BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi event menurut ahli, diantaranya Shone and Parry (2002):

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi event menurut ahli, diantaranya Shone and Parry (2002):"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Event Definisi event menurut ahli, diantaranya Shone and Parry (2002): Event are that phenomenon arising from those non-routine occasion which have leisure, cultural, personal or organizational objectives set apart from the normal activity of daily life, whose purpose is to enlighten, celebrate, entertain or challenge the experience of a group of people. Event adalah fenomena yang muncul dari kesempatan non rutin itu yang memiliki leisure, kultural, personal atau sasaran dari organisasi di pisahkan dari aktivitas normal untuk kehidupan sehari-hari, dimana tujuannya adalah untuk memberikan penerangan, merayakan, menghibur atau menantang pengalaman dari sebuah grup masyarakat. Dalam International Journal of Event Management Research Volume 4, Number 1(2008) dikatakan bahwa : In a first approach, one can understand events as temporary occurrences, either planned or unplanned (Getz, 1997, p. 4). In order to emphasize the difference between planned and unplanned occurrences, the term special is added to event. A special event is understood to be a one-time or infrequently occurring event outside a normal program (Getz, 1997,p. 4). Often events are classified, in order to better 14

2 15 deal with the term. Thus for example, a one-dimensional classification in Hallmark events (traditional events which take place at a certain location, such as e.g. the Mardis Gras in New Orleans) and Mega events (e.g. the Olympic Games) is possible (Getz, 1997, pp. 3-4). Di dalam pendekatan pertama, seseorang akan mengerti event sebagai kejadian sementara,baik yang di rencanakan atau tidak di rencanakan (Getz, 1997, p. 4).Di rangka untuk menekankan perbedaan antara kejadian yang di rencanakan dan tidak di rencanakan,istilah spesial di tambahkan ke event. Sebuah spesial event di mengerti sebagai sebuah satu waktu atau jarang muncul dalam event di luar sebuah program normal (Getz,1997,p.4).Event sering kali di klasifikasikan, dengan maksud untuk membentuk kesempatan yang lebih baik dengan tujuan.sebagai contoh, satu dimensi klasifikasi di Hallmark events (event tradisional yang bertempat di sebuah lokasi tertentu,seperti the Mardis Gras di New Orleans) dan Mega events (contoh Olimpiade) yang mungkin (Getz,1997,pp. 3-4). Menurut Any Noor (2009:7) definisi dari event adalah suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia, baik secara individu atau kelompok yang terikat secara adat, budaya, tradisi, dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu.

3 16 Setiap event selalu mempunyai tujuan utama untuk apa diselenggarakan. Salah satu tujuan utama dari event ada pada target sasarannya atau target pengunjung yang diharapkan akan hadir dalam event yang diadakan. Menurut Any Noor di dalam buku Event Management kunci utamanya adalah pengunjung mengetahui manfaat apa yang akan didapat melalui sebuah event (2009:179). Event yang diadakan memang bertujuan untuk mendatangkan jumlah pengunjung yang mencapai target atau bahkan melebihi target yang diharapkan dan ditetapkan. Karena jumlah pengunjung yang sesuai atau melebihi target adalah salah satu kesuksesan sebuah event (Any Noor,2009:182). Dari beberapa pernyataan ahli dapat disimpulkan bahwa event adalah suatu kegiatan atau fenomena hidup yang di lakukan untuk merayakan, menghibur dan menerangkan orang-orang yang terlibat didalamnya. 2.2 Value Proposition Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), Value Proposition didefinisikan sebagai kumpulan produk dan jasa yang memberikan nilai bagi customer segment tertentu. Value proposition yang baik akan mampu menarik perhatian customer sehingga customer tersebut memilih produk dan jasa perusahaan tersebut dibandingkan dengan kompetitor. ATMOSTECH sebagai penyedia jasa Integrated Surveillance System memiliki beberapa kelebihan dan digolongkan ke dalam Value Proposition

4 17 sehingga menjadi daya tarik serta alasan untuk customer menggunakan jasa kami. Berikut beberapa kelebihan yang dapat dikategorikan sebagai value proposition : Availability of Security Dalam pelaksanaan sebuah event, event organizer sudah mulai melakukan persiapan di venue event tersebut mulai dari beberapa hari sebelum event hingga hari H acara. Semua resource yang digunakan pada saat event akan ditaruh di venue event tersebut untuk memudahkan ketika akan digunakan atau dipasang. Keseluruhan rangkaian acara tersebut membutuhkan pengawasan serta pengamanan security. Kemampuan manusia dalam mengawasi keseluruhan rangkaian acara ini terbatas, baik dalam kemampuan fisik yaitu rasa lelah, ataupun kurang fokus maupun dalam regulasi yang diatur oleh pemerintah mengenai jam kerja (Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan) dimana dalam mengatasi hal ini diberlakukan shift kerja. Shift kerja bisa mengatasi masalah availability tenaga security yang terbatas, namun memiliki kekurangan akan informasi suatu kejadian yang terjadi di sebuah shift, karena kejadian tersebut tidak akan bisa sepenuhnya diterima oleh petugas dari shift berikutnya. Selain itu, cost yang harus dikeluarkan oleh EO akan semakin bertambah apabila menambahkan tenaga security. ATMOSTECH hadir dalam menjawab permasalahan ini. Bukan hanya mampu untuk mengatasi masalah availability dari pengawasan terhadap

5 18 keseluruhan rangkaian acara, tetapi juga mengatasi permasalahan integritas dari data atau informasi. Dengan kelebihan ini, maka perpindahan tanggung jawab serta pekerjaan antar shift bisa berjalan dengan lancar. Dengan menggunakan jasa ATMOSTECH bukan berarti menghilangkan tenaga manusia tetapi mengurangi jumlah yang pada saat bersamaan akan mengoptimalkan kinerja tenaga security yang ada Human Resources yang berpengalaman CCTV (Closed Circuit Television) atau lebih dikenal dengan kamera pengawas banyak digunakan untuk mengawasi serta menjadi barang bukti apabila ada tindak kejahatan di tempat-tempat seperti kantor, restoran, rumah sakit, kampus, super market, dan lain sebagainya. Namun untuk penggunaan di areaarea yang tidak permanen, dalam hal ini venue untuk sebuah event yang seringkali panggung dan pintu masuk tidak sama antara event satu dengan lainnya. Pada saat ini belum banyak suatu tempat acara yang dilengkapi dengan CCTV terutama dengan area outdoor seperti lapangan bola, ini yang membuat adanya permintaan CCTV Event Based. Dengan melihat adanya permintaan inilah ATMOSTECH membuat suatu bisnis penyewaan CCTV Event Based. ATMOSTECH mempunyai human resources yang berpengalaman dalam suatu event yang dapat menganalisa dan memberikan masukan,, dan mencatat semua kejadian pada suatu event tersebut. human resources yang dimiliki ATMOSTECH adalah human resource yang memiliki pengalaman kerja pada event organizer dan juga memiliki background mengerti IT dan CCTV.

6 Kemudahan Dalam Penggunaan Pihak event organizer yang menjadi customer segment dari ATMOSTECH tentu sudah disibukan oleh main job mereka yaitu mengatur event agar berjalan semaksimal mungkin demi meningkatkan kenyamanan serta keamanan pengunjung event. ATMOSTECH akan membantu pihak event organizer dalm penggunaan perangkat CCTV di venue event tersebut, mulai dari pemasangan CCTV, pembuatan control room, pendampingan ketika event tersebut berjalan, hingga pembongkaran CCTV ketika event sudah selesai. Pihak event organizer tidak perlu menyiapkan tenaga tambahan dalam penggunaan CCTV karena ATMOSTECH menyiapkan tenaga-tenaga profesional yang akan membantu serta mendampingi tim event security dari pihak event organizer. Maka dari itu, ATMOSTECH memberikan user experience yang baru dalam menggunakan jasa kami sehingga client tidak direpotkan namun justru mendapatkan manfaat yang baik dari penggunaan CCTV. Jumlah pengunjung yang banyak atau tiket terjual habis pada suatu event menjadi target dari event organizer, namun di sisi lain bisa menimbulkan masalah. Salah satu contoh masalah yang bisa timbul adalah masalah keamanan bila terbatasnya tenaga security pada suatu event, CCTV menjadi jawaban agar event security dapat mengawasi jalannya event secara keseluruhan serta bersamaan sehingga event security dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam menangani masalah keamanan pada event tersebut.

7 Teknologi Terkini ATMOSTECH sebagai perusahaan yang fokus dalam menyediakan jasa penyewaan CCTV berbasis event akan terus mengembangkan serta menggunakan teknologi-teknologi terbaru dalam bidang security yang akan diterapkan khususnya pada CCTV. Hal ini akan memberikan customer pilihan yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan dari event itu sendiri. Saat ini pihak event organizer membutuhkan peralatan CCTV pada venue event tersebut untuk mengawasi jalannya acara serta melakukan people counting pada tempat masuk event sesuai dengan standard keamanan EO (Live Nation Indonesia) dan riders dari artist. Untuk event-event tertentu, pihak event organizer membutuhkan suatu sistem yang bisa mendeteksi bom dan ATMOSTECH mengakomodasi kebutuhan tersebut melalui fitur Thermal System yaitu sistem untuk mendeteksi panas yang bisa digunakan untuk mendeteksi potensi adanya bom. Kedepannya ATMOSTECH akan terus menambahkan fitur-fitur yang sesuai dengan teknologi yang sedang berkembang serta kebutuhan terbaru dari customer. 2.3 Business Model Canvas Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework yang sederhana dan mudah dimengerti untuk menggambarkan bisnis kita yaitu Business Model Canvas.

8 21 Gambar 2.1 Nine Building Bloks (Sumber: Osterwalder and Pigneur, 2010, p24-25) Pada business model canvas ini ada sembilan kotak yang merepresentasikan elemen-elemen kunci yang secara umum akan ada pada semua model bisnis. Kesembilan hal tersebut adalah: 1. Segmen Pelanggan (Customer segments) Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), Customer Segments adalah kelompokkelompok individu atau organisasi yang memiliki karakteristik serupa, yang dilayani oleh perusahaan dan kepada merekalah perusahaan menciptakan suatu nilai untuk menjawab permasalahan dan memenuhi kebutuhan. Customer Segments adalah kelompok target customer yang dibidik dan diharapkan dapat menjadi pelanggan. Customer Segments dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:

9 22 a. Mass Market Bisnis model yang fokus kepada mass market tidak membedakan segmen pelanggan. Nilai proposisi, saluran distribusi, dan hubungan customer fokus kepada pelanggan yang memiliki kebutuhan dan masalah yang sama. b. Niche Market Bisnis model pada segmen pelanggan ini hanya melayani pelanggan tertentu saja. Nilai proposisi, saluran distribusi, dan hubungan customer disesuaikan dengan kebutuhan yang spesifik. c. Segmented Bisnis Model ini membedakan antara kebutuhan dan masalah yang berbeda dari setiap pelanggan. Segmen yang dituju merupakan segmen yang sama, namun memiliki kebutuhan dan masalah yang berbeda. d. Diversified Organisasi yang berfokus pada diversified customer melayani dua segmen customer yang tidak berhubungan dari kebutuhan dan masalahnya.

10 23 e. Multi-sided platforms (or multi-sided markets) Bisnis model ini biasanya dijalankan oleh beberapa organisasi yang melayani dua atau lebih customer segments yang saling bergantung 2. Proposisi nilai (Value proposition) Menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik. 3. Saluran atau channels (Channel) Peran channels diantaranya adalah pengingat bagi pelanggan mengenai produk/jasa yang ditawarkan, sehingga membantu pelanggan memahami proposisi nilai dan membantu pelanggan untuk memiliki produk atau jasa tertentu secara spesifik.(osterwalder & Pigneur, 2010) Channels merupakan media dimana perusahaan dapat menyalurkan produknya atau Value Propositions yang ditawarkan kepada Customer Segments. Terdapat lima elemen dalam channel yaitu : a. Awareness Channel, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran konsumen terhadap perusahaan dan pelayanan yang ditawarkan. b. Evaluation Channel, bertujuan untuk memberikan bantuan kepada konsumen dimana mereka dapat menyampaikan feedback mengenai layanan yang diberikan.

11 24 c. Purchase Channel, yaitu cara pembayaran yang dapat dilakukan oleh konsumen pengguna jasa pelayanan yang terdapat pada perusahaan tersebut. d. Delivery Channel, yaitu channel yang dipergunakan untuk menyampaikan value proposition yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen. e. After Sales Channel, yaitu pelayanan bantuan yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen setelah membeli produk atau jasa dari perusahaan tersebut 4. Hubungan Pelanggan (Customer relationship) Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, p28), Customer Relationship adalah jenis hubungan yang dibangun oleh perusahaan sesuai dengan segmen pelanggan yang memiliki karakteristik yang berbeda.customer Relationship dibagi menjadi enam, yaitu : 1. Personal Assistant, yaitu hubungan antar manusia yang dilakukan perusahaan untuk membantu pelanggan ketika berhadapan dengan produk/ jasa yang diberikan oleh perusahaan. 2. Dedicated Personal Assistant, yaitu hubungan antar manusia dengan cara memberikan bantuan berupa informasi secara individu kepada pelanggan sampai pelanggan mengerti dan dapat apa yang dibutuhkan. 3. Self Service, yaitu tidak ada hubungan antar manusia karena perusahaan telah menyediakan semua fasilitas yang mendukung pelanggan untuk membantu dirinya sendiri.

12 25 4. Automated Service, yaitu hubungan yang terjadi dengan menggabungkan pelayanan sendiri yang lebih canggih dengan proses otomatis. 5. Communities, yaitu wadah yang digunakan oleh perusahaan baik secara online maupun offline agar dapat mengetahui keinginan para pelanggan serta bertukar pikiran yang bertujuan untuk meningkatkan dari nilai suatu perusahaan. 6. Co-Creation, yaitu hubungan yang terjadi antara pelanggan dan penjual untuk menciptakan nilaibersama pelanggan 5. Arus Pendapatan (Revenue stream) Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, p28), Revenue Streams adalah cara perusahaan untuk mendapatkan uang dari setiap Customer Segment yang telah ditentukan. Dalam bisnis model terdapat dua jenis aliran pendapatan: 1. Pendapatan transaksi yang dihasilkan dari pembayaran konsumen di tempat. 2. Pendapatan berulang yaitu pendapatan yang dihasilkan dari pembayaran yang terus berlanjut atau pembayaran langganan Menurut Kotler dan Keller (2012), ada enam metode yang digunakan untuk menentukan harga yaitu : a. Mark-UP Pricing, yaitu metode penentuan harga yang paling sederhana dengan menaikkan harga dari biaya pembuatan produk. b. Target-Return Pricing, yaitu metode penentuan harga agar dapat mencapai target tingkat pengembalian investasi.

13 26 c. Perceived-Value Pricing, yaitu metode penentuan harga dengan memberikan harga yang pantas diberikan untuk konsumen. d. Value Pricing, yaitu metode penentuan harga produk yang lebih murah dengan kualitas yang tinggi yang bertujuan untuk memperoleh kesetiaan dari pelanggan. e. Going-Rate Pricing, yaitu penentuan harga berdasarkan harga yang ditentukan oleh kompetitor. f. Auction-Type Pricing, yaitu penentuan harga dengan cara lelang. Setiap revenue streams memiliki mekanisme harga yang berbeda dan setiap mekanisme yang dipilih oleh perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), ada dua macam mekanisme harga yaitu : 1. Fixed menu pricing, yaitu harga ditentukan berdasarkan variabel statis. 2. Dynamic pricing, yaitu harga dapat berubah-ubah dan disesuaikan dengan kondisi pasar. 6. Sumber Daya Utama (Key resource) Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), setiap bisnis model membutuhkan Key Resources yang merupakan faktor penting yang dibutuhkan perusahaan agar dapat berjalan dengan sukses. Key Resources yang dibutuhkan perusahaan berbeda-beda, tergantung dengan industri bisnis yang dijalankan. Key Resources dikategorikan menjadi empat, yaitu:

14 27 a. Physical, yaitu asset fisik yang dimiliki oleh suatu model bisnis. b. Intellectual, yaitu sumber daya intelektual seperti hak cipta, hak paten, basis data pelanggan dan merek. c. Manusia, setiap perusahaan selalu membutuhkan sumber daya manusia. d. Keuangan, modal merupakan hal yang paling penting dalam membuat suatu model bisnis. Modal dapat berupa uang tunai, kredit ataupun saham. 7. Aktivitas kunci (Key activities) Key activities merupakan tindakan-tindakan terpenting yang harus diambil perusahaan agar dapat beroperasi dengan sukses. Seperti key resources, unsur ini merupakan unsur pembentuk value proposition, mempertahankan customer relationship, menghasilkan pendapatan, dan mencapai target pasar. Aktifitas inti dapat dibagi menjadi beberapa kategori: Production, aktifitas ini melingkupi kegiatan mendesain, menciptakan, dan mengantarkan produk dalam jumlah tertentu sesuai dengan permintaan. Kegiatan ini biasanya dapat dijumpai dalam perusahaan manufaktur. Problem solving, aktifitas ini melibatkan seorang pebisnis untuk membantu mencari solusi atau memecahkan masalah pelanggan. Kegiatan ini biasanya dapat dijumpai berupa penyedia jasa konsultasi, rumah sakit, dan organisasi jasa lainnya. Platform / network, aktifitas yang didominasi oleh terbentuknya suatu jaringan sebagai penunjang aktifitas bisnis

15 28 8. Kemitraan utama (Key partners) Key partners menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat bekerja dengan ATMOSTECH. Adapun beberapa tipe key partnership, antara lain: Alliance, adalah strategi aliansi dengan non-kompetitor. Coopetition, strategi kerjasama dengan kompetitor. Joint venture,untuk pengembangan bisnis baru. Buyer-supplier relationship,untuk menjamin kepercayaan terhadap pemasok. 9. Struktur biaya (Cost ) Cost menggambarkan semua biaya-biaya penting yang dikeluarkan umtuk mengoperasikan model bisnis. Menurut Finkelstein, Harvey dan Lawton (2007), ada enam utama pilar dari Value Propositions yang dilihat konsumen dalam mempertimbangkan untuk memilih suatu perusahaan atau produk layanan yang ditawarkan yaitu: price (harga, features), quality (kualitas), support (dukungan), availability (ketersediaan) dan reputation (reputasi). Keenam pilar inilah yang akan membedakan suatu usaha dari para pesaingnya dan menjadi panduan untuk strategi perusahaan kedepannya.

16 TOWS Analisis Menurut Heinz Weihrich, University of San Francisco, Analisis TOWS mengidentifikasi kekuatan untuk memanfaatkan peluang dan melawan ancaman, serta meminimalkan kelemahan dengan menggunakan kesempatan.(gomatesh, M, 2012). Analisis SWOT menurut Helms & Nixon (2010, hal 216), telah digunakan oleh banyak praktisi, peneliti dan merupakan alat yang paling sering digunakan dan paling popular untuk siswa bisnis dan strategi pemasaran. Dalam arena bisnis, pengelompokkan masalah internal dan eksternal seringkali menjadi titik awal untuk perencanaan strategis. Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, & threats) menurut Thompson et al.(2014, hal ) merupakan elemen penting dalam mengevaluasi situasi keseluruhan perusahaan dengan memeriksa sumber daya perusahaan dan kemampuan kompetitif perusahaan terhadap ancaman eksternal. Analisis ini merupakan alat yang paling mudah dan sederhana dan dikenal dengan nama analisis SWOT. Analisis SWOT memberikan dasar untuk menyusun strategi yang memfokuskan pada kekuatan sumber daya perusahaan, mengatasi kelemahan sumber daya perusahaan, menangkap peluang terbaik perusahaan, dan membuat pertahanan terhadap ancaman yang akan dihadapi perusahaan.berikut merupakan penjelasan mendetail mengenai SWOT yang dipaparkan oleh Thompson et al. (2014, hal ):

17 30 1. Threat (Ancaman) Beberapa faktor di lingkungan eksternal perusahaan dapat menjadi ancaman bagi profitabilitas perusahaan. Ancaman dapat muncul dari adanya teknologi yang lebih murah dan lebih baik, produk-produk baru yang diperkenalkan oleh pesaing, masuknya kompetitor yang memiliki berbasis biaya rendah, kebijakan baru yang kurang menguntungkan perusahaan, meningkatnya suku bunga atau sulitnya kredit, dan lain lain. Analisa terhadap threats menurut Helms & Nixon (2010, hal 216) memberikan landasan bagi variabel atau masalah yang dihadapi organisasi. Dengan membuat daftar masalah internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan dalam empat kuadran analisis SWOT, perusahaan bisa lebih dapat memahami bagaimana strengths dapat meningkatkan opportunities dan mengerti bagaimana weaknesses dapat memperlambat perkembangan atau memperbesar threats di organisasi. 2. Opportunity (Kesempatan) Market opportunity merupakan faktor besar dalam membentuk strategi perusahaan. Manajer tidak dapat membuat strategi yang sesuai dengan situasi perusahaan tanpa mengidentifikasi peluang pasar dan menilai potensi pertumbuhan dan keuntungan dari masing masing peluang tersebut

18 31 3. Weakness (Kelemahan) Weakness atau competitive deficiency merupakan sesuatu yang dilakukan perusahaan dengan kurang baik atau sebuah kondisi yang membuat competitive disadvantage di pasar. 4. Strength (Kekuatan) Strengths merupakan sesuatu yang dapat dilakukan dengan baik oleh perusahaan atau atribut yang meningkatkan tingkat kompetitif perusahaan di pasar. Kekuatan perusahaan berganting pada kualitas dan kemampuan sumber daya perusahaan 2.5 Industrial Analisis Porter Five Forces Porter s Five Forces menurut Porter 1. Persaingan antar perusahaan sejenis Bagian ini membantu dalam menganalisa banyaknya jumlah pesaing yang sudah ada saat ini dan juga kesamaan atau perbedaan produk yang ditawarkan oleh pesaing. Hal ini menjadi sorotan utama, karena jika faktor ini sangat dominan, maka besar kemungkinan bagi pemasok dan pembeli untuk memilih.

19 32 2. Kemungkinan masuknya pesaing baru Analisa dimana melihat kemudahan atau kesulitan serta kemampuan dari para pebisnis baru yang akan masuk dalam industri, dengan faktor yang mempengaruhi antara lain brand equity, hambatan masuk ke pasar, paten, skill atau core competence, economic of scope, dan cost advantage 3. Pengembangan produk substitusi Bagian ini menganalisa produk (barang atau jasa) yang berpotensi sebagai produk pengganti, dengan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya switching cost, kecenderungan pelanggan untuk melakukan substitusi, dan diferensiasi produk. 4. Kekuatan tawar- menawar pemasok Analisa kekuatan pemasok untuk mempengaruhi industri dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah pemasok, switching cost ke pemasok lainnya, ketersediaan dan hubungan antara pebisnis dan pemasok. 5. Kekuatan tawar-menawar pembeli Analisa mengenai kekuatan pelanggan untuk mempengaruhi industri sehingga dapat menekan harga hingga jumlah kuantitas produk atau kemampuan jasa yang ditawarkan oleh pebisnis, faktor yang mempengaruhi

20 33 seperti jumlah calon pelanggan, switching cost pelanggan, sensitivitas harga, dan tingkat diferensiasi Gambar 2.2 Porter s Five Forces Sumber: Wheelen & Hunger (2006) Sedangkan menurut Wheelen & Hunger (2006, hal 83) penjelasan mengenai adalah sebagai berikut: Threat of new entrants Pendatang baru di industri menjadi ancaman bagi perusahaan yang sudah ada. Tingkat ancaman tergantung dari adanya hambatan masuk ke industri. Beberapa hambatan masuk ke industri antara lain:

21 34 Skala ekonomi Diferensiasi produk Kebutuhan modal (sumber daya modal atau finansial) Switching cost Akses ke saluran distribusi Kebijakan pemerintah Rivalry among existing firms Dalam sebagian besar industri, perusahaan umumnya bergantung satu sama lain. Langkah kompetitif yang dilakukan oleh perusahaan dapat dilihat oleh pesaingnya dan pesaing tersebut dapat melakukan langkah balasan. Berikut adalah beberapa hal yang mempengaruhi tingkat kompetisi di industri : Jumlah pesaing Tingkat pertumbuhan industri Karakteristik produk dan jasa Nilai biaya tetap Kapasitas produksi Halangan untuk keluar dari industri Keragaman pesaing Threat of substitute products or services Produk substitusi merupakan produk yang terlihat berbeda tetapi bisa memenuhi kebutuhan yang sama seperti produk lain. Switching cost yang rendah akan mengakibatkan tingginya efek terhadap industri.

22 35 Bargaining power of buyers. Pembeli memberi efek pada industri melalu kemampuannya untuk menekan harga, menawar untuk kualitas dan jada yang lebih baik, serta membuat perusahaan berkompetisi. Pembeli memiliki posisi yang kuat ketika: 1. Pembeli membeli dalam jumlah besar. 2. Pembeli memiliki potensi besar untuk dapat memproduksi barang tersebut sendiri. 3. Ada banyak alternatif supplier karena produk yang standar atau tidak terdiferensiasi. 4. Biaya mengganti dari supplier satu ke supplier lainnya rendah. 5. Pembeli mendapatkan keuntungan yang minimal sehingga sangat sensitif terhadap biaya dan perbedaan layanan / jasa. 6. Produk yang dibeli tidak memiliki dampak yang penting terhadap kualitas produk dan harga dari produk dan jasa yang dijual oleh pembeli sehingga pembeli dapat dengan mudah melakukan substitusi. Bargaining power of suppliers Supplier dapat memberi efek pada industri melalui kemampuannya untuk menaikkan harga atau menurunkan kualitas dari barang dan jasa. Supplier memiliki kekuatan daya tawar yang tinggi ketika : Industri supplier hanya didominasi oleh beberapa perusahaan namun menjual barang tersebut kepada banyak pembeli. Produk dan jasa yang dijual unik sehingga menimbulkan switching cost

23 36 Barang substitusi tidak tersedia. Supplier bersedia melakukan integrasi dengan pembeli dan bersaing secara langsung dengan pelanggannya Porter Five Generic Competitive Strategies Untuk mempersiapkan bisnis yang berkesinambungan maka diperlukan strategi untuk menghadapi kompetitor yang sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari. Porter membagi strategi kompetisi secara umum kedalam lima kelompok, yaitu : Gambar 2.3 Porter Five Generic Competitive Strategies 1. Low-Cost Provider Strategy Dalam dunia persaingan dimana banyak konsumen yang sensitif terhadap perbedaan harga, strategi ini dianggap mumpuni untuk mengatasi

24 37 kompetisi. Perusahaan mendapatkan predikat low-cost leadership ketika menjadi penyedia layanan dengan biaya yang paling rendah dibandingkan dengan industri sejenis bukan hanya lebih rendah dari satu atau beberapa kompetitor saja. (Thompson et al., 2014, p.122) 2. Broad Differentiation Strategy Strategi ini menarik untuk diterapkan pada kondisi pasar dimana kebutuhan dan pilihan konsumen terlalu beragam untuk dipenuhi dalam satu produk atau jasa saja. Strategi ini dianggap berhasil ketika konsumen melihat customer value proposition dari perusahaan tersebut unik dan menarik. (Thompson et al., 2014, p.129) 3. Focused Low-Cost Strategy Strategi ini bertujuan untuk mengamankan competitive advantage dalam melayani konsumen pada niche target market dengan biaya serta harga yang lebih rendah dibandingkan dengan kompetitor. (Thompson et al., 2014, p.136) 4. Focused Differentiation Strategy Strategi ini fokus pada menawarkan produk atau jasa yang menarik bagi konsumen dengan preferensi khusus serta kebutuhan dari kelompok target pasar yang sempit atau kecil. Keberhasilan dari strategi ini bergantung kepada keberadaan konsumen dari kelompok target pasar yang sempit ini serta kemampuan perusahaan untuk tampil beda dibandingkan dengan

25 38 kompetitor yang menyasar target pasar yang sama. (Thompson et al., 2014, p.136) 5. Best-Cost Provider Strategy Strategi ini berada ditengah-tengah antara mengejar keuntungan dari menerapkan low-cost strategy atau differentiation strategy serta menyasar target pasar yang luas maupun yang sempit. Tujuan utama dari strategi ini adalah memberikan value for money yang lebih kepada konsumen dengan memberikan fitur yang menarik atau kualitas yang baik pada harga yang lebih rendah dibandingkan harga yang diberikan oleh kompetitor. (Thompson et al., 2014, p.140) 2.6 Market Analisis Segmenting, Targeting, Positioning Dalam melakukan penetrasi pasar, untuk menentukan kondisi pasar adalah melakukan analisa segmenting, targeting dan positioning (STP). 1. Segmenting Segmenting adalah proses membagi pasar ke dalam beberapa segmen berdasarkan karakteristiknya seperti geografi, demografi dan psikografi.segmentasi memiliki peranan penting karena dengan melakukan segmentasi, perusahaan akan lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya dan memberikan

26 39 gambaran untuk menetapkan segmen mana yang akan dilayani. (Kottler and Keller, 2011, p214). 2. Targeting Setelah proses segmentasi dilakukan, tahap berikutnya adalah menentukan berapa banyak dan siapa yang akan dijadikan target market. Pengertian targeting adalah menetapkan sasaran dan siapa yang dituju. Penentuan target market dilakukan dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai konsumen terbaik. Konsumen yang paling baik memiliki dua kategori, yaitu mudah untuk diajak bekerjasama dan memberikan keuntungan maksimal. (Elizabeth Bowker, 2011). 3. Positioning Positioning adalah tindakan yang bertujuan membentuk image atau citra di benak target market. Tujuan dari positioning adalah melokasikan brand perusahaan ke dalam benak customer agar selalu diingat guna keuntungan Perusahaan. (Kettler and Koller, 2011, p275) Niche Market Niche market adalah kelompok tertentu yang mencari campuran manfaat yang khas dari sebuah segment. Biasanya niche market ditandai dengan memecah sebuah segment menjadi sub-segment. Menurut Mehdi et al, (2012) ada beberapa karakteristik dari niche market, yaitu :

27 40 1. Mempunyai ukuran yang cukup sehingga bisa menghasilkan profit 2. Tidak ada pesaing nyata dan serius atau pasar tersebut tidak dihiraukan oleh kompetitor lain 3. Mempunyai potensi untuk berkembang 4. Ada potensi pembelian produk atau jasanya 5. Adanya kebutuhan tertentu yang konsisten 6. Ada peluang bagi perusahaan untuk masuk dan menggunakan kompetensinya 7. Perusahaan di niche market mendapatkan profit yang significant melalui specialisasi 8. Konsumen rela membayar harga yang sesuai untuk produk atau jasa yang memuaskan kebutuhan serta keinginan mereka dalam cara yang terbaik 2.7 Consumer Behaviour Menurut Sangadji & Sopiah (2013), kebutuhan manusia adalah ketidakberadaan beberapa kepuasaan dasar. Manusia membutuhkan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, keamanan, hak milik dan harga diri. Kebutuhan tidak perlu diciptakan oleh pemasar atau produsen karena melekat pada setiap diri manusia. 2.8 Market Strategy (P7) Marketing mix untuk jasa dijabarkan dengan metode 7 P, yaitu product, price, place, promotion, physical evidence, people dan process.(kotler and Keller, 2012)

28 41 1. Product Product adalah benda atau jasa yag ditawarkan oleh perusahaan kepada Pelanggan untuk memenuhi kebutuhan dan/atau keperluan pelanggan tersebut. 2. Price Price atau harga adalah faktor yang mempengaruhi pelanggan untuk membeli suatu produk atau jasa. 3. Place Place adalah faktor yang diperlukan dalam strategi perusahaan dengan tujuan untuk mendekatkan produk atau jasa yang dihasilkan kepada target market maupun sumber tenaga kerja. 4. Promotion Promotion merupakan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperkenalkan dan memasarkan suatu produk atau jasa kepada pelanggan. 5. Physical Evidence Physical Evidence merupakan bukti yang menunjukkan bahwa layanan telah dilakukan. Hal ini digunakan untuk meyakinkan konsumen bahwa layanan berlangsung, positif atau negatif. 6. People People adalah karyawan yang menjalankan layanan produk atau jasa dan memiliki keterampilan dalam memberikan layanan tersebut.

29 42 7. Process Process adalah sistem dalam organisasi yang mempengaruhi pelaksanaan layanan yang diberikan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Pasar dan Industri II.1.1. SWOT Analysis Ialah salah satu alat analisis untuk mengevaluasi kondisi internal dan eksternal berdasarkan kekuatan (strengths), kelemahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Strategic Company Strategy merupakan kombinasi dari pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk melayani pelanggan, dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Yield Management Internet telah menyebabkan banyak perusahaan untuk mempertimbangkan kembali model bisnis mereka saat ini dan mengevaluasi bagaimana untuk menangkap potensi pendapatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

EVENT MANAGEMENT. Event & Bisnis Jasa EO. SUHENDRA, S.E., M.Ikom. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi.

EVENT MANAGEMENT. Event & Bisnis Jasa EO. SUHENDRA, S.E., M.Ikom. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. EVENT MANAGEMENT Event & Bisnis Jasa EO Modul ke: SUHENDRA, S.E., M.Ikom Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran www.mercubuana.ac.id 1. Pengertian Event Event

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BMC Summary and Simple Example for E2

BMC Summary and Simple Example for E2 BMC Summary and Simple Example for E2 BMC adalah hasil penelitian doktoral yang dibagikan bagi para start-up baik dalam bentuk buku maupun website TOOLS TO CREATE AND ANALYZE BUSINESS MODELS Why BMC

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis dan Perumusan Strategi Marketing untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Canvas Sebuah bisnis model menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan, mengirim, dan menangkap value. Menurut Osterwalder dan Pigneur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Dalam melakukan perencanaan sebuah bisnis, penting sekali diperlukan adanya bisnis model demi terwujudnya kelancaran bisnis tersebut. Menurut Osterwalder

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 SKS : 3 SKS Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Business Model Canvas Sebuah model bisnis diciptakan untuk mendeskripsikan bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan membuat (create), memberikan (deliver) dan menciptakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Definisi Strategi Sebuah strategi perusahaan terdiri dari tindakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang digunakan oleh para manajer untuk (Thompson, A. A. dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendaraan Bermotor 2.1.1 Pengertian Kendaraan Bermotor Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya.

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya. 206 BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. General Summary The Cars Restaurant (TCR) merupakan restoran yang tidak hanya menjual makanan dan minuman, namun konsep yang kami tawarkan yaitu desain restoran

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC )

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) Beberapa waktu terakhir ini di saat era persaingan bisnis semakin hari semakin ketat para pelaku bisnis atau dalam hal ini bisa dikatakan suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian 1.1.1 Sejarah Resto Rumah Soto Padang Resto Rumah Soto Padang merupakan sebuah restoran dengan menu khas soto yang berdiri pada 20 November 2013 di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keunggulan Bersaing Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era suatu negara unggul terhadap negara lain karena memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB II PROPOSISI NILAI

BAB II PROPOSISI NILAI BAB II PROPOSISI NILAI 2.1. Restoran Restoran atau rumah makan adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam menerapkan strategi pemasaran yang tepat, maka diperlukan metodemetode yang tepat untuk mengevaluasi kondisi pasar saat ini baik yang bersifat external environment maupun yang

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Dari hasil analisa, penulis mencoba membagi persaingan retail bakery dalam beberapa kuadran pada gambar dibawah ini : Tabel 4.1 Mapping Outlet Retail

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Properti Properti berasal dari bahasa Latin yaitu proprietas atau berarti kepemilikan, dan merujuk pada satu atau lebih entitas yang dimiliki seseorang atau badan organisasi, dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Liquefied Petroleum Gas (LPG) LPG adalah singkatan dari Liquefied Petroleum Gas yang di Iindonesia (oleh PERTAMINA) diproduksi /dipasarkan dengan nama dagang Elpiji. Elpiji umumnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Pemasaran Selain perencanaan, suatu perusahaan memerlukan pemasaran yang efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan. Pemasaran yang efektif meliputi kombinasi dari elemen-elemen

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktifitas aktifitas individu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pemasaran Menurut Paul D. Converse, Harvey W. Huegy dan Robert V. Mitchell, dalam bukunya Elements of Marketing menyatakan bahwa marketing didefinisikan sebagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION 2 A 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 BUSINESS MODEL CANVAS Sumber: Osterwalder, Pigneur, & Clark (2010) Gambar 2.1 Business Model Canvas Sebuah model bisnis harus menjelaskan secara mendasar

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Business Model Canvas Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap sebuah nilai (Osterwalder & Pigneur, 2010). Pemahaman

Lebih terperinci

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 8:34 PM No comments dada Dalam buku " Competitive Strategy " disebutkan bahwa terdapat 5 kekuatan strateri bisnis yang merupakan kerangka

Lebih terperinci

ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI. Lecture Note : Ir. M. Yamin Siregar, MM

ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI. Lecture Note : Ir. M. Yamin Siregar, MM ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI Lecture Note : Ir. M. Yamin Siregar, MM Analisis Lingkungan Industri Five Competitive Forces by Michael E. Porter (Model 5 Kekuatan Persaingan) Porter s Five Competitive Forces/Model

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-Commerce E-Commerce lebih dari sekedar menjual dan membeli produk secara online. E-commerce meliputi seluruh proses dari pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, pelayanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. DEFINISI KULINER Menurut Fandeli (1995, pg. 3), kuliner merupakan bagian dari pariwisata dengan daya tarik khusus dimana pariwisata ini dilakukan dengan mengunjungi objek wisata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran (Marketing Definition) Saat ini konsumen dikelilingi oleh dunia pemasaran (marketing), di rumah, di tempat kerja, di jalan, di toko, di tempat bermain, dan

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PELUANG YANG KOMPETITIF. Pertemuan 03 3 SKS

STRATEGI DAN PELUANG YANG KOMPETITIF. Pertemuan 03 3 SKS Materi 1. Era Informasi 2. Strategi dan Peluang Yang Kompetitif 3. Database dan Database Warehouse 4. Desain Database 5. Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas 6. E-Commerce STRATEGI DAN PELUANG

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis

2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis Information System Strategic Design 2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Pengertian Sistem Informasi dapat

Lebih terperinci

2.1.2 SEO (Search Engine Optimization)

2.1.2 SEO (Search Engine Optimization) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori- Teori Umum 2.1.1 Marketing Menurut (David, 2011, hal. 103), David, Fred R. (2011). Strategic Management : Concept and Cases 13th Edition. marketing dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dijabarkan berbagai kesimpulan yang didapat. Dari kuesioner yang diadakan, bisa ditarik

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih toko sepatu JK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kantin Sekolah Kantin sekolah adalah sebuah ruangan atau bangunan yang menyediakan makanan dan minuman yang diperuntukkan bagi murid, karyawan, dan guru. Pada umumunya, selain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lima Kekuatan Porter Analisis kompetitif dengan menggunakan model lima kekuatan porter adalah pendekatan yang dipakai untuk mengembangkan strategi dibanyak perusahaan (David, 2011,

Lebih terperinci

BAB III Solusi Bisnis

BAB III Solusi Bisnis BAB III Solusi Bisnis 3.1 Objective New Strategy Dari hasil yang telah dicapai oleh Astra Credit Companies sampai saat ini, Astra Credit Companies masih memiliki kekuatan untuk mempertahankan posisinya

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Services Marketing Marketing (pemasaran) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication 2

Integrated Marketing Communication 2 Modul ke: 03Fakultas Eppstian Fakultas Ilmu Komunikasi Integrated Marketing Communication 2 Analisis Situasi Pasar dengan Model Michael Porter, GE Matrix, dan Product Life Cycle (PLC) Syah As ari, M.Si

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA Andreas Dwi Rahardjo Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: lenzcrew7@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Sejak kemunculan model bisnis e-commerce, maka para praktisi bisnis mengubah model bisnis lama menjadi model bisnis baru yang lebih sesuai. Bisnis model sendiripun menjadi sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Setiawan Hari Purnomo & Zulkieflimansyah (1999, p8), kata strategi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu strategos yang berarti kepala komandan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan tinggi menempati posisi yang strategis dalam pembangunan masyarakat. Perkembangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir berikut : Tahapan penelitian dalam penulisan GFP ini dapat dijelaskan dalam bagan Gambar 3.1 Tahapan Penelitian 37 Sebagai salah satu tahap awal, kerangka

Lebih terperinci

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA Budi Hartono Magister Manajemen budzciamik@hotmail.com Abstrak irepair merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa yaitu jasa service produk Apple. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran Market segmentation membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik atau perilaku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Menurut Kotler (2001, p244), karena begitu banyaknya jenis konsumen yang berbeda-beda dengan beragam kebutuhan yang berbeda, maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION 2.1 E-Business 2.1.1 Pengertian E-Business Menurut Harisno dan Pujadi (2009: 67), E-Business merupakan kegiatan berbisnis di internet, yang tidak saja pembelian, penjualan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM Mata Kuliah Modul ke: - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Analisis Situasional Apa yang

Lebih terperinci

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Learning Outcomes week 12 dan 12a Team mampu mengembangkan desain blok key partnership dan key resources BMC dengan menggunakan feedback and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan produk barang dan/

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Bab ini menjelaskan mengenai implementasi Business Model Canvas dalam Pooch Village. Business Model Canvas ini terdiri dari Customer Segments, Value Propositions, Channels,

Lebih terperinci

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP PEPEN AANDRIAN SYAH pepenaan@gmail.com Abstrak Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC mulai mendapatkan ketenaran di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS

BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL CANVAS Coach Ferdy D. Savio Surabaya, 11 Mei 2016 Apa Faktor yang paling Penting dari sebuah Bisnis? Business Model Generation Alexander Osterwalder & Yves Pigneur Apakah Anda memiliki SEMANGAT

Lebih terperinci

Analisis Proses Bisnis

Analisis Proses Bisnis APK D3/IT/MIS/E1/0806 Manajemen Sistem Informasi Analisis Proses Bisnis Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Pokok Bahasan Keuntungan Kompetitif Cara Memotret Sistem Manajemen Proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BUSINESS MODEL CANVAS Konsep bisnis kafe yang direncanakan menggunakan nama Tourner Café. Konsep bisnis ini menggunakan suatu konsep permainan roulette yang sudah dikenal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia selalu mencoba mempertahankan jumlah kedatangan wisatawan luar

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia selalu mencoba mempertahankan jumlah kedatangan wisatawan luar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia semakin meningkat, pada tahun 2010 terdapat 7,002,944 (tujuh juta dua ribu sembilan ratus empat

Lebih terperinci

BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng

BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng 1-1 BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng www.rudyct.com/about_me.htm Strategi Tkt Bisnis 1-2 adalah strategi bisnis yg perlu ditempuh agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perspektif Strategic Management Pendekatan strategi yang baik belum tentu dapat langsung diterapkan pada sebuah perusahaan, dan sukar menentukan formula yang tepat untuk menghitung

Lebih terperinci

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi)

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) 1. Penjelasan ringkas tentang perusahaan (Nama, visi,

Lebih terperinci

BAB 2 VALUE PROPOSITION

BAB 2 VALUE PROPOSITION BAB 2 VALUE PROPOSITION 2.1 ANALISA MARKET Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan yang tinggi, namun tidak diimbangi dengan jumlah lahan yang memadai untuk dijadikan tempat tinggal. Contohnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci