BAB 2 VALUE PROPOSITION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 VALUE PROPOSITION"

Transkripsi

1 BAB 2 VALUE PROPOSITION 2.1 ANALISA MARKET Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan yang tinggi, namun tidak diimbangi dengan jumlah lahan yang memadai untuk dijadikan tempat tinggal. Contohnya kota Jakarta yang merupakan tempat favorit untuk berinvestasi properti dibandingkan kota-kota besar seperti Singapura, Sydney, Kuala Lumpur, Sianghai menurut survei Rumah123.com (2013). Kota Jakarta juga memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi didasarkan pada data dari BPS (2013). Tabel 2.1. Distribusi Presentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Provinsi, 2000 dan 2010 (BPS, 2013) 13

2 14 Dari tabel di atas dapat terlihat bagaimana Jakarta menempati urutan pertama dalam tingkat kepadatan penduduk dengan 14,469 penduduk per km2 di tahun Dengan keterbatasan lahan di daerah tersebut mengakibatkan para pengembang mencoba untuk membangun perumahan di daerah sub urban karena alasan ketersediaan lahan. Daerah sub urban yang menjadi salah satu daerah favorit untuk dijadikan rumah menurut survey Rumah123.com (2014) adalah BSD yang berada pada kawasan Tangerang Selatan. Selain karena alasan harga yang lebih murah dibandingkan harga rumah di Jakarta, fasilitas yang dikembangkan oleh daerah penyanga tersebut sudah hampir setara dengan daerah urban dengan ketersediaan fasilitas pendidikan, hiburan, dan kesehatan. Beberapa perusahaan besar seperti Unilever juga sudah mencoba melihat kesempatan untuk menempatkan kantor mereka di daerah sub urban tersebut. Rumah tangga di daerah sub urban merupakan target market dari bisnis perawatan rumah ini karena dirasakan memiliki tingkat kesamaan yang lebih tinggi dibandingkan daerah urban, jika dilihat dari faktor lingkungan, bentuk rumah, dan harga rumah. Kesamaan ini akan memudahkan bisnis ini melakukan profiling customer. BSD terletak di Tangerang Selatan yang memiliki luas wilayah yang lebih kecil dibandingkan dengan luas wilayah lainnya di Provinsi Banten yaitu dengan luas wilayah 147,19 km2 tetapi tingkat kepadatan rumah tangga di wilayah Tanggerang Selatan cukup tinggi yaitu sekitar orang per km2. Berikut ini data rumah tangga di provinsi Banten.

3 15 Tabel 2.2. Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk menurut Jenis Kelamin di Banten Tahun 2012 (BPS, 2012) Untuk kemudahan dalam hal profiling customer, bisnis ini memilih untuk fokus di wilayah cluster BSD City. Di wilayah tersebut terdapat 15 kawasan, yaitu The Caspia, De park, The Icon, Foresta, Green Cove, De Lationos, Sevilla, Virginia Lagoon, The Green, Taman Tirta Golf, Provence Parkland, Vermont, The Castilla, Neo Catalonia, dan Pavillion, Residence. BSD City memiliki luas area hektar, pada tahun 2009 jumlah didalamnya mencapai kepala keluarga atau sekitar jiwa dan pada tahun 2010 jumlah rumah di dalamnya mencapai unit dengan jumlah penduduk mencapai jiwa (bsdcity.com, 2009). Dalam waktu 5 tahun ke depan, BSD akan membangun unit rumah, menurut Kompas (2010). Bila dibandingkan dengan daerah sub urban favorit lainnya seperti Bintaro yang memiliki luas area hektar dengan jumlah penduduk kepala keluarga pada tahun 2013 menurut bintarojaya-youham.blogspot.com (2013) atau dengan Harapan Indah yang juga mempunyai luas area hektar dengan jumlah penduduk mencapai kepala keluarga pada tahun 2010 menurut kotaharapanindah.com

4 16 (2010). BSD City memiliki potensi growth yang lebih besar jika dilihat dari luas area dan jumlah kepala keluarga di dalamnya. Selain itu pada tahun 2013, BSD City mencatat penjualan sebesar Rp 7,35 trilyun atau melampaui target pada Rp. 7 trilyun menurut vibiznews.com (2014) sehingga BSD City disimpulkan memiliki potensi market yg besar untuk dapat dimanfaatkan. Sedangkan jika dilihat berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap target market bisnis ini yang berada di BSD City, gambaran tentang market potential dari produk Fixit dapat dilihat pada bagan di bawah ini: 3% 84% 13% Pembantu Rumah Tangga Tukang Informal Dikerjakan anggota keluarga Gambar 2.1. Market Potential di BSD City 3.6% 96.4% Tukang Informal Target Market Fixit Gambar 2.2. Market Penetration Produk Fixit Asumsi Pasar Berikut ini adalah asumsi potensi pasar yang dimiliki oleh industri ini.

5 17 Jumlah market potensial yang ada di daerah BSD City adalah sebesar IDR ,-, hasil dari perkalian 84% dari jumlah rumah yang ada dikalikan IDR ,- ( rata-rata biaya yang biasa dikeluarkan oleh responden pada survei yang dilakukan) dikalikan 3 ( jumlah penggunaan tukang menurut responden pada survei yang dilakukan ). Berdasarkan hasil survey dan jumlah rumah yang ada di BSD diperkirakan penetrasi pasar untuk bisnis ini adalah IDR pertahun, hasil ini didapat dari perkalian 84% dari jumlah rumah yang ada dikalikan 3.6% ( target sales ) dikalikan IDR ,- ( harga produk Fixit ) dikalikan 3 ( jumlah penggunaan tukang menurut responden pada survei yang dilakukan ). 2.2 ANALISA INDUSTRI Maraknya perkembangan industri properti akan diiringi dengan hadirnya jasa yang menawarkan perawatan maupun renovasi rumah. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai prilaku seseorang dalam mengatasi permasalahan perbaikan rumah, dilakukan interview singkat dengan Cecil, salah satu penghuni rumah di daerah Condet. Menurut Cecil, untuk mendapatkan jasa perbaikan rumah untuk memperbaiki atap rumahnya yang bocor Cecil mendapatkan rekomendasi jasa tukang yang tepat melalui tetangganya. Dari Cecil juga diketahui bahwa tukang tersebut umumnya mendapatkan pekerjaan perbaikan rumah dari beberapa penghuni yang tempat tinggalnya berada di satu wilayah yang sama atau berdekatan. Dari interview tersebut dapat disimpulkan bahwa di Jakarta masih banyak wilayah tempat tinggal yang di dalamnya bermukim masyarakat dengan tingkat income

6 18 maupun jenis rumah yang berbeda-beda. Perbedaan status sosial antara salah satu penghuni dengan penghuni lainnya di satu rukun tetangga yang sama menimbulkan saling ketergantungan. Berbeda dengan di daerah sub urban khususnya BSD city, melalui interview kepada salah satu tenaga pemasaran mengenai jasa perawatan rumah, ditemukan bahwa untuk proses perawatan sendiri pihak BSD City hanya menjadi penengah antara penyedia jasa dan pemilik rumah. Departemen Sales dapat memberikan referensi jasa untuk perawatan rumah dari pihak luar developer yang mereka ketahui dari karyawan pengembang yang bermukim di sekitar lokasi cluster. Hal ini didukung juga oleh hasil survey yang diadakan terhadap 31 sample responden yang bermukim di BSD City. Sebanyak 74% responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan referensi jasa pihak ke-3 (tukang) untuk memperbaiki rumah dari teman. 2.3 FIVE FORCES ANALYSIS Menurut (Porter, 1979) untuk memahami kondisi dari suatu industri ada lima faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam melihat peta persaingan yang ada di dalam industri tersebut. Lima faktor ini kemudian biasa disebut dengan Five Forces. Lima aspek yang digunakan dalam teori Michael E. Porter, yaitu :

7 19 Rivalry (Low) Persaingan antara perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama seringkali sulit dihindarkan. Bahkan untuk perusahaan atau perusahaan tertentu jika tidak bisa bertahan di tengah ketatnya persaingan, hal itu akan menurunkan market share sampai ke angka nol. Dan jika ini terjadi maka revenue organisasi tersebut akan terhenti dan lama kelamaan bukan tidak mungkin kelangsungan hidup perusahaan akan terhenti. Untuk itu sebelum masuk ke dalam suatu industri, sangat penting bagi perusahaan untuk menganalisa industri apa yang mereka masuki. Hal ini juga berkaitan dengan strategi apa saja yang perlu diterapkan dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan lain yang ada dalam industri yang sama. Hal lain yang tak kalah pentingnya dalam melihat industri dari sudut pandang persaingan yaitu seberapa besar pertumbuhan dari industri tersebut. Hal ini secara tidak langsung akan berdampak pada perkembangan dari market size dan market share dalam industri yang sama. Peta persaingan yang ketat juga terjadi di dalam industri pemeliharaan dan perbaikan rumah. Struktur pasar yang ada pada industri ini adalah pasar persaingan sempurna.hal ini dikarenakan banyaknya jasa tukang informal yang tidak dapat terhitung jumlahnya menurut karakteristik pasar persaingan sempurna di bawah ini ( Jain, 2009). Dalam jenis pasar persaingan sempurna terdapat banyak pembeli maupun penjual Produk yang dijual bersifat homogen Penjual dan pembeli memiliki pemahaman mengenai harga dari barang atau jasa tersebut Penjual dan pembeli dapat dengan mudah keluar masuk pasar Yang akhirnya dapat disimpulkan bahwa ada banyak produsen yang bersaing dalam memperebutkan market share yang sama.

8 20 Industri pemeliharaan dan perbaikan rumah saat ini didominasi oleh tenaga-tenaga informal yang bertindak sebagai jasa tukang untuk memperbaiki rumah. Artinya sebagian besar dari para tukang tersebut bekerja secara individual tanpa adanya badan hukum yang mengkoordinir para tukang tersebut. Namun begitu, Protect Home masuk dengan menawarkan jasa perawatan dan pemeliharaan rumah. Jasa tersebut yang membedakan Protect Home dengan jasa tukang informal yang sekarang ada. Dengan kata lain persaingan di pasar yang sama relatif rendah karena belum ada organisasi atau pihak lain yang menawarkan jasa yang sama dengan Protect Home. Threat of Subtitutes (High) Salah satu faktor yang menentukan kelangsungan hidup suatu produk adalah apakah produk tersebut dapat bertahan dari jenis produk lain yang mempunyai kemiripan fungsional sehingga dapat menjadi produk pengganti. Produk pengganti inilah yang menjadi ancaman serius bagi para produsen yang ada di industri tertentu. Dalam industri pemeliharaan dan perbaikan rumah, faktor utama dalam pengerjaan proyek dilaksanakan oleh para pekerja yang sering disebut dengan tukang. Tukang inilah yang akan mengerjakan proses pemeliharaan dan perbaikan rumah yang diinginkan oleh konsumen. Ancaman yang mungkin terjadi yang bisa menggantikan posisi tukang sebagai pekerja pemelihara dan perbaikan rumah adalah penggunaan asisten rumah tangga pria yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan jenis pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan rumah.

9 21 Dengan adanya asisten rumah tangga pria ini, konsumen bisa saja sudah tidak lagi membutuhkan jasa dari perusahaan penyedia tenaga pemeliharaan dan perbaikan rumah ini. Satu lagi unsur pengganti yang bisa datang yaitu dari dalam lingkungan pengembang jika pada akhirnya pengembang memutuskan untuk memiliki jasa pemeliharaan dan perbaikan rumah sendiri. Yang artinya market share yang sebelumnya dimiliki di perumahan tersebut dapat berkurang sampai ke angka nol dan tertutup. Dengan kondisi ini dapat dikatakan bahwa ancaman dari produk atau jasa pengganti menjadi tinggi. Buyer Power (Low) Sumber pendapatan utama yang didapatkan oleh perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan adalah pendapatan dari konsumen yang menggunakan produk/jasa dari perusahaan yang bersangkutan. Jika dilihat dari sudut pandang hubungan antara produsen dan konsumen, produsen dan konsumen sama-sama memiliki kekuatan tawar menawar atau yang biasa disebut dengan bargaining position. Posisi tawar menawar antara produsen dan konsumen ini terkadang bisa tidak seimbang pada keadaan-keadaan tertentu. Salah satu faktor yang bisa melemahkan posisi tawar menawar dari produsen dan meninggikan nilai tawar menawar dari konsumen adalah ketika konsumen dapat memproduksi barang/jasa yang ditawarkan oleh produsen. Hal ini bisa menjadi ancaman yang serius untuk produsen apabila tidak ditangani dengan baik. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh produsen untuk menghindarkan melemahnya posisi tawar menawar mereka yaitu dengan memberikan nilai lebih kepada konsumennya, bukan sekedar memberikan fitur semata. Dalam industri pemeliharaan dan perbaikan rumah, dapat disimpulkan bahwa buyers power dalam industri ini memiliki kekuatan yang rendah karena konsumen tidak mampu dan

10 22 tidak mau untuk melakukan proses pemeliharaan dan perbaikan rumah. Hal ini didukung oleh hasil survey yang menunjukkan bahwa 84% responden menggunakan jasa pihak ke-3 seperti tukang untuk mengerjakan perbaikan rumah, 13% dikerjakan oleh asisten rumah tangga dan 3% dikerjakan oleh anggota keluarga lainnya. (Appendix 4) Supplier Power (Low) Keberhasilan produsen dalam menyampaikan value proposition yang sesuai kepada konsumennya seringkali ditentukan oleh peranan dari pemasok yang bekerjasama dengan produsen. Pemasok mempunyai peranan dalam hal menjaga kualitas produk/jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dan juga dalam hal memberikan harga yang kompetitif kepada para konsumennya. Bahan baku yang berkualitas yang diberikan oleh pemasok kepada konsumen akan berpengaruh pada hasil akhir dari produk/jasa yang diberikan oleh produsen kepada konsumennya. Sama hal nya dengan besaran harga yang diberikan oleh pemasok kepada produsen. Semakin tinggi harga yang dibebankan oleh pemasok kepada produsen, akan turut menyebabkan tingginya harga yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumennya. Faktor utama yang bisa membuat pemasok dengan mudah menaikkan harga jual mereka kepada produsen adalah ketika bahan baku pasokan yang dimiliki oleh pemasok sangat terbatas jumlahnya di pasaran. Terlebih jika pemasok yang bersangkutan merupakan pemasok tunggal untuk bahan baku yang dibutuhkan oleh produsen dalam menghasilkan produknya. Dalam menjalankan roda bisnis dalam industri pemeliharaan dan perbaikan rumah, ada beberapa pemasok yang dibutuhkan oleh produsen untuk menyampaikan value

11 23 proposition kepada para pelanggannya. Beberapa contoh pemasok yang dibutuhkan diantaranya: pemasok cat untuk pengecatan rumah pemasok semen pemasok peralatan pertukangan pemasok genting pemasok pipa, dan alat-alat serta bahan bangunan lainnya Melihat pentingnya peranan dari pemasok dalam industri ini, maka mutlak bagi perusahaan untuk selalu mencari pemasok yang tepat untuk bahan baku tertentu yang dibutuhkan serta menjaga hubungan baik dengan pemasok tersebut. Salah satu cara menjaga hubungan baik ini yaitu dengan memberikan keuntungan lebih kepada pemasok dengan ikut serta mempromosikan merk dari produk yang digunakan oleh perusahaan tersebut. Menjalin kerjasama dengan pemasok dengan merk yang dikenal baik oleh masyarakat secara tidak langsung akan meningkatkan kepercayaan dari konsumen serta memberikan rasa aman yang lebih karena konsumen lebih yakin dengan bahan-bahan yang digunakan. Namun begitu, banyaknya alternatif merk bahan bangunan dan peralatan bangunan yang tersedia di pasar membuat supplier power menjadi rendah. Threat of New Entrans dan Entry Barriers (High) Semakin besarnya market size dari suatu industri, maka semakin besar pula nilai ketertarikan bagi perusahaan untuk masuk ke dalam industri tersebut. Hal ini akan berdampak pada semakin kecilnya diferensiasi yang diberikan oleh tiap perusahaan yang ada dalam industri tersebut. Jika hal ini didiamkan terus menerus, maka produk yang ada akan

12 24 menjadi produk komoditi yang hampir tidak nampak lagi keunggulan produk dari salah satu perusahaan tertentu. Hal tersebut terjadi pada struktur pasar yang merupakan pasar persaingan sempurna seperti dalam industri pemeliharaan dan perbaikan rumah. Masuknya pesaing-pesaing baru sangat mungkin terjadi yang pada akhirnya bisa berujung pada berkurangnya market share perusahaan yang sudah ada sebelumnya. Namun demikian ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan baru yang ingin masuk ke dalam suatu industri tertentu, seperti: sumber modal diferensiasi yang berguna brand awareness yang masih lemah pengetahuan terhadap industri pengetahuan pola distribusi biaya peralihan Untuk mengatasi datangnya pesaing baru yang masuk ke dalam target market yang sama, ada beberapa cara yang dilakukan oleh perusahaan pemeliharaan dan perbaikan rumah ini. Cara utama yang dilakukan adalah dengan menjadikan developer menjadi jalur promosi, hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa kepercayaan developer terhadap jasa ini, sehingga di tahun berikutnya bisnis ini dapat menjalin kerjasama strategis dengan pengembang cluster yang ada di BSD City untuk menutup jalur masuk bagi pesaing lain yang menawarkan value proposition yang sama. Karena seiring dengan makin banyaknya pesaing baru yang masuk ke indutri yang sama, maka market share yang ada juga akan semakin berkurang. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa ancaman dari pendatang baru tergolong besar.

13 25 Melihat analisa Five Forces di atas, yang harus dilakukan oleh bisnis ini adalah memperkuat unsur point of differentiation pada hal yang tidak diberikan oleh para tukang seperti layanan online monitoring system bagi pelanggan sehingga bisa menjadi pembeda dengan tukang informal pada umumnya. Adanya catatan riwayat tentang kondisi rumah para pelanggan juga menjadi benefit yang susah digantikan oleh pemain baru yang akan masuk ke pasar. Riwayat kondisi rumah tersebut dapat membantu pengambilan keputusan perbaikan rumah di kemudian hari. Hal ini diperkuat dengan hasil survey yang menunjukkan bahwa 90% responden menyetujui konsep ini. (Appendix-4) 2.4 TEORI BISNIS MODEL KANVAS Gambar Building Blocks (Osterwalder dan Pigneur, 2010) Dalam ilmu manajemen, ada banyak konsep yang digunakan untuk keperluan dan pembelajaran yang berbeda beda. Salah satu konsep bisnis yang paling popular saat ini, terutama semenjak maraknya bisnis e-commerce adalah konsep bisnis model. Wheelen dan Hunger (2010) mendefiniskan model bisnis sebagai metode yang digunakan oleh

14 26 perusahaan untuk menghasilkan uang di lingkungan bisnis dimana perusahaan beroprasi. Ahli lain yang berpendapat tentang hubungan antara model bisnis dan strategi, Chen (2009), mengatakan bahwa model bisnis yang diciptakan saat ini haruslah sejalan dengan konsep web 2.0 yang sekarang digunakan. Hal ini disebabkan karena makin banyaknya bisnis yang memanfaatkan teknologi internet sebagai sarana promosi dan penjualan. Artinya e-commerce memegang peranan penting terhadap model bisnis yang dikembangkan saat ini. Maraknya konsep model bisnis yang ada saat ini berkaitan erat dengan mulai bermunculan berbagai jenis bisnis yang sulit dibedakan satu dengan yang lainnya. Dengan menerapkan bisnis model yang tepat, diharapkan sebuah bisnis akan tumbuh dan berkembang ditengah ketatnya persaingan yang ada. Salah satu bendekatan konsep bisnis model yang banyak digunakan yaitu Business Model Canvas (BMC) K Osterwalder dan Pigneur (2010) sebagai Bisnis Model Kanvas adalah model bisnis yang ada diterjemahkan dalam satu lembar kanvas yang di dalamnya berisi sembilan blok elemen antara lain: 1. Customer Segment Tahapan awal dalam memulai bisnis adalah menentukan siapa saja atau jenis konsumen seperti apa yang ingin dilayani. Semakin jelas dalam menentukan konsumen mana saja yang akan dilayani maka semakin mudah bagi perusahaan untuk memberikan produk/jasa yang tepat untuk melayani kelompok konsumen tersebut. Dan pada akhirnya segmentasi inilah yang akan menentukan bagian-bagian lain dalam bisnis model. 2. Value Propositions Setelah menentukan konsumen yang tepat yang ingin dituju, maka tahapan

15 27 selanjutnya yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah menentukan manfaat dan nilai lebih apa yang ingin diberikan kepada konsumennya. Nilai lebih inilah yang sering kali menjadi pembeda antara satu bisnis dengan bisnis yang lainnya. 3. Channel Value Proposition yang dimiliki oleh perusahaan perlu disalurkan kepada para pelanggannya (Customer Segments) melalui saluran-saluran yang tepat. Saluransaluran inilah yang disebut dengan channels. Ada beberapa jenis channels, mulai dari channels sebagai sarana promosi sampai dalam melayani pelanggan saat purna jual. 4. Customer Relationships Setelah berhasil menjual produk/jasa ke konsumennya, perusahaan juga harus terus menciptakan dan menjaga hubungan baik dengan pelanggannya secara berkesinambungan. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan loyalitas dari pelanggan agar mereka tetap mau untuk membeli produk atau menggunakan jasa perusahaan ini. 5. Revenue Streams Salah satu komponen yang dianggap paling vital bagi perusahaan dalam konsep bisnis model kanvas adalah Revenue Streams. Revenue Streams menerangkan cara dan tahapan bagi perusahaan dalam memperoleh pendapatan. 6. Key Activities Key Activities merupakan gambaran tentang bagaimana perusahaan menjalankan aktivitasnya dalam menyampaikan value ke pelanggan. 7. Key Resources Key Resources adalah seluruh sumber daya milik perusahaan yang digunakan untuk

16 28 memberikan value proposition ke pelanggannya. Beberapa contoh sumber daya ini antara lain sumber daya manusia, ide, peralatan, properti, merk, teknologi dan channel. 8. Key Partnership Beberapa point penting yang ada dalam proses bermitra mencakup: 1. ada dua atau lebih pihak yang terlibat; 2. adanya suatu ikatan kontrak atau bentuk kesepakatan 3. mencakup suatu bentuk kerjasama yang saling menguntungkan 4. jangka waktu kerjasama Osterwalder & Pigneur (2010) dalam tulisannya menjabarkan empat bentuk kemitraan dalam bisnis sebagai: 1. Aliansi strategis dengan perusahaan non competitor 2. Kemitraan sekaligus bersaing dengan competitor 3. Joint venture dalam hal mengembangkan bisnis baru 4. Kerjasama antara penjual dan pembeli dalam kurun waktu tertentu demi menjamin ketersediaan pasokan Sedangkan beberapa fungsi dari bermitra adalah: 1. Membuka pasar yang baru 2. Efisiensi proses 3. Membuka jenis bisnis atau brand yang baru 4. Membagi resiko antara dua belah pihak atau lebih 5. Mendapatkan atau mengoptimalkan sumber daya

17 29 9. Cost Structure Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan memiliki komposisi biaya (cost structure) yang merupakan rincian dari biaya-biaya aktivitas mereka. Komposisi biaya yang tepat dan efisien menjadi salah satu kunci perusahaan dalam menekan harga dan memperbesar margin keuntungan. 2.5 TEORI KERJASAMA PERUSAHAAN Membangun kerjasama dengan developer dapat meningkatkan trust customer terhadap bisnis ini. Oleh sebab itu perlu dipahami konsep kerjasama antar perusahaan yang biasa terjadi. Ada beberapa konsep kerjasama perusahaan (Ebert & Griffin, 2013), diantaranya: Strategic alliance dan Joint venture o Strategic alliance adalah kolaborasi dari dua atau lebih organisasi pada sebuah proyek untuk keuntungan bersama. o Joint venture adalah perusahaan baru di mana mitra berbagi kepemilikan. Merger, dicapai ketika dua perusahaan bergabung untuk menciptakan sebuah perusahaan baru. Acquisition terjadi ketika satu perusahaan membeli langsung perusahaan lainnya. Divestiture adalah strategi yang digunakan dimana sebuah perusahaan menjual satu atau lebih unit usahanya.

18 30 Spin-off terjadi ketika sebuah perusahaan menjual sebagian dari dirinya sendiri untuk meningkatkan modal. 2.6 VALUE PROPOSITION & IDEA GENERATION Rumah merupakan salah satu objek investasi yang paling populer saat ini. Hal ini dikarenakan rumah beserta tanahnya memiliki tingkat kenaikan harga sebesar 10-15% per tahunnya (kompas, 2013). Angka ini merupakan indikasi positif terhadap industri properti. Namun sayangnya, nilai jual dari sebuah rumah atau bangunan seringkali tidak bisa mencapai angka yang maksimal karena kondisi rumah ataupun bangunan tersebut sudah tidak sebaik pada saat awal rumah tersebut dibangun atau mulai ditempati. Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap 31 orang yang bertempat tinggal di BSD City didapatkan beberapa insight yaitu. 84% responden menyatakan bahwa proses perawatan rumah dilakukan oleh jasa pihak ketiga, dalam hal ini yaitu tukang. 58% responden menyatakan bahwa manfaat pemeliharaan rumah untuk jangka panjang yaitu proses penjualan dengan harga yang tinggi merupakan suatu yang penting. 38% responden menyatakan bahwa ragu-ragu terhadap keamanan rumah mereka ketika sedang dilakukan perbaikan oleh jasa tukang yang dilakukan saat ini. 42% responden menyatakan bahwa ragu-ragu terhadap kepuasan jasa yang sudah mereka gunakan saat ini.

19 31 29% responden mengatakan bahwa mendapatkan laporan atas jasa pemeliharaan yang sudah dilakukan merupakan suatu yang sangat penting. 64% responden mengatakan bahwa mengetahui sejarah perbaikan yang sudah dilakukan merupakan suatu yang penting. Berdasarkan survey di atas, diberikan solusi untuk mengatasi masalah perawatan rumah kepada para pemilik rumah, baik yang ditinggali sendiri ataupun yang dijadikan sebagai objek investasi tanpa ditinggali. Perawatan rumah ini ditujukan untuk terus menjaga kenyamanan dan nilai dari suatu rumah agar nantinya ketika dijual dapat meningkatkan harga penjualan secara maksimal karena kondisi rumah tersebut yang terawat dengan baik. Proses perawatan dan perbaikan rumah bagi rumah-rumah yang berada di dalam cluster sering kali terkendala oleh keterbatasan sumber daya manusia pekerjanya serta sulitnya mencari orang yang tepat untuk membantu mengerjakan pekerjaan perbaikan dan perawatan tersebut. Kesulitan mencari tenaga yang tepat ini terjadi utamanya karena karakteristik perumahan di daerah cluster memiliki kesamaan atau homogenitas dalam beberapa unsur seperti tipe rumah, harga dan besaran rumah yang akhirnya mengindikasikan kesamaan strata sosial para penghuninya. Dengan kesamaan status sosial tersebut, dapat diindikasikan bahwa pada umumnya para penghuni di daerah cluster seperti cluster di BSD City memiliki pekerjaan tetap dengan posisi yang mapan. Sehingga sering kali para penghuni kesulitan untuk mendapatkan tenaga tukang yang bisa membantu pengerjaan proses perawatan dan perbaikan rumah yang berasal dari dalam cluster tersebut. Di lain pihak, jika mereka berusaha mendapatkan tenaga yang bisa membantu perawatan dan perbaikan ini dari luar cluster, maka isu kepercayaan terhadap pihak tukang tersebut dan juga ketersediaan pada saat ada kebutuhan mendesak juga menjadi masalah yang baru.

20 32 Jasa perawatan rumah ini akan memberikan manfaat bagi pemilik rumah yang akan dijabarkan dalam value proporition sebagai berikut: 1. Manfaat utama: memberikan rasa nyaman tinggal di rumah dan menjaga nilai investasi rumah 2. Point of Differentiation a. Sejarah Pemiliharaan Rumah Selain memberikan rasa nyaman dan menjaga nilai investasi rumah, jasa ini menawarkan fitur berupa system pelaporan terpadu yang nantinya dapat digunakan sebagai sejarah perbaikan yang sudah dilakukan oleh bisnis ini. b. Kepercayaan Menjaga nilai kepercayaan dari konsumen merupakan salah satu hal yang penting dilakukan oleh bisnis ini. Hal ini juga menjadi pembeda bisnis Protect Home dengan para pesaing yang umumnya merupakan tukang informal. Kepercayaan terhadap bisnis Protect Home ditunjukkan dengan adanya adanya badan hukum yang memayungi bisnis ini. Penggunaan seragam, kerjasama dengan developer dan proses recruitment yang ketat dan terpadu juga merupakan usaha untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap bisnis ini. c. Kemudahan Kemudahan dalam pemanggilan tukang Protect Home terutama dalam kondisi rumah yang memerlukan perbaikan secara mendesak merupakan salah satu keuntungan menggunakan jasa ini dibanding dengan kompetitor

21 33 yang ada. Hal ini didukung dengan jalur komunikasi yang tersedia bagi konsumen melalui beberapa channel seperti telpon, , website dan mobile apps. 3. Point of Parity a. Performa Industri jasa pemeliharaan dan perbaikan rumah mengharapkan standar performa yang baik sesuai dengan permintaan perbaikan dari konsumennya. Berikut ini merupakan produk yang ditawarkan oleh Protect Home. 1. Pemeliharaan Premium Plus - Layanan pemeliharaan rumah berupa kunjungan secara rutin untuk melakukan pengecekan dan perawatan kondisi dan komponen bangunan agar nilai investasi dari rumah tetap terjaga. Selain itu produk ini juga membersikan proses pembersihan terhadap bagian-bagian rumah. 2. Pemeliharaan Premium - Layanan pemeliharaan berupa kunjungan secara rutin ke rumah untuk dilakukan proses pengecekan kondisi bagunan dan komponen rumah. 3. Fixit - Layanan perbaikan komponen bangunan dan taman yang memerlukan perbaikan dan penggantian secara cepat dan mendesak Selain manfaat yang dirasakan oleh konsumen, bisnis ini juga memiliki manfaat yang akan dirasakan oleh pengembang. Dengan adanya layanan perawatan dan perbaikan ini diharapkan akan menjadi nilai tambah yang akan membuat rumah-rumah di daerah BSD City

22 34 menjadi pilihan utama bagi para konsumen yang mencari rumah di daerah sub urban, baik sebagai rumah hunian utama ataupun untuk dijadikan sebagai objek investasi. Selain itu pengembang juga turut berpartisipasi dalam memajukan perekonomian dan status sosial masyarakat di luar perumahan yang tinggal di sekitaran perumahan tersebut yang tidak lain merupakan sumber tenaga kerja bisnis jasa ini. Kerjasama dengan pengembang penting untuk dilakukan, karena dalam hal ini pengembang merupakan salah satu channel marketing bagi bisnis ini untuk dapat masuk ke dalam cluster di BSD City.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP PEPEN AANDRIAN SYAH pepenaan@gmail.com Abstrak Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC mulai mendapatkan ketenaran di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan produk barang dan/

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 SKS : 3 SKS Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS

BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL CANVAS Coach Ferdy D. Savio Surabaya, 11 Mei 2016 Apa Faktor yang paling Penting dari sebuah Bisnis? Business Model Generation Alexander Osterwalder & Yves Pigneur Apakah Anda memiliki SEMANGAT

Lebih terperinci

BAB III DESAIN AKHIR

BAB III DESAIN AKHIR 62 BAB III DESAIN AKHIR 3.1. Kanvas Model Bisnis Gambar 3.1.1 Business Model Clip On 62 63 3.2. Nine Building Blocks 3.2.1. Customer Segments Sumber: McKinsey Consumer and Shopper Insights Indonesia Study,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Yield Management Internet telah menyebabkan banyak perusahaan untuk mempertimbangkan kembali model bisnis mereka saat ini dan mengevaluasi bagaimana untuk menangkap potensi pendapatan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian 1.1.1 Sejarah Resto Rumah Soto Padang Resto Rumah Soto Padang merupakan sebuah restoran dengan menu khas soto yang berdiri pada 20 November 2013 di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia. UKM memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication 2

Integrated Marketing Communication 2 Modul ke: 03Fakultas Eppstian Fakultas Ilmu Komunikasi Integrated Marketing Communication 2 Analisis Situasi Pasar dengan Model Michael Porter, GE Matrix, dan Product Life Cycle (PLC) Syah As ari, M.Si

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi bisnis saat ini telah mendapat tantangan besar dari persainganusaha

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi bisnis saat ini telah mendapat tantangan besar dari persainganusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi bisnis saat ini telah mendapat tantangan besar dari persainganusaha yang semakin ketat. Para pelaku usaha dituntut untuk dapat menjalankan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang banyak diminati oleh masyarakat, baik anak-anak sampai orang dewasa. Sebagian orang memelihara anjing sebagai teman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan mereka. Ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan mereka. Ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padatnya aktivitas pada masyarakat saat ini terutama di kota besar seperti Jakarta menuntut masyarakat untuk memberikan perhatian lebih dalam menjaga kesehatan mereka.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal, internal, analisis posisi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal, internal, analisis posisi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal, internal, analisis posisi perusahaan serta melakukan analisis strategi perusahaan berdasarkan metode SWOT Matrix

Lebih terperinci

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB IV ALTERNATIF STRATEGI PEMASARAN MOBILE BROADBAND SMART. 4.1 Strategi Berdasarkan Analisis Porter 5 Forces

BAB IV ALTERNATIF STRATEGI PEMASARAN MOBILE BROADBAND SMART. 4.1 Strategi Berdasarkan Analisis Porter 5 Forces BAB IV ALTERNATIF STRATEGI PEMASARAN MOBILE BROADBAND SMART Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis faktor kondisi lingkungan internal dan eksternal, maka dalam pembahasan ini dilakukan analisis dan

Lebih terperinci

2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis

2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis Information System Strategic Design 2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Pengertian Sistem Informasi dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan terus meningkatnya pertumbuhan dalam dunia bisnis, tentu wajar saja semakin banyak perusahaan yang juga meningkatkan persyaratan kerjanya demi menjamin kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kebutuhan sandang. Kehidupan sehari hari manusia tidaklah pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kebutuhan sandang. Kehidupan sehari hari manusia tidaklah pernah terlepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alas kaki adalah kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Dari tiga kategori kebutuhan primer, sandang, pangan, papan. Alas kaki termasuk salah satu bentuk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri fashion di Indonesia saat ini berkembang dengan sangat pesat. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat akan fashion yang

Lebih terperinci

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Learning Outcomes week 12 dan 12a Team mampu mengembangkan desain blok key partnership dan key resources BMC dengan menggunakan feedback and

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CREATION

BAB III BUSINESS MODEL CREATION 43 BAB III BUSINESS MODEL CREATION 3.1. COMPETITORS 9 BUILDING BLOCKS Kompetitor dari bisnis ini adalah kompetitor tidak langsung karena belum ada brand atau kompetitor yang menjual produk yang sama persis.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kreatif merupakan salah satu faktor yang menjadi penggerak perekonomian nasional. Industri kreatif Indonesia semakin berkembang dan diminati pasar global. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp.

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kinerja Bank BUMN PT. XYZ pada tahun 2016 mencatat laba bersih sebesar Rp. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. 9,07

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan jumlah kendaraan roda empat dari tahun ke tahun terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan jumlah kendaraan roda empat dari tahun ke tahun terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah kendaraan roda empat dari tahun ke tahun terus meningkat secara signifikan. Fenomena tersebut disebabkan masyarakat sekarang ini lebih menyukai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Green Laundry Sejarah Green Laundry

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Green Laundry Sejarah Green Laundry BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Green Laundry Jenis Usaha : Jasa Cuci dan Setrika Nama Peusahaan : Green Laundry Nama Pemilik : Mia Rokayah dan Iskandar Dachlan Lokasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. Bab II Landasan Teori...

DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. Bab II Landasan Teori... DAFTAR ISI Halaman Judul.. i Halaman Pengesahan ii Halaman Pernyataan. iii Kata Pengantar.. iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel.. ix Daftar Gambar.. xi Daftar Lampiran... xiii Intisari.. xiv Abstract xv Bab

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Dari hasil analisa, penulis mencoba membagi persaingan retail bakery dalam beberapa kuadran pada gambar dibawah ini : Tabel 4.1 Mapping Outlet Retail

Lebih terperinci

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 8:34 PM No comments dada Dalam buku " Competitive Strategy " disebutkan bahwa terdapat 5 kekuatan strateri bisnis yang merupakan kerangka

Lebih terperinci

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis Pendahuluan Metode Pengerjaan Hasil Analisis Unit Otonom ABC merupakan unit otonom yang khusus mengelola gedung perkantoran dari perusahaan induk PT. Krakatau Steel Dalam membantu kegiatan proses bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Gambar 3.1: Business Model Canvas dari Lalita 58 59 3.1 SEGMENTASI PELANGGAN (CUSTOMER SEGMENTS) Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau organisasi

Lebih terperinci

BAB II PROPOSISI NILAI

BAB II PROPOSISI NILAI BAB II PROPOSISI NILAI 2.1. Restoran Restoran atau rumah makan adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman untuk

Lebih terperinci

DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 591 DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Kevin Rudy Tulus Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v DAFTAR ISI Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xiii Intisari... xiv Abstract...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Pasar dan Industri II.1.1. SWOT Analysis Ialah salah satu alat analisis untuk mengevaluasi kondisi internal dan eksternal berdasarkan kekuatan (strengths), kelemahan

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA Andreas Dwi Rahardjo Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: lenzcrew7@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Indeks Beberapa Konsumsi Kelompok Barang/Jasa Triwulan III-2015 (BPS Jawa Barat, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Indeks Beberapa Konsumsi Kelompok Barang/Jasa Triwulan III-2015 (BPS Jawa Barat, 2015) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era modern seperti sekarang ini, pengaruh dari globalisasi berdampak pada sudut pandang masyarakat terhadap gaya berbusana. Masyarakat modern tidak lagi melihat

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV diketahui bahwa: 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan pendatang baru yang belum memiliki

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun 2015, tahun 2016 ini diproyeksikan bisa bertumbuh sekitar 6-7%. Menurut Eddy (2016), perwakilan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen strategis adalah seperangkat keputusan manajerial dan tindakan yang menentukan kinerja jangka panjang dari perusahaani. Ini mencakup pemindaian lingkungan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis dan Perumusan Strategi Marketing untuk

Lebih terperinci

BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng

BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng 1-1 BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng www.rudyct.com/about_me.htm Strategi Tkt Bisnis 1-2 adalah strategi bisnis yg perlu ditempuh agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat persaingan ketat antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Para pengusaha

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION 14 BAB II VALUE PROPOSITION 2.1 Analisa Kompetitor Usaha yang kami rancang, pastinya akan mendapat banyak persaingan, baik langsung maupun tidak langsung. Berikut kami akan menganalisa produk atau layanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Service Department masih sangat mungkin untuk dikembangkan menjadi sebuah bisnis unit yang mandiri, hal ini terlihat dari luasnya pasar pelayanan dan pemeliharaan

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CREATION FUTURE OF MOTORCYCLE RIDING WITH FASHION, SAFETY & TECHNOLOGY: GLOWRISTIC JACKET

BUSINESS MODEL CREATION FUTURE OF MOTORCYCLE RIDING WITH FASHION, SAFETY & TECHNOLOGY: GLOWRISTIC JACKET BUSINESS MODEL CREATION FUTURE OF MOTORCYCLE RIDING WITH FASHION, SAFETY & TECHNOLOGY: GLOWRISTIC JACKET Alaen Bhaskara, Mitchell Budiono, Nurcahyo Kumolo, dan Ahdia Amini Laporan Teknis Jakarta, 19/01/2015

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pertumbuhan industri baja saat ini sedang tumbuh dengan cepat (fast growing), seiring meningkatnya konsumsi baja nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia saat ini terus mengalami peningkatan dalam hal Dana

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia saat ini terus mengalami peningkatan dalam hal Dana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan Indonesia saat ini terus mengalami peningkatan dalam hal Dana Pihak Ketiga (DPK). Salah satu indikatornya adalah pertumbuhan dana kelolaan yang berasal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

ANALISIS INOVASI MODEL BISNIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL INNOVATION USING BUSINESS MODEL CANVAS IN CULLINARY BUSINESS

ANALISIS INOVASI MODEL BISNIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL INNOVATION USING BUSINESS MODEL CANVAS IN CULLINARY BUSINESS ANALISIS INOVASI MODEL BISNIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL INNOVATION USING BUSINESS MODEL CANVAS IN CULLINARY BUSINESS Fitri Fatimah Patmana Putri 1), Farah Alfanur 2) Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan secara garis besar tentang latar belakang pembuatan tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika penulisan tesis ini dilakukan.

Lebih terperinci

PERENCANAAN USAHA MODEL CANVAS

PERENCANAAN USAHA MODEL CANVAS PERENCANAAN USAHA MODEL CANVAS 2016 BANGUN USAHA Pemasaran Adm & Keuangan Produksi Organisasi & SDM Penjualan Gagasan/Kreativitas Impian/Motivasi 2 Dari Yang Kecil Bergerak cepat Berpikir besar 3 CITA-CITA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Sesuai dengan tujuan penelitian, maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai persaingan usaha di bidang minuman isotonik ini melalui analisa teori Five Competitive

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian untuk menjawab tujuan penelitian yang terdapat pada Bab pertama,

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian untuk menjawab tujuan penelitian yang terdapat pada Bab pertama, BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Sebagai bagian akhir dalam penelitian, berikut disampaikan kesimpulan penelitian untuk menjawab tujuan penelitian yang terdapat pada Bab pertama, yaitu: 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II IDEATION PROCESS

BAB II IDEATION PROCESS 6 BAB II IDEATION PROCESS Ideation Process memiliki beberapa tahapan. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menghasilkan model bisnis yang inovatif (Osterwalder &Pigneur, 2009): 2.1 Team

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat jumlah penduduk yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara berpenduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan kondisi perekonomian, maka dunia industri semakin mendapat tuntutan yang tinggi dari masyarakat. Tuntutan yang dimaksud salah satunya

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS REFRINAL, 2003. Strategi Bisnis Sewa Gedung Perkantoran, Studi Kasus pada Menara Cakrawala, PT Skyline Building, Jakarta, Dibawah Bimbingan HARIANTO & ANNY RATNAWATI. Penyediaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility BAB III METODOLOGI 3.1 METODE PERENCANAAN BISNIS Untuk merencanakan konsep pengembangan model bisnis dari developer rumah container ini, kami menggunakan berbagai macam perencanaan dan sistem untuk menjaga

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci

BAB III EVALUASI BISNIS

BAB III EVALUASI BISNIS BAB III EVALUASI BISNIS 3.1. Evaluasi Pencapaian Bisnis Konveksi Pakaian KVKU Pola gaya hidup konsumtif masyarakat Indonesia sangat berpengaruh terhadap performa penjualan KVKU dari tahun ke tahunnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya melihat merk dan promosi yang dilakukan perusahaan. Pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya melihat merk dan promosi yang dilakukan perusahaan. Pelanggan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelanggan mempunyai orientasi yang berbeda terhadap suatu produk, tidak hanya melihat merk dan promosi yang dilakukan perusahaan. Pelanggan mulai cerdas membeli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, perkembangan di lingkungan bisnis sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, perkembangan di lingkungan bisnis sudah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, perkembangan di lingkungan bisnis sudah semakin cepat dan persaingannya yang semakin ketat di dalam industri. Hal tersebut membuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Pemasaran Selain perencanaan, suatu perusahaan memerlukan pemasaran yang efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan. Pemasaran yang efektif meliputi kombinasi dari elemen-elemen

Lebih terperinci

Gambar 3.5 Framework analisis Five Forces Sumber: Pearce dan Robinson (1997)

Gambar 3.5 Framework analisis Five Forces Sumber: Pearce dan Robinson (1997) Analisis Kompetitif Model Lima Kekuatan Porter (Five Forces) Analisis ini menggunakan teori Michael Porter mengenai 5 (lima) kekuatan yang mempengaruhi posisi perusahaan dalam dunia bisnis untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim GFP, kesimpulan yang kami dapatkan adalah sebagai berikut : Pasar anggrek di Indonesia masih sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan satu negara di dunia yang mempunyai jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan satu negara di dunia yang mempunyai jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan satu negara di dunia yang mempunyai jumlah penduduk yang besar. Dengan kata lain, negara Indonesia termasuk salah satu negara terpadat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini semakin meningkat serta dampak era globalisasi telah mengubah perilaku konsumen dan pelaku usaha. Perusahaan tidak saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Batasan Masalah Teknologi dalam bidang transportasi berkembang dengan pesat dewasa ini. Bersamaan dengan hal tersebut, tuntutan akan transportasi yang lebih

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu kebutuhan manusia yang dianggap penting, karena setiap aktifitas manusia membutuhkan sarana transportasi khususnya daerah ibu kota

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI 1 ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI Sistem Informasi dan Organisasi mempengaruhi satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC )

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) Beberapa waktu terakhir ini di saat era persaingan bisnis semakin hari semakin ketat para pelaku bisnis atau dalam hal ini bisa dikatakan suatu perusahaan harus

Lebih terperinci