PENGEMBANGAN MAZE ALFABET UNTUK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI KELAS 1 SD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN MAZE ALFABET UNTUK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI KELAS 1 SD"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN MAZE ALFABET UNTUK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI KELAS 1 SD ARTIKEL JURNAL Dajukan kepada Fakultas Ilmu Penddkan Unverstas Neger Yogyakarta untuk Memenuh Sebagan Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Penddkan Oleh Anta Rsalatul Hasanah NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA AGUSTUS 2015

2

3 Pengembangan Maze Alfabet... (Anta Rsalatul Hasanah) 1 PENGEMBANGAN MAZE ALFABET UNTUK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI KELAS I SD THE DEVELOPMENT OF MAZE ALPHABET TOWARDS BAHASA INDONESIA SUBJECT FOR THE FIRST GRADE OF SD Oleh: Anta Rsalatul Hasanah, Jurusan Kurkulum dan Teknolog Penddkan Emal rssa.anta@yahoo.com Abstrak Tujuan peneltan n adalah menghaslkan alat permanan edukatf maze alfabet yang layak untuk mata pelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf alfabet bag sswa kelas I SD N Bandongan 1 Magelang. Peneltan n menggunakan jens peneltan pengembangan dengan langkah peneltan pengembangan dar Borg dan Gall yang dmodfkas. Peneltan dan pengembangan yang dlakukan hanya sampa tahap ketujuh. Uj coba produk yang dlaksanakan melalu dua tahapan, yatu uj coba lapangan awal dengan 5 subjek dan uj coba lapangan utama dengan 15 subjek. Analss data menggunakan metode deskrptf kuanttatf. Hasl valdas oleh ahl mater termasuk dalam kategor layak dan memperoleh skor rerata 90, sedangkan hasl valdas ahl meda termasuk dalam kategor layak dan memperoleh skor rerata 129. Uj coba lapangan awal dengan 5 subjek termasuk dalam kategor layak dengan prosentase sebesar 98%. Sedangkan pada uj coba lapangan utama dengan 15 subjek termasuk dalam kategor layak dengan prosentase sebesar 97%. Kata kunc: Alat permanan edukatf, Maze Alfabet, Bahasa Indonesa Abstract The purpose of ths research s to produce a sutable educatve game whch can help the 1 st grade students of SDN Bandongan 1 Magelang to develop ther ablty n dentfyng alphabet called maze alphabet. Ths research belongs to research and development study by dong some steps from Borg and Gall whch had been modfed. Therefore, ths research and development was only done up to the seven stage. The experment test of ths research carred out two steps, the frst one was employng 5 subject n the feld experment and the second one was done n real feld by employng 15 subjects. Besdes, descrptve quanttatve method s used to analyze data. Based on the valdaton result from the materal expert got 90 score and ncluded to the sutable category. The valdaton result whch obtaned from the meda expert got 129 score and ncluded to the sutable category. Whle,. The test experment from 5 subjects obtaned percentage as much as 98 % ncluded to the deserve category.whereas, from the real feld by employng 15 subjects obtaned percentage as much as 97 % and ncluded to the sutable category. Keywords: Educatve Game, Maze Alphabet, Bahasa Indonesa

4 2 Jurnal Penddkan Eds... Tahun..ke PENDAHULUAN Penddkan merupakan salah satu upaya ndvdu untuk mengembangkan segala potens yang ada pada drnya dalam hal kecerdasan, keteramplan, pengetahuan, keprbadan, serta awal dar kesuksesan. Kesuksesan suatu bangsa dapat dlhat dar sumber dayanya, terutama sumber daya manusanya. Untuk membentuk sumber daya manusa yang dapat membantu pembangunan nasonal maka penyelenggaraan penddkan harus berkualtas dan berlandaskan pada cnta tanah ar. Agar nantnya dapat dhaslkan bbt sumber daya manusa yang cerdas dan mencnta tanah arnya. Hal n ddukung oleh UU No.23 Tahun 2002 tentang perlndungan anak Pasal 9 Ayat 1 dalam Undang-undang Perlndungan Anak (2003:6) menyebutkan setap anak berhak memperoleh penddkan dan pengajaran dalam rangka pengembangan prbadnya dan tngkat kecerdasannya sesua dengan mnat dan bakatnya. Penddkan tersebut dapat dmula sejak seorang anak memasuk jenjang penddkan SD yang merupakan lanjutan dar penddkan taman kanak-kanak. Penddkan d SD sangat pentng peranannya bag seorang sswa, sebab penddkan dasar merupakan gerbang untuk memasuk penddkan selanjutnya. Hal tersebut sesua dengan UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 tentang penddkan dasar Pasal 17 Ayat 1 dalam Undangundang Sstem Penddkan Nasonal (2003:10) menyebutkan penddkan dasar merupakan jenjang penddkan yang melandas jenjang penddkan menengah. Sswa SD adalah anak yang termasuk dalam perkembangan masa kanakkanak akhr yang berusa sektar 6 sampa 12 tahun. Menurut Nandang Budman (2006:22) kelas I termasuk dalam kelas rendah yang berusa sektar 6 atau 7 tahun. Kapastas memor otak sswa kelas I SD mash sangat besar jka dbandngkan dengan orang dewasa. Oleh karena tu berbaga aspek perkembangan dapat dkembangkan secara maksmal dalam usa n, sepert kemampuan afektf, kogntf, fsk, bahasa, sosal, agama dan nla-nla bud pekert lannya. Aspek tersebut pentng bag perkembangan prbad seorang sswa, bak perkembangan secara rohan maupun jasman. Agar semua aspek tersebut dapat tertanam maksmal, maka dalam penerapannya semua aspek tersebut tdak dapat berdr sendr namun salng berkatan. Salah satu aspek pentng dalam perkembangan sswa adalah perkembangan bahasa, yang nantnya dgunakan untuk berkomunkas, bersosalsas dengan teman, orang tua serta guru dan yang terpentng adalah sswa sudah mempunya bekal kemampuan berbahasa yang dapat dgunakan untuk jenjang penddkan berkutnya. Pentngnya mempelajar bahasa, sesua dengan IG. A. K. Wardan (1995:16) yang berpendapat bahwa bahasa adalah alat komunkas utama manusa. Bahasa yang dgunakan seseorang dapat mencermnkan tngkat pemahaman serta kemampuan untuk mengungkapkan pkrannya. Pentngnya mempelajar bahasa juga ddukug oleh Puj Santosa dan kawan-kawan (2008:2.3) bahwa pembelajaran bahasa mempunya peran pentng dalam segala aspek kehdupan manusa. Adanya mata pelajaran Bahasa Indonesa d kelas I SD merupakan salah satu pendukung dalam perkembangan bahasa.

5 Dalam pelajaran Bahasa Indonesa kelas I SD, sswa dkenalkan berbaga macam huruf, salah satunya sepert huruf alfabet untuk memperbanyak perbendaharaan hurufnya. Pada permulaan mereka dkenalkan huruf vokal sepert a,, u, e, o yang merupakan huruf dasar dalam mengenal huruf alfabet, kemudan dlanjutkan sampa dengan mengenalkan 14 huruf alfabet pada tahap pertama pengenalan huruf. Ke 14 huruf tersebut antara lan a, b, d, e,, k, l, m, n, o, p, s, t, u. beberapa huruf tersebut sesua dengan yang dkutp dar Darmyat Zuchd Budash (1996:51), 14 huruf tersebut dantaranya huruf a, b, d, e,, k, l, m, n, o, p, s, t, u. Mengenal huruf alfabet sangat pentng untuk mendukung perkembangan, terutama perkembangan baca tuls sswa kelas I SD. Namun, pada mata pelajaran Bahasa Indonesa terutama tentang mengenal huruf alfabet d kelas I SD N Bandongan 1 saat n mash domnan menggunakan metode ceramah, sedangkan alat bantu belajar yang dgunakan berupa kartu huruf. Metode tersebut cenderung membuat sswa cepat bosan, dan tdak tertark karena sswa hanya melhat huruf tanpa melhat contoh. Anak mash mengalam kesultan mengngat bahasa merupakan sstem yang rumt dan melbatkan berbaga unsur sepert huruf (smbol), kata, kalmat dan tata cara melafalkannya. Untuk mengembangkan kemampuan membaca pada anak, guru harus mampu mencptakan meda berupa alat permanan yang memotvas anak dalam belajar. Meda yang dgunakan dbuat bervaras agar anak tdak merasa bosan dan jenuh dalam belajar. ( Pebranra, 2012:3 ) Berdasarkan pendapat d atas, mengenalkan huruf terutama huruf alfabet pada sswa harus menggunakan metode yang tepat dan menyenangkan, karena huruf alfabet merupakan Pengembangan Maze Alfabet... (Anta Rsalatul Hasanah) 3 salah satu cara agar sswa mendapatkan bekal awal untuk dapat membaca dan menuls. Berdasarkan hasl wawancara dengan guru kelas I d SD N Bandongan 1 Magelang dapat dketahu bahwa pada beberapa mata pelajaran terdapat kendala dalam proses pembelajarannya, namun mata pelajaran yang sult untuk dajarkan guru pada sswa kelas I SD N Bandongan 1 adalah mata pelajaran Bahasa Indonesa terutama tentang mengenal huruf alfabet. Hal tersebut dkarenakan sebagan besar sswa kelas I SD N Bandongan 1 banyak dantara mereka yang mash sult untuk mengenal dan membedakan huruf alfabet sehngga saat mereka melafalkan huruf serng terjad kesalahan. Berdasarkan pengamatan penelt, proses pembelajaran Bahasa Indonesa terutama tentang huruf alfabet d SD N Bandongan 1 Magelang kurang menark dan kurang maksmal. Kurang menarknya proses mengenalkan huruf alfabet bag sswa kelas I d SD N Bandongan 1 Magelang terbukt saat penelt melakukan observas guru mash domnan menggunakan metode ceramah, sedangkan bahan ajar yang dgunakan dalam mengenalkan huruf alfabet berupa buku paket dar (buku sekolah elektronk) BSE, lembar kegatan sswa (LKS) dan kartu huruf yang tdak tertera contoh gambarnya sehngga pembelajaran tersebut kurang maksmal dkarenakan kekurangan alat bantu dalam pembelajaran Bahasa Indonesa. Metode yang sudah dgunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesa terutama tentang mengenal huruf alfabet d SD N Bandongan 1 cenderung membosankan bag sswa kelas I SD terutama kartu-kartu huruf yang tdak tertera contoh gambar, sehngga tdak menark dan sult untuk merangsang keaktfan sswa d kelas. Bag

6 4 Jurnal Penddkan Eds... Tahun..ke usa kelas I SD, mereka lebh cenderung menyuka sesuatu yang menark, aktf dan mengandung unsur permanan. Guru kelas I SD N Bandongan 1 juga mengalam kendala untuk memlh atau menyedakan alat permanan edukatf yang tepat untuk mencptakan suasana yang menyenangkan dan rasa ketertarkan sswa, yatu berman sambl belajar. Belum tersedanya dan belum dkembangkannya alat permanan edukatf yang sesua dengan tujuan pembelajaran sekalgus dapat menark mnat sswa terhadap Bahasa Indonesa juga menjad salah satu kendala dalam mengenalkan huruf alfabet. Kendala dalam mata pelajaran Bahasa Indonesa terutama tentang mengenal huruf alfabet pada kelas I d SD N Bandongan 1 Magelang yang telah d paparkan d atas menyebabkan proses mengenal huruf alfabet bag sswa menjad kurang menark dan kurang maksmal. Padahal jka dlhat dar prespektf teknolog penddkan, kedudukan alat permanan edukatf untuk pembelajaran sangat pentng. Adanya alat bantu pembelajaran sepert alat permanan edukatf dapat membantu memaksmalkan pembelajaran, membuat belajar menjad menyenangkan sehngga tujuan pembelajaran akan tercapa. Usa kelas I SD merupakan masa transs dar fase perkembangan kanak-kanak awal ke kanakkanak akhr. Penggunaan alat permanan edukatf untuk berman sambl belajar drasa sangat tepat dengan perkembangan sswa kelas I SD. Alat permanan yang dgunakan juga harus mengandung unsur edukas. Menurut Departemen Penddkan Nasonal (2007:4) yang dmaksud dengan alat permanan edukatf adalah segala sesuatu yang dapat dpergunakan sebaga sarana atau peralatan untuk berman yang mengandung nla penddkan (edukatf) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan sswa. Alat permanan edukatf dapat berbentuk apa saja, sepert balok susun, lego, puzzle, dan maze. Permanan maze adalah sebuah permanan untuk mencar suatu tujuan akhr tertentu yang menggunakan jalur berlku, sempt dan ddalamnya dapat dtemukan jalan buntu atau rntangan. Permanan Maze Alfabet n merupakan sebuah permanan yang bertujuan untuk mencar dan menyusun huruf menjad nama bnatang sesua dengan gambar yang terseda kemudan membaca dan mendeskrpskannya secara sederhana. Mater yang dsajkan berupa huruf vokal dan huruf konsonan. Alat permanan edukatf n dapat merangsang dan melath aspek berbahasa, melath motork halus serta melath kogntf sswa. Selan tu permanan n melath koordnas mata dan tangan karena sswa harus menelusur jalur berlku untuk menyusun jawaban. Melalu penggunaan Alat Permanan Edukatf Maze Alfabet sswa dapat bernteraks langsung menggunakan alat permanan edukatf n, karena dengan pengalaman belajar secara langsung akan tertanam lebh kuat dalam ngatannya. Permanan n merupakan langkah awal sswa untuk dapat melath kemampuan mengenal huruf, yatu dengan membaca huruf dalam permanan. Berdasarkan permasalahan yang telah dpaparkan d atas, mendorong penelt untuk dapat mengembangkan alat permanan edukatf maze alfabet yang membahas mengena mata pelajaran Bahasa Indonesa tentang mengenal huruf alfabet bag sswa kelas I SD N Bandongan

7 1 Magelang. Penelt juga bermaksud melakukan peneltan tentang pembelajaran Bahasa Indonesa d kelas I SD N Bandongan 1 Magelang dengan judul peneltan Pengembangan alat permanan edukatf maze alfabet untuk mata pelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf alfabet bag sswa kelas I SD N Bandongan 1 Magelang. METODE PENELITIAN Jens Peneltan Peneltan pengembangan alat permanan edukatf maze alfabet untuk mata pelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf alfabet bag sswa kelas I SD N Bandongan 1 n mengacu pada peneltan dan pengembangan atau Research and Development yang menggunakan model pengembangan Borg dan Gall (1989). Tujuan peneltan dan pengembangan n adalah untuk menghaslkan alat permanan edukatf maze alfabet yang layak untuk mata pelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf alfabet bag sswa kelas I SD N Bandongan 1 Magelang Langkah peneltan dan pengembangan menurut Borg dan Gall dalam Nana Syaodh Sukmadnata (2013:169) ada 10 langkah pelaksanaan peneltan dan pengembangan, yatu : 1) Peneltan dan pengumpulan data; 2) Perencanaan pengembangan produk; 3. Pengembangan produk awal; 4) Uj coba lapangan awal; 5) Revs atau penyempurnaan produk awal; 6) Uj coba lapangan utama; 7) Revs atau penyempurnaan produk; 8) Uj coba lapangan pelaksanaan; 9) Penyempurnaan produk akhr; 10) Dsemnas dan mplementas. Dar kesepuluh langkah tersebut, penelt hanya melakukan 7 langkah yakn berhent pada revs atau penyempurnaan produk, dsebabkan Pengembangan Maze Alfabet... (Anta Rsalatul Hasanah) 5 karena penelt tdak mengukur efektvtas penggunaan alat permanan edukatf maze alfabet. Prosedur Pada tahap prosedur pengembangan n menggunakan langkah-langkah Research and Development (R&D) yang dkemukakan oleh Borg dan Gall, namun dalam penerapannya mengalam sedkt modfkas. Pada peneltan pengembangan n menggunakan langkah peneltan dan pengembangan yang dmodfkas menjad 7 langkah pengembangan, dkarenakan tujuan utama penelt adalah untuk menghaslkan APE maze alfabet yang layak untuk dgunakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf alfabet bag kelas I SD dan bukan untuk mengukur efektvtas penggunaannya. Teknk Pengumpulan Data, Instrumen dan Teknk Analss Data Jens data yang akan ddapatkan dalam peneltan pengembangan alat permanan edukatf maze alfabet n berupa data kuanttatf dan kualtatf. Data kuanttatf merupakan data yang berupa angka sebaga hasl dar penlaan subjek uj coba. Sedangkan data kualtatf dperoleh dar uraan, krtk, saran dar subjek uj coba. Teknk pengumpulan data yang dgunakan dantaranya : a). Metode wawancara dlakukan pada saat stud pendahuluan. Hasl dar wawancara dgunakan untuk melengkap data hasl observas. Penggunaan metode wawancara juga dlakukan pada saat uj coba lapangan untuk mengetahu pendapat responden mengena alat permanan edukatf maze alfabet yang akan dgunakan sebaga dasar untuk melakukan perbakan atau revs. b.) Metode observas dlakukan pada saat peneltan awal untuk

8 6 Jurnal Penddkan Eds... Tahun..ke mendapatkan dan mengumpulkan nformas tentang pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesa khususnya mengenal huruf alfabet dlaksanakan d kelas I SD N Bandongan 1. c). Angket dgunakan saat melakukan valdas ahl mater dan ahl meda. Angket yang dgunakan bertujuan untuk mengukur kelayakan produk yang dhaslkan menurut ahl meda dan ahl mater. Hasl dar angket n akan djadkan dasar dalam melakukan revs alat permanan edukatf maupun mater produk yang akan dkembangkan. Teknk Analss Data Teknk analss data dalam peneltan pengembangan n menggunakan teknk analss data kuanttatf deskrptf. Analss data n dgunakan untuk menentukan kelayakan produk melalu hasl penlaan ahl mater dan ahl Meda. Data yang dperoleh dkategorkan berdasarkan konvers Eko Putro Wdyoko (2009:238) sebaga berkut: No. Rentang 1 X > X + 1,8 x sb Sangat bak 2 X + 0,6 x sb < Bak X X + 1,8 x sb 3 X - 0,6 x sb < X Cukup X + 0,6 x sb Krtera Konvers Layak Tdak 4 X - 1,8 x sb < X X - 0,6 x sb 5 X X 1,8 x sb Keterangan: X : rata-rata deal sb : smpangan baku deal X : skor emprs Skor maksmal deal : tertngg (5) Skor mnmum deal : Kurang Sangat kurang Layak X = 1 x (skor maksmal deal + skor mnmum 2 deal) sb = ( ) x(skor maksmal deal - skor mnmumdeal ) butr krtera x skor butr krtera x skor terendah (1) Maze Alfabet n dkatakan layak apabla hasl penlaan yang ddapatkan mnmal dengan krtera Bak. Sedangkan teknk analss data untuk subjek ujcoba menggunakan skala Guttman yang dapat dlhat pada tabel dbawah n. Tabel Penlaan Total Instrumen Sswa Persentase x > 75% x 75% Layak Kategor Tdak layak HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasl Peneltan 1. Hasl Peneltan dan Pengumpulan Data Peneltan dan pengumpulan data dlakukan penelt melalu observas dan wawancara untuk mengumpulkan data. Data yang dperoleh adalah, sebaga berkut : a) Guru mash domnan menggunakan metode

9 ceramah untuk menyampakan mater; b) Bahan ajar yang dgunakan dalam mata pelajaran Bahasa hanya buku paket buku sekolah elektronk (BSE), lembar kegatan sswa (LKS) dan kartu huruf, sedangkan alat permanan edukatf terutama maze belum ada; c) Sswa kelas I memlk kesultan belajar mengenal, membedakan huruf; d) Guru mengalam kendala untuk memlh atau menyedakan alat permanan edukatf yang tepat untuk mencptakan suasana yang menyenangkan dan rasa ketertarkan sswa, yatu berman sambl belajar; e) Belum tersedanya dan belum dkembangkannya alat permanan edukatf maze yang sesua dengan tujuan pembelajaran sekalgus dapat menark mnat sswa terhadap Bahasa Indonesa. 2. Hasl Perencanaan Perencanaan pengembangan alat permanan edukatf maze alfabet untuk mata pelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf alfabet bag sswa kelas I SD N Bandongan 1 Magelang dantaranya sebaga berkut : a. Menentukan Standar Kompetens, Kompetens Dasar, serta Indkator yang ngn dcapa dengan menggunakan alat permanan edukatf maze alfabet. b. Merencanakan konsep dan desan alat permanan edukatf maze alfabet bersama dosen pembmbng dan guru kelas. 3. Hasl Pengembangan Produk Awal Pengembangan produk awal melalu proses dan langkah-langkah sebaga berkut: a) Mengumpulkan mater gambar yang dperlukan; b) Mengumpulkan bahan yang Pengembangan Maze Alfabet... (Anta Rsalatul Hasanah) 7 dgunakan; c) Konsultas desan; d) Produks papan alat permanan edukatf maze alfabet; e) Produks komponen bnatang; f) Produks komponen huruf; g) Produks petunjuk penggunaan maze alfabet; h) Produks kotak kemasan maze alfabet; ) Produks tas maze alfabet; j) Melakukan revew dan evaluas meda. Evaluas Meda dlakukan dengan memnta pertmbangan ahl (expert judgement) atau valdas ahl. Valdas ahl dlakukan oleh ahl mater dan ahl meda. Valdas mater dlakukan oleh dosen PGSD, dengan valdas melalu 2 tahapan. Tahap I mendapatkan jumlah skor 44 termasuk kedalam kategor Layak. Valdator memberkan saran untuk merevs antara lan: 1). Tulsan huruf alfabet pada bagan belakang papan dtadakan; 2). Penulsan jens huruf pada cover kotak kemasan dgant; 3). Penambahan penulsan huruf pada kata; 4). Penambahan penulsan kata pada kalmat; 5). Penambahan penulsan tanda baca; 6). Kesalahan penulsan huruf besar dan huruf kecl; 7). Kesalahan penulsan kata. Tahap II mendapatkan jumlah skor 46 termasuk kategor Layak. Valdator ahl mater menyatakan bahwa maze alfabet layak untuk d uj coba tanpa revs. Valdas meda dlakukan oleh dosen Teknolog Penddkan, dengan valdas melalu 2 tahapan. Tahap I mendapatkan jumlah skor 59 termasuk kedalam kategor Layak. Valdator memberkan saran untuk merevs antara lan: 1) Desan cover kotak kemasan dgant warna dan lustrasnya; 2) Desan tas maze alfabet dgant warna dan

10 8 Jurnal Penddkan Eds... Tahun..ke lustrasnya; 3) Warna huruf dgant menjad 1 warna yang sama dan harus kontras dengan gambar latar belakang; 4) Sudut-sudut kayu yang runcng dperhalus; 5). Gambar latar belakang dgant menjad lebh terang dan kontras dengan warna huruf; 6). Desan petunjuk penggunaan dgant warna dan lustrasnya. Tahap II mendapatkan jumlah skor 70 termasuk kategor layak. Valdator ahl medamenyatakan bahwa maze alfabet layak untuk d uj coba tanpa revs. 4. Uj Coba Lapangan Awal Uj coba lapangan awal penggunaan alat permanan edukatf maze alfabet melbatkan 5 sswa kelas I SD N Bandongan 1 Magelang. Lma sswa n memlk tngkatan kogns kurang, sedang, dan tngg.. Hasl uj coba lapangan awal memperoleh jumlah penlaan 49. Jka jumlah skor tersebut dpresentasekan 98% dan dapat dkatakan bawa maze alfabet Layak. Dar pengamatan yang dlakukan, para sswa antusas dan aktf menggunakan dan menjawab pertanyaan yang ada dalam permanan. Jad dapat dsmpulkan bahwa bahwa maze alfabet mendapatkan respon yang bak dar sswa berdasarkan hasl uj coba lapangan awal. 5. Revs Hasl Uj Coba Lapangan Awal Berdasarkan hasl uj coba lapangan awal dnyatakan bahwa alat permanan edukatf maze alfabet untu mata pelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf alfabet bag sswa kelas I sudah layak untuk dgunakan. Sehngga penelt tdak melakukan revs terhadap produk alat permanan edukatf maze alfabet. 6. Uj Coba Lapangan Utama Uj coba lapangan utama penggunaan alat permanan edukatf maze alfabet melbatkan 15 sswa kelas I SD N Bandongan 1 Magelang. Hasl uj coba lapangan utama memperoleh jumlah penlaan 146. Jka jumlah skor tersebut dpresentasekan 97% dan dapat dkatakan bawa maze alfabet Layak. Jad dapat dsmpulkan bahwa maze alfabet mendapatkan respon yang bak dar sswa berdasarkan hasl uj coba lapangan utama. 7. Penyempurnaan Produk Akhr Pada uj coba lapangan utama ddapatkah hasl bahwa alat permanan edukatf maze alfabet untuk mata pelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf alfabet bag sswa kelas I SD N Bandongan 1 Magelang sudah layak untuk dgunakan. Berdasarkan hasl tersebut penelt tdak melakukan revs terhadap produk alat permanan edukatf maze alfabet. B. Pembahasan Produk yang dkembangkan dalam peneltan n adalah alat permanan edukatf maze alfabet untuk mata pelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf alfabet bag sswa kelas I SD N Bandongan 1 Magelang. Peneltan pengembangan alat permanan edukatf maze alfabet n, mengadaptas dan memodfkas langkah-langkah pelaksanaan pengembangan dar Borg dan Gall. Tujuan peneltan n adalah menghaslkan alat permanan edukatf maze alfabet yang layak untuk mata pelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf alfabet bag sswa kelas I d SD N Bandongan 1 Magelang. Uj kelayakan produk dalam peneltan pengembangan n dlakukan melalu

11 beberapa tahapan guna mendapatkan penlaan, saran dan komentar sehngga alat permanan edukatf maze alfabet yang dkembangkan layak untuk dgunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf alfabet. Uj kelayakan produk tersebut terbag ke dalam beberapa tahapan, yatu: 1) tahap valdas ahl mater, 2) tahap valdas ahl meda, 3) tahap uj coba lapangan awal, dan 4) tahap uj coba lapangan utama. Sebelum dlakukan valdas, terlebh dahulu dlakukan pennjauan oleh dosen pembmbng. Kemudan dlakukan perbakan berdasarkan saran dan komentar dar dosen pembmbng. Setelah melakukan perbakan, kemudan dlakukan tahap valdas dan uj coba terhadap produk hasl pengembangan. Tahap valdas mater, dosen ahl mater pelajaran Bahasa Indonesa dar prod Penddkan Guru Sekolah Dasar FIP UNY yatu bu Dr. Enny Zubadah, M. Pd. melakukan penlaan dan memberkan saran terkat aspek mater, aspek penyajan mater. Kegatan valdas pada ahl mater melalu 2 tahap. Pada tahap I data hasl penlaan aspek mater dperoleh skor 31, penlaan aspek penyajan mater tahap I dperoleh skor 13. Hasl penlaan ahl mater pada semua aspek adalah 44 dan masuk dalam krtera Layak. Sehngga alat permanan edukatf maze alfabet yang dkembangkan sudah layak untuk dgunakan dan perlu dlakukan revs sesua saran dar valdator yatu ahl mater. Perbakan atau revs yang dlakukan terhadap produk adalah sebaga berkut: 1. Tulsan huruf alfabet pada bagan belakang papan dtadakan, karena sswa Pengembangan Maze Alfabet... (Anta Rsalatul Hasanah) 9 kelas I belum boleh dajarkan huruf kaptal 2. Penulsan huruf pada cover kotak kemasan dgant dengan huruf yang sesua dengan tahap berpkr sswa kelas I SD 3. Beberapa bagan pada petunjuk penggunaan maze alfabet dperbak, dantaranya : penulsan angka dkut ttk dan letaknya sejajar dengan penulsan huruf, beberapa kata dalam kalmat perlu dperbak dan beberapa huruf pada kalmat perlu dtambah, ada kesalahan penulsan kata, huruf besar dan huruf kecl. Tahap II, penlaan semua aspek mengalam penngkatan. Data hasl penlaan aspek mater memperoleh skor 32, pada aspek penyajan mater memperoleh skor 14. Hasl penlaan ahl meda pada semua aspek adalah 46 dan masuk dalam krtera Layak. Sehngga alat permanan edukatf maze alfabet yang dkembangkan telah layak untuk dgunakan tanpa revs, dan sap untuk dujcobakan kepada pengguna. Tahap valdas meda, dosen ahl meda melakukan penlaan dan memberkan masukan terkat aspek tamplan, dan aspek petunjuk penggunaan. Kegatan valdas meda dlakukan melalu 2 tahap. Data hasl penlaan meda tahap I pada aspek tamplan dperoleh skor 41. Data hasl penlaan tahap I pada aspek petunjuk penggunaan dperoleh skor 18 dan beberapa ndkator yang harus mengalam perbakan/revs. Hasl penlaan ahl meda pada semua aspek adalah 59 dan masuk dalam krtera Bak. Sehngga alat permanan edukatf maze alfabet yang

12 10 Jurnal Penddkan Eds... Tahun..ke dkembangkan sudah layak untuk dgunakan dan perlu dlakukan revs sesua saran dar valdator yatu ahl meda. Perbakan atau revs yang dlakukan terhadap produk adalah sebaga berkut: 1. Desan pada cover kotak kemasan maze alfabet dgant dengan warna dan lustras yang sesua. 2. Desan tas maze alfabet dgant dengan warna dan lustras yang sesua. 3. Warna huruf, dcat ulang menjad 1 warna prmer yang sama dan harus kontras dengan latar belakang. 4. Sudut pada komponen yang terbuat dar kayu dperhalus agar aman saat dgunakan. 5. Gambar latar belakang dgant dengan yang lebh cerah dan harus kontras dengan warna huruf. 6. Desan petunjuk penggunaan dgant dengan warna dan lustras yang sesua. Pada tahap II, penlaan semua aspek mengalam penngkatan. Data hasl penlaan aspek tamplan memperoleh skor 49, pada aspek petunjuk penggunaan memperoleh skor 21. Hasl penlaan ahl meda pada semua aspek adalah 70 dan masuk dalam krtera Layak. Sehngga alat permanan edukatf maze alfabet yang dkembangkan telah layak untuk dgunakan tanpa revs, dan sap untuk dujcobakan kepada pengguna Uj coba lapangan awal melbatkan 5 orang sswa. Hasl uj coba lapangan awal ddapatkan hasl bahwa jumlah skor adalah 49 dan dpersentaskan sehngga ddapatkan hasl 98 %. Sehngga dapat dkatakan alat permanan edukatf maze alfabet Layak dgunakan. Respon dar subjek uj coba, mereka sangat tertark, dan menyuka berman sambl belajar menggunakan maze alfabet. Mereka sangat antusas mengkut jalannya permanan dan menyuka stuas berman sambl belajar menggunakan maze alfabet. Hal n sesua dengan yang dkemukakan oleh Badru Zaman (2006:8-10) fungs alat permanan edukatf yatu memberkan kesempatan anak bersosalsas, berkomunkas dengan teman sebaya dan mencptakan stuas berman (belajar) yang menyenangkan bag anak dalam proses pemberan perangsangan ndkator kemampuan anak. Pada tahap uj coba lapangan awal, penelt juga melakukan wawancara terkat kendala apa yang dalam sswa saat menggunakan produk. Namun tdak dtemukan kendala yang berart sehngga tdak dlakukan revs terhadap mater maupun tamplan alat permanan edukatf maze alfabet. Uj coba lapangan utama melbatkan 15 orang sswa. Hasl uj coba lapangan utama ddapatkan hasl bahwa jumlah skor adalah 146 dan dpersentaskan sehngga ddapatkan hasl 97%. Respon dar subjek sangat antusas berman sambl belajar mengena huruf alfabet menggunakan maze alfabet. Mnat dan perhatan mereka terhadap pelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf alfabet menngkat. Hal n sesua dengan yang dkemukakan oleh Frank dan Theresa Caplan dalam Mamunah Hasan (2012: ), yatu : berman memperluas mnat dan pusat perhatan, berman merupakan cara dnams

13 untuk belajar. Pada tahap uj coba lapangan utama tdak ada masukan, sehngga produk alat permanan edukatf maze alfabet sap untuk dgunakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf afabet. Berdasarkan nla rata-rata hasl penlaan produk melalu valdas ahl mater pelajaran Bahasa Indonesa, ahl meda, serta sswa kelas I SD N Bandongan 1 Magelang selaku pengguna produk, hasl pengembangan dnyatakan layak untuk dgunakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf alfabet. KESIMPULAN DAN SARAN Kesmpulan Pengembangan Alat Permanan Edukatf Maze Alfabet untuk mata pelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf alfabet bag sswa kelas I SD N Bandongan 1, Magelang n menggunakan tahapan peneltan dan pengembangan model Borg dan Gall yang dmodfkas menjad tujuh langkah. Alat permanan edukatf maze alfabet dapat dkategorkan layak, hal n dbuktkan berdasarkan hasl penlaan produk oleh ahl mater memperoleh skor rerata 90 dan penlaan produk oleh ahl meda yang dperoleh skor rerata 129. Pada hasl uj coba lapangan awal dengan 5 subjek ddapatkan hasl persentase 98 % dan hasl uj coba lapangan utama dengan 15 subjek dperoleh persentase 97 %. Hal n menunjukkan alat permanan edukatf maze alfabet dnyatakan layak untuk dgunakan sebaga penunjang pembelajaran oleh guru maupun dgunakan sendr oleh sswa. Saran Pengembangan Maze Alfabet... (Anta Rsalatul Hasanah) Bag Sswa Kelas I SD Dharapkan alat permanan edukatf maze alfabet dapat dmanfaatkan atau dgunakan sebaga salah satu alat permanan yang dapat membantu dalam pembelajaran Bahasa Indonesa mengenal huruf alfabet, sehngga kemampuan mengenal dan membaca sswa dapat menngkat. 2. Bag Guru Dharapkan dapat memanfaatkan atau menggunakan alat permanan edukatf maze alfabet sebaga salah satu permanan yang dapat dkombnaskan dengan metode pembelajaran d kelas sehngga proses pembelajaran lebh bervaras. 3. Bag Penelt atau Pengembang Selanjutnya Dharapkan dapat melanjutkan sampa pada tahap uj efektvtas. DAFTAR PUSTAKA Badru Zaman. (2006). Pengembangan Alat Permanan Edukatf untuk Anak. Dunduh dar TK/ BADRU_ZAMAN/ pengembangan_ape_d_tk.pdf. dakses tanggal 08 Februar Darmyat Zuchd Budash. (1996). Penddkan Bahasa dan Sastra Indonesa d Kelas Rendah. Jakarta: Drjen Dkt dan Depdkbud. Departemen Penddkan Nasonal. (2007). Modul Pembuatan dan Penggunaan APE (Alat Permanan Edukatf) Anak Usa 3-6 tahun. Jakarta. Eko Putro Wdyoko. (2009). Evaluas Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka pelajar. IG.A.K.Wardan. (1995). Pengajaran Bahasa Indonesa Bag Anak Berkesultan Belajar. Jakarta: Departemen Penddkan dan Kebudayaan.

14 12 Jurnal Penddkan Eds... Tahun..ke Mamunah Hasan. (2012). Penddkan Anak Usa Dn. Yogyakarta: Dva Press. Nana Syaodh Sukmadnata. (2013). Metode Peneltan Penddkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nandang Budman. (2006). Memaham Perkembangan Anak Usa Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Penddkan Nasonal. Pebranra. (2012). Penngkatan Kemampuan Anak Mengenal Huruf Melalu Permanan Mengurakan Kata d Taman Kanak- Kanak Neger Pembna Agam. Jurnal Pesona PAUD. Nomor 1 tahun Hlm 3. Puj Santosa, dkk. (2008). Mater dan Pembelajaran Bahasa Indonesa SD. Jakarta: Unverstas Terbuka. Undang-undang Perlndungan Anak. (2003). Undang-undang Perlndungan Anak Tahun Jakarta : Snar Grafka. Undang-undang Sstem Penddkan Nasonal. (2003). Undang-undang Sstem Penddkan Nasonal Tahun Jakarta: CV Eko Jaya.

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Peneltan n merupakan jens peneltan pengembangan yang dkenal dengan stlah Research and Development ( R& D ). Menurut Sukmadnata (2005:164), peneltan pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Peneltan n adalah peneltan pengembangan yang berorentas pada pembuatan meda dan pengembangan meda pembelajaran IPA tentang pesawat sederhana. Meda Ajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM Aula Rahmatka Dew, Wdjanto, Dw Haryoto Unverstas Neger Malang e-mal:

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan BAB III METODE PENELITIAN Peneltan n adalah peneltan yang berorentas pada pembuatan modul pembelajaran dengan mengembangkan model pembelajaran kooperatf dengan tpe TGT (Team Game

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Pengembangan Media Permainan Kartu Gambar Dengan Teknik Think Pair Share Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Di Palopo

Pengembangan Media Permainan Kartu Gambar Dengan Teknik Think Pair Share Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Di Palopo Jurnal Publkas Penddkan http://ojs.unm.ac.d/ndex.php/pubpend Volume 7 Nomor 3, Oktober 2017 p-issn 2088-2092 e-issn 2548-6721 Submtted : 19/09/2017 Revewed : 28/09/2017 Accepted : 09/10/2017 Publshed :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII D SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RINGKASAN OPTIMALISASI PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN GROUP RESUME DAN CONCEPT MAP DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI Oleh: Endang Mulyan Daru Wahyun Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD Pengembangan Perangkat Pembelajaran... (Prawda Estnngtyas) 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DEVELOPMENT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAIQ NURHIDAYAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

BAIQ NURHIDAYAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) BERBASIS METODE RESITASI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII.1 SMPN 1 PRAYA BARAT PADA MATERI POKOK KUBUS

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : Jurnal Bakt Saraswat Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : 2088-2149 PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI MAPLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

---- ~,~ _~-

---- ~,~ _~- ---- ~,~-----..---..._~- BABV SMPULAN, MPLKAS DAN SARAN A. Smpulan ~... f. Smpulan-smpulan yang dapat dtark dar kajan peneltan adalah sebaga berkut: v. (:.Q / Pertama, kegatan pembelajaran yang dlaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK SMA ABSTRACT PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK SMA Oleh: Ftr Yent, Helendra, Sska Nerta Program Stud Penddkan Bolog, (STKIP) PGRI Sekolah Tngg Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF SISWA KELAS II SDN ANGKATAN LOR 02 KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYUSUN KARANGAN BERDASARKAN RANGKAIAN GAMBAR SERI MELALUI METODE PENUGASAN DAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SDN JAMBEAN 03 SEMESTER 1 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Susu kambng merupakan suatu produk yang memlk nla manfaat tngg bag kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu merupakan sumber gz yang palng lengkap sekalgus palng

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRSUNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SUB POKOK BAHASAN LUAS TRAPESIUM KELAS VII A SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN TENTANO PENTELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA I

BUPATI PACITAN TENTANO PENTELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA I BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 3g TAHUN 2012 TENTANO PENTELENGGARAAN PENDDKAN NKLUSF D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang a. bahwa peseta ddk yang memlk

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI POWER OF TWO DI KELAS V SDN BADEGAN 02 PATI TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuh sebagan persyaratan Guna mencapa derajat Sarjana S-1 PGSD

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK Vol. 8 No. Jun 016 Halaman 03-09 http://dx.do.org/10.0/jp.016.v8.178 Webste: ejournal.stkp-pgr-sumbar.ac.d/ndex.php/ /pelang PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMK Mra

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Laporan n Dsusun Guna Sebaga Pertanggungjawaban Pelaksanaan Praktk Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun Akademk 2014/2015 Lokas PPL Nama Sekolah : SMA N 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci