PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN"

Transkripsi

1 Sidang Tesis PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN Disusun oleh : Ivan Angga Shodiqi NRP : Dibimbing oleh: Prof. Dr. Ir. Suparno, M.S.I.E Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., PhD 1

2 Latar Belakang Pemilihan suplier yang tepat tidak hanya menguntungkan bagi perusahaan tetapi juga meningkatkan kepuasan pelanggan Bahan baku dan komponen dapat mencapai 70% dari biaya produk dalam industri manufaktur (Demirtas dan Ustun, 2008) Pemilihan supplier adalah permasalahan multi kriteria yang melibatkan faktor atau kriteria kualitatif dan kuantitatif. Trade-off antara faktor tangible dan intangible sangat penting dilakukan dalam pemilihan supplier (Tahriri et al., 2008) 2

3 Latar Belakang - 2 Seringkali dalam pemilihan suplier, pengambil keputusan dihadapkan pada kriteria pemilihan suplier yang saling berkaitan satu dengan yang lain Perusahaan bisa dihadapkan pada banyaknya alternatif supplier yang tersedia Sedangkan untuk meningkatkan daya saing perusahaan, dalam pemilihan suplier tidak hanya menetapkan satu target tujuan tetapi juga menetapkan beberapa tujuan sekaligus 3

4 Permasalahan Bagaimana melakukan pemilihan supplier dengan kriteria pemilihan yang saling berkaitan dan mempunyai banyak pilihan supplier serta bagaimana mengalokasikan order dengan mengoptimalkan sejumlah tujuan yang hendak dicapai. Tujuan 1. Menghasilkan pengembangan metode pemilihan supplier dengan mengkombinasikan ANP, TOPSIS, cluster analysis dan goal programming. 2. Untuk menghasilkan solusi dalam pemilihan supplier sesuai dengan kriteria yang ditentukan dan mengoptimalkan beberapa fungsi tujuan 4

5 Ruang Lingkup Penelitian Batasan Produk yang digunakan adalah produk tunggal Asumsi 1. Data awal yang didapat dari focus group mewakili kriteria untuk melakukan klaster 2. Kriteria pemilihan supplier berkaitan antara satu dengan yang lainnya 5

6 Posisi penelitian ini terhadap penelitian - penelitian pemilihan supplier sebelumnya No Karakteristik Penelitian Ghodyspour dan O'Brien (1998) Muftih (2005) Penelitian - penelitian sebelumnya Wang (2005) Bottani dan Rizzi (2008) Demirtas dan Ustun (2008) Suhartini (2010) Lin et al. (2011) Posisi penelitian ini 1 AHP v v v 2 ANP v v v 3 TOPSIS v v 4 QFD v 5 Fuzzy QFD v 6 Fungsi tujuan tunggal v v v 7 Fungsi tujuan multi v v v v 8 Linear Programming v v v 9 Multi Objective Mixed Integer Linear Programming v 10 Goal Programming v v v 11 Cluster Analysis v v 6

7 Cluster Analysis Cluster analysis adalah suatu analisis statistik yang bertujuan memisahkan obyek kedalam beberapa kelompok yang mempunyai sifat berbeda antar kelompok yang satu dengan yang lain. Tiap - tiap kelompok dalam cluster analysis bersifat homogen antar anggota dalam kelompok. Tujuan utama cluster analysis adalah menggabungkan objek - objek yang mempunyai kesamaan ke dalam sebuah kelompok atau klaster. 7

8 Analytical Network Process-1 Analytical Network Process (ANP) merupakan sebuah pengembangan dari metodologi Analytical Hierarchy Process (AHP) yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan Multi Criteria Decision Making (MCDM). ANP dapat memodelkan sistem dengan feedback dimana 1 level mungkin mendominasi dan didominasi baik secara langsung atau tidak langsung oleh level lainnya. Kelebihan dari ANP adalah dapat diaplikasikan untuk permasalahan multi kriteria yang didalamnya terdapat hubungan innerdependence, dengan kata lain ANP memungkinkan terjadinya feedback yang tidak dapat dilakukan dalam AHP. 8

9 Technique for Order Preference by Similarity to Idea Solution (TOPSIS) Metode TOPSIS merupakan pendekatan untuk penyelesaian permasalahan multikriteria Konsep TOPSIS adalah alternatif yang terdekat dengan ideal solution dan terjauh dari negative ideal solution pada multi-dimentional computing space adalah pilihan optimal. 9

10 Goal Programming Goal programming muncul karena sebagian besar permasalahan optimasi hanya mempertimbangkan satu fungsi tujuan, sedangkan sering kali sebuah permasalahan memiliki lebih dari satu fungsi tujuan dimana fungsi tujuan satu dengan lainnya dapat menimbulkan konflik. 10

11 METODOLOGI PENELITIAN Studi pendahuluan Identifikasi dan rumusan masalah Menetapkan tujuan Pengumpulan data Pemodelan dan pengembangan model: - Cluster analysis - ANP dan TOPSIS - Alokasi order dengan Goal programming Pengolahan data Analisa dan interpretasi Kesimpulan dan saran 11

12 PENGEMBANGAN MODEL 12

13 Skema Pengembangan Model Penelitian ini mengacu pada model dasar yang diajukan oleh Lin et al. (2011) Model dasar Pemilihan supplier pada: - Produk tunggal - Produk disuplai oleh beberapa alternatif supplier - Fungsi tujuan tunggal Pada kenyataannya - Satu produk bisa disuplai oleh alternatif supplier yang jumlahnya sangat banyak - Perusahaan bisa menetapkan mempunyai sejumlah tujuan Rencana penelitian: Mengembangkan pemilihan supplier dengan: - Produk tunggal - Alternatif supplier berjumlah banyak - Perusahaan mempunyai sejumlah tujuan yang hendak dicapai 13

14 Model Dasar Lin et al. (2011) : pemilihan supplier dengan mengkombinasikan metode ANP dan TOPSIS dan menyelesaikan alokasi order dengan linier programming Prosedur Tujuan Metodologi Kualitatif Focus group Pendefinisian kriteria dan menemukan keterkaitan antara kriteria Analytic Network Process (ANP) Menghitung bobot dari tiap kriteria Technic for Order Preference by Similarity to Idea Solution (TOPSIS) Merangking dan menghitung skor akhir dari tiap alternatif Linier Programming (LP) Menghitung alokasi order yang sesuai untuk tiap supplier 14

15 Alokasi order pada model dasar dengan linier programming - 1 Max Subject to : (batasan demand) (batasan kualitas) (batasan pengiriman) (batasan budget) (batasan kapasitas) i=1,2,...n 15

16 Alokasi order pada model dasar dengan linier programming - 2 Dimana : S i rangking akhir supplier i X i. jumlah order untuk tiap supplier i i indeks supplier ke 1,2,3,...n Q permintaan bahan baku di tingkat cacat bahan baku dari supplier i B maksimum tingkat cacat yang ditoleransi pi tingkat keterlambatan pengiriman supplier i U maksimum tingkat keterlambatan yang ditoleransi A maksimum harga per unit bahan baku yang ditoleransi Ci kapasitas pembelian maksimum bahan baku yang mampu disediakan supplier ke-i. 16

17 Pengembangan Model Prosedur Metodologi Kualitatif Focus group Tujuan Pendefinisian kriteria dan menemukan keterkaitan antara kriteria Cluster Analysis Mengelompokkan supplier ke dalam sejumlah klaster Klaster terpilih Proses pemilihan supplier ANP dan TOPSIS Menghitung bobot dari tiap kriteria dan menghitung skor akhir dari tiap supplier pada klaster terplilih Proses alokasi order Goal Programming (GP) Menghitung alokasi order yang sesuai untuk tiap supplier 17

18 Cluster Analysis Alternatif supplier yang tersedia jumlahnya 29 supplier. Untuk mereduksi variansi supplier maka dilakukan cluster analysis Kriteria pengklasteran diperoleh berdasarkan focus group discussion meliputi: 1.Respon penawaran (dengan sub kriteria: pengiriman penawaran dan kelengkapan dokumen) 2.Kriteria penilaian pemenang (dengan sub kriteria: aspek teknis dan aspek ekonomis) 3.Kedatangan barang (dengan sub kriteria: kesesuaian kualitas/jumlah dan konsistensi terhadap due date, 4.Konsistensi pengiriman 18

19 Pengklasteran Alternatif Supplier - 1 Digunakan klaster hirarki dengan menggunakan metode centroid dalam proses pengklasteran 19

20 Pengklasteran Alternatif Supplier - 2 Penggolongan dapat dikerucutkan menjadi 2 klaster besar berdasarkan kesamaan performansinya Klaster 1 mempunyai nilai rata rata performansi sebesar 21,66 sedangkan klaster 2 mempunyai nilai rata rata performansi sebesar 31,63. Supplier yang terpilih adalah suplier yang ada dalam klaster 2 yaitu sebanyak empat supplier yang terdiri dari CV. Trisari Kumpul., PT. Anugrah Binajaya Steel, PT. Central Niaga Mandiri dan PT. Sutindo Raya Mulia 20

21 Analytical Network Process (ANP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Idea Solution (TOPSIS) Pada penelitian ini kriteria yang digunakan dalam pemilihan supplier mengacu pada penelitian Lin et al. (2011) dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan. Kriteria tersebut terdiri dari: 1. Kriteria harga Sub kriteria : Material, transportasi, manajemen dan negosiasi. 2. Kriteria kualitas Sub kriteria : keandalan, inovasi serta riset dan pengembangan. 3. Kriteria pelayanan Sub kriteria : attitude, komunikasi, kecepatan respon, degree communication dan penggunaan teknologi. 4. Kriteria pengiriman Sub kriteria : akurasi, lead time dan lokasi. 5. Kriteria kepercayaan Sub kriteria : kredibiltas dan kapabilitas 21

22 Model Network ANP Material Transportasi Keandalan Inovasi Manajemen Negosiasi Riset dan pengembangan Harga Kualitas Kredibilitas Kapabilitas Kepercayaan Attitude Komunikasi Kecepatan respon Akurasi Lead time Degree Communication Pelayanan Penggunan teknologi Lokasi Pengiriman 22

23 Hasil pembobotan kriteria dengan ANP Kriteria Sub kriteria Bobot Material Harga Transportasi Manajemen Negosiasi Keandalan Kualitas Inovasi Riset dan pengembangan Attitude Komunikasi Pelayanan Kecepatan respon Degree communication Penggunaan teknologi Akurasi Pengiriman Lead time Lokasi Kepercayaan Kredibilitas Kapabilitas

24 Hasil perangkingan supplier dengan TOPSIS Rank Supplier Ci 1 CV. Trisari Kumpul PT. Anugerah Binajaya Steel PT. Central Niaga Mandiri PT. Sutindo Raya Mulia CV. Trisari Kumpul menempati rangking pertama karena kriteria yang dimilikinya mempunyai jarak paling dekat dengan kriteria ideal. Semakin akhir rangking supplier maka jarak kriteria yang dimilikinya lebih jauh dari kriteria ideal jika dibandingkan dengan supplier dengan peringkat di atasnya. 24

25 Alokasi order pada pengembangan model dasar dengan goal programming -1 Alokasi order pada model dasar Lin et al. (2011) mempunyai satu fungsi tujuan yaitu memaksimalkan Total Value Purchasing (TVP) Permasalahan alokasi order dikembangkan pada permasalahan dimana ada sejumlah tujuan (multi objective) Sehingga digunakan goal programming untuk menyelesaikan permasalahan alokasi order pada supplier yang terpilih. 25

26 Alokasi order pada pengembangan model dengan goal programming -2 Tujuan yang ingin dicapai Memaksimalkan total value purchasing (TVP) Meminimumkan total biaya pembelian perusahaan Meminimumkan jumlah cacat bahan baku Meminimumkan jumlah keterlambatan pengiriman Variabel Keputusan Pada penelitian ini, variabel keputusan yang dicari adalah: S i rangking akhir supplier i X i. jumlah order untuk tiap supplier i Dengan i adalah indeks supplier ke 1,2,3,...n 26

27 Formulasi goal programming - 1 Pada tahap ini fungsi tujuannya meminimasi deviasi antara berbagai tujuan Fungsi objektif 1. Memaksimalkan total value purchasing (TVP) 2. Meminimumkan total biaya pembelian 3. Meminimumkan tingkat cacat produk 4. Meminimumkan keterlambatan pengiriman 27

28 Batasan permintaan Formulasi goal programming - 2 Batasan kapasitas supplier Batasan kapasitas penyimpanan gudang perusahaan nn ii=1 XX ii WW Bentuk fungsi tujuan pada goal programming dapat diformulasikan sebagai berikut: Meminimalkan : 28

29 Meminimalkan : Subject to: Formulasi goal programming

30 Hasil alokasi order dengan goal programming Supplier Alokasi order CV. Trisari Kumpul 90 PT. Anugerah Binajaya Steel 80 PT. Central Niaga Mandiri 54 PT. Sutindo Raya Mulia 26 Total 250 Jika dibandingkan antara rangking supplier yang diperoleh dari TOPSIS dan besarnya prosentase alokasi order, maka prosentase alokasi order berbanding lurus dengan urutan rangking supplier. Semakin baik peringkat supplier maka prosentase alokasi order yang diterima supplier semakin besar. 30

31 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan: Untuk efisiensi dalam pemilihan supplier maka alternatif supplier yang berjumlah besar diperlukan pengklasteran untuk dipilih satu klaster terbaik Terbentuk dua klaster dan klaster 2 terpilih sebagai klaster terbaik, dimana klaster 2 terdiri dari empat supplier yaitu: CV. Trisari Kumpul, PT. Anugerah Binajaya Steel, PT. Central Niaga Mandiri dan PT. Sutindo Raya Mulia. Terdapat 5 kriteria pemilihan supplier yang totalnya terdiri dari 17 sub kriteria. Dari sejumlah kriteria tersebut kriteria kepercayaan yang terdiri dari sub kriteria kredibilitas dan kapabilitas memiliki bobot yang paling besar. Hasil perangkingan dengan TOPSIS diperoleh urutan rangking supplier yaitu: 1)CV. Trisari Kumpul, 2)PT. Anugerah Binajaya Steel, 3)PT. Central Niaga Mandiri, 4)PT. Sutindo Raya Mulia. 31

32 Kesimpulan (lanjutan) Alokasi order diselesaikan dengan goal proramming dengan mempertimbangkan empat fungsi tujuan yaitu: memaksimalkan total value purchasing (TVP), meminimumkan total biaya pembelian, meminimumkan tingkat cacat produk dan meminimumkan keterlambatan pengiriman. Dari hasil perhitungan dengan goal programming disimpulkan bahwa semakin baik rangking supplier maka prosentase alokasi order supplier semakin besar. Saran Penelitian pemilihan supplier ini bisa dikembangkan pada multi produk bukan hanya sebatas produk tunggal. Penelitian selanjutnya bisa dilakukan dengan kombinasi metode multi criteria decision making lainnya sehingga akan menambah wawasan dalam pemilihan supplier. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan analisa sensitivitas dalam pemilihan suppliernya dan juga dalam melakukan alokasi order 32

33 Langkah langkah TOPSIS-1 Langkah 1 : membangun matrik keputusan (D) dengan menggunakan nilai dari kriteria Langkah 2 : Menormalisasikan matrik keputusan (D) melalui perhitungan berikut ini 33

34 Langkah langkah TOPSIS-2 Langkah 3 : Membangun matrik keputusan terbobot yang sudah dinormalkan (V) Langkah 4 : Menjelaskan solusi ideal dan solusi negatifnya melalui perhitungan berikut ini. 34

35 Tabel Solusi Ideal Sub kriteria A + A - Material Transportasi Manajemen Negosiasi Keandalan Inovasi Riset dan pengembangan Attitude Komunikasi Kecepatan respon Degree communication Penggunaan teknologi Akurasi Lead time Lokasi Kredibilitas Kapabilitas

36 Langkah langkah TOPSIS-3 Langkah 5 : Hitung jarak antara solusi ideal dengan solusi negatifnya untuk masing-masing alternatif. Langkah 6 : Hitung hubungan terdekat dari solusi idealnya untuk masing-masing alternatif. Langkah 7 : Merangking order dari alternatif 36

37 Goal programming Meminimalkan deviasi Pada tahap ini fungsi tujuannya meminimasi deviasi antara berbagai tujuan Fungsi objektif 1. Memaksimalkan total value purchasing (TVP) Memaksimalkan Persamaan di atas dirubah ke bentuk goal programming menjadi: n 1 adalah deviasi negatif ke 1 yang menunjukkan tingkat pencapaian TVP kurang dari nilai yang ditargetkan. p 1 adalah deviasi positif ke 1 yang menunjukkan tingkat pencapaian TVP melebihi dari nilai yang ditargetkan. g 1 adalah target TVP yang ingin dicapai. 37

38 Fungsi objektif-2 2. Meminimumkan total biaya pembelian Meminimalkan Persamaan di atas dirubah ke bentuk goal programming menjadi: Dimana: n 2 adalah deviasi negatif ke 2 yang menunjukkan tingkat pencapaian biaya pembelian kurang dari nilai yang ditargetkan. p 2 adalah deviasi positif ke 2 yang menunjukkan tingkat pencapaian biaya pembelian melebihi dari nilai yang ditargetkan. g 2 adalah target biaya pembelian yang ditentukan a i adalah harga per unit bahan baku yang dari supplier i 38

39 Fungsi objektif-3 3. Meminimumkan tingkat cacat produk Meminimalkan Persamaan di atas dirubah ke bentuk goal programming menjadi: Dimana: n 3 adalah deviasi negatif ke 3 yang menunjukkan jumlah cacat produk kurang dari nilai yang ditargetkan. p 3 adalah deviasi positif ke 3 yang menunjukkan jumlah cacat produk melebihi dari nilai yang ditargetkan. g 3 adalah target jumlah cacat yang ditentukan di adalah tingkat cacat bahan baku dari supplier i 39

40 Fungsi objektif-4 4. Meminimumkan keterlambatan pengiriman Meminimalkan Persamaan di atas dirubah ke bentuk goal programming menjadi: Dimana: n 4 adalah deviasi negatif ke 4 yang menunjukkan tingkat pencapaian keterlambatan pengiriman kurang dari nilai yang ditargetkan. p 4 adalah deviasi positif ke 4 yang menunjukkan tingkat pencapaian keterlambatan melebihi dari nilai yang ditargetkan. g 4 adalah target jumlah keterlambatan pengiriman yang ditentukan pi adalah tingkat keterlambatan pengiriman supplier i 40

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN SUPPLIER SELECTION INTEGRATING CLUSTER ANALYSIS, ANP AND TOPSIS WITH MULTI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen rantai pasok adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaan yang terintegrasi dari rantai pasok (Pujawan, 2005). Rantai Pasok adalah suatu kegiatan menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbaik. Produk dengan kualitas yang baik memerlukan bahan baku dengan

BAB I PENDAHULUAN. terbaik. Produk dengan kualitas yang baik memerlukan bahan baku dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuntutan pelanggan akan produk yang berkualitas tinggi menyebabkan perusahaan selalu berusaha untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang terbaik. Produk dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Multi Criteria Decision Making (MCDM) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman maka tingkat pendidikan pada masyarakat mengalami peningkatan. Oleh karena itu masyarakat memandang bahwa pendidikan pada tingkat

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013 PEMILIHAN PEMASOK DAN ALOKASI PEMESANAN BAHAN BAKU PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING. STUDI KASUS DI CV. SUMBER CAHAYA HIDUP Fandy Hartono,1) dan Suparno 2) 1)Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, melainkan juga

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER

INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER Juwita Metrihayu Rahmadani dan Udisubakti Ciptomulyono Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan dalam mengevaluasi supplier selalu berkaitan erat dengan pemilihan supplier yang tepat, dengan alokasi kuotanya yang berbeda-beda. Satu kesalahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Parthasarathy (2007) menyatakan dengan semakin kompetitifnya bisnis dari waktu ke waktu, kebutuhan akan proses bisnis yang baru dan tujuan bisnis yang baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di era globalisasi saat ini, persaingan antar perusahaan semakin ketat. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga menuntut

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 PEMILIHAN PEMASOK DAN ALOKASI ORDER BAHAN UTAMA FINNED HEAT EXCHANGER DENGAN INTEGRASI METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING DI PT. X INDONESIA Mohammad Effendi 1 dan Suparno 2) 1) Program

Lebih terperinci

PEMILIHAN PEMASOK DAN PENGALOKASIAN ORDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-ANALYTIC NETWORK PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS DI PT.

PEMILIHAN PEMASOK DAN PENGALOKASIAN ORDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-ANALYTIC NETWORK PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS DI PT. PEMILIHAN PEMASOK DAN PENGALOKASIAN ORDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-ANALYTIC NETWORK PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS DI PT. SA) SUPPLIER SELECTION AND ORDER ALLOCATION USING FUZZY- ANALYTIC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju dan berkembangnya kondisi perekonomian menyebabkan persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Persaingan tersebut menuntut para pelaku bisnis melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX Daniar Dwi Pratiwi 1, Erwin Budi Setiawan 2, Fhira Nhita 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming. PENENTUAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN PELAKSANA PROYEK Chintya Ayu Puspaningtyas, Alvida Mustika Rukmi, dan Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN PT PLN (Persero) merupakan perusahaan penyedia jasa kelistrikan terbesar di Indonesia. Proses dalam meningkatkan usahanya, PT PLN (Persero) tidak dapat melepaskan perhatiannya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Hasugian (2011), Windarsari (2010), Suhartini (2010),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, metodologi penelitian merupakan suatu proses berpikir yang sistematis atau tahap-tahap penelitian yang diawali dengan mengidentifikasi masalah,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Robbins dan Coultier (2012) menyatakan bahwa manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan

Lebih terperinci

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Ahmad Abdul Chamid 1*, Alif Catur Murti 1 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekploitasi sumberdaya mineral atau bahan galian seperti pasir merupakan salah satu pendukung sektor pembangunan baik secara fisik, ekonomi maupun sosial.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini beberapa penelitian terdahulu mengenai pemilihan vendor software ERP akan dijelaskan secara detail, dimana karakteristik pada suatu pemilihan vendor software ERP melibatkan

Lebih terperinci

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS Dino Caesaron 1), Leksani B. R. 2 ) Program Studi Teknik Industri-Universitas

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-492 Nama Mata Kuliah : Multicriteria Decision Making Jumlah SKS :

SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-492 Nama Mata Kuliah : Multicriteria Decision Making Jumlah SKS : SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-492 Nama Mata Kuliah : Multicriteria Decision Making Jumlah SKS : 3 Semester : VIII Mata Kuliah Pra Syarat : TKI-314 Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai supplier maupun sebagai pelanggan, baik yang beroperasi dalam wilayah Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang & Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang & Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang & Permasalahan Permasalahan dalam mengevaluasi supplier selalu berkaitan erat dengan pemilihan supplier yang tepat, dengan alokasi kuotanya yang berbeda-beda. Satu

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS 3.1 Penggunaan Konsep Fuzzy Apabila skala penilaian menggunakan variabel linguistik maka harus dilakukan proses pengubahan variabel linguistik ke dalam bilangan fuzzy.

Lebih terperinci

PDF Compressor Pro. Kata Pengantar

PDF Compressor Pro. Kata Pengantar Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi --- 1 Kata Pengantar Alhamdulillahi robbil alamin, puji syukur kami sampaikan ke hadirat Allah SWT, karena Jurnal Tekinfo (Jurnal Ilmiah Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Objek Wisata Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG 1 Febriarto Adhi Wiwoho 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROVIDER INTERNET MENGGUNAKAN METODE AHP dan SAW DOSEN : DRS. RETANTYO WARDOYO, M.Sc., Ph.D

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROVIDER INTERNET MENGGUNAKAN METODE AHP dan SAW DOSEN : DRS. RETANTYO WARDOYO, M.Sc., Ph.D SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROVIDER INTERNET MENGGUNAKAN METODE AHP dan SAW DOSEN : DRS. RETANTYO WARDOYO, M.Sc., Ph.D Disusun Oleh Ibnu Triyanto 1411 Kirwanto 1411 Nuralia 1411601261 Putri Hayati

Lebih terperinci

PENERAPAN PERBANDINGAN METODE AHP-TOPSIS DAN ANP-TOPSIS MENGUKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI GORONTALO

PENERAPAN PERBANDINGAN METODE AHP-TOPSIS DAN ANP-TOPSIS MENGUKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI GORONTALO PENERAPAN PERBANDINGAN METODE AHP-TOPSIS DAN ANP-TOPSIS MENGUKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI GORONTALO Moh Ramdhan Arif Kaluku 1, Nikmasari Pakaya 2 1 aliaskaluku@gmail.com, 2 nikmasaripakaya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Proses pemilihan supplier merupakan salah satu aktifitas penting dalam suatu organisasi. Kesalahan dalam pemilihan supplier dapat berdampak pada terganggunya kelangsungan proses

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bahan baku merupakan sumber daya utama dalam kegiatan produksi selain sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan mesin sebagai sumber daya teknologi, dengan alasan diatas maka perlu dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN PROYEK PADA ASOSIASI KONTRAKTOR MENGGUNAKAN FUZZY AHP DAN FUZZY TOPSIS

ANALISIS PEMILIHAN PROYEK PADA ASOSIASI KONTRAKTOR MENGGUNAKAN FUZZY AHP DAN FUZZY TOPSIS TESIS ANALISIS PEMILIHAN PROYEK PADA ASOSIASI KONTRAKTOR MENGGUNAKAN FUZZY AHP DAN FUZZY TOPSIS DENNY JEAN CROSS SIHOMBING No. Mhs.: 145302164/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam memenangkan pasar. Salah satu cara untuk memuaskan keinginan konsumen, yaitu dengan menjaga

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan Multi Kriteria. Riset Operasi TIP FTP UB

Pengambilan Keputusan Multi Kriteria. Riset Operasi TIP FTP UB Pengambilan Keputusan Multi Kriteria Riset Operasi TIP FTP UB Pokok Bahasan Program Tujuan (Goal Programming) Interpretasi Grafik dari Program Tujuan Solusi Komputer untuk Masalah Program Tujuan Proses

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pemilihan pemasok merupakan aktivitas yang kompleks, oleh karena itu diperlukan suatu metode yang tepat untuk penyelesaiannya (Wirdianto et al., 2008). Proses pemilihan pemasok bertujuan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MENGAPLIKASIKAN MODEL AHP ( ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ) DENGAN METODE FUZZY UNTUK MEMILIH BOBOT KRITERIA SUPPLIER

TUGAS AKHIR MENGAPLIKASIKAN MODEL AHP ( ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ) DENGAN METODE FUZZY UNTUK MEMILIH BOBOT KRITERIA SUPPLIER TUGAS AKHIR MENGAPLIKASIKAN MODEL AHP ( ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ) DENGAN METODE FUZZY UNTUK MEMILIH BOBOT KRITERIA SUPPLIER Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelarsarjana Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Linear adalah suatu alat yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi suatu model linear dengan keterbatasan-keterbatasan sumber daya yang tersedia.

Lebih terperinci

METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN KUALITAS KULIT ULAR UNTUK KERAJINAN TANGAN (STUDI KASUS : CV. ASIA EXOTICA MEDAN)

METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN KUALITAS KULIT ULAR UNTUK KERAJINAN TANGAN (STUDI KASUS : CV. ASIA EXOTICA MEDAN) METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN KUALITAS KULIT ULAR UNTUK KERAJINAN TANGAN (STUDI KASUS : CV. ASIA EXOTICA MEDAN) Alfa Saleh 1, Ria Eka Sari 2, Harris Kurniawan 3 STMIK Potensi

Lebih terperinci

PEMILIHAN STRATEGI PENINGKATAN PENJUALAN DI UKM MIKRO TEKNIK

PEMILIHAN STRATEGI PENINGKATAN PENJUALAN DI UKM MIKRO TEKNIK PEMILIHAN STRATEGI PENINGKATAN PENJUALAN DI UKM MIKRO TEKNIK TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri KEVIN KUSNADI 15 16 08624 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang kompleks dalam mengambil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersamasama bekerja untuk menciptakan dan mengantar suatu produk ke tangan pemakai akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia 15-59 tahun berada di urutan

Lebih terperinci

PENDEKATAN FUZZY-QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN GOAL PROGRAMMING DALAM PEMILIHAN SUPPLIER

PENDEKATAN FUZZY-QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN GOAL PROGRAMMING DALAM PEMILIHAN SUPPLIER Program Studi MMT-ITS, Surabaya Pebruari 00 PENDEKATAN FUZZY-QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN GOAL PROGRAMMING DALAM PEMILIHAN SUPPLIER Suhartini, Suparno, dan Hari Supriyanto. Jurusan Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia Mengunakan Metode ANP-TOPSIS

Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia Mengunakan Metode ANP-TOPSIS Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia Mengunakan Metode ANP-TOPSIS Moh Ramdhan Arif Kaluku 1, Nikmasari Pakaya 2 Jurusan Teknik Informastika Universitas Negeri Gorontalo Gorontalo, Indonesia 1

Lebih terperinci

Pendahuluan. Metodologi Penelitian. Kesimpulan dan saran

Pendahuluan. Metodologi Penelitian. Kesimpulan dan saran Pendahuluan 1 Metodologi Penelitian 2 3 Model FDEA dgn Alokasi order 34 Hasil penelitian Kesimpulan dan saran 5 Latar Belakang Third Party Logistic adalah Warehousing Cross docking Packaging Distribution

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab 1 pendahuluan ini berisikan tentang latar belakang permasalahan yang terjadi jaringan distirbusi, tujuan penelitian, rumusan masalah, batasan masalah dan asumsi penelitian serta sistematika

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Pendahuluan Ngatawi 1 dan Ira Setyaningsih 2 Abstrak:

Lebih terperinci

Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP

Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP Analytic Hierarchy Process atau AHP dikembangkan oleh Prof. Thomas L. Saaty sebagai algoritma pengambilan keputusan untuk permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menanggulangi kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja diperdesaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. menanggulangi kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja diperdesaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk miskin di Indonesia tercatat 13,33% dan sekitar 63,37% dari jumlah tersebut berada di perdesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian (Badan

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA PEMILIHAN SUPPLIER BAJA H-BEAM DENGAN INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (Studi Kasus: CV. Dharma Kencana) H-BEAM STEEL SUPPLIER

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan merupakan suatu tantangan bagi perusahaan untuk terus berusaha memberikan yang terbaik bagi konsumen. Perusahaan yang mampu memenuhi keinginan konsumen,

Lebih terperinci

PENENTUAN PEMINATAN PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS (STUDI KASUS SMA NEGERI 6 SEMARANG)

PENENTUAN PEMINATAN PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS (STUDI KASUS SMA NEGERI 6 SEMARANG) PENENTUAN PEMINATAN PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS (STUDI KASUS SMA NEGERI 6 SEMARANG) Rahmawan Bagus Trianto 1 1 Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Semarang E-mail : 111201005199@mhs.dinus.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan 22 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Sistem Sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep dan prosedur yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapi dengan masalah pengambilan keputusan yang bermacam-macam. Dari pengambilan keputusan yang melibatkan satu faktor saja

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan smartphone yang tepat merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan oleh pengguna (dalam hal ini pengambil keputusan) sebelum melakukan pembelian.

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ) EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ) Rista Dwi Novianto 1) dan Suparno 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang keahlian Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manjemen rantai suplai merupakan suatu proses untuk mengintegrasi,

BAB I PENDAHULUAN. Manjemen rantai suplai merupakan suatu proses untuk mengintegrasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan ketat dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif dalam hal memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan dapat meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MURIA KUDUS FAKULTAS TEKNIK SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS MURIA KUDUS FAKULTAS TEKNIK SISTEM INFORMASI ( MAKALAH SISTEMPENUNJANGKEPUTUSAN METODE TOPSIS) Disusun oleh : Ahmad Arifin (2009-53-060) Erik Ahmad A (2009-53-063) Arif Ridwan (2009-53-076) Panji Hedri Wibowo (2009-53-081) UNIVERSITAS MURIA KUDUS

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALISA HASIL PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN FUZZY PERBANDINGAN BERPASANGAN

BAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALISA HASIL PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN FUZZY PERBANDINGAN BERPASANGAN 155 156 BAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALISA HASIL PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN FUZZY PERBANDINGAN BERPASANGAN Metode yang digunakan dalam memilih supplier terbaik adalah Fuzzy AHP. Dalam metode ini diperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas beberapa teori yang mendukung terhadap studi kasus yang akan dilakukan seperti: Strategic Planning Decision Support System (DSS) Evaluasi Supplier 2.1 Strategic

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Permasalahan dalam pengambilan keputusan yang melibatkan banyak kriteria, dimana ada saling keterkaitan dan ketergantungan antar kriteria dapat dimodelkan dengan ANP (Analytic Network

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menyebabkan banyak perusahaan harus menghadapi kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut, perusahaan harus senantiasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perdagangan pada saat ini cukup sulit, dikarenakan dampak dari ekonomi global yang melanda hampir negara-negara di Amerika dan Asia. Hal

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a) Pada permasalahan pemilihan order

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membangun keunggulan kompetitif dengan menghasilkan nilai bagi konsumen telah

BAB I PENDAHULUAN. Membangun keunggulan kompetitif dengan menghasilkan nilai bagi konsumen telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun keunggulan kompetitif dengan menghasilkan nilai bagi konsumen telah menjadi sorotan utama dalam strategic marketing. Suatu perusahaan akan mencapai keunggulan

Lebih terperinci

LOGO. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC. Peneliti Tugas Akhir : Rachman Tri Fridian (

LOGO. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC. Peneliti Tugas Akhir : Rachman Tri Fridian ( LOGO Pengambilan Keputusan Strategi Pemasaran Terbaik Menggunakan Metode ANP (Analitic Network Process) dan TOPSIS (Technique for Others Reference by Similarity to Ideal Solution) (Studi Kasus : TELKOM

Lebih terperinci

Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Kata Pengantar

Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Kata Pengantar Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi --- 1 Kata Pengantar Alhamdulillahi robbil alamin, puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, karena Jurnal Tekinfo (Jurnal Ilmiah Teknik Industri

Lebih terperinci

UJIAN TUGAS AKHIR SELEKSI SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE TOPSIS FUZZY MADM (STUDI KASUS PT. GIRI SEKAR KEDATON, GRESIK)

UJIAN TUGAS AKHIR SELEKSI SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE TOPSIS FUZZY MADM (STUDI KASUS PT. GIRI SEKAR KEDATON, GRESIK) OL UJIAN TUGAS AKHIR SELEKSI SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE TOPSIS FUZZY MADM (STUDI KASUS PT. GIRI SEKAR KEDATON, GRESIK) Oleh: Indira Kusuma Wardhani 1208100048 Pembimbing : Prof. DR. M. Isa Irawan,

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TOPSIS (Studi Kasus UD PRAKTIS)

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TOPSIS (Studi Kasus UD PRAKTIS) PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TOPSIS (Studi Kasus UD PRAKTIS) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-TOPSIS

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-TOPSIS PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-TOPSIS Fera Tri Wulandari 1), Fajar Budi Hartono 2) Abstrak : Pemilihan produk unggulan diharapkan dapat membantu pihak perindustrian dan perdagangan

Lebih terperinci

Penentuan Strategi Pembinaan UMKM Provinsi DKI Jakarta Dengan Menggunakan Metode AHP TOPSIS

Penentuan Strategi Pembinaan UMKM Provinsi DKI Jakarta Dengan Menggunakan Metode AHP TOPSIS Jurnal Metris, 15 (2014): 77 82 Jurnal Metris ISSN: 1411-3287 Penentuan Strategi Pembinaan UMKM Provinsi DKI Jakarta Dengan Menggunakan Metode AHP TOPSIS Abstract Dino Caesaron Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Yanuar Angga Prayoga 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-261

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-261 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-261 Optimasi Pemilihan Supplier dan Alokasi Supply Batubara Pada PLTU Kapasitas 615MW dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS 1 Rikky Wisnu Nugrha, 2 Romi 1 Program Studi Komputerisasi Akuntansi Politeknik LPKIA 2 Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)

Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent) Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent) Agus Syamsudin 1*, Ellysa Nursanti 2, Emmalia Adriantantri 3 1 Mahasiswa Progam Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

3.2 Objek Penelitian Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan

3.2 Objek Penelitian Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Komatsu Remanufacturing Asia (KRA) adalah perusahaan joint venture antara PT. United Tractors Tbk (49%) dan PT. Komatsu Asia Pasific Pte. Ltd (51%) yang bergerak

Lebih terperinci

Pengolahan Data Merubah variabel linguistik menjadi bilangan fuzzy

Pengolahan Data Merubah variabel linguistik menjadi bilangan fuzzy Pengolahan Data Merubah variabel linguistik menjadi bilangan fuzzy Skala Linguistik Nilai Kepentingan pada ANP Bilangan fuzzy untuk fuzzy ANP Skala TFN (l, m, u) Fungsi Keanggotaan Contoh Kuesioner Sama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BAB III METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Metode Penilitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER METALLIC BOX MENGGUNAKAN FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (Studi Kasus: PT XYZ Malang) SUPPLIER SELECTION ANALYSIS OF METALLIC BOX USING FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam peningkatan aliran bahan maupun informasi sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam peningkatan aliran bahan maupun informasi sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan mempunyai supply chain yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam peningkatan aliran bahan maupun informasi sehingga perusahaan dapat beroperasi

Lebih terperinci

INTEGRASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING DALAM PEMILIHAN PEMASOK

INTEGRASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING DALAM PEMILIHAN PEMASOK INTEGRASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING DALAM PEMILIHAN PEMASOK Annisa Kesy Garside dan Martina Juan Kristiandy Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas

Lebih terperinci

Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 2, No.

Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 2, No. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tempat Kost Khusus Mahasiswa dengan Metode AHP dan TOPSIS Berbasis Web (Studi Kasus : Kota Pontianak) Herik Sugianto, Yulianti, Hengky Anra Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Konsumen tidak hanya menginginkan produk yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Konsumen tidak hanya menginginkan produk yang berkualitas, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Konsumen tidak hanya menginginkan produk yang berkualitas, melainkan

Lebih terperinci

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005 MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikulsaleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpasatian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab

Lebih terperinci

Sistem Penentuan Supplier Kawat Las Dengan Metode Analitycal Hierarchy Process

Sistem Penentuan Supplier Kawat Las Dengan Metode Analitycal Hierarchy Process Sistem Penentuan Supplier Kawat Las Dengan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) Gina Ramayanti 1 dan Hidayatul Ulum 2 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produksi Minyak Sawit Dunia, Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Sawit Dunia, (FAO, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. Produksi Minyak Sawit Dunia, Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Sawit Dunia, (FAO, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia, dan minyak sawit merupakan sektor ekspor yang paling tinggi nilainya selama kurun

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Virgeovani Hermawan 1 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi

Lebih terperinci

PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Nofi Aditya Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi, Program Studi Teknik Sipil Pascasarjana

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 EVALUASI KINERJA PEMASOK BERDASARKAN ADAPTASI DARI DICKSON S VENDOR SELECTION CRITERIA DENGAN PENDEKATAN TERINTEGRASI DEMATEL DAN ANP (STUDI KASUS: Online Shop X) Rizky Amelia 1) dan Suparno 2) 1) Program

Lebih terperinci