ASUMSI NILAI TUKAR, INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI/SPN APBN 2012
|
|
- Yuliani Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ASUMSI NILAI TUKAR, INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI/SPN APBN 2012 A. Nilai Tukar Realisasi rata-rata nilai tukar Rupiah dalam tahun 2010 mencapai Rp9.087/US$, menguat dari asumsinya dalam APBN-P sebesar rata-rata Rp9.200/US$. Penguatan ini antara lain berkaitan dengan derasnya aliran masuk modal arus modal asing ke Indonesia, yang menyebabkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap nilai tukar rupiah. 1 Grafik 1. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Sumber: LKPP , Data Pokok APBN 2010, Siaran Pers Kemenkeu dan Lampiran 1 Kesimpulan APBN 2011, diolah Sepanjang Januari Desember 2010 nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung menguat. Penguatan rupiah yang telah berlangsung sejak awal 2010 sempat tertahan di bulan Mei 2010 karena tekanan arus keluar modal portofolio asing terkait dengan krisis Eropa yang telah memicu perilaku risk aversion terhadap aset negara emerging markets termasuk Indonesia. 1 Sumber: Siaran Pers Kementrian Keuangan Januari 2011 Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI 1
2 Grafik 2. Nilai Tukar Harian Rupiah Terhadap Dolar AS Tahun Pada bulan Juni dan Juli 2010, rupiah kembali menguat. Selama periode Januari Juli tahun 2010, rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp9.172, menguat 16,19 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sepanjang bulan Agustus sampai dengan akhir November 2010 rata-rata nilai tukar rupiah menguat, mencapai Rp. 8952/USD. Memasuki tahun 2011, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat melemah, hingga akhirnya pada awal Februari 2011 mulai menguat dan terus berlanjut hingga mencapai Rp per dolar AS pada 28 April 2010 atau menguat 4,43% persen dibandingkan rata-rata pada 31 Desember 2010 sebesar Rp per dolar AS. Grafik 3. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Januari 30 Mei 2011 Sumber: Bank Indonesia 2 Sumber: Bank Indonesia Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI 2
3 Penguatan nilai tukar rupiah ini didukung oleh terdapatnya perbedaan suku bunga dalam negeri dan luar negeri yang masih relatif tinggi janji, yang antara lain disebabkan The Fed yang tetap mematok suku bunga di kisaran 0,25%, sehingga Dolar AS melemah pada hamper seluruh mata uang lainnya. Selain itu peringkat utang Pemerintah (sovereign credit rating) Indonesia naik, sehingga arus modal masuk meningkat yang pada gilirannya mendorong penguatan nilai tukar rupiah. Penguatan rupiah ini memberikan dampak yang positif terhadap perekonomian Indonesia, yaitu: 3 1. Dengan semakin menguatnya nilai tukar rupiah, inflasi akibat barang import menjadi menurun yang selanjutnya menyebabkan BI dapat menahan kenaikan BI rate. Dengan tidak naiknya BI Rate ini pengusaha domestik tidak akan terbebani dengan bunga yang lebih tinggi, sehingga akan membuat perekenomian nasional lebih bergairah. 2. Dengan menguatnya rupiah, pengusaha domestik dapat membeli barang modal dan barang baku yang diimpor dengan harga lebih murah. 3. Nilai utang luar negeri pemerintah dalam bentuk Dollar AS akan berkurang seiring dengan penguatan rupiah. 4. Penghematan APBN 2011 karena menurunnya nilai subsidi BBM yang berasal dari impor Nilai tukar rupiah yang semakin menguat dikhawatiran akan merugikan ekspor Indonesia, karena dengan semakin mahalnya nilai rupiah terhadap Dollar AS, maka daya saing ekspor Indonesia dalam hal nilai tukar menjadi tidak kompetitif dibandingkan negara pengekspor lainnya, antara lain Vietnam, dan Thailand. Perkembangan ekspor dan Impor Indonesia (dalam nilai dan Volume) sepanjang tahun dapat dilihat pada grafik 4 di bawah ini. Grafik 4. Perkembangan Ekspor vs Impor Indonesia Sumber: BPS, diolah 3 Sumber: Muslimin Anwar dalam Investor Daily 18 Mei 2011 Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI 3
4 Dari grafik 4 terlihat bahwa a ekspor dan impor Indonesia cenderung meningkat, kecuali pada tahun 2009 yang mengalami penurunan, baik dari sisi ekspor dan impor akibat krisis global yang mempengaruhi engaruhi perkembangan perekonomian dunia dan seiring dengan pulihnya perkenomian dunia, ekspor dan impor Indonesia pada tahun 2010 kembali meningkat Sedangkan perkembangan ekspor impor Indonesia dan nilai tukar rupiah sepanjang Maret 2010 sampai Maret 2011 dapat dilihat pada p grafik 5 dan grafik 6. Grafik 5. Perkembangan Ekspor-Impor Indonesia dan Nilai Tukar Rupiah sepanjang Maret 2010 Maret 2011 Sumber: BI dan BPS, diolah Dari Grafik 5 dapat dilihat bahwa nilai tukar rupiah yang semakin menguat dari bulan Mei 2010 sampai Desember 2010 tidak menyebabkan penurunan ekspor Indonesia, dimana ekspor pada periode yang sama cenderung berfluktuatif dan meningkat dari Agustus-Desember 2010, kecuali pada bulan September 2010 yang sedikit mengalami penurunan. Ketika nilai tukar rupiah pada Desember 2010 dan Januari 2011 sedikit melemah, ekspor Indonesia pada periode yang sama malah menurun, yaitu dari 16,8 juta Dolar AS menjadi 14,,6 juta Dolar AS. Pada bulan Maret 2011 dimana rupiah semakin menguat pada level Rp per Dolar AS, ekspor Indonesia naik sebesar 13,03 persen dibanding ekspor Februari 2011, akan tetapi kenaikan nilai impor lebih Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI 4
5 besar dibandingkan ekspor, yaitu sebesar 23,23 persen pada periode yang sama. Sementara bila dibandingkan Maret 2010, ekspor Maret 2011 naik sebesar 27,53 persen dan impor Maret 2011 juga naik sebesar 31,96 persen dibandingkan Maret Perkembangan laju ekspor dan impor Indonesia sepanjang Maret 2010 Maret Grafik 6. Perkembangan Laju Ekspor-Impor Indonesia Maret 2010 Maret (0.10) (0.20) (0.30) Sumber: BPS, diolah - Mar-10 Apr-10 May-10 Jun-10 Jul-10 Aug-10 Sep-10 Oct-10 Nov-10 Dec-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Mar- 10 Apr-10 May- 10 Jun-10 Jul-10 Aug-10Sep-10 Oct-10 Nov- 10 Dec-10 Jan-11 Feb-11 Mar- 11 Laju Ekspor (Milyar US$) 0.14 ( ( ( (0.13 ( Laju Impor (Milyar US$) ( (0.04 ( (0.04 ( Dalam grafik 6 terlihat bahwa pada Maret 2011 laju kenaikan impor lebih cepat daripada ekspor, dimana ekspor naik hanya 13 persen, sedangkan impor 23 persen dan penurunan ekspor lebih lambat dibandingkan laju penurunan impor, kecuali pada bulan Januari 2011 dimana nilai ekspor mengalami penurunan sebesar 13% dan penurunan impor hanya sebesar 4%. Daya saing ekspor Indonesia dalam hal nilai tukar terkait dengan nilai tukar mata uang Negara pengekspor lainnya terhadap Dollar AS. Di bawah ini dapat dilihat pergerakan nilai tukar Dong Vietnam, Baht Thailand, Ringgit Malaysia dan Peso Filipina terhadap Dollar AS sepanjang 18 November Mei Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI 5
6 Sumber: Semua mata uang cenderung menguat terhadap Dollar AS, kecuali Dong Vietnam, yang sejak Februari Mei 2011 cenderung melemah terhadap Dolar AS. Ini berarti nilai Dong menjadi murah terhadap Dolar AS. Hal ini perlu diwaspadai pemerintah mengingat Vietnam merupakan salah satu pesaing utama Indonesia dalam ekspor. Kekhawatiran dampak penguatan rupiah terhadap ekspor hendaknya tidak disikapi dengan membiarkan rupiah menjadi melemah dalam jangka waktu panjang. Hal yang dapat dilakukan pemerintah agar nilai tukar rupiah terus menguat tanpa adanya kekhawatiran penguatan tersebut merugikan eksportir Indonesia adalah dengan memperkuat dan membenahi sektor industri, terutama industri yang berorientasi ekspor, orientasi ekspor bahan setengah jadi dan bahan jadi, bukan bahan baku yang sampai saat ini masih menjadi penyumbang terbesar ekspor Indonesia dan juga perbaikan infrastruktur. Karena jika produk Indonesia memiliki daya saing yang kompetitif, baik dalam segi kualitas dan harga, maka nilai tukar rupiah akan terus menguat akibat banyaknya permintaan dari luar negeri dan eksportir juga tidak perlu khawatir dengan terus menguatnya nilai tukar rupiah seperti yag terjadi saat ini, dimana daya saing eskpor Indonesia hanyalah nilai tukar rupiah yang rendah. Dengan memperhatikan realisasi rata-rata nilai tukar rupiah sampai April 2011, didukung dengan semakin membaiknya perekonomian domestik dan cadangan devisa yang sampai 20 Mei 2011 mencapai 116,5 Miliar dolar AS 4, maka rata-rata nilai tukar 4 Sumber: Investor Daily Mei 2011 Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI 6
7 rupiah tahun 2011 bisa mencapai Rp per dolar AS, bahkan bisa lebih rendah dari Rp per Dolar AS. Sedangkan Pemerintah memperkirakan nilai tukar rupiah sekitar Rp per dolar AS untuk tahun 2011 dan Rp per dolar AS untuk tahun Untuk tahun 2012 nilai tukar rupiah dapat berkisar Rp Rp per dolar AS dengan asumsi aliran modal yang masuk sampai tahun 2011 tidak akan banyak ditarik oleh investor asing sepanjang tahun 2012, tidak terlalu besarnya kenaikan komoditas impor akibat perubahan cuaca serta semakin kondusifnya iklim investasi di Indonesia, yang didukung dengan perbaikan infrastruktur dan reformasi birokrasi yang menyebabkan peningkatan dan perbaikan pelayanan, terutama yang terkait dengan investasi dan perdagangan. Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI 7
8 B. Inflasi Inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Inflasi antara lain dipengaruhi oleh: 1. Meningkatnya kegiatan ekonomi 2. Kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan, seperti harga BBM, listrik, air minum, rokok dan kenaikan UMR 3. Harga barang impor 4. Melemahnya nilai tukar rupiah Realisasi inflasi pada tahun 2010 mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu mencapai 6,96 persen. Angka tersebut melampaui target pemerintah yang hanya 5,3 persen. Laju inflasi pada bulan Desember 2010 tercatat sebesar 0,92 persen (m-t-m), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang berada pada level 0,6 persen dan lebih tinggi dibandingkan Desember tahun 2009 yang hanya sebesar 0,33 persen. 5 Grafik 1. Perkembagan Inflasi Sumber: LKPP , BI, Data a Pokok APBN 2010 dan Lampiran 1 Kesimpulan APBN 2011, diolah Sumbangan terbesar Inflasi tahun 2010 adalah dari bahan makanann (inflasi barang bergejolak) yang mencapai 3,5 persen, diantaranya beras dan cabai merah, yang disebabkan faktor cuaca yang tidak mendukung sehingga banyaknya gagal panen 5 Sumber: BPS dan BI Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI 8
9 disetiap daerah serta bencana merapi, di mana ribuan hektar lahan petani yang ditanami cabai ludes. Inflasi inti (core inflation) pada tahun 2010 masih terkendali, yaitu sebesar 4,28%. Menurut Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo, yang akan berpengaruh pada inflasi inti adalah kenaikan ekspetasi inflasi akibat kenaikan harga-harga pangan. Pada inflasi bisa terkendali antara lain karena apresiasi rupiah. Jika dilihat pada grafik 2 di bawah ini, inflasi sepanjang tahun 2010 mengalami kecenderungan terus meningkat, walau ada sedikit penurunan pada bulan Maret dan September Grafik 2. Laju Inflasi Tahun Sumber: Bank Indonesia Untuk tahun 2011 pemerintah menargetkan Inflasi sebesar 5,3% ± 1%. Sampai dengan Mei 2011, laju inflasi tahunan tercatat sebesar 5,98 persen (yoy) dan laju inflasi kumulatif Januari Mei 2011 sebesar 0.51 persen (ytd), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,44 persen (ytd). Kecenderungan menurunnya laju inflasi pada kuartal pertama ini disebabkan karena pada kuartal tersebut sedang musim panen sehingga harga bahan pokok menurun. yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pada kelompok bahan makanan 1,90 persen. 6 Laju inflasi Januari Mei 2011 dapat dilihat pada grafik 3 di bawah ini. Grafik 3. Laju Inflasi Januari - Mei Sumber: Berita Resmi Statistik BPK, Mei 2011 Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI 9
10 Sumber: BPS, diolah Dari grafik 3 terlihat sampai Mei 2011, inflasi mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010 pada periode yang sama. Sedangkan inflasi Mei 2010 Mei 2011 adalah sebesar 6,12 persen. Berikut adalah prediksi inflasi untuk tahun 2011 dan 2012 dari beberapa lembaga Internasional. Tabel 1. Prediksi inflasi di Indonesia tahun 2011 dan 2012 Kementrian Keuangan World Bank ADB IMF ,0 3,5 5,5 6,0 6,2 6,3 6,2 7,1 5,9 Sumber: kerangka Ekonomi Makro dan PPKF Kementrian Keuangan, World Economic Outlook 2011, ADB dan World Bank Ada beberapa hal yang dapat menghambat pemerintah dalam mencapai target inflasi seperti: 1. Gagal panen akibat cuaca ekstrem yang mengakibatkan terganggunya pasokan pangan 2. Hari raya di bulan Agustus dan Desember akibat konsumsi masyarakat yang meningkat terutama untuk bahan makanan. 3. Meningkatnya harga komoditas internasional akibat perubahan cuaca dan krisis minyak di Timur Tengah yang selanjutnya akan mendorong peningkatan harga di dalam negeri. Namun demikian, kenaikan harga komoditas internasional dapat diimbangi oleh semakin menguatnya nilai tukar rupiah pada tahun Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI 10
11 Selain harus mengatasi permasalahan inflasi, pemerintah juga harus mengambil langkah untuk mengantisipasi aliran keluar modal asing. Sejak Februari 2011 Bank Indonesia tidak lagi menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan tenor di bawah 9 bulan secara regular. Sejalan dengan hal itu penerbitan SBI akan difokus pada SBI bertenor 9 bulan. Hal itu diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pelaku pasar pada penempatan jangka pendek di instrumen moneter BI. 7 Untuk tahun 2012 pemerintah menargetkan inflasi pada kisaran 3,5-5,5 persen. Angka ini dinilai sangat optimis, mengingat inflasi pada tahun 2011 diprediksikan di atas 6 persen dan pada tahun 2012 masih terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi pencapaian target inflasi, sebagai berikut: 1. Mulai meningkatnya harga komoditas internasional pada kuartal keempat Kenaikan harga komoditas internasional akibat perubahan cuaca dan kenaikan harga minyak baru mulai dirasakan pada kuartal terakhir tahun 2011, karena produsen saat ini masih memiliki persediaan. 2. Adanya rencana pemerintah untuk menaikan tarif dasar listrik sebesar persen pada tahun Nilai tukar rupiah yang melemah akibat arus keluar modal asing pada tahun 2012 akibat berakhirnya tenor SBI 9 bulan. Keluarnya arus modal asing dapat ditahan jika pemerintah dapat dengan segera memperbaiki iklim investasi dan usaha, memperkuat fundamental ekonomi, memperketat kebijakan moneter dan memperbaiki persepsi resiko berinvestasi di Indonesia. Langkah yang dapat dilakukan pemerintah untuk menahan laju inflasi dan meminimalisir kenaikan ekspektasi inflasi adalah peningkatan efektivitas produksi, distribusi, dan ketersediaan bahan pokok di tingkat nasional dan daerah, antara lain melalui perbaikan infrastruktur sehingga distribusi pasokan pangan akan lebih lancar, yang selanjutnya dapat menekan biaya produksi dan pada akhirnya dapat menurunkan harga bahan pokok. Menaikkan BI Rate merupakan langkah terakhir yang akan diambil pemerintah dalam rangka pengendalian inflasi, karena kenaikan BI Rate akan menaikkan suku bunga perbankan, baik simpanan maupun pinjaman, yang pada akhirnya kreditor, dalam hal ini masyarakat, terbebani oleh bunga kredit yang meningkat. Selain itu kenaikan BI Rate dikhawatirkan akan membuat aliran modal panas masuk ke Indonesia untuk sementara waktu dan kemudian ditarik kembali dalam waktu singkat dan mengakibatkan pelemahan nilai tukar rupiah yang selanjutnya akan membuat impor menjadi lebih mahal, sehingga impor barang modal akan terhambat dan pada akhirnya akan menghambat investasi di Indonesia yang membutuhkan impor barang modal. 7 Sumber: Media Indonesia 8 Sumber: Investor Daily Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI 11
12 Dalam rangka meningkatkan pasokan dalam negeri pemerintah dapat mengambil serangkaian kebijakan melalui peningkatan hasil pertanian. Sebagai contoh, dukungan bagi teknologi pertanian dan penggunaannya, ketersediaan dan diversifikasi pasar dan pengelolaan dan administrasi lahan. Selain itu, investasi pada irigasi juga menunjukkan tingkat pengembalian yang tinggi dalam hal produktivitas pertanian. 9 C. Suku Bunga SBI dan SPN 3 Bulan SBI 3 bulan digunakan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu instrumen untuk melakukan operasi moneter. Langkah ini dilakukan Bank Indonesia guna menjaga stabilitas moneter, yaitu untuk memelihara jumlah peredaran uang di masyarakat pada tingkat yang dapat dikendalikan oleh Bank Indonesia selaku otoritas moneter. Realisasi rata-rata tingkat suku bunga SBI-3 bulan dalam tahun 2010 mencapai 6,57%, atau mendekati asumsinya dalam APBN-P 2010 sebesar 6,5%. 10 Penempatan asing di instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) per 18 Maret 2011 tercatat sebesar Rp 71,6 triliun atau mencapai 31,1% dari total SBI. Sedangkan kepemilikan asing di Surat Utang Negara (SUN) per 18 Maret 2011 mencapai Rp 204,2 triliun atau 29,9% dari total SUN. 11 Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 4 Februari 2011 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25% menjadi 6,75%. Keputusan tersebut diambil sebagai langkah antisipatif untuk mengendalikan ekspektasi inflasi ke depan yang mulai meningkat. Peningkatan ekspektasi inflasi terutama dipicu oleh kenaikan harga volatile foods yang masih tinggi, di samping karena kenaikan harga komoditi global termasuk minyak Sumber: World Bank Maret Sumber: Siaran Pers kemenkeu Januari Sumber: Detik Finance, 21 Maret Sumber: Siaran Pers BI Februari 2011 Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI 12
13 Grafik 1. Perkembangan Suku Bunga SBI 3 Bulan Sumber: LKPP , BI, Data Pokok APBN 2010 dan Lampiran 1 Kesimpulan APBN 2011, diolah Pada bulan November Bank Indonesia menghentikan sementara lelang SBI tenor 3 bulan yang dimaksudkan an untuk menahan dana asing yang masuk ke dalam instrumen SBI dan mengarahkan arus likuiditas agar masuk ke instrument moneter dengan tenor yang lebih panjang. Selain itu, dalam rangka meminimalkan dampak negatif aliran modal asing jangka pendek, mulai 13 Mei 2011 Bank Indonesia menggantikan ketentuan one-month holding period terhadap SBI menjadi six-month holding period. Langkah ini juga diharapkan dapat memperpanjang kepemilikan SBI maupun transaksinya. Sebagai pengganti SBI tenor 3 bulan ini, pemerintah mengeluarkan Surat Perbendahaan Negara (SPN) bertenor 3 bulan. Surat Perbendahaan Negara termasuk ke dalam Surat Utang Negara (SUN), dimana SPN ini berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto. Sedangan SUN adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara RI sesuai masa berlakunya. SUN digunakan oleh pemerintah antara lain untuk membiayai defisit APBN serta menutup kekurangan kas jangka pendek dalam satu tahun anggaran. Oleh karena dihentikannya lelang SBI 3 bulan ini, mulai tahun 2011 suku bunga yang dipakai dalam acuan asumsi si makro untuk penetapan APBN adalah suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan. Seiring dengan kenaikan BI rate dari 6,5 persen menjadi 6,75 persen, suku bunga SPN ke depan akan mendekati suku bunga kebijakan sehingga suku bunga SPN tahun 2011 diperkirakan akan berkisar antara 5,5-6,5 persen dan pada tahun 2012 berada pada kisaran 5,5 7,5 persen Sumber: Kementrian Keuangan Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI 13
PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH
PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH Asumsi nilai tukar rupiah terhadap US$ merupakan salah satu indikator makro penting dalam penyusunan APBN. Nilai tukar rupiah terhadap US$ sangat berpengaruh
Lebih terperinciKondisi Perekonomian Indonesia
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan
Lebih terperinciPENGGUNAAN SPN 3 BULAN SEBAGAI PENGGANTI SBI 3 BULAN DALAM APBN (Perspektif Bank Indonesia)
1. SBI 3 bulan PENGGUNAAN SPN 3 BULAN SEBAGAI PENGGANTI SBI 3 BULAN DALAM APBN (Perspektif Bank Indonesia) SBI 3 bulan digunakan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu instrumen untuk melakukan operasi
Lebih terperinciPrediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%
1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan
Lebih terperinciANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014
ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,
BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO SAFE
29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi
Lebih terperinciAnalisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011
Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciFebruari 2017 RESEARCH TEAM
RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO MIXED
29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%
Lebih terperinciKinerja CENTURY PRO FIXED
29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat krisis keuangan global beberapa tahun belakan ini kurs, inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar seolah tidak lepas dari masalah perekonomian di Indonesia.
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007
ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. 10-Mar-2004 Pasar Uang 100% Obligasi
Lebih terperinciANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia 14 INFLASI 12 10 8 6 4 2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Hasil Olahan Data Oleh Penulis (2016) GAMBAR 4.1. Perkembangan
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat
Lebih terperinciCENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran
29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi
Lebih terperinciRealisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO FIXED
29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciCARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang
CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 1,355.077 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan
Lebih terperinciBAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan
Lebih terperinciMEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA
MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai
Lebih terperinciCARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap
CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 1,494.165 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat meningkatkan perannya secara optimal sebagai lembaga intermediasi didalam momentum recovery setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi
BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini pasar modal merupakan instrumen penting dalam perekonomian suatu negara. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi
Lebih terperinciSEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?
Edisi Maret 2015 Poin-poin Kunci Nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp13.000 per dollar AS, terendah sejak 3 Agustus 1998. Pelemahan lebih karena ke faktor internal seperti aksi hedging domestik
Lebih terperinciCENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap
CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 2,098.321 CENTURY PRO Adalah gabungan dari produk asuransi seumur hidup (whole life) dan investasi dimana Pemegang Polis mempunyai kebebasan
Lebih terperinciJuni 2017 RESEARCH TEAM
RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002
REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002 Pada bulan April 2002 pemerintah berhasil menjadwal ulang cicilan pokok dan bunga utang luar negeri pemerintah dalam Paris Club
Lebih terperinciBANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :
Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)
Lebih terperinciMonthly Market Update
Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada
Lebih terperinciPerkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global
2015 Vol. 2 Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Pertumbuhan Ekonomi P erkembangan indikator ekonomi pada kuartal
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga
Lebih terperinciInflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan
Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan Inflasi Akhir semester I 2009 Inflasi sebesar 0,11% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,10 terjadi pada penghujung Jun. Inflasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai Tukar adalah harga mata uang dari suatu negara yang diukur, dibandingkan, dan dinyatakan dalam nilai mata uang negara lainnya. 1 Krisis moneter yang terjadi
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kompleknya keterkaitan dan hubungan antarnegara didalam kancah internasional menyebabkan pemerintah juga ikut serta dalam hal meregulasi dan mengatur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. Manusia melakukan kegiatan konsumsi berarti mereka juga melakukan pengeluaran. Pengeluaran untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Inflasi merupakan suatu isu yang tak pernah basi dalam sejarah panjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inflasi merupakan suatu isu yang tak pernah basi dalam sejarah panjang ekonomi dunia, dia selalu menjadi buah bibir. Berbagai studi dan riset dilakukan untuk
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO SAFE
29-Jan-16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/10/PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING
Lebih terperinciTINJAUAN KEBIJAKAN MONETER
TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001
REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001 World Economic Report, September 2001, memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2001 hanya mencapai 2,6% antara lain
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% BII (TD)
Lebih terperinciDAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG
DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata berdampak kepada negara-negara
Lebih terperinciCARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang
SAFE 29-Jan-16 NAV: 11.00% Tabel Kinerja CARLink SAFE Total Dana Kelolaan 1,286,637,672.00 Memberikan hasil investasi yang kompetitif dengan mengutamakan keamanan dan tingkat likuiditas yang tinggi. Pasar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada
1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998 memberikan dampak pada keuangan Indonesia. Berbagai peristiwa yang terjadi pada masa krisis mempengaruhi Anggaran Pendapatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebijaksanan moneter mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijaksanan moneter mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam pembangunan nasional bahwa sasaran pokok kebijaksanaa moneter adalah pemantapan stabilitas ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia
Lebih terperinciBAB I PERKEMBANGAN EKONOMI SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II TAHUN 2009
Perkembangan Asumsi Makro BAB I BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II TAHUN 2009 1.1 Pendahuluan Memasuki tahun 2009, efek lanjutan dari pelemahan ekonomi global semakin dirasakan
Lebih terperinciCARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran
31-Jan-18 NAV: 1.57% Total Dana Kelolaan 14,856,625,829.18 43.49% 54.94% Memperoleh hasil investasi yang optimal dalam jangka panjang - Konsumen 49.17% - Perkebunan 0.69% dengan tetap menjaga tingkat resiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III-2014
No. 65/11/63/Th. XVIII/5 November 2014 INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III-2014 Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat
Lebih terperinciCENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran
29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi
Lebih terperinciKinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012
Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012 I. Pendahuluan Setelah melalui perdebatan, pemerintah dan Komisi XI DPR RI akhirnya menyetujui asumsi makro dalam RAPBN 2012 yang terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND
LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% RD Pasar
Lebih terperinciCARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang
29-Jan-16 NAV: 1,145.077 4 3 2 1 37.15% Total Dana Kelolaan 42,795,065,335.11 - Pasar Uang 0-20% - Pasar Uang - Efek Ekuitas 80-100% - Ekuitas 19.04% 80.96% -1-2 -7.29% -16.92% Sejak pe- Deskripsi Jan-16
Lebih terperinciEconomic and Market Watch. (February, 9 th, 2012)
Economic and Market Watch (February, 9 th, 2012) Ekonomi Global Rasio utang Eropa mengalami peningkatan. Rasio utang per PDB Eropa pada Q3 2011 mengalami peningkatan dari 83,2 persen pada Q3 2010 menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan dibutuhkan untuk menunjang kegiatan usaha di Indonesia, hal ini terlihat dari besarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin
Lebih terperinciMengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro
Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis ekonomi global pada tahun 1998 yang tidak hanya melanda di negara
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA April 2015 Tim Riset SPMD Overview The Fed siap menaikan suku bunga acuan kapan saja yang berpotensi menarik dana tiba-tiba (sudden reversal) dari emerging market termasuk
Lebih terperinciCARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang
SAFE 31-Jan-18 NAV: Total Dana Kelolaan 447,102,198.67 Bank Kustodian PT BANK CIMB NIAGA Kas dan Deposito Syariah 10 Memberikan hasil investasi yang kompetitif dengan (netto) vs per Januari 2018(Disetahunkan)
Lebih terperinciIkhtisar Perekonomian Mingguan
20 January 2011 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Keluarnya Modal Asing Menekan Rupiah dan Obligasi Di AS, pertumbuhan ekonomi mulai memiliki momentum, namun inflasi kembali meningkat seiring dengan kenaikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan
0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Harga mata uang suatu negara dalam harga mata uang negara lain disebut kurs atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan
Lebih terperinciBANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :
Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)
Lebih terperinciPRUlink Quarterly Newsletter
PRUlink Quarterly Newsletter Kuartal I 2012 Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal
Lebih terperinciBAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks
94 BAB V Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga,
Lebih terperinciLaporan Ekonomi Bulanan
Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Juli 27 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5 Kav.
Lebih terperinciCENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap
FIXED FIXED 31- NAV: Total Dana Kelolaan 3,807,531,838.20 0-80% 79.82% 17.31% 2.87% Inflasi (Jan 2018) Inflasi (Yoy) BI Rate 0.62% 3.25% 6.50% 33.32% A 10 2.87% Pasar Uang, 17.31% 79.82% 0.73% 9.10% 8.73%
Lebih terperinciCARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang
Tanggal Peluncuran 11 April 2011 0-20% Total Dana Kelolaan 60,826,022,840.66 - Efek Ekuitas 80-100% 31-Jan-18 NAV: 1,571.313 Inflasi (Jan 2018) Inflasi (Yoy) 0.62% 3.25% 4.92% 95.08% 4 2-2 - Pertambangan
Lebih terperinciINFLASI DAN KENAIKAN HARGA BERAS Selasa, 01 Pebruari 2011
INFLASI DAN KENAIKAN HARGA BERAS Selasa, 01 Pebruari 2011 Sekretariat Negara Republik Indonesia Tahun 2010 telah terlewati dan memberi catatan inflasi diatas yang ditargetkan yakni mencapai 6,96%. Inflasi
Lebih terperinciCENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran
Total Dana Kelolaan 4,856,084,724.02 - Efek Pendapatan Tetap 77.35% 10.42% 10.54% 1.69% Keuangan 5.41% Perkebunan 7.10% Infrastruktur 15.55% Properti 0.19% Konsumen 38.53% Konstruksi 5.76% Industri Dasar
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001
REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2011 REPUBLIK INDONESIA
NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2011 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1 Umum... 1.2 Pokok-pokok Perubahan Asumsi
Lebih terperinciCARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang
CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 1,355.077 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan
Lebih terperinciIkhtisar Perekonomian Mingguan
18 May 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis; Rupiah Konsolidasi Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis, Namun Tetap Waspada Anton Hendranata Ekonom/Ekonometrisi anton.hendranata@danamon.co.id
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI 2002
REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI 2002 Kepercayaan masyarakat baik dalam maupun luar negeri masih relatif lemah sebagaimana yang tercermin dari survei yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang
Lebih terperinci