MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL"

Transkripsi

1 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Penjelasan Materi Pelatihan Pengakuan Kompetensi Terkini Pengertian-pengertian / Istilah... 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi yang Dipelajari... 7 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan Rancangan Materi Pelatihan BAB IV PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL Umum Persiapan Pelaksanaan Pemeliharaan Pemeriksaan Keliling Pemeriksaan batere/accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas/gemuk dan tali kipas Pemeriksaan Sebelum Menghidupkan Engine Pembuatan Bahan Laporan Pemeliharaan Harian BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber Daya Manusia Sumber-sumber Perpustakaan Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan LAMPIRAN Halaman: 1 dari 65

3 BAB I PENGANTAR 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Pelatihan berbasis kompetensi Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja Kompeten ditempat kerja Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan Desain materi pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri. 1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang instruktur. 2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari instruktur Isi Materi pelatihan 1) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun peserta pelatihan. 2) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. Halaman: 2 dari 65

4 3) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktik. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Penerapan materi pelatihan 1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah: a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. 2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah: a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur. 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency- RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan Persyaratan Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui: Halaman: 3 dari 65

5 1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau 2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. 1.4 Pengertian-pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Halaman: 4 dari 65

6 1.4.7 Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional. Halaman: 5 dari 65

7 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1 Peta Paket Pelatihan Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Melakukan Pemeliharaan Harian Mesin Penggelar Aspal KodeUnit :, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu: Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L). Pengoperasian Mesin Penggelar Aspal. Pemindahan Mesin Penggelar Aspal. Laporan Harian Operasi. 2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Menerapkan Pemeliharaan Harian Mesin Penggelar Aspal Durasi / waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Instruktur akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. Halaman: 6 dari 65

8 2.3 Unit Kompetensiyang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Judul Unit Melakukan Pemeliharaan Harian Mesin Penggelar Aspal Kode Unit Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan harian mesin penggelar aspal Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal SOP perusahaan, komunikasi, K3 dan struktur organisasi perusahaan Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 1. Melakukan persiapan pelaksanaan harian 1.1 Buku petunjuk dan pengoperasian diinterpretasikan untuk dipakai sebagai dasar pelaksanaan harian. 1.2 Komponen mesin penggelar aspal diidentifikasi untuk dipakai sebagai dasar harian. 1.3 Peralatan dan bahan/material untuk disiapkan sesuai dengan kebutuhan. 2. Melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection) 2.1 Baut-baut pengikat diperiksa untuk kemungkinan ada yang kendor, rusak atau hilang. 2.2 Keadaan lantai parkir dibawah unit dan sambungan pipa-pipa/hose pompa hidrolik diperiksa dengan teliti terhadap kemungkinan adanya kebocoran minyak pelumas, minyak hidrolik, bahan bakar dan air pendingin. 2.3 Kondisi ban, tekanan angin dan baut roda diperiksa untuk memastikan ban tidak ada masalah. 2.4 Screed dan pemanas screed diperiksa sesuai prosedur untuk memastikan kondisi screed dan pemanas screed cukup baik. 2.5 Kondisi rantai konveyor diperiksa untuk memastikan tidak ada masalah. 2.6 Kondisi push roller diperiksa untuk kemungkinan Halaman: 7 dari 65

9 Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) terjadi macet atau kerusakan lain. 3. Melakukan pemeriksaan air batere/accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas/ gemuk dan tali kipas 4. Melakukan pemeriksaan sebelum menghidupkan engine 5. Membuat bahan laporan harian 3.1 Level air accu/batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar, jumlah pelumas/gemuk diperiksa sesuai prosedur. 3.2 Kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun jumlah pelumas ditambah sesuai ketentuan. 3.3 Kondisi minyak pelumas engine diperiksa secara visual untuk kemungkinan terkontaminasi. 3.4 Penggemukan (greasing) pada titik-titik pelumasan ataupun penggemukan terpusat dilakukan sesuai ketentuan. 3.5 Kekencangan maupun kondisi tali kipas diperiksa sesuai prosedur. 3.6 Kelainan yang ditemukan pada tali kipas ditangani sesuai ketentuan. 4.1 Posisi tempat duduk diatur sesuai dengan prosedur dan kenyamanan duduk operator. 4.2 Kabin diperiksa sesuai dengan persyaratan K3 dan petunjuk pengoperasian. 4.3 Kondisi fisik instrument panel dan alat kendali diperiksa dari kemungkinan rusak atau tidak lengkap. 5.1 Daftar simak (check list) kegiatan diisi sesuai dengan hasil pemeriksaan. 5.2 Kelainan yang terdeteksi selama harian dicatat sebagai bahan laporan. 5.3 Pemakaian bahan/material dicatat sebagai bahan laporan Batasan Variabel a. Kontek Variabel 1) Unit kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja atau individual untuk menyelesaikan pekerjaan harian mesin penggelar aspal; 2) Unit kompetensi ini diterapkan di tempat kerja dengan dukungan ketersediaan tools standar yang selalu tersimpan di unit alat; 3) Unit kompetensi ini diterapkan dalam kondisi lingkungan yang mendukung. b. Perlengkapan yang diperlukan 1) Alat: a) Mesin Penggelar Aspal (asphalt paver); b) Standard tools untuk mesin penggelar aspal; c) Pompa gemuk (grease gun); d) Kompor pemanas screed; e) Alat Pelindung Diri (APD); Halaman: 8 dari 65

10 f) Alat Pengaman Kerja (APK). 2) Bahan: a) Gemuk (grease); b) Minyak pelumas (untuk penambahan); c) Bahan bakar/solar untuk pembersihan sisa aspal pada hopper; d) Daftar simak (check list) laporan ; e) Buku petunjuk dan pengoperasian mesin penggelar aspal. c. Tugas-tugas yang harus dilakukan : 1) Melakukan persiapan pelaksanaan harian; 2) Melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection); 3) Melakukan pemeriksaan air batere/accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas/ gemuk dan tali kipas; 4) Melakukan pemeriksaan sebelum menghidupkan engine; 5) Membuat bahan laporan harian. d. Peraturan-peraturan yang diperlukan : 1) Undang-Undang Tentang Keselamatan Kerja dan peraturan lainnya terkait dengan keselamatan kerja; 2) Undang-Undang Tentang Lingkungan Hidup dan peraturan lainnya terkait dengan pencegahan pencemaran lingkungan; 3) Manual pemeriksaan peralatan penghampar aspal (asphalt finisher) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum; 4) Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian (Operation andmaintenance Manual)mesin penggelar aspal dari pabrik yang bersangkutan Panduan Penilaian a. Penjelasan Pengujian 1) Prosedur Penilaian Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya ditempat kerja atau secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja dengan menggunakan metode uji yang tepat untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar. 2) Tempat Lokasi kerja atau tempat pelatihan (training ground) yang memenuhi syarat. Halaman: 9 dari 65

11 3) Penguasaan unit kompetensi sebelumnya : FKK.AP : Melakukan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja. FKK.AP : Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Tempat Kerja. 4) Keterkaitan dengan kompetensi lain : FKK.AP : Mengoperasikan Mesin Penggelar Aspal. FKK.AP : Memindahkan Mesin Penggelar Aspal. FKK.AP : Membuat Laporan Harian Operasi. b. Kondisi Pengujian 1) Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan melakukan persiapan pelaksanaan harian, melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection), memeriksa pelumas, pendingin dan bahan bakar, melaksanakan pemeriksaan sebelum engine dihidupkan dan membuat laporan harian yang digunakan untuk melakukan harian mesin penggelar aspal, sebagai bagian dari pekerjaan pengoperasian mesin penggelar aspal; 2) Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis, demonstrasi/ praktik; 3) Penilaian dapat dilaksanakan secara simulasi di workshop dan atau di tempat kerja. c. Pengetahuan yang diperlukan : 1) Komunikasi; 2) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); 3) Struktur dan fungsi komponen utama mesin penggelar aspal; 4) Pemeliharaan harian mesin penggelar aspal (preventive maintenance); 5) Pengetahuan dasar bahan bakar dan pelumas; 6) Sistem pelaporan. d. Keterampilan yang diperlukan : 1) Melakukan persiapan pelaksanaan harian; 2) Melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection); 3) Melakukan pemeriksaan air batere/accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas/gemuk dan tali kipas; 4) Melakukan pemeriksaan sebelum menghidupkan engine; 5) Membuat bahan laporan harian. Halaman: 10 dari 65

12 e. Aspek Kritis 1) Kedisiplinan dalam melakukan persiapan pelaksanaan harian; 2) Ketelitian dalam melakukan pemeriksaan keliling; 3) Ketelitian dalam melakukan pemeriksaan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolis, bahan bakar, gemuk (grease) dan tali kipas; 4) Kedisiplinan dalam melakukan pemeriksaan sebelum engine dihidupkan; 5) Kedisiplinan dalam membuat bahan laporan harian Kompetensi kunci No Kompetensi Kunci Tingkat 1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 1 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1 6. Memecahkan masalah 2 7. Menggunakan teknologi 1 1 Halaman: 11 dari 65

13 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1 Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara mandiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat Persiapan / perencanaan 1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti. 2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. 3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. 4) Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Permulaan dari proses pembelajaran 1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. 2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki Pengamatan terhadap tugas praktik 1) Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya. 2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan Implementasi 1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman. 2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktik. 3) Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh Penilaian Melaksanakan tugas terkait penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan. Halaman: 12 dari 65

14 3.2 Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar Belajar berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu. 3.3 Rancangan Materi Pelatihan Rancangan pembelajaran materi pelatihan bertujuan untuk melengkapi hasil analisis kebutuhan meteri pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi yang merupakan tugasnya sebagai instruktur. Rancangan Materi Pelatihan sebagai berikut: Unit Kompetensi 3 Elemen Kompetensi 1 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 1.1 Buku petunjuk dan pengoperasian diinterpretasikan untuk dipakai sebagai dasar pelaksanaan harian. 1. Mampu menyiapkan buku petunjuk dan/ atau pengoperasian dengan lengkap dan benar. 2. Dapat menginterpre- Melakukan Pemeliharaan Harian Mesin Penggelar Aspal Melakukan persiapan pelaksanaan harian Tujuan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat menginterpretasikan buku petunjuk dan pengoperasi-an untuk dipakai sebagai dasar pelaksanaan Metode Pelatihan yang 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Peragaan Tahapan 1. Menjelaskan dan memberikan contoh penyiapan buku petunjuk dan/ atau pengoperasian dengan lengkap dan benar. 2. Menjelaskan penginterpretasian buku manual dengan benar terkait dengan Sumber/ Referensi yang 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 5 menit Halaman: 13 dari 65

15 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja tasikan buku manual dengan benar terkait dengan harian. 3. Harus mampu menggunakan buku petunjuk pengoperasian dan yang telah disiapkan untuk pelaksanaan harian. Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan harian. 3. Diskusi Kelompok: menyiapkan buku petunjuk dan/ atau pengoperasian dengan lengkap dan benar. - Menginterpretasikan buku manual dengan benar terkait dengan harian. menggunakan buku petunjuk pengoperasian dan yang telah disiapkan untuk pelaksanaan harian. 4. Peragaan : - Menyiapkan buku petunjuk dan/ atau pengoperasian dengan lengkap dan benar. - Menggunakan buku petunjuk pengoperasian dan yang telah disiapkan untuk pelaksanaan harian. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 10* 5** 1.2 Komponen mesin penggelar aspal diidentifikasi untuk dipakai sebagai dasar harian. 1. Dapat mengidentifikasi komponen mesin penggelar aspal yang menjadi tugasnya dalam harian. 2. Dapat menjelaskan fungsi komponen dengan benar. 3. Dapat menjelaskan prinsip kerja komponen dengan benar. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat mengidentifikasi komponen mesin penggelar aspal untuk dipakai sebagai dasar harian 1.Ceramah 2.Diskusi 3.Peragaan/ video 1. Menjelaskan pengidentifikasian komponen mesin penggelar aspal yang menjadi tugasnya dalam harian. 2. Menjelaskan fungsi komponen dengan benar. 3. Menjelaskan prinsip kerja komponen dengan benar. 4. Diskusi Kelompok : - Mengidentifikasi komponen mesin penggelar aspal yang menjadi tugasnya dalam harian. - Fungsi komponen dengan benar. - Prinsip kerja 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 45 menit 45* Halaman: 14 dari 65

16 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan komponen dengan benar. 5. Peragaan : Mengidentifikasi komponen Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 25** 1.3 Peralatan dan bahan/ material untuk disiapkan sesuai dengan kebutuhan. 1. Dapat menjelaskan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk. 2. Dapat memilih peralatan dan bahan untuk sesuai dengan kebutuhan. 3. Mampu menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk sesuai dengan kebutuhan. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat menyiapkan peralatan dan bahan/ material untuk se suai dengan kebutuhan. 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Peragaan/ Contoh 1. Menjelaskan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk 2. Menjelaskan pemilihan peralatan dan bahan untuk sesuai dengan kebutuhan. 3. Diskusi Kelompok : - Peralatan dan bahan yang diperlukan untuk. - Peralatan dan bahan untuk sesuai dengan kebutuhan. menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk sesuai dengan kebutuhan. 4. Peragaan : Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk sesuai dengan kebutuhan. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 50 menit 15* 15** Diskusi Kelompok : - Prosedur penginterpretasian buku petunjuk dan pengoperasian untuk dipakai sebagai dasar pelaksanaan. - Prosedur pengidentifikasian komponen mesin penggelar aspal untuk dipakai sebagai dasar harian. - Prosedur penyiapan peralatan dan bahan/ material untuk pemeliharan sesuai dengan kebutuhan. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 sampai dengan KUK 1.3, sebelum melakukan kegiatan praktik. Pelaksanaan praktik : - Penginterpretasian buku petunjuk dan pengoperasian untuk dipakai sebagai dasar pelaksanaan. - Pengidentifikasian komponen mesin penggelar aspal untuk dipakai sebagai dasar harian. - Penyiapan peralatan dan bahan/ material untuk pemeliharan sesuai dengan kebutuhan. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 sampai dengan KUK 1.3 dengan didahului penjelasan langkah masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur, dilanjutkan dengan pelaksanaan pelaksanaan praktik oleh setiap peserta dengan bimbingan instruktur. 68 menit - Halaman: 15 dari 65

17 Unit Kompetensi 3 Elemen Kompetensi 2 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 2.1 Baut-baut pengikat diperiksa untuk kemungkinan ada yang kendor, rusak atau hilang. 1. Dapat menjelaskan baut pengikat yang kendor atau rusak dengan benar. 2. Mampu menunjukkan baut pengikat yang harus diperiksa. 3. Mampu memeriksa dengan teliti semua baut pengikat untuk kemungkinan ada yang kendor, rusak atau hilang. 4. Harus mampu melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Melakukan Pemeliharaan Harian Mesin Penggelar Aspal Melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection) Tujuan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat memeriksa baut-baut pengikat untukkemungkin anada yangkendor, rusak atau hilang. Metode Pelatihan yang 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Praktik Tahapan 1. Menjelaskan baut pengikat yang kendor atau rusak dengan benar. 2. Menjelaskan dan menunjukan contoh/ penunjukan baut pengikat yang harus diperiksa. 3. Menjelaskan dan memperagakan pemeriksaan semua baut pengikat untuk kemungkinan ada yang kendor, rusak atau hilang. 4. Menjelaskan dan memberikan contoh tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 5. Diskusi Kelompok : - Baut pengikat yang kendor atau rusak dengan benar. menunjukkan baut pengikat yang harus diperiksa. memeriksa dengan teliti semua baut pengikat untuk kemungkinan ada yang kendor, rusak atau hilang. melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 6. Peragaan : - Memeriksa dengan teliti semua baut pengikat untuk kemungkinan ada yang kendor, rusak atau hilang. - Melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 7. Demonstrasi : - Menunjukkan baut pengikat yang harus diperiksa. Sumber/ Referensi yang 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 10 menit 10* 5** 5*** 2.2 Keadaan lantai parkir dibawah unit dan sambungan pipa-pipa/ hose pompa hidrolik diperiksa dengan teliti terhadap kemungkinan adanya kebocoran minyak pelumas, minyak hidrolik, Pada akhir pembelajar-an sesi ini, peserta diharapkan dapat memeriksa keadaan lantai 1.Ceramah 2. Diskusi 3. Praktik 1. Menjelaskan kebocoran minyak pelumas, minyak hidrolik, bahan bakar dan air pendingin dengan benar. 2. Menjelaskan dan 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 10 menit Halaman: 16 dari 65

18 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja bahan bakar dan air pendingin. 1. Dapat menjelaskan kebocoran minyak pelumas, minyak hidrolik, bahan bakar dan air pendingin dengan benar. 2. Harus mampu mendeteksi kebocoran minyak pelumas, minyak hirdolik, air pendingin atau bahan bakar. 3. Harus mampu melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 2.3 Kondisi ban, tekanan angin dan baut roda diperiksa untuk memastikan ban tidak ada masalah. 1. Dapat menjelaskan jenis-jenis kerusakan pada roda. 2. Dapat menentukan kondisi roda dengan benar. 3. Harus mampu melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Tujuan parkir dibawah unit dan sambungan pipa-pipa/ hose pompa hidrolik dengan teliti terhadap kemungki-nan adanya kebocoran minyak pelumas, minyak hidrolik, bahan bakar dan air pendingin. Pada akhir pembelajar-an sesi ini, peserta diharapkan dapat memeriksa kondisi ban, tekanan angin dan baut roda untuk memastikan ban tidak ada masalah. Metode Pelatihan yang 1. Ceramah 2. Diskusi 3.Peragaan/ Praktik Tahapan memberikan contoh pendeteksian kebocoran minyak pelumas, minyak hirdolik, air pendingin atau bahan bakar. 3. Menjelaskan dan memberikan contoh tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 4. Diskusi Kelompok : - Kebocoran minyak pelumas, minyak hidrolik, bahan bakar dan air pendingin dengan benar. mendeteksi kebocoran minyak pelumas, minyak hirdolik, air pendingin atau bahan bakar. melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 5. Peragaan : - Mendeteksi kebocoran minyak pelumas, minyak hirdolik, air pendingin atau bahan bakar. - Melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 1. Menjelaskan jenisjenis kerusakan pada roda. 2. Menjelaskan penentuan kondisi roda dengan benar. 3. Menjelaskan dan memperagakan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 4. Diskusi Kelompok : - Jenis-jenis kerusakan pada roda. menentukan kondisi roda dengan benar. melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 5. Peragaan : - Menentukan kondisi roda dengan benar. - Melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Sumber/ Referensi yang 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 10* 10** 10 menit 10* 10** Halaman: 17 dari 65

19 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 2.4 Screed dan pemanas screed diperiksa sesuai prosedur untuk memastikan kondisi screed dan pemanas screed cukup baik. 1. Dapat menjelaskan dengan benar jenisjenis pemanas yang dipergunakan. 2. Dapat menunjukkan bagian screed yang harus diperiksa dengan teliti. 3. Harus mampu melakukan pemeriksaan screed dengan teliti. 4. Dapat menentukan kondisi screed. 5. Mampu melakukan pemeriksaan pemanas screed. 6. Dapat menentukan kondisi pemanas screed. 7. Harus mampu melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Tujuan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat memeriksa screed dan pemanas screed sesuai prosedur untuk memastikan kondisi screed dan pemanas screed cukup baik. Metode Pelatihan yang 1.Ceramah 2.Diskusi 3.Peragaan/ Praktik Tahapan 1. Menjelaskan jenisjenis pemanas yang dipergunakan. 2. Menjelaskan penunjukan bagian screed yang harus diperiksa dengan teliti. 3. Menjelaskan dan memperagakan pemeriksaan screed dengan teliti. 4. Menjelaskan dan menunjukkan contoh kondisi screed. 5. Menjelaskan dan menunjukan contoh pemeriksaan pemanas screed. 6. Menjelaskan penentuan kondisi pemanas screed. 7. Menjelaskan dan menunjukan contoh tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 8. Diskusi Kelompok : - Jenis-jenis pemanas yang dipergunakan. - Bagian screed yang harus diperiksa dengan teliti. melakukan pemeriksaan screed dengan teliti. - Menentukan kondisi screed. melakukan pemeriksaan pemanas screed. - Menentukan kondisi pemanas screed. melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 9. Peragaan : - Melakukan pemeriksaan pemanas screed. - Melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 10. Demonstrasi : - Melakukan pemeriksaan screed dengan teliti. Sumber/ Referensi yang 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 10 menit 10* 5** 5*** Halaman: 18 dari 65

20 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 2.5 Kondisi rantai konveyor diperiksa untuk memastikan tidak ada masalah. 1. Dapat menjelaskan kondisi rantai konveyor dengan benar. 2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik rantai konveyor dengan teliti. 3. Dapat menentukan kondisi rantai konveyor. 4. Harus mampu melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Tujuan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat memeriksa kondisi rantai konveyor untuk memastikan tidak ada masalah. Metode Pelatihan yang 1. Ceramah 2. Diskusi 3.Peragaan/ Praktik Tahapan 1. Menjelaskan kondisi rantai konveyor dengan benar. 2. Menjelaskan dan memberikan contoh pemeriksaan fisik rantai konveyor dengan teliti. 3. Menjelaskan penentuan kondisi rantai konveyor. 4. Menjelaskan dan memberikan contoh tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 5. Diskusi Kelompok : - Kondisi rantai konveyor dengan benar. melakukan pemeriksaan fisik rantai konveyor dengan teliti. - Menentukan kondisi rantai konveyor. melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 6. Peragaan : - Melakukan pemeriksaan fisik rantai konveyor dengan teliti. - Melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Sumber/ Referensi yang 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 10 menit 10* 5** 2.6 Kondisi push roller diperiksa untuk kemungkinan terjadi macet atau kerusakan lain. 1. Harus dapat menjelaskan kondisi push roller dengan benar. 2. Mampu melakukan pemeriksaan visual push roller dengan baik dan teliti. 3. Dapat menentukan kondisi push roller. 4. Harus mampu melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat memeriksa kondisi pushroller untuk kemungkinan terjadi macet atau kerusakan lain. 1.Ceramah 2.Diskusi 3. Peraga-an/ Praktik 1. Menjelaskan kondisi push roller dengan benar. 2. Menjelaskan dan memberikan contoh pemeriksaan visual push roller dengan baik dan teliti. 3. Menjelaskan dan memberikan contoh penentuan kondisi push roller. 4. Menjelaskan dan memberikan contoh tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 5. Diskusi Kelompok : - Kondisi push roller dengan benar. melakukan pemeriksaan visual push roller dengan baik dan teliti. - Menentukan kondisi push 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 5 menit 5* Halaman: 19 dari 65

21 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan roller. melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 6. Peragaan : - Melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 7. Demonstrasi : - Melakukan pemeriksaan visual push roller dengan baik dan teliti. Sumber/ Referensi yang Diskusi Kelompok : - Prosedur pemeriksaan baut-baut pengikat untuk kemungkinan ada yang kendor, rusak atau hilang. - Prosedur pemeriksaan keadaan lantai parkir dibawah unit dan sambungan pipa-pipa/ hose pompa hidrolik dengan teliti terhadap kemungkinan adanya kebocoran minyak pelumas, minyak hidrolik, bahan bakar dan air pendingin. - Prosedur pemeriksaan kondisi ban, tekanan angin dan baut roda untuk memastikan ban tidak ada masalah. - Prosedur pemeriksaan screed dan pemanas screed sesuai prosedur untuk memastikan kondisi screed dan pemanas screed cukup baik. - Prosedur pemeriksaan kondisi rantai konveyor untuk memastikan tidak ada masalah. - Prosedur pemeriksaan kondisi pushroller untuk kemungkinan terjadi macet atau kerusakan lain. Dilakukan setelah penjelasan KUK 2.1 sampai dengan KUK 2.6, sebelum melaksanakan kegiatan praktik. Pelaksanaan praktik : - Pemeriksaan baut-baut pengikat untukkemungkinanada yang kendor, rusak atau hilang. - Pemeriksaan keadaan lantai parkir dibawah unit dan sambungan pipa-pipa/ hose pompa hidrolik dengan teliti terhadap kemungkinan adanya kebocoran minyak pelumas, minyak hidrolik, bahan bakar dan air pendingin. - Pemeriksaan kondisi ban, tekanan angin dan baut roda untuk memastikan ban tidak ada masalah. - Pemeriksaan screed dan pemanas screed sesuai prosedur untuk memastikan kondisi screed dan pemanas screed cukup baik. - Pemeriksaan kondisi rantai konveyor untuk memastikan tidak ada masalah. - Pemeriksaan kondisi pushroller untuk kemungkinan terjadi macet atau kerusakan lain. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 2.1 sampai dengan KUK 2.6 dengan didahului penjelasan langkah masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur, dilanjutkan dengan pelaksanaan pelaksanaan praktik oleh setiap peserta dengan bimbingan instruktur. Jam Pelajaran Indikatif 5** 5*** 55 menit 240 menit Unit Kompetensi 3 Elemen Kompetensi 3 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 3.1 Level air accu/batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar, jumlah pelumas/ gemuk diperiksa sesuai prosedur. 1. Dapat menjelaskan dengan benar level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk) sesuai ketentuan. 2. Mampu memeriksa Melakukan Pemeliharaan Harian Mesin Penggelar Aspal Melakukan pemeriksaan air batere/accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas/ gemuk dan tali kipas Tujuan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat memeriksa level air accu/batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar, jumlah pelumas/ gemuk sesuai prosedur. Metode Pelatihan yang 1.Ceramah 2. Diskusi 3.Peragaan/ Praktik Tahapan 1. Menjelaskan level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk) sesuai ketentuan. 2. Menjelaskan dan menunjukan contoh pemeriksaan level air accu/ batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, Sumber/ Referensi yang 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 10 menit Halaman: 20 dari 65

22 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja level air accu/ batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar, jumlah pelumas/ gemuk. 3. Mampu mendeteksi adanya kelainan pada level air batere, air radiator, minyak pelumas engine dan minyak pelumas (gemuk). 4. Harus mampu melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan bahan bakar, jumlah pelumas/ gemuk. 3. Menjelaskan dan memberikan contoh pendeteksian adanya kelainan pada level air batere, air radiator, minyak pelumas engine dan minyak pelumas (gemuk). 4. Menjelaskan dan memberikan contoh tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 5. Diskusi Kelompok : - Level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk) sesuai ketentuan. memeriksa level air accu/ batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar, jumlah pelumas/ gemuk. mendeteksi adanya kelainan pada level air batere, air radiator, minyak pelumas engine dan minyak pelumas (gemuk). melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 6. Peragaan : - Memeriksa level air accu/ batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar, jumlah pelumas/ gemuk. - Mendeteksi adanya kelainan pada level air batere, air radiator, minyak pelumas engine dan minyak pelumas (gemuk). - Melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 10* 10** Halaman: 21 dari 65

23 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 3.2 Kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun jumlah pelumas ditambah sesuai ketentuan. 1. Dapat menjelaskan kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun jumlah pelumas. 2. Mampu menyiapkan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas. 3. Harus mampu menambah kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas. Tujuan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat menambah kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun jumlah pelumas sesuai ketentuan. Metode Pelatihan yang 1.Ceramah 2. Diskusi 3.Peragaan/ Praktik Tahapan 1. Menjelaskan kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun jumlah pelumas. 2. Menjelaskan dan memberikan contoh penyiapan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas. 3. Diskusi Kelompok : - Kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun jumlah pelumas. menyiapkan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas. menambah kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas. 4. Peragaan : - Menyiapkan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas. - Menambah kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas. Sumber/ Referensi yang 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 5 menit 7* 4** 3.3 Kondisi minyak pelumas engine diperiksa secara visual untuk kemungkinan terkontaminasi. 1. Dapat menjelaskan kondisi minyak pelumas engine. 2. Mampu memeriksa secara visual kondisi minyak pelumas engine dari kontaminasi. 3. Dapat menentukan kondisi minyak pelumas engine yang Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat memeriksa kondisi minyak pelumas engine secara visual untuk kemungkinan terkontaminasi. 1.Ceramah 2.Diskusi 3.Peragaan/ Praktik 1. Menjelaskan kondisi minyak pelumas engine. 2. Menjelaskan dan memperagakan pemeriksaan secara visual kondisi minyak pelumas engine dari kontaminasi. 3. Menjelaskan penentuan kondisi minyak pelumas engine yang terkontaminasi. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 5 menit Halaman: 22 dari 65

24 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja terkontaminasi. 4. Harus mampu melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan 4. Menjelaskan dan memberikan contoh pemberian tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 5. Diskusi Kelompok : - Kondisi minyak pelumas engine. memeriksa secara visual kondisi minyak pelumas engine dari kontaminasi. - Menentukan kondisi minyak pelumas engine yang terkontaminasi. melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 6. Peragaan : - Melakukan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. 7. Demonstrasi : - Memeriksa secara visual kondisi minyak pelumas engine dari kontaminasi. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 5* 5** 4*** 3.4 Penggemukan (greasing) pada titik-titik pelumasan ataupun penggemukan terpusat dilakukan sesuai ketentuan. 1. Dapat menjelaskan penggemukan (greasing) mesin penggelar aspal yang menjadi tugasnya. 2. Dapat menjelaskan akibat penggemukan yang tidak dilaksanakan. 3. Harus mampu melakukan penggemukan (greasing) pada titiktitik tertentu maupun melalui penggemukan terpusat secara prosedur. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat melakukan penggemu-kan (greasing) pada titik-titik pelumasan ataupun penggemu-kan terpusat sesuai ketentuan. 1.Ceramah 2. Diskusi 3.Peragaan/ Praktik 1. Menjelaskan penggemukan (greasing) mesin penggelar aspal yang menjadi tugasnya. 2. Menjelaskan akibat penggemukan yang tidak dilaksanakan. 3. Menjelaskan dan memperagakan penggemukan pada titik-titik tertentu maupun melalui penggemukan terpusat 4. Diskusi Kelompok : - Penggemukan (greasing) mesin penggelar aspal yang menjadi tugasnya. - Penggemukan yang tidak dilaksanakan. melakukan penggemukan (greasing) pada titik-titik tertentu maupun melalui penggemukan terpusat. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 10 menit 8* Halaman: 23 dari 65

25 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan 5. Peragaan : Melakukan penggemukan (greasing) pada titik-titik tertentu maupun melalui penggemukan terpusat. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 7** 3.5 Kekencangan maupun kondisi tali kipas diperiksa sesuai prosedur. 1. Dapat menjelaskan kekencangan tali kipas. 2. Mampu menentukan tali kipas yang kendor dan perlu disetel. 3. Dapat menjelaskan kondisi tali kipas yang masih normal. 4. Mampu melakukan pemeriksaan kondisi tali kipas. 5. Mampu menentukan kondisi tali kipas yang sudah harus diganti. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat memeriksa kekencangan maupun kondisi tali kipas sesuai prosedur. 1.Ceramah 2. Diskusi 3.Peragaan/ Praktik 1. Menjelaskan kekencangan tali kipas. 2. Penjelasan penentuan tali kipas yang kendor dan perlu disetel. 3. Menjelaskan kondisi tali kipas yang masih normal. 4. Melakukan pemeriksaan kondisi tali kipas. 5. Diskusi Kelompok : - Kekencangan tali kipas. menentukan tali kipas yang kendor dan perlu disetel. - Kondisi tali kipas yang masih normal. menentukan kondisi tali kipas yang sudah harus diganti. 6. Peragaan : - Menentukan tali kipas yang kendor dan perlu disetel. - Menentukan kondisi tali kipas yang sudah harus diganti. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 5 menit 5* 5** 3.6 Kelainan yang ditemukan pada tali kipas ditangani sesuai ketentuan. 1. Dapat menjelaskan kelainan-kelainan terkait dengan pelaksanaan. 2. Mampu melakukan pemeriksaan terkait dengan harian. 3. Mampu menentukan jenis kelainan tali kipas. 4. Harus mampu mengambil langkah penanganan terhadap kelainan yang terjadi. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat menangani kelainan yang ditemukan pada tali kipas. 1.Ceramah 2. Diskusi 3.Peragaan/ Praktik 1. Menjelaskan kelainan-kelainan terkait dengan pelaksanaan 2. Menjelaskan prosedur dan memberikan contoh pemeriksaan terkait dengan harian. 3. Menjelaskan dan memberikan contoh pengambilan langkah penanganan terhadap kelainan yang terjadi. 4. Diskusi Kelompok : - Kelainan-kelainan terkait dengan 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 5 menit 5* Halaman: 24 dari 65

26 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan pelaksanaan. melakukan pemeriksaan terkait dengan harian. menentukan jenis kelainan tali kipas. mengambil langkah penanganan terhadap kelainan yang terjadi. 5. Peragaan : - Melakukan pemeriksaan terkait dengan harian. - Menentukan jenis kelainan tali kipas. - Mengambil langkah penanganan terhadap kelainan yang terjadi. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 5** Diskusi Kelompok : - Prosedur pemeriksaan memeriksa level air accu/batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar, jumlah pelumas/ gemuk sesuai prosedur - Prosedur penambahan kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun jumlah pelumas sesuai ketentuan.pendeteksian adanya kelainan pada level air batere, air radiator, minyak pelumas engine dan minyak pelumas (gemuk). - Prosedur pemeriksan kondisi minyak pelumas engine secara visual untuk kemungkinan terkontaminasi. - Prosedur penggemu-kan (greasing) pada titik-titik pelumasan ataupun penggemukan terpusat sesuai ketentuan - Prosedur pemeriksaan kekencangan maupun kondisi tali kipas sesuai prosedur. - Prosedur penanganan kelainan yang ditemukan pada tali kipas. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 3.1 sampai dengan KUK 3.6, sebelum melakukan kegiatan praktik. Pelaksanaan praktik : - Pemeriksaan memeriksa level air accu/batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar, jumlah pelumas/ gemuk sesuai prosedur - Penambahan kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun jumlah pelumas sesuai ketentuan pendeteksian adanya kelainan pada level air batere, air radiator, minyak pelumas engine dan minyak pelumas (gemuk). - Pemeriksan kondisi minyak pelumas enginesecara visual untuk kemungkinan terkontaminasi. - Penggemukan (greasing) pada titik-titik pelumasan ataupun penggemukan terpusat sesuai ketentuan - Pemeriksaan kekencangan maupun kondisi tali kipas sesuai prosedur. - Penanganan kelainan yang ditemukan pada tali kipas. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 3.1 sampai dengan KUK 3.6 dengan didahului penjelasan langkah masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur, dilanjutkan dengan pelaksanaan pelaksanaan praktik oleh setiap peserta dengan bimbingan instruktur. 43 menit 215 menit Halaman: 25 dari 65

27 Unit Kompetensi 3 Elemen Kompetensi 4 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 4.1 Posisi tempat duduk diatur sesuai dengan prosedur dan kenyamanan duduk operator. 1. Dapat menjelaskan prosedur pengaturan posisi tempat duduk operator mesin penggelar aspal. 2. Mampu melakukan pemeriksaan tempat duduk sebelum menghidupkan engine. 3. Harus mampu melakukan penyetelan tempat duduk sesuai kebutuhan. Melakukan Pemeliharaan Harian Mesin Penggelar Aspal Melakukan pemeriksaan sebelum menghidupkan engine. Tujuan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat mengatur posisi tempat duduk sesuai dengan prosedur dan kenyamanan duduk operator. Metode Pelatihan yang 1.Ceramah 2.Diskusi 3. Peraga-an/ Praktik Tahapan 1. Menjelaskan prosedur pengaturan posisi tempat duduk operator mesin penggelar aspal. 2. Menjelaskan dan memperagakan pemeriksaan tempat duduk sebelum menghidupkan engine. 3. Menjelaskan dan memperagakan penyetelan tempat duduk sesuai kebutuhan. 4. Diskusi Kelompok : - Pengaturan posisi tempat duduk. - Pemeriksaan tempat duduk. - Penyetelan tempat duduk. 5. Peragaan : - Pemeriksaan tempat duduk. - Penyetelan tempat duduk. Sumber/ Referensi yang 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Pengge-lar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 5 menit 5* 5** 4.2 Kabin diperiksa sesuai dengan persyaratan K3 dan petunjuk pengoperasian. 1. Harus dapat menjelaskan persyaratan kondisi kabin sesuai K3. 2. Mampu melakukan pemeriksaan kabin dengan benar. 3. Mampu membersihkan kabin sesuai persyaratan. 4. Harus mampu mengambil langkah yang tepat bila ditemukan adanya kelainan. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat memeriksa kabin sesuai dengan persyaratan K3 dan petunjuk pengoperasi-an. 1.Ceramah 2.Diskusi 3.Peragaan/ Praktik 1. Menjelaskan persyaratan kondisi kabin sesuai K3. 2. Menjelaskan dan melakukan pemeriksaan kabin dengan benar. 3. Menjelaskan dan memberikan contoh pembersihan kabin sesuai persyaratan. 4. Menjelaskan dan memberikan contoh pengambilan langkah yang tepat bila ditemukan adanya kelainan. 5. Diskusi Kelompok : - Persyaratan kondisi kabin sesuai K3. melakukan pemeriksaan kabin dengan benar. membersihkan kabin sesuai persyaratan. mengambil langkah yang tepat bila ditemukan adanya 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 3 menit 4* Halaman: 26 dari 65

28 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan kelainan. 6. Peragaan : - Melakukan pemeriksaan kabin dengan benar. - Membersihkan kabin sesuai persyaratan. - Mengambil langkah yang tepat bila ditemukan adanya kelainan. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 3** 4.3 Kondisi fisik instrument panel dan alat kendali diperiksa dari kemungkinan rusak atau tidak lengkap. 1. Dapat menjelaskan kondisi fisik yang normal instrument panel dan alat kendali. 2. Mampu memeriksa kondisi fisik instrument panel. 3. Dapat menentukan adanya instrumen ataupun alat kendali yang mengalami kelainan. 4. Harus mampu mengambil langkah yang tepat bila ditemukan adanya kelainan instrumen ataupun alat kendali. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat memeriksa kondisi fisik instrument panel dan alat kendali dari kemungkinan rusak atau tidak lengkap. 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Peragaan 4. Diskusi 1. Menjelaskan kondisi 1. Buku fisik yang normal instrument panel dan alat kendali. 2. Menjelaskan dan memperagakan contoh pemeriksaan kondisi fisik instrument panel. 3. Menjelaskan adanya instrumen ataupun alat kendali yang mengalami kelainan. 4. Menjelaskan dan memberikan contoh pengambilan langkah yang tepat bila ditemukan adanya kelainan instrumen ataupun alat kendali. 5. Diskusi Kelompok : - Kondisi fisik yang normal instrument panel dan alat kendali. memeriksa kondisi fisik instrument panel. - Menentukan adanya instrumen ataupun alat kendali yang mengalami kelainan. mengambil langkah yang tepat bila ditemukan adanya kelainan instrumen ataupun alat kendali. 6. Peragaan : - Memeriksa kondisi fisik instrument panel. - Mengambil langkah yang tepat bila ditemukan adanya Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 5 menit 5* 5** Halaman: 27 dari 65

29 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan kelainan instrumen ataupun alat kendali. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif Diskusi Kelompok : - Prosedur pengaturan posisi tempat duduk sesuai dengan prosedur dan kenyamanan duduk operator. - Prosedur pemeriksaan kabin sesuai dengan persyaratan K3 dan petunjuk pengoperasian. - Prosedur pemeriksaan kondisi fisik instrument panel dan alat kendali dari kemungkinan rusak atau tidak lengkap. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 4.1 sampai dengan KUK 4.3, sebelum melakukan kegiatan praktik Pelaksanaan praktik : - Pengaturan posisi tempat duduk sesuai dengan prosedur dan kenyamanan duduk operator. - Pemeriksaan kabin sesuai dengan persyaratan K3 dan petunjuk pengoperasian. - Pemeriksaan kondisi fisik instrument panel dan alat kendali dari kemungkinan rusak atau tidak lengkap. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 4.1 sampai dengan KUK 4.3 dengan didahului penjelasan langkah masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur, dilanjutkan dengan pelaksanaan pelaksanaan praktik oleh setiap peserta dengan bimbingan instruktur. 14 menit 75 menit Unit Kompetensi 3 Elemen Kompetensi 5 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 5.1 Daftar simak (check list) kegiatan diisi sesuai dengan hasil pemeriksaan. 1. Dapat menjelaskan daftar simak kegiatan harian. 2. Mampu menyiapkan daftar simak yang sesuai. 3. Harus mampu mengisi daftar simak harian sesuai dengan hasil pemeriksaan yang benar. Melakukan Pemeliharaan Harian Mesin Penggelar Aspal Membuat bahan laporan harian. Tujuan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat mengisi daftar simak (check list) kegiatan sesuai dengan hasil pemeriksaan. Metode Pelatihan yang 1.Ceramah 2.Diskusi 3.Peragaan/ Praktik Tahapan 1. Menjelaskan daftar simak kegiatan harian. 2. Menjelaskan dan menunjukan contoh penyiapan daftar simak yang sesuai. 3. Menjelaskan dan memberikan contoh pengisian daftar simak harian sesuai dengan hasil pemeriksaan yang benar. 4. Diskusi Kelompok : - Daftar simak kegiatan harian. menyiapkan daftar simak yang sesuai. mengisi daftar simak harian sesuai dengan hasil pemeriksaan yang benar. 5. Peragaan : - Menyiapkan daftar simak Sumber/ Referensi yang 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 5 menit 5* 5** Halaman: 28 dari 65

30 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan yang sesuai. - Mengisi daftar simak harian sesuai dengan hasil pemeriksaan yang benar. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 5.2 Kelainan yang terdeteksi selama harian dicatat sebagai bahan laporan. 1. Dapat menjelaskan kelainan hasil pemeriksan atau pemantauan. 2. Mampu mendeteksi adanya kelainan dalam pelaksanaan harian. 3. Harus mampu mencatat dengan benar semua jenis kelainan yang terjadi sebagai bahan laporan pekerjaan. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat mencatat kelainan yang terdeteksi selama harian sebagai bahan laporan. 1.Ceramah 2.Diskusi 3.Peragaan 1. Menjelaskan kelainan hasil pemeriksaan atau pemantauan. 2. Menjelaskan dan menunjukan contoh pendeteksian adanya kelainan dalam pelaksanaan harian. 3. Menjelaskan dan memberikan contoh pencatatan dengan benar semua jenis kelainan yang terjadi sebagai bahan laporan pekerjaan. 4. Diskusi Kelompok : - Kelainan hasil pemeriksan atau pemantauan. mendeteksi adanya kelainan dalam pelaksanaan harian. mencatat dengan benar semua jenis kelainan yang terjadi sebagai bahan laporan pekerjaan. 5. Peragaan : - Mendeteksi adanya kelainan dalam pelaksanaan harian. - Mencatat dengan benar semua jenis kelainan yang terjadi sebagai bahan laporan pekerjaan. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 5 menit 5* 5** 5.3 Pemakaian bahan/ material dicatat sebagai bahan laporan. 1. Dapat menjelaskan pemakaian bahan dalam harian. 2. Dapat menjelaskan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat mencatat pemakaian bahan/ material sebagai bahan 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Peragaan 1. Menjelaskan pemakaian bahan dalam harian 2. Menjelaskan semua jenis dan jumlah bahan yang dipergunakan untuk 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 5 menit Halaman: 29 dari 65

31 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja semua jenis dan jumlah bahan yang dipergunakan untuk harian. 3. Harus mampu mencatat semua jenis dan jumlah bahan yang dipakai untuk dengan benar. Tujuan laporan. Metode Pelatihan yang Tahapan harian. 3. Menjelaskan dan memberikan contoh pencatatan dengan benar semua jenis dan jumlah bahan yang dipakai untuk dengan benar. 4. Diskusi Kelompok : - Pemakaian bahan dalam harian. - Semua jenis dan jumlah bahan yang dipergunakan untuk harian. mencatat semua jenis dan jumlah bahan yang dipakai untuk dengan benar. 5. Peragaan : Mencatat semua jenis dan jumlah bahan yang dipakai untuk dengan benar. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 5* 5** Diskusi Kelompok : - Pengisian daftar simak (check list) kegiatan sesuai hasil pemeriksaan. - Pencatatan kelainan yang terdeteksi selama harian sebagai bahan laporan. - Pencatatan pemakaian bahan/material sebagai bahan laporan. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 5.1 sampai dengan KUK 5.3, sebelum melakukan kegiatan praktik. Pelaksanaan praktik : - Pengisian daftar simak (check list) kegiatan sesuai hasil pemeriksaan. - Pencatatan kelainan yang terdeteksi selama harian sebagai bahan laporan. - Pencatatan pemakaian bahan/material sebagai bahan laporan. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 5.1 sampai dengan KUK 5.3 dengan didahului penjelasan langkah masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur, dilanjutkan dengan pelaksanaan pelaksanaan praktik oleh setiap peserta dengan bimbingan instruktur. 25 menit 5 menit Instruktur yang diusulkan untuk Materi Pelatihan Pemeliharaan Harian Mesin Penggelar Aspal Instruktur Teori Instruktur Praktik : : Catatan : 1. Jam pelajaran indikatif dalam menit 2. *) Pelaksanaan diskusi kelompok dilaksanakan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi. **) Pelaksanaan peragaan langsung pada penyajian setiap KUK. ***) Pelaksanaan praktik dilakukan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi, atau pada akhir penyajian seluruh elemen kompetensi, tergantung pada metoda yang diterapkan. Halaman: 30 dari 65

32 BAB IV PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL 4.1 Umum Seperti halnya pada mesin atau alat berat pada umumnya pemakaian/ pengoperasian mesin akan menurunkan kondisi mesin dimaksud. Penurunan kondisi mesin disebabkan karena penurunan kondisi komponen akibat pemakaian tersebut. Usaha untuk menghambat laju penurunan mesin dilakukan dengan melakukan terhadap mesin yang bersangkutan atas komponenkomponen pengoperasian. Makin bagus, makin lambat pula penurunan kondisi mesin. Pelaksana harus mengikuti ketentuan yang diberikan oleh pihak pabrik pembuat melalui buku petunjuk yang khusus dibuat untuk tiap produk alat berat. Dalam pembahasan akan diberikan terlebih dahulu buku petunjuk (operation and maintenance manual), kemudian identifikasi komponen yang perlu dipublikasikan, selanjutnya yang dilakukan dan akhirnya laporan pelaksanaan. 4.2 Persiapan Pelaksanaan Pemeliharaan Buku petunjuk dan pengoperasian a. Penyiapan manual dan pengoperasian Buku panduan atau manual umumnya tidak berpada pada tiap alat yang bersangkutan, akan tetapi disimpan bersama dengan manual dan pengoperasian dari berbagai jenis alat berat yang dimiliki oleh Instansi bersangkutan, sehingga bila akan memerlukan atau menggunakan buku panduan perlu disiapkan terlebih dahulu : 1) Tatacara penyiapan buku petunjuk dan pengoperasian. Dalam hubungan ini ada 2 kegiatan : Pemilihan Buku Petunjuk. Peminjaman Buku Petunjuk. a) Pemilihan Buku Petunjuk. Sebagaimana disinggung dibagian depan, bahwa berbagai buku petunjuk berada ditempat penyimpanan. Oleh karena itu untuk mendapatkan buku petunjuk yang benar harus dipilih terlebih dahulu dengan hati-hati jangan sampai salah. Dasar pemilihan adalah diperlukan nomor seri alat yang akan dipelihara. Buku petunjuk harus sama identitasnya dengan mesin penggelar aspal yang bersangkutan. Halaman: 31 dari 65

33 b) Peminjaman buku petunjuk Untuk mendapatkan buku petunjuk harus dipinjam dari bagian yang menangani buku petunjuk. Peminjaman harus dilakukan mengikuti prosedur pengaman. Salah satu prosedur yang umum dilakukan adalah : - Mengisi formulir peminjaman. - Mengambil buku yang telah diserahkan. - Mengembalikan buku bila telah selesai digunakan. 2) Menunjukkan contoh penyiapan buku petunjuk, instruktur perlu memperagakan penyiapan buku manual sebagai contoh. Persyaratan dapat dilakukan secara simulasi dengan menggunakan salah satu buku petunjuk yang dapat disediakan lengkap dengan pengisian formulir peminjaman manual. b. Penginterpretasian buku petunjuk Penginterpretasian dalam hal ini dapat diartikan sebagai memberikan pengertian ataupun pemahaman buku petunjuk mulai dari informasi peruntukkan buku petunjuk bagi alat yang dimaksud sampai kepada isi buku, khususnya terkait dengan harian alat yang harus ditangani. Sebagai contoh dapat diberikan sebagai berikut : 1) Nama buku manual. Asphalt Finisher model MF 45-3 Operator and Maintenance Manual. 2) Informasi yang ada terkait dengan yang menjadi tugas operator asphalt paver. a) Pembersihan (cleaning) Bersihkan mesin penggelar aspal (asphalt paver/ asphalt finisher) tiap hari sebelum aspal melekat dibagian-bagian mesin. Bersihkan tempat-tempat berikut dengan perhatian khusus dengan semprotan minyak gas menggunakan alat penyemprot pembersih (cleaning sprayer): - Hopper. - Konveyor (Feeder conveyor). - Pintu (Gate dampers). - Auger (screw conveyor). - Kotak rantai pemutar auger (screw driving chain case). - Strike off. - Pelat dasar screed. - Kerangka sambungan (extension frames). b) Pelumasan (lubricating) Lumasilah dengan benar sesuai dengan prosedur dari tabel pelumasan mesin penggelar aspal yang bersangkutan. Contoh tabel pelumasan adalah sebagai Lampiran I. Halaman: 32 dari 65

34 Dari tabel (contoh) dapat dilihat bahwa ada sejumlah pekerjaan yang menjadi tugas operator. Pekerjaan termaksud adalah yang harus dikerjakan tiap hari/ 10 jam kerja (berada pada garis 10 h). Dalam contoh diatas adalah yang berada pada garis 10 h, yaitu : Semua rol-rol rantai (all roller chain). Karter engine (engine oil pan). c. Penggunaan buku petunjuk. Buku petunjuk digunakan sebagai dasar pelaksanaan harian. Untuk menggunakan buku petunjuk dengan benar, perlu dilaksanakan hal-hal sebagai berikut : Gunakan buku petunjuk yang sesuai dengan mesin penggelar aspal yang akan ditangani. Pilih informasi terkait dengan yaitu : - Pembersihan (clean). - Pelumasan (lubricating). - Penyetelan (adjusting). - Pemeliharaan. Tentukan kegiatan yang menjadi tugas operator mesin penggelar aspal yaitu yang harus dilakukan tiap hari. Ikuti/ lakukan apa yang harus dilakukan menurut buku panduan Identifikasi komponen mesin penggelar aspal (struktur dan fungsi) Identifikasi dalam hal ini adalah mengenal dengan baik komponen mesin, mulai dari jenis komponen yang menjadi tugas operator mesin penggelar aspal dalam kegiatan, fungsi beberapa komponen serta prinsip kerja beberapa komponen. a. Komponen yang menjadi tugas operator mesin penggelar aspal terkait dengan pemeliharan harian. Mesin penggelar aspal mempunyai cukup banyak komponen, baik komponen pengoperasian maupun komponen. Yang menjadi tugas operator terkait dengan mesin penggelar aspal adalah terbatas pada komponen yang harus dipelihara setiap hari (daily maintenance) atau 10 jam kerja. Komponen-komponen ataupun bagian dari komponen ini harus dilihat pada buku manual (O&MM) bagi mesin yang bersangkutan. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini : Halaman: 33 dari 65

35 Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi (7) (1) Hopper. (6) (1) (2) Push roller (3) Roda kelabang (Track roller) (4) Auger (5) Screed (6) Operator s Seat (7) Kabin (cabin) (2) (4) (3) (5) Gambar 4.1.a : Komponen mesin penggelar aspal (1) Konveyor (conveyor) ( (1) (2) Hopper (2) Gambar 4.1.b : Komponen mesin penggelar aspal (1) Screed (2) Auger Gambar 4.1.c : Komponen mesin penggelar aspal b. Fungsi ungsi komponen mesin penggelar aspal. Dalam hal fungsi komponen ini hanyalah menyangkut komponen pengoperasian yang mempunyai fungsi penting saja. Diantaranya adalah : Hopper. Hopper Sebagai penampung aspal panas mesin sebelum dikirim ketempat penggelaran. Halaman: 34 dari 65 Buku Informasi Edisi:

36 Conveyor. Untuk mengalirkan aspal panas dari hopper sampai ke auger untuk diteruskan ke bagian kanan dan kiri mesin. Auger Berfungsi sebagai pembawa aspal panas yang dialirkan konveyor untuk digelar kekiri dan kanan bagian jalan yang diaspal. Screed. Sebagai penghalus gelaran aspal panas, sekaligus pemadat (selanjutnya dipadatkan dengan compactor/ tire roller). Gate. Sebagai pengatur banyaknya (jumlah) aspal panas yang dialirkan ke auger. Engine. Sebagai tenaga penggerak mesin penggelar aspal. c. Prinsip kerja komponen. Khusus untuk prinsip kerja ini hanya akan diberikan terhadap komponen-komponen pengoperasian yang cukup sederhana dengan maksud agar peserta pelatihan mengetahui bagaimana komponen bekerja secara prinsip saja. 1) Hopper Hopper mempunyai konstruksi yang dapat dilipat atau dibuka dan ditutup. Untuk membuka dan menutup hopper dipakai peralatan dengan tenaga hidrolik. Bila alat kendali digerakan kearah posisi menutup, maka hopper menutup. Sebaliknya bila alat kendali diarahkan pada posisi membuka, maka hopper akan membuka. Membuka dan menutup hopper ini diperlukan untuk penyesuaian jumlah aspal yang ditampung didalam hopper. 2) Gate Gate atau pintu berada pada ujung atau sisi belakang hopper. Gate mempunyai gerakan membuka dan/atau menutup yang digerakan dengan peralatan bertenaga hidrolik. Bila alat kendali gate digerakan kearah posisi membuka, maka gate juga akan membuka. Sebaliknya bila alat kendali gate digerakan ke posisi menutup, maka gateakan menutup. Posisi pintu (gate) ditentukan oleh posisi penutup pintu. Posisi penutupan/ pembukaan pintu (gate) diperlukan untuk mengatur jumlah aspal panas yang akan dikirim ke auger. Pengaturan jumlah aspal panas yang dialirkan ke auger, tidak hanya diatur dengan menggunakan pintu (gate) tetapi dapat juga diatur melalui putaran conveyor dengan menggunakan sensor- Halaman: 35 dari 65

37 sensor. 3) Auger Auger mempunyai konstruksi bilah-bilah yang membentuk suatu ulir. Bilah yang berbentuk ulir ini, maka material (aspal panas) yang dimasukan kedalam ulir ini akan dibawa keluar dengan ulir tersebut dari konveyor yang tempatnya berada ditengah unit, sehingga bila auger diputar, maka material (aspal panas) akan didorong/ dituangkan dari tengah kearah luar, selebar batas pengaspalan. Karena auger (ulir) dibagi dalam 2 bagian, maka aspal panas dapat digelar pada kedua bagian tersebut. Bila alat kendali auger digerakan ke posisi ON, maka auger akan berputar, bilah-bilah ulir akan membawa aspal kearah luar dari posisi tengah, dimana aspal dikirim oleh konveyor. Sebaliknya bila alat kendali auger dikembalikan ke posisi OFF, maka auger akan berhenti berputar, mengakibatkan proses penggelaran aspal berhenti. 4) Screed. Screed disediakan untuk pemadatan dan finishing permukaan aspal panas yang dituangkan oleh screed / ulir (auger). Screed terdiri dari bagian-bagian : - Screed base. - Vibrator/ penggelar. - Pengatur ketebalan. - Pemanas screed. Ketika dalam proses penggelar aspal panas yang telah/ baru digelar oleh ulir (auger) dipadatkan dan dihaluskan melalui gerakan majunya unit. Bila gerakan maju unit berhenti, maka proses pemadatan dan penghalusan juga berhenti. Untuk dapat menghasilkan penghalusan yang tinggi, maka : Bagian screed/ permukaan bawah mutlak harus halus sekali. Bagian bawah screed harus diberi sudut (tidak mendatar 100%) Penyiapan peralatan dan bahan-bahan a. Penjelasan jenis peralatan dan bahan yang diperlukan dalam harian. 1) Bahan yang diperlukan Bahan mencakup : a) Bahan untuk pembersihan (cleaning) Minyak tanah/ solar. Pembersih jok/ tutup tempat duduk. b) Bahan untuk pelumasan. Engine oil, SAE 40. 2) Alat yang diperlukan. a) Grease gun/ grease pump (untuk pelumasan yang tidak Halaman: 36 dari 65

38 terpusat). b) Kape. c) Sikat. d) Majun. b. Pemilihan peralatan dan bahan sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan peralatan dan bahan sesuai dengan kebutuhan untuk penyiapan peralatan dan bahan yang perlu untuk pelaksanaan harian, perlu dipilih peralatan dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan. 1) Peralatan Peralatan yang diperlukan untuk pelumasan : Grease gun atau grease pump (untuk pelumasan/ penggemukan yang tidak terpusat). Kunci (common tools) sesuai dengan ukuran baut yang perlu diperiksa. Batere (senter) untuk pengecekan level air batere, bila keadaan kurang terang/ tidak mendukung. Kape. Sikat. Semua peralatan tersebut dipilih yang sesuai dengan penggunaannya. 2) Bahan Untuk pembersihan diperlukan bahan-bahan sebagai berikut: Minyak gas (gas oil) atau solar (minyak diesel). Sabun tipal. Kain pembersih (majun). c. Penyiapan peralatan dan bahan yang diperlukan dalam harian mesin penggelar aspal 1) Penjelasan jenis peralatan dan bahan yang diperlukan dalam harian. Pelaksanaan mesin penggelar aspal diperlukan baik bahan untuk pemelihara maupun peralatan untuk. Untuk memudahkan dalam penyiapannya nanti, perlu ditentukan terlebih dahulu jenis pekerjaan yang akan dilakukan harian. Masing-masing jenis kegiatan ditentukan jenis dan jumlah bahan maupun peralatan yang diperlukan. Semua kebutuhan bahan dan peralatan untuk harian, kemudian dimintakan kepada unit terkait untuk penyediaannya. 2) Pemilihan peralatan dan bahan sesuai dengan kebutuhan Untuk menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan harian, maka terlebih dulu perlu dilakukan pemilihan peralatan dan bahan yang sesuai dengan Halaman: 37 dari 65

39 kebutuhan. Pemilihan peralatan dan bahan dimaksud, perlu dilakukan langkah sebagai berikut : Menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam harian. Menentukan jenis peralatan dan bahan yang diperlukan pada setiap kegiaan harian. a) Jenis kegiatan Kegiatan yang perlu dilakukan pada pelaksanaan mesin penggelar aspal adalah : Pembersihan (cleaning). Pelumasan (penggemukan). b) Bahan yang diperlukan Untuk pembersihan diperlukan bahan-bahan sebagai berikut: Minyak gas (gas oil) atau solar. Sabun tipol. Kain pembersih (majun). Untuk pelumasan diperlukan : - Engine oil (SAE 40). - Grease (gemuk). c) Peralatan yang diperlukan Untuk pelaksanaan harian mesin penggelar aspal, peralatan yang diperlukan : Untuk pembersihan. - Cleaning sprayer. - Cleaning tools, standard accessories. - Scrape/ kape. Untuk pelumasan/ penggemukan. - Grease gun. - Central grease pump. 3) Penyiapan peralatan dan bahan yang diperlukan dalam harian. Peralatan dan bahan yang telah dipilih, diajukan kepada unit terkait untuk permohonan ataupun peminjamannya sesuai prosedur yang berlaku. Ajukan permohonan penyediaan bahan untuk harian sesuai dengan jenis dan jumlah yang diperlukan menggunakan formulir yang disediakan. Ajukan bon peminjaman alat/ peralatan untuk pelaksanaan harian sesuai dengan jenis dan jumlah yang diperlukan dengan menggunakan formulir peminjaman yang disediakan. Siapkan bahan dan peralatan yang sudah diberikan sesuai Halaman: 38 dari 65

40 dengan permintaan ditempat pelaksanaan mesin penggelar aspal. 4.3 Pemeriksaan Keliling (walk around inspection) Pemeriksaan baut-baut pengikat a. Baut pengikat yang kendor atau rusak Setiap baut pengikat dikencangkan sampai ukuran kekencangan tertentu yang diukur berdasarkan momen puntir dari mur/ baut yang bersangkutan.baut pengikat kendor adalah baut pengikat yang kekencangannya kurang dari yang seharusnya. b. Baut pengikat yang harus diperiksa Sebagai pengikat komponen ke unit (misalnya) digunakan baut-baut pengikat.mesin penggelar aspal memiliki begitu banyak komponen, sehingga pada unit/ mesin penggelar aspal terdapat begitu banyak baut pengikat.akan tetapi yang harus diperiksa hanya sebagian daripada itu. Baut pengikat yang harus diperiksa adalah baut-baut pengikat yang cukup rawan kendor akibat gerakan komponen yang diikatnya. Sebagai contoh : Baut-baut pengikat roda ban. Baut-baut pengikat track. Dan baut-baut pengikat komponen yang banyak terkena getaran atau terkena gesekan (misalnya dengan tanah). c. Pemeriksaan baut pengikat. Baut-baut pengikat diperiksa secara visual tanpa menggunakan alat/ tools untuk kemungkinan ada yang kendor. Pemeriksaan dilakukan tiap hari sebelum mulai dengan kegiatan pekerjaan penggelaran aspal panas. Bila dari pemeriksaan visual terdapat baut yang diragukan kekencangannya, barulah diperiksa dengan menggunakan tools yang sesuai. Salah satu tanda bahwa kekencangannya meragukan adalah mur/baut pengikat terlihat bergeser dari posisi semula (tanda fisik). d. Tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Pemeriksaan baut-baut pengikat dapat memberikan hasil : Tidak ada terlihat kendor atau rusak. Baut pengikat rusak atau hilang. Baut pengikat terlihat kendor. Semua hasil pemeriksaan harus ditindak lanjuti : Dilaporkan bahwa tidak ada kelainan. Dilaporkan bahwa ada kelainan. Ditangani baru dilaporkan. Laporan terhadap hasil laporan tersebut dilakukan dengan menuliskan pada format LHO pada kolom yang disediakan. Halaman: 39 dari 65

41 4.3.2 Pemeriksaan kebocoran minyak pelumas, minyak hidrolik, bahan bakar dan air pendingin a. Kebocoran minyak pelumas, minyak hidrolik, bahan bakar dari air pendingin. Kebocoran minyak pelumas, minyak hidrolik, bahan bakar dari air pendingin dari sistem terjadi melalui sambungan pipa yang yang rusak tempat penampungan yang berlubang atau dengan cara yang lain, baik sedikit (rembes, menetes) atau banyak. Kebocoran-kebocoran dari cairan tersebut tidak boleh terjadi, karena dapat membahayakan sistem dan juga menimbulkan pencemaran. b. Pendeteksian kebocoran. Prosedur pendeteksian kebocoran dapat dijelaskan sebagai berikut : Tentukan komponen dan sistem pemipaannya yang akan dideteksi. Lakukan pemeriksaan dengan teliti pada komponen dan sistem pemipaannya, terutama pada tempat-tempat rawan bocor. Lakukan analisis terhadap kebocoran yang terjadi. c. Tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Setelah dilakukan pemeriksaan, maka tindak lanjut harus dilakukan sesuai dengan prosedur. 1) Prosedur tindak lanjut. a) Setiap ditemukan ada kelainan pada pemeriksaan yang dilakukan,kelainan harus dicatat dan dilaporkan kepada atasan. b) Jangan melakukan perbaikan bila tidak ada perintah atau izin dari atasan atau perbaikan yang diluar wewenang operator. c) Melakukan kerjasama dengan petugas yang menangani kelainan yang ditemukan (mekanik). 2) Tindak lanjut bila ditemukan ada kelainan pada pemeriksaan kebocoran cairan. a) Periksa lebih teliti tempat-tempat rawan bocor bila ditemukan adanya kelainan/kebocoran cairan. b) Catat kebocoran yang ditemukan dan laporan kondisi kebocoran c) Laporkan hasil pemeriksaan lanjut dan temuan yang didapat serta tindakan sementara yang dilakukan untuk mencegah kerusakan. d) Sementara mesin jangan dioperasikan dahulu, menunggu hasil pemeriksaan dan perbaikan yang dilakukan oleh petugas / mekanik yang ditunjuk untuk menangani masalah. e) Lakukan kerjasama dalam pelaksanaan perbaikan dengan petugas/mekanik yang ditunjuk untuk menangani kebocoran cairan. Halaman: 40 dari 65

42 4.3.3 Pemeriksaan kondisi ban, tekanan angin dan baut roda/ roda track. Roda dalam hal ini diartikan sebagai suatu kesatuan dari bagian-bagian roda, yaitu : Rim atau peleg (velg). Ban. Baut pengikat roda/ track shoe. a. Jenis-jenis kerusakan roda. Kerusakan roda yang mungkin terjadi adalah : Rim retak, pecah, luka pukul, sobek dan sebagainya. Ban robek, pecah, luka karena benturan dengan batu atau benda keras lainnya, kelep ban/pentil bocor dan sebagainya. Baut pengikat patah, mur, baut pengikat hilang, kendor atau rusak ulirnya. Karet shoe pada roda track pecah. b. Penentuan kondisi roda ban. Untuk dapat menentukan kondisi roda ban perlu dilakukan pemeriksaan roda dengan teliti dan menyeluruh. Pemeriksaan dilakukan secara visual dan dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan menggunakan alat/ tools bila ditemukan hal yang meragukan. Tata cara penentuan kondisi roda : Bersihkan roda dari segala kotoran yang menempel : sisa-sisa campuran aspal, tanah yang kemungkinan menempel di bagian roda, debu yang menutupi bagian roda. Lakukan pemeriksaan visual secara teliti dan menyeluruh (mencakup semua bagian roda). Tentukan kondisi roda dari hasil pemeriksaan : rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan atau tidak ada kelainan. Hasil pemeriksaan tersebut harus dimasukkan dalam lembar laporan pemeriksaan untuk pembuatan laporan selanjutnya. c. Penanganan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan harus dilaporkan, dalam arti dicatat dalam formulir laporan pada tempat yang disediakan. Apabila ditemukan adanya kerusakan atau kelainan maka tindak lanjut yang tepat harus segera dilakukan dan bila tidak ditemukan adanya kerusakan, maka cukup dituliskan :tidak ada kelainan dalam kolom yang tersedia. Prosedur tindak lanjut : Hasil pemeriksaan visual dipelajari dengan baik. Kelainan yang terjadi dipahami dengan benar. Lakukan langkah tindak lanjut sesuai dengan hasil pemeriksaan. Dalam hal ini tindak lanjut merupakan pekerjaan perbaikan atau kegiatan yang diluar kemampuan operator (karena tidak dibekali ilmu untuk itu atau tidak dibekali sarana untuk perbaikannya), maka tindak lanjut diserahkan kepada mekanik yang bersangkutan. Halaman: 41 dari 65

43 4.3.4 Pemeriksaan screed dan pemanas screed Pemeriksaan screed maupun pemanas screed ini dilakukan secara visual atau yang diperiksa adalah fisik saja tanpa menggunakan alat-alat (tools) khusus untuk pemeriksaan. Khusus untuk pemanas screed, maka perlu dikenali dulu jenis-jenis pemanas screed, karena sasaran pemeriksaan akan berbeda antara jenis pemanas screed yang satu dengan jenis yang lain : a. Jenis-jenis pemanas yang digunakan. Dikenal 2 jenis pemanas screed yaitu : Pemanas dengan pemanasan gas (elpiji). Jenis pemanas ini dilengkapi dengan ruang pembakaran (combustion tube), sedangkan untuk memanaskannya digunakan pembakar gas atau gas burner. Pemanas dengan pemanasan listrik. Jenis pemanas ini menggunakan tenaga listrik (menggunakan elemen pemanas listrik) untuk memanaskan pelat dasar screed. b. Bagian screed yang harus diperiksa. Screed merupakan suatu unit pemadat dan penghalus (finisher) permukaan aspal digelar diatas permukaan jalan dengan auger. Screed unit terdiri dari dasar screed (screed base), vibrator, alat pengontrol tebal gelaran, kendali kemiringan gelaran (crown control) dan pemanas screed. Pada dasarnya pemeriksaan screed dilakukan secara visual terhadap semua bagian-bagian screed akan tetapi yang harus diperiksa dengan lebih teliti adalah pelat dasar screed, dimana bagian ini berfungsi disamping untuk pemadatan juga untuk menghaluskan permukaan aspal. c. Pemeriksaan screed. Langkah-langkah pemeriksaan screed adalah sebagai berikut : Posisikan mesin penggelar aspal ditempat yang rata dan bersih. Naikkan screed sampai ketinggian bisa mudah untuk pemeriksaan dasar screed. Netralkan semua alat kendali (agar tidak alat kerja yang bekerja). Matikan engine. Lakukan pemeriksaan visual screed beserta bagian-bagiannya. Lakukan pemeriksaan pelat dasar screed dengan teliti untuk kemungkinan ada kerusakan atau kelainan. d. Penentuan kondisi screed. Untuk dapat menentukan kondisi screed, maka harus dilakukan pemeriksaan secara visual atas unit screed (semua bagian-bagian screed). Hasil pemeriksaan dipakai untuk menentukan kondisi screed, yaitu bisa beberapa kemungkinan : Halaman: 42 dari 65

44 1) Rusak berat. Artinya ada bagian screed yang rusak sehingga screed tidak dapat berfungsi lagi dan memerlukan perbaikan yang memakan waktu lama. 2) Rusak sedang. Artinya ada bagian-bagian screed yang rusak, sehingga screed tidak dapat dioperasikan. Dalam hal ini perbaikan kerusakan tidak memerlukan waktu yang lama. 3) Rusak ringan. Screed mengalami kerusakan kecil dan tidak mengganggu operasinya screed, namun demikian harus diperbaiki sehingga kerja screed normal kembali. 4) Tidak ada kelainan atau kondisi baik. e. Pemeriksaan pemanas screed Pada pemeriksaan pemanas screed, lebih ditekankan pada pemanas screed yang menggunakan kompor pemanas (burner), sedangkan untuk pemanas screed listrik, diperiksa bila pemanas tidak berfungsi. Langkah pemeriksaan pemanas screed : Tempatkan mesin penggelar aspal ditempat yang rata dan bersih. Tutup katup gas dan buka katup. Periksa pada sambungan-sambungan pipa untuk kemungkinan ada kebocoran gas. Atur tekanan gas ditabung gas dengan menyetel katup pengatur tekanan, sampai meter tekanan menunjukan angka sekitar 0,4 (kg/cm 2 ). Buka katup penyalaan dan nyalakan batang penyala dengan korek api. Kemudian buka katup tiap tabung pembakaran dengan menggunakan batang penyala. Perhatikan hasilnya. Semua kompor harus menyala dengan baik. (1) Main valve (2) Pressure regulator (3) Pressure gauge Gambar 4.2 : Tabung Gas Halaman: 43 dari 65

45 FKK..AP (1) Cock (2) Combustion tube (3) Ignition bar Gambar 4.3 : Screed Heater f. Penentuan kondisi pemanas screed Untuk menentukan kondisi pemanas screed, perlu dilakukan pemeriksaan dengan langkah sebagaimana diutarakan diatas. Hasil pemeriksaan dipergunakan untuk menentukann kondisi pemanas screed. g. Tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Setiap hasil pemeriksaan harus ditindak lanjuti, bila ditemukan ada kelainan pada pemeriksaan yang dilakukan. Prosedurr tindak lanjut : Hasil pemeriksaan dipergunakan untuk pelaksanaan tindak lanjut. Kelainan yang ditemukan dalam pemeriksaan dilaporkan kepada atasan atau mekanik yang bertugas segera untuk perbaikannya. Bila tidak ditemukan kelainan, maka pada tempat yang disediakan dari laporan harian, ditulis tidak ada kelainan Pemeriksaan kondisi rantai Rantai dalam hal ini adalah rantai konveyor, yaitu rantai untuk menggerakan konveyor yang membawa aspal dari hopper ke auger. a. Kondisi rantai konveyor Bila pemakaian mesin penggelar aspal sudah cukup lama, maka kerja rantai konveyor pun sudah cukup lama pula.hal ini menyebabkan bos- mengakibatkan bos (bushing) dan pena-pena rantainya menjadi aus, rantai menjadi memanjang atau kendor. Kondsi yang demikian itu dikatakan sudah tidak baik lagi. b. Pemeriksaan fisik rantai konveyor. Lakukan pemeriksaan fisik rantai konveyor sebagai berikut : Tempatkan mesin penggelar aspal ditempat yang rata. Amati rantai dan perhatikan lendutan/ kekendoran lantai. Lendutan/kekendoran rantai menentukan kondisi fisik rantai konveyor. Buku Informasi Edisi: Halaman: 44 dari 65

46 Gambar 4.4 : Pemeriksaan Rantai Conveyor c. Penentuan kondisi rantai konveyor. Menentukan kondisi rantai konveyor. Lakukan pemeriksaan rantai konveyor mengikuti langkah diatas. Perhatikan lendutan rantai konveyor. Lendutan rantai dipakai untuk menentukan kondisi rantai konveyor. Lendutan kecil, kondisi masih cukup baik, lendutan besar kondisi kurang baik. d. Tindak lanjut sesuai dengan hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan menentukan tindak lanjut yang perlu diambil. Bila lendutan cukup banyak, harus dilakukan tindak lanjut perbaikannya yaitu penyetelan rantai. Penyetelan dapat dilakukan dengan memutar baut penyetel Pemeriksaan push roller a. Kondisi push roller. Kondisi push roller tidak selamanya baik. Push rollerakan selalu berputar pada asnya dengan beban berat ketika sedang mendorong dump truck selama proses pengisian aspal panas kedalam hopper. Karena tugas berat tersebut kondisi push rollerakan menurun, baik berkaitan dengan bushing roller maupun rollernya sendiri. b. Pemeriksaan visual push roller. Push roller harus diperiksa tiap hari sebelum mulai dengan pekerjaan penggelar aspal : Posisikan mesin penggelar aspal ditempat yang rata. Lakukan pemeriksaan fisik push roller dengan sasaran utama roller dan roller bushing. Perhatikan dengan baik kondisi rollernya dari kemungkinan terdapat kerusakan. Cek dan tes fungsi bushing dengan mencoba memutar roller dengan teliti. c. Penentuan kondisi push roller Hasil pemeriksaan termaksud butir b dipakai untuk menentukan kondisi push roller. Pelajari dengan baik hasil pemeriksaan push roller. Tentukan kondisi push roller terkait dengan kondisi roller maupun kondisi bearing/ bushing. Halaman: 45 dari 65

47 d. Tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Tindak lanjut harus segera dilakukan sesuai dengan hasil pemeriksaan : Pelajari dengan teliti hasil pemeriksaan push roller. Hasil pemeriksaan roller dipakai untuk menentukan kondisi fisik roller. Hasil pemeriksaan bearing/ bushing dipakai untuk menentukan kondisi fisik bushing. Bila hasil pemeriksaan menunjukan adanya kelainan, maka harus segera ditindak lanjuti. Bila tidak ditemukan adanya kelainan, maka dilaporkan melalui format laporan pekerjaan. 4.4 Pemeriksaan Batere/Accu, Air Radiator, Minyak Pelumas Engine, Minyak Hidrolik, Bahan Bakar dan Pelumas/ Gemuk serta Tali Kipas Pemeriksaan level air accu/ batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar, jumlah pelumas/ gemuk a. Level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk) 1) Level air accu. Accu pada umumnya mempunyai tanda batas ketinggian air accu pada tiap selnya yaitu : batas level atas dan batas level bawah. Level air accu tidak boleh keluar dari batas-batas tersebut. 2) Level air radiator Level air radiator pada umumnya dilihat dari level air tangki cadangan/ ekspansi(expansion vessel). Pada tangki ekspansi ada tanda batas level air atas dan batas level air bawah atau gelas penduga (sight glass). Level air radiator pada tangki harus berada diantara kedua batas tersebut atau ditengah gelas penduga (sight glass). 3) Level minyak pelumas engine. Kondisi level minyak pelumas engine umumnya dilihat dari level minyak pelumas engine yang berada didalam carter atau engine pan. Level minyak dalam carter dapat dilihat pada dipstick engine termaksud yang dibatasi dengan 2 garis dalam dipstick. Permukaan atau level minyak pelumas harus berada diantara batas atas dan batas bawah. 4) Level minyak hidrolik Level minyak hidrolik dalam tangki hidrolik bisa terlihat melalui kaca bulat yang berada pada tangki hidrolik (gelas penduga). Level minyak hidrolik seharusnya berada pada garis yang berada dilubang kaca (gelas penduga) tersebut. 5) Level bahan bakar Level bahan bakar dapat dilihat pula pada gelas penduga tangki bahan bakar. Level harus berada ditengah tanda garis pada gelas Halaman: 46 dari 65

48 penduga tangki bahan bakar. Pada tipe-tipe mesin penggelar aspal lain yang relatif lebih baru, monitoring level-level tersebut diatas, berada pada panel monitor, berupa meter-meter baik analog maupun digital.kecuali level air accu khusus, biasanya berada pada accunya sendiri dengan notasi khusus (warna). b. Pemeriksaan level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk) Pemeriksaan level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk) dilakukan dengan memperhatikan tanda batas level masing-masing : Posisikan mesin penggelar aspal ditempat yang rata (level). Amati level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk). Khusus untuk level minyak pelumas engine dan sebagian dari tipe mesin penggelar aspal, level minyak diperiksa dengan pembacaan level pada dipstick yang disediakan. Beberapa tipe mesin yang lain, level bisa diperiksa melalui monitor yang berada di panel monitor. Semua level harus berada pada posisi sesuai ketentuannya. c. Pendeteksian adanya kelainan pada level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk) Pendeteksian adanya kelainan pada level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk) dilakukan sebagai berikut : Melakukan pemeriksaan level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk). Mencatat dengan cermat level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk). Membandingkannya dengan posisi level standar sesuai dengan ketentuan. Menentukan kondisi level terkait dengan kelainan yang terjadi. d. Penanganan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan Bila ternyata dari hasil pemeriksaan diketahui adanya kelainan, maka harus dilakukan tindak lanjut. Melakukan pemeriksaan level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk). Melakukan pendeteksian air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk). Menentukan kelainan yang terjadi. Melakukan tindak lanjut atas kelainan yang ditemukan. Halaman: 47 dari 65

49 4.4.2 Penambahan kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun jumlah pelumas a. Kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun jumlah pelumas Bila hasil pemeriksaan menunjukan level dibawah ketentuan, maka kondisi seperti itu disebut : mengalami kekurangan. Air batere dinyatakan kurang apabila hasil pemeriksaan level air batere menunjukan posisi dibawah batas minimum. Air radiator dinyatakan kurang, bila level air di tangki persediaan berada dibawah minimum. Minyak pelumas engine dinyatakan kurang bila pemeriksaan minyak pelumas engine menunjukan dibawah garis batas minimum pada dipstick. Minyak hidrolik dinyatakan kurang apabila garis minyak berada dibawah garis yang ditentukan. Jumlah pelumas dinyatakan sebagai kurang, bila pelumas didalam tangki pelumas sudah tinggal sedikit. Jumlah bahan bakar dalam tangki bahan bakar dinyatakan kurang dan harus ditambah, bila level bahan bakar dalam tangki bahan bakar dibawah garis batas. b. Penyiapan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas. Bila terdapat kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas dan perlu ditambah, maka perlu disiapkan bahan bakar tersebut dengan baik. Prosedur penyiapan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas : Tentukan jumlah kekurangan yang perlu dipenuhi. Ajukan permohonan bahan bakar sesuai dengan jenis dan jumlah bahan untuk penambahan. Bawa atau siapkan semua bahan yang telah dibersihkan ditempat yang ditentukan untuk dilakukan penambahan-penambahannya. c. Penambahan kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas. Prosedur penambahan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas : Memeriksa dengan teliti jumlah kekurangan tiap bahan yang harus dipenuhi. Mengecek jenis dan bahan sudah disiapkan. Memastikan bahwa tiap bahan yang mengalami kekurangan dapat dipenuhi. Memasukan semua bahan ke tempat masing-masing dengan teknik yang benar. Halaman: 48 dari 65

50 Mencatat dalam formulir laporan pekerjaan semua bahan yang digunakan untuk penambahan Pemeriksaan kondisi minyak pelumas engine a. Pemeriksaan kondisi minyak pelumas engine Pengertian kondisi minyak engine dalam hal ini adalah fisik minyak, apakah masih bagus dalam arti bersih dari kotoran atau tidak terkontaminasi. Minyak pelumas engine dapat terkontaminasi oleh beberapa benda asing seperti air, pasir, geram (serpihan metal) dan sebagainya. Kondisi minyak yang masih bagus adalah bila bersih dari kontaminasi apapun, warna belum banyak berubah. b. Pemeriksaan secara visual kondisi minyak pelumas engine dari kontaminasi Untuk memeriksa secara visual minyak pelumas engine, perlu diambil sampel atau contoh minyak. Sampel diambil dari minyak pelumas dalam carter dengan menggunakan dipstick. Prosedur pemeriksaan : Cabut dipstick dari tempatnya. Bersihkan ujung dipstick dari minyak carter dengan kain lap (majun) yang bersih. Dengan dipstick yang sudah bersih dan kering, ambil contoh minyak dalam carter yaitu : memasukan kembali dipstick kedalam carter, kemudian cabut kembali. Minyak yang terbawa diujung dipstick diperiksa secara visual yaitu dengan mengamati dan merasakan dengan jari-jari. Masukan kembali dipstick ketempatnya dengan benar. c. Penentuan kondisi minyak pelumas engine yang terkontaminasi. Menentukan kondisi minyak pelumas engine dapat dilakukan sebagai berikut : Melakukan pemeriksaan visual minyak pelumas engine sebagaimana diuraikan diatas. Menentukan kondisi minyak pelumas berdasarkan hasil pemeriksaan: Bila minyak bersih dari kontaminasi dan warna tidak/ belum berubah serta kekentalannya masih wajar, tidak jauh berbeda dari ketika minyak diisikan, maka kondisi minyak dapat dinyatakan masih baik, tidak ada kelainan. Bila warna minyak berubah menjadi putih berarti ada kelainan. Dalam hal ini adalah tercampur dengan air. Bila ketika minyak dirasakan dengan jari tangan terasa ada partikel lain, berarti ada kelainan. Kontaminasi bisa karena ada geram yaitu serpihan metal, pasir/butiran batu kecil dan sebagainya. Halaman: 49 dari 65

51 d. Tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan bila menunjukan adanya kelainan, maka harus segera ditindak lanjuti. Bila hasil pemeriksaan menunjukan baik atau tidak ada kelainan, cukup dilaporkan melalui laporan harian, pada kolom yang disediakan. Tindak lanjut hasil pemeriksaan : Mempelajari dengan teliti hasil pemeriksaan terkait dengan jenis kelainan. Melaporkan kepada atasan tentang hasil pemeriksaan. Atasan mengatur pelaksanaan tindak lanjut Penggemukan (greasing) a. Penggemukan (greasing) mesin penggelar aspal yang menjadi tugasnya Tugas penggemukan bagi operator mesin penggelar aspal terbatas pada komponen yang menjadi tugasnya terkait dengan mesin penggelar aspal yaitu penggemukan komponen mesin penggelar aspal yang harus dilaksanakan tiap hari atau tiap 8 jam atau 10 jam. b. Penjelasan akibat penggemukan yang tidak dilaksanakan Sasaran penggemukan adalah komponen yang bagian-bagiannya bergerak saling bergesekan, misalnya as roda, push roller. Penggemukan berfungsi untuk memberikan lapisan tipis (film) gemuk, sehingga bagian yang bergerak dan bergesekan tidak mengalami kontak langsung. Apabila penggemukan tidak dilakukan, maka bagian komponen yang bergerak dan bergesekan akan mengalami kontak langsung, akibatnya kedua permukaan yang bergesekan menjadi panas dan terbakar. c. Penggemukan (greasing) pada titik-titik tertentu maupun melalui penggemukan terpusat secara prosedur Penggemukan dapat dilakukan secara individual, yaitu masing-masing komponen atau secara bersamaan (terpusat). Untuk penggemukan individual, operator harus tahu atau dapat menemukan letak nippel untuk memasukan gemuk. Sedangkan penggemukan terpusat, operator melakukan penggemukan dengan pompa yang akan meneruskan (melalui pipa-pipa) kekomponen yang harus diberikan gemuk Pemeriksaan kekencangan dan kondisi tali kipas a. Penjelasan kekencangan tali kipas Tali kipas berfungsi untuk memutar kipas yang mendinginkan engine atau kelengkapan engine. Mengingat fungsinya tersebut, maka tali kipas harus cukup kencang agar tidak terjadi selip. Sebaliknya tali kipas yang setelannya terlalu kencang, juga perlu dihindari karena hanya akan memusatkan saja. Halaman: 50 dari 65

52 b. Penentuan tali kipas yang kendor dan perlu disetel Untuk menentukan tali kipas yang kendor dapat mengikuti langkah sebagai berikut : 1) Engine dalam keadaan mati. 2) Melakukan pengecekan lendutan tali kipas. Tekan tali kipas dibagian tengah bentangnya dengan ibu jari dan cukup kuat (F). Perhatikan lendutan (defleksi) yang terjadi. Tentukan berapa besar lendutan tali kipas. 3) Bandingkan dengan lendutan standar atau lendutan yang disebutkan dalam buku petunjuk. 4) Bila besarnya lendutan kurang lebih sama, maka kekencangan tali kipas cukup memaksa. 5) Bila lendutan yang terjadi jauh lebih besar berarti perlu disetel kembali. 6) Bila lendutan atau defleksi yang terjadi jauh lebih kecil, maka berarti perlu disetel. Besarnya defleksi tidak selalu sama, tergantung dari tipe mesin. Ikuti petunjuk dalam Buku Panduan Pemeliharaan mesin penggelar aspal yang bersangkutan. Gambar 4.5: Kekencangan Tali Kipas c. Kondisi tali kipas yang masih normal Tali kipas engine umumnya dibuat dari bahan karet dan campuran benang sebagai bahan tambahan. Karena pemakaian, maka kondisi tali kipas berangsur akan menurun, yaitu mulai terjadi kerusakan yang makin lama makin berat sejalan dengan lama pemakaian. Jenis kerusakan yaitu bagian dalam tali kipas benang dan karetnya mulai retak-retak atau pecah, bahkan benang penguatnya rusak. Kondisi tali kipas masih normal, bila belum terlihat adanya kerusakan, baik dibagian samping ataupun dibagian dalamnya, tidak terlihat adanya benang penguat yang putus atau kendor. Halaman: 51 dari 65

53 d. Pemeriksaan kondisi tali kipas Pemeriksaan kondisi tali kipas dapat dilaksanakan sebagai berikut : 1) Engine dalam keadaan mati atau tidak hidup. 2) Perhatikan kedua sisi tali kipas untuk kemungkinan ada benang penguat yang putus atau keluar dari karet. 3) Raba dengan jari bagian tali kipas untuk kemungkinan ada bagian yang rusak. 4) Bila meragukan tali kipas bisa dilepas untuk memastikannya. e. Penentuan kondisi tali kipas yang sudah harus diganti. Untuk menentukan kondisi tali kipas dapat dilaksanakan sebagai berikut: 1) Melakukan pemeriksaan kondisi tali kipas, bagaimana diuraikan dalam butir d. 2) Memperhatikan hasil pemeriksaan. 3) Tali kipas yang telah terdapat putus-putus dibagian dalam seharusnya diganti. 4) Tali kipas yang masih utuh tetapi mulai memanjang, belum perlu diganti tetapi harus disetel ulang kekencangannya Penanganan kelainan yang ditemukan pada tali kipas. a. Kelainan-kelainan terkait dengan pelaksanaan Tali kipas mempunyai kelainan kondisi tali kipas, bila hasil pemeriksaan visual tali kipas menunjukan adanya kerusakan, baik menyangkut karetnya ataupun kumpulan benang-benang penguatnya. b. Pemeriksaan terkait dengan harian Pemeriksaan tali kipas terkait dengan harian dilaksanakan tiap hari atau 10 jam operasi. c. Jenis kelainan tali kipas Beberapa jenis kelainan pada tali kipas : Tali kipas memanjang cukup banyak, sehingga penyetelan telah habis. Bagian samping tali kipas sudah banyak benang penguat yang keluar dari sistem. Bagian bawah terlihat putus-putus. Tali kipas putus. d. Langkah penanganan terhadap kelainan yang terjadi Hasil pemeriksaan kondisi tali kipas harus diikuti dengan penggantian tali kipasnya. Kelainan apa saja yang menyebabkan fungsi tali kipas menjadi hilang, maka tali kipas harus diganti. Halaman: 52 dari 65

54 4.5 Pemeriksaan Sebelum Menghidupkan Engine Pengaturan posisi tempat duduk Pengaturan dalam hal ini adalah melakukan penyetelan-penyetelan tempat duduk setelah pemeriksaan tempat duduk dilakukan dengan teliti, sehingga operator dapat duduk dengan nyaman dalam melakukan tugasnya dan bekerja dengan enak karena semua alat kendali sesuai dengan postur tubuhnya. a. Pengaturan posisi tempat duduk operator mesin penggelar aspal. posisi tempat duduk, harus sesuai dengan kebutuhan operator dalam melaksanakan tugas pengoperasian, dalam arti operator dapat duduk bekerja dengan nyaman, mudah menjangkau alat kendali selama melakukan tugas operasinya, melakukan pengamatan atau pemantauan peralatan kerja dengan baik selama melakukan tugas pengoperasian. b. Pemeriksaan tempat duduk sebelum menghidupkan engine. Tempat duduk perlu diperiksa dengan teliti sebelum operator bekerja. Pemeriksaan meliputi bagian-bagian yang rawan rusak, seperti jok, railing/ pegangan dan baut-baut pengikatnya. c. Penyetelan tempat duduk sesuai kebutuhan. Tempat duduk perlu disetel sesuai dengan ketentuan, sehingga operator dapat duduk diatas kursi operator dengan nyaman dan mudah menjangkau alat-alat kendali dan mudah mengamati panel monitor. Yang harus disetel adalah : Maju/mundur jok (tempat duduk) untuk mendapatkan posisi paling enak terkait dengan jangkauannya dengan alat kendali. Naik/turun tempat duduk untuk mendapatkan posisi yang enak terkait dengan jangkauan kaki pada pedal. Penyetelan tempat duduk, tergantung dari konstruksinya. Ikuti petunjuk pabrik melalui buku panduan dari pabrik yang bersangkutan Pemeriksaan kabin a. Persyaratan kondisi kabin sesuai K3 Demi keselamatan operator yang berada dalam kabin, ketika mengoperasikan alat berat, maka kabin harus memenuhi persyaratan. Persyaratan termaksud adalah : 1) Harus cukup kuat, tahan bila alat berat yang bersangkutan terguling, operator dapat aman, selamat dari kecelakaan. Kabin jenis ini disebut : Roll Over Protecting Structure (ROPS). 2) Harus cukup aman, tahan terhadap reruntuhan terutama bendabenda keras, seperti batu atau material lainnya, sehingga operator yang sedang mengoperasikan alat berat didalam kabin yang bersangkutan cukup aman dan selamat dari kecelakaan. Kabin jenis ini disebut : Falling Obect Protecting Structure (FOPS). Halaman: 53 dari 65

55 Untuk mesin penggelar aspal, mengingat tempat kerja yang cukup aman, maka tidak diharuskan menggunakan kabin dari kedua jenis tersebut diatas. b. Pemeriksaan kabin dengan benar Tidak semua mesin penggelar aspal menggunakan kabin. Kabin itu sendiri terdiri dari atap beserta tiang-tiang penyangganya, kaca depan (wind screen). Kabin perlu diperiksa baut-baut atau pin-pin pengunci untuk kemungkinan ada yang kendor/ lepas atau kemungkinan ada bagianbagian dari kabin yang rusak. Berikut ini contoh kabin dari salah satu jenis mesin penggelar aspal. Gambar 4.6 : Kabin 1. Operator s console 2. Driver s seat with rails 4. Atap (roof) 5. Pengaman kecerobohan (vandalism protection) 6. Manual pengoperasian dan kotak P3K (Operating instruction / firstaid box compartment) 1) Prosedur a) Setiap terdeteksi adanya kelainan dalam pemeriksaan kabin harus dicatat dan dilaporkan kepada atasan. b) Tidak melakukan tindakan perbaikan terhadap kerusakan yang diturunkan terhadap komponen maupun bagian komponen. c) Melakukan kerjasama dengan mekanik atau yang ditugaskan untuk melakukan perbaikan. 2) Tindak lanjut bila terdeteksi ada kelainan pada kabin. a) Lakukan tindakan dapat terhadap adanya kelainan pada kabin. Bila ditemukan kelainan yang cukup ringan (misalnya ada baut pengikat yang kendor). Kencangkan baut pengikat dengan kunci yang sesuai. Dengan menghentikan kegiatan yang kecil tapi berakibat yang besar. Bila ditemukan kelainan yang cukup berat. Jangan lakukan perbaikan dengan tidak memiliki ilmu ataupun tools yang memadai. Laporkan secepatnya kepada atasan atau mekanik yang bertugas. b) Catat kelainan yang ditemukan dan laporkan tindakan yang dilakukan. c) Lakukan kerjasama dengan petugas atau mekanik yang bertugas. Halaman: 54 dari 65

56 c. Pembersihan kabin sesuai persyaratan. Setiap hari, dalam langkah melakukan harian, kabin harus dibersihkan. Bersihkan komponen kabin mulai dari tiang-tiang penyangga, kaca depan (wind screen) dan sebagainya. Untuk membersihkan gunakan kain yang lembut (majun kaos) atau sejenisnya dengan bahan pembersih ataupun tanpa bahan pembersih. d. Pengambilan langkah yang tepat bila ditemukan adanya kelainan. Bila dalam pemeriksaan ditemukan ada kelainan, maka harus dilakukan tindak lanjut sesuai dengan prosedur sebagai berikut : 1) Prosedur tindak lanjut a) Setiap terdeteksi adanya kelainan dalam pemeriksaan kabin harus dicatat dan dilaporkan kepada atasan. b) Jangan melakukan tindakan perbaikan yang bukan menjadi tugas operator. c) Melakukan kerjasama dengan petugas perbaikan (mekanik) yang ditugaskan untuk mengatasi kelainan. 2) Tindak lanjut bila terdeteksi ada kelainan pada kabin a) Lakukan pemeriksaan lebih teliti terhadap kelainan yang terjadi pada komponen/ bagian dari kabin. b) Catat kelainan yang ditemukan pada komponen atau bagian kabin dan laporkan kondisi kelainan yang ditemukan lebih rinci. c) Laporkan hasil pemeriksaan dan temuan yang didapat serta tindakan sementara dilakukan. d) Sementara itu komponen rusak jangan digunakan. e) Lakukan kerjasama dalam pelaksanaan perbaikan dengan petugas yang melakukan perbaikan Pemeriksaan instrument panel dan alat kendali a. Pemeriksaan kondisi fisik yang normal instrument panel dan alat kendali. Instrument panel adalah panel dimana instrument mesin penggelar aspal diposisikan atau dipasang. Berikut ini adalah contoh suatu instrument panel mesin penggelar aspal: 1. Oil filter indicator lamp. Gambar 4.7 : Instrumen Panel 2. Oil pressure indicator lamp. 3. Tachometer 4. Temperatur indicator lamp. 5. Change indicator lamp. 6. Engine stop button. 7. Standar switch. 8. Glow plug indicator. 9. Conveyor switch. 10. Automatic control switch. 11. Work lamp switch. 12. Head light Halaman: 55 dari 65

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman,

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.006.01 BUKU

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

Penyamaan Persepsi Tim Perencana

Penyamaan Persepsi Tim Perencana MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Penyamaan Persepsi Tim Perencana BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan BUKU

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU

Lebih terperinci

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMERIKSA SISTEM KEMUDI BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 i BAB I PENGANTAR. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan...... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 3 1.4

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERAPIAN DAN PEMELIHARAAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : OPERATOR BATCHING PLANT (BATCHING PLANT OPERATOR) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : INA-5200.221.08 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Pemeriksaan Hasil Kompilasi Pengolahan Data BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar.... Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK). 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan..... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR.. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).. 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan.. 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR 2 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 Penjelasan Materi Pelatihan.... 2 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN AKHIR KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan Kerja : MEKANIK KAPAL KERUK (DREDGER MECHANIC) Klasifikasi : Pelaksanaan Sub Bidang Pekerjaan Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat II

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MENERAPKAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI (UUJK), KESELAMATAN DAN

Lebih terperinci

PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 16

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 16 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 2 1.2. Penjelasan Modul... 2 1.2.1. Desain Modul... 3 1.2.2. Isi Modul... 3 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 4 1.3.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DETEKSI KEBOCORAN DAN COMMISSIONING JARINGAN PERPIPAAN SPAM Kode Jabatan Kerja :... Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN NASKAH RAPERDA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN NASKAH RAPERDA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PLPB 02

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN ATAS (BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PAM.MM02.003.01 BUKU DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PAM.MM02.007.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT PAM.MM03.002.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BIAYA TOTAL PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI KOORDINASI KEGIATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI PESAWAT LIFT & ESKALATOR Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung Klasifikasi Pekerjaan : Perencana, Semua Bagian

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN BAWAH (SUB BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KETENTUAN K3 DAN KETENTUAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN DI TEMPAT KERJA

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

Perancangan Metode Survei

Perancangan Metode Survei MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Perancangan Metode Survei BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PENGOPERASIAN NAIK / TURUN BACKHOE LOADER KE / DARI ATAS TRAILER KODE UNIT KOMPETENSI.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KATA PENGANTAR... 4 1.1 Konsep

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Judul Unit Kompetensi Menyediakan Data Untuk Pembuatan Gambar Kerja. 1.2 Kode Unit. 1.3 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN PERMUKAAN (SURFACE COURSE) NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Teknisi Geoteknik Klasifikasi : Bagian Sub Bidang Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat III (tiga) / Teknisi Senior Kode Jabatan Kerja

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENGANTAR...

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 5.

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 381 TAHUN 2013 TENTANG

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 381 TAHUN 2013 TENTANG LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 381 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI KONSTRUKSI GOLONGAN POKOK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN HIDUP KODE UNIT KOMPETENSI:

Lebih terperinci

PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE

PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE WCO 06 = LAPORAN OPERASI WHEEL CRANE PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI KATA

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Mekanik Tower Crane (Tower Crane Mechanics) Kode Jabatan Kerja : INA. 5230.223.13 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6 Panduan

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DESAIN HIDRO MEKANIK (HYDRO MECHANICAL DESIGN ENGINEER) Kode Jabatan Kerja : INA. 5220.112.09 Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 14

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 14 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 1 1.2. Penjelasan Modul... 1 1.2.1. Desain Modul... 2 1.2.2. Isi Modul... 2 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 3 1.3.

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENGELOLA USAHA PAKAIAN

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENGELOLA USAHA PAKAIAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENGELOLA USAHA PAKAIAN KODE PROGRAM PELATIHAN : O 93 09114 IV 01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI F45.TLBA.01.002.02

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru No.46, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Jasa Konstruksi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 24/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pembuatan Adukan Semen Pekerjaan Pasang Bata BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT PEMELIHARAAN SISTEM HIDROLIK ALAT BERAT KODE UNIT KOMPETENSI: 01 BUKU KERJA

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER ) Kode Jabatan Kerja : INA.5211.113.07 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PAM.MM01.001.01 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 13

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 13 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 1 1.2. Penjelasan Modul... 1 1.2.1. Desain Modul... 2 1.2.2. Isi Modul... 2 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 3 1.3.

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Asphalt Mixing Plant Manager Kode Jabatan Kerja : INA. 5111333 / KON. MT1. V Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKUKAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PLPB

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) OTO.KR

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2009. tentang

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2009. tentang Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2009 tentang Pemberlakukan Pedoman Pemeriksaan Peralatan Penghampar Campuran Beraspal (Asphalt Finisher) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM 0 Jakarta, 10 Nopember

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI:.01 BUKU KERJA

Lebih terperinci

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23 PENGANTAR Pada konteks pelaksanaan uji kompetensi atau penilaian berbasis kompetensi, seorang Asesor Uji Kompetensi memiliki peran yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai kualitas uji kompetensi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PENGGALIAN BADAN SALURAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PENGGALIAN BADAN SALURAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PENGGALIAN BADAN SALURAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci