MODUL RINGKAS OPERATOR MOTOR GRADER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL RINGKAS OPERATOR MOTOR GRADER"

Transkripsi

1 MODUL RINGKAS OPERATOR MOTOR GRADER 2015

2 KATA PENGANTAR Laporan UNDP tentang : Human Development Index (HDI) tertuang dalam Human Development Report, 2004, mencantumkan Indeks Pengembangan SDM Indonesia pada urutan 111, satu tingkat di atas Vietnam urutan 112 dan jauh di bawah dari Negara-negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25, dan Australia urutan 3, merupakan sebuah gambaran kondisi pengembangan SDM kita. Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM paling tidak setara dengan Negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era globalisasi. Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain : UU. No. 18 Tahun 1999, tentang: Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa setiap tenaga: Perencana, Pelaksana, dan Pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau ketrampilan kerja. Untuk melaksanakan kegiatan sertifikasi berdasarkan kompetensi diperlukan tersedianya Bakuan Kompetensi untuk semua tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi di bidang Jasa Konstruksi. UU. No. 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (Pasal 10 Ayat (2)). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standard kompetensi kerja. UU. No. 20 Tahun 2003, tentang: Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). UU. No. 7 Tahun 2004, tentang : Sumber Daya Air menetapkan pada Pasal 71 Ayat 1 dan 2 bahwa : (1) Menteri yang membidangi sumber daya air dan menteri yang terkait dengan bidang sumber daya air menetapkan standar pendidikan khusus dalam bidang sumber daya air (2) Penyelenggaraan pendidikan bidang sumber daya air dapat dilaksanakan, baik oleh Pemerintah, pemerintah daerah maupun swasta sesuai dengan standar pendidikan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Mengacu pada amanat undang-undang tersebut di atas, diimplementasikan kedalam konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi, yang oleh Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi, pelaksanaan programnya didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), KPBK

3 (Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukan ke dalam Katalog Jabatan Kerja. Modul Pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat penting karena menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarisasi jabatan kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan KPBK (Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi) yang sudah disepakati dalam suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya disusun oleh Tim Penyusun/tenaga professional dalam bidangnya masing-masing, merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih, dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan dan peningkatan kualitas tenaga kerja konstruksi agar menjadi kompeten dalam melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya. Dengan penuh harapan modul pelatihan mandiri ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya di bidang jasa konstruksi dapat terwujud. Jakarta, Desember 2015 Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi DR. Ir. Masrianto, MT

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I Penerapan UUJK (Undang-Undang Jasa Konstruksi), K3 dan Ketentuan Pengendalian Dampak Lingkungan... I Umum... I Penerapan UUJK sesuai dengan posisi dan perannya... I Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)... I Penggunaan Perlengkapan Keselamatan Kerja... I Pemelliharaan dan pengoperasian dengan prosedur yang aman.. I - 11 BAB II Pelaksanaan Pemeliharaan Harian Motor Grader... II Umum.. II Pemeriksaan keliling (walk arround inpection)... II Pemeriksaan kondisi alat kendali... II Pemeriksaan bahan bakar, pelumas, air pendingin dan batere... II Pemeliharaan sebelum engine dihidupkan... II Prosedur menghidupkan engine... II Pemeriksaan setelah engine hidup... II Melakukan pengujian fungsi alat kendali... II Melakukan pemeriksaan selama operasi.. II Pemeliharaan Setelah Operasi.. II - 17 BAB III Teknik Aplikasi Pengoperasian Motor Grader... III Umum... III Meratakan Tanah (Leveling)... III - I 3.3 Menghampar material (Spreading)... III Membongkar tanah/material (Ripping)... III Pembuatan Parit Jalan (Ditching)... III Pembuatan Slope (Sloping/Bank Cutting)... III - 19 BAB IV Pembuatan Laporan Operasi dan K3... IV Pembuatan Laporan K 3... IV Laporan Harian Operasi... IV Penyampaian Laporan Operasi... IV Laporan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja... IV Petunjuk Pengisian... IV - 10

5

6 DAFTAR PUSTAKA 1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, tentang : Keselamatan Kerja 2. Undang-Undang No. 4 Tahun 1982, tentang : Lingkungan Hidup 3. Undang-Undang No. 3 Tahun 1992, tentang : Jaminan Sosial Tenaga Kerja 4. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi 5. Peraturan Pemerintah ( PP) No. 14 Tahun 1993, tentang :Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. 6. Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993, tentang : Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja. 7. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.Kep.174/MEN/1986, No. 104/KPTS/1986, tentang: Keselamatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi 8. PERMENAKER No. PER 05/MEN/1996, tentang: Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 9. Koentjaraningrat, Prof. DR., Budaya Mentalitiet dan Pembangunan, Gramedia, Salim, Emil, Prof. Dr. - Lingkungan Hidup dan Pembangunan 11. Carterpillar, Operation Manual Series G Motor Grader, Cartepillar. 12. Komatsu, Operation & Mantenance Manual GD 605 R-1, GD 655 R-1 Motor Grader, Komatsu. Japan. 13. John Deere Dubuque Works, Operator s Manual 770 B, 770 BH, 772 BH Motor Grader, Deere & Company, Illinois, USA Komatsu, Operation & Mantenance Manual GD 825 A-2 Motor Grader, Komatsu. Japan. 15. Rochmanhadi, Ir, Kapasitas dan Produksi Alat-Alat Berat, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, John Deere, Dubuque Works, Operator s Manual for 770 B, 770 BH and 772 BH, Deere & Company, Illinois USA, Komatsu, Operation & Maintenance Manual, Wheel Loader WA CS, Serial Number WA and up. 18. Pusat Pembinaan Peralatan, Departemen Pekerjaan Umum, - Petunjuk Pengoperasian Motor Grader. 19. Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakons), Departemen Pekerjaan Umum, Laporan Operasi, Pelatihan Mesin Penyemprot Aspal, 2001.

7 BAB II PELAKSANAAN PEMELIHARAAN HARIAN MOTOR GRADER 2.1 Pemeriksaan Harian Motor Grader Umum Pemeriksaan harian ini merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh operator motor grader setiap sebelum mulai mengoperasikan alat. Kegiatan yang dilakukan ini tidak terbatas hanya pada kegiatan pemeriksaan atau pengecekan, akan tetapi juga kegiatan lain yang perlu dilakukan sebagai langkah lanjut dari kegiatan pemeriksaan, seperti diantaranya kegiatan penambahan minyak pelumas engine atau penambahan air pendingin engine, setelah diketahui (dari pemeriksaan) bahwa minyak pelumas atau air pendingin kurang. Disamping kegiatan tersebut diatas, beberapa kegiatan lain yang juga menjadi tugas kewajiban operator dan harus dilaksanakan tiap hari sebelum mulai mengoperasikan alat adalah membuang air yang ada di dalam bahan bakar (karena pengembunan, dsb.) yang berada di daerah bertemperatur tinggi, seperti baik yang berada di tangki bahan bakar ataupun di pelat pemisah air (water separator), serta membersihkan kotoran yang mudah terbakar yang berada di ruang engine, dekat radiator ataupun batere. Semua kegiatan termaksud diatas yang dilaksanakan setiap hari sebelum mulai melakukan pengoperasian alat, pada hakekatnya adalah merupakan kegiatan pemeliharaan harian (daily maintenance) yang mencakup pemeriksaan keliling (walk arround inspection), pemeriksaan monitor, pemeriksaan alat kendali, bahan bakar, pelumas, air pendingin dan batere, yang akan dibahas dibagian berikut Pemeriksaan keliling (walk arround inpection) Pemeriksaan keliling, bisa juga disebut dengan walk arround inspection atau walk arround check, merupakan kegiatan yang harus dilakukan dengan mengelilingi alat secara teliti dan sistematis atau berurutan, agar tidak ada yang terlewatkan untuk diperiksa, serta dapat dicapai efisiensi yang tinggi. Sasaran kegiatan adalah mur/baut untuk kemungkinan kendor atau bahkan hilang, kebocoran-kebocoran minyak pelumas, bahan bakar, minyak hidrolik dan air pendingin, kondisi peralatan kerja dan sistem hidrolis, kabel listrik, pembersihan kotoran yang berada didaerah bertempertur tinggi. Modul Ringkas Operator Motor Grader

8 Gambar 2.1. Pemeriksaan Keliling 1. Periksa peralatan kerja (work equipment), silinder, sambungan (linkage) dan pipa-pipa karet (hoses) untuk kemungkinan terjadi retak, longgar/aus.. 2. Bersihkan kotoran dan debu di sekitar engine, batere, radiator. Periksa dan bersihkan juga bahan (material) yang mudah terbakar (daun kering, rerumputan, ranting, dan sebagainya). 3. Periksa kebocoran air dan minyak di sekitar engine, kebocoran air dari sistem pendingin. 4. Periksa kebocoran minyak dari kotak transmisi (transmission case), kotak penggerak akhir (final drive case), circle reserve gear, tangki hidrolik, pipa-pipa (hose) dan sambungan-sambungan (joints). 5. Periksa kebocoran udara atau minyak dari sistem rem (brake line). 6. Periksa keausan atau kerusakan ban, baut-baut kendor. 7. Periksa tempat pegangan (hand rails) untuk kemungkinan ada kerusakan atau baut yang kendor. 8. Periksa kemungkinan ada kerusakan pada meter-meter (gauges), lampu-lampu pada instrumen panel, baut-baut yang kendor. 9. Periksa kerusakan kaca spion, reflektor, baut-baut pengikat yang kendor. 10. Periksa bahwa tidak ada kerusakan pada kunci pintu kabin 11. Bersihkan jendela kabin, agar pandangan ke luar dapat jelas 12. Periksa sabuk keselamatan (seat belt) dan klem-klem pemasangannya (mounting clamps). Sabuk keselamatan (seat belt) harus diganti setiap 3 tahun, walaupun tidak terlihat adanya hal-hal yang tidak normal. Periksa bahwa tidak ada baut klem dan baut pemasang sabuk ke unit alat yang kendor. Bila ditemukan ada kelainan atau kerusakan, laporkan untuk perbaikan Gambar 2.2. Periksa Sabuk Keselamatan Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 2

9 13. Periksa baut-baut ROPS (Rollover Protecting Structure) kemungkinan ada yang kendor. Gambar 2.3. Motor Grader Tipe G 61 MI 8400 (seri G) Kegiatan : 1. Ban (tires) Periksa ban untuk kemungkinan rusak (sobek, kepotong), tekanan yang tidak tepat. 2. Circle drive (penggerak circle) Periksa untuk kemungkinan terjadi kebocoran 3. Blade and end bits (blade dan pemotong ujung) Periksa untuk kemungkinan aus, rusak, ada bagian-bagian yang kendor atau hilang 4. Blade linkage (batang penggerak blade) Periksa untuk kemungkinan rusak, baut-baut kendor atau hilang 5. Step and grab irons (injakan dan pegangan besi) Periksa kondisi dan kebersihannya. Bila terasa licin ataupun kotor, bersihkan sampai tidak licin. 6. Operator compartement (ruang operator) Periksa untuk kebersihan, kemungkinan ada bagian yang kendor atau meter-meter yang pecah 7. Hydraulic system (sistem hidrolik) Periksa untuk kebocoran pipa-pipa (hose) yang sudah tua (worn) atau rusak 1) Pivot point (as puter) Periksa untuk kemungkinan kotor atau terjadi tumpukan kotoran 8. Transmision and differential compartement (ruang transmisi dan differential) Modul Ringkas Operator Motor Grader

10 Periksa untuk kemungkinan terjadi kebocoran 1) Tandem housing (rumah tandem) Periksa untuk kemungkinan ada kebocoran 2) Engine compartement (ruang engine) Periksa untuk kemungkinan ada kebocoran minyak atau bahan bakar dan ada timbunan sampah 9. Cooling system (sistem pendingin). Periksa untuk kemungkinan bocor, ada pipa (hose) yang sudah aus/tipis dan ada timbunan sampah 10. Tandem housing (rumah tandem) Periksa untuk kemungkinan ada kebocoran 11. Engine compartement (ruang engine) Periksa untuk kemungkinan ada kebocoran minyak atau bahan bakar dan ada timbunan sampah 12. Cooling system (sistem pendingin). Periksa untuk kemungkinan bocor, ada pipa (hose) yang sudah aus/tipis dan ada timbunan sampah Pemeriksaan monitor Pada tahap pemeliharaan pemeriksaan monitor ini tidak sampai pada pemeriksaan fungsi tiap monitor akan tetapi hanya sampai pada pemeriksaan kondisi fisik semua monitor. Lakukan pemeriksaan kondisi fisik dengan teliti dalam waktu yang relatif singkat terhadap monitor atau instrumen di ruang operator, untuk kemungkinan rusak (kaca pecah/retak, dudukan goyang, dan sebagainya) atau hilang dari meter-meter (gauge) yang ada, seperti : Berbagai meter (gauges) yang ada : Berbagai indikator yang ada Indikator kunci diferensial (differential un lock) Indikator sistim pengisian batere (altenator discharge) Indikator tekanan udara (low air pressure) Indikator temperatur air pendingin engine (engine coolant high temperatur) Indikator tekanan minyak pelumas engine (engine low oil pressure) Dan indikator atau pemberi peringatan lain yang ada Pemeriksaan kondisi alat kendali Alat kendali, mempunyai peranan yang besar terhadap pengoperasian Motor Grader. Motor Grader tanpa alat kendali yang baik, jangan diharapkan dapat memberikan jasa terbaik, bahkan mungkin tidak ada sama sekali. Oleh karena itu Untuk dapat mencapai kondisi operasional, maka perlu terlebih dulu diperiksa kondisi fisik semua alat kendali. Pada tahap pemeliharaan ini pemeriksaan alat kendali juga terbatas pada pemeriksaan kondisi fisik Pemeriksaan ini terutama pada : Roda kemudi Pedal rem Tuas rem parkir. Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 4

11 Gambar 2.4.Pedal rem Menyangkut plai atau clearancenya ; (1) Pedal rem Play pedal standar adalah antara 5-15 mm Tinggi H diatas floor berkisar antara mm. Angka tersebut agak sedikit bervariasi sesuai dengan tipe dan model alat. (2) Roda kemudi Hidupkan engine Naikkan roda depan sampai diatas tanah Putar-putarlah roda kendali dengan perlahan (gently) dan ukurlah clearance/play roda kemudi. Strandar clearance (play) adalah dibawah 150 mm. (3) Tuas rem parkir Pengecekan tuas rem parkir dimaksudkan untuk mengecek efek pengereman rem parkir. Kondisi normal adalah bila tuas rem parkir ditarik sampai 2 atau 3 klick rem parkir sudah bekerja. Bila tuas rem parkir ditarik sampai 6 atau lebih click tapi rem belum bekerja, berarti kondisinya sudah tidak baik. (tidak normal, laporkan segera). Gambar 2.5.Roda kemudi Gambar 2.6. Tuas rem parkir 2.3. Pemeriksaan bahan bakar, pelumas, air pendingin dan batere Pemeriksaan bahan bakar, pelumas, air pendingin dan batere mencakup pemeriksaan jumlah atau level dan juga kualitas yang dalam hal ini kebersihan atau pencemaran (kontaminasi). Termasuk dalam pemeriksaan ini adalah pemeriksaan dust indikator dan pemeriksaan kabel batere/listrik dan pemeriksaan ban. Berkaitan dengan Modul Ringkas Operator Motor Grader

12 pencemaran atau kontaminasi, pembuangan kotoran dan/atau pengembunan air baik didalam tangki maupun didalam pemisah air (water separator) juga dilakukan. a) Pemeriksaan Bahan Bakar Peringatan! Bila mengisi bahan bakar (solar), jangan sampai terlalu penuh sehingga luber (tumpah), karena dapat mengakibatkan kebakaran atau permukaan menjadi licin. Bersihkan segera. Pemeriksaan bahan bakar bisa dilakukan secara manual melalui kaca penduga atau dipstik dan bisa juga dilakukan dengan memeriksa panel monitor dengan memutar kunci kontak ke posisi ON (1) Putar kunci kontak ke posisi ON, periksa level bahan bakar pada meter bahan bakar (fuel level gauge) G. Setelah diperiksa, kembalikan kunci kontak ke posisi OFF Gambar 2.7.Panel monitor b) Penceratan (Drain) Air dan Endapan di dalam Tangki Bahan Bakar Kendurkan katup pencerat (drain valve) dan cerat (drain) atau buang endapan dan air bersama dengan bahan bakar. Gambar 2.8.Penceratan c) Pembuangan air dan endapan dalam pemisah air (water separator) Water separator akan memisahkan air yang tercampur bahan bakar. Bila pelampung berada diatas garis merah, keluarkan air sesuai prosedur berikut : 1) Buka/longgarkan sumbat (plug) dan buang air dan kotoran yang terkumpul sampai pelampung mencapai dasar. (2) Kencangkan kembali sumbat pengeluaran. Gambar 2.9 Water separator Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 6

13 d) Pemeriksaan Batere (elektrolit) Air batere tiap sel tidak boleh kurang dari yang telah ditentukan, karena akan menyebabkan kerusakan sel batere, atau paling tidak menurunkan kapasitas sel batere. Tetapi juga tidak boleh terlelu berlebih dari yang telah ditentukan atau level air batere tiap sel batere tidak boleh lebih tinggi dari garis batas atas. Air batere yang melimpas (keluar dari sel batere) akan menimbulkan kerusakan-kerusakan pada bagian-bagian (logam) yang terkena limpasan air batere karena air batere tersebut mengandung asam belerang. Untuk hal tersebut maka perlu dilakukan pemeriksaan level air betere secara rutin dan disiplin. Beberapa pabrik alat berat merekomendasikan pengecekan level air batere tidak tiap hari, tetapi tiap 250 jam servis, ada juga yang tiap 100 jam (operasi). Kebisaaan di lapangan ada yang melakukan pengecekan level air batere tersebut setiap minggu atau tiap 50 jam servis. Dalam melakukan pemeriksaan air batere harus mengikuti ketentuan atau prosedur yang benar, sebagaimana berikut : Air batere (battery electrolyte) mengandung asam belerang, dan batere mengandung gas hidrogen, sehingga harus hati-hati dalam menanganinya. a. Gunakan safety glasses dan sarung tangan, bila menangani batere. Matikan engine setiap akan melakukan pemeriksaan atau membersihkan batere b. Buka tutup batere tiap sel dan periksa permukaan air batere-nya c. Bersihkan batere dari kotoran d. Periksa ikatan pool batere dan ikatan batere e. Untuk batere MF (maintenance free), pemeriksaan air batere tidak dilakukan. e) Pemeriksaan air pendingin Peringatan! Jangan membuka tutup radiator kecuali sangat diperlukan. Untuk memeriksa air pendingin engine, periksalah tangki cadangan (radiator reserve tank) pada saat engine dingin. a. Periksa permukaan air pendingin pada tangki reservoir. Permukaan air harus berada pada posisi antara tanda FULL dan LOW. Bila permukaannya berada dibawah tanda LOW agar ditambah. Periksa dan harus yakin bahwa air pendingin tidak tercampur oli atau benda asing lainnya. Modul Ringkas Operator Motor Grader Gambar 2.10.Pemeriksaan air pendingin pada tangki

14 b. Setelah menambah air pendingin, pasang kembali tutup reservoir dengan baik. Gambar 2.11.Menutup kembali tangki cadangan radiator c. Apabila air di reservoir kosong, periksa kebocoran dan pastikan bahwa air di radiator masih penuh, kemudian tambahkan air di tangki cadangan. Jangan pernah membuka tutup radiator manakala engine masih panas ( temperatur kerja). Biarkan engine dingin sampai tutup pengisian radiator cukup dingin untuk dipegang dengan tangan. Buka tutup pengisian radiator dengan perlahan untuk membuang tekanan. f) Pemeriksaan pelumas engine, transmisi dan minyak hidrolik (1) Pemeriksaan pelumas engine (a) Buka tutup samping pada sisi kanan di bagian belakang chasis. (b) Cabut dipstick (G), dan bersihkan dengan kain/majun yang bersih. Gambar 2.12.Pemeriksaan pelumas engine (c) Minyak pelumas dari kemungkinan tercampur air atau ada material halus terkontaminasi dalam minyak pelumas. Laporkan kepada pengawas bila hal itu terjadi. (d) Masukkan sepenuhnya dipstick (G) sepenuhnya ke dalam pipa pengisian minyak, kemudian cabut kembali. (e) Level minyak pelumas harus berada pada posisi antara tanda H dan L, bila minyak pelumas berada dibawah tanda L, tambahkan minyak pelumas melalui tempat pengisian (F). Gambar 2.13.Level minyak pelumas Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 8

15 (f) Apabila level minyak pelumas berada diatas tanda H, keluarkan kelebihan minyak pelumas melalui katup pengeluaran (drain valve) (P) dan periksa kembali level minyak pelumas (g) Apabila level minyak pelumas telah benar, kuatkan kembali tutup pengisian dengan baik. Perhatian! Bila melakukan pemeriksaan minyak pelumas sehabis operasi, tunggu sedikitnya 15 menit setelah engine mati, baru diperiksa. Bila Motor Grader berada di tanah yang miring, pindahkan ke tempat datar, baru diperiksa. (2) Pemeriksaan pelumas transmisi Periksa level minyak transmisi pada bak transmisi (transmision case) Gambar 2.14.Transmission case check oil level (3) Pemeriksaan Minyak hidrolik Periksa level minyak hidrolik pada tangki hidrolik Gambar 2.15.Hidraulic tank check oil level Modul Ringkas Operator Motor Grader

16 g) Pemeriksaan air pendingin Peringatan! Jangan membuka tutup radiator kecuali sangat diperlukan. Untuk memeriksa air pendingin engine, periksalah tangki cadangan (radiator reserve tank) pada saat engine dingin. a. Periksa permukaan air pendingin pada tangki reservoir. Permukaan air harus berada pada posisi antara tanda FULL dan LOW. Bila permukaannya berada dibawah tanda LOW agar ditambah. Periksa dan harus yakin bahwa air pendingin tidak tercampur oli atau benda asing lainnya. b. Setelah menambah air pendingin, pasang kembali tutup reservoir dengan baik. Gambar Pemeriksaan air pendingin pada tangki Gambar Menutup kembali tangki cadangan radiator c. Apabila air di reservoir kosong, periksa kebocoran dan pastikan bahwa air di radiator masih penuh, kemudian tambahkan air di tangki cadangan. Jangan pernah membuka tutup radiator manakala engine masih panas ( temperatur kerja). Biarkan engine dingin sampai tutup pengisian radiator cukup dingin untuk dipegang dengan tangan. Buka tutup pengisian radiator dengan perlahan untuk membuang tekanan. 2.4 Pengecekan/Pemeriksaan sebelum menstart engine Peringatan! Sebelum menghidupkan engine, bersihkan dengan kain/majun kumpulan debu/kotoran di permukaan batere atau di motor starter dan altenator Tindakan persiapan sebelum menstart engine Gambar 2.25.Tindakan sebelum menstar engine Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 10

17 a. Periksa bahwa tuas pemindah gigi berada di posisi N dan bahwa tuas pengunci terkunci. Bila tuas pemindah gigi tidak berada pada posisi N ketika start engine, maka engine tidak dapat distart/dihidupkan. Gambar Tuas pemindah gigi b. Turunkan pisau dan ripper ke tanah. Periksa bahwa tuas-tuas kendali peralatan kerja berada pada posisi HOLD. Gambar Tuas kendali pada posisi hold c. Masukan kunci kontak ke lubang kunci, putar kunci ke posisi ON dan periksa bahwa semua lampu monitor dan lampu peringatan menyala selama 3 detik dan alarm buzer berbunyi selama 2 detik. Catatan ; Jika suatu lampu tidak menyala, kemungkinan ada kerusakan atau ada yang lepas di monitor, laporkan keatasan. d. Periksa bahwa lampu dari sakelar parkir menyala. Bila tidak menyala, tekan sakelar parkir untuk mengaktifkan/ memasang rem parkir. Bila rem parkir tidak dipasang sebelum menstart engine, engine tidak akan hidup. Gambar Kunci kontak Gambar Lampu parkir e. Tekan tombol klakson untuk mengecek bahwa klakson berfungsi. Modul Ringkas Operator Motor Grader II

18 Gambar Tombol klakson f. Nyalakan lampu-lampu dengan sakelar dan periksa bahwa lampu-lampu menyala. Gambar Lampu-lampu saklar g. Hidupkan wiper dengan sakelar periksa bahwa wiper dan air pembersih bekerja dengan baik. Gambar Wiper dengan saklar Start Peringatan! Periksa bahwa daerah sekitar tidak ada orang ataupun halangan lain, kemudian bunyikan klaksaon dan hidupkan engine. Penting! Jangan menstart engine lebih dari 20 detik secara terus menerus. Jika engine tidak bisa hidup, tunggu minimal 2 menit sebelum mencoba start engine lagi. Gambar Star engine Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 12

19 Setel tuas gas (fuel control lever) pada posisi LOW IDLING. Gambar Tuas gas a. Masukan kunci kontak pada lubang kunci dan putar ke posisi START engine akan hidup. Gambar Kunci kontak b. Bila engine hidup, lepaskan kunci kontak, kunci akan secara otomatis kembali ke posisi ON. 2.5 PROSEDUR MENGHIDUPKAN ENGINE Gambar Kunci kontak kembali secara otomatis Langkah lanjut setelah dilakukan pemeriksaan harian, diantaranya pemeriksaan keliling (walk arround inspection), pemeriksaan bahan bakar, minyak pelumas (termasuk minyak hidrolik) dan air pendingin engine, yang telah dibahas pada BAB 4 Modul Pemeliharaan Harian Motor Grader adalah menghidupkan engine. Untuk menghidupkan engine, dalam hal ini tidaklah cukup sederhana tinggal memutar kunci kontak saja akan tetapi perlu dilakukan terlebih dulu pekerjaan persiapan yang lain yaitu pemeriksaan-pemeriksaan sebelum menstart engine serta perlu diikuti ketentuan-ketentuan yaitu bahwa ketika menstart engine untuk menghidupkannya maka operator harus sudah duduk siap operasi di tempat duduk operator. Akibatnya tempat duduk dan sabuk keselamatan perlu disetel terlebih dahulu sesuai dengan kondisi fisik operator sehingga jangkauan kaki dan tangan operator terhadap alat-alat kendali Motor Grader sudah cukup baik dan pandangan operator terhadap monitor panel dan juga lingkungan kerja terlihat cukup baik pula. Modul Ringkas Operator Motor Grader II

20 Beberapa kegiatan yang harus dilakukan sebelum menghidupkan engine, yang akan dilanjutkan dengan pengoperasian alat, adalah sebagaimana diuraikan dalam nomor-nomor berikut : Penyetelan tempat duduk Peringatan! Setel posisi tempat duduk pada awal setiap shift atau bila ganti operator Setel tempat duduk sehingga operator dapat menginjak pedal rem secara penuh dengan posisi badan bersandar pada sandaran tempat duduk. a. Penyetelan ketinggian tempat duduk (seat height) Untuk menurunkan tempat duduk, putar tuas ke kanan, untuk menaikkan putar tuas ke kiri. Gambar Penyetelan tempat duduk b. Penyetelan maju-mundur Geser/gerakan tuas ke kiri, aturlah tempat duduk sesuai dengan yang diperlukan (maju/mundur) kemudian lepaskan c. Penyetelan sudut sandaran (reclining angle) Tarik tuas ke atas, setel sandaran pada posisi yang diinginkan, kemudian lepaskan Penyetelan posisi roda kemudi dan panel kontrol Peringatan Jangan melakukan penyetelan roda kemudi sambil berjalan/traveling Putar tuas pengungkit (tilt lever) ke kiri untuk melepaskan kunci, kemudian setel roda kemudi dan panel meter (gauge panel) ke posisi yang diinginkan, kemudian kunci kembali pada posisi ini dengan tuas termaksud. Gambar Penyetelan roda kemudi dan panel kontrol Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 14

21 Penyetelan posisi kemudi (steering post), tuas-tuas kedali. Bila pedal pengungkit kemudi (steering post tilt pedal) diinjak/ditekan, kemudi akan dapat bergerak maju-mundur. Aturlah posisinya sesuai dengan ukuran tubuh anda sehingga dengan nyaman mengoperasikan alat kendali. Gambar Penyetelan posisi kemudi Penyetelan kaca spion (mirror) Duduklah di tempat duduk operator dan setel kaca spion sehingga dapat melihat dengan baik daerah disisi dan dibelakang alat. Gambar Penyetelan kaca spion Penyetelan Sabuk Pengaman (Safety Belt) Peringatan! Sebelum memakai sabuk pengaman, periksa braket dan sabuk kemungkinan kondisinya tidak normal. Setel dan kencangkan sabuk keselamatan sebelum mengoperasikan alat Selalu kenakan sabuk keselamatan bila mengoperasikan alat Jangan gunakan sabuk keselamatan dengan sabuk terlipat (twisted) Kencangkan sabuk dan lepaskan sebagai berikut : Pasang sabuk sedemikian rupa sehingga sabuk pas bagi anda tanpa terlalu kencang. - Setel tempat duduk sehingga pedal rem dapat diinjak sepenuhnya dengan punggung operator bersandar pada sandaran. - Duduklah di tempat duduk, pegang gesper (bukle) dengan tangan kiri anda dan masukan lidah ke dalam Gambar Penyetelan gesper. Tarik sabuk untuk sabuk pengaman mengecek bahwa sabuk telah terkunci. Modul Ringkas Operator Motor Grader II

22 - Bila melepas sabuk, angkat ujung tuas gesper untuk melepaskannya. - Pasang sabuk pada badan anda tanpa tekukan/melintir. Setel panjang sabuk pada gesper dan pada lidah sehingga gesper berada di tengah badan anda. Setel panjang sabuk dengan cara berikut : - Untuk memendekkan sabuk, tarik ujung bebas sabuk pada bagian gesper maupun lidah. - Untuk memanjangkan, tarik sabuk sambil memegangnya pada suatu sudut kanan terhadap gesper atau lidah. Gambar Setel panjang /pendek sabuk Gambar 2.24.Tarik sabuk sambil memegang 2.6 Pemeriksaan setelah engine hidup Setelah menghidupkan engine, jangan langsung mulai operasi. Jangan menjalankan engine pada low idling atau High Idling lebih dari 20 menit. Gambar Penyetelan setelah engine hidup Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 16

23 a. Posisikan tuas gas (fuel lever) di tengah antara LOW IDLING dan HIGH IDLING dan jalankan engine pada kecepatan medium selama kurang lebih 5 menit. Ini adalah langkah pemanasan engine (warming up). Gambar Tuas gas Low Idling dan High Idling b. Setelah pemanasan engine (warming up) selesai, periksa bahwa meter-meter dan lampu peringatan bekerja dengan baik. Teruskan jalankan engine dengan beban ringan sampai meter indikator temperatur air pendingin 2 berada pada daerah hijau. Gambar Pemanasan engine c. Periksa bahwa tidak ada kelainan warna gas buang, suara, atau getaran bila ada kelainan laporkan. d. Perhatikan meter tekanan udara dan periksa bahwa tekanan udara naik secara normal. Bila naiknya tekanan lambat atau tidak normal, laporkan ke atasan. Waktu normal untuk naik sampai daerah warna hijau adalah : Engine dengan Low Idling = 3 menit Engine dengan High Idling = 1.5 menit Gambar Meter tekanan udara 2.7 Melakukan pengujian fungsi alat kendali Pengetesan gerakan unit Sebelum melakukan pengoperasian motor grader, maka semua gerakan unit perlu ditest atau dilakukan pengetesan untuk memastikan bahwa unit dapat melakukan semua gerakan yang diperlukan dalam pengoperasian motor grader, termasuk untuk keperluan manouver. Gerakan-gerakan termaksud adalah : Gerakan maju dan mundur dengan berbagai tingkat kecepatan Gerakan membelok ke kiri maupun ke kanan Gerakan artikulasi kiri maupun kanan, posisi artikulasi kiri maupun kanan Modul Ringkas Operator Motor Grader II

24 Gerakan maju naik ataupun turun tanjakan. Gerakan-gerakan unit tersebut merupakan gerakan dasar unit. Dalam melakukan gerakan-gerakan dasar unit tersebut harus mengikuti ketentuan atau sesuai dengan teknik gerakan dasar, yang akan dijelaskan kemudian. Pada pelaksanaan dilapangan, bisa saja dan bisaanya, pengetesan fungsi alat kendali ini dilakukan sekaligus dengan pengetesan gerakan unit dan attachment. Pada pelaksanaan pelatihan, sebaiknya dibedakan : Tuas kendali bahan bakar (fuel control lever dan pedal percepatan) Rubah posisi tuas, misalnya dari low idling ke medium speed, atau injak pedal percepatan (pedal gas) Perubahan posisi tuas dan pedal harus diiringi oleh perubahan putaran engine Bila tidak ada perubahan atau perubahan putaran engine kurang sejalan (kurang proporsional) dengan perubahan tuas, maka dapat diduga bahwa tuas kendali (sistem) bahan bakar ada kelainan. Tuas kendali blade (naik / turun) Gerakkan atau pindahkan posisi tuas (tuas kendali silinder angkat blade, kiri maupun kanan) dari satu posisi ke posisi lain. Perubahan posisi tuas ini harus diikuti oleh perubahan posisi blade, sesuai dengan tuas yang bersangkutan ( blade sisi kiri atau sisi kanan) Pengetesan dilakukan untuk kedua tuas kendali blade, blade sisi kiri maupun sisi kanan, dan harus menghasilkan reaksi yang sama. Semua perubahan atau pemindahan posisi tuas harus diikuti dengan perubahan atau pemindahan posisi blade. Tuas kendali balde (geser kiri atau geser kanan) Gerakkan atau pindahkan posisi tuas (tuas kendali geser samping blade) dari satu posisi ke posisi lain. Perubahan posisi tuas ini harus diikuti oleh perubahan posisi blade, sesuai dengan arah geser tuas ( geser ke kiri atau ke kanan) Pengetesan dilakukan untuk kedua arah geser, ke kiri atau ke kanan dan harus menghasilkan reaksi yang sama. Tuas kendali blade (putar kiri atau putar kanan) Gerakan putar ini akan memberikan posisi blade miring ke depan atau ke belakang, membuat berbagai sudut propolsi. Gerakkan atau pindahkan posisi tuas (tuas kendali putar blade, putar kiri atau putar kanan) dari satu posisi ke posisi lain. Perubahan posisi tuas ini harus diikuti oleh gerakan putar blade atau perubahan posisi blade, sesuai dengan arah geser tuas (putar ke kiri atau ke kanan) Pengetesan dilakukan untuk kedua arah putar, ke kiri atau ke kanan dan harus menghasilkan reaksi yang sama. Tuas kendali balde ( tilt, condong ke depan atau ke belakang) Perubahan posisi blade ini, condong ke depan atau ke belakang, memberikan perubahan pada perubahan besar atau kecil sudut potong blade. Condong ke depan, sudut potong besar, condong ke Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 18

25 belakang, sudut potoing kecil Gerakkan atau pindahkan posisi tuas (tuas kendali power tilt ) dari satu posisi ke posisi lain. Perubahan posisi tuas ini harus diikuti oleh perubahan posisi blade, sesuai dengan arah geser tuas ( Condong, tilt, ke depan atau ke belakang) Pengetesan dilakukan untuk kedua posisi blade, condong ke depan atau ke belakang dan harus menghasilkan reaksi yang sama. Tuas kendali geser draw bar (draw bar side shift control lever) Tuas kendali geser drawbar ini akan memindah posisi draw bar (bergeser ke kiri atau ke kanan.) Gerakkan atau pindahkan posisi tuas (tuas kendali geser drawbar) dari satu posisi ke posisi lain. Perubahan posisi tuas ini harus diikuti oleh perubahan posisi blade, sesuai dengan arah geser tuas ( pindah posisi ke kiri atau ke kanan) Pengetesan dilakukan untuk kedua arah geser, ke kiri atau ke kanan dan harus menghasilkan reaksi yang sama Tuas kendali kemiringan roda depan (tuas kendali leaning) Gerakan tuas ini akan memberikan perubagan kemiringan roda-roda depan, miring ke kiri atau ke kanan. Gerakkan atau pindahkan posisi tuas (tuas kendali leaning) dari satu posisi ke posisi lain. Perubahan posisi tuas ini harus diikuti dengan perubahan kemiringan roda-roda depan ( miring ke kiri atau ke kanan) Pengetesan dilakukan untuk kedua arah kemiringan, ke kiri atau ke kanan dan harus menghasilkan reaksi yang sama. Tuas kendali ripper Serupa dengan tuas kendali blade, setiap perubahan atau pemindahan posisi tuas kendali ripper harus diikuti dengan perubahan atau pemindahan posisi ripper, secara proporsional Roda kemudi (steering wheel) Demikian pula alat kendali ini, bila roda kemudi diputar ke keiri atau ke kanan, maka harus diikuti dengan gerakan roda-roda depan, belok ke kiri atau ke, secara proporsional. Apabila dalam pengetesan alat kendali didapati ada kelainan, misalnya tuas kendali telah digerakkan tetapi tidak ada reaksi dari yang dikendalikan, maka harus segera dilaporkan untuk segera mendapatkan perbaikan. 2.8 Melakukan pemeriksaan selama operasi Pemeriksaan Selama Pengoperasian Pemeliharaan ini bersifat pemantauan oleh operator selama melakukan pengoperasian, dilakukan dari tempat duduk operator atau kabin alat, termasuk ketika alat sedang berhenti sejenak menunggu kesempatan kegiatan operasi. Perhatian! Bekerjanya sistem pada engine, hidrolik, kelistrikan atau komponen lainnya dapat mengalami gangguan selama alat dioperasikan. Modul Ringkas Operator Motor Grader II

26 a. Perhatikan/pantau semua indikator (instrumen) pada panel monitor untuk mendeteksi adanya kelainan (tidak berfungsi dengan baik) secara insidentil b. Perhatikan/pantau gerakan dari attachment, untuk mendeteksi adanya kelainan operasinya atau adanya kerusakan. c. Lakukan tindakan yang diperlukan sesuai dengan prosedur bila terdapat kelainan atau kerusakan. 2.9 Pemeliharaan Setelah Operasi Menghentikan dan Parkir Alat Peringatan! Hindarkan berhenti mendadak Bila menghentikan alat, pilih tempat yang datar dan keras, hindari tempat yang berbahaya. Bila terpaksa harus memarkir Motor Grader di tempat turunan/tanjakan (karena tidak ada tempat yang rata), tempatkan tuas parkir pada posisi LOCK dan ganjal roda ban dengan balok, turunkan blade ke tanah. Bila tuas kendali peralatan kerja tersentuh, peralatan kerja akan bergerak tiba-tiba, ini dapat menimbulkan kecelakaan. Karenanya sebelum meninggalkan tempat duduk, selalu pasang tuas pengaman pada posisi LOCK, sebelum meninggalkan alat dan cabut kunci kontaknya. Bila pedal rem tidak dapat bekerja, dorong sakelar rem parkir untuk menghentikan alat. Gambar Penyetelan parkir alat a. Lepaskan pedal gas (accelator pedal) Gambar Pedal gas Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 20

27 b. Injak pedal rem. Sebelum alat berhenti, injak pedal inching Gambar Pedal rem dan pedal Inching c. Tempatkan tuas pemindah gigi pada posisi N dan pindahkan tuas pengunci ke posisi LOCK. Gambar Tuas pemindah gigi d. Tekan sakelar parkir untuk aktifkan rem parkir. Periksa bahwa lampu di dalam sakelar parkir menyala pada waktu yang bersamaan. Gambar Saklar parkir e. Turunkan blade dan ripper ke tanah dengan tuas kendali Gambar Blade dan Ripper Pemeriksaan setelah parkir a. Periksa meter dan lampu peringatan air pendingin engine, tekanan minyak pelumas engine dan level bahan bakar. b. Khususnya, jika engine terlalu panas (overheated), jangan langsung dimatikan tetapi Modul Ringkas Operator Motor Grader Gambar Pemeriksaan setelah parkir II

28 jalankan engine pada putaran sedang untuk mendinginkan secara bertahap (sedikit demi sedikit), baru matikan engine Matikan Engine Peringatan! Jangan matikan engine secara langsung, cooling down lebih dulu. Khususnya bila engine over heated, biarkan pada putaran rendah untuk mendinginkannya secara bertahap, baru kemudian dima-tikan. Gambar Mematikan engine a. Tempatkan tuas gas (kendali bahan bakar) di posisi LOW IDLING dan jalankan engine pada putaran low idling selama kira-kira 5 menit, untuk pendinginan engine secara bertahap. b. Putar kunci kontak (starting switch) ke posisi OFF dan matikan engine. c. Cabut kunci. Gambar Tusa gas Low Idling Gambar Putar kunci kontak ke posisi OFF Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 22

29 2.9.4 Pemeriksaan setelah engine mati a. Jalanlah mengelilingi alat dan periksa semua peralatan kerja (work equipment/attachment), under carriage, kemungkinan ada yang rusak. Periksa juga kebocoran minyak dan air. b. Isi tangki bahan bakar. c. Periksa ruangan engine dari reruntuhan daun kering dan ranting. Bersihkan reruntuhan daun kering tersebut untuk menghindari bahaya kebakaran. d. Bersihkan lumpur yang menempel di tandem drive / roda-roda dan sekitar blade serta sekitar ripper / scarifiernya. e. Injak pedal rem beberapa kali dan cerat/keluarkan air dari katup pencerat (drain valve)nya sistem rem tersebut Penguncian (Locking) Untuk mencegah tindakan pengrusakan ada kunci-kunci di tempat-tempat berikut : a. Tutup lubang pengisian bahan bakar. b. Tutup samping engine. c. Pintu kabin. d. Tutup lubang pengisian minyak hidrolik e. Tutup lubang pengisian air radiator. f. Lakukan penguncian tempattempat yang ada kuncinya. Gambar Penguncian (Locking) Gambar Penguncian tempat-tempat yang ada kuncinya Modul Ringkas Operator Motor Grader II

30

31 2.10 Tugas Teori dan Praktik Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja dengan menggunakan metode uji yang tepat untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar Tugas Teori/Tertulis Tugas teori/tertulis dapat digunakan oleh penilai untuk mengidentifikasi kesiapan Peserta dalam melaksanakan tugas unjuk kerja. Perintah Tugas Jawablah soal di bawah ini pada lembar jawaban yang telah disediakan; Seluruh buku-buku lembaran-lembaran tulisan disimpan; Bacalah soal dengan teliti sebelum menulis jawaban. a. Tugas Teori 1 Melakukan pemeriksaan keliling (walk arround inpection) Waktu penyelesaian tugas : menit Soal tugas 1) Jawaban singkat (1) Pada pemeriksaan keliling, meter-meter (gauges) dan lampu-lampu pilot harus diperiksa. Sampai sejauh mana pemeriksaan dilakukan? (2) Pada pemeriksaan keliling, kaca spion termasuk yang harus diperiksa. Jelaskan mengenai pemeriksaan kaca spion. (3) Apa maksud dan tujuan pembersihan kaca jendela/kabin? (4) Alat berat yang bekerja di daerah berbahaya, bisaanya dilengkapi dengan ROPS, tidak dengan canopy saja. Apakah ROPS itu? Jelaskan (5) Jelaskan cara memeriksa Blade, ripper atau scarifier dengan teliti untuk kemungkinan aus, kendur ataupun rusak? (6) Jelaskan cara memeriksa Silinder hidrolik dan hose untuk kemungkinan rusak atau bocor, linkage diperiksa kelonggarannya? (7) Jelaskan cara membersihkan daerah disekitar engine dan radiator dari material yang mudah terbakar untuk mencegah bahaya kebakaran? (8) Jelaskan cara memeriksa keadaan lantai tempat parkir dibawah alat dan bagian lain dari alat untuk kemungkinan terjadi kebocoran minyak pelumas, air pendingin, minyak rerm dan bahan bakar? Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 1

32 (9) Jelaskan cara memeriksa ban beserta baut-baut pengikat roda untuk kemungkinan terjadi kerusakan dan/atau ada yang kendor atau lepas? (10) Jelaskan cara memeriksa pegangan (hand rail), pijakan (steps) dan baut-baut pengikatnya untuk kemungkinan rusak atau ada yang kendor? (11) Jelaskan cara memeriksa semua meter (gauges) dan lampu pilot di panel instrumen untuk kemungkinan ada yang rusak atau hilang? (12) Jelaskan cara memeriksa kaca spion dan baut pengikatnya dan dipastikan tidak rusak atau kendur? (13) Jelaskan cara memeriksa Kunci pintu untuk kemungkinan rusak, kaca jendela kabin dibersihkan? (14) Jelaskan cara memeriksa sabuk keselamatan dan klem pengikat dan dipastikan dalam keadaan baik? (15) Jelaskan cara memeriksa canopy beserta baut-baut pengikat dan dipastikan dalam keadaan baik? b. Tugas Teori 2 Melakukan pemeriksaan kondisi alat kendali Waktu penyelesaian tugas : menit Soal tugas 1) Jawaban singkat (1) Jelaskan cara memeriksa dan memastikan bahwa play pedal rem masih dalam batas yang diijinkan? (2) Jelaskan cara memeriksa dan memastikan bahwa play roda kemudi masih dalam batas yang diijinkan? (3) Jelaskan cara memeriksa dan memastikan bahwa play pedal inching dalam batas yang diijinkan? c. Tugas Teori 3 Melakukan pemeriksaan bahan bakar, pelumas, air pendingin dan batere Waktu penyelesaian tugas : menit Soal tugas 1) Jawaban singkat (1) Bahan bakar diesel engine adalah diesel oil atau solar. Dari manakah asal solar/diesel oil itu? (2) Salah satu syarat minyak diesel yang baik adalah. (3) Minyak pelumas otomotive, dibagi dalam 2 kategori, yaitu minyak mineral murni dan minyak yang dicampur dengan additive. Apa yang dimaksud dengan minyak mineral murni? (4) Ada beberapa jenis additives yang ditambahkan pada minyak pelumas, yaitu : (5) Penambahan air batere pada batere (accu) tidak boleh sampai terlalu banyak (penuh). Mengapa demikian?. Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 2

33 (6) Pengisian tangki bahan bakar seyogyanya sampai penuh tetapi tidak terlalu penuh (sampai luber), mengapa demikian? Jelaskan secara singkat. (7) Dengan apa saja pemeriksaan, jumlah bahan bakar di dalam tangki dapat dilakukan? Jelaskan, bagaimana caranya. (8) Apa tujuan dilakukannya penceratan (drain) tangki bahan bakar? (9) Bagaimana caranya memeriksa minyak pelumas ketika alat baru selesai operasi? (10) Jelaskan prosedur pemeriksaan minyak pelumas engine. (11) Bagaimana dapat diketahui bahwa saringan udara (filter) sudah kotor tertutup debu? Ceritakan. (12) Kecukupan air pendingin diperiksa dengan melihat level air pendingin di tangki cadangan (reservoir). Bila ternyata air di dalam tangki tersebut kosong, apa yang perlu dilakukan? d. Tugas Teori 4 Melakukan pemeliharaan sebelum engine dihidupkan Waktu penyelesaian tugas : menit Soal tugas 1) Jawaban singkat (1) Sebelum mengoperasikan motor grader, operator harus memahami dengan baik struktur dan fungsi motor grader. Apa yang dimaksud dengan struktur dan fungsi tersebut? Jelaskan! (2) Roda-roda depan motor grader dapat dimiringkan (lean) baik ke kiri maupun ke kanan. Mengapa demikian? Jelaskan! (3) Salah satu alat kendali motor grader adalah kendali untuk merubah sudut potong blade, yaitu tuas kendali power tilt. Bila tuas tersebut berada pada posisi HOLD, apa yang terjadi pada sudut blade? (4) Untuk tujuan apa kaca spion motor grader disetel? e. Tugas Teori 5 Menghidupkan engine Waktu penyelesaian tugas : menit Soal tugas 1) Jawaban singkat (1) Sebelum menstart engine, beberapa komponen perlu diperiksa untuk mengetahui apakah masih berfungsi, atau sudah berada pada posisinya, diantaranya adalah : (2) Ketika baru menghidupkan engine sebelum bekerja, mengapa harus dilakukan pemanasan (warming up) engine sebelum mulai bekerja? Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 3

34 (3) Setelah pemanasan engine dilakukan, tekanan udara di dalam tangki udara juga perlu diperhatikan. Tekanan udara harus sudah mencapai tekanan kerja (jarum menunjukkan daerah warna hijau). Berapa lama secara normal dapat dicapai tekanan kerjanya? f. Tugas Teori 6 Melaksanakan pemeriksaan setelah engine hidup Waktu penyelesaian tugas : menit Soal tugas 1) Jawaban singkat (1) Jelaskan cara melakukan Pemanasan engine dengan benar? (2) Jelaskan cara mengetahui adanya getaran engine yang tidak normal ketika engine hidup? (3) Jelaskan cara memastikan bahwa tidak ada kebocoran bahan bakar, minyak pelumas dan air pendingin perlu dilakukan pemeriksaan ulang? g. Tugas Teori 7 Melakukan pengujian fungsi alat kendali Waktu penyelesaian tugas : menit Soal tugas 1) Jawaban singkat (1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan Teknik Dasar Pengoperasian Motor Grader? (2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan Teknik Aplikasi Pengoperasian? (3) Jelaskan cara mencoba gerakan unit maju/mundur, membelok ke kiri/kanan, artikulasi, gerakan roda miring ke kiri/kanan secara penuh untuk memastikan manuver alat tidak ada kelainan (4) Jelaskan cara mencoba gerakan blade, ripper/scarifier dan draw bar secara penuh untuk memastikan semua gerakan attachment tidak ada kelainan (5) Jelaskan cara mencoba rem service dan rem parkir untuk memastikan kemampuan pengereman masih baik (6) Jelaskan cara mencoba pemotongan material dengan blade dan pembongkaran material dengan ripper atau scarifier pada beberapa tingkat kedalaman untuk memastikan kemampuan memotong blade dan membongkar ripper/scarifier masih cukup baik h. Tugas Teori 8 Melakukan pemeriksaan selama operasi Waktu penyelesaian tugas : menit Soal tugas 1) Jawaban singkat Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 4

35 (1) Jelaskan cara memantau tampilan semua indikator di panel instrumen selama operasi untuk menditeksi bila ada kelainan? (2) Jelaskan bila sedang melakukan pengoperasian motor grader, kemudian diketahui bahwa lampu monitor tekanan minyak pelumas menyala, yang dilakukan operator adalah? (3) Jelaskan bila sedang melakukan pengoperasian motor grader kemudian diketahui terjadi kebocoran minyak hidrolik/pipa hidrolik (hose) pecah, langkah yang harus dilakukan adalah? i. Tugas Teori 9 Melakukan pemeliharaan setelah pengoperasian Waktu penyelesaian tugas : menit Soal tugas 1) Jawaban singkat (1) Jelaskan cara memarkir alat setelah selesai pengoperasian serta mematikan engine sesuai dengan prosedur? (2) Jelaskan cara membersihkan material yang menempel di roda blade dan ripper/scarifier? (3) Jelaskan cara melakukan pengisian tangki bahan bakar sesuai prosedur? (4) Jelaskan cara memeriksa bahan bakar, minyak pelumas, air pendingin dan minyak rem untuk kemungkinan terjadi kebocoran sewaktu operasi? (5) Jelaskan cara memeriksa engine, transmisi dan attachment kemungkinan terjadi kerusakan sewaktu operasi? j. Lembar Pemeriksaan Kegiatan Tugas Teori Apakah semua tugas teori Pelaksanaan pemeliharaan harian sesuai dengan petunjuk pemeliharaan dilaksanakan dengan benar dalam waktu yang telah ditentukan? YA TIDAK NAMA TANDA TANGAN PESERTA. PENILAI. Catatan Penilai : Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 5

36 3 Tugas Unjuk Kerja Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan bila Anda telah melaksanakan tugas teori dan hasil penilaiannya telah memberikan indikasi bahwa Anda dapat melanjutkan melaksanakan tugas unjuk kerja. a. Ketentuan Umum 1) Standar Kinerja a) Dikerjakan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan dan diselesaikan tepat waktu dengan menyelesaikan seluruh tugastugas yang diberikan. b) Toleransi kesalahan 5% dari hasil yang harus dicapai, dan kesalahan yang terjadi bukan pada kegiatan kritis atau sangat penting. 2) Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu mendapat perhatian dan diterapkan selama pelaksanaan praktek kerja dilakukan, yaitu: a) Memastikan jam pelaksanaan praktek kerja dilakukan secara proporsional dengan jam istirahat agar tidak menimbulkan kelelahan sangat yang dapat mempengaruhi kesehatan dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. b) Terjaganya sikap kerja yang telah ditetapkan dalam melaksanakan kegiatan sehingga dapat terhindar dari kesalahan yang berakibat fatal yang disebabkan ketidakdisiplinan, ketidaktelitian, ketidaktaatan terhadap azas, melanggar prosedur baku yang telah ditetetapkan. c) Penggunaan peralatan untuk praktek harus sesuai dengan pedoman dan petunjuk untuk masing-masing alat yang telah ditetapkan. 3) Langkah kerja a) Laksanakan instruksi kerja secara berurutan dan teratur. b) Tuangkan hasil pelaksanaan instruksi dalam lembar tulisan yang rapi dan tertata dengan baik. c) Dapat menggunakan sumber-sumber atau referensi yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan yang didasarkan pada instruksi tersebut di atas. d) Tuliskan seluruh kegiatan yang dilakukan berdasarkan prosedur yang berlaku dan sebutkan sumber prosedur tersebut. e) Rekapitulasi hasil seluruh kegiatan yang dilakukan dalam suatu bentuk laporan secara berurutan. f) Sampaikan rekapitulasi tersebut kepada instruktur berikut dengan lampiran-lampirannya (catatan-catatan setiap pelaksanaan kegiatan). b. Lembar Kerja Unjuk Kerja untuk Tugas 1 1) Nama Tugas 1 : Melakukan pemeriksaan keliling (walk arround inpection Modul Ringkas Operator Motor Grader II - 6

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 5.

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

MODUL RINGKAS OPERATOR MOTOR GRADER

MODUL RINGKAS OPERATOR MOTOR GRADER MODUL RINGKAS OPERATOR MOTOR GRADER 2015 KATA PENGANTAR Laporan UNDP tentang : Human Development Index (HDI) tertuang dalam Human Development Report, 2004, mencantumkan Indeks Pengembangan SDM Indonesia

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN BACKHOE PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI:

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PENGOPERASIAN NAIK / TURUN BACKHOE LOADER KE / DARI ATAS TRAILER KODE UNIT KOMPETENSI.01

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

Motor gradermotor grader adalah alat yang cocok untuk kpeperluan perataan permukaan,dalam rangka membentuk permukaan secara mekanis.

Motor gradermotor grader adalah alat yang cocok untuk kpeperluan perataan permukaan,dalam rangka membentuk permukaan secara mekanis. Motor gradermotor grader adalah alat yang cocok untuk kpeperluan perataan permukaan,dalam rangka membentuk permukaan secara mekanis.jenis grader dibagi dua yaitu : motor grader dan towed grader [yang perlu

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN LOADER PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI: F45.500.2.2.19.II.02.002.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY

CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN antara lain sebagai berikut : PERAWATAN HARIAN A. SEBELUM PENGOPERASIAN 1. Periksa Level oli hydrolic. 2. Periksa kebocoran. 3. Periksa kekencangan

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

PTM & Alat Berat MOTOR GRADER (CATERPILLAR 140H) Pengajar : Kusumo, DS. Disusun Oleh: NONI ELOKLADESELI Sipil 2 Pagi

PTM & Alat Berat MOTOR GRADER (CATERPILLAR 140H) Pengajar : Kusumo, DS. Disusun Oleh: NONI ELOKLADESELI Sipil 2 Pagi PTM & Alat Berat MOTOR GRADER (CATERPILLAR 140H) Pengajar : Kusumo, DS Disusun Oleh: NONI ELOKLADESELI 1113020012 3 Sipil 2 Pagi PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB V PERSIAPAN MENGHIDUPKAN, MENGHIDUPKAN, MEMATIKAN DAN MENJALANKAN TRAKTOR Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL MODUL PELATIHAN ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL Oleh: Sriyono 132206843 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007 Servis Rutin

Lebih terperinci

mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak

mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak Jenis Kendaraan Kode Kendaraan Bandara Tahun Form Checklist Tahunan untuk Foam Tender a No Pekerjaan Lakukan inspeksi pada fuel filter eksterior untuk mengetahui ada/tidaknya kebocoran yang terjadi pada

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT Oleh FD20ST-3 Ady Prasetya (210345025) Hasan Basri (210345035) Muhamad Maulana (210345039) Apa itu forklift??? Forklift adalah sebuah alat bantu berupa kendaraan

Lebih terperinci

PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER WLO 04 / PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI KATA

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE

PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE WCO 04 = PEDOMAN PEMELIHARAAN PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV

Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV N o Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV Tipe Lubricant Temperatur Kerja dan Spesifikasi Lubricant Di atas 0 C 0 C sampai - 8 C -8 C sampai 0 C Grease, Automotive, dan artilery NLGI

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

Bahan Sistem. Umum. Sistem. 2level

Bahan Sistem. Umum. Sistem. 2level mesin wajar dari tidak 2. Pedoman Pemeliharaan Vehicle Untuk Kendaraan Rapid Intervention terdapat di dalam kendaraan RIV adalah Mesin, Elektronik, Pengereman (Breaking System), Kemudi (Steering System),

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

Bab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF

Bab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF Bab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF Kompetensi dasar : Menggunakan berbagai jacking, blocking dan lifting Indikator : 1. Menggunakan berbagai jacking, blocking dan lifting

Lebih terperinci

I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI

I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI 1 I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI Beberapa kiat pengoperasian mesin perontok padi yang akan diuraikan dibawah ini dimaksudkan untuk tujuan dari hasil perancangan mesin perontok tersebut.

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK. dilakukan setiap 1000 km (1 bulan), 5000 km (3 bulan), km (6 bulan),

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK. dilakukan setiap 1000 km (1 bulan), 5000 km (3 bulan), km (6 bulan), BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK A. Umum Service berkala adalah perawatan kendaraan yang terdiri dari pemeriksaan, penyetelan, dan penggantian suku cadang sesuai kebutuhan yang dilakukan setiap 1000 km (1 bulan),

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 6 BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 TUJUAN Tugas kerja praktek ini bertujuan menyelesaikan studi kasus mengenai aspek teknik mesin atau laporan suatu kegiatan atau proses yang berlangsung di perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling Gambar 4.1 Diagram Proses Perawatan dan Perbaikan Kopling 29

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION Tes Jalan Berfungsi untuk memeriksa tingkat kecepatan yang digunakan pada posisi L, 2 atau D saat sistem pengontrolan perpindahkan gigi tidak berfungsi. Lakukan tes

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. Pendahuluan Operasi sepeda motor yang tanpa kerusakan dan aman, dan juga umur yang panjang adalah idaman dari setiap pemilik sepeda

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Bacalah buku petunjuk sebelum anda menggunakan mesin penyiang bermotor (power weeder) BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian nspeksi Interval Sistem 2level.3 dilakukan yang J3 pemeliharaan Pekerjaan 635 d CO CO diatur sudah stop screw tepat yang steering Inspeksi gears mengetahui untuk oli ada/tidaknya tie dan link drag Inspeksi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci

Berlatih Pengoperasian Forklift Oleh Operator

Berlatih Pengoperasian Forklift Oleh Operator Berlatih Pengoperasian Forklift Oleh Operator Mengoperasikan Forklift Sumber : http://bebibluu.blogspot.com/2012/08/berlatih-pengoperasian-forklift-oleh.html Menggunakan alat berat seperti forklift perlu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Percobaan yang dilakukan adalah percobaan dengan kondisi bukan gas penuh dan pengeraman dilakukan bertahap sehingga menyebabkan putaran mesin menjadi berkurang, sehingga nilai

Lebih terperinci

Kepala Unit PKP-PK (NIP)

Kepala Unit PKP-PK (NIP) Shift Disiapkan Oleh, 2 Shift Disiapkan Oleh, 3 Jenis Kelidaraan Kode Kendaraan Bandara Minggu Ke Form Checklist Mingguan untuk Foam Tender $. No Elektrik Pekerjaan Periksa kondisi kabel dan koneksinya

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

15. Teknik Pengoperasian Kendaraan Rapid Intervention Vehicle Type IV / Rescue Tender

15. Teknik Pengoperasian Kendaraan Rapid Intervention Vehicle Type IV / Rescue Tender 15. Teknik Pengoperasian Kendaraan Rapid Intervention Vehicle Type IV / Rescue Tender Modul Diklat Basic PKP-PK 15.1 Prosedur pengoperasian Rapid Intervention Vehicle Type IV 15.1.1 Sebelum mesin kendaraan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA PRESS RELEASE TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA 10 August 2011 Image not found or type unknown JAKARTA - Hari Raya Lebaran kian dekat dan para pemudik pun siap-siap mudik untuk merayakannya bersama keluarga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut : BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pengertian Perawatan Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut : Menurut Drs. Sudjoko dalam bukunya yang berjudul adminitrasi materil, pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN Mulai perawatan Pemeriksaan dan penyetelan pada mesin oil sealed rotary vacuum pump model P450 Membongkar dan memperbaiki komponen tersebut

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 - BUKU PETUNJUK UNTUK TIPE: SP 127, SP 129A, SP 130A, SWP 100, SWP 250A, DWP 255A,DWP DWP 375A DWP 505A, DPC 260A - 1 - Pembukaan Sebelum menyalakan pompa harap membaca buku petunjuk ini terlebih dahulu

Lebih terperinci

SKKNI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

SKKNI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SKKNI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA Nomor Regristrasi : OPERATOR MOTOR GRADER PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Tahun 006 KATA PENGANTAR Dalam rangka penyiapan tenaga profesional

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN KOMPONEN MESIN XENIA DI KM

BAB III PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN KOMPONEN MESIN XENIA DI KM BAB III PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN KOMPONEN MESIN XENIA DI 10.000 KM DAIHATSU 3.1 Pengertian perawatan mesin Perawatan mesin adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menjaga, memelihara, mempertahankan dan

Lebih terperinci

MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA

MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA TAHUN 2009 PEMERINTAH MEMPREDIKSI ADA SEKITAR 16,25 JUTA PEMUDIK ATAU NAIK 15% DIBANDINGKAN 2008 SEBANYAK 15,3

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES DAN PELAKSANAAN Mulai Studi Pustaka Tinjauan Lapangan Pengumpulan Data dan Bimbingan Penjelasan tentang pengoperasi an system Kesimpulan dan Saran Gambar

Lebih terperinci

Mesin Pemanen Jagung Tipe mower

Mesin Pemanen Jagung Tipe mower PEDOMAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN Mesin Pemanen Jagung Tipe mower BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2007 I. PEDOMAN PENGGUNAAN MESIN PEMANEN TIPE MOWER 1 Mesin pemanen jagung tipe mower ini

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

Prosedur Pengetesan Injektor

Prosedur Pengetesan Injektor Prosedur Servis, Pengetesan dan Perbaikan Injektor Diesel Menentukan Kerusakan Injektor Sesuai penjelasan dalam buku yang ditulis oleh May and Crouse, sebuah kesalahan pada injektor akan dapat di identifikasikan

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dump Truck 2.1.1 Pengertian Dump Truck BAB II LANDASAN TEORI Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m).

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN SMK... Mata Pelajaran : Motor otomotif Kelas/Semester : XI/2 Pertemuan Ke- : 1,2,3,4,5,6,7,8. Alokasi Waktu : 32 x 45 menit Standar Kompetensi : Perbaikan

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien

Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien BERKENDARA YANG BAIK Sustainability Engineering Design Biogas Power Compressed Renewable Methane Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien 1. Pengecekan Bagian Luar Mobil Sebelum menggunakan mobil

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 4.1. Pemeriksaan dan Uji Performa Komponen Setiap kendaraan yang akan dilakukan perbaikan tentunya memiliki beberapa masalah pada komponen yang terdapat pada

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN LOADER PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI: F45.500.2.2.19.II.02.002.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT IDENTIFIKASI KOMPONEN SISTEM HIDROLIK ALAT BERAT KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

PROSES MAINTENANCE 500 JAM KERJA TERHADAP UNIT HYDRAULIC EXCAVATOR PC 200-8M0 Di PT. United Tractors Tbk.

PROSES MAINTENANCE 500 JAM KERJA TERHADAP UNIT HYDRAULIC EXCAVATOR PC 200-8M0 Di PT. United Tractors Tbk. PROSES MAINTENANCE 500 JAM KERJA TERHADAP UNIT HYDRAULIC EXCAVATOR PC 200-8M0 Di PT. United Tractors Tbk. Nama : Muhammad Farhan NPM : 24411824 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST., MT.

Lebih terperinci

Petunjuk Penggunaan KEAMANAN SPESIFIKASI. EU65is JANGAN GUNAKAN DI DALAM RUMAH JANGAN GUNAKAN DALAM KEADAAN BASAH JANGAN HUBUNGKAN KE METERAN RUMAH

Petunjuk Penggunaan KEAMANAN SPESIFIKASI. EU65is JANGAN GUNAKAN DI DALAM RUMAH JANGAN GUNAKAN DALAM KEADAAN BASAH JANGAN HUBUNGKAN KE METERAN RUMAH KEAMANAN JANGAN GUNAKAN DI DALAM RUMAH JANGAN GUNAKAN DALAM KEADAAN BASAH JANGAN HUBUNGKAN KE METERAN RUMAH Petunjuk Penggunaan 4MZ25601 00x4M-Z25-6000 SPESIFIKASI Di cetak di Indonesia JAUHKAN DARI BARANG

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN Sailon Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp: 0711-353414, Fax: 0711-453211

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC) Klasifikasi : Pelaksanaan Sub Bidang Pekerjaan Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat II

Lebih terperinci

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI LABORATORIUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 TATA TERTIB PRAKTIKUM

Lebih terperinci

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan pengolahan

Lebih terperinci

BAB IV PENGENALAN BALL MILL

BAB IV PENGENALAN BALL MILL BAB IV PENGENALAN BALL MILL 4.1 DESKRIPSI BALL MILL Ball Mill adalah alat penting untuk grinding setelah bahan dilumatkan. Mesin penggiling ini adalah alat yang efisien untuk grinding berbagai bahan menjadi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 LOKOMOTIF Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin untuk menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian

Lebih terperinci

MERAWAT UNIT/ MACHINE HARIAN

MERAWAT UNIT/ MACHINE HARIAN KODE MODUL ABMR 021.01-1.A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ALAT BERAT MERAWAT UNIT/ MACHINE HARIAN BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. Gambar 1. Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair maupun gas. Bahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Pada gambar 4.1 menggambarkan sebuah langkah dari proses pelayanan perawatan kendaraan yang dilakukan oleh menejemen Astrido Daihatsu Kebon Jeruk agar

Lebih terperinci

MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN OTO.KR

MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN PISAU POTONG MESIN GAP SHEAR DI PT. INKA NAMA : M. RIMANU NRP :

ANALISA KERUSAKAN PISAU POTONG MESIN GAP SHEAR DI PT. INKA NAMA : M. RIMANU NRP : FIELD PROJECT 2011 ANALISA KERUSAKAN PISAU POTONG MESIN GAP SHEAR DI PT. INKA NAMA : M. RIMANU NRP : 6308030008 LATAR BELAKANG Mesin Gap Shear merupakan suatu mesin potong yang menggunakan sistem hidrolik

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN TRANSPLANTER JAJAR LEGOWO 2:1

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN TRANSPLANTER JAJAR LEGOWO 2:1 BUKU PANDUAN PENGGUNAAN TRANSPLANTER JAJAR LEGOWO 2:1 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Buku panduan ini memberikan penjelasan

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

JE65 PERLINDUNGAN PENTING. Alat Pengambilan Sari / Ekstraktor Jus 2 Kecepatan

JE65 PERLINDUNGAN PENTING. Alat Pengambilan Sari / Ekstraktor Jus 2 Kecepatan Alat Pengambilan Sari / Ekstraktor Jus 2 Kecepatan PERLINDUNGAN PENTING Saat menggunakan peralatan elektronik, untuk mengurangi resiko kebakaran, sengatan listrik, dan/atau cedera ke seseorang, tindakan

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Lingkup kerja praktek di PT.Kereta Api Indonesia (Persero) perawatan secara berkala lokomotif di dipo Tanah

Lebih terperinci

Oleh Team RB BPT MEKANISASI PERTANIAN JAWA BARAT DINAS PERTANIAN JAWA BARAT

Oleh Team RB BPT MEKANISASI PERTANIAN JAWA BARAT DINAS PERTANIAN JAWA BARAT Oleh Team RB BPT MEKANISASI PERTANIAN JAWA BARAT DINAS PERTANIAN JAWA BARAT Dimulai tahun 1800 >>Motor Tenaga Uap Tahun 1900>> Traktor dengan Tenaga uap Pada tahun 1898 Rudolf Diesel (Jerman) Seorang Insyiniur

Lebih terperinci