier merupakan model matematik untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber organisasi. Kata sifat linier digunakan untuk menunjukkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND (B&B)DALAM MENENTUKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM PENJUALAN TEMPE

PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND (B&B)DALAM MENENTUKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM PENJUALAN TEMPE PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND (B&B)DALAM MENENTUKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM PENJUALAN TEMPE Eagar Marantika 1), Heru Haerul Anwar 2), Muhammad Nur Aliffuddin 3), Rizal Fauzi 4),Robiyana 5), Ryan Agung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton,

Lebih terperinci

Taufiqurrahman 1

Taufiqurrahman 1 PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX Latar Belakang Sulitnya menggambarkan grafik berdimensi banyak atau kombinasi lebih dari dua variabel. Metode grafik tidak mungkin dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX

PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX PENDAHULUAN Metode simpleks ini adalah suatu prosedur aljabar yang bukan secara grafik untuk mencari nilai optimal dari fungsi tujuan dalam masalah-masalah optimisasi

Lebih terperinci

BAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL

BAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL BAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL Optimisasi kombinatorial merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencari semua kemungkinan nilai real dari suatu fungsi objektif. Proses pencarian dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu produk mempunyai peran yang penting dalam suatu mata rantai produksi. Hal yang paling relevan dalam pendistribusian suatu produk adalah transportasi

Lebih terperinci

BAB III. SOLUSI GRAFIK

BAB III. SOLUSI GRAFIK BAB III. SOLUSI GRAFIK Salah satu metode pengoptimalan yang dapat digunakan adalah grafik. Fungsi tujuan dan kendala permasalahan digambarkan menggunakan bantuan sumbu absis (horizontal) dan ordinat (vertikal)

Lebih terperinci