PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE"

Transkripsi

1 WCO 04 = PEDOMAN PEMELIHARAAN PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

2 KATA PENGANTAR Kehadiran dan peranan alat-alat berat dalam Pembangunan Nasional tidak dapat dipungkiri lagi. Dalam penggunaan alat-alat berat berbagai tuntutan besar harus dipenuhi, antara lain produksi, kualitas dan kecepatan. Mengingat tuntutan termaksud, ditambah dengan nilai atau harga alat-alat berat yang demikian mahal, maka operator alat-alat berat yang termasuk dalam penanggung jawab tuntutan tersebut, perlu mempunyai kompetensi yang diperlukan sesuai yang digariskan dalam SKKNI. Kemampuan operator yang sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan diperoleh dari pengalaman pengoperasian alat yang cukup serta pelatihan-pelatihan yang diperlukan untuk mengisi kekurangan yang ada. Buku atau modul ini merupakan suatu materi yang diperuntukkan bagi para peserta pelatihan dan juga instruktur yang akan menanganinya. Penulis sadar bahwa buku ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, apalagi mengingat bahwa perkembangan teknologi dibidang alat-alat berat cukup pesat. Oleh karenanya berbagai masukan termasuk koreksi terhadap buku ini sangat diharapkan demi sempurnanya buku ini. Atas segala sumbang saran dan masukannya penulis menyampaikan banyak terima kasih. Jakarta, Desember 2005 Penyusun i

3 LEMBAR TUJUAN JUDUL PELATIHAN : OPERATOR WHEEL CRANE TUJUAN PELATIHAN : A. Tujuan Umum Pelatihan Setelah mengikuti pelatihan diharapkan peserta mampu mengoperasikan Wheel Crane dengan benar dan aman, melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan petunjuk pemeliharaan dan membuat laporan operasi B. Tujuan Khusus Pelatihan Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu : 1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) selama pengoperasian dan pemeliharaan wheel crane. 2. Melaksanakan pemeliharaan harian wheel crane sesuai dengan petunjuk pemeliharaan. 3. Melaksanakan pengoperasian wheel crane sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi yang benar. 4. Membuat laporan harian operasi. Seri / Judul Modul WCO 04 : Melaksanakan Pemeliharaan wheel Crane TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah selesai mengikuti modul ini peserta mampu melaksanakan pemeliharaan Wheel Crane sesuai dengan petunjuk pemeliharaan. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Setelah modul ini diajarkan peserta mampu : 1. Menjelaskan pemeliharaan secara umum 2. Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan petunjuk pemeliharaan 3. Menjelaskan pemeliharaan berkala 4. Menjelaskan bahan pelumas dan bahan bakar ii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i LEMBAR TUJUAN...ii DAFTAR ISI... iii DESKRIPSI SINGKAT DAN DAFTAR MODUL... v PANDUAN PEMBELAJARAN... vi BAB I PENDAHULUAN Umum Pengertian Pemeliharaan Alat-alat Berat Pengaruh Pemeliharan Terhadap Alat-alat Berat BAB II PENGETAHUAN PEMELIHARAAN SECARA UMUM Umum Maksud dan tujuan pemeliharaan Jenis dan fungsi pemeliharaan Pemeliharaan pencegahan/preventive maintenance Pemeliharaan perbaikan/corrective maintenance Petunjuk umum pemeliharaan Penggunaan suku cadang dan minyak pelumas BAB III PEMELIHARAAN HARIAN Umum Pemeliharaan sebelum menghidupkan engine Persiapan sebelum menghidupkan engine Pemeriksaan sebelum menghidupkan engine Menghidupkan engine Pemeriksaan setelah menghidupkan engine Pemeriksaan selama pengoperasian Pemeriksaan setelah selesai pengoperasian Pemeliharaan setelah engine dimatikan iii

5 BAB IV PENGETAHUAN PEMELIHARAAN BERKALA Umum Periode pemeliharaan berkala Pelaksanaan pemeliharaan berkala Apabila diperlukan Tabel Pemeliharaan BAB V PENGETAHUAN TENTANG BAHAN BAKAR DAN PELUMAS Umum Bahan Bakar Minyak Pelumas (oil) Pendingin (coolant) RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA iv

6 DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN 1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Operator Wheel Crane dibakukan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang didalamnya sudah dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi yang harus dikuasai, elemen kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja (performance criteria) dan batasan-batasan penilaian serta variabel-variabelnya. 2. Mengacu kepada SKKNI, disusun SLK (Standar Latihan Kerja) dimana uraian jabatan dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan unit-unit kompetensi dirumuskan sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi yang dilengkapi dengan Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dikaji dan dianalisis kompetensinya yaitu kebutuhan : pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku kerja, selanjutnya dirangkum dan dituangkan dalam suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan. 3. Untuk mendukung tercapainya tujuan pelatihan tersebut, berdasarkan rumusan kurikulum dan silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusunlah seperangkat modul-modul pelatihan seperti tercantum dalam DAFTAR MODUL dibawah ini yang dipergunakan sebagai bahan pembelajaran dalam pelatihan Operator Wheel crane DAFTAR MODUL No. Kode Judul Modul 1. WCO 01 Etos Kerja 2. WCO 02 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 3. WCO 03 Struktur dan fungsi Wheel Crane 4. WCO 04 (Maintenance) 5. WCO 05 Pengoperasian Wheel crane 6. WCO 06 Laporan operasi v

7 PANDUAN PEMBELAJARAN vi

8 A. BATASAN PANDUAN PEMBELAJARAN No. Item Batasan Uraian 1. Seri / Judul WCO 04 = Keterangan 2. Deskripsi Materi ini dikembangkan untuk membekali peserta pelatihan tentang Pengoperasian Wheel Crane yang merupakan mata pelatihan Inti Keahlian yang harus dikuasai untuk dipraktekkan dalam pelaksanaan tugas sebagai operator wheel crane. 3. Tempat kegiatan Didalam ruang kelas lengkap dengan 4. Waktu pembelajaran fasilitasnya 2 pelajaran teori 4 pelajaran praktek (1 JP = 45 menit) vii

9 B. PROSES PEMBELAJARAN KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 1. Ceramah : Pembukaan Menjelaskan tujuan instruksional (TIU & TIK) Merangsang motivasi peserta dengan pertanyaan atau pengalamannya dalam pekerjaan pemeliharaan harian wheel crane Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas. OHT1 OHT2 Waktu : 5 menit 2. Ceramah : Pendahuluan Pengertian pemeliharaan, pengaruh pemeliharaan : Menjelaskan pengertian pemeliharaan alat-alat berat Menjelaskan pengaruh pemeliharaan terhadap kinerja alat-alat berat Mendiskusikan setiap pokok bahasan Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila perlu OHT1-1 Waktu : 10 menit Bahan : Materi Serahan (Bab 1 Pendahuluan) 3. Ceramah : Pemeliharaan Secara Umum Maksud dan tujuan pemeliharaan, jenis dan fungsi pemeliharaan, petunjuk umum pemeliharan : Menjelaskan maksud dan tujuan pemeliharaan Menjelaskan jenis dan fungsi pemeliharaan Menjelaskan preventive maintenance Menjelaskan petunjuk umum pemeliharaan Menjelaskan penggunaan suku cadang dan minyak pelumas Mendiskusikan setiap pokok bahasan tersebut Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila perlu OHT2-1 OHT2-2 Waktu : 15 menit Bahan : Materi Serahan (Bab 2 Pemeliharaan Secara Umum) viii

10 KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 4. Ceramah : Pemeliharaan Harian Kegiatan pemeliharaan harian, pemeliharaan sebelum, setelah dan selama pengoperasian. Menjelaskan kegiatan pemeliharaan harian Menjelaskan pemeliharaan sebelum menghidupkan engine Menjelaskan persiapan sebelum mulai menghidupkan engine Menjelaskan prosedur menghidupkan engine Menjelaskan pemeriksaan setelah engine hidup Menjelaskan pemeriksaan selama pengoperasian Menjelaskan pemeliharaan setelah selesai pengoperasian Menjelaskan pemeliharaan setelah engine dimatikan Mendiskusikan setiap pokok bahasan tersebut. Waktu : 45 menit Bahan : Materi Serahan (Bab 3, Pemeliharaan Harian) Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila perlu OHT3-1 OHT3-2 OHT3-3 OHT3-4 OHT3-5 OHT3-6 OHT3-7 OHT3-8 OHT3-9 OHT3-10 OHT Ceramah : Pengetahuan Pemeliharaan Berkala Periode perawatan berkala, pelaksanaan pemeliharaan berkala Menjelaskan Periode Perawatan Berkala Menjelaskan Pelaksanaan Pemeliharaan Berkala Menjelaskan pemeliharaan bila diperlukan Mendiskusikan setiap pokok bahasan tersebut Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila perlu OHT4-1 OHT4-2 Waktu : 10 menit Bahan : Materi serahan (Bab 4, Pengetahuan Pemeliharaan Berkala) ix

11 KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 6. Ceramah : Pengetahuan Bahan Bakar dan Pelumas Bahan bakar, minyak pelumas dan pendingin Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan bahan bakar Menjelaskan Jenis dan sifat minyak pelumas Menjelaskan jenis pendingin dan tujuan pendinginan Mendiskusikan setiap pokok bahasan tersebut Waktu : 10 menit Bahan : Materi Serahan (Bab 5, Pengetahuan Bahan Bakar dan Pelumas) Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila perlu OHT5-1 OHT5-2 OHT Praktek : Menjelaskan kembali tata cara pelaksanaan pemeliharaan harian Memberikan instruksi untuk melaksanakan pemeliharaan harian sesuai prosedur Memberikan penjelasan atas setiap pertanyaan peserta. Mengikuti penjelasan dengan tekun dan aktif Melakukan pemeliharaan harian sesuai instruksi dari instruktur Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila perlu. 1 unit wheel crane Catatan/laporan operasi Lembar instruksi Waktu : 4 pelajaran x

12 MATERI SERAHAN xi

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Tidak semua gejala kelainan alat bisa ditangkap dengan panca indra dan dapat dijelaskan dengan suatu bentuk kata-kata. Oleh karena itu bagi operator perlu memahami petunjuk pemeliharaan yang disediakan oleh setiap alat yang dapat mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh karena kurang memahami petunjuk alat yang dioperasikan. Untuk maksud berikut ini operator dituntut untuk mematuhi segala petunjuk yang diberikan dalam bentuk buku pemeliharaan. Setiap alat berat yang diproduksi pabrik pembuat alat selalu disertai dengan buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan (operation dan maintenance manual) yang akan menjadi pedoman bagi pemakai alat-alat berat tersebut dan buku petunjuk perbaikan (shop manual) yang menjadi pegangan mekanik age n alat-alat berat yang bersangkutan untuk melayani pemakai alat dalam perbaikan atau pemeliharaan. Buku-buku petunjuk umumnya tidak diterima langsung oleh pemakai, tetapi melalui agen tunggal atau supplier alat yang bersangkutan, terutama buku petunjuk perbaikan atau workshop manual tidak diteruskan ke pemakai, karena shop manual hanya diperlukan oleh para mekanik yang diberi tugas dan tanggung jawab terhadap alat berat yang bersangkutan dimana para mekanik ini sudah mempunyai dasar kuat dalam masalah perbaikan alat-alat berat. Sedangkan operation dan maintenance manual (buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan), disampaikan kepada para pemakai alat, agar tidak terjadi kesalahankesalahan dalam pengoperasian dan pemeliharaan alat berat yang bersangkutan, yang dapat berakibat fatal bagi alat Pengertian pemeliharaan alat-alat berat Pada pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat-alat berat, selalu diinginkan agar alat-alat berat tersebut dapat memberikan jasanya sebesar mungkin. Hal tersebut memberikan pengertian bahwa selama pengoperasian dikehendaki alat dapat bekerja secara terus menerus tanpa mengalami kerusakan yang menggangu operasional alat serta dapat memberikan produksi sebesar mungkin. Hal tersebut mungkin bisa dicapai atau terpenuhi hanya apabila kondisi alat yang bersangkutan dapat tetap bertahan baik selama pengoperasiannya. Kondisi seperti 1-1

14 termaksud diatas sepertinya sulit untuk dapat dipenuhi, karena komponen-komponen alat akan mengalami penurunan kondisi akibat pemakaian alat atau pengoperasian alat berat tersebut. Langkah usaha untuk meningkatkan kembali kondisi alat sudah menurun, atau mempertahankan kondisi alat agar tetap baik sampai batas-batas yang memungkinkan, dapat dilakukan dengan memperbaiki atau mengganti komponen atau bagian komponen (parts) yang sudah menurun kondisinya. Langkah seperti itu biasa disebut melakukan pemeliharaan alat-alat berat. Untuk dapat melakukan pekerjaan tersebut, perlu dipahami dengan baik tentang komponen dan bagian-bagiannya, termasuk letak dan susunan dari komponen dan pengertian tentang pemeliharaan serta maksud dan tujuan pemeliharaan tersebut. Selanjutnya perlu dipahami juga tentang buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan (operation dan maintenance manual) yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat alat berat terutama pengertian pemeliharaan harian dan pemeliharaan berkala Pengaruh Pemeliharaan terhadap Kinerja Alat-alat Berat Apabila sebuah alat berat dipergunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan, atau alat tersebut dioperasikan, maka sejalan dengan bertambahnya umur pemakian alat, maka kondisi alat akan menurun, sejalan dengan meningkatnya jumlah operasi alat. Bila kondisi alat berat termaksud terus menurun maka performan atau unjuk kerjanya juga menurun yang pada gilirannya produksi alat juga menurun. Bila penurunan kondisi alat tersebut berlangsung terus sejalan dengan jumlah pengoperasian maka akhirnya akan sampai pada suatu titik dimana biaya pengoperasian alat menjadi tidak sesuai lagi bila dibandingkan dengan produksi alat dalam arti biaya produksi mulai lebih besar dari produksinya. Agar alat tersebut mempunyai umur ekonomi yang lebih panjang atau penurunan kondisi alat tidak terlalu cepat atau dapat dihambat, maka perlu dilakukan langkahlangkah dengan melakukan pemeliharaan sesuai dengan petunjuk pabrik secara konsisten. Tujuan pemeliharaan tidak lain adalah untuk membuat agar alat-alat berat selalu dalam kondisi siap pakai, untuk menjaga dan meningkatkan kesiapan mekanis alat 1-2

15 (mechanical availability) alat berat sehingga dapat menghilangkan atau mengurangi waktu perbaikan karena kerusakan dan dengan demikian kinerja alat-alat berat tersebut akan meningkat yaitu sejalan dengan pelaksanaan pemeliharaan yang benar dan konsisten sesuai dengan petunjuk pabrik, baik pemeliharaan harian yang dilaksanakan oleh operator atau pemeliharaan berkala dan perbaikan lainnya yang dilakukan oleh mekanik khusus. 1-3

16 BAB II PEMELIHARAAN SECARA UMUM 2.1. Umum Pemeliharaan peralatan khususnya alat-alat berat adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh operator atau mekanik yang ditunjuk, untuk melakukan pemeliharaan terhadap suatu alat-alat berat agar alat tersebut tetap dapat berfungsi sebagaimana mestinya selama umur ekonomisnya. Sesuai dengan perkembangan teknologi alat-alat berat khususnya Hydraulic Wheel Crane, perlu adanya peningkatan pemahaman pemeliharaan baik yang menyangkut pengetahuan yang terkait maupun keterampilan yang harus dimiliki oleh operator Wheel Crane dan juga terutama oleh mekanik. Salah satu jalur peningkatan pemahaman tersebut adalah tersedianya suatu pedoman yang dapat memberikan bekal bagi para operator dan mekanik untuk dapat menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam meningkatkan kinerja Wheel Crane karena tingginya disiplin mereka dalam melaksanakan pemeliharaan alat tersebut Maksud Dan Tujuan Pemeliharaan Maksud dari pemeliharaan alat-alat berat ini pada umumnya adalah untuk mempertahankan kondisi ekonomis alat-alat berat, baik kondisi teknis maupun kinerjanya melalui kegiatan perawatan yang dilaksanakan oleh operator dan mekanik. Tujuannya adalah untuk : Menjaga agar alat selalu siap operasi Mempertahankan dan bila mungkin memperpanjang umur ekonomis alat-alat berat. Mencegah terjadinya kerusakan sebelum waktunya Meningkatkan efisiensi kerja Menghemat biaya operasional 2.3. Jenis Dan Fungsi Pemeliharaan Pemeliharaan alat-alat berat dalam pelaksanaannya di lapangan menjadi tugas dan tanggung jawab bersama operartor dan mekanik untuk menjaga agar unit alat selalu dalam kondisi baik siap operasi. Tugas dan tanggung jawab operator Wheel Crane dalam pemeliharaan alat tersebut terbatas pada jenis pemeliharaan yang sifatnya pencegahan (preventive maintenance) dalam lingkup kegiatan pemeliharaan harian. 2-1

17 Sedangkan mekanik tugas dan tanggung jawabnya dalam pemeliharaan ini sudah sangat mendalam dan menyeluruh mulai dengan perawatan pencegahan, perbaikan sampai tingkat rekondisi atau rebuilt. Pada garis besarnya jenis pemeliharaan ini dapat dibedakan : Pemeliharaan pencegahan atau preventive maintenance Pemeliharaan perbaikan atau corrective maintenance 2.4. Pemeliharaan Pencegahan/Preventive Maintenance Pelaksanaaan pemeliharaan ini adalah untuk menjaga agar kondisi dan performance alat-alat berat tidak menurun serta menghindarkan terjadinya kerusakan komponen sebelum waktunya. Pemeiiharaan pencegahan (preventive maintenance) pada umumnya terdiri dari kegiatan pemeliharaan berkala (periodic maintenance), perbaikan terjadwal (scheduled overhaul) dan perbaikan berdasar kondisi (condition based maintenance) Pemeliharaan berkala (periodic maintenance) Pemeiiharaan berkala (periodic maintenance) adalah pelaksanaan service yang harus dilakukan setelah peralatan tersebut bekerja untuk jumlah operasi tertentu, yang berpedoman kepada manual pemeliharaan dan pabrik pembuat alat-alat berat. Jumlah operasi ini adalah sesuai dengan jumlah yang ditunjukkan oleh pencatatan service (service meter) yang ada pada ala t tersebut. Pelaksanaan pemeliharaan berkala ini meliputi pemeliharaan harian (daily maintenance) dan pemeliharaan/service berkala. a. Pemeliharaan Harian (Daily Maintenance/Periodic Inspection) Pemeiiharaan harian atau daily maintenance adalah kegiatan melakukan inspeksi atau pemeriksaan sebelum suatu alat dioperasikan, hal ini untuk mengetahui keadaan alat tersebut apakah aman untuk dioperasikan. Kegiatan ini dilakukan dan menjadi tanggung jawab operator alat-alat berat, yang antara lain terdiri dari : 2-2

18 Walk around inspection Pemeriksaan bahan bakar, pelumas, air pendingin dan air batere (accu) dan menambahnya bila dipelukan, Prosedur menghidupkan engine Pemeliharaan setelah menghidupkan engine Pemeliharaan selama pengoperasian Pemeliharaan setelah selesai pengoperasian Sementara orang beranggapan bahwa daily meintenance hanyalah sebagai syarat saja, sehingga tidak dilakukan dengan baik dan serius. Sebenarnya pelaksanaan daily maintenance mutlak dan harus dilaksanakan dengan baik. Maka bila pemeliharaan ini dilaksanakan dengan baik dan penuh tanggung jawab, maka akan dapat dihindarkan atau paling tidak dikurangi terjadinya kerusakan berat yang berdampak timbulnya biaya tinggi dan waktu tunggu untuk perbaikan. b. Pemeliharaan Berkala (Periodic Service) Pemeliharan berkala yang harus dilakukan adalah berdasarkan pada jumlah operasi yang dapat dilihat pada meter servis. Tetapi dalam praktek sangat dianjurkan untuk mengatur kembali semuanya berdasarkan perhitungan hari, minggu dan bulan untuk memungkinkan pelaksanaan pemeliharaan lebih memudahkan dan menyenangkan. Pada lapangan pekerjaan berat atau kondisi operasi yang berat maka perlu untuk mempersingkat jadwal waktu pemeliharaan dari waktu yang ditentukan pada buku-buku petunjuk. Pemeliharaan berkala ini harus dilakukan sesuai petunjuk pada buku operation & maintenance manual untuk setiap jenis mesin yang digunakan. Pada Hydraulic Wheel Crane pemeliharaan periodik ini terbagi dalam : Pemeliharaan setiap 100 operasi atau setiap bulan Pemeliharaan setiap 300 operasi atau setiap 3 bulan Pemeliharaan setiap 600 operasi atau setiap 6 bulan Pemeliharaan setiap 1200 operasi atau setiap tahun Pemeliharaan setiap 2400 operasi atau setiap 2 tahun 2-3

19 Apabila diperlukan seperti - pemerikasan, pembersihan dan penggantian element saringan udara - pembersihan dari bagian dalam dari sistem pendingin - pemeriksaan dan penggantian ban - penggantian tali baja - pemeriksaan cairan pembersih kaca dan menambah bila perlu - pembersihan filter dan pemeriksaan gas freon AC (air conditioner) Perbaikan Terjadwal (Scheduled Overhaul) Pemeliharaan pencegahan lainnya adalah perbaikan terjadwal yang merupakan bentuk pemeliharaan terhadap komponen suatu alat yang pelaksanaannya adalah overhaul komponen. Overhaul komponen ini harus dijadwalkan sesuai dengan rekomendasi pabrik atau life-time komponen tersebut. Pada pelaksanaan perbaikan terjadwal yang baik dan konsisten bila dinilai secara keseluruhan akan menghemat biaya pemeliharaan sampai sepertiganya bila dibandingkan dengan perbaikan komponen sampai komponen tersebut rusak terlebih dahulu. Proses atau kegiatan ini meliputi : Pembongkaran (diassembling), dengan urutan kegiatan sesuai dengan teknik/prosedur bongkar-pasang komponen. Pengukuran (measuring), yang meneliti, mengukur dengan alat ukur/special tools, dengan membandingkan kepada ukuran standar. Penggunaan kembali parts (reaseable part), yang memproses penentuan apakah parts dari komponen tersebut masih baik dipakai/dipasang kembali atau harus diganti. Pemesanan parts (parts or dering), yang memproses pemesanan suku cadang yang diperlukan untuk pemasangan kembali komponen tersebut. Pemasangan kembali (assembling), yang merupakan proses pemasangan kembali parts dari komponen tersebut secara lengkap. Pengetesan (testing), diperluka n bagi komponen untuk meyakinkan pemasangan kembali telah benar dan komponen telah berfungsi dengan baik. 2-4

20 Perbaikan Berdasar Kondisi (Condition Based Maintenance) Pada umumnya suatu alat yang telah dioperasikan akan mencapai kondisi tertentu yang memerlukan tindakan pemeliharaan sehingga alat tersebut dapat ditingkatkan kondisinya sampai baik operasi (mencapai tingkat mechanical availability yang ditentukan). Perbaikan ini dapat dilaksanakan karena sebelumnya telah dijadwalkan (scheduled repair) atau untuk mengantisipasi adanya modifikasi pabrik. Pemeriksaan harus dilakukan secara menyeluruh yang meliputi : Pemeriksaan alat secara total Pemeriksaan minyak pelumas Pemeriksaan under carriage Hasil pemeriksaan secara menyeluruh tersebut dianalisis dan menghasilkan rekomendasi atau keputusan, apakah alat tersebut layak untuk di-repair, di overhaul, di-scrap atau dijual. Maka apabila alat tersebut diperbaiki atau dioverhaul berdasarkan kondisi alat saat itu sesuai dengan hasil pemeriksaan Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance) Corrective maintenance dilakukan dalam usaha mempertahankan agar alat dapat dioperasikan kembali. Jadi pemeliharaan yang dilakukan ini tidak ter-schedule. Begitu alat rusak maka pada saat itulah dilakukan perbaikan ataupun penyetelan-penyetelan. Dan kalau hai ini terjadi terus menerus maka break down time akan menjadi tinggi sekali yang berakibat mechanical availability menjadi turun, dan biaya pemeliharaan akan meningkat. Bila digambarkan dalam bagan (chart), jenis pemeliharaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : 2-5

21 Gambar 2.1 Bagan Pemeliharaan (Maintenance Chart) 2.6. Petunjuk Umum Pemeliharaan Pelaksanaan pemeliharan alat-alat berat memerlukan dukungan perangkat pemeliharaan yang standar yang menyangkut tata cara (manual) dan sumber daya. Tata cara (manual) biasanya telah disiapkan oleh pabrik pembuatnya, sedangkan sumber daya harus disiapkan oleh pengguna alat yang antara lain meliputi sarana bengkel, penyediaan suku cadang dan bahan serta ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi pengetahuan dan keterampilan yang memadai Manual Book Pelaksanaan pemeliharaan Wheel Crane harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat Wheel Crane tersebut yang dituangkan dalam Operation and Maintenance Manual. Jangan mencoba melakukan kegiatan yang tidak ada pedomannya. 2-6

22 Tempat pelaksanaan pemeliharaan Tempat pelaksanaan pemeliharaan harus diusahakan tempat yang kuat/keras, datar dan bersih serta memiliki tools yang lengkap Tenaga operator dan mekanik Sebaiknya operator yang akan diserahi tugas untuk mengoperasikan Wheel Crane telah mengalami pelatihan yang dibutuhkan untuk melengkapi operator dengan pengetahuan dan keterampilan dalam pengoperasian dan pemeliharaan Wheel Crane yang sangat dibutuhkan di lapangan selama mengoperasikan Wheel Crane. Demikian juga mekanik yang akan diserahi tugas melakukan pemeliharaan, harus memiliki cukup waktu untuk belajar (dalam pelatihan) dan praktek lapangan sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lengkap dalam melaksanakan tugasnya memelihara Wheel Crane. Disisi lain denganpengetahuan yang telah dimilikinya, operator dan mekanik sesuai dengan posisinya masing-masing akan dapat melaksanakan kerjasama merawat/memelihara Wheel Crane dalam kondisi disiplin yang tinggi menerapkan tatacara/prosedur pemeliharaan dengan baik dan benar Pemeriksaan service meter Salah satu tugas operator adalah memeriksa service meter tiap hari untuk melihat kerja mesin. Bila telah sampai waktu pemeliharaan berkala segera hentikan pengoperasian Wheel Crane dan laporkan untuk dilakukan pemeliharaan yang sesuai dengan interval waktu tersebut Penggunaan Suku Cadang Dan Minyak Pelumas Suku Cadang Gunakan selalu suku cadang asli (genuine parts) bila memerlukan penggantian Minyak Pelumas Gunakan minyak pelumas yang telah direkomendasikan pabrik dan sesuaikan dengan kondisi suhu udara setempat. Gunakan minyak pelumas dan gemuk/grease yang bersih Demikian juga tempat penyimpanannya harus bersih, jauhkan material dan kotoran lainnya dari minyak pelumas dan gemuk Penggantian minyak pelumas : 2-7

23 1) Bila mengganti minyak pelumas agar dilakukan ditempat yang bersih untuk menjaga material dan kotoran lainnya tercampur dengan minyak 2) Periksa minyak pelumas yang akan diganti dan filter dari partikel material atau material asing, bila terdapat dalam jumlah cukup banyak maka perlu pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga mekanik ahli 2-8

24 BAB III PEMELIHARAAN HARIAN 3.1. Umum Pemeliharaan Harian adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan setiap hari oleh operator sebelum mengoperasikan, selama mengoperasikan dan setelah mengoperasikan. Tugas ini merupakan tugas yang melekat pada jabatan operator sehingga diperlukan disipilin yang tinggi, baik menyangkut disiplin waktu maupun dalam pelaksanaannya Pemeliharaan Sebelum Menghidupkan Engine Pemeriksaan Keliling (Walk Around Check) Peringatan! Kebocoran olie atau bahan bakar, atau kumpulan bahan/ material yang mudah terbakar yang berada disekitar tempat dengan suhu tinggi, seperti knalpot kemungkinan menyebabkan kebakaran. Periksa dengan seksama dan bila ada sesuatu yang tidak normal ditemui, hubungi mekanik untuk diperiksa / diperbaiki. Sebelum menstar engine, lihatlah sekeliling alat dan dibawah alat untuk memeriksa kalau ada mur-mur atau baut-baut yang terlepas, atau rembesan olie, bahan bakar, atau air pendingin dan periksa kondisi peralatan kerja dan system hydrolik. Periksa juga kalau ada kabel yang terlepas, longgar dan kumpulan debu ditempat-tempat yang dapat dicapai oleh temperatur tinggi. Harus dilakukan setiap hari tiap-tiap item berikut ini sebelum menghidupkan engine. 1. Periksa terhadap kerusakan, keausan, kelonggaran peralatan kerja, cylinder, sambungan (linkage), slang-slang (hoses). Periksalah semua mur-mur dan baut-baut dari kemungkinan longgar/kendor atau hilang, terhadap keretakan, keausan atau kelonggaran pada peralatan kerja, cylinder, sambungan atau hose. Bila ditemukan ketidak normalan, harus segera dilaporkan untuk diperbaiki. 3-1

25 2. Bersihkanlah material yang mudah terbakar dari sekitar engine dan battery. Periksalah kalau ada material yang mudah terbakar ( kertas, daun kering, rumput-rumput dan lain-lain) yang terkumpul disekitar battery atau bagianbagian engine yang bertemperatur tinggi, seperti knalpot. Buanglah semua kotoran dan bahan yang mudah terbakar. 3. Periksalah kebocoran air dan pelumas. Lantai parkir dibawah alat dan bagian lain diperiksa kalau ada kebocoran pelumas atau bocoran air dari sistem pendinginan. Bila ditemukan suatu ketidak normalan, harus segera dilaporkan untuk diperbaiki. 4. Periksalah terhadap bocoran minyak rem dari rangkaian rem. Periksalah bahwa tidak ada kebocoran dalam sistem rem. Bila ditemukan, laporkan untuk diperbaiki. 5. Periksalah terhadap kerusakan atau keausan ban-ban, baut-baut, bantalan (mounting) yang lepas. Periksalah terhadap retak atau benjol-benjol (peeling) dari ban dan keausan roda-roda. Kencangkan kalau ada mur-mur roda yang kendor. Jika terdapat ketidak normalan, laporkan untuk diperbaiki. Bila ada tutup pentil (valve caps) yang hilang, pasanglah dengan tutup pentil yang baru. Periksa tiap ban dari kemungkinan adanya benda lain didalam alur ban, dan harus diingat bahwa sebuah paku yang kecil dapat menyebabkan kebocoran atau kerusakan. 6. Periksalah kerusakan terhadap pegangan tangan dan tangga naik, bautbaut yang kendor. Pebaikilah bila ada kerusakan dan kencangkan bila ada yang kendor. 7. Periksalah kerusakan terhadap monitor dan meteran, lampu-lampu. Periksalah bila ada kerusakan monitor dan meteran didalam ruang operator. Bila ditemukan ketidaknormalan, laporkan untuk diperbaiki. Bersihkan semua kotoran pada permukaan monitor dan meteran. 8. Periksa lampu kerja dan kaca spion dari kemungkinan rusak. 9. Lakukan penceratan bahan bakar pada tangki untuk mengeluarkan air dan endapan kotoran dari bahan bakar. 10. Periksa bagian telescopic, jib, hook block, pulley dan wire rope dari kemungkinan adanya kerusakan. 3-2

26 11. Periksa main dan auxiliary winch, serta out rigger dari kemungkinan keausan atau kerusakan. Gambar 3.1. Komponen yang harus diperiksa sebelum menghidupkan engine 3-3

27 Memeriksa Permukaan Air Pendingin Peringatan! Jangan membuka tutup radiator pada kondisi engine panas. Tungulah temperatur engine turun sebelum memeriksa permukaan air pendingin. Selalu menggunakan air basa (soft water) misalnya air ledeng (dapat diminum) dan hindarkan pemakaian air asam (hard water) seperti air sungai, air sumur, dsb. Penggunaan air asam (hard water) akan menyebabkan pembentukan kerak dalam system pendingin yang dapat mengakibatkan panas berlebihan (overheating) pada engine. Gambar 3.2 Pengisian air pendingin a. Buka tutup radiator dengan menekan dan memutarnya. (Nissan engine PE6 series) Permukaan air radiator berada pada bagian bawah lubang pipa pelimpahan (over flow pipe). Tutup kembali radiator dengan menekan dan memutar tutup Gambar 3.3 Memeriksa permukaan air pendingin radiator. Memeriksa permukaan (level) air pendingin (Nissan Engine PF6 Series) Periksa permukaan air pendingin pada tangki cadangan (water tank). Permukaan air pendingin harus berada diantara garis High dan Low. Gambar 3.4 Memeriksa permukaan air pendingin 3-4

28 Bila permukaan air pendingin berada dibawah garis Low, tambahkan air pendingin yang sesuai sampai batas garis High. b. Memeriksa v-belt dari kerusakan dan ketegangannya. Gambar 3.5 PE6 Series Engine Periksa ketegangan v-bel dengan cara menekan tali kipas pada tengahtengah antara dua puli dengan ibu jari, atau dengan tekanan ± 10kg, dan defleksi yang terjadi seperti ukuran / spesifikasi. Periksa tali kipas dari kemungkinan adanya kerusakan. Gambar 3.6 PF6 Series Engine c. Memeriksa kebocoran pada sistem pendingin Periksa radiator, slang radiator dan perlengkapan lainnya dari kemungkinan adanya kebocoran. Kebocoran biasanya terjadi setelah ada tekanan dalam sistem pendingin, yaitu pada saat pump bekerja dan temperatur air mulai naik Periksalah permukaan bahan bakar. Peringatan Bila menambahkan bahan bakar, jagalah jangan sampai melimpas. Hal ini dapat menimbulkan kebakaran. Bila terjadi limpasan maka harus segera bersihkan. Putarlah kunci kontak pada posisi ON, kemudian periksalah muka bahan bakar melalui petunjuk ukuran bahan bakar yang berada di dash board Setelah memeriksa, kembalikan kunci kontak ke posisi OFF. Setelah selesai bekerja, tambahkan bahan bakar melalui lubang pengisian sampai tangki bahan bakar penuh. Setelah menambah bahan bakar, kencangkan tutupnya sampai kuat. 3-5

29 Memeriksa permukaan olie engine pada bak olie (oil pan). Bukalah tutup engine Tariklah tongkat ukuran (dipstick) dari tempatnya dan bersihkan olie dengan kain Masukan tongkat ukuran ( dipstick) ke tempatnya sampai habis kemudian tarik kembali Gambar 3.7 Memeriksa permukaan minyak pelumas engine Permukaan olie harus berada pada posisi tanda Low, dan High pada dipstick. Bila pada dipstick menunjuk tanda Low, tambahkan olie engine secukupnya melalui lubang pengisi olie. Periksa olie engine dari kemungkinan terkontaminasi. Bila kontaminasi sangat berlebihan, laporkan untuk diadakan pemeriksaan. Penting! Bila pemeriksaan dilakukan setelah wheel crane dioperasikan, tunggulah paling kurang 15 menit setelah engine dimatikan sebelum dilakukan pengecekan. Bila alat dalam posisi miring, buatlah posisi menjadi datar sebelum pemeriksaan Memeriksa permukaan minyak hidrolik Posisikan crane pada posisi traveling diatas tanah yang rata. Periksa permukaan minyak hidrolik melalui pengukur permukaan (oil level gauge). Gambar 3.8 Memeriksa permukaan minyak hidrolik Pengukur permukaan diberi tanda yang diambil berdasarkan pengaruh temperatur minyak hidrolik. Periksa apakah minyak hidrolik berada diantara tanda 0 0 c dan tanda sesuai dengan temperatur minyak hidrolik saat itu. Bila permukaan minyak hidrolik terlalu rendah, buka tutup tangki dan tambahkan minyak hidrolik secukupnya melalui lubang pengisian. 3-6

30 Contoh : Bila temperatur minyak saat itu 20 0 C, maka minyak hidrolik didalam tangki mencukupi bila permukaannya berada diantara tanda 0 0 C dan 20 0 C Memeriksa permukaan (level) minyak rem (brake fluid) (Nissan Engine PFG series) Periksa permukaan minyak rem pada tabung (reservoir). Permukaan minyak dalam keadaan normal berada diantara tanda High dan Low. Gambar 3.9 Memeriksa permukaan minyak rem Bila permukaan minyak rem tidak mencukupi, isikan minyak rem sampai batas atau/ tanda High, setelah yakin bahwa tidak ada kebocoran minyak rem. Perhatian sewaktu menangani minyak rem. - Jangan menggunakan minyak rem yang mempunyai kualitas atau merk yang berbeda. - Tidak boleh menggunakan minyak pelumas sebagai minyak rem - Harus menggunakan minyak rem yang bersih - Hati-hati jangan sampai minyak rem mengenai permukaan cat ; cat akan rusak bila terkena minyak rem. - Harus hati-hati jangan sampai kotoran dan debu masuk ke dalam tabung (reservoir), harus yakin bahwa disekitar tabung (reservoir) bersih dari kotoran sebelum mengisi atau menambah minyak rem Memeriksa dust indikator Gambar 3.10 Dust Indicator 1) Periksalah apakah tanda merah telah terlihat pada indikator service. Tanda ini menunjukan bahwa terjadi penyumbatan pada air cleaner. 2) Bila terjadi penyumbatan maka tanda merah telah kelihatan, sehingga harus segera dibersihkan atau diganti. 3-7

31 3) Setelah dibersihkan, dorong tombol indicator untuk mengembalikan posisi tanda merah kembali ke posisi asal Pemeriksaan batere (accu) Air batere (battery electrolyte) mengandung asam belerang, dan batere mengandung gas hidrogen, sehingga harus hati-hati dalam menanganinya. a. Gunakan safety glasses dan sarung tangan, bila menangani batere. Matikan engine setiap akan melakukan pemeriksaan atau membersihkan batere. b. Buka tutup batere tiap sel, periksa lubang udara pada setiap tutup (bersihkan dengan air, bila tersumbat) dan periksa permukaan air baterenya c. Bila menggunakan batere dari jenis MF (Maintenance Free), periksa kekencangan pengikatan pada pool dan bersihkan dari semua kotoran Penggemukan (greasing) Beberapa komponen harus diperiksa dari kondisi penggemukannya, terutama bila beroperasi sangat berat. Sebenarnya komponen tersebut termasuk pada pemeliharan berkala yaitu mingguan, namun secara fisik perlu diperhatikan dan diperiksa tiap hari untuk menghindari keausan karena kurang penggemukan Persiapan sebelum menghidupkan engine Peringatan! Jika control lever tersentuh dengan tidak sengaja, work equipment bisa bergerak dengan sendirinya Penyetelan tempat duduk Peringatan! Setel tempat duduk sebelum beroperasi atau bila ada penggantian operator Setel tempat duduk sehingga operator dapat menginjak pedal dengan baik dalam posisi badan tersandar pada sandaran tempat duduk 3-8

32 B A C Gambar 3.11 Penyetelan tempat duduk a. Penyetelan tempat duduk kedepankebelakang Untuk menyetel tempat duduk A, tarik tuas seat sliding lever. Setelah tempat duduk berada pada posisi yang diinginkan, lepaskan tuas tersebut. b. Penyetelan Sandaran Jarak penyetelan sandaran yang paling besar adalah pada saat tempat duduk dimajukan ke depan dan sebaliknya penyetelan terkecil pada saat tempat duduk pada posisi di belakang Untuk menyetel sandaran B, tarik tuas reclining seat lever. Setelah sandaran berada pada posisi yang diinginkan (agar dapat nyaman mengoperasikan Wheel Crane), lepaskan tuas tersebut. Penyetelen dilakukan dengan posisi tubuh bersandar pada sandaran, karena bila tidak, sandaran dapat bergerak ke depan secara tiba-tiba. c. Penyetelan sudut tempat duduk Bila sudut tempat duduk C akan distel pada bagian depan, tekan tuas seat tilt lever ke bawah dan stel sudut tempat duduk bagian depan (ada empat tingkat penyetelan sudut) - Untuk menaikkan sudut tempat duduk bagian depan, tekan tuas seat tilt lever terus menerus ke bawah dan tempatkan berat tubuh operator pada bagian belakang tempat duduk. - Untuk menurunkan sudut tempat duduk bagian depan, tekan tuas seat tilt lever terus menerus dan tempatkan berat tubuh operator pada bagian depan tempat duduk d. Penyetelan ketinggian tempat duduk Dengan menggabungkan kedua gerakan tersebut diatas, tempat duduk dapat distel naik atau turun. Setelah dicapai ketinggian yang diinginkan, tempatkan tempat duduk pada posisi datar (horizontal) dengan memundurkan pengaturan sudut kemudian akhiri penyetelan. 3-9

33 Penyetelan sabuk keselamatan (seat belt) Peringatan! Sebelum mengencangkan sabuk keselamatan, periksa bahwa tidak ada kondisi yang tidak normal pada bracket (gesper). Apabila sabuk cacat atau rusak segera minta penggantian. Selalu kencangkan sabuk keselamatan sebelum beroperasi Selalu pakai sabuk keselamatan selama beroperasi Jangan terputar sabuk keselamatan pada saat dikencangkan Selalu dikencangkan sabuk keselamatan melingkari tubuh operator. Harus diyakini bahwa akan kuat bila terjadi kecelakaan a. Mengencangkan dan melepas sabuk Gambar 3.12 Penyetelan sabuk keselamatan 1) Duduklah dengan baik pada tempat duduk, injak pedal dan aturlah tempat duduk sehingga punggung tersandar dengan baik pada sandaran. 2) Duduklah dengan baik pada tempat duduk, pegang gesper dan lidah dengan tangan kiri dan tangan kanan anda, masukkan lidah kedalam gesper dan tarik sabuk untuk meyakinkan bahwa sabuk telah terkunci dengan baik. 3) Apabila akan melepas sabuk, tekan tombol pada gesper untuk melepas sabuk Aturlah panjang sabuk sesuai dengan tubuh anda tanpa sabuk tersebut terpuntir dan atur agar gesper berada pada tengah-tengah tubuh anda. b. Mengatur panjang sabuk 1) Untuk memperpendek. Tarik ujung-lepas dari sabuk pada gesper dan lidah Gambar 3.13 Mengatur panjang sabuk keselamatan 3-10

34 2) Untuk memperpanjang Bengkokkan sabuk tersebut pada sudut kanan kemudian tarik sabuk tersebut pada sisi-tetap gesper dan lidah. Gambar 3.14 Mengatur/memperpendek sabuk keselamatan 3.4. Pemeriksaan sebelum menghidupkan engine 1. Sebelum menghidupkan engine, harus diperiksa dan diyakinkan bahwa : a. Tuas transmisi diatur pada posisi netral. Gambar 3.15 Tuas Transmisi b. Saklar (switch) PTO pada posisi mati Gambar 3.16 Saklar PTO c. Saklar (switch) PTO dan governor pada posisi mati Engine tidak bisa di start (hidup) bila saklar ini dalam posisi ON. Gambar 3.17 Saklar PTO & Governor d. Rem parkir ditarik pada posisi PARKIR, (ada dua tipe rem parkir) Rem parkir (mechanical actuated type) Rem parkir (air actuated type) Gambar 3.18 Tuas Rem Parkir 3-11

35 2. Putar kunci kontak ke posisi ON Pada posisi ini, lakukan pemeriksaan terhadap semua indikator dan lampu peringatan pada monitor panel (dash board) untuk meyakinkan kondisinya baik dan dapat berfungsi dengan baik. (lampu indikator 1 s.d 22) Gambar 3.19 Kunci Kontak Gambar 3.20 Monitor Panel 3.5. Menghidupkan engine Peringatan : Jangan menggunakan ether (gas eter) atau zat/alat bantu lainnya untuk start. Penggunaan gas tersebut dapat menimbulkan ledakan yang berbahaya. Hindarkan cara menghidupkan engine dengan didorong. Gunakan prosedur jumping (bantuan battery dari luar) Perhatian : Jangan melakukan start secara terus menerus lebih dari 15 detik. Hal ini dapat mengakibatkan umur battery menjadi lebih pendek dan dapat merusak sistem start (starting system). Bila engine gagal dihidupkan pada start awal, tunggu sebentar sekitar 20 menit dan kemudian dicoba distart lagi. Bila tidak melakukan pemanasan engine ( warm-up) dengan benar, maka akan mempengaruhi umur engine. 1. Tekan pedal gas 14 (accelator) dan pedal kopeling secara penuh, kemudian putar kunci kontak ke posisi START. 2. Bila engine hidup lepas kunci kontak dan secara otomatis posisi kunci kontak akan kembali ke posisi ON. Kemudian lepaskan Gambar 3.21 Tuas Kendali Travelling tekanan pedal gas dan kopeling perlahanlahan. 3-12

36 3.6. Pemeriksaan setelah engine hidup Peringatan! Bila indikator tekanan minyak pelumas engine tetap menyala dalam waktu sepuluh detik maka segera matikan engine (putar kunci kon tak ke posisi OFF) untuk mencegah terjadinya kerusakan yang fatal pada engine. Lampu indikator peringatan tersebut akan menyala bila tekanan minyak pelumas berada dibawah 0.5 kg/cm. 1. Dengan menggunakan tombol pengatur putaran idling engine, set putaran engine sedikit lebih tinggi dari putaran idling sampai pemanasan engine cukup dan membatasi warna biru muda dari gas buang. 2. Setelah selesai melakukan pemanasan, turunkan putaran engine ke putaran idling yang normal. 3. Periksa bahwa tidak ada getaran yang tidak normal dan tidak ada kelainan suara. 4. Periksa/perhatikan bahwa tidak ada kebocoran minyak pelumas, air pendingin dan bahan bakar. 5. Periksa kenaikan tekanan angin (air pressure) pada meteran tekanan udara. Pada putaran idling tekanan angin (air pressure) naik adalah normal bila menuju kepada tekanan standar yang telah ditetapkan. Tekanan angin standard : AOH brake vehicle : 6,8-8 kg/cm 2 Air brake vehicle : 7,2-8,5 kg/cm 2 Putaran engine Tekanan angin (Air Pressure) Waktu (kira-kira) A.O.H Brake vehicle Air brake vehicle Putaran idling 0 sampai 8 kg/cm 2 Kurang dari 5 menit 0 sampai 8.5 kg/cm 2 Kurang dari 7 menit 6. Periksa pedal rem Tekan perlahan pedal rem dan periksa jarak (play) dari gerakan pedal tersebut. Jarak gerakan yang tepat adalah mm. Gambar 3.22 Jarak (play) pedal rem 3-13

37 Gambar 3.23 Memeriksa Pedal Rem Harus yakin pedal dapat ditekan tanpa adanya hambatan. Harus yakin bahwa suara angin yang keluar dapat terdengar keluar dari katup ketika kaki diangkat dari pedal. 7. Mengaktifkan PTO Gambar 3.24 Saklar PTO & Governor Apabila saklar (switch) PTO transmisi dan governor ditekan, maka daya dari Power Take Off transmisi akan terhubungkan dengan pompa hidrolik, dan sebagainya. Pada saat yang sama, saklar tersebut memindahkan governor dari engine melalui posisi ON. Saklar ini harus dalam posisi OFF pada saat kendaraan berjalan (driving), karena putaran engine tidak dikontrol dengan pedal gas pada saat saklar berada pada posisi ON. Kondisi ini akan sangat berbahaya, sehingga memerlukan perhatian. Cara mengoperasikan saklar. - Engine dalam keadaan hidup dan atur pada posisi idle - Pedal kopeling ditekan penuh - Tekan saklar (switch) ke posisi ON - Periksa dan harus yakin bahwa indikator PTO menyala. Penting : Engine tidak bisa distart bila saklar ini pada posisi ON Pemeriksaan Selama Pengoperasian Perhatian! Bekerjanya system pada engine, hidrolik, kelistrikan atau komponen lainnya dapat mengalami gangguan selama alat dioperasikan. a. Perhatikan/pantau semua indikator (instrumen) pada panel monitor untuk mendeteksi adanya kelainan (tidak berfungsi dengan baik) b. Perhatikan/pantau pergerakan dari attachment, untuk mendeteksi adanya kelainan operasinya atau adanya kerusakan 3-14

38 c. Lakukan tindakan yang diperlukan sesuai dengan prosedur bila terdapat kelainan atau kerusakan Pemeriksaan Setelah Pengoperasian Peringatan : Hindarkan dari berhenti mendadak Apabila akan menghentikan wheel crane, pilih tempat yang datar dan keras, hindarkan tempat yang berbahaya (tempat yang miring, dan sebagainya) Sebelum meninggalkan kabin (ruang operator), selalu aktifkan rem parkir. 1. Untuk memberhentikan wheel crane, posisikan pada tempat yang datar/rata dan aman, kemudian hentikan dengan menginjak pedal rem, sampai alat berhenti sempurna. Posisi wheel crane pada posisi parkir. 2. Lepaskan kaki dari pedal gas, dan biarkan engine pada putaran idling untuk proses cooling down. 3. Periksa temperatur air pendingin, tekanan minyak pelumas engine dan bahan bakar pada monitor. 4. Matikan engine sesuai dengan prosedur. Penting : Bila engine langsung dimatikan tanpa cooling down, umur pemakaian engine akan menjadi lebih pendek. Terutama bila engine sering mengalami overheating. Jalankan engine pada putaran rendah sekitar 5 menit untuk mendinginkan engine secara perlahan-lahan Putar kunci kontak ke posisi OFF dan engine akan mati Cabut kunci kontak dari saklar (starting Gambar 3.24 Kunci Kontak (Stop) switch) Pemeliharaan setelah engine dimatikan 1. Bersihkan ruang operator (cabin) dari kotoran dan bahan yang mudah terbakar. 2. Periksa semua komponen crane dan driving (travel) unit. 3. Periksa dari kemungkinan adanya kebocoran minyak pelumas, air pendingin dan bahan bakar. 4. Isilah bahan bakar sampai penuh sesuai dengan ketentuan. 5. Selalu kunci kabin (ruang operator/ruang driver) sebelum meningalkan alat. 3-15

39 BAB IV PENGETAHUAN PEMELIHARAAN BERKALA 4.1. Umum Perawatan atau pemeliharaan berkala adalah kegiatan perawatan alat-alat berat termasuk wheel crane yang dilakukan menurut waktu-waktu tertentu yang telah ditetapkan pabrik pembuat alat-alat berat dan dilakukan secara teratur terus menerus sesuai dengan periodenya. Waktu pelaksanaan perawatan berkala ditetapkan berdasarkan operasi peralatan yang dapat dibaca pada service hour meter atau jumlah tempuh dalam kilometer yang dapat dibaca pada speedometer. Walaupun pelaksana perawatan berkala ini adalah mekanik khusus yang ditugasi untuk menangani perawatan ini, tapi seorang operator harus mengerti kegiatan perawatan ini karena diharapkan dapat lebih disiplin dalam melaksanakan tugasnya mengoperasikan dan merawat peralatan tersebut Periode Pemeliharaan Berkala Standar waktu yang dipakai untuk pelaksanaan perawatan berkala ini disediakan dua jenis interval pemeriksaan dan pemeliharaan yang disarankan yaitu berdasarkan pembacaan service (hour meter) dan berdasar kan bulan kalender. Pelaksanaan pemeriksaan dan pemeliharaan tergantung mana yang paling cepat dicapai ( service atau bulan. Interval pemeriksaan tersebut berdasarkan pada asumsi bahwa wheel crane dioperasikan pada kondisi operasi yang normal. Bila dioperasikan pada kondisi yang lebih berat atau tidak seperti biasanya, maka intervalnya harus dipercepat. Bila terjadi kerusakan atau gangguan pada service meter, operator harus segera melapor dan memintakan perbaikannya. Berdasarkan service dan bulan kalender tersebut maka perawatan berkala dilaksanakan pada periode tertentu, yang pada umumnya adalah sebagai berikut : a. Pemeliharaan setiap 100 service atau setiap bulan b. Pemeliharaan setiap 300 service atau setiap 3 bulan c. Pemeliharaan setiap 600 service atau setiap 6 bulan d. Pemeliharaan setiap 1200 service atau setiap tahun e. Pemeliharaan setiap 2400 service atau setiap 2 tahun f. Pemeliharaan setiap 4800 service atau setiap 4 tahun g. Pemeliharaan apabila diperlukan 4-1

40 4.3. Pelaksanaan Pemeliharaan Berkala Ketelitian dan ketaatan operator dan mekanik dalam memeriksa service hour meter atau jarak tempuh alat dan melaksanakan pemeliharaan tepat pada waktunya sangat menentukan untuk dapat dilaksananakannya pemeliharaan yang benar Periode waktu pelaksanaan pemeliharaan tersebut telah ditentukan oleh pabrik pembuat alat-alat berat dan hampir semua merk dan type dari wheel crane pelaksanaan perawatan berkala ini hampir sama. Untuk dapat memberikan gambaran mengenai pelaksanaan kegiatan pemeliharaan berkala ini akan disajikan contoh pemeliharaan berkala yang ditetapkan untuk Wheel Crane Tadano dengan motor penggerak (engine) Nissan Pemeliharaan pada 100 pertama a. Penggantian minyak pelumas engine b. Pengantian filter minyak pelumas engine c. Penggantian minyak pelumas transmisi torque converter d. Pembersihan strainer minyak pelumas transmisi e. Penggantian elemen filter sistem transmisi Pemeliharaan pada 300 service pertama a. Penggantian minyak hidrolik b. Penggantian filter (return filter) pada tangki hidrolik c. Penggantian filter (return filter) pada sistem hidrolik Pemeliharaan setiap minggu Pelumasan (greasing) Plat luncur dari permukaan atas boom dengan pelumasan tekan 6 titik Plat luncur dari permukaan bawah boom dengan pelumasan tekan 6 titik Bantalan swing (swing bearing) dengan pelumasan tekan 4 titik Pin, untuk sheave atas dari jib (jib head sheave) dengan pelumasan tekan 2 titik Pivot pin, bagian bawah silinder elevasi (elevating cylinder lower) dengan pelumasan tekan 1 titik Pivot pin, boom dengan pelumasan tekan 1 titik Pin, single top pin dengan pelumasan tekan 1 titik Keluarkan air dan endapan kotoran dari tangki bahan bakar. 4-2

41 Pemeliharaan setiap bulan atau 100 Pelumasan (greasing) Permukaan samping dari boom dengan dilabur/dipoles 3 bagian Tali baja, untuk winch utama dengan dilabur/dipoles 1 bagian Tali baja, untuk winch pembantu - dengan dilabur/dipoles 1 bagian Tali baja, untuk boom telescopic - dengan dilabur/dipoles 1 bagian Swing gear - dengan dilabur/dipoles 1 bagian Bush, pin penyambung jib (jib connecting pin) dengan pelumas tekan 4 titik Propeller shaft dengan pelumas tekan 9 titik Suspension lock cylinder dengan pelumas tekan 8 titik Leaf spring pivot dengan pelumas tekan 8 titik King pin dengan pelumas tekan 8 titik Steering cylinder dengan pelumas tekan 8 titik Tie rod end dengan pelumas tekan 4 titik Pemeriksaan v-belt dari kemungkinan kendor atau rusak Pemeriksaan power steering fluid (permukaan dan kemungkinan bocor) Pemeriksaan sistem rem - Play dari pedal rem - Kemampuan pengereman rem service - Langkah tuas rem parkir - Kebocoran atau kerusakan slang dan pipa sistem rem. Pemeriksaan play dari pedal kopling Pemeriksaan fungsi dari kopeling Pemeriksaan transmisi dari kemungkinan adanya kebocoran Pemeriksaan permukaan minyak transmisi torque converter Pemeriksaan setiap 300 atau 3 bulan Penggantian minyak pelumas, swing speed reducer (untuk 300 pertama) Penggantian minyak pelumas, winch speed reducer (untuk 300 pertama) Pemeriksaan minyak pelumas, axle (carries axle) Pemeriksaan minyak pelumas, axle (planetary gear) Penggantian elemen air cleaner Penggantian minyak pelumas engine (setiap 250 service) 4-3

42 Pemeriksaan fungsi pengering udara sistem rem Pemeriksaan keausan kampas rem Pemeriksaan air battery (battery electrolyte) Pemeriksaan setiap 600 atau 6 bulan Pemeriksaan permukaan minyak pelumas, winch speed reducer Pemeriksaan permukaan minyak pelumas, swing speed reducer Penggantian filter bahan bakar (500 service) Pemeriksaan stainer bahan bakar Penceratan bahan bakar pada water sparator Penggantian filter (return filter-hydraulic tank) Penggantian filter (return filter) Pemeriksaan air breather (hydraulic oil tank) Pemeriksaan swing bearing mounting bolt Pemeliharaan setiap 1200 atau tiap tahun Penggantian minyak pelumas, winch speed reducer Penggantian minyak pelumas, swing speed reducer Penggantian minyak pelumas, torque converter transmission Pembersihan strainer transmisi Penggantian elemen filter sistem transmisi Penggantian minyak rem Penyetelan kerenggangan rem parkir Pemeriksaan/pembersihan filter hydraulic, out rigger circuit Pemeliharaan setiap 2400 atau tiap 2 tahun Pelumasan/penggemukan steering joint Penggantian minyak pelumas, axle (carrier axle) Penggantian minyak pelumas, axle (planetary gear) Penggantian filter (line filter, automatic circuit) Penggantian filter (line filter, steering circuit) Penggantian filter (line filter, winch brake circuit) Penggantian filter (line filter, steering/axle lock circuit) Penggantian filter (line filter, hydraulic pilot circuit). 4-4

43 Pemeliharaan setiap 4800 atau 4 tahun Penggantian minyak hidrolik Catatan : Bila minyak hydraulic yang digunakan bukan TADANO Hydraulic Oil LL, penggantian minyak pelumas dilaksanakan setiap 2400 atau 2 tahun Apabila Diperlukan a. Bersihkan bagian dalam dari sistem pendingin b. Periksa, bersihkan dan ganti saringan udara (air cleaner) c. Pemanas udara pemasukan elektrik d. Periksa cairan pembersih kaca, tambah bila perlu e. Periksa dan stel AC 4.5. Tabel Pemeliharaan Sebagai kumpulan dari kegiatan pemeliharaan wheel crane ini disajikan tabel pemeliharaan secara garis besar, sedangkan rinciannya dapat dilihat pada uraian sebelumnya dan buku petunjuk (manual) pengoperasian dan pemeliharaan Penggemukan (greasing) Penggunaan gemuk (greasing) yang berbeda merk dan jenisnya pada pelumasan (greasing) komponen mesin akan mengubah kegunaan dari grease tersebut dan akan memberikan dampak yang kurang baik terhadap komponen. Apabila menambah grease, gunakan grease dengan merk yang sama dengan yang telah dipakai pada mesin tersebut. Dan saat penggantian grease yang berbeda merk, keluarkan grease lama yang masih tersisa sebelum mengganti/menambah dengan grease yang baru. 4-5

44 Tabel pemeliharaan No Bagian yang dilumasi dan cara pelumasan Jumlah titik/bagian yang dilumasi Harian Interval Pemeliharaan Tiap 100 Jam 2400 Jam minggu 1 Bulan 1 Tahun 1 Side syrface of boom Coat 3 points Upper structure Lower structure 2 Slide plate (top s urface of Inject 6 points boom) 3 Slide plate (bottom surface of boom) Inject 6 points 4 Wire rope (for main winch) Coat 1 points 5 Wire rope (for auxiliary Coat 1 points winch)*1 6 Wire rope (for telescopic the boom) Coat 2 points 7 Swing bearing Inject 4 points 8 Swing gear Coat 1 points 9 Jib connecting pin boss Inject 4 points 10 Pin (for jib head sheave) Inject 1 point 11 Elevating cylinder lower Inject 1 point pivot pin 12 Boom pivot pin Inject 1 point 13 Single top sheave pin Inject 1 point (option) 14 Main hook block (option) Inject 1 point 15 Auxiliary hook block Inject 1 point 21 Out rigger float Inject 4 point 22 Propeller shaft Inject 9 point 23 Suspension lock cylinder Inject 8 point 24 Leaf spring pivot Inject 8 point 25 King pin Inject 8 point 26 Steering cylinder Inject 8 point 27 Tierod end Inject 4 point 28 Steering joint Coat 4 points 4-6

45 Bagian yang perlu dilumasi : a. Upper Structure Gambar 4.1a Diagram Pelumasan (Penggemukan) 4-7

46 b. Lower Strukture Gambar 4.1b Diagram Pelumasan (Penggemukan) Minyak Pelumas Roda Gigi (Gear Oil) Penggemukan merk yang berbeda dari minyak pelumas roda gigi yang digunakan akan mengubah kegunaan dari minyak pelumas tersebut dan akan memberikan dampak yang kurang baik pada mesin. Bila melakukan penambahan minyak pelumas, harus diyakini bahwa digunakan mempunyai merk yang sama dengan minyak pelumas yang ada dalam mesin. Apabila akan menggunakan minyak pelumas dengan merk yang berbeda, maka keluarkan semua minyak pelumas yang lama sebelum menambah/mengisi minyak pelumas yang baru tersebut. 4-8

47 Bersihkan tempat sekitar lubang pengisian sebelum membuka tutupnya untuk mencegah debu dan material asing lainnya masuk kedalam kotak gigi reduksi. Bersihkan tutup dan lubang pengisian dan betulkan seal penutup sebelum menutup dan mengencangkan tutup pengisian Tabel Pemeliharaan Interval Pemeliharaan No Komponen dan Kegiatan yang dilakukan Periksa 1 Winch speed reducer permukaan oli Jumlah bagian yang diperiksa/ Jam Jam Jam Jam Harian jumlah pelumas Bulan Bulan Bulan Tahun 1 points Ganti oli 3 lit Jam 2 Tahun 2 Swing speed reducer 3 Axle (carrier axle) 4 Axle (planetary gear) Periksa 1 point permukaan oli Ganti oli 1,6 lit. Periksa 2 points permukaan oli Ganti oli 13 lit. X 2 Periksa 4 points permukaan oli Ganti oli : Hanya penggantian pertama Engine Interval pemeriksaan dan pemeliharaan minyak pelumas engine dan filter, berdasarkan referensi dari pabrik pembuat engine. Untuk rinciannya dapat dipelajari manual pengoperasian dari pabrik pembuat engine 4-9

48 Tabel Pemeliharaan No. 1. Engine Komponen dan kegiatan yang dilakukan Jumlah bagian yang diperiksa/jumlah pelumas Harian Periksa permukaan oli 1 point 60 Ganti oli 15.4 lit. Interval Pemeliharaan Ganti filter 1 point Air cleaner Periksa Bersihkan elemen 1 point Ganti elemen (*1) (*1) : Tiap tahun atau setelah dicuci 6 kali : Hanya penggantian pertama Sistem Torque Converter Peringatan : Torque Converter dan transmisi sangat panas setelah melakukan traveling. Biarkan Torque Converter dan transmisi dingin sampai dapat diraba dengan telapak tangan sebelum dilakukan pemeriksaan. Penting! Terlalu rendah atau terlalu tinggi permukaan minyak pelumas didalam transmisi dapat menyebabkan overheating atau transmisi tidak bisa bekerja. Harus diyakini bahwa permukaan minyak pelumas berada pada rentang tinggi permukaan yang diijinkan. Tabel Pemeliharaan No. 1. Komponen dan kegiatan yang dilakukan Torque converter, transmission Periksa permukaan oli Jumlah bagian yang diperiksa/ jumlah pelumas Mingguan point Interval Pemeliharaan bln 3 bln 6 bln 1 th 2 th Ganti oli 34 lit. 2. Transmission Bersihkan 1 point 3. Line filter Ganti elemen 1 point : Hanya penggantian pertama 4-10

49 Sistem Bahan Bakar Peringatan! Kebocoran bahan bakar dapat menyebabkan kebakaran, bila kebocoran bahan bakar telah diketahui, segera diperbaiki. Setelah penggantian filter elemen atau pengeluaran udara dari sistem (bleeding), bersihkan segera bahan bakar yang tersisa. Penggunaan bahan bakar (diesel fuel) yang dicampur dengan bensin atau alkohol sangat berbahaya. Kegiatan ini dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan, yang mengakibatkan kecelakaan yang serius atau kematian, atau merusak mesin. Gunakan bahan bakar standar, jangan mencampur solar dengan bensin atau alkohol. Tabel Pemeliharaan Interval pemeriksaan dan pemeliharan filter bahan bakar dan strainer berdasarkan referensi dari pabrik pembuat engine. Untuk rinciannya dapat dipelajari manual operasi dari pabrik pembuat engine. No. 1. Fuel tank Komponen dan kegiatan yang dilakukan Periksa permukaan bahan bakar Jumlah bagian yang diperiksa/ jumlah pelumas Harian 300 lit. (*1) Interval Pemeliharaan 500 Bersihkan 1 point 2. Engine fuel filter Ganti elemen 1 point 3. Strainer Periksa dan cuci 1 point Gauze filter (fuel pump) Periksa dan cuci 2 points 5. Water separator Periksa permukaan air 1 point (*2) (1*) : Kapasitas tangki (*2) : Bila lampu peringatan water separator menyala Sistem Rem Peringatan! Gunakan minyak rem Tadano Genuine Brake Fluid. Bila akan menggunakan minyak rem dari merk lain, kuras semua minyak rem yang lama sebelum memasukkan minyak rem yang baru. 4-11

50 Minyak rem yang direkomendasikan adalah berbasis glicol (glyc ol-based). Bila menggunakan minyak rem berbasis silicon atau mineral, maka akan menyebabkan kebocoran pada packing yang mengakibatkan bekerja rem kurang efektif. Jadi selalu gunakan minyak rem yang berbasis glycol. Beberapa minyak rem berbasis glycol dengan kualitas rendah (low grade) mempunyai titik didih yang rendah. Penggunaan jenis ini akan berbahaya karena dapat menyebabkan terjadinya penguapan (pavor lock) Penggunaan yang terlalu lama, minyak rem secara perlahan-lahan akan Tabel Pemeliharaan. No menyerap uap air dari udara yang akan menurunkan titik didihnya. Keadaan ini dapat menyebabkan penguapan (pavor lock). Harus diyakini bahwa penggantian minyak rem dilakukan secara teratur Komponen dan kegiatan yang dilakukan Brake fluid reservoir Disk brake pad 3. Air dryer 4. Parking brake pad Periksa permukaan minyak rem Jumlah bagian yang diperiksa/ jumlah pelumas Harian 2 points 100 Interval Pemeliharaan bln 3 bln 6 bln 1 th Ganti minyak rem 1.7 lit. Periksa keausannya 4 points Periksa fungsinya 1 point Ganti alat (agent) 1 point Stel kerenggangan 1 point Ban dan Roda Peringatan! Penggantian atau pemasangan kembali ban yang tidak benar mungkin akan meyebabkan pecah ban, dan berakibat kepada kecelakaan atau kematian. Menggunakan ban yang sobek atau rusak atau yang kembangnya telah rusak adalah berbahaya dan dapat menyebabkan slip, atau pecah. Bila hasil pemeriksaan menyatakan ban telah mencapai batas pemakaian, maka segera ganti dengan yang baru 4-12

51 Tabel Pemeliharaan No. 1. Tire Komponen dan kegiatan yang dilakukan Jumlah bagian yang diperiksa/ jumlah pelumas Harian Check wear 4 points 100 Interval Pemeliharaan bln 3 bln 6 bln 1 th Rotation 4 points 2. Wheel nut Check tightness 4 points Sistem Hidrolik Peringatan! Minyak hidrolik dan peralatan kerja hidrolik akan menjadi sangat panas setelah pengoperasian alat, biarkan dingin dahulu sebelu dilakukan kegiatan pemeliharaan. Meskipun engine tidak hidup, beberapa komponen hidrolik masih menyisakan tekanan tinggi. Hati-hati pada waktu membongkar atau melepas komponen, dapat mengakibatkan kecelakaan yang mengenai tubuh. Jangan mencoba untuk melepaskan atau membongkar komponen hidrolik, pipa atau sambungan (coupling) Penting! Penggunaan minyak hidrolik yang berbeda merk, akan mengubah kegunaan minyak hidrolik dan akan menyebabkan akan memberikan dampak yang kurang baik terhadap komponen. Pada waktu menambah minyak hidrolik, harus yakin bahwa yang digunakan mempunyai merk yang sama dengan yang dipakai. Apabila akan menggunakan minyak hidrolik yang berbeda merk, maka minyak hidrolik yang lama harus dikeluarkan sebelum menambah/mengganti minyak hidrolik yang baru. Bila crane dioperasikan pada waktu yang cukup lama dengan temperatur minyak hidrolik yang tinggi, minyak hidrolik dengan cepat akan rusak/memburuk, umur pemakaian komponen hidrolik lebih pendek. Hati-hati dalam memantau temperatur minyak hidrolik. Hati-hati pada waktu menangani pipa hidrolik. Penanganan yang tidak tepat akan menyebabkan kebocoran atau tidak berfungsinya komponen hidrolik. 4-13

52 Debu, material asing lainnya, air, dan lain-lain berada dalam tangki hidrolik atau pipa, dapat menyebabkan kerusakan mesin. Tabel Pemeliharaan No. Jaga agar kondisi bagian tersebut selalu bersih bila sedang ada kegiatan berkaitan dengan bagian tersebut. Komponen dan kegiatan yang dilakukan 1. Hydraulic oil tank 2. Return filter (hydraulic oil tank) Periksa permukaan oli Ganti oli Jumlah bagian yang diperiksa/ jumlah pelumas Harian 1 point 380 L (*1) 523 L (*2) 300 Interval Pemeliharaan 600 Ganti 1 point 3. Return filter Ganti 1 point Air breather (hydraulic oil tank) Line filter (outrigger circuit) Line filter (automatic stop circuit) Line filter (steering circuit) Line filter (winch brake circuit) Line filter (steering/axle lock circuit) Line filter (hydraulic pilot circuit) Ganti 1 point bln 6 bln 1 th 2 th 4 th Ganti 1 point (*3) Ganti 2 points Ganti 1 point Ganti 2 points Ganti 1 point Ganti 1 point (*1) : Kapasitas tanki (*2) : Kapasitas seluruhnya : Hanya penggantian pertama (*3) : Bila dipakai bahan Tadano Hydraulic oil LL, penggantian minyak pelumas setiap 2400 atau 2 tahun Sistem Swing Peringatan! Bila baut mounting lepas atau rusak akan menyebabkan kecelakaan yang serius. Periksa semua baut secara teratur Tabel Pemeriksaan No. 1. Komponen dan kegiatan yang dilakukan Swing bearing mounting bolt Jumlah bagian yang diperiksa/ jumlah pelumas Mingguan 100 Interval Pemeliharaan bln 3 bln 6 bln Periksa 1 set 4-14

53 Sistem Listrik Penting! Harus yakin untuk memutar kontak ke posisi OFF untuk mencegah terjadinya arus pendek (kortsluiting)dan lepaskan terminal negatif ( -) pada pool battery saat mengganti sekering (fuse) Menggunakan sekering (fuse) dengan kapasitas yang lebih besar dari yang seharusnya terpasang, akan menyebabkan kabel atau alat kelistrikan terbakar. Selalu menggunan sekering (fuse) dengan kapasitas yang ditetapkan bila melakukan penggantian. Tabel Pemeliharaan No. Komponen dan kegiatan yang dilakukan Jumlah bagian yang diperiksa/ jumlah pelumas Mingguan 100 Interval Pemeliharaan bln 3 bln 6 bln 1. Fuse/Replace Bila sekering terbakar 2. Battery electrolyte/check 2 points 4-15

54 BAB V PENGETAHUAN BAHAN BAKAR DAN MINYAK PELUMAS 5.1. Umum Kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian alat-alat berat akan selalu berhubungan dengan minyak pelumas dan bahan bakar, sehingga seorang operator sebaiknya memiliki pengetahuan mengenai bahan bakar dan minyak pelumas tersebut, paling sedikit mengetahui bagaimana cara menangani dengan benar kedua jenis material tersebut. Disamping itu perlu pula mengetahui jenis bahan pelumas yang seharusnya dipakai dalam alat-alat berat yang dioperasikannya, sehingga akan menjadi lebih hati-hati dalam memilih atau menggunakan pelumas tersebut Bahan Bakar Jenis bahan bakar yang dipakai dalam penggunaan alat-alat berat adalah solar yang pada saat sekarang dan untuk waktu yang akan datang dituntut berbagai persyaratan antara lain : Memiliki nilai pembakaran yang tinggi sehingga penggunaannya lebih irit/hemat Menghasilkan gas buang yang lebih bersih, sehingga tidak menimbulkan polusi Untuk menjaga agar kinerja mesin tinggi dengan tingkat penggunaan bahan bakar yang irit/hemat, maka dituntut konstruksi mesin yang memiliki sistem bahan bakar bertekanan tinggi dan komponen mesin yang sangat presisi seperti : Pompa bahan bakar (fuel pump) Injector yang memiliki lubang penyemprotan sangat halus Filter yang memiliki daya saring yang kuat Dan akibat konstruksi yang presisi tersebut akan sangat sensitif terhadap air dan kotoran sehingga bahan bakar harus selalu bersih dari kontaminasi air dan juga kotoran (debu, dan sebagainya). Untuk menghasilkan gas buang yang bersih, selain tuntutan teknis diatas, juga bahan bakar yang dipakai harus memenuhi syarat sesuai dengan yang direkomendasikan oleh pabrik, dan sewaktu-waktu harus dianalisa di laboratorium. Dalam mempertahankan kondisi bahan bakar yang bersih tersebut, perlu diperhatikan dalam penanganan bahan bakar tersebut, yaitu : 5-1

55 1. Penyimpanan a. Solar yang baru diterima ditampung pada tangki penyimpanan dan biarkan selama kurang lebih 24 untuk mengendapkan kotoran dan air yang terkandung didalamnya. b. Posisi tangki penyimpanan sebaiknya dibuat miring sekitar 3 o dan dipasang keran pembuang kotoran dan air pada bagian terendah dari tangki penyimpanan. c. Setiap pagi buang kotoran dan air dari tangki melalui keran pembuang. 2. Pengisian a. Pengisian solar kedalam tangki alat-alat berat dilakukan segera setelah selesai dioperasikan. b. Pada waktu pengisian hindarkan dari tercampur kotoran dan air dan jauhkan sumber api yang membahayakan c. Setiap pagi sebelum menghidupkan engine, buang endapan kotoran dan air dari tangki melalui keran pembuang (yang telah tersedia) 3. Penggantian filter a. Penggantian filter bahan bakar dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. b. Pemasangan filter dilakukan tanpa mengisikan terlebih dahulu solar kedalamnya. Gunakan pompa tangan (feed pump) untuk mengisi solar kedalam filter sekaligus membuang udara dari sistem bahan bakar. c. Jangan pernah memakai filter yang dicuci kemudian dipasang kembali 4. Hal yang perlu perhatian a. Pengisian bahan bakar dikakukan setiap habis bekerja, bukan sebelum dipakai/dioperasikan b. Pada saat pengisian harus hati-hati agar tidak tercampur dengan air atau kotoran c. Buang air dan endapan kotoran dari tangki setiap pagi sebelum beroperasi d. Filter solar harus diganti pada waktunya, dan jangan menggunakan filter bekas meskipun telah dicuci. Filter bekas harus dirusakkan dan dibuang. Gambar 5.1 Filter baru Gambar 5.2 Filter bekas dibuang 5-2

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 5.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER WLO 04 / PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI KATA

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT Oleh FD20ST-3 Ady Prasetya (210345025) Hasan Basri (210345035) Muhamad Maulana (210345039) Apa itu forklift??? Forklift adalah sebuah alat bantu berupa kendaraan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN BACKHOE PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI:

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK. dilakukan setiap 1000 km (1 bulan), 5000 km (3 bulan), km (6 bulan),

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK. dilakukan setiap 1000 km (1 bulan), 5000 km (3 bulan), km (6 bulan), BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK A. Umum Service berkala adalah perawatan kendaraan yang terdiri dari pemeriksaan, penyetelan, dan penggantian suku cadang sesuai kebutuhan yang dilakukan setiap 1000 km (1 bulan),

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN LOADER PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI: F45.500.2.2.19.II.02.002.01

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dump Truck 2.1.1 Pengertian Dump Truck BAB II LANDASAN TEORI Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m).

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

BAB IV PENGENALAN BALL MILL

BAB IV PENGENALAN BALL MILL BAB IV PENGENALAN BALL MILL 4.1 DESKRIPSI BALL MILL Ball Mill adalah alat penting untuk grinding setelah bahan dilumatkan. Mesin penggiling ini adalah alat yang efisien untuk grinding berbagai bahan menjadi

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan

Lebih terperinci

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL MODUL PELATIHAN ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL Oleh: Sriyono 132206843 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007 Servis Rutin

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling Gambar 4.1 Diagram Proses Perawatan dan Perbaikan Kopling 29

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN Mulai perawatan Pemeriksaan dan penyetelan pada mesin oil sealed rotary vacuum pump model P450 Membongkar dan memperbaiki komponen tersebut

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak

mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak Jenis Kendaraan Kode Kendaraan Bandara Tahun Form Checklist Tahunan untuk Foam Tender a No Pekerjaan Lakukan inspeksi pada fuel filter eksterior untuk mengetahui ada/tidaknya kebocoran yang terjadi pada

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC) Klasifikasi : Pelaksanaan Sub Bidang Pekerjaan Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat II

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. Pendahuluan Operasi sepeda motor yang tanpa kerusakan dan aman, dan juga umur yang panjang adalah idaman dari setiap pemilik sepeda

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE

PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE WCO 06 = LAPORAN OPERASI WHEEL CRANE PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI KATA

Lebih terperinci

Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV

Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV N o Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV Tipe Lubricant Temperatur Kerja dan Spesifikasi Lubricant Di atas 0 C 0 C sampai - 8 C -8 C sampai 0 C Grease, Automotive, dan artilery NLGI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION Tes Jalan Berfungsi untuk memeriksa tingkat kecepatan yang digunakan pada posisi L, 2 atau D saat sistem pengontrolan perpindahkan gigi tidak berfungsi. Lakukan tes

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer

Lebih terperinci

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK BAB III MEMBUAT STANDAR OPERA SIONA L PR OSEDUR PADA UNIT WA TER TRUC K MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK 1.1 Bagian-Bagian Utama water truck. Pada bagian ini dijelaskan nama-nama

Lebih terperinci

Bahan Sistem. Umum. Sistem. 2level

Bahan Sistem. Umum. Sistem. 2level mesin wajar dari tidak 2. Pedoman Pemeliharaan Vehicle Untuk Kendaraan Rapid Intervention terdapat di dalam kendaraan RIV adalah Mesin, Elektronik, Pengereman (Breaking System), Kemudi (Steering System),

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PENGOPERASIAN NAIK / TURUN BACKHOE LOADER KE / DARI ATAS TRAILER KODE UNIT KOMPETENSI.01

Lebih terperinci

Engine Tune Up Engine Conventional

Engine Tune Up Engine Conventional Kualifikasi Tipe Mobil Spesifik Engine Tune Up Nama No. Reg TUK Tanggal Lembar : Peserta Engine Tune Up Engine Conventional OTO.KR-01-001.01 Pelaksanaan pemeliharaan/service komponen OTO.KR-01-009.01 Pembacaan

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

MODUL RINGKAS OPERATOR MOTOR GRADER

MODUL RINGKAS OPERATOR MOTOR GRADER MODUL RINGKAS OPERATOR MOTOR GRADER 2015 KATA PENGANTAR Laporan UNDP tentang : Human Development Index (HDI) tertuang dalam Human Development Report, 2004, mencantumkan Indeks Pengembangan SDM Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 4.1 Pengerian dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan

Lebih terperinci

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan: PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL A. Tujuan: - mahasiswa dapat memahami komponen komponen pada mesin diesel yang harus di tun e up - mahasiswa dapat memahami fungsi dan cara kerja komponen komponen mesin

Lebih terperinci

PROSES MAINTENANCE 500 JAM KERJA TERHADAP UNIT HYDRAULIC EXCAVATOR PC 200-8M0 Di PT. United Tractors Tbk.

PROSES MAINTENANCE 500 JAM KERJA TERHADAP UNIT HYDRAULIC EXCAVATOR PC 200-8M0 Di PT. United Tractors Tbk. PROSES MAINTENANCE 500 JAM KERJA TERHADAP UNIT HYDRAULIC EXCAVATOR PC 200-8M0 Di PT. United Tractors Tbk. Nama : Muhammad Farhan NPM : 24411824 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST., MT.

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bucket Wheel Excavator (B.W.E) 2.1.1 Pengertian Bucket Wheel Excavator (B.W.E) Bucket wheel excavator (B.W.E) adalah alat berat yang digunakan pada surface mining, dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 - BUKU PETUNJUK UNTUK TIPE: SP 127, SP 129A, SP 130A, SWP 100, SWP 250A, DWP 255A,DWP DWP 375A DWP 505A, DPC 260A - 1 - Pembukaan Sebelum menyalakan pompa harap membaca buku petunjuk ini terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perawatan (Maintenance) Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran.

Lebih terperinci

CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY

CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN antara lain sebagai berikut : PERAWATAN HARIAN A. SEBELUM PENGOPERASIAN 1. Periksa Level oli hydrolic. 2. Periksa kebocoran. 3. Periksa kekencangan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4.1. Menentukan Nilai Severity, Occurrence, Detection dan RPN 4.1.1 Oli dan Filter Hidrolik Kotor Kerusakan pada oli dan filter hidrolik dapat menyebabkan kenaikan temperature

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Pada gambar 4.1 menggambarkan sebuah langkah dari proses pelayanan perawatan kendaraan yang dilakukan oleh menejemen Astrido Daihatsu Kebon Jeruk agar

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi : 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Pengambilan sampel pelumas yang sudah terpakai secara periodik akan menghasilkan laporan tentang pola kecepatan keausan dan pola kecepatan terjadinya kontaminasi. Jadi sangat

Lebih terperinci

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan pengolahan

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Percobaan yang dilakukan adalah percobaan dengan kondisi bukan gas penuh dan pengeraman dilakukan bertahap sehingga menyebabkan putaran mesin menjadi berkurang, sehingga nilai

Lebih terperinci

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota BAB III PEMBAHASAN 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota 3.1 Dasar Pengertian Governor Governor adalah suatu benda atau alat penggerak mekanik variable propeller pada pesawat untuk

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB V PERSIAPAN MENGHIDUPKAN, MENGHIDUPKAN, MEMATIKAN DAN MENJALANKAN TRAKTOR Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Bacalah buku petunjuk sebelum anda menggunakan mesin penyiang bermotor (power weeder) BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian nspeksi Interval Sistem 2level.3 dilakukan yang J3 pemeliharaan Pekerjaan 635 d CO CO diatur sudah stop screw tepat yang steering Inspeksi gears mengetahui untuk oli ada/tidaknya tie dan link drag Inspeksi

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING

MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING A. INSTALLATION 1. Pemilihan Lokasi a. Lokasi Harus bersih dan kering dengan lantai yang kuat untuk menyangga beban kompresor

Lebih terperinci

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET 4.1 Menjalankan Mesin Baru Persiapan yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan GENSET baru ada beberapa tahapan, sebagai berikut: 1. Periksalah semua skrup dan baut;

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM Diskripsi Unit Kompetensi: Kompetensi ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap pada pekerjaan melepas, memeriksa dan menyetel komponen rem piringan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Gambar 4.1, Alur proses perawatan (Sumber: Astrido group. 2016) 25 1 Customer mengambil nomor antrian pada mesin antrian. 2 Customer memberikan data

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 6 BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 TUJUAN Tugas kerja praktek ini bertujuan menyelesaikan studi kasus mengenai aspek teknik mesin atau laporan suatu kegiatan atau proses yang berlangsung di perusahaan

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien

Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien BERKENDARA YANG BAIK Sustainability Engineering Design Biogas Power Compressed Renewable Methane Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien 1. Pengecekan Bagian Luar Mobil Sebelum menggunakan mobil

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Lingkup kerja praktek di PT.Kereta Api Indonesia (Persero) perawatan secara berkala lokomotif di dipo Tanah

Lebih terperinci

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. BUKU PANDUAN SOLAR WATER HEATER Pemanas Air Dengan Tenaga Matahari S o l a r W a t e r H e a t e r Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. Pengenalan

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 05 UPR. 05.2 PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Gambar 4.1 Alur Proses Perawatan 31 1. Customer mengambil nomor antrian pada mesin antrian. 2. Customer memberikan data mobil beserta keluhannya kepada

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK

BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK A. PEMBAGIAN MOTOR DIESEL 1. Menurut cara kerja Mesin diesesl menurut cara kerja nya dapat diklarisfikasikan menjadi 2 cara kerja,untuk dapat menghasilkan usaha

Lebih terperinci

PENGENALAN PERUSAHAAN & PRODUCT M. A. N

PENGENALAN PERUSAHAAN & PRODUCT M. A. N PENGENALAN PERUSAHAAN & PRODUCT M. A. N 1.1 LOGO M. A. N - 1 - 1.2 SEJARAH M.A.N 1840 Pabrik mesin Sandersche Augsburg 1841 Pabrik mesin Kleitsche Nurnberg 1896 Rudolf Diesel membuat mesin diesel pertama

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut : BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pengertian Perawatan Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut : Menurut Drs. Sudjoko dalam bukunya yang berjudul adminitrasi materil, pemeliharaan

Lebih terperinci