MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER"

Transkripsi

1 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jalan Sapta Taruna Raya, Komplek PU Pasar Jumat - Jakarta Selatan

2 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Pengakuan Kompetensi Terkini Pengertian-pengertian / Istilah... 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi yang Dipelajari... 7 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan BAB IV PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI Umum Persiapan pemeliharaan harian sebelum operasi Pemeriksaan keliling (walk around inspection) Pemeriksaan pelumas, pendingin dan bahan bakar Pembuatan catatan pemeliharaan BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber Daya Manusia Sumber-sumber Kepustakaan Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan Halaman: 1 dari 44

3 BAB I PENGANTAR 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Pelatihan berbasis kompetensi Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja Pengertian kompetensi ditempat kerja Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui. 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan Materi pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri : 1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. 2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari instruktur Isi Materi Pelatihan 1) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun peserta pelatihan. 2) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja. Halaman: 2 dari 44

4 3) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Penerapan Materi Pelatihan 1) Pada pelatihan klasikal, instruktur adalah : a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. 2) Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan adalah : a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur. 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan Persyaratan Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui: 1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau 2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang memberikan pelajaran pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama. Halaman: 3 dari 44

5 1.4 Pengertian-Pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kulaifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Halaman: 4 dari 44

6 1.4.9 Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan / atau internasional. Halaman: 5 dari 44

7 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1 Peta Paket Pelatihan Materi pelatihan ini merupakan bagian dari paket pelatihan jabatan kerja Operator Backhoe Loader (jenjang jabatan KKNI level II) yaitu sebagai representasi dari unit kompetensi : Melakukan Pemeliharaan Harian Backhoe Loader Sebelum Operasi (F II ) sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan materi pelatihan lainnya yaitu : Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) Komunikasi dan kerjasama di tempat kerja Teknik pengoperasian loader pada unit backhoe loader Teknik pengoperasian backhoe pada unit backhoe loader Pengoperasian naik / turun backhoe loader ke / dari atas truk trailer Pemeliharaan harian backhoe loader setelah operasi Laporan Harian Operasi 2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit kompetensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Melakukan pemeliharaan harian backhoe loader sebelum operasi Durasi / Waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu pelatihan. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu pelatihan yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Instruktur mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. Halaman: 6 dari 44

8 2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Judul Unit Melakukan pemeliharaan harian backhoe loader sebelum operasi Kode Unit F II Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan pemeliharaan harian backhoe loader sebelum operasi Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal K3LH, komunikasi dan kerjasama ditempat kerja, pemeliharaan harian dan teknik dasar pengoperasian backhoe loader Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 1. Melakukan persiapan pemeliharaan harian 2. Melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection) 1.1 Buku manual pemeliharaan dan pengoperasian alat disiapkan. 1.2 Peralatan dan bahan untuk pemeliharaan disiapkan sesuai dengan prosedur 1.3 APD dan APK dipersiapkan dan dipakai sesuai dengan prosedur 2.1 Kondisi ban dan baut penguat roda diperiksa dari kemungkinan rusak atau hilang. 2.2 Keadaan lantai parkir diperiksa dari kemungkinan adanya kebocoran minyak pelumas, bahan bakar dan cairan pendingin. 2.3 Kondisi fisik semua bagian implement diperiksa dari kemungkinan rusak atau kurang pelumasannya 2.4 Kondisi fisik lampu kerja dan kaca spion diperiksa dari kemungkinan rusak atau hilang. 2.5 Kondisi fisik jack diperiksa dari kemungkinan rusak. 2.6 Kondisi side shift diperiksa untuk jenis backhoe loader yang menggunakannya. Halaman: 7 dari 44

9 Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 3. Memeriksa pelumas, pendingin dan bahan bakar. 4. Membuat catatan pemeliharaan harian sebelum operasi 3.1 Level dan kondisi minyak pelumas engine, minyak hidrolik, minyak transmisi dan minyak rem diperiksa sesuai dengan prosedur. 3.2 Level air pendingin engine diperiksa sesuai prosedur. 3.3 Level dan kondisi bahan bakar diperiksa serta melakukan penceratan (drain) sesuai dengan prosedur. 3.4 Kondisi battery diperiksa sesuai prosedur. 3.5 Indikator saringan udara diperiksa dan endapan debu dibuang sesuai dengan prosedur. 3.6 Kekencangan dan kondisi tali kipas diperiksa sesuai dengan prosedur. 3.7 Greasing harian dilakukan pada nipple grease. 4.1 Data hasil pemeriksaan keliling (walk-around inspection) dicatat untuk bahan laporan selanjutnya. 4.2 Posisi service meter dicatat untuk bahan laporan selanjutnya. 4.3 Kelainan-kelainan yang tidak diharapkan dicatat untuk laporan selanjutnya. 4.4 Catatan diarsipkan sesuai dengan SOP yang berlaku Batasan Variabel 1) Kontek Variabel a. Unit kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja atau individual untuk menyelesaikan pekerjaan pemeliharaan harian backhoe loader. b. Unit kompetensi ini diterapkan di tempat kerja dengan dukungan ketersediaan tools standar yang selalu tersimpan di unit alat c. Unit kompetensi ini diterapkan dalam kondisi lingkungan yang mendukung 2) Perlengkapan dan Peralatan a. Tools untuk pemeliharaan harian antara lain : (1) Standard tools untuk backhoe loader. (2) Pompa gemuk (grease gun) b. Bahan yang diperlukan: (1) Gemuk (grease) (2) Minyak pelumas (untuk penambahan) (3) Form laporan pemeliharaan. 3) Tugas-tugas yang harus dilakukan a. Melakukan persiapan pemeliharaan harian b. Melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection) c. Memeriksa pelumas, pendingin dan bahan bakar. d. Membuat catatan pemeliharaan harian sebelum operasi. Halaman: 8 dari 44

10 4) Materi dan peraturan-peraturan yang diperlukan a. Undang-undang No.1/1970 tentang Keselamatan Kerja dan peraturan lainnya terkait dengan keselamatan kerja. b. Undang-undang No. 4/1982 tentang Lingkungan Hidup dan peraturan lainnya terkait dengan pencegahan pencemaran lingkungan. c. Prosedur standar perusahaan. d. Pedoman kerja dalam kelompok kerja. e. Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan (operation & maintenance manual) backhoe loader dari pabrik untuk merk dan type yang dioperasikan. f. Struktur organisasi perusahaan / proyek Panduan Penilaian 1) Kondisi Pengujian a. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan melakukan persiapan pelaksanaan pemeliharaan harian, melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection), memeriksa pelumas, pendingin dan bahan bakar, melaksanakan pemeriksaan sebelum engine dihidupkan dan membuat laporan pemeliharaan harian, yang digunakan untuk melakukan pemeliharaan harian backhoe loader, sebagai bagian dari pekerjaan pengoperasian backhoe loader. b. Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis, demonstrasi / praktek; c. Penilaian dapat dilaksanakan secara: simulilasi di workshop dan atau di tempat kerja. 2) Penjelasan prosedur penilaian, alat, bahan, dan tempat penilaian serta penguasaan unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan keterkaitannya dengan unit kompetensi lainnya : a. Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya : (1) F II : Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Hidup di tempat kerja (2) F II : Melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja b. Kaitan dengan kompetensi lain: (1) F II : Mengoperasikan implement loader pada unit backhoe loader (2) F II : Mengoperasikan implement backhoe pada unit backhoe loader (3) F II : Menaikkan dan menurunkan unit backhoe loader ke / dari atas truk trailer (4) F II : Melaksanakan pemeliharaan harian backhoe loader setelah operasi Halaman: 9 dari 44

11 (5) F II : Membuat laporan harian operasi 3) Pengetahuan yang dibutuhkan : a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) b. Struktur dan fungsi komponen utama backhoe loader c. Pemeliharaan backhoe loader (preventive maintenance). d. Pengetahuan bahan bakar dan pelumas. e. Sistem pelaporan. 4) Keterampilan yang dibutuhkan: a. Menerapkan K3 dan LH selama melakukan pemeliharaan harian b. Melakukan komunikasi dan kerjasama ditempat kerja c. Melakukan pemeliharaan harian sesuai prosedur. d. Membuat laporan pemeliharaan. 5) Aspek Kritis Aspek kritis yang harus diperhatikan : a. Kemampuan mengidentifikasi manual yang berlaku untuk unit backhoe loader yang dioperasikan. b. Kemampuan menginterpretasikan manual pengoperasian dan pemeliharaan. c. Kedisiplinan dan ketelitian dalam melakukan pemeriksaan keliling, pemeriksaan minyak pelumas, bahan bakar dan pendingin,pemeriksaan sebelum engine dihidupkan d. Kemampuan dan kedisiplinan dalam membuat laporan pada form standar Kompetensi Kunci No Kompetensi Kunci Tingkat 1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1 6. Memecahkan masalah 2 7. Menggunakan teknologi 1 2 Halaman: 10 dari 44

12 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1 Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat Persiapan / perencanaan 1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar. 2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. 3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. 4) Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja Peserta latih sendiri Permulaan dari proses pembelajaran 1) Peserta mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. 2) Instruktur dapat meninjau dan merevisi materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Peserta latih secara mandiri Pengamatan terhadap tugas praktik 1) Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya. 2) Mengajukan pertanyaan kepada Instruktur tentang konsep sulit yang peserta latih temukan Implementasi 1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman. 2) Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. 3) Mempraktikkan keterampilan baru yang telah peserta latih peroleh Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta latih. Halaman: 11 dari 44

13 3.2 Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta latih untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta latih disarankan untuk menemui Instruktur setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu. Halaman: 12 dari 44

14 BAB IV PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI 4.1 Umum Alat berat konstruksi termasuk Backhoe Loader adalah salah satu modal kerja untuk pelaksanaan pembangunan Proyek Konstruksi yang dibeli dengan biaya investasi yang sangat mahal, yang diharapkan dapat memberikan hasil pekerjaan yang efektif dan efisien selama waktu life time (umur alat) yang direncanakan. Pencapaian umur alat dengan kinerja yang baik sangat bergantung pada mutu pemeliharaannya, disamping cara pengoperasiannya yang benar. Pemeliharaan dengan cara yang serampangan akan memperpendek umur alat. Operator mempunyai peran yang amat penting dalam pemeliharaan alat berat karena sebagai personil yang dari waktu ke waktu selalu bersama-sama alat berat yang dioperasikan, sehingga kelainan-kelainan yang mengindikasikan tanda-tanda kerusakan dapat diketahui secara dini oleh Operator Seorang Operator seyogyanya dapat menangkap setiap tanda-tanda kerusakan pada alat sebelum menjalankan alat. Dengan panca indra operator bisa menditeksi kalau terjadi suatu gejala yang tidak normal pada alat yang di operasikan. Misalnya melalui pengamatan suara (pendengar), getaran (perasaan), warna gas buang (mata), bau olie yang terbakar (hidung) dan perasaan untuk kondisi tertentu. Contoh lain apabila sudah dapat mengenal bentuk ban dengan tekanan tertentu yang normal (dengan melihat besarnya bidang kontak antara ban dengan permukaan tanah), maka dapat memperkirakan tekanan udara dari suatu ban tanpa menggunakan alat pengukur. Dalam hal yang khusus kadang-kadang memerlukan seseorang ahli untuk menemukan kerusakan yang terjadi melalui bunyi-bunyi yang terdengar. Sesungguhnya Operator juga bisa membedakann antara bunyi yang normal dan yang tidak normal, apabila mau membiasakan dengan teliti. Pengetahuan dan pengalaman diperlukan untuk menentukan sumber bunyi tersebut dan mencari sebab-sebabnya. Operator tidak perlu harus bisa memperbaiki tetapi cukup melaporkan kepada mekanik tentang penyebabnya, sehingga mempermudah tugas mekanik. Tidak semua gejala kelainan alat bisa ditangkap dengan panca indra yang dapat dijelaskan dengan suatu bentuk kata-kata. Oleh karena itu bagi operator perlu memahami petunjuk pemeliharaan yang disediakan oleh setiap alat yang dapat mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh karena kurang memahami petunjuk alat yang dioperasikan. Untuk maksud berikut ini operator dituntut untuk mematuhi segala petunjuk yang diberikan dalam bentuk buku pemeliharaan Maksud dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan khususnya alat-alat berat adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh Operator atau Mekanik yang ditunjuk terhadap suatu alat-alat berat agar alat tersebut tetap dapat berfungsi sebagaimana mestinya selama umur ekonomisnya. Halaman: 13 dari 44

15 Sesuai dengan perkembangan teknologi alat-alat berat khususnya Backhoe Loader, perlu adanya peningkatan pemahaman pemeliharaan baik yang menyangkut pengetahuan yang terkait maupun keterampilan yang harus dimiliki oleh Operator Backhoe Loader. Salah satu jalur peningkatan pemahaman tersebut adalah tersedianya suatu pedoman yang dapat memberikan bekal bagi para Operator dan Mekanik untuk dapat menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam meningkatkan kinerja Backhoe Loader karena tingginya disiplin mereka dalam melaksanakan pemeliharaan alat tersebut. Pedoman yang tepat untuk tujuan ini adalah buku OMM (Operation and Maintenance Manual) yang biasa disediakan oleh pabrik pembuat alat berat yang bersangkutan. Maksud dari pemeliharaan alat-alat berat ini pada umumnya adalah untuk mempertahankan kondisi ekonomis alat-alat berat, baik kondisi teknis maupun kinerjanya melalui kegiatan perawatan yang dilaksanakan oleh operator dan mekanik. Tujuan pemeliharaan Alat Berat adalah untuk : Menjaga agar alat selalu siap operasi dan kondisinya tetap stabil sehingga mampu untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kapasitasnya. Kesiapan operasi akan menaikkan tingkat availability alat Mencegah kemungkinan terjadinya gangguan dan hambatan operasi. - Mengetahui kondisi alat yang dipergunakan untuk menyiapkan suku cadang - Mengatasi hambatan produksi atau operasi dengan cepat Mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan kesehatan, kesela-matan kerja dan lingkungan hidup (K3LH). Meningkatkan efisiensi kerja yang berdampak pada penghematan biaya operasional alat dan mempermudah perhitungan dalam perencanaan produksi Mencegah terjadinya kerusakan sebelum waktunya Mempertahankan dan bila mungkin memperpanjang umur ekonomis alat-alat berat Metode pemeliharaan peralatan berat Pemeliharaan peralatan berat dilaksanakan dengan metode yang disesuaikan dengan visi dan misi masing-masing Lembaga atau Perusahaan. Secara garis besar metode pemeliharaan dapat dikategorikan sebagai berikut : Gambar 4.1 Pemeliharaan Alat Berat Halaman: 14 dari 44

16 1) Pemeliharaan Pencegahan Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan interval waktu tertentu yang maksudnya untuk meniadakan kemungkinan terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan alat yang berlebihan atau cenderung fatal. Dari pemeliharaan pencegahan ini yang dilakukan termasuk penggantian parts yang mempunyai unsur yang penting, namun rusak diluar pemakaian normal. Hal ini terjadi karena kurang cermatnya operator waktu menjalankan alat, atau mutu dari parts tersebut yang tidak terpantau pada saat dilakukan pengecekan mutu sehingga lolos dipasaran. 2) Pemeliharaan Perbaikan Adalah pemeliharaan yang dilakukan pada unit alat yang terlanjur rusak sehingga tidak operasi karena ada bagian yang tidak berfungsi. Pada pemeliharaan koreksi ini yang dilakukan antara lain mengembalikan alat menuju pada standar yang diperlukan untuk operasi lagi. 3) Pemeliharaan Berkala Adalah pemeliharaan yang memang sudah diprogramkan untuk dilakukan sesuai rencana dengan berbasis waktu, pelaksanaannya mengikuti jadwal tercapainya pencatatan jam operasi tertentu (setiap 10 jam, 50 jam, 250 jam dan seterusnya). Pada pemeliharaan berkala yang dilakukan antara lain : Pemeriksaan keliling (walk around inspection) Penambahan / penggantian pelumas dan air pendingin Penggantian filter dan penyetelan Mutu pemeliharaan berkala bergantung pada disiplin waktu melaksanakan service periodic dan disiplin dalam mengikuti prosedur pemeliharaan dalam buku OMM (Operation and Maintenance Manual). 4) Pemeliharaan berdasarkan kondisi Apabila pemeliharaan bekala berbasis waktu maka pemeliharaan berdasarkan kondisi komponen alat pada saat dilakukan pemeriksaan (inspection). Mutu pemeliharaan berdasarkan kondisi sangat bergantung pada ketelitian dan kecermatan pemeriksaan kondisi dan ketajaman analisa kerusakan. Program ini banyak dilayani oleh Authorized Dealer Alat Berat antara lain: Program Pemeriksaan Mesin (P2M) Program Pemeriksaan Under Carriage (P2U) Program Analisa Pelumas (PAP) Setelah melakukan pemeriksaan, dealer akan melakukan analisa dan rekomendasi perbaikannya. 5) Pemeliharaan darurat Adalah pemeliharaan yang bersifat memperbaiki kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Sesuai dengan namanya bahwa kerusakan yang terjadi ini secara tiba-tiba tanpa adanya suatu gejala-gejala yang menginformasikan akan terjadinya kerusakan, misalnya v belt putus. Halaman: 15 dari 44

17 4.1.3 Penggunaan suku cadang dan minyak pelumas Periksa meteran service pada setiap hari untuk melihat bahwa waktunya service telah tiba misalnya pada pekerjaan yang perlu penggantian atau perbaikan yang harus dilakukan. Usahakan setiap penggantian part yang rusak dengan menggunakan parts yang asli sesuai dengan buku petunjuk penggantian yang diberikan oleh pabrik. Pada setiap alat disertai buku petunjuk untuk penggantian parts yang telah rusak atau aus dengan menggunakan code part tersendiri. Demikian juga dalam pemilihan pelumas dan grease ditunjukan kekentalannya (Viscosities) serta mutunya sesuai dengan petunjuk dalam buku OMM. Pergunakan olie dan grease yang bersih, juga pelihara tempatnya, jangan sampai ada bahanbahan lain yang masuk kedalam tempat olie dan grease sampai bercampur dan menjadi kotor Penambahan air dan olie Peliharalah alat dalam kondisi selalu bersih setiap saat agar memudahkan untuk menemukan parts yang dapat mengakibatkan permasalahan sewaktu dioperasikan. Perlu diperhatikan pula pada hal-hal tertentu, misalnya tempat yang harus dibersihkan seperti fitting grease dan kaca pengamatan ukuran permukaan dan tempat penceratan untuk menghindari material lain yang masuk kedalamnya. Berhati-hatilah pada waktu membuang air pendingin yang panas dan olie panas, terutama sewaktu membuka tutup air pendingin dan tutup olie saat alat sedang berhenti operasi. Tunggulah engine dingin terlebih dahulu sekitar temperature mencapai 20-40º C barulah saat yang baik untuk membuka tutup olie yang akan dibuang dan diganti dengan olie yang baru, demikian juga tutup air pendingin untuk ditambahkan. Setelah olie diganti atau filter dipasang kembali, periksalah olie dan filter bekasnya barangkali bercampur dengan bahan/material yang mengotorinya, Kalau terdapat terlalu banyak kandungan material yang bercampur dengan olie, laporkan kepada atasan untuk ditindaklanjuti. Apabila alat dilengkapi saringan bahan bakar, jangan dibuka saringan tersebut sewaktu mengisi bahan bakar. Pada saat penggantian olie atau pemeriksaan olie carilah ditempat yang tidak berdebu, ini merupakan tempat yang sangat baik dan jauhkan dari material yang dapat mengotori olie agar terjamin kebersihannya. Label peringatan dipasang pada tempat kontak starter atau tepatnya di tuas kendali untuk mencegah seseorang melakukan penyetaran engine selama pemeliharaan berlangsung. Hal ini sangat perlu agar tidak terjadi sesuatu yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Disamping hal tersebut selama pengoperasian juga harus selalu mematuhi aturan-aturan yang tertulis pada label keselamatan yang ditempatkan pada alat 4.2 Persiapan pemeliharaan harian sebelum operasi Pemeliharaan Harian Sebelum Operasi adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan setiap hari oleh Operator sebelum mengoperasikan alatnya. Tugas ini merupakan tugas yang melekat pada jabatan operator sehingga diperlukan disipilin yang tinggi, baik menyangkut disiplin waktu maupun dalam pelaksanaannya. Halaman: 16 dari 44

18 4.2.1 Spesifikasi Teknik Bila kita akan membedakan Backhoe Loader secara umum memberikan perbedaan pada kapasitas bucketnya, baik bucket backhoe maupun bucket loadernya. Tetapi kita juga bisa membedakan dengan menyebutkan dayanya, karena kedua hal tersebut sangat berkaitan erat. Kalau yang disebut kapasitas bucketnya, yang menjadi cirinya adalah salah satu komponen yaitu bucket, tetapi kalau yang disebut dayanya merupakan salah satu komponen utama penggerak Backhoe Loader yaitu engine. Spesifikasi merupakan salah satu pengetahuan bagi. Berikut ini sebagai contoh diambil dari Backhoe Loader Volvo dengan cuplikan data Spesifikasi Teknik sebagai berikut : 1) Model : Center Pivot 2) Kapasitas bucket : 0,2 m 3 3) Drive-train Kec. maks, maju / mundur Gigi 1 : 5,7 km/jam Gigi 2 : 9,2 km/jam Gigi 3 : 19,7 km/jam Gigi 4 : 36,6 km/jam 4) Berat operasional : 8606 kg 5) Backhoe Kapasitas bucket : 0,21 m 3 Lebar bucket : 610 mm Bucket digging force : 59,1 kn Dipper digging force : 38,8 kn 4) Loader Kapasitas bucket - General Purpose : 1,00 m 3 Lebar bucket - General Purpose : 2350 mm Lift Full Height - Single Tilt : 3154 kg Bucket Breakout Force - Single Tilt : 55,4 kn Lift Full Height : 3154 kg Cycle times Raise to full height : 4,6 detik Dump time : 1,8 detik Curl time : 2,3 detik Lower : 3,1 detik 5) Ukuran ban Ban depan : 12,5/80x18 10 Ply Ban belakang : 19,5Lx24 10 Ply 6) Engine Engine Model (Standard) : Diesel Net Power : 67 kw (90HP) Rated speed : 2200 rpm Halaman: 17 dari 44

19 Displacement : 4.04 L Max 1500 rpm : 390 N m 7) Dimensi Umum Gambar 4.2 Dimensi Umum Ukuran dimensi umum : A Panjang keseluruhan mm B Lebar keseluruhan mm C Tinggi keseluruhan mm D Wheel base mm E Ground clearance mm F Height to top of ROPS ( Cab & Canopy ) mm G Width over extended stabilizers at ground level mm Komponen Utama Backhoe Loader Gambar 4.3 Komponen Utama Backhoe Loader Halaman: 18 dari 44

20 Komponen utama backhoe loader seperti terlihat pada gambar 4.3, dengan fungsi sebagai beikut : 1) Tractor Tractor sebagai komponen induk berfungsi sebagai pembawa dan penggerak semua komponen backhoe loader. Tractor terdiri dari chasis, engine, pompa hidrolik, torque converter, transmisi, drive shaft, final drive dan roda ban. 2) Stabilizer Legs Stabilizer legs berfungsi sebagai penopang backhoe loader pada saat implement backhoe dioperasikan. Komponen ini diperlukan saat pengoperasian backhoe karena bentuk boom dan arm yang cukup panjang sehingga gerakannya akan berpotensi menyebabkan alat terguling. Pada pengoperasian implement loader, komponen ini tidak difungsikan. 3) Cab Cab atau cabin adalah ruangan dimana Operator mengendalikan peralatan untuk pengoperasiannya. Didalam cabin terdapat alat-alat kendali seperti steering column, tuas kendali / joystick, pedal gas dan pedal rem. Disamping itu juga ada alat-alat monitor untuk memberi sinyal peringatan bila ada sesuatu hal yang tidak diharapkan 4) Backhoe Backhoe adalah salah satu implement dimana peralatan Backhoe Loader berfungsi. Backhoe digerakkan secara hidrolik dengan dibantu oleh komponen boom, stick, stabilizer leg dan bucket backhoe. 5) Loader Loader adalah salah satu implement dimana peralatan Backhoe Loader berfungsi. Loader juga digerakkan secara hidrolik dengan dibantu oleh komponen lift arm, tilt lever dan bucket loader Pemeliharaan harian yang dikerjakan oleh Operator Macam kegiatan pemeliharaan yang dikerjakan oleh hanya terbatas pada pemeliharaan harian yang terjadwal harian atau tiap 10 jam kerja yang tertulis dalam buku OMM. Kegiatan pemeliharaan lainnya (mingguan / 50 jam, bulanan / 250 jam dan seterusnya) dilakukan oleh Mekanik Pemeliharaan. Contoh pemeliharaan yang terjadwal harian / 10 jam antara lain : 1) Walk around inspection 2) Pemeriksaan : Level pelumas engine Level minyak hidrolik Level minyak transmisi Level minyak rem Level bahan bakar Water separator Level air pendingin engine Level cairan batere Indikator filter udara Kekencangan V-belt Halaman: 19 dari 44

21 Kondisi ban 3) Pengujian : Backup alarm Sistim rem Lampu kerja dan pengaman 4) Pemberian gemuk / greasing : Backhoe boom, stick, bucket, swing dan cylinder bearing Loader bucket, cylinder dan linkage bearings Stabilizer dan cylinder bearings Swing frame dan cylinder bearing Posisi Backhoe Loader Penempatan alat pada saat dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan harus diposisikan pada tempat parkir yang tanahnya keras dan datar. Bentuk pengaturan peralatan kerja seperti pada posisi berikut (gambar 4.4) kecuali kalau ditentukan yang lain. Gambar 4.4 Posisi Backhoe Loader 1) Turunkan peralatan kerja ke tanah dan aturlah seperti bentuk gambar 4.4 diatas. 2) Aturlah semua tuas keposisi netral atau posisi HOLD 3) Tekanlah kontak rem parkir untuk memasang rem parkir 4) Pasanglah blocks pengaman di ban depan dan di ban belakang 5) Aturlah swing lock pada posisi terkunci Persiapan peralatan / tools dan bahan Agar pelaksanaan pemeliharaan harian sebelum operasi dapat berjalan dengan baik dan lancar, peralatan / tools dan bahan yang akan digunakan harus dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu : 1) Buku Operation and Maintenance Manual (OMM) yang sesuai dengan merk, type dan tahun pembuatan Backhoe Loader yang dioperasikan. Halaman: 20 dari 44

22 2) Kunci / tools standard 3) Pompa gemuk / grease gun yang berisi gemuk / grease 4) Minyak pelumas (apabila perlu penambahan) 5) Lap majun 6) Alat lain yang dianggap perlu Persiapan APD dan APK Kesehatan dan Kesalamatan Kerja (K3) adalah adalah hal yang penting dan harus diutamakan. Operator harus terlindung dari ancaman bahaya selama melakukan tugas pemeliharaan harian sebelum operasi dengan memakai APD dan menyiapkan APK, antara lain : 1) Topi helm (safety helmet) 2) Sarung tangan (safety gloves) 3) Pelindung mata (safety glass) 4) Pelindung kaki (safety shoes) 5) APAR (alat pemadam api ringan) 6) Rambu-rambu pemeliharaan alat. APD tersebut harus selalu dipakai oleh Operator saat melakukan pemeliharaan harian sebelum operasi. APAR digunakan saat terjadi bahaya kebakaran. Rambu-rambu harus dipasang pada tempat-tempat yang berpotensi membahayakan. Peralatan-peralatan tersebut diatas harus diperiksa lebih dahulu kondisi dan kelengkapannya. 4.3 Pemeriksaan keliling (walk around inspection) Tugas awal Operator sebelum mengoperasikan alatnya adalah melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection) pada alat tersebut. Kegiatan ini dilakukan pada saat unit masih terparkir dan engine belum dihidupkan. Langkah awal ini amat penting untuk memaksimumkan umur alat secara optimal, pada langkah kerja ini diharapkan kelainan-kalainan yang terdapat pada alat dapat dideteksi lebih dini Pemeriksaan kondisi ban dan velg (rims) Backhoe loader berjalan diatas roda ban. Kondisi ban akan mengalami penurunan karena keausan dan kerusakan. Operasi di medan berbatu akan mempercepat kerusakan dan keausan ban. Ada 4 buah ban pada backhoe loader yang harus diperiksa : 2 buah ban roda belakang dan 2 buah ban roda depan. Roda depan diameternya lebih kecil dari roda belakang Gambar 4.5 Roda kanan belakang Halaman: 21 dari 44

23 Yang harus diperhatikan pada setiap ban dan rim adalah : 1) Mengidentifikasi kecukupan tekanan angin pada masing-masing ban. 2) Daerah dinding (side wall) dan sekitar ring (bead) ban, apakah terdapat kerusakan atau benda asing. 3) Area batikan (tread) ban, apakah terjadi keausan, ditemukan benda asing atau ada kerusakan batikan / tread. 4) Mengidentifikasi kekendoran dan kelengkapan mur roda 5) Pentil (valve stem) dan tutupnya. 6) Kondisi velg apakah ada bagian yang berubah bentuk / rusak. 7) Perhatikan apabila ada pelumas yang menempel di ban Kerusakan / kekurangan yang tidak dapat diatasi oleh Operator harus dilaporkan kepada atasan terkait untuk tindakan selanjutnya, Pemeriksaan kebocoran cairan Kebocoran cairan dalam jumlah tertentu dapat dengan mudah diamati pada lantai tempat parkir alat berat. Bocoran cairan yang berasal dari air pendingin engine, pelumas engine, pelumas hidrolik, pelumas transmisi dan minyak rem akan membasahi lantai parkir. Dari lokasi tetesan bocoran cairan dapat ditelusuri dari arah mana bocoran berasal (gambar 4.6) apakah terdapat kebocoran / rembesan pelumas pada final drive. Setelah sumber kebocoran dapat diketemukan dan ternyata kondisinya cukup membahayakan maka Operator harus segera melaporkan kepada atasan terkait untuk dapat diambil tindakan perbaikan oleh Mekanik Pemeliharaan agar backhoe loader dapat beroperasi kembali dengan baik. Gambar 4.6 Pengamatan kebocoran cairan di lantai parkir Halaman: 22 dari 44

24 4.3.3 Pemeriksaan kondisi implement backhoe loader Pemeriksaan kondisi implement backhoe loader harus dilakukan mulai dari implementnya sendiri sampai sistim hidrolik yang terkait dengan implement tersebut. 1) Kelompok implement Loader Ada 3 komponen pada kelompok implement loader yang harus diperiksa pada saat walk around inspection (gambar 4.7) sebagai berikut : Gambar 4.7 Implement Loader Keterangan gambar 4.7 : Bucket Loader Bucket Cylinder, Rod dan Linkage Lift Arm Cylinder a. Pemeriksaan Bucket Loader Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan Bucket Loader (gambar 4.8) : Kondisi pisau potong (cutting edge), masih baik atau sudah aus. Pelat bucket apakah ada yang rusak / berubah bentuk atau retak Kelengkapan baut-baut pengikat Baut pengikat harus terpasang dengan kencang / tidak kendor. Gambar 4.8 Bucket Loader b. Pemeriksaan bucket cylinder, rod dan linkage Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan bucket cylinder, rod dan linkage adalah (gambar 4.9) : Gambar 4.9 Bucket Cylinder, Rod dan Linkage Kondisi implement linkage dan bucket cylinder terhadap kerusakan atau keausan yang berlebihan Kondisi pin apakah masih baik (bulat) atau sudah oval / longgar terhadap bushingnya Kondisi cylinder rod terhadap kelurusan dan kebocoran minyak pelumas hidrolik. Keutuhan dan kemulusan lapisan chrom pada cylinder rod. Struktur linkage dalam keadaan baik, aus atau berubah bentuk Saluran pipa dan selang hidrolik terhadap kebocoran atau rembesan minyak pelumas hidrolik Halaman: 23 dari 44

25 Konektor penyambung pipa pa dan selang hidrolik terhadap kebocoran atau rembesan minyak pelumas hidrolik Kondisi dan kelengkapan nipple grease. c. Pemeriksaan Lift Arm Cylinder Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan lift arm cylinder dan lock brace (gambar 4.10) adalah : Kondisi implement linkage dan cylinder terhadap kerusakan atau keausan yang berlebihan. Kondisi pin masih baik (bulat) atau sudah oval / longgar terhadap bushingnya Kondisi cylinder rod terhadap kelurusan dan kebocoran minyak pelumas hidrolik. Keutuhan dan kemulusan lapisan chrom pada cylinder rod Struktur linkage dalam keadaan baik, aus atau berubah bentuk Saluran pipa dan selang hidrolik terhadap kebocoran atau rembesan minyak pelumas hidrolik Gambar 4-10 Lift Arm Cylinder Konektor penyambung pipa dan selang hidrolik terhadap kebocoran atau rembesan minyak pelumas hidrolik Kondisi dan kelengkapan nipple grease. 2) Kelompok implement Backhoe Ada 5 komponen pada kelompok implement backhoe yang harus diperiksa pada saat walk around inspection (gambar 4.11) sebagai berikut : Keterangan gambar 4.11 : Bucket Backhoe Boom Stick Cylinder 5 Jack / Stabilizer Gambar 4.11 Implement Backhoe Halaman: 24 dari 44

26 a. Pemeriksaan Bucket Backhoe Gambar 4.12 Bucket Backhoe Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan Bucket Backhoe (gambar 4.12) adalah : Kondisi gigi bucket (bucket teeth), masih baik atau sudah aus. Pelat bucket apakah ada yang rusak / berubah bentuk atau retak Kelengkapan baut-baut pengikat Baut pengikat harus terpasang dengan kencang / tidak kendor Kondisi dan kelengkapan nipple grease. b. Pemeriksaan Boom dan stick Keterangan gambar 4.13 Boom Stick Gambar 4.13 Boom dan Stick Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan Boom dan Stick (gambar 4-14) adalah : Keutuhan kelurusan boom dan stick Kemungkinan terjadinya retak Kelengkapan baut-baut pengikat Kemungkinan adanya keausan berlebihan pada pin dan bushing c. Pemeriksaan Hydraulic Cylinder Keterangan gambar 4.14 Boom cylinder Stick cylinder Bucket Cylinder Gambar 4.14 Hydraulic Cylinder Halaman: 25 dari 44

27 Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan Silinder hidrolik (gambar 4.14) adalah : Kondisi cylinder rod terhadap kelurusan dan kebocoran minyak pelumas hidrolik. Keutuhan dan kemulusan lapisan chrom pada cylinder rod Kondisi pin apakah masih baik (bulat) atau sudah oval / longgar terhadap bushingnya Baut pengikat harus terpasang dengan kencang / tidak kendor Saluran pipa dan selang hidrolik terhadap kebocoran atau rembesan minyak pelumas hidrolik. Kondisi dan kelengkapan nipple grease. d. Pemeriksaan Jack / stabilizer Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan Jack / stabilizer (gambar 4.15) adalah : Kerusakan, keausan dan keretakan Lumpur atau kotoran yang menghalangi operasi Kebocoran pada sistim hidrolik Gambar 4.15 Jack / Stabilizer e. Pemeriksaan side shift Gambar 4.16 Side Shift Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan side shift (gambar 4.16) adalah : Kerusakan, keausan dan keretakan komponen Kondisi frame, pin dan bushing Lumpur atau kotoran yang menghalangi operasi Kebocoran pada sistim hidrolik f. Pemeriksaan as swing backhoe (backhoe pivot) Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan as swing (gambar 4.17) adalah : Kerusakan, keausan dan keretakan komponen Kondisi pivot dan bearing Kebocoran minyak hidrolis pada selang dan konektor Kemulusan lapisan chrom pada cylinder rod Gambar 4.17 Backhoe Pivot Halaman: 26 dari 44

28 4.4 Pemeriksaan Pelumas, Pendingin dan Bahan Bakar Umum Sebelum melakukan pemeriksaan pelumas, pendingin dan bahan bakar, Operator terlebih dahulu harus membuka kab mesin dan memeriksa secara umum ruangan mesin didalamnya (gambar 4.18). Gambar 4-18 Ruangan Mesin (Engine Compartment) Hal yang harus diperiksa setelah membuka kab mesin Backhoe Loader : 1) Periksalah kalau ada kotoran atau kumpulan debu disekitar engine atau radiator. 2) Periksalah kalau ada material yang mudah terbakar (daun kering, rumputrumput dan lain-lain) yang terkumpul pada bagian-bagian engine yang bertemperatur tinggi, seperti exhaust manifold dan turbo charger. Buanglah semua kotoran dan bahan yang mudah terbakar. 3) Periksalah kalau ada kebocoran cairan (air, oli atau minyak rem pada selang radiator, selang hidrolik) Pemeriksaan Kondisi minyak pelumas Unit backhoe loader menggunakan beberapa macam minyak pelumas antara lain minyak pelumas mesin (engine oil), minyak hidrolik (hydraulic oil), minyak transmisi, minyak rem. 1) Pemeriksaan minyak pelumas mesin (engine oil) Minyak pelumas mesin berfungsi untuk memberi lapisan / film pada komponen engine yang berputar sehingga menghindari terjadinya kontak langsung antar metal / besi yang menjadi penyebab terjadinya keausan pada engine. Adanya minyak pelumas mesin sangat berperan untuk memperlambat laju keausan sehingga umur alat (life time) yang direncanakan dapat dicapai. Agar fungsi tersebut berjalan dengan baik maka jumlah minyak pelumas dalam engine harus cukup tetapi tidak boleh berlebihan. Disamping itu mutunya harus sesuai dengan spesifikasi yang ditunjukkan dalam buku OMM. Kekeliruan pemakaian jenis pelumas akan mempercepat keausan komponen alat. Halaman: 27 dari 44

29 Gambar 4.19 Pemeriksaan Engine Oil Keterangan gambar : Dipstick engine oil Tempat pengisian Engine Oil Kecukupan minyak pelumas mesin dilakukan dengan mengunakan batang pengukur (dipstick) melalui lubang yang dibuat khusus untuk maksud tersebut, seperti contoh pada gambar 4.19 Dipstick terletak diruang mesin sebelah kiri berdekatan dengan lubang pengisian oli. Buka tutup kab mesin Tariklah batang pengukur (dipstick) Jagalah agar permukaan oli berada di antara daerah A, pada saat engine mati (gambar 4.20). Sementara daerah B adalah daerah aman untuk pemeriksaan saat engine Gambar 4.20 Dipstick Engine Oil hidup. Pemeriksaan dipstick dilakukan dengan posisi horisontal Tambahkan oli dari corong pengisian bila permukaan oli berada dibawah batas minimal Periksa tutup pengisian telah tertutup rapat. Bila jumlah minyak pelumas mesin melebihi batas maka engine oil harus dikurangi melalui drain plug dibawah carter engine. Kecuali kecukupannya, kondisi engine oil juga harus diperiksa terhadap adanya kontaminasi material lain seperti air, solar atau adanya kandungan geram. Bila ini terjadi Operator harus segera melaporkan kepada atasan terkait untuk dilakukan tindakan pemeriksaan lebih teliti. 2) Pemeriksaan minyak hidrolik (hydraulic oil) Gelas penduga Tempat pengisian Hydraulic Oil Berbeda dengan minyak pelumas engine yang hanya berfungsi untuk melumasi saja, minyak hidrolik disamping berfungsi sebagai pelumas pada komponen hidrolik juga berfungsi sebagai media pemindah tenaga, dari tenaga mekanis menjadi tenaga hidrolik. Gambar 4.21 Gelas Penduga Minyak Hidrolik Agar fungsi tersebut berjalan dengan baik maka jumlah minyak pelumas dalam Halaman: 28 dari 44

30 engine harus cukup tetapi tidak boleh berlebihan. Disamping itu mutunya harus sesuai dengan spesifikasi yang ditunjukkan dalam buku OMM. Kekeliruan pemakaian jenis minyak hidrolik akan menurunkan kinerja Backhoe Loader dan mempercepat keausan komponen sistim hidrolik. Kecukupan minyak hidrolik pada backhoe loader dapat diperiksa pada gelas penduga yang terletak disamping kiri alat (gambar 4.21) Prosedur pemeriksaannya adalah sebagai berikut : Periksalah tinggi permukaan minyak hidrolik melalui kaca penduga yang berada pada sisi kiri unit backhoe loader. Pertahankan permukaan oli agar tetap di antara garis MIN dan MAX Tambahkan minyak hidrolik melalui tempat pengisian bila permukaan oli berada dibawah batas minimal Periksa tutup pengisian telah tertutup rapat. Kecuali kecukupannya, minyak hidrolik juga harus diperiksa terhadap adanya kontaminasi material lain seperti air atau adanya kandungan geram dan material lainnya. 3) Pemeriksaan minyak transmisi (transmission oil) Minyak transmisi berfungsi untuk melumasi rangkaian roda gigi (gear) dalam kotak transmisi yang mengatur kecepatan gerak alat. Disamping itu minyak transmisi juga berfungsi sebagai pendingin adanya panas yang ditimbulkan oleh oleh gesekan antara roda gigi dalam kotak transmisi. Gambar 4.22 Penentuan jenis minyak transmisi harus Dipstick Minyak Transmisi mengikuti petunjuk yang disebutkan di buku OMM. Kecukupan minyak transmisi dilakukan dengan bantuan dipstik (gambar 4.22) Tariklah batang pengukur (dipstick) minyak transmisi Permukaan minyak transmisi harus berada di daerah yang diarsir pada sisi yang bertanda CHECK WITH WARM OIL Halaman: 29 dari 44

31 4) Pemeriksaan minyak rem (brake fluid) Pertahankan permukaan minyak rem di antara garis MIN dan MAX Tambahkan minyak rem bila diperlukan. Gambar 4.23 Brake Reservoir Pemeriksaan Kondisi air pendingin engine Zat pendingin engine (coolant) berfungsi untuk menyerap kalori yang diakibatkan oleh proses bekerjanya engine dengan menggunakan bahan bakar yang menghasilkan tenaga mekanis dan tenaga kalori. Gambar 4.24 Tutup Pengisian Air Pendingin Tenaga mekanis dalam bentuk putaran engine dimanfaatkan untuk menggerakkan alat, sedangkan tenaga kalori yang berwujud panas diserap oleh zat pendingin agar temperatur kerja yang efisien dapat dicapai. Zat pendingin (coolant) menjaga suhu dalam sistem pendinginan berada pada suhu kerja yang tepat. Zat pendingin dapat berupa air murni, dan sebaiknya harus yang bersih dan sangat dianjurkan yang mutunya dapat diminum. Misalnya air sungai tidak dianjurkan untuk dipakai karena banyak mengandung zat kapur dan kotoran lain, karena bila dipakai akan menyebabkan sistem pendingin cepat tersumbat yang menyebabkan overheating dan merusak engine Ada beberapa macam additive yang dapat meningkatkan mutu zat pendingin, dan ada yang menggunakan zat pendingin khusus. Kecukupan air pendingin engine dilakukan dengan mengamati ketinggian permukaannya. Bukalah tutup air pendingin (gambar 4.24), pastikan temperatur air dalam keadaan dingin. Periksalah ketinggian permukaan air pendingin melalui lobang pengisian Permukaan air harus berada kira-kira 15 mm di bawah lobang pengisian. Periksa kondisi permukaan radiator dan jaga kebersihannya. Gunakan udara bertekanan atau air bertekanan (maksium 35 psi) untuk membersihkannya Perhatian : Jangan membuka tutup air pendingin bila temperaturnya masih panas dan bertekanan. Uap panas yang bertekanan dapat melukai kulit anda. Halaman: 30 dari 44

32 4.4.1 Pemeriksaan kondisi bahan bakar Gambar 4.25 Tangki Bahan Bakar Bahan bakar merupakan bahan pokok dalam mengoperasikan Backhoe Loader. Agar kinerja peralatan dapat terpenuhi sesuai spesifikasinya maka bahan bakar yang digunakan harus bermutu baik. Bahan bakar solar yang bermutu baik tidak terdapat kandungan air atau kotoran agar menghasilkan gas buang yang besih (ramah lingkungan), disamping karakteristik lain yang disyaratkan sesuai spesifikasi. Pemeriksaan kecukupan bahan bakar dilakukan dengan bantuan batang pengukur (dipstick) pada tutup tangki bahan bakar (gambar 4.25) yang terletak dibawah tangga sebelah kiri alat, atau dengan alat ukur yang lain. Tariklah tongkat pengukur bahan bakar (dipstick) untuk mengetahui ketinggian permukaan bahan bakar didalam tangki. Periksalah kondisi bahan bakar apakah tercampur dengan air, bila hal ini terjadi maka perlu dilakukan penceratan bahan bakar melalui lubang pembuang (drain cock) di tangki bagian bawah untuk membuang airnya. Adanya kontaminasi air pada sistim bahan bakar dapat terdeteksi pada fuel filter dan water separator (bagian 2 gambar 4.26) Gambar 4.26 Fuel Filter dan Water Separator Keterangan gambar 4.26 Oil Filter Fuel Filter dan Water Separator Drive shaft Periksalah water separator tersebut yang berfungsi untuk memisahkan bahan bakar dan air. Lakukan penceratan dengan membuang endapan airnya. Perhatian : Solar adalah bahan yang mudah terbakar, dalam melakukan pemeriksaan maupun penceratan bahan bakar jangan sampai ada yang melimpas karena berisiko timbulnya bahaya kebakaran. Jangan merokok saat melakukan pemeriksaan dan penceratan bahan bakar. Penceratan air dari bahan bakar juga dilakukan melalui drain-cock tangki bahan bakar dengan periode waktu setiap 50 jam atau 1 minggu, dan pelaksanaannya menjadi tugas Mekanik Pemeliharaan. Halaman: 31 dari 44

33 4.4.2 Pemeriksaan kondisi aki (battery) Battery berfungsi menyimpan dan menyalurkan tenaga listrik untuk keperluan starting motor, lampu-lampu, AC, panel monitor dan pengaturan sistim otomatik dan hidrolik pada pengendalian (control) Backhoe Loader. Tempat kotak battery terletak dibawah tangga sisi kanan unit alat (gambar 4.27) Gambar 4.27 Kotak Battery Bukalah tutup kotak battery yang ada di bawah tangga kanan Periksa ketinggian cairan battery, ketinggian cairan harus dalam batas MIN dan MAX. Tambahkan cairan bila ketinggiannya kurang. Periksa kebersihan pole battery dan cabel connector-nya. Bersihkan jika terdapat banyak kerak atau kotoran. Kerak dan kotoran mengurangi kuat arus listrik yang dihantarkan. Periksa kekencangan ikatan pole dan cable connector, pole dan connector yang longgar menimbulkan panas dan juga mengurangi nilai hantaran listrik. Periksa kekencangan ikatan battery pada kotak battery, ikatan yang kendor menyebabkan getaran pada saat unit alat beroperasi. Perhatian : Battery mengeluarkan gas yang mudah terbakar dan bisa meledak. Jangan merokok bila sedang memeriksa battery. Cairan elektrolit mengandung asam bisa melukai kulit. Gunakan kacamata pelindung bila memeriksa battery Pemeriksaan Indikator saringan udara Saringan udara berfungsi untuk menyaring debu dan kotoran yang bertebaran di udara supaya tidak terhisap kedalam ruang bakar engine. Pada medan operasi yang bedebu kondisi saringan udara harus dilakukan lebih sering agar saringan tidak buntu. Saringan udara yang buntu menyebabkan kinerja engine tidak maksimal karena asupan volume udara yang mengandung oksigen berkurang sehingga pembakaran tidak sempurna. Untuk memulihkan filter udara harus dibesihkan. Pemeriksaan dilakukan dengan bantuan indikator saringan udara yang terletak didalam ruangan engine (gambar 4.28) Gambar 4.28 Indikator Saringan Udara Halaman: 32 dari 44

34 Dalam kondisi saringan udara (air filter) yang bersih indikator akan menunjukkan warna hijau, apabila filter udara sudah banyak diliputi oleh debu maka indikator akan berwarna merah. Apabila dalam pemeriksaan indikator menunjukkan warna merah, maka tindakan selanjutnya adalah : Lepaskan filter udara dari tempatnya. Buka penutup ruang engine Lepas tutup (1) dari rumah filter Lepaskan elemen primary filter (2) dari rumah filter Geser elemen primary filter (2) dari base (3) untuk melepas Gambar 4.29 Melepas filter udara Bersihkan filter udara dengan semprotan udara bertekanan Gunakan udara bertekanan yang kering dan bersih dengan tekanan rendah (maksimum 30 psi) untuk membersihkan filter Semprotkan udara keatas dan kebawah dibagian dalam filter, hati-hati jangan sampai penyaring rusak. Mulailah menyemprot dari bagian dalam yang bersih untuk memaksa partikel kotoran kearah bagian luar Setelah dibersihkan filter dibawa ke ruang gelap diterawang menggunakan bola lampu pijar min 60 watt untuk mengetahui apakah terdapat lubang pada elemennya. Jika pembersihan dan pemeriksaan dilakukan dengan benar maka filter udara bagian luar dapat dipakai ulang sampai 6 kali Filter udara bagian luar harus diganti bila telah dipakai selama 2 tahun, walaupun pembersihan belum mencapai 6 kali Pasang kembali filter udara dengan benar. Indikator saringan udara direset kembali Pemeriksaan kondisi dan kekencangan tali kipas Tali kipas (V-belt) yang terlihat pada gambar 4.30 berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanis dari putaran engine ke komponen lain seperti dinamo amper (alternator) dan kompresor AC hingga ikut berputar menjalankan fungsinya. Tali kipas yang kendor berakibat menurunnya kineja komponen alat yang diputarnya. Tali kipas yang kendor menyebabkan putaran slip pada dinamo amper (alternator) sehingga putaran pada alternator yang dihasilkannya tidak sesuai dengan spesifikasi alternator. Dengan demikian arus listrik yang dihasilkannya tidak mencukupi yang mengakibatkan sistim kelistrikan terganggu. Gambar 4.30 Tali kipas (V-belt) Halaman: 33 dari 44

35 Tali kipas yang kendor juga menyebabkan putaran slip pada kompresor AC sehingga fungsi AC sebagai pendingin menjadi tidak normal. Kondisi fisik V belt dapat diidentifakasi secara kasat mata apakah ada keretakan, keausan dan kerusakan pada serat-seratnya. Pemeriksaan tali kipas dilakukan dengan mengukur defleksi dititik X pada gambar 4.31 dengan menekan tali kipas diposisi tersebut. Apabila hasil pengukuran menunjukkan lebih besar dari 10 mm ( 3/8 inch ) maka tali kipas harus dikencangkan kembali. Adapun cara penyetelan tali kipas (V-belt) adalah sebagai berikut : - Kendorkan baut A, B, C dan D pada gambar Posisikan kembali alternator sampai defleksi belt pada titik X menjadi sekitar 10 mm ( 3/8 inch ) Perhatian: Jika memerlukan alat pengungkit, gunakan batang kayu pada ujung bracket alternator - Kencangkan kembali baut A, B, C dan D Gambar 4.31 Pengencangan Tali kipas Greasing harian Grease / gemuk digunakan untuk mencegah keausan akibat puntir dan meredam suara gesekan pada joint/sambungan. Pelaksanaan pemberian gemuk / greasing yang dibebankan kepada Operator adalah greasing harian (dalam buku OMM adalah greasing yang terjadwal setiap hari atau 10 jam kerja) 1) Pelaksanaan greasing Greasing dilakukan dengan menggunakan alat grease gun (gambar 4.33) yang harus diisi dengan gemuk (grease) terlebih dahulu sebelum digunakan. Pengisian grease kedalam grease gun harus dilakukan dengan benar agar grease yang dipompakan pada fitting grease di komponen-komponen backhoe loader dapat terlaksana dengan baik. Adapun cara mengisi grease kedalam grease gun adalah sebagai berikut : Halaman: 34 dari 44

36 Gambar 4.32 Grease gun (1) Tuas pendorong (2) Tutup depan (3) Tabung grease gun (4) Tombol pengunci (5) Tuas pompa (6) Hose (7) Nipple Gambar 4.33 Pelaksanaan greasing Buka tutup depan (2) grease gun (gambar 4.32) Tarik tuas pendorong (1) yang ada di bagian belakang grease gun dengan cara menekan tombol pengunci (4) yang berada di bagian belakang dan diputar sampai mengunci sendiri Siapkan wadah untuk tempat solar, cukup 1 liter saja Kemudian ambil sedikit solar lalu lumasi dindingdinding didalam grease gun dengan solar Ambil grease kecil (sedikit) sambil dikepal-kepal dan masukkan kedalam grease gun yang sudah disiapkan tadi supaya tidak lengket Masukkan kepalan grease kedalam grease gun sedikit demi sedikit sampai penuh. Tutup kembali tutup depan (2) grease gun sampai rapat Tekan tombol pengunci bagian belakang (4), sambil mendorong tuas pendorong yang berada di bagian belakang grease gun Bersihkan bagian luar grease gun dengan majun yang dibasahi solar. Grease gun siap digunakan Halaman: 35 dari 44

37 Yang perlu diperhatikan oleh operator adalah : Lakukan greasing pada titik-titik grease fitting yang ditentukan sesuai dengan petunjuk dalam buku OMM Gunakan jenis gemuk / grease yang sesuai dengan mutu yang ditentukan dalam buku OMM Bila beroperasi didaerah berlumpur atau terendam air, lakukan greasing tiap hari Periksa dan bersihkan setiap nipple grease yang akan dilakukan greasing Pompakan grease gun beberapa kali setelah tersambung dengan grease fitting. Hentikan pemompaan grease gun setelah grease yang baru nampak pada joint Berbeda dengan kegiatan walkaround inspection, kegiatan greasing dilakukan setelah engine hidup karena harus memposisikan boom dan bucket seperti pada gambar Gambar 4.34 Posisi attachment backhoe saat greasing 2) Tempat-tempat grease fitting Lakukan langkah tersebut diatas pada setiap tempat grease fitting yang ditunjukkan pada jadwal harian (10 jam) buku OMM sesuai yang sudah dibahas dalam bagian butir nomor 3) yaitu : a. Backhoe boom, stick, bucket dan cylinder bearing Ada 12 tempat yang harus diberi gemuk (greasing) sesuai gambar 4.35 : (1) Head end boom cylinder (2) Rod end boom cylinder (3) Boom pivot (4) Bucket pivot point (5) Link (6) Rod end bucket cylinder Halaman: 36 dari 44

38 Gambar 4.35 Grease fitting attch. backhoe (7) Head end bucket cylinder (8) Rod end stick cylinder (9) Head end stick cylinder (10) Stick pivot pin (11) Pivot pin (12) Pivot pin Catatan : Untuk grease point no. 11 ada 2 titik (kiri dan kanan) b. Loader bucket, Cylinder dan linkage bearings Ada 9 tempat yang harus di-beri gemuk (greasing) sesuai gambar 4.36 : (1) Frame dan lift arm (2) Pivot linkage bucket positioner & lift kickout (3) Head end lift cylinder (4) Rod end lift cylinder (5) Pivot pin pada lift arm (6) Pivot bearing pada bucket tilt cylinder (7) Rod end tilt cylinder (8) Lower pivot pin Gambar 4.36 Grease fitting attch. loader (9) Upper pivot pin Kecuali grease fitting nomor 7 yang hanya satu, tiap grease fitting yang lain masing ada dua (kiri dan kanan). Sehingga total ada 17 tempat grease fitting. c. Stabilizer dan cylinder bearings Gambar 4.37 Grease Fitting Stabilizer Posisikan stabilizer sesuai gambar 4.37 Pompakan gemuk (grease) pada head end cylinder. Ulangi greasing yang sama pada stabilizer sisi yang lain Jumlah semua grease fitting ada dua. Halaman: 37 dari 44

39 d. Swing frame dan cylider bearing Gambar 4.38 Grease Fitting Swing Frame Ada 5 tempat yang harus diberi gemuk (greasing) sesuai gambar 4.38 : (1) Top swing pin (2) Bottom swing pin (3) Eye of swing cylinder (4) Bearing pada swing cylinder atas (5) Bearing pada swing cylinder bawah Disamping titik greasing tersebut diatas yang pelaksanaan greasingnya menjadi tanggung jawab Operator (karena jadwalnya harian) masih banyak titik greasing laiinnya dengan jadwal mingguan, bulanan dan seterusnya yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Mekanik Pemeliharaan Pilihan bahan pelumas dan coolant Mutu bahan pelumas dan pendingin engine harus sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dalam buku OMM. Daftar dibawah ini yang memuat konversi jenis mutu bahan pelumas untuk berbagai merk, dapat dijadikan acuan. No Supplier 1 KOMATSU 2 AGIP 3 BP Engine Oil (CD, CE, or CF-4) SAE 10W, 30, 40 10W30, 15W-40 EO10-CD EO30-CD EO10-30 CD EO15-40CD Diesel Sigma S Superdiesel Multi grade Sigma Turbo Vanellus C3 RPM delo 400 RPM delo 450 Gear Oil (GL-4 or GL-5) SAE80, 90, 140 GO 90 GO 140 Rotra MP Gear oil EP Hypogear EP Universal thuban Universal thuban EP Grease (Lithium-Base) G2-LI G2-LI-S (Lithium Base) GR MU/EP Enegrease LS-EP2 Marfak all Purpose 2 Ultra-duty Anti Freeze Coollent (Ethylene Glicol Base) AF ACL AF DTL AF DTC (Winter, one season type) - Antifreeze AF Engine Coolant 4 CALTEX grease 2 Turbomax EP, Hypoy B MS3 Anti Freeze 5 CASTROL RX Super EPX, Hypoy C Spheerol EPL2 Coolant CRD Hypoy, Cat DEO 15W-40 Cat TDTO Extended Life 6 CATERPILLAR CG-4 (Transmission/ Coolant Drive Train Oil) 7 GULF Superduty Motor Multypurpose GulfcrownEP2 Antifreeze and Halaman: 38 dari 44

40 8 MOBIL 9 PERTAMINA 10 EXXON (ESSO) oil Superduty Plus Delvac 1300 Delvac Super 10W-30, 15W-40 Meditran SX SAE15W-44 CG-4 Essolube D3 Essolube XD-3 Essolube XD-3 Extra Esso heavy duty Gear lubricant Mobilube GX Mobilube HD Transilk-HD SAE 10W,30,50 Gear Oil GP Gear Oil GX GulfcrownEP Special Mohlux EP2 Mobilgrease77 Mobilgrease Special Beacon EP2 coolant Allseason coolant 4.5 Pembuatan catatan pemeliharaan Dengan perkembangan sistim ISO-9000 akhir-akhir ini sebagai dampak globalisasi, Operator harus membiasakan diri untuk membuat catatan-catatan penting selama pengoperasian dan pemeliharaan alat. Prinsip dasar dari ISO adalah TULIS YANG ANDA KERJAKAN DAN KERJAKAN YANG ANDA TULIS Catatan ini sangat bemanfaat untuk membuat Laporan Harian Operasi dan Laporan K3LH yang harus disajikan oleh seorang Operator Alat Berat. Pengisian data harus didasarkan oleh catatan yang akurat, bukan berdasarkan ingatan semata. Daya ingat manusia sangat terbatas, sehingga jika lupa akan sesuatu data yang harus diisikan dalam formulir laporan seringkali data tersebut dikarang. Hal ini tentunya sangat tidak diharapkan dalam Manajemen Bebasis Informasi, dimana Informasi menjadi bahan pertimbangan Perusahaan. Adapun hal-hal yang perlu dicatat adalah : Hasil pemeriksaan keliling, apakah ada catatan khusus tentang kelainan-kelainan yang ada Pencatatan service meter awal, yang menunjukkan posisi service hor meter sebelum operasi Lain-lain catatan yang dianggap perlu Dalam sistim ISO catatan-catatan yang ada adalah merupakan bukti kerja, sehingga Operator harus mengarsipkan catatan-catatan tersebut secara tertib karena ada kemungkinan Auditor ISO akan memeriksa / mengaudit sistim pelaporan yang ada di Perusahaan yang sudah memiliki Sertipikat ISO Untuk memudahkan pencatatan pemeriksaan peralatan Backhoe Loader, dalam SOP Perusahaan telah disediakan daftar simak (check-list) pemeriksaan alat yang terdiri kolomkolom dari item yang diperiksa dan apa yang harus diperiksa dengan jalan mencrontreng hal-hal yang sudah dilaksanakan. Berikut ini adalah contoh daftar simak pemeriksaan kondisi dan keselamatan alat : Halaman: 39 dari 44

41 Contoh Daftar Simak Pemeriksaan Backhoe Loader Pemeriksaan keselamatan dan pemeliharaan Backhoe Loader Operator/Pemeriksa. Tanggal Jam. Apa yang anda periksa? Fokus Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Di atas tanah Bucket Loader Silinder bucket loader, linkage Bucket backhoe Silinder bucket backhoe, linkage Stick / arm backhoe Silinder, boom backhoe Pivot backhoe Dibawah alat Frame Tangga, pegangan tangan Lampu Keseluruhan alat Diatas alat Pembersih kaca, wiper Cairan pendingin engine Radiator Pendingin minyak hidrolik Tangki minyak hidrolik Tangki bahan bakar Pemadam api Kaca spion Ruangan engine Minyak pelumas engine Semua selang Semua belts Batere dan pengikat Aus, rusak, retak Aus, rusak, bocor Aus, rusak, retak Aus, rusak, bocor Aus, rusak, bocor Aus, rusak, bocor Aus, rusak, bocor, gemuk Bocor, rusak, baut kendor Retak, bocor Kondisi, kebersihan Rusak, kebersihan, arah Baut kendor, hilang, kebersihan Aus, rusak, level cairan Level cairan Sirip kotor, kebocoran Kotoran, kebocoran Level cairan, rusak, bocor Level cairan, rusak, bocor Daluwarsa, rusak Rusak, kebersihan Level cairan Retak, aus, bocor Ketegangan, aus, retak Kebersihan, baut kendor Halaman: 40 dari 44

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN BACKHOE PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI:

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 5.

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PENGOPERASIAN NAIK / TURUN BACKHOE LOADER KE / DARI ATAS TRAILER KODE UNIT KOMPETENSI.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.006.01 BUKU

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN HIDUP KODE UNIT KOMPETENSI:

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT Oleh FD20ST-3 Ady Prasetya (210345025) Hasan Basri (210345035) Muhamad Maulana (210345039) Apa itu forklift??? Forklift adalah sebuah alat bantu berupa kendaraan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PENGOPERASIAN NAIK / TURUN BACKHOE LOADER KE / DARI ATAS TRAILER KODE UNIT KOMPETENSI.01

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN LOADER PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI: F45.500.2.2.19.II.02.002.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN LOADER PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI: F45.500.2.2.19.II.02.002.01

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMERIKSA SISTEM KEMUDI BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN BACKHOE PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak

mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak Jenis Kendaraan Kode Kendaraan Bandara Tahun Form Checklist Tahunan untuk Foam Tender a No Pekerjaan Lakukan inspeksi pada fuel filter eksterior untuk mengetahui ada/tidaknya kebocoran yang terjadi pada

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 3.1 Definisi Excavator secara umum Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan mengangkut suatu material (tanah, batubara, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dump Truck 2.1.1 Pengertian Dump Truck BAB II LANDASAN TEORI Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m).

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Pengambilan sampel pelumas yang sudah terpakai secara periodik akan menghasilkan laporan tentang pola kecepatan keausan dan pola kecepatan terjadinya kontaminasi. Jadi sangat

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB V PERSIAPAN MENGHIDUPKAN, MENGHIDUPKAN, MEMATIKAN DAN MENJALANKAN TRAKTOR Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV

Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV N o Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV Tipe Lubricant Temperatur Kerja dan Spesifikasi Lubricant Di atas 0 C 0 C sampai - 8 C -8 C sampai 0 C Grease, Automotive, dan artilery NLGI

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK. dilakukan setiap 1000 km (1 bulan), 5000 km (3 bulan), km (6 bulan),

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK. dilakukan setiap 1000 km (1 bulan), 5000 km (3 bulan), km (6 bulan), BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK A. Umum Service berkala adalah perawatan kendaraan yang terdiri dari pemeriksaan, penyetelan, dan penggantian suku cadang sesuai kebutuhan yang dilakukan setiap 1000 km (1 bulan),

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA PRESS RELEASE TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA 10 August 2011 Image not found or type unknown JAKARTA - Hari Raya Lebaran kian dekat dan para pemudik pun siap-siap mudik untuk merayakannya bersama keluarga

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

BAB IV PENGENALAN BALL MILL

BAB IV PENGENALAN BALL MILL BAB IV PENGENALAN BALL MILL 4.1 DESKRIPSI BALL MILL Ball Mill adalah alat penting untuk grinding setelah bahan dilumatkan. Mesin penggiling ini adalah alat yang efisien untuk grinding berbagai bahan menjadi

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling Gambar 4.1 Diagram Proses Perawatan dan Perbaikan Kopling 29

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN T u g a s A k h i r BAB III METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Observasi Study pustaka Pemilihan bahan dan alat Prosedur pambongkaran alat 1.Pengenalan Excavator Halla HE 280. 2.Pengenalan

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN T r a k t o r Q U I C K dilengkapi dengan P A R T L I S T Edisi Januari 2004 2 TRAKTOR QUICK TL800 single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN Mulai perawatan Pemeriksaan dan penyetelan pada mesin oil sealed rotary vacuum pump model P450 Membongkar dan memperbaiki komponen tersebut

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER WLO 04 / PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI KATA

Lebih terperinci

PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE

PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE WCO 04 = PEDOMAN PEMELIHARAAN PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4.1. Menentukan Nilai Severity, Occurrence, Detection dan RPN 4.1.1 Oli dan Filter Hidrolik Kotor Kerusakan pada oli dan filter hidrolik dapat menyebabkan kenaikan temperature

Lebih terperinci

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. BAB VIII PELUMAS Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. Efek pelumas tercapai baik bila terdapat oil filus (filus minyak) diantara mutal mutal yang

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT IDENTIFIKASI KOMPONEN SISTEM HIDROLIK ALAT BERAT KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC) Klasifikasi : Pelaksanaan Sub Bidang Pekerjaan Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat II

Lebih terperinci

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan pengolahan

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL MODUL PELATIHAN ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL Oleh: Sriyono 132206843 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007 Servis Rutin

Lebih terperinci

CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY

CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN antara lain sebagai berikut : PERAWATAN HARIAN A. SEBELUM PENGOPERASIAN 1. Periksa Level oli hydrolic. 2. Periksa kebocoran. 3. Periksa kekencangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0

Lebih terperinci

I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI

I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI 1 I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI Beberapa kiat pengoperasian mesin perontok padi yang akan diuraikan dibawah ini dimaksudkan untuk tujuan dari hasil perancangan mesin perontok tersebut.

Lebih terperinci

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul:

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan overhaul Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: Melapor kepada Nakhoda bahwa Mesin Induk akan diperbaiki dan kapal akan delay untuk jangka

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Lingkup kerja praktek di PT.Kereta Api Indonesia (Persero) perawatan secara berkala lokomotif di dipo Tanah

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya. BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,

Lebih terperinci

Bahan Sistem. Umum. Sistem. 2level

Bahan Sistem. Umum. Sistem. 2level mesin wajar dari tidak 2. Pedoman Pemeliharaan Vehicle Untuk Kendaraan Rapid Intervention terdapat di dalam kendaraan RIV adalah Mesin, Elektronik, Pengereman (Breaking System), Kemudi (Steering System),

Lebih terperinci

BAB III TINJAUN PUSTAKA

BAB III TINJAUN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUN PUSTAKA 3.1 Perawatan (Maintenance) Perawatan atau maintenance adalah aktivitas agar suatu komponen atau sistem yang rusak dikembalikan atau diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Hidrolik sebetulnya sudah banyak dikenal di masyarakat dan tidak sedikit kita menemukan alat tersebut. Sistem Hidrolik mempunyai fungsi yang sangat berperan penting

Lebih terperinci

PROSES MAINTENANCE 500 JAM KERJA TERHADAP UNIT HYDRAULIC EXCAVATOR PC 200-8M0 Di PT. United Tractors Tbk.

PROSES MAINTENANCE 500 JAM KERJA TERHADAP UNIT HYDRAULIC EXCAVATOR PC 200-8M0 Di PT. United Tractors Tbk. PROSES MAINTENANCE 500 JAM KERJA TERHADAP UNIT HYDRAULIC EXCAVATOR PC 200-8M0 Di PT. United Tractors Tbk. Nama : Muhammad Farhan NPM : 24411824 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST., MT.

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION Tes Jalan Berfungsi untuk memeriksa tingkat kecepatan yang digunakan pada posisi L, 2 atau D saat sistem pengontrolan perpindahkan gigi tidak berfungsi. Lakukan tes

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1. Pelaksanaan Pre Delivery Inspection Unit Forklift Fd30c3z pada engine c240 Forklift atau yang juga sering disebut sebagai lift truck adalah salah satu material handling yang

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK

MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK DISUSUN OLEH: AZANO DESFIANTO 4201417017 DODDY SETIAWAN 4201417018 JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB VII PENDINGINAN MOTOR

BAB VII PENDINGINAN MOTOR BAB VII PENDINGINAN MOTOR Pendinginan adalah suatu media (zat) yang berfungsi untuk menurunkan panas. Panas tersebut didapat dari hasil pembakaran bahan bakar didalam silinder. Sebagaimana diketahui bahwa

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Fungsi Undercarriage Undercarriage atau disebut juga sebagai kerangka bawah merupakan bagian dari sebuah crawler tractor yang berfungsi: untuk menopang dan meneruskan beban

Lebih terperinci

Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN

Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN T R A K T O R Q U I C K M.U.L.T.I S.P.E.E.D 2 TRAKTOR QUICK M1000 Alfa multi speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 MESIN SILENT CUTTER TYPE SCR-250S Mesin cutter ini menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama dan V-belt untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu

Lebih terperinci

BAB IV PENGENALAN MESIN KILN

BAB IV PENGENALAN MESIN KILN BAB IV PENGENALAN MESIN KILN 4.1 Deskripsi Mesin Kiln Mesin Kiln pada proses produksi keramik melalui beberapa tahapan yang salah satunya adalah pembakaran. Pembakaran bertujuan mengubah material keramik

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Start Pemeriksaan awal per periodik Ada kerusakan Lepas wick assy dari TM Penggantian wick assy baru N Perbaikan Wick Assembly Y Tes Lubricator sesuai

Lebih terperinci

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. BUKU PANDUAN SOLAR WATER HEATER Pemanas Air Dengan Tenaga Matahari S o l a r W a t e r H e a t e r Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci