I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan dari industri atau perusahaan adalah menciptakan laba yang maksimal. Salah satu bentuk usahanya adalah dengan memaksimumkan hasil produksi atau meminimumkan jumlah keterlambatan produksi yang akan didistribusikan. Tetapi sebuah perusahaan memiliki sumber daya yang terbatas sehingga diperlukan bermacam-macam metode untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu cara atau metode yang digunakan adalah dengan membuat sebuah penjadwalan produksi yang efektif dan efisien. Salah satu perusahaan yang memiliki permasalahan penjadwalan produksi yang efektif dan efisien adalah PT Nippon Indosari Corpindo, sebuah perusahaan berskala besar yang memproduksi makanan ringan, khususnya roti dan kue yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang. PT Nippon Indosari Corpindo memproduksi roti dengan label SariRoti dan Boti dalam berbagai macam rasa. Secara garis besar, PT Nippon Indosari Corpindo memproduksi roti manis, roti tawar, dan kue dengan total 37 jenis rasa. Penelitian ini dikhususkan pada produksi roti manis. PT Nippon Indosari Corpindo memproduksi 23 jenis roti manis berlabel SariRoti. Dalam memproduksi berbagai jenis roti manis tersebut, PT Nippon Indosari Corpindo memiliki banyak pilihan untuk membuat sebuah penjadwalan produksi. Penjadwalan tersebut bergantung pada kapasitas dan waktu, yaitu roti apa yang akan diproduksi dan jumlah roti yang harus diselesaikan untuk dikirimkan sesuai dengan permintaan yang telah ditetapkan. Pada awalnya, PT Nippon Indosari Corpindo menjadwalkan produksi roti secara manual sehingga terdapat beberapa kesulitan dalam membuat penjadwalan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penjadwalan produksi yang efektif dengan tujuan agar pesanan roti manis yang ada dapat dipenuhi dan juga dapat meningkatkan kapasitas produksi roti. Penjadwalan produksi yang efektif tersebut ternyata dapat diselesaikan dengan salah satu bidang ilmu matematika, yaitu riset operasi yang dibahas dalam Sequencing and Scheduling: An Introduction to the Mathematics of the Job-Shop [French,1982]. 1.2 Tujuan Secara umum tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa pemodelan riset operasi dapat digunakan untuk menyelesaikan salah satu permasalahan nyata. Secara khusus tulisan ini ditujukan untuk menentukan jadwal optimal produksi roti manis dengan menggunakan metode heuristik. Hasil dari penjadwalan ini diharapkan dapat menghasilkan jadwal dengan waktu kerja minimum untuk memenuhi pesanan roti. Kasus yang diambil adalah pada produksi roti manis SariRoti. II LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Definisi Penjadwalan Penjadwalan merupakan proses pengorganisasian, pemilihan, dan penetapan penggunaan sumber daya dalam rangka melaksanakan semua aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan luaran (output) yang diinginkan pada saat yang telah direncanakan, dengan pembatas waktu dan hubungan antara aktivitas dan sumber daya tertentu (Morton & Pentico, 1993). Definisi di atas mengimplikasikan bahwa jika jumlah sumber daya tidak terbatas, maka masalah penjadwalan tidak akan ada. Morton & Pentico (1993) juga mendefinisikan penjadwalan sebagai pengambilan keputusan tentang penyesuaian aktivitas dan sumber daya dalam rangka menyelesaikan sekumpulan job tepat pada waktunya. Keputusan yang diambil dalam penjadwalan meliputi pengurutan (sequencing), penetapan waktu (timing), dan penghubung antarproses (routing) Tujuan Penjadwalan Bedworth (1982) menyatakan beberapa tujuan penjadwalan yang penting, yaitu: 1. meningkatkan utilitas atau kegunaan sumber daya, 2. mengurangi total waktu proses seluruh pekerjaan (makespan), 3. mengurangi rata-rata jumlah pekerjaan yang menunggu untuk diproses oleh suatu sumber daya, 4. meminimumkan keterlambatan pemenuhan suatu job.

2 Elemen Penjadwalan Elemen-elemen yang perlu diketahui dalam proses penjadwalan produksi adalah 1. Job Job didefinisikan sebagai suatu pekerjaan untuk yang harus diselesaikan memperoleh suatu produk atau hasil. Job umumnya terdiri atas satu atau beberapa proses. 2. Proses Proses merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah sebuah job. Setiap job minimal terdiri atas satu proses. Setiap proses memiliki deskripsi, waktu proses, waktu set-up, tempat, dan alat pemrosesan. 3. Sumber daya Sumber daya dapat berupa mesin, tool, atau pekerja yang digunakan untuk menyelesaikan proses suatu job. Setiap mesin hanya dapat mengerjakan satu job pada satu waktu tertentu Informasi Dasar Penjadwalan Menurut Dinarwan (1998), terdapat tiga informasi dasar dalam penjadwalan, yaitu: 1. Waktu proses (tj): jumlah waktu yang dibutuhkan oleh job j. 2. Ready time (rj): titik waktu di mana job j dapat diproses. Pada waktu kedatangan job, dapat diasumsikan bahwa rj bernilai nol untuk setiap job. 3. Due date (dj): titik waktu di mana proses pengerjaan job j harus selesai Permasalahan dalam Penjadwalan Masalah penjadwalan seringkali muncul jika terdapat sekumpulan job yang harus dikerjakan tetapi terdapat pertanyaan mengenai job yang mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu, bagaimana urutan proses dari job-job berikutnya, serta pengalokasian proses pada mesin, sehingga diperoleh suatu proses produksi yang terjadwal dengan waktu yang minimum. Secara umum permasalahan penjadwalan dapat dinyatakan 1. misalkan α adalah risiko yang ditanggung jika mengerjakan tugas A lebih dahulu daripada tugas B, 2. misalkan β adalah risiko yang ditanggung mengerjakan tugas B lebih dahulu daripada tugas A, 3. jika α lebih besar daripada β, maka tugas B dikerjakan lebih awal, kemudian diikuti oleh tugas A. Pemilihan α dan β dapat dikaitkan dengan pemilihan kriteria optimalitas yang ditetapkan oleh pengambil keputusan Kriteria Optimalitas Pemilihan kriteria optimalitas merupakan tahap di mana seseorang harus memilih output yang bagaimanakah yang diinginkan keputusan dalam oleh pengambil pelaksanaan penjadwalan produksi. Kriteria optimalitas yang biasa digunakan adalah 1. Minimasi waktu proses, yaitu waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proses di dalam suatu job. 2. Minimasi makespan, yaitu total waktu untuk proses yang dibutuhkan menyelesaikan semua job. 3. Minimasi waktu tunggu (waiting time), yaitu waktu menunggu seluruh proses dari suatu job. 4. Minimasi rata-rata flow time, yaitu waktu yang dibutuhkan sejak suatu job mulai masuk sampai semua proses selesai (termasuk waktu menunggu). 5. Minimasi waktu keterlambatan (tardiness), yaitu keterlambatan waktu penyelesaian suatu job dari waktu yang telah ditentukan (due date). Secara umum, kriteria optimalitas dalam proses penjadwalan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian: 1. Berkaitan dengan waktu Beberapa kriteria yang terkait dengan waktu adalah minimasi rata-rata flow time minimasi makespan, dan minimasi tardiness. 2. Berkaitan dengan biaya Kriteria ini lebih menekankan pada unsur biaya, dan kurang atau bahkan tidak memperhatikan kriteria waktu yang ada sehingga dengan suatu penjadwalan produksi tertentu diharapkan ongkos yang minimal. 3. Kriteria gabungan Beberapa kriteria optimalitas tersebut dapat digabungkan dan dapat dikombinasikan sehingga menjadi multi kriteria. 2.2 Job-Shop Scheduling Problem (JSP) Job-Shop Scheduling Problem (JSP) merupakan suatu permasalahan khusus dari scheduling yang melibatkan m mesin dengan n jobs yang mungkin untuk diproses di mana setiap job terdiri dari k proses. Setiap proses tersebut memerlukan mesin yang spesifik di mana beberapa tipe dari setiap proses bisa

3 3 dilakukan tetapi hanya satu proses yang dapat diproses di dalam mesin tersebut. Masalah utama dari JSP ini adalah bagaimana membuat jadwal yang feasible dan efektif dengan waktu yang minimal untuk setiap job dikerjakan pada mesin yang ada dari waktu proses nol sampai dengan proses tersebut selesai. [K.R. Baker, 1974] Kondisi Umum dan Asumsi dalam JSP Beberapa kondisi umum di dalam JSP adalah 1. suatu proses dalam sebuah job tidak bisa dimulai sampai proses sebelumnya dari job tersebut selesai, 2. suatu proses dalam sebuah job tidak bisa dimulai sampai mesin yang akan digunakan kosong atau selesai digunakan, 3. suatu proses tidak bisa dimulai sampai proses tersebut telah memenuhi urutan dari job tersebut. Permasalahan JSP dikatakan feasible jika telah memenuhi kondisi di atas. Sementara itu, beberapa asumsi yang biasa dipakai dalam JSP adalah: 1. beberapa job memiliki proses yang berbeda sebanyak m buah di mana satu proses untuk satu mesin, 2. tidak ada job yang bisa dibatalkan dan semua job harus diproses, 3. suatu proses diizinkan untuk menunggu proses sebelumnya selesai, 4. setiap mesin memiliki tipe yang berbeda, 5. suatu mesin mungkin akan kosong, 6. tidak ada mesin yang melakukan lebih dari satu proses pada waktu yang bersamaan, 7. tidak ada mesin yang rusak dan semua mesin available untuk digunakan. Untuk memudahkan menyelesaikan JSP, para ahli membuat suatu notasi yang mudah dimengerti untuk merepresentasikan tipe dari JSP. Permasalahan ini dapat ditulis dengan: N/M/A/B yang dijelaskan dalam tabel Tabel 1. Notasi dari JSP N Jumlah jobs M Jumlah mesin A Jenis dari JSP, yaitu : F menunjukkan kasus flow-shop O menunjukkan kasus open-shop G menunjukkan kasus job-shop secara umum B Fungsi objektif yang akan diminimumkan dalam JSP Tipe Umum JSP Secara umum, JSP dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tipe, yaitu: 1. Flow-Shop JSP bertipe flow-shop memiliki permasalahan di mana urutan proses dari suatu job berurut sesuai dengan jumlah mesin. Pola aliran pada flow-shop untuk semua job cenderung memiliki urutan proses yang sama. Flow-shop yang terdiri atas tiga mesin (M1,M2,M3) dan tiga job yang masing-masing memiliki tiga proses yang dinotasikan dengan O i,k sebagai proses ke-k dari job ke-i dapat digambarkan Gambar 1. Visualisasi JSP tipe Flow-shop 2. Job-Shop JSP bertipe job-shop memiliki permasalahan di mana urutan proses dari suatu job tidak harus mengikuti urutan dari mesin yang ada. Pola aliran job-shop untuk masing-masing job memiliki urutan proses yang unik. Setiap proses bergerak dari satu mesin ke mesin lainnya dengan pola yang acak (random). Job-shop yang terdiri atas tiga mesin (M1,M2,M3) dan tiga job yang masingmasing memiliki tiga proses yang dinotasikan dengan O i,k sebagai proses

4 4 ke-k dari job ke-i dapat digambarkan Gambar 2. Visualisasi JSP tipe Job-Shop 3. Open-Shop Tipe open-shop memiliki permasalahan yang tidak berbeda jauh dengan jobshop. Perbedaannya adalah urutan proses pada tipe open-shop tidak harus teratur seperti pada tipe job-shop bergantung kepada fungsi objektif yang akan ditentukan Metode Pemecahan Masalah JSP JSP merupakan salah satu permasalahan yang termasuk dalam kategori sulit. Metode pemecahan masalah telah banyak dikembangkan untuk menjadwalkan JSP. Secara umum, metode tersebut dibagi dalam tiga bentuk, yaitu: 1. Metode optimum yang efisien Metode ini menghasilkan jadwal optimum dalam waktu yang relatif singkat. Algoritma yang dikembangkan biasanya untuk permasalahan yang tidak terlalu besar. Termasuk dalam metode ini misalnya: Algoritma Johnson. Algoritma ini digunakan untuk memecahkan permasalahan dengan kasus 2 mesin. 2. Metode optimal enumeratif Metode ini menghasilkan jadwal optimal berdasarkan formulasi matematis. Contohnya adalah metode branch and bound, Mixed Integer Linear Programming (MILP), dan dynamic programming. 3. Metode pendekatan heuristik Metode heuristik melakukan pendekatan untuk solusi optimal. Contoh metode heuristik adalah a. Priority dispatching. b. Sampling. c. Probabilistik dispatching. 2.3 Pemrograman Linear Pemrograman Linear (Linear Programming) merupakan suatu metodologi untuk memperoleh hasil yang optimal dari tujuan yang diinginkan dengan adanya kendala tertentu. Model linear programming (LP) meliputi pengoptimuman suatu fungsi linear terhadap kendala linear. Bentuk standar dari suatu LP didefinisikan Definisi 1 (Bentuk Standar LP) Suatu LP mempunyai bentuk standar Minimumkan fungsi objektif T z c x terhadap Ax b x 0 dengan b 0 (1) dengan x dan c berupa vektor berukuran n, vektor b berukuran m, sedangkan A berupa matriks berukuran m x n yang disebut juga sebagai matriks kendala. Solusi suatu Linear Programming Dalam menyelesaikan suatu masalah linear programming (LP), Dantzig (1947) mengembangkan sebuah algoritma yang dapat menghasilkan solusi optimum. Algoritma tersebut dikenal dengan algoritma simpleks. Hingga kini algoritma simpleks merupakan salah satu algoritma yang lazim digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah linear programming (LP). Algoritma simpleks merupakan prosedur perhitungan yang berulang (iteratif) di mana setiap pengulangan (iterasi) berkaitan dengan satu pemecahan dasar (solusi basis). Bentuk standar dari algoritma simpleks adalah: Pada LP (1), vektor x yang memenuhi kendala Ax b disebut sebagai solusi fisibel dari LP (1). Misalkan matriks A dapat dinyatakan sebagai A = (B N), dengan B adalah matriks yang elemennya berupa koefisien variabel basis dan N merupakan matriks yang elemennya berupa koefisien variabel nonbasis pada matriks kendala. Matriks B disebut matriks basis untuk LP (1). Jika vektor x dapat dinyatakan sebagai vektor xb x, dengan x B adalah vektor xn variabel basis dan x N adalah vektor variabel nonbasis, maka Ax = B dapat dinyatakan sebagai:

5 5 x N B xn = BxB + NxN = b (2) Karena B adalah matriks taksingular, maka B memiliki invers, sehingga dari (2) xb dapat dinyatakan sebagai: (3) xb = B-1b B-1NxN Ax B Definisi 2 (Solusi Basis) Solusi dari suatu LP disebut solusi basis jika: 1. Solusi tersebut memenuhi kendala pada LP. 2. Kolom-kolom dari matriks koefisien yang berpadanan dengan komponen taknol adalah bebas linear. Definisi 3 (Solusi Basis Fisibel) Vektor x disebut solusi basis fisibel jika x merupakan solusi basis dan x 0. Ilustrasi untuk solusi basis dan solusi basis fisibel dapat dilihat dalam contoh berikut: Contoh 1 Misalkan diberikan LP berikut: Minimumkan z = -2x1-3x2 terhadap -2x1 + x2 + x3 = 4 -x1 + 2x2 + x4 = 11 x1 + x5 = 5 x1, x2, x3, x4, x5 0 (4) Dari LP tersebut didapatkan: A , b Misalkan dipilih T T xb x3 x4 x5 dan xn x1 x2 maka matriks basis B Dengan menggunakan matriks basis tersebut, diperoleh xn = (0 0)T, (5) xb = B-1b = (4 11 5)T Solusi (5) merupakan solusi basis, karena solusi tersebut memenuhi kendala pada LP (4) dan kolom-kolom pada matriks kendala yang berpadanan dengan komponen taknol dari (5) yaitu adalah bebas linear (kolom yang satu bukan merupakan kelipatan dari kolom yang lain). Solusi (5) juga merupakan solusi basis fisibel, karena nilai-nilai variabelnya lebih dari atau sama dengan nol. 2.4 Pemrograman Nonlinear Integer Pemrograman Nonlinear Integer (INLP) merupakan suatu model pemrograman matematika di mana decision variable merupakan bilangan integer tetapi fungsi objektif dan kendalanya tidak linear. (Ecker & Kupferschmid, 1998) 2.5 Metode Heuristik Metode heuristik adalah suatu cara pendekatan permasalahan yang kompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana untuk mendapatkan hubungan dalam permasalahan yang dikaji. Metode heuristik digunakan jika metode yang ada, seperti branch and bound, tidak dapat memberikan hasil terbaik untuk masalah JSP. Metode heuristik digunakan dengan harapan didapatkan suatu hasil yang baik dan mendekati rata-rata meskipun tidak optimal. Menurut Eriyatno (2003), tidak ada metode yang baku digunakan untuk metode heuristik, sehingga untuk setiap permasalahan menggunakan metode heuristik yang spesifik. Eriyatno (2003) menjelaskan bahwa metode heuristik merupakan pengembangan dari proses aritmatika dan matematika logika. Ciri-ciri metode heuristik secara umum adalah 1. adanya operasi aljabar, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, 2. adanya suatu perhitungan yang bertahap, 3. mempunyai tahapan yang terbatas sehingga dapat dibuat dengan algoritma komputer. Pemecahan masalah dengan metode heuristik dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Penjadwalan dilakukan setiap mesin selesai melakukan proses atau setiap pekerjaan datang. Contoh metode ini adalah aturan prioritas. 2. Mendefinisikan struktur neighborhood dan solusi diperoleh berdasarkan struktur tersebut. Contoh metode ini adalah tabu search, simulated annealing, dan genetic algorithm. 3. Penjadwalan dilakukan pada setiap mesin. Contoh pendekatan ini adalah shifting bottleneck procedure.

6 6 Salah satu metode heuristik yang digunakan untuk memecahkan JSP adalah Algoritma Giffler and Thompson. Metode ini digunakan memecahkan permasalahan JSP dengan tujuan meminimumkan makespan. Bentuk metode ini dapat diuraikan Notasi: m indeks untuk mesin. (i,j) indeks proses ke-j pada job i. P(i,j) waktu proses yang dibutuhkan untuk (i,j). M(i,j) mesin yang dibutuhkan untuk (i,j). N(i) jumlah proses yang dibutuhkan untuk melengkapi job i. I(m) list dari proses yang sekarang terjadwal di m. I kumpulan dari semua (i,j) yang telah terjadwal, yaitu I = {I(1),I(2),.,I(m)}. C(m) waktu selesai untuk proses terakhir yang telah terjadwal di mesin m (completion time). T(i,j) waktu mulai (ready time) dari jadwal (i,j). σ(i,j) ready time tercepat dari (i,j), yaitu σ(i,j) = max{c(m(i,j)), T(i,j-1)+P(i,j-1)}. φ(i,j) completion time tercepat dari (i,j), yaitu φ(i,j) = σ(i,j)+p(i,j). σ*(m) ready time tercepat pada mesin m, yaitu σ*(m) = min iєi(m) σ(i,j). σ* ready time tercepat dari semua job yang telah terjadwal, yaitu σ* = min m σ*(m). φ*(m) completion time tercepat di mesin m, yaitu φ*(m) = min iєi(m) φ(i,j). φ* completion time tercepat dari semua job yang telah terjadwal, yaitu φ* = min m φ*(m). δ [0,1] Algoritme: 0. Inisiasi Kondisi Awal: I(m) = {(i,1):m(i,1) = m} untuk semua job i, σ(i,1) = 0 untuk semua job i, φ(i,1) = P(i,1) untuk semua job i, C(m) = 0 untuk semua m, σ*(m) = 0 untuk semua m, σ* = 0, φ*(m) = min iєi(m) φ(i,1), φ* = min m φ*(m). 1. Jadwalkan job berikutnya di mesin m dengan waktu komplet tercepat: Tentukan m yang memenuhi φ*(m) = φ*. 2. Tentukan set S dengan kemungkinan proses untuk dijadwalkan: S = {(i,j) I(m):σ(i,j) σ*(m) + δ(φ*(m) σ*(m))}. 3. Pilih proses (s,j) dari set S untuk jadwal selanjutnya. T(s,j) = σ(i,j), C(m) = T(s,j) + P(s,j), hapus (s,j) dari I(m). 4. Ubah σ dan φ untuk proses di I(m): σ(i,j) = max (σ(i,j), C(m)), φ(i,j) = σ(i,j) + P(i,j), ubah σ*(m), φ*(m), σ*, dan φ* jika diperlukan. 5. Jika job s belum selesai, tambahkan proses berikutnya ke list dari job yang telah terjadwal untuk mesin tersebut. if j < N(s), maka tambah (s,j+1) ke I(M(s,j+1)), σ(s,j+1)=max(t(s,j)+p(s,j), C(M(s,j+1))), φ(s,j+1) = σ(s,j+1) + P(s,j+1), ubah σ*(m(s,j+1)), φ(m(s,j+1)), σ*, dan φ* jika dibutuhkan. 6. Jika proses telah terjadwal, kembali ke Langkah 1. III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian ini adalah dengan studi literatur. Studi literatur ini dilakukan untuk mencari topik dan permasalahan yang terkait sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian, baik berupa jurnal maupun dasar teoritis yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dihadapi. Tujuan dari studi literatur ini adalah agar mendapatkan bayangan mengenai permasalahan yang akan dihadapi. Langkah selanjutnya adalah berkunjung ke lokasi penelitian yang dilakukan di PT Nippon Indosari Corpindo yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang. Pemilihan lokasi ini sesuai dengan permasalahan yang direkomendasikan oleh dosen pembimbing penelitian.

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 6 Salah satu metode heuristik yang digunakan untuk memecahkan JSP adalah Algoritma Giffler and Thompson. Metode ini digunakan memecahkan permasalahan JSP dengan tujuan meminimumkan makespan. Bentuk metode

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI ROTI MANIS DI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK FARIZ SAEFUL ROMZA

PENJADWALAN PRODUKSI ROTI MANIS DI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK FARIZ SAEFUL ROMZA PENJADWALAN PRODUKSI ROTI MANIS DI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK FARIZ SAEFUL ROMZA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dasar Penjadwalan Produksi Secara umum, penjadwalan merupakan suatu proses dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang merencanakan produksi

Lebih terperinci

sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif, Ax = b, dengan = dapat

sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif, Ax = b, dengan = dapat sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif nilai variabel-variabel keputusannya memenuhi suatu himpunan kendala yang berupa persamaan

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. suatu fungsi dalam variabel-variabel. adalah suatu fungsi linear jika dan hanya jika untuk himpunan konstanta,.

II LANDASAN TEORI. suatu fungsi dalam variabel-variabel. adalah suatu fungsi linear jika dan hanya jika untuk himpunan konstanta,. II LANDASAN TEORI Pada pembuatan model penjadwalan pertandingan sepak bola babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014 Zona Amerika Selatan, diperlukan pemahaman beberapa teori yang digunakan di dalam penyelesaiannya,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tingginya mobilitas penduduk di suatu negara terutama di kota besar tentulah memiliki banyak permasalahan, mulai dari kemacetan yang tak terselesaikan hingga moda

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kamar darurat (Emergency Room/ER) adalah tempat yang sangat penting peranannya pada rumah sakit. Aktivitas yang cukup padat mengharuskan kamar darurat selalu dijaga oleh

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar elakang Sepak bola merupakan olahraga yang populer di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Sepak bola sebenarnya memiliki perangkat-perangkat penting yang harus ada dalam penyelenggaraannya,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sukarelawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya tanpa mengharapkan imbalan. Sukarelawan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam merupakan interupsi signifikan terhadap kegiatan operasional sehari-hari yang bersifat normal dan berkesinambungan. Interupsi ini dapat menyebabkan entitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Umum Penjadwalan Produksi Untuk mengatur suatu sistem produksi agar dapat berjalan dengan baik, diperlukan adanya pengambilan keputusan yang tepat

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI (ITDP 2007)

II LANDASAN TEORI (ITDP 2007) 2 II LADASA EORI Untuk membuat model optimasi penadwalan bus ransakarta diperlukan pemahaman beberapa teori. erikut ini akan dibahas satu per satu. 2.1 Penadwalan 2.1.1 Definisi Penadwalan Penadwalan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Peranan Penjadwalan dan Pengaruhnya Penjadwalan adalah proses pengambilan keputusan yang memainkan peranan penting dalam industri manufaktur maupun jasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan diperlukan ketika beberapa pekerjaan harus diproses pada suatu mesin tertentu yang tidak bisa memproses lebih dari satu pekerjaan pada saat yang sama. Penjadwalan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Manajemen operasi suatu industri penerbangan merupakan suatu permasalahan Operations Research yang kompleks Secara umum, perusahaan dihadapkan pada berbagai persoalan dalam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah penentuan rute bus karyawan mendapat perhatian dari para peneliti selama lebih kurang 30 tahun belakangan ini. Masalah optimisasi rute bus karyawan secara matematis

Lebih terperinci

2.1.1 PERANAN PENJAD WALAN DAN PENGARUHNYA

2.1.1 PERANAN PENJAD WALAN DAN PENGARUHNYA BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan tentang peranan penjadwalan dan pengaruhnya, definisi penjadwalan, tujuan penjadwalan, klasifikasi penjadwalan, istilah dan kriteria dalam penjadwalan, pendekatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ilmu yang terkait dalam penyelesaian dalam kerja praktek.

BAB III LANDASAN TEORI. ilmu yang terkait dalam penyelesaian dalam kerja praktek. BAB III LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang menjelaskan tentang ilmu yang terkait dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI Penjadwalan merupakan proses pengorganisasian, pemilihan dan penetepan penggunaan sumber daya dalam rangka melaksanakan semua aktivitas yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara. Konsep Penadwalan Penadwalan dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 10 PT Nippon Indosari Corpindo memiliki keterbatasan dalam menentukan penjadwalan produksi, yaitu: (1) Terbatasnya jumlah line yang ada memaksa bagian produksi secara bergantian menggunakan line dalam

Lebih terperinci

III MODEL PENJADWALAN

III MODEL PENJADWALAN 3 Ax = B N x B x = Bx B + Nx N = b. (5) N Karena matriks B adalah matriks taksingular, maka B memiliki invers, sehingga dari (5) x B dapat dinyatakan sebagai: x B = B 1 b B 1 Nx N. (6) Kemudian fungsi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MENGGUNAKAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE)

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MENGGUNAKAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MENGGUNAKAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara 1. Latar Belakang Kecenderungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. perencanaan dan pengendalian produksi dan juga merupakan rencana

BAB 2 LANDASAN TEORI. perencanaan dan pengendalian produksi dan juga merupakan rencana 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Penjadwalan Penjadwalan merupakan bagian yang strategis dari proses perencanaan dan pengendalian produksi dan juga merupakan rencana pengaturan urutan kerja serta pengalokasian

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming 4 II TINJAUAN PUSTAKA Untuk memahami permasalahan yang berhubungan dengan penentuan rute optimal kendaraan dalam mendistribusikan barang serta menentukan solusinya maka diperlukan beberapa konsep teori

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mesin, manusia serta bahan-bahan baku produk merupakan salah satu faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mesin, manusia serta bahan-bahan baku produk merupakan salah satu faktor yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perencanaan penggunaan sumber daya untuk produksi berupa peralatan, mesin, manusia serta bahan-bahan baku produk merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 22 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi penjadwalan Secara umum, penjadwalan merupakan proses dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang digunakan untuk merencanakan produksi

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ Saiful Mangngenre 1, Amrin Rapi 2, Wendy Flannery 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar, 90245

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penyelesaian permasalahan dalam penjadwalan dapat dilakukan dengan mengkaji kompleksitas penjadwalan. Menurut Pinedo (2002), kompleksitas dalam penjadwalan terbagi menjadi mesin

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Pengembangan Algoritma Simulated Annealing pada Permasalahan Hybrid Flowshop Scheduling untuk Minimasi Makespan

TUGAS AKHIR Pengembangan Algoritma Simulated Annealing pada Permasalahan Hybrid Flowshop Scheduling untuk Minimasi Makespan SIDANG TUGAS AKHIR Pengembangan Algoritma Simulated Annealing pada Permasalahan Hybrid Flowshop Scheduling untuk Minimasi Makespan dan Total Tardiness Peneliti Pembimbing : Ainur Rofiq : Prof. Ir. Budi

Lebih terperinci

Model Penjadwalan Pekerjaan pada Flowshop dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual

Model Penjadwalan Pekerjaan pada Flowshop dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual Performa (00) Vol. 1, No.1: 0-5 Model Penjadwalan Pekerjaan pada Flowshop dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual Yuniaristanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Tahapan-tahapan yang dilalui pada kegiatan penelitian digambarkan pada Gambar 3.1. Untuk mencapai tujuan penelitian maka dilakukan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah 7 BAB PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah dikembangkan dilakukan pengumpulan data sebagai berikut : 1. Pengujian model dalam masalah job shop dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 42 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah dan Penjelasannya 3.1.1 Studi Pendahuluan Untuk mengidentifikasi masalah yang akan diteliti di PT. Furin Jaya, maka penulis melakukan

Lebih terperinci

Indeks Produksi Industri Sedang Besar

Indeks Produksi Industri Sedang Besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk yang semakin banyak mengakibatkan semakin banyaknya peluang usaha. Semakin banyaknya penduduk semakin banyak pula kebutuhan yang perlu dipenuhi. Industri-industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Menurut Aminudin (2005), program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier digunakan untuk menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli Dzakiy Sulaiman, Emsosfi Zaini, Arnindya Driyar M.

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli Dzakiy Sulaiman, Emsosfi Zaini, Arnindya Driyar M. Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 JADWAL PRODUKSI PRODUKCOMBINATION DOUBLE WINDLASS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SHIFTING

Lebih terperinci

kita menggunakan variabel semu untuk memulai pemecahan, dan meninggalkannya setelah misi terpenuhi

kita menggunakan variabel semu untuk memulai pemecahan, dan meninggalkannya setelah misi terpenuhi Lecture 4: (B) Supaya terdapat penyelesaian basis awal yang fisibel, pada kendala berbentuk = dan perlu ditambahkan variabel semu (artificial variable) pada ruas kiri bentuk standarnya, untuk siap ke tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Linear adalah suatu alat yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi suatu model linear dengan keterbatasan-keterbatasan sumber daya yang tersedia.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI Menurut Sumayang (2003), penjadwalan adalah mengatur pendayagunaan kapasitas dan sumber daya yang tersedia melalui aktivitas tugas. Perencanaan fasilitas dan

Lebih terperinci

MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN

MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN Jefikz Berhitu, Mokh. Suef, dan Nani Kurniati Jurusan Teknik Industri - Institut

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mitra Abadi Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garmen yang mengolah kain menjadi pakaian. Perusahaan memproduksi barang sesuai pesanan konsumen (job order). Masalah

Lebih terperinci

Penjadwalan Kelompok Buku Cerita Menggunakan Algoritma Modrak (2010) dengan Kriteria Minimisasi Makespan *

Penjadwalan Kelompok Buku Cerita Menggunakan Algoritma Modrak (2010) dengan Kriteria Minimisasi Makespan * Reka integra ISSN:2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 2014 Penjadwalan Kelompok Buku Cerita Menggunakan Algoritma Modrak (2010) dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riset Operasi Masalah pengoptimalan timbul sejak adanya usaha untuk menggunakan pendekatan ilmiah dalam memecahkan masalah manajemen suatu organisasi. Sebenarnya kegiatan yang

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Dian Wirdasari Abstrak Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan

Lebih terperinci

Manual Penggunaan Algoritma Tabu Search untuk Mengoptimasikan Penjadwalan Job Shop

Manual Penggunaan Algoritma Tabu Search untuk Mengoptimasikan Penjadwalan Job Shop Manual Penggunaan Algoritma Tabu Search untuk Mengoptimasikan Penjadwalan Job Shop Akhmad Hidayatno Armand Omar Moeis Komarudin Zulkarnain Aziiz Sutrisno Laboratorium Rekayasa, Simulasi dan Pemodelan Sistem

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS) 11 Dinamika Teknik Juli PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS) Antoni Yohanes Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. VII, No. 2

Lebih terperinci

Algoritma Penjadwalan Job Shop Alternatif Routing Menggunakan Variable Neighborhood Descent With Fixed Threshold Untuk Minimisasi Makespan *

Algoritma Penjadwalan Job Shop Alternatif Routing Menggunakan Variable Neighborhood Descent With Fixed Threshold Untuk Minimisasi Makespan * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Algoritma Penjadwalan Job Shop Alternatif Routing Menggunakan Variable Neighborhood

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu observasi yang berguna dalam bidang komputasi di tahun 1970 adalah observasi terhadap permasalahan relaksasi Lagrange. Josep Louis Lagrange merupakan tokoh ahli

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Bab 2 Landasan Teori Perencanaan dan Pengendalian Produksi Bab 2 Landasan Teori 2.1. Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi adalah suatu proses perencanaan dan pengorganisasian mengenai pekerjaan, bahan baku, mesin dan peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemrograman linier integer atau Integer Linear Programming (ILP) pada intinya berkaitan dengan program-program linier di mana beberapa atau semua variabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Pengertian Penjadwalan Penjadwalan dalam proses produksi merupakan sesuatu yang cukup penting, dalam proses penjadwalan dapat menentukan waktu yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penjadwalan Penjadwalan merupakan alat ukur yang baik bagi perencanaan agregat. Pesanan-pesanan aktual pada tahap ini akan ditugaskan pertama kalinya pada sumberdaya tertentu

Lebih terperinci

Model Penjadwalan Pekerjaan pada Zero-buffer Flowshop Tipe (1) dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual

Model Penjadwalan Pekerjaan pada Zero-buffer Flowshop Tipe (1) dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual Performa (004) Vol. 3, No.: 49-54 Model Penjadwalan Pekerjaan pada Zero-buffer Flowshop Tipe (1) dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual Yuniaristanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Linear Programming Linear Programming (LP) merupakan metode yang digunakan untuk mencapai hasil terbaik (optimal) seperti keuntungan maksimum atau biaya minimum dalam model matematika

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Optimasi Masalah Kombinatorial

Algoritma Evolusi Optimasi Masalah Kombinatorial Algoritma Evolusi Optimasi Masalah Kombinatorial Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Travelling Salesman Problem (TSP) 2. Flow-Shop Scheduling Problem (FSP) 3. Two-Stage Assembly

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop Fleksibel dengan Mempertimbangkan Saat Siap dan Saat Tenggat

Penjadwalan Job Shop Fleksibel dengan Mempertimbangkan Saat Siap dan Saat Tenggat Petunjuk Sitasi: Putawara, R., Aribowo, W., & Ma'ruf, A. (2017). Penjadwalan Job Shop Fleksibel dengan Mempertimbangkan Saat Siap dan Saat Tenggat. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. E41-47). Malang:

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang

1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang 1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang ada masih menggunakan cara manual yaitu pihak Tata Usaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan diberikan kajian teori mengenai matriks dan operasi matriks, program linear, penyelesaian program linear dengan metode simpleks, masalah transportasi, hubungan masalah

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Algoritma Penjadwalan Job Shop Kelompok Mesin Homogen dan Heterogen Menggunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK Giffler dan Thompson

ABSTRAK Giffler dan Thompson ABSTRAK Untuk tetap dapat bersaing, maka setiap perusahaan perlu melakukan perbaikan secara terus menerus dalam berbagai faktor. PT. Sarana Wira Reksa merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri

Lebih terperinci

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta 1 2 USULAN PENJADWALAN JOB DENGAN METODE CAMPBELL, DUDEK AND SMITH (CDS) DAN METODE NAWAZ, ENSCORE AND HAM (NEH) UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN PROSES STAMPING PART ISUZU DI LINE B PT. XYZ Lina Gozali, Lamto

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal

Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal Fitria Imatus Solikhah 1, Renanda Nia R. 2, Aditya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang industri seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan munculnya persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

Teori Dualitas dan Penerapannya (Duality Theory and Its Application)

Teori Dualitas dan Penerapannya (Duality Theory and Its Application) Teori Dualitas dan Penerapannya (Duality Theory and Its Application) Kuliah 6 TI2231 Penelitian Operasional I 1 Materi Bahasan 1 Teori dualitas 2 Metode simpleks dual TI2231 Penelitian Operasional I 2

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program linear, metode simpleks, dan program linear fuzzy untuk membahas penyelesaian masalah menggunakan metode fuzzy

Lebih terperinci

4.6 Data Waktu Siap Setiap Mesin Pengerjaan Komponenkomponen Screw Conveyor Penentuan Due Date BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

4.6 Data Waktu Siap Setiap Mesin Pengerjaan Komponenkomponen Screw Conveyor Penentuan Due Date BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS ABSTRAK PT Kerta Laksana merupakan perusahaan manufaktur berskala internasional yang membuat berbagai jenis mesin, dimana setiap pesanan dikerjakan sesuai dengan permintaan dan keinginan konsumen (job

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Kontak

Lebih terperinci

III RELAKSASI LAGRANGE

III RELAKSASI LAGRANGE III RELAKSASI LAGRANGE Relaksasi Lagrange merupakan salah satu metode yang terus dikembangkan dalam aplikasi pemrograman matematik. Sebagian besar konsep teoretis dari banyak aplikasi menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem Produksi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian sistem produksi dari beberapa teori yang sudah ada, serta ruang lingkup sistem produksi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 0 I PEDAHULUA. Latar Belakang Peternakan didefinisikan sebagai suatu usaha untuk membudidayakan hewan ternak. Jika dilihat dari enis hewan yang diternakkan, terdapat berbagai enis peternakan, salah satunya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 26 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Definisi Penjadwalan Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai penugasan dan penentuan waktu dari kegunaan sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan fasilitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Matematika Model matematika adalah suatu rumusan matematika (dapat berbentuk persamaan, pertidaksamaan, atau fungsi) yang diperoleh dari hasil penafsiran seseorang ketika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Program Linear Program Linear adalah suatu cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi suatu model linear dengan berbagai kendala yang dihadapinya. Masalah program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton,

Lebih terperinci

MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER

MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER Amiluddin Zahri Dosen Universtas Bina Darma Jalan Ahmad Yani No.3 Palembang Sur-el: amiluddin@binadarma.ac.id

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL Setyo Harto, Annisa Kesy Garside, dan Dana Marsetya Utama Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

MODEL PENJADWALAN NO-WAIT JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA VARIABLE NEIGHBOURHOOD DESCENT DENGAN THRESHOLD UNTUK MEMINIMISASI MAKESPAN

MODEL PENJADWALAN NO-WAIT JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA VARIABLE NEIGHBOURHOOD DESCENT DENGAN THRESHOLD UNTUK MEMINIMISASI MAKESPAN Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 MODEL PENJADWALAN NO-WAIT JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA VARIABLE NEIGHBOURHOOD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan produksi flow shop merupakan kegiatan perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan produksi flow shop merupakan kegiatan perencanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan produksi flow shop merupakan kegiatan perencanaan produksi yang terdapat pada perusahaan manufaktur. Penjadwalan produksi melibatkan n job dan m mesin dalam

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, manusia sering dihadapi oleh permasalahan melibatkan optimasi tujuan ganda (multi-objective), contohnya dalam hal perencanaan atau peramalan pasar yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) Menurut Sri Mulyono (1999), Program Linier (LP) merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya dengan mengeluarkan biaya produksi seminimum mungkin.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC (Planning Production Schedule of PVC Pipe Product in PT Harapan Widyatama Pertiwi)

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Produksi dan Operasi Manajeman (management) merupakan proses kerja dengan menggunakan orang dan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan (Bateman, Thomas S. : 2014)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Heizer dan Render (2006:4) manajemen operasi (operation management-om) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

Lebih terperinci

Model Penjadwalan Batch Multi Item dengan Dependent Processing Time

Model Penjadwalan Batch Multi Item dengan Dependent Processing Time Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 2, Desember 2010, 69-80 ISSN 1411-2485 Model Penjadwalan Batch Multi Item dengan Dependent Processing Time Sukoyo 1, TMA Ari Samadhi 2, Bermawi P. Iskandar 3, Abdul

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan metode-metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Simpleks dan Metode Branch

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 8 I PENDAHULUAN Latar elakang Pendistribusian suatu barang merupakan persoalan yang sering diumpai baik oleh pemerintah maupun oleh produsen Dalam pelaksanaannya sering kali dihadapkan pada berbagai masalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI xvi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan elemen-elemen yang berbentuk persegi panjang yang terdiri dari baris dan kolom dan dibatasi dengan tanda [ ] atau (

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan hal yang penting dalam sistem produksi. Sistem produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam industri yang

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PT. PROGRESS DIECAST

OPTIMALISASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PT. PROGRESS DIECAST OPTIMALISASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PT. PROGRESS DIECAST Lily Amelia 1, Aprianto 1 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Esa Unggul, Jakarta Jalan Arjuna Utara

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFFLER THOMPSON

PENJADWALAN PRODUKSI JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFFLER THOMPSON PENJADWALAN PRODUKSI JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFFLER THOMPSON Diah Pramestari *) ABSTRAK Penjadwalan produksi merupakan tahapan yang penting dilakukan untuk melaksanakan jadwal induk produksi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu tempat dimana sumber daya dasar dikelola dengan proses yang sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu hasil berupa barang atau jasa yang

Lebih terperinci