BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 1. Perguruan Tinggi Sebagai Industri Jasa. kependidikan tinggi. Menurut Tampubolon (2001), jasa kependidikan yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 1. Perguruan Tinggi Sebagai Industri Jasa. kependidikan tinggi. Menurut Tampubolon (2001), jasa kependidikan yang"

Transkripsi

1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorts 1. Perguruan Tngg Sebaga Industr Jasa Perguruan Tngg sebaga suatu lembaga penddkan tngg dapat dpandang sebaga suatu proses produks yang menghaslkan pelayanan jasa kependdkan tngg. Menurut Tampubolon (2001), jasa kependdkan yang dhaslkan oleh perguruan tngg terdr atas jasa kurkuler (JK), jasa peneltan (JP), jasa pengabdan pada masyarakat (JPM), jasa admnstras (JA) dan jasa ekstrakurkuler. Sedangkan lulusan yang dhaslkan merupakan produk parsal. Menurut Ndraha (2005), setdak tdaknya ada dua macam produk dar perguruan tngg yatu : 1. Nla tambah manusaw yang dperoleh mahasswa yang bersangkutan, sehngga a dharapkan sap memasuk duna nyata dan masyarakat. Termasuk d dalam kategor n kepembentukan dan transformas nla. Nla produk perguruan tngg sebaga proses edukatf dan proses pertmbangan (value judgment). 2. Temuan lmah (scentfc dscoveres) dan novas teknolog (technologcal nnovaton) nlah produk perguruan tngg sebaga proses rset. Perguruan Tngg sebagamana ndustr jasa lannya, jka ngn tetap ekss perlu menerapkan konsep pemasaran dalam pengelolaannya. In berart bahwa perguruann tngg harus dkelola sedemkan rupa sehngga mampu menghaslkan jasa kependdkan tngg yang sesua dengan kebutuhan pelanggan. Menurut Tampubolon (2001), pelanggan perguruan tngg(mahasswa) merupakan phak

2 yang dpengaruh oleh produk perguruan tngg dan proses-proses yang terjad serta produks juga penyajan produk tersebut. 2. Pengertan Jasa dan Karakterstk Jasa Jasa serng dpandang sebaga fenomena yang rumt. Kata jasa tu sendr mempunya banyak art, mula dar pelayanan personal sampa jasa sebaga suatu produk. D dalam jasa selalu ada aspek nteraks antara phak konsumen dan pember jasa, meskpun phak-phak yang terlbat tdak selalu menyadar. Jasa juga bukan merupakan barang, jasa adalah suatu proses atau aktvtas, dan aktvtas-aktvtas tersebut tdak berwujud. Menurut Kotler (2000),mengartkan jasa sebaga berkut : sebuah jasa adalah setap aktvtas yang menguntungkan yang dapat dtawarkan satu phak ke phak yang lannya yaykng pada dasarnya tdak berwujud dan tdak mengakbatkan kepemlkan apapun. Produks jasa mungkn berkatan dengan produk fsk atau tdak. Kemudan, Zethaml dan Btner (dalam Lupyoad, 2001) memberkan batasan tentang jasa sebaga berkut : Jasa adalah semua kegatan ekonom yang menghaslkan output tdak berupa produk fsk atau konstruks yang secara umum dkonsums pada saat dproduks, dan memberkan nla tambah dalam bentuk (sepert kenyamanan, hburan, penddkan, kesenangan atau kesehatan). Produk jasa memlk karakterstk yang berbeda dengan barang (produk fsk). Grffn (2001) menyebutkan beberapa karakterstk jasa sebaga berkut : 1. Intangblty (tdak berwujud), jasa tdak dapat dlhat, drasa, draba, ddengar, atau dcum sebelum jasa tu dbel. Nla pentng dar hal n adalah nla tdak

3 berwujud yang dalam konsumen dalam bentuk kenkmatan, kepuasan atau rasa aman. 2. Unstorablty, jasa tdak mengenal persedaan atau penympanan dar produk yang dhaslkan. Karakterstk n juga tdak dapat dpsahkan (unseparablty), mengngat pada umumnya jasa dhaslkan dan dkonsums pada saat bersamaan 3. Customzaton, jasa juga serng kal ddesan khusus untuk pelanggan. Selanjutnya, Grffn (dalam Lupyod, 2001) juga mengklasfkaskan jasa berdasarkan 1. Tngkat kontak konsumen dengan pember jasa sebaga bagan dar system saat jasa tersebut dhaslkan. Berdasarkan hal n, jasa dapat dbedakan dalam : a. Kelompok Hgh-Contact System, untuk menerma jasa konsumen harus menjad bagan dar sstem b. Low-Contact System, konsumen tdak perlu menjad bagan dar system untuk menerma jasa 2. Kesamaan dengan Operas manufaktur. Berdasarkan hal n, jasa dbag menjad tga kelompok : a. Pure servce, merupakan jasa yang tergolong hgh contact dengan tanpa persedaan, dengan kata lan benar-benar sangat berbeda dengan manufaktur b. Quasmanufacturng servce, dalam banyak hal mrp dengan manufaktur, karena jasa n termasuk sangat low contact dan konsumen tdak harus menjad bagan dar proses produks jasa

4 c. Mxed servce, merupakan kelompok jasa dengan tngkat kontak menengah (moderate-contact) yang menggabungkan beberapa ftur/sfat pure servce dan quasmanufacturng servce. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong(2010), Jasa memlk empat karakterstk berbeda, yatu : 1) tak berwujud(ntangblty), 2) tak terpsahkan (nseparblty), 3) bervaras(varablty), dan 4) mudah lenyap (pershablty). 1) Tak berwujud (ntangblty) Sfat jasa tak berwujud artnya tdak dapat dlhat, drasakan, draba,ddengar, atau dcum sebelum jasa tersebut dbel. Untuk mengurangketdakpastan pembel akan mencar bukt kualtas denganmengambl kesmpulan dar tempat, orang, peralatan, bahan komunkas,smbol, dan harga. 2) Tak terpsahkan (nseparblty) Sfat jasa tak terpsahkan, bahwa sementara barang fsk dbuat,dmasukan dalam persedaan, ddstrbuskan melalu berbaga perantara,dan dkonsums kemudan. Jasa pada umumnya dproduks dandkonsums sekalgus. 3) Bervaras (Varablty) Sfat jasa bervaras berart, kualtas jasa tergantung pada sapa yangmenyedakannya, kapan dan dmana, dan kepada sapa, jasa sangatbervaras. 4) Mudah musnah (Pershablty) Hubungan antara kualtas pelayanan dan kepuasan konsumen sangatberkatan, kualtas layanan merupakan hal yang sangat pentng pada suatubsns pelayanan. Sfat jasa n tdak dapat dsmpan, jad dapat musnah, hanyajasa bsa menjad masalah ketka berfluktuas.

5 Produk dalam bentuk jasa dalam kajan n adalah produk stud yatu penddkan manajemen yang dtawarkan oleh Unverstas Medan Area yang merupakan salah satu elemen yang pentng dar sebuah pemasaran jasa penddkan, dengan upaya untuk memuaskan para konsumen atas kengnan dan kebutuhannya yang bersfat tdak berwujud, yang dkonsums pada waktu yang bersamaan dengan partspas konsumen dalam prosesnya dan tdak mungkn dsmpan. Jasa penddkan harus tetap memperhatkan kebutuhan konsumen (peserta ddk) dan relevansnya terhadap kebutuhan pasar kerja dan menjad enterpreneur. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sstem Penddkan Nasonal, Penddkan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta ddk secara aktf mengembangkan potens drnya untuk memlk kekuatan sprtual keagamaan, pengendalan dr, keprbadan, kecerdasan, akhlak mula, serta keteramplan yang dperlukan drnya, masyarakat, bangsa dan negara. 3. Kepuasan Pelanggan Pengertan secara umum mengena kepuasan atau ketdakpuasan konsumen merupakan hasl dar adanya perbedaan-perbedaan antara harapan konsumen dengan knerja yang drasakan oleh konsumen tersebut. Kepuasan konsumen n sangat tergantung pada perseps dan harapan konsumen tu sendr. Faktor-faktor yang mempengaruh perseps dan harapan konsumen ketka melakukan pembelan suatu barang atau jasa adalah kebutuhan dan kengnan yang drasakan oleh konsumen tersebut pada saat melakukan pembelan suatu barang/jasa, pengalaman masa lalu ketka mengkonsums

6 barang/jasa tersebut serta pengalaman teman-teman yang telah mengkonsums barang/jasa tersebut. Selanjutnya, Mahasswa adalah konsumen dar suatu lembaga penddkan tngg (unverstas), sehnggga konsep kepuasan mahasswa dapat dsamakan dengan kepuasan konsumen.menurut Kotler (2003), Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandngkan antara perseps atau kesan terhadap knerja atau hasl suatu produk dan harapanharapannya. Jad, kepuasan merupakan fungs dar perseps atau kesan atas knerja dan harapan. Jka knerja berada dbawah harapan maka pelanggan tdak puas. Jka knerja memenuh harapan maka pelanggan akan puas. Jka knerja melebh harapan maka pelanggan akan amat puas atausenang.kunc untuk menghaskan kesetan pelanggan adalah memberkan nla pelanggan yang tngg. Kotler dan Armstrong (2001) juga menyebutkan : Kepuasan konsumen adalah sejauh mana anggapan knerja produk memenuh harapan pembel. Bla knerja produk lebh rendah ketmbang harapan pelanggan, maka pembelnya merasa puas atau amat gembra. Sedangkan menurut Zethaml dan Btner (2000) defns kepuasan adalah : Respon atau tanggapan konsumen mengena pemenuhan kebutuhan. Kepuasan merupakan penlaan mengena cr atau kestmewaan produk atau jasa, atau produk tu sendr, yang menyedakan tngkat kesenangan konsumen berkatan dengan pemenuhan kebutuhan konsums konsumen.kepuasan konsumen dapat dcptakan melalu kualtas pelayanan dan nla. Kualtas mempunya hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Kualtas akan mendorong konsumen untuk menjaln hubungan yang erat dengan

7 perusahaan. Dalam jangka panjang, katan n memungknkan perusahaan untuk memaham harapan dan kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen pada akhrnya akan mencptakan loyaltas konsumen kepada perusahaan yang memberkan kualtas yang memuaskan mereka. Pelayanan konsumen tdak hanya sekedar menjawab pertanyaan dan keluhan konsumen mengena suatu produk atau jasa yang tdak memuaskan mereka, namun lebh dar pemecahan yang tmbul setelah pembelan. Menurut Kotler (2000) defns nla pelanggan adalah :Nla yang drasakan pelanggan adalah selsh antara jumlah nla pelanggan dengan jumlah baya pelanggan.jumlah nla pelanggan adalah sekelompok manfaat yang dharapkan dar produk dan jasa. Jumlah baya pelanggan adalah sekelompok baya yang dgunakan dalam menla, mendapatkan, menggunakan dan membuang produk atau jasa.karena kepuasan pelanggan sangat tergantung pada perseps dan ekspektas pelanggan, maka sebaga pemasok produk perlu mengetahu faktorfaktor yang mempengaruhnya. Menurut Zethaml et.al (2003) terdapat empat faktor yang mempengaruh perseps dan ekspektas pelanggan,yatu sebaga berkut : 1. Apa yang ddengar pelanggan dar pelanggan lannya (word of mouth communcaton).dmana hal n merupakan faktor potensal yang menentukan ekspektas pelanggan.sebaga contoh, seorang pelanggan memlk perusahaan yang d harapkan dapat memberkan pelayanan dengan kualtas tngg berdasarkan rekomendas teman-teman atau tetangganya. 2. Ekspektas pelanggan sangat bergantung dar karakterstk ndvdu dmana kebutuhan prbad (personnel needs).

8 3. Pengalaman masa lalu (past experence) dalam menggunakan pelayanan dapat juga mempengaruh tngkat ekspetas pelanggan. 4. Komunkas dengan phak eksternal (external communcaton) dar pember layanan memankan peranan kunc dalam membentuk ekspektas pelanggan.berdasarkan External communcaton,perusahan pember layanan dapat memberkan pesan-pesan secara langsung maupun tdak langsung kepada pelanggannya.sebaga contoh dar pengaruh adanya external communcaton adalah harga d mana baya pelayanan sangat berperan pentng dalam membentuk ekspektas pelanggan. Dengan demkan, kemungknan antara ekspektas pelanggan dan kualtas pelayanan (jasa) yang d termanya, adalah 1. Pelanggan menjad senang jka kualtas pelayanan yang dterma lebh bak dar perkraannya. 2. Pelanggan menjad basa saja jka kualtas pelayanan yang terma sama dengan perkraannya. 3. Pelanggan menjad kecewa jka kualtas pelayanan yang dterma lebh jelek dar perkraannya. Kepuasan pelanggan menurut Gultnan et.al (1997) yatu A buyer s degree of satsfacton wth product s the consequence of the comparson a buyer makes between the level of the benefts perceved to have been receved after consumng or usng a product and the level of the benefts expected pror purchase. Artnya bahwa kepuasan pelanggan merupakan konsekuens dar perbandngan yang dlakukan oleh pelanggan yang membandngkan antara tngkatan dar manfaat yang drasakan terhadap manfaat yang dharapkan oleh

9 pelanggan. Dalam rangka mencptakan kepuasan pelanggan menurut Gultanan(2003) perusahaan harus mampu menawarkan kualtas dar suatu produk dan juga pelayanannya. Sedangkan menurut Pasuraman, Zethaml, dan Berry(1990), mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan adalah perasaan pelanggan terhadap satu jens pelayanan yang ddapatkannya. Lovelock(2005) menjelaskan bahwa kepuasan adalah keadaan emosonal, reaks pasca pembelan mereka dapat berupa kemarahan, ketdakpuasan, kejengkelan, kegembraan atau kesenangan. Tdak mengherankan bahwa perusahaan telah menjad terobses dengan kepuasan pelanggan, mengngat hubungannya yang langsung dengan kesetaan pelanggan, pangsa pasar dan keuntungan. Schffman dan Kanuk(2004) menegaskan bahwa kepuasan pelanggan merupakan perasaan seseorang terhadap knerja dar suatu produk atau jasa yang dbandngkan dengan harapannya. Kotler sepert yang dkutp Rangkut(2002), menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang sebaga hasl dar perbandngan antara prestas atau produk yang drasakan dan dharapkannya. Jad dar defns-defns datas artnya adalah jka perasaan seseorang tersebut memenuh atau bahkan melebh harapannya maka seseorang tersebut dapat dkatakan puas. Zethaml dan Btner(2003) mengemukakan bahwa kepuasan adalah konsep yang jauh lebh luas dar hanya sekedar penlaan kualtas pelayanan, tetap juga d pengaruh oleh faktor-faktor lan. Sebagamana terlhat pada gambar 2 kepuasan pelanggan d pengaruh oleh perseps pelanggan terhadap kualtas pelayanan (jasa), kualtas produk, harga dan oleh faktor stuas dan faktor prbad dar

10 pelanggan. Kualtas pelayanan (jasa) merupakan fokus penlaan yang mereflekskan perseps pelanggan terhadap lma dmens spesfk dar pelayanan(jasa). Kepuasan lebh nklusf, yatu kepuasan d tentukan oleh perseps terhadap kualtas pelayanan (jasa), kualtas produk,harga, faktor stuas dan faktor prbad. Dar beragam defns kepuasan konsumen yang telah dkemukakan oleh para ahl pemasaran, dapat dsmpulkan bahwa kepuasan konsumen merupakan suatu tanggapan perlaku konsumen berupa evaluas purna bel terhadap suatu barang atau jasa yang drasakannya (knerja produk) dbandngkan dengan harapan konsumen. Defns defns datas juga mengandung art bahwa jka perasaan seseorang tersebut memenuh atau bahkan melebh harapannya maka seseorang tersebut dapat dkatakan puas.aspek-aspek yang dapat mempengaruh kepuasan pelanggan secara efektf,yatu : 1. Warranty costs. Beberapa perusahaan dalam menangan warranty costs produk/jasa mereka dlakukan melalu persentase penjualan. Kegagalan perusahaan dalam member kepuasan kepada pelanggan basanya karena perusahaan tdak member jamnan terhadap produk yang mereka jual kepada pelanggan. 2. Penanganan terhadap komplan dar pelanggan. Secara statstc hal n pentng untuk dperhatkan, namun serngkal terlambat bag perusahaan untuk menyadarnya. Bla komplan/klam dar pelanggan tdak secepatnya datas, maka customer defectons tdak dapat dcegah.

11 3. Market Share. Merupakan hal yang harus dukur dan berkatan dengan knerja perusahaan. Jka market share dukur, maka yang dukur adalah kuanttas, bukan kualtas dar pelayanan perusahaan. 4. Costs of poor qualty. Hal n dapat bernla memuaskan bla baya untuk defectng customer dapat dperkrakan. 5. Industry reports. Terdapat banyak jens dan ndustry reports n, sepert yang dsampakan oleh J.D Power dalam Bhote, yakn report yang farest, most accurate, dan most eagerly yang dbuat oleh perusahaan. Mengukur Kepuasan Pelanggan Ada beberapa metode yang dapat dpergunakan setap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan perusahaan pesang.kotler(2002), mengemukakan 4 metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yatu: 1. Sstem keluhan dan saran Sebuah perusahaan yang berfokus pada pelanggan mempermudah pelanggannya untuk memberkan saran, pendapat dan keluhan mereka.meda yang d gunakan melput kotak saran yang d letakkan d tempat-tempat strategs,menyedakan kartu komentar,saluran telepon khusus dan sebaganya.tetap karena metode n cenderung pasf,maka sult mendapatkan gambaran lengkap mengena kepuasan dan tdak kepuasan pelanggan.tdak semua pelanggan yang tdak puas lantas akan menyampakan keluhannya.bsa saja mereka langsung beralh ke perusahaan lan dan tdak akan menjad pelanggan perusahaan tersebut lag.

12 2. Surve kepuasan pelanggan Umumnya banyak peneltan mengena kepuasan pelanggan d lakukan dengan menggunakan metode surve bak melalu pos,telepon maupun wawancara prbad. Pengukuran kepuasan pelanggan melalu metode n dapat d lakukan dengan berbaga cara, dantaranya : a. Drectly Reported Satsfacton Pengukuran dlakukan secara langsung melalu pertanyaan. b. Derved Dssatsfacton Pertanyaan yang d ajukan menyangkut 2 hal utama, yatu besarnya harapan pelanggan terhadap atrbut tertentu dan besarnya knerja yang telah mereka rasakan atau terma. c. Problem Analyss Pelanggan yang djadkan responden dmnta untuk mengungkapkan 2 hal pokok,yatu : masalah-masalah yang mereka hadap berkatan dengan penawaran dar menajemen perusahaan dan saran-khsaran untuk melakukan perbakan. d. Importance-Performance Analyss Dalam tehnk n responden dmnta merankng berbaga elemen dar penawaran berdasarkan derajat pentngnya setap elemen tersebut. Selan tu juga, responden dmnta merangkng seberapa bak knerja perusahaan dalam masng-masng elemen tersebut. 3. Belanja sluman(ghost shoppng).

13 Metode n dlaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang(ghost shopper)untuk berperan atau berskap sebaga pelanggan potensal produk perusahaan dan pesang.lalu ghost shopper tersebut menyampakan temuantemuannya mengena kekuatan dan kelemahan produk perusahaan pesang berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelan produk-produk tersebut. Selan tu para ghost shopper juga datang melhat langsung bagamana karyawan bernteraks dan memperlakukan para pelanggannya.tentunya karyawan tdak boleh tahu kalau atasannya baru melakukan penlaan akan menjad bas. 4. Analss pelanggan yang hlang (lost customer analyss) Phak perusahaan berusaha menghubung para pelanggannya yang sudah berhent menjad pelanggan atau beralh ke perusahaan lan. Yang d harapkan adalah memperoleh nformas bag perusahaan untuk mengambl kebjakan selanjutnya dalam rangka menngkatkan kepuasan dan loyaltas pelanggan. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruh Kepuasan Pelanggan Ada banyak factor-faktor yang mempengaruh kepuasan pelanggan. Faktor-faktor tersebut dapat dgunakan sebaga acuan untuk penlaan kepuasan pelanggan, sebaga upaya untuk menjaga hubungan harmons antara pelanggan dengan perusahaan yang bersangkutan. Apabla pelanggan merasa puas dengan produk/jasa yang dhaslkan perusahaan maka akan tercpta loyaltas pelanggan. Selan tercpta loyaltas pelanggan, penlaan kepuasan pelanggan juga dapat menjad tolak ukur bag perusahaaan untuk menjad sukses bahkan lebh sukses dmasa yang akan datang.berkut faktor-faktor yang mempengaruh kepuasan pelanggan menurut para ahl pemasaran:

14 Menurut Shemwell, Yavas and Blgn (1998). Lma dmens penlaan kepuasan yang juga merupakan lma dmens dar kualtas pelayan yatu : a. Kepuasan kehandalan (relablty) yatu kesesuaan antara harapan dan penermaan atas kemampuan untuk melaksanakan jasa yang djanjkan dengan tepat dan terpercaya. b. Kepuasan responsf (responsveness) yatu kesesuaan antara harapan dan penermaan atas kemampuan membantu pelanggan dan memberkan layanan jasa dengan cepat. c. Kepuasan keyaknan (assurance) yatu kesesuaan antara harapan dan penermaan atas pengetahuan dan kemampuan untuk menmbulkan kepercayaan dan keyaknan. d. Kepuasan empat (emphaty) yatu kesesuaan antara harapan dan penermaan atas syarat untuk pedul, memberkan perhatan prbad bag pelanggan. e. Kepuasan berwujud (tangble) yatu kesesuaan antara harapan dan penermaan atas penamplan fsk, peralatan, personl dan meda komunkas. Sedangkan menurut Purwanto ( 2007 ) aspek-aspek yang mempengaruh kepuasan pelanggan adalah sebaga berkut : a. Skap pendekatan karyawan kepada pelanggan yatu skap yang dtunjukkan karyawan terhadap pelanggan melput member salam, mengharga. b. Kualtas pelayanan yang dterma pelanggan yatu segala sesuatu yang dlakukan karyawan untuk memenuh kebutuhan dan kengnan atau

15 harapan pelanggan yang selama menggunakan jasa yang dmlk oleh suatu perusahaan jasa. c. Prosedur admnstras yatu pelayanan admnstras sejak pelanggan masuk, proses berlangsung sampa menjelang pelanggan keluar atau selesa menggunakan jasa, msalnya proses admnstras pelayanan yang mudah d. Fasltas yang dsedakan tempat layanan pelanggan yatu fasltas yang dsedakan, sepert ruang tunggu, ruang konsultas, peralatan pendukung, dan waktu pelayanan. Oleh sebab tu, menurut Kandampullly & Suhartanto (2000), kepuasan pelanggan haruslah dletakkan menjad salah satu faktor terpentng dan menjad muara kecl dalam segala aktftas pemasaran pada setap perusahaan yang berorentas kepada pasar. Selan tu,menurut Irawan (2004) faktor faktor penentukepuasan pelanggan terbag atas lma bagan : 1) Kualtas Produk Konsumen akan merasa puas setelah membel, menggunakan produk/jasa yang telah dbel/dgunakannya berkualtas sangat bak. 2) Harga Harga yang murah adalah sumber kepuasan yang pentng karena mereka akan mendapatkan nla uang yang tngg. 3) Servce Qualty Untuk memuaskan pelanggan, perusahaan hendaknya terlebh dahulu harus dapat memuaskan karyawan agar produk yang dhaslkan berkuaktas bak dan

16 pelayanan yang d berkan kepada pelanggan dapat maksmal dan lebh bak lag, jka karyawan merasa puas akan lebh mudah bag mereka untuk menerapkan kepada pelanggan bagamana rasa puas tu sendr. 4) Emotonal factor Faktor n relatf pentng karena kepuasan pelanggan tmbul pada saat produk tersebut sudah dmlk oleh setap pelanggan, hal n basanya karena adanya reputas perusahaan yang bak tercpta dbenak pelanggan, bak dar seg kualtas, maupun harga yang rendah ataupun tngg. 5) Easness Konsumen akan semakn puas apabla tempat mudah dcapa dan juga nyaman dengan mengetahu kelma faktor n, tentu tdak cukup bag perusahaan untuk merancang strateg dan program penngkatan kepuasan konsumen. Kontrbus faktor n juga dapat berubah dar waktu ke waktu untuk suatu ndustr. Besarnya bobot relatf mudah dketahu dengan melakukan survey. Dalam survey, konsumen dapat menyatakan secara langsung mengena kepuasan mereka dan tngkat kepuasan mereka setelah menggunakan produk dan jasa. Dar beberapa teor yang dkemukakan para ahl mengena faktor-faktor yang mempengaruh kepuasan pelanggan datas, dapat dsmpulkan bahwa faktorfaktor tersebut dapat dlhat dar sudut pandang kebutuhan pelanggan, sudut pandang pelayanan dan sudut pandang teor pemasaran. Sudut pandang pelayan merupakan hal yang dprortaskan dalam konteks peneltan n, karena dalam ndustr jasa yang produknya tak terlhat kualtas pelayanan menjad hal utama dalam penlaan kepuasan pelanggan selan dar faktor lan.

17 5. Kualtas jasa/pelayanan Menurut Tjptono (2007) kualtas pelayanan adalah upaya penyampaan jasa untuk memenuh kebutuhan dan kengnan pelanggan serta ketepatan penyampaan untuk mengmbang harapan pelanggan. Menurut Rangkut (2006) kualtas pelayanan ddefnskan sebaga penyampaan jasa yang akan melebh tngkat kepentngan pelanggan. Menurut Coller (1987) yang dkutp dalam buku Manajemen Kualtas Produk dan Jasa (Yamt, 2005) menympulkan pengertan kualtas jasa atau pelayanan, yatu lebh menekankan pada kata pelanggan, pelayanan, kualtas, dan level atau tngkat. Beberapa pengertan yang terkat dengan defns kualtas jasa (Yamt, 2005) yatu:a. Excellent adalah standar knerja pelayanan yang dperoleh. b. Customer adalah perorangan, kelompok, departemen atau perusahaan yang menerma, membayar output pelayanan. c. Servce adalah kegatan utama atau pelengkap yang tdak secara langsung terlbat dalam proses pembuatan produk, tetap menekankan pada pelayanan transaks antara pembel dan penjual. d. Qualty adalah suatu yang secara khusus dapat draba atau tdak dapat draba dar sfat yang dmlk produk atau jasa. e. Levels adalah suatu pernyataan atas sstem yang dgunakan untuk memontor dan mengevaluas. f. Consstent adalah tdak memlk varas dan semua pelayanan berjalan sesua standar yang telah dtetapkan. g. Delvery adalah memberkan pelayanan yang benar dengan cara yang benar dalam waktu yang tepat. Dar berbaga defns yang telah djelaskan oleh para ahl bahwa dapat dsmpulkan kualtas jasa/pelayanan sebaga suatu penawaran yang dberkan

18 kepada pelanggan yang dapat memenuh kebutuhan pelanggan serta mengmbang harapan pelanggan yang akan mencptakan kepuasan pelanggan. 6. Indkator Dmens Kualtas Pelayanan Kualtas suatu produk ataupun jasa perlu dtentukan melalu dmens dmensnya. Berkut dmens kualtas jasa/pelayanan menurut Tjptono dan Chandra yang dkutp dar Parasuraman, Zethhaml, dan Berry (2011), yang telah melakukan berbaga rset mengena kualtas jasa/pelayanan dan mengdentfkas faktor - faktor yang mempengaruh kualtas jasa/pelayanan yang dapat dsebut sebaga dmens kualtas. Dalam perkembangan rset yang dlakukan terdapat lma dmens kualtas pelayanan utama yang dsusun sesua urutan tngkat kepentngan relatfnya, dan dsesuakan dengan peneltan n beserta dengan ndcator penlaannya: 1) Relabltas (Relablty), bahwa pada komponen n berkatan dengan : a) kemampuan perusahaan untuk memberkan layanan yang akurat sejak pertama kal tanpa membuat kesalahan apapun, dan b) menyampakan jasanya sesua dengan waktu yang dsepakat. 2) Daya Tanggap (Responsveness), berkenaan dengan : a) kesedaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan, b) merespon permntaan pelanggan, dan c) mengnformaskan kapan jasa akan dberkan dan kemudan memberkan jasa secara cepat. 3) Jamnan (Assurance), yakn a) keyaknan yang melput perlaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan, dan b) perusahaan dapat mencptakan rasa aman bag para pelanggannya.

19 4) Empat (Empathy), berart bahwa dmana : a) perusahaan memberkan perhatan serta memaham masalah para pelanggan dan bertndak bag kepentngan pelanggan, serta b) memberkan perhatan personal kepada pelanggan. 5) Bukt Fsk (Tangbles), melput : a) daya tark fasltas fsk dar kualtas, b) perlengkapan, dan materal yang dgunakan perusahaan, kebershan gedung, kerapan, kenyamanan ruangan, c) pegawa, serta d) sarana komunkas. B. Peneltan Terdahulu Tabel 2.1 Peneltan Terdahulu Penelt dan Tahun Peneltan Judul dan Tahun Peneltan Analss Data Hasl peneltan Ares Susanty, Heru Prastawa, Yula Wahyunngsh. (2009) Indah Dw Prasetyanngrum (2009) Evaluas Kualtas Layanan Pembelajaran Dengan Menggunakan Konsep 4 D(Dsconfrmaton, Dssatsfacton, Dssonance, Dsaffecton) Dan Pengaruhnya Terhadap Motvas Belajar(Stud Kasus Program Stud Xx) Analss Pengaruh Pembelajaran Dan Kualtas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasswa Dan Loyaltas Mahasswa (Stud Kasus Pada Undars Ungaran) Structural Equaton Modelng (SEM), dengan model Second Order Confrmatory Factor Analyss (2ndCFA) Structural Equaton Modellng (SEM) Hasl peneltan dperoleh kualtas layanan hanya mempengaruh 30 % motvas belajar mahasswa, sehngga perlu dlakukan peneltan lanjutan dengan mencar dmens lan yang mempengaruh motvas belajar mahasswa. bahwa loyaltas mahasswa dapat dbangun dar varabel pembelajaran melalu varabel kepuasan mahasswa. Loyaltas mahasswa juga dapat dbangun dar varabel kualtas pelayanan melalu varabel kepuasan mahasswa bahwa terdapat pengaruh postf antara varabel kualtas pelayanan terhadap varabel kepuasan mahasswa.

20 Yassyr Maulana, Murt Astut, Surachman. (2012) Analss Pengaruh Servqual Terhadap Kepuasan Serta Loyaltas Mahasswa (Stud Kasus Pada Jurusan Teknk Mesn D Unverstas XYZ ) Structural Equaton Modelng (SEM), dengan model Second Order Confrmatory Factor Analyss (2ndCFA) Terdapat pengaruh yang sgnfkan antara varabel servqual dengan varabel kepuasan mahasswa.terdapat pengaruh yang sgnfkan antara varabel kepuasan mahasswadengan varabel loyaltasmahasswa. Tdak terdapat pengaruh yang sgnfkan antara varabel servqual terhadap varabel loyaltas mahasswa Allma Stefana Insan (2014) Analss Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Kepuasan Mahasswa Dalam Pemlhan Jurusan Menggunakan Structural Equaton Modelng (Sem) (Stud Kasus D Jurusan Statstka Unverstas Dponegoro Semarang) Structural Equaton Modelng (SEM) Keputusan mahasswa dalam memlh Jurusan Statstka dapat djelaskan olehkemampuan akademk sswa, kurkulum yang dmlk oleh Jurusan Statstka danmutu pelayanan yang dmlk oleh Jurusan Statstka sebesar 96,9%. Kepuasanyang dmlk oleh mahasswa statstka dapat djelaskan oleh kemampuan akademk sswa dan keputusan sswa setelah memlh Jurusan Statstka sebesar68,8%. Model yang dgunakan dalam peneltan n adalah model pengukuran 2ndCFA (Second Order Confrmatory Faktor Analyss). 2ndCFA adalah adalah model pengukuran yang terdr dar dua tngkat. Tngkat pertama adalah sebuah CFA yang menunjukan hubungan antara varable-varabel teramat sebaga ndcator-ndkator dar varable laten terkat. Tngkat kedua adalah sebuah CFA yang menunjukkan hubungan antara varable-varabel laten pada tngkat pertama sebaga ndcator-ndkator dar sebuah varabel laten tngkat kedua.model pengukuran memodelkan hubungan antara varabel laten dengan varabel-varabel

21 teramat (observed/measured varables). Hubungan tersebut bersfat reflektf, dmana varabel-varabel teramat merupakan refleks dar varabel laten terkat (Wjanto, 2008) C. Kerangka Konseptual Dalam peneltan n, ada dua jens varabel yatu varabel teramat dan varabel laten. Varabel teramat merupakan varabel yang dapat damat atau dapat dukur secara emprs atau serng dsebut sebaga ndkator, sedangkan varabel laten adalah varabel yang terbentuk dar sekumpulan varabel teramat. kepuasan mahasswa merupakan kepuasan pelangan dar perguruan tngg (unverstas) dalam peneltan n.. Lma dmens kualtas pelayanan menjad varabel teramat yang membentuk sebuah varabel laten yatu kepuasan mahasswa( Wjanto, 2008) Penetapan varabel-varabel teramat yang mereflekskan sebuah varabel laten dlakukan berdasarkan substans dar stud yang bersangkutan yatu peneltan n mengena analss factor-faktor yang mempengaruh kepuasan mahasswa d Fakultas Ekonom Unverstas Medan Area. Kemudan model berusaha untuk mengkonfrmas apakah varabel-varabel teramat tersebut memang merupakan ukuran/refleks dar sebuah varabel laten. Oleh karena tu, analss model pengukuran n dsebut juga dengan Confrmatory Faktor Analyss (CFA), (Wjanto, 2008). Dan hal n juga menjad alasan dalam peneltan n tdak menggunakan Hpotess peneltan.

22 X 1,1 X 1,2 Tangbles X 1 X 1,3, X 1,4 X 2,1 Realblty X 2 X 2,2 Kepuasan mahasswa Y Responsvenes X 3 X 3,1 X 3,2 X 3, 3 Assurance X 4 X 4,1 X 4,2 EmphatyX 5 X 5,1 X 5,2 X 5,3 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pemodelan Persamaan Struktural Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equaton Modelng (SEM) merupakan analss multvarat yang dapat menganalss hubungan varabel secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Model Matematis Pembandingan Tingkat Kepentingan Dan Kinerja Yang Dirasakan Untuk Menentukan Tingkat Kepuasan Pelanggan

Model Matematis Pembandingan Tingkat Kepentingan Dan Kinerja Yang Dirasakan Untuk Menentukan Tingkat Kepuasan Pelanggan Model Matemats Pembandngan Tngkat Kepentngan Dan Knerja ang Drasakan Untuk Menentukan Tngkat Kepuasan Pelanggan an Prhat Fakultas Ilmu Komputer Unverstas AKI Abstract Customer s satsfacton and dssatsfacton

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pizza Hut Garden 6 - Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 Juni 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pizza Hut Garden 6 - Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 Juni 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan 1. Tempat dan peneltan dlakukan Peneltan n dlaksanakan d Pzza Hut Garden 6 - Jakarta Barat 2. Waktu Pengumpulan data Peneltan dlakukan pada bulan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen 4 TINJAUAN PUSTAKA Kualtas Dosen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesa (KBBI) tahun 2002, kualtas dartkan sebaga : (1) tngkat bak buruknya sesuatu atau kadar; (2) derajat atau taraf (kepandaan, kecakapan,

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Berorganisasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Berorganisasi 1 Analss Pengaruh Komtmen Berorgansas dan Kepuasan Kerja terhadap Knerja Karyawan PT. X dengan Metode Estmas Parameter Bootstrap pada Model Persamaan Struktural Ftr Ayu Kusumawat dan Sony Sunaryo Statstka,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci