PTM & Alat Berat MOTOR GRADER (CATERPILLAR 140H) Pengajar : Kusumo, DS. Disusun Oleh: NONI ELOKLADESELI Sipil 2 Pagi
|
|
- Harjanti Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PTM & Alat Berat MOTOR GRADER (CATERPILLAR 140H) Pengajar : Kusumo, DS Disusun Oleh: NONI ELOKLADESELI Sipil 2 Pagi PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2016 KATA PENGANTAR
2 Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah PTM dan Alat Berat ini dengan baik dan tepat waktu. Pembuatan makalah ilmiah ini adalah sebagai hasil penelitian mahasiswa terhadap penggunaan alat berat di pekerjaan konstruksi sipil yang ada di lapangan, khususnya penggunaan alat berat Motor Grader. Selain itu, pembuatan makalah ilmiah ini bertujuan agar dapat memberikan manfaat yang besar bagi penulis untuk mempelajari kegunaan dan produktivitas alat berat dalam suatu pekerjaan. Penulis berharap pemahaman terhadap materi alat berat semakin besar karena telah membandingkan sebuah alat berat berdasarkan teori yang sudah dipelajari di dunia perkuliahan dengan yang ada di dunia kerja. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ilmiah ini terutama kepada Bapak Kusumo Drajat S, Ir. Msi. selaku dosen pengajar sekaligus pembimbing penulis. Penulis menyadari bahwa makalah ilmiah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan serta ketidaksempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar lebih baik di kemudian hari. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk semua rekan mahasiswa umumnya, dan penulis khususnya. Depok, Mei 2016 Penulis
3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi konstruksi terus mengalami peningkatan sehingga mendorong efisiensi kerja. Salah satunya adalah bidang pekerjaan jalan dan jembatan yang terus melahirkan beragam inovasi alat dan metode kerja. Pengetahuan dasar tentang manajemen alat berat pada pekerjaan tersebut telah diberikan di Semester VI pada program studi Teknik Konstruksi Sipil Politeknik Negeri Jakarta. Pada saat ini alat-alat berat semakin dibutuhkan untuk membantu mempercepat penyelesaian pengerjaan pada bidang sipil, seperti pembuatan konstruksi gedung, jalan, jembatan, pemindahan material dan lain-lain. Alat-alat mempunyai faktor efektivitas dan efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan secara manual. Melalui makalah ini penulis akan mencoba untuk menyampaikan teori yang sudah didapat pada perkuliahan khususnya mata kuliah alat berat dengan menambahkan teori dari sumber lain sehingga para pembaca dapat lebih mengetahui gambaran secara umum tentang alat Motor Grader ini. 1.2 Batasan Masalah Makalah ini dibatasi hanya pada spesifikasi alat Motor Grader sesuai dengan definisi yang dipelajari dalam kuliah alat berat, metode kerja, K3, analisis produktivitas dan biaya yang telah dipelajari selama kuliah Alat Berat. Data tentang metode kerja, analisis produktivitas & biaya hanya diperoleh melalui pencarian di internet dan materi kuliah yang sangat terbatas serta tidak didukung oleh data resmi dari vendor alat tersebut. 1.3 Tujuan Secara umum tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Alat Berat yang diberikan oleh pengajar pada semester VI. Secara khusus tujuan makalah ini sebagai berikut : a. Untuk mempelajari spesifikasi alat dan K3 dalam operasional Motor Grader dalam pekerjaannya. b. Untuk mempelajari produktivitas dan biaya pengunaan Motor Grader dalam pekerjaannya.
4 c. Untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang metode kerja dalam suatu pekerjaan konstruksi. BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian Motor Grader dan Kegunaannya Motor grader adalah bagian atau jenis alat berat yang memiliki perlengkapan yang sangat baik terutama dalam hal fleksibelitasnya dalam bekerja dibandingkan dengan bulldozer. Alat ini memiliki banyak kelebihan, terutama posisi blade yang berada dibagian bawah dari alat, yang dapat diubah posisinya baik secara horizontal maupun secara vertikal. Dalam pengoperasiannya, Motor Grader menggunakan blade yang disebut moldboard yang dapat digerakkan sesuai kebutuhan bentuk permukaan. Gerakan yang dilakukan oleh blade pada Motor Grader sama dengan blade pada Dozer yakni tilt, pitch, dan angle dengan fleksibilitas yang lebih besar. Panjang blade biasanya berkisar
5 antara 3 5 meter. Selain itu juga bagian depan Motor Grader dapat bergerak fleksibel sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Gerakan-gerakan bagian depan ini diantaranya adalah: 1. Straight mode Straight mode disebut juga gerak lurus, memungkinkan Motor Grader untuk melakukan pekerjaan normal. 2. Articulated mode Articulated mode memungkinkan bagian depan Grader untuk berputar pada radius kecil. 3. Crab mode Crab mode memudahkan bagian depan Grader untuk melakukan pemotongan slope pada kanal atau saluran irigasi walaupun bagian belakang grader tetap berada pada permukaan datar. Alat ini dapat digunakan untuk berbagai pekerjaan yang antara lain terdiri dari pekerjaan: 1. Grading (perataan permukaan tanah) 2. Shaping (pemotongan untuk mendapatkan bentuk/profil tanah) 3. Bank shoping (pemotongan dalam pembuatan talud) 4. Scarifiying (penggarukan untuk pembuatan saluran) 5. Ditching (pemotongan untuk pembuatan saluran) 6. Mixing and Spreading (mencampur dan menghampar material di lapangan) Dalam pembuatan jalan raya, Motor Grader selain dapat membentuk permukaan jalan dapat pula membentuk bahu jalan dan sekaligus saluran drainase tepi sepanjang jalan dalam bentuk V atau bentuk lainnya. Juga mencampur material dan menghampar gundukan tanah yang baru diletakkan. Selain itu motor grader dapat berfungsi meratakan tanah dalam skala luas seperti landasan lapangan terbang, perataan ini tidak saja pada permukaan yang se-level melainkan juga pada permukaan yang tidak sebidang. Selain pekerjaan tersebut, motor grader dapat pula difungsikan untuk pekerjaan bervariasi lainnya dengan cara memberi peralatan tambahan, seperti: 1. Special short blade (blade pendek), berfungsi untuk menggali saluran dangkal yang berbentuk persegi empat dengan ukuran tertentu, selain itu alat tambahan ini dapat berfungsi membuat tambahan lebar perkerasan pada jalan yang telah ada. 2. Elevating conveyor, perlengkapan ini berfungsi untuk menyalurkan material lepas yang melewati blade, kemudian mengangkatnya dan dibuang ke samping. 2.2 Bagian-Bagian Motor Grader Bagian-bagian utama motor grader terdiri dari dari beberapa komponen, yang secara garis besar diuraikan sebagai berikut : 1. Blade lift cylinder 2. Drawbar lift cylinder 3. Cab 4. Ripper 5. Rear wheel
6 6. Articulate cylinder 7. Blade / moldboard 8. Front wheel 9. Head lamp Dalam pengoperasiannya Motor Grader dilengkapi juga dengan peralatan tambahan (additional part) agar dapat bekerja serbaguna, antara lain: 1. Scarifier teeth (ripper dalam bentuk kecil sebagai penggaruk) alat ini dipasang di depan blade dan dapat dikendalikan secara tersendiri. 2. Pavement widener (alat untuk mengatur penghamparan) 3. Elevating grader unit (alat pengatur grading)
7 BAB III SPESIFIKASI ALAT DAN METODE KERJA MOTOR GRADER 3.1 Spesifikasi Alat (TERLAMPIR) 3.2 Metode Kerja Sesuai dengan fungsinya, grader digunakan untuk meratakan permukaan, maka grader dijalankan dengan kecepatan rendah yaitu sekitar 2800 rpm. Operator grader di ruang kontrol mengontrol proses kerja grader dengan menyesuaikan kondisi lapangan. Grader bekerja untuk meratakan jalan dan bahkan kerap kali maju dan mundur berkali-kali, dengan daya yang rendah. Grader melakukan pendorongan untuk meratakan bidang dengan menggunakan pisau yang tajam dan besar. Pada waktu grader maju maka pisau itu akan diturunkan. Dan ketika grader mundur untuk mengulang kembali pemerataan maka pisau itu akan terangkat, dan seterusnya.
8 Gambar 3.2 Metode Kerja Motor Grader 3.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah merupakan segala sarana dan upaya untuk mencegah terjadinya suatu kecelakaan kerja (Silalahi, 1995). Dalam hal ini keselamatan yang dimaksud berkaitan erat dengan mesin, alat kerja dalam proses landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan yang aman bagi kelangsungan kerja. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja didalam melaksanakan tugasnya, melindungi keselamatan setiap orang yang berada di lokasi tempat kerja dan melindungi peralatan serta sumber produksi agar selalu dapat digunakan secara efisien. Pengoperasian motor grader harus disertai dengan pemeriksaan rutin khususnya sebelum alat ingin digunakan untuk suatu pekerjaan agar terhindar dari kecelakaan kerja baik ringan ataupun berat. Beberapa upaya pemeriksaan yang harus dilihat pada motor grader antara lain :
9 1. Periksa peralatan kerja (work equipment), silinder, sambungan (linkage) dan pipapipa karet (hoses) untuk kemungkinan terjadi retak, longgar/aus. 2. Bersihkan kotoran dan debu di sekitar engine, baterai, dan radio. Periksa dan bersihkan juga bahan (material) yang mudah terbakar (daun kering, rerumputan, ranting, dan sebagainya). 3. Periksa kebocoran air dan minyak disekitar engine, kebocoran air dari sistem pendingin. 4. Periksa kebocoran minyak dari kotak transmisi (transmission case), kotak penggerak akhir (final drive case), circle reserve gear, tangki hidrolik, pipa-pipa (hose) dan sambungan-sambungan (joints). 5. Periksa kebocoran udara atau minyak dari sistem rem (brake line). 6. Periksa keausan atau kerusakan ban, baut-baut kendor. 7. Periksa tempat pegangan (hand rails) untuk kemungkinan ada kerusakan atau baut yang kendor. 8. Periksa kemungkinan ada kerusakan pada meter-meter (gauges), lampu-lampu pada instrumen panel, baut-baut yang kendor. 9. Periksa kerusakan kaca spion, reflektor, baut-baut pengikat yang kendor. 10. Periksa bahwa tidak ada kerusakan pada kunci pintu kabin 11. Bersihkan jendela kabin. 12. Periksa sabuk keselamatan dan klem pemasangnya. Penyebab utama kecelakaan kerja pada motor grader adalah : 1. Kurangnya pengetahuan operator atau operator tidak pernah mengikuti training tentang motor grader. 2. Kurangnya pengalaman atau operator tidak perhatian pada pekerjaan yang ditanganinya. 3. Salah penggunaan bagian alat motor grader. 4. Kesalahan fungsi mekanikal karena kurangnya perawatan dan kerusakan kontruksi. Beberapa peraturan keselamatan kerja pada alat berat motor grader sebagai berikut : 1. Motor grader hanya dikendarai oleh operator yang sudah kompeten dan sudah ditraining. 2. Operator harus mempunyai fisik dan mental yang sehat. 3. Operator harus mempunyai penglihatan yang baik dan tidak buta warna. 4. Operator harus mempunyai perhitungan yang baik. 5. Hanya orang yang ditunjuk dan diberi tanggungjawab saja serta telah mendapatkan training dan sertifikasi yang boleh mengendarai motor grader. 6. Sebelum mengendarai, periksa kondisi motor grader. 7. Segera laporkan jika ada kerusakan pada motor grader kepada penanggungjawab alat berat yang terdapat pada proyek. 8. Perhatikan barang yang bisa merugikan.
10 9. Lakukan pengamatan pada daerah sekitar yang akan dilalui sebelum menjalankan motor grader. 10. Selalu tetap kontrol pada motor grader anda setiap saat pada saat menjalankan motor grader. 11. Pastikan rem motor grader berfungsi dengan baik. 12. Matikan mesin pada saat mengisi bahan bakar dan dilarang merokok. BAB IV ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN BIAYA MOTOR GRADER 4.1 Produktivitas Motor Grader Produktivitas motor grader dihitung berdasarkan jarak tempuh alat per jam pada proyek jalan, sedangkan pada proyek-proyek lainnya perhitungan produktivitas motor grader adalah luas area per jam. Ketentuan ini dikarenakan dalam bekerjanya motor grader, volume tanah yang dipindahkan sangat bervariasi, dengan demikian yang dipentingkan adalah jumlah pass (lintasan) grader dalam melakukan perataan tanah. Ketelitian dan kerapihan pekerjaan merupakan tolak ukur dari hasil kerja motor grader, sehingga dalam penggunaannya dituntut operator yang bekerja dengan cermat, jadi pengalaman operator grader sangat menentukan keberhasilan pekerjaan. Tabel Panjang Efektif Blade Panjang Blade (m) Panjang Efektif Blade Sudut Blade 60 o Sudut Blade 45 o 2,20 1,90 1,60 2,50 2,20 1,80 2,80 2,40 2,00 3,05 2,60 2,20 3,10 2,70 2,20 3,40 2,90 2,40 3,70 3,20 2,60
11 4,00 3,50 2,80 4,30 3,70 3,00 4,90 4,20 3,50 Tabel Efisiensi Kerja Motor Grader Kondisi Operasi Efisiensi Kerja Baik 0,80 Rata-rata 0,70 Agak Jelek 0,60 Jelek 0,50 Tabel Kecepatan Kerja Motor Grader Jenis Pekerjaan Kecepatan Kerja (km/jam) Road Repair 2 6 Trenching 1,6 4 Bank Finishing 1,6 2,6 Snow Removal 7 25 Field Grading 1,6 4 Levelling Produksi Motor Grader Q=Q '.E Q ' 60. V ( Lo) = N E=e1.e 2.e3.e 4 Dimana : Q = Produksi Nyata (m 2 /jam) Q = Produksi Maksimum (m 2 /jam) E = Efisiensi Kerja V = Kecepatan Maju (m/menit)
12 Le Lo = Panjang Blade Efektif (m) = Panjang Overlap (25 30 cm) N = Berapa kali motor grader harus melakukan gerakan bolak balik pada suatu tempat sebelum hasil yang diinginkan tercapai 4.3 Contoh Permasalahan Diketahui suatu proyek jalan arteri dengan panjang 4 km dan lebar 17 m. Diperlukan alat untuk pekerjaan pembentukan penampang dan perataan jalan setelah lapis subgrade dipadatkan. Metode kerja menggunakan MOTOR GRADER dengan metode seperti gambar: Untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, dibutuhkan kecepatan rata-rata (V rata-rata ) = 3 km/jam, banyak lintasan = 4, panjang blade alat = 3,2 m dengan sudut 60 o. Pertanyaannya adalah: 1. Hitung produksi alat (Q) dalam 1 jam! 2. Hitung durasi kerja alat dengan menggunakan 1 unit motor grader! 3. Hitung biaya aktual (real cost) dengan biaya sewa alat 1,2 juta per jam! 4. Tentukan Harga Satuan Pekerjaan (HSP) dan harga penawaran, apabila profit = 15% dan pajak = 15%! 5. Tentukan jadwal pelaksanaan pekerjaan!
13 Penyelesaian: Diketahui: V rata-rata = 3 km/jam = 50 m/jam Settingan sudut = 60 o Panjang jalan = 4 km = 4000 m Total lebar jalan = 17 m L = 3,2 m Le = sin 60 o. L = sin 60 o. 3,2 m L L Le = 2,77 m ɑα Lo = 0,25 m Jumlah lajur yang dilintasi = 1/2 total lebar jalan / (Le Lo) = 8,5 / (2,77 0,25) = 3,37 lajur = 4 lajur N = Jumlah lajur. Jumlah lintasan = 4. 2 = 8 kali Lo baru = Le (1/2 total lebar jalan / Jumlah lajur yang dilintasi) = 2,77 (8,5 / 4) = 0,65 m Lo yang digunakan dalam perhitungan 1. Produksi alat (Q) dalam 1 jam Produksi Nyata Q=Q '.E Produksi Maksimum Q ' 60. V ( Lo) = N Q ' = 60.50(2,77 0,65) 32 N = 8. 4 bentang Q ' =199,22 m² / jam Efisiensi E=e1.e 2.e3.e 4
14 E=0, ,75 E=0,63 Maka, Produksi alat (Q) dalam 1 jam adalah: Q=Q '.E Q=199,22. 0,63 Q=125,51 m² / jam 2. Durasi kerja alat dengan menggunakan 1 unit motor grader Luas pekerjaan Durasi pekerjaan = Panjang jalan. Total lebar jalan = = m 2 = Luas pekerjaan / Produktivitas = / 125,51 = 541,80 jam = 77,4 hari = 78 hari 3. Harga Satuan Pekerjaan (HSP) BP & O = Rp ,- /jam Biaya pekerjaan = BP & O. Durasi pekerjaan = Rp ,-. 78 hari = Rp ,- Profit perusahaan = 15%. Biaya pekerjaan = 15%. Rp ,- = Rp ,- Real cost = Biaya pekerjaan + Profit perusahaan = Rp ,- + Rp ,- = Rp ,- Maka Harga Satuan Pekerjaan (HSP) = Total biaya / Luas pekerjaan = Rp ,- / m 2 = Rp ,- /m 2 4. Harga Penawaran Total biaya pekerjaan = Rp ,- Pajak 15% = Rp ,- Harga Penawaran = Total biaya pekerjaan + Pajak 15% = Rp ,- + Rp ,- = Rp ,-
15 No 5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 1 Persiapan 2 Galian 3 Timbunan 4 Pemadatan 5 Pembentuka n Penampang Jadwal (Minggu) Keterangan: 1 minggu = 6 hari Pekerjaan galian dengan timbunan terdapat slack start to start 1 hari Pekerjaan pemadatan dengan timbunan terdapat slack start to start 4 minggu Pekerjaan pemadatan dengan pembentukan penampang terdapat slack start to start 4 minggu DAFTAR PUSTAKA Kholil, Ahmad (2012), Alat Berat, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya Offset. Fatena Rostiyanti, Susi (2008), Jakarta, Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, Bineka Cipta. Specification Motor Grader Caterpillar 140H,
16
A Tower Grader. b. Motor Grader Gambar: Jenis Grader
A Tower Grader b. Motor Grader Gambar: 3.10. Jenis Grader Jenis Motor Grader dapat dibedakan menjadi tiga yaitu Straight Motor Grader, Articulated Motor Grader, dan Crab Type Motor Grader. (Gambar: 3.11)
Lebih terperinci2. Motor grader juga dapat digunakan untuk pemeliharaan jalan proyek. Pavement widener (untuk mengatur penghamparan)
Motor grader adalah alat berat dengan penggerak roda ban yang menggunakan blade untuk meratakan permukaan lahan dan membentuk badan jalan (levelling dan grading). Fungsi motor grader adalah sebagai berikut
Lebih terperinciGambar 2.1 motor grader Sumber : http//visionlink-blog.blogspot.com
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Motor Grader Motor grader adalah sebuah mesin sortir, dan juga biasanya dikenal sebagai mesin dengan mata pisau, adalah suatu sarana (angkut) rancang-bangun
Lebih terperinciGambar 2.1 Motor Grader Sumber : http//visionlink-blog.blogspot.com
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Motor Grader Motor grader adalah sebuah mesin sortir, dan juga biasanya dikenal sebagai mesin dengan mata pisau, adalah suatu sarana (angkut) rancang-bangun
Lebih terperinciMetode Pelaksanaan dan Alat Berat
MODUL PERKULIAHAN Metode Pelaksanaan dan Alat Berat Pengertian tentang kapasitas produksi Dozer shovel/wheel loader dan Motor grader. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik
Lebih terperinciMotor gradermotor grader adalah alat yang cocok untuk kpeperluan perataan permukaan,dalam rangka membentuk permukaan secara mekanis.
Motor gradermotor grader adalah alat yang cocok untuk kpeperluan perataan permukaan,dalam rangka membentuk permukaan secara mekanis.jenis grader dibagi dua yaitu : motor grader dan towed grader [yang perlu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
161 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Berdasarkan keseluruhan hasil perencanaan yang telah dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik
Lebih terperinciTINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA
TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA Taufik Dwi Laksono, Dosen Teknik Sipil Universitas Wijayakusuma Purwokerto Dwi Sri Wiyanti, Dosen Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciRINTA ANGGRAINI
TUGAS AKHIR OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN RELOKASI JALAN ARTERI RAYA PORONG (PAKET 4) KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR RINTA ANGGRAINI 3 040 67 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPERHITUNGAN ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN LPB PADA PENINGKATAN JALAN CILIK RIWUT DI KECAMATAN MURUNG KALIMANTAN TENGAH
Perhitungan Alat berat untuk Pekerjaan LPB pada Peningkatan Jalan (Rezky Anisari ) PERHITUNGAN ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN LPB PADA PENINGKATAN JALAN CILIK RIWUT DI KECAMATAN MURUNG KALIMANTAN TENGAH Rezky
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki.(www.thefreedictionary.com/underpass;
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Underpass Underpass adalah tembusan di bawah sesuatu terutama bagian dari jalan atau jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki.(www.thefreedictionary.com/underpass; 2014). Beberapa
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN
PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 05 UPR. 05.1 PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN & TENAGA AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP
DIKTAT KULIAH PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN IV & V GRADER & COMPACTOR OLEH FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP. 19690626 199503 2 002 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinci1. EMISI GAS BUANG EURO2
1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output
Lebih terperinciLOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)
LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) q 60 E Q q = q 1. k dimana, q 1 = kapasitas munjung k = factor bucket Waktu siklus a)
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI:.01
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PERSIAPAN PEKERJAAN PERKERASAN JALAN
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PERSIAPAN PEKERJAAN PERKERASAN JALAN NO. KODE : -P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN I. RUANG LINGKUP PEKERJAAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES Pekerjaan Pembangunan Jembatan ini terdiri dari beberapa item pekerjaan diantaranya adalah : A. UMUM 1. Mobilisasi
Lebih terperinciMODUL RINGKAS OPERATOR MOTOR GRADER
MODUL RINGKAS OPERATOR MOTOR GRADER 2015 KATA PENGANTAR Laporan UNDP tentang : Human Development Index (HDI) tertuang dalam Human Development Report, 2004, mencantumkan Indeks Pengembangan SDM Indonesia
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.5 No.3 Tahun 205 EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN TPA (TEMPAT PEMPROSESAN AKHIR ) DESA AMD KEC. MUARA BULIAN KAB. BATANGHARI Elvira
Lebih terperinciBAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK
6 BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 TUJUAN Tugas kerja praktek ini bertujuan menyelesaikan studi kasus mengenai aspek teknik mesin atau laporan suatu kegiatan atau proses yang berlangsung di perusahaan
Lebih terperinciPROSES MAINTENANCE AND MINOR REPAIR PADA MESIN MANESTY ROTAPRESS MK II A
PROSES MAINTENANCE AND MINOR REPAIR PADA MESIN MANESTY ROTAPRESS MK II A Nama : Tantowi Chandra Wibawa NPM : 27411025 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Ir. Arifuddin, MM. MSC LATAR BELAKANG PT Indofarma
Lebih terperinciSpesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV
N o Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV Tipe Lubricant Temperatur Kerja dan Spesifikasi Lubricant Di atas 0 C 0 C sampai - 8 C -8 C sampai 0 C Grease, Automotive, dan artilery NLGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berat dengan berbagai fungsi, jenis, bentuk dan merek. Dalam pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada proyek-proyek konstruksi saat ini, pengunaan alat berat merupakan hal terpenting. Karena dalam setiap pembangunan proyek menggunakan alat berat dengan berbagai
Lebih terperinciPERCEPATAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE WHAT IF
PERCEPATAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE WHAT IF PADA PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS JALAN BATAS KOTA RUTENG KM 210- BATAS KAB. MANGGARAI NUSA TENGGARA TIMUR Iik Radevi B.P 1 Saifoe El Unas 2, Kartika
Lebih terperinciMODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA
MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok
Lebih terperinciPerancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Penanganan Bahan Sistem penanganan bahan pada umumnya terdiri dari berbagai mekanisme yang banyak diterapkan di berbagai bidang. Hal ini menjadi faktor utama dalam menentukan
Lebih terperinciBAB III TINJAUN PUSTAKA
15 BAB III TINJAUN PUSTAKA 3.1 Perawatan (Maintenance) Perawatan atau maintenance adalah aktivitas agar suatu komponen atau sistem yang rusak dikembalikan atau diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada
Lebih terperinciyang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004
24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Suzuki
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1
Lebih terperinciMesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20
Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Bacalah buku petunjuk sebelum anda menggunakan mesin penyiang bermotor (power weeder) BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN
Lebih terperinciMAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK
MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK DISUSUN OLEH: AZANO DESFIANTO 4201417017 DODDY SETIAWAN 4201417018 JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2016 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciTIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA
PRESS RELEASE TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA 10 August 2011 Image not found or type unknown JAKARTA - Hari Raya Lebaran kian dekat dan para pemudik pun siap-siap mudik untuk merayakannya bersama keluarga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
2.1 Dump Truck 2.1.1 Pengertian Dump Truck BAB II LANDASAN TEORI Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m).
Lebih terperinciLAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu
LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama
Lebih terperinciKeselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja
Keselamatan Kerja Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Pengetahuan Selama Bekerja Pengetahuan selama bekerja 1. Selalu bekerja dengan
Lebih terperinciMesin Pemanen Jagung Tipe mower
PEDOMAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN Mesin Pemanen Jagung Tipe mower BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2007 I. PEDOMAN PENGGUNAAN MESIN PEMANEN TIPE MOWER 1 Mesin pemanen jagung tipe mower ini
Lebih terperinciI. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI
1 I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI Beberapa kiat pengoperasian mesin perontok padi yang akan diuraikan dibawah ini dimaksudkan untuk tujuan dari hasil perancangan mesin perontok tersebut.
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01
Lebih terperinciBab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF
Bab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF Kompetensi dasar : Menggunakan berbagai jacking, blocking dan lifting Indikator : 1. Menggunakan berbagai jacking, blocking dan lifting
Lebih terperinciTerjadi penumpukan volume lalu lintas kendaraan di sepanjang Jalan Raya Porong
TUGAS AKHIR ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK FLY OVER RELOKASI JALAN ARTERI RAYA PORONG (PAKET IV) KABUPATEN SIDOARJO LATAR BELAKANG Jalan Arteri Raya Porong
Lebih terperinci3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4.1. Menentukan Nilai Severity, Occurrence, Detection dan RPN 4.1.1 Oli dan Filter Hidrolik Kotor Kerusakan pada oli dan filter hidrolik dapat menyebabkan kenaikan temperature
Lebih terperinciDIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN
DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN 4.1.1 UMUM 1) Uraian a) Pekerjaan ini harus mencakup penambahan lebar perkerasan lama sampai lebar jalur lalu lintas yang diperlukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,
Lebih terperinciALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN
INDRA IRAWAN - 075524046 ALAT PENGANGKAT CRANE Crane adalah alat pengangkat yang pada umumnya dilengkapi dengan drum tali baja, tali baja dan rantai yang dapat digunakan untuk mengangkat dan menurunkan
Lebih terperinciDIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN UMUM PERSYARATAN
4.1.1 UMUM DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Pelebaran Perkerasan adalah pekerjaan menambah lebar perkerasan pada jalan lama
Lebih terperinciTATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN
TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB V PERSIAPAN MENGHIDUPKAN, MENGHIDUPKAN, MEMATIKAN DAN MENJALANKAN TRAKTOR Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN RIGID PAVEMENT ( STUDI KASUS PELEBARAN JALAN ISIMU-PAGUYAMAN)
PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN RIGID PAVEMENT ( STUDI KASUS PELEBARAN JALAN ISIMU-PAGUYAMAN) Kartika Candra 1), Mohammad Yusuf Tuloli 2), Arfan Utiarahman 3). 1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK
BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi
Lebih terperinciStandard Operating Procedure STANDAR KENDARAAN SARANA (LIGHT VEHICLE)
KAPAN DIGUNAKAN Prosedur ini digunakan pada saat akan memasukkan atau menggunakan kendaraan sarana (light vehicle) di seluruh area kerja PT ABB TUJUAN Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menjelaskan
Lebih terperinciTEKNIK LALU LINTAS EKONOMI KEGIATAN PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG POL KAM KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK
TEKNIK LALU LINTAS KEGIATAN EKONOMI SOSBUD POL KAM PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK PERGERAKAN ALAT ANGKUTAN LALU LINTAS (TRAFFICS) Rekayasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jalan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
Lebih terperinciMODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)
MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN
Lebih terperinciGAMBAR KONSTRUKSI JALAN
1. GAMBAR KONSTRUKSI JALAN a) Perkerasan lentur (flexible pavement), umumnya terdiri dari beberapa lapis perkerasan dan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Gambar 6 Jenis Perkerasan Lentur Tanah
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN VII BIAYA ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng.
DIKTAT KULIAH PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN VII BIAYA ALAT ALAT BERAT OLEH FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP. 19690626 199503 2 002 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciBahan Sistem. Umum. Sistem. 2level
mesin wajar dari tidak 2. Pedoman Pemeliharaan Vehicle Untuk Kendaraan Rapid Intervention terdapat di dalam kendaraan RIV adalah Mesin, Elektronik, Pengereman (Breaking System), Kemudi (Steering System),
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNI UNIVERSITAS RIAU
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNI UNIVERSITAS RIAU 1 Nama Mata Kuliah : PTM (Pemindahan Tanah Mekanis) 2 Kode Mata Kuliah : TSS-3246 3 Semester : II 4 (sks)
Lebih terperinciSTANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL
STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 5.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga
Lebih terperinciNAMA MAHASISWA : ADALEA IVANA PRAJWALITA NRP
TUGAS AKHIR - RC090412 ANALISA PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI ALAT BERAT PADA PEKERJAAN PERKERASAN RELOKASI JALAN ARTERI RAYA PORONG (PAKET I) KABUPATEN SIDOARJO-PROPINSI JAWA TIMUR NAMA MAHASISWA : ADALEA
Lebih terperinciNew Mitsubishi Fuso Tractor Head FV51 JH
New Mitsubishi Fuso Tractor Head FV51 JH (KTB), Authorized Distributor Kendaraan Mitsubishi di Indonesia dari Mitsubishi Motors Corporation (MMC) dan Mitsubishi Fuso Truck & Bus Corporation (MFTBC) mulai
Lebih terperinciMODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS
PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi pasti akan menimbulkan korban jiwa dan juga kerugian secara materil. Kasus inilah yang juga sering terjadi di Jalan Wonosari,
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan
Lebih terperinciProses Removal Unit Bulldozer Tipe D85ESS-2A Pada Blade Straight di PT. United Tractors Tbk. Branch Jakarta
Proses Removal Unit Bulldozer Tipe D85ESS-2A Pada Blade Straight di PT. United Tractors Tbk. Branch Jakarta NAMA : Galang Oktaviano NPM : 22411992 KELAS : 4 IC 05 LATAR BELAKANG MASALAH PT. United Tractors
Lebih terperinciKentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan
Lampiran 1. Prosedur penelitian Kentang yang seragam dikupas dan dicuci Ditimbang kentang sebanyak 1 kg Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Kentang dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper
Lebih terperincimengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak
Jenis Kendaraan Kode Kendaraan Bandara Tahun Form Checklist Tahunan untuk Foam Tender a No Pekerjaan Lakukan inspeksi pada fuel filter eksterior untuk mengetahui ada/tidaknya kebocoran yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Evaluasi teknis adalah mengevaluasi rute dari suatu ruas jalan secara umum meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan data yang ada atau tersedia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi
Lebih terperinciDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional A. G. Tamrin TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2 SMK TUT
Lebih terperinciPERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN
PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari rezky_anisari@poliban.ac.id Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Lebih terperinciaintis Volume 14 Nomor 1, April 2014, 1-22
Jurnal aintis Volume 4 Nomor, April 204, - 22 ISSN: 40-7783 Analisa Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan Proyek Perkerasan Jalan Kebun Durian-Gunung Sahilan-Gunung Sari Kabupaten Kampar Analysis of heavy
Lebih terperinciRobstep X1 Buku Manual Terima kasih anda telah memilih dan membeli Robstep X1 Buku manual ini sebagai panduan untuk membantu anda dalam merakit,
Robstep X1 Buku Manual Terima kasih anda telah memilih dan membeli Robstep X1 Buku manual ini sebagai panduan untuk membantu anda dalam merakit, mengunakan dan merawat Robstep X1 Halaman 1. 1.1 1.2 1.3
Lebih terperinciPROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.
PROYEK AKHIR PU Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA 0+000 - STA 1+500 Kab. Luwu Utara Prov. Sulawesi Selatan Pembimbing : Ir. Sulchan Arifin, M.Eng. Dipresentasikan Oleh
Lebih terperinciBAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS
BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)
LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 45 TAHUN 2000 (45/2000) TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN
Lebih terperinciBAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM
BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. KONE MiniSpace TM KONE Minispace TM adalah lift dengan pengimbang menggunakan EcoDisc, motor sinkronisasi tanpa perseneling yang digerakkan oleh suatu penggerak frekuensi variable.
Lebih terperinciSISTEM DRAINASE PERMUKAAN
SISTEM DRAINASE PERMUKAAN Tujuan pekerjaan drainase permukaan jalan raya adalah : a. Mengalirkan air hujan dari permukaan jalan agar tidak terjadi genangan. b. Mengalirkan air permukaan yang terhambat
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kerusakan Komponen Gedung D Lantai Dasar Lantai 4 1. Komponen Arsitektur a. Keramik Kerusakan lantai yang terdapat pada lantai dasar Gedung KH.Mas Mansur adalah lantai keramik
Lebih terperinciMACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT
MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT By : Sering kali kita melihat berbagai aktifitas alat berat ketika suatu proyek bangunan dilakukan, baik itu transportasi (jalan, jembatan, bandara), bangunan air (waduk, bendung,
Lebih terperinciCONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)
CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) 1. Fungsi Marka jalan adalah : a. Untuk memberi batas jalan agar jalan terlihat jelas oleh pemakai jalan Yang sedang berlalu lintas dijalan. b. Untuk menambah dan mengurangi
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERAPIHAN BAHU JALAN (FINISHING)
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERAPIHAN BAHU JALAN (FINISHING) NO. KODE : -P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI...
Lebih terperinciPERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2) LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma
Lebih terperinciInterval Perawatan. Ganti setiap 2,500 km (1.500 miles) Ganti setiap 5,000 km (3,000 miles) Periksa setiap 5,000 km (3,000 miles)
JADUAL PERAWATAN UNTUK KONDISI KHUSUS TB-SERIES (PANTHER & PICKUP) A: Menempuh jarak pendek berulang kali B: Menempuh jalan yang buruk C: Menempuh jalan berdebu D: Menempuh medan yang dingin/ atau medan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi satu ke lokasi yang lainnya, misalnya
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin bensin 4-langkah, alat ukur yang digunakan, bahan utama dan bahan tambahan..
Lebih terperinciSISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT
SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.5 No.7 September 2017 ( ) ISSN:
Jurnal Sipil Statik Vol.5.7 September 207 (465-474) ISSN: 2337-6732 ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jalan Lingkar SKPD Tahap 2 Lokasi
Lebih terperinciTEKNIK ALAT JILID 2 SMK. Budi Tri Siswanto
Budi Tri Siswanto TEKNIK ALAT BERAT JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN PADA PELEBARAN JALAN BARUS BATAS KOTA SIBOLGA
METODE PELAKSANAAN PADA PELEBARAN JALAN BARUS BATAS KOTA SIBOLGA LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh: CHANDRA P I SIBURIAN NIM: 1105022072
Lebih terperinciANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)
ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI
Lebih terperinciBAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat.
BAB 3 STUDI LAPANGAN Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan Saat ini proyek konstruksi bangunan bertingkat sangat berkembang, dalam pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU
Lebih terperinci