1/10 Mewujudkan Guru Berkinerja dan Berdedikasi dengan SOP Pembelajaran di SMA Negeri Kabupaten Cilacap

Transkripsi

1 1/10 Mewujudkan Guru Berkinerja dan Berdedikasi dengan SOP Pembelajaran di SMA Negeri Kabupaten Cilacap Nama Diklat : DIklatpim Tingkat IV Angk CVII Tahun : Ruang lingkup inovasi : Provinsi Cluster inovasi : Pendidikan & Kebudayaan Inovator : Drs. Yuniarso Kwartono Adi, BSc Jabatan : Kasi Sekolah Menengah Atas Dan Sekolah Luar Biasa DISDIKBUD Instansi : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat cenderung lebih kritis terhadap pelayanan publik. Guru berkinerja dan berdedikasi sebagai pelayan publik merupakan agent of change yang harus senantiasa bergerak dan berubah secara dinamis mengikuti tuntutan masyarakat. Masyarakat menginginkan guru berkinerja dan berdedikasi yang benarbenar melayani, transparan, bersih dan akuntabel. Pelayanan berarti semangat pengabdian yang mengutamakan efisiensi dan keberhasilan bangsa dalam membangun, yang dimanifestasikan dalam perilaku "melayani bukan dilayani", "mendorong bukan menghambat", "mempermudah bukan mempersulit", "sederhana bukan berbelitbelit", serta "terbuka untuk setiap orang, bukan hanya segelintir orang". Prosedur dalam pelayanan publik pun diharapkan lebih fleksibel dan efisien. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 47 tahun 2007 tentang standar Proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa standar proses untuk pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanakan proses pembelajaran, penilaian proses pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Keempat kegiatan itu menjadi satu kesatuan proses pembelajaran yang saling mendukung satu dengan yang lain. Pihakpihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. Komponen ini merupakan segitiga emas keberhasilan proses pembelajaran. Perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran akan berjalan efektif dan efesien apabila pelaksanaan kepengawasan proses pembelajaran oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah dilakukan dengan benar. Dari data pada Kantor BP2MK Wilayah V Banyumas, khususnya Seksi SMA dan SLB, semua sekolah SMA Negeri di wilayah Kabupaten Cilacap dan project leader membatasi pada jangka pendek ini dapat diimplementasikan di sejumlah 10 sekolah yang belum memiliki SOP Pembelajaran dengan mempertimbangkan jarak jangkau lokasi sekolah dari kantor yang berada di Purwokerto dan kemudahan akses saja. Tugas guru ini dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2) UndangUndang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 20

2 2/10 UndangUndang No. 10 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, yakni : 1. Merencanakan pembelajaran; 2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu; 3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; 4. Membimbing dan melatih peserta didik / siswa; 5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; 6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai; dan 7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan. Lebih lanjut, tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan dalam Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, diantaranya : 1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan; 2. Menyusun silabus pembelajaran; 3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); 4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran; 5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran; 6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di kelasnya;

3 3/10 7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran; 8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi; 9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggungjawabnya (khusus guru kelas); 10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah/ madrasah dan nasional; 11. Membimbing guru pemula dalam program induksi; 12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran; 13. Melaksanakan pengembangan diri 14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif; dan 15. Melakukan presentasi ilmiah. Dengan tugas profesi yang detail dan sangat teknis, pada kenyataannya yang terjadi adalah, hampir 100 % SMAN di Wilayah V Banyumas yang ada Kabupaten Cilacap antara lain : 1. SMAN 1 Kroya 6. SMAN 1 Sampang 2. SMAN 2 Kroya 7. SMAN 1 Cilacap 3. SMAN 1 Adipala 8. SMAN 2 Cilacap 4. SMAN 1 Binangun 9. SMAN 3 Cilacap

4 4/10 5. SMAN 1 Maos 10. SMAN 1 Jeruklegi belum memiliki SOP Pembelajaran yang dapat menjadi kendali dan tolok ukur mewujudkan TUPOKSI di atas. Secara umum fungsi SOP bukan hanya sebagai alat kontrol, namun juga sebagai alat untuk menjaga konsistensi dari kualitas output. SOP Pembelajaran harus mampu menjadi alur bagi jalannya proses pembelajaran dan bukan sebagai penghalang atau penghambat proses pembelajaran. Oleh karena itu design SOP pembelajaran tidak bisa sembarangan karena harus dilihat tingkat fleksibilitas dan kontrol penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Pembuatan SOP lembaga pendidikan berbeda dengan SOP sekolah jasa, berbeda pula dengan SOP Pembelajaran sebagai proses terpenting dalam penyelanggaraan pendidikan. Bahkan SOP Pembelaran di lembaga pendidikan yang berbeda jenjang (SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi), bisa berbeda pula SOP nya. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor seperti budaya kerja, sistem kerja, jumlah guru dan tenaga kependidikan dan banyak faktor lainnnya. Manfaat Manfaat dari perubahan ini adalah: a. Manfaat bagi Provinsi Jawa Tengah : 1) Meningkatkan profesionalisme aparatur 2) Meningkatkan kualitas pelayanan b. Manfaat bagi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah : 1) Memastikan pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah 2) Memastikan proses pembelajaran yang lebih bermutu dan berkualitas 3) Dapat diimplementasikan dan diduplikasi di Kabupaten lain di Jawa Tengah c. Manfaat bagi Project Leader :

5 5/10 1) Mempermudah pengendalian pelaksanaan pendididkan di SMAN wilayah Kabupaten Cilacap 2) Meningkatkan profesionalisme guru dalam melayani pembelajaran di sekolah d. Manfaat/keuntungan bagi sekolah, antara lain : 1) Sebagai alat kontrol sekaligus sebagai alat untuk menjaga konsistensi dari kualitas output. SOP Pembelajaran harus mampu menjadi alur bagi jalannya proses pembelajaran 2) Memudahkan setiap guru dan tenaga kependidikan untuk bekerja berdasarkan standard yang baku, bukan berdasarkan aturan yang dibuat oleh key persons semata. Hal tersebut akan mempelancar aktivitas guru dan tenaga kependidikan dalam semua proses pembelajaran. Dengan demikian setiap guru dan tenaga kependidikan menjalankan fungsinya masingmasing dan mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tanggungjawabnya. Artinya, SOP menjadi landasan bagi siapapun dalam bekerja tanpa dipengaruhi oleh siapa yang menjadi atasan dan siapa yang menjadi bawahan. Dengan demikian diharapkan kinerja dan dedikasi akan terwujud tanpa harus ada pengaruh tekanan dari atasan. 3) Memudahkan dalam mengontrol sistem yang berjalan dalam sekolah. Dengan demikian SOP bisa mencegah terjadinya kebocoran atau ketidak sesuaian proses pembelajaran di sekolah. 4) Berfungsi menganalislis titik lemah proses pembelajaran sekolah sehingga bisa dengan cepat dikoreksi. 5) Menjamin berjalannya sistem administrasi sekolah yang lebih rapih. Semua dokumen yang berhubungan dengan operasional sekolah bisa diarsip berdasarkan urutan waktu sesuai dengan SOP yang telah disetujui bersama. e. Manfaat bagi Stakeholder : 1) Memberikan jaminan layanan pendidikan yang lebih bermutu 2) Memberikan kepastian pola pembelajaran yang berlangsung di SMAN Wilayah Kabupaten Cilacap

6 6/10 Milestone Capaian Waktu Pelaksanaan Proyek Perubahan No. Tahap Kegiatan Rencana Realisasi Capaian 1. Pembentukan Tim Efektif 4 Oktober 4 Oktober Forum Group Discussion (FGD) Tingkat Kabupaten Cilacap 2 Oktober 2 Oktober Lebih Lambat 3. Forum Grup Discussion (FGD) Tingkat Dinas P dan K Prov dan Biro Organisasi Setda Prov 3 Oktober 3 Oktober sda 4. Inventarisasi bentuk bentuk pembelajaran di sekolah 810 Oktober Diisatukan dengan penyusunan sda 5. Workshop Penyusunan SOP Pembelajaran 1120 Oktober 515 Oktober sda 6. Penyusunan Instrumen Observasi Implementasi SOP Pembelajaran 16 Oktober Lebih Lambat 7. Pengumpulan data kondisi pembelajaran sebelum implementasi SOP 1719 Oktober Tambahan kegiatan

7 7/10 8. Uji Coba di sekolah sampel 2327 Oktober menengah yang ditarik ke Jangka Pendek) Finalisasi SOP Pembelajaran Pengolahan data kuestioner sebelum Implementasi SOP 27 Okt sda 1920 Okt sda 11. Sosialisasi dan Pencanangan SOP 23 Okt Pembelajaran se Kab Cilacap menengah ditarik ke Jangka Pendek) 12. Penerapan SOP di 10 SMAN di Kab. Cilacap 219 Okt terlewati 13. Sosialisasi SOP Pembelajaran di masingmasing Sekolah SMAN dan Swasta se Kab. Cilacap 31 Okt2 Nov 2427 Okt menengah ditarik ke Jangka Pendek) 14. Implementasi SOP SMAN dan SMA Swasta Kab. Cilacap 219 Nov 2515 Nov menengah ditarik ke Jangka Pendek) 15 Monitoring dan Evaluasi 2123 Nov

8 8/10 terlewati

9 9/ Pengumpulan data kondisi pembelajaran setelah Implementasi SOP Pembelajaran Nov Tambahan kegiatan 17. Pengolahan data setelah Implementasi SOP Pembelajaran 1821 Nov Tambahan kegiatan 18. Analisis Dampak Implementasi SOP Pembelajaran SMA Kab. Clacap 1821 Nov Tambahan kegiatan 19. Penyusunan SOP Satuan Pendidikan 610 Nov panjang ditarik ke Jangka Pendek) 20. Penyusunan SOP SMK 810 Nov Lompatan Kegiatan yang tidak ditargetkan karena bukan Tupoksi 21. Kunjungan Studi Lapangan Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Purworejo belajar tentang SOP Satuan Pendidikan 11 November Tambahan kegiatan 22. Penyerahan 133 SOP SMA dan SMK ke Dinas Pendidikan Prov oleh Project Leader dan MKKS SMA dan SMK Kab. Cilacap 13 Nov panjang ditarik ke Jangka Pendek)

10 Powered by TCPDF ( 10/ Penyerahan 133 SOP SMA dan SMK ke Biro Organisasi Setda Prov Jateng oleh Project Leader dan MKKS SMA dan SMK Kab. Cilacap 13 Nov panjang ditarik ke Jangka Pendek) Dicetak pada: 12/04/ :36:21