1/6 PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN DALAM PENYELENGGARAAN PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN SECARA TERPADU DI PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi

1 1/6 PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN DALAM PENYELENGGARAAN PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN SECARA TERPADU DI PROVINSI JAWA TENGAH Nama Diklat : DIklatpim Tingkat IV Angk CVII Tahun : 2017 Ruang lingkup inovasi : Provinsi Cluster inovasi : Perumahan Rakyat & Permukiman Inovator : Arif Sugeng Haryanto, ST Jabatan : Kasi Keterpaduan Infrastruktur DISPERAKIM Instansi : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Latar Belakang Penyelenggaraan urusan perumahan rakyat dan kawasan permukiman sebagai urusan wajib pelayanan dasar dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang demikian multidimensi stakeholders pembangunan tentu tidak mudah dan membutuhkan kerja bersama yang terpadu dan terkoordinasi. Banyak ancaman, permasalahan, hambatan dan tantangan yang perlu dipahami dan dicarikan solusi yang tepat. Peran aktif yang luar biasa dari stakeholders membutuhkan kehadiran bersama dalam suatu sistem penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman, dengan pelaksanaan yang terpadu dan terkoordinasi. Hal inilah yang menjadi permasalahan, karena belum adanya keterpaduan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman yang berbasis pada peran stakeholders. Fenomena pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di Provinsi Jawa Tengah juga seperti disebut diatas, hal ini ditandai dengan banyaknya permasalahan sebagai berikut : 1. Sering terjadinya perbedaan data yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan. 2. Pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman masih banyak yang belum sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. 3. Masih banyak aturan atau mekanisme pelaksanaan kegiatan lintas sektor, lintas bidang dan lintas wilayah yang belum dibuat.

2 2/6 4. Masih banyak yang belum taat aturan dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, seperti banyaknya perumahan yang belum menyerahkan prasarana, sarana dan utilitasnya ke Pemerintah Daerah. Fenomena pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di Provinsi Jawa Tengah juga seperti disebut diatas, hal ini ditandai dengan banyaknya permasalahan sebagai berikut : 1. Sering terjadinya perbedaan data yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan. 2. Pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman masih banyak yang belum sesuai dengan rtrw. 3. Masih banyak aturan atau mekanisme pelaksanaan kegiatan lintas sektor, lintas bidang dan lintas wilayah yang belum dibuat. 4. Masih banyak yang belum taat aturan dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, seperti banyaknya perumahan yang belum menyerahkan prasarana, sarana dan utilitasnya ke Pemerintah Daerah. 5. Belum adanya program pendampingan dalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang dilakukan secara perseorangan, sehingga kualitas hunian tidak bisa dipastikan. 6. Banyaknya program penataan kawasan yang tidak berkelanjutan karena hanya berorientasi satu sisi, misalnya fisik saja, tetapi tidak dilakukan pendekatan sosial yang tepat dan pemberdayaan ekonomi. 7. Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman masih dilakukan secara sendiri-sendiri dan belum dilakukan secara terorganisir, baik instansi pemerintah maupun dengan pihak lain seperti CSR, BUMN, BUMD, Perusahaan Swasta, BAZNAS, maupun pihak organisasi dan Perorangan lainnya. 8. Belum terpadunya pembiayaan pembangunan perumahan dan kawasas permukiman dari berbagai stakeholders yang ada. 9. Keterbatasan sumberdaya manusia di pemerintahan, sudah dicukupi oleh sektor non pemerintah, tetapi belum terstruktur pengembangannya. 10.Belum ada kerjasama/kemitraan yang terstruktur lintas bidang, lintas sektor dan lintas institusi dalam melaksanakan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.

3 3/6 11.Belum adanya media kemitraan pembangunan infrastruktur dan pertanahan bagi penyelesaian permasalahan di bidang perumahan dan kawasan permukiman. Manfaat A. Manfaat Bagi Pemerintah, Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten dan Kota 1. Tercapainya keterpaduan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman 2. Tercapainya target-target pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman 3. Terlaksananya pendayagunaan dan pemanfaatan rekayasa teknologi bidang perumahan dan kawasan permukiman 4. Terbukanya akses kerjasama bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan seluruh stakeholders yang ada. B. Manfaat Bagi Pengembang 1. Aman berinvestasi di bidang perumahan dan kawasan permukiman karena lokasi dan jenis kegiatan sudah ada kepastian hukum 2. Mudahnya akses program dan kegiatan pemerintah yang bisa dilakukan kerjasama. 3. Mudahnya akses pendayagunaan dan pemanfaatan rekayasa teknologi untuk diimplementasikan dalam pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman C. Manfaat Bagi Profesi

4 4/6 1. Terbukanya lapangan kerja professional di bidang perumahan dan kawasan permukiman 2. Terlindunginya profesi bidang perumahan dan kawasan permukiman karena adanya kepastian hukum D. Manfaat bagi penyedia barang atau material pembangunan perumahan 1. Tersedianya media informasi kebijakan kebutuhan penyediaan pembangunan rumah sehat, sederhana, layak huni dan murah. 2. Tersedianya informasi kebutuhan bahan material yang sesuai dengan spek pembangunan. E. Manfaat Bagi Akademisi 1. Terjadinya link and macth antara dunia akademisi dengan dunia pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman. 2. Tersedianya media pendayagunaan dan pemanfaatan rekayasa teknologi bidang perumahan dan kawasan permukiman. 3. Tersedianya ruang kerjasama untuk pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman. F. Manfaat Bagi Masyarakat 1. Terpenuhinya kebutuhan pembangunan perumahan, kawasan permukiman dan pertanahan secara terpadu. 2. Tersedianya perumahan dan kawasan permukiman yang layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah. 3. Tersedianya akses memperoleh bantuan rumah layak huni secara adil dan merata. 4. Tersedianya infrastruktur pembangunan untuk meningkatkan kualitas perumahan dan kawasan permukiman. 5. Tersedianya tanah untuk pembangunan dan pengembangan

5 5/6 Milestone 1. Pembentukan Tim Kerja Efektif ; 2. Sosialisasi pelaksanaan Proyek Perubahan; 3. Koordinasi stakeholders internal dan eksternal; 4. Identifikasi Model Kemitraan Strategis 5. Penyusunan draft awal ; 6. Rapat pembahasan awal, 7. Implementasi model kemitraan dengan POKJA PKP dalam penyusunan RP3KP. 8. Implementasi model kemitraan dalam Sinkronisasi Kebijakan PKP dan Tata Ruang. 9. Implementasi model kemitraan dengan POKJA PKP dalam Penjurian Hari Habitat. 10. Implementasi model kemitraan dengan BAZNAS dalam Penanganan RTLH. 11. Rapat pembahasan akhir ; 12. Pembentukan Tim Pokja PKP Provinsi Jawa Tengah 13. Pembentukan Forum Pokja PKP Provinsi Jawa Tengah

6 Powered by TCPDF ( 6/6 14. Seminar 15. Monitoring dan Evaluasi. Dicetak pada: 03/05/ :29:57