BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini dimaksudkan untuk memecahkan suatu masalah yang berisi mengenai langkah-langkah pembahasan yang harus ditempuh sebagai pedoman, bagaimana dan apa yang harus dikerjakan sehingga pemecahan masalah menjadi lebih mudah dan terarah. Dalam penelitian ini, penulis melakukan beberapa metode untuk mengumpulkan data & fakta untuk mendukung proses penelitian. Dimulai dari analisa proses bisnis yang dijalankan, kemudian menganalisa proses kerja penjamin kualitas sampai langkah-langkah kongkrit untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. 3.1 Lokasi, Objek, Dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi penelitian adalah di kantor pusat PT. Astra Otoparts Tbk yang berada di Jakarta Utara. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah kegiatan penanganan masalah barang reject yang selalu muncul setiap harinya dari kedatangan pengiriman barang dari Supplier di gudang PT. Astra Otoparts Tbk yang lokasinya berada didaerah Cibitung, kabupaten Bekasi-Jawa Barat. Rentang waktu penelitian ini adalah dari tahun 2012 sampai tahun

2 Tahapan Penelitian Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alur pada gambar dibawah ini : Gambar 7. Tahapan Penelitian

3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan dua cara : a. Penelitian Lapangan Penelitian lapangan merupakan teknik untuk mengumpulkan data primer, dimana data primer ini adalah data yang langsung di dapatkan dari perusahaan atau dari peninjauan secara langsung, dengan cara: Observasi Metode pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung pada objek datanya. Observasi dilakukan pada saat teknisi melaksanakan pekerjaannya. Pada observasi akan diamati mengenai tempat aktivitas, alat-alat penunjang aktivitas, orang yang mengerjakan, tindakan-tindakan yang dilakukan, durasi pelaksanaan aktivitas, dan urutan aktivitas. Wawancara Pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan tanya jawab dengan secara langsung dengan pihak pihak yang terkait untuk mendapatkan data yang relevan yang menunjang analisis dalam penelitian. b. Pengumpulan data: Pengumpulan data dilakukan pada sebuah system software computer yaitu SAP. Pada system SAP ini data klaim yang disajikan sudah cukup lengkap

4 38 dari Supplier yang bermasalah, barang yang reject beserta kuantitasnya, harga barang yang reject, sampai dengan status klaim barang reject tersebut sudah diganti atau belum 3.3 Analisa Bisnis Spareparts Otomotif Sebelum menganalisa bagaimana penelitian ini dalam mengumpulkan data, terlebih dahulu memahami bisnis sparepart yang dijalankan PT. Astra Otoparts Tbk (PT. AOP). Bisnis yang dijalankan oleh PT. AOP adalah bisnis trading sparepart aftermarket otomotif roda 2 & roda 4 dengan merk dagang ASPIRA & FEDERAL PARTS. Dalam memproduksi sparepart, PT. AOP tidak membuat sendiri, namun bekerja sama dengan pabrik-pabrik manufaktur otomotif yang ada di Indonesia & luar negeri. Umumnya pabrik yang bekerja sama adalah pabrik yang membuat sparepart genuine OEM (original equipment manufacturing). Karena pabrik yang memproduksi sparepart genuine memiliki sistem kualitas yang baik, sehingga saat bekerja sama tidak akan sulit untuk membuat produk dengan spesifikasi yang ditentukan oleh PT. AOP. Namun PT. AOP juga bekerja sama dengan pabrik yang memproduksi sparepart aftermarket atau non genuine. Walaupun sistem kualitas tidak sebaik pabrik sparepart genuine, pabrik sparepart aftermarket masih bisa memproduksi sparepart sesuai spesifikasi PT. AOP karena berada di segment yang sama. Sesungguhnya kualitas produk sparepart aftermarket tidak kalah jauh dengan kualitas sparepart genuine. Jika sparepart genuine dianggap kualitasnya 100%, maka sparepart aftermarket kualitasnya adalah 90%. Hal tersebut dilakukan

5 39 agar memiliki harga jual yang lebih murah dibanding sparepart genuine dan calon pelanggan lebih terjangkau membelinya. Untuk mendapatkan kualitas 90% tersebut, sparepart aftermarket mengurangi beberapa spesifikasi produk yang tidak mempengaruhi fungsi seperti spesifikasi visual, bahan packing, dan lain-lain. Produk sparepart aftermarket bukanlah pesaing dari sparepart genuine, karena sparepare aftermarket adalah pilihan alternatif bukan pilihan utama. Segment yang diprioritaskan adalah untuk pelanggan yang ingin mencari pilihan lain dari produk genuine, memiliki harga yang lebih murah & memiliki kualitas yang tidak kalah baiknya. 3.4 Sistem Penjamin Kualitas Sistem penjamin kualitas yang dijalankan oleh PT. AOP tidaklah sama seperti di perusahaan manufaktur yang menjaga kualitas produk setiap prosesnya sampai barang jadi atau finish good. Karena PT. AOP menerima produk yang sudah finish good, maka PT. AOP melalui departemen penjamin kualitas atau Quality Assurance (QA) memiliki tugas untuk menjaga kualitas barang yang dikirimkan oleh Supplier sampai ke tangan pelanggan terjaga dengan baik & sesuai dengan spesifikasi. Dalam menjalankan tugasnya, tim QA memiliki 2 sub departemen, yaitu Quality Control (QC) & Claim Handling (CH) yang sudah dijelaskan fungsi kerjanya pada latar belakang diatas. Berikut penjelasan secara detail untuk kedua sub departemen tersebut :

6 Quality Control Quality Control (QC) tugasnya adalah menjamin spesifikasi barang yang dikirimkan dari Supplier sesuai dengan standar yang telah ditentukan PT. AOP. secara teknis tim QC dalam melaksanakan tugasnya melakukan pengecekan dengan 3 tingkatan yang berbeda yaitu Longgar, Normal, & Ketat. Tipe pengecekan ini yang membedakan adalah jumlah barang yang dicek, semakin ketat pengecekan yang dilakukan, maka semakin banyak jumlah barang yang dicek. Untuk pekerjaan pengecekan barang ini, lebih jelas akan diterangkan lewat tabel dibawah ini : Tabel 5. Tabel Pengecekan Barang yang digunakan oleh tim QC PT ASTRA OTOPARTS Quality Assurance Dept. TABEL ACCEPTANCE QUALITY LEVEL SAMPLING CHECK : VISUAL LOT SIZE SAMPLE LONGGAR (REDUCED) NORMAL KETAT (TIGHTENED) SAMPLE SAMPLE (Ac) Diterima (Re) Ditolak (Ac) Diterima (Re) Ditolak (Ac) Diterima (Re) Ditolak OVER SAMPLING CHECK : DIMENSI LOT SIZE SAMPLE LONGGAR (REDUCED) NORMAL KETAT (TIGHTENED) SAMPLE SAMPLE (Ac) Diterima (Re) Ditolak (Ac) Diterima (Re) Ditolak (Ac) Diterima (Re) Ditolak OVER Apabila barang dari Supplier dinyatakan oke atau layak dijual, maka barang tersebut langsung masuk ke area penyimpanan gudang. Namun apabila pengiriman barang dari Supplier dinyatakan NG (Not Good) dari hasil sampling

7 41 atau tidak layak dijual, maka barang tersebut akan dikembalikan ke Supplier & datanya direkapitulasi untuk kebutuhan catatan temuan barang reject. Pengecekan secara dimensi, tim QC menggunakan Check sheet. Check sheet ini berfungsi untuk sebagai pedoman dalam melakukan pengecekan secara dimensi. Didalam check sheet ini dituliskan point apa saja yang diperlukan dalam pengecekan dimensi & visual, karena point tersebut yang menentukan apakah barang tersebut layak untuk dijual atau tidak. QUALITY CHECK SHEET QUALITY ASSURANCE DEPARTMENT PAGE SUPPLIER : PART NO. : PART NAME : APPLICATION : QTY. LOT : QTY. SAMPLE : ILLUSTRATION : S SHO-U700 Sprocket Drive SHOGUN DATE SIGN NAME 4 INSPECTED CHECKED APPROVED NO. INSPECTION ITEM INSP. METHOD / ASPIRA EQUIPMENT STANDARD TOLERANCE JUDGEMENT 1 Tip diameter V. Caliper Caliper diameter V. Caliper Center hole dia V. Caliper Thickness Mounting hole dia V. Caliper V. Caliper 6,80 7, Width of threshold V. Caliper Thickness of theshold V. Caliper Dimension V. Caliper Flatness Out side dial 0.40 Hardness Hardness tester Mch 70 ~ 90 HRB Marking Appearance Visual Visual 35, 2T, Logo ASPIRA No rusty, no damage Fitting chain Visual Note : Gambar 8. Check sheet DATE SIGN/NAME REVISION DATE SIGN/ NAME RESULT MADE BY APPROVED QA/FO/ REV.0 23/08/14 OK NG

8 42 Pengecekan dari Check sheet ini menghasilkan keputusan OK atau NG. jika keputusan OK, maka barang akan disimpan kedalam gudang untuk dijual nantinya. Sedangkan jika NG, maka barang akan dikembalikan ke Supplier (retur). Sedangkan pengecekan secara visual, tim Quality Control menggunakan form Appearance Standard atau standard penampilan/visual. Standar ini merupakan pengembangan dari Check Sheet dalam point pengecekan visual, yang mana standar ini menjelaskan bagian dari komponen yang mana saja yang menjadi standar secara visual atau secara kasat mata & Appearance Standard ini bisa menghasilkan keputusan OK atau NG secara visual. Gambar 9. Appearance Standard

9 43 Secara detail dalam standar ini menjelaskan apa saja yang harus diperhatikan secara visual. Seperti : pembacaan marking & posisinya, visual cat yang cacat, perubahan bentuk akibat benturan, permukaan yang berjamur & berkarat, terdapat material yang berbeda bentuk dan lain sebagainya. Dijelaskan pula untuk kondisi part yang OK seperti apa wujudnya, begitu juga untuk kondisi barang atau part yang NG. sehingga tim Quality Control bisa dengan mudah & jelas untuk membedakan yang mana part OK & NG secara visual Claim Handling Claim Handling (CH) memiliki tugas menerima klaim barang dari customer melalui Main Dealer untuk memastikan apakah klaim tersebut diterima atau ditolak. Ada cara khusus dalam pengecekan, karena setiap barang yang diklaim harus dicek & menghasilkan keputusan. Didalam pekerjaannya tersebut tim CH menggunakan alat bantu untuk menghasilkan keputusan. Contohnya seperti jangka sorong, micrometer, multi tester, alat bantu cek komponen elektronik seperti CDI, Rectifier, Relay, dan alat bantu lainnya. Pedoman untuk melakukan pengecekan, tim Claim Handling menggunakan format yang tersendiri yaitu Standar Check Part Claim. Standar ini adalah pengembangan dari Check Sheet sama seperti Appereance Standard. Hanya saja bedanya pada standar ini point pengecekan yang dicantumkan adalah ukuran atau dimensi yang kritikal saja dari sebuah standar kualitas produk. Jadi tidak semua point pengecekan dari Check Sheet dicantumkan dalam Standar Check Part Claim.

10 44 Gambar 10. Standar Check Part Claim Standar Check Part Claim ini menjadi sebuah acuan tim Claim Handling dalam menangani barang-barang klaim. Setiap barang klaim yang diterima, dianalisa untuk menghasilkan keputusan diterima atau ditolak. Standar ini membantu dalam membuat keputusan tersebut. Dalam standar ini dijelaskan apa saja masalah yang sering timbul pada barang tersebut, lalu hal apa yang perlu diperhatikan untuk menentukan keputusan klaim, dan item apa saja yang perlu diukur dimensinya. Untuk item dimensi yang diukur, diambil ukuran standarnya dari drawing. Sehingga ukuran yang diberikan sudah valid & bisa dipertanggung jawabkan. Tidak semua item pengukuran pada drawing dituliskan disini, namun diambil beberapa saja yang dianggap penting & berhubungan langsung dengan klaim yang dikeluhkan. Tidak semua standar yang tertulis harus dilakukan pengecekan, tergantung keluhan dari customer seperti apa. Apabila customer

11 45 mengeluhkan tentang penampilan atau visual produk, maka pengecekan yang dilakukan adalah secara visual saja. Sedangkan apabila yang dikeluhkan oleh customer berhubungan dengan fungsi produk, maka pengecekan yang dilakukan adalah pengukuran bagian yang berhubungan langsung dengan keluhan customer. Contohnya customer mengeluhkan Brake shoe tidak masuk ke tromol saat melakukan pemasangan, maka pengecekan yang dilakukan adalah pengukuran diameter luar Brake shoe. 3.5 Pengendalian Barang Reject Membentuk Tim Quality Support Setiap bulannya PT. AOP menerima barang-barang reject dari masingmasing supplier pada setiap pengirimannya & dari customer seperti yang dijelaskan pada latar belakang diatas. Barang-barang reject ini tidak bisa dihindari & dihilangkan, maka dari itu departemen Quality Assurance sebagai tim penjamin kualitas harus bisa mengendalikan barang-barang tersebut. Data-data & bukti sudah tersedia, tinggal bagaimana caranya meramu data & bukti barang reject supaya bisa dikendalikan & ditanggulangi setiap masalahnya. Atas dasar inilah Departemen Quality Assurance membentuk sebuah tim baru untuk mengendalikan barang reject, yaitu Quality Support (QS). Faktor-faktor yang dipertimbangkan sebagai dasar pemikiran dalam membentuk tim Quality Support akan dijelaskan pada diagram Fisbone dibawah ini :

12 Belum ada personil untuk menangani klaim barang reject Dept. QA hanya bisa melakukan cek barang yang datang ke gudang Barang reject selalu ada setiap pengiriman dari Supplier Belum disediakan personil khusus Manusia Metode Belum ada tim untuk cek barang sebelum dikirim ke gudang di Supplier Barang reject belum bisa dikendalikan oleh Supplier Pengolahan data barang reject belum terkendali Dept. QA hanya info barang reject yang ditemukan ke Supplier secara general Masalah pada barang reject yang sering terjadi adalah visual & dimensi Tidak ada tools untuk mengolah data Data barang reject tidak dipetakan dahulu mana yang sering terjadi Akar masalah belum ditemukan Lingkungan Material Pembentukan Tim Quality Support 46 Gambar 11. Diagram Fisbone untuk membentuk tim Quality Support

13 47 Setelah didikusikan bersama, departemen Quality Assurance menentukkan faktor utama dalam membentuk tim Quality Support adalah (dilingkari warna merah) : Belum ada personil untuk menangani klaim barang reject & Pengolahan data barang reject belum terkendali. Kedua faktor tersebut dipilih karena hal tersebut merupakan permasalah utama dalam penanganan barang reject di PT. Astra Otoparts Tbk & diharapkan dengan pembentukan tim baru ini, penanganan barang reject bisa diselesaikan dengan baik & sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Quality Support secara umum tugasnya adalah membantu atau mendukung proses kerja Quality Assurance dalam menjamin kualitas. Keypoint dalam menjamin kualitas, tim Quality Support ini melakukan pengendalian barang reject. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, tim Quality Support mempelajari setiap proses produksi barang-barang yang dikirim ke gudang AOP. Dari setiap proses dipelajari bagaimana sebuah produk dibuat. Pada setiap proses produksi juga dipelajari apa saja penyimpangan yang terjadi apabila proses tersebut terdapat kesalahankerja. Penyimpangan ini dipahami supaya tim Quality Support atau pun pihak supplier tahu apa langkah perbaikan dari kesalahan tersebut. Sehingga kedepannya bisa ditangani & tidak timbul kembali. Setelah proses produksi sudah dipahami, berikutnya adalah mempelajari setiap barang-barang reject & klaim yang diterima PT. AOP. Barang reject & klaim tersebut dipahami apa saja kesalahannya supaya bisa mengetahui apa langkah perbaikan yang harus dilakukan. Supaya kesalahan tersebut tidak timbul kembali & tidak berkembang

14 48 di masyarakat ke depannya. Dengan pembentukan tim Quality Support ini, Departemen Quality Assurance memiliki struktur organisasi yang baru, yang digambarkan sebagai berikut : Departemen Quality Assurance Quality Control Claim Handling Quality Support Gambar 12. Struktur organisasi Departemen Quality Assurance setelah pembentukan tim Quality Support Uraian Job Description Tim Quality Support Dari penjabaran tugas Quality Support diatas, Departemen QA memutuskan untuk menyusun beberapa Job Description untuk dijalankan agar tujuan dari Quality Support ini tercapai. Berikut penjelasannya : 1. Gemba ke supplier untuk mempelajari proses produksi Tim Quality Support wajib melakukan kunjungan ke setiap Supplier yang memproduksi produk PT. AOP. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari & menganalisa proses produksi setiap Supplier. Setiap proses produksi yang berjalan, dipelajari dengan jelas untuk bisa mengetahui penyimpangan yang bisa terjadi setiap prosesnya. Dengan begitu, tim Quality Support bisa mengetahui apabila ditemukan barang reject dimana sumber kesalahannya. Dengan

15 49 mengetahui sumber kesalahannya, diharapkan setiap rejection yang ada tidak sampai ke PT. AOP & hanya terjadi di Supplier. Sehingga kalaupun ada klaim, itu hanya ada di Supplier bukan di PT. AOP. Jika hal ini dilakukan dengan konsisten, maka nilai reject yang terjadi PT. AOP bisa dikurangi. Contohnya : sebuah komponen Brake Shoe mengalami lepas dibagian lining/kampas. Jika dilihat dari proses produksinya, maka sumber permasalahan ada di proses Bonding atau pengeleman yang kemungkinan besar ada penyimpangan. Penyimpangan yang bisa terjadi adalah : 1. Temperature pemanasan lem yang kurang standar, 2. Waktu pemanasan yang terlalu cepat, 3. Penyemprotan lem yang tidak merata, dll. Kemungkinan-kemungkinan diatas tidak akan bisa diketahui jika proses produksi belum dipelajari sebelumnya. Gambar 13. Tim Quality Support melakukan gemba ke Supplier 2. Memperjelas alur proses penerimaan barang bermasalah Setiap part atau barang yang bermasalah itu dikumpulkan & direkapitulasi oleh tim Quality Support baik part yang bermasalah dari pengiriman supplier &

16 50 Main Dealer ke PT. AOP maupun dari pelanggan yang diterima oleh internal PT. AOP. Setiap data klaim yang diterima, dianalisa untuk memperoleh hasil kerusakan yang terjadi itu dikarenakan oleh pemakaian pelanggan atau kesalahan produksi oleh supplier. tim QS ini dibentuk salah satu tugasnya adalah memperjelas alur penerimaan barang bermasalah yang sebelumnya belum jelas seperti apa alurnya. Untuk menentukan keputusan kerusakan barang, tim Quality Support menganalisa berdasarkan dokumen-dokumen yang mendukung seperti Drawing produk, Check sheet, data internal dari Claim Handling dan Quality Control ataupun catatan lainnya dengan tujuan untuk menjaga kualitas & spesifikasi produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Berikut ini gambaran secara umum bagaimana Quality Support bekerja dalam penanganan barang klaim : Sebelum : Gambar 14. Flow proses aliran barang sebelum terbentuk Quality Support

17 51 Sebelum dibentuknya tim Quality Support, pengembalian barang klaim beserta datanya melalui tempat yang sama yaitu melalui Quality Control & Claim Handling. Sehingga dengan begini barang klaim yang dikembalikan beserta datanya hanya terkesan lempar balik barang klaim tanpa memikirkan bagaimana cara klaim ini tidak terjadi kembali dikemudian hari. Sesudah : Gambar 15. Flow proses aliran barang setelah terbentuk Quality Support Setelah terbentuknya tim Quality Support, penanganan klaim lebih diperjelas. Untuk pengembalian barang tetap melalui Quality Control & Claim Handling, namun untuk data klaim akan dikirim oleh Quality Support ke Supplier. Karena data klaim ini oleh Quality Support diolah terlebih terdahulu agar penyelesaian masalah bisa diselesaikan secara teratur & jelas penyelesaian masalahnya. Karena data klaim ini juga di presentasikan secara langsung oleh Quality Support di depan Supplier, klaim mana yang ingin diselesaikan terlebih

18 52 dahulu dan bagaimana penyelesaian klaim tersebut. Umumnya klaim yang diselesaikan terlebih dahulu adalah klaim yang sering terjadi atau klaim yang memiliki nilai urgent yang tinggi (berhubungan dengan safety atau pemasangan). Keterangan : : Area PT. Astra Otoparts Tbk. : Jalur distribusi atau pengiriman barang ke Customer/Pelanggan melalui Dealer : Jalur klaim barang menuju Supplier : Jalur komunikasi tim Quality Support ke Supplier (dilengkapi data atau record klaim) : Jalur pengumpulan data atau record klaim QC : Quality Control QS : Quality Support CH : Claim Handling Untuk alur distribusi atau pengiriman barang ke Customer dari Supplier dan bagaimana proses pengecekan kualitas barang akan dijelaskan secara umum di bawah ini :

19 53 Alur distribusi atau pengiriman barang ke Customer : PT. AOP menerima pengiriman barang dari Supplier diterima oleh tim Receiving gudang AOP. Di area Receiving, tim QC melakukan pengecekan barang secara sampling & cek 100%. Setelah dinyatakan oke dari tim QC, berikutnya barang disimpan didalam gudang untuk menunggu giliran pengiriman barang ke Customer. Ketika barang siap untuk dikirim, di packing lalu kemudian dikirimkan ke Dealer. Dari Dealer ini nanti akan mendistribusikan barang kepada Pelanggan yang sudah memesan sebelumnya. Alur klaim barang dari Quality Control : Tim Quality Control melakukan pengecekan barang pengiriman dari supplier. Apabila ditemukan barang yang bermasalah baik secara visual atau dimensi, maka tim Quality Control akan melakukan pengembalian barang ke supplier dengan menyertakan surat jalan & PO return (Nomor registrasi klaim di SAP). Alur klaim barang dari Claim Handling : Tim Claim Handling menerima barang klaim dari seluruh Main Dealer PT. AOP setiap harinya. Main Dealer menerima barang klaim yang dikirimkan oleh pelanggan. Barang-barang klaim tersebut dianalisa kesalahannya. Tim Claim Handling akan memutuskan barang klaim tersebut rusak karena pemakaian atau karena factory fault (kesalahan pabrik). Apabila ada kerusakan yang memerlukan pengujian ataupun alat khusus untuk menganalisa klaim, maka barang tersebut tetap dikirimkan ke Supplier. Karena memiliki kapasitas untuk menganalisa klaim lebih detail. Jadi kesimpulannya, jika klaim ditolak maka akan dikembalikan ke

20 54 Main Dealer atau di scrap/dimusnahkan (dilakukan apabila barang klaim tidak dikirim ke Main Dealer). Sedangkan jika klaim diterima maka barang klaim tersebut akan dikirimkan ke Supplier untuk meminta penggantian disertai surat jalan & PO return. 3. Melakukan evaluasi & rekap data produk trading part yang bermasalah Kegiatan ini dilakukan secara berkala baik berasal dari internal maupun supplier, agar kualitas dan spesifikasi produk sesuai dengan standar. Tim Claim Handling & Quality Control memiliki cacatan-catatan kualitas atas barang yang dicek. Dari tim Claim Handling memiliki cacatan part apa saja yang sering dikomplain ke PT. AOP dari pelanggan seluruh Indonesia. Begitu juga dari Quality Control, tim ini juga memiliki catatan-catatan kualitas setiap barang yang masuk ke gudang dari bermacam-macam supplier yang bekerja sama dengan PT. AOP. Dari catatan-catatan dari kedua tim tersebut, dikumpulkan kemudian dievaluasi. Part yang memiliki catatan kualitas paling sering atau paling banyak bermasalah, maka tim Quality Support akan mengaudit supplier yang memproduksi part tersebut. Diskusi bersama dengan pihak supplier membahas penyimpangan kualitas yang terjadi. Tim Quality Support & supplier bersamasama melakukan tinjauan proses produksi untuk menginvestigasi dimana letak kesalahan terjadi. Data klaim yang digunakan adalah data yang berasal dari system SAP. Dari system ini, data klaim yang ada diolah sedemikian rupa untuk

21 55 mendapatkan data klaim setiap Supplier & juga apa saja masalah yang sering terjadi. Tabel 6. Data klaim dari system SAP DATA KLAIM PT. ASKI PERIODE JANUARI 2014-APRIL 2014 Supplying plant Purch.Doc. Item Doc. Date Material Short Text Quantity OUn Analisa Claim PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10BYRMIRROR,BACK (SET) 24- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10BYRMIRROR,BACK (SET) 24 SET SALAH ISI 12-BM02-M10BYR PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10CRUMIRROR SET (CHR) 36- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10CRUMIRROR SET (CHR) 36 SET SALAH ISI 12-BM01-M10R PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM2T-M10HBWMIRROR,2T (WHT) 408- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM2T-M10HBWMIRROR,2T (WHT) 408 SET KACA PECAH,TANGKAI LEPAS,SALAH YBW DAN FRAME MELELEH 16 set PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10BYRMIRROR,BACK (SET) 30- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10RU MIRROR,BACK (SET) 32- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM02-M10BHRMIRROR,BACK (SET) 24- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM02-M10BYRMIRROR,BACK (SET) 20- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10BYRMIRROR,BACK (SET) 30 SET TIDAK SET,DRAT NG & CACAT PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10RU MIRROR,BACK (SET) 32 SET TIDAK SET,DRAT NG & CACAT PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM02-M10BHRMIRROR,BACK (SET) 24 SET TIDAK SET,DRAT NG & CACAT PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM02-M10BYRMIRROR,BACK (SET) 20 SET TIDAK SET,DRAT NG & CACAT PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10RU MIRROR,BACK (SET) 3,456- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10RU MIRROR,BACK (SET) 3456 SET PECAH,GOMPAL,JAMUR & R/G TRHDP KACA PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM2T-M10HBBMIRROR,2T (BLK) 2- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM2T-M10HBBMIRROR,2T (BLK) 2 SET KACA JAMUR DAN FRAME RETAK PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10RU MIRROR,BACK (SET) 120- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10RU MIRROR,BACK (SET) 576- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10RU MIRROR,BACK (SET) 120 SET KACA RENGGANG TERHADAP FRAME (16 SET) PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10RU MIRROR,BACK (SET) 576 SET KACA RENGGANG TERHADAP FRAME (16 SET) PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10BYRMIRROR,BACK (SET) 96- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10BYRMIRROR,BACK (SET) 576- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10BYRMIRROR,BACK (SET) 96 SET KACA RENGGANG TERHADAP FRAME,GUMPAL (17 SET) PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10BYRMIRROR,BACK (SET) 576 SET KACA RENGGANG TERHADAP FRAME,GUMPAL (17 SET) PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM2T-M10HBYMIRROR,2T (YLW) 13- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM2T-M10HBYMIRROR,2T (YLW) 13 SET KACA RENGGANG TERHADAP FRAME DAN JAMUR (13 SET) PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM2T-M10HBWMIRROR,2T (WHT) 120- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM2T-M10HBWMIRROR,2T (WHT) 120 SET FRAME LELEH,GUMPAL DAN KACA BARET (6 SET) PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10RU MIRROR,BACK (SET) 4,752- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10RU MIRROR,BACK (SET) 4752 SET KACA R/G >< FRAME,GUMPAL PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10BYRMIRROR,BACK (SET) 1,968- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10BYRMIRROR,BACK (SET) 1968 SET KACA R/G >< FRAME DAN BARY,GOMPAL PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM02-M10BYRMIRROR,BACK (SET) 12- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM02-M10BYRMIRROR,BACK (SET) 12 SET KACA R/A >< FRAME,GUMPAL PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10CRUMIRROR SET (CHR) 24- SET PT. ASTRA KOMPONEN INDONESIA BM01-M10CRUMIRROR SET (CHR) 24 SET KACA R/G >< FRAME,GUMPAL 4. Melakukan tes dan atau pengujian atas produk yang diinvestigasi Hal ini dilakukan untuk menganalisa permasalahan yang memerlukan tes atau pengujian. Setiap produk yang diinvestigasi diperlukan evaluasi menyeluruh untuk mencari akar masalah dari produk tersebut. Ada beberapa part yang memerlukan pengetesan atau pengujian lebih lanjut untuk membuktikan kesalahan. Mengapa tidak semua part yang diinvetigasi memerlukan pengujian? karena hanya part yang memiliki fungsi kritikal yang harus melalui langkah pengujian. Contohnya adalah part-part yang berhubungan dengan kerja mesin

22 56 seperti : Piston, Connecting Rod, Cam Chain, dll. Contoh lainnya adalah part yang berhubungan dengan safety seperti Kampas rem cakram & tromol (komponen pengereman) dan beberapa komponen lainnya. Jika hasil dari pengujian nanti didapat ada point yang tidak standar akan digunakan sebagai bahan evaluasi perbaikan supplier. Gambar 16. Tim Quality Support melakukan pengujian produk 5. Memberi rekomendasi proses improvement Rekomendasi yang diberikan memiliki tujuan untuk mengurangi kegagalan produk. Produk yang bermasalah pasti ada proses yang tidak sesuai standar. Rekomendasi diberikan untuk produk yang bermasalah karena factory

23 57 fault di supplier & kesalahan penggunaan yang dilakukan oleh customer. Untuk factory fault di Supplier, kesalahan bisa terjadi pada salah satu bagian (atau beberapa bagian) proses produksi yang telah dianalisa oleh tim Quality dari supplier sebagai proses yang bermasalah. Tim Quality Support bisa memberikan masukan ataupun perbaikan yang bisa dilakukan agar proses tersebut kembali sesuai dengan standar. Kebanyakan supplier belum bisa menemukan apa perbaikan yang bisa dilakukan, karena faktor kebiasaan apa yang mereka lakukan setiap harinya. Jadi sebagai orang awam (bukan bagian dari supplier), tim Quality Support harus bisa memberikan rekomendasi perbaikan karena memiliki sudut pandang yang lain. Kemudian langkah berikutnya adalah melakukan konfirmasi dan follow up atas proses improvement yang dilakukan supplier agar kualitas produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Gambar 17. Tim Quality Support memberikan rekomendasi perbaikan

24 58 Setelah melakukan diskusi & penyampaian langkah perbaikan kepada pihak supplier ataupun internal, tim Quality Support melakukan follow up untuk meninjau sejauh mana proses perbaikan dilakukan. Hal ini dilakukan supaya tim Quality Support bisa memperkirakan kapan perbaikan selesai dilaksanakan. Pada saat melakukan pertemuan dengan pihak supplier atau internal, harus ada keputusan tanggal kapan (due date) proses perbaikan bisa diselesaikan. Hal ini bertujuan untuk memberikan jaminan kepada customer (disampaikan nantinya oleh tim Marketing) bahwa produk Aspira & Federal telah selesai melakukan perbaikan tepat pada waktunya. Gambar 18. Contoh Minute Of Meeting dari Supplier atas temuan barang reject

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kualitas barang sesuai spesifikasi & terjaga kualitasnya sampai

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kualitas barang sesuai spesifikasi & terjaga kualitasnya sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Astra Otoparts memiliki departemen Quality Assurance (QA) yang berada dibawah divisi Logistic & Procurement yang memiliki fungsi utama yaitu menjamin kualitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada tulisan ini akan dijelaskan bagaimana data yang dibutuhkan untuk penelitian dikumpulkan & diolah sedemikian rupa. Dari data yang ada dianalisa apakah tujuan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Menentukan Tema PT. Akebono Brake Astra Indonesia (PT. AAIJ) adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif, produk yang diproduksi disini adalah brake

Lebih terperinci

Vincent Gaspersz, 1997, Manajemen Kualitas, Gramedia, Jakarta. Wahyu Ariani D, 2004, Manajemen Kualitas, Andi, Yogyakarta.

Vincent Gaspersz, 1997, Manajemen Kualitas, Gramedia, Jakarta. Wahyu Ariani D, 2004, Manajemen Kualitas, Andi, Yogyakarta. 75 Daftar Pustaka : A.V. Feigenbaum, 1996, Gugus Kendali Mutu, Erlangga, Jakarta Andhita, F. Indra. 24. Perancangan Prototipe tomasi Sistem Pengendalian Kualitas Proses Pengisian Minuman Ringan. ITB, Bandung.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Gambar 3.1 : Diagram Alir Metodologi Penelitian 25 3.1 Observasi Lapangan dan Indentifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan nasional di sektor industri sekarang ini kian hari kian meningkat, seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi. Dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Material dan Bahan Baku Material merupakan bagian yang penting dalam kegiatan produksi yang sedang berlangsung. Material yang digunakan oleh PT. BMC dalam pembuatan

Lebih terperinci

THE FACTORY ORGANISATION

THE FACTORY ORGANISATION THE FACTORY ORGANISATION Director IT - Department Finance Shipping Human Resources Marketing Manager Chief Merchandiser Merchandisers Sampling Asst. Merchandiser Production Management Production Orders

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Roda Prima Lancar dahulu bernama PT. Roda Pelita Cycle Industri yang didirikan pada pertengahan bulan Oktober 1982. Perusahaan ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia (Pro Tec) merupakan perusahaan perakit komponen-komponen untuk perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Pada PT Arwana Citramulia, Tbk Untuk mengetahui tentang prosedur pembelian pada PT Arwana Citramulia, Tbk, maka penerapan prosedur

Lebih terperinci

MENURUNKAN KLAIM MIS-DELIVERY PADA DELIVERY FINISH GOODS YAMAHA EKSPOR AKBT DI PT. AKEBONO BRAKE ASTRA INDONESIA

MENURUNKAN KLAIM MIS-DELIVERY PADA DELIVERY FINISH GOODS YAMAHA EKSPOR AKBT DI PT. AKEBONO BRAKE ASTRA INDONESIA MENURUNKAN KLAIM MIS-DELIVERY PADA DELIVERY FINISH GOODS YAMAHA EKSPOR AKBT DI PT. AKEBONO BRAKE ASTRA INDONESIA Anas Rachman Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstract Pada tahun 2010

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas,

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan tahap-tahap yang harus dilalui terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, sehingga pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools BAB V ANALISA HASIL 5.1 Tahap Analisa Setelah mengetahui dan menemukan banyaknya kerusakan yang ditemukan pada proses produksi, maka anggota team perbaikan yang terdiri dari Industrial Enggineering, Quality

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Material dan Bahan Baku Material merupakan bagian yang penting dalam kegiatan produksi yang sedang berlangsung. Material yang digunakan oleh PT. Braja Mukti Cakra dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan industri menjadi sangat ketat ketika dibukanya pasar bebas, terlebih lagi diberlakukannya standarisasi-standarisasi kualitas dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Model dan Teknik Penyelesaian Masalah Model pengatasan masalah reject dapat digambarkan sebagai berikut: STUDI PUSTAKA TUJUAN PENELITIAN OBSERVASI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI.

BAB III METODOLOGI. BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Disain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Menurut (Gulo, 2002) penelitian Deskriptif didasarkan pada pertanyaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Data data yang ditampilkan dalam Bab sebelumnya akan dijadikan bahan analisa dalam mendukung dan mendukung usaha perbaikan mutu yang mengarah kepada peningkatan efisiensi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini, audit operasional atas fungsi produksi pada PT Dunia Daging Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan di dunia industri khususnya bidang otomotif dan elektronik yang semakin ketat, hal ini didasarkan pada meningkatnya produsen yang meraih pangsa

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa hasil data Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data maka akan dianalisa untuk menentukan prioritas perbaikan item dari problem sehingga akan diperoleh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN ROUGH GUIDE DI PT. ARTECH PRESISI MESINDO NAMA: DENNI HARTONO NPM :

PROSES PEMBUATAN ROUGH GUIDE DI PT. ARTECH PRESISI MESINDO NAMA: DENNI HARTONO NPM : PROSES PEMBUATAN ROUGH GUIDE DI PT. ARTECH PRESISI MESINDO NAMA: DENNI HARTONO NPM : 21412840 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH/ LAPORAN KERJA PRAKTEK PROSES PEMBUATAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Flow Process PT. ADM divisi Stamping Plant Start Press Line IRM 2A Line Single Part 3B Line Logistik PPC 4A Line Press Inspection Door Assy Inspection Dies Maintenance

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING INK EJECT PADA PT. TECHNO INDONESIA

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING INK EJECT PADA PT. TECHNO INDONESIA MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING INK EJECT PADA PT. TECHNO INDONESIA Nama : Rifki Dwi Rahmana NPM : 36412340 Kelas : 4ID05 Dosen Pembimbing : Ratih Wulandari, ST, MT. LATAR BELAKANG 1 2

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA Disusun Oleh: Nama : Asep Darwis Zatnika NPM : 31412199 Kelas : 4ID05 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan PT Trans Makmur Abadi berdiri pada tanggal 28 Agustus 2002, Kantornya terletak di TRANS MOBIL Jl.Bandengan Utara dalam no.38d Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Laporan tugas akhir BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Garuda Metalindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.produk utama dari perusahaan ini adalah

Lebih terperinci

Tubuh manusia adalah sistem yang terus beroperasi, sejauh apa sistem efektif berjalan? perlu check kesehatan regular

Tubuh manusia adalah sistem yang terus beroperasi, sejauh apa sistem efektif berjalan? perlu check kesehatan regular Konsep Internal Audit Tubuh manusia adalah sistem yang terus beroperasi, sejauh apa sistem efektif berjalan? perlu check kesehatan regular Manakah organ tubuh yang penting / kritikal? Misalkan dari informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era yang perkembanganya sangat cepat ini dimana semua dituntut untuk menciptakan suatu proses kerja yang efektif dan effisien dengan tidak mengurangi standard kualitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN 3.1 Analisa Sistem Berjalan 3.1.1 Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo P.T Berkat Jaya Komputindo pertama kali didirikan pada tanggal 5 Januari 1999,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE 19 BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Sistem Dalam menjalankan operasinya perusahaan/badan membutuhkan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PERAWATAN MESIN DB 800 V5 EX DALAM PEMBUATAN PRODUK CARRIER CAMSHAFT DI PT PROGRESS DIECAST

MEMPELAJARI PERAWATAN MESIN DB 800 V5 EX DALAM PEMBUATAN PRODUK CARRIER CAMSHAFT DI PT PROGRESS DIECAST MEMPELAJARI PERAWATAN MESIN DB 800 V5 EX DALAM PEMBUATAN PRODUK CARRIER CAMSHAFT DI PT PROGRESS DIECAST Nama : Endang Mulyana NPM : 32413904 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik Industri Dosen

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada dasarnya bertujuan mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada dasarnya bertujuan mendapatkan keuntungan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan pada dasarnya bertujuan mendapatkan keuntungan yang maksimal, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Tujuan ini dapat tercapai apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Tabel 5.1 Hasil Temuan Audit Internal. Summary Hasil Internal Audit No Plant/Dept. Temuan Audit NC OK Total 1 MARKETING

BAB V ANALISA HASIL. Tabel 5.1 Hasil Temuan Audit Internal. Summary Hasil Internal Audit No Plant/Dept. Temuan Audit NC OK Total 1 MARKETING BAB V ANALISA HASIL 5.. Analisa Hasil Audit Internal Dari hasil audit internal antara bulan November dan Desember 04 di dapatkan beberapa temuan ketidaksesuaian di beberapa Departement di perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Tujuan Untuk menjelaskan standar operasional umum di Mold Maintenance Group. Ruang Lingkup Mencakup mold issuing, mold returning, penerimaan mold problem,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Model Proses Pengadaan Bahan Baku Pada gambar 4.1 diperlihatkan alur Proses Pengadaan Bahan Baku yang sedang berlangsung. Pada gambar diperlihatkan proses yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jika tidak ditangani dengan baik. Klaim yang tidak ditangani dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jika tidak ditangani dengan baik. Klaim yang tidak ditangani dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Klaim merupakan salah satu permasalahan yang sangat serius bagi perusahaan jika tidak ditangani dengan baik. Klaim yang tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan 2.1.1 Profil Perusahaan Adrenaline Counter adalah toko yang bergerak pada penjualan sepeda, sparepart dan perbaikan. Didirikan dibawah naungan PT. Biker

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flow Chart Pemecahan Permasalahan Langkah-langkah dalam pernulisan skripsi ini dapat diperhatikan pada gambar flow chart pemecahan masalah sebagai berikut: Start Observasi

Lebih terperinci

Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt.

Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt. Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt. Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Gambaran Umum Perusahaan.. Sejarah Singkat Perusahaan Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis mengadakan penelitian di

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Penelitian pendahuluan Identifikasi dan perumusan masalah Tujuan dan manfaat penelitian Tinjauan pustaka Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam manajemen modern. Banyak keputusan strategis yang bergantung kepada informasi. Sebagaimana diketahui,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendekatan Six Sigma yang digunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari 5 (lima) fase yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analize, Improve

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING ANALISIS DAN PROSES MANUFAKTURING Suatu rancangan ataupun rencana tentang tata letak fasilitas pabrik tidaklah akan bisa dibuat efektif apabila data penunjang mengenai bermacam-macam faktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui beberapa 5 tahapan, yaitu diawali dengan tahap pendahuluan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan dan analisis data, serta tahap kesimpulan 3.1.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. service serta penjualan accesories dan sparepart khususnya untuk kendaraan bermotor

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. service serta penjualan accesories dan sparepart khususnya untuk kendaraan bermotor BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Sejarah Perusahaan CV. Dewi Bersaudara merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa service serta penjualan accesories dan sparepart khususnya untuk kendaraan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA 1. Sudah berapa lama APP berdiri? APP sudah berdiri selama 16 tahun, didirikan pada tanggal 25 April 1997 yang dibuat di hadapan notaris Rachmat Santoso, S.H agar dapat memproduksi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Berdiri PT. Inti Pantja Press Industri merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam group Astra Motor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

Kesinambungan Daya Saing Dan Tanggung Jawab Perusahaan - SCORE - Presentasi hasil implementasi modul 1 (kerja sama di tempat kerja)

Kesinambungan Daya Saing Dan Tanggung Jawab Perusahaan - SCORE - Presentasi hasil implementasi modul 1 (kerja sama di tempat kerja) Kesinambungan Daya Saing Dan Tanggung Jawab Perusahaan - SCORE - Presentasi hasil implementasi modul 1 (kerja sama di tempat kerja) PT. TJOKRO BERSAUDARA PROFILE PERUSAHAAN PT.TJOKRO BERSAUDARA Nama Perusahaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1. Analisa Prioritas perbaikan proses Dyno dengan metode FMEA Setelah diketahui berbagai kendala dan hambatan dalam pencapaian target WIP diproses Dyno, maka perlu dibuatkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penulis melakukan observasi langsung pada PT. BROCO MUTIARA ELECTRICAL INDUSTR dan melakukan wawancara dengan bagian MR (Management Representative)

Lebih terperinci

Sampling Plan System for Attribute Inspection. For use with ANSI / ASQC Z1.4

Sampling Plan System for Attribute Inspection. For use with ANSI / ASQC Z1.4 Sampling Plan System for Attribute Inspection For use with ANSI / ASQC Z1.4 March 2008 PENGANTAR Panduan ini disusun berdasarkan buku Sampling Procedure and Tables for Inspection by Attribute yang diterbitkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA Mada Jimmy Fonda Arifianto 1 ; Edi Santoso 2 ABSTRACT Article presents manufacture information system

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan 180 Lampiran 1 Perancangan Sistem Manajemen Mutu Pada PT. Garuda Indonesia Pedoman Mutu Sistem Manajemen Mutu Perusahaan Dalam menjalankan proses bisnisnya, PT. Garuda Indonesia harus menerapkan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

Lime POS Software. YOLK-IT Surabaya ABOUT THIS PRODUCT FITUR MASTER BARANG

Lime POS Software. YOLK-IT Surabaya   ABOUT THIS PRODUCT FITUR MASTER BARANG Lime POS Software ABOUT THIS PRODUCT Berfokus pada pembelian dan penjualan baik retail maupun kasir, manajemen stok barang juga tersedia dalam aplikasi ini. System dapat terintegrasi dengan laporan kalkulasi

Lebih terperinci

Internal Quality Audit Teknik Audit dengan Pendekatan Performa

Internal Quality Audit Teknik Audit dengan Pendekatan Performa Internal Quality Audit Teknik Audit dengan Pendekatan Performa Fungsi Internal Quality Audit yang baik! BUKAN sekedar memastikan sistem dijalankan sesuai aturan (prosedur atau persyaratan ISO 9001) TETAPI

Lebih terperinci

LEMBAR WAWANCARA. Pelanggan Sebanyak 6 Keluhan Pelanggan. 2. Bagaimana PT. NLK Menangani Keluhan Pelanggan?

LEMBAR WAWANCARA. Pelanggan Sebanyak 6 Keluhan Pelanggan. 2. Bagaimana PT. NLK Menangani Keluhan Pelanggan? LEMBAR WAWANCARA Pertanyaan Wawancara Key Informan : Bapak Irwin Saroha Siregar Jabatan : Manager Quality Control Tanggal Wawancara : 11 November 2016 10 Juni 2017 1. Dalam Periode Tahun 2017 Sudah berapa

Lebih terperinci

PROSEDUR PENANGANAN DELIVERY ORDER PADA PT. JUAHN INDONESIA

PROSEDUR PENANGANAN DELIVERY ORDER PADA PT. JUAHN INDONESIA PROSEDUR PENANGANAN DELIVERY ORDER PADA PT. JUAHN INDONESIA Nama : Hidayatunnisa NPM : 40209855 Jurusan : Akuntansi Komputer Pembimbing: Toto Sugiharto, MSC., PhD. Latar Belakang Masalah Delivery order

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan BAB IV PEMBAHASAN Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan yang dilakukan dari sudut pandang manajemen dengan tujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari setiap operasional

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survei Pendahuluan Evaluasi Sistem Pengendalian Internal pada PT Bondor Indonesia diawali dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar belakang perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, maka penulis menggunakan metode penyelesaian masalah yang dapat digambarkan sebagai berikut: Penelitian Pendahuluan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Metodologi penelitian ini berguna sebagai acuan dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik. Penulis melakukan

Lebih terperinci

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Penanggung Requestor membuat purchase request untuk material yang diperlukan, kemudian diserahkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PRODUK GUNA MEMINIMALISASI PRODUK CACAT Ni Luh Putu Hariastuti Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jln Arief Rachman Hakim 100

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Sinar Multi Langgeng didirikan pada tanggal 5 Agustus 1994. PT. Sinar Multi Langgeng ini awalnya bernama PD. Langgeng dan setelah berkembang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimana persaingan muncul tidak hanya diantara perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dimana persaingan muncul tidak hanya diantara perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi persaingan dalam dunia usaha pada era globalisasi saat ini semakin ketat. Dimana persaingan muncul tidak hanya diantara perusahaan-perusahaan yang menjual produk

Lebih terperinci

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian langkah atau prosedur

Lebih terperinci

PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL

PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL NAMA : DANANG SULARSO WICAKSONO NPM : 21411710 PEMBIMBING : Ir. ARIFUDIN, MM, MSC JURUSAN : TEKNIK MESIN FAKULTAS :

Lebih terperinci

PROSEDUR KERJA PENGENDALIAN DOKUMEN

PROSEDUR KERJA PENGENDALIAN DOKUMEN SOP UMG I1.1 PENGENDALIAN DOKUMEN 1 dari 5 1.0 Tujuan Prosedur ini menjelaskan proses pengendalian dokumen untuk memastikan dokumen yang digunakan dikendalikan dengan baik dan benar. 2.0 Ruang Lingkup

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut: Garis berwarna hijau adalah Mean (rata-rata

Lebih terperinci

Page 1

Page 1 Gambaran Kasus 1. Pada tanggal 01/02/2014, Pelanggan umum melakukan pemesanan Pembelian SO (SO-001) dengan Nomor PO (PO-001), yaitu Paket Biji Bakso Isi 25 Butir 4 Bks @Rp.65.000 & Paket Biji Bakso Isi

Lebih terperinci

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Permintaan Barang Urgent 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Resmi 1 transaksi Lampiran

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

Fungsi Internal Quality Audit yang baik! Bukan sekedar Memastikan sistem dijalankan sesuai aturan (prosedur/ persyaratan ISO 9001)

Fungsi Internal Quality Audit yang baik! Bukan sekedar Memastikan sistem dijalankan sesuai aturan (prosedur/ persyaratan ISO 9001) Fungsi Internal Quality Audit yang baik! Bukan sekedar Memastikan sistem dijalankan sesuai aturan (prosedur/ persyaratan ISO 9001) Tetapi dapat membantu melihat kelemahan dari sistem manajemen mutu 1 Perbandingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan

Lebih terperinci

Metode Training ISO/TS Sentral Sistem TAPI MENJELASKAN

Metode Training ISO/TS Sentral Sistem TAPI MENJELASKAN Metode Training ISO/TS 16949 Sentral Sistem TIDAK SEKEDAR MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO/TS 16949 TAPI MENJELASKAN KONSEP/MAKSUD DARI TIAP PERSYARATAN ISO/TS 16949, HUBUNGAN ANTARA PERSYARATAN DENGAN

Lebih terperinci