SIGC Insight: Indonesia Sectoral Report Vol. 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIGC Insight: Indonesia Sectoral Report Vol. 2"

Transkripsi

1 SIGC Insight: Indonesia Sectoral Report Vol. 2 Eric Sugandi Chief Economist eric.sugandi@skhaconsulting.com

2 Ekonomi Indonesia mungkin akan segera memasuki tahap ekspansi pada siklus bisnisnya. Skha Institute for Global Competitiveness (SIGC) memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,1% di tahun 2017 dan 5,3% di tahun 2018, dibandingkan 5,0% di tahun SIGC memproyeksikan laju inflasi Indonesia naik dari 3,0% y/y di akhir tahun 2016 ke 3,8% y/y di akhir tahun 2017 dan 4,0% y/y di akhir tahun Laju inflasi Indonesia sejak tahun 2015 cenderung lebih rendah daripada tahun-tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi lebih karena perbaikan struktural pada pengendalian inflasi dari sisi supply perekonomian; pelemahan daya beli masyarakat bukan penyebab utama. SIGC memproyeksikan surplus neraca pembayaran Indonesia akan naik dari USD 12,1 milyar di tahun 2016 ke USD 15,7 milyar di tahun 2017, sebelum turun ke USD 14,0 milyar di tahun SIGC memproyeksikan surplus neraca modal dan finansial akan naik dari USD 28,8 milyar di tahun 2016 ke USD 35,4 milyar di tahun 2017, sebelum turun ke USD 35,0 milyar di tahun SIGC memproyeksikan nilai tukar Rupiah (IDR) akan menguat dari 13,436 per USD per akhir tahun 2016 ke per akhir tahun 2017 dan per akhir tahun Berdasarkan nilai tukar riil efektifnya (real effective exchange rate, REER), IDR masih berada pada posisi undervalued walaupun mengalami penguatan sejak awal tahun SIGC memperkirakan bahwa realisasi defisit APBNP 2017 akan berada pada angka 2,6% dari PDB nominal, lebih rendah daripada target pemerintah di 2,93%. SIGC memperkirakan Bank Indonesia akan menahan BI 7-day Reverse Repo Rate di angka 4,50% sampai dengan akhir tahun 2017 dan sepanjang tahun SIGC memproyeksikan defisit neraca transaksi berjalan akan melebar dari USD 16,8 milyar di tahun 2016 (-1,8% dari PDB nominal) ke USD 19,5 milyar (-2,0%) di tahun 2017, dan USD 21 milyar (- 2,1%) di tahun 2018.

3 Pertumbuhan Ekonomi E konomi Indonesia tumbuh sebesar 5,0% y/y (4,0% q/q) di triwulan Dilihat dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga masih menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan kontribusi sebesar 2,7 percentage point (ppt) terhadap angka pertumbuhan ekonomi dan 55,6% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di triwulan Selain didorong oleh konsumsi rumah tangga, pertumbuhan ekonomi di triwulan juga ditopang oleh pembentukan modal tetap bruto (sebagai salah satu komponen dari investasi) dan ekspor, dengan kontribusi masing-masing sebesar 1,7 ppt dan 0,7 ppt terhadap angka pertumbuhan ekonomi. Walaupun konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) mengalami pertumbuhan y/y tertinggi di triwulan (lihat Tabel 1), namun kontribusinya terhadap angka pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 0,1 ppt karena konsumsi LNPRT hanya berkontribusi sebesar 1,2% terhadap PDB. Sejak tahun 2014, pertumbuhan ekonomi tahunan Indonesia tertahan di sekitar angka 5% karena tertekannya harga komoditas (terutama minyak bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit) di pasar global. Walaupun perekonomian Indonesia lebih banyak digerakkan oleh faktor-faktor domestik, namun pelemahan harga komoditas ini tetap berpengaruh negatif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, setidaknya melalui tiga jalur berikut: (1) Melemahnya kinerja ekspor berbasiskan komoditas; (2) Turunnya investasi ke sektor pertambangan dan penggalian; (3) Melemahnya daya beli masyarakat yang pendapatannya bergantung pada sektor komoditas. Tabel 1. Komponen dan laju pertumbuhan PDB Indonesia dari sisi permintaan (% y/y) P Q Q Q3-2017P Q4-2017P 2018P 1) Pengeluaran konsumsi 4,3 5,0 4,8 4,1 5,3 5,5 5,1 a) Konsumsi rumah tangga 5,0 5,0 4,9 4,9 5,0 5,0 5,0 b) Konsumsi LNPRT 6,6 8,5 8,0 8,5 8,7 8,9 9,0 c) Konsumsi pemerintah -0,1 4,4 2,7-1,9 7,3 7,7 5,1 2) Investasi 5,2 5,1 5,4 5,0 7,0 3,0 5,4 3) Ekspor barang dan jasa -1,7 4,7 8,2 3,4 4,5 3,0 4,8 4) Impor barang dan jasa -2,3 2,5 5,1 0,5 1,0 3,4 3,8 Produk Domestik Bruto (PDB) 5,0 5,1 5,0 5,0 5,1 5,3 5,3 Sumber: Badan Pusat Statistik, proyeksi SIGC 1

4 Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Skha Institute for Global Competitiveness Jika dilihat per triwulan, sebenarnya perekonomian Indonesia mulai tumbuh di atas tren pertumbuhan jangka panjangnya sejak triwulan dan semakin jelas terlihat sejak tahun Hal ini mungkin menandakan akan segera dimulainya tahap ekspansi dalam siklus bisnis (business cycle) pada perekonomian Indonesia, setelah sebelumnya mengalami tahap kontraksi sejak triwulan Pergerakan harga komoditas di pasar global ikut mempengaruhi siklus bisnis pada perekonomian Indonesia. Jika dilihat dari sisi penawaran (supply side), pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tujuh tahun terakhir digerakkan oleh lima sektor utama: (i) industri pengolahan; (ii) perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor; (iii) konstruksi; (iv) pertanian, kehutanan, dan perikanan; serta (v) informasi dan komunikasi (Gambar 2). Sektor industri pengolahan, konstruksi, serta informasi dan komunikasi cenderung bersifat padat modal. SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat dari 5,0% di tahun 2016 ke 5,1% di tahun 2017 dan 5,3% di tahun Dilihat dari sisi permintaan, konsumsi rumah tanga masih akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi di tahun 2017 dan 2018, didukung oleh investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan konsumsi LNPRT. Gambar 1. Pertumbuhan aktual dan tren jangka panjang pertumbuhan ekonomi Indonesia* (% y/y) Pertumbuhan ekonomi aktual (y/y, %) Tren jangka panjang pertumbuhan ekonomi (y/y, %) * data PDB sebelum tahun 2010 (yang menggunakan tahun dasar 2000) diubah ke tahun dasar 2000 Sumber: Badan Pusat Statistik, perhitungan SIGC 2

5 Kontribusi rata-rata terhadap pertumbuhan ekonomi (ppt) Skha Institute for Global Competitiveness Gambar 2. Rata-rata laju pertumbuhan lapangan usaha pada PDB (% y/y) dan kontribusi rata-rata terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia (ppt) Triwulan I-2010 s.d. Triwulan II ,2 1 0,8 0,6 0,4 0, Rata-rata laju pertumbuhan lapangan usaha pada PDB (% y/y) KETERANGAN NOMOR LAPANGAN USAHA PADA GAMBAR 3 1. PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 5. PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG 6. KONSTRUKSI 7. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI MOBIL DAN MOTOR 8. TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 9. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM 10. INFORMASI DAN KOMUNIKASI 11. JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 12. REAL ESTATE 13. JASA PERUSAHAAN 14. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB 15. JASA PENDIDIKAN 16. JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN LAINNYA 17. JASA LAINNYA Sumber: Badan Pusat Statistik, perhitungan SIGC 3

6 Feb-14 Jun-14 Oct-14 Feb-15 Jun-15 Oct-15 Feb-16 Jun-16 Oct-16 Feb-17 Jun-17 Feb-13 Jul-13 Dec-13 May-14 Oct-14 Mar-15 Aug-15 Jan-16 Jun-16 Nov-16 Apr-17 Skha Institute for Global Competitiveness 1.2. Inflasi I nflasi cukup terkendali pada posisi yang relatif rendah di tahun 2016 dan sejak awal tahun 2017 sampai dengan saat ini. Inflasi headline berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) berada pada angka 3,8% y/y (deflasi 0,1% m/m) dan inflasi inti (core inflation) di 3,0% y/y per Agustus 2017 (Gambar 3). Dengan memperhatikan perkembangan inflasi yang terkendali di bulan Juli dan Agustus 2017 dan kemungkinan bahwa pemerintah tidak akan menaikkan lagi administered prices sampai akhir tahun ini, SIGC merevisi proyeksi inflasi untuk tahun 2017 dan SIGC memproyeksikan inflasi headline akan naik dari 3,0% y/y di akhir tahun 2016 ke 3,8% y/y di akhir tahun 2017 (dari proyesi sebelumnya di 4,0% y/y) dan 4,0% y/y di akhir tahun 2018 (dari proyeksi sebelumnya di 4,2% y/y). Laju inflasi Indonesia sejak tahun 2015 cenderung lebih rendah daripada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari makin kecilnya fluktuasi m/m pada inflasi headline dan inflasi komponen-komponen IHK sejak tahun 2015 (Gambar 4). SIGC melihat bahwa penurunan laju inflasi sejak tahun 2015 lebih disebabkan oleh perubahan struktural pada pengendalian inflasi dari sisi supply perekonomian; pelemahan daya beli masyarakat bukan penyebab utama. Perubahan ini berupa perbaikan dalam distribusi dan logistik, serta perubahan mekanisme penetapan harga bahan bakar minyak sejak awal Gambar 3. Inflasi y/y IHK dan komponen-komponennya (%) Gambar 4. Inflasi m/m(seasonally adjusted) IHK dan komponen-komponennya (%) Inflasi headline IHK Inflasi inti IHK Inflasi komponen yang harganya bergejolak Inflasi komponen IHK yang harganya diatur pemerintah Inflasi IHK Inflasi inti IHK Inflasi komponen yang harganya bergejolak Inflasi komponen IHK yang harganya diatur pemerintah Sumber: Badan Pusat Statistik, perhitungan SIGC 4

7 1.3. Neraca Pembayaran Indonesia N eraca pembayaran Indonesia mencatat surplus sebesar USD 0,7 milyar di triwulan , lebih rendah daripada surplus sebesar USD 4,5 milyar di triwulan (Tabel 2). Turunnya surplus neraca pembayaran di triwulan karena melebarnya defisit neraca transaksi berjalan (dari USD 2,4 milyar di triwulan ke USD 5,0 milyar di triwulan ) dan turunnya surplus neraca modal dan finansial (dari USD 8,0 milyar ke USD 5,9 milyar). Melebarnya defisit neraca transaksi berjalan di triwulan disebabkan oleh turunnya surplus neraca perdagangan (karena penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas), melebarnya defisit neraca jasa (karena penurunan surplus jasa travel), dan melebarnya neraca pendapatan primer (karena meningkatnya arus repatriasi dividen dan bunga oleh investor asing). Turunnya defisit neraca migas (karena penurunan harga dan volume impor minyak) sedikit menahan pelebaran defisit neraca transaksi berjalan di triwulan Ada dua faktor musiman yang berpengaruh pada melebarnya defisit neraca transaksi berjalan di triwulan : (i) repatriasi dividen dan bunga yang rutin terjadi di triwulan kedua setiap tahunnya (menaikkan defisit pendapatan primer); dan (ii) faktor Ramadan yang menyebabkan peningkatan impor barang konsumsi (menurunkan surplus neraca perdagangan) dan peningkatan arus wisata ke luar negeri selama libur panjang (menaikkan defisit neraca jasa). Sementara itu, penurunan surplus neraca modal dan finansial pada triwulan dibandingkan surplus pada triwulan disebabkan oleh melebarnya defisit neraca investasi lainnya (karena pembayaran utang luar negeri dan peningkatan penempatan simpanan valuta asing oleh perbankan di luar negeri untuk mengantisipasi penarikan valas di luar negeri selama libur panjang Ramadan). Meski surplus neraca modal dan finansial turun pada triwulan , namun investasi asing ke sektor riil (foreign direct investment, FDI) dan investasi portofolio asing (foreign porfolio investment, FPI) meningkat. SIGC memproyeksikan surplus neraca pembayaran Indonesia akan naik dari USD 12,1 milyar di tahun 2016 ke USD 15,7 milyar di tahun 2017, sebelum turun ke USD 14,0 milyar di tahun SIGC memproyeksikan defisit neraca transaksi berjalan akan melebar dari USD 16,8 milyar (-1,8% dari PDB nominal) di tahun 2016 ke USD 19,5 milyar (-2,0%) di tahun 2017,dan USD 21 milyar (-2,1%) di tahun 2018 karena kenaikan impor (terutama untuk barang modal dan bahan baku), sejalan dengan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi. Surplus neraca modal dan finansial diperkirakan naik dari USD 28,8 milyar di tahun 2016 ke USD 35,4 milyar di tahun 2017, sebelum turun ke USD 35,0 milyar di 2018 (karena sebagian investor akan mengurangi posisi investasinya terkait dengan resiko politik menjelang pemilu dan pilpres 2019). 5

8 Neraca pembayaran Indonesia (USD milyar) Q Q Q Q Q Q Neraca transaksi berjalan = (1)+(2)+ (3)+(4) -4,7-5,2-5,0-1,9-2,4-5,0 (1) Neraca perdagangan barang = a)+b)+c) 2,6 3,8 3,9 5,1 5,6 4,8 a) Neraca perdagangan nonmigas 3,2 5,0 5,0 6,4 7,7 6,1 Ekspor nonmigas 29,8 32,8 31,3 36,3 36,5 35,4 Impor nonmigas -26,6-27,8-26,3-29,9-28,8-29,3 b) Neraca perdagangan migas -0,9-1,4-1,3-1,1-2,2-1,5 Ekspor migas 2,9 3,2 3,3 3,6 4,0 3,4 Impor migas -3,8-4,7-4,6-4,7-6,1-5,0 c) Neraca perdagangan barang lainnya 0,3 0,2 0,2-0,2 0,2 0,3 (2) Neraca jasa -1,1-2,4-1,5-1,9-1,3-2,3 Ekspor 5,8 5,3 5,9 6,4 5,9 5,6 Impor -6,9-7,7-7,4-8,3-7,2-8,0 (3) Neraca pendapatan primer -7,4-7,8-8,3-6,1-7,8-8,5 a) Penerimaan 0,7 0,8 1,2 1,3 1,3 1,4 b) Pembayaran -8,2-8,6-9,5-7,4-9,1-10,0 (4) Neraca pendapatan sekunder 1,2 1,2 1,0 1,1 1,0 1,1 2 Neraca modal dan finansial = (A) + (B) 4,1 6,9 9,9 7,9 8,0 5,9 (A) Neraca modal 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 (B) Neraca finansial = (i) + (ii) + (iii) + (iv) 4,1 6,9 9,9 7,9 8,0 5,9 (i) Investasi langsung (net) 2,8 3,3 6,5 3,3 2,8 4,6 Aset -0,4-1,2 0,5 12,9-0,4-0,3 Kewajiban 3,2 4,5 6,1-9,6 3,1 4,9 (ii) Investasi portofolio (net) 4,4 8,3 6,6-0,3 6,6 7,4 Aset -0,2 0,4 1,9 0,0-1,0-0,3 Kewajiban 4,6 7,9 4,6-0,3 7,6 7,7 (iii) Derivatif finansial (net) 0,0 0,0 0,0 0,1-0,1 0,0 (iv) Investasi lainnya -3,1-4,7-3,2 4,8-1,3-6,2 Aset -0,6-4,0 0,5 6,8-1,6-5,9 Kewajiban -2,5-0,7-3,7-2,0 0,4-0,2 3 Selisih perhitungan bersih 0,3 0,4 0,8-1,5-1,1-0,2 4 Neraca pembayaran keseluruhan = ,3 2,2 5,7 4,5 4,5 0,7 5 Cadangan devisa (akhir triwulan) 107,5 109,8 115,7 116,4 121,8 123,1 Sumber: Bank Indonesia Tabel 2. Neraca Pembayaran Indonesia, Triwulan s.d Triwulan

9 Jan-16 Mar-16 Mei-16 Jul-16 Sep-16 Nov-16 Jan-17 Mar-17 Mei-17 Jul-17 Jan-16 Mar-16 May-16 Jul-16 Sep-16 Nov-16 Jan-17 Mar-17 May-17 Jul-17 Skha Institute for Global Competitiveness 1.4. Nilai Tukar Rupiah (IDR) I DR menguat dari per USD (menurut kurs JISDOR BI) per akhir tahun 2016 ke per USD per akhir Agustus 2017, namun cenderung bergerak stabil di kisaran per USD sejak awal tahun 2017 sampai dengan saat ini (Gambar 5). Sementara itu, cadangan devisa Indonesia naik dari USD 116,4 milyar di akhir tahun 2016 ke USD 127,8 per USD per akhir Juli Penguatan IDR sejak awal tahun 2017 ditopang oleh surplus neraca pembayaran, terutama dari masuknya investasi portofolio asing dan investasi asing ke sektor riil. Sementara itu, relatif stabilnya pergerakan nilai tukar IDR ini disebabkan oleh intervensi BI di pasar valuta asing untuk mengurangi volatilitas IDR. Penguatan IDR ini belum mengancam daya saing produk-produk ekspor Indonesia di pasar internasional, sebagaimana ditunjukkan oleh nilai tukar riil efektif (real effective exchange rate, REER) IDR yang masih berada di bawah parnya (Gambar 6). Dengan kata lain, IDR masih undervalued. SIGC memproyeksikan USD/IDR di per akhir tahun 2017 dan di akhir tahun 2018 (Tabel 3). Gambar 5. Pergerakan Harian USD/IDR Gambar 6. Pergerakan REER Rupiah REER IDR Nilai Par REER IDR = 100 Sumber: Bank Indonesia, Bank for International Settlements (BIS) Tabel 3. Nilai tukar aktual USD/IDR dan proyeksi SIGC Q Q Q3-2017P Q4-2017P Q1-2018P Q2-018P Q3-2018P Q4-2018P USD/IDR Sumber: Bank Indonesia, proyeksi SIGC 7

10 2 D ewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 pada tanggal 27 Juli 2017, untuk menyesuaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 dengan perkembangan ekonomi yang terjadi. SIGC melihat target pertumbuhan ekonomi 2017 yang direvisi ke 5,2% (Tabel 4) akan sulit dicapai, karena ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar 5,0% y/y di semester Sementara itu, asumsi inflasi pada APBNP 2017 terbilang konservatif karena inflasi berpeluang berada di bawah 4,0% y/y di akhir tahun SIGC melihat asumsi-asumsi makro ekonomi lainnya pada APBNP 2017 masih cukup realistis. Walaupun pemerintah menaikkan target defisit anggaran dari 2,49% dari PDB nominal pada APBN 2017 ke 2,93% pada APBNP 2017, SIGC memperkirakan bahwa realisasi defisit akan berada pada angka 2,6% dari PDB nominal. Penetapan angka defisit yang lebih tinggi pada APBNP dibandingkan pada APBN dimaksudkan untuk memberikan bantalan untuk mengantisipasi resiko terhadap perekonomian. Pada prakteknya, pemerintah akan memangkas belanja sebelum defisit anggaran bergerak mendekati target pada APBNP. Pada pidato kenegaraan 16 Agustus 2017, Presiden Joko Widodo menyampaikan RAPBN 2018 (Tabel 5). SIGC melihat asumsi-asumsi pada RAPBN 2018 pada umumnya masih cukup realistis, kecuali di asumsi inflasi yang sangat optimistik. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, nilai tukar Rupiah yang melemah, dan harga energi yang naik, SIGC melihat adanya resiko tekanan inflasi yang lebih besar pada tahun 2018 dibandingkan pada tahun Jika disetujui DPR, naskah akhir RAPBN 2018 akan disahkan menjadi Undang Undang APBN 2018 paling lambat di akhir Oktober APBN 2017 APBNP 2017 RAPBN 2018 Pertumbuhan ekonomi (%) 5,1 5,2 5,4 Inflasi (%) 4,0 4,3 3,5 Suku bunga SPN 3 bulan (%) 5,3 5,2 5,3 USD/IDR Harga minyak mentah Indonesia (ICP) (USD per barel) Lifting minyak (ribu barel per hari) Lifting gas (ribu barel setara minyak per hari, MBOEPD) Sumber: Kementerian Keuangan Tabel 4. Asumsi-asumsi makro APBN 2017, APBNP 2017, dan RAPBN

11 Realisasi APBNP 2017 RAPBN 2018 APBNP 2016 A. Pendapatan Negara 1.555, , ,4 I. Pendapatan Dalam Negeri 1.546, , ,3 1. Penerimaan Perpajakan 1.285, , ,4 a. Pendapatan Pajak Dalam Negeri 1.249, , ,7 b. Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional 35,5 36,0 38,7 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 262,0 260,2 267,9 II. Penerimaan Hibah 9,0 3,1 1,2 B. Belanja Negara 1.864, , ,4 I. Belanja Pemerintah Pusat 1.154, , ,3 - Belanja Kementerian dan Lembaga 684,2 798,6 814,1 - Belanja Non-Kementerian dan Lembaga 469,8 568,4 629,2 II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 710,3 766,3 761,1 1. Transfer ke Daerah 663,6 706,3 701,1 a. Dana Perimbangan 640,0 678,6 671,7 b. Dana Insentif Daerah 5,0 7,5 8,5 c. Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan DIY 18,8 20,2 20,9 2. Dana Desa 46,7 60,0 60,0 III. Suspen 0,0 0,0 0,0 C. Keseimbangan Primer -125,6-178,0-78,4 D. Surplus / Defisit Anggaran (= A B) -308,3-397,2-325,9 % terhadap PDB Nominal -2,49-2,93-2,19 E. Pembiayaan 334,5 397,2 325,9 I. Pembiayaan Utang 403,0 461,3 399,2 II. Pembiayaan Investasi -89,1-59,7-65,7 III. Pemberian Pinjaman 1,7-3,7-6,7 IV. Kewajiban Penjaminan -0,7-1,0-1,1 V. Pembiayaan Lainnya 19,6 0,3 0,2 Kelebihan (Kekurangan Pembiayaan) 26,2 0,0 0,0 Sumber: Kementerian Keuangan Tabel 5. Realisasi APBNP 2016, APBNP 2017, dan RAPBN

12 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17 Jul-17 Aug-17 Sep-17 Oct-17 Nov-17 Dec-17 Skha Institute for Global Competitiveness 3 B ank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis points (bps) ke level 4,50% di bulan Agustus 2017 (Gambar 7). BI juga menurunkan suku bunga BI Deposit Facility Rate sebesar 25bps ke level 3,75% dan BI Lending Facility Rate sebesar 25bps ke level 5,25%. Penurunan BI 7-day Reverse Repo Rate ini didasarkan pada pertimbangan bahwa realisasi dan prakiraan inflasi di tahun 2017 dan 2018 masih berada pada rentang target inflasi BI, serta defisit neraca transaksi berjalan terkendali pada batas yang aman. Dengan menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate, BI berusaha untuk memberikan bantuan stimulus dari sisi moneter untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. SIGC melihat dampak penurunan BI 7-day Reverse Repo Rate pada pertumbuhan ekonomi tahun 2017 dan 2018 akan terbatas karena penurunan ini hanya sebesar 25bps. Stimulus dari sisi moneter hanya memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, sementara dibutuhkan stimulus yang lebih kuat dari sisi fiskal untuk mendorong pertumbuhan konsumsi dan investasi. SIGC memproyeksikan BI akan menahan BI 7-day Reverse Repo Rate di 4,50% sampai dengan akhir tahun 2017 dan sepanjang tahun Dengan masih banyaknya ketidakpastian di tataran global (a.l. kenaikan US Fed Funds Rate dan pengurangan kepemilikan US Treasury securities di neraca US Federal Reserves, serta perlambatan ekonomi Tiongkok), pemangkasan BI rate lebih lanjut bisa beresiko menekan IDR. Gambar 7. BI 7-day reverse repo rate, inflasi headline, dan suku bunga riil Inflasi headline (%, y/y) BI 7-day reverse repo rate (%) Suku bunga riil (%) Sumber: Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, Proyeksi SIGC 10

13 INDIKATOR EKONOMI INDONESIA Indikator ekonomi utama P 2018P 1 Pertumbuhan PDB riil (setahun penuh, %) 6,0 5,6 5,0 4,9 5,0 5,1 5,3 2 PDB nominal (USD milyar) Inflasi Akhir tahun (% y/y) 3,7 8,1 8,4 3,4 3,0 3,8 4,0 Rata-rata tahunan (%) 4,0 6,4 6,4 6,4 3,5 3,9 3,6 4 USD / Rupiah (akhir tahun) BI 7 day reverse repo rate (akhir tahun, %) ,50 4,50 Neraca pembayaran (USD milyar) P 2018P 1 Neraca transaksi berjalan (setahun penuh) = (1)+(2)+ (3)+(4) -24,4-29,1-27,5-17,5-16,8-19,5-21,0 (1) Neraca perdagangan barang 8,7 5,8 7,0 14,0 15,4 19,1 22,0 (2) Neraca jasa -10,6-12,1-10,0-8,7-7,0-8,1-9,0 (3) Neraca pendapatan primer -26,6-27,1-29,7-28,4-29,7-34,7-38,0 (4) Neraca pendapatan sekunder 4,1 4,2 5,2 5,5 4,4 4,1 4,0 2 Neraca modal dan finansial (setahun penuh) = (A) + (B) 24,9 22,0 44,9 16,9 28,8 35,4 35,0 (A) Neraca modal 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 (B) Neraca finansial = (i) + (ii) + (iii) + (iv) 24,9 21,9 44,9 16,8 28,7 35,4 35,0 (i) Investasi langsung (net) 13,7 12,2 14,7 10,7 15,9 17,3 16,0 (ii) Investasi portofolio (net) 9,2 10,9 26,1 16,2 19,0 29,6 25,0 (iii) Derivatif finansial (net) 0,0-0,3-0,2 0,0 0,0 0,0 0,0 (iv) Investasi lainnya 1,9-0,8 4,3-10,1-6,2-11,4-6,0 3 Selisih perhitungan bersih (setahun penuh) -0,3-0,2-2,2-0,4 0,1-0,3 0,0 4 Neraca pembayaran keseluruhan (setahun penuh) = ,2-7,3 15,2-1,1 12,1 15,7 14,0 5 Cadangan devisa (akhir tahun) 112,8 99,4 111,9 105,9 116,4 132,0 146,0 Keuangan pemerintah APBNP 2017 RAPBN Penerimaan pemerintah dan hibah (setahun penuh, Rp. triliun) Pengeluaran pemerintah (setahun penuh, Rp. triliun) Neraca fiskal pemerintah (setahun penuh, Rp. triliun) = Sebagai % terhadap PDB nominal -1,9-2,3-2,3-2,6-2,5-2,9-2,2 4 Utang pemerintah pusat (akhir tahun, % terhadap PDB nom.) 23,0 24,9 24,7 27,4 28,3 30,0 (P) 32,0 (P) 11

14 Indikator perbankan dan keuangan P 2018P 1 Pertumbuhan uang dalam arti luas (M2) (akhir tahun, % y/y) 15,0 12,8 11,9 9,0 10,0 11,0 11,5 2 Pertumbuhan kredit perbankan ke pihak ketiga (akhir tahun, % y/y) 23,1 21,4 11,6 10,1 7,8 10,0 12,0 3 Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (akhir tahun) , Imbal hasil surat berharga pemerintah tenor 10 tahun (akhir tahun, %) 5,2 8,5 8,0 8,7 8,0 6,6 6,8 5 Peringkat surat utang pemerintah (akhir tahun) Fitch BBB- BBB- BBB- BBB- BBB- BBB BBB Moody's Baa3 Baa3 Baa3 Baa3 Baa3 Baa2 Baa2 S&P BB+ BB+ BB+ BB+ BB+ BBB- BBB- Keterpaparan terhadap faktor -faktor internasional P 2018P 1 Indeks keterbukaan perdagangan (%) = (ekspor + impor) / PDB nom. 39,8 39,1 38,6 33,0 29,3 30,0 32,0 2 Neraca transaksi berjalan / PDB nominal (setahun penuh, %) -2,7-3,2-3,1-2,0-1,8-2,0-2,1 3 Neraca modal dan finansial / PDB nominal (setahun penuh, %) 2,7 2,4 5,0 2,0 3,1 3,7 3,5 4 Neraca pembayaran keseluruhan / PDB nominal (setahun penuh, %) 0,0-0,8 1,7-0,1 1,3 1,6 1,4 5 Utang luar negeri berdasarkan debitor (akhir tahun, USD milyar) 252,4 266,1 293,3 310,7 316,8 340,0 370,0 1) Utang luar negeri pemerintah (USD milyar) 116,2 114,3 123,8 137,4 154,9 170,0 190,0 2) Utang luar negeri Bank Indonesia (USD milyar) 9,9 9,3 5,9 5,2 3,4 4,0 4,0 3) Utang luar negeri swasta (USD milyar) 126,2 142,6 163,6 168,1 158,5 166,0 176,0 6 Utang luar negeri atas jk. waktu sisa (akhir tahun, USD milyar) 252,4 266,1 293,3 310,7 316,8 340,0 370,0 A) Jangka pendek, tenor kurang dari 1 tahun (USD milyar) 54,6 56,3 59,2 55,5 54,7 60,0 65,0 B) Jangka. panjang, tenor dari 1 tahun (USD milyar) 197,7 209,8 234,1 255,2 262,1 280,0 305,0 7 Utang luar negeri jk. pendek berdasar jk. waktu sisa / cadev (%) 48,5 56,6 53,0 52,4 47,0 45,5 44,5 8 Kepemilikan asing pada surat utang pemerintah yang dapat diperdagangkan dalam denominasi Rupiah (akhir tahun) Nilai (USD milyar) 28,0 26,4 37,1 40,5 49,6 60,0 70,0 Sebagai % dari total kepemilikan oleh seluruh investor 33,0 32,5 38, ,5 40,0 39,0 9 Kepemilikan asing pada sertifikat Bank Indonesia (akhir tahun) Nilai (USD milyar) 0,0 0,3 0,1 0,0 0,1 0,1 0,1 Sebagai % dari total kepemilikan oleh seluruh investor 0,5 4,1 2,1 0,0 1,5 1,0 1,0 Indikator sosial dan kesejahteraan P 2018P 1 Populasi (juta) PDB nominal per kapita (USD) Angka pengangguran (%) 6,1 6,3 5,9 6,2 5,9 5,3 5,2 4 Tingkat kemiskinan (%) 11,7 11,5 11,0 11,1 10,7 10,6 10,5 5 Rasio Gini 0,41 0,41 0,41 0,40 0,39 0,39 0,39 Sumber: Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Keuangan, KSEI, IMF, World Bank, UNDP, proyeksi SIGC 12

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

KENTA INSIGHT. Vol. 1 No. 1 Oktober 2015

KENTA INSIGHT. Vol. 1 No. 1 Oktober 2015 Perkembangan Ekonomi Indonesia Eric Sugandi Senior Economic Analyst ericsugandi@kentainstitute.com Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat di tahun 2015, namun inflasi terkendali Berdasarkan analisis fundamental,

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35

Lebih terperinci

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004 BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 24 Kondisi ekonomi menjelang akhir tahun 24 dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejak memasuki tahun 22 stabilitas moneter membaik yang tercermin dari stabil dan

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa April Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami akselerasi pada April. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.042,1

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.

Lebih terperinci

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang SAFE 29-Jan-16 NAV: 11.00% Tabel Kinerja CARLink SAFE Total Dana Kelolaan 1,286,637,672.00 Memberikan hasil investasi yang kompetitif dengan mengutamakan keamanan dan tingkat likuiditas yang tinggi. Pasar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Umum... 1.2 Realisasi Semester I Tahun 2013... 1.2.1 Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Semester

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH Asumsi nilai tukar rupiah terhadap US$ merupakan salah satu indikator makro penting dalam penyusunan APBN. Nilai tukar rupiah terhadap US$ sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003 BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 23 Secara ringkas stabilitas moneter dalam tahun 23 tetap terkendali, seperti tercermin dari menguatnya nilai tukar rupiah; menurunnya laju inflasi dan suku bunga;

Lebih terperinci

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAANN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJAA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGAR RAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel...

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK

Lebih terperinci

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II TAHUN 2009

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II TAHUN 2009 Perkembangan Asumsi Makro BAB I BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II TAHUN 2009 1.1 Pendahuluan Memasuki tahun 2009, efek lanjutan dari pelemahan ekonomi global semakin dirasakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan

Lebih terperinci

Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %)

Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %) Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %) 1 (Miliar Rp) Grafik 2. Realisasi Penyaluran Kredit Januari-November 2013 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 KPR/KPA KKB-Mobil KKB-Sepeda Motor KTA + Multiguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 29/05/34/Th.XVII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I 2015 TUMBUH 0,16 PERSEN MELAMBAT DIBANDING

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... vi

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... vi Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... vi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Realisasi Tahun 2017... 1.1.1 Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2017... 1.1.2 Realisasi

Lebih terperinci

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak

ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak Neraca pembayaran yaitu catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk suatu negara dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN No. 09/02/31/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN Perekonomian Jakarta tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA April 2015 Tim Riset SPMD Overview The Fed siap menaikan suku bunga acuan kapan saja yang berpotensi menarik dana tiba-tiba (sudden reversal) dari emerging market termasuk

Lebih terperinci

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014* TABEL 1 RINGKASAN 2014 2015 Q1 Q2 Q3 Q4 Total Q1 Q2 Q3 I. Transaksi Berjalan -4,926-9,592-7,040-5,958-27,516-4,178-4,250-4,011 A. Barang 1) 3,350-375 1,560 2,448 6,983 3,063 4,130 4,054 - Ekspor 43,937

Lebih terperinci

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang 29-Jan-16 NAV: 1,145.077 Adalah gabungan dari produk asuransi berjangka (term insurance) dan investasi dimana Pemegang Polis mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasi yang disediakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro tahun 2005 sampai dengan bulan Juli 2006 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi membaik dari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan

Lebih terperinci

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) TABEL 1 RINGKASAN 2013 2014 I. Transaksi Berjalan -6,007-10,126-8,640-4,342-29,115-4,149-8,939-6,963-6,181-26,233 A. Barang 1) 1,602-556 85 4,703 5,833 3,350-375 1,560 2,368 6,902 - Ekspor 44,945 45,244

Lebih terperinci

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014* TABEL 1 RINGKASAN 2014 2015 I. Transaksi Berjalan -4,927-9,585-7,035-5,953-27,499-4,159-4,296-4,190-5,115-17,761 A. Barang 1) 3,350-375 1,560 2,448 6,983 3,063 4,125 4,141 1,953 13,281 - Ekspor 43,937

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015 No. 09/02/31/Th.XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015 TUMBUH 5,88 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Jakarta tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy) Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa il Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada il mengalami perlambatan. Posisi M2 akhir il sebesar Rp4.274,9 T, atau

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi Pendahuluan Ekonomi Global...

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi Pendahuluan Ekonomi Global... Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i BAB I PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR APBN DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL TAHUN ANGGARAN 2009 1.1 Pendahuluan... 1.2 Ekonomi Global... 1.3 Dampak pada Perekonomian

Lebih terperinci

KREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE

KREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE KREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE Bagaimana memutus rantai pelemahan kredit & PDB Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. Manusia melakukan kegiatan konsumsi berarti mereka juga melakukan pengeluaran. Pengeluaran untuk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 No. 78/11/71/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 TUMBUH 6,28 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan III-2015 yang

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 20 January 2011 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Keluarnya Modal Asing Menekan Rupiah dan Obligasi Di AS, pertumbuhan ekonomi mulai memiliki momentum, namun inflasi kembali meningkat seiring dengan kenaikan

Lebih terperinci

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Februari 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh

Lebih terperinci

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang 29-Jan-16 NAV: 1,145.077 4 3 2 1 37.15% Total Dana Kelolaan 42,795,065,335.11 - Pasar Uang 0-20% - Pasar Uang - Efek Ekuitas 80-100% - Ekuitas 19.04% 80.96% -1-2 -7.29% -16.92% Sejak pe- Deskripsi Jan-16

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2017 No. 40/08/Th.XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2017 EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2017 MENGALAMI PERTUMBUHAN SEBESAR 2,01 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 12/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN TUMBUH 5,02 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Perekonomian

Lebih terperinci

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 2,098.321 CENTURY PRO Adalah gabungan dari produk asuransi seumur hidup (whole life) dan investasi dimana Pemegang Polis mempunyai kebebasan

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2004 185 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2004, Bank Indonesia

Lebih terperinci

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik B O K S Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-29 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus

Lebih terperinci

Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan

Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan I. Transaksi Berjalan I. Transaksi Berjalan A. Barang 1) A. Barang 1) - Ekspor - Ekspor 1. Nonmigas 1. Barang Dagangan Umum a. Ekspor - Ekspor b. Impor 2.

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% RD Pasar

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh 8,9% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,2%

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam triwulan II/2001 proses pemulihan ekonomi masih diliputi oleh ketidakpastian.

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3 Highlight ŸPertumbuhan PDB 2016Q3 sekitar 5.0% (y.o.y) dan PDB 2016 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.2% ŸKeberhasilan program pengampunnan

Lebih terperinci

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 1,494.165 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran 31-Jan-18 NAV: 1.57% Total Dana Kelolaan 14,856,625,829.18 43.49% 54.94% Memperoleh hasil investasi yang optimal dalam jangka panjang - Konsumen 49.17% - Perkebunan 0.69% dengan tetap menjaga tingkat resiko

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 1,355.077 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2012

ii Triwulan I 2012 ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report 1 Februari 1 ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report RESEARCH Data Pasar Hari Kerja Sebelumnya Perubahan Tingkat Suku Bunga dan Kurs Acuan BI Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Utama Dunia Keterangan Hari

Lebih terperinci

Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM)

Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM) Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM) 12/14/2014 Pertanyaan 1: Benarkah selalu melemah selama Desember? 12/14/2014 M. Indra Maulana 2 Nilai tukar Rupiah saat ini

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja

Lebih terperinci

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74

6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74 i ii ii 1.1. Analisis PDRB Dari Sisi Penawaran... 3 1.1.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan... 4 1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... 6 1.1.3. Sektor Industri Pengolahan... 8 1.1.4. Sektor

Lebih terperinci

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017 INFOGRAFIS REALISASI s.d. 31 Mei 2017 FSDFSDFGSGSGSGSGSFGSF- DGSFGSFGSFGSGSG Realisasi Pelaksanaan INFOGRAFIS (s.d. Mei 2017) Perkembangan Asumsi Ekonomi Makro Lifting Minyak (ribu barel per hari) 5,1

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 29 Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 dan selama tahun 29 diperkirakan masih akan berlanjut sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang belum menunjukkan

Lebih terperinci

KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist

KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist Isi Presentasi Mengapa perlu kenaikan harga BBM? Beban Anggaran Kemiskinan dan BLSM Benarkah keputusan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 TUMBUH 1,11 PERSEN LEBIH BAIK DIBANDING TRIWULAN III/2015 No. 054/11/14/Th.XVII, 7 November 2016 Perekonomian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

meningkat % (yoy) Feb'15

meningkat % (yoy) Feb'15 Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci