EFEKTIVITAS PENYERAPAN ANGGARAN DAERAH UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL
|
|
- Widyawati Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EFEKTIVITAS PENYERAPAN ANGGARAN DAERAH UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL Disampaikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia pada Rapat Kerja Nasional Keuangan Daerah 2015 Jakarta, 2 Juli 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN RI
2 OUTLINE 1. Perkembangan Perekonomian Indonesia Terkini dan Prospeknya Tahun Perkembangan Kebijakan dan Realisasi Penyaluran Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Postur dan Perkembangan Realisasi Penyerapan APBD Tahun Perkembangan Simpanan Dana Pemda di Sektor Perbankan Tahun Langkah-langkah Percepatan Penyerapan Anggaran Daerah untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi KEMENTERIAN KEUANGAN RI 2
3 Langkah-Langkah Stimulasi Pertumbuhan Ekonomi 2015 Kebijakan penghapusan PPnBM Kenaikan PTKP per 1 Juli 2015 Kebijakan Tax Allowance Perbaikan Tax Holiday (in progress) Percepatan Belanja Pemerintah (APBN & BUMN) Kebijakan Pelonggaran LTV oleh Bank Indonesia Revisi Daftar Negatif Investasi Revisi PP tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah Subsidi KUR (Penurunan Suku Bunga KUR) KEMENTERIAN KEUANGAN RI 3
4 Update Perekonomian Indonesia (1) Indikator Nilai Tukar IHSG Kinerja Per 31 Desember 2014 : Rp12.440/USD depresiasi 2,06% (ytd) Per 26 Juni 2015: Rp depresiasi 7,22% (ytd) Periode s.d. 26 Juni 2015 Terkuat Rp12.444/USD -- Terlemah Rp13.367/USD Per 31 Desember 2014 : 5.226,9 menguat 22,3% (ytd) Per 26 Juni 2015: 4.923,2 melemah 5,8% (ytd) Periode s.d 26 Juni 2014 Tertinggi 5.523,3 Terendah 4.837,8 Inflasi Inflasi sepanjang tahun 2014 sebesar 8,36% (ytd, yoy), rata-rata inflasi 2014: 6,42% Inflasi Mei 2015 : 0,50% (mtm), 0,42% (ytd), 7,15% (yoy) Arus Modal Masuk Total capital inflow 2014 sebesar Rp178,2T. Saham = net inflow 42,6T; SUN net inflow 137,5T; SBI = net outflow 1,9T. S.d Juni 2015 (ytd) : Saham inflow Rp3,90 triliun; SUN inflow Rp77,02 triliun (25 Juni) Yield SUN Per 31 Des 2014: Yield SUN 10Y 7,80%, Yield SUN 5Y 7,70%. Per 29 Juni 2015: Yield SUN 10Y 8,43%, Yield SUN 5Y 8,32% Periode s.d. 29 Juni 2015 : Yield SUN 10Y Tertinggi 8,76% -- Terendah 7,03% Yield SUN 5Y Tertinggi 8,60% -- Terendah 6,84% 4
5 Update Perekonomian Indonesia (2) Indikator Pertumbuhan PDB Harga Minyak Mentah Indonesia Investasi Langsung Perdagangan Internasional Kinerja Pada Q PDB tumbuh sebesar 4,7% (yoy). Kons RT 5%; Kons LNPRT -8.3%; Kons Pemerintah 2,2%; PMTDB 4,4%; Ekspor -0,5%; Impor -2,2% Jan-Des 2014 ICP mencapai US$96,5 per barel Rata-rata Jan-Mei tahun 2015 sebesar US$54,5 per barel Realisasi investasi selama 2014 mencapai Rp463,2T atau naik 16,2% (yoy) PMA : Rp 307,0T naik 13,5% (yoy) PMDN : Rp 156,2T naik 21,8%(yoy) Realisasi investasi Triwulan I 2015 sebesar Rp124,6T atau naik 16,9% (yoy) PMA : Rp 82,1T naik 14,0% (yoy) PMDN : Rp 42,5T naik 22,8%(yoy) Jan Des 2014: Ekspor tumbuh -3,43% (yoy), Impor tumbuh -4,53% (yoy) Jan - Mei 2015: Ekspor mencapai US$64,7 miliar atau turun 11,8% (yoy); Impor mencapai US$60,9 miliar atau turun 17,9% (yoy). Neraca perdagangan Jan - Mei 2015 mengalami surplus sebesar US$3,7 miliar. Neraca Pembayaran Defisit transaksi berjalan Q membaik menjadi US$3,8 miliar (1,81% thd PDB) dari US$5,7 miliar (2,58% thd PDB) pada Q Surplus transaksi modal dan finansial Q turun menjadi US$5,9 miliar dari US$8,9 miliar pada Q Neraca Pembayaran Q surplus US$1,30 miliar 5
6 Pertumbuhan PDB Q mencapai 4,71 % (yoy) atau -0,18 (qtq)...dipengaruhi melemahnya kinerja ekspor Kinerja ekspor tumbuh negatif terutama ekspor migas Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 melemahnya permintaan global dan harga komoditas Kons RT Kons LNPRT Kons Pemerintah PMTB Ekspor Impor PDB Sumber: BPS Pertumbuhan Kontribusi Q1 Q1 Sumatera 4,7 0 3,5 1,0 0,8 Jawa 5,6 5,2 3,2 3,0 Bali dan Nusa Tenggara 5,9 8,9 0,2 0,3 Kalimantan 3,2 1,1 0,3 0,1 Sulawesi 6,9 7,3 0,4 0,4 Maluku dan Papua 4,3 3,7 0,1 0,1 Sumber: BPS Pertumbuhan Spasial Konsumsi Pemerintah melambat APBN-P 2015 yang dipercepat dan perub. DIPA, serta restrukturisasi dan perubahan nomenklatur K/L terkait Perlambatan PMTB rendahnya realisasi belanja modal akibat proses APBNP dan Nomenklatur K/L, serta melambatnya aktifitas ekonomi Konsumsi RT masih tumbuh cukup kuat sebesar 5,0% Perlambatan terjadi pada wilayah yang berbasis komoditas primer: Kalimantan, Sumatera, dan Papua melemahnya permintaan dan harga komoditas global (batu bara, minyak bumi, CPO) Jawa masih mampu tumbuh di atas 5% terutama bersumber dari industri manufaktur dan aktifitas bisnis (perdagangan dan jasa) Bali dan Nusa Tenggara tumbuh cukup tinggi terutama didorong oleh sektor jasa, khususnya sektor pariwisata 6 6
7 Persepsi Global tentang Indonesia persepsi global terus menilai Indonesia mengalami perbaikan yang berkelanjutan Sumber: WEF, World Bank WEF Global Competitiveness Rank Ease of Doing Business Rank Transparency International Corruption Perception Index World Governance Indicators Percentile rank Indikator-indikator persepsi global terhadap Indonesia terus mengalami perbaikan dalam beberapa tahun terakhir, walaupun kondisi positif terakhir reformasi yang terjadi di Indonesia belum diperhitungkan Peningkatan Credit Rating Indonesia dari berbagai lembaga rating Sumber: S&P, Fitch, Moodys, R&, JCRA, diolah 92 S&P: BBB- 95 Moody s: Baa3 98 S&P: CCC+ Moody s: B3 Fitch: B- R&I: B Penurunan credit rating Indonesia disebabkan krisis ekonomi tahun S&P: B- Moody s: B2 Fitch: B+ R&I: B JCRA: B+ Voice and Accountability Political Stability/No Violence Government Effectiveness Regulatory Quality Rule of Law Control of Corruption S&P: BB- Moody s: B1 Fitch: BB- R&I: BB- JCRA: BB- Pada saat perekonomian global sedang bergejolak, credit rating Indonesia tetap naik dengan outlook stabil 10 S&P: BB Moody s: Ba2 Fitch: BB+ R&I: BB+ JCRA: BBB Moody s: Baa3 Fitch: BBB- R&I: BBB- JCRA: BBB- Investment Grade S&P: BB+ Satu Notch dibawah Investment Grade Dengan outlook Positif 7 7
8 Sampai dengan Mei 2015, inflasi cukup terkendali koordinasi dan sinergi kebijakan untuk menjaga pencapaian sasaran inflasi 2015 (mtm, %) 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0-0,5-1,0 Pergerakan Inflasi 2014 vs ,07-0, Rerata 5 tahun 0,26-0,36 0,08 0,17 Sumber: BPS, data diolah -0,02 0,36 0,16 0,50 0,43 0,63 0,93 1,04 0,47 0,70 0,27 0,30 0,47 0,15 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Inflasi Umum Mei 2015 Perkiraan 1,50 0,40 2,46 0,50 Realisasi Inflasi 2015 diperkirakan mencapai 4.21% Warna Range (mtm; %) Jumlah : < 0,358 7 : 0,359 s.d. 0,50 8 : 0,51 s.d. 0,82 8 : > 0,82 7 Kontribusi terbesar inflasi Mei adalah cabai merah. Gejolak harga cabai merah tertinggi terjadi di Sumatera Utara (90,2%, mtm), Gorontalo (80,5%, mtm), Kalimantan Selatan (65,0%, mtm) dan Aceh (61,5%, mtm). Sumber: BPS Disagregasi Historis 5 year avg (mtm; %) Realisasi 2015 mtm(%) yoy(%) ytd(%) Mei SBH : 2012=100. IHK : 119,5. Inflasi : 0,5% (mtm); 7,15%(yoy); 0,42 % (ytd). Core Inflation: 5,04%(yoy), Administered P. : 13,35% (yoy), Volatile F. : 8,1%(yoy). Andil mtm(%) IHK Core Adm. Prices Volatile Food Sumber: BPS Potensi tekanan inflasi sepanjang 2015 antara lain bersumber dari: (i) kebijakan BBM bersubsidi; (ii) penyesuaian tarif tenaga listrik (TTL); (iii) rencana kenaikan harga jual gas elpiji 12kg dan perubahan kebijakan elpiji bersubsidi 3kg; (iv) rencana kenaikan tarif tol; serta (v) rencana kenaikan biaya pembuatan SIM mulai 1 Juni; (vi) El Nino; (vii) peningkatan permintaan menjelang HBKN; (viii) pembatasan impor beras. Komponen volatile food mengkontribusi inflasi terbesar bulan ini yaitu 0,29%(mtm), yang secara umum disebabkan peningkatan permintaan karena semakin dekatnya bulan Ramadhan. Sementara komponen core dan administered price, masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,13% dan 0,08%(mtm). 8 8
9 Pengaruh Statement The Fed ke Nilai Tukar Rupiah sebelum FOMC terdapat kecenderungan peningkatan volatilitas pasar keuangan IDR Curncy DXY Curncy Sumber: Bloomberg Mar 18 & 19 The Fed Press Conference Apr 29 & 30 Jun 17 & 18 Sept 16 & 18 Dec 16 & 17 Mar 17 & 18 Jun 16 & Tiongkok Filipina Korea Selatan Apr./Depr (-). Mata Uang terhadap Dolar Per 23 Juni 2014 India -0,81% -0,81% -2,33% -1,40% -0,06% -0,09% -0,90% 0,57% Secara umum, pergerakan nilai tukar Rupiah bergerak seiring dengan pergerakan nilai tukar USD Sebelum FOMC dilaksanakan, umumnya terdapat tekanan kepada nilai tukar rupiah. Pada beberapa FOMC The Fed terakhir yang menyatakan masih akan menahan tingkat suku bunga diikuti dengan meredanya tekanan kepada nilai tukar rupiah. Thailand Jepang Afrika Selatan Indonesia Malaysia EU -2,65% -0,15% -3,01% -0,23% -4,74% -0,29% %YTD -7,22% -1,11% %MOM -7,74% -3,82% -7,98% 2,95% -10% -5% 0% 5% Sumber: Bloomberg Depresiasi nilai tukar Rupiah tersebut seiring dengan tren depresiasi mata uang yang dialami oleh negara-negara lain, yang lebih disebabkan oleh faktor eksternal antara lain penguatan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang negara-negara lain sejalan dengan perbaikan perekonomian AS serta kebijakan normalisasi moneter yang diambil oleh the US Fed. 9 9
10 Perkiraan Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun Indikator Realisasi s.d. Akhir Tahun APBNP *) Realisasi Semester I Perkiraan Realisasi Semester II *) Outlook s.d Akhir Tahun a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,0 5,7 4,9 5,5 5,2 b. Inflasi (%, yoy) 8,4 5,0 7,4 4,2 4,2 c. Tingkat bunga SPN 3 bulan (%) 5,8 6,2 5,7 6,2 6,0 d. Nilai tukar (Rp/US$) e. Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel) f. Lifting Minyak (ribu barel per hari) ,6 898,5 825 g. Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari) *) Angka Proyeksi berdasarkan data realisasi s.d 26 Juni
11 Perubahan Kebijakan untuk Mempercepat Penyaluran Transfer ke Daerah 1) Merubah penetapan alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang semula ditetapkan secara parsial dengan Peraturan Menkeu, menjadi ditetapkan satu kesatuan dengan Peraturan Presiden. 2) Mempercepat ketentuan dengan penyampaian data Penerimaan Negara Pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak, untuk penghitungan dan alokasi DBH. 3) Merubah pola penyaluran beberapa jenis transfer ke daerah: DBH : dari semula TW 1 dan TW 2 berdasarkan pagu alokasi, menjadi TW1, TW2, dan TW 3 berdasarkan pagu alokasi. DAK : dari semula dilakukan dalam 3 tahap (tahap-1: 30%, tahap-2: 45%, tahap-3: 25%) yang dilaksanakan diwaktu yang tidak sama, menjadi triwulanan (TW-1: 30%, TW-2: 25%, TW-3: 25%; TW-4: 20%) dengan waktu yang relatif lebih pasti. 4) Memperbaiki ketentuan penetapan Juknis DAK, khususnya terkait dengan: Masa berlakunya (bersifat 3 tahun); Batas waktu penetapan yang relatif lebih cepat; Menu pengunaan yang tidak terlalu rigid, agar daerah dapat melaksanakan kegiatan lebih fleksibel. 11
12 MEKANISME PENYALURAN PELAKSANAAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TA 2015 Jenis Dana Transfer Pola dan Besaran Penyaluran Keterangan Persyaratan DBH Pajak Bagi Rata Tahap I 25%, Tahap II 50%, Tahap III (Selisih antara Pagu dengan Penyaluran Tahap I dan Tahap II) PBB Bagian prov/kab/kota dan biaya pungut DBH PBB dan Biaya Pemungutan PBB Migas dan PBB Panas Bumi DBH PPh Pasal 21 dan PPh WPOPDN Mingguan dan Bulanan Tw I, Tw II, dan Tw III masing-masing 25%, Tw IV selisih pagu dgn penyaluran Tw I, Tw II, dan Tw III Tw I, Tw II, Tw III masingmasing 20%, Tw IV Selisih Pagu dgn penyaluran Tw I, Tw II, dan Tw III DBH CHT Tw I 30%, TW II dan III 25%, Tw IV 20% April, Agust, Nop Mulai Agustus dan sekali pada bulan Desember Maret, Juni, September Maret, Juni, Sept, Des, Maret, Juni, Sept, Des 1. Laporan realisasi penggunaan DBH CHT semester 2 tahun anggaran sebelumnya, 2. surat pernyataan menganggarkan kembali sisa lebih penggunaan DBH CHT tahun anggaran sebelumnya,
13 DBH SDA Jenis Dana Transfer MEKANISME PENYALURAN PELAKSANAAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TA 2015 Pola dan Besaran Penyaluran Tw I dan Tw II 20%, Tw III 30%, Tw IV selisih antara pagu alokasi dan penyaluran I, II, dan III DAU 1/12 Pagu Alokasi Bulanan Keterangan Maret, Juni, Sept, Des Persyaratan DAK Tw I 30%, Tw II 25%, Tw III 25% Tw IV 20% Tw. I : Paling cepat Feb, paling lambat 31 Juli Tw. II : paling cepat 1 April Tw. III : paling cepat 1 Juli Tw. IV : paling cepat 1 Okt Tw. I : Perda APBD; laporan realisasi tahun sebelunya, surat pernyataan dana pendamping 10%. Tw. II, III, IV : Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan Triwulan sebelumnya DAK Tambahan Usulan Daerah, DAK P3D2 Tw I 30%, Tw II 25%, Tw III 25% Tw IV 20% Dana Otsus Thp I 30%, Thp II 45%, Thp III 25% Tw. I : Paling lambat 31 Juli Tw. II : paling cepat Juni Tw. III : paling cepat 1 Agustus Tw. IV : paling cepat Oktober Maret, Juli, Oktober Khusus untuk DAK Usulan Daerah penyaluran Tw. I: melampirkan SPTJM Kepala Daerah dan Hasil Review BPKP atas Proposal Penyaluran Tw II, II, IV: harus menyampaikan laporan triwulan sebelumnya Rekomendasi/pertimbangan Menteri Dalam Negeri
14 MEKANISME PENYALURAN PELAKSANAAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TA 2015 Jenis Dana Transfer Pola dan Besaran Penyaluran Keterangan Persyaratan TPG dan DTP Guru PNSD Tw I 30%, Tw II dan III 25%, Tw IV 20% Buffer TPG dan DTP Guru Bantuan Operasional Sekolah Non Terpencil Triwulan masing-masing 25%, dan Terpencil Semesteran 50% Cadangan tidak terpencil triwulanan (paling lambat 7 hari kerja sebelum akhir triwulan) Maret, Juni, Sep, Nop, Setelah ada rekomendasi Kemdikbud Non Terpencil : Januari, April, Juli, Oktober Terpencil : januari, Juli Cadangan tidak terpencil: paling lambat 7 hari kerja sebelum akhir triwulan Dana Insentif Daerah Semesteran 50% Feb, Juli APBD san SPTJM Dana Desa Thp I 40%, Thp II 40%, Thp III 20% April, Agustus, Oktober Laporan realisasi pembayaran TPG Guru PNSD dan laporan realisasi pembayaran DTP Guru PNSD semester I dan semester II tahun anggaran sebelumnya Rekomendasi Kemdikbud atas kekurangan penyaluran TPG dan/atau terdapat sissa dana TPG dan DTP Guru PNSD di RKUD pada TA berjalan Laporan Realisasi penyaluran BOS Triwulan atau Semester sebelumnya (untuk BOS Terpencil) dan Rekap SP2D Penyaluran BOS Untuk Bos Cadangan Terpencil, Rekomendasi Kurang Salur dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Untuk penyaluran pertama, rekomendasi dari Subdit DBH Pajak berdasarkan Penyampaian Perda APBD dan Peraturan Bupati/Peraturan Walikota P2D2 Sekaligus Setelah PMK ditetapkan
15 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa TA per 30 Juni Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa TA Rencana Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % (Dalam Triliun Rupiah) Penyaluran Juli Transfer ke Daerah % % I. Dana Perimbangan % % Dana Bagi Hasil % % 0.0 A. Dana Bagi Hasil Pajak % % 0.0 B. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam % % Dana Alokasi Umum % % Dana Alokasi Khusus % % 9.6 II. Dana Otonomi Khusus % % Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua % % Dana Tambahan Infrastruktur Provinsi Papua % % Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua Barat % % Dana Tambahan Infrastruktur Provinsi Papua Barat % % Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh % % 3.2 III. Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta % % 0.0 IV. Dana Transfer Lainnya % % Dana Bantuan Operasional Sekolah % % Dana Insentif Daerah % % Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD % % Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil % % Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2) % % 0.0 Dana Desa % % 0.6 Grand Total % %
16 JENIS APBD TW I TWII TW III TW IV TW I TW II APBD Real % Real % Real % Real % Real % Perk, % Real Pendapatan 797,9 141,9 17,8 387,9 48,6 465,0 58,3 819,5 102, ,1 23, PAD 180,7 33,9 18,8 83,6 46,3 112,3 62,1 199,7 110, ,9 16, Transfer 570,4 103,9 18,2 290,3 50,9 331,9 58,2 573,3 100, , lainnya 46,8 4,1 8,7 13,9 29,7 20,8 44,4 46,5 99, , Belanja 856,2 71,3 8,3 227,0 26,5 335,0 39,1 796, ,3 10, B. Pegawai 326,9 42,7 13,1 120,6 36,9 170,5 52,2 303,6 92, ,2 15, B. Barang Jasa 183,5 11,5 6,3 45, ,9 36,4 171,5 93, ,4 7, B. Modal 214,2 4,6 2,1 21,1 9,9 45,3 21,1 190,8 89, ,2 2, B. lainnya 131,7 12,6 9,6 39, ,3 39,7 130,8 99, ,2 13, Surplus/Defisit -58,4 70,5 160,8 130,0 22, , Pembiayaan 59,4 71,1 119, 8 PERKEMBANGAN REALISASI APBD (KONSOLIDASI PROVINSI, KABUPATEN, KOTA) TAHUN Tabel 5 (Triliun Rupiah) 100,3 168,8 100,7 169,6 86,6 145, , Penerimaan 75,0 72,2 96,3 105,2 140,2 106,0 141,3 101,9 135, , SiLPA th Sebelumnya 70,4 70,4 99,3 99,3 99, ,0 107 Lainnya 4,6 0,4 0,5 0,7 15,5 2, ,2 1.3 Pengeluaran 15,6 1,1 7,1 4,9 31,3 5,2 33,4 15,3 98, , Kurang/Lebih 141,7 261,1 230,8 109,4 211, Pembiayaan * Pendapatan lainnya antara lain adalah bantuan keuangan dan bagi hasil provinsi dan daerah lainnya, hibah, dana darurat dan lainnya.
17 Estimasi Realisasi Penyerapan Belanja Daerah Secara Agregat Provinsi, Kabupaten, dan Kota s.d. Mei 2015 (dalam Persentase) Anggaran (Milyar) 924, , Realisasi penyerapan belanja secara persentase menunjukkan perbandingan antara besaran realisasi penyerapan dengan anggaran belanja (konsolidasi). Realisasi belanja daerah s.d. Mei Tahun 2015 diperkirakan mencapai 25,0% dari total anggaran belanja daerah (Rp924,21 triliun), yang berarti lebih tinggi apabila dibandingkan dengan realisasinya pada periode yang sama tahun 2014 sebesar 24,5%, dan lebih rendah dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 27,0%, dan tahun 2012 sebesar 26,3%. KEMENTERIAN KEUANGAN RI 17
18 Estimasi Realisasi Belanja Daerah Secara Agregat Provinsi, Kabupaten, dan Kota Per Provinsi s.d. Mei 2015 (dalam Persentase) Rata-rata realisasi Belanja Daerah s.d. Mei Tahun 2015 agregat per provinsi mencapai 25,0%. Terdapat 14 daerah yang mempunyai realisasi belanja di atas rata-rata dan 20 daerah mempunyai realisasi belanja di bawah rata-rata. Estimasi realisasi belanja daerah terendah adalah di Agregat Provinsi Kalimantan Utara yaitu sebesar 15,1% dan tertinggi adalah di Agregat Provinsi Maluku Utara sebesar 33,9%. KEMENTERIAN KEUANGAN RI 18
19 DANA PEMERINTAH DAERAH DI PERBANKAN 1. Dalam tahun , dana pemda di perbankan s.d. bulan Mei mengalami peningkatan, demikian juga posisi Mei 2015 terdapat lonjakan yang cukup signifikan yaitu mencapai Rp255,3 T, yang disebabkan oleh kinerja penyaluran belum diikuti kinerja penyerapan APBD : Penetapan DBH dilakukan melalui Perpres, sehingga pembayaran DBH tahun 2015 dapat dilakukan lebih awal (bulan Maret) dibandingkan dengan tahun sebelumnya (bulan Mei). Hal ini dapat dilihat dari realisasi transfer ke daerah s.d. Mei tahun 2015 sebesar Rp275,0 Triliun, yang berarti lebih tinggi apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp229,8 Triliun. Sebagian besar daerah masih dalam proses pelelangan dan awal pelaksanaan kegiatan. 2. Kenaikan dana pemda di perbankan di bulan Juni dan September terutama disebabkan oleh pola penyaluran DBH yang dilakukan secara triwulanan. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan
20 PERKEMBANGAN DANA IDLE PEMERINTAH DAERAH DI PERBANKAN AGREGAT PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA POSISI DESEMBER, , , ,00 Miliar Rupiah 8.000, , , ,00 0, Dalam Tahun , posisi dana Idle pada bulan Desember menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Hampir semua daerah mengalami peningkatan dalam Dana Idle, kecuali untuk Provinsi Kalimantan Timur yang mengalami penurunan sejak tahun 2013 dan 2014 yang disebabkan oleh karena adanya pemekaran daerah Provinsi Kalimantan Utara. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan
21 LANGKAH-LANGKAH PERCEPATAN PENYERAPAN ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH Mempercepat penyaluran Transfer ke Daerah. Mempercepat realisasi pembayaran kenaikan gaji dan gaji ke-13 untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Mempercepat pertanggunganjawaban pelaksanaan anggaran. Meningkatkan koordinasi di daerah dalam rangka percepatan pelaksanaan kegiatan. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan dari proses perencanaan sampai dengan penyelesaian pekerjaan, sehngga dapat dimonitor secara berkala mengenai penyerapan anggaran. Memperkuat kapasitas kelembagaan dan SDM dalam penyiapan pengadaan barang dan jasa. Menyusun perencanaan kas di daerah. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan
22 KEMENTERIAN KEUANGAN RI TERIMA KASIH
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan
Lebih terperinciRealisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.
Lebih terperinciPerkembangan Ekonomi Terkini Dan APBN Januari 2016
Perkembangan Ekonomi Terkini Dan APBN 2016 25 Januari 2016 Update Perekonomian Indonesia (1) Nilai Tukar IHSG Inflasi Indikator Harga Minyak Mentah Indonesia Arus Modal Masuk Yield SUN Kinerja Per 31 Desember
Lebih terperinciINFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017
INFOGRAFIS REALISASI s.d. 31 Mei 2017 FSDFSDFGSGSGSGSGSFGSF- DGSFGSFGSFGSGSG Realisasi Pelaksanaan INFOGRAFIS (s.d. Mei 2017) Perkembangan Asumsi Ekonomi Makro Lifting Minyak (ribu barel per hari) 5,1
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan
Lebih terperinciINFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017
INFOGRAFIS REALISASI s.d. 31 Maret 2017 Realisasi Pelaksanaan INFOGRAFIS (s.d. Maret 2017) Perkembangan Asumsi Ekonomi Makro Lifting Minyak (ribu barel per hari) 5,1 5,01 4,0 3,61 5,3 5,2 13.300 13.348
Lebih terperinciINFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017
INFOGRAFIS REALISASI s.d. 28 April 2017 FSDFSDFGSGSGSGSGSFGSF- DGSFGSFGSFGSGSG Realisasi Pelaksanaan INFOGRAFIS (s.d. April 2017) Perkembangan Asumsi Ekonomi Makro Lifting Minyak (ribu barel per hari)
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga
Lebih terperinciKondisi Perekonomian Indonesia Terkini
Kondisi Perekonomian Indonesia Terkini Disampaikan oleh: Parjiono, Ph.D Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Surabaya, 16 Agustus 2017 Kuliah Umum Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciLAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A
LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAANN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJAA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGAR RAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel...
Lebih terperinciRENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Disampaikan oleh: Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah Dr. Ahmad Yani, S.H., Akt., M.M., CA. MUSRENBANG
Lebih terperinciKONDISI PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KONDISI PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH 1 Persentase Realisasi Belanja Tahun 2011-2015 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des 2011 2012 2013 2014
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO MIXED
29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%
Lebih terperinciPress Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Press Briefing Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017) Jakarta, 13 April 2017 1 MENGAPA PERLU? DITETAPKAN PMK 50/PMK.07/2017 Adanya
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii
Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Umum... 1.2 Realisasi Semester I Tahun 2013... 1.2.1 Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Semester
Lebih terperinciAnalisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011
Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi
Lebih terperinciPerkembangan Perekonomian Indonesia
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perkembangan Perekonomian Indonesia Prof. Suahasil Nazara, Ph.D Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Kwik Gian Gie School of Business Jakarta, 21 Oktober
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis
Lebih terperinciRAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016
RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN
PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciPerkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014 Jakarta, 10 Juni 2014 Kunjungan FEB UNILA Outline 1. Peran dan Fungsi APBN 2. Proses Penyusunan APBN 3. APBN
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia
Lebih terperinciPemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Penetapan KUPA Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Tahun Anggaran 2017 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY Kompleks Kepatihan Danurejan Yogyakarta (0274)
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO
PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan September 2017
LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan September 2017 Table Daftar of Isi: Contents Ekonomi Global Perkembangan Ekonomi Global Global Competitiveness Report 2017-2018; World Bank: Indonesia Economic Quarterly;
Lebih terperinciLAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... vi Daftar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... vi
Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... vi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Realisasi Tahun 2017... 1.1.1 Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2017... 1.1.2 Realisasi
Lebih terperinciPerkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur
1 Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur ALUR PIKIR 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA) Surabaya, 8 Oktober 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KERANGKA PENYAJIAN 1. INDONESIA KAYA SUMBER DAYA ALAM?
Lebih terperinciBAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA
NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Daftar Boks... BAB
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001
REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi Pendahuluan Ekonomi Global...
Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i BAB I PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR APBN DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL TAHUN ANGGARAN 2009 1.1 Pendahuluan... 1.2 Ekonomi Global... 1.3 Dampak pada Perekonomian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002
REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002 Pada bulan April 2002 pemerintah berhasil menjadwal ulang cicilan pokok dan bunga utang luar negeri pemerintah dalam Paris Club
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciInflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia
Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia Inflasi di bulan Desember menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan bulan lalu dan lebih tinggi dari historisnya. Inflasi
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI MEI 2016
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter - Bank Indonesia, Pusat Kebijakan Ekonomi
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA DIREKTORAT FASILITASI DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Lebih terperinciKinerja CENTURY PRO FIXED
29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO SAFE
29-Jan-16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total
Lebih terperinciCATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN
CATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN 2013 Asumsi ekonomi makro yang dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan berbagai besaran RAPBN tahun 2013 adalah sebagai berikut: Pertumbuhan ekonomi 6,8 %, laju
Lebih terperinciKEBIJAKAN KONVERSI PENYALURAN DBH DAN/ ATAU DAU DALAM BENTUK NON TUNAI
KEBIJAKAN KONVERSI PENYALURAN DBH DAN/ ATAU DAU DALAM BENTUK NON TUNAI 1 DASAR HUKUM Pasal 15 ayat (2) dan (3) UU Nomor 14 Tahun 2015 tentang APBN Tahun 2016 (1) Ketentuan mengenai penyaluran anggaran
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO SAFE
29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield
Lebih terperinciInflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Beras.
Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi
Lebih terperinciTINJAUAN KEBIJAKAN MONETER
TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desentralisasi fiskal sudah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2001. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO FIXED
29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%
Lebih terperinciBAB I PERKEMBANGAN EKONOMI SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II TAHUN 2009
Perkembangan Asumsi Makro BAB I BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II TAHUN 2009 1.1 Pendahuluan Memasuki tahun 2009, efek lanjutan dari pelemahan ekonomi global semakin dirasakan
Lebih terperinciANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007
ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017 Inflasi Bulan Januari 2017 Meningkat, Namun Masih
Lebih terperinciKEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014 Disampaikan pada: Rapat Konsolidasi DAK Bidang Dikmen TA 2014 Nusa Dua, 28 November 2013 AGENDA PAPARAN 1. Postur Dana Transfer
Lebih terperinciSIGC Insight: Indonesia Sectoral Report Vol. 2
SIGC Insight: Indonesia Sectoral Report Vol. 2 Eric Sugandi Chief Economist eric.sugandi@skhaconsulting.com Ekonomi Indonesia mungkin akan segera memasuki tahap ekspansi pada siklus bisnisnya. Skha Institute
Lebih terperinciCARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang
SAFE 29-Jan-16 NAV: 11.00% Tabel Kinerja CARLink SAFE Total Dana Kelolaan 1,286,637,672.00 Memberikan hasil investasi yang kompetitif dengan mengutamakan keamanan dan tingkat likuiditas yang tinggi. Pasar
Lebih terperinciFebruari 2017 RESEARCH TEAM
RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,
Lebih terperinciPeranan Sektor Migas sebagai Sumber Pendapatan APBN dan APBD. Disampaikan pada Diskusi Publik IESR Jakarta, 23 September 2015
Peranan Sektor Migas sebagai Sumber Pendapatan APBN dan APBD Disampaikan pada Diskusi Publik IESR Jakarta, 23 September 2015 2 Outline 1. Perkembangan Lifting Migas, dan Cost Recovery 2. Perkembangan Harga
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciPERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH
PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH Asumsi nilai tukar rupiah terhadap US$ merupakan salah satu indikator makro penting dalam penyusunan APBN. Nilai tukar rupiah terhadap US$ sangat berpengaruh
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016 Penurunan Harga BBM dan Panen Raya Dorong Deflasi Bulan
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)
Lebih terperinciGrafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara
RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi
Lebih terperinciBAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD
- 14 - BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD A. Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD 1. Kondisi Perekomonian Nasional Dalam beberapa tahun terakhir ini, kinerja perekonomian dunia mengalami perlambatan,
Lebih terperinciPELAPORAN DATA REALISASI PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN YANG BERSUMBER DARI DANA TRANSFER
PELAPORAN DATA REALISASI PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN YANG BERSUMBER DARI DANA TRANSFER Disampaikan Pada Acara : Rapat Penyajian dan Publikasi Data Informasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah
Lebih terperinciii Triwulan I 2012
ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN
NOTA KEUANGAN DAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2006 REPUBLIK
Lebih terperinciASUMSI NILAI TUKAR, INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI/SPN APBN 2012
ASUMSI NILAI TUKAR, INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI/SPN APBN 2012 A. Nilai Tukar Realisasi rata-rata nilai tukar Rupiah dalam tahun 2010 mencapai Rp9.087/US$, menguat dari asumsinya dalam APBN-P sebesar rata-rata
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciEkonomi, Moneter dan Keuangan
Ekonomi, Moneter dan Keuangan T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 0 I. TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Januari 2014 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t er 1 T i n j a u a n K e b i j a k
Lebih terperinciARAH DAN KEBIJAKAN FISKAL JANGKA MENENGAH 2015-2019
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ARAH DAN KEBIJAKAN FISKAL JANGKA MENENGAH 2015-2019 Paparan Menteri Keuangan Rakorbangpus Penyusunan Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 Jakarta, 25 November 2014 TOPIK
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada
Lebih terperincifaktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, ketersediaan sumber daya, teknologi,
Lebih terperinciPERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN disampaikan pada: Sosialisasi
Lebih terperinciPAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan
Lebih terperinciBADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
1 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAGIAN I PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI 2 PERINGKAT GLOBAL MEMBAIK Realisasi Investasi (Rp Triliun) 313 399 463 +12,4%2 016 (y/y) 545 613 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi
Lebih terperinciPublikasi ini dapat diakses secara online pada:
A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan
Lebih terperinci2 makro yang disertai dengan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal, dan pergeseran anggaran antarunit organisasi dan/atau antarprogram yang berdampak
No.44, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. APBN. Tahun 2015. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5669) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3
Lebih terperinciPerkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan
01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi
Lebih terperinciRakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016
Rakordal KALTENG Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016 2015 PEREKONOMIAN NASIONAL Triwulan III 2015 PDB Tw III-15: 4,73% gpdrb negatif Perbaikan perekonomian terjadi di Jawa, sementara ekonomi
Lebih terperinciKondisi Perekonomian Indonesia
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Inflasi Ramadhan 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat
Lebih terperinciANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014
ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER
RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER INFLASI IHK Inflasi September 2017 Terkendali Inflasi IHK sampai dengan September 2017 terkendali dan mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017. Pada bulan September inflasi
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI JULI 2016
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Inflasi Lebaran 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas
Lebih terperinciANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran
ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1
Lebih terperinci2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahu
No.477, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana. Desa. Transfer. Pengelolaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/PMK.07/2016 TENTANG PENGELOLAAN TRANSFER KE
Lebih terperinciAsesmen Pertumbuhan Ekonomi
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003
BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 23 Secara ringkas stabilitas moneter dalam tahun 23 tetap terkendali, seperti tercermin dari menguatnya nilai tukar rupiah; menurunnya laju inflasi dan suku bunga;
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001
REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam triwulan II/2001 proses pemulihan ekonomi masih diliputi oleh ketidakpastian.
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA
NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Grafik... iv BAB 1 PENDAHULUAN
Lebih terperinciKREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE
KREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE Bagaimana memutus rantai pelemahan kredit & PDB Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah
Lebih terperinci