DAFTAR ISI PERUMUSAN KEBIJAKAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MOBIL NASIONAL. LOGO Company Logo. Tugas Akhir

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI PERUMUSAN KEBIJAKAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MOBIL NASIONAL. LOGO Company Logo. Tugas Akhir"

Transkripsi

1 PERUMUSAN KEBIJAKAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MOBIL NASIONAL Wimala Prameswari [ ] Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, MT Dosen Ko-Pembimbing : Effi Latiffianti, ST, MSc Tugas Akhir DAFTAR ISI Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Pengumpulan dan Pengolahan Data Analisa Kesimpulan dan Saran LOGO 1

2 LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH Pertumbuhan sektor industri sebagai penyumbang PDB menurun kurang dari 2,5%. Bagaimana membuat prioritas terhadap mobil buatan dalam negeri yang saat ini paling berpotensi untuk dikembangkan. Industri otomotif merupakan salah satu industri prioritas Dilakukan pendekatan Sistem Dinamik sebagai tool untuk mendapatkan kebijakan yang dapat menunjang MOBNAS Belum adanya kebijakan efektif yang dapat menunjang perkembangan industri mobil mikro Bagaimana membuat sebuah model sistem dinamik pada perwujudan mobil nasional dalam upaya pengembangan industri guna mencapai industri otomotif nasional mandiri. Telah muncul beberapa jenis buatan dalam negeri berupa mobil mikro Potensi mobil mikro buatan dalam negeri menjadi mobil nasional Bagaimana merumuskan kebijakan efektif guna menunjang upaya pengembangan industri mobil mikro. 2

3 TUJUAN Mengetahui kriteria-kriteria untuk menjadi mobil nasional. Mengetahui jenis mobil buatan dalam negeri yang saat ini berpotensi untuk dikembangkan RUANG LINGKUP PENELITIAN Perwujudan Mobnas yang akan dimodelkan berdasarkan pengembangannya di pulau Jawa. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan industri mobil nasional di Indonesia dalam ruang lingkup pulau Jawa Membangun model dalam pengembangan mobil nasional yang akan dijadikan bahan pertimbangan kepada pembuat kebijakan dalam menentukan variabel variabel yang mempengaruhi perkembangan industri mobil mikro sebagai inisiasi menjadi mobil nasional. Tidak mempertimbangkan aspek pasar, psikologi dan sosiologi masyarakat Indonesia dalam kecintaan terhadap produk dalam negeri. Asumsi: Kondisi perekonomian selama 10 tahun kedepan berjalan dengan stabil atau tidak ada perubahan secara signifikan. Merumuskan skenario kebijakan yang efektif dalam merealisasikan mobil mikro sebagai mobil nasional. 3

4 MANFAAT TINJAUAN PUSTAKA Industri Mobil Nasional Mobil Nasional merupakan suatu produk otomotif karya anak bangsa yang diproduksi di dalam negeri oleh tenaga kerja Indonesia sendiri dan minimal menggunakan cotent local dengan porsi diatas 50% dan meningkat pertahunnya. Memberikan gambaran tentang kriteria yang harus dipenuhi untuk mewujudkan produk nasional atau dalam hal ini adalah mobil nasional.. Usulan dan bahan pertimbangan berkaitan alternatif kebijakan untuk pengembangan industri mobil nasional. Mobil mikro merupakan salah satu inovasi yang sedang digalakkan oleh Departemen Peindustrian dan Perdagangan guna mewujudkan mobil mikro sebagai mobil nasional Mobil mikro sendiri merupakan mobil yang menggunakan mesin sepeda motor dengan kapasitas mesin kurang dari 1000cc. 4

5 Analytic Network Process (ANP) PERMODELAN Analytic Network Process (ANP) merupakan pengembangan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang mampu memperbaiki kelemahan AHP berupa kemampuan mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternatif. ANP dapat memodelkan sistem dengan feedback, dimana satu level memungkinkan mendominasi atau didominasi baik secara langsung atau tidak langsung oleh level lainnya. Alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita (dunia sebenarnya) secara terukur Kluster 1 Alternatif Kluster 5 variabel-variabel apa saja yang paling mempengaruhi perkembangan dan keberlanjutan industri mobil nasional. Kluster 2 Kluster 3 Kluster 4 Sistem Dinamik Penentuan critical policy yang dapat menentukan keberlanjutan dari industri mobil nasional. 5

6 PROSES SISTEM DINAMIK Literature Review Martiningrum (2009) Baroroh (2007) Agustina (2009) Pengembangan Industri Mobil Nasional 6

7 METODOLOGI PENELITIAN 7

8 Kondisi Existing Industri Mobil Nasional Mobil ARINA (Armada Indonesia) [Universitas Negeri Semarang] Mobil GEA (Gulirkan Energi Alternatif) [PT. INKA (Industri Kereta Api) Indonesia] Mobil KOMODO [PT. Fin Tetra, Jawa Barat] Mobil ESEMKA [SMK 1 Singosari Malang] Mobil KANCIL (Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah) [PT. KANCIL] Mobil TAWON [PT. Super Gasindo Jaya] Mobil MARLIP (marmut listrik LIPI) [Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).] Mobil BONEO [PT. Boneo Daya Utama] 8

9 Penentuan Kriteria Perwujudan Mobil Nasional. Kriteria Perwujudan Nasional Variabel Utama Sub Variabel Ketersediaan bahan baku dalam negeri Ketersediaan tenaga kerja dalam negeri Kemampuan manufaktur dalam negeri Modal Ketersediaan alat produksi Teknologi yang digunakan Kualitas mobil Daya beli masyarakat Respon masyarakat Harga mobil Permintaan mobil Citra mobil Dukungan fisik Kebijakan Peran Pemerintah Birokrasi Kemudahan pinjam modal Agenda riset Kontribusi pelaku inti Pembentukan klaster Kontribusi pelaku pendukung Kontribusi Instansi pendukung Komitmen pelaku 9

10 Struktur Hirarki Model ANP 10

11 Kuisioner pada ANP Contoh Rekapan Kuisioner Sarana dan Prasarana Boneo Kancil Komodo Tawon Boneo 1,6 1/1,26 1/2 Kancil 1/1,6 1/2,6 Komodo 1/1,6 Tawon Kualitas Boneo Kancil Komodo Tawon Boneo 1/1,6 1/3,33 1 Kancil 1/2,63 1/2,26 Komodo 1/2 Tawon 11

12 Matrix Inputan ANP Bobot Prioritas 12

13 Bobot prioritas pada Tiap Kriteria Bobot Kriteria Terhadap Goal Perwujudan mobil nasional Respon Masyarakat No Kriteria Bobot Relatif Kemampuan Manufaktur dalam 1.1 negeri 0, Respon masyarakat 0, Peran pemerintah 0, Pembentukan klaster 0,095 13

14 Bobot Sub Kriteria terhadap Kriteria Model Boundary Chart No Sub Kriteria Bobot Relatif 1 Ketersediaan bahan baku 0,068 2 Ketersediaan tenaga kerja 0,155 3 Modal 0,295 4 Teknologi 0,222 5 Sarana dan prasarana 0,046 6 Kualitas mobil 0,38 7 Harga mobil 0,278 8 Daya beli masyarakat 0,064 9 Permintaan mobil 0, Citra mobil 0, Kebijakan 0, Birokrasi 0, Kemudahan pinjam modal 0, Dukungan fisik 0, Agenda riset 0, Kontribusi pelaku inti 0, Kontribusi pelaku pendukung 0, Kontribusi institusi pendukung 0, Komitmen pelaku 0,476 Endogenus Exogenus Excluded Kemampuan Manufaktur dalam negeri Pembentukan klaster Peran pemerintah Respon Masyarakat Aspek sosial Aspek pasar 14

15 Input-Output Diagram Causal Loop Diagram Ketersediaan tenaga kerja Ketersediaan bahan baku Teknologi Modal Kemampuan Manufaktur dalam negeri Sarana dan Prasarana Kualitas mobil Permintaan Harga - mobil mobil - Daya beli Masyarakat Citra mobil Respon Masyarakat Kontribusi pelaku Kontribusi pendukung pelaku inti Kontribusi institusi Perwujudan pendukung Mobil Nasional Kemudahan Komitmen peminjaman modal pelaku Dukungan Pembentukan Peran fisik Klaster Pemerintah Kebijakan Birokrasi Agenda riset 15

16 Model Utama Sub Model Kemampuan Manufaktur Dalam Negeri <Teknologi> <Sarana dan prasarana> <Kontribusi pelaku inti> <Komitmen pelaku> <Modal> <Ketersediaan tenaga kerja> Kemampuan Manufaktur dalam negeri' <Kontribusi pelaku pendukung> Pembentukan Klaster' <Kontribusi institusi pendukung> <Ketersediaan bahan baku> Perwujudan Mobil Nasional <Kualitas mobil> Respon Masyarakat' Peran Pemerintah' <Daya beli masyarakat> <Permintaan mobil> <Harga mobil> <Citra mobil> <Birokrasi> <Kebijakan> <Dukungan fisik> <Kemudahan <Agenda riset> peminjaman modal> Kemampuan alat produksi Kualitas alat produksi Kelengkapan alat produksi Ketersediaan alat produskdi didalam negeri Harga bahan baku Kemudahan dalam mendapatkan bahan baku Kecukupan jumlah produsen alat produksi Kualitas bahan Company baku Logo sarana dan prasarana Pasokan bahan baku berasal dari dalam negeri ketersediaan bahan baku Kecukupan bahan baku Ketersediaan modal untuk bahan baku < dukungan fisik> Sarana dan prasarana Ketersediaan modal untuk Ketersediaan proses produksi modal untuk tenaga kerja Ketersediaan bahan baku < kontribusi pelaku pendukung> modal Modal Kemampuan manufaktur dalam negeri Ketersediaan modal untuk sarana dan prasarana Ketersediaan modal untuk pengembangan teknologi Ketersediaan tenaga kerja Teknologi < institusi pendukung> Kecukupan tenaga kerja yang ada tenaga kerja teknologi Ketersediaan teknologi di indonesia Ketersediaan tenaga kerja terampil Pelatihan khusu untuk pekerja Standart teknologi 16

17 Verifikasi dan Validasi Hasil Simulasi Vensim Verifikasi model digunakan untuk memastikan apakah model yang dibuat sudah berjalan sesuai dengan persepsi modeler Validasi dilakukan dengan metode white box yaitu proses klarifikasi model yang telah dibuat dengan para expert dalam industri mobil. Garis merah merupakan kondisi perwujudan mobil nasional saat ini. Garis biru merupakan kondisi ideal dari perwujudan mobil nasional. 17

18 Analisa Hasil Running Simulasi Model Awal Status Perwujudan Mobil Nasional Variabel Existing Target Perwujudan Mobil Nasional 9,007 20,33 Kemampuan Manufaktur dalam negeri 7,498 19,28 Respon Masyarakat 12,24 20,1 Peran pemerintah 8,19 21,44 Pembentukan Klaster 11,66 23,4 Nilai Perwujudan Nasional saat ini 9,007 menandakan bahwa status mobil tersebut masih dalam tahap permulaan, sehingga membutuhkan banyak campur tangan pihak agar bias berkembang 18

19 Desain Skenario Upaya Perbaikan Perwujudan Mobil Nasional Hasil Running Desain Skenario Upaya Perbaikan Perwujudan Mobil Nasional Skenario 1 : peningkatan kontribusi kebijakan terhadap perwujudan mobil nasional. Skenario 2 : merupakan peningkatan kontribusi modal terhadap perwujudan mobil nasional. Skenario 3 : peningkatan kontribusi kualitas terhadap perwujudan mobil nasional. Skenario 4 : Kolaborasi antara peningkatan kontribusi modal dan kualitas. Skenario 5 : Kolaborasi antara peningkatan kontribusi modal dan kebijakan. Skenario 6 : Kolaborasi antara peningkatan kontribusi kualitas dan kebijakan Perwujudan Mobil Nasional Time (Year) Perwujudan Mobil Nasional : kualitas Perwujudan Mobil Nasional : modal Perwujudan Mobil Nasional : kebijakan Perwujudan Mobil Nasional : target Perwujudan Mobil Nasional : model current baru1 19

20 Kolaborasi Skenario Modal dan Kualitas Modal dan Kebijakan 20 Perwujudan Mobil Nasional 20 Perwujudan Mobil Nasional Time (Year) Perwujudan Mobil Nasional : kualitas dan modal Perwujudan Mobil Nasional : kualitas1 Perwujudan Mobil Nasional : model current baru2 Perwujudan Mobil Nasional : model current baru Time (Year) Perwujudan Mobil Nasional : kebijakan dan modal Perwujudan Mobil Nasional : modal1 Perwujudan Mobil Nasional : model current baru1 20

21 Analisa Hubungan Sebab Akibat Kebijakan dan Kualitas Model Utama: Perwujudan Mobil Nasional Perwujudan Mobil Nasional Time (Year) Perwujudan Mobil Nasional : kualitas dan kebijakan Perwujudan Mobil Nasional : kualitas Perwujudan Mobil Nasional : model current baru2 Perwujudan Mobil Nasional : model current baru1 Kemampuan Manufaktur dalam negeri' Pembentukan Klaster' Peran Pemerintah' Respon Masyarakat' Perwujudan Mobil Nasional 21

22 Sub Model Kemampuan Manufaktur Dalam Negeri Analisa Hasil Simulasi Model Skenario Harga bahan baku Kecukupan bahan baku Kemudahan dalam mendapatkan bahan baku ketersediaan bahan baku Kualitas bahan baku Pasokan bahan baku berasal dari dalam negeri Kecukupan jumlah produsen alat manufaktur Kecukupan jumlah produsen bahan baku Pelaku pendukung tergabung dalam suatu klaster kontribusi pelaku pendukung Ketersediaan bahan baku Pemberian ide atau inisiiatif dalam mengembangkan mobnas Tingkat pemenuhan order Ketersediaan modal untuk bahan baku Ketersediaan modal untuk pengembangan teknologi Ketersediaan modal untuk proses produksi modal Ketersediaan modal untuk sarana dan prasarana Ketersediaan modal untuk tenaga kerja ( modal) Kecukupan tenaga kerja yang ada Ketersediaan tenaga kerja terampil Pelatihan khusu untuk pekerja tenaga kerja Ketersediaan tenaga kerja ( modal) Modal Dukungan untuk fasilitas pendukung Fasilitas untuk promosi dan publikasi Penyediaan fasilitas untuk mengembangkan teknologi dukungan fisik Kemampuan manufaktur dalam negeri Penyediaan pasar untuk mobnas Kecukupan jumlah produsen alat produksi ( modal) Sarana dan prasarana Kelengkapan alat produksi Kemampuan alat produksi sarana dan prasarana Ketersediaan alat produskdi didalam negeri Kualitas alat produksi Dukungan dan kontribusi yang diberikan oleh lembaga penelitian Dukungan desain Fasilitas pembiayaan oleh perbankan Kemampuan perguruan tinggi menyediakan SDM terampil Koordinasi oleh lembaga penelitian, pendidikan dan pemerintah Kotribusi perguruan tinggi dan lembaga pendidikan Pemberian dukungan kebijakan yang mendukung perwujudan mobnas Penelitian bermanfaat yang dihasilkan lembaga penelitian institusi pendukung Teknologi Skenario 5 : Kolaborasi antara peningkatan kontribusi modal dan kebijakan. Riset oleh lembaga penelitian Ketersediaan teknologi di indonesia Standart teknologi ( modal) teknologi 22

23 Kesimpulan Kesimpulan cont.. Mobil nasional didefinisikan sebagai produk otomotif karya anak bangsa yang diproduksi di dalam negeri oleh tenaga kerja Indonesia sendiri dan minimal menggunakan content local dengan presentase lebih besar yang meningkat tiap tahunnya. Kriteria-kriteria yang harus dimiliki oleh sebuah negara dalam mewujudkan mobil nasional adalah terdapat kemampuan manufaktur dalam negeri, adanya peran pemerintah yang menaungi industri otomotif, adanya respon masyarakat yang mendukung dan pembentukan klaster otomotif. Dari beberapa jenis mobil nasional yang telah bermunculan di Indonesia, diketahui bahwa mobil yang memiliki peluang besar dan berpotensi untuk dikembangkan adalah mobil dengan merk Fin Komodo, disusul oleh mobil Tawon, Boneo dan Kancil. Kriteria dalam perwujudan mobil nasional juga dipengaruhi oleh beberapa variabel. Untuk kemampuan manufaktur dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku dalam negeri, ketersediaan tenaga kerja dalam negeri, modal, sarana dan prasarana dan teknologi. Untuk kriteria respon masyarakat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat, harga mobil, kualitas mobil, permintaan mobil dan citra mobil. Peranan pemerintah dipengaruhi oleh kebijakan, birokrasi, kemudahan dalam peminjaman modal, agenda riset dan dukungan fisik. Sedangkan untuk pembentukan klaster dipengaruhi oleh kontribusi pelaku inti, kontribusi pelaku pendukung, kontribusi instansi pendukung dan komitmen dari masing-masing pelaku. Variabel yang memberikan pengaruh paling besar dalam perwujudan mobil nasional adalah variabel modal. Setelah itu variabel kebijakan pemerintah dan kualitas dari mobil. Dari hasil perancangan skenario kebijakan, skenario yang memberikan peningkatan perwujudan mobil nasional tertinggi adalah skenario lima yaitu peningkatan terhadap ketersediaan modal dikombinasikan terhadap peningkatan peran pemerintah dalam hal kebijakan. Rekomendasi upaya peningkatan perwujudan mobil nasional yakni mengacu pada skenario lima dimana peningkatan ketersediaan modal dan peran pemerintah dalam hal kebijakan. Dengan begitu akan dapat meningkatkan variabel lain seperti ketersediaan bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, teknologi, sarana dan prasarana, birokrasi, kemudahan peminjaman modal dan agenda riset. 23

24 Saran untuk Pengembangan Mobnas Saran Untuk Penelitian Selanjutnya Meningkatkan ketersediaan modal dan peran pemerintah dalam membuat kebijakan khususnya kebijakan dalam hal proteksi mobil nasional. Saran ini diberikan sesuai dengan hasil simulasi yang telah dilakukan. Variabel lain yang memiliki peran yang cukup besar adalah peningkatan kualitas mobil, khususnya dalam pemenuhan standart mobil seperti keamanan, kanyamanan dan ketangguhan. Dalam mengembangkan mobil nasional dibutuhkan waktu yang tidak sedikit, untuk itu hendaknya pelaku yang terkait dengan industri mobil nasional dapat berkomitmen secara konsisten untuk terus melakukan pengembangan produk mobil. Diperlukan sebuah penelitian perwujudan mobil nasional yang memperhatikan aspek sosial dan perancangan pasar yang sesuai. Diperlukan suatu nilai angka yang tepat untuk merepresentasikan status perwujudan mobil nasional. Hal ini dilakukan agar dalam melakukan pengembangan dapat diketahui sudah sampai dimana kondisi industri mobil nasional pada saat tertentu. Diperlukan sebuah penelitian untuk mengetahui desain kebijakan yang terdapat pada Departemen Perindustrian yang tepat untuk dapat mengembangkan perwujudan mobil nasional. 24

25 DAFTAR PUSTAKA Departemen Perindustrian Dan Perdagangan Bagun Industri Jangka Panjang (URL: Bab2.pdf.) Lestari Sri Kajian Efektivitas Model Penumbuhan Klaster Bisnis. (URL : DepartemenPerindustrian Dan Perdagangan Bangun Sektor Industri tahun 2025 (URL : Pimpii Mobil Buatan Anak Bangsa. (URL : dreamindonesia.wordpress.com/.../fotoinilah-mobil-mobilbuatan-tangan-anak-indonesia). Mapiptek E-Magazine Mobil Mikro Akan Banjiri Pasar Indonesia (URL : detail&id=1341) Partiwi, S.G Perancangan Model Pengukuran Kinerja Komprehensif pada Sistem Klaster Agroindustri. IPB-Bogor. Agustina, Santi Kajian Keterkaitan Klaster Industri Suku Cadang Otomotif di Ngias, Jawa Timur Dalam Jaringan antai Pasok. ITS Surabaya. Baroroh, Indah Analisis Sistem Klaster Industri Alas Kaki Di Mojokerto Untuk Merumuskan Kebijakan Pengembangan Yang Berkelanjutan Dengan Pendekatan Sistem Dinamik. ITS Surabaya. Hidayati, Novita. 2007, Analisa Rantai Nilai Untuk Mengetahui Pola Peningkatan Daya Saing Klaster Industri Berbasis Logam Di Jawa Timur Dengan Pendekatan Sistem Dinamik. ITS - Surabaya Borschev.A., & Filippov.A From system dynamics and discrete event to practical agent based modelling: reasons, techniques, tools. Paper of St.Petersburg Technical University & XJ Technologies, Rusia. 25

26 SEKIAN & TERIMA KASIH 26

27 Weight supermatriks 27

28 Weighted 28

29 Limit supermatriks Sub Model Respon Masyarakat Keberadaan mobnas sudah diketahui masyarakat Mobnas sudah memiliki pasar tetap Profit dari penjualan mobil sudah dirasakan oleh pekerja produksi permintaan mobil Jumlah mobnas yang diproduksi telah memenuhi permintaan masyarakat Jumlah permintaan mobil didominasi oleh permintaan mobnas Harga mobil sesuai dengan kualitas mobil Harga mobil sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat Image positif sudah Harga mobil sudah melekat pada mobnas berkompetisi dengan mobil lainnya harga mobil Permintaan mobil daya beli masyarakat Harga mobil Daya beli masyarakat Citra mobil citra mobil Respon Masyarakat Publikasi mobnas sudah maksimal Dukungan masyarakat terhadap mobnas kualitas mobil Kualitas mobil Kualitas mobnas sudah memenuhi standart Kualitas mobnas menarik minat masyarakat Jumlah mobil cacat saat proses produksi Aspek estetika mobil Desain dibuat oeh anak bangsa Kerumitan desain mobil Perwujudan mobnas telah disesuaikan dengan daya beli masyarakat Perilaku konsumen Indonesia terhadap mobnas Peluang mobnas diterima masyarakat 29

30 Sub Model Peran Pemerintah Dukungan keringanan bea masuk komponen kebijakan yang mobil import berpihak terhadap kepentingan mobnas Dukungan untuk pajak kendaraan bermotor Dukungan kemudahan perijinan Dukungan kemudahan administrasi birokrasi Penyediaan fasilitas untuk mengembangkan teknologi Penyediaan pasar untuk mobnas Dukungan untuk fasilitas pendukung dukungan fisik Fasilitas untuk promosi dan publikasi Dukungan fisik Penyediaan agenda riset secara berkala Penetapan standart mobil oleh pemerintah kebijakan Birokrasi Kebijakan agenda riset Proteksi mobnas terhadap mobil import Adanya dukungan dalam proses peminjaman modal Kemudahan peminjaman modal Peran pemerintah Agenda riset Dana khusus untuk melakukan riset dan pengembangan terhadap mobnas peminjaman modal Pemberian dana khusus untuk modal produksi Pemberian jaminan terhadap lembaga peminjaman modal Sub Model Pembentukan Klaster Pemberian dukungan kebijakan yang mendukung perwujudan mobnas Dukungan dan kontribusi yang diberikan oleh lembaga penelitian Kotribusi perguruan tinggi dan lembaga pendidikan Dukungan desain Kemampuan perguruan tinggi menyediakan SDM terampil Koordinasi oleh lembaga penelitian, pendidikan dan pemerintah institusi pendukung Pemberian ide atau inisiiatif dalam mengembangkan mobnas Tingkat pemenuhan order Kecukupan jumlah produsen bahan baku Kecukupan jumlah produsen alat manufaktur Riset oleh lembaga penelitian Penelitian bermanfaat yang dihasilkan lembaga penelitian Fasilitas pembiayaan oleh perbankan kontribusi pelaku pendukung Kontribusi pelaku pendukung Pelaku pendukung tergabung dalam suatu klaster komitmen pelaku Komitmen sesama produsen Komitmen sesama pelaku pendukung Teknologi dan fasilitas yang baik dalam proses produksi Produsen mobnas tergabung dalam klaster Kontribusi pelaku inti Kontribusi institusi pendukung Kesamaan visi misi Komitmen antar instansi pendukung Pembentukan klaster Komitmen pelaku Tingkat pemenuhan kebutuhan mobil kontribusi pelaku inti Tingkat pemenuhan spesifikasi terhadap mobil yang diinginkan pasar Kerja sama yang baik antara sesama produsen Kajian perbandingan terhadap mobil import 30

Click to edit. Analisis Kinerja Klaster Industri Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Jawa Timur dengan Pendekatan Sistem Dinamik

Click to edit. Analisis Kinerja Klaster Industri Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Jawa Timur dengan Pendekatan Sistem Dinamik Analisis Kinerja Klaster Industri Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Jawa Timur dengan Pendekatan Sistem Dinamik Click to edit Master Disusun Oleh title style Faradina Dwi Martiningrum (2506 100 034) Dosen

Lebih terperinci

Paramita Anggraini ( ) Pembimbing : Dr.Ir. Sri Gunani Partiwi. Co Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.

Paramita Anggraini ( ) Pembimbing : Dr.Ir. Sri Gunani Partiwi. Co Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M. ANALISIS EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PENYELARASAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN DUNIA INDUSTRI (STUDI KASUS : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 (SMKN 5) DAN INDUSTRI MANUFAKTUR) JURUSAN

Lebih terperinci

Disusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng.

Disusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng. PERUMUSAN SKENARIO KEBIJAKAN SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN DI SURABAYA BERDASARKAN EVALUASI DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN LINGKUNGAN : SEBUAH PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Disusun Oleh Arini Ekaputri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT ABSTRAK PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT Nurul Hudaningsi 1), Nurhadi Siswanto 2) dan Sri Gunani Partiwi 3) 1) Program Studi Teknik Industri, Pascasarjana Teknik Industri,

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 20 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan agroindustri udang merupakan hal yang sangat penting dalam siklus rantai komoditas udang. Pentingnya keberadaan agroindustri udang

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN PT PLN (Persero) merupakan perusahaan penyedia jasa kelistrikan terbesar di Indonesia. Proses dalam meningkatkan usahanya, PT PLN (Persero) tidak dapat melepaskan perhatiannya

Lebih terperinci

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya 1 Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya Dewi Indiana dan Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.Eng. Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peranan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM) dalam perekonomian Indonesia pada dasarnya sudah besar sejak dulu. Sektor UMKM telah dipromosikan dan dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju dan berkembangnya kondisi perekonomian menyebabkan persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Persaingan tersebut menuntut para pelaku bisnis melakukan

Lebih terperinci

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Oleh: Putri Amelia 2508.100.020 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Budisantoso

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model Rekayasa sistem kelembagaan penelusuran pasokan bahan baku agroindustri gelatin untuk menjamin mutu produk melibatkan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pemilihan pemasok merupakan aktivitas yang kompleks, oleh karena itu diperlukan suatu metode yang tepat untuk penyelesaiannya (Wirdianto et al., 2008). Proses pemilihan pemasok bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dimiliki tidak cukup bila informasi tersebut tidak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dimiliki tidak cukup bila informasi tersebut tidak digunakan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang. Kemampuan untuk mengambil keputusan yang cepat, tepat dan akurat akan menjadi kunci keberhasilan dalam persaingan global saat kini. Banyak informasi yang dimiliki

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Pada abad 21, perekonomian ditandai dengan globalisasi ekonomi dimana negara-negara di dunia menjadi satu kekuatan pasar.

1. Pendahuluan Pada abad 21, perekonomian ditandai dengan globalisasi ekonomi dimana negara-negara di dunia menjadi satu kekuatan pasar. ANALISIS EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PENYELARASAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN DUNIA INDUSTRI (STUDI KASUS: SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 (SMKN 5) DAN INDUSTRI MANUFAKTUR) Paramita

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 55 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Membangun agroindustri yang tangguh dan berdaya saing tinggi seharusnya dimulai dengan membangun sistem jaringan rantai pasokan yang tangguh dan saling menguntungkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ilmiah memerlukan suatu kerangka penelitian sebelum pelaksanaannya. Kerangka penelitian tersebut harus disusun secara sistematis dan terarah, berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Sistem pasokan bahan baku dalam suatu agroindustri merupakan salah satu faktor yang penting untuk menjaga kelangsungan proses produksi. Sistem pasokan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2014) Gambar 1.1 Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, dan Pengangguran di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2014) Gambar 1.1 Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, dan Pengangguran di Indonesia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan perindustrian saat ini, pertumbuhan industri nasional maupun global terus meningkat pesat, baik dalam bidang manufaktur, garmen hingga pertambangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelangsungan suatu industri pengolahan kayu sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku utamanya, yaitu kayu. Saat ini industri perkayuan di Indonesia memiliki

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Lembar Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Lembar Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi... DAFTAR ISI Halaman Judul... ii Lembar Pengesahan... iii Lembar Pernyataan... iv Kata Pengantar... V Daftar Isi... vii Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... X Daftar Lampiran... xi Abstrak... Xii I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Langkah-Langkah Penelitian Untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan kemudian disusun metodologi penelitian yang terdiri dari langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai membaik, berdampak pula dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah industri sepeda motor.

Lebih terperinci

KAJIAN KETERKAITAN PELAKU PERGULAAN NASIONAL: SUATU PENGHAMPIRAN MODEL DINAMIKA SISTEM

KAJIAN KETERKAITAN PELAKU PERGULAAN NASIONAL: SUATU PENGHAMPIRAN MODEL DINAMIKA SISTEM KAJIAN KETERKAITAN PELAKU PERGULAAN NASIONAL: SUATU PENGHAMPIRAN MODEL DINAMIKA SISTEM Disusun oleh : Lilik Khumairoh 2506 100 096 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M. Eng. Latar

Lebih terperinci

model simulasi dan formulasi yang dibuat telah benar dan logis serta dapat mereprsentasikan kondisi eksisting.

model simulasi dan formulasi yang dibuat telah benar dan logis serta dapat mereprsentasikan kondisi eksisting. Verifikasi Cek Model pada Vensim Validasi Uji Statistik model simulasi dan formulasi yang dibuat telah benar dan logis serta dapat mereprsentasikan kondisi eksisting. Skenario 1 : Peningkatan kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, usaha kecil selalu. sector ini mampu menunjang upaya pemerataan sebagai salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, usaha kecil selalu. sector ini mampu menunjang upaya pemerataan sebagai salah satu tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, usaha kecil selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunya peranan yang penting, karena sebagian besar jumlah penduduk

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG 1 Febriarto Adhi Wiwoho 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP ABSTRAK ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

RIWAYAT HIDUP ABSTRAK ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

Lebih terperinci

A. KERANGKA PEMIKIRAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Agroindustri sutera alam terutama untuk produk turunannnya berupa kokon, benang sutera, dan kain merupakan suatu usaha yang menjanjikan. Walaupun iklim dan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan. Pada lingkungan yang sangat kompetitif, tidak mungkin bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan. Pada lingkungan yang sangat kompetitif, tidak mungkin bagi suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan bahan baku berkualitas memegang peranan sangat penting dari seluruh rangkaian kegiatan produksi suatu perusahaan industri terutama untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dipresentasikan metodelogi penelitian yang diuraikan menjadi tujuh sub bab yaitu fokus kajian dan tempat, diagram alir penelitian, k-chart penelitian, konseptual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Garansindo Inter Global berdiri sejak tahun 2001 dengan mengambil fokus di bidang otomotif, dengan visi yang revolusioner dan kemampuan untuk melihat peluang sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan komponen otomotif baik untuk kendaraan baru (original equipment manufacture) dan spare parts (after market) cukup besar. Menurut data statistik jumlah populasi

Lebih terperinci

Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN

Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN Software Vensim Simulasi Daya Saing Rantai Nilai Sistem Dinamik Pemodelan Sistem Klaster Industri Makro ergonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pembeli untuk meminta barang yang tersedia di pasar. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pembeli untuk meminta barang yang tersedia di pasar. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Ilmu ekonomi permintaan adalah bagaimana konsumen sebagai pembeli untuk meminta barang yang tersedia di pasar. Dengan demikian pihak supplier dapat memperkirakan

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

Fakultas Teknik Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman era persaingan global saat ini, perusahaan dituntut untuk melakukan peningkatan produktivias dalam rangka untuk menghasilkan output yang optimal. Output

Lebih terperinci

KONDISI EKSISTING INDUSTRI. POTENSI Tulungagung Penghasil marmer terbesar di Indonesia (wikipedia.org) (Disperindag,2009)

KONDISI EKSISTING INDUSTRI. POTENSI Tulungagung Penghasil marmer terbesar di Indonesia (wikipedia.org) (Disperindag,2009) 8// PRESENTASI SIDANG TUGAS AKHIR Departemen Perdagangan RI LATAR BELAKANG 4 subsektor industri kreatif KONTRIBUSI SDA DAERAH NurmaAnita 56..46 Dosen Pembimbing Prof.Dr.Ir.Budisantoso Wirjodirdjo, M.Eng.

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ) EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ) Rista Dwi Novianto 1) dan Suparno 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang keahlian Manajemen

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian mengenai strategi pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Pacitan, maka prioritas strategi yang direkomendasikan untuk mendukung

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN 76 VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN Sistem pengembangan klaster agroindustri aren di Sulawesi Utara terdiri atas sistem lokasi unggulan, industri inti unggulan, produk unggulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu globalisasi ekonomi dunia yang terkait dengan sektor industri telah berkembangan dengan sangat cepat. Dalam upaya menangani isu-isu globalisasi dan dampak yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 67 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kakao merupakan komoditas ekspor unggulan non-migas yang bernilai ekonomi tinggi dan tercatat sebagai penyumbang devisa bagi perekonomian nasional. Ekspor produk

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL Mochammad Taufiqurrochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Putri Amelia dan

Lebih terperinci

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI 8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI Pengembangan agroindustri terintegrasi, seperti dikemukakan oleh Djamhari (2004) yakni ada keterkaitan usaha antara sektor hulu dan hilir secara sinergis dan produktif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA SISTEM

BAB IV ANALISA SISTEM 71 BAB IV ANALISA SISTEM 4.1. Analisa Situasional Agroindustri Sutera Agroindustri sutera merupakan industri pengolahan yang menghasilkan sutera dengan menggunakan bahan baku kokon yaitu kepompong dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran 62 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Agroindustri sutera alam merupakan industri pengolahan yang mentransformasikan bahan baku kokon (hasil pemeliharaan ulat sutera) menjadi benang, kain sutera,

Lebih terperinci

BAB VIII STRATEGI DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN

BAB VIII STRATEGI DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN 111 BAB VIII STRATEGI DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN Sekalipun pelaksanaan P2FM-BLPS di Kabupaten Bogor mengalami berbagai kendala, namun program tersebut sangat mendukung kebijakan pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit telah mampu meningkatkan kuantitas produksi minyak sawit mentah dan minyak inti sawit dan menempatkan

Lebih terperinci

BAB VI PERANCANGAN KEBIJAKAN

BAB VI PERANCANGAN KEBIJAKAN BAB VI PERANCANGAN KEBIJAKAN 6.1 Proses Perancangan Kebijakan Proses perancangan kebijakan industri tepung tapioka di Propinsi Lampung pada dasarnya mengacu pada kebijakan pembangunan daerah Propinsi Lampung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasok merupakan salah satu mitra bisnis yang memegang peranan sangat penting dalam menjamin ketersediaan barang pasokan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman maka tingkat pendidikan pada masyarakat mengalami peningkatan. Oleh karena itu masyarakat memandang bahwa pendidikan pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan dalam home industri apparel berbahan baku kulit sangat ketat. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya pelaku dalam industri tersebut

Lebih terperinci

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya Tugas Akhir- TI 9 Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya Oleh : Dewi Indiana (576) Pembimbing : Prof. Dr. Ir.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KLASTER INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI (MIGAS) DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM

ANALISIS KINERJA KLASTER INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI (MIGAS) DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM ANALISIS KINERJA KLASTER INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI (MIGAS) DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM Faradina Dwi Martiningrum, Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T, dan Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo,

Lebih terperinci

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM 48 6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 6.1. Kebijakan di dalam pengembangan UKM Hasil analisis SWOT dan AHP di dalam penelitian ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai peranan yang paling utama

Lebih terperinci

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Rizal Afriansyah Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Email : rizaldi_87@yahoo.co.id Abstrak - Transportasi mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin memperlihatkan kemajuan dan peningkatan pada semua aspek.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin memperlihatkan kemajuan dan peningkatan pada semua aspek. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Perkembangan dunia otomotif kendaraan bermotor roda empat semakin memperlihatkan kemajuan dan peningkatan pada semua aspek. Diantaranya, yang pertama dapat dilihat

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN Sidang Tesis PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN Disusun oleh : Ivan Angga Shodiqi NRP : 2509 203 011 Dibimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi sangat modern sekarang ini yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi sangat modern sekarang ini yang semakin BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dengan kemajuan teknologi sangat modern sekarang ini yang semakin pesat dan terutama dalam bidang IT. Sebuah SmartPhone sudah tidak lagi sebagai barang mewah seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan suatu daerah merupakan suatu hal yang sangat penting untuk kelangsungan daerah tersebut dalam hal meningkatkan sektor industri penghasil bahan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Tarif Cukai Terhadap Pendapatan Negara Dan Keberlangsungan Usaha Industri Rokok (Sebuah Pendekatan Sistem Dinamik)

Analisis Pengaruh Tarif Cukai Terhadap Pendapatan Negara Dan Keberlangsungan Usaha Industri Rokok (Sebuah Pendekatan Sistem Dinamik) Presentasi Sidang Tugas Akhir Analisis Pengaruh Tarif Cukai Terhadap Pendapatan Negara Dan Keberlangsungan Usaha Industri Rokok (Sebuah Pendekatan Sistem Dinamik) oleh Puja Kristian Adiatma 2507 100 049

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN

IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN PG-122 IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN Fauziyah 1,, Khairul Saleh 2, Hadi 3, Freddy Supriyadi 4 1 PS Ilmu Kelautan Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Oleh: Putri Narita Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M. Eng. Sc

Oleh: Putri Narita Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M. Eng. Sc PEMILIHAN PRIORITAS PENGEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI KECIL MENENGAH POTENSIAL DI KABUPATEN BANGKALAN PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU DENGAN METODE DELPHI DAN ANP Oleh: Putri Narita 2505 100 117 Pembimbing:

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Penelitian perancangan model pengukuran kinerja sebuah sistem klaster agroindustri hasil laut dilakukan dengan berbagai dasar dan harapan dapat dijadikan sebagai perangkat bantuan untuk pengelolaan

Lebih terperinci

MODEL ANALYTICAL NETWORK PROCESS UNTUK PEMILIHAN TEKNOLOGI DATA CENTER (STUDI KASUS PPID-DISPENDIK JATIM)

MODEL ANALYTICAL NETWORK PROCESS UNTUK PEMILIHAN TEKNOLOGI DATA CENTER (STUDI KASUS PPID-DISPENDIK JATIM) MODEL ANALYTICAL NETWORK PROCESS UNTUK PEMILIHAN TEKNOLOGI DATA CENTER (STUDI KASUS PPID-DISPENDIK JATIM) Ethanty Paramita Nugrahini 5208100052 JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik yang stand alone maupun yang online. Salah satu contoh penerapan

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik yang stand alone maupun yang online. Salah satu contoh penerapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, Teknologi Informasi sudah banyak diterapkan diberbagai bidang, baik yang stand alone maupun yang online. Salah satu contoh penerapan Teknologi Informasi

Lebih terperinci

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

6. URUSAN PERINDUSTRIAN 6. URUSAN PERINDUSTRIAN Pembangunan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan dan merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi. Sektor industri memegang peranan penting dalam peningkatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di era globalisasi saat ini, persaingan antar perusahaan semakin ketat. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesadaran untuk menjadi ramah lingkungan bukan saja dimiliki oleh negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesadaran untuk menjadi ramah lingkungan bukan saja dimiliki oleh negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran untuk menjadi ramah lingkungan bukan saja dimiliki oleh negara maju tetapi juga dimiliki oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini digambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan disahkannya Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah dan direvisi menjadi Undang-undang No. 32 tahun 2004

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis (dynamics system). Metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinas Perhubungan Kota Bandung merupakan pendorong utama terwujudnya pembangunan juga kebutuhan sarana, prasarana dan fasilitas yang berdimensi kelancaran dan

Lebih terperinci

PEMILIHAN STRATEGI PENINGKATAN PENJUALAN DI UKM MIKRO TEKNIK

PEMILIHAN STRATEGI PENINGKATAN PENJUALAN DI UKM MIKRO TEKNIK PEMILIHAN STRATEGI PENINGKATAN PENJUALAN DI UKM MIKRO TEKNIK TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri KEVIN KUSNADI 15 16 08624 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Penerapan Analisis Input Output dan ANP dalam Penentuan Prioritas Pengembangan Sub Sektor Industri di Jawa Timur Try Mardiantony, Udisubakti Ciptomulyono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. Penjelasan rinci dari masing-masing subbab dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Model Pemilihan Skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Investasi Air Minum Menggunakan Proses Jaringan Analitis (ANP) ini merupakan penelitian yang bersifat

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv viii xv xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan baja yang masih terus tumbuh didukung oleh pembangunan sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual Growth Rate/CAGR (2003 2012)

Lebih terperinci

DECISION SUPPORT DALAM PEMILIHAN STAF TERBAIK DENGAN METODE ANP

DECISION SUPPORT DALAM PEMILIHAN STAF TERBAIK DENGAN METODE ANP DECISION SUPPORT DALAM PEMILIHAN STAF TERBAIK DENGAN METODE ANP Edy Victor Haryanto Universitas Potensi Utama Jl. KL. Yos Sudarso, Km. 6,5 No. 3A Tanjung Mulia Medan Abstrak Staf atau Pegawai adalah salah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan yang dijadikan objek penelitian yaitu CV Bintang Prima Perkasa.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan yang dijadikan objek penelitian yaitu CV Bintang Prima Perkasa. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Pada bagian ini akan dijelaskan sekilas mengenai gambaran umum perusahaan yang dijadikan objek penelitian yaitu CV Bintang Prima Perkasa. 4.1.1

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR MINYAK MENUJU BAHAN BAKAR GAS MENGGUNAKAN PENGHAMPIRAN SISTEM DINAMIS

MODEL SIMULASI KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR MINYAK MENUJU BAHAN BAKAR GAS MENGGUNAKAN PENGHAMPIRAN SISTEM DINAMIS Muh. Khoirul Khakim Habibi 2508 100 046 MODEL SIMULASI KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR MINYAK MENUJU BAHAN BAKAR GAS MENGGUNAKAN PENGHAMPIRAN SISTEM DINAMIS 2 nd Place of Research Grant for Management Studies

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak kepada ketatnya persaingan, dan cepatnya perubahan lingkungan usaha. Perkembangan

Lebih terperinci

PEMODELAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM INOVATIF

PEMODELAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM INOVATIF PEMODELAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM INOVATIF Nunu Noviandi Peneliti Utama Kajian Pemodelan Pengembangan PI-UMKM Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing 2010 1 Latar Belakang Kebijakan pengembangan

Lebih terperinci

PEMODELAN DINAMIKA PENERIMAAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS PELITA HARAPAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS

PEMODELAN DINAMIKA PENERIMAAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS PELITA HARAPAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS TUGAS AKHIR PEMODELAN DINAMIKA PENERIMAAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS PELITA HARAPAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh

Lebih terperinci

Gambar 9 Sistem penunjang keputusan pengembangan klaster agroindustri aren.

Gambar 9 Sistem penunjang keputusan pengembangan klaster agroindustri aren. 44 V. PEMODELAN SISTEM Dalam analisis sistem perencanaan pengembangan agroindustri aren di Sulawesi Utara menunjukkan bahwa terdapat berbagai pihak yang terlibat dan berperan didalam sistem tersebut. Pihak-pihak

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif disertai dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kapabilitas suatu perusahaan tidak dapat dicapai hanya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN X KALIMANTAN TENGAH

PENGEMBANGAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN X KALIMANTAN TENGAH PENGEMBANGAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN X KALIMANTAN TENGAH Eko Nurmianto Jurusan Teknik Industri, ITS, Surabaya, Email : nurmi@sby.centrin.net.id

Lebih terperinci

PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU ALUMINIUM INGOT ADC12S DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU ALUMINIUM INGOT ADC12S DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU ALUMINIUM INGOT ADC12S DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG Nama NPM : 32412666 Jurusan Pembimbing : Fairuz Inanda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dunia telah diwarnai dengan persaingan yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya, terutama perusahaan

Lebih terperinci

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA Agustian Noor Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Tanah Laut Jl. A Yani Km 6 Pelaihari Tanah Laut Kalimantan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PENGESAHANDEWAN PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv

DAFTAR ISI. PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PENGESAHANDEWAN PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv DAFTAR ISI PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENGESAHANDEWAN PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... v UCAPAN TERIMA KASIH...

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) merupakan lembaga penelitian di bawah Kementerian Pertanian RI yang khusus melakukan riset bidang pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Berdasarkan diagram alir pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan mulai

Lebih terperinci

INDUSTRI MARMER DAN ONIX TULUNGAGUNG OLEH: YUDA HADI PRAYOKO NIM

INDUSTRI MARMER DAN ONIX TULUNGAGUNG OLEH: YUDA HADI PRAYOKO NIM INDUSTRI MARMER DAN ONIX TULUNGAGUNG OLEH: YUDA HADI PRAYOKO NIM. 10.11.4594 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Abstrak Industri marmer

Lebih terperinci