FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH: ASMIDAH AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2013

2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH: ASMIDAH Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan Disetujui Oleh : Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing ( DR. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si ) ( Ir. Hasman Hasyim, M.Si. ) NIP NIP PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2013

3 ABSTRAK ASMIDAH ( ) dengan judul skripsi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Jeruk Manis di Pasar Tradisional Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. (Studi Kasus : Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota, Pasar Petisah Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar Medan Deli Kecamatan Medan Barat). Penelitian ini dibimbing oleh bapak DR.Ir. Rahmanta Ginting, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing skripsi dan bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si, selaku anggota komisi pembimbing skripsi. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jeruk manis di kota medan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jeruk manis di kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode penelusuran (accidental). Adapun jumlah sampel sebanyak 60 sampel, yaitu 30 sampel pembeli jeruk manis dan 30 sampel penjual jeruk manis. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan dengan uji regresi linier berganda dengan memakai uji asumsi klasik dan dengan alat bantu perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penawaran jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F hitung (50,629) > F tabel (2,975) pada = 5%. Secara parsial harga beli pedagang tidak berpengaruh terhadap jumlah penawaran jeruk manis dapat dilihat pada uji t, dimana t-hitung (-0,887) < t-tabel (2,048), secara parsial biaya penjualan berpengaruh terhadap jumlah penawaran jeruk manis, dimana t-hitung (2,182) > t-tabel (2,048), dan keuntungan berpengaruh terhadap penawaran jeruk manis, dimana t-hitung (3,782) > t-tabel (2,048). Permintaan jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-hitung (35,388) > F-tabel (2,975) pada = 5%. Secara parsial harga beli konsumen berpengaruh terhadap jumlah permintaan jeruk manis dapat dilihat pada uji t, dimana t-hitung (4,584) > t-tabel (2,048), secara parsial pendapatan konsumen berpengaruh terhadap jumlah permintaan jeruk manis, dimana t-hitung (7,558) > t-tabel (2,048), dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh terhadap permintaan jeruk manis, dimana t-hitung (1,143) < t-tabel (2,048). Kata Kunci : Jumlah Permintaan, Jumlah Penawaran, Harga, Pendapatan, Biaya Penjualan, Keuntungan,

4 RIWAYAT HIDUP ASMIDAH, dilahirkan di Panyabungan, Mandailing Natal pada tanggal 02 Juli 1991 dari Ayahanda Alm. H.Asrin Siregar dan Ibunda Hj. Jamilah Lubis. Penulis merupakan putri pertama dari 5 bersaudara. Jenjang pendidikan : 1. Tahun 2003 penulis lulus sekolah dasar dari SD Negeri No Pidoli panyabungan, Madina. 2. Tahun 2006 penulis lulus Sekolah Menengah Pertama dari SMP Negeri 1 Panyabungan, Madina. 3. Tahun 2009 penulis lulus Sekolah Menengah Atas dari SMA Negeri 1 Panyabungan Selatan, Madina. 4. Tahun 2009 penulis diterima di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan). 5. Pada bulan Juli 2013 penulis mengikuti praktek kerja lapangan (PKL) di Desa Gunung Para II, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai. 6. Pada bulan April tahun 2013 penulis melakukan penelitian skripsi di pasar tradisional Kota Medan yaitu Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota, Pasar Petisah Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar Medan Deli Kecamatan Medan Barat.

5 KATA PENGANTAR Alhamdulillah Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat iman, islam, ihsan serta kesehatan, sehingga dapat menjalankan syari at_nya dan menjauhi segala bentuk larangan_nya dengan penuh keridhaan. Shalawat berangkaikan salam kepada baginda Rasulullah SAW yang telah menerangi cahaya kehidupan dari alam kejahiliyahan menjadi terang-benderang dengan wahyu Al-Quran dan ilmu pengetahuan. Syukur alhamdulillah, dengan penuh kegigihan dan kesungguhan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Jeruk Manis di Pasar Tradisional Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak DR.Ir.Rahmanta Ginting, M.Si selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik 2. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si selaku anggota komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik 3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara, M.Ec selaku sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah memfasilitasi penulis dalam perkuliahan.

6 4. Ayahanda tercinta Alm. H. Asrin Siregar dan Ibunda tersayang Hj. Jamilah Lubis yang senantiasa memberikan doa, cinta, motivasi, semangat, kasih sayang, dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, dan terus memberikan arahan mengenai arti dan tujuan hidup ini. 5. Seluruh Dosen Program dan staf pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis. 6. Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya pegawai Program Studi Agribisnis yang telah membantu seluruh proses administrasi 7. Teman-teman Program Studi Agribisnis yang sama-sama berjuang dalam meraih gelar S1 khususnya Roma, Ummul, Litna, Kiki, Sri,, uzul, Ari dan teman-teman diluar Program Studi Agribisnis yang membantu penulis untuk mencari data dan mendampingi kelapangan untuk kebutuhan penelitian yaitu Dini Aisyah, Faisal, dan Hidayah. Akhir kata, penulis menyusun skripsi ini tentunya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, penulis mohon maaf sebesar-besarnya, untuk itu kritik dan masukan yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini nantinya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca semua dan semoga Allah senantiasa memberikan rahmat_nya untuk kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin. Medan, Oktober 2013 Penulis

7 DAFTAR ISI ABSTRAK... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Hal i ii iii v vii viii ix BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Landasan Teori Penawaran (Supply) Permintaan (Demand) Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Metode Analisis data Definisi dan Batasan Operasional Definisi Batasan Operasional BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Kota Medan Kependudukan Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Medan Menurut Mata Pencaharian Penggunaan Tanah... 35

8 4.6 Sarana dan Prasarana Karakteristik Pasar (Lokasi Penelitian) di Pasar Tradisional Karakteristik Responden (Konsumen) Karakteristik Responden (Pedagang) BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Jumlah Penawaran Jeruk Manis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jeruk Manis Interpretasi Hasil Penawaran Jeruk Manis Interpretasi Model Penawaran Jeruk Manis Hasil Analisis Jumlah Permintaan Jeruk Manis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jeruk Manis Interpretasi Hasil Permintaan Jeruk Manis Interpretasi Model Permintaan Jeruk Manis BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

9 DAFTAR GAMBAR Gambar Keterangan Hal 1 Kurva Penawaran 9 2 Pergeseran Kurva Penawaran 10 3 Kurva Permintaan 12 4 Pergeseran Kurva Permintaan 13 5 Skema Kerangka Pemikiran 16 6 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas 46 Jumlah Penawaran 7 Histogram Uji Normalitas Jumlah Penawaran 47 8 Scatterplot Uji Normalitas Jumlah Penawaran 48 9 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas 53 Jumlah Permintaan 10 Histogram Uji Normalitas Jumlah Permintaan Scatter Plot Uji Normalitas Jumlah Permintaan 54

10 DAFTAR TABEL Tabel Keterangan Hal 1 Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun, Tahun Produksi Jeruk di Sumatera Utara Tahun Kadar Vitamin dan Zat Mineral Buah Jeruk Tiap 100 gram 7 4 Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah Pedagang 19 di Pasar Tradisional Kota Medan Tahun Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kot Medan Tahun Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat Pendidikan Mata Pencaharian Penduduk di Kota Medan, Tahun Luas dan Penggunaan Tanah di Kota Medan, Tahun Sarana dan Prasarana di Kota Medan, Tahun Hasil Analisis Jumlah Penawaran Nilai Coefficient dan VIF Jumlah Penawaran Hasil Analisis Jumlah Permintaan Coefficient dan VIF Jumlah Permintaan 52

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Keterangan 1 Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun, Tahun Produksi Jeruk di Sumatera Utara Tahun Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah Pedagang di Pasar Tradisional Kota Medan. 4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jeruk Manis. 5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jeruk Manis. 6 Biaya Penjualan Jeruk Manis di Pasar Tradisional Kota Medan. 7 Jumlah Pembelian, Harga Pembelian Pedagang, dan Biaya Pembelian Pedagang 8 Jumlah Penjualan, Harga Penjualan, dan Penerimaan 9 Hasil Analisis Regresi Penawaran Jeruk Manis. 10 Hasil Analisis Regresi Permintaan Jeruk Manis.

12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara dikenal sebagai penghasil komoditas perkebunan dan hortikultura. Salah satu komoditas hortikultura yang dihasilkan Sumatera Utara adalah jeruk. Provinsi penghasil utama komoditas unggulan hortikultura yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan NTT (Departemen Pertanian, 2009). Jeruk manis dengan nama lain citrus aurantium adalah buah yang populer di masyarakat. Kandungan senyawa dalam jeruk manis yang kaya vitamin C, potassium, dan folid acid, dapat berfungsi untuk menghambat sel-sel kanker. Selain kaya serat, buah berwarna kuning ini juga mengandung hesperidin yang mampu menurunkan resiko penyakit jantung, mencegah kolesterol, menurunkan tekanan darah, dan masih banyak manfaat buah jeruk lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam satu buah jeruk manis ukuran sedang terdapat 16 gram karbohidrat yang mengandung 70 kalori. Karbohidrat ini penting sebagai sumber energi tubuh, terutama untuk otak. Nilai serat dalam sebuah jeruk manis setara dengan 12 persen yang dibutuhkan per hari (Anggen, 2012). Kebutuhan terhadap buah-buahan, seperti buah jeruk terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendapatan masyarakat, dan makin tingginya kesadaran masyarakat tentang pentingnya makanan bergizi. Kebutuhan terhadap buah jeruk juga cenderung meningkat dengan adanya

13 kemajuan teknologi dan pengetahuan yang memungkinkan pengolahan buahbuahan lebih beragam. Hal ini berarti membuka peluang yang baik bagi petani dan pengusaha jeruk (Indriani, 1993). Selain dipasarkan dalam bentuk segar, buah jeruk dengan bantuan tekhnologi moderen bisa diolah sedemikian rupa misalnya, minuman segar, sari buah/jus/minuman kotak, syirup, minyak wangi, jelly buah, tepung instan, sabun dan lain-lain (Departemen Pertanian, 2007). Jeruk merupakan komoditas buah yang cukup menguntungkan untuk diusahakan. Jika diusahakan dengan sungguh-sungguh terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan petani, seperti meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, konsumsi buah meningkat, dan dapat menumbuh-kembangkan perekonomian regional serta peningkatan pendapatan nasional. Oleh karena itu pemacuan produksi jeruk dan perbaikan manajemen penjualan sesuai permintaan pasar akan berdampak nyata terhadap kelangsungan hidup banyak masyarakat khususnya yang mencari nafkah dibidang usaha buah jeruk (Departemen Pertanian, 2007) Kenaikan permintaan buah jeruk dapat dilihat dengan meningkatnya konsumsi buah jeruk. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa konsumsi jeruk manis berubah setiap tahunnya, konsumsi jeruk manis Sumatera Utara tahun 2009 sebanyak kg/perkapita/tahun dan tahun 2010 sebanyak kg/kapita/tahun, sehingga konsumsi jeruk tahun mengalami penurunan sekitar 5,8%. Sedangkan tahun 2011 jumlah konsumsi jeruk manis sebanyak

14 kg/kapita/tahun, hal ini mengindikasikan bahwa volume konsumsi jeruk tahun mengalami peningkatan sekitar 2,7%. Tabel 1. Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun (Kg), Tahun No. Komoditi Total Konsumsi Hortikultura Perkapita/Tahun (Kg) Jeruk Manis Rambutan Salak Pepaya Belimbing Semangka Nenas Alpukat Durian Jumlah Sumber : Dinas Pertanian (2012). Kenaikan jumlah penawaran yang dilakukan produsen berhubungan dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap buah jeruk itu sendiri. Selain karena tuntutan permintaan pasar, keuntungan yang diperoleh produsen sangat menentukan semangatnya dalam bekerja untuk lebih meningkatkan penawarannya terhadap buah jeruk. Tabel 2 menunjukkan bahwa produksi jeruk di Medan pada tahun 2009 sebanyak 51,76 ton dan tahun 2010 sebanyak 11,80 ton, sehingga produksi jeruk mengalami penurunan dari tahun sekitar 77,2%, sedangkan pada tahun 2011 produksi jeruk sebanyak 60,5 ton, hal ini mengindikasikan bahwa produksi jeruk dari tahun mengalami peningkatan yang cukup tinggi sekitar 80,5 %.

15 Tabel 2. Produksi Jeruk di Sumatera Utara Tahun No. Kabupaten Produksi (Ton) Produksi (Ton) Produksi (Ton) 1. Medan 51,76 11,80 60,5 1. Langkat 29,45 29,60 20,0 3 D.Serdang 1.312,36 883, Simalungun 14104, , Tanah Karo , , Asahan 53,60 238, Lab. Batu , Tap. Utara , , Tap.Tengah 5.349,44 458, Tap.Selatan 895, , Nias 474,45 66, Dairi , , Teb. Tinggi - 0, Tanj. Balai 0,16 0, Binjai 39,64 29, P. Siantar Tobasa 291,29 569, Madina 4.239, , P.idempuan 237,11 302, Humbahas 1.321, , Pakpak , Barat 22. Samosir 59, S. Bedagai 284,73 248, Sumber : Dinas Pertanian Sumut (2012). Peningkatan konsumsi jeruk manis sebagai permintaan dan peningkatan produksi sebagai penawaran inilah yang mendasari sehingga peneliti merasa tertarik untuk meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran jeruk manis di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana pengaruh faktor harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan terhadap penawaran jeruk manis di pasar tradisonal Kota Medan?

16 2. Bagaimana pengaruh faktor harga beli konsumen, pendapatan konsumen, dan jumlah tanggungan terhadap permintaan jeruk manis di pasar tradisonal Kota Medan? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis pengaruh faktor harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan terhadap penawaran jeruk manis. 2. Untuk menganalisis faktor harga beli konsumen, pendapatan konsumen, dan jumlah tanggungan terhadap permintaan jeruk manis di pasar tradisional Kota Medan. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan informasi bagi konsumen dan pedagang jeruk yang terkait dengan permintaan dan penawaran jeruk. 2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada pemerintah dalam menyusun kebijakan yang terkait dengan komoditi jeruk. 3. Sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Jeruk Menurut Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2006), mengatakan bahwa tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia yaitu Asia Timur dan Tenggara. China merupakan negara yang dipercaya sebagai tempat pertama kalinya jeruk tumbuh. Saat ini tanaman jeruk telah berkembang di seluruh dunia. Bahkan dipercayai juga bahwa tanaman jeruk tumbuh di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu sebagai peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan jeruk keprok dari Amerika dan Italia. Buah jeruk manis berasal dari India Timur Laut, Cina Selatan, Birma Utara, dan Cochin Cina. Yang membudidayakan pertama kali adalah orang Cina bagian Selatan. Jeruk manis dimakan sebagai buah segar atau sebagai pencuci mulut setelah makan. Negara penghasil jeruk manis yaitu Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Brasil, Mexico, Israel, Argentina, Maroko, dan Afrika Selatan (Pracaya, 2003). Masyarakat Indonesia umumnya mengkonsumsi jeruk dalam bentuk segar. Konsumsi buah jeruk dapat dimakan secara langsung maupun diperas terlebih dahulu untuk diambil sarinya. Hal ini karena manfaat yang dapat diperoleh dari buah jeruk, diantaranya :

18 1) Sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi. Tingginya kadar vitamin C pada buah jeruk memungkinkan buah jeruk dikonsumsi sebagai pencegah maupun penyembuh penyakit influenza. Buah jeruk juga mengandung zat fosfor dan zat kapur tinggi yang sangat baik untuk pertumbuhan tulang pada anak-anak. Kadar vitamin dan mineral buah jeruk dari tiap-tiap 100 gram dapat dilihat pada tabel 4. 2) Di beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi dan sabun wangi. 3) Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang mata. Hasrat masyarakat, terutama petani untuk menanam jeruk cukup besar. Hal ini disebabkan karena usahatani jeruk memberi penghasilan yang cukup tinggi dibandingkan dengan tanaman lainnya. Di samping itu permintaan pasar tehadap buah jeruk terus meningkat (Joesoef, 1993). Tabel 3. Kadar Vitamin dan Zat Mineral Buah Jeruk Tiap 100 gram Jenis Jeruk Vit. A (I.U) Vit. B (gamma) Vit. C (mg) Protein (gram) Besi (mg) Kapur (mg) Pospor (mg) Keprok , Manis ,5 0, Nipis ,3 0, Grape fruits ,3 0, Sumber : Departemen Pertanian (2006).

19 Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa kandungan nutrisi seperti Vit. C dan Besi pada jeruk manis lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk keprok yaitu sebesar 50 mgr Vit.C dan 0,3 mgr Besi pada jeruk manis, sedangkan Vit.C pada jeruk keprok sebesar 30 mgr sementara besi tidak terkandung didalamnya, kemudian kandungan kapur atau kalsium, besi, protein dan Vit. A jeruk manis lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk nipis dan jeruk grape sebesar 40 mgr kapur 0,3 mgr besi 0,5 grm protein dan 200 grm Vit. A pada jeruk manis. 2.2 Landasan Teori Penawaran (Supply) Hukum penawaran menjelaskan hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah penawaran barang tersebut. Makin tinggi harga barang, makin banyak jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh para penjual, dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual, dengan anggapan faktor-faktor lain tidak berubah (Daniel, 2002). Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya apabila harganya tinggi dan bagaimana pula keinginannya ketika harganya rendah (Sukirno, 2003).

20 Adapun bentuk kurva penawaran adalah sebagai berikut : P P 2 B S A P 1 Q Q 1 Q 2 Gambar 1. Kurva Penawaran Dimana: P Q S : Harga : Jumlah barang yang diminta : Penawaran A : Merupakan Penawaran yang terbentuk dari pertemuan P 1 dan Q 1 B : Merupakan Penawaran yang terbentuk dari pertemuan P 2 dan Q 2 Kurva penawaran menanjak ke atas, yang menggambarkan bahwa jumlah yang ditawarkan naik dengan kenaikan harga. Penawaran (Supply) menunjukkan seluruh hubungan antara jumlah suatu komoditi yang ditawarkan dan harga komoditi tersebut, dimana variabel-variabel lain dianggap tetap. Suatu titik pada kurva penawaran menggambarkan jumlah yang ditawarkan (the quantity supplied) pada harga tersebut (Kadariah, 1994).

21 Pergeseran kurva penawaran dapat dilihat pada gambar dibawah ini : P P 2 S B S 1 P 1 A Q 1 Q 2 Q Gambar 2. Pergeseran Kurva Penawaran. Pergeseran kurva penawaran dari kurva S ke S 1 disebut dengan pergeseran kurva penawaran, menunjukkan adanya pertambahan dalam jumlah suatu barang yang ditawarkan. Menurut (Rahardja dan Mandala, 2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran yaitu : 1. Harga beli pedagang Untuk mengembangkan teori tentang penentuan harga suatu komoditi, perlu dipelajari hubungan antara jumlah yang ditawarkan (the quantity supplied) dari setiap komoditi dan harga komoditi tersebut. Suatu teori ekonomi dasar menjelaskan bahwa makin tinggi harga suatu komoditi, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan. Sebabnya ialah karena keuntungan yang dapat diperoleh dari produksi suatu komoditi akan naik jika harga tersebut naik, demikian juga sebaliknya, sedangkan input yang dipakainya tetap.

22 2. Biaya penjualan Biaya penjualan merupakan biaya yang dikeluarkan produsen untuk menghasilkan ouput barang dan jasa. Apabila variabel-variabel lain dianggap tetap, maka makin tinggi biaya produksi yang dipakai dalam produksi suatu komoditi, makin kecil keuntungan yang diperoleh dari produksi komoditi tersebut. Kenaikan dalam biaya penjualan akan menggeser kurva penawaran ke kiri, yang menunjukkan bahwa semakin sedikit jumlah yang ditawarkan pada setiap harga tertentu. Penurunan dalam biaya akan menggeser kurva penawaran ke kanan 3. Keuntungan Produsen dianggap selalu bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan. Artinya bahwa produsen selalu memilih tingkat output yang dapat memberikan keuntungan maksimum. Keuntungan diperoleh dari total penerimaan dikurangi total biaya yang dikeluarkan oleh produsen Permintaan (demand) Menurut Daniel (2002), permintaan (Demand) adalah jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada suatu pasar. Sementara pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara produsen dan konsumen atas barang barang ekonomi. Sebagian ahli mengatakan bahwa pengertian permintaan adalah jumlah barang yang sanggup dibeli oleh para pembeli pada suatu tempat dan waktu tertentu dengan harga yang berlaku pada saat itu. Menurut Sudarsono (1990), Tenaga beli seseorang tergantung atas dua unsur pokok yaitu pendapatan yang dibelanjakan dan harga barang yang dikehendaki. Apabila jumlah pendapatan yang dibelanjakan oleh seseorang berubah maka

23 jumlah barang yang diminta juga akan berubah demikian juga halnya harga barang yang dikehendaki juga dapat berubah. Secara matematis pengaruh perubahan harga dan pendapatan terhadap jumlah yang diminta dapat diketahui secara serentak. Menurut Sukirno (2003), Hukum Permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan: Semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Adapun bentuk kurva permintaan adalah sebagai berikut : P P 2 B P 1 A D Q 2 Q 1 Q Gambar 3. Kurva Permintaan Dimana: P Q D : Harga : Jumlah barang yang diminta : Permintaan A : Merupakan Permintaan yang terbentuk dari pertemuan P 1 dan Q 1 B : Merupakan Permintaan yang terbentuk dari pertemuan P 2 dan Q 2

24 Menurut Hanafie (2010), kurva permintaan bergerak turun dari kiri atas ke kanan bawah (menurut kebiasaan internasional, harga diukur pada sumbu tegak P dan jumlah diukur pada sumbu horizontal Q). Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan berbagai jumlah barang yang mau dibeli oleh sekian banyak konsumen pada masyarakat dengan harga tertentu. Menurut Kadariah (1994), Kurva permintaan menggambarkan hubungan antara jumlah yang diminta dan harga, dimana semua variabel lainnya dianggap tetap (ceteris paribus), kurva ini memiliki slope negatif, yang menunjukkan bahwa jumlah yang diminta (the quantity demanded) naik dengan turunnya harga. P P 1 B P 2 A D 1 D Q Q Q 2 Gambar 4. Pergeseran Kurva Permintaan Pergeseran kurva permintaan ke kanan dari kurva D bergeser ke D 1 menunjukkan bahwa adanya pertambahan dalam permintaan suatu barang yang dapat disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor diluar harga barang itu sendiri misalnya: pendapatan, jumlah penduduk, selera, dan lain-lain (Nuraini, 2006). Menurut Pracoyo (2006), ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu: 1. Harga barang itu sendiri

25 Naik turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap jumlah barang yang diminta. Kuantitas akan menurun ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat dikatakan kuantitas yang diminta berhubungan negatif (negatively related) dengan harga. Sesuai dengan hukum permintaan hubungan antara harga barang dan jumlah yang diminta adalah negatif. Bila harga naik maka permintaan turun dan sebaliknya bila harga turun permintaan akan naik dengan asumsi ceteris paribus. Dengan demikian perubahan harga terhadap permintaan mempunyai arah yang berkebalikan. 2. Pendapatan Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi/rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Jika permintaan terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan berkurang, maka barang tersebut dinamakan barang normal (normal goods). Hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif. Bila pendapatan seseorang/masyarakat meningkat maka akan meningkatkan permintaan terhadap suatu barang. 3. Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap suatu barang. Semakin banyak tanggungan, maka jumlah permintaan akan semakin meningkat. Hal ini berkaitan dengan usaha untuk memenuhi kecukupan kebutuhan setiap individu yang ada di suatu tempat.

26 2.3 Kerangka Pemikiran Pedagang jeruk manis melakukan penawaran di pasar tradisional. Penawaran yang dilakukan oleh pedagang dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya produksi penjualan, dan keuntungan. Faktor-faktor ini juga akan dilihat apakah memang berpengaruh terhadap penawaran jeruk manis. Jeruk manis sangat disukai oleh konsumen pada saat ini baik dalam bentuk buah segar maupun diolah seperti sari buah/jus, syirup, minyak wangi, jelly buah, tepung instan, sabun dan lain-lain. Konsumen jeruk manis adalah mereka yang melakukan kegiatan pembelian (mengkonsumsi) jeruk manis untuk memenuhi kebutuhannya. Adapun yang mempengaruhi permintaan jeruk manis adalah harga beli konsumen, pendapatan rata-rata per bulan, dan jumlah tanggungan. Untuk itu maka faktorfaktor ini perlu diteliti apakah memang benar berpengaruh terhadap permintaan jeruk manis.

27 Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut : Pedagang Jeruk Manis Faktor faktor yang mempengaruhi : 1. Harga beli pedagang 2. Biaya Penjualan 3. Keuntungan Penawaran Jeruk Manis Pasar Faktor-faktor yang mempengaruhi : 1. Harga beli konsumen 2. Pendapatan rata-rata/bln 3. Jumlah tanggungan Permintaan Jeruk Manis Konsumen Jeruk Manis Gambar 5. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan : : menyatakan hubungan : menyatakan pengaruh

28 2.4 Hipotesis Penelitian 1. Harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran jeruk manis. 2. Harga beli konsumen, pendapatan rata-rata konsumen, dan jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan jeruk manis.

29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penetuan Daerah Penelitian Daerah penelitian permintaan dan penawaran jeruk manis yaitu di Kota Medan, dengan pertimbangan daerah ini merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara, kota yang penduduknya terbanyak di Sumatera Utara yaitu sekitar jiwa dan merupakan pusat perdagangan. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dibeberapa pasar tradisional yang ada di Kota Medan. Pasar tradisional yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah Pusat Pasar yang berada di Kecamatan Medan Kota, Pasar Petisah di Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar Medan Deli di Kecamatan Medan Barat. Alasan memilih lokasi penelitian karena ketiga pasar tersebut mempunyai luas lahan pasar (m 2 ) yang terluas diantara semua pasar tradisional serta memiliki jumlah pedagang terbanyak diantara semua pedagang yang berada di pasar tradisional Kota Medan. Berdasarkan data dari PD Pasar Kota Medan bahwa Pusat Pasar yang berada di Kecamatan Medan Kota memiliki luas lahan sekitar ,00 m 2 dan jumlah pedagang sebanyak pedagang, Pasar Petisah di Kecamatan Medan Petisah memiliki luas lahan sekitar ,00 m 2 dan jumlah pedagang sebanyak pedagang, serta Pasar Medan Deli di Kecamatan Medan Barat memiliki luas lahan sekitar 8.500,00 m 2 dan jumlah pedagang sebanyak pedagang di Kota Medan.

30 Tabel 4. Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah Pedagang di Pasar Tradisional Kota Medan. No Nama Pasar Kecamatan Luas Lahan Pasar (m 2 ) Jumlah Pedagang 1. Pusat Pasar Medan Kota , Halat Medan Barat 5.851, Bakti Medan Area 3.863, Sukarame Medan Area Kebakaran tanggal Okrober Titi Kuning Medan Johor 5.519, Kemiri Medan Kota 1.030, Kampung Baru Medan Maimun 360, Timah Medan Area 2.022, Sambu Medan Timur 3.456, Sambas Medan Kota 2.258, Petisah Medan Petisah , Sei Sikambing Medan Helvetia 6.166, Muara Takus Medan Polonia 3.950, Desa Lalang Medan Sunggal 5.358, Sunggal Medan Baru 943, Padang Bulan Medan Tuntungan 2.756, Simalingkar Medan Johor 7.370, Kwala Bekala Medan Helvetia 5.975, Helvetia Medan Tembung 5.630, Aksara Medan Petisah 3.435, Khandak Medan Perjuangan 1.210, Sentosa Baru Medan Barat 1.628, Glugur Medan Timur 3.171, Pendidikan Medan Barat 2.013, Medan Deli Medan Barat 8.500, Martubung Medan Labuhan 5.000, Titi Papan Medan Labuhan 3.986, Labuhan Medan Labuhan 3.666, Paus Medan Belawan 2.215, Jawa Medan Belawan 2.707, Kapuas Medan Belawan 1.965, Pisang Medan Belawan 1.251, Sumber: Direksi PD.Pasar Kota Medan (2010). 3.2 Metode Penentuan Sampel. Metode penentuan sampel dilakukan dengan metode Accidental (penelusuran). Pengambilan responden melalui metode ini adalah konsumen yang sedang membeli jeruk manis dan penjual yang sedang menjual jeruk manis yang dijumpai

31 di daerah penelitian untuk meminta pendapat mereka mengenai hal yang dibutuhkan untuk kelancaran penelitian ini. Dari seluruh populasi penduduk Kota Medan diambil 60 sampel yaitu 30 sampel pembeli jeruk manis dan 30 sampel penjual jeruk manis. Berdasarkan teori penarikan contoh sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 30 sampel karena bagaimanapun bentuk populasi teori penarikan sampel menjamin akan diperolehnya hasil yang memuaskan dan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik, ukuran sampel paling minimum 30 (Walpole, 1992). 3.3 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di pasar tradisional serta wawancara kepada konsumen dan pedagang dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait seperti Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik (BPS), Direksi PD Pasar, dan dari literatur serta sumber pendukung lainnya. 3.4 Metode Analisis Data Setelah data dikumpulkan dan ditabulasi, selanjutnya dianalisis sesuai dengan hipotesa yang akan diuji. 1). Hipotesis 1 diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah harga beli pedagang, biaya penjualan, dan jumlah pedagang dengan menggunakan rumus : Y = a+ b1x1 + b2x2 + b3x3 + µ

32 Keterangan : Y = Jumlah penawaran jeruk manis (Kg/bln) a = Koefisien intersep (konstanta), yaitu nilai Y jika X 1, X 2, dan X 3 = 0 b 1, b 2, b 3 = Koefisen Regresi, yaitu nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan pada variabel bebas X 1, X 2, dan X 3 ) X 1 = Harga beli pedagang (Rp/kg/bln) X2 = Biaya penjualan (Rp/bln) X3 = Keuntungan (Rp/kg/bln) µ = Kesalahan pengganggu Pengambilan keputusan : Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit) Koefisien Determinasi (Goodness of Fit), yang dinotasikan dengan R 2, merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data yang sesungguhnya. Nilai Koefisien Determinasi (R 2 ) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai Koefisien Determinasi sama dengan 0 (R 2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R 2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan demikian baik atau

33 buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai nilai antar nol dan satu. Uji F (Uji Simultan) Uji F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas (independent variable) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran jeruk manis sebagai variabel terikat (dependent variable). Hipotesis yang diajukan adalah: H 0 : Variabel bebas secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat. H 1 : Variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, yaitu dengan kriteria: - Jika F hitung F tabel, maka H 0 ditolak ; H 1 diterima - Jika F hitung < F tabel, maka H 0 diterima ; H 1 ditolak Uji t (Uji Parsial) Uji t digunakan untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh variabel bebas (independent variable) secara individu terhadap penawaram jeruk manis sebagai variabel terikat (dependent variable). Hipotesis yang diajukan adalah: H 0 : Variabel bebas secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. H 1 : variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai T hitung dengan T tabel, yaitu dengan kriteria:

34 - Jika t hitung t tabel, maka H 0 ditolak ; H 1 diterima - Jika, t hitung < t tabel, maka H 0 diterima ; H 1 ditolak Uji Asumsi Klasik. Penggunaan kriteria ini dalam pengujian hipotesis adalah untuk memutuskan sejauh mana model estimasi mempunyai sifat- sifat yang tidak biasa, efisien, dan konsisten. Sifat- sifat ini akan terpenuhi apabila model estimasi memenuhi asumsi- asumsi yang diisyaratkan dalam model regresi linier klasik, dimana antara lain tidak ada gejala multikolineritas, heteroskedastisitas, dan normalitas. - Multikolinearitas Multikolinearitas adalah keadaan di mana ada hubungan linear secara sempurna atau mendekati sempurna antara variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari masalah Multikolinearitas. Konsekuensi adanya Multikolinearitas adalah koefisien korelasi tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga. Variabel yang menyebabkan Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau VIF yang lebih besar dari 10 (Priyatno, 2011). - Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi Heteroskedastisitas. Pengambilan keputusannya adalah: Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka terjadi Heteroskedastisitas.

35 Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dari output regresi (pada Chart) titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titi-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas dalam model regresi (Priyatno, 2011). - Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisis telah mewakili populasi atau belum. Dengan diketahuinya kenormalan distribusi akan dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Pada penelitian dimana data yang tersedia memiliki distribusi normal, akan mampu menghasilkan persamaan regresi yang dapat menjelaskan variabel terikat secara lebih tepat. Model regresi baik jika memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satu caranya adalah dengan melihat grafik histogram. Jika variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri dan menceng ke kanan (Helmi dan Muslich, 2011). 2). Hipotesis 2 diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah harga beli konsumen, pendapatan rata-rata/bln, dan jumlah tanggungan dengan menggunakan rumus: Y = a+ b1x1 + b2x2 + b3x3 + µ.

36 Keterangan: Y = Jumlah permintaan jeruk manis (Kg/bln) a = Koefisien intersep (konstanta), yaitu nilai Y jika X 1, X 2, dan X 3 = 0 b 1, b 2, b 3 = Koefisen Regresi, yaitu nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan pada variabel bebas X 1, X 2, dan X 3 ) X 1 = Harga beli konsumen (Rp/kg/bln) X2 = Pendapatan rata-rata (Rp/bln) X3 = Jumlah tanggungan (Jiwa) µ = KesalahaPengambilan keputusan : Uji F (Uji Simultan) Uji F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas (independent variable) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan jeruk manis sebagai variabel terikat (dependent variable). Hipotesis yang diajukan adalah: H 0 : Variabel bebas secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat. H 1 : Variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, yaitu dengan kriteria: - Jika F hitung F tabel, maka H 0 ditolak ; H 1 diterima - Jika F hitung < F tabel, maka H 0 diterima ; H 1 ditolak

37 Uji t (Uji Parsial) Uji t digunakan untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh variabel bebas (independent variable) secara individu terhadap permintaan jeruk manis sebagai variabel terikat (dependent variable). Hipotesis yang diajukan adalah: H 0 : Variabel bebas secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. H 1 : Variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, yaitu dengan kriteria: - Jika t hitung t tabel, maka H 0 ditolak ; H 1 diterima - Jika, t hitung < t tabel, maka H 0 diterima ; H 1 ditolak Uji Asumsi Klasik. Penggunaan kriteria ini dalam pengujian hipotesis adalah untuk memutuskan sejauh mana model estimasi mempunyai sifat- sifat yang tidak biasa, efisien, dan konsisten. Sifat- sifat ini akan terpenuhi apabila model estimasi memenuhi asumsi- asumsi yang diisyaratkan dalam model regresi linier klasik, dimana antara lain tidak ada gejala multikolineritas, heteroskedastisitas, dan normalitas. - Multikolinearitas Multikolinearitas adalah keadaan di mana ada hubungan linear secara sempurna atau mendekati sempurna antara variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari masalah Multikolinearitas. Konsekuensi adanya Multikolinearitas adalah koefisien korelasi tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga.

38 Variabel yang menyebabkan Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau VIF yang lebih besar dari 10 (Priyatno, 2011). - Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi Heteroskedastisitas. Pengambilan keputusannya adalah: Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka terjadi Heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dari output regresi (pada Chart) titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titi-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas dalam model regresi (Priyatno, 2011). - Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisis telah mewakili populasi atau belum. Dengan diketahuinya kenormalan distribusi akan dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Pada penelitian dimana data yang tersedia memiliki distribusi normal, akan mampu menghasilkan persamaan regresi yang dapat menjelaskan variabel terikat secara lebih tepat. Model regresi baik jika memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satu caranya adalah

39 dengan melihat grafik histogram. Jika variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri dan menceng ke kanan (Helmi dan Muslich, 2011). 3.5 Defenisi dan Batasan Operasional Untuk menghindari dari kesalah pahaman dan kekeliruan dalam proses penelitian, maka penulis membuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut : Defenisi 1. Pedagang jeruk manis adalah pedagang yang menjual jeruk manis di pasar tradisional kota Medan yang telah ditentukan tempatnya. 2. Penawaran jeruk manis adalah banyaknya jumlah jeruk manis yang ditawarkan oleh pedagang kepada konsumen pada waktu tertentu. 3. Harga beli pedagang jeruk manis adalah harga yang dibeli pedagang jeruk manis kepada petani ataupun kepada penjual grosir jeruk manis. 4. Biaya penjualan jeruk manis adalah biaya yang dikeluarkan dalam penjualan jeruk manis. 5. Keuntungan adalah laba yang diperoleh oleh pedagang jeruk manis. 6. Konsumen jeruk manis adalah konsumen yang tujuannya mengkonsumsi jeruk manis dengan kriteria ibu rumahtangga/kepala rumahtangga di pasar tradisonal Kota Medan yang telah ditentukan tempatnya. 6. Permintaan jeruk manis adalah jumlah jeruk manis yang dibeli konsumen dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.

40 7. Harga beli konsumen adalah harga yang harus dibayar oleh konsumen yang sudah ditetapkan oleh pedagang jeruk manis. 8. Pendapatan konsumen adalah penghasilan konsumen rata-rata per bulan. 9. Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan konsumen untuk dibiayai kebutuhan hidupnya. 10.Pasar adalah tempat pedagang dan pembeli melakukan transaksi jual beli Batasan Operasional 1. Penelitian diadakan di beberapa pasar tradisional yang menjual jeruk manis di Kota Medan, Sumatera Utara dari bulan April s/d bulan Mei Responden penelitian adalah konsumen yang membeli jeruk manis di pasar tradisional yang telah ditentukan menjadi tempat penelitian. 3. Responden penelitian adalah penjual yang menjual jeruk manis di pasar tradisional yang telah ditentukan menjadi tempat penelitian.

41 BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Medan Kota Medan merupakan Ibukota dari Provinsi Sumatera Utara. Secara goegrafis Kota Medan terletak pada posisi 3 o.27-3 o.47 Lintang Utara dan 98 o o.44 Bujur Timur dengan ketinggian 2,5 37,5 meter diatas permukaan laut. Kota Medan merupakan salah satu dari 30 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah 265,10 km 2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara, yang terdiri dari 21 kecamatan, dan 151 kelurahan. Kota Medan berbatasan dengan: Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia pada tahun 2011 berkisar 22,49 o C- 23,97 o C dan suhu maksimum berkisar antara 32,15 o C- 34,21 o C serta menurut Stasiun Sampali suhu minimummnya berkisar antara 22,50 o C- 24,10 o C dan suhu maksimum berkisar antara 31,40 o C- 33,30 o C. Kelembapan udara di wilayah Kota Medan rata-rata 76-81%, kecepatan angin rata-rata sebesar 1,75 m/sec sedangkan laju penguapan tiap bulannya 81,74 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2011 per bulan 21,50 hari dengan rata-

42 rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 216,33 mm dan pada Stasiun polonia per bulannya 18,75 mm Kependudukan Penduduk kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur agama, suku, etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka. Pada tahun 2011, penduduk Kota Medan berjumlah jiwa, dan tahun 2010 berjumlah jiwa. Dibanding hasil sensus penduduk tahun 2010, terjadi pertambahan penduduk dari tahun sebesar jiwa (0,94%). Kota Medan memiliki rumah tangga (RT) yang tersebar di setiap kecamatan. Kota Medan memiliki luas wilayah mencapai 265,10 km 2, kepadatan penduduk mencapai jiwa/km 2. Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2011 sebesar jiwa yang terdiri dari jiwa laki-laki (51,63%) dan jiwa perempuan (48,37%). Dari data tersebut dapat di lihat bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk perempuan. Usia non produktif (0-14 tahun) yang terdiri dari bayi balita, anak-anak dan remaja berjumlah jiwa (28,10%). Jumlah usia produktif (15-54 tahun) yaitu orang dewasa sebesar jiwa (62,24%). Dan jumlah manula ( 55tahun) sebesar jiwa (9,66%).

43 Tabel 5. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan Tahun Umur (Tahun) Laki-Laki Perempuan Jumlah (Jiwa) Jiwa Persentase (%) Jiwa Persentase (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , > , , Total Sumber : BPS, Medan Dalam Angka (2012). 4.3 Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamatan SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas tingkat pendidikan penduduk Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 SD ,37 2 SLTP ,63 3 SLTA ,90 4 Perguruan Tinggi Negeri ,10 Total Sumber: BPS, Medan dalam angka (2012).

44 Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Kota Medan paling besar berada pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebesar jiwa (46,37%), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yaitu sebesar orang (21,90%), Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) yaitu sebesar orang (19,63%), dan Peguruan Tinggi Negeri berjumlah orang (12,10%). 4.4 Penduduk Menurut Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk Kota Medan bermacam jenisnya yaitu pegawai negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, tenaga pengajar, tenaga kesehatan, dan masih banyak lagi yang lain jenis dan macam pekerjaannya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Mata Pencaharian Penduduk di Kota Medan Tahun 2011 No Mata pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 Pegawai Negeri ,82 2 Pegawai Swasta ,91 3 TNI/POLRI ,60 4 Tenaga Pengajar ,40 5 Tenaga Kesehatan ,82 6 Lain-lain ,45 Total Sumber: BPS, Medan dalam angka (2012). Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan penduduk yang terbesar adalah selain mata pencaharian dari pegawai negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, tenaga pengajar, dan tenaga kesehatan yaitu sebesar jiwa (75,45%). Kemudian sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar orang (11,4%), pegawai negeri sebesar orang (4,82%), pegawai swasta orang (3,93%),

45 TNI/POLRI Sebesar orang (3,61%), dan tenaga kesehatan sebesar orang (0,83%). 4.5 Penggunaan Tanah Tabel 8. Luas dan Penggunaan Tanah di Kota Medan Tahun 2011 No Uraian Jumlah Persentase (%) 1 Pemukiman 9.623,13 36,30 2 Perkebunan 821,81 3,10 3 Lahan Jasa 503,69 1,90 4 Sawah 1.617,11 6,10 5 Perusahaan 1.113,42 4,20 6 Kebun Campuran ,01 45,10 7 Industri 397,65 1,50 8 Hutan Rawa 477,18 1,80 Total , Sumber: BPS, Medan Dalam Angka (2012). Tabel 8 menunjukkan bahwa penggunaan lahan yang luas adalah kebun campuran yaitu sebesar ,01 ha (45,1%), pemukiman sebesar 9.623,13 ha(36,30%), sawah 1.617,11 ha (6,10%), perusahaan 1.113,42 ha (4,20%), perkebunan 821,81 (3,10%), lahan jasa 503,69 ha (1,90%), hutan rawa 477,18 ha (1,80%), dan industri sebesar 397,65 ha (1,50%). 4.6 Sarana dan Prasarana. Sarana pendidikan di kota Medan sangat lengkap. Pada Tabel 10 menunjukkan sarana pendidikan di Kota Medan mulai dari Play Group, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar berjumlah 816 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama berjumlah 348 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Atas berjumlah 344 unit, hingga ke Perguruan Tinggi berjumlah 33 unit dengan berbagai tingkat strata. Status sekolah pun beragam mulai dari negeri, swasta maupun sekolah luar negeri yang tersebar di setiap sudut dan pelosok Kota Medan dengan kwalitas yang beragam. Sarana

46 Kesehatan sangat di perlukan oleh penduduk kota besar seperti Kota Medan yang berpenduduk besar. Sarana kesehatan yang ada yaitu puskesmas 39 unit, pustu 41 unit, BPU 357 unit, rumah bersalin 175 unit, dan rumah sakit 75 unit. Sarana peribadatan juga sangat di perlukan oleh penduduk Kota Medan yang besar dan beragam, dapat saling menerima diantara perbedaan yang ada sehingga tetap saling menghormati, sarana peribadatan yang ada yaitu Masjid 1041 unit, Musholla 699 unit, Gereja 751 unit, Kuil 34 unit, Wihara 22 unit, dan Klenteng 23 unit. Sarana transportasi sangat lengkap di dalam kota, angkutan kota sangat banyak ke segala penjuru Kota Medan. Jalan yang dalam kondisi baik sepanjang 3.154,3 km, jalan dalam kondisi sedang 15,8 km, jalan dalam kondisi rusak 20,1 km, dan jalan dalam kondisi rusak berat 1,4 km. Pasar tradisional maupun pasar modern banyak sekali terdapat di Kota Medan. Masyarakat dengan mudah memilih ingin berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern. Ada 32 unit pasar tradisional dan 64 unit pasar modern pada tahun 2012 yang tersebar di setiap kecamatan dengan keunggulan dan kelengkapan masing-masing pasar yang berbeda-beda. Pasar tradisional umumnya buka pada pagi hingga siang atau sore hari, sedangkan pasar modern buka pada pagi hingga malam hari. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel pasar tradisional adalah Pusat Pasar, Pasar Petisah, dan Pasar Medan Deli. Sarana dan prasarana di Kota Medan saat ini sudah baik. Jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan, kesehatan, pasar, dan lainnya yang sudah cukup memadai.

47 Tabel 9. Sarana dan Prasarana di Kota Medan Tahun 2011 No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit) 1. Sekolah a. SD 816 b. SLTP 348 c. SLTA 344 d. Perguruan Tinggi Kesehatan 3. Tempat Peribadatan a. Puskesman 39 b. Pustu 41 c. BPU 357 d.rumah Bersalin 175 e. Rumah Sakit 75 a. Masjid b. Musholla 699 c. Gereja 751 d. Kuil 34 e. Wihara f. Klenteng Sarana Jalan a. Jalan Baik 3.154,3 km b. Jalan Sedang 15,8 km c. Jalan Rusak 20,1 km d. Jalan Rusak Berat 1,3 km 5. Pasar a. Pasar Tradisional 32 b. Pasar Modern 64 Sumber: BPS, Medan Dalam Angka (2012) 4.7 Karakteristik Pasar (Lokasi Penelitian) di Pasar Tradisional Dalam penelitian ini, penulis meneliti pasar tradisional sebanyak 3(tiga) pasar antara lain (Pusat Pasar, Pasar Petisah, dan Pasar Medan Deli). Ketiga pasar menjual barang-barang yang beraneka ragam, diantaranya kebutuhan pokok (buah-buhanan, sayur-sayuran, ikan, dan lain-lain). Luas lahan pasar tradisional tempat penelitian seperti Pusat Pasar sekitar ±41.091,00 m 2 dengan jumlah pedagang keseluruhan pedagang, Pasar Petisah sekitar ± ,00 m 2

48 dengan jumlah pedagang keseluruhan pedagang, dan Pasar Medan Deli sekitar ± 8.500,00 m 2 dengan jumlah pedagang keseluruhan pedagang Karakteristik Sampel (Pedagang). Sampel dalam penelitian ini adalah pedagang yang menjual jeruk manis di pasar tradisional Kota Medan yang telah ditentukan tempatnya. Jumlah seluruh pedagang sampel yang diteliti oleh peneliti berjumlah 30 orang penjual. Jumlah pedagang sampel di Pusat Pasar sebanyak 13 pedagang, Pasar Petisah sebanyak 10 pedagang, dan Pasar Medan Deli sebanyak 7 pedagang. Karakteristik pedagang yang dimaksud meliputi harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan. 1. Harga Beli Pedagang. Harga beli pedagang merupakan modal yang digunakan untuk menjual barang/jasa dengan harapan memperoleh keuntungan yang tinggi. Pedagang cenderung mencari harga beli jeruk yang cukup murah dengan kualitas cukup baik untuk meminimalisasi biaya dan memaksimumkan keuntungan. 2. Biaya Penjualan. Biaya penjualan merupakan biaya yang dikeluarkan pedagang untuk menghasilkan barang dan jasa. Jika biaya produksi yang dikeluarkan pedagang cukup tinggi maka pada umumnya jumlah penawaran akan berkurang. Biaya produksi penjualan responden pedagang jeruk manis dalam penelitian ini sangat bervariasi. 3. Keuntungan.

49 Keuntungan merupakan laba yang diperoleh pedagang dalam penjualan barang dan jasa. Jika keuntungna yang diperoleh pedagang cukup tinggi maka pada umumnya jumlah penawaran juga cukup tinggi. Keuntungan responden pedagang jeruk manis dalam penelitian ini sangat bervariasi Karakteristik Sampel (Konsumen). Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen jeruk manis yang tujuannya mengkonsumsi jeruk manis untuk keluarga dengan kriteria ibu rumahtangga/ kepala rumahtangga yang membeli jeruk manis di pasar tradisonal Kota Medan yang telah ditentukan tempatnya yaitu atas dasar luas lahan dan jumlah pedagang keseluruhan terbanyak di Kota Medan. Jumlah seluruh responden sampel yang diteliti oleh peneliti berjumlah 30 orang pembeli. Jumlah responden sampel di Pusat Pasar sebanyak 13 pembeli, Pasar Petisah sebanyak 10 pembeli, dan Pasar Medan Deli sebanyak 7 pembeli. Karakteristik konsumen yang dimaksud yaitu yang terdiri dari harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan. 1. Harga Beli Konsumen. Konsumen sangat teliti dalam membeli suatu barang/jasa, sehingga harga beli konsumen sangat mempengaruhi jumlah permintaannya. Harga yang lebih mahal dari biasanya mengakibatkan volume pembelian konsumen terhadap jeruk manis berkurang, dan begitu juga sebaliknya jika harga lebih murah dari biasanya maka volume pembelian jeruk manis meningkat.

50 2. Pendapatan rata-rata/bln Daya beli masyarakat dapat dilihat melalui pendapatannya, jika pendapatan yang diperolehnya cukup tinggi, maka pada umumnya daya beli masyarakat juga tinggi. Pendapatan responden konsumen jeruk manis dalam penelitian ini sangat bervariasi. 3. Jumlah Tanggungan Dalam membeli dan mengkonsumsi jeruk manis, responden juga sangat dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama-sama dengan dia, karena itu jumlah tanggungan dapat pula mempengaruhi jumlah konsumsi dalam suatu keluarga.

51 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Analisis Jumlah Penawaran Jeruk Manis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jeruk Manis Semua analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Uji regresi linier berganda dilakukan untuk menganalisis apakah variabel terikat berpengaruh atau tidak terhadap variabel bebas. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jeruk manis yaitu dengan variabel terikat jumlah penawaran jeruk manis (Y) dan variabel bebas yaitu harga beli pedagang (X 1 ), biaya penjualan (X 2 ), dan keuntungan (X 3 ). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di beberapa pasar tradisional Kota Medan Provinsi Sumatera Utara diperoleh : 1. Harga Beli Pedagang (X 1 ). Harga beli jeruk manis yang dibeli oleh pedagang bervariasi. Dari data yang diperoleh bahwa harga rata-rata jeruk manis yang dibeli pedagang adalah sebesar Rp /kg, harga beli pedagang tertinggi sebesar Rp /kg, dan harga beli pedagang terendah sebesar Rp /kg. 2. Biaya Penjualan (X 2 ) Biaya penjualan rata-rata jeruk manis adalah sebesar Rp /bulan, biaya penjualan pedagang tertinggi sebesar Rp /bulan, dan biaya penjualan pedagang terendah sebesar Rp /bulan.

52 3. Keuntungan (X 3 ) Keuntungan jeruk manis bervariasi. Dari data yang diperoleh bahwa keuntungan rata-rata jeruk manis adalah sebesar Rp /bulan, keuntungan pedagang tertinggi sebesar Rp /bulan, dan keuntungan pedagang terendah sebesar Rp /bulan Interpretasi Hasil Penawaran Jeruk Manis. Tabel 10. Hasil Analisis Penawaran Jeruk Manis. Variabel Koefisien t-hitung Signifikan Regresi Constanta X 1 = Harga Beli X 2 =Biaya Penjualan X 3 = Keuntungan R-Square= 0,854 F-Hitung= 50,629 F-tabel (0,05)= 2,975 t-tabel(0,05)= 2,048 Sumber: Lampiran 9. Adapun persamaan yang diperoleh dari hasil analisis adalah: Y= 3644,069 0,227 X 1 + 0,001 X 2 + 0,001 X 3. Keterangan: Y= Jumlah Penawaran Jeruk Manis (Kg/bulan) X 1 = Harga Beli Pedagang(Rp/kg/bulan) X2= Biaya Penjualan (Rp/bulan) X3= Keuntungan (Rp/bulan

53 5.1.3 Interpretasi Model Penawaran Jeruk Manis Dari tabel 10 dapat diinterpretasikan pengaruh variabel harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan terhadap jumlah penawaran jeruk manis di pasar tradisional Kota Medan sebagai berikut: 1. Harga Beli Pedagang (X 1 ). Harga Beli Pedagang (X 1 ) memiliki pengaruh yang negatif terhadap jumlah penawaran jeruk manis dengan koefisien sebesar -0,227. Hal ini berarti bahwa kenaikan harga beli pedagang sebesar Rp ,- maka akan menurunkan jumlah penawaran jeruk manis sebesar 0,227kg. 2. Biaya Penjualan (X 2 ). Biaya Penjualan (X 2 ) memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah penawaran jeruk manis dengan koefisien sebesar 0,001. Hal ini berarti bahwa kenaikan biaya penjualan sebesar Rp ,- maka akan menaikkan jumlah penawaran jeruk manis sebesar 0,001 kg. 3. Keuntungan (X 3 ). Keuntungan (X 3 ) memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah penawaran jeruk manis dengan koefisien sebesar 0,001. Hal ini berarti bahwa kenaikan keuntungan sebesar Rp ,- maka akan menaikkan jumlah penawaran jeruk manis sebesar 0,001 kg. Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit). Setelah dilakukan analisis terhadap model regresi linier berganda tersebut, maka diperoleh hasil R 2 sebesar 0,854 yang artinya 85,4% variasi variabel jumlah penawaran jeruk manis telah dapat dijelaskan oleh variabel harga beli pedagang,

54 biaya penjualan, dan keuntungan. Sisanya sebesar 14,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Uji F (Uji Simultan). Berdasarkan Tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa secara serempak variabel harga beli, biaya penjualan, dan keuntungan ternyata signifikan secara statistik pada = 5%. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-hitung (50,629) > F-tabel (2,975), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah penawaran jeruk manis. Uji t ( Uji Parsial). Untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat, maka dilakukan uji t, jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak, sedangkan jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima. Jika tingkat signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan tingkat signifikansi > 0.05, maka Ho diterima. 1. Harga Beli (X 1 ). Secara parsial, variabel harga beli pedagang tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana t-hitung (-0,887) < t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0,383 > 0,05 2. Biaya Penjualan (X 2 ). Secara parsial, variabel biaya penjualan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana t-hitung (2,182) > t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0,038 < 0,05

55 3. Keuntungan (X 3 ). Secara parsial, variabel keuntungan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana t-hitung (3,782) > t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0,001 < 0,005 Hasil Pengujian Asumsi Klasik Jumlah Penawaran Jeruk Manis. - Uji Multikolinieritas. Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF masing-masing variabel seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 11. Nilai Coefficient dan VIF. Variabel Tolerance VIF Harga Beli Biaya Penjualan Keuntungan Sumber : lampiran 9. Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai Tolerance masing-masing variabel > 0,1 dan nilai VIF<10. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas di dalam model persamaan tersebut. Uji Heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot hasil pengolahan dengan SPSS seperti berikut:

56 Gambar 6. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Dari grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan penjual berdasarkan masukan variabel independent. Uji Normalitas Uji normalitas dapat dilihat dari grafik histogram dan scatterplot hasil pengolahan dengan SPSS seperti berikut :

57 Gambar 7. Grafik Histogram Uji Normalitas. Berdasarkan gambar grafik histogram 7 terlihat bahwa variabel keputusan berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng kanan. Untuk lebih meyakinkan maka dapat menganalisis plot untuk menguji normalitas.

58 Gambar 8. Scatterplot Uji Normalitas Gambar Scatterplot 8 dapat dilihat bahwa memiliki aturan jarak titik-titik (gradient antara probabilita kumulatif observasi dan probabilita kumulatif harapan) berada sepanjang garis, maka residual mengikuti distribusi normal. Melihat gambar diatas dimana titik-titik yang relatif tidak jauh dari garis, maka dapat disimpulkan bahwa variabel keputusan telah mengikuti distribusi normal. 5.2 Hasil Analisis Jumlah Permintaan Jeruk Manis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jeruk Manis Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di beberapa pasar tradisional Kota Medan Provinsi Sumatera Utara diperoleh :

59 1. Harga Beli Konsumen (X 1 ) Harga jeruk manis bervariasi pada setiap pedagang dan juga pasar yang berbeda. Dari data yang diperoleh bahwa harga rata-rata jeruk manis adalah sebesar Rp /kg, harga tertinggi sebesar Rp /kg, dan harga terendah sebesar Rp /kg. 2. Pendapatan rata-rata/bln (X 2 ) Pendapatan konsumen jeruk manis bervariasi. Dari data yang diperoleh bahwa pendapatan rata-rata konsumen adalah Rp /bulan, pendapatan konsumen tertinggi sebesar Rp /bulan, dan pendapatan konsumen terendah sebesar Rp /bulan. 3. Jumlah Tanggungan (X 3 ) Jumlah tanggungan konsumen bervariasi. Dari data yang diperoleh bahwa jumlah tanggungan rata-rata konsumen adalah 3 orang, jumlah tanggungan terbanyak adalah 6 orang, dan jumlah tanggungan paling sedikit adalah 1 orang Interpretasi Hasil Permintaan Jeruk Manis. Tabel 12. Hasil Analisis Permintaan Jeruk Manis. Variabel Koefisien T-Hitung Signifikan Regresi Constanta 23,657 4,866 0,000 X 1 = Harga -0,001 4,584 0,000 X 2 = Pendapatan 1,834 7,558 0,000 X 3 = Jumlah Tanggungan 0,260 1,143 0,264 R-Square= 0,803 F-hitung= 35,388 F-tabel (0,05) = 2,975 T-tabel (0,05) = 2,048

60 Adapun persamaan yang diperoleh dari hasil analisis adalah: Y= 23,657-0,001 X 1 + 1,834 X 2 + 0,260 X 3. Keterangan: Y= Jumlah Permintaan Jeruk Manis (Kg/bulan) X 1 = Harga (Rp/kg/bulan) X2= Pendapatan (Rp/bulan) X3= Jumlah Tanggungan (Jiwa) Interpretasi Model Permintaan Jeruk Manis : Dari tabel 12 dapat diinterpretasikan pengaruh variabel harga beli konsumen, pendapatan rata-rata, dan jumlah tanggungan terhadap jumlah permintaan jeruk manis di pasar tradisional Kota Medan Sumatera Utara sebagai berikut: 1. Harga (X 1 ) Harga (X 1 ) memiliki pengaruh yang negatif terhadap jumlah permintaan jeruk manis dengan koefisien sebesar -0,001. Hal ini berarti bahwa kenaikan harga sebesar Rp 1.000,- maka jumlah permintaan akan turun sebesar 0,001 kg. 2. Pendapatan (X 2 ). Pendapatan (X 2 ) memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah permintaan jeruk manis dengan koefisien sebesar 1,834. Hal ini berarti bahwa kenaikan pendapatan sebesar Rp ,- maka akan menaikkan jumlah permintaan jeruk manis sebesar 1,834 kg. 3. Jumlah Tanggungan (X 3 ). Jumlah Tanggungan (X 3 ) memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah permintaan jeruk manis dengan koefisien sebesar 0,260. Hal ini berarti bahwa

61 penambahan 1 orang/jiwa tanggungan keluarga menyebabkan peningkatan jumlah permintaan jeruk manis sebesar 0,260 kg. Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit). Setelah dilakukan analisis terhadap model regresi linier berganda tersebut, maka diperoleh hasil R 2 sebesar 0,803 yang artinya 80,3% variasi variabel jumlah permintaan jeruk manis telah dapat dijelaskan oleh variabel harga, pendapatan, dan jumlah tanggungan. Sisanya sebesar 19,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Uji F. Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa secara serempak variabel harga, pendapatan, dan jumlah tanggungan ternyata berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah permintaan jeruk manis, secara statistik pada = 5%. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-hitung (35,388) > F-tabel (2,975), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah permintaan jeruk manis. Uji t ( Uji Parsial). Untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat, maka dilakukan uji t, jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak, sedangkan jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima. Jika tingkat signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan tingkat signifikansi > 0.05, maka Ho diterima.

62 1. Harga (X 1 ). Secara parsial, variabel harga berpengaruh secara nyata terhadap jumlah permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana t-hitung (4,584) > t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi < Pendapatan (X 2 ). Secara parsial, variabel pendapatan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung (7,558) > t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi < Jumlah Tanggungan (X 3 ). Secara parsial, variabel jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung (1,143) < t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi > 0.05 Hasil Pengujian Asumsi Klasik Permintaan Jeruk Manis - Uji Multikolinieritas. Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF masing-masing variabel seperti pada Tabel 13: Tabel 13. Nilai Coefficient dan VIF. Variabel Tolerance VIF Harga 0,982 1,018 Pendapatan 0,852 1,174 Jumlah Tanggungan 0,864 1,158 Sumber : Lampiran 10.

63 Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai Tolerance masing-masing variabel > 0,1 dan nilai VIF<10. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas di dalam model persamaan tersebut. Uji Heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot hasil pengolahan dengan SPSS seperti berikut: Gambar 9. Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas Dari grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan pembeli berdasarkan masukan variabel independennya. Uji Normalitas Uji normalitas dapat dilihat dari histogram dan scatterplot hasil pengolahan dengan SPSS seperti berikut :

64 Gambar 10. Grafik Histogram Uji Normalitas. Berdasarkan grafik histogram di atas terlihat bahwa variabel keputusan berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng kanan. Untuk lebih meyakinkan maka dapat menganalisis plot untuk menguji normalitas. Gambar 11. Scatterplot Uji Normalitas Gambar Scatterplot diatas memiliki aturan jarak titik-titik (gradient antara probabilita kumulatif observasi dan probabilita kumulatif harapan) berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Jeruk Menurut Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2006), mengatakan bahwa tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN Asmidah 1), Rahmanta Ginting 2), Hasman Hasyim 3) Alumni Fakultas Pertanian USU dan Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Buah jeruk manis berasal dari India Timur Laut, Cina Selatan, birma Utara, dan Cochin Cina. Yang memebudidayakan pertama kali adalah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP TELUR AYAM RAS DI KOTA MEDAN (Kasus: Kecamatan Medan Kota) SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP TELUR AYAM RAS DI KOTA MEDAN (Kasus: Kecamatan Medan Kota) SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP TELUR AYAM RAS DI KOTA MEDAN (Kasus: Kecamatan Medan Kota) SKRIPSI IMELDA K S PASARIBU 090304010 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH DI KOTA MEDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH DI KOTA MEDAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH DI KOTA MEDAN SKRIPSI OLEH: BERRY DHIYA SHAVANA 090304072 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI DAGING AYAM KAMPUNG DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Pasar Sambas, Medan)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI DAGING AYAM KAMPUNG DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Pasar Sambas, Medan) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI DAGING AYAM KAMPUNG DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Pasar Sambas, Medan) SKRIPSI BIMA OSKAR SAPUTRA HUTAGALUNG 080304052 AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI EKSPOR KOPI TERHADAP PDRB SEKTOR PERKEBUNAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR KOPI SUMATERA UTARA SKRIPSI

ANALISIS KONTRIBUSI EKSPOR KOPI TERHADAP PDRB SEKTOR PERKEBUNAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR KOPI SUMATERA UTARA SKRIPSI ANALISIS KONTRIBUSI EKSPOR KOPI TERHADAP PDRB SEKTOR PERKEBUNAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR KOPI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH : WILDA KARTIKA 090304095 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAAN TELUR AYAM RAS DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Pasar Petisah, Kecamatan Medan Petisah)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAAN TELUR AYAM RAS DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Pasar Petisah, Kecamatan Medan Petisah) 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAAN TELUR AYAM RAS DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Pasar Petisah, Kecamatan Medan Petisah) SKRIPSI OLEH : SURYA A. SITORUS 110304076 AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh: NURHIDAYATI MA RIFAH SITOMPUL 090304088 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVESITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus: Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat) SKRIPSI OLEH : ADE

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMBU BIJI (Psidium Guajava L.) (Studi Kasus : Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI

ANALISIS USAHATANI JAMBU BIJI (Psidium Guajava L.) (Studi Kasus : Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI ANALISIS USAHATANI JAMBU BIJI (Psidium Guajava L.) (Studi Kasus : Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI OLEH : FITRI HANDAYANI 100304017 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km 2 yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km 2 yang terdiri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km 2 yang terdiri dari 17 Kecamatan dan 237 Desa, dan 6 Kelurahan definitif. Wilayah Serdang Bedagai di sebelah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dan banyak penduduk masih bergantung pada sektor ini, sehingga di masa

PENDAHULUAN. dan banyak penduduk masih bergantung pada sektor ini, sehingga di masa PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam pembangunan nasional di Indonesia selain sebagai penyumbang devisa terbesar, juga menyediakan pangan bagi seluruh penduduk. Sektor pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PASCA ERUPSINYA GUNUNG SINABUNG SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PASCA ERUPSINYA GUNUNG SINABUNG SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PASCA ERUPSINYA GUNUNG SINABUNG (Studi Kasus : Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) SKRIPSI OLEH

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERLAKUAN PAJAK EKSPOR TERHADAP HARGA DOMESTIK BIJI KERING KAKAO SUMATERA UTARA SKRIPSI

PENGARUH PEMBERLAKUAN PAJAK EKSPOR TERHADAP HARGA DOMESTIK BIJI KERING KAKAO SUMATERA UTARA SKRIPSI PENGARUH PEMBERLAKUAN PAJAK EKSPOR TERHADAP HARGA DOMESTIK BIJI KERING KAKAO SUMATERA UTARA SKRIPSI LITNA NURJANNAH GINTING 090304070 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH

PENGARUH PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH PENGARUH PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH (Kasus: Desa Sei Buluh Kec. Teluk Mengkudu Kab. Serdang Bedagai) SKRIPSI OLEH: FARWAH INAL ABDI 080309032 PKP PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN SKRIPSI DIONICA PUTRI TAMPUBOLON 090304032 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 ANALISIS PERMINTAAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO KECUKUPAN BERAS DI SUMATERA UTARA SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO KECUKUPAN BERAS DI SUMATERA UTARA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO KECUKUPAN BERAS DI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh : LIZA SAFITRI 100304018 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan memberikan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 s/d 2014 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012

Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012 Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012 No. Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (jiwa) Luas Wilayah (km 2 ) Kepadatan Penduduk (jiwa/km

Lebih terperinci

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI KOTA PEMATANGSIANTAR PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH : MERY CHRISTINA GULTOM 050304027 AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber mata pencarian mayoritas penduduknya. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber mata pencarian mayoritas penduduknya. Dengan demikian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN DAN KEMISKINAN PETANI PADI SAWAH (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)

ANALISIS TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN DAN KEMISKINAN PETANI PADI SAWAH (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang) ANALISIS TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN DAN KEMISKINAN PETANI PADI SAWAH (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI Oleh: SRI RAHAYU 090304050 AGRIBISNIS PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH KEGIATAN PENUNJANG AGRIBISNIS TERHADAP PRODUKSI PADI (Studi Kasus: Desa Kota Datar, Kec Hamparan Perak, Kab Deli Serdang) SKRIPSI

PENGARUH KEGIATAN PENUNJANG AGRIBISNIS TERHADAP PRODUKSI PADI (Studi Kasus: Desa Kota Datar, Kec Hamparan Perak, Kab Deli Serdang) SKRIPSI PENGARUH KEGIATAN PENUNJANG AGRIBISNIS TERHADAP PRODUKSI PADI (Studi Kasus: Desa Kota Datar, Kec Hamparan Perak, Kab Deli Serdang) SKRIPSI OLEH : Bambang Saputra 070309025 SEP/PKP PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN SKRIPSI ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN SKRIPSI OLEH : FRISKA JULIANA SIMBOLON 070304047 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI DI SUMATERA UTARA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI DI SUMATERA UTARA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI DI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH: JULI YANTI 110304018 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

ANALISIS DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN BERAS DAN PANGAN NON BERAS (Studi Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)

ANALISIS DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN BERAS DAN PANGAN NON BERAS (Studi Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang) ANALISIS DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN BERAS DAN PANGAN NON BERAS (Studi Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI OLEH : ELLEN DEWI FRANSISKA 090304119 AGRIBISNIS

Lebih terperinci

OLEH : SITI SATRIYA GUSRI

OLEH : SITI SATRIYA GUSRI ANALISIS USAHATANI TANAMAN HIAS BONSAI DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI DESA BANGUN SARI KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI OLEH : SITI SATRIYA GUSRI

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PEMBELIAN BUAH ANGGUR PADA KONSUMEN PASAR MODERN DI KOTA MEDAN SKRIPSI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PEMBELIAN BUAH ANGGUR PADA KONSUMEN PASAR MODERN DI KOTA MEDAN SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PEMBELIAN BUAH ANGGUR PADA KONSUMEN PASAR MODERN DI KOTA MEDAN SKRIPSI PRO DEO ET PATRIA SEMBIRING 090304041 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI CABAI MERAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI CABAI MERAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI CABAI MERAH (Studi Kasus: Pasar Brayan, Pasar Denai, Pasar Petisah, Pasar Marelan di Kota Medan) SKRIPSI Oleh: AISYAH ARFANI 080309043

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH: Chairia 110304068 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 ANALISIS

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI DESY ARISANDY 090304024 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 ANALISIS

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN DODOL PULUT (Studi Kasus: Desa Paya Perupuk, Kec. Tanjung Pura, Kab. Langkat) SKRIPSI

STUDI KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN DODOL PULUT (Studi Kasus: Desa Paya Perupuk, Kec. Tanjung Pura, Kab. Langkat) SKRIPSI STUDI KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN DODOL PULUT (Studi Kasus: Desa Paya Perupuk, Kec. Tanjung Pura, Kab. Langkat) SKRIPSI OLEH : M. ADI KURNIAWAN NASUTION 100304081 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK ADOPSI TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Kasus : Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun)

ANALISIS DAMPAK ADOPSI TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Kasus : Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun) ANALISIS DAMPAK ADOPSI TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Kasus : Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun) SKRIPSI Oleh : AMRIL HANAPI NASUTION 100304007 AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KARET RAKYAT DI KECAMATAN WAMPU, KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KARET RAKYAT DI KECAMATAN WAMPU, KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KARET RAKYAT DI KECAMATAN WAMPU, KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI OLEH : ULPAN AFFANDI 060304058 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

ANALISIS LUAS LAHAN MININMUM UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI SAWAH

ANALISIS LUAS LAHAN MININMUM UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI SAWAH ANALISIS LUAS LAHAN MININMUM UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI SAWAH Studi kasus : Desa Cinta Damai.Kecamatan Percut Sei Tuan.Kabupaten Deli Serdang SKRIPSI Oleh : LUNGGUK LUMBAN GAOL 060304030

Lebih terperinci

PENGARUH KOPERASI DALAM KETERSEDIAAN SARANA PRODUKSI DAN PENYULUHAN TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT

PENGARUH KOPERASI DALAM KETERSEDIAAN SARANA PRODUKSI DAN PENYULUHAN TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT PENGARUH KOPERASI DALAM KETERSEDIAAN SARANA PRODUKSI DAN PENYULUHAN TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT (Kasus: KUD Harta, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara) SKRIPSI SAKHTI M. LUBIS 040309026

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI MOBILE DI KECAMATAN PANTAI LABU DAN KECAMATAN PANTAI CERMIN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI MOBILE DI KECAMATAN PANTAI LABU DAN KECAMATAN PANTAI CERMIN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI MOBILE DI KECAMATAN PANTAI LABU DAN KECAMATAN PANTAI CERMIN SKRIPSI OLEH : INDRIANI 080309038 Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI CENGKEH DI KABUPATEN SIMEULUE SKRIPSI OLEH : NOFRA DARMA HIDAYAT 090304022 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

PENILAIAN NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP KHUSUSNYA PEMBERIAN BANTUAN ALAT TANGKAP IKAN

PENILAIAN NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP KHUSUSNYA PEMBERIAN BANTUAN ALAT TANGKAP IKAN PENILAIAN NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP KHUSUSNYA PEMBERIAN BANTUAN ALAT TANGKAP IKAN (Kasus: Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai) SKRIPSI OLEH: TUMPAK MANIK 080309034

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 ANALISIS TATANIAGA SAYURAN KUBIS EKSPOR DI DESA SARIBUDOLOK KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI OLEH: ROMA KASIHTA SINAGA 090304055 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus sp) DI KOTA MEDAN

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus sp) DI KOTA MEDAN STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus sp) DI KOTA MEDAN SKRIPSI OLEH : NOVIARNY ANGGASTA LARA S 110304062 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DAN PREDIKSI PRODUKSI DAN KONSUMSI BERAS DI KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DAN PREDIKSI PRODUKSI DAN KONSUMSI BERAS DI KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DAN PREDIKSI PRODUKSI DAN KONSUMSI BERAS DI KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI M. SIDIK PRAMONO 110304078 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan oleh negara kita karena sektor pertanian mampu memberikan pemulihan dalam mengatasi krisis

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI ANGGOTA KOPERASI DENGAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI ANGGOTA KOPERASI DENGAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI ANGGOTA KOPERASI DENGAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI (Studi kasus: KSU Cahaya Baru, Kec. Medan Amplas, Kota Medan) SKRIPSI Oleh: RIA MUSTIKA SARI 080309039

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI UBI KAYU (Manihot esculanta) (Studi Kasus : Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI OLEH : SUCI HANDAYANI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KOMODITI KOPI DI SUMATERA UTARA SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KOMODITI KOPI DI SUMATERA UTARA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KOMODITI KOPI DI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh : ILHAM AULIA 070304014 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pedagang Sampel di Pasar Sei Sikambing

Lampiran 1. Daftar Pedagang Sampel di Pasar Sei Sikambing Lampiran 1. Daftar Pedagang Sampel di Pasar Sei Sikambing Sampel Nama Jenis Kelamin Jenis Pedagang 1 Tiurma Perempuan Pedagang Sayur 2 Erlina Br. Pardede Perempuan Pedagang Ikan 3 B. Simarmata Laki - Laki

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH EVRI RICKY RODESTA SIANTURI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

SKRIPSI OLEH EVRI RICKY RODESTA SIANTURI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 DINAMIKA ORGANISASI GAPOKTAN DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) (Kasus : Desa Sada Perarih, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo. ) SKRIPSI OLEH EVRI RICKY RODESTA SIANTURI 080309058

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH (Studi Kasus : Desa Silalahi III Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi) SKRIPSI OLEH : RINI ELISABETH PARDEDE 130304146 AGRIBISNIS PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu perhatian masyarakat sehubungan dengan meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan adalah usaha untuk mengkonsumsi lebih banyak lagi sayuran dan buah buahan,

Lebih terperinci

ANALISIS INTEGRASI PASAR KUBIS(BRASSICA OLERACEA)ANTARA KABUPATEN KARO DENGAN PASAR INDUK MEDAN SKRIPSI

ANALISIS INTEGRASI PASAR KUBIS(BRASSICA OLERACEA)ANTARA KABUPATEN KARO DENGAN PASAR INDUK MEDAN SKRIPSI ANALISIS INTEGRASI PASAR KUBIS(BRASSICA OLERACEA)ANTARA KABUPATEN KARO DENGAN PASAR INDUK MEDAN SKRIPSI SARIJAN SIHITE 120304132 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PERAN WANITA PEDAGANG SAYUR TERHADAP PENDAPATAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA

PERAN WANITA PEDAGANG SAYUR TERHADAP PENDAPATAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA PERAN WANITA PEDAGANG SAYUR TERHADAP PENDAPATAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA (Studi kasus : Perusahaan Daerah Pasar Tradisional Pasar Sore Padang Bulan Kecamatan Medan Baru) SKRIPSI Oleh : PUTRA

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM, L) DI KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERMINTAAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM, L) DI KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS PERMINTAAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM, L) DI KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH : NIA NOVALITA PURBA 090304147 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN (Studi Kasus : Kota Tanjung Balai) SKRIPSI

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN (Studi Kasus : Kota Tanjung Balai) SKRIPSI ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN (Studi Kasus : Kota Tanjung Balai) SKRIPSI Oleh: DEBBIE FEBRINA MANURUNG 090304009 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

DAMPAK PENERAPAN RSPO (ROUNDTABLE ON SUSTAINABLE PALM OIL) TERHADAP VOLUME PENJUALAN EKSPOR CPO DAN PENDAPATAN DI PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA SKRIPSI

DAMPAK PENERAPAN RSPO (ROUNDTABLE ON SUSTAINABLE PALM OIL) TERHADAP VOLUME PENJUALAN EKSPOR CPO DAN PENDAPATAN DI PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA SKRIPSI DAMPAK PENERAPAN RSPO (ROUNDTABLE ON SUSTAINABLE PALM OIL) TERHADAP VOLUME PENJUALAN EKSPOR CPO DAN PENDAPATAN DI PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA (Studi Kasus : PT. Perkebunan Nusantara III) SKRIPSI OLEH:

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH : WENNY MAHDALENA LUMBAN GAOL 110304035 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah daerah tempat akan diadakannya penelitian yang mendukung dalam penulisan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang akan dijadikan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN UNTUK KOMSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA (Studi Kasus: Desa Karang Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat) SKRIPSI OLEH : RIZKA FARADINA 120304057

Lebih terperinci

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas Geografi Kabupaten Langkat a. Geografi Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara 3 0 14 00 dan 4 0 13 00 Lintang Utara dan antara 97 0 52 00 dan 98 0 45 00 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG HASIL LAUT

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG HASIL LAUT PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG HASIL LAUT (Studi Kasus : Desa Pantai Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI OLEH : JUWITA S. MANULLANG 110304096

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK Studi Kasus: Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang SKRIPSI. Oleh :

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK Studi Kasus: Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang SKRIPSI. Oleh : ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK Studi Kasus: Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang SKRIPSI Oleh : RIKI SUHARDA 100304057 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK OLEH PETANI PADA TANAMAN UBI KAYU

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK OLEH PETANI PADA TANAMAN UBI KAYU ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK OLEH PETANI PADA TANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta) (Studi Kasus : Desa Sukasari, Kec. Pegajahan, Kab. Serdang Bedagai) SKRIPSI OLEH: FUTTY AUDINA MATONDANG 130304042

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang penting di Indonesia. Sektor ini memegang peranan penting dalam perekonomian, seperti kontribusi terhadap peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Letak Geografis Kota Palembang terletak pada posisi antara 2 52 sampai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Letak Geografis Kota Palembang terletak pada posisi antara 2 52 sampai BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Palembang Letak Geografis Kota Palembang terletak pada posisi antara 2 52 sampai 3 5 Lintang Selatan dan 104 52 Bujur Timur dengan ketinggian

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMAKAIAN PUPUK BERSUBSIDI TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI SAWAH

ANALISIS EFISIENSI PEMAKAIAN PUPUK BERSUBSIDI TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI SAWAH ANALISIS EFISIENSI PEMAKAIAN PUPUK BERSUBSIDI TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI SAWAH (Oriza sativa L.) ( Studi Kasus : Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI OLEH: VERALINA BINTANG

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) DI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS USAHATANI BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) DI KABUPATEN DELI SERDANG ANALISIS USAHATANI BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) DI KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI LYANA HAPNI 050304044 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 2 ANALISIS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR BUAH MANGGIS SEGAR DI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR BUAH MANGGIS SEGAR DI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR BUAH MANGGIS SEGAR DI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI ANNISA SORAYA 120304027 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN IKAN ASIN (Kasus : Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan)

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN IKAN ASIN (Kasus : Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan) ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN IKAN ASIN (Kasus : Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan) SKRIPSI OLEH : IMELDA SEBASTIANI HALIM 100304079 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tulisan Anonimous (2012) dikatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia diperlukan asupan gizi yang baik.

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN PETANI SISTEM TANAM SRI (System of Rice Intensification) DENGAN PETANI SISTEM TANAM LEGOWO (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kec Teluk Mengkudu, Kab Serdang Bedagai) SKRIPSI

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA KEMITRAAN KELOMPOK TANI DENGAN PERUSAHAAN EKSPORTIR

PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA KEMITRAAN KELOMPOK TANI DENGAN PERUSAHAAN EKSPORTIR PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA KEMITRAAN KELOMPOK TANI DENGAN PERUSAHAAN EKSPORTIR (Kasus : Kelompok Tani Lau Lengit, Desa Samura, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo) SKRIPSI OLEH : FEBRINA SORAYA TANJUNG

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan 12 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan Lautan Hindia, mempunyai

Lebih terperinci

SKRIPSI DAVID HISMANTA DEPARI AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

SKRIPSI DAVID HISMANTA DEPARI AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L.) TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo) SKRIPSI DAVID HISMANTA

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA POKOK TANDAN BUAH SEGAR (TBS) TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT.PD PAYA PINANG KEBUN PAYA PINANG KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI

ANALISIS HARGA POKOK TANDAN BUAH SEGAR (TBS) TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT.PD PAYA PINANG KEBUN PAYA PINANG KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI ANALISIS HARGA POKOK TANDAN BUAH SEGAR (TBS) TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT.PD PAYA PINANG KEBUN PAYA PINANG KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI OLEH : KURNIA RINANDA F S 100304069 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : RIZKY RIDHANI RANGKUTI SEP / AGRIBISNIS

SKRIPSI. Oleh : RIZKY RIDHANI RANGKUTI SEP / AGRIBISNIS ANALISIS PENDAPATAN, KESEMPATAN KERJA DAN NILAI TAMBAH PADA INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN ASIN ( Studi kasus : Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara) SKRIPSI Oleh : RIZKY RIDHANI

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR Ahmad Ridha Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Samudra Email : achmad.ridha@gmail.com

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM TANAM SRI (System of Rice Intensification) PADA PETANI PADI SAWAH TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kec Teluk Mengkudu, Kab Serdang Bedagai)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Indonesia merupakan negara agraris yang mana sebagian besar dari penduduknya bekerja disektor pertanian. Namun, sektor pertanian ini dinilai belum mampu

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN SKRIPSI

ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN SKRIPSI ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN SKRIPSI OLEH : AMINAH NUR M.L 090304067 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

DAMPAK PERTAMBAHAN PENDUDUK, AKSES PANGAN DAN USAHA PENGENTASAN KEMISKINAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA UTARA SKRIPSI

DAMPAK PERTAMBAHAN PENDUDUK, AKSES PANGAN DAN USAHA PENGENTASAN KEMISKINAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA UTARA SKRIPSI DAMPAK PERTAMBAHAN PENDUDUK, AKSES PANGAN DAN USAHA PENGENTASAN KEMISKINAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH: WIWIED HARTANTI 080304013 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI CABAI MERAH (Kasus : Desa Beganding, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI CABAI MERAH (Kasus : Desa Beganding, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI CABAI MERAH (Kasus : Desa Beganding, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) SKRIPSI HANS PUTRA PANGGABEAN 120304043 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 TINGKAT DAN POLA KONSUMSI BERAS MASYARAKAT KOTA MEDAN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Kasus : Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN PADI DAN JAGUNG KABUPATEN KARO SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN PADI DAN JAGUNG KABUPATEN KARO SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN PADI DAN JAGUNG KABUPATEN KARO SKRIPSI ARTALIA BR SITORUS 130304119 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHA TANI JAGUNG DI DESA SEI MANCIRIM KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHA TANI JAGUNG DI DESA SEI MANCIRIM KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHA TANI JAGUNG DI DESA SEI MANCIRIM KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI Oleh : HILMI F. ARIBOWO 070304039 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam mengatasi krisis yang sedang terjadi.

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN TENAGA KERJA DI PTP NUSANTARA IV UNIT KEBUN SIDAMANIK SKRIPSI OLEH FITRI SYAHRAINI HASIBUAN AGRIBISNIS

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN TENAGA KERJA DI PTP NUSANTARA IV UNIT KEBUN SIDAMANIK SKRIPSI OLEH FITRI SYAHRAINI HASIBUAN AGRIBISNIS ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN TENAGA KERJA DI PTP NUSANTARA IV UNIT KEBUN SIDAMANIK SKRIPSI OLEH FITRI SYAHRAINI HASIBUAN 060304067 AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN PERSEPSI NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN (Studi Kasus: Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat) SKRIPSI OLEH :

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN (StudiKasus :Desa Mancang, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat) SKRIPSI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN (StudiKasus :Desa Mancang, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat) SKRIPSI ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN (StudiKasus :Desa Mancang, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat) SKRIPSI KARINA SHAFIRA 110304043 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN TRADISIONAL DIBANDINGKAN DENGAN UPAH MINIMUM REGIONAL DI KECAMATAN MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN TRADISIONAL DIBANDINGKAN DENGAN UPAH MINIMUM REGIONAL DI KECAMATAN MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN TRADISIONAL DIBANDINGKAN DENGAN UPAH MINIMUM REGIONAL DI KECAMATAN MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH : PEBYANGGI SYAH UMAR NASUTION 080309060 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA POKOK TANDAN BUAH SEGAR (TBS), CPO DAN INTI SAWIT DI KEBUN GUNUNG BAYU PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI

ANALISIS HARGA POKOK TANDAN BUAH SEGAR (TBS), CPO DAN INTI SAWIT DI KEBUN GUNUNG BAYU PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI ANALISIS HARGA POKOK TANDAN BUAH SEGAR (TBS), CPO DAN INTI SAWIT DI KEBUN GUNUNG BAYU PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI Oleh : M. ZAINUL ARIFIN SPY 090304131 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

S K R I P S I OLEH : MUSLAINY DALIMUNTHE SEP-AGRIBISNIS

S K R I P S I OLEH : MUSLAINY DALIMUNTHE SEP-AGRIBISNIS ANALISIS USAHATANI DAN USAHA PENGOLAHAN SUKUN (Artocarpus altilis P.) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Bantan, Kecamatan Dolok Masihul dan Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telur Ayam Ras Telur ayam adalah bahan makanan yang dikonsumsi berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Konsumsi telur sebenarnya merupakan salah satu alternatif pemenuhan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal

PENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal PENDAHULUAN Latar Belakang Peluang berkebun buah selalu berangkat dari adanya peluang pasar. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal pokok inilah yang paling menentukan

Lebih terperinci

ANALISIS TIME SERIES KONSUMSI DAN PRODUKSI SUSU SUMATERA UTARA SKRIPSI

ANALISIS TIME SERIES KONSUMSI DAN PRODUKSI SUSU SUMATERA UTARA SKRIPSI ANALISIS TIME SERIES KONSUMSI DAN PRODUKSI SUSU SUMATERA UTARA SKRIPSI SRI WAHYUNI 110304045 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 ABSTRAK SRI WAHYUNI

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG (Studi Kasus Desa Pamah, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi) SKRIPSI

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG (Studi Kasus Desa Pamah, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi) SKRIPSI ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG (Studi Kasus Desa Pamah, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi) SKRIPSI Oleh : CLAUDYA RAHMI 080304037 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS TREND PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA GULA KRISTAL PUTIH DI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH :

ANALISIS TREND PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA GULA KRISTAL PUTIH DI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH : ANALISIS TREND PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA GULA KRISTAL PUTIH DI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH : SAMUEL NOVIANTARA PURBA 080304020 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI DAN OPTIMASI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN PUPUK KIMIA OLEH PETANI PADA TANAMAN CABAI MERAH

ANALISIS EFISIENSI DAN OPTIMASI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN PUPUK KIMIA OLEH PETANI PADA TANAMAN CABAI MERAH 1 ANALISIS EFISIENSI DAN OPTIMASI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN PUPUK KIMIA OLEH PETANI PADA TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum Annum L) DI KABUPATEN SIMALUNGUN (Studi kasus : Desa Urung

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA Chairia*), Dr. Ir Salmiah, MS**), Ir. Luhut Sihombing, MP**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakutas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci