ABSTRAK. Kata kunci: model pembelajaran, TPACK, blended learning, matematika, IPA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kata kunci: model pembelajaran, TPACK, blended learning, matematika, IPA"

Transkripsi

1 Pengembangan Model Pembelajaran Dengan Kerangka Kerja TPACK Dan Konten Pembelajaran Blended Learnng Untuk Matakulah Ipa Dan Matematka D PGSD Wahyud, Ad Wnanto, Stefanus Chrstan R ABSTRAK Tujuan peneltan n adalah untuk mengembangkan model pembelajaran dengan kerangka kerja TPACK (Technologcal Pedagogcal and Content Knowledge) menggunakan konten pembelajaran Blended Learnng. Model pembelajaran yang menggabungkan kemampuan terhadap teknolog, pedagogk dan penguasaan konten (mater) yang akan dkemas dalam sebuah pembelajaran tatap muka dan onlne untuk perkulahan IPA dan Matematka d Program Stud S1 PGSD. Model pengembangan menggunakan model ASSURE yang dlakukan dalam 6 tahapan yatu 1) analyze learners, 2) state objectves, 3) select method, meda, and materals, 4) utlze meda and materals, 5) requre learner partcpaton, 6) evaluated and revse. Hasl yang ddapat dalam peneltan n adalah sebuah model prosedur pembelajaran dengan kerangka TPACK dan konten pembelajaran blended learnng dengan aktvtas onlne dalam e-learnng (flexble learnng) yang dmlk oleh UKSW dalam mata kulah Konsep Dasar Matematka 1 dan Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Hasl mplementas pembelajaran ddapatkan bahwa model pembelajaran n mampu menngkatkan aktvtas dan hasl belajar mahasswa PGSD dalam belajar matematka dan IPA. Kata kunc: model pembelajaran, TPACK, blended learnng, matematka, IPA PENDAHULUAN Kemajuan teknolog saat n begtu pesat. Kemajuan tersebut juga menghampr duna penddkan khususnya dalam hal pemanfaatan komputer dan nternet sebaga meda untuk belajar. Dengan adanya komputer dan nternet membuat mahasswa lebh mudah untuk membuat tugas, menghemat waktu bahkan menambah sumber nformas sebaga sumber belajar. Keadaan n membuat mahasswa semakn cepat menerma dan memperoleh nformas khususnya mater kulah dan pelajaran. Hal n harus dskap secara cepat oleh seorang pengajar sehngga kemajuan teknolog n bsa termanfaatkan dengan bak untuk membantu proses pembelajaran. Seorang pengajar harus mampu mengkolaboraskan kemampuan merancang dan mengajar (pedagogk), penguasaan konten (mater) dengan teknolog n sehngga tercpta sebuah pembelajaran yang mampu melayan mahasswa d era dgtal saat n. Mahasswa sudah menggunakan laptop, pad, tablet, dan handphone modern dalam kegatannya d kampus. Sehngga perlu ddesan pembelajaran yang dapat mampu menyedakan fasltas teraksesnya pembelajaran dengan alat-alat tersebut sehngga proses pembelajaran lebh menyenangkan dan dapat dlakukan dmana-mana dan kapan saja. Untuk mengemas model pembelajaran sepert n dperlukan keahlan khusus bag seorang pengajar. Tdak cukup hanya mater (content), atau kemampuan merancang pembelajaran (pedagogcal) tetap harus mampu menggabungkan keduanya. Tdak hanya tu dperlukan kemampuan khusus yatu pemanfaatan teknolog dalam pembelajaran (technologcal). Kemampuan nlah yang serng dsebut dengan TPACK (Technologcal Pedagogcal and Content Knowledge). Dengan kemampuan n dharapkan mampu dcptakan sebuah pembelajaran yang menark untuk mahasswa dan lebh efektf dalam mencapa tujuan pembelajaran. Harapannya dengan kemampuan n, pembelajaran yang dlakukan bukan hanya tatap muka tetap dapat dlakukan secara onlne yang member kesempatan kepada mahasswa untuk bekerja mandr, berpkr, dan mampu memanfaatkan teknolog dan fasltas yang ada. Jka nm dapat terwujud maka pembelajaran dapat dlakukan kapan saja dan dmana saja tanpa ketergantungan dengan tatap Page 1

2 muka. Untuk n dalam peneltan n akan ddesan pembelajaran yang menggabungkan perkulahan tatap muka dan onlne yang dkemas dalam pembelajaran blended learnng dengan LMS (learnng management system) moodle. KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Sebelum lebh jauh membahas tentang model pembelajaran, terlebh dahulu kta perlu mengenal stlah model. Model adalah sesuatu yang menggambarkan adanya pola berpkr. Sebuah model basanya menggambarkan keseluruhan konsep yang salng berkatan. Model juga dapat dpandang sebaga upaya untuk mengkonkretkan sebuah teor sekalgus juga merupakan sebuah analog dan representas dar varabel-varabel yang terdapat d dalam teor tersebut (Udn S. Wnataputra, 2001). Morsson, Ross, dan Kemp (Udn S. Wnataputra, 2001) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah alat yang membantu perancang pembelajaran dalam memaham kerangka teor dengan lebh bak dan menerapkan teor tersebut untuk mencptakan aktvtas pembelajaran yang lebh efektf dan efsen. Model pembelajaran berperan sebaga alat konseptual, pengelolaan, komunkas untuk menganalss, merancang, mencptakan, mengevaluas program pembelajaran. Fausner (Udn S. Wnataputra, 2001) berpandangan bahwa seorang perancang program pembelajaran tdak dapat mencptakan program pembelajaran yang efektf jka hanya mengenal satu model saja. Perancang program pembelajaran harus mampu memlh desan yang tepat dan sesua dengan stuas atau settng pembelajaran yang spesfk. Untuk tu dperlukan adanya pengetahuan dan pemahaman yang bak tentang model-model pembelajaran dan cara mengmplementaskannya. Dengan demkan dapat dartkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukskan prosedur yang sstemats dalam mengorgansaskan pengalaman belajar untuk mencapa tujuan belajar tertentu. Dalam peneltan n model pembelajaran yang dhaslkan adalah model pembelajaran prosedur dengan kerangka kerja TPACK yang dsusun dalam ddesan dalam pembelajaran blended learnng sehngga mahasswa dapat mengkut pembelajaran secara onlne yang secara sstemats mater, meda dan metode sudah dkemas secara sstemats sehngga memudahkan mahasswa belajar. Pengertan dan Implementas TPACK TPACK merupakan sngkatan dar Technologcal Pedagogcal and Content Knowledge. Dalam bahasa Indonesa dapat dartkan sebaga pengetahuan teknolog, pedagog, dan s. Konsep n dkembangkan berdasarkan konsep pengetahuan pedagog dan s yang dkembangkan oleh Dr. Lee Schulman yang menggabungkan kedua doman tersebut dalam pembelajaran. Konsep TPACK dkembangkan oleh Punya Mshra dan Matthew J. Koehler oleh karena adanya perkembangan teknolog yang pesat d masyarakat. Kemajuan teknolog memungknkan banyak sekal peneltan dan dskus berkatan dengan n. Banyak kegatan penddkan melalu konfrens dan forum nasonal dan nternasonal yang dlakukan secara tatap muka maupun onlne. Salah satu komuntas Internasonal yang cukup terkenal adalah Internatonal Socety n for Technology n Educaton. Komuntas n melahrkan 21 st century Educatonal Technology Standard atau standar teknolog penddkan abad 21 bag sswa, guru, admnstrator, pelath, dan guru komputer. Pada prnspnya TPACK merupakan penggabungan pengetahuan teknolog, pedagog, s yang dterapkan sesua dengan konteks. Mshra & Khoehler menjelaskan bahwa pengajaran yang berkualtas membutuhkan nuansa pemahaman yang kompleks yang salng berhubungan dantara tga sumber utama pengetahuan: teknolog, pedagog, dan s, dan bagamana ketga sumber tu Page 2

3 dterapkan sesua dengan konteksnya. (Koehler & Mshra, 2008, 2009; Mshra & Koehler, 2006). Hubungan-hubungan tersebut dapat tergambarkan pada gambar d bawah n: Blended Learnng Gambar 1. TPACK framework (source: Secara etmolog stlah Blended Learnng terdr dar dua kata yatu Blended dan Learnng. Kata blend berart campuran, bersama untuk menngkatkan kualtas agar bertambah bak (Collns Dctonary). Sedangkan learnng memlk makna umum yakn belajar, dengan demkan sepntas blended learnng mengandung makna pola pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran,atau penggabungan antara satu pola dengan pola yang lannya. Beberapa pendapat yang mengutarakan tentang defns Blended Learnng, antara lan: Harvey Sngh (2003) berpendapat bahwa: blended learnng mxes varous event-based actvtes, ncludng face-to-face classrooms, lve e- learnng, and self-paced learnng. Ths often s a mx of tradtonal nstructor-led tranng, synchronous onlne conferencng or tranng, asynchronous selfpaced study, and structured on-the-job tranng from an experenced worker or mentor. Defns lan yang dsampakan oleh Charles D. Dzuban (2004) tentang blended learnng adalah sebaga berkut: blended learnng" refers to courses that combne face-to-face classroom nstructon wth onlne learnng and reduced classroom contact hours (reduced seat tme). The latter pont s an mportant dstncton because t s certanly possble to enhance regular face-to-face courses wth onlne resources wthout dsplacng classroom contact hours. Berdasarkan defns yang dsampakan tersebut maka dapat dartkan bahwa pembelajaran dengan model blended learnng adalah pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran onlne yang terntegras secara sstemats dan memudah mahasswa balajar. METODE PENELITIAN a. Prosedur Pengembangan Model Pembelajaran dan Implementasnya Model desan sstem pembelajaran yang dkembangkan menggunakan model ASSURE yang dlakukan dalam 6 tahapan yatu 1) analyze learners, 2) state objectves, 3) select strateg, technology, meda, and materals, 4) utlze meda and materals, 5) requre learner partcpaton, 6) evaluated and revse (Sharon E. Smaldno, James D.Russel, Robert Hench, dan Mchael Molenda, 2005). Secara jelas terlhat dalam Gambar 2 berkut n. Page 3

4 Gambar 2. Model pengembangan ASSURE Berdasarkan bagan pada Gambar 2 maka langkah-langkah pengembangan model dengan desan ASSURE secara rnc dapat djelaskan berkut n. 1. Analyze learners (analss karakterstk mahasswa) Langkah awal yang perlu dlakukan adalah mengdentfkas karakterstk mahasswa yang akan melakukan aktvtas pembelajaran. Dalam peneltan n, yang menjad subjek peneltan adalah mahasswa PGSD angkatan 2012 dan Hasl analss n akan dgunakan untuk melhat kemampuan mahasswa dalam menggunakan komputer dan fasltas nternet, melhat kemampuan awal untuk mata kulah Konsep Dasar Matematka 1 dan Pengembangan Pembelajaran IPA SD sehngga dapat dtentukan metode dan proses pembelajaran yang sesua dan efsen. 2. State objectves (menetapkan tujuan pembelajaran) Langkah yang kedua adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang ddasarkan pada hasl analss karakterstk mahasswa Hasl analss karakterstk mahasswa dan kompetens dasar dan ndkator yang tercantum dalam kurkulum yang ddasarkan pada kerangka kerja TPACK. Dengan menggunakan kerangka kerja TPACK n dharapkan hubungan antara mater pelajaran, teknolog dan pedagog memlk kekuatan dan daya tark untuk menumbuhkan pembelajaran aktf yang terfokus pada mahasswa. 3. Select method, meda, and materals (memlh metode, meda, dan bahan ajar) Langkah ketga dalam metode pengembangan n yatu menetapkan metode, meda, dan bahan ajar yang nantnya akan dgunakan bak pembelajaran tatap muka dan onlne. Hal n pentng karena ketga komponen tersebut berperan dalam membantu mahasswa mencapa tujuan pembelajaran yang telah dtetapkan. Penentukan ketganya ddasarkan pada karakterstk mahasswa dan tujuan pembelajaran serta kerangka kerja TPACK dan dkemas untuk perkulahan tatap muka dan onlne dalam fasltas flexble learnng. 4. Utlze meda and materals (memanfaatkan meda dan bahan ajar) Setelah memlh metode, meda, dan bahan ajar, langkah selanjutnya yang dlakukan pada metode pengembangan n yatu menggunakan ketganya dalam kegatan pembelajaran. Sebelum dterapkannya ketga komponen tersebut dalam proses pembelajaran, perlu terlebh dahulu dlakukan valdas ahl untuk melhat kualtas dan kelayakan dar meda dan bahan ajar serta rancangan pembelajaran yang telah dbuat. Setelah mendapatkan valdasa ahl langkah selanjutnya adalah melakukan uj coba terbatas dalam kelompok kecl (5-10 mahasswa). Page 4

5 5. Requre learner partcpaton (melbatkan sswa dalam kegatan pembelajaran) Langkah selanjutnya adalah melbatkan mahasswa dalam pembelajaran. Mahasswa harus terlbat aktf dalam pembelajaran agar pembelajaran efektf dan tujuan pembelajaran tercapa. Karena desan yang dpaka adalah pembelajaran blended learnng maka mahasswa dtuntut kemandranya. Sesua dengan metode yang telah dplh pada tahap sebelumnya maka dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka 1 dgunakan pendekatan pemecahan masalah dengan metode dskus dan group nvestgaton. Untuk pembelajaran Pengembangan Pembelajaran IPA SD menggunakan metode project based learnng dalam kegatan stud mandr. 6. Evaluated and revse (evaluas dan revs) Setelah rancangan program pembelajaran selesa drancang, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluas. Evaluas n dlakukan untuk mengumpulkan data yang terkat dengan kekuatan dan kelemahan program pembelajaran. Dsn program pembelajaran yang devaluas dantaranya produk yang dhaslkan dalam peneltan n yatu pembelajaran yang terntegras kepada kerangka kerja TPACK pada pembelajaran Konsep Dasar Matematka 1 dan Pengembangan Pembelajaran IPA SD, serta perangkat-perangkat pembelajaran lannya sepert, rencana proses pembelajaran (RPP), lembar kerja sswa (LKS), lembar aktvtas guru, dan lembar respon sswa. Hasl dar proses evaluas dapat dgunakan sebaga masukan atau nput untuk memperbak program pembelajaran. b. Teknk dan Instrumen Pengumpulan Data Teknk pengumpulan data yang dgunakan adalah uj pakar, angket dan tes. Uj pakar dgunakan untuk melhat kelayakan produk yang dhaslkan, angket dgunakan untuk melhat respon mahasswa terhadap pembelajaran yang dgunakan dan tes dgunakan untuk melhat dampak dar pembelajaran yang dlakukan. Instrumen yang dgunakan dalam peneltan n adalah lembar valdas pakar, angket tertutup dan angket terbuka dan soal tes. c. Teknk Analss Data Analsa data dlakukan melalu valdas dan uj coba dengan menghtung skor yang dperoleh untuk menla kualtas model pembelajaran yang dkembangkan. Data yang terkumpul dalam peneltan n berupa data kualtatf yatu skor dengan skala 1-5 (skor 1 untuk sangat kurang, skor 2 untuk kurang, skor 3 untuk cukup, skor 4 untuk bak, dan skor 5 untuk sangat bak ) dar hasl penlaan pakar dan penlaan mahasswa terkat dengan pembelajaran yang dterapkan, kelebhan dan kekurangan pembelajaran. Skor data kualtatf dkonvers menjad data kuanttatf menggunakan acuan konvers sepert pada tabel 1 yang menggunakan Skala Lkert (Suharsm Arkunto, 2003). Hasl pretes dan postes danals dengan analss komparatf yatu membandngkan hasl konds awal dengan konss setelah mendapat pembelajaran dengan model yang telah dkembangkan. Page 5 Tabel 1

6 Tabel Acuan Konvers Data Kualtatf ke dalam Data Kuanttatf Rumus Perhtungan Perhtungan Interprestas x > M +1, 8SD x > 4, 20 Sangat bak M + 0,6SD < x M + 1, 8SD 3,40 < x 4, 20 Bak M 0,6SD < x M + 0, 6SD 2,60 < x 3, 40 Cukup M 1,8 SD < x M 0, 6SD 1,80 < x 2, 60 Kurang x M 1, 8SD x 1, 80 Sangat Kurang Keterangan: M = rerata deal = ½ (skor maksmal deal + skor mnmal deal) SD = Standar devas deal = 1/6 (skor maksmal deal - skor mnmal deal) = skor rerata data emprs HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengembangan model pembelajaran dengan kerangka kerja TPACK dalam pembelajaran blended learnng n menggunakan desan model pengembangan ASSURE yang dlakukan dalam 6 tahapan yatu 1) analyze learners, 2) state objectves, 3) select strateg, technology, meda, and materals, 4) utlze meda and materals, 5) requre learner partcpaton, 6) evaluated and revse. Sebelum dujcobakan, model yang dkembangkan devaluas oleh ahl untuk aspek pembelajaran (tatap muka dan onlne), meda, dan bahan ajar yang dgunakan. Berkut adalah proses evaluas dan uj coba yang telah dlakukan. a. Hasl Evaluas Produk Aspek Pembelajaran Oleh Ahl Hasl evaluas pembelajaran melput ketepatan rumusan tujuan, kesesuaan metode pembelajaran, kesesuaan meda dan bahan ajar, ketetapan urutan pembelajaran dengan metode yang dplh, kemudahan aktftas pembelajaran untuk mahasswa, kejelasan tugas yang dberkan, dan kejelasan penlaan dan soal yang dgunakan. Hasl penlaan yang ddapatkan rata-rata 4,14 sehngga kategor yang ddapatkan adalah bak. b. Hasl Evaluas Produk Aspek Meda Oleh Ahl Hasl evaluas produk aspek meda melput kesesuaan meda dengan pembelajaran, kemudahan penggunaan meda, kelengkapan meda, dan keberfungsan meda dalam memudahkan penyampaan mater. Hasl penlaan ddapatkan rata-rata 3,75 sehngga kategor yang ddapatkan adalah bak. c. Hasl Evaluas Aspek Bahan Ajar Oleh Ahl Hasl evaluas produk aspek bahan ajar melput kesesuaan dengan SK dan KD, kesesuaan dengan tujuan pembelajaran, kesesuaan dengan tngkatan kemampuan mahasswa, kelengkapan mater, kemudahan untuk dpelajar, kemudahan akses untuk beberapa perangkat (PC, laptop, handphone), dan kelengkapan bentuk tamplan (vdeo, audo, gambar dan tek). Hasl penlaan ddapatkan rata-rata penlaan 3,71 sehngga kategor yang ddapatkan adalah bak. d. Hasl Uj Coba Produk Hasl uj coba produk melput uj terbatas dan uj coba luas. Hasl yang dperoleh terlhat dalam Tabel 2 berkut n. Page 6

7 Tabel 2 Hasl Uj Coba Produk No Jens Uj Coba Nla Rata-rata Kategor Uj Coba Terbatas 1 Aspek Pembelajaran Aspek Meda BAIK 3 Aspek Bahan Ajar 3.75 Uj Coba Luas 1 Aspek Pembelajaran Aspek Meda BAIK 3 Aspek Bahan Ajar 3.88 Hasl n menunjukkan bahwa model yang dkembangkan menurut responden yang djadkan sebaga subjek memlk kategor bak. Dengan demkan model pembelajaran yang dkembangkan dapat dlaksanakan dan kegatan pembelajaran dapat dkut dengan bak oleh mahasswa. e. Keaktfan Mahasswa Selan penlaan terhadap model yang dkembangkan, aktftas mahasswa dalam pembelajaran juga damat untuk mendapatkan dampak dan respon mahasswa terhadap pembelajaran yang dlakukan. Aktftas mahasswa mengalam penngkatan khususnya dalam forum dskus. Pada saat dskus dlakukan secara langsung mash terlhat mereka malu memberkan tanggapan terhadap pertanyaan dosen maupun respon mahasswa lan. Dengan dberkannya fasltas onlne dalam forum dskus d fleksble learnng, mereka semakn beran untuk memberkan komentar terhadap topk dskus maupun memberkan kementar terhadap tanggapan teman lan. Hal n menunjukkan dengan fasltas dalam bentuk forum dskus onlne memberkan peluang kepada mahasswa untuk aktf dalam dskus sehngga mampu mengatas ketdakberanan mahasswa dalam dskus kelas secara langsung. f. Hasl Belajar Matematka dan IPA Hasl lan yang ddapatkan dar dampak pelaksanaan model dapat dlhat dar hasl belajar untuk mata kulah Konsep Dasar Matematka 1 dan Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Hasl yang ddapatkan terlhat dar Tabel 3 berkut n. Tabel 3 Hasl Belajar Konsep Dasar Matematka 1 dan Pengembangan Pembelajaran IPA SD Pengembangan Konsep Dasar Matematka 1 Kategor Pembelajaran IPA SD Awal Akhr Awal Akhr Rata-rata Nla Maksmal Nla Mnmal Hasl n menunjukkan ada penngkatan hasl belajar untuk mata kulah Konsep Dasar Matematka 1 dan Pengembangan Pembelajaran IPA SD meskpun mash belum maksmal. Dengan demkan model pembelajaran yang dterapkan mempunya pengaruh terhadap hasl belajar. Sebelum hasl belajar menngkat terlebh dahulu terjad perubahan pada pola belajar mahasswa yang semakn aktf dalam proses pembelajaran. g. Hasl Revs Produk Page 7

8 Mash terdapat kelemahan dar model pembelajaran yang sudah dkembangkan dan perlu drevs antara lan: 1) pemlhan metode untuk perkulahan onlne, 2) forum dskus yang belum melbatkan semua mahasswa secara maksmal, 3) fasltas nternet yang mash terbatas, 4) mash kesultan untuk melakukan teleconference, dan 5) belum dmanfaatkanya fasltas lan yang mendukung pembelajaran onlne sepert WeChatt, Kakao Talk, LINE dsb. Fasltas n akan mempermudah komunkas dan mengrmkan pesan suara, gambar dan vdeo pada saat forum dskus. SIMPULAN Hasl yang ddapat dalam peneltan n adalah sebuah model prosedur pembelajaran dengan kerangka TPACK dan konten pembelajaran blended learnng dengan aktvtas onlne dalam e-learnng (flexble learnng) yang dmlk oleh UKSW dalam mata kulah Konsep Dasar Matematka 1 dan Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Model pembelajaran yang dkembangkan memlk kategor bak dar aspek pembelajaran, meda, dan bahan ajar. Hasl mplementas pembelajaran ddapatkan bahwa model pembelajaran n mampu menngkatkan aktvtas dan hasl belajar mahasswa PGSD dalam belajar matematka dan IPA. DAFTAR PUSTAKA Charles D. Dzuban (2004). Blended Learnng. Central Florda: EDUCAUSE Center for Appled Research Volume 2004, Issue 7. Jared A. Carman, (2005). Blended Learnng Desgn: Fve Key Ingredents. Dambl dar Learnng Desgn.pdf dunduh, 25 Oktober Mshra, P., & Koehler, M. J. (2006). Technologcal pedagogcal content knowledge: A new framework for teacher knowledge. Teachers College Record, 108(6), Mshra, P., & Koehler, M. J. (2008). Introducng technologcal pedagogcal content knowledge. Paper presented at the annual meetng of the Amercan Educatonal Research Assocaton, New York. Mshra, P., & Koehler. M. J. (2009). Too cool for school? No way! Usng the TPACK framework: You can have your hot tools and teach wth them, too. Learnng & Leadng wth Technology, 36(7), MarylandOnlne Inc. (2011). Qualty Matters Rubrc Standards Edton. Dunduh pada tanggal 24 Februar 2013, dar Qualty Matters Program: S.Asl and Mchael Meagher. (2010). Preservse Teachers Emergng TPACK n a Technology- Rch Methods Class. The Mathematcs Educator. 2009/2010, Vol. 19, No. 2, Suharsm Arkunto. (2003). Dasar-dasar evaluas penddkan (Eds Revs). Jakarta: PT Bum Aksara. Smaldno, S.E,Russel, J.D. Hench, R. & Molenda, M Intructonal Technology and Meda for Learnng. New Jersey : Pearson Merrl Prentce Hall Inc. Udn S. Wnataputra (2001). Model-model Pembelajaran Inovatf. Jakarta : Pusat Antar Unverstas untuk Penngkatan dan Pengembangan Aktvtas Instruksonal, Drjen Dkt Page 8

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Peneltan n merupakan jens peneltan pengembangan yang dkenal dengan stlah Research and Development ( R& D ). Menurut Sukmadnata (2005:164), peneltan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM Aula Rahmatka Dew, Wdjanto, Dw Haryoto Unverstas Neger Malang e-mal:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Peneltan n adalah peneltan pengembangan yang berorentas pada pembuatan meda dan pengembangan meda pembelajaran IPA tentang pesawat sederhana. Meda Ajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan BAB III METODE PENELITIAN Peneltan n adalah peneltan yang berorentas pada pembuatan modul pembelajaran dengan mengembangkan model pembelajaran kooperatf dengan tpe TGT (Team Game

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RINGKASAN OPTIMALISASI PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN GROUP RESUME DAN CONCEPT MAP DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI Oleh: Endang Mulyan Daru Wahyun Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

Pengembangan Media Permainan Kartu Gambar Dengan Teknik Think Pair Share Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Di Palopo

Pengembangan Media Permainan Kartu Gambar Dengan Teknik Think Pair Share Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Di Palopo Jurnal Publkas Penddkan http://ojs.unm.ac.d/ndex.php/pubpend Volume 7 Nomor 3, Oktober 2017 p-issn 2088-2092 e-issn 2548-6721 Submtted : 19/09/2017 Revewed : 28/09/2017 Accepted : 09/10/2017 Publshed :

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : Jurnal Bakt Saraswat Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : 2088-2149 PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI MAPLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII D SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK SMA ABSTRACT PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK SMA Oleh: Ftr Yent, Helendra, Sska Nerta Program Stud Penddkan Bolog, (STKIP) PGRI Sekolah Tngg Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD Pengembangan Perangkat Pembelajaran... (Prawda Estnngtyas) 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DEVELOPMENT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MAZE ALFABET UNTUK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI KELAS 1 SD

PENGEMBANGAN MAZE ALFABET UNTUK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI KELAS 1 SD PENGEMBANGAN MAZE ALFABET UNTUK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI KELAS 1 SD ARTIKEL JURNAL Dajukan kepada Fakultas Ilmu Penddkan Unverstas Neger Yogyakarta untuk Memenuh Sebagan Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Kemajuan teknologi saat ini begitu pesat dan berdampak pada kehidupan manusia. Salah satu dampak juga terjadi di dunia pendidikan

PENDAHULUAN Kemajuan teknologi saat ini begitu pesat dan berdampak pada kehidupan manusia. Salah satu dampak juga terjadi di dunia pendidikan PENDAHULUAN Kemajuan teknolog saat n begtu pesat dan berdampak pada kehdupan manusa. Salah satu dampak juga terjad d duna penddkan pemanfaatan komputer dan nternet sebaga meda untuk belajar. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRSUNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SUB POKOK BAHASAN LUAS TRAPESIUM KELAS VII A SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK MULTIMEDIA DENGAN MACROMEDIA FLASH 8.0 UNTUK MAHASISWA S1 PGSD UKSW

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK MULTIMEDIA DENGAN MACROMEDIA FLASH 8.0 UNTUK MAHASISWA S1 PGSD UKSW Pengembangan Bahan Ajar Elektronk Multmeda dengan Macromeda Flash 8.0 (Wahyud) PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK MULTIMEDIA DENGAN MACROMEDIA FLASH 8.0 UNTUK MAHASISWA S1 PGSD UKSW Wahyud Program Stud

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kamus Buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, basanya dsusun menurut abjad berkut keterangan tentang makna, pemakaan, atau terjemahannya, kamus juga dsebut buku yang memuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci