1. Pendahuluan Pada abad 21, perekonomian ditandai dengan globalisasi ekonomi dimana negara-negara di dunia menjadi satu kekuatan pasar.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Pendahuluan Pada abad 21, perekonomian ditandai dengan globalisasi ekonomi dimana negara-negara di dunia menjadi satu kekuatan pasar."

Transkripsi

1 ANALISIS EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PENYELARASAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN DUNIA INDUSTRI (STUDI KASUS: SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 (SMKN 5) DAN INDUSTRI MANUFAKTUR) Paramita Anggraini, Sri Gunani Partiwi dan Budisantoso Wirjodirdjo Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya paramita.anggraini@gmail.com ; srigunani@ie.its.ac.id ; santoso@ie.its.ac.id Abstrak Pendidikan merupakan hal yang amat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM yang baik diharapkan dapat mengisi lapangan pekerjaan (demand) sesuai dengan keahliannya dan selanjutnya dapat memajukan negara. Namun kesempatan kerja yang terbatas telah membuat kompetisi semakin ketat antar pencari kerja sehingga seringkali mereka melamar dan menerima pekerjaan apa saja meskipun tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikannya. Adanya mismatch dari segi kualitas antara yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan (supply) dengan kebutuhan pasar tenaga kerja (demand) menjadi perhatian serius pemerintah saat ini. Peran mengunakan sistem dinamik digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Fungsi dari pendekatan sistem dinamik ini adalah menggambarkan secara keseluruhan dan melakukan simulasi skenario kebijakan pemerintah dalam upaya penyelarasan sistem pendidikan nasional dengan dunia industri. Dalam penelitian ini terdapat beberapa skenario yang digunakan yaitu melakukan peningkatan kondisi tenaga pendidik, sarana prasarana dan penyesuaian struktur kurikulum. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa skenario yang memberikan dampak paling signifikan terhadap indeks keselarasan kompetensi lulusan SMK dengan industri manufaktur adalah penggabungan ketiga skenario tersebut. Bila pemerintah ingin memprioritaskan salah satu kebijakan terlebih dahulu, maka peningkatan kondisi sarana prasarana merupakan kebijakan yang memberikan pengaruh besar terhadap indeks keselarasan kompetensi. Kata kunci : Keselarasan, Sistem Dinamik, Kebijakan ABSTRACT Education is a crucial factor in improving the quality of human resources (HR). Good quality human resources are expected to fill the jobs (demand) in accordance with their own expertise and hope it can further to promote the country. However, limited employment opportunities have created a tight competition among job seekers, because of that they often apply and get some job which it isn t in accordance with their educational background. The mismatch between quality that made by educational institutions (supply) with labor market needs (demand), need more attention from the government. Modeling using dynamical systems is used to solve this problem. The function of this dynamic system approach is to describe the overall and to simulate government s scenario policy in the efforts of national education system alignment with the industry. In this research, there are several scenarios that are used for enhancing the conditions of teaching staff, infrastructure and structural adjustment of the curriculum. Based on research conducted, shows that the scenario gives the most significant impact on the index of vocational competency alignment with the manufacturing industry, is the merger scenario of improving the lecturer skill, facilities and curriculum structure. If the government wants to prioritize one of the policy, the improvement condition of infrastructure is the most crucial policy.. Keywords: Alignment, Dynamic, Policy 1. Pendahuluan Pada abad 21, perekonomian ditandai dengan globalisasi ekonomi dimana negara-negara di dunia menjadi satu kekuatan pasar. Indonesia sebagai negara yang menempati urutan ke 42 dalam persaingan global dari 57 negara yang diteliti berdasarkan The World Competitiveness Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional. Sedangkan 1

2 pada cakupan yang lebih sempit, saat ini Indonesia merupakan anggota dari ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan ASEAN Free Labor Area (AFLA), dimana persaingan terjadi antar negaranegara ASEAN. Pada era AFTA dan AFLA tersebut salah satu titik perhatian adalah mengenai kesiapan sumber daya manusia (SDM), tak terkecuali di antaranya masalah ketenagakerjaan, baik yang bekerja sebagai buruh kasar maupun menjadi pegawai kantoran. Sejumlah pakar, ilmuan dan cendekiawan mengingatkan untuk mengimbangai kemajuan era AFTA yang dimulai sejak awal Januari 2003 tersebut diperlukan SDM yang betul-betul berkualitas, handal dan siap menghadapi persaingan bebas (Syamsuddin, 2002). Salah satu cara untuk dapat mengikuti persaingan internasional adalah dengan SDM berpendidikan. Kualitas SDM yang baik diharapkan dapat mengisi lapangan pekerjaan (demand) sesuai dengan keahliannya dan selanjutnya dapat memajukan negara. Namun kesempatan kerja yang terbatas telah membuat kompetisi semakin ketat antar pencari kerja sehingga seringkali mereka melamar dan menerima pekerjaan apa saja meskipun tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikannya. Bila ditinjau dari segi penghasil lulusan, ingkat pengangguran terbuka berdasarkan jenjang pendidikan dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 1.1 Persentase Pengangguran TerbukaBerdasarkan Pendidikan Tertinggi (Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009) Dari grafik di atas juga ditunjukkan bahwa pengangguran yang paling tinggi terjadi pada penduduk dengan jenjang pendidikan tertinggi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Padahal sebenarnya konsep SMK sangat baik, dimana pelajar dididik untuk siap bekerja dan dibekali pula dengan kemandirian. Setneg (2010) menyatakan bahwa di satu pihak SMK diklaim menjadi salah satu solusi dalam mengurangi pengangguran yang berpendidikan. Namun, pihak lain menilai bahwa pola pembentukan SMK di Indonesia lebih berbasis pada kuantitas dan kurang memperhatikan mutu atau kualitasnya. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan suatu analisis terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mengetahui dampaknya terhadap penyelarasan sistem pendidikan nasional dalam hal ini SMK sebagai supply side terhadap dunia industri manufaktur sebagai demand side. Analisis terhadap kebijakan pendidikan akan dilakukan dengan pendekatan sistem dinamik. Metode ini digunakan karena dapat menganalisis suatu masalah dimana waktu merupakan faktor yang sangat penting, serta meliputi pembelajaran bagaimana variabelvariabel dalam sistem dapat saling mempengaruhi (Coyle, 1996). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadappenyelarasan kualitas lulusan SMK, lalu melakukan pean sistemnya sehingga diharapkan dapat memberikan alternatif kebijakan pemerintah pada pendidikan SMK yang akan berdampak pada peningkatan kualitas lulusan. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu dapat mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap keselarasan kualitas lulusan dengan kebutuhan industri. Kajian dilakukan pada kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan nasional berdasarkan Renstra Pembangunan Pendidikan Nasional Analisis dilakukan pada kebijakan yang ditujukan pada upaya peningkatan kualitas pendidikan dan diukur tingkat efektivitasnya dalam perwujudan penyelarasan lulusan SMK dengan dunia industri manufaktur. Pengamatan terhadap hasil implementasi kebijakan dilakukan pada SMKN5. Pada penelitian ini, dinamika sistem hanya dilihat pada aspek dinamika jumlah siswa dan pembobotan kontribusi-kontribusi yang ada tidak berubah terhadap fungsi waktu. 2. Metodologi Penelitian Bab ini akan menjelaskan langkah-langkah terstruktur yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini. Langkah-langkah ini digunakan sebagai acuan sehingga penelitian dapat berjalan secara sistematis sesuai dengan tujuan dan waktu penelitian. Pada tahap identifikasi masalah akan 2

3 dijelaskan permasalahan di lapangan yang akan dibahas dan diteliti sehingga dapat ditemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan. Tahap identifikasi masalah meliputi identifikasi dan perumusan masalah, penetapan tujuan dan manfaat penelitian, dan studi pustaka. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu pengkajian lebih lanjut mengenai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pada dunia pendidikan sebagai supply side lulusan dalam penyelarasan sistem pendidikan dengan dunia industri sebagai demand side. Setelah mengidentifikasi dan merumuskan masalah, selanjutnya adalah menentukan tujuan dan manfaat penelitian seperti yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan. Sebagai dasar penelitian, digunakan studi literatur sebagai pedoman dalam menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan penelitian. Sebelum membuat keselarasan kualitas pendidikan dengan industri, maka diperlukan pemahaman mengenai semua variabel yang berpengaruh. Variabel diperoleh melalui kebijakan pendidikan dan brainstorming dengan pihak sekolah. Setelah mengetahui variabel-variabel yang akan berpengaruh dalam, maka dilakukan pembuatan awal dan diagram sebab akibat peningkatan keselarasan kualitas lulusan SMK dengan kebutuhan industri. Tahapan dalam pembuatan ini terdiri dari pengumpulan data dan pembuatan sistem peningkatan indeks keselarasan. Pengumpulan data disini adalah data-data yang digunakan sebagai variabel input. Pembuatan didahului dengan penentuan batasan, pengidentifikasian diagram sebab akibat, kemudian menyusun diagram sebab akibat. Pembuatan ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak yaitu Ventana Simulation (Vensim). Setelah dibuat, maka dilakukan percobaan dan melihat apakah telah sesuai dengan logika dikenyataan atau tidak. Tahapan selanjutnya adalah mensimulasi dan mengevaluasi kebijakan yang juga terdiri atas tahapan formulasi, input data dan menjalankan simulasi, dan evaluasi skenario kebijakan. Formulasi adalah proses membuat persamaan matematis dari variabelvariabel yang terdapat di dalam. Kemudian memeriksa apakah sudah tidak terjadi kesalahan sehingga dapat disimulasikan (verifikasi). Sedangkan proses validasi yaitu menguji apakah sudah mampu mewakili atau menggambarkan sistem nyata. Langkah selanjutnya setelah dapat dinyatakan benar dan valid adalah melakukan skenario kebijakan dengan mengubah nilai parameter variabel pada sistem. Dari perubahan kondisi yang dilakukan, akan dihasilkan output simulasi yang berbeda. Berdasarkan output simulasi dapat dilihat pengaruh kebijakan pemerintah seperti apa yang dapat mempengaruhi tingkat keselarasan kualitas pendidikan dengan industri secara signifikan. Setelah itu adalah menganalisis keseluruhan hasil penelitian dan membuat kesimpulan dan saran. 3. Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan dalam mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh. Secara umum, data yang akan dikumpulkan dan digunakan dalam pengembangan penelitian adalah data-data yang diperoleh dari pengumpulan data sekunder, brainstorming, wawancara dan dengan beberapa pihak yang terkait dengan objek penelitian ini. 3.1 Identifikasi Sistem Pendidikan Identifikasi sistem bertujuan untuk mengetahui elemen elemen yang terlibat didalam sistem dan hubungan nyata antar elemen tersebut. Pengidentifikasian elemen-elemen diharapkan dapat digunakan dalam pean sistem, sehingga dapat mencerminkan kondisi real system. Pada tahap ini dilakukan pemilahan kebijakan dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional kemudian diambil kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam hal mendukung proses transfer pengetahuan di sekolah sehingga dihasilkan kompetensi lulusan yang diharapkan dapat selaras kebutuhan dunia industri, diantaranya adalah Reformasi Tenaga pendidik, Pembangunan dan Rehabilitasi Prasarana Pendidikan, Penyediaan Sarana Pendidikan, Otonomisasi Satuan Pendidikan dan Reformasi Pendanaan Pendidikan. Selanjutnya dilihat implementasinya pada SMKN 5 Surabaya. 3

4 3.2 Identifikasi Variabel Penelitian Dari hasil indentifikasi kebijakan pada Renstra Penididikan, refrensi mengenai program pembangunan pendidikan nasional tahun tentang kegiatan pokok dalam mendukung perluasan dan pemerataan akses SMK bermutu dan dihubungkan dengan kondisi lapangan melalui brainstorming, dapat diketahui bahwa peningkatan kompetensi lulusan sangat berkaitan erat dengan kondisi tenaga pendidik, struktur kurikulum yang dijalankan di sekolah, dan sarana prasarana yang dikaitkan dengan jumlah siswa SMK yang tiap tahunnya mengalami peningkatan, selain itu juga dipengaruhi oleh pendanaan sekolah untuk kegiatan operasional sekolah. 3.3 Konseptualisasi Model Konseptualisasi bertujuan untuk menunjukkan gambaran sistem secara umum mengenai simulasi sistem dinamis yang akan dilakukan. Konseptualisasi terdiri atas pembatasan, penyusunan diagram inputoutput, penyusunan causal loop diagram, dan penyusunan stock and flow diagram Model Boundary Chart Model Boundary Chart merupakan pembatasan variabel yang akan termasuk di dalam. Pembatasan bertujuan agar memiliki cakupan analisis yang lebih detail dan komprehensif, sehingga tidak melebar dari batasan sistem yang diteliti. Dibawah ini merupakan pembatasan secara umum : Tabel 3.1 Tabel Boundary Chart Endogenus Exogenus Excluded kontribusi tenaga pendidik terhadap hardskill & softskill lulusan kontribusi sarana prasarana terhadap hardskill dan softskill lulusan kontribusi sistem pembelajaran terhadap hardskill dan softskill siswa jumlah penerimaan siswa baru Dana Bantuan Pemerintah Lamanya masa pakerin siswa Bobot Penilaian Industri Kebijakan industri Kondisi Lingkungan siswa Kompetensi dasar siswa Input-Output Diagram Input output diagram merupakan interpretasi dari identifikasi variabel yang telah dilakukan sebelumnya secara lebih tersistematis. Input output diagram dapat digunakan sebagai investigasi variabel-variabel yang akan digunakan dalam skenario kebijakan serta variabel yang akan menjadi indikator keselarasan kompetensi lulusan dengan kebutuhan dunia industri. Diagram input-output sistem klaster nelayan pesisir ditunjukkan pada gambar 3.1. Input Tak Terkendali Bobot penilaian industri Input Terkendali Pengadaan Pelatihan untuk tenaga pendidik kondisi sarana prasarana yang ada di sekolah Penyesuaian sistem pembelajaran agar menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang sesuai dengan industri Dana Pemerintah Jumlah Penerimaan Siswa Lingkungan Kebijakan Pendidikan Pemerintah Penyelarasan kompetensi lulusan SMK dengan industri Pengelolaan Gambar 3.1 Input Output Diagram Output Dikehendaki Peningkatan kondisi tenaga pendidik terhadap kompetensi lulusan Peningkatan kondisi sarana prasarana terhadap kompetensi lulusan Peningkatan kondisi sistem pembelajaran terhadap kompetensi lulusan Peningkatan keselarasan kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri Output Tak Dikehendaki Rendahnya kondisi tenaga pendidik Rendahnya kondisi sarana prasarana yang ada Kurang sesuainya sistem pembelajaran yang digunakan Rendahnya keselarasan kompetensi lulusan terhadap kebutuhan industri Causal loop Diagram Penyusunan causal loop diagram digunakan untuk mendefinisikan interaksi atar elemen sistem penyelarasan pendidikan dengan dunia industri dalam beberapa variabel yang menggantikannnya. Dari masing-masing variabel tersebut dapat terjadi hubungan atau keterkaitan dengan variabel lain. Hubungan tersebut bisa bersifat positif jika penambahan pada satu variabel akan menyebabkan penambahan pada variabel lain, namun begitupula sebaliknya bila penambahan pada satu variabel menyebabkan pengurangan pada variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antar kedua vairabel tersebut adalah negatif. Diagaram causal loop yang dimaksud adalah pada gambar Stock and Flow Maps penyusunan Stock and Flow Maps dilakukan dengan menyusun utama dan pembagian sub nya. Penyusunan sub dimaksudkan agar semakin detail. Model 4

5 utama dalam penelitian ini adalah keselarasan kompetensi lulusan SMK dengan kebutuhan industri, sehingga sub yang menyusunnya adalah kondisi-kondisi yang dapat meningkatkan kompetensi siswa secara langsung, sebagai berikut : 1. sub kondisi tenaga pendidik 2. sub kondisi sarana prasarana 3. sub kondisi struktur kurikulum 4. sub aliran dana pendidikan 5. sub jumlah siswa SMK Setelah membangun melalui stock and flow diagram maka selanjutnya dapat dilakukan formulasi matematis terhadap sehingga dapat dilakukan simulasi. Pada gambar 3.4 dibawah ini adalah salah satu contoh sub yang mempengaruhi keselarasan kompetensi yaitu sub jumlah siswa SMK. Peningkatan indeks keselarasan merupakan utama yang dipengaruhi oleh oleh kondisi tenaga pendidik, sarana prasarana, struktur kurikulum dan praktek kerja industri yang diselenggarakan oleh sekolah setiap tahunnya. Variabel-variabel tersebut memberikan pengaruh yang positif terhadap terciptanya peningkatan kompetensi siswa yang nantinya akan meningkatkan keselarasan kompetensi Selain variabel-variabel tersebut, kondisi keselarasan juga dipengaruhi oleh tingkat hardskill dan softskill yang dibutuhkan industri dari seorang lulusan SMK. Bobot penilaian hardskill dan softskill diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan oleh Dit. PSMK dengan judul Peranan SMK Kelompok Teknologi Terhadap Pertumbuhan Industri Manufaktur, dimana dalam penelitian tersebut didapatkan hasil dari angket terbuka yang diberikan kepada industri mengenai kompetensi yang lebih diutamakan dalam seleksi penerimaan karyawan baru yaitu 53% komponen hardskill dan 47% komponen softskill. Variabelvariabel bobot industri memberikan pengaruh yang negatif terhadap keselarasan kompetensi lulusan. Karena semakin tinggi kompetensi yang dibutuhkan maka indeks keselarasan akan semakin menurun dan dibutuhkan upaya dari pihak pendidikan untuk mengimbangi hal peningkatan tersebut. 3.4 Pengoprasian Matematis Tahap selanjutnya setelah membuat konseptual adalah penyusunan formulasi. Formulasi dilakukan untuk mendapatkan hasil estimasi parameter, hubungan timbal balik, dan initial conditions. Penyusunan formulasi dilakukan untuk semua variabel. Berikut ini merupakan salah satu contoh pengoprasian matematis yang ada pada variabel keselarasan hardskill. Gambar 3.2 Pengoprasian Matematis 3.5 Verifikasi dan Validasi Verifikasi adalah tahapan untuk memastikan apakah yang dibuat sudah berjalan sesuai dengan persepsi pembuat dengan melakukan check pada software Vensim. Selain check, proses verifikasi juga dilakukan dengan pengecekan unit atau satuan variabel yang terdapat di dengan melakukan unit check pada software Vensim. Dari hasil pengecekan terhadap, didapatkan bahwa dan unit satuan keseluruhan variabel telah ok, sehingga dapat dinyatakan bahwa ini dapat diterima. Sedangkan proses validasi dilakukan dengan metode white box yaitu proses klarifikasi yang telah dibuat dengan para expert dalam hal ini Kepala Sekolah, dan Wakil Kepala Sekolah. 3.6 Disain Skenario Kebijakan Penyusunan skenario upaya peningkatan keselarasan kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri dapat dilakukan dengan cara mengubah nilai pada variabel yang berpengaruh terhadap system dan memberikan perbaikan seperti tujuan dari penelitian ini. Dalam penelitian ini ada beberapa bentuk skenario kebijakan, yaitu : 5

6 siswa lulus penilaian industri penerimaan siswa kecukupan tenaga pendidik jumlah siswa siswa keluar kondisi tingkatan - tenaga pendidik - jumlah tenaga pendidik <jumlah siswa> peningkatan SDM dana pemerintah - kondisi tingkatan sarana prasarana jumlah sarana prasarana - keselarasan kompetensi lulusan kompetensi lulusan kesesuaian jam pembelajaran investasi sarana prasarana prakerin <kondisi tingkatan tenaga pendidik> Gambar 3.3 Causal Loop Diagram lookup penerimaan siswa listrik siswa kimia analisis kimia analisis siswa kimia industri siswa elektronika looukup persentase siswa putus sekolah siswa otomotif otomotif listrik kimia industri elektronika persentase putus sekolah <multiple waktu> siswa permesinan siswa gambar bangunan permesinan penerimaan siswa gambar bangunan pagu untuk SMK lookup persentase siswa mengikuti ujian laju siswa smk persentase siswa mengikuti ujian <multiple waktu> siswa tidak lulus siswa putus sekolah jumlah siswa SMK siswa mengikuti ujian siswa lulus laju siswa keluar persentase kelulusan lookup siswa lulus ujian penundaan siswa tidak lulus Gambar 3.4 Stock and Flow Diagram Jumlah Siswa SMK 1. Pengaturan Struktur Kurikulum Skenario struktur kurikulum dilakukan dengan, merubah komposisi jumlah jam pembelajaran, dimana jumlah jam praktek siswa (jam produktif) ditingkatkan hingga 30% yang tadinya hanya 22% dari keseluruhan jam belajar, dan jam teori (jam adaptif dan normatif) menjadi 70% yang tadinya 78%. Skenario ini dilakukan dengan menjadikan mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri menjadi kegiatan di luar jam belajar aktif, sehingga porsi jam belajar tersebut dialihkan ke mata pelajaran produktif. 2. Upaya Peningkatan Kondisi Tenaga Pendidik. Upaya peningkatan kondisi tenaga pendidik dapat dilakukan dengan meningkatkan kondisi tenaga pendidik untuk dapat mengikuti pelatihan, dilakukan dengan 6

7 peningkatan dana bantuan BKMM/BOPDA sebesar Rp / siswa/ bulan yang sebelumnya berjumlah Rp /siswa/bulan dan peningkatan persentase dana untuk peningkatan SDM sebesar 0.2% yang sebelumnya hanya 0.153% 3. Peningkatan Kondisi Sarana Prasarana dengan investasi kelas dan peralatan praktek. Skenario dilakukan dengan meningkatkan kondisi kecukupan ruang kelas, alat lab bahasa dan komputer serta alat praktek bengkel hingga ratio mencapai 1. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan pembangunan kelas sebanyak 12 kelas, investasi alat lab bahasa dan komputer sebanyak 16 alat, dan investasi alat bengkel seperti alat bengkel kerja bangku listrik : 18 unit, alat bengkel pengukuran: 12 unit, alat bengkel mesin listrik: 8 unit, alat bengkel repair kelistrikan:32 unit, alat gambar: 11 unit, alat bengkel pengukuran mesin: 22 unit, mesin pengukuran audio: 15 unit, mesin tek audio: 3 unit, mesin digital: 32 unit. 4. Peningkatan Tenaga Pendidik, Sarana Prasarana dan Penyesuaian Jam Pembelajaran. Skenario ini merupakan simulasi gabungan dari skenario 1,2 dan 3, dimana diharapkan terjadi peningkatan yang signifikan atas indeks keselarasan kompetensi lulusan dengan industri. 5. Analisa dan Pembahasan Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data, maka dalam bab ini dilakukan analisis mengenai hasil yang diperoleh. Tahap analisis yang dilakukan mencakup analisis mengenai kondisi klaster, causal loop, dan analisa hasil skenario kebijakan. a. Kondisi Existing Kebijakan Pendidikan Dalam Peningkatan Keselarasan Kompetensi Siswa terhadap Kebutuhan Industri Dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah diantaranya terdapat kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi siswa. Kebijakan tersebut diantaranya Reformasi Tenaga pendidik, Pembangunan dan Rehabilitasi Prasarana Pendidikan, Penyediaan Sarana Pendidikan, Otonomisasi Satuan Pendidikan dan Reformasi Pendanaan Pendidikan. b. Analisis Model Konseptual Dalam Model Boundary Chart yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat terlihat beberapa variabel yang tidak dimasukkan dalam diantaranya yaitu: a. Kebijakan industri Pada penelitian ini, hal yang menjadi pokok perhatian adalah tercapainya keselarasan kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri, dimana hal tersebut dapat dilihat melalui bobot penilaian yang diperhatikan oleh industri. Namun, dalam penelitian ini penilaian bobot tersebut tidak dibahas lebih jauh dan lebih difokuskan pada upaya bagain pendidikan dalam mewujudkan hal tersebut dengan memperhatikan kondisi eksisting di lapangan. b. Kondisi lingkungan siswa Kondisi lingkungan siswa merupakan suatu kondisi dimana siswa tumbuh dan mendapatkan nilai-nilai tertentu dari lingkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan siswa tidak dapat disamakan dengan keseluruhan siswa, serta bagaimana pengaruh lingkungannya, oleh karena itu hal tersebut tidak dimasukkan dalam penelitian ini. c. Kompetensi dasar siswa. Kompetensi dasar siswa merupakan kondisi dan kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa, baik hardskill maupun softskill siswa masing-masing yang memang telah terbentuk dalam diri. Hal ini tidak dimasukkan dalam dikarenakan hal tersebut merupakan faktor luar dari proses upaya peningkatan kompetensi siswa agar selaras dengan kebutuhan industri. c. Analisis Input Output Diagram Dalam input output diagram, input tak terkendali memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi keselarasan kompetensi lulusan SMK dengan kebutuhan industri, namun sistem sendiri tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol nilai Yang menjadi input tak terkendali umumnya adalah variabel eksternal sistem yang diamati seperti nilai bobot industri. Nilai bobot industri dalam hal ini diperoleh dar hasil penelitian oleh Direktorat SMK. Input terkendali merupakan variabel yang dapat 7

8 dikontrol oleh sistem agar dapat menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan. Input terkendali pada umumnya adalah variabelvariabel yang internal sistem, sehingga dapat mudah dikontrol. Beberapa variabel yang termasuk dalam input terkendali diantaranya adalah kontribusi tenaga pendidik, kontribusi sarana prasarana, kontibusi jam pembelajaran, kontribusi prakerin, jumlah penerimaan siswa baru, dan dana pemerintah. Lingkungan merupakan faktor disekitar sistem yang dapat memberikan pengaruh terhadap sistem, dalam hal ini adalah kebijakan pendidikan. Input tak terkendali, input terkendali, dan lingkungan akan menghasilkan output dikehendaki dan output tak dikehendaki. Output dikehendaki dapat berupa tujuan yang ingin dicapai dengan adanya sejumlah input yang mempengaruhi, misalnya peningkatan kondisi tenaga pendidik, peningkatan kondisi sarana prasarana, peningkatan kesesuaian jam belajar siswa, peningkatan keselarasan kompetensi lulusan. Sedangkan outuput tak dikehendaki merupakan efek samping yang tidak dapat dihindari, namun dapat menjadi informasi atau masukan untuk mengontrol nilai input terkendali seperti penurunan kondisi tenaga pendidik, penurunan kondisi sarana prasarana, ketidaksesuaian jam pembelajaran siswa dan rendahnya tingkat keselarasan kompetensi siswa dengan kebutuhan industri. 4.4 Analisis Causal Loop Diagram Causal loop diagram merupakan gambar yang digunakan untuk menunjukkan hubungan keterkaitan antar variabel. Gambar 4.1 Causal Tree Diagram Keselarasan Kompetensi Lulusan Dari causal tree diagram diatas (Gambar 4.1) dapat diketahui bahwa keselarasan kompetensi siswa dipengaruhi oleh penilaian industri dan kompetensi yang dimiliki lulusan itu sendiri. Dimana kompetensi lulusan didapatkan dari kesesuaian jam belajar (struktur kurikulum), kondisi tingkatan sarana prasarana, kondisi tingaktan tenaga pendidik dan praktek kerja siswa (Prakerin). Variabel-variabel tersebut merupakan hasil dari identifikasi kebijakan pendidikan dan brainstorming dengan pihak sekolah mengenai hal-hal kritis dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Pada analisis lebih lanjut, diketahui bahwa kondisi tingkatan sarana prasarana dipengaruhi oleh jumlah sarana prasarana yang ada dibanding dengan jumlah siswa SMK yang terus berubaha setiap tahun, sehingga diketahui kondisi kecukupannya. Jumlah sarana prasarana sendiri dipengaruhi oleh dana pemerintah untuk pemeliharaan dan investasi sarana prasarana dari pemerintah untuk menjamin kecukupan dan ketersediaan sarana agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal. Penjelasan dapat dilihat pada gambar 4.2 dan gambar 4.3. Gambar 4.2 Causal Tree Diagram Kompetensi Lulusan Gambar 4.3 Causal Tree Diagram Kondisi Tingkatan Sarana Prasarana Dari Gambar 4.2 ditunjukkan, kondisi tingkatan tenaga pendidik dipengaruhi oleh kecukupan tenaga pendidik di SMK yang berarti tidak terjadi kekurangan guru di sekolah dengan jumlah murid yang semakin bertambah, selain itu juga dipengaruhi oleh peningkatan SDM yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik. Semakin banyak tenaga pendidik yang ada pada sekolah tersebut, maka akan semakin banyak dana yang dibutuhkan untuk memberikan pelatihan dan peningkatan SDM untuk kesuluruhan guru, agar seluruh guru dapat memiliki bekal kompetensi keahlian sesuai dengan mata ajarnya, serta mampu memahami dan mendampingi siswa ketika dalam praktek maupun kegiatan pemberian teori (gambar 5.4). 8

9 Gambar 5.4 Causal Tree Diagram Kondisi Tingkatan Tenaga Pendidik 4.5 Analisis Hasil Simulasi Setelah dilakukan pembangunan dan simulasi, maka didapatkan hasil simulasi tersebut. Seperti yang terlihat pada gambar 5.5 dan 5.6. Dalam running simulasi yang dilakukan selama 10 tahun kedepan, indeks keselarasan kompetensi hardskill dan softskill siswa terhadap kebutuhan industri bernilai sebagai berikut indeks keselarasan hardskill Time (year) indeks keselarasan hardskill : awal indeks keselarasan hardskill : skenario gabungan indeks keselarasan hardskill : skenario sarpras indeks keselarasan hardskill : skenario tenaga pendidik indeks keselarasan hardskill : skenario struktur kurikulum Gambar 5.5 Grafik Hasil Simulasi Indeks Keselarasan Hardskill indeks keselarasan softskill Time (year) indeks keselarasan softskill : awal indeks keselarasan softskill : skenario gabungan indeks keselarasan softskill : skenario sarpras indeks keselarasan softskill : skenario tenaga pendidik indeks keselarasan softskill : skenario struktur kurikulum Gambar 5.6 Grafik Hasil Simulasi Indeks Keselarasan Softskill Hasil dari simulasi menunjukkan nilai indeks keselarasan hardskill dan softskill bila dirata-rata selama 10 tahun berada pada kisaran 0.78 dan 0.8 yang menunjukkan bahwa kompetensi hardskill siswa telah dapat dikatakan 78% selaras dengan kebutuhan hardskill industri dan sekitar 80% selaras dengan kebutuhan softskill industri besar. Indeks keselarasan tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan antara kualitas lulusan SMK dengan kualitas ideal tenaga kerja yang dibutuhkan industri. Pada ini, perubahan dinamis yang nampak dari grafik terjadi seiring dengan peningkatan jumlah siswa yang ada di sekolah dimana mereka membutuhkan fasilitas yang ada di sekolah untuk menunjang kompetensi yang dimilikinya. Jumlah siswa tersebut juga akan mempengaruhi jumlah dana yang akan diberikan pemerintah sehingga akan mempengaruhi besarnya upaya peningkatan SDM yang akan dilakukan terhadap tenaga pendidik. Selain itu perubahan dinamis tersebut juga dikarenakan waktu lamanya siswa mengikuti prakerin yaitu antara 6 bulan hingga 1 tahun bergantung pada kesepakatan sekolah dengan pihak perusahaan. Apabila indeks keselarasan naik, maka hal tersebut disebabkan oleh kecukupan sarana prasarana yang naik, jumlah pendidik yang dapat mengikuti SDM meningkat jumlahnya dan kondisi pelaksanaan prakerin yang dijalankan siswa umumnya mendapat persetujuan untuk dapat prakerin lebih dari 6 bulan. 4.6 Analisis Skenario Hasil dari upaya yang dilakukan dalam meningkatkan indeks keselarasan hardskill softskill lulusan dapat dilihat pada tabel 5.1 dan 5.2 berikut. Dalam meningkatkan indeks keselarasan kompetensi hardskill siswa, dapat dilihat bahwa upaya peyempurnaan kondisi sarana prasarana, tenaga pendidik dan penyesuaian jam belajar secara bersama sama akan memberikan nilai indeks keselarasan hardskill tertinggi dengan ratarata bernilai 0.97 selama 10 tahun dan rata-rata indeks keselarasan softskill 0.1 terhadap dunia industri manufaktur. Hal ini memperlihatkan bahwa jika upaya perbaikan atau penyempurnaan yang dilakukan pada seluruh bidang, dapat memberikan efek indeks keselarasan yang tinggi. Bila pemerintah ingin memperbaiki salah satu variabel terlebih dahulu, maka hal tersebut diprioritaskan dalam meningkatkan sarana prasarana di sekolah, dimana hal tersebut sangat mempengaruhi keadaan capaian indeks keselarasan dimana keselarasan dapat meningkat hingga rata-rata 0.89 untuk hardskill lulusan dan 0.95 untuk keselarasan softskill lulusan selama 10 tahun. 9

10 Tabel 5.2 Hasil Skenario Untuk Peningkatan Indeks Keselarasan Hardskill Lulusan Tahun awal Model Gabungan sarana prasarana tenaga pendidik skenario Struktur Kurikulum Tabel 5.3 Hasil Skenario Untuk Peningkatan Indeks Keselarasan Softskill Lulusan Time (year) awal Model Gabungan sarana prasarana tenaga pendidik skenario Struktur Kurikulum Urutan prioritas alternatif kebijakan yang sebaiknya diambil juga dapat dilihat pada gambar 5.7 berikut. awal skenario gabungan skenario sarpras skenario tenaga pendidik skenario struktur kurikulum indeks keselarasan indeks keselarasan hardskill awal skenario gabungan skenario sarpras skenario tenaga pendidik skenario struktur kurikulum indeks keselarasan 10 \ Gambar 5.7 Bar Chart Skenario Peningkatan Indeks Keselarasan Kompetensi Lulusan Dengan Industri Manufaktur 5. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari Rencana Stratregis 2010, terdapat beberapa kebijakan yang bertujuan meningkatkan kompetensi siswa dan indeks keselarasan softskill berhubungan langsung dengan berjalannya proses belajar mengajar. Kebijakan tersebut diantaranya Reformasi Tenaga pendidik, Pembangunan dan Rehabilitasi Prasarana Pendidikan, Penyediaan Sarana Pendidikan, Otonomisasi Satuan Pendidikan dan Reformasi Pendanaan Pendidikan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyelarasan diantaranya kondisi tenaga pendidik di sekolah, sarana prasarana, struktur kurikulum dan prakerin. 3. Model utama dari sistem dinamis pada penelitian ini adalah indeks keselarasan kompetensi lulusan dengan kompetensi yang dibutuhkan industri. Hal ini dapat dicapai melalui beberapa sub yaitu kondisi tenaga pendidik, kondisi sarana prasarana, kondisi struktur kurikulum, aliran dana pendidikan dan sub jumlah siswa. 4. Dari hasil brainstorming dan simulasi diketahui bahwa masih belum terjadi keselarasan kompetensi antara lulusan SMK dengan dunia industri, dimana didapatkan angka 0.78 pada keselarasan hardskill dan 0.8 pada keselarasan softskill. Hal ini dikarenakan tenaga pendidik yang tiap tahunnya belum dioptimalkan untuk dapat mengikuti pelatihan untuk menambah kompetensi, kemudian sarana prasarana yang masih kurang mencukupi dibandingkan dengan jumlah siswa yang terus bertambah. 5. Dari berbagai skenario yang disimulasikan, maka diketahui skenario yang memberikan dampak kenaikan indeks keselarasan tertinggi terletak pada skenario gabungan, dimana pemerintah mengusahakan perbaikan pada kondisi tenaga pendidik dengan peningkatan dana bantuan, sarana prasarana dan struktur kurikulum pembelajaran secara bersamaan dalam satu waktu. 6. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistik No.12/02/Th. XIII, 10 Februari Bank Indonesia Laporan Pemetaan Ekonomi Sektor Industri Nonmigas. o_publik/kajian_dan_publikasi_sekto r_riel/kajian/default.htm?page=1&y ear=

11 Baroroh, Indah Analisis Sistem Klaster Industri Alas Kaki Mojokerto Untuk Merumuskan Kebijakan Pengembangan Yang Berkelanjutan Dengan Pendekatan Metodologi Sistem Dinamik. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS. Berita Pendidikan Indonesia SMK Jembatan Sekolah dan Dunia Kerja. < mod=publisher&op=viewarticle&cid=20 &artid=676> diakses pada 4 Jan 2010 Borshchev, A. Filippov, A From System Dynamics and Discrete Event to Practical Agent Based Modeling: Reasons, Techniques, Tools. XJ Technologies and St.Petersburg Technical University. Center for Economics and Development Studies, Faculty of Economic, Padjajaran University Labor Market Study of The Food and Baverages Manufacturing Sector in Indonesia. The ILO Jakarta Office. Coyle, R Qualitative Modelling in System Dynamics. Wellington, New Zealand. Coyle, R System dynamics ling: a practical approach. < V_ji_IC&pg=PA13&lpg=PA13&dq=system dynamicprocesscoyle&source=bl&ots= DGbIDgO6fK&sig=QjQShwGkEFvdh2UgK izrzoqeoxk&hl=id&ei=3nups5ceisiwraf Ymoy7Cw&sa=X&oi=book_result&ct=resul t&resnum=3&ved=0cbqq6aewag#v=one page&q=system%20dynamic%20process%2 0coyle&f=false> Departemen Perindustrian Kebijakan Departemen Perindustrian < PIN-Bab5.pdf> Departemen Pendidikan Nasional Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional Tahun Direktorat Pembinaan SMK Garis-Garis Besar Program Pembinaan SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional Kajian Membangun Kemitraan Bisnis Manufaktur Berbasis SMK. Jakarta Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional Peranan SMK Kelompok Teknologi Terhadap Pertumbuhan Industri Manufaktur. Jakarta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional Studi Kompetensi Industri di SMK. Jakarta Kamar Dagang dan Industri Indonesia Sumbangsih Pemikiran Dunia Usaha di Indonesia Masa Bakti Jakarta. Lestari, Indah Analisis Kesejahteraan Pelaku Industri Pengolahan Ikan Pada Komunitas Klaster Masyarakat Nelayan Pesisir : Sebuah Pendekatan Dinamika Sistem. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS 11

Paramita Anggraini ( ) Pembimbing : Dr.Ir. Sri Gunani Partiwi. Co Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.

Paramita Anggraini ( ) Pembimbing : Dr.Ir. Sri Gunani Partiwi. Co Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M. ANALISIS EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PENYELARASAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN DUNIA INDUSTRI (STUDI KASUS : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 (SMKN 5) DAN INDUSTRI MANUFAKTUR) JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad 21, perekonomian ditandai dengan globalisasi ekonomi dimana negaranegara didunia menjadi satu kekuatan pasar. Indonesia sebagai negara yang menempati

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERUMUSAN KEBIJAKAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MOBIL NASIONAL. LOGO Company Logo. Tugas Akhir

DAFTAR ISI PERUMUSAN KEBIJAKAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MOBIL NASIONAL. LOGO Company Logo. Tugas Akhir PERUMUSAN KEBIJAKAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MOBIL NASIONAL Wimala Prameswari [2506 100 108] Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, MT Dosen Ko-Pembimbing : Effi Latiffianti, ST, MSc Tugas Akhir

Lebih terperinci

S U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri

S U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri PENGEMBANGAN MODEL KEBIJAKAN SEKTOR INDUSTRI KOMPONEN ELEKTRONIKA (KBLI 321) DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM TESIS Karya Tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Institut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis (dynamics system). Metode

Lebih terperinci

Click to edit. Analisis Kinerja Klaster Industri Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Jawa Timur dengan Pendekatan Sistem Dinamik

Click to edit. Analisis Kinerja Klaster Industri Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Jawa Timur dengan Pendekatan Sistem Dinamik Analisis Kinerja Klaster Industri Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Jawa Timur dengan Pendekatan Sistem Dinamik Click to edit Master Disusun Oleh title style Faradina Dwi Martiningrum (2506 100 034) Dosen

Lebih terperinci

Disusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng.

Disusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng. PERUMUSAN SKENARIO KEBIJAKAN SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN DI SURABAYA BERDASARKAN EVALUASI DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN LINGKUNGAN : SEBUAH PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Disusun Oleh Arini Ekaputri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT ABSTRAK PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT Nurul Hudaningsi 1), Nurhadi Siswanto 2) dan Sri Gunani Partiwi 3) 1) Program Studi Teknik Industri, Pascasarjana Teknik Industri,

Lebih terperinci

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Oleh: Putri Amelia 2508.100.020 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Budisantoso

Lebih terperinci

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya 1 Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya Dewi Indiana dan Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.Eng. Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR. Oleh : Herry Purnama Sandy ( )

SIDANG TUGAS AKHIR. Oleh : Herry Purnama Sandy ( ) SIDANG TUGAS AKHIR Oleh : Herry Purnama Sandy (2507 100 110) Dosen Pembimbing 1 : Dr. Maria Anityasari, ST.,ME. Dosen Pembimbing 2 : Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, MT. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Tarif Cukai Terhadap Pendapatan Negara Dan Keberlangsungan Usaha Industri Rokok (Sebuah Pendekatan Sistem Dinamik)

Analisis Pengaruh Tarif Cukai Terhadap Pendapatan Negara Dan Keberlangsungan Usaha Industri Rokok (Sebuah Pendekatan Sistem Dinamik) Presentasi Sidang Tugas Akhir Analisis Pengaruh Tarif Cukai Terhadap Pendapatan Negara Dan Keberlangsungan Usaha Industri Rokok (Sebuah Pendekatan Sistem Dinamik) oleh Puja Kristian Adiatma 2507 100 049

Lebih terperinci

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Putri Amelia dan

Lebih terperinci

Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN

Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN Software Vensim Simulasi Daya Saing Rantai Nilai Sistem Dinamik Pemodelan Sistem Klaster Industri Makro ergonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, salah satu masalah yang menarik untuk dikaji yaitu berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan adalah mengenai kesiapan kerja siswa. Saat ini, banyak

Lebih terperinci

Pengembangan Model Simulasi Sistem Dinamis Keseimbangan Jumlah Input - Output Mahasiswa

Pengembangan Model Simulasi Sistem Dinamis Keseimbangan Jumlah Input - Output Mahasiswa Pengembangan Model Simulasi Sistem Dinamis Keseimbangan Input Output Mahasiswa Yuli Dwi Astanti, Trismi Ristyowati Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 20 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan agroindustri udang merupakan hal yang sangat penting dalam siklus rantai komoditas udang. Pentingnya keberadaan agroindustri udang

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH SEBAGAI DANA PRODUKTIF DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI UNTUK USAHA MIKRO

PEMODELAN SISTEM PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH SEBAGAI DANA PRODUKTIF DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI UNTUK USAHA MIKRO PEMODELAN SISTEM PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH SEBAGAI DANA PRODUKTIF DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI UNTUK USAHA MIKRO Septianing Handayani, Naning Aranti W, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya Tugas Akhir- TI 9 Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya Oleh : Dewi Indiana (576) Pembimbing : Prof. Dr. Ir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour Area) pada tahun 2003 yang lalu, APEC pada tahun 2010, dan kesepakatan WTO (world trade organization)

Lebih terperinci

Kata kunci: kesejahteraan, klaster nelayan pesisir, dinamis

Kata kunci: kesejahteraan, klaster nelayan pesisir, dinamis ANALISIS KESEJAHTERAAN PELAKU INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN PADA KOMUNITAS KLASTER MASYARAKAT NELAYAN PESISIR : SEBUAH PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM Indah Lestari dan Budisantoso Wirjodirdjo Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM DINAMIK ANALISIS PENGARUH PERFORMA EKONOMI MAKRO TERHADAP ANGKA KEMISKINAN

SIMULASI SISTEM DINAMIK ANALISIS PENGARUH PERFORMA EKONOMI MAKRO TERHADAP ANGKA KEMISKINAN SIMULASI SISTEM DINAMIK ANALISIS PENGARUH PERFORMA EKONOMI MAKRO TERHADAP ANGKA KEMISKINAN YULITA ROSIANA NRP. 5208 100 138 Dosen Pembimbing Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D. JURUSAN SISTEM INFORMASI Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Langkah-Langkah Penelitian Untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan kemudian disusun metodologi penelitian yang terdiri dari langkah-langkah

Lebih terperinci

PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung)

PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung) PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung) Hanif Galih Pratama, Sri Gunani Partiwi, Dody Hartanto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL SMK BERBASIS POTENSI UNGGULAN DAERAH DAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA MENGELIMINASI CITRA SEKOLAH SECOND CHOICE

SEMINAR NASIONAL SMK BERBASIS POTENSI UNGGULAN DAERAH DAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA MENGELIMINASI CITRA SEKOLAH SECOND CHOICE SMK BERBASIS POTENSI UNGGULAN DAERAH DAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA MENGELIMINASI CITRA SEKOLAH SECOND CHOICE Andi Muhammad Irfan 1, Nurlaela 2, dan Sunardi 3 1,2,3 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda

Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda Sidang Tugas Akhir Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda Diajukan oleh : Febru Radhianjaya 2507 100 117 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

KONDISI EKSISTING INDUSTRI. POTENSI Tulungagung Penghasil marmer terbesar di Indonesia (wikipedia.org) (Disperindag,2009)

KONDISI EKSISTING INDUSTRI. POTENSI Tulungagung Penghasil marmer terbesar di Indonesia (wikipedia.org) (Disperindag,2009) 8// PRESENTASI SIDANG TUGAS AKHIR Departemen Perdagangan RI LATAR BELAKANG 4 subsektor industri kreatif KONTRIBUSI SDA DAERAH NurmaAnita 56..46 Dosen Pembimbing Prof.Dr.Ir.Budisantoso Wirjodirdjo, M.Eng.

Lebih terperinci

Model Dinamik Perkembangan Perumahan dan Apartemen di Kota Surabaya

Model Dinamik Perkembangan Perumahan dan Apartemen di Kota Surabaya JURNAL TEKNIK, () 5 Model Dinamik Perkembangan Perumahan dan Apartemen di Kota Surabaya Hasyim Yusuf Asjari, Budisantoso Wirjodirdjo Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Keyword: Tulungagung s onix and marble industry, product life cycle, system dynamic

Abstrak. Abstract. Keyword: Tulungagung s onix and marble industry, product life cycle, system dynamic ANALISIS DAUR HIDUP PRODUK BERBASIS INDUSTRI KREATIF SUBSEKTOR KERAJINAN DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK (STUDI KASUS : PRODUK INDUSTRI MARMER DAN ONIX TULUNGAGUNG) Nurma Anita, Prof.Dr.Ir. Budisantoso

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi telah membawa dampak bagi segala aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan membawa persaingan yang semakin

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK Arya Nurakumala 1) Program Studi Magister Manajemen Konstruksi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci

PEMODELAN DINAMIKA PENERIMAAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS PELITA HARAPAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS

PEMODELAN DINAMIKA PENERIMAAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS PELITA HARAPAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS TUGAS AKHIR PEMODELAN DINAMIKA PENERIMAAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS PELITA HARAPAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh

Lebih terperinci

MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN JOMBANG

MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN JOMBANG MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN JOMBANG PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak kepada ketatnya persaingan, dan cepatnya perubahan lingkungan usaha. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mathieson, 2006). Pariwisata diyakini menjadi salah satu primadona

BAB I PENDAHULUAN. Mathieson, 2006). Pariwisata diyakini menjadi salah satu primadona BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pariwisata merupakan kegiatan ekonomi besar yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan sosial. Lebih dari 720 juta wisatawan dunia menghabiskan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PERKOPIAN NASIONAL TERKAIT USAHA-USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KOPI : SUATU PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

ANALISIS KEBIJAKAN PERKOPIAN NASIONAL TERKAIT USAHA-USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KOPI : SUATU PENDEKATAN SISTEM DINAMIK ANALISIS KEBIJAKAN PERKOPIAN NASIONAL TERKAIT USAHA-USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KOPI : SUATU PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Yorida Agustin Kurniayu dan Budisantoso Wirjodirdjo Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, dan 5) definisi istilah penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan titik berat pembangunan dalam memasuki era global. Era globalisasi dan pasar bebas tingkat AFTA dan AFLA

Lebih terperinci

STUDI RELEVANSI MATA PELAJARAN PRODUKTIF PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR MESIN DENGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA DI SMK

STUDI RELEVANSI MATA PELAJARAN PRODUKTIF PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR MESIN DENGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA DI SMK 198 STUDI RELEVANSI MATA PELAJARAN PRODUKTIF PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR MESIN DENGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA DI SMK Muhammad V. Ramdani 1, Aam Hamdani 2, Dede Suhayat 3 Universitas

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR Erma Suryani Program Studi Sistem Infomasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

model simulasi dan formulasi yang dibuat telah benar dan logis serta dapat mereprsentasikan kondisi eksisting.

model simulasi dan formulasi yang dibuat telah benar dan logis serta dapat mereprsentasikan kondisi eksisting. Verifikasi Cek Model pada Vensim Validasi Uji Statistik model simulasi dan formulasi yang dibuat telah benar dan logis serta dapat mereprsentasikan kondisi eksisting. Skenario 1 : Peningkatan kontribusi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SISTEM DINAMIS UNTUK MENGANALISA KETERSEDIAAN PART DI PT KOMATSU REMAN INDONESIA

PENERAPAN MODEL SISTEM DINAMIS UNTUK MENGANALISA KETERSEDIAAN PART DI PT KOMATSU REMAN INDONESIA PENERAPAN MODEL SISTEM DINAMIS UNTUK MENGANALISA KETERSEDIAAN PART DI PT KOMATSU REMAN INDONESIA Iman Setyoaji, Edi Santoso Universitas Bina Nusantara, Jl. Kunir 37 RT 01/V Banyumanik Bangunharjo Semarang,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Sistem pasokan bahan baku dalam suatu agroindustri merupakan salah satu faktor yang penting untuk menjaga kelangsungan proses produksi. Sistem pasokan ini merupakan

Lebih terperinci

Analisis Kebijakan Persediaan Beras Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik

Analisis Kebijakan Persediaan Beras Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 2017 ISSN: 25796429 Surakarta, 89 Mei 2017 Analisis Kebijakan Persediaan Beras Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik Wiwik Budiawan *1), Ary Arvianto

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 67 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kakao merupakan komoditas ekspor unggulan non-migas yang bernilai ekonomi tinggi dan tercatat sebagai penyumbang devisa bagi perekonomian nasional. Ekspor produk

Lebih terperinci

Pemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut)

Pemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-234 Pemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut)

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1 Abstrak Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat mengakibatkan semakin tingginya kompetisi dalam dunia usaha. Merupakan tantangan bagi sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki kerjasama ekonomi negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki kerjasama ekonomi negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki kerjasama ekonomi negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan perdagangan bebas asean (asean free trade area/afta) sejak tahun 2003 dan pasar bebas dunia tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dipresentasikan metodelogi penelitian yang diuraikan menjadi tujuh sub bab yaitu fokus kajian dan tempat, diagram alir penelitian, k-chart penelitian, konseptual

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015 Program Studi MMTITS, Surabaya 24 Januari 2015 ANALISIS PENENTUAN ESTIMASI BIAYA, PENJADWALAN DAN PENGELOLAAN DISTRIBUSI SERTA DAMPAK PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA LOGISTIK (STUDI KASUS:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Production Based Education Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Lulusan Pendidikan Vokasi Di Akademi Teknik Soroako

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Production Based Education Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Lulusan Pendidikan Vokasi Di Akademi Teknik Soroako BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun ini diperkirakan akan mencapai 6,4% dan terus meningkat menjadi 6,6% pada tahun 2014, hal ini berdasarkan publikasi Asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 78//35/Th. XIII, 5 November 05 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 05 AGUSTUS 05: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA JAWA TIMUR SEBESAR 4,47 PERSEN Jumlah angkatan kerja di

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEMACETAN DAN TINGKAT PERTUMBUHAN JUMLAH WISATAWAN DI KOTA BANDUNG: PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS TESIS NURILLAH UTAMI NIM :

HUBUNGAN TINGKAT KEMACETAN DAN TINGKAT PERTUMBUHAN JUMLAH WISATAWAN DI KOTA BANDUNG: PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS TESIS NURILLAH UTAMI NIM : HUBUNGAN TINGKAT KEMACETAN DAN TINGKAT PERTUMBUHAN JUMLAH WISATAWAN DI KOTA BANDUNG: PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL ANALISIS KEBIJAKAN INDUSTRI PENGOLAHAN BUAH MENGGUNAKAN METODOLOGI DINAMIKA SISTEM

PENGEMBANGAN MODEL ANALISIS KEBIJAKAN INDUSTRI PENGOLAHAN BUAH MENGGUNAKAN METODOLOGI DINAMIKA SISTEM ABSTRAK PENGEMBANGAN MODEL ANALISIS KEBIJAKAN INDUSTRI PENGOLAHAN BUAH MENGGUNAKAN METODOLOGI DINAMIKA SISTEM Oleh Riris Marito NIM : 23406054 Pembangunan industri pengolahan buah terutama produk sari

Lebih terperinci

Mengharmonisasikan Tenaga Kerja dan Pendidikan di Indonesia Kamis, 14 Januari 2010

Mengharmonisasikan Tenaga Kerja dan Pendidikan di Indonesia Kamis, 14 Januari 2010 Mengharmonisasikan Tenaga Kerja dan Pendidikan di Indonesia Kamis, 14 Januari 2010 Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu masalah serius yang erat kaitannya dengan kemajuan dan kemakmuran suatu Negara.

Lebih terperinci

Pengembangan daya saing daerah kabupaten/kota di propinsi jawa timur berdasarkan Potensi daerahnya

Pengembangan daya saing daerah kabupaten/kota di propinsi jawa timur berdasarkan Potensi daerahnya Pengembangan daya saing daerah kabupaten/kota di propinsi jawa timur berdasarkan Potensi daerahnya Oleh : Miftakhul Huda 3610100071 Dosen Pembimbing : DR. Ir. Eko Budi Santoso, Lic., Rer., Reg. JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toshiko Kinosita (Kompas, 24 Mei 2002) mengemukakan bahwa sumber

BAB I PENDAHULUAN. Toshiko Kinosita (Kompas, 24 Mei 2002) mengemukakan bahwa sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toshiko Kinosita (Kompas, 24 Mei 2002) mengemukakan bahwa sumber daya manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya

Lebih terperinci

I.1. Latar Belakang strategi Permasalahan Dari sisi pertanian

I.1. Latar Belakang strategi  Permasalahan Dari sisi pertanian 1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebagai industri yang mengolah hasil pertanian, yang menggunakan dan memberi nilai tambah pada produk pertanian secara berkelanjutan maka agroindustri merupakan tumpuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia pada saat ini sudah memasuki era persaingan tenaga kerja secara bebas untuk kawasan Asia Tenggara atau AFLA (Asean Free Labour Area) semenjak tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual yang merata di seluruh wilayah tanah air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan komponen otomotif baik untuk kendaraan baru (original equipment manufacture) dan spare parts (after market) cukup besar. Menurut data statistik jumlah populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pengertian judul : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MESIN DAN OTOMOTIF BERSTANDAR INTERNASIONAL DI SOLO BARU (PENEKANAN PADA ARSITEKTUR BIOKLIMATIK) adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MODEL SIMULASI DINAMIS UNTUK MANAJEMEN TARIF ANGKUTAN UMUM. Studi Kasus : Operator Angkutan Umum Perusahaan XYZ di Kotamadya Bandung

PENYUSUNAN MODEL SIMULASI DINAMIS UNTUK MANAJEMEN TARIF ANGKUTAN UMUM. Studi Kasus : Operator Angkutan Umum Perusahaan XYZ di Kotamadya Bandung PENYUSUNAN MODEL SIMULASI DINAMIS UNTUK MANAJEMEN TARIF ANGKUTAN UMUM Studi Kasus : Operator Angkutan Umum Perusahaan XYZ di Kotamadya Bandung T 658.816 LUK Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan survei yang dilakukan oleh United Nations Development Program ( UNDP ) pada 2007, menempatkan Human Development Index ( HDI ) Indonesia pada ranking

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL (Studi Kasus Pada Siswa Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR Erma Suryani Program Studi Sistem Infomasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Jl. Raya

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Manajemen Distribusi Logistik Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi pada PT Sunan Inti Perkasa

Pengembangan Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Manajemen Distribusi Logistik Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi pada PT Sunan Inti Perkasa Pengembangan Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Manajemen Distribusi Logistik Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi pada PT Sunan Inti Perkasa Titus Kristanto 1, Eka Cahya Muliawati 2, Rachman Arief

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Indonesia memiliki potensi bahan baku industri agro, berupa buah buahan tropis yang cukup melimpah. Namun selama ini ekspor yang dilakukan masih banyak dalam bentuk buah segar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan fasilitas fisik, peningkatan mutu guru, dan perubahan kurikulum.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan fasilitas fisik, peningkatan mutu guru, dan perubahan kurikulum. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangannya, pendidikan menengah kejuruan di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan dalam rangka pembaharuan. Hal ini terlihat jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua jenjang

Lebih terperinci

RELEVANSI PEKERJAAN LULUSAN SMK DENGAN KOMPETENSI KEAHLIAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (STUDI KASUS DI SMK PELITA SALATIGA) Thesis

RELEVANSI PEKERJAAN LULUSAN SMK DENGAN KOMPETENSI KEAHLIAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (STUDI KASUS DI SMK PELITA SALATIGA) Thesis RELEVANSI PEKERJAAN LULUSAN SMK DENGAN KOMPETENSI KEAHLIAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (STUDI KASUS DI SMK PELITA SALATIGA) Thesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen

Lebih terperinci

KESESUAIAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN PEKERJA DI PULAU JAWA: ANALISIS DATA SAKERNAS TAHUN Panji Suryono

KESESUAIAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN PEKERJA DI PULAU JAWA: ANALISIS DATA SAKERNAS TAHUN Panji Suryono KESESUAIAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN PEKERJA DI PULAU JAWA: ANALISIS DATA SAKERNAS TAHUN 2010 Panji Suryono panjisuryono.1990@gmail.com Agus Joko Pitoyo jokokutik@yahoo.com Abstract The decision

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas menuntut pendidikan yang mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas menuntut pendidikan yang mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang berkualitas menuntut pendidikan yang mengembangkan kecerdasan, serta mengembangkan kepribadian, akhlak, dan keterampilan. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

M.Ikhlas Khasana ( ) Mengetahui berbagai dampak kebijakan persawitan nasional saat ini. Pendahuluan. ekspor. produksi.

M.Ikhlas Khasana ( ) Mengetahui berbagai dampak kebijakan persawitan nasional saat ini. Pendahuluan. ekspor. produksi. Tugas Akhir ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI PERKEBUNAN SAWIT DI KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU: SEBUAH PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Membuat model persawitan nasional dalam usaha memahami permasalahan

Lebih terperinci

Jam Pelajaran Jam Pelajaran Koefisien Keterangan

Jam Pelajaran Jam Pelajaran Koefisien Keterangan ANALISA SENSITIVITAS Perbaikan Koefisien Nilai Untuk Waktu Pembelajaran Secara Praktikum Jika dibandingkan dengan perhitungan sebelumnya dimana mata pelajaran KK9, KK12, dan KK14 memiliki kekurangan dalam

Lebih terperinci

4.3. PENGEMBANGAN MODEL

4.3. PENGEMBANGAN MODEL terhadap berbagai aspek kehidupan (Amang dan Sapuan, 2000). Oleh karena itu, pengembangan sistem produksi kedelai nasional menuju swasembada dengan sistem modeling merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan

Lebih terperinci

DAMPAK KEBIJAKAN HARGA BBM TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA : Sebuah Pendekatan Model Dinamik

DAMPAK KEBIJAKAN HARGA BBM TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA : Sebuah Pendekatan Model Dinamik DAMPAK KEBIJAKAN HARGA BBM TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA : Sebuah Pendekatan Model Dinamik Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.Eng., Kuntum Khoiro Ummatin Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

RELEVANSI MATERI MATA KULIAH GAMBAR TEKNIK DAN MATERI MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DENGAN MATERI STANDAR UJI KOMPETENSI

RELEVANSI MATERI MATA KULIAH GAMBAR TEKNIK DAN MATERI MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DENGAN MATERI STANDAR UJI KOMPETENSI RELEVANSI MATERI MATA KULIAH GAMBAR TEKNIK DAN MATERI MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DENGAN MATERI STANDAR UJI KOMPETENSI Hamdan 1, Amay Suherman 2, Ariyano 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN DAN DUKUNGAN

Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN DAN DUKUNGAN Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN DAN DUKUNGAN CONTENT 1. Pengambilan Keputusan 2. Proses Pemodelan 3. Fase Kecerdasan 4. Fase Desain 5. Fase

Lebih terperinci

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING Andri Sanjaya 1) dan Abdullah Shahab 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROVINSI JAWA TIMUR Abstrak Umi Salama 1, Erma Suryani 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 65 3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Permasalahan utama yang dihadapi industri gula nasional yaitu rendahnya kinerja khususnya produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Untuk menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN PELAKU PERGULAAN NASIONAL: SUATU PENGHAMPIRAN MODEL DINAMIKA SISTEM

ANALISIS KETERKAITAN PELAKU PERGULAAN NASIONAL: SUATU PENGHAMPIRAN MODEL DINAMIKA SISTEM ANALISIS KETERKAITAN PELAKU PERGULAAN NASIONAL: SUATU PENGHAMPIRAN MODEL DINAMIKA SISTEM Lilik Khumairoh dan Budisantoso Wirjodirdjo Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang baik memerlukan metodologi yang baik pula. Hal tersebut dikarenakan penelitian itu sendiri merupakan suatu proses yang harus dilakukan secara benar dan cermat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri agro memiliki arti penting bagi perekonomian Indonesia yang ditunjukkan oleh beberapa fakta yang mendukung. Selama kurun waktu 1981 1995, industri agro telah

Lebih terperinci

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI PROPINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI PROPINSI SUMATERA UTARA ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh : AZWIR SINAGA 017018016 / IEP PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2005 RINGKASAN ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Lulusan perguruan tinggi (PT) di Indonesia menjelang akhir 2015 dihadapkan pada era pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimana persaingan sumberdaya manusia akan semakin

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERMAINAN SIMULASI BISNIS EXECUTIVE DECISION DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGALAMAN PEMBELAJARAN

PEMBUATAN PERMAINAN SIMULASI BISNIS EXECUTIVE DECISION DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGALAMAN PEMBELAJARAN JURNAL TEKNOLOGI, Edisi Khusus No. 2. Teknik Industri Tahun XIX, Juli 2005, ISSN 02151685 PEMBUATAN PERMAINAN SIMULASI BISNIS EXECUTIVE DECISION DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

Lebih terperinci

Pedoman Penyusunan TNA

Pedoman Penyusunan TNA BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengembangan pelatihan diperlukan langkah-langkah penyusunan yang harus ditempuh oleh seorang penyusun program pelatihan. Salah satu yang harus ditempuh diantara langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan bagian dari proses kehidupan manusia yang berkontribusi terhadap peningkatan kualitas individu-individu dalam rangka menjalani keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. Akseptasi Pasar di SMK Islam 2 Durenan dan SMKN 1 Pogalan antara lain:

BAB VI PENUTUP. sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. Akseptasi Pasar di SMK Islam 2 Durenan dan SMKN 1 Pogalan antara lain: 169 BAB VI PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir atau bab penutup. Pada bab ini memuat tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. A. Kesimpulan Berdasarkan fokus penelitian, paparan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimiliki perusahaan untuk diproses dan diolah menjadi informasi. Di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimiliki perusahaan untuk diproses dan diolah menjadi informasi. Di dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis. Sistem informasi dan teknologi berperan dalam mengelola data yang

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System

Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System Pengambilan Keputusan, Sistem, Pemodelan dan Dukungan Oleh : Imam Cholissodin S.Si., M.Kom Content 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pengambilan Keputusan Proses

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SISTEM DINAMIK UNTUK MENGEVALUASI KEBUTUHAN KAPASITAS BANDARA JUANDA

PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SISTEM DINAMIK UNTUK MENGEVALUASI KEBUTUHAN KAPASITAS BANDARA JUANDA PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SISTEM DINAMIK UNTUK MENGEVALUASI KEBUTUHAN KAPASITAS BANDARA JUANDA Febru Radhianjaya, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci