MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER"

Transkripsi

1 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN LOADER PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI: F II BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jalan Sapta Taruna Raya, Komplek PU Pasar Jumat - Jakarta Selatan

2 Operator Backhoe DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Penjelasan Materi Pelatihan Pengakuan Kompetensi Terkini Pengertian-pengertian / Istilah... 3 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi yang Dipelajari... 6 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan BAB IV TEKNIK PENGOPERASIAN LOADER PADA UNIT BACKHOE LOADER Umum Persiapan Operasi Teknik melakukan gerakan traveling Aplikasi pemuatan material dengan bucket loader Aplikasi perataan / pembersihan Aplikasi penimbunan kembali (back-filling) Pemeliharaan alat selama operasi Catatan operasional BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 5.1 Sumber Daya Manusia Sumber-sumber Kepustakaan Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 1 dari 51

3 Operator Backhoe BAB I PENGANTAR 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Pelatihan berbasis kompetensi Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja Kompeten ditempat kerja Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan Materi pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri : 1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. 2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari instruktur Isi Materi Pelatihan 1) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. 2) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. 3) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 2 dari 51

4 Operator Backhoe b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktik. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Penerapan Materi Pelatihan 1) Pada pelatihan klasikal, instruktur adalah : a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. 2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah : a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur. 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan Persayaratan Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui: 1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau 2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. 1.4 Pengertian-Pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 3 dari 51

5 Operator Backhoe Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kulaifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan / atau internasional. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 4 dari 51

6 Operator Backhoe BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1 Peta Paket Pelatihan Materi pelatihan ini merupakan bagian dari paket pelatihan jabatan kerja Operator Backhoe (jenjang jabatan KKNI level II) yaitu sebagai representasi dari unit kompetensi : Mengoperasikan attachment loader pada unit backhoe loader (F II ) sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan materi pelatihan lainnya yaitu : Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) Komunikasi dan kerjasama di tempat kerja Pemeliharaan harian backhoe loader sebelum operasi Teknik pengoperasian backhoe pada unit backhoe loader Pengoperasian naik / turun backhoe loader ke / dari atas truk trailer Pemeliharaan harian backhoe loader setelah operasi Laporan Harian Operasi 2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit kompetensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Mengoperasikan attachment loader pada unit backhoe loader Durasi / Waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu pelatihan. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu pelatihan yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Instruktur mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 5 dari 51

7 Operator Backhoe 2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Judul Unit Mengoperasikan attachment loader pada unit backhoe loader Kode Unit F II Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam pengoperasian attachment loader pada unit backhoe loader oleh Operator Backhoe Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal K3LH, komunikasi dan kerjasama ditempat kerja, pemeliharaan harian dan teknik dasar pengoperasian backhoe loader Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 1. Melakukan pekerjaan persiapan operasi loader 2. Melakukan traveling ke lokasi. 1.1 Buku pedoman pengoperasian dan pemeliharaan (operation and maintenance manual) dan instruksi kerja diinterpretasikan. 1.2 Komponen utama backhoe loader diidentifikasi untuk kesiapan operasi. 1.3 Peralatan K3 disiapkan, diatur dan dipakai sesuai prosedur. 1.4 Engine dihidupkan sesuai prosedur. 1.5 Pemeriksaan setelah engine hidup dilakukan sesuai prosedur. 1.6 Test fungsi dan kemampuan alat kendali dilakukan sesuai prosedur. 1.7 Test gerakan dasar operasi dilakukan sesuai prosedur. 2.1 Keamanan disekeliling unit diidentifikasi sesuai ketentuan K3-LH yang berlaku 2.2 Attachment diatur pada posisi travel 2.3 Gerakan traveling dilakukan sesuai dengan prosedur. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 6 dari 51

8 Operator Backhoe Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 3. Mengambil dan menuangkan material ke tempat tertentu. 3.1 Unit alat diposisikan untuk pengambilan material yang akan dituangkan ke tempat yang ditentukan 3.2 Material diambil sesuai dengan prosedur 3.3 Material dituangkan ke tempat yang telah ditentukan sesuai dengan prosedur 3.4 Unit alat diposisikan untuk proses berikutnya sesuai dengan prosedur. 4. Meratakan/ membersihkan sisa material di lokasi kerja 4.1 Tip bucket diposisikan selalu sejajar dengan permukaan tanah 4.2 Gerakan maju dengan kecepatan sesuai kondisi kerja dilakukan menuju stock pile 4.3 Material yang ada di dalam bucket dibuang ke stock pile 4.4 Gerakan mundur dilakukan untuk tahap pekerjaan berikutnya 5. Menimbun kembali (back filling) 5.1 Tip bucket diposisikan selalu sejajar dengan permukaan tanah 5.2 Gerakan maju dengan kecepatan sesuai kondisi kerja dilakukan kearah galian yang akan ditimbun 5.3 Material timbunan didorong dan diratakan ke lobang yang akan ditimbun 5.4 Gerakan mundur dilakukan untuk melanjutkan pekerjaan berikutnya 6. Melakukan pemeliharaan selama operasi 7. Membuat catatan operasional loader 6.1 Panel instrumen diamati apabila terjadi ketidak normalan dalam sistem 6.2 Warna gas buang engine diamati secara berkala 6.3 Getaran dan bunyi yang tidak normal diamati secara berkala 6.4 Kebocoran cairan yang terjadi diamati secara berkala 6.5 Kinerja peralatan diamati 7.1 Kondisi unit backhoe loader selama pengoperasian attachment loader dicatat untuk bahan laporan selanjutnya 7.2 Penambahan bahan konsumabel dicatat untuk bahan laporan selanjutnya 7.3 Hasil produksi operasi attachment loader dicatat untuk bahan laporan selanjutnya 7.4 Kelainan-kelainan yang tidak diharapkan dicatat untuk laporan selanjutnya Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 7 dari 51

9 Operator Backhoe Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 7.5 Catatan diarsipkan sesuai dengan SOP yang berlaku Batasan Variabel 1) Kontek Variabel a. Unit kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja atau individual untuk menyelesaikan pekerjaan pengoperasian attachment loader pada backhoe loader oleh Operator Backhoe. b. Unit kompetensi ini diterapkan di tempat kerja dengan dukungan ketersediaan backhoe loader dalam kondisi baik dan lapangan yang telah disiapkan sebelumnya. c. Unit kompetensi ini diterapkan dalam kondisi lingkungan yang mendukung. 2) Perlengkapan dan Peralatan a. Peralatan (backhoe loader) b. Surat perintah kerja c. APD dan APK d. Buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan backhoe loader 3) Tugas-tugas yang harus dilakukan a. Melakukan pekerjaan persiapan operasi b. Melakukan traveling ke lokasi. c. Mengambil dan menuangkan material ketempat tertentu. d. Meratakan / membersihkan sisa material di lokasi kerja e. Menimbun kembali (back filling). f. Melakukan pemeliharaan selama operasi. g. Membuat catatan operasional. 4) Materi dan peraturan-peraturan yang diperlukan a. Undang-undang No.1/1970 tentang Keselamatan Kerja dan peraturan lainnya terkait dengan keselamatan kerja. b. Undang-undang No. 4/1982 tentang Lingkungan Hidup dan peraturan lainnya terkait dengan pencegahan pencemaran lingkungan. c. Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan (operation & maintenance manual) backhoe loader dari pabrik Panduan Penilaian 1) Kondisi Pengujian a. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan melakukan persiapan pekerjaan dan persiapan pengoperasian alat, menggali tanah asli (bank) dan membuang, menggali dan memuat keatas truck, membuat parit, memindahkan posisi bachoe loader setelah kedalaman parit tercapai dan melakukan pemeliharaan selama operasi sebagai bagian dari pekerjaan pengoperasian backhoe loader. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 8 dari 51

10 Operator Backhoe b. Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis, demonstrasi / praktek c. Penilaian dapat dilaksanakan secara: simulasi di workshop dan atau di tempat kerja. 2) Penjelasan prosedur penilaian, alat, bahan, dan tempat penilaian serta penguasaan unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan keterkaitannya dengan unit kompetensi lainnya. a. Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya : (1) F II : Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Hidup di tempat kerja (2) F II : Melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja (3) F II : Melakukan pemeliharaan harian backhoe loader sebelum operasi b. Alat yang harus disiapkan : Backhoe loader dengan kapasitas bucket 0,5 0,8 m 3, siap operasi. c. Tempat penilaian/pengujian: Lokasi kerja atau tempat pelatihan (training ground) yang memenuhi syarat. 3) Pengetahuan yang dibutuhkan : a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Struktur dan fungsi komponen utama backhoe loader. c. Petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan backhoe loader (operation and maintenance manual) untuk merk dan type yang dioperasikan. d. Sistem pelaporan. 4) Keterampilan yang dibutuhkan: a. Menerapkan K3 dan LH selama melakukan pembuatan saluran. b. Melakukan persiapan pekerjaan dan persiapan pengoperasian backhoe loader c. Melakukan traveling ke lokasi yang ditentukan. d. Mengambil dan menuangkan material ketempat tertentu. e. Melakukan perataan dengan bucket loader f. Melakukan penimbunan kembali (back filling) dengan bucket loader g. Melakukan pemeliharaan selama pengoperasian dan setelah pengoperasian h. Membuat catatan pengoperasian. 5) Aspek Kritis Aspek kritis yang harus diperhatikan : a. Kemampuan menginterpretasikan surat perintah kerja kepada metode pelaksanaan pekerjaan. b. Kedisiplinan dan ketelitian dalam melakukan persiapan pengoperasian backhoe loader. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 9 dari 51

11 Operator Backhoe c. Kemampuan dan ketelitian dalam melakukan pengoperasian backhoe loader. d. Kedisiplinan dan ketelitian dalam melakukan pemeliharaan sebelum, selama dan setelah pengoperasian. e. Kemampuan dan kedisiplinan dalam membuat catatan pengoperasian Kompetensi Kunci No Kompetensi Kunci Tingkat 1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1 6. Memecahkan masalah 1 7. Menggunakan teknologi 1 1 Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 10 dari 51

12 Operator Backhoe BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1 Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi berbeda dengan yang sering diajarkan di kelas oleh Instruktur. Pada sistem ini Peserta latih akan bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa Peserta latih perlu merencanakan proses pembelajarannya dengan Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat Persiapan / perencanaan 1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar. 2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. 3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. 4) Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja Peserta latih sendiri Permulaan dari proses pembelajaran 1) Peserta mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. 2) Instruktur dapat meninjau dan merevisi materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Peserta latih secara mandiri Pengamatan terhadap tugas praktik 1) Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya. 2) Mengajukan pertanyaan kepada Instruktur tentang konsep sulit yang peserta latih temukan Implementasi 1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman. 2) Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. 3) Mempraktikkan keterampilan baru yang telah peserta latih peroleh Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta latih. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 11 dari 51

13 Operator Backhoe 3.2 Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta latih untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta latih disarankan untuk menemui Instruktur setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 12 dari 51

14 Operator Backhoe BAB IV TEKNIK PENGOPERASIAN LOADER PADA UNIT BACKHOE LOADER 4.1 Umum Teknik aplikasi pengoperasian Backhoe adalah merupakan kunci keterampilan yang dapat dicapai oleh operator berdasarkan atas perpaduan antara skil, pengetahuan dan sikap kerja yang dimilikinya. Berbeda dengan Pengoperasian Alat Berat lainnya, Pengoperasian Backhoe agak unik karena diperlukan keterampilan TWO IN ONE yaitu mengoperasikan dua macam keterampilan (backhoe dan loader) dalam satu alat. Dalam teknik pengoperasian banyak rambu-rambu yang harus dipatuhi selama pengoperasian, dilain pihak operator juga dituntut dalam mengoperasikan alat harus cepat gerakannya agar dapat memenuhi aturan yang diikat dengan waktu siklus (cycle time) yang merupakan kunci produktifitas peralatan. Disinilah operator harus mampu melaksanakan pengoperasian dengan cepat namun alat harus tetap terjaga dalam kondisi baik dan aman. Seperti yang akan dibahas pada materi berikut ini yaitu teknik pengoperasian loader pada unit backhoe loader. Gambar 4.1 Implement 1. Front bucket 2. Bucket dump silinder 3. Bucket lift arm 4. Cabin 5. Axle belakang 6. Tangki bahan bakar 7. Lift Silinder 8. Axle depan Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 13 dari 51

15 Operator Backhoe 4.2 Persiapan Operasi Manual pemeliharaan dan pengoperasian alat Dalam mengoperasikan Backhoe, Operator harus selalu mengacu pada buku Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian (Operation and Maintenance Manual = OMM) karena buku tersebut memang khusus disusun oleh pabrik pembuat alat secara lengkap dalam hal pengoperasian dan pemeliharaannya. Buku Pedoman ini tidak sama antara model alat yang satu dengan yang lannya, oleh karena itu Operator harus memeriksa dengan benar apakah buku Pedoman yang digunakan sudah sesuai dengan merk, type, nomor seri maupun tahun pembuatannya. Penggunaan buku Pedoman yang tidak sesuai dengan alat yang dioperasikan dapat mengakibatkan salah operasi atau salah pemeliharaan yang sangat merugikan Prosedur standar pelaksanaan pekerjaan Operator Backhoe adalah salah satu dari anggota kelompok kerja (teamwork) dalam pelaksanaan Proyek dibawah pengelolaan Perusahaan atau Lembaga, sehingga dalam setiap kegiatan yang dilakukan tidak dapat seenaknya bertindak sendiri melainkan harus mengikuti SOP Standar Operasi Prosedur (Standard Operating Procedure) dari Perusahaan yang memberinya tugas. Salah satu SOP untuk Operator adalah Job Description yang mengatur tugas dan tanggung jawabnya selaku Operator Backhoe di Perusahaan tersebut. Untuk tugas sehari-hari yang spesifik Operator Backhoe akan menerima Surat Perintah Kerja dari Atasan Langsung yang meliputi : Tanggal penugasan Lokasi pekerjaan Macam pekerjaan yang harus dikerjakan (biasanya dilengkapi skets atau gambar kerja) Backhoe yang digunakan Durasi / lama waktu penugasan Catatan lain yang dianggap perlu. Di tempat kerja (job site) atasan langsung Operator selama pengoperasian alat sementara berganti yaitu dibawah koordinasi Kepala Unit Pelaksanaan atau Pelaksana Lapangan (tergantung organisasi lapangan). Operator akan mendapatkan pengarahan yang lebih rinci dari Pelaksana Lapangan mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan. Disinilah faktor komunikasi dan kerjasama menjadi amat penting, karena kalau komunikasi tidak efektif antara Operator dan Pelaksana Lapangan dan masing-masing tidak kooperatif satu sama lain maka akan terjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan yang harus diselesaikan pada waktu yang ketat sesuai jadwal / schedule yang direncanakan Membaca gambar kerja Tugas-tugas Operator Backhoe dalam industri konstruksi banyak berkaitan dengan penggalian pondasi bangunan / jalan, urugan kembali, perataan lahan yang kesemuanya harus dilakukan dengan benar dalam ukuran yang tepat dan tidak boleh untuk diulang karena mengulangi pekerjaan yang sama adalah pemborosan dan tidak efisien. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 14 dari 51

16 Operator Backhoe Dengan demikian Operator harus dapat menginterpretasikan gambar kerja yang diberikan oleh Atasan agar komunikasi dapat berjalan dengan efektif. Komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan lewat gambar kerja diartikan sama maknanya oleh komunikator dan komunikan Identifikasi Komponen Utama Backhoe Secara umum komponen utama Backhoe dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 4.2 Komponen Utama Backhoe Komponen utama backhoe loader seperti terlihat pada gambar 4.2, dengan fungsi sebagai berikut : 1) Tractor Tractor sebagai komponen induk berfungsi sebagai pembawa dan penggerak semua komponen backhoe loader. Tractor terdiri dari chasis, engine, pompa hidrolik, torque converter, transmisi, drive shaft, final drive dan roda ban. 2) Stabilizer Legs Stabilizer legs berfungsi sebagai penopang backhoe loader pada saat attachment backhoe dioperasikan. Komponen ini diperlukan saat pengoperasian backhoe karena bentuk boom dan arm yang cukup panjang sehingga gerakannya akan menyebabkan alat terguling. Pada pengoperasian attachment loader, komponen ini tidak difungsikan. 3) Cab Cab atau kabin adalah ruangan dimana Operator mengendalikan peralatan untuk pengoperasiannya. Didalam cabin terdapat alat-alat kendali seperti steering column, tuas kendali / joystick, pedal gas dan pedal rem. Disamping itu juga ada alat-alat monitor untuk memberi sinyal peringatan bila ada sesuatu hal yang tidak diharapkan 4) Backhoe Backhoe adalah salah satu attachment dimana peralatan Backhoe berfungsi. Backhoe digerakkan secara hidrolik dengan dibantu oleh komponen boom, stick, stabilizer leg dan bucket backhoe Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 15 dari 51

17 Operator Backhoe 5) adalah salah satu attachment dimana peralatan Backhoe berfungsi. juga digerakkan secara hidrolik dengan dibantu oleh komponen lift arm, tilt lever dan bucket loader. Untuk memberi gambaran seberapa besar alat ini, gambar 4.3 berikut ini menunjukkan dimensi tipikal dari Backhoe kapasitas 0,2 m 3 Gambar 4.3 Dimensi Tipikal Backhoe Ukuran dimensi umum : A Panjang total mm B Lebar total mm C Tinggi total mm D Wheel base mm E Ground clearance mm F Height to top of ROPS ( Cab & Canopy ) mm G Width over extended stabilizers at ground level mm Dimensi A Height to hinge pin 3405 mm B Dump angle 49 o C Dump reach at 45 o 835 mm D Dump height at 45 o 2662 mm E Bucket rollback at ground level 45 o F Dig depth below grade 213 mm G Bucket breakout force 56,5 kn Gambar 4.4 Dimensi loader Operator Backhoe harus memahami spesifikasi teknik alat yang dioperasikannya seperti contoh spesifikasi tersebut diatas. Untuk mengenal lebih detail komponen backhoe loader, sesuai dengan judul pelatihan yang ditujukan untuk Operator, maka penulis akan membedakan komponen menjadi 2 kelompok yaitu : Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 16 dari 51

18 Operator Backhoe (1) komponen operasional dan (2) Alat kendali dan panel instrumen. 1) Komponen Operasional Komponen operasional utama loader dapat ditunjukkan pada gambar 4.5 berikut ini : 1. Lift arm 2. Lift cylinder 3. Tilt lever 4. Dump cylinder 5. Bucket 6. Bucket positioner (sebelah kanan) 7. Lift kickout Gambar 4.5 Komponen Utama Lift arm dan Lift cylinder (no. 1 dan 2 gambar 4.5) Lift arm ada 2 buah di sisi kiri dan sisi kanan, berfungsi untuk mengangkat bucket. Pada setiap lift arm dilengkapi dengan lift cylinder untuk menggerakkannya secara hidrolik (tambahkan lift kickout) Tilt lever dan Dump Cylinder (no. 3 dan 4 gambar 4.5) Tilt lever ada 2 buah di sisi kiri dan sisi kanan, berfungsi untuk membuat gerakan tilt dan dump. Pada setiap tilt lever dilengkapi dengan dump cylinder untuk menggerakkannya secara hidrolik (gam-bar 4.5). Bucket (no. 5 gambar 4.5) Bucket loader pada gambar 4.5 merupakan alat penampung material loader. Produksi attachment loader ditentukan oleh kinerja bucket loader yang merupakan sinergi gerak simultan antara gerakan traveling, lift arm, tilt lever dan bucket loader. Bucket Positioner (no. 6 gambar 4.5) Berfungsi menghentikan bucket secara otomatis pada posisi siap mengambil material Lift kick out (no. 7 gambar 4.5) Berfungsi menghentikan arm secara otomatis pada posisi siap dumping material Catatan : bucket positioner dan lift kick out posisinya dapat diatur secara manual sesuai kebutuhannya. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 17 dari 51

19 Operator Backhoe 2) Alat kendali dan panel instrumen Komponen alat kendali dan panel instrumen yang ada didalam Kabin Operator ada 2 bagian : a. Alat kendali dan panel instrumen loader Gambar 4.6 Alat kendali dan panel instrumen loader 1. Swit penetral transmisi 2. Swit hazard 3. Ride control switch 4. Swit lampu jalan 5. Swit lampu sein dan wiper depan 6. Tuas transmisi 7. Pedal gas 8. Pengatur roda kemudi 9. Pedal rem (service brake) 10. Swit Pengunci differensial 11. Directional lever 12. Tombol Klakson 13. All Wheel Drive Control Selain untuk mengendalikan pengoperasian loader, juga untuk mengendalikan unit alatnya Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 18 dari 51

20 Operator Backhoe b. Alat kendali dan panel instrumen backhoe Gambar 4.7 Alat kendali dan panel instrumen backhoe 15. Multipurpose control 16. Tuas rem parkir (parking brake) 17. Swit starter 18. Swit bantu starter 19. Beacon light 20. Lampu kerja depan 21. Lampu kerja belakang 22. Lampu kabut belakang 23. Slot cadangan 24. Swit wiper belakang 25. Tombol Klakson 26. Tuas kendali throttle 27. Tuas kendali stabilizer 28. Tuas pengunci boom 29. Swit pengunci sideshift 30. Tuas kendali backhoe 31. Fan switch 32. Pengatur temperatur variabel 33. Air condition control Beberapa alat kendali perlu dijelaskan lebih lanjut dan dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu Kontrol Kendaraan (Machine Controls) dan Kontrol Peralatan Kerja (Implement Controls) Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 19 dari 51

21 Operator Backhoe 1) Kontrol Kendaraan (Machine Controls) a. Tuas Rem Parkir (Parking Brake Lever) Tuas rem parkir terletak di sebelah kanan tempat duduk operator. Pastikan rem parkir sudah aktif sebelum meninggalkan kendaraan. Bila rem parkir aktif dan gigi transmisi terpasang maka alarm akan berbunyi. Rem parkir aktif Tarik tuas rem parkir ke atas (gambar 4.8) untuk mengaktifkan. Bila rem parkir aktif, lampu indikator akan menyala. Gambar 4.7 Rem parkir aktif Rem parkir bebas Tarik tuas ke atas sambil menekan tombol yang ada di ujung tuas rem parkir (gambar 4.8), lalu dorong ke bawah untuk membebaskan. Bila rem parkir bebas, lampu indikator akan padam. Gambar 4.8 Rem parkir bebas b. Pedal Rem (Service Brake Pedal) Injak kedua belah pedal service brake untuk memperlambat atau menghentikan kendaraan. Hubungkan pedal sebelah kiri dan kanan untuk pengereman normal (seperti gambar 4.9). Gambar 4.9 Service Brake Gunakan pedal rem untuk mengurangi kecepatan bila kendaraan berjalan di penurunan untuk menghindari over-speed. Lepaskan penghubung pedal untuk membantu berbelok di tempat yang sempit (injak pedal kiri untuk berbelok ke kiri, injak pedal kanan untuk berbelok ke kanan). Gambar 4.10 Service Brake untuk Belok Tajam Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 20 dari 51

22 Operator Backhoe Peringatan : Pada saat traveling kedua pedal harus dihubungkan untuk menghindari kendaraan berbelok tiba-tiba saat salah satu pedal rem diinjak c. Pedal Gas (Accelerator pedal) Gunakan pedal gas untuk mengatur kecepatan engine. Gunakan pedal gas untuk mengurangi kecepatan saat melakukan perpindahan gigi atau arah kendaraan (gambar 4.11) Gambar 4.11 Pedal gas d. Tuas Gas (Governor Control Lever) Tuas ini dipergunakan untuk mengatur kecepatan engine saat backhoe dioperasikan. Rentang operasi normal adalah daerah yang berwarna hijau pada pengukur kecepatan engine (tachometer), untuk menghindari overspeed Gambar 4.12 Tuas Gas High Idle Geser tuas ke posisi (1) untuk menaikkan putaran engine (gambar 4.12). Low Idle Geserlah tuas ke posisi (2) untuk engine putaran rendah (gambar 4.12) Peringatan : Untuk pengoperasian loader atau traveling, geser tuas ke posisi (2) low idle. Untuk mengatur kecepatan gunakan pedal gas. e. Switch Penetral Transmisi (Transmission Neutral Lock Control) Gambar 4.13 Switch Penetral Transmisi Switch penetral transmisi terletak di dashboard sebelah kiri (gambar 4.13) Terkunci Netralkan transmisi. Tekan bagian atas switch untuk mengunci transmisi pada posisi NETRAL Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 21 dari 51

23 Operator Backhoe Tidak terkunci Tekan bagian bawah switch untuk melepaskan transmisi dari posisi terkunci. Peringatan : Bila transmisi sudah dikunci, maka tuasnya harus NETRAL sebelum melakukan perpindahan ke arah MAJU atau MUNDUR f. Tuas Pengatur Arah (Directional Control Lever) Gambar 4.14 Tuas Pengatur Arah Tuas pengatur arah terletak di konsol kemudi sebelah kiri (Gambar 4.14) F (Maju) (1) Doronglah tuas pengarah ke depan (1) agar kendaraan berjalan maju. N (Netral) (2) Posisi tengah (2) adalah NETRAL. Kendaraan tidak akan berjalan. R (Mundur) (3) Tariklah tuas pengarah ke belakang (3) agar kendaraan berjalan mundur. g. Pengatur Kecepatan (Speed Control) Saklar pengatur kecepatan terletak diujung tuas transmisi (gambar 4.19 Pemilihan kecepatan dilakukan setelah tuas transmisi diposisikan ke arah yang dikehendaki. Gambar 4.15 Saklar Pengatur Kecepatan Kendaraan ini mempunyai 5 gigi maju dan 3 gigi mundur. Putarlah ujung tuas transmisi untuk mendapatkan gigi yang diinginkan. 1. Gigi Kesatu 2. Gigi Kedua 3. Gigi Ketiga 4. Gigi Keempat 5. Gigi Kelima Bila pemilih kecepatan berada di posisi 4 dan tuas pengarah pada posisi MAJU, maka gigi akan naik sampai ke posisi 5 secara otomatis. Pencegah gigi 5 (5th Gear Lockout) pada gambar 4.16 akan mencegah gigi naik ke posisi 5. Gambar th Gear Lockout Bila pemilih kecepatan berada di posisi 4 dan tuas pengarah pada Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 22 dari 51

24 Operator Backhoe posisi MUNDUR, maka kecepatan tetap berada di posisi 3. 5 th Gear Lockout Tekan bagian atas switch untuk mencegah transmisi pindah ke gigi ke 5 saat pemilih gigi berada di posisi ke 4. h. Switch Penetral Transmisi (Transmission Neutral Lock Control) untuk versi mekanikal Transmission Speed Shift Lever (1) Tekanlah switch penetral (2) dan tahan untuk menetralkan transmisi. Selanjutnya pindahkan tuas (1) ke salah satu posisi di antara 4 kecepatan Pindahkan tuas sesuai dengan pola perpindahan gigi. Gambar th Transm. Speed Shift Lever Disarankan untuk memperlambat atau menggunakan rem waktu pemindahan gigi. Hal ini akan membuat operator lebih nyaman dan umur komponen lebih lama. Transmission Neutralizer Button Tekanlah switch penetral (2) dan tahan untuk menetralkan transmisi. Selanjutnya pindahkan tuas (1) ke salah satu posisi di antara 4 kecepatan. i. Kunci Differential (Differential Lock) Kunci differential untuk mencegah roda-roda slip Tekan pedal ke bawah untuk mengaktifkan kunci differential. Gunakan kunci differential bila kendaraan masuk ke tempattempat yang lembek. Turunkan kecepatan engine Gambar 4.18 Differential Lock sebelum mengaktifkan kunci differential. Gunakan pengunci differential untuk menghindari roda slip sebelah. Bila masih tetap slip, kurangi kecepatan. Bila pengunci differential diinjak, differential akan terkunci. Kedua roda belakang akan berputar bersamaan. Peringatan : Jangan menginjak differential lock ketika berbelok dan putaran roda slip Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 23 dari 51

25 Operator Backhoe j. Roda Kemudi (Steering Wheel) Untuk membelokkan kendaraan dilakukan dengan memutar roda kemudi knop button (no... gbr 4.24). Kemana kemudi diputar, kesitulah kendaraan akan berbelok. Gambar 4.19 Roda kemudi k. Pengatur Sudut Tiang Kemudi (Steering ColumnTilting) Angkat tuas pengunci (1) ke atas, dan setel sudut kemudi (2) sesuai dengan posisi operator. Gambar 4.20 Pengatur Sudut Kemudi 2) Kontrol Peralatan Kerja (Implement Controls) a. Tuas Kendali Backhoe (1) Boom dan swing Tuas kendali boom dan swing adalah tuas sebelah kiri pada gambar Gambar 4.21 Tuas kendali boom dan swing Boom Turun (1) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk menurunkan boom. Boom naik (2) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk menaikkan boom Swing kiri (3) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk memutar (swing) boom ke kiri. Swing kanan (4) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk memutar (swing) boom ke kanan Posisi Hold (5) Bila dilepaskan tuas akan kembali ke posisi HOLD Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 24 dari 51

26 Operator Backhoe (2) Stick dan Bucket Gambar 4.22 Tuas kendali stick dan bucket Tuas kendali stick dan bucket adalah tuas sebelah kanan pada gambar Stick keluar (1) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk mendorong stick keluar. Stick masuk (2) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk menarik stick ke dalam Bucket muat (3) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk mengisi bucket. Bucket membuang (4) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk membuang muatan. Posisi Hold (5) Bila dilepaskan tuas akan kembali ke posisi HOLD (3) Stabilizer Controls - Sideshift Frame Pada type ini, backhoe bisa digeser ke kiri atau ke kanan. Dengan menggeser posisi backhoe maka operator bisa menggali di sebelah kiri atau kanan kendaraan lebih jauh dengan tanpa memindahkan posisi kendaraan (gambar 4.23) Gambar 4.23 Side shift frame Tuas (5) untuk menggerakkan stabilizer sebelah kiri. Tuas (6) untuk menggerakkan stabilizer sebelah kanan. Stabilizer Down (1) Dorong tuas ke depan untuk menurunkan stabilizer. Gambar 4.24 Hold (2) Tuas kendali stabilizer side shift Bila dilepaskan tuas akan kembali ke posisi HOLD. Stabilizer Up (3) Tariklah tuas ke belakang untuk menaikkan stabilizer. Auto Up Mode (4) Pindahkan tuas ke posisi ini untuk menaikkan stabilizer secara otomatis. Tuas akan tetap pada posisi ini selama 10 detik. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 25 dari 51

27 Operator Backhoe (4) Sideshift Lock Control Gambar 4.25 Switch side shift lock (5) Stabilizer Controls, Center pivot Frame Gambar 4.26 Center Pivot Frame Gambar 4.27 Tuas kendali stabilizer center pivot (6) Swing Lock Pin (Pin Pengunci swing) Sideshift Lock Tekan switch bagian atas untuk MEMBUKA kunci kerangka geser. Gunakan tuas kontrol boom dan stick secara simultan untuk menggeser frame ke arah yang diinginkan. Tekan bagian bawah switch untuk MENGUNCI kerangka geser. Sumbu swing backhoe type ini menggunakan pin penghubung. Model ini diperlengkapi dengan sebuah pin untuk mengunci boom agar aman waktu berjalan (gambar 4.26). Stabilizer digunakan untuk menopang backhoe bisa bekerja dengan stabil dengan cara mengangkat ban setinggi ±10 cm dari permukaan tanah Stabilizer Down (1) Dorong tuas ke depan untuk menurunkan stabilizer. Hold (2) Bila dilepaskan tuas akan kembali ke posisi HOLD. Stabilizer Up (3) Tariklah tuas ke belakang untuk menaikkan stabilizer. Lepaskan pin pengunci swing (1) bila backhoe sedang dioperasikan dan tempatkan di tabung penyimpanan (2). Gambar 4.28 Melepas Swing Lock Pin Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 26 dari 51

28 Operator Backhoe Pasanglah pin agar backhoe tidak berputar (swing) atau bergerak saat sedang tidak dioperasikan atau sedang berjalan. Gambar 4.29 Memasang Swing Lock Pin (7) Boom Transport Lock Tuas pengunci boom untuk kendaraan yang menggunakan kerangka geser (sideshift frame). Gambar 4.30 Tuas Boom Lock Side Shift Gambar 4.31 Tuas Boom Lock Pivot Center (8) Boom Locked (Mengunci Boom) Cara mengunci boom (boom locked) : a) Lipatlah bucket sepenuhnya ke dalam. Tarik boom perlahanlahan ke atas sampai boom sepenuhnya ke dalam. Gambar 4.32 Pengunci boom b) Tekan tombol yang ada di ujung tuas pengunci (sideshift machine) dan tekan tuasnya ke bawah. Untuk center pivot machine putarlah tuas pengunci ke bawah. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 27 dari 51

29 Operator Backhoe c) Pastikan bahwa kaitan telah mengait untuk mengamankan boom pada posisi TERKUNCI. Turunkan boom untuk memastikan bahwa boom tidak bergerak. Cara membebaskan kunci boom (boom released) : a) Naikkan silinder boom perlahan-lahan sampai maksimum. b) Tariklah tuas pengait boom sampai terbuka. c) Turunkan boom (tuas pengunci jangan di dorong ke depan selama backhoe beroperasi). b. Tuas Kontrol Gambar 4.33 Tuas Kendali Float (1) Dorong tuas ke depan sampai melewati pembatas. Bucket akan naik atau turun mengikuti permukaan tanah. Bucket akan tetap pada posisi ini sebelum dikembalikan ke posisi HOLD. Peringatan : Jangan menggunakan posisi FLOAT untuk menurunkan bucket. Turun (2) Dorong tuas ke depan untuk menurunkan bucket. Bila dilepas, tuas akan kembali ke posisi HOLD Hold (3) Tuas akan kembali ke posisi ini bila dilepaskan baik dari posisi Raise maupun Lower Naik (4) Tarik tuas ke belakang untuk menaikkan bucket. Bila dilepas, tuas akan kembali ke posisi HOLD. Tilt Back (5) Tarik tuas ke kiri untuk mengungkit bucket ke belakang Kembali posisi muat (6) Tarik tuas ke posisi (6) untuk mengembalikan bucket ke posisi memuat. Tuas akan tinggal di posisi ini sampai bucket tiba pada posisi memuat. Selanjutnya tuasnya akan kembali ke posisi HOLD. Dump (7) Dorong tuas ke posisi (7) untuk menumpahkan muatan. Quick Dump (8) Dorong tuas ke posisi (8) untuk menumpahkan muatan secara cepat. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 28 dari 51

30 Operator Backhoe Gambar 4.34 Tuas kendali penetral transmisi Transmission Neutralizer (9) Tekanlah tombol bila akan menggunakan seluruh engine untuk tenaga hidrolis. Tekanlah tombol untuk menetralkan transmisi. Lepaskan tombol untuk mengembalikan transmisi ke gigi yang dipilih Penyiapan dan penggunaan APD 1) Penyiapan APD a. Periksa kondisi fisik setiap APD yang akan di pakai dalam pekerjaan pengoperasian backhoe loader (baik, rusak, lengkap, sesuai ukurannya) b. Periksa kelaikan pakainya, terutama menyangkut standar untuk keselamatan kerja yang sesuai dengan SNI, atau standar K3 lainnya 2) Penggunaan APD a. Pakailah alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis pekerjaan walaupun pekerjaan tersebut hanya memerlukan waktu singkat. b. Alat Pelindung Diri harus dipakai dengan tepat dan benar. c. Jadikanlah memakai alat pelindung diri menjadi kebiasaan. Ketidak nyamanan dalam memakai alat pelindung diri jangan dijadikan alasan untuk menolak memakainya d. Alat Pelindung Diri tidak boleh diubah-ubah pemakaiannya kalau memang terasa tidak nyaman dipakai laporkan kepada atasan atau pemberi kewajiban pemakaian alat tersebut. 3) Masuk ke ruang operator (kabin) sesuai dengan prosedur Gunakan tangga dan pegangannya kapanpun akan naik ke unit alat dan/ atau akan masuk ke ruang operator Bersihkan anak tangga dan pegangannya dari material yang berbahaya Naik dan turun kendaraan selalu menggunakan 3 titik tumpu (2 kaki menapak 1 tangan berpegangan atau sebaliknya) Naik dan turn harus menghadap ke Gambar 4.35 Tiga titik tumpu badan kendaraan seperti pada gambar 4.35 diatas 4) Tempat Duduk Operator Setel tempat duduk agar operator bisa menginjak pedal-pedal dengan posisi punggung bersandar sepenuhnya sesuai yang diinginkan. Peringatan : Tempat duduk harus disetel setiap awal shift atau setiap pergantian operator. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 29 dari 51

31 Operator Backhoe Menyetel tempat duduk Gambar 4.36 Penyetelan Tempat Duduk Tekan dan tahan kenob (1) ke posisi (2) untuk menaikkan kursi. Tarik kenob (1) ke posisi (3) untuk menurunkan kursi. Tarik tuas (4) ke atas untuk menyetel sudut tempat duduk. Tarik tuas (5) ke atas untuk menggeser tempat duduk ke depan dan belakang. Atur sudut sandaran dengan tuas (6). 5) Sabuk keselamatan - Periksa kondisi sabuk keselamatan sebelum mengoperasikan kendaraan. - Gantilah sabuk secara keseluruhan setiap 3 tahun. - Periksalah kerusakan pada anyaman. - Periksalah kerusakan pada gespernya. - Periksalah kondisi baut-baut pengikatnya. Gambar 4.37 Memasang Sabuk Keselamatan Cara mengencangkan sabuk Sabuk ini dilengkapi dengan perangkat pengencang otomatis (retractor). Perangkat ini akan mengunci bila sabuk ditarik, atau menggulung masuk bila sabuk dilepaskan. Tariklah sabuk (1) dalam satu kali tarikan. Masukkan lidah gesper (3) ke lobang gesper (2) sampai terdengar bunyi klik Cara Melepaskan Sabuk Untuk melepaskan sabuk, tekanlah knob merah (tanda panah). Gambar 4.38 Melepas Sabuk Keselamatan Teknik Menghidupkan engine 1) Pemeriksaan kondisi lingkungan Begitu engine dihidupkan maka akan menimbulkan ancaman bahaya dan risiko kecelakaan kerja, oleh karena itu Operator harus dapat memastikan keamanan lingkungan disekitar Backhoe. Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 30 dari 51

32 Operator Backhoe 2) Kondisi lingkungan diperiksa dari kemungkinan adanya orang di sekitar Backhoe, atau masih ada rintangan yang dapat menggangg gu pergerakan backhoe loader Mengaktifkan sambungan battery On : Masukan kunci battery, putar searah jarum jam ke posisi ON untuk mengaktifka an system kelistrikan. Switch pemutus arus battery harus dalam ON sebelum menghidupkan engine. 3) 4) 5) 6) Menonaktifkan emergency shut down switch Emergency shut down switch hanya digunakan dalam keadaan darurat, oleh karena itu apabila emergency shut down switch masih aktif harus di non- aktifkan dulu. Karena bila tidak akan menyulitkan starting. Menetralkan tuas-tuas kendali Sebelum engine di-start, tuas-tuas transmisii harus pada posisi netral dan tuas hidrolis pada posisi HOLD. Memastikan posisi parking brake Sebelum engine di-start, parking brake harus dalam keadaan aktif untuk menghindari kemungkinan bahaya. Pemeriksaan instrumen panel Putar kunci kontakk ke posisi ON, periksa kondisi dan fungsi semua instrument, harus dalam kondisi baik dan berfungsi dengan baik. Pastikan indikator charging dan engine oil pressure harus menyala merah 7) 8) Isyarat menghidupkan engine Walaupun kita sudah memastikan bahwa kondisi lingkungan sudah aman, tetapi prosedur K-3 mengharuskan Operator membunyikan klakson (horn) satu kali sebelum menstart engine Menstart engine Memutar kunci kontak ke posisi START selama 20 detik maksimum 3 kali tanpa menginjak pedal gas, kemudian lepas kunci kontak setelah engine hidup dan kembali ke posisi ON Catatan : Bila satu kali start engine belum hidup, matikan dulu kunci starter sebelum mengulangi start kembali. Judul Modul: Teknikk Pengoperasian pada unit Backhoe Buku Informasi Edisi Halaman: 31 dari 51

33 Operator Backhoe Pemeriksaan setelah engine hidup 1) Pemeriksaan panel monitor instrumen Panel instrumen yang harus diperiksa setelah engine hidup adalah Indikator Kewaspadaan (Alert Indicators) dan Alat Pengukur Gambar 4.39 Indikator Kewaspadaan 1 Charging System (1) Indikator ini akan menyala apabila ada kerusakan pada sistim pengisian baterai. Brake Oil Level (2) Bila indikator ini menyala kurang. berarti oli rem Engine Coolant Temp. (3) Suhu air pendingin engine terlalu tinggi. Hentikan pengoperasian untuk mendinginkan sistim. Engine Oil Pressure (4) Bila indikator ini menyala berarti tekanan oli engine terlalu rendah. Matikan engine segera dan carilah penyebabnya. Kendaraan jangan dioperasikan sebelum dilakukan perbaikan Brake On (5) -Rem parkir sedang aktif dan transmisi netral Gambar 4.40 Indikator Kewaspadaan 2 High Beams (6) Indikator ini akan menyala bila bagian atas switch (7) ditekan untuk menyalakan lampu jauh. All Wheel Steer (8) Indikator AWS (Kemudi Semua Roda) akan menyala bila switch (9) ditempatkan pada mode Crab Steer atau Circle Steer. Gambar 4.41 Indikator Kewaspadaan 3 Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 32 dari 51

34 Operator Backhoe Coolant Temp. (1) Untuk mengukur suhu air pendingin engine. Tachometer (2) Mengukur putaran engine. Rentang operasi normal adalah daerah yang berwarna hijau Gambar 4.42 Alat Pengukur 1 Transmission Oil Temp. (3) - Untuk mengukur suhu oli transmisi. Fuel Level (4) Untuk mengukur isi tanki bahan bakar Gambar 4.43 Alat Pengukur 2 Service Meter (5) Menghitung jumlah jam operasi Alat 2) Pemanasan engine Biarkan engine hidup pada putaran rendah selama 3-5 menit. Perhatikan alat-alat pengukur sambil mencoba sistim hidrolis. Periksa semua alat-alat ukur, lampu-lampu peringatan dan indikatorindikator secara berkala selama pengoperasian. 3) Pengamatan gas buang Setelah engine hidup, amatilah warna gas buang dari engine yang dikeluarkan lewat muffler. Engine yang normal menghasilkan gas buang yang tidak berwarna. Apabila ada indikasi gas buang yang tidak normal segera laporkan kepada atasan terkait untuk dilakukan tindakan perbaikan. 4) Pengamatan suara dan getaran engine Kondisi engine yang baik dapat ditengarai oleh panca indera kita dengan bunyinya yang halus. Bunyi yang kasar apalagi diikuti dengan getaran yang tidak normal menandakan adanya ketidak normalan pada sistim engine. Bila hal ini terjadi segera laporkan kepada atasan terkait. 5) Pemeriksaan ulang kebocoran cairan Walaupun pemeriksaan kebocoran cairan sudah dilakukan pada saat walk around inspection, Operator harus memeriksa ulang setelah engine hidup dan oli hidrolik sudah mulai bertekanan saat dilakukan uji alat kendali, karena ada kemungkinan kebocoran terjadi setelah adanya kenaikan tekanan pada sistim engine (untuk minyak pelumas mesin dan cairan pendingin), sistim hidrolik (untuk minyak hidrolik) dan sistim transmisi (untuk minyak transmisi) Judul Modul: Teknik Pengoperasian pada unit Backhoe Halaman: 33 dari 51

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN LOADER PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI: F45.500.2.2.19.II.02.002.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN BACKHOE PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI:

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN BACKHOE PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PENGOPERASIAN NAIK / TURUN BACKHOE LOADER KE / DARI ATAS TRAILER KODE UNIT KOMPETENSI.01

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PENGOPERASIAN NAIK / TURUN BACKHOE LOADER KE / DARI ATAS TRAILER KODE UNIT KOMPETENSI.01

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN HIDUP KODE UNIT KOMPETENSI:

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 5.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.006.01 BUKU

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 5.

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMERIKSA SISTEM KEMUDI BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

Bab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF

Bab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF Bab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF Kompetensi dasar : Menggunakan berbagai jacking, blocking dan lifting Indikator : 1. Menggunakan berbagai jacking, blocking dan lifting

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya. BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 LOKOMOTIF Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin untuk menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Percobaan yang dilakukan adalah percobaan dengan kondisi bukan gas penuh dan pengeraman dilakukan bertahap sehingga menyebabkan putaran mesin menjadi berkurang, sehingga nilai

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION Tes Jalan Berfungsi untuk memeriksa tingkat kecepatan yang digunakan pada posisi L, 2 atau D saat sistem pengontrolan perpindahkan gigi tidak berfungsi. Lakukan tes

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 14

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 14 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 1 1.2. Penjelasan Modul... 1 1.2.1. Desain Modul... 2 1.2.2. Isi Modul... 2 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 3 1.3.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN OTO.KR

MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT

Lebih terperinci

MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI

MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI 2010 MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI 1 P a g e Budi Waluyo, ST MESIN OTOMOTIF FT UM MAGELANG 1/1/2010 BAB I PENDAHULUAN Modul praktek ini merupakan salah satu materi pengajaran praktek kelistrikan

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMULA JENJANG II BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMULA JENJANG II BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMULA JENJANG II BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

Lebih terperinci

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman,

Lebih terperinci

15. Teknik Pengoperasian Kendaraan Rapid Intervention Vehicle Type IV / Rescue Tender

15. Teknik Pengoperasian Kendaraan Rapid Intervention Vehicle Type IV / Rescue Tender 15. Teknik Pengoperasian Kendaraan Rapid Intervention Vehicle Type IV / Rescue Tender Modul Diklat Basic PKP-PK 15.1 Prosedur pengoperasian Rapid Intervention Vehicle Type IV 15.1.1 Sebelum mesin kendaraan

Lebih terperinci

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T)

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) TRANSMISI OTOMATIS KENDARAAN TIPE FR BAGIAN UTAMA A/T 1. Torque Converter ( bagian depan) 2. Planetary Gear Unit (bagian tengah) 3. Hydraulic Control Unit (bagian bawah) Torque

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dump Truck 2.1.1 Pengertian Dump Truck BAB II LANDASAN TEORI Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m).

Lebih terperinci

Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien

Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien BERKENDARA YANG BAIK Sustainability Engineering Design Biogas Power Compressed Renewable Methane Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien 1. Pengecekan Bagian Luar Mobil Sebelum menggunakan mobil

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY

CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN antara lain sebagai berikut : PERAWATAN HARIAN A. SEBELUM PENGOPERASIAN 1. Periksa Level oli hydrolic. 2. Periksa kebocoran. 3. Periksa kekencangan

Lebih terperinci

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 3.1 Definisi Excavator secara umum Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan mengangkut suatu material (tanah, batubara, dan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR (HAND OUT)

BAHAN AJAR (HAND OUT) BAHAN AJAR (HAND OUT) Matakuliah : Tenologi Alat Berat SKS : 3 SKS Sub Bahasan : Pengenalan komponen dan pengenalan sistem excavator Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif Kode : OTO 017 Pertemuan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, pembongkaran

Lebih terperinci

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI LABORATORIUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 TATA TERTIB PRAKTIKUM

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN T r a k t o r Q U I C K dilengkapi dengan P A R T L I S T Edisi Januari 2004 2 TRAKTOR QUICK TL800 single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan 8.1.1 Perancangan Interior yang Ergonomis Perancangan interior yang ergonomis adalah sebagai berikut : Kursi Depan Tinggi alas duduk : 280 mm Lebar alas duduk

Lebih terperinci

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR.. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).. 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan.. 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

Tujuan penggunaan ambulance

Tujuan penggunaan ambulance pengertian Ambulance adalah kendaraan yang dirancang khusus untuk mengevakuasi/mengangkut orang sakit atau terluka untuk mendapatkan fasilitas medis. Biasanya ambulance adalah kendaraan bermotor. Tujuan

Lebih terperinci

14. Teknis Pengoperasian Kendaraan Pendukung SUBSTANSI MATERI

14. Teknis Pengoperasian Kendaraan Pendukung SUBSTANSI MATERI 14. Teknis Pengoperasian Kendaraan Pendukung Modul Diklat Basic PKP-PK 14.1 Prosedur pengoperasian mobil komando 14.1.1 Sebelum mesin kendaraan dihidupkan agar dilakukan pemeriksaan sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE

PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE WCO 04 = PEDOMAN PEMELIHARAAN PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

MODUL RINGKAS OPERATOR MOTOR GRADER

MODUL RINGKAS OPERATOR MOTOR GRADER MODUL RINGKAS OPERATOR MOTOR GRADER 2015 KATA PENGANTAR Laporan UNDP tentang : Human Development Index (HDI) tertuang dalam Human Development Report, 2004, mencantumkan Indeks Pengembangan SDM Indonesia

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Excavator (Sumber: lit 8)

Gambar 2.1 Excavator (Sumber: lit 8) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Excavator Secara Umum Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan mengangkut ( loading and unloading) suatu material (tanah, batubara, pasir dan lain-lainnya).

Lebih terperinci

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION 1.Rear suspension cylinder Hydro-pneumatic cylinder yang dipasang tegak pada bagian belakang unit, dimana bagian bawah cylinder dipasang dengan pin dan spherical bearing

Lebih terperinci

TRAKTOR RODA-4. Klasifikasi. trakor roda-4. Konstruksi. Penggunaan traktor di pertanian

TRAKTOR RODA-4. Klasifikasi. trakor roda-4. Konstruksi. Penggunaan traktor di pertanian TRAKTOR RODA-4 Klasifikasi traktor roda-4 Konstruksi trakor roda-4 Penggunaan traktor di pertanian Klasifikasi Berdasarkan Daya Penggerak (FWP = fly wheel power) 1. Traktor kecil (

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Dongkrak Dongkrak merupakan salah satu pesawat pengangkat yang digunakan untuk mengangkat beban ke posisi yang dikehendaki dengan gaya yang kecil. 2.1.1 Dongkrak

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I

Lebih terperinci

PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER WLO 05 / PENGOPERASIAN WHEEL LOADER PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI KATA

Lebih terperinci

PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER WLO 04 / PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Hidrolik sebetulnya sudah banyak dikenal di masyarakat dan tidak sedikit kita menemukan alat tersebut. Sistem Hidrolik mempunyai fungsi yang sangat berperan penting

Lebih terperinci

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT Oleh FD20ST-3 Ady Prasetya (210345025) Hasan Basri (210345035) Muhamad Maulana (210345039) Apa itu forklift??? Forklift adalah sebuah alat bantu berupa kendaraan

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK

MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK DISUSUN OLEH: AZANO DESFIANTO 4201417017 DODDY SETIAWAN 4201417018 JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) 13.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Faktor keamanan dan kenyamanan

Lebih terperinci

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY KELISTRIKAN BODI Komponen-komponen kelistrikan bodi adalah komponen kelistrikan yang dilengkapi dalam bodi kendaraan termasuk komponen sistem penerangan, meter kombinasi, sistem wiper dan washer dan komponen

Lebih terperinci

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK 24.1 Sistem EPS (ELEKTRONIK POWER STEERING) Elektronik Power Steering merupakan sistem yang membantu pengoperasian stering waktu dibelokkan dengan menggukan motor

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum 2.1.1. Definisi Hydraulic Excavator Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan mengangkut (loading and unloading) suatu material

Lebih terperinci

MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA

MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA TAHUN 2009 PEMERINTAH MEMPREDIKSI ADA SEKITAR 16,25 JUTA PEMUDIK ATAU NAIK 15% DIBANDINGKAN 2008 SEBANYAK 15,3

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

BAB II HYDRAULIC EXCAVATOR

BAB II HYDRAULIC EXCAVATOR BAB II HYDRAULIC EXCAVATOR II.1. Hydraulic Excavator Secara Umum II.1.1. Definisi Hydraulic Excavator Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan mengangkut (loading and unloading)

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU

Lebih terperinci

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC) Klasifikasi : Pelaksanaan Sub Bidang Pekerjaan Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat II

Lebih terperinci

MERAWAT UNIT/ MACHINE HARIAN

MERAWAT UNIT/ MACHINE HARIAN KODE MODUL ABMR 021.01-1.A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ALAT BERAT MERAWAT UNIT/ MACHINE HARIAN BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2015 Buku Panduan Pemilik Chevrolet Spin M

2015 Buku Panduan Pemilik Chevrolet Spin M Buku Panduan Pemilik Chevrolet Spin - 2015 - Black plate (1,1) 2015 Buku Panduan Pemilik Chevrolet Spin M Info Singkat................... 1-1 Panel Instrumen............... 1-2 Informasi Pengemudian Awal...........

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Dump Truck Sumber:Lit 6

Gambar 2.1 Dump Truck Sumber:Lit 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dump Truck 2.1.1 Pengertian Dump Truck Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m).

Lebih terperinci

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan pengolahan

Lebih terperinci