BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Dalam melakukan perencanaan sebuah bisnis, penting sekali diperlukan adanya bisnis model demi terwujudnya kelancaran bisnis tersebut. Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 14), sebuah model bisnis dapat menggambarkan dasar pemikiran bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap value yang ada. Bisnis model kanvas memberikan step-step yang menjelaskan tentang membuat bisnis secara detail. Bisnis model didefinisikan sebagai cara organisasi menawarkan proposisi nilai yang tinggi, menjamin bahwa nilai tersebut dapat diproduksi dan target konsumennya memiliki akses terhadap produk tersebut. Untuk kelangsungan bisnis itu, penerimaan yang diperoleh dari transaksi pelanggan harus melebihi biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk atau layanan yang tinggi maka asumsi yang kritikal dari bisnis model adalah bagaimana perusahaan mempunyai pengetahuan yang kuat mengenai apa yang diinginkan pelanggan dan bagaimana perusahaan mengorganisasikan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, mendapatkan bayaran atas apa yang ditawarkan dan menghasilkan keuntungan. 16

2 Maka untuk menentukan model bisnis, diperlukan Business Model Canvas yaitu sebuah alat yang digunakan untuk mendeskripsikan, menganalisa dan mendesain sebuah model bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal. 8). Business Model Canvas terdiri dari sembilan blok yaitu: Customer Segments (CS), Value Propositions (VP), Channels (CH), Customer Relationships (CR), Revenue Streams (RS), Key Resources (KR), Key Activities (KA), Key Partnerships (KP), dan Cost Structure (CS) CUSTOMER SEGMENTS Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 20), sebuah bisnis model akan menetapkan satu atau banyak customer segments. Organisasi harus sadar dalam mengambil keputusan pelanggan yang akan dilayani atau diabaikan. Ada beberapa tipe customer segments yaitu : 1. Mass Market Mass market adalah bisnis model yang tidak membedakan segmen pelanggan. Pasar ini bersifat sangat luas dan mencakup seluruh konsumen sebagai potential market. Nilai proposisi, distribusi channel, dan hubungan dengan pelanggan hanya fokus pada pelanggan yang memiliki kebutuhan dan masalah yang sama. Tipe bisnis model ini dapat ditemukan pada sektor elektronik. 17

3 2. Niche Market Niche market adalah bisnis model yang target pasarnya hanya melayani segmen pelanggan tertentu dan berdasarkan variabel tertentu. Nilai proposisi, distribusi channel, dan hubungan dengan pelanggan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yang spesifik, karena niche market umunya ditujukan untuk konsumen kalangan atas yang berpotensi memberikan margin keuntungan yang lebih besar. Bisnis model seperti ini dapat ditemukan pada hubungan supplier-buyer (perusahaan suku cadang mobil bergantung pada penjualan dari perusahaan mobil). 3. Segmented Market Segmented market adalah bisnis model yang membedakan antara kebutuhan dan masalah yang berbeda pada setiap pelanggan. Segmented market berdasarkan karakter variabelnya dibedakan atas : a) Demographic Segmentation Cara mengidentifikasi pasar berdasarkan variabel demografis. Variabel demografis yang biasa digunakan adalah usia, life cycle, gender, income dan suku. b) Geographic segmentation Cara mengidentifikasi pasar berdasarkan variabel geografis yang membagi pasar berdasarkan variabel-variabel 18

4 geografis. Variabel yang umumnya digunakan dalam segmentasi geografis adalah daerah, kota, negara, tingkat kepadatan penduduk, iklim dan populasi. c) Psychographic Segmentation Cara mengidentifikasi pasar berdasarkan variabel psikografis. Psikografis adalah penggabungan dari psikologi dan demografis yang dilakukan untuk bisa lebih memahami konsumen, dikarenakan konsumen yang memiliki kesamaan karakter demografis bisa saja memiliki perilaku yang berbeda, yang akan memberikan dampak pada psikologis. Variabel dalam segmentasi psikografis adalah ciri-ciri personal, gaya hidup ataupun value. d) Behavioral Segmentation Cara mengidentifikasi pasar berdasarkan pola perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan respon terhadap produk tertentu. 4. Diversified Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal.20) yang menyatakan bahwa diversified adalah menargetkan lebih dari 1 pasar yang tidak memiliki keterkaitan dan memiliki kebutuhan dan masalah yang berbeda, hal ini dilakukan untuk memperluas area bisnis dan salah satu langkah diversifikasi. 19

5 5. Multi-sided Platforms (or multi sided markets) Multi-sided Platforms adalah menargetkan 2 atau lebih konsumen yang independen atau tidak memiliki ketergantungan antara 2 segmen konsumen tersebut. Tujuan dari segmentasi pasar adalah untuk customer segment yang tepat yang nantinya akan menjadi dasar dalam menentukan strategi bisnis agar produk dan layanan yang dikembangkan dapat diterima oleh masyarakat khususnya untuk segmen pasar yang dituju, serta dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan VALUE PROPOSITION Salah satu elemen dari bisnis model kanvas ialah Value Proposition yang didefinisikan seberapa jauh produk atau layanan yang ditawarkan mempunyai nilai yang tinggi menurut target pelanggannya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal. 22). Dengan kata lain, seberapa jauh perusahaan dapat menawarkan produk atau layanan yang berbeda dengan para pesaingnya. Tidak hanya berbeda tapi juga mempunyai nilai tinggi atau disukai oleh konsumen. 20

6 Value Proposition menjadi sebuah elemen kunci dalam sebuah bisnis karena elemen ini harus muncul dalam seluruh area fungsi bisnis yang ada (Berry, 2008, hal. 120). Oleh karena itu, value proposition juga menjadi dasar dalam menentukan elemenelemen lain yang ada dalam 9 Building Blocks seperti menentukan siapa saja customer segmentsnya, menentukan channel dan metode customer relationships apa saja yang cocok untuk segmen customer tersebut, key resources, key activities dan key partnership apa saja yang dibutuhkan demi suksesnya penyampaian value proposition kepada customer, sehingga akhirnya dapat menentukan cost structure dari model bisnis tersebut dan mendapatkan revenue dari bisnis yang dijalankan. Value Propositions adalah alasan utama mengapa pelanggan beralih dari satu produk ke produk lain. Value Propositions memberikan solusi bagi masalah yang dimiliki oleh pelanggan atau memuaskan kebutuhannya (Osterwalder & Pigneur, 2010). Sebagai contoh dari value yang dapat diberikan adalah Newness, Performance, Customization, Design, Brand/Status, Price, Cost Reduction, Risk Reduction, Accessibility dan Convenience/Usability. 21

7 Di bawah ini adalah penjelasan sejumlah value pada suatu model bisnis: 1. Newness Memberikan sesuatu yang baru dimana pelanggan tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka membutuhkannya. Sebagai contoh penemuan tablet PC (Peronal Computer) seperti ipad oleh Apple. Namun newness tidak memberikan jaminan kesuksesan pada suatu bisnis, sebagai contoh Facebok bukanlah social networking pertama yang ada, namun saat ini Facebook mendominasi pasar dengan anggotanya yang sangat banyak di seluruh dunia. 2. Performance Meningkatkan performa dari sesuatu yang sudah ada telah menjadi strategi dari banyak model bisnis yang ada saat ini untuk meningkatkan value dari produk dan service. Sebagai contoh adalah apa yang dilakukan oleh browser Opera saat ia meningkatkan performa dan kecepatan browsing. 3. Customization Tawarkan kesempatan pelanggan untuk memilih. Pelanggan dapat menyesuaikan produk atau service sesuai dengan kebutuhan individu atau segmen pelanggan tertentu. 22

8 4. Design Sebuah produk menjadi unggul diantara produk lainnya bila memiliki desain superior, namun hal ini bukanlah alasan semata pelanggan membeli produk. Desain sangat penting bila bisnis berfokus pada produk fashion. 5. Brand / Status Pelanggan dapat membeli atau menggunakan suatu produk hanya karena sebuah brand atau memuaskan keinginan menggunakan produk dengan label tertentu. Brand merupakan suatu hal yang sangat penting tapi tidak menjadi satu-satunya faktor penentu. 6. Price Menawarkan value yang sama dengan harga yang lebih rendah adalah salah satu cara terklasik untuk mendapatkan value proposition pada pelanggan yang sensitif terhadap harga. Bersaing pada harga merupakan strategi yang baik untuk bersaing diantara kompetitor namun pada beberapa kondisi hal ini tidak cukup. Apabila sesuatu ditawarkan secara cuma-cuma kita harus memikirkan sisi lain untuk dijadikan revenue stream untuk menggantikannya. 7. Cost Reduction Cost reduction membantu pelanggan dengan menawarkan sesuatu yang dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan oleh 23

9 pelanggan. Sebagai contoh pada penginstalan software dan hardware pada saat pembelian. 8. Risk Reduction Pelanggan menghargai saat mereka diberikan pilihan untuk mengurangi resiko yang harus ditanggung seperti garansi setelah membeli produk elektronik dan lain-lain. 9. Accessibility Membuat produk dan service untuk customer segment tertentu yang tidak memiliki pilihan saat membeli atau mengkonsumsi suatu produk adalah salah satu cara untuk menghasilkan value proposition. Tawarkan produk kepada pelanggan yang tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan hal itu sebelumnya. 10. Convenience/Usability Menawarkan sesuatu yang nyaman dan mudah dapat menjadi faktor utama dalam menghasilkan value dan membuat pelanggan memilih produk ini dibandingkan produk yang ditawarkan oleh kompetitor. Sebagai contohnya Apple menawarkan kenyamanan konsumen yang membuat pelanggan mudah untuk menggunakan produk-produknya. 24

10 2.1.3 CHANNELS Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 26), channel ialah media dari sebuah perusahaan dalam berkomunikasi dengan pelanggannya untuk menyampaikan nilai dari proporsinya. Beberapa fungsi channel antara lain : 1) Meningkatkan kesadaran akan pentingnya produk barang / jasa perusahaan, 2) Membantu pelanggan mengevaluasi value proposition perusahaan, 3) Memungkinkan pelanggan membeli produk dan jasa sesuai kebutuhan (spesifik), 4) Memberikan value proposition untuk pelanggan, 5) Menyediakan layanan post-purchase kepada pelanggan. Umumnya dari seluruh fungsi di atas yang bisa diakomodasi adalah fungsi purchase dan delivery karena perusahaan masih terfokus pada konsep dimana channel adalah tempat untuk menjual produk / jasa yang dibuat oleh perusahaan, padahal menurut definisi fungsi di atas untuk channel terdapat fungsi awareness yang berarti bahwa channel bisa memberikan awareness pelanggan terhadap produk / jasa perusahaan, mengevaluasi produk / jasa yang dijual kepada konsumen dan menyediakan layanan post-purchase dan after sales sebagai suatu usaha untuk memberikan kepuasan dan membentuk customer relationship. Channel dibedakan atas 5 jenis, yaitu: 1) Sales force 25

11 2) Web sales 3) Own stores 4) Partner stores 5) Wholesales Masing-masing jenis channel memiliki keunggulan dan kelemahan yang mencakup beberapa ataupun keseluruhan dari kelima fungsi channel yang telah dijelaskan di atas. Keunggulan dan kelemahan tiap channel harus dipertimbangkan sebaik mungkin pemilihan channel sesuai dengan strategi perusahaan dan karakter yang ada pada produk / jasa yang dijual oleh perusahaan CUSTOMER RELATIONSHIP Customer Relationship dibangun sesuai customer segment, karena setiap segmentasi memiliki karakteristik yang berbeda. Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 28), Customer Relationship dibagi menjadi 6, yaitu: 1. Personal Assistant Merupakan komunikasi langsung antara customer dengan customer representative sehingga kualitas barang dapat terjamin. 2. Dedicated Personal Assistant Merupakan satu customer representative hanya ditujukan untuk satu pelanggan sehingga penjelasan dapat lebih jelas dibandingkan dengan Personal Assistant (contoh : Asuransi). 26

12 3. Self Service Dalam hal ini, pelanggan tidak melakukan kontak langsung dengan customer representative. Dalam self service dapat dijalankan dengan penggunaan Vending Machine yang menjual makanan-makanan yang dapat disajikan dalam keadaan dingin seperti salad sayur, salad buah, minuman berprotein dan jus buah. Dengan adanya vending machine, maka pelanggan melakukan self service. Vending machine dipakai untuk mempermudah pelanggan dalam proses pembelian. 4. Automated Service Merupakan perkembangan dari self service. Sebagai contoh dibuatnya vending machine yang berfungsi untuk melihat menu makanan hari ini, untuk memesan dan untuk membayar dengan men-tap-kan kartu yang telah terisi saldo. 5. Communities Sebagai wadah untuk berkumpul dengan tujuan untuk sharing ilmu pengetahuan, sehingga dapat membantu perusahaan dalam mengerti keinginan konsumen. 6. Co-creation Merupakan hubungan antara customer dan perusahaan untuk menciptakan value propotition baru. Contoh: toko makanan membuat forum untuk meminta para pelanggan menilai dan menambahkan masukan seperti rasa dan bentuk baru sebagai inovasi produk. 27

13 Menurut Management Study Guide (2009), hubungan dengan pelanggan adalah hubungan dua pihak yang saling berinteraksi ataupun bertransaksi dalam keadaan saling menguntungkan dan keduanya memiliki kepentingan bersama. Terdapat dua atribut yang penting dalam hubungan konsumen dan perusahaan yaitu kepercayaan dan komitmen. Kepercayaan mencakup hal seperti kepercayaan diri dan rasa aman dalam hubungan antara pelanggan dengan perusahaan. Rasa kepercayaan pelanggan dapat dilihat saat transaksi yang dilakukan oleh pelanggan secara berulang-ulang dan produk yang dijual sesuai dengan yang dipromosikan. Sedangkan komitmen adalah hasil dari kepercayaan yang telah muncul dan dapat dibangun dalam waktu yang panjang. Perusahaan dapat membuat Loyalty Program yang merupakan bentuk dari komitmen. Menurut Hunter (2008) ada lima tipe konsumen, yaitu: 1. Loyal Customers Tipe konsumen yang jumlahnya tidak banyak dari total keseluruhan jumlah konsumen, tetapi pemasukan yang didapat dari mereka bisa mencapai 50% dari total pendapatan karena loyalitas dan kesediaan mereka untuk membeli produk dari brand yang sama. 2. Discount Customers Tipe konsumen yang sering mengunjungi tempat penjualan namun pembelian mereka didasari oleh harga, dan transaksi umumnya dilakukan pada saat sedang ada potongan harga. 28

14 3. Impulse Customers Tipe konsumen yang membeli barang tanpa merencanakannya terlebih dahulu. Umumnya konsumen ini tertarik dengan promosi dan suasana di dalam toko. 4. Need Based Customers Tipe konsumen yang memiliki keinginan khusus atas barang / jasa yang akan dibeli. 5. Wondering Customers Tipe konsumen yang tidak memiliki niat membeli, tetapi hanya menikmati suasana toko dan melihat-lihat keadaan sekitar REVENUE STREAM Revenue Stream pada 9 building blocks, merepresentasikan bagaimana sebuah perusahaan memperoleh cash dari setiap segmen pelanggan. Osterwalder & Pigneur (2010, hal ) menjelaskan bahwa bila customer adalah jantung dari perusahaan, maka revenue streams adalah pembuluh darahnya. Dan perusahaan perlu mempertanyakan untuk nilai seperti apa yang customer rela untuk membayar. Setiap revenue stream memiliki pricing mechanism yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, antara lain: sistem tawar-menawar, pelelangan, mengikuti permintaan pasar, harga tergantung dari volume, dan sebagainya. 29

15 Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 30), sebuah bisnis model dapat melibatkan dua tipe revenue streams yang berbeda, yakni: 1. Transaction Revenues Berasal dari diperolehnya satu kali pembayaran dari customer. 2. Recurring Revenues Berasal dari pembayaran yang masih berlanjut untuk menyampaikan value proposition kepada pelanggan (misalnya: rent, credit, subscription) dan menyediakan customer support setelah pembelian. Jadi, menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal ), pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab dalam revenue streams adalah untuk nilai apakah yang akan membuat customer willing to pay terhadap barang / jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, untuk kebutuhan apa mereka membayar, bagaimana cara pembayarannya, dan cara pembayaran seperti apa yang lebih disukai oleh pelanggan. Setidaknya ada beberapa cara untuk men-generate revenue streams, antara lain: 1. Asset Sale Revenue stream yang diperoleh dari penjualan barang / jasa maupun hak atas sebuah barang / jasa, dimana konsumen bebas menggunakan barang / jasa tersebut untuk apa saja. 30

16 2. Usage Fee Revenue stream yang diperoleh dari barang / jasa yang disediakan dan konsumen akan membayar berdasarkan seberapa banyak atau seberapa lama barang / jasa digunakan. Semakin banyak barang / jasa yang digunakan maka semakin besar juga jumlah yang harus konsumen bayar. Misalnya perusahaan telekomunikasi menagih customer sesuai jumlah pulsa yang dipakai, hotel menagih customer sesuai berapa lama customer menginap. 3. Subscription Fee Revenue stream yang dihasilkan dari menjual hak akses, dimana konsumen berhak menggunakan hak akses tersebut selama periode tertentu. Misalnya sebuah tempat gym atau tempat olahraga menjual membership secara bulanan atau tahunan, dan sebagai gantinya member akan memperoleh akses fasilitas di dalam gym tersebut. Contoh lainnya adalah membership secara online, dan majalah / koran berlangganan. 4. Lending / Renting / Leasing Revenue stream yang dihasilkan dari menjual hak penggunaan temporer atau hak eksklusif untuk menggunakan fixed asset yang dimiliki dalam suatu periode tertentu, dan selama itu ada biaya sewa yang harus diberikan kepada pemilik aset tersebut. Untuk orang yang menyewakan aset, kelebihannya adalah pendapatan tetap setiap bulannya, sedangkan bagi penyewa, kelebihannya adalah dapat lebih 31

17 menghemat biaya dan tidak perlu memiliki secara langsung aset tersebut. 5. Licensing Revenue stream yang dihasilkan dengan memberikan customer dalam bentuk ijin untuk menggunakan intellectual property (seperti hak cipta dengan imbalan license fee). Pemegang hak dapat menghasilkan penghasilan dari properti mereka, tanpa harus memproduksi sendiri atau mengiklankan. Biasanya licensing sangat populer digunakan dalam industri media, dimana pemilik konten tetap memiliki hak copyright, dan dapat menjual hak penggunaan kepada pihak ketiga, demikian juga dalam bisnis teknologi dimana pemegang paten dapat memberikan hak untuk menggunakan teknologi yang telah dipatenkan tersebut dengan biaya tertentu. 6. Brokerage Fees Revenue stream jenis ini terdapat perantara, yaitu orang yang berlaku sebagai penengah antara 2 atau lebih pihak, sebagai contoh perusahaan real estate akan memperkerjakan broker yang akan berusaha mempertemukan mereka dengan calon pembeli. Dan setiap kali berhasil mempertemukan pembeli dan penjual, maka broker tersebut akan memperoleh fee atau komisi. 7. Advertising Revenue stream yang dihasilkan dengan cara mempromosikan sebuah produk / jasa, atau merek (brand). Biasanya industri media dan event 32

18 organizer sangat bergantung dari iklan. Namun seiring perkembangan jaman, industri lainnya juga mulai mengandalkan advertising sebagai sumber pendapatan KEY RESOURCES Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 35), key resources dibagi menjadi 4 macam, yaitu: 1. Physical Adalah aset fisik yang umumnya menghabiskan banyak dana atau mengandung banyak investasi finansial di dalamnya seperti lahan kerja, pabrik, peralatan, mesin-mesin dan segala aset dalam bentuk fisik nyata lainnya. 2. Intellectual Adalah aset yang sulit dibentuk dan diciptakan karena merupakan sesuatu yang tercipta dari hasil pemikiran yang panjang dan menyeluruh, akan tetapi berarti besar untuk perusahaan karena menggambarkan perusahaan dan bahkan membuat orang mengenal perusahaan dan mengetahui kredibilitasnya dari aset intelektual ini. Contohnya: merk dagang, logo, copyright, reputasi perusahaan dan paten. 3. Human Adalah orang-orang yang ada di dalam perusahaan yang menjadi roda perputaran perusahaan. Banyak sekali perusahaan yang bergantung 33

19 pada komponen sumber daya manusia. Kinerja orang-orang di dalam perusahaan umumnya berpengaruh besar terhadap sustainability perusahaan dalam jangka waktu yang panjang karena termasuk sebagai sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (Russel, 1999). 4. Financial Aset finansial adalah aset yang menyangkut dengan semua yang berhubungan dengan finance atau pendanaan, dalam bentuk bank garansi, uang kas, maupun kredit. Aset ini menentukan bagaimana cara mendanai roda perusahaan KEY ACTIVITIES Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal ), key activities mendeskripsikan aktivitas penting yang harus dilakukan perusahaan agar bisnis modelnya dapat berjalan dengan baik. Key activities dapat dikategorikan menjadi 3, yakni: 1. Production Merupakan aktivitas yang berhubungan dengan desain, membuat dan menyampaikan produk dengan jumlah tertentu dan kualitas yang baik. Biasanya produksi didominasi oleh perusahaan manufacturing. 2. Problem Solving Berhubungan langsung dengan solusi baru bagi individu terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Konsultasi di rumah sakit sebagai 34

20 contoh. Konsultasi ini memberikan solusi yang berbeda pada tiap individu. 3. Platform / Network Bisnis model yang didominasi oleh platform/network management, penyediaan service dan promosi dari platform tersebut. Sebagai contohnya adalah ebay yang selalu harus mengembangkan bisnisnya dan me-monitoring platform KEY PARTNERSHIP Partnership atau kemitraan adalah kesepakatan dan kerjasama antara dua belah pihak untuk mencapai suatu kepentingan bersama. Sudah menjadi strategi umum perusahaan untuk menjalin partnership yang ditujukan agar memiliki daya saing yang tinggi dari rivalnya. Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 38) kemitraan dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: 1) Strategic alliances between non-competitors, 2) Strategic partnerships between competitors, 3) Joint ventures to develop new businesses, 4) Buyer supplier relationships to assure reliable supplies. 35

21 2.1.9 COST STRUCTURE Cost Structure merupakan building blocks yang ke 9. Dalam bukunya Business Model Generation, Osterwalder & Pigneur (2010, hal ), menjelaskan seluruh biaya yang akan muncul dalam menjalankan sebuah bisnis model. Biaya yang dijelaskan biasanya adalah poin-poin biaya paling penting. Dalam aktivitas usaha untuk men-deliver Value Propositions kepada pelanggan, menjaga Customer Relationships dan men-generate Revenue, seluruhnya memerlukan biaya. Biaya-biaya itu dapat dihitung dengan mudah setelah Key Resources, Key Activities dan Key Partnerships telah ditentukan. Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam elemen Cost Structure dalam 9 Building Blocks ini adalah biaya apa saja yang paling penting dan dibutuhkan untuk menjalankan suatu bisnis model, biaya mana yang paling mahal dan Key Activities apa yang paling mahal. Pada dasarnya, biaya biasanya harus ditekan serendah mungkin, kecuali suatu bisnis yang lebih mengedepankan nilai dibanding penekanan pada biaya. Berikut adalah penjelasan dari dua jenis Cost Structure, yakni: 1. Cost Driven Bisnis model jenis ini memiliki fokus untuk menekan biaya serendah mungkin apabila memungkinkan. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan Cost Structure yang paling lean atau ramping. Beberapa cara yang biasa dilakukan antara lain dengan menggunakan Value Propositions dengan harga rendah, 36

22 memaksimalkan pekerjaan yang bisa dilakukan secara otomatis dengan mesin, dan menggunakan outsourcing. 2. Value Driven Beberapa perusahaan tidak begitu mementingkan seberapa besar biaya yang akan muncul dalam mendesain bisnis model, dan lebih berfokus terhadap penciptaan sebuah nilai untuk pasar. Biasanya Value Propositions dengan level premium dan pelayanan yang lebih personal menandakan Cost Structure jenis ini. Cost menurut Hilton (2008) adalah pengorbanan yang dilakukan yang umumnya diukur berdasarkan resources yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan perilakunya, cost dibedakan atas 2 jenis, yaitu: 1. Fixed Cost Merupakan biaya yang tetap sama tidak terpengaruh dari jumlah barang atau jasa yang dihasilkan. Beberapa contohnya adalah gaji, biaya sewa dan alat-alat produksi. Perusahaan manufacturing biasanya tinggi dalam fixed costs. 2. Variable Cost Merupakan biaya yang besarnya tergantung dari jumlah produk atau jasa yang dihasilkan. Beberapa contohnya adalah biaya bahan baku produksi maupun biaya tenaga kerja. 37

23 2.2 STRATEGI PEMASARAN Pengertian Strategi Pemasaran Menurut Kurtz (2008, hal. 42), strategi pemasaran adalah sebuah keseluruhan, program perusahaan untuk menentukan target pasar dan memuaskan konsumen dengan membangun kombinasi elemen dari bauran pemasaran; produk, distribusi, promosi, dan harga. Menurut Kotler & Amstrong (2008, hal. 45), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan mendapatkan keuntungan dari hubungannya dengan konsumen. Menurut Kotler (2008, hal. 46), dalam upaya untuk mendapatkan kepuasan konsumen di tengah persaingan, perusahaan harus mengerti terlebih dahulu apa kebutuhan dan keinginan konsumennya. Sebuah perusahaan menyadari bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan konsumen yang sangat berbeda-beda. Perusahaan menyiapkan strategi pemasaran dengan memilih segmen konsumen terbaik yang dapat menciptakan keuntungan yang sebesarnya. Proses ini meliputi market segmentation, market targeting, positioning, dan differentiation. 1. Market Segmentation Menurut Kotler & Amstrong (2008, hal. 46), segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar menjadi grup-grup pembeli dengan keinginan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda-beda. 38

24 Pembagian pasar menurut Kotler: a. Geografik Segmentasi geografik adalah membagi keseluruhan pasar menjadi kelompok homogeneous berdasarkan lokasi. Lokasi geografis tidak menjamin bahwa semua konsumen di lokasi tersebut mempunyai keputusan pembelian yang sama, namun pendekatan ini dapat membantu mengidentifikasi secara umum akan kebutuhan konsumen di suatu lokasi. b. Demografis Segmentasi dari demografis dibagi menjadi : 1) Usia : Kebutuhan dan keinginan konsumen berubah seiring usia. 2) Jenis kelamin : Membagi pasar sesuai jenis kelamin. 3) Pendapatan : Membagi pasar sesuai kelompok pendapatan yang berbeda-beda. c. Psychographic Membagi pasar berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan karakteristik pribadi. d. Tingkah Laku Membagi pasar berdasarkan pengetahuan konsumen, sikap, dan respon terhadap sebuah produk. 39

25 2. Market Targeting Setiap perusahaan dapat masuk ke dalam satu atau beberapa segmen pasar. Setelah perusahaan mendefinisikan segmen pasarnya, market targeting mengevaluasi ketertarikan dari masing-masing segmen dan memilih segmen pasar. Menurut Craven, market targeting (2003, hal ), sebuah proses ketertarikan setiap segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki. Pada umumnya market targeting dapat dibedakan menjadi beberapa level, yaitu: a. Undifferentiated Marketing (Mass) Sebuah strategi pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen dan masuk ke dalam sebuah pasar dengan hanya satu penawaran. 1) Differentiated Marketing (Segmented) Sebuah strategi pasar dimana perusahaan memutuskan untuk menargetkan beberapa segmen pasar dan merancang beberapa penawaran untuk setiap pasarnya. 2) Concentrated Marketing (Niche) Sebuah strategi pasar dimana sebuah perusahaan masuk ke dalam sebuah pasar yang memiliki segmen sedikit dan sempit. 40

26 3) Micromarketing Sebuah penyesuaian produk terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen dan konsumen lokal termasuk marketing lokal dan marketing individual. 3. Positioning Positioning adalah memposisikan suatu produk dengan jelas, tepat dan berbeda untuk bersaing di pikiran target konsumen. 4. Differentiation Membuat suatu perbedaan kepada target konsumen dengan menciptakan nilai yang berbeda di pikiran konsumen Bauran Pemasaran Setelah memutuskan target pasarnya, perusahaan memutuskan rencana detail untuk bauran pemasaran. Menurut Kotler (2008, hal. 48), bauran pemasaran adalah seperangkat taktik pemasaran yang dapat dikontrol meliputi produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan perusahaan untuk menciptakan respon dari target marketnya. Bauran pemasaran juga dikenal dengan 4P. Menurut Kotler & Amstrong (2008, hal. 48), 4P didefinisikan: 1. Produk (Product) Produk adalah kombinasi produk atau jasa dari perusahaan yang ditawarkan ke target pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan 41

27 konsumen. Produk secara luas meliputi desain, merek, hak paten, positioning, dan pengembangan produk baru 2. Harga (Price) Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Harga juga merupakan pesan yang menunjukkan bagaimana suatu brand memposisikan dirinya di pasar. 3. Distribusi (Place) Distribusi meliputi aktivitas perusahaan dalam membuat produknya tersedia di target pasar. Strategi pemilihan tempat meliputi transportasi, pergudangan, pengaturan persediaan, dan cara pemesanan bagi konsumen. 4. Promosi (Promotion) Promosi adalah aktivitas perusahaan untuk mengkomunikasikan produk dan jasanya serta mempengaruhi target konsumen untuk membeli. Kegiatan promosi antara lain: iklan, personal selling, promosi penjualan, dan public relation. 42

28 Dari penjelasan Marketing Mix tersebut dapat digambarkan ke dalam bentuk Gambar 2.2 yang memperlihatkan alat pemasaran masing-masing komponen P. Gambar 2.1 Empat P Bauran Pemasaran Sumber: Philip Kotler dan Gary Amstrong. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi Ke-12 Jilid 1. Jakarta : Erlangga. 2.3 SWOT & TOWS Pengertian Analisa SWOT Analisa SWOT menurut Kotler & Amstrong (2008, 50) analisa SWOT adalah evaluasi secara keseluruhan terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan harus menganalisa kekuatan perusahaan dan mengidentifikasi kelemahan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga menganalisa pasar dan lingkungan pemasaran untuk mencari kesempatan yang atraktif dan mengidentifikasi ancaman. Tujuannya adalah untuk mencocokan kekuatan perusahaan dengan 43

29 kesempatan yang ada dalam lingkungan di samping mengurangi kelemahan dan meminimalisasi ancaman yang datang. Analisa SWOT menurut Thompson (2008, hal. 102), adalah analisa dengan menilai kondisi internal perusahaan seperti daya kekuatan dan kelemahan maupun kondisi eksternal yang berupa kesempatan dan ancaman, yang diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan terhadap situasi yang dihadapi perusahaan dan sebagai tindak lanjut perusahaan dalam menentukan strateginya. Konsep analisa SWOT dapat membantu mengklarifikasi situasi yang akan terjadi atau isu-isu penting. Kekuatan (strength) adalah daya kekuatan atau kemampuan perusahaan yang tidak dimiliki oleh pesaing. Kekuatan dapat digunakan sebagai dasar perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetisi. Contoh kekuatan antara lain: 1. Hak paten 2. Aset fisik yang berharga 3. Keahlian sumber daya manusia 4. Brand name yang kuat 5. Memiliki akses eksklusif terhadap sumber daya alam Kelemahan (weakness) adalah suatu hal yang menjadi kelemahan atau kekurangan dari perusahaan. Contoh kelemahan antara lain: 1. Reputasi buruk 2. Kurang akses sumber daya alam 44

30 3. Tidak memiliki aset yang memadai. Kesempatan (opportunities) adalah faktor eksternal dimana kondisikondisi tersebut dapat membuka kesempatan baru yang dapat menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Contoh peluang antara lain: 1. Masuknya teknologi baru 2. Terbukanya target pasar baru 3. Kebutuhan konsumen yang tidak terpenuhi. Ancaman (threats) adalah kondisi lingkungan eksternal dimana kondisi tersebut menjadi sesuatu yang dapat mengganggu kesejahteraan perusahaan. Contoh ancaman antara lain: 1. Masuknya perusahaan pesaing baru 2. Regulasi baru 3. Barang pengganti Pengertian Analisa TOWS Artikel Mind Tools pada website-nya yang menjelaskan tentang Using TOWS Matrix Developing Strategic Options From an External-Internal Analysis (mindtools.com), menjelaskan bahwa analisa TOWS merupakan variasi classic business tools dari SWOT. TOWS dan SWOT merupakan akronim untuk pengaturan yang berbeda dari elemen kata Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threats (ancaman). 45

31 Berdasarkan analisa dari lingkungan eksternal perusahaan (threats dan opportunities) dan lingkungan internal perusahaan (weaknesses dan strengths), perusahaan bisa menggunakan teknik TOWS ini untuk membuat strategi dari keseluruhan organisasi perusahaan, department atau divisi maupun sebuah tim. Perusahaan bisa menggunakan TOWS untuk membuat sebuah proses dari sebuah strategi, marketing campaign ataupun kemampuan dan pengalaman dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Pada praktiknya, satu-satunya perbedaan antara TOWS dan SWOT adalah bahwa TOWS menekankan lingkungan eksternal sementara SWOT menekankan lingkungan internal Matriks TOWS Dengan memetakan 4 variabel yaitu, kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman, dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi, yaitu: 1. Strategi SO Strategi SO (Strength-Opportunities) dibuat dengan dasar memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atas kesempatan-kesempatan yang tersedia di kondisi eksternal. 2. Strategi ST Strategi (Strength-Threats) dibuat dengan dasar bahwa perusahaan dapat menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menahan atau mengatasi ancaman yang dapat mengganggu jalannya perusahaan. 46

32 3. Strategi WO Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) dibuat berdasarkan adanya kesempatan-kesempatan yang ada untuk digunakan dalam rangka mengatasi kelemahan yang ada. 4. Strategi WT Strategi WT (Weaknesses-Threats) adalah strategi dimana perusahaan dihadapkan pada ancaman dari luar dan juga kelemahan di dalam perusahaan. Strategi yang dibuat bersifat defensive dengan meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Gambar 2.2 TOWS Strategic Alternatives Matrix Sumber: mindtools.com 47

33 2.4 FIVE FORCES MODEL Menurut Michael E. Porter (2008), Five Forces Model adalah lima hal yang dapat menentukan tingkat persaingan dan daya tarik pasar dalam suatu industri. Daya tarik dalam konteks ini mengacu pada profitabilitas industri secara keseluruhan. Hasilnya setelah analisis dilakukan maka akan dapat dinilai apakah industri tersebut masih menarik atau tidak menarik. Menurut Kotler & Keller (2012, hal. 254) five forces model berfungsi untuk menganalisa potensi pasar melalui 5 segmen, yaitu: industry competitors, potential entrants, substitutes, buyers, dan suppliers. Lima segmen tersebut menimbulkan ancaman-ancaman sebagai berikut: 1. Threat of intense segment rivalry Persaingan industri semakin ketat sehingga menimbulkan persaingan harga, perang iklan dan banyak pula produk-produk baru diluncurkan ke pasaran sehingga memakan banyak biaya dalam menghadapi persaingan seperti ini. 2. Threat of new entrants Jika sebuah industri memiliki entry barriers yang rendah, maka akan semakin banyak perusahaan yang dapat dengan mudah masuk dan menyebabkan persaingan di dalam industri tersebut semakin tinggi. 3. Threat of substitute products Jika produk yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki produk pengganti di pasaran dan persaingan ketat terjadi di dalam industri dimana produk 48

34 pengganti sudah ada, maka akan menyebabkan menurunnya harga dan menurunnya keuntungan dari produk tersebut. 4. Threat of buyer s growing bargaining power Akan terjadi ancaman yang muncul karena tingginya kemampuan konsumen dalam bernegosiasi. Karena rendahnya switching cost dari sebuah produk, maka akan mengakibatkan pembeli dengan mudahnya pindah ke produk lain. 5. Threat of supplier s growing bargaining power Sedikitnya produk pengganti yang ada di pasaran akan menyebabkan supplier memiliki kekuatan untuk menaikkan harga atau membatasi jumlah penjualan dari para supplier. Hal ini akan mengakibatkan rendahnya keuntungan yang akan didapatkan perusahaan dari produk yang dijual ke pasaran. Menurut five forces model, sebuah industri disebut tidak menarik bila kombinasi dari five forces menurunkan profitabilitas secara keseluruhan. Sebuah industri disebut menarik bila kombinasinya menunjukkan profitabilitas yang menjanjikan. Tiga dari lima ancaman merujuk pada persaingan dari sumber eksternal. Sisanya adalah ancaman internal. 49

35 Gambar 2.3 The Five Forces That Shape Industry Competition Sumber: Porter, PORTER GENERIC STRATEGY Menurut Porter (2008), jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus memilih prinsip berbisnis, yaitu produk dengan harga tinggi atau produk dengan biaya rendah, bukan kedua-duanya. Berdasarkan prinsip ini, Porter menyatakan terdapat tiga strategi generic, yaitu: 1) Strategi Diferensiasi (Differentiation), 2) Kepemimpinan Biaya Menyeluruh (Overall Cost Leadership), dan 3) Fokus (Focus). 50

36 2.6 PRICING THEORY Pricing Theory Penetapan harga merupakan suatu masalah ketika perusahaan harus menentukan harga untuk pertama kali. Hal ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh suatu produk baru, ketika ia memperkenalkan produk lamanya ke saluran distribusi baru atau ke daerah geografis baru, dan ketika ia melakukan tender memasuki suatu tawaran kontrak kerja yang baru. Prosedur dalam menetapkan harga: a) Memilih sasaran harga b) Menentukan permintaan c) Memperkiranakan biaya d) Menganalisis penawaran dan harga para pesaing e) Memilih suatu metode harga f) Memilih harga akhir Pengertian harga menurut Kotler (2006) adalah sejumlah uang yang dibebankan pada suatu produk tertentu. Perusahaan menetapkan harga dalam berbagai cara. Dalam perusahaan kecil, harga sering ditetapkan oleh manajemen puncak. Di perusahaan- perusahaan besar, penetapan harga biasanya ditangani oleh para manajer divisi atau manajer lini produk. Bahkan dalam perusahaan-perusahaan ini, manajemen puncak menyusun tujuan dan 51

37 kebijakan tentang penetapan harga umum dan seringkali menyetujui harga yang diusulkan oleh manajemen peringkat bawah Tujuan Penetapan Harga Dalam menetapkan harga pada suatu produk perusahaan mengikuti prosedur enam langkah (Kotler, 2006): 1) Perusahaan dengan hati-hati menyusun tujuan-tujuan pemasarannya, misalkan mempertahankan hidup, meningkatkan laba saat itu, ingin memenangkan bagian pasar atau kualitas produk. 2) Perusahaan menentukan kurva permintaan yang memperlihatkan kemungkinan jumlah produk yang akan terjual per periode, pada tingkat-tingkat harga alternatif. Permintaan yang semakin tidak elastis, semakin tinggi pula harga yang dapat ditetapkan oleh perusahaan. 3) Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya akan bervariasi pada tingkat prosuksi yang berbeda-beda. 4) Perusahaan mengamati harga-harga pesaing sebagai dasar untuk menetapkan harga mereka sendiri. 5) Perusahaan memilih salah satu metode penetapan harga terdiri dari penetapan harga biaya plus, analisis peluang pokok dan penetapan laba sasaran, penetapan harga yang diperoleh, penetapan harga yang sesuai dengan laju perkembangan dan penetapan harga dalam sampul tertutup. 52

38 6) Perusahaan memilih harga final, menyatakannya dalam cara psikologis yang paling efektif dan mengeceknya untuk meyakinkan bahwa harga tersebut sesuai dengan kebijakan penetapan harga perusahaan serta sesuai pula dengan para penyalur, grosir, wiraniaga perusahaan, pesaing, pemasok dan pemerintah Strategi Penetapan Harga Produk 1. Sasaran Pemasaran a) Market-Skimming Pricing Banyak perusahaan yang menciptakan produk baru pada awalnya menetapkan harga yang tinggi untuk produk guna mengeruk pendapatan maksimum dari segmen yang bersedia membeli dengan harga mahal. Inilah yang dinamakan marketskimming pricing. Strategi market-skimming pricing akan berhasil apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Sejumlah yang cukup pembeli mempunyai permintaan yang tinggi. Biaya satuan untuk memproduksi dalam jumlah kecil tidak lebih tinggi sehingga menghapuskan keuntungan yang diperoleh dari besarnya harga yang para pembeli akan memikulnya. 53

39 Harga permulaan yang tinggi tidak akan menarik pesaing lebih banyak. Harga yang tinggi mendukung kesan akan produk yang bermutu unggul. b) Bertahan hidup Perusahaan menetapkan bertahan hidup atau survival sebagai sasaran utama apabila menghadapi kesulitan dalam hal kelebihan kapasitas produksi, persaingan keras, perubahan keinginan konsumen. Untuk mempertahankan tetap berjalannya produksi, perusahaan harus menetapkan harga yang rendah, dengan harapan akan meningkatkan permintaan. c) Memaksimalkan laba jangka pendek Banyak perusahaan ingin menetapkan suatu harga yang akan memaksimalkan laba jangka pendek. Mereka mengestimasi permintaan dan biaya dihubungkan dengan harga alternatif dan harga yang akan menghasilkan laba, arus kas, atau tingkat laba investasi maksimum. Dalam semua hal, perusahaan lebih menitikberatkan pada kemampuan keuangan yang ada dan kurang pertimbangan prestasi keuangan dalam jangka panjang. d) Kepemimpinan market share Sebagian perusahaan lain ingin mencapai market-share yang dominan. Mereka yakin bahwa perusahaan dengan market-share terbesar akan menikmati biaya terendah dan laba tertinggi 54

40 untuk jangka panjang. Untuk menjadi unggul dalam market-share, mereka menetapkan harga serendah mungkin. e) Kepemimpinan mutu produk Perusahaan dapat memutuskan bahwa mereka ingin memiliki produk dengan mutu terbaik di pasar. Keputusan ini biasanya mengharuskan penetapan harga yang tinggi untuk menutup biaya pengendalian mutu produk yang tinggi serta biaya riset dan pengembangan yang tinggi. f) Sasaran-sasaran yang lain Perusahaan mungkin menggunakan harga untuk mencapai sasaran-sasaran lainnya yang lebih spesifik. Perusahaan dapat menetapkan harga untuk mencegah masuknya perusahaanperusahaan lain ke dalam pasar tersebut atau perusahaan dapat pula menetapkan harga yang sama dengan harga para pesaing dengan maksud untuk menstabilkan pasar. 2. Jenis-Jenis Biaya a) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak berubah walaupun produksi atau hasil penjualan berubah. b) Biaya variabel berbanding langsung dengan tingkat produksi. Biaya-biaya ini cenderung tidak berubah per satuan produksi. Biaya ini dinamakan variabel karena jumlah totalnya berubah sejalan dengan perubahan jumlah satuan produksi. 55

41 c) Biaya total adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap tingkat produksi. 3. Menentukan Permintaan a) Menganalisa hubungan harga-permintaan Kurva permintaan menunjukan jumlah satuan (unit) yang akan dibeli pasar dalam suatu jangka waktu dengan harga yang ditetapkan. Dalam keadaan biasa, arah permintaan saling berlawanan dengan arah harga, artinya semakin tinggi harga, semakin rendah permintan. b) Elastisitas harga permintaan Jika permintaan hampir tidak berubah dengan perubahan harga yang kecil, dikatakan bahwa permintaan tidak elastis. Jika permintaan berubah sangat besar, dikatakan bahwa permintaan adalah elastis. Faktor-faktor yang mementukan elastisitas harga permintaan: Sedikit atau tidak adanya harga substitusi atau pesaing Pembeli tidak mengetahui adanya kenaikan harga Pembeli tidak cepat mengubah kebiasaan membelinya dan mencari harga yang lebih murah Pembeli menganggap harga yang lebih mahal sejalan dengan semakin baiknya mutu dan inflasi yang normal 56

42 Jika permintaan tampaknya elastis, maka penjual akan mempertimbangkan untuk menurunkan harga. Harga yang lebih rendah akan menyebabkan total penghasilan yang lebih besar. Strategi ini akan ada artinya kalau biaya tambahan untuk memproduksi dan menjual lebih banyak produk tidak melebihi pendapatan tambahan. 4. Memilih Metode Penetapan Harga a) Penetapan harga biaya plus Penetapan harga biaya plus yaitu menambah suatu markup baku untuk laba. Beberapa penjual memberitahu pelanggan mereka bahwa mereka akan mengenakan harga pokok ditambah mark-up tertentu. Harga pokok per unit = biaya variabel + biaya tetap : jumlah penjualan. Harga dengan mark-up = unit cost : (1 laba penjualan yang diinginkan). b) Target profit pricing Perusahaan mencoba menetapkan harga yang akan menghasilkan laba seperti yang telah ditetapkan sebelumnya. Kurva yang memotong pendapatan dan jumlah biaya inilah yang disebut break even volume. c) Penetapan harga berdasarkan persepsi pembeli Penetapan harga berdasarkan persepsi nilai menggunakan persepsi pembeli atas nilai, bukan atas biaya penjual, sebagai kunci penetapan harga produk. 57

43 Perusahaan menggunkan variabel-variabel non harga dalam marketing mix untuk membentuk nilai presepsi pada ingatan pembeli. Masing-masing pengusaha dapat menaikkan harga karena adanya nilai tambah (value added). d) Going rate pricing Going rate pricing adalah suatu penetapan harga dimana perusahaan berusaha menetapkan harga setingkat dengan harga rata-rata industri. Metode ini digunakan jika biayanya sulit diukur dan harga yang berlaku di pasar dapat memberikan keuntungan yang layak Mengadaptasi Harga a) Differentiated pricing, meliputi: Berdasarkan konsumen (customer basis), yaitu bahwa seorang penjual akan menawarkan harga yang berbeda untuk suatu jenis barang yang sama. Berdasarkan versi produk (product version basis), yaitu produk-produk yang sama tetapi dibuat sedikit berbeda. Berdasarkan tempat (place basis), yaitu penetapan harga dengan menilai fasilitas yang diberikan pada suatu tempat tertentu, misalkan naik bus kelas ekonomi dibandingkan dengan naik bus eksklusif, tentu harganya pasti akan berbeda. 58

44 Berdasarkan waktu (time basis), yaitu penetapan harga dengan melihat situasi dan kondisi tertentu, misalkan harga tiket siang berbeda dengan harga tiket malam. Saluran distribusi Tiap saluran dan tipe pialang yang dipergunakan akan mempengaruhi penetapan harga, misalkan harga grosir berbeda dengan harga pengecer. b) Penetapan harga dengan potongan dan allowances Potongan tunai, adalah suatu pengurangan harga yang diberikan kepada pembeli yang membayar dengan cepat. Potongan macam ini merupakan kebiasaan pada banyak industri dan brerfungsi untuk membantu perbaikan likuiditas penjual dan mengurangi biaya penagihan. Potongan jumlah, adalah pengurangan harga yang diberikan kepada pembeli yang membeli dalam jumlah banyak. Potongan fungsional (trade discounts) oleh pabrikan kepada anggota-anggota saluran perdagangan yang melakukan fungsifungsi tertentu seperti penjualan dan penyimpanan. Potongan musiman adalah suatu pengurangan harga yang diberikan kepada pembeli yang membeli barang dagang atau jasa di saat-saat sepi. Allowances, adalah jenis lain pengurangan harga dari daftar harga. Sebagai contoh, allowances tukar tambah adalah 59

45 pengurangan harga yang diberikan untuk menyerahkan barang lama saat membeli yang baru. Allowances tukar tambah sering terjadi untuk perdagangan mobil. 2.7 BRAND IMAGE Pengertian Brand Image Menurut para ahli pengertian brand image atau citra merek adalah persepsi atau kepercayaan yang dianut oleh konsumen yang tercermin dalam hubungan yang terjadi pada ingatan mereka (Keller, 2008). Citra merek juga dapat dikatakan merupakan seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu merek. Karena itu tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Secara umum dapat dikatakan bahwa citra merek pada dasarnya adalah persepsi merek yang ada dalam ingatan konsumen dan kesan umum terhadap merek tersebut Faktor Pendukung Terbentuknya Brand Image Menurut Keller (2008) faktor-faktor yang mendukung terbentuknya citra merek yaitu: 1. Keunggulan Asosiasi Merek (Favorability of Brand Association) 60

46 Salah satu faktor yang mempengaruhi citra merek adalah keunggulan sebuah produk, dimana produk tersebut lebih unggul daripada produk pesaingnya. Keunggulan dapat berupa model ataupun kenyamanan yang diperoleh konsumen sehingga menjadi ciri khas tersendiri untuk menarik konsumen. 2. Kekuatan Asosiasi Merek (Strength of Brand Association) Faktor ini sangat ditentukan oleh banyaknya informasi mengenai suatu produk yang masuk ke dalam ingatan konsumen, dan bertahan sebagai bagian dari citra merek. Dengan cara membangun popularitas melalui iklan, atau kegiatan promosi lainnya. Kepopuleran ini sebagai penghubung antara produk dengan konsumen. Jika produk tersebut dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut akan tetap terjaga di ingatan konsumen sehingga dapat membentuk citra merek. 3. Keunikan Asosiasi Merek (Uniquesness of Brand Association) Faktor yang juga dapat membentuk citra merek adalah keunikan yang dimiliki oleh produk tersebut, keunikan dapat berupa bentuk dari produk, fungsinya, atau kebanggaan yang diterima konsumen. Keunikan ini akan menjadi keunggulan produk tersebut dalam bersaing, dan menjadi alasan konsumen untuk memilih merek tertentu. 61

47 2.7.3 Manfaat Membangun Brand Image Manfaat yang didapat perusahaan dengan membangun citra merek yang kuat adalah: a. Memiliki peluang yang bagus untuk terus mengembangkan merek. b. Menjadi pemimpin dalam pasar sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. c. Membantu dalam efisiensi marketing, karena merek sudah dikenal oleh konsumen. d. Menjadi produk pembeda dengan pesaing lainnya. e. Menciptakan loyalitas konsumen terhadap merek tersebut. f. Mempermudah dalam mendapatkan investor dan merekrut tenaga kerja. Sebuah citra merek yang positif dapat diambil sebagai kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi pasar (Wu, 2011 dalam Ali, et al., 2013). Selain itu sebuah citra merek yang positif dapat membantu meningkatkan seperti kepuasan pelanggan, keunggulan layanan, loyalitas pelanggan, dan niat konsumen untuk membeli kembali (Lai, Griffin dan Babin, 2009 dalam Ali, et al., 2013). Oleh karena kepentingan tersebut maka banyak kegiatan pemasaran yang difokuskan untuk membangun persepsi tentang merek di ingatan konsumen. 62

48 2.8 BRAND AWARENESS Brand Awareness Menurut Keller (2003), brand awareness adalah kekuatan dari suatu brand di dalam memori, seberapa mudah bagi konsumen untuk mengingat suatu brand. Brand awareness menurut Susanto & Wijanarko (2004), adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu brand merupakan bagian dari kategori brand tersebut. Brand awareness menurut Kotler (2006, hal. 268) adalah kemampuan pembeli potensial untuk mengenal dan mengingat bahwa semua brand adalah sebuah bagian dari sebuah kategori produk tertentu Empat Tingkatan Brand Awareness Menurut Kotler (2006, hal. 268), kesadaran brand dapat dikelompokkan menjadi 4 tingkatan. Keempat tingkatan yaitu: 1. Puncak Pikiran (Top of Mind) Puncak Pikiran merupakan tingkatan dimana suatu brand menjadi yang pertama disebut atau diingat oleh responden ketika dirinya ditanya tentang suatu kategori produk. 63

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

BMC Summary and Simple Example for E2

BMC Summary and Simple Example for E2 BMC Summary and Simple Example for E2 BMC adalah hasil penelitian doktoral yang dibagikan bagi para start-up baik dalam bentuk buku maupun website TOOLS TO CREATE AND ANALYZE BUSINESS MODELS Why BMC

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Salah satu produk olahan kacang adalah roti kacang. Tekstur kuenya yang lembut merupakan khas roti kacang Tebing Tinggi. Roti kacang ini terbuat dari tepung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Pasar dan Industri II.1.1. SWOT Analysis Ialah salah satu alat analisis untuk mengevaluasi kondisi internal dan eksternal berdasarkan kekuatan (strengths), kelemahan

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Canvas Sebuah bisnis model menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan, mengirim, dan menangkap value. Menurut Osterwalder dan Pigneur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Yield Management Internet telah menyebabkan banyak perusahaan untuk mempertimbangkan kembali model bisnis mereka saat ini dan mengevaluasi bagaimana untuk menangkap potensi pendapatan

Lebih terperinci

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA Budi Hartono Magister Manajemen budzciamik@hotmail.com Abstrak irepair merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa yaitu jasa service produk Apple. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Properti Properti berasal dari bahasa Latin yaitu proprietas atau berarti kepemilikan, dan merujuk pada satu atau lebih entitas yang dimiliki seseorang atau badan organisasi, dimana

Lebih terperinci

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Learning Outcomes week 12 dan 12a Team mampu mengembangkan desain blok key partnership dan key resources BMC dengan menggunakan feedback and

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 358 ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION Feliciana Priyono Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Strategic Company Strategy merupakan kombinasi dari pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk melayani pelanggan, dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Pemasaran Selain perencanaan, suatu perusahaan memerlukan pemasaran yang efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan. Pemasaran yang efektif meliputi kombinasi dari elemen-elemen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 3, No. 2 (2015) 588 PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Jeffrey Yosh Pradipta dan Dhyah Harjanti Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan produk barang dan/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BUSINESS MODEL CANVAS Konsep bisnis kafe yang direncanakan menggunakan nama Tourner Café. Konsep bisnis ini menggunakan suatu konsep permainan roulette yang sudah dikenal

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kantin Sekolah Kantin sekolah adalah sebuah ruangan atau bangunan yang menyediakan makanan dan minuman yang diperuntukkan bagi murid, karyawan, dan guru. Pada umumunya, selain

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION 2 A 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 BUSINESS MODEL CANVAS Sumber: Osterwalder, Pigneur, & Clark (2010) Gambar 2.1 Business Model Canvas Sebuah model bisnis harus menjelaskan secara mendasar

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: STRATEGI PEMASARAN Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id 1 PEMASARAN Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Sejak kemunculan model bisnis e-commerce, maka para praktisi bisnis mengubah model bisnis lama menjadi model bisnis baru yang lebih sesuai. Bisnis model sendiripun menjadi sangat

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Kata pemasaran saat ini ada diterapkan di mana-mana. Secara formal dan informal, manusia dan organisasi berbaur dalam sejumlah kegiatan yang dapat disebut pemasaran.

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION 2.1 E-Business 2.1.1 Pengertian E-Business Menurut Harisno dan Pujadi (2009: 67), E-Business merupakan kegiatan berbisnis di internet, yang tidak saja pembelian, penjualan dan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 8:34 PM No comments dada Dalam buku " Competitive Strategy " disebutkan bahwa terdapat 5 kekuatan strateri bisnis yang merupakan kerangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Pemasaran 1.1.1. Pengertian Pasar Menurut Kotler & Amstrong (2008, p7), pasar adalah seperangkat aktual dan potensial pembeli dari sebuah produk. 1.1.2. Pengertian Pemasaran

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes Hasil yg diharapkan Setiap Kelompok terdiri dari 5-6 orang Setiap Kelompok membuat 1 (satu) Rencana Bisnis Bidang usaha yang dipilih harus

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

Pertemuan 8 Segmenting Targeting Positioning

Pertemuan 8 Segmenting Targeting Positioning MARKETING MANAGEMENT Pertemuan 8 Segmenting Targeting Positioning Kotler Keller Tahapan dalam Market Segmentation, Targeting, dan Positioning Market Segmentation 1. Identifikasi dasar segmentasi pasar

Lebih terperinci

RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA

RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA Sumber: Nuradhi, M. (2015), Kajian Business Model Canvas pada Biro Konsultan Arsitektur dan Desain Interior Hadiprana, Tesis Magister

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 7 Manajemen Pemasaran 7.1. Konsep-Konsep Inti Pemasaran Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Business Model Canvas Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap sebuah nilai (Osterwalder & Pigneur, 2010). Pemahaman

Lebih terperinci

BAB II PROPOSISI NILAI

BAB II PROPOSISI NILAI BAB II PROPOSISI NILAI 2.1. Restoran Restoran atau rumah makan adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merek Kotler (1997) mengemukakan bahwa definisi merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau kombinasi dari ketiganya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis dan Perumusan Strategi Marketing untuk

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication 2

Integrated Marketing Communication 2 Modul ke: 03Fakultas Eppstian Fakultas Ilmu Komunikasi Integrated Marketing Communication 2 Analisis Situasi Pasar dengan Model Michael Porter, GE Matrix, dan Product Life Cycle (PLC) Syah As ari, M.Si

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Services Marketing Marketing (pemasaran) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility BAB III METODOLOGI 3.1 METODE PERENCANAAN BISNIS Untuk merencanakan konsep pengembangan model bisnis dari developer rumah container ini, kami menggunakan berbagai macam perencanaan dan sistem untuk menjaga

Lebih terperinci

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2. Pengantar Manajemen Pemasaran Pengertian Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori 7 BAB 2 Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pasar Menurut Kotler (p10, 2006), pasar adalah tempat dimana para penjual dan pembeli berkumpul untuk menjual dan membeli produk. 2.1.2 Pengertian

Lebih terperinci

BAB II BISNIS MODEL KANVAS

BAB II BISNIS MODEL KANVAS BAB II BISNIS MODEL KANVAS Bisnis model mendeskripsikan dasar pemikiran bagaimana organisasi diciptakan, disampaikan dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal. 14). Bisnis model kanvas memberikan

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA Andreas Dwi Rahardjo Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: lenzcrew7@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13 PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13 1 PEMASARAN Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi atas ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bundling Bundling merupakan pengelompokan beberapa layanan telekomunikasi jadi satu paket untuk meningkatkan pelanggan potensial dan mengurangi biaya iklan, pemasaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran Market segmentation membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik atau perilaku

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CREATION

BAB III BUSINESS MODEL CREATION 43 BAB III BUSINESS MODEL CREATION 3.1. COMPETITORS 9 BUILDING BLOCKS Kompetitor dari bisnis ini adalah kompetitor tidak langsung karena belum ada brand atau kompetitor yang menjual produk yang sama persis.

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS

BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL CANVAS Coach Ferdy D. Savio Surabaya, 11 Mei 2016 Apa Faktor yang paling Penting dari sebuah Bisnis? Business Model Generation Alexander Osterwalder & Yves Pigneur Apakah Anda memiliki SEMANGAT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Definisi Strategi Sebuah strategi perusahaan terdiri dari tindakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang digunakan oleh para manajer untuk (Thompson, A. A. dan

Lebih terperinci

MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA. Oleh ; Hirdinis M, SE, MM

MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA. Oleh ; Hirdinis M, SE, MM 2009 FAKULTAS EKONOMI PKK PROGRAM STUDI MANAJEMEN (S.1) PEMASARAN STRATEGIK MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA Oleh ; Hirdinis M, SE, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA Tujuan Umum Perkuliahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Produk obat merupakan produk industri yang mempunyai pasar yang sangat besar di Indonesia. Persaingan antar produsen obat di dalam industri farmasi tetap tumbuh meskipun

Lebih terperinci

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP PEPEN AANDRIAN SYAH pepenaan@gmail.com Abstrak Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC mulai mendapatkan ketenaran di Indonesia.

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 SKS : 3 SKS Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Perusahaan merupakan hal yang penting dalam upaya untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. Dalam setiap perusahaan, aktivitas dibidang pemasaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lima Kekuatan Porter Analisis kompetitif dengan menggunakan model lima kekuatan porter adalah pendekatan yang dipakai untuk mengembangkan strategi dibanyak perusahaan (David, 2011,

Lebih terperinci

Minggu-6. Konsep Harga (pricing concept) Product Knowledge and price concept. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-6. Konsep Harga (pricing concept) Product Knowledge and price concept. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and price concept Minggu-6 Konsep Harga (pricing concept) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com Pokok Bahasan Definisi Harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Business Model Canvas Sebuah model bisnis diciptakan untuk mendeskripsikan bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan membuat (create), memberikan (deliver) dan menciptakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Marketing 2.1.1 Barang Konsumsi Barang Konsumsi (consumer goods) adalah produk yang ditujukan untuk pengguna akhir. Dasar klasifikasi barang konsumsi yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktifitas aktifitas individu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Pemasaran. mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Pemasaran. mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Benyamin Molan (2007:6), mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci