HIMPUNAN MODUL PERKULIAHAN. Pengertian dan berbagai macam bentuk himpunan Operasi dasar himpunan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HIMPUNAN MODUL PERKULIAHAN. Pengertian dan berbagai macam bentuk himpunan Operasi dasar himpunan"

Transkripsi

1 MODUL PERKULIAHAN HIMPUNAN Pengertian dan berbagai macam bentuk himpunan Operasi dasar himpunan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komputer Sistem Informasi 874 Tim Dosen Abstract Kompetensi Himpunan adalah konsep dasar dari semua cabang matematika. Himpunan merupakan sekumpulan objek yang mempunyai syarat tertentu dan jelas. Berbagai macam jenis himpunan, misal himpunan kosong, himpunan yang sama dsb. Operasi himpunan misal irisan, gabungan, pengurangan dsb. Mahasiswa mampu memahami dan dapat membedakan berbagai macam bentuk himpunan dan menggambarkannya dalam bentuk diagram Venn 25

2 HIMPUNAN A. Pengertian dan Bentuk himpunan Himpunan adalah konsep dasar dari semua cabang matematika. George Cantor dianggap sebagai bapak teori himpunan. Himpunan adalah sekumpulan objek yang mempunyai syarat tertentu dan jelas. Objek yang dimaksud dapat berupa bilangan, manusia, hewan, tumbuhan, Negara dan sebagainya.objek ini selanjutnya dinamakan anggota atau elemen dari himpunan itu. Syarat tertentu dan jelas dalam menentukan anggota suatu himpunan ini sangat penting karena untuk membedakan mana yang menjadi anggota himpunan dan mana yang bukan merupakan anggota himpunan. Inilah yang kemudian dinamakan himpunan yang terdefinisi dengan baik (well-defined set). B. Penyajian bentuk himpunan : a. Enumerasi Contoh : Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {, 2, 3, 4}. Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {4, 6, 8, }. C = {kucing, a, Amir,, paku} R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} } C = {a, {a}, {{a}} } K = { {} } Himpunan buah bilangan asli pertama: {, 2,..., } Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {, -2, -,,, 2, }. b. Simbol-simbol Baku Contoh : P = himpunan bilangan bulat positif = {, 2, 3,... } N = himpunan bilangan alami (natural) = {, 2,... } Z = himpunan bilangan bulat = {..., -2, -,,, 2,... } Q = himpunan bilangan rasional 25 2

3 R = himpunan bilangan riil C = himpunan bilangan kompleks c. Notasi Pembentuk himpunan Notasi: { x syarat yang harus dipenuhi oleh x } Contoh : A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kecil dari 5 A = { x x adalah bilangan bulat positif lebih kecil dari 5} atau A = { x x P, x< 5 } Yang ekivalen dengan A = {, 2, 3, 4} M = { x x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah IF25} d. Diagram Venn Contoh : Misalkan U = {, 2,, 7, 8}, A = {, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}. Diagram Venn: U A B Jumlah elemen di dalam A disebut cardinal dari himpunan A. Dan dinotasikan dengan n(a) atau A C. Bentuk/Jenis Himpunan. Himpunan Kosong Himpunan dengan kardinal = disebut himpunan kosong (null set). 25 3

4 Notasi : atau {} Contoh (i) E = {x x<x }, maka n(e) = (ii) P = {orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(p) = (iii) A = {x x adalah akar persamaan kuadrat x 2 + = }, n(a) = himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai { } himpunan {{ }, {{ }}} dapat juga ditulis sebagai {, { }} { } bukan himpunan kosong karena ia memuat satu elemen yaitu himpunan kosong. 2. HimpunanBagian (Subset) Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen dari B. Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A. Notasi: A B Diagram Venn: U A B Contoh : (i) {, 2, 3} {, 2, 3, 4, 5} (ii) (ii) {, 2, 3} {, 2, 3} (iii) N Z R C (iv) JikaA = { (x, y) x + y< 4, x, y } dan 25 4

5 B = { (x, y) 2x + y< 4, x dany }, maka B A. TEOREMA. Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal sebagai berikut: (a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, A A). (b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A ( A). (c) Jika A B dan B C, maka A C A dan A A, maka dan A disebut himpunan bagian tak sebenarnya (improper subset) dari himpunan A. Contoh: A = {, 2, 3}, maka {, 2, 3} dan adalah improper subset dari A. A B berbeda dengan A B (i) A B : A adalah himpunan bagian dari B tetapi A B. A adalah himpunan bagian sebenarnya (proper subset) dari B. Contoh: {} dan {2, 3} adalah proper subset dari {, 2, 3} (ii) A B : digunakan untuk menyatakan bahwa A adalah himpunan bagian (subset) dari B yang memungkinkan A = B. 3. Himpunan yang Sama A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan elemen A. A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka A B. Notasi : A = B A B dan B A Contoh (i) Jika A = {, } dan B = { x x (x ) = }, maka A = B (ii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka A = B (iii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka A B Untuk tiga buah himpunan A, B dan C berlaku aksioma berikut: (a) A = A, B = B, dan C = C (b) jika A = B, maka B = A (c) jika A = B dan B = C, maka A = C 25 5

6 4. Himpunan yang Ekivalen Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika cardinal dari kedua himpunan tersebut sama. Notasi : A ~ B A = B Contoh Misalkan A = {, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka A ~ B sebab A = B = 4 5. Himpunan Saling Lepas Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak memiliki elemen yang sama. Notasi : A // B Diagram Venn: U A B Contoh Jika A = { x x P, x< 8 } dan B = {, 2, 3,... }, makaa // B. 6. Himpunan Kuasa Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri. Notasi : P(A) atau 2 A Jika A = m, maka P(A) = 2 m. Contoh Jika A = {, 2 }, maka P(A) = {, { }, { 2 }, {, 2 }} Contoh 25 6

7 Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P( ) = { }, dan himpunan kuasa dari himpunan { } adalah P({ }) = {, { }}. D. Operasi Himpunan a. Irisan Notasi : A B = { x x A dan x B } Contoh :. Jika A = {2, 4, 6, 8, } dan B = {4,, 4, 8}, maka A B = {4, } 2. Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A B =. b. Gabungan Notasi : A B = { x x A atau x B } Contoh :. Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22}, maka A B = { 2, 5, 7, 8, 22 } 2. A = A c. Komplemen Notasi : A = { x x U, x A } 25 7

8 Contoh : Misalkan U = {, 2, 3,..., 9 },. Jika A = {, 3, 7, 9}, maka A = {2, 4, 6, 8} 2. JikaA = { x x/2 P, x< 9 }, maka A= {, 3, 5, 7, 9 } contoh : A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri B = himpunan semua mobil impor C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 99 D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp juta E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu. mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor dari luar negeri (E A) (E B) atau E (A B) 2. semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 99 yang nilai jualnya kurang dari Rp juta A C D 3. semua mobil impor buatan setelah tahun 99 mempunyai nilai jual lebih dari Rp juta C D B d. Selisih Notasi : A B = { x x A dan x B } = A B Contoh :. Jika A = {, 2, 3,..., } danb = { 2, 4, 6, 8, }, maka A B = {, 3, 5, 7, 9 } dan B A = 2. {, 3, 5} {, 2, 3} = {5}, tetapi {, 2, 3} {, 3, 5} = {2} e. Beda setangkup 25 8

9 Notasi: A B = (A B) (A B) = (A B) (B A) Contoh : Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka A B = { 3, 4, 5, 6 } Contoh : U = himpunan mahasiswa P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 8 Q= himpunan mahasiswa yang nilai ujian UAS di atas 8 Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS keduanya diatas 8, mendapat nilai B jika salah satu ujian di atas 8, dan mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah 8.. Semua mahasiswa yang mendapat nilai A : P Q 2. Semua mahasiswa yang mendapat nilai B : P Q 3. Semua mahasiswa yang mendapat nilai C : U (P Q) DaftarPustaka. Firrar Utdirartatmo, Teori Bahasa dan Otomata, Graha Ilmu, Yogyakarta, Edisi 2, Jonhson, Ricard, Discrete Mathematics. Prentice Hall Int, New Jersey, 2 3. Sri Kusumadewi, Hari Purnomo, Aplikasi Logika Fuzzy, Graha Ilmu, Yogyakarta, Klin, George J dan Tina A. Folger, Fuzzy Sets, Uncertainty and Information, Prentice Hall Int, New Jersey, Sumarna, Elektronika Digital, Graha Ilmu, Yogyakarta,

10 MODUL PERKULIAHAN INKLUSI EKSKLUSI HIMPUNAN Definisi pada teori himpunan Prinsip inklusi-eksklusi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komputer Sistem Informasi Tim Dosen Abstract Kompetensi 25

11 Dalam matematika prinsip Inklusi dan Eksklusi merupakan perluasan ide dalam Diagram Venn beserta operasi irisan dan gabungan. Mahasiswa mampu memahami prinsip inklusi eksklusi dan definisi pada teori himpunan INKLUSI EKSKLUSI HIMPUNAN. Prinsip Inklusi Eksklusi. Operasi penggabungan dua buah himpunan akan menghasilkan himpunan baru yang anggotanya berasal dari kedua himpunan tersebut. Pada operasi tersebut mungkin saja ada anggota himpunan yang sama pada kedua himpunan pembentuk himpunan baru tersebut. Misal jika A adalah himpunan bilangan prima yang lebih kecil dari dan B himpunan bilangan ganjil kurang dari sepuluh. Maka ada bilangan {3,5,7} yang menjadi anggota di A dan di B. Pada operasi gabungan dua himpunan, banyaknya anggota himpunan baru yang terbentuk akan ada dua elemen himpunan {3,5,7} yang berasal dari A dan B. Elemen ini merupakan elemen bersama antara A dan B yang dalam himpunan dapat ditentukan sebagai operasi irisan A B. Sehingga untuk kasus dimana ada elemen bersama antara A dan B, maka banyaknya anggota himpunan baru tersebut seharusnya jumlah elemen penggabungan dikurang jumlah elemen bersama. Secara himpunan dapat dituliskan sebagai berikut. A U B = A + B - A B Prinsip ini dikenal dengan nama prinsip inklusi eksklusi. Teorema. Misalkan A dan B himpunan berhingga yang saling lepas maka, 25 2

12 U A B A U B = A + B - A B Teorema. Misalkan A dan B himpunan maka A U B berhingga dan A U B = A + B - A B atau dengan menggunakan operasi beda setangkup jumlah elemen himpunan baru tersebut dapat ditentukan dengan operasi berikut. A B = A + B - A B Berapa banyaknya bilangan bulat antara dan yang habis dibagi 3 atau 5? Penyelesaian: A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3, B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5, A B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 (yaitu himpunan bilangan bulat yang habis dibagi oleh KPK Kelipatan Persekutuan Terkecil dari 3 dan 5, yaitu 5), 25 3

13 Yang ditanyakan adalah A B. A = /3 = 33, B = /5 = 2, A B = /5 = 6 A B = A + B A B = = 47 Jadi, ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5. prinsip inklusi-eksklusi pada dua himpunan dapat dikembangkan untuk lebih dari dua himpunan. Contoh : Di antara bilangan bulat antara 6 (termasuk dan 6 itu sendiri), berapa banyak bilangan yang habis dibagi oleh 4 atau 5 namun tidak keduanya? Penyelesaian: Diketahui: U = 5 A = 6/4 /4 = 5 25 = 25 B = 6/5 /5 = 2 2 = A B = 6/2 /2 = 3 5 = 25 yang ditanyakan A B =? Hitung terlebih dahulu A B = A + B 2 A B = = 75 untuk mendapatkan A B = U A B = 5 75 = 325 Teorema 25 4

14 Jika A,B,C merupakan himpunan berhingga maka A B C berhingga. A B C = A + B + C A B - A C - B C + A B C Untuk r buah himpunan. Teorema Jika A,A2... An adalah bilangan berhingga, maka A A 2 A r = i i j k r A i i j r A i A j + A i A j A k + + (-) r- A A 2 A r Contoh : Berapa banyaknya bilangan bulat antara dan yang habis dibagi 3 atau 5? Jawab P = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3, Q = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5, n(p Q) = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 ( yaitu himpunan bilangan bulat yang habis dibagi olek KPK / kelipatan persekutuan terkecil dari 3 dan 5 yaitu 5. Ditanyakan n (A B)??? n (A) = /3 = 33 n (B) = /5 = 2 n (A B) = /5 = 6 maka n (A B) = n (A) + n (B) n (A B) = = 47 Jadi ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 dan

15 2. Prinsip Inklusif dan Eksklusif pada 3 himpunan atau lebih Prinsip Inklusi dan Eksklusi merupakan perluasan ide dalam Diagram Venn beserta operasi irisan dan gabungan, namun dalam pembahasan kali ini konsep tersebut diperluas, dan diperkaya dengan ilustrasi penerapan yang bervariasi dalam matematika kombinatorik. Kita awali dengan sebuah ilustrasi: Sebuah perkuliahan umum dihadiri oleh 2 mahasiswa yang memiliki kegemaran membaca dan 3 mahasiswa yang memiliki kegemaran menulis. Berapa mahasiswa di dalam perkuliahan tersebut yang memiliki kegemaran membaca atau menulis? Dari permasalahan ini terlihat bahwa informasi yang diketahui belum memadai. Banyaknya mahasiswa yang memiliki kegemaran membaca atau menulis hanya dapat diketahui jika banyaknya mahasiswa yang menggemari kedua kegiatan tersebut diketahui. Prinsip Inklusi-Eksklusi Banyaknya anggota himpunan gabungan antara himpunan A dan himpunan B merupakan jumlah banyaknya anggota dalam himpunan tersebut dikurangi banyaknya anggota di dalam irisannya. Dengan demikian, n(a B) = n(a) + n(b) n(a B) Contoh. Dalam sebuah program studi pendidikan matematika yang terdiri atas 35 mahasiswa, terdapat 75 mahasiswa yang mengambil mata kuliah persamaan diferensial dan 225 mahasiswa yang mengambil mata kuliah analisis kompleks, dan 5 mahasiswa yang mengambil mata kuliah persamaan diferensial dan analisis kompleks. Ada berapa mahasiswa di dalam perkuliahan itu jika setiap mahasiswa mengambil mata kuliah persamaan diferensial, analisis kompleks, atau kedua-duanya? Penyelesaian: Misalkan A adalah banyaknya mahasiswa yang mengambil mata kuliah persamaan diferensial 25 6

16 dan B menyatakan mahasiswa yang mengambil mata kuliah analisis kompleks. Maka A B merupakan himpunan mahasiswa yang mengambil kedua mata kuliah tersebut. Banyaknya mahasiswa di dalam kelas itu yang mengambil mata kuliah persamaan diferensial, analisis kompleks, atau kedua-duanya adalah n(a B) = n(a) + n(b) n(a B) = = 35 Ini berarti, terdapat 35 mahasiswa di dalam kelas yang mengambil mata kuliah persamaan diferensial, analisis kompleks, atau kedua-duanya. Karena banyaknya siswa keseluruhan di dalam kelas tersebut adalah 35 mahasiswa, artinya tidak terdapat mahasiswa yang tidak memilih salah satu dari kedua konsentrasi itu. 2. Di sebuah jurusan dalam suatu perguruan tinggi terdapat 34 mahasiswa tingkat 3. Dari sekian banyak mahasiswa tersebut, 87 di antaranya mengambil mata kuliah teori graf diskrit, 73 mengambil mata kuliah matematika ekonomi, dan 29 mengambil mata kuliah teori graf dan matematika ekonomi. Berapa banyak mahasiswa yang tidak mengambil sebuah mata kuliah baik dalam teori graf maupun dalam matematika ekonomi? Penyelesaian: Untuk menentukan banyaknya mahasiswa tingkat 3 yang tidak mengambil mata kuliah teori graf ataupun matematika ekonomi, kurangilah banyaknya mahasiswa yang mengambil mata kuliah dari salah satu mata kuliah ini dari keseluruhan banyaknya mahasiswa tingkat. Misalkan A merupakan himpunan semua mahasiwa tingkat 3 yang mengambil mata kuliah teori graf, dan B adalah himpunan mahasiswa yang mengambil mata kuliah matematika ekonomi. Maka n(a)=87, n(b)=73, dan n(a B) = 29. Banyaknya mahasiswa tingkat 3 yang mengambil mata kuliah teori graf atau matematika ekonomi adalah n(a B) = n(a) + n(b) n(a B) 25 7

17 = = 6-29 = 3 Ini artinya terdapat sebanyak 34 3 = 3 mahasiswa tingkat 3 yang tidak mengambil mata kuliah teori graf ataupun matematika ekonomi. Dalam bagian berikutnya akan diuraikan bagaimana cara-cara menentukan banyaknya anggota dalam gabungan antara himpunan terhingga dari sebuah himpunan. Hasil ini kemudian akan dikembangkan menjadi sebuah prinsip yang dinamakan Prinsip Inklusi-Eksklusi. Sebelum membicarakan gabungan dari n himpunan, dengan n sebagai bilangan bulat positif, sebuah rumusan bagi banyaknya anggota dalam gabungan 3 himpunan A, B, dan C akan diturunkan. Untuk menyusun rumus ini perlu diingat bahwa n(a)+n(b)+n(c) membilang tiap anggota tepat satu kali dari ketiga himpunan tersebut satu kali, anggota yang tepat 2 kali dari himpunanhimpunan itu adalah dua kali, dan anggota-anggota dalam 3 himpunan tersebut 3 kali. Ilustrasikan dari permasalahan gabungan dari 3 himpunan Diagram Venn Tiga Himpunan Ekspresi final ini membilang tiap anggota satu kali, apakah itu, 2 atau 3 dalam 3 himpunan. Jadi, n(a B C)= n(a)+n(b)+n(c)- n(a B) n(b C) n(a C) + n(a B C) 25 8

18 Teorema (Prinsip Inklusi-Eksklusi) Daftar Pustaka. Firrar Utdirartatmo, Teori Bahasa dan Otomata, Graha Ilmu, Yogyakarta, Edisi 2, Jonhson, Ricard, Discrete Mathematics. Prentice Hall Int, New Jersey, 2 3. Sri Kusumadewi, Hari Purnomo, Aplikasi Logika Fuzzy, Graha Ilmu, Yogyakarta, Klin, George J dan Tina A. Folger, Fuzzy Sets, Uncertainty and Information, Prentice Hall Int, New Jersey, Sumarna, Elektronika Digital, Graha Ilmu, Yogyakarta,

19 MODUL PERKULIAHAN HUKUM DAN PEMBUKTIAN HIMPUNAN o Hukum pada himpunan o Prinsip dualitas. o Pembuktian pernyataan himpunan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komputer Sistem Informasi Tim Dosen Abstract Kompetensi Hukum pada himpunan adalah sifat-sifat (properties) himpunan. Dua konsep yang berbeda dapat saling dipertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang Mahasiswa mampu memahami dan dapat membuktikan pernyataan himpunan 25

20 benar. Prinsip ini dualitas. merupakan prinsip Hukum dan Pembuktian Himpunan A. Hukum pada himpunan. Hukum pada himpunan adalah sifat-sifat (properties) himpunan. Hukum himpunan sering disebut sebagai hukum aljabar himpunan. Berikut adalah hukum aljabar pada himpunan. Hukum identitas : A = A A U = A Hukum komplemen: A A = U A A = Hukum involusi: (A) = A Hukum komutatif: A B = B A A B = B A Hukum distributif: A (B C) = (A B) (A C) A (B C) = (A B) (A C) Hukum null / dominasi: A = A U = U Hukum idempoten: A A = A A A = A Hukum penyerapan (absorpsi): A (A B) = A A (A B) = A Hukum asosiatif: A (B C) = (A B) C A (B C) = (A B) C Hukum De Morgan: A B = A B A B = A B Hukum / = U U = 25 2

21 B. Prinsip dualitas. Prinsip Dualitas dikatakan berlaku pada saat dua konsep yang berbeda dapat saling dipertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang benar. Contoh: Di Amerika kemudi mobil di kiri depan, Inggris (juga Indonesia) kemudi mobil di kanan depan. Peraturan: (a) di Amerika Serikat, mobil harus berjalan di bagian kanan jalan, pada jalan yang berlajur banyak, lajur kiri untuk mendahului, bila lampu merah menyala, mobil belok kanan boleh langsung (b) di Inggris, mobil harus berjalan di bagian kiri jalan, pada jalur yang berlajur banyak, lajur kanan untuk mendahului, bila lampu merah menyala, mobil belok kiri boleh langsung Prinsip dualitas: Konsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara tersebut sehingga peraturan yang berlaku di Amerika Serikat menjadi berlaku pula di Inggris (Prinsip Dualitas pada Himpunan). Misalkan S adalah suatu kesamaan (identity) yang melibatkan himpunan dan operasi-operasi seperti, dan komplemen. Jika S* diperoleh dari S dengan mengganti.,, U, U, 25 3

22 Sedangkan komplemen dibiarkan seperti semula, maka kesamaan S* juga benar dan disebut dual dari kesamaan S. Hukum identitas: A = A Hukum null / dominasi: A = Hukum komplemen: Dualnya: A U = A Dualnya: A U = U Dualnya: A A = U A A = Hukum idempoten: Dualnya: A A = A A A = A Hukum penyerapan: Dualnya: A (A B) = A A (A B) = A Hukum komutatif: Dualnya: A B = B A A B = B A Hukum asosiatif: Dualnya: A (B C) = (A B) C A (B C) = (A B) C Hukum distributif: Dualnya: A (B C)=(A B) (A C) A (B C) = (A B) (A C) Hukum De Morgan: Dualnya: A B = A B A B = A B 25 4

23 Hukum / = U Dualnya: U = C. Pembuktian Pernyataan Himpunan. Pernyataan himpunan adalah argumen yang menggunakan notasi himpunan. Pernyataan dapat berupa:. Kesamaan (identity) Contoh : Buktikan A (B C) = (A B) (A C) 2. Implikasi Contoh: Buktikanbahwa Jika A B = dan A (B C) maka selalu berlaku bahwa A C.. Pembuktian dengan menggunakan diagram Venn Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. BuktikanA (B C) = (A B) (A C) dengan diagram Venn. Bukti: A (B C) (A B) (A C) 25 5

24 Kedua digaram Venn memberikan area arsiran yang sama. Terbukti bahwa A (B C) = (A B) (A C). Diagram Venn hanya dapat digunakan jika himpunan yang digambarkan tidak banyak jumlahnya. Metode ini mengilustrasikan ketimbang membuktikan fakta. Diagram Venn tidak dianggap sebagai metode yang valid untuk pembuktian secara formal. 2. Pembuktian dengan menggunakan table keanggotaan Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan bahwa A (B C) = (A B) (A C). Bukti: A B C B C A (B C) A B A C (A B) (A C) Karena kolom A (B C) dan kolom (A B) (A C) sama, makaa (B C) = (A B) (A C). 3. Pembuktian dengan menggunakan aljabar himpunan. Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa (A B) (A B ) = A Bukti: (A B) (A B ) = A (B B ) (Hukum distributif) 25 6

25 = A U (Hukum komplemen) = A (Hukum identitas) Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa A (B A) = A B Bukti: A (B A) =A (B A) (Definisi operasi selisih) = (A B) (A A) (Hukum distributif) = (A B) U (Hukum komplemen) = A B (Hukum identitas) Buktikan bahwa untuk sembarang himpunan A dan B, bahwa (i) A ( A B) = A B dan Bukti: (ii) A ( A B) = A B (i) A ( A B) = ( A A) (A B) (Hukum distributif) = U (A B) (Hukum komplemen) = A B (Hukum identitas) (ii) adalah dual dari (i) A ( A B) = (A A) (A B) (Hukum distributif) = (A B) (Hukum komplemen) = A B (Hukum identitas) 4. Pembuktian dengan menggunakan definisi Metode ini digunakan untuk membuktikan pernyataan himpunan yang tidak berbentuk kesamaan, tetapi pernyataan yang berbentuk implikasi. Biasanya di dalam implikasi tersebut terdapat notasi himpunan bagian ( atau ). 25 7

26 Contoh. Misalkan A dan B himpunan. Jika A B = dan A (B C) maka buktikan bahwa A C. Bukti: (i) Dari definisi himpunan bagian, P Q jika dan hanya jika setiap x P juga x Q. Misalkan x A. Karena A (B C), maka dari definisi himpunan bagian, x juga (B C). Dari definisi operasi gabungan ( ), x (B C) berarti x B atau x C. (ii) Karena x A dan A B =, maka x B Dari (i) dan (ii), x C harus benar. Karena x A juga berlaku x C, maka dapat disimpulkan A C. Uji kompetensi :. Buktikan (A B) B a. Menggunakan diagram Venn b. Menggunakan tabel keanggotaan c. Kesamaan 2. Buktikan (A B) B a. Menggunakan diagram Venn b. Menggunakan tabel keanggotaan c. Kesamaan 25 8

27 Daftar Pustaka 6. Firrar Utdirartatmo, Teori Bahasa dan Otomata, Graha Ilmu, Yogyakarta, Edisi 2, Jonhson, Ricard, Discrete Mathematics. Prentice Hall Int, New Jersey, 2 8. Sri Kusumadewi, Hari Purnomo, Aplikasi Logika Fuzzy, Graha Ilmu, Yogyakarta, Klin, George J dan Tina A. Folger, Fuzzy Sets, Uncertainty and Information, Prentice Hall Int, New Jersey, Sumarna, Elektronika Digital, Graha Ilmu, Yogyakarta,

28 MODUL PERKULIAHAN RELASI DAN FUNGSI Relasi Fungsi Jenis fungsi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komputer Sistem Informasi Tim Dosen Abstract Kompetensi Dalam matematika hubungan antara elemen suatu himpunan dengan himpunan lainnya yang dinyatakan dalam bentuk struktur disebut relasi. Cara yang paling mudah untuk menyatakan hubungan antara elemen - Mahasiswa mampu memahami pengertian fungsi dan sifat-sifatnya. - Mahasiswa mampu menentukan komposisi fungsi dari dua fungsi - Mahasiswa mampu menentukan invers suatu fungsi 25

29 himpunan adalah dengan himpunan pasangan terurut. RELASI DAN FUNGSI D. Relasi. Hubungan antara elemen suatu himpunan dengan himpunan lainnya yang dinyatakan dalam bentuk struktur disebut relasi. Cara yang paling mudah untuk menyatakan hubungan antara elemen himpunan adalah dengan himpunan pasangan terurut. Himpunan ini dapat diperoleh lewat perkalian kartesian dengan Notasi : A X B = {(x, y) x e A dan y e B } Contoh. (i) Misalkan C = {, 2, 3 }, dan D = { x, y }, maka C X D = { (, x), (, y), (2, x), (2, y), (3, x), (3, y) } (ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka A X B = himpunan semua titik di bidang datar. Invers dari R dinotasikan dengan R - adalah relasi dari B ke A yang terdiri dari pasangan-pasangan terurut yang berkebalikan dengan R, yaitu R - = { (b, a) (a, b) e R }. Dengan kata lain, b R - a jika dan hanya jika a R b. Contoh : A = {,2 } B = { a,b,c } C = { c,d } Tentukanlah : a. (A X B) (A X C) b. A X (B C) 25 2

30 Jawab a. A X B = { (, a), (, b), (, c), (2, a), (2, b), (2, c) } A X C = { (, c), (, d), (2, c), (2, d) } Maka (A X B) (A X C) = { (, c), (2, c) } b. Dalam hal ini B C = { c } Maka A X (B C) = { (, c), (2, c) } Perhatikan bahwa (A X B) (A X C) = A X (B C). Hal ini berlaku untuk sembarang himpunan A, B, dan C. Contoh : Misalkan R adalah relasi dari A = {, 2, 3, 4 } ke B = { x, y, z } didefinisikan R = { (, y), (, z), (3, y), (4, x), (4, z) } Tentukan domain dan range dari R Tentukan relasi invers R - dari R oleh JAWAB Domain dari R terdiri dari elemen-elemen pertama dari pasangan terurut R, dan rangenya terdiri dari elemen-elemen keduanya. Maka domain (R) = {, 3, 4 } dan range (R) = { x, y, z }. R - didapatkan dengan menukarkan urutan dari pasangan-pasangan terurut di R. Maka R - = { (y, ), (z, ), (y, 3), (x, 4), (z, 4) } Komposisi Relasi Misalkan A, B, C adalah himpunan-himpunan, dan misalkan R adalah sebuah relasi dari A ke B dan misalkan S adalah sebuah relasi dari B ke C. dengan begitu, R adalah subset dari A X B dan S adalah subset dari B X C. maka R dan S akan memberikan sebuah relasi dari A ke C yang dinyatakan dengan R S dan didefinisikan A (R S) c jika untuk sembarang b e B kita dapatkan a R b dan b S c. Dengan demikian, R S = { (a, c) ada b e B dimana (a, b) e R dan (b, c) e S } Relasi R S disebut komposisi dari S dan dinyatakan dengan RS. Contoh : 25 3

31 . Misalkan K = {,2,3 }, M = { A, B, C } dan N = { X, Y, Z } Perhatikan relasi R dari K ke M dan S dari M ke N berikut R = { (, B), (2, A), (3, C) } Dan S = { (A, Y), (B, X), (C, Z) } Tentukan relasi komposisi R S! Gambarlah diagram panah dari R dan S seperti berikut ini : Pada gambar diatas ada panah dari ke B yang diikuti panah dari B ke X. maka (R S) X karena RB dan B S X. dengan demikian (,X) anggota dari R S. Dengan cara yang sama sebuah path dari 2 ke A ke Y dan path dari 3 ke C ke Z. Maka (2, Y) dan (3, Z) juga anggota dari R S. Tidak ada pasangan lain yang menjadi anggota R S. maka R S = { (, X), (2, y), (3, z) } Definisi : Sebuah relasi pada sebuah himpunan A disebut relasi ekivalen jika dan hanya jika relasi tersebut bersifat refleksif, simetris dan transitif. Contoh : Misal himpunan A adalah himpunan string kata dalam kosa kata bahasa Indonesia. R adalah relasi pada himpunan A, dimana untuk A (b, a) A, a R b (a berelasi dengan b) jika dan hanya jika l(a) = l(b), dimana l(x) adalah panjang kata x. Apakah R adalah relasi ekivalen? (i) Syarat relasi R pada himpunan A disebut refleksif : 25 4

32 jika (a, a) ε R untuk setiap a ε A...(*) Karena untuk setiap string kata a berlaku l(a) = l(a), maka syarat (*) terpenuhi, sehingga R bersifat refleksif (ii) Syarat R bersifat simetris : jika untuk semua (a, b) ε A, jika (a, b) ε R, maka (b, a) ε R...(**) Karena untuk setiap string kata a, b berlaku : jika l(a)=l(b), maka l(b) = l(a), maka syarat (**) terpenuhi, sehingga R bersifat simetris. (iii) Syarat R bersifat transitif: jika (a, b) ε R dan (b, c) ε R, maka (a, c) ε R, untuk a, b, c ε A..(***) Karena untuk setiap string kata a, b, c berlaku : jika l(a) = l(b) dan l(b) = l(c), maka l(a) = l(c), maka syarat (***) terpenuhi, sehingga R bersifat transitif. Jadi R adalah relasi ekivalen Partial Ordering Sebuah relasi R pada sebuah himpunan S disebut partial order jika relasi ini bersifat bersifat refleksif, antisimetris, dan transitif. Contoh. Tunjukkan bahwa relasi lebih besar atau sama dengan adalah partial order pada himpunan bilangan bulat! R dapat kita definisikan sebagai (i) Untuk semua bilangan bulat tentu saja berlaku, yang artinya untuk semua bilangan bulat a, maka (a, a). Sehingga R bersifat refleksif (ii) Jika berlaku dan maka tentu a = b, yang artinya (a, b) dan (b, a) aa ab R (a = b). Sehingga R bersifat antisimetris (iii) Jika yang berarti jika (a, b) dan (b, c) ba ab ca R maka (a, c) R. Sehingga R bersifat transitif. Karena R bersifat refleksif, antisimetris dan transitif, maka R adalah Partial Order. 25 5

33 E. Fungsi Fungsi merupakan kejadian khusus dari relasi. Hubungan antara fungsi, relasi dan hasil kali kartesian dari himpunan X ke himpunan Y digambarkan sbb Andaikan setiap elemen dari himpunan A dipetakan secara unik ke suatu elemen di himpunan B, kumpulan dari pemetaan-pemetaan ini disebut fungsi atau pemetaan dari A ke B. Kita menyatakan sebuah fungsi f dari A ke B dengan f : A B. Kita menuliskan f(a) untuk elemen di B yang mana f memetakan ke a A, f(a) adalah nilai fungsi di a atau petaan a di bawah f. Istilah fungsi dan pemetaan seringkali digunakan dengan pengertian yang sama, meskipun ada sumber-sumber yang mengganti istilah fungsi untuk suatu nilai real atau pemetaan bernilai kompleks, yaitu yang memetakan suatu himpunan ke dalam bilangan real R atau C. Pada f : A B Himpunan A adalah domain dari f. Himpunan B adalah kodomain dari f. Himpunan dari semua nilai pemetaan f disebut image (range) dari f dan dinyatakan dengan Im f atau f (A). Im f = { b e B terdapat a e A sedemikian hingga f (a) = b } Contoh : Andaikan A adalah himpuan dari mahasiswa mahasiswa di kampus. Tentukan manakah dari pemetaan berikut yang mendefinisikan sebuah fungsi pada himpunan A. a) Setiap mahasiswa memetakan usianya b) Setiap mahasiswa memetakan gurunya c) Setiap mahaiswa memetakan jenis kelaminnya d) Setiap mahasiswa memetakan suami atau istrinya 25 6

34 Jawab : Suatu kumpulan pemetaan adalah sebuah fungsi pada A dimana setiap a e A dipetakan tepat ke satu elemennya, sehingga a) Ya, karena setiap mahsiswa mempunyai satu dan hanya satu usia b) Ya, jika setiap mahasiswa hanya memiliki satu guru. Tidak, jika ada mahasiswa yang memiliki guru lebih dari satu. c) Ya, karena setiap mahasiswa hanya memiliki satu jenis kelamin. d) Tidak, jika ada mahasiswa yang belum menikah Contoh : Diketahui fungsi f dari G = { A, B, C, D } ke H = { X, Y, Z, W } yang didefinisikan oleh gambar di bawah ini. Tentukanlah a) image (range) dari setiap elemen di G b) image (range) dari f c) grafik dari f, tuliskan f sebagai himpunan dari pasangan-pasangan terurut. Jawab a) panah menyatakan image (range) dari suatu elemen, sehingga f (A) = Y, f (B) = X, f (C) = Z, f (D) = Y b) Image f(g) dari f terdiri dari semua nilai pemetaan. Hanya X, Y, Z yang muncul sebagai nilai pemetaan, sehingga f(g) = { X,Y,Z } c) Pasangan terurut (A, f (A)), dimana A G adalah bentuk grafik f. maka f = { (A,Y), (B,X), (C,Z), (D,Y) } F. Jenis Fungsi 25 7

35 Pada fungsi f yang memetakan A ke B dan fungsi g yang memetakan B ke C, dimana kodomain dari f adalah domain dari g. Komposisi fungsi f dan g ditulis dengan g f adalah fungsi dari A ke C yang didefinisikan oleh (g f) (a) g (f (a)) untuk mendapatkan range dari a di bawah g f, pertama kita mencari range a di bawah f kemudian tentukan range dari f (a) di bawah g. Misalkan fungsi f K L dan g L M didefinisikan oleh gambar berikut. Tentukan komposisi fungsi! Kita gunakan defisi komposisi fungsi untuk menghitung (g f) (A) = g (f (A)) = g (Y) = T (g f) (B) = g (f (B)) = g (X) = S (g f) (C) = g (f (C)) = g (Y) =T Perhatikan bahwa diperoleh jawaban yang sama jika kita mengikuti arah panah pada diagram. A Y T, B X S, C Y T Injektif, Bijektif dan Surjektif Misalkan f adalah suatu fungsi dari X ke Y. f disebut fungsi injektif (one to one) bila dan hanya bila setiap anggota Y paling banyak hanya mempunyai satu kawan di X. Fungsi surjektif apabila setiap anggota Y mempunyai kawan di X. Kawan tersebut tidak harus tunggal. Fungsi bijektif apabila fungsi tersebut injektif dan sekaligus surjektif 25 8

36 Fungsi Invers Diketahui suatu fungsi f : X Y adalah suatu fungsi. Dari contoh-contoh sebelumnya tampak bahwa relasi dari Y ke X belum tentu merupakan fungsi. Akan tetapi jika fungsi f : X Y adalah suatu fungsi bijektif, maka setiap elemen y E Y mempunyai tepat satu kawan di X. Ini berarti bahwa relasi dari Y ke X merupakan fungsi juga. Fungsi dari Y ke X disebut invers fungsi f (f) 25 9

37 Daftar Pustaka. Firrar Utdirartatmo, Teori Bahasa dan Otomata, Graha Ilmu, Yogyakarta, Edisi 2, Jonhson, Ricard, Discrete Mathematics. Prentice Hall Int, New Jersey, 2 3. Sri Kusumadewi, Hari Purnomo, Aplikasi Logika Fuzzy, Graha Ilmu, Yogyakarta, Klin, George J dan Tina A. Folger, Fuzzy Sets, Uncertainty and Information, Prentice Hall Int, New Jersey, Sumarna, Elektronika Digital, Graha Ilmu, Yogyakarta,

38 MODUL PERKULIAHAN PROPOSISI dan KUANTOR O PROPOSISI O NEGASI PROPOSISI o KUANTOR Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komputer Sistem Informasi Tim Dosen Abstract Kompetensi Ilmu logika lebih mengarah kepada bentuk kalimat (sintaks) dari pada arti kalimat itu sendiri (sematik). Kalkulus proposisi merupakan metoda komputasi untuk menentukan apakah proposisi/kalimat yang ditinjau nilai benar/salah (true/false). Kuantor universal menunjukkan bahwa setiap objek dalam semestanya Mahasiswa mampu memahami dan membedakan bentukbentuk proposisi dan kuantor. 25

39 mempunyai sifat kalimat yang menyatakannya. Kuantor eksistensial menunjukkan bahwa diantara objek-objek (term term) dalam semestanya, paling sedikit ada ada satu term/objek yang memenuhi sifat kalimat yang menyatakannya. Proposisi dan Kuantor G. PROPOSISI Ilmu logika berhubungan dengan kalimat-kalimat (argumen). Dengan menggunakan aturan-aturan tertentu maka pernyataan yang terdiri dari argumen-argumen bisa bernilai benar atau salah. Ilmu logika lebih mengarah kepada bentuk kalimat (sintaks) dari pada arti kalimat itu sendiri (sematik).. Proposisi Kata merupakan rangkaian huruf yang mengandung arti, sedangkan kalimat adalah kumpulan kata yang disusun menurut aturan tata bahasa dan mengandung arti. Di dalam matematika tidak semua pernyataan yang bernilai benar atau salah saja yang digunakan dalam penalaran. Pernyataan disebut juga kalimat deklaratif yaitu kalimat yang bersifat menerangkan dan disebut juga proposisi. Pernyataan/ Kalimat Deklaratif/ Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak keduanya Berikut adalah beberapa contoh proposisi: 4 + = 5 9 adalah bilangan prima Jakarta adalah ibukota negara Indonesia. Kalimat-kalimat diatas adalah proposisi karena dapat diketahui nilai kebenarannya. Kalimat (a) dan (c) bernilai benar, sedangkan kalimat (b) bernilai salah. Contoh berikut ini adalah kalimat-kalimat yang bukan merupakan proposisi: a. Dimana letak pulau Bali? b. x + y = 2 c. Siapa namamu? d. x > 5 Tetapi pernyataan berikut : Untuk sembarang bilangan bulat n, maka 2n adalah bilangan genap. dan x + y = y + x untuk setiap x dan y bilangan riil 25 2

40 adalah proposisi, karena pernyataan pertama adalah cara lain untuk menyatakan bilangan genap dan pernyataan kedua walaupun tidak menyebutkan nilai x dan y, tetapi pernyataan tersebut benar untuk nilai x dan y berapapun. Proposisi biasanya dilambangkan dengan huruf kecil seperti p, q, r, dan seterusnya. Misalnya, p : 6 adalah bilangan genap. q : = 7 r : 2 < 5 2. Kalkulus Proposisi Kalkulus proposisi merupakan metoda komputasi untuk menentukan apakah proposisi/kalimat yang ditinjau nilai benar/salah (true/false). Dengan demikian pada kalkulus proposri yang dipelajari adalah bagaimana menentukan nilai kebenaran suatu kalimat (True/False). Satu atau lebih proposisi dapat dikombinasikan untuk menghasilkan proposisi baru. Operator yang digunakan untuk mengkombinasikan proposisi disebut operator logika. Operator logika dasar yang digunakan adalah dan (and), atau (or), dan tidak (not). Proposisi baru yang diperoleh dari pengkombinasian tersebut dinamakan proposisi majemuk (compound proposition). Dalam logika dikenal 5 buah operator berikut ini. a. Konjungsi Konjungsi merupakan operator pada kalkulus proporsi dengan lambang. Operator ini memiliki tabel kebenaran seperti berikut ini. Contoh : Diketahui proposisi berikut ini: p : Langit mendung 25 3

41 q p q : Adi membawa jas hujan. : Langit mendung dan Adi membawa jas hujan. b. Disjungsi Disjungsi merupakan operator pada kalkulus proporsi dengan lambang. Operator ini memiliki tabel kebenaran seperti berikut ini. Kalimat disjungsi dapat mempunyai 2 arti yaitu : c. Inklusif OR Yaitu jika p benar atau q benar atau keduanya true Contoh : p : 7 adalah bilangan prima q : 7 adalah bilangan ganjil p q : 7 adalah bilangan prima atau ganjil Benar bahwa 7 bisa dikatakan bilangan prima sekaligus bilangan ganjil. d. Eksklusif OR Yaitu jika p benar atau q benar tetapi tidak keduanya. Contoh : p :Saya akan melihat pertandingan bola di TV. q :Saya akan melihat pertandingan bola di lapangan. p q : Saya akan melihat pertandingan bola di TV atau di lapangan. 25 4

42 Hanya salah satu dari 2 kalimat penyusunnya yang boleh bernilai benarya itu jika Saya akan melihat pertandingan sepak bola di TV saja atau di lapangan saja tetapi tidak keduanya. e. Negasi Negasi merupakan operator pada kalkulus proporsi dengan lambang ~ atau. Operator ini memiliki tabel kebenaran seperti berikut ini. f. Implikasi Implikasi merupakan operator pada kalkulus proporsi dengan lambang. Operator ini memiliki tabel kebenaran seperti berikut ini. 25 5

43 Misalkanada 2 pernyataan p dan q, untuk menunjukkan atau membuktikan bahwa jika p bernilai benar akan menjadikan q bernilai benar juga, diletakkan kata JIKA sebelum pernyataan pertama lalu diletakkan kata MAKA sebelum pernyataan kedua sehingga didapatkan suatu pernyataan majemuk yang disebut dengan Implikasi /Pernyataan bersayarat dinotasikan dengan simbol. Notasi p q dapat dibaca :. Jika p maka q 2. q jika p 3. p adalah syarat cukup untuk q 4. q adalah syarat perlu untuk p Contoh : p : Pak Budi adalah seorang pemilik usaha pertambakan. q : Pak Budi adalah seorang wiraswasta. p q : Jika Pak Budi adalah pemilik usaha pertambakan. Maka pastilah dia seorang wiraswasta. g. bi-implikasi bi-implikasi merupakan operator pada kalkulus proporsi dengan lambang. Operator ini memiliki tabel kebenaran seperti berikut ini. Biimplikasi atau bikondosional adalah pernyataan majemuk dari dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dengan notasi p q yang bernilai sama 25 6

44 dengan (p q) (q p) sehingga dapat dibaca p jika dan hanya jika q atau p bila dan hanya bila q. Biimplikasi 2 pernyataan hanya akan bernilai benar jika implikasi kedua kalimat penyusunnya sama-sama bernilai benar. Contoh : p :Dua garis saling berpotongan adalah tegaklurus. q :Dua garis saling membentuk sudut 9 derajat. p q : Dua garis saling berpotongan adalah tegak lurus jika dan hanya jika dua garis saling membentuk sudut 9 derajat. H. NEGASI PROPOSISI Misal proposisi Pak Saman makan nasi dan minum es teh manis. Suatu konjungsi akan bernilai benar jika kedua kalimat penyusunnya yaitu p dan q bernilai benar, sedangkan negasi adalah pernyataan yang bernilai salah jika pernyataan awalnya bernilai benar dan bernilai benar jika pernyataan awalnya bernilai salah. Oleh karena itu negasi dari : Pak Saman makan nasi dan minum es teh manis adalah suatu pernyataan majemuk lain yang salah satu komponennya merupakan negasi dari komponen pernyataan awalnya. Jadi negasinya adalah: Pak Saman tidak makan nasi dan tidak minum es teh manis. Disini berlaku hukum De Morgan yaitu : (p q) ekuivalen dengan p q Negasi Disjungsi Contoh : Pak Saman makan nasi dan minum es teh manis Suatu disjungsi akan bernilai salah hanya jika kedua komponen penyusunnya bernilai salah, selain itu bernilai benar. Sehingga negasi dari kalimat diatas adalah : Tidak benar bahwa Pak Saman makan nasi dan minum es teh manis atau dapat juga dikatakan Pak Saman tidak makan nasi dan tidak minum es teh manis. Disini berlaku hukum De Morgan yaitu : (p q) p q 25 7

45 Negasi Implikasi Misal proposisi Jika hari hujan maka Pak Saman membawa payung. Untuk memperoleh negasi dari pernyataan diatas, kita dapat mengubah bentuknya ke dalam bentuk disjungsi kemudian dinegasikan, yaitu : p q p q Maka negasinya ( p q) ( p q) p q Negasi biimplikasi Biimplikasi atau bikondisional adalah pernyataan majemuk dari dua pernyataaan p dan q yang dinotasikan dengan p q (p q) (q p) sehingga : (p q) [(p q) (q p)] [( p q ) ( q p)] ( p q ) ( q p) (p q) (p q ) (q p) I. Kuantor. Kuantor Universal Kuantor universal menunjukkan bahwa setiap objek dalam semestanya mempunyai sifat kalimat yang menyatakannya. Kita dapat meletakkan kata-kata Untuk semua/setiap x di depan kalimat terbuka yang mengandung variabel x untuk menghasilkan kalimat yang mempunyai suatu nilai kebenaran. Nilai x ditentukan berdasarkan semesta pembicaraannya. Kuantor universal disimbolkan dengan. Kuantor universal mengindikasikan bahwa sesuatu bernilai benar untuk semua individual-individualnya. 25 8

46 Misal kalimat : Semua gajah mempunyai belalai, maka jika predikat mempunyai belalai diganti dengan simbol B maka dapat ditulis : G(x) B(x), dibaca Jika x adalah gajah, maka x mempunyai belalai. Tetapi kalimat di atas belum kalimat berkuantor karena kalimat diatas belum memuat kata semua. Untuk itu perlu ditambahkan simbul kuantor universal sehingga menjadi ( x)(g(x) B(x)) jadi sekarang dapat dibaca Untuk semua x, jika x adalah gajah, maka x mempunyai belalai. Pernyataan-pernyataan yang berisi kata semua, setiap, atau kata lain yang sama artinya, mengindikasikan adanya pengkuantifikasian secara universal, maka dipakai kuantor universal. Misalnya jika diketahui pernyataan logika, Setiap mahasiswa harus belajar dari buku teks, jika ingin ditulis dalam logika predikat, maka ditentukan misal B untuk harus belajar dari buku teks, sehingga jika ditulis B(x), berarti x harus belajar dari buku teks. Kata Setiap mahasiswa mengindikasikan bernilai benar untuk setiap x, maka penulisan yang lengkap adalah: ( x) Bx dibaca Untuk setiap x, x harus belajar dari buku teks. Akan tetapi notasi diatas belum sempurna karena x belum menunjuk mahasiswa, maka harus lebih ditegaskan dan sebaiknya ditulis : ( x)(m(x) B(x)), dibaca Untuk setiap x, jika x mahasiswa, maka x harus belajar dari buku teks. Langkah untuk melakukan pengkuantoran universal:. Carilah lingkup (scope) dari kuantor universalnya, yaitu Jika x adalah mahasiswa, maka x harus rajin belajar. Selanjutnya akan ditulis: mahasiswa(x) harus rajin belajar(x). 2. Berilah kuantor universal di depannya ( x)(mahasiswa(x) harus rajin belajar(x)). Kemudian ubah menjadi suatu fungsi ( x)(m(x) B(x)) Contoh : Jika diketahui persamaan x+3>, dengan x adalah himpunan bilangan bulat positif A > 5. Tentukan nilai kebenaran ( x A) x+3>. Untuk menentukan nilai kebenarannya, maka harus dicek satu persatu. 25 9

47 A={,2,3,4}. Jika kuantor universal, maka untuk semua nilai A yang dimasukkan harus memenuhi persamaan yaitu x+3> Untuk A=, maka +3> 4> Memenuhi A=2, maka 2+3> 5> Memenuhi A=3, maka 3+3> 6> Memenuhi A=4, maka 4+3> 7> Memenuhi Karena semua himpunan A memenuhi, maka ( x) x+3> bernilai benar. Tapi jika ada satu saja nilai A yang tidak memenuhi, misalnya dimasukkan A=8, sehingga 8+3> >, dimana hasilnya salah maka ( x) x+3> bernilai salah. Nilai x yang menyebabkan suatu kuantor bernilai salah disebut dengan contoh penyangkal atau counter example. 2. Kuantor Eksistensial (Existensial Quantifier) Kuantor eksistensial menunjukkan bahwa diantara objek-objek (term term) dalam semestanya, paling sedikit ada ada satu term/objek yang memenuhi sifat kalimat yang menyatakannya. Ada beberapa kata yang dapat digunakan misal Terdapat.., Beberapa x bersifat.., Ada, Paling sedikit ada satu x di depan kalimat terbuka yang mengandung variabel x. Kuantor eksistensial disimbolkan dengan. Kuantor eksistensial mengindikasikan bahwa sesuatu kadang-kadang bernilai benar untuk individu-individualnya, misal Ada pelajar yang memperoleh beasiswa berprestasi. Cara menentukan kuantor Eksistensial. Carilah scope dari kuantor-kuantor eksistensialnya. Ada x yang adalah pelajar, dan x memperoleh beasiswa berprestasi. Selanjutnya akan ditulis : Pelajar(x) memperoleh beasiswa berprestasi (x) 2. Berilah kuantor eksisitensial di depannya ( x) (Pelajar(x) memperoleh beasiswa berprestasi(x)) Ubahlah menjadi suatu fungsi. ( x)(p(x) B(x)) Contoh : 25

48 Beberapa orang rajin beribadah. Jika ditulis dengan menggunakan logika predikat, maka: Ada x yang adalah orang, dan x rajin beribadah. ( x)(orang(x) rajin beribadah(x)) ( x)(o(x) I(x)) Contoh : Ada binatang yang tidak mempunyai kaki. Terdapat x yang adalah binatang dan x tidak mempunyai kaki. ( x)(binatang(x) tidak mempunyai kaki(x)) ( x)(b(x) K(x)) Contoh : Misalkan B adalah himpunan bilangan bulat. Tentukan nilai kebenaran ( x B)(x2=x). ( x B)(x2=x) dapat dibaca Terdapat x yang adalah bilangan bulat dan x memenuhi x^2=x. ( x B)(x^2=x) akan bernilai benar jika dapat ditunjukkan paling sedikit ada satu bilangan bulat yang memenuhi x^2=x. Misal x= -, maka - ^2 = Tidak memenuhi x=, maka () ^2= Memenuhi Karena ada satu nilai yang memenuhi, yaitu x=, maka pernyataan di atas bernilai benar. 3. Kuantor Ganda Domain atau semesta pembicaraan penafsiran kuantor sangat penting untuk menentukan jenis kuantor yang akan digunakan serta mempengaruhi penulisan simbolnya. Misal pernyataan Setiap orang mencintai Jogjakarta Selanjutnya, dapat ditulis simbolnya dengan logika predikat ( x)c(x,j). Simbol tersebut dapat dibaca Untuk semua y, y mencintai Jogjakarta. Persoalan yang terjadi adalah domain penafsiran seseorang untuk y bisa berbeda-beda. Ada orang yang menganggap y adalah manusia, tetapi mungkin orang lain menganggap y bisa mahluk hidup apa saja dan mungkin y bisa menjadi benda apa saja. Tentu saja domain penafsiran semacam ini kacau karena yang dimaksudkan pasti hanya orang atau manusia. Oleh karena itu, untuk memastikan 25

49 bahwa domain penafsiran hanya orang, penulisan simbol harus diperbaiki seperti berikut : ( y)(o(y) C(y,j) ) Sekarang simbol tersebut dapat dibaca Untuk semua y jika y adalah orang, maka y mencintai Jogjakarta. Untuk menulis simbol yang tepat, memang harus menempatkan terlebih dahulu domain penafsiran karena domain penafsiran Sangat mempengaruhi penulisan dan sekaligus menghindari terjadinya ambiguitas. Contoh domain penafsiran yang bersifat umum antara lain manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, bilangan prima, bilangan asli, dan sebagainya, yang nantinya akan menggunakan kuantor universal. Akan tetapi jika tidak semuanya, misalnya beberapa manusia, atau satu manusia saja, akan memakai kuantor yang berbeda yaitu kuantor eksisitensial. Untuk dua kuantor yang berbeda pada satu penulisan simbol yang berasal dari satu pernyataan dapat dilihat pada contoh berikut. Misal Setiap orang dicintai oleh seseorang Dengan notasi simbol logika predikat, akan ditullis seperti berikut ( x)( y)c(y,x) Yang dapat dibaca Untuk semua x, terdapat y dimana y mencintai x X dan Y sebenarnya menunjuk domain penafsiran yang sama yaitu orang, dan pada simbol tersebut ternyata dibedakan. Penulisan tersebut lebih baik lagi jika bisa memakai variable yang sama. Maka pernyataan diatas secara lengkap dapat ditulis : ( x)(o(x) ( x)(o(y) C(y,x) ) ) Misal H(x) x hidup, M(x) x mati ( x)(h(x) M(x)) dibaca Untuk semua x, x hidup atau x mati Akan tetapi jika ditulisnya ( x)(h(x)) M(x) maka dibaca Untuk semua x hidup, atau x mati. Pada x mati, x tidak terhubung dengan kuantor universal, yang terhubung hanya x hidup. Perhatikan penulisan serta peletakan tanda kurungnya. Sehingga umum, hubungan antara penempatan kuantor ganda adalah sebagai berikut : ( x)( y) P(x,y) ( y)( x) P(x,y) 25 2

50 ( x)( y) P(x,y) ( y)( x) P(x,y) ( x)( y) P(x,y) ( y)( x) P(x,y) Ingkaran kalimat berkuantor ganda dilakukan dengan cara yang sama seperti ingkaran pada kalimat berkuantor tunggal. [( x)( y) P(x,y)] ( x)( y) P(x,y) [( x)( y) P(x,y)] ( x)( y) P(x,y) Contoh: Misal : Ada seseorang yang mengenal setiap orang. Untuk menentukan bentuk simbolnya.. Jadikan potongan pernyataan x kenal y, maka akan menjadi K(x,y) yang berarti x kenal y. 2. Jadikan potongan pernyataan x kenal semua y, sehingga menjadi ( y) K(x,y). 3. Jadikan pernyataan ada x, yang x kenal semua y, sehingga menjadi ( x)( y) K(x,y) 25 3

51 Daftar Pustaka 6. Firrar Utdirartatmo, Teori Bahasa dan Otomata, Graha Ilmu, Yogyakarta, Edisi 2, Jonhson, Ricard, Discrete Mathematics. Prentice Hall Int, New Jersey, 2 8. Sri Kusumadewi, Hari Purnomo, Aplikasi Logika Fuzzy, Graha Ilmu, Yogyakarta, Klin, George J dan Tina A. Folger, Fuzzy Sets, Uncertainty and Information, Prentice Hall Int, New Jersey, Sumarna, Elektronika Digital, Graha Ilmu, Yogyakarta,

52 MODUL PERKULIAHAN TAUTOLOGI DAN KONTRADIKASI O TAUTOLOGI O INGKARAN KONVERS, INVERS, DAN KONTRAPOSISI O PENYEDERHANAAN LOGIKA o MODUS PONEN o MODUS TOLLENS Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komputer Sistem Informasi Tim Dosen Abstract Kompetensi Tautologi adalah suatu bentuk kalimat yang selalu bernilai benar tidak peduli bagaimanapun nilai kebenaran masing-masing kalimat - Mahasiswa mampu memahami pengertian bentuk-bentuk tautologi dan kontradikasi 25

53 penyusunnya, Sebaliknya kontradiksi adalah suatu bentuk kalimat yang selalu bernilai salah, tidak peduli bagaimanapun nilai kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya. - Mahasiswa mampu memahami penarikan kesimpulan secara valid. Tautologi dan Kontradikasi A. TAUTOLOGI, KONTRADIKSI DAN CONTIGENT Tautologi adalah suatu bentuk kalimat yang selalu bernilai benar (True) tidak peduli bagaimanapun nilai kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya, sebaliknya kontradiksi adalah suatu bentuk kalimat yang selalu bernilai salah (False), tidak peduli bagaimanapun nilai kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya. Dalam tabel kebenaran, suatu tautologi selalu bernilai True pada semua barisnya dan kontradiksi selalu bernilai False pada semua baris. Kalau suatu kalimat tautologi diturunkan lewat hukum-hukum yang ada maka pada akhirnya akan menghasilkan True, sebaliknya kontradiksi akan selalu bernilai False.Jika pada semua nilai kebenaran menghasilkan nilai F dan T, maka disebut formula campuran (contingent). Contoh. Tunjukkan bahwa p ( p) adalah tautologi! p p p ( p) T T T T F T F T T F T T 2. Tunjukkan bahwa (p q) [( p) ( q)] adalah tautologi! p q p q p q p q (p q) [( p) ( q)] T T F F T F T T F F T T F T F T T F T F T F F T T F T T 3. Tunjukkan bahwa (p q) [( p) ( q)] adalah kontradiksi! 25 2

54 p q p q p q p q (p q) [( p) ( q)] T T F F T F F T F F T T F F F T T F T F F F F T T F T F 4. Tunjukkan bahwa [(p q) r] p adalah contingent! p q r p q (p q) r [(p q) r] p T T T T T T T T F T T T T F T F F T T F F F F T F T T F T F F T F F T F F F T F T F F F F F T F B. INGKARAN KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI Contoh : Tentukan ingkaran atau negasi konvers, invers, dan kontraposisi dari implikasi berikut. Jika suatu bendera adalah bendera RI maka bendera tersebut berwarna merah dan putih Penyelesaian Misal p : Suatu bendera adalah bendera RI q : Bendera tersebut berwarna merah dan putih maka kalimatnya menjadi p q atau jika menggunakan operator dan maka p q ekuivalen(sebanding/ ) dengan p q. Sehingga : ) Negasi dari implikasi 25 3

Himpunan (set) Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Teori Himpunan 2011 Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Contoh 1. -

Lebih terperinci

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Bahan kuliah Matematika Diskrit 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan,

Lebih terperinci

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Contoh 1. - Himpunan empat bilangan

Lebih terperinci

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. 1 Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Setiap anggota himpunan didaftarkan

Lebih terperinci

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit Himpunan Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan

Lebih terperinci

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit Himpunan Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan

Lebih terperinci

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota berupa

Lebih terperinci

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota

Lebih terperinci

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Contoh 1. - Himpunan empat bilangan

Lebih terperinci

Himpunan. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota berupa mahasiswa.

Lebih terperinci

Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. 1 HIMPUNAN DEFINISI Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMK adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota berupa

Lebih terperinci

Matematika Komputasional. Himpunan. Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB

Matematika Komputasional. Himpunan. Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB Matematika Komputasional Himpunan Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah

Lebih terperinci

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HIMPUNAN Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan Enumerasi Simbol-simbol Baku Notasi

Lebih terperinci

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan. Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan. Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit Kode MK/ Nama MK Matematika Diskrit 1 8/29/2014 Cakupan Himpunan Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 2 8/29/2014 1 Himpunan Tujuan Mahasiswa memahami konsep dasar

Lebih terperinci

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMTI adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota

Lebih terperinci

BAB I H I M P U N A N

BAB I H I M P U N A N 1 BAB I H I M P U N A N Dalam kehidupan nyata, banyak sekali masalah yang terkait dengan data (objek) yang dikumpulkan berdasarkan kriteria tertentu. Kumpulan data (objek) inilah yang selanjutnya didefinisikan

Lebih terperinci

Induksi Matematika. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

Induksi Matematika. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik. Induksi Matematika Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik. Misalkan p(n) adalah pernyataan yang menyatakan: Jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai n adalah

Lebih terperinci

DEFINISI. Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

DEFINISI. Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. BAB 1 HIMPUNAN 1 DEFINISI Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMTI adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota

Lebih terperinci

Himpunan. Nur Hasanah, M.Cs

Himpunan. Nur Hasanah, M.Cs Himpunan Nur Hasanah, M.Cs 1 Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Setiap anggota himpunan didaftarkan secara rinci. Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B ={2, 4, 6, 8, 10}. C = {kucing, a, Amir,

Lebih terperinci

Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2013/2014 Obyek-obyek diskret ada di sekitar kita. Matematika Diskret (TKE132107)

Lebih terperinci

Pertemuan 6. Operasi Himpunan

Pertemuan 6. Operasi Himpunan Pertemuan 6 Operasi Himpunan Operasi Terhadap Himpunan 1. Irisan (intersection) Notasi : A B = { x x A dan x B } Contoh (i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18}, maka A B = {4, 10} (ii) Jika

Lebih terperinci

Modul ke: Penyajian Himpunan. operasi-operasi dasar himpunan. Sediyanto, ST. MM. 01Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

Modul ke: Penyajian Himpunan. operasi-operasi dasar himpunan. Sediyanto, ST. MM. 01Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika Modul ke: 01Fakultas FASILKOM Penyajian Himpunan operasi-operasi dasar himpunan Sediyanto, ST. MM Program Studi Teknik Informatika Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda.

Lebih terperinci

Logika Matematika. Pengertian Himpuan, Cara Penyajian Himpunan, Bentuk- Bentuk Himpunan, dan Operasi Himpunan. Harni Kusniyati, ST.

Logika Matematika. Pengertian Himpuan, Cara Penyajian Himpunan, Bentuk- Bentuk Himpunan, dan Operasi Himpunan. Harni Kusniyati, ST. Modul ke: Logika Matematika Pengertian Himpuan, Cara Penyajian Himpunan, Bentuk- Bentuk Himpunan, dan Operasi Himpunan Fakultas Ilmu Komputer Harni Kusniyati, ST., MKom Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

HIMPUNAN (Pengertian, Penyajian, Himpunan Universal, dan Himpunan Kosong) EvanRamdan

HIMPUNAN (Pengertian, Penyajian, Himpunan Universal, dan Himpunan Kosong) EvanRamdan HIMPUNAN (Pengertian, Penyajian, Himpunan Universal, dan Himpunan Kosong) Pengertian Himpunan Himpunan adalah kumpulan dari benda atau objek yang berbeda dan didefiniskan secara jelas Objek di dalam himpunan

Lebih terperinci

Matematika Terapan. Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 2

Matematika Terapan. Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 2 Matematika Terapan Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 2 2/24/2016 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Jl. Kolonel Wahid Udin Lk. I Kel. Kayuara, Sekayu 30711 web:www.polsky.ac.id mail: polsky@polsky.ac.id

Lebih terperinci

BAB I HIMPUNAN. Contoh: Himpunan A memiliki 5 anggota, yaitu 2,4,6,8 dan 10. Maka, himpunan A dapat dituliskan: A = {2,4,6,8,10}

BAB I HIMPUNAN. Contoh: Himpunan A memiliki 5 anggota, yaitu 2,4,6,8 dan 10. Maka, himpunan A dapat dituliskan: A = {2,4,6,8,10} BAB I HIMPUNAN 1 1. Definisi Himpunan Definisi 1 Himpunan (set) adalah kumpulan dari objek yang berbeda. Masing masing objek dalam suatu himpunan disebut elemen atau anggota dari himpunan. Tidak ada spesifikasi

Lebih terperinci

Logika Matematika Modul ke: Himpunan

Logika Matematika Modul ke: Himpunan Logika Matematika Modul ke: Himpunan Fakultas FASILKOM Syukri Nazar. M.Kom Program Studi Teknik Informatika Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut

Lebih terperinci

HIMPUNAN. Arum Handini Primandari, M.Sc Ayundyah Kesumawati, M.Si

HIMPUNAN. Arum Handini Primandari, M.Sc Ayundyah Kesumawati, M.Si HIMPUNAN Arum Handini Primandari, M.Sc Ayundyah Kesumawati, M.Si 1. Himpunan kosong & semesta 2. Himpunan berhingga & tak berhingga Jenis-jenis himpunan 3. Himpunan bagian (subset) 4. Himpunan saling lepas

Lebih terperinci

Bahan kuliah Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Didin Astriani P, M.Stat. Fakultas Ilkmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

Bahan kuliah Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Didin Astriani P, M.Stat. Fakultas Ilkmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri Bahan kuliah Matematika Diskrit Himpunan Oleh: Didin Astriani P, M.Stat Fakultas Ilkmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA Logika Perhatikan argumen di bawah ini: Jika anda mahasiswa Informatika maka anda tidak sulit belajar Bahasa Java. Jika anda tidak suka begadang maka anda bukan mahasiswa Informatika.

Lebih terperinci

Matematika Industri I

Matematika Industri I LOGIKA MATEMATIKA TIP FTP - UB Pokok Bahasan Proposisi dan negasinya Nilai kebenaran dari proposisi Tautologi Ekuivalen Kontradiksi Kuantor Validitas pembuktian Pokok Bahasan Proposisi dan negasinya Nilai

Lebih terperinci

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si.

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si. Logika Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si. Logika Matematika Kalimat Terbuka dan Tertutup Kalimat terbuka adalah kalimat yang tidak mengandung nilai kebenaran Contoh: Semoga kamu

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT Penulis : Nelly Indriani Widiastuti S.Si., M.T. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2011 DAFTAR ISI Daftar Isi. 2 Bab 1 LOGIKA

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit DASAR-DASAR LOGIKA Pertemuan 2 Matematika Diskrit 25-2-2013 Materi Pembelajaran 1. Kalimat Deklaratif 2. Penghubung kalimat 3. Tautologi dan Kontradiksi 4. Konvers, Invers, dan Kontraposisi 5. Inferensi

Lebih terperinci

BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR

BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR 2.1 PENGANTAR LOGIKA PREDIKAT 2.1.1 PENDAHULUAN Seperti yang telah dibahas sebelumnya, dapat ditarik satu kesimpulan bahwa titik berat logika adalah pada pembuktian validitas

Lebih terperinci

1 Pendahuluan I PENDAHULUAN

1 Pendahuluan I PENDAHULUAN 1 Pendahuluan 1.1 Himpunan I PENDAHULUAN Himpunan merupakan suatu konsep mendasar dalam semua cabang ilmu matematika. Mengapa himpunan adalah hal yang sangat penting dalam matematika?, untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

HIMPUNAN MATEMATIKA. Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma

HIMPUNAN MATEMATIKA. Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma HIMPUNAN MATEMATIKA Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma Ruang Lingkup Pengertian Himpunan Notasi Himpunan Cara menyatakan Himpunan Macam Himpunan Diagram Venn Operasi Himpunan dan Sifat-sifatnya

Lebih terperinci

Materi 1: Teori Himpunan

Materi 1: Teori Himpunan Materi 1: Teori Himpunan I Nyoman Kusuma Wardana STMIK STIKOM Bali Himpunan (set) kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Terdapat beberapa cara

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN

LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan pelajaran-pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu dan memberikan bekal tambahan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

Aturan Penilaian & Grade Penilaian. Deskripsi. Matematika Diskrit 9/7/2011

Aturan Penilaian & Grade Penilaian. Deskripsi. Matematika Diskrit 9/7/2011 Matematika Diskrit Sesi 01-02 Dosen Pembina : Danang Junaedi Tujuan Instruksional Setelah proses perkuliahan, mahasiswa memiliki kemampuan Softskill Meningkatkan kerjasama dalam kelompok dan kemampuan

Lebih terperinci

HIMPUNAN ARUM HANDINI PRIMANDARI, M.SC AYUNDYAH KESUMAWATI, M.SI

HIMPUNAN ARUM HANDINI PRIMANDARI, M.SC AYUNDYAH KESUMAWATI, M.SI HIMPUNAN ARUM HANDINI PRIMANDARI, M.SC AYUNDYAH KESUMAWATI, M.SI Himpunan Jenis-jenis himpunan Operasi Pada Himpunan Cara Menuliskan Himpunan Himpunan kosong & semesta Himpunan berhingga & tak berhingga

Lebih terperinci

Teori Dasar Himpunan. Julan HERNADI. December 27, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo

Teori Dasar Himpunan. Julan HERNADI. December 27, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo 1 Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo December 27, 2012 PENGERTIAN DASAR Denition Himpunan merupakan koleksi objek-objek yang disebut anggota atau elemen himpunan tersebut.

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI Nur Insani, M.Sc

KUANTIFIKASI Nur Insani, M.Sc KUANTIFIKASI Nur Insani, M.Sc Pada validitas : Banyak argumen valid, namun validitasnya tak dapat diuji dengan alat uji validitas yang ada. 2 Bagaimana Validitas Argumen ini? Semua kucing adalah hewan

Lebih terperinci

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Program Studi Semester Dosen Pengampu : Matematika Diskrit : MAT-3615/ 3 sks : Pendidikan Matematika : VI (Enam) : Nego Linuhung, M.Pd /Nurain Suryadinata, M.Pd Referensi

Lebih terperinci

BAB I HIMPUNAN. Matematika Infomatika. Universitas Gunadarma Halaman 1

BAB I HIMPUNAN. Matematika Infomatika. Universitas Gunadarma Halaman 1 BAB I HIMPUNAN A. Pengertian Himpunan Himpunan adalah kumpulan dari objek tertentu (dinamakan unsur, anggota, elemen) yang dirumuskan secara jelas dan tegas, sehingga dapat dibeda-bedakan antara satu dengan

Lebih terperinci

HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com

HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com Definisi Set atau Himpunan adalah bentuk dasar matematika yang paling banyak digunakan di teknik informatika Salah satu topik yang diturunkan dari Himpunan adalah Class

Lebih terperinci

PENGERTIAN. Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya. Nama lain proposisi: kalimat terbuka.

PENGERTIAN. Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya. Nama lain proposisi: kalimat terbuka. BAB 2 LOGIKA PENGERTIAN Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements). Proposisi Kalimat deklaratif yang

Lebih terperinci

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat menggunakan operasi pada himpunan untuk memecahkan masalah dan mengidentifikasi suatu himpunan

Lebih terperinci

TEORI HIMPUNAN. A. Penyajian Himpunan

TEORI HIMPUNAN. A. Penyajian Himpunan TEORI HIMPUNAN A. Penyajian Himpunan Definisi 1 Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek yang dimaksud biasa disebut dengan elemen-elemen atau anggota-anggota dari himpunan. Dalam

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT. Logika

MATEMATIKA DISKRIT. Logika MATEMATIKA DISKRIT Logika SILABUS KULIAH 1. Logika 2. Himpunan 3. Matriks, Relasi dan Fungsi 4. Induksi Matematika 5. Algoritma dan Bilangan Bulat 6. Aljabar Boolean 7. Graf 8. Pohon REFERENSI Rinaldi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat?

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat? BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara etimologi, istilah Logika berasal dari bahasa Yunani, yaitu logos yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga ilmu pengetahuan. Dalam arti

Lebih terperinci

I. Aljabar Himpunan Handout Analisis Riil I (PAM 351)

I. Aljabar Himpunan Handout Analisis Riil I (PAM 351) I. Aljabar Himpunan Aljabar Himpunan Dalam bab ini kita akan menyajikan latar belakang yang diperlukan untuk mempelajari analisis riil. Dua alat utama analisis riil, yakni aljabar himpunan dan fungsi,

Lebih terperinci

Logika, Himpunan, dan Fungsi

Logika, Himpunan, dan Fungsi Logika, Himpunan, dan Fungsi A. Logika Matematika Logika matematika adalah ilmu untuk berpikir dan menalar dengan menggunakan bahasa serta simbol-simbol matematika dengan benar. 1) Kalimat Matematika Kalimat

Lebih terperinci

Modul ke: Logika Matematika. Proposisi & Kuantor. Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO. Program Studi SISTEM INFORMASI.

Modul ke: Logika Matematika. Proposisi & Kuantor. Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO. Program Studi SISTEM INFORMASI. Modul ke: 5 Logika Matematika Proposisi & Kuantor Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO Program Studi SISTEM INFORMASI http://www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Kalkulus Proposisi Konjungsi Disjungsi

Lebih terperinci

HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com

HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com Definisi Set atau Himpunan adalah bentuk dasar matematika yang paling banyak digunakan di teknik informatika Salah satu topik yang diturunkan dari Himpunan adalah Class

Lebih terperinci

BAB I LOGIKA MATEMATIKA

BAB I LOGIKA MATEMATIKA BAB I LOGIKA MATEMATIKA A. Ringkasan Materi 1. Pernyataan dan Bukan Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. (pernyataan disebut

Lebih terperinci

Kata kata Motivasi. Malas belajar hanya akan membuat suatu pelajaran semakin sulit dipelajari.

Kata kata Motivasi. Malas belajar hanya akan membuat suatu pelajaran semakin sulit dipelajari. M e n g e n a l H i m p u n a n 1 Kata kata Motivasi Malas belajar hanya akan membuat suatu pelajaran semakin sulit dipelajari. Tidak ada mata pelajaran yang sulit, kecuali kemalasan akan mempelajari mata

Lebih terperinci

Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Logika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2013/2014 Logika Klasik Matematika Diskret (TKE132107) - Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Himpunan. Himpunan (set)

Himpunan. Himpunan (set) BAB 1 HIMPUNAN Himpunan (set) Himpunan Himpunan (set) adalah kumpulan dari objek-objek yang mempunyai sifat tertentu dan didefinisikan secara jelas. Anggota Himpunan Objek di dalam himpunan disebut elemen,

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Author-IKN. MUG2B3/ Logika Matematika 9/8/15

Teori Himpunan. Author-IKN. MUG2B3/ Logika Matematika 9/8/15 Teori Himpunan Author-IKN 1 Materi Jenis Himpunan Relasi Himpunan Operasi Himpunan Hukum-Hukum Operasi Himpunan Representasi Komputer untuk Himpunan 2 Teori Himpunan Himpunan Sekumpulan elemen unik, terpisah,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1. Himpunan

PENDAHULUAN. 1. Himpunan PENDAHULUAN 1. Himpunan Definisi 1. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek yang dimaksud biasa disebut dengan elemen-elemen atau anggota-anggota dari himpunan. Suatu himpunan biasanya

Lebih terperinci

BAB 2. HIMPUNAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Senin, 17 Oktober 2016

BAB 2. HIMPUNAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Senin, 17 Oktober 2016 PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER BAB 2. HIMPUNAN ILHAM SAIFUDIN Senin, 17 Oktober 2016 Universitas Muhammadiyah Jember ILHAM SAIFUDIN MI HIMPUNAN 1 DASAR-DASAR

Lebih terperinci

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements).

Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements). Logika (logic) 1 Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements). Proposisi Kalimat deklaratif yang bernilai

Lebih terperinci

RPKPS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UGM

RPKPS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UGM RPKPS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UGM 1 Judul, Kode, SKS Pengantar Logika Matematika Dan Himpunan, MMM 1201, 3 SKS 2 Silabus Semesta Pembicaraan, Kalimat Deklaratif, Ingkaran

Lebih terperinci

I. LAMPIRAN TUGAS. Mata kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Sistem Informasi PA-31 Dosen Pengasuh : Ir. Bahder Djohan, MSc

I. LAMPIRAN TUGAS. Mata kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Sistem Informasi PA-31 Dosen Pengasuh : Ir. Bahder Djohan, MSc I. LAMPIRAN TUGAS. Mata kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Sistem Informasi PA- Dosen Pengasuh : Ir. Bahder Djohan, MSc Tugas ke Pertemuan TIK Soal-soal Tugas. Mendefinisikan Proposisi Membedakan

Lebih terperinci

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1 2. ALJABAR LOGIKA 2.1 Pernyataan / Proposisi Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai kebenaran (benar atau salah), tetapi tidak keduanya. Contoh 1 : P = Tadi malam BBM mulai naik (memiliki

Lebih terperinci

Matematika Terapan. Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 1

Matematika Terapan. Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 1 Matematika Terapan Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 1 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Jl. Kolonel Wahid Udin Lk. I Kel. Kayuara, Sekayu 30711 web:www.polsky.ac.id mail: polsky@polsky.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata topologi berasal dari bahasa yunani yaitu topos yang artinya tempat

BAB I PENDAHULUAN. Kata topologi berasal dari bahasa yunani yaitu topos yang artinya tempat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kata topologi berasal dari bahasa yunani yaitu topos yang artinya tempat dan logos yang artinya ilmu merupakan cabang matematika yang bersangkutan dengan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5. Teori Himpunan

PERTEMUAN 5. Teori Himpunan PERTEMUAN 5 Teori Himpunan Teori Himpunan Definisi 7: Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang terdfinisi dengan jelas Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Enumerasi artinya menuliskan semua elemen (anggota)

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X

LOGIKA MATEMATIKA. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) LOGIKA MATEMATIKA Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.Pd MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X Created By Ita Yuliana 37 Logika Matematika Kompetensi

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS. Himpunan. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen.

MATEMATIKA BISNIS. Himpunan. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen. MATEMATIKA BISNIS Modul ke: Himpunan Fakultas Ekonomi Bisnis Muhammad Kahfi, MSM Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Konsep Konsep Himpunan merupakan suatu konsep yang paling mendasar bagi

Lebih terperinci

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan BAB III HIMPUNAN Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami pengertian himpunan, relasi antara himpunan, operasi himpunan, aljabar himpunan, pergandaan himpunan, serta himpunan kuasa. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA)

LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA) LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA) Disampaikan Pada MGMP Matematika SMA Provinsi Bengkulu Tahun Ajaran 2007/2008 Oleh: Supama Widyaiswara LPMP Bengkulu DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT

Lebih terperinci

1 P E N D A H U L U A N

1 P E N D A H U L U A N 1 P E N D A H U L U A N 1.1.Himpunan Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang terdefenisi dengan baik (well defined). Artinya bahwa untuk sebarang objek x yang diberikan, maka kita selalu akan dapat

Lebih terperinci

LOGIKA (LOGIC) Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataanpernyataan

LOGIKA (LOGIC) Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataanpernyataan LOGIKA (LOGIC) Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataanpernyataan (statements). Proposisi kalimat deklaratif yang bernilai benar (true)

Lebih terperinci

Materi 2: Operasi Terhadap Himpunan

Materi 2: Operasi Terhadap Himpunan Materi 2: Operasi Terhadap Himpunan I Nyoman Kusuma Wardana STMIK STIKOM Bali Operasi pada Himpunan: 1. Gabungan 2. Irisan 3. Komplemen 4. Selisih 5. Beda setangkup 6. Perkalian kartesian Hukum-hukum Himpunan

Lebih terperinci

RUMUS-RUMUS TAUTOLOGI. (Minggu ke-5 dan 6)

RUMUS-RUMUS TAUTOLOGI. (Minggu ke-5 dan 6) RUMUS-RUMUS TAUTOLOGI (Minggu ke-5 dan 6) 1 1 Rumus-rumus tautologi Rumus 1.1 (Komutatif) 1. p q q p 2. p q q p Bukti: p q p q q p T T T T T F F F F T F F F F F F 2 Rumus 1.2 (Distributif) 1. p (q r) (p

Lebih terperinci

Konvers, Invers dan Kontraposisi

Konvers, Invers dan Kontraposisi MODUL 5 Konvers, Invers dan Kontraposisi Represented by : Firmansyah,.Kom A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMELAJARAN 1. Tema Konvers, Invers dan Kontraposisi 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok 1. Konvers, invers

Lebih terperinci

1.1 Pengertian Himpunan. 1.2 Macam-macam Himpunan. 1.3 Relasi Antar Himpunan. 1.4 Diagram Himpunan. 1.5 Operasi pada Himpunan. 1.

1.1 Pengertian Himpunan. 1.2 Macam-macam Himpunan. 1.3 Relasi Antar Himpunan. 1.4 Diagram Himpunan. 1.5 Operasi pada Himpunan. 1. I. HIMPUNAN 1.1 Pengertian Himpunan 1.2 Macam-macam Himpunan 1.3 Relasi Antar Himpunan 1.4 Diagram Himpunan 1.5 Operasi pada Himpunan 1.6 Aljabar Himpunan Pengertian Himpunan 1. Apa yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

LOGIKA Matematika Industri I

LOGIKA Matematika Industri I LOGIKA TIP FTP UB Pokok Bahasan Pengertian Logika Pernyataan Matematika Nilai Kebenaran Operasi Uner Operasi Biner Tabel kebenaran Pernyataan Tautologi, Kontradiksi dan Kontingen Pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa p q = q p.

Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa p q = q p. PEMAHAAN 1. Pengertian Kata LOGIKA mengacu pada suatu metode atau cara yang sistematis dalam berpikir (reasoning), dan terdapat dua sistem khusus yaitu : suatu metode dasar yang disebut dengan Kalkulus

Lebih terperinci

1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi

1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi 1.3 Pembuktian 1.3.1 Tautologi dan Kontradiksi Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi yang membentuknya disebut toutologi, sedangkan proposisi yang selalu bernilai salah

Lebih terperinci

Selamat datang di Perkuliahan LOGIKA MATEMATIKA Logika Matematika Teori Himpunan Teori fungsi

Selamat datang di Perkuliahan LOGIKA MATEMATIKA Logika Matematika Teori Himpunan Teori fungsi Selamat datang di Perkuliahan LOGIKA MAEMAIKA Logika Matematika eori Himpunan eori fungsi Dosen : Dr. Julan HERNADI PUSAKA : Kenneth H Rossen, Discrete mathematics and its applications, fifth edition.

Lebih terperinci

LANDASAN MATEMATIKA Handout 2

LANDASAN MATEMATIKA Handout 2 LANDASAN MATEMATIKA Handout 2 (Himpunan bagian, kesamaan dua himpunan, comparable, himpunan kosong, himpunan kuasa, kardinalitas, himpunan hingga dan tak hingga) Tatik Retno Murniasih, S.Si., M.Pd. tretnom@unikama.ac.id

Lebih terperinci

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015 PENGANTAR TOPOLOGI EDISI PERTAMA Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015 by Matematika Sains 2012 UIN SGD, Copyright 2015 BAB 0. HIMPUNAN, RELASI, FUNGSI,

Lebih terperinci

PERNYATAAN (PROPOSISI)

PERNYATAAN (PROPOSISI) Logika Gambaran Umum Logika : - Logika Pernyataan membicarakan tentang pernyataan tunggal dan kata hubungnya sehingga didapat kalimat majemuk yang berupa kalimat deklaratif. - Logika Predikat menelaah

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom Pendahuluan Untuk menemukan suatu gagasan baru dari informasi dan gagasan yang telah ada, diperlukan proses berpikir. Proses ini dikenal

Lebih terperinci

MATEMA TEMA IKA BISNIS BY : NINA SUDIBYO

MATEMA TEMA IKA BISNIS BY : NINA SUDIBYO MTEMTIK BISNIS BY : NIN SUDIBYO BB 1. HIMPUNN Himpunan adalah suatu kumpulan atau gugusan dari sejumlah obyek yang harus didefinisikan dengan jelas. Obyek-obyek yang mengisi atau membentuk sebuah himpunan

Lebih terperinci

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA Wahyudi Pendahuluan D alam menyelesaikan permasalahan matematika, penalaran matematis sangat diperlukan. Penalaran matematika menjadi pedoman atau tuntunan sah atau tidaknya

Lebih terperinci

INF-104 Matematika Diskrit

INF-104 Matematika Diskrit Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah February 13, 2012 Apakah Matematika Diskrit Itu? Matematika diskrit: cabang matematika yang mengkaji objek-objek diskrit. Apa yang dimaksud dengan kata diskrit (discrete)?

Lebih terperinci

Artificial Intelegence. Representasi Logica Knowledge

Artificial Intelegence. Representasi Logica Knowledge Artificial Intelegence Representasi Logica Knowledge Outline 1. Logika dan Set Jaringan 2. Logika Proposisi 3. Logika Predikat Order Pertama 4. Quantifier Universal 5. Quantifier Existensial 6. Quantifier

Lebih terperinci

Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah.

Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah. LOGIKA MATEMATIKA 1. Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Pernyataan dilambangkan dengan huruf kecil, misalnya p, q, r dan seterusnya.

Lebih terperinci

KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA. Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks

KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA. Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks Agenda 2 Pengantar Logika Kalimat pernyataan (deklaratif) Jenis-jenis pernyataan Nilai kebenaran Variabel dan konstanta Kalimat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Matematika tidak dapat terlepas dalam kehidupan manusia sehari-hari, baik saat mempelajari matematika itu sendiri maupun mata kuliah lainnya. Mata kuliah Pengantar

Lebih terperinci

BAB 4 PROPOSISI. 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran

BAB 4 PROPOSISI. 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran BAB 4 PROPOSISI 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran Ilmu logika adalah berhubungan dengan kalimat-kalimat (argumen-argumen) dan hubungan yang ada diantara kalimat-kalimat tersebut. Tujuannya adalah memberikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 DASAR-DASAR LOGIKA

PERTEMUAN 3 DASAR-DASAR LOGIKA PERTEMUAN 3 DASAR-DASAR LOGIKA 1.1 PENGERTIAN UMUM LOGIKA Filsafat dan matematika adalah bidang pengetahuan rasional yang ada sejak dahulu. Jauh sebelum matematika berkembang seperti sekarang ini dan penerapannya

Lebih terperinci

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Himpunan dan Fungsi Dr Rizky Rosjanuardi P PENDAHULUAN ada modul ini dibahas konsep himpunan dan fungsi Pada Kegiatan Belajar 1 dibahas konsep-konsep dasar dan sifat dari himpunan, sedangkan pada

Lebih terperinci

LOGIKA. Arum Handini Primandari

LOGIKA. Arum Handini Primandari LOGIKA Arum Handini Primandari LOGIKA MATEMATIKA KALIMAT TERBUKA DAN TERTUTUP Kalimat terbuka adalah kalimat yang tidak mengandung nilai kebenaran Contoh: Apakah kamu tahu pencipta lagu PPAP? Semoga ujian

Lebih terperinci

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibicarakan rumus-rumus tautologi dan prinsip-prinsip pembuktian yang tidak saja digunakan di bidang matematika, tetapi

Lebih terperinci

Materi 4: Logika. I Nyoman Kusuma Wardana. STMIK STIKOM Bali

Materi 4: Logika. I Nyoman Kusuma Wardana. STMIK STIKOM Bali Materi 4: Logika I Nyoman Kusuma Wardana STMIK STIKOM Bali Logika merupakan dasar dr semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataan-pernyataan (statements). Dalam Logika

Lebih terperinci