LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan September 2017
|
|
- Yanti Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan September 2017 Table Daftar of Isi: Contents Ekonomi Global Perkembangan Ekonomi Global Global Competitiveness Report ; World Bank: Indonesia Economic Quarterly; World Development Report 2018; Voice of Asia, Deloitte, September World Economic Outlook (WEO) April 2017; International Monetary Fund (IMF) Spring Meeting 2017; ASEAN Summit ke-30 Perkembangan Domestik Harga Minyak Indonesia dan Lifting Migas September 2017; Perkembangan Pasar Keuangan dan Sektor Riil; Realisasi APBNP 2017 s.d Agustus 2017
2 Perkembangan Ekonomi Global Global Competitiveness Report , yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF) pada 26 September 2017, Indonesia menempati urutan ke-36 secara keseluruhan, naik dari peringkat ke-41 tahun lalu dan naik 14 peringkat dari posisi lima tahun lalu. Indonesia dinilai mampu memperbaiki 10 dari 12 kategori, termasuk kesehatan, pendidikan dasar, dan infrastruktur. Kenaikan periangkat Indonesia sebagian besar didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan fundamental makro ekonomi yang kuat. Laporan tersebut mengakui Indonesia sebagai salah satu inovator teratas di antara negaranegara berkembang, khususnya dalam teknologi pengadaan pemerintah. Namun demikian, WEF mencatat bahwa Indonesia masih perlu meningkatkan efisiensi di pasar tenaga kerja. Pada sektor ini, Indonesia berada di peringkat 96, karena redundansi biaya yang berlebihan, fleksibilitas penguasaan upah yang terbatas, dan representasi perempuan yang terbatas dalam angkatan kerja. Sementara itu, Vietnam naik menjadi peringkat ke-55, naik 5 peringkat dari tahun lalu dan 20 peringkat dari lima tahun yang lalu. Vietnam dinilai membuat perbaikan signifikan dalam kesiapan teknologi dan efisiensi pasar kerja. Perdagangan merupakan faktor besar lain yang mendorong Vietnam naik peringkat. Meskipun pengunduran diri Amerika Serikat dari Kemitraan Trans Pasifik berpotensi menghilangkan beberapa peluang perdagangan Vietnam di masa depan, namun laporan tersebut mengatakan bahwa pertumbuhan negara tersebut tetap diproyeksikan tetap kuat dengan didorong ekspor yang kuat. 2
3 Negara Asia lainnya seperti Singapura berada di urutan ke- 3, Malaysia di urutan ke-23, Tiongkok di urutan ke-27, Thailand di urutan ke-32, dan Filipina di urutan ke-56. Bank Dunia merevisi ke bawah outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,1% pada tahun 2017 dalam rilis Indonesia Economic Quarterly edisi Oktober Dalam laporan ini, Bank Dunia menilai fundamental ekonomi makro Indonesia baik dan telah meningkat, karena Pemerintah menerapkan reformasi struktural secara berkesinambungan. Pertumbuhan investasi naik ke tingkat tertinggi sejak triwulan ke-4 tahun 2015, terutama didorong oleh investasi di sektor konstruksi. Namun di tengah kondisi perekonomian yang kondusif, pertumbuhan konsumsi swasta tidak mengalami peningkatan yang signifikan dan pertumbuhan ekspor melemah sehingga berkontribusi pada pelebaran defisit transaksi berjalan. Revisi Anggaran tahun 2017 dan pemotongan suku bunga Bank Indonesia dinilai memberikan beberapa stimulus. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan PDB riil tahun 2017 sebesar 5,1 persen. 3
4 Laporan ini juga secara khusus menyoroti topik partisipasi sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur. Peran investasi sektor swasta dapat membantu Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur yang diperkirakan sebesar US$1,5 triliun. Namun demikian, peningkatan partisipasi sektor swasta memerlukan adanya perbaikan dalam: (1) hukum dan peraturan yang kompleks bagi kemitraan pemerintahswasta; (2) perencanaan proyek, proses penilaian dan seleksi; (3) transparansi dan efisiensi badan usaha milik negara yang mendominasi sektor infrastruktur, serta; (4) kedalaman pasar perbankan lokal dan pasar modal. Bank Dunia merilis World Development Report 2018: Learning to Realize Education s Promise pada September 2017 berpendapat bahwa tanpa proses pembelajaran, pendidikan akan gagal menghapus kemiskinan dan menciptakan kesempatan dan kemakmuran untuk semua orang. Jutaan siswa di negara berpenghasilan rendah dan menengah menghadapi prospek kehilangan kesempatan dan upah yang lebih rendah di kemudian hari karena sekolah dasar dan menengah mereka gagal mendidik mereka untuk sukses dalam kehidupan. Bank Dunia memberi peringatan akan adanya 'krisis pembelajaran' dalam pendidikan global. Di berbagai negara, jutaan anak masih tidak dapat membaca, menulis atau melakukan matematika dasar bahkan setelah 4
5 beberapa tahun bersekolah. Krisis belajar ini memperlebar kesenjangan sosial dan bukannya mempersempitnya. Di beberapa bagian dalam laporan tersebut, Indonesia dinilai telah membuat kemajuan yang cukup besar, terlepas dari tantangan untuk mereformasi sistem pendidikan yang besar dan terdesentralisasi. Anggaran pendidikan telah ditingkatkan hingga 20 persen dari APBN setiap tahun, dan 95 persen masyarakat Indonesia dapat membaca dan menulis pada tahun Bank Dunia juga mengapresiasi program prasekolah (Pendidikan Anak Usia Dini/PAUD) untuk anak 3-6 tahun di Indonesia yang memberikan manfaat substansial dalam mengembangkan keterampilan bahasa, kognitif, motorik, dan sosioemosional anak berkat interaksi mereka dengan pendidik, meskipun dengan investasi infrasturuktur yang minimal. Namun demikian, Bank Dunia menilai upaya Indonesia untuk meningkatkan kualitas guru melalui sertifikasi dan kenaikan gaji guru kurang berhasil. Pengeluaran anggaran yang jauh lebih besar untuk gaji, dinilai tidak berpengaruh positif pada keterampilan guru atau pembelajaran siswa. Menaikan gaji menarik kandidat yang lebih baik untuk menjadi guru dan meningkatkan kepuasan guru, namun tidak berpengaruh pada kinerja guru yang ada. Indonesia disebutkan akan mendapatkan keuntungan dari "bonus demografi" dalam beberapa dasawarsa mendatang, yang mana angka harapan hidup dan tingkat kelahiran yang meningkat menghasilkan peningkatan populasi usia kerja dan tanggungan yang relatif lebih sedikit daripada generasi sebelumnya (Voice of Asia, Deloitte, September 2017). Proporsi orang dewasa usia kerja diperkirakan relatif stabil pada sekitar dua pertiga dari total populasi, atau lebih tinggi dari negara-negara Asia Tenggara lain, seperti Thailand atau Singapura. Bonus demografi Indonesia dinilai akan mendorong pertumbuhan (1) Konsumsi, termasuk sektor pariwisata, hiburan, perhotelan, manufaktur, dan pendidikan; (2) Konstruksi, utilitas, dan transportasi; serta (3) Manufaktur. 5
6 Indonesia juga disebutkan mengalami laju urbanisasi tercepat di Asia, namun dianggap kurang berinvestasi di kota-kotanya. Banyak masyarakat perkotaan memiliki kekurangan akses terhadap air bersih, sistem saluran pembuangan, dan transportasi umum, diiringi tingkat kemacetan, polusi, dan risiko bencana yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selain itu, Indonesia memiliki tingkat ketimpangan pendapatan dan kekayaan yang cukup tinggi, dengan peningkatan konsentrasi kekayaan meningkat lebih cepat daripada negara lain. Tren ini kemungkinan akan memiliki memperburuk ketidaksetaraan ekonomi dan kelompok orang terkaya di Indonesia cenderung memperoleh porsi keuntungan lebih besar dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang dihasilkan oleh keseluruhan penduduk. Perkembangan Domestik HARGA MINYAK MENTAH DAN LIFTING MIGAS Harga minyak mentah Indonesia (ICP) mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada bulan September 2017 ICP naik sebesar US$4,04 per barel dari US$48,43 pada bulan Agustus menjadi US$52,47 per barel pada bulan September sehingga rata-rata ICP s.d Septmber 2017 mencapai $48,9/barel. Kenaikan ICP tersebut sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah utama dunia, seperti WTI dan Brent yang diperkirakan akan terus naik 6
7 hingga US$60 per barel. Kenaikan harga minyak mentah dunia pada bulan September 2017 terutama didorong oleh kerusakan kilang minyak Amerika Serikat akibat Badai Harvey yang menyebabkan berkurangnya produksi minyak AS. Referendum kurdis untuk memisahkan diri dari Irak juga diperkirakan akan mempengaruhi gejolak politik di Timur Tengah yang akan berpengaruh besar terhadap harga minyak dunia. harga minyak dunia di samping perbaikan perekonomian global yang tengah terjadi. Selain itu, tingkat kepatuhan negara OPEC dan Non OPEC atas kebijakan pembatasan produksi minyak yang meningkat juga berpengaruh besar terhadap peningkatan Kenakan juga terjadi pada lifting migas Indonesia. Lifting minyak Indonesia pada bulan Agustus mencapai 803,3 ribu barel per hari atau lebih tinggi dibandingkan bulan Juli yang mencapai 740,4 ribu barel per hari. Dengan demikian, rata-rata lifting minyak bumi tahun 2017 (Januari-Agustus) mencapai 794,2 ribu barel per hari atau masih lebih rendah dibandingkan target dalam APBNP 2017 yang mencapai 815 ribu barel per hari. Sementara 7
8 itu, lifting gas pada bulan Agustus juga meningkat dibandingkan bulan sebelumnya dan mencapai 1.163,5 ribu barel setara minyak per hari (rbsmph) sehingga sampai dengan bulan Agutus 2017, rata-rata lifting gas mencapai 1.112,84 rbsmph atau masih lebih rendah dibandingkan target dalam APBNP 2017 yang mencapai rbsmph.. Inflasi IHK Pada bulan September 2017 terjadi inflasi sebesar 0,13 persen (mtm) atau 2,66 persen (ytd) dan 3,72 persen (yoy) Inflasi terjadi ke semua kelompok pengeluaran kecuali kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga yang mencapai 1,03 persen (mtm) akibat naiknya uang kuliah akademi/perguruan tinggi disusul oleh kelompok sandang sebesar 0,52 persen. Kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,53 persen yang terutama disumbang oleh turunnya harga bawang merah dan putih serta daging ayam. Sementara itu, berdasarkan komponen, kelompok inti menjadi penyumbang terbesar inflasi bulan September 2017 yaitu mencapai 0,35 persen (mtm) diikuti oleh komponen administered price sebesar 0,15 persen (mtm) dan komponen volatile food yang mengalami defalsi sebesar 0,67 persen (mtm). Tingkat Suku Bunga BI Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7- day RR Rate) pada bulan September 2017 setelah menurunkannya pada bulan Agustus 2017 Berdasarkan hasil rapat dewan gubernur BI pada 20 dan 22 September 2017, BI akhirnya memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga BI 7-day RR Rate sebesar 8
9 25 bps dari 4,50 persen menjadi 4,25 persen, dengan suku bunga Deposit Facility turun 25 bps menjadi 3,50 persen dan Lending Facility turun 25 bps menjadi 5,00 persen. Kembali diturunkannya suku bunga acuan BI tersebut didorong oleh prospek perekonomian Indonesia yang membaik ditandai dengan terkendalinya tingkat inflasi dan defisit transaksi berjalan. Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada bulan September 2017 bergerak relatif menguat dan secara rata-rata mencapai Rp13.306/US$ atau menguat dibandingkan bulan sebelumnya 0,29 persen (mtm) Namun, nilai tukar rupiah mengalami tekanan dan ditutup melemah pada akhir bulan September 2017 dan mencapai level terendah sepanjang tahun 2017 yaitu sebesar Rp13.492/US$. Pergerakan rupiah sepanjang bulan September dipengaruhi oleh terjaganya inflasi dalam negeri dan kembali diturunkannya tingkat suku bunga acuan BI yang menandakan stabilnya tingkat perekonomian Indonesia. Di sisi lain, pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi pada khir perdagangan bulan September terjadi akibat pengaruh rencana The Fed untuk kembali menaikkan tingkat suku bunga acuannya pada akhir tahun. Dengan demikian rata-rata nilai tukar rupiah sampai dengan September 2017 mencapai Rp13.331/US$ atau masih lebih rendah dibandingkan dengan target APBNP 2017 sebesar Rp13.400/US$. Indeks Harga Saham Gabungan Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada bulan September 2017 ditutup lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya IHSG ditutup pada posisi atau menguat 0,36 persen (mtm) atau 11,41 persen (ytd). Namun, penguatan IHSG 9
10 tersebut masih dibayangi aksi jual investor asing sehingga pergerakan IHSG sepanjang bulan September lebih banyak dipengaruhi oleh investor domestik. Realisasi indikator ekonomi domestik, seperti inflasi yang terjaga serta pelonggaran kebijakan oleh Bank Indonesia yang kembali melakukan penurunan suku bunga acuan menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar saham. Namun, pergerakan IHSG masih dibayangi risiko keluarnya investor asing seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Semenanjung Korea dan pengumuman kebijakan Bank Sentral AS yang akan menaikkan tingkat suku bunganya pada akhir tahun Risiko global tersebut menyebabkan investor asing mengalihkan dananya dari pasar saham ke investasi yang lebih aman, seperti obligasi. Aliran dana asing (net foreign buying) pada pasar saham yang masuk ke Indonesia sepanjang bulan September 2017 mencatatkan aliran keluar atau net outflow yang sebesar Rp11,2 T sehingga secara kumulatif pada kuartal III 2017 net outflow pada pasar saham mencapai Rp28,4 T. Sementara itu, dengan beralihnnya investasi asing dari pasar saham ke pasar obligasi, net foreign buying asing pada pasar obligasi pada bulan September tercatat sebesar Rp34,2 T, atau naik hampir empat kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya. Pasar Keuangan Pasar obligasi dalam negeri pada bulan September 2017 bergerak positif dengan harga SUN yang semakin naik dan yield semakin rendah seiring sentimen positif dari domestik Kembali diturunkannya suku bunga acuan oleh Bank Indonesia setelah penurunan yang terjadi pada bulan sebelumnya seiring dengan terjaganya inflasi dan nilai tukar rupiah mampu menjadi pendorong perdagangan pasar obligasi. Sementara dari eksternal, pidato pimpinan Bank Sentral AS (The Fed) terkait hasil rapat FOMC yang mengisyaratkan akan terjadinya kenaikan suku bunga The Fed pada akhir tahun 2017 dan kondisi ketegangan di semenanjung korea dan timur tengah memberikan risiko 10
11 bagi pasar obligasi domestik yang terlihat dari aksi jual investor asing pada perdagangan pada akhir bulan September Secara umum sepanjang bulan September 2017, yield obligasi tenor 5 tahun (FR0053) dan tenor 10 tahun (FR0056) rata-rata mengalami penurunan yield yang cukup besar, diatas 15 persen secara ytd. Yield FR0053 berada pada posisi 6,06 dan FR0056 pada posisi 6,07. Sejalan dengan perdagangan di pasar SUN, pelelangan SPN 3 bulan Pemerintah pada bulan September 2017 juga bergerak pada tren positif. Pada 2 kali pelelanganyang terjadi pada SPN 3 bulan, tercatat terjadi penawaran yang masuk sebesar Rp19,96 triliun dengan nominal yang dimenangkan sebesar sebesar Rp10,0 triliun atau naik dibandingkan dengan penawaran pada bulan sebelumnya. Terjadi penurunan suku bunga rata-rata yang dimenangkan dari 5,00 persen pada bulan Agustus 2017 menjadi 4,72 persen pada bulan Agustus 2017, sehingga sampai dengan bulan Agustus 2017, rata-rata suku bunga SPN 3 bulan adalah 5,0 persen atau masih lebih rendah dibandingkan dengan target dalam APBNP 2017 sebesar 5,3 persen. Indikator Posisi Terakhir ytd (%) mtm (%) Nilai Tukar/USD ,42-1,06 Bursa Saham (JCI) ,41 0,63 Harga Minyak (US$/brl) 49,88 15,16 3,79 Harga CPO (US$ /Metric Ton) 733-7,28 5,40 NFB Saham (triliun Rp) -11,22-208,25-79,58 NFB SUN (triliun Rp) 34,23 251,11 256,56 Yield FR53 (5th) 6,06 18,53 3,07 Yield FR56 (10th) 6,07 23,28 10,12 Perdagangan Internasional Nilai ekspor dan impor Indonesia pada bulan Agustus 2017 kembali mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya Nilai ekspor meningkat sebesar 11,73 persen atau mencapai US$15,21 miliar. Sektor non migas mengalami 11
12 peningkatan sebesar 11,93 persen (mtm), dengan peningkatan terbesar terjadi pada golongan perhiasan/permata yang mencapai US$734,8 juta atau 107,47 persen. Pada sektor migas, peningkatan ekspor terjadi pada ekspor minyak mentah yang mencapai US$409,9 juta atau meningkat 39,56 persen sementara industri pengolahan hasil minyak mengalami penurunan ekspor sebesar 33,94 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara kumulatif, total ekspor Indonesia sampai dengan Agustus mencapai US$98,77 miliar atau naik 19,94 persen (yoy). Sementara itu, nilai Impor Indonesia pada bulan Agustus 2017 turun sebesar 2,9 persen dibandingkan bulan Juli atau mencapai US$13,49 miliar. Penurunan impor disebabkan oleh turunnya impor sektor nonmigas, antara lain pada golongan perhiasan dan permata, dan golongan kendaraan dan bagiannya. Sementara itu, sektor migas mengalami peningkatan impor pada semua golongan, kecuali gas. Secara kumulatif, total impor Indonesia sampai dengan Agustus 2017 mencapai US$99,68 miliar atau meningkat 14,06 persen (yoy). Realisasi APBN Realisasi APBN sampai dengan September 2017: Realisasi Pendapatan Negara mencapai Rp1.099,3 triliun (63,3 persen terhadap APBNP) lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp1.082,6 triliun (60,6 persen terhadap APBNP) Realisasi pendapatan negara terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar 878,9 triliun (59,7 persen terhadap APBNP) serta PNBP sebesar Rp217,9 triliun (83,7 persen terhadap APBNP). Sementara itu, realisasi Belanja Negara mencapai Rp1.375,0 triliun (64,3 persen terhadap APBNP) lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp1.306,0 triliun (62,7 persen terhadap APBNP), terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp808,4 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar Rp566,6 triliun. Dengan demikian terjadi defisit anggaran sebesar Rp275,7 12
13 triliun atau 2,03 persen terhadap PDB. Sementara itu, realisasi pembiayaan anggaran sebesar Rp362,2 triliun (90,6 persen terhadap APBNP) sehingga terjadi kelebihan pembiayaan sebesar 86,5 triliun APBN (triliun Rupiah) APBNP Realisasi s.d. 30 September % thd APBNP APBNP Realisasi s.d. 29 September % thd APBNP A. PENDAPATAN NEGARA 1.786, ,6 60, , ,3 63,3 I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.784, ,4 60, , ,8 63,3 1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.539,2 896,5 58, ,7 878,9 59,7 2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 245,1 184,9 75,4 260,2 217,9 83,7 II. PENERIMAAN HIBAH 2,0 1,3 64,4 4,1 2,5 61,4 B. BELANJA NEGARA 2.082, ,0 62, , ,0 64,3 I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.306,7 767,9 58, ,5 808,4 59,0 1. Belanja K/L 767,8 428,6 55,8 802,1 450,2 56,1 2. Belanja Non K/L 538,9 339,3 63,0 568,4 358,2 63,0 II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 776,3 538,1 69,3 766,3 566,6 73,9 1. Transfer ke Daerah 729,3 501,4 68,8 706,3 526,9 74,6 2. Dana Desa 47,0 36,8 78,2 60,0 39,6 66,1 C. KESEIMBANGAN PRIMER (105,5) (76,8) 72,8 (180,6) (102,9) 57,0 D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (296,7) (223,4) 75,3 (399,8) (275,7) 69,0 % Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (2,35) (1,76) (2,94) (2,03) E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II + III + IV + V) 296,7 393,7 132,7 399,8 362,2 90,6 I. PEMBIAYAAN UTANG 371,6 379,2 102,0 463,9 359,9 77,6 II. PEMBIAYAAN INVESTASI (94,0) (7,2) 7,7 (59,7) (0,4) 0,6 III. PEMBERIAN PINJAMAN 0,5 2,6 570,9 (3,7) 2,4 (65,4) IV. KEWAJIBAN PENJAMINAN (0,7) 0,0 0,0 (1,0) 0,0 0,0 V. PEMBIAYAAN LAINNYA 19,3 19,2 99,2 0,3 0,3 87,6 KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARAN 0,0 170,3 0,0 86,5 13
LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan April 2017
LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan April 2017 Table Daftar of Isi: Contents Perkembangan Ekonomi Ekonomi Global Global World Economic Outlook (WEO) April 2017; World Economic Outlook (WEO) April 2017;
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan Oktober 2017
LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan Oktober 2017 Table Daftar of Isi: Contents Ekonomi Global Perkembangan Ekonomi Global Annual Meeting IMF-WB 2017; World Economic Outlook; October 2018; East Asia
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciRealisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO SAFE
29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,
BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO FIXED
29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%
Lebih terperinciKinerja CENTURY PRO FIXED
29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO MIXED
29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%
Lebih terperinciBAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii
Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Umum... 1.2 Realisasi Semester I Tahun 2013... 1.2.1 Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Semester
Lebih terperinciANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007
ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciJuni 2017 RESEARCH TEAM
RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%
Lebih terperinciLAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A
LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAANN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJAA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGAR RAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel...
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.
Lebih terperinciCATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN
CATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN 2013 Asumsi ekonomi makro yang dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan berbagai besaran RAPBN tahun 2013 adalah sebagai berikut: Pertumbuhan ekonomi 6,8 %, laju
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciAnalisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI
Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan
Lebih terperinciMonthly Market Update
Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada
Lebih terperinciPerkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur
1 Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur ALUR PIKIR 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO SAFE
29-Jan-16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total
Lebih terperinciCENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran
29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada
1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998 memberikan dampak pada keuangan Indonesia. Berbagai peristiwa yang terjadi pada masa krisis mempengaruhi Anggaran Pendapatan
Lebih terperinciAnalisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011
Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro tahun 2005 sampai dengan bulan Juli 2006 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi membaik dari
Lebih terperinciPrediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%
1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciMengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro
Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah
Lebih terperinciFokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global
Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang
Lebih terperinciEconomic and Market Watch. (February, 9 th, 2012)
Economic and Market Watch (February, 9 th, 2012) Ekonomi Global Rasio utang Eropa mengalami peningkatan. Rasio utang per PDB Eropa pada Q3 2011 mengalami peningkatan dari 83,2 persen pada Q3 2010 menjadi
Lebih terperinciSIGC Insight: Indonesia Sectoral Report Vol. 2
SIGC Insight: Indonesia Sectoral Report Vol. 2 Eric Sugandi Chief Economist eric.sugandi@skhaconsulting.com Ekonomi Indonesia mungkin akan segera memasuki tahap ekspansi pada siklus bisnisnya. Skha Institute
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA
NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Daftar Boks... BAB
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinciANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis
Lebih terperinciFebruari 2017 RESEARCH TEAM
RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,
Lebih terperinciKinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012
Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012 I. Pendahuluan Setelah melalui perdebatan, pemerintah dan Komisi XI DPR RI akhirnya menyetujui asumsi makro dalam RAPBN 2012 yang terkait
Lebih terperinciProspek Ekonomi Global dan Domestik 2017: Peluang dan Tantangan
Prospek Ekonomi Global dan Domestik 2017: Peluang dan Tantangan 1 2 Siklus Ekonomi 3 Sumber: BI Ekonomi Domestik Beberapa Risiko Ekonomi Global Meningkatnya ketidakpastian yang dipicu oleh ekspektasi kenaikan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas
Lebih terperinciPerkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global
2015 Vol. 2 Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Pertumbuhan Ekonomi P erkembangan indikator ekonomi pada kuartal
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi Pendahuluan Ekonomi Global...
Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i BAB I PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR APBN DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL TAHUN ANGGARAN 2009 1.1 Pendahuluan... 1.2 Ekonomi Global... 1.3 Dampak pada Perekonomian
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA
NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Grafik... iv BAB 1 PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini adalah sangat lambat. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Salah satunya adalah terjadinya krisis di Amerika.
Lebih terperinciBAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO
BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Kerangka ekonomi makro dan pembiayaan pembangunan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang akan dicapai dalam tahun 2004 2009, berdasarkan
Lebih terperinciKondisi Perekonomian Indonesia
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Surat Berharga Negara (SBN) dipandang oleh pemerintah sebagai instrumen pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan agreement). Kondisi APBN
Lebih terperinciMonthly Market Update
Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% yoy pada kuartal ketiga 2016, lebih tinggi dari 2015 sebesar 4,74% yoyatau lebih rendah dari 2016 sebesar 5,18% yoy. PDB kuartal
Lebih terperinciCARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang
SAFE 29-Jan-16 NAV: 11.00% Tabel Kinerja CARLink SAFE Total Dana Kelolaan 1,286,637,672.00 Memberikan hasil investasi yang kompetitif dengan mengutamakan keamanan dan tingkat likuiditas yang tinggi. Pasar
Lebih terperinciANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014
ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun
Lebih terperinciLAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014
LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014 Proses perbaikan ekonomi negara maju terhambat tingkat inflasi yang rendah. Kinerja ekonomi Indonesia melambat antara lain karena perlambatan ekspor dan kebijakan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia 14 INFLASI 12 10 8 6 4 2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Hasil Olahan Data Oleh Penulis (2016) GAMBAR 4.1. Perkembangan
Lebih terperinciCENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran
29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi
Lebih terperinciCARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap
CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 1,494.165 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002
REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002 Pada bulan April 2002 pemerintah berhasil menjadwal ulang cicilan pokok dan bunga utang luar negeri pemerintah dalam Paris Club
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO MIXED
29-Jan-16 Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29
Lebih terperinciDAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG
DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata berdampak kepada negara-negara
Lebih terperinciLAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2014 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... vi Daftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun
Lebih terperinciSuku Bunga dan Inflasi
Suku Bunga dan Inflasi Pengertian Suku Bunga Harga dari uang Bunga dalam konteks perbankan dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001
REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001 World Economic Report, September 2001, memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2001 hanya mencapai 2,6% antara lain
Lebih terperinciCENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap
CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 2,098.321 CENTURY PRO Adalah gabungan dari produk asuransi seumur hidup (whole life) dan investasi dimana Pemegang Polis mempunyai kebebasan
Lebih terperinciInternational Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA
Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lainnya,
Lebih terperinciBAB II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2007
BAB II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2007 Prospek ekonomi tahun 2007 lebih baik dari tahun 2006. Stabilitas ekonomi diperkirakan tetap terjaga dengan nilai tukar rupiah yang stabil, serta laju inflasi dan suku
Lebih terperinciBAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003
BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 23 Secara ringkas stabilitas moneter dalam tahun 23 tetap terkendali, seperti tercermin dari menguatnya nilai tukar rupiah; menurunnya laju inflasi dan suku bunga;
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... vi
Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... vi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Realisasi Tahun 2017... 1.1.1 Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2017... 1.1.2 Realisasi
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA April 2015 Tim Riset SPMD Overview The Fed siap menaikan suku bunga acuan kapan saja yang berpotensi menarik dana tiba-tiba (sudden reversal) dari emerging market termasuk
Lebih terperinciPolicy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016
Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga
Lebih terperinciCARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang
29-Jan-16 NAV: 1,145.077 Adalah gabungan dari produk asuransi berjangka (term insurance) dan investasi dimana Pemegang Polis mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasi yang disediakan
Lebih terperinciCARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang
CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 1,355.077 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2002 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciSuharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan
Perkembangan Terkini, Tantangan, dan Prospek Ekonomi Suharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Disampaikan pada MUSRENBANG RKPD 2017 KOTA BALIKPAPAN OUTLINE 2 Perekonomian Nasional Perekonomian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN
PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Tekanan meningkat
Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat
Lebih terperinciLAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 30 April-4 Mei 2012
HIGHLIGHT PEREKONOMIAN GLOBAL Optimisme pemulihan perekonomian Amerika Serikat (AS) yang terjadi sejak awal tahun tampaknya akan memudar. Saat ini pasar mengkhawatirkan bahwa pemulihan ekonomi telah kehilangan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO
PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan disegala bidang harus terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah tidak bisa
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010
PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,
Lebih terperinciLAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2016 REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2016 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... vi Daftar
Lebih terperinciCARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran
31-Jan-17 NAV: 1,956.984 Total Dana Kelolaan 13,549,697,865.75 - Pasar Uang 0-90% - Deposito 6.49% Mata Uang Rupiah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Obligasi 42.46% Bank Kustodian PT BANK CIMB NIAGA -
Lebih terperinciEconomic and Market Watch. (February, 6th, 2012)
Economic and Market Watch (February, 6th, 2012) Ekonomi Global Pengangguran AS kembali turun Sejak September 2011, tingkat pengangguran AS terus mengalami penurunan dan mencapai 8,5 persen di akhir tahun
Lebih terperinciCARLINK PRO MIXED Dana Investasi Campuran 31-Jan-17 NAV: 2,
31-Jan-17 NAV: 2,801.484 Total Dana Kelolaan 623,277,205,179.56 Pasar Uang 10-90% Ekuitas 38.59% Mata Uang Rupiah Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 36.54% Bank Kustodian PT BANK CIMB NIAGA Efek Ekuitas
Lebih terperinciOPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA BREXIT. Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Vol. 2. Pendahuluan. Pertumbuhan Ekonomi
OPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN 2016 Vol. 2 INDONESIA PASCA BREXIT Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Pendahuluan T ahun 2016 disambut dengan penuh optimisme dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN
NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2010 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman BAB I PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR DAN POKOK- POKOK KEBIJAKAN
Lebih terperinciPerkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014 Jakarta, 10 Juni 2014 Kunjungan FEB UNILA Outline 1. Peran dan Fungsi APBN 2. Proses Penyusunan APBN 3. APBN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang mempunyai fungsi sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan
Lebih terperinciPemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Penetapan KUPA Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Tahun Anggaran 2017 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY Kompleks Kepatihan Danurejan Yogyakarta (0274)
Lebih terperinci