Identifikasi Knowledge Transfer Menggunakan Pendekatan Siemens Maturity Level

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Identifikasi Knowledge Transfer Menggunakan Pendekatan Siemens Maturity Level"

Transkripsi

1 ISSN : Identifikasi Knowledge Transfer Menggunakan Pendekatan Siemens Maturity Level Mariska Aprisciliana Widiatuti 1), Asri Pertiwi 2) Program Studi Sistem Informasi, STIMIK ESQ Jl. TB Simatupang Kav. 1 Cilandak Jakarta Selatan mail.mariska165@gmail.com 1), asri.pertiwi@esqbs.ac.id 2) Abstract: This study aims to understand and identify the process of new knowledge creation in Information Systems Program at STIMIK ESQ. Identification is conducted by approach of Siemens Maturity Level through observation and interview to 21 informants at STIMIK ESQ. The result of this research is the model of new knowledge creation at program study of Information Systems which is explained in Siemens Maturity Level at repeated level. Although creation of new knowledge is inhibited, but there is knowledge creation in the subject of technopreneurship, which is occurred through experience learning and exploring. Keywords: Knowledge Management, Knowledge Sharing, DIKW. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses penciptaan pengetahuan baru di program studi Sistem Informasi STIMIK ESQ. Identifikasi dilakukan dengan model yang dibangun melalui wawancara dengan pendekatan Siemens Maturity Level. Metode penelitian dilakukan secara kualitatif melalui observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap 21 informan pada STIMIK ESQ. Hasil dari penelitian ini adalah model penciptaan pengetahuan baru dengan pendekatan Siemens yang diuji pada STIMIK ESQ, dimana tingkat kematangan yang diperoleh berada pada level repeated sehingga penciptaan pengetahuan baru terhambat. Namun terdapat penciptaan pengetahuan baru khusus untuk matakuliah technopreneurship yang didapat melalui proses experience learning dan exploring. Kata kunci: Knowledge Management, Knowledge Sharing, DIKW. 1. LATAR BELAKANG Pengetahuan berasal dari informasi yang diolah dari data yang tersedia termasuk pengalaman, nilai-nilai, wawasan, dan informasi kontekstual. Perbedaan utama antara informasi dan pengetahuan adalah bahwa informasi jauh lebih mudah diidentifikasi, diatur dan didistribusikan sementara pengetahuan lebih sulit dikelola karena berada dalam pikiran seseorang. Pengetahuan dapat dikatakan sebagai gabungan antara informasi dengan pengalaman. Pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu bersifat unik. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa faktor yang membentuk dan memengaruhi pengetahuan seseorang [1]. Salah satu tujuan perguruan tinggi adalah mampu menciptakan pengetahuan baru. Perguruan tinggi diharapkan tidak hanya Mariska A Widiastuti & Asri Pertiwi Page 125 Knowledge Management, DIKW

2 menggunakan pengetahuan yang sudah ada, tetapi bisa berinovasi dengan menciptakan pengetahuan yang baru [1]. Dengan adanya penciptaan pengetahuan baru secara terus menerus, maka mengijinkan perguruan tinggi sebagai organisasi untuk memberikan respon cepat bagi kebutuhan bisnis [2] Namun penciptaan pengetahuan baru sulit untuk terlaksana jika perguruan tinggi tidak mengetahui sudah sejauh mana dan sudah di tingkat mana knowledge management yang dipakai. Diperlukan pengukuran untuk mengukur tingkat kematangan (maturity level) knowledge management yang dipakai. Subjek penelitian ini dilakukan pada mahasiswa dan dosen STIMIK ESQ untuk program studi sistem informasi dengan menggunakan pendekatan Siemens Maturity Level (Siemens KMMM) dengan beberapa tingkatan yaitu initial, repeatable, defined, managed dan optimizing, dengan demikian, tingkat kematangan knowledge management dari Program Studi Sistem Informasi di STIMIK ESQ dapat diketahui. 2. KNOWLEDGE MANAGEMENT Pengetahuan merupakan gabungan dari pengalaman, nilai, informasi kontekstual, pandangan pakar dan intuisi mendasar yang memberikan suatu lingkungan dan kerangka untuk mengevaluasi dan menyatukan pengalaman baru dengan informasi [3], yang sering dikonsptualisasikan sebagai bentuk konten yang paling berharga dalam suatu kontinum yang dimulai dengan data, mencakup informasi dan berakhir pada pengetahuan [4] Pengetahuan dianggap sebagai proses dinamis yang melibatkan interaksi dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan [5] [6] dan di capture, ditransfer dan digunakan [7]. Pengetahuan dianalisis dengan menggunakan beragam dikotomi mikro yaitu pengetahuan dari sudut pandang individu ataupun makro yaitu pengetahuan dari sudut pandang organisasi [8] 3. TACIT DAN EKSPLICIT KNOWLEDGE Pengetahuan diklasifikasikan pertama kali oleh Polanyi (1966) menjadi pengetahuan tacit dan eksplisit. Pengetahuan tacit bersifat pribadi, spesifik dan sulit diformalkan atau dikomunikasikan [9]. Pengetahuan ini mengacu pada pengetahuan pribadi yang tertanam dalam pengalaman individu dan melibatkan pengetahuan yang tidak berwujud. Mempelajari pengetahuan tacit sama halnya dengan mengetahui bagaimana isi kepala seseorang [10], sehingga tantangannya adalah mencari tahu bagaimana mengenali pengetahuan tersebut, menghasilkan, membagi dan kemudian mengelolannya. Berbeda dengan tacit, pengetahuan eksplisit lebih mudah dibagikan karena dapat dikodifikasikan, sehingga dapat dengan mudah ditransmisikan, diproses, dipindahkan dan disimpan dalam basisdata [11]. 4. TINGKAT KEMATANGAN KM Penciptaan pengetahuan berfokus pada menghasilkan pengetahuan baru yang dapat digunakan kembali dan terintegrasi dengan pengetahuan terkini untuk mengembangkan nilai lebih dan meningkatkan kinerja. Penciptaan pengetahuan berhubungan dengan penambahan pengetahuan atau mengoreksi pengetahuan yang ada. Sebagai sebuah proses, penciptaan pengetahuan didefinisikan berdasarkan metode atau sarana dimana pengetahuan dihasilkan dan dapat dibedakan dari output. Penciptaan pengetahuan sebagai output mengacu pada pengembangan gagasan baru yang mencerminkan elaborasi atau pengayaan pengetahuan yang ada [12]. Sebagai output, penciptaan pengetahuan didefinisikan dalam bentuk produk langsung dari proses penciptaan pengetahuan, seperti representasi gagasan, dan dapat dibedakan dampaknya terhadap hasil. Penciptaan pengetahuan sebagai hasil berarti bahwa pengetahuan baru disebar, diadopsi dan disematkan sebagai produk, layanan dan sistem baru [13] Mariska A Widiastuti & Asri Pertiwi Page 126 Knowledge Management, DIKW

3 Penciptaan pengetahuan adalah fenomena kolektif [14], sehingga orang dapat mereproduksi dan menciptakan pengetahuan dengan menggunakan pengalaman mereka sendiri dan orang lain. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan tercipta dalam suatu organisasi, maka perlu diketahui tingkat kematangan dari pengelolaan pengetahuan tersebut. Maturity model menggambarkan perkembangan suatu entitas dari waktu ke waktu, dengan entitas menjadi sesuatu yang menarik. Secara umum, maturity model memiliki sifat berikut [15]: 1. Perkembangan satu entitas disederhanakan dan dijelaskan dengan jumlah tingkat kematangan yang terbatas; 2. Tingkatan dicirikan oleh persyaratan tertentu, yang harus dicapai oleh entitas pada tingkat tersebut; 3. Tingkatan diurutkan secara berurutan, dari tingkat awal sampai tingkat akhir (tingkatan terakhir adalah tingkat kesempurnaan); 4. Selama pengembangan, entitas maju dari satu tingkat ke tingkat berikutnya. Tidak ada tingkatan yang bisa dilewati. Siemen membagi knowledge management maturity level kedalam 5 (lima), yaitu: 1. Initial, dicirikan dengan proses pengetahuan perguruan tinggi sebagai organisasi yang tidak dikendalikan secara sadar. Aktivitas pengetahuan yang berhasil dipandang sebagai suatu keberuntungan dan bukanlah hasil penetapan tujuan. 2. Repeated, dimana aktifitas dari dosen, tenaga non akademik dan mahasiswa diimplementasikan pada kegiatan tingkat unit (program studi). Pada level ini, fokus diberikan hanya pada tingkat operasional dan hanya bergerak satu arah. Hambatan yang sering terjadi adalah gangguan lingkungan (ekosistem), tidak jelasnya sasaran kerja dan kurangnya pengetahuan yang relevan. 3. Defined, yang dicirikan sudah adanya kegiatan yang stabil dan praktek efektif yang mendukung KM pada masingmasing bagian organisasi. Kegiatan sudah dalam dua arah walaupun dalam area internal. 4. Managed, yang dicirikan dengan pengakuan peran praktek komunitas sebagai sesuatu yang penting untuk membangun budaya pengetahuan dan mendorong adanya pengalihan pengetahuan. Pada level ini, data informasi merupakan hal vital. 5. Optimizing, dicirikan adanya perbaikan terus-menerus yang fokus pada pasar penciptaan pengetahuan baru untuk memunculkan suatu inovasi. 5. PEMBAHASAN Dari hasil observasi pendahuluan, diperoleh sebanyak 21 informan yang memenuhi kriteria. Informan tersebut terbagi menjadi 5 orang dosen dan 16 orang mahasiswa. Dosen digunakan sebagai informan karena dosen merupakan orang yang memiliki pengetahuan untuk disampaikan ke mahasiswa, sehingga dosen memegang peranan penting terjadinya penciptaan pengetahuan. Sedangkan mahasiswa dipilih karena mahasiswa merupakan salah satu objek yang berinteraksi secara langsung kepada dosen. Mahasiswa juga dianggap mampu membentuk pengetahuan baru secara cepat ketika diberi kesempatan untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan yang didapat dari dosen dan dari eksternal melalui magang Siemen KM Maturity Level Tingkat kematangan KM dilihat dari sudut pandang cara menyampaikan (delivery way), sumber pengetahuan (material planning) dan penelitian (research). Mariska A Widiastuti & Asri Pertiwi Page 127 Knowledge Management, DIKW

4 Gambar 1. Cara Penyampaian Pembelajaran dengan Tingkat Siemens KM Maturity Ketika proses pembelajaran tidak dilakukan secara sadar dan terkesan tidak terkoordinasi, maka organisasi berada pada level initial. Proses pembelajaran yang telah terkoordinasi namun dalam prakteknya hanya dilakukan satu arah dengan sedikitnya interaksi terjadi maka organisasi itu berada pada level repeated. Selanjutnya pada level defined, terjadi bila pembelajarannya telah dengan melibatkan diskusi interaktif secara intens tetapi hanya dalam unit/kelas tertentu. Bilamana diskusi interaktif ini juga berdampak pada lintas unit, lintas kelas (luar kelas) tetapi belum ada campur tangan pengetahuan yang datang dari eksternal secara intens, maka organisasi ini berada pada level managed. Sedangkan level tertinggi adalah Optimized dimana terjadi kombinasi antara eksploitasi di dalam dan eksplorasi diluar untuk mendapatkan dan mengolah pengetahuan baru. Gambar 2. Sumber Pengetahuan pada Tingkatan Siemens KM Maturity 5.2. Persepsi Mahasiswa terhadap Matakuliah dan Dosen. Untuk menganalisa ekosistem pembelajaran yang ada, perlu diindentifikasikan matakuliah yang disukai dan tidak disukai dan alasannya. Wawancara dilakukan dengan membangkitkan pertanyaan awal Matakuliah apa yang paling kamu suka dan yang paling kamu tidak suka. Hasil kualitatif ini kemudian dikelompokan ke dalam kategori: 1. Kelompok matakuliah logika dan matematika, merupakan matakuliah yang mengandung sisi logika dan teknis yang sangat kuat. 2. Kelompok matakuliah terapan, merupakan matakuliah yang mengintegrasikan beberapa aplikasi, bahasa pemrograman dan desain untuk menghasilkan sebuah produk. Contohnya adalah Multimedia Interaktif dan Pemodelan Web. 3. Kelompok matakuliah bisnis enterprise dan manajemen, merupakan matakuliah sistem informasi yang lebih mengarah pada organisasi dan manajemen. Mariska A Widiastuti & Asri Pertiwi Page 128 Knowledge Management, DIKW

5 4. Kelompok matakuliah technopreneurship, merupakan matakuliah yang langsung berinteraksi dengan industri, komunitas dan jaringan startup. Sifat matakuliah ini sangat fleksibel. Dari hasil wawancara mendalam, kelompok satu adalah matakuliah yang paling tidak disukai oleh mahasiswa tetapi juga yang paling disukai oleh mahasiswa. Alasan mengapa disukai adalah lebih kepada praktikal, kebenaran yang sudah pasti tidak monoton. Namun untuk sebagian mahasiswa mengatakan bahwa tidak menyukai matakuliah ini karena sulit dipahami. Menariknya, walaupun mahasiswa mengatakan tidak menyukai kelompok matakuliah 1 (satu), namun informan tersebut mengatakan berminat, bila mengerti. Sebagian yang mengatakan tidak menyukai matakuliah kelompok 1, mengatakan lebih menyukai matakuliah terapan dan technopreneurship serta hanya sebagian kecil yang menyukai kelompok bisnis enterprise dan manajemen karena sifat belajarnya yang monoton, kurang interaktif dan tidak ada praktek Persepsi Mahasiswa terhadap Proses Transfer Ilmu Pengetahuan Kesuksesan KM terutama dipengaruhi oleh kesuksesan dari transfer ilmu pengetahuan yang merupakan bagian dari proses penciptaan pengetahuan baru. Dalam proses pembelajaran, dosen menyampaikan bahan ajar melalui slide presentation dan materi yang diberikan sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Tetapi. fokus dari proses transfer pengetahuan adalah adanya interaktif dari pemberi pengetahuan dan penerima pengetahuan. Sebanyak 60% terjadi komunikasi interaktif sedangkan sisanya mengatakan cenderung membosankan bila hanya mendengar dari dosen. Dari materi yang diberikan, hanya 13.3% yang melakukan review perkuliahan terencana sedangkan 73.3% mereview materi menjelang waktu assessment dan ujian akhir semester. Hanya 13.3% mahasiswa yang berusaha melakukan eksplorasi materi perkuliahan diluar dari bahan presentasi dosen. Jadi, pada proses delivery materi bahan ajar ini, mahasiswa baru melakukan eksploitasi satu arah dan kurang melakukan eksplorasi. Namun, hal ini tidak terjadi pada matakuliah Technopreneur, sebagian besar nara sumber mengatakan bahwa walaupun tertekan untuk matakuliah ini namun mahasiswa selain melakukan eksploitasi dari dosen dan dosen tamu, juga memiliki pengalaman melalui eksplorasi secara bebas dengan eksternal. Tertekan disini maksudnya, mahasiswa dipaksa keluar dari zona nyaman untuk bertemu dan berinteraksi orang-orang di luar lingkungannya secara individu. Proses interaksi ini ternyata mendorong mahasiswa untuk melakukan eksplorasi sendiri melalui jaringan baru yang dibentuk (komunitas), sosial media, internet dan youtube Persepsi Mahasiswa terhadap Keahlian Dosen Dalam proses transfer knowledge, diharapkan dosen mempu melakukan transfer pengetahuan, bukan sebaliknya hanya menyampaikan informasi. Knowledge terbentuk dari informasi dan pengalaman, untuk itu keahlian dosen penting bagi proses transfer pengetahuan. Menurut nara sumber, dosen memiliki keahlian yang sangat baik, namun kurang bisa menyampaikan materi ke mahasiswa. Bagi mahasiswa yang tergolong cepat tanggap, dosen dianggap menyampaikan materi yang berulang-ulang. Hal ini dapat dipahami karena kemampuan mahasiswa di dalam kelas berbeda-beda, sehingga bagi mahasiswa yang pandai, pembelajaran terkesan lambat sedangkan bagi mahasiswa yang kurang, penyampaian materi terkesan cepat sehingga harus diulang-ulang. Dari hasil wawancara, kondisi nyata yang menyebabkan mahasiswa menyukai matakuliah adalah sebagai berikut: Mariska A Widiastuti & Asri Pertiwi Page 129 Knowledge Management, DIKW

6 1. Practical & Case Study Matakuliah yang mengandung praktek dan studi kasus nyata. 2. Structured Material, Materi yang akan disampaikan, terencana sehingga dapat dipersiapkan oleh mahasiswa. 3. Interactive, terjadi interaksi antara dosen dan mahasiswa sehingga suasana kelas lebih ke arah diskusi. 4. Passion, sesuai dengan passion 5.5. Persepsi Dosen terhadap Keahlian dan Kesesuaian Matakuliah yang diampu. Menurut wawancara yang dilakukan kepada informan, didapatkan bahwa informan mengajar sesuai dengan latar belakang pekerjaan dan kemampuan yang dimilikinya. Namun ada beberapa informan yang ditugaskan untuk mengajarkan matakuliah yang tidak sesuai dengan latar belakang pekerjaan dan kemampuannya. Ketidaksesuaian tersebut membuat informan berusaha untuk mempelajari materi baru tersebut dari awal sehingga baik dosen maupun mahasiswa sama-sama belajar dari awal. Ketika hal ini terjadi, yang dibutuhkan adalah pengetahuan yang berasal dari eksternal (best practice) 5.6. Persepsi Dosen terhadap Transfer Ilmu Pengetahuan Sebagian dosen merasa mendapat pengetahuan baru dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan mahasiswa, beberapa dosen mengungkapkan bahwa matakuliah yang mereka ajarkan tidak memperkaya area penelitian mereka. Pengetahuan baru juga didapatkan dosen dalam berjalannya menyusun materi. Namun, bila hal ini dipasangkan dengan informan mahasiswa, maka pengetahuan hanya dapat terbentuk ketika mahasiswa aktif berinteraksi. Gambar 3: Interaksi Ideal terjadinya penciptaan pengetahuan Gambar 1 memperlihatkan interaksi ideal untuk dapat menciptakan pengetahuan baru. Sumber pengetahuan dari dosen didapatkan dari penelitian yang dilakukan berdasarkan studi kasus perusahaan, buku literatur, workshop dan komunitas, internship di industri serta pengetahuan baru hasil dari diskusi dengan professional maupun mahasiswa yang pernah menjalankan internship. Pengetahuan ini diberikan kepada mahasiswa dengan harapan diterima oleh mahasiswa dan mendapatkan feedback dari mahasiswa berupa pengetahuan yang baru. Sedangkan mahasiswa mendapatkan pengetahuan tidak hanya dari dosen tetapi juga dari kalangan professional, komunitas dan jaringan yang dibangun Analisis Domain Analisis domain yang dilakukan berdasarkan wawancara, maka didapatkan bahwa untuk terciptanya pengetahuan dilihat dari sudut metode pembelajaran, maka dosen yang ideal dilihat dari cara menyampaikan pelajaran (delivery way), perencanaan material (material planned) dan penelitian yang sejalan dengan area bidang pengajaran. delivery way, dilihat dari 2 hal penting yaitu harus ada diskusi interaktif dan mendisain materi yang menarik dengan praktek dan studi kasus sehari-hari, Untuk membuat kelas menjadi interaktif dengan praktek dan studi kasus, maka dosen perlu memiliki experience learning dan melakukan eksplorasi secara terus menerus. Sedangkan materi yang akan disampaikan, harus terencana dan Mariska A Widiastuti & Asri Pertiwi Page 130 Knowledge Management, DIKW

7 terstruktur. Kedua hal ini didukung oleh penelitian. 6. KESIMPULAN Hasil penelitian menyebutkan bahwa sebanyak 60% matakuliah melakukan pembelajaran melalui praktikal dan studi kasus terbatas di internal kecuali untuk matakuliah Technopreneurship. Pengetahuan baru akan tercipta bilamana terdapat pengetahuan yang datang dari eksternal baik untuk dosen dan mahasiswa. Walaupun dosen dirasakan memiliki keahlian yang cukup baik, tetapi penyampaiannya dilakukan berulang-ulang, terdapat kecenderungan tidak adanya perbaikan materi kecuali untuk matakuliah Technopreneur. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian mendalam sesuai dengan kelompok matakuliah dan mengidentifikasikan apakah yang dilakukan di matakuliah Technopreneurship juga dapat dilakukan di kelompok matakuliah lainnya. DAFTAR PUSTAKA [1] A. Pertiwi, "Model DKIW dalam berbagi pengetahuan," Journal I-Statement STIMIK ESQ, vol. Vol 2. No. 2, pp , [2] M. Zeleny, "Knowledge-Information autopoietic cycle: towards the wisdom systems," International Journal of Management and Decision Making, vol. 7(1), pp. 3-18, [3] T. H. Davenport and P. Laurence, "Working knowledge: How Organisations Manage What They Know," p88 ed., Harvard Business School Press, 1998, p. 88. [4] V. Grover and T. H. Davenport, "General Perspectives on Knowledge Management: Fostering a Research Agenda.," Journal of Management Information Systems, pp. 5-21, [5] C. Bason, Leading Public Sector Innovation: Co-creating for a Better Society, Chicago: Policy Press, [6] I. Nonaka, "A Dynamic Theory of Organisational Knowledge Creation," Organization Science, vol. 5, pp , [7] M. E. Jennex, Knowledge Management: Concepts, Methodologies, Tools and Application, Pennsylvania : Information Science Reference, Pennsylvania State University, [8] H. T. Ikujiro Nonaka, The Knowledge- Creating Company: How Japan Companies Create the Synamics of Innovation, Oxford University Press, [9] A. Datta, "Combining Networks, Ambidexterity and Absorptive Capacity to Explain Commercialization of Innovations: A Theoritical Model from Review and Extension," Journal of Management and Strategy, vol. 2, no. 4, pp. 2-25, [10] M. Y, "Knowledge Management and New Organization Forms: A Framework for Business Model Innovation.," Information Resources Management Journal, vol. 13, no. 1, pp. 5-14, [11] S. a. T. H. Allameh, "The Factors Influencing Knowledge Exchange among Employees of an Organization (case study, Isfahan Center of Research of Agriculture Campaign)," Journal of Economic and Administrative Sciences of University of Isfahan, vol. 3, [12] R. B. G. W. D. S. J. M. H. Michael Parent, "Knowledge Creation in Focus Groups: Can Group Technologies Help?," Information and Management, pp , [13] B. B. Rebecca Mitchel, "Knowledge Creation Measurement Method," Mariska A Widiastuti & Asri Pertiwi Page 131 Knowledge Management, DIKW

8 Journal of Knowledge Management, vol. 14, no. 1, pp , [14] I. Coromina Soler, "Social Networks and Performance in Knowledge Creation. An Application and Methodological Proposal," Doctoral Disertation, Department of Economics, University of Girona, Girona, [15] G. Klimko, "Knowledge Management and Maturity Models: Building Common Understanding," in Proceeding of the 2nd European Conference on Knowledge Management, Mariska A Widiastuti & Asri Pertiwi Page 132 Knowledge Management, DIKW

Model DKIW dalam Berbagi Pengetahuan

Model DKIW dalam Berbagi Pengetahuan Model DKIW dalam Berbagi Pengetahuan ISSN : 2442-8337 Asri Pertiwi Program Studi Sistem Informasi, STIMIK ESQ Jl. TB Simatupang Kavling 1, Cilandak, Jakarta Selatan 12560 Email: asri.pertiwi@esqbs.ac.id

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Geografi sebagai salah satu mata pelajaran dari beberapa mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Mengah Atas (SMA). Geografi juga masuk dalam mata pelajaran yang diujikan

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. Tinjauan Pustaka... 3 A. Pengetahuan (Knowledge)... 3 B. Manajemen Pengetahuan... 4 C. Knowledge Sharing... 5 III.

Lebih terperinci

BERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI. Dyah Safitri 1*

BERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI. Dyah Safitri 1* BERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI Dyah Safitri 1* 1 Program Studi Manajemen Informasi dan Dokumen Program Vokasi Universitas Indonesia ABSTRAK

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Aktivitas kolaborasi memberikan dampak yang signifikan dalam usaha kolektif manusia. Aktivitas ini mendapatkan perhatian yang sangat besar dari sejumlah besar area

Lebih terperinci

PERANCANGAN ARSITEKTUR BISNIS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA BERBASIS ORGANIZATIONAL LEARNING DENGAN PENDEKATAN TOGAF ADM

PERANCANGAN ARSITEKTUR BISNIS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA BERBASIS ORGANIZATIONAL LEARNING DENGAN PENDEKATAN TOGAF ADM PERANCANGAN ARSITEKTUR BISNIS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA BERBASIS ORGANIZATIONAL LEARNING DENGAN PENDEKATAN TOGAF ADM Heriyono Lalu Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation

Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation Atreyi Kankanhalli, Bernard C. Y. Tan, dan Kwok-Kee Wei MIS Quarterly Vol. 29 No. 1, pp. 113-143/Maret 2002 Kata

Lebih terperinci

APLIKASI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONSEP OPENWORLD DALAM PENGENALAN DASAR KOSAKATA BAHASA MANDARIN

APLIKASI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONSEP OPENWORLD DALAM PENGENALAN DASAR KOSAKATA BAHASA MANDARIN Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-4 Desember 2013 APLIKASI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONSEP OPENWORLD DALAM PENGENALAN DASAR KOSAKATA BAHASA MANDARIN Hanny Haryanto 1), Sugiyanto 2),

Lebih terperinci

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Restu Khaliq Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Antasari Business competition is increasingly tight, not only to survive but the company

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS,

PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS, Tugas Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dosen : Dr.Ir. Arief Iman Suroso, M.Sc PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS, Tbk. OLEH : NURUL HIDAYAH P056101491.46 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISA DAN IMPLEMENTASI NONAKA S MODEL DI TINGKAT UNIVERSITAS (KNOWLEDGE MANAGEMENT STRATEGY AND IMPLEMENTATION)

ANALISA DAN IMPLEMENTASI NONAKA S MODEL DI TINGKAT UNIVERSITAS (KNOWLEDGE MANAGEMENT STRATEGY AND IMPLEMENTATION) Techno.COM, Vol. 13, No. 3, Agustus 2014: 173-178 ANALISA DAN IMPLEMENTASI NONAKA S MODEL DI TINGKAT UNIVERSITAS (KNOWLEDGE MANAGEMENT STRATEGY AND IMPLEMENTATION) Indra Gamayanto 1, Acun Kardianawati

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

Analisis Meningkatkan Kinerja Dosen Menggunakan Knowledge Management System

Analisis Meningkatkan Kinerja Dosen Menggunakan Knowledge Management System Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis Meningkatkan Kinerja Dosen Menggunakan Knowledge Management System I Gusti Ayu Desi Saryanti 1, Ni Luh Gede Pivin

Lebih terperinci

TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU

TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU LD/SEM II-04/05 1 QUALITY FRAMEWORK Sistem Evaluasi Diri Sasaran dan Visi Organisasi Analisa Pengukuran Kinerja Umpan Balik Misi Benchmarking Faktor Kritis untuk Sukses ISO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon Model Manajemen Pengetahuan Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan

Lebih terperinci

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Konsep Business Inteligence. (Bag. 2) Ade Sarah H., M.Kom

Konsep Business Inteligence. (Bag. 2) Ade Sarah H., M.Kom Konsep Business Inteligence (Bag. 2) Ade Sarah H., M.Kom Data, informasi dan pengetahuan Arsitektur BI Komponen utama BI Siklus analisis BI Tahap pengembangan sistem BI Sebuah organisasi memiliki data

Lebih terperinci

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak EVALUASI PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KOPERASI SWADHARMA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MATURITY LEVEL PADA KERANGKA KERJA COBIT PADA DOMAIN PLAN AND ORGANISE RAHMADINI DARWAS Program Magister Sistem Informasi

Lebih terperinci

1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini

1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan langkah-langkah utama dalam siklus KM 3. Menjelaskan model sistem

Lebih terperinci

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF Ibrahim 1, Lela Nurpulaela 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Singaperbangsa Karawang

Lebih terperinci

INTEGRASI, PENGARUH DAN MASA DEPAN SISTEM CERDAS DALAM SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN

INTEGRASI, PENGARUH DAN MASA DEPAN SISTEM CERDAS DALAM SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN INTEGRASI, PENGARUH DAN MASA DEPAN SISTEM CERDAS DALAM SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN (Integration, Influence and The Future of Intelegence System in Management Support System) Vensy Vydia, Nursanti Irliana

Lebih terperinci

PENERAPAN FRAMEWORK COBIT UNTUK IDENTIFIKASI TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI: STUDI KASUS DI FASILKOM UNWIDHA

PENERAPAN FRAMEWORK COBIT UNTUK IDENTIFIKASI TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI: STUDI KASUS DI FASILKOM UNWIDHA 38 khazanah informatika Jurnal Ilmu Komputer dan Informatika PENERAPAN FRAMEWORK COBIT UNTUK IDENTIFIKASI TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI: STUDI KASUS DI FASILKOM UNWIDHA Agustinus Suradi

Lebih terperinci

Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)

Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Judul Matakuliah Bobot Matakuliah Kode Matakuliah : Management : 3 SKS : Deskripsi Matakuliah Kompetensi Umum Text Book Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947 PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE CONVERSION 5C-4C DAN SECI DI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

COBIT 5: ENABLING PROCESSES

COBIT 5: ENABLING PROCESSES COBIT 5: ENABLING PROCESSES COBIT 5: Enabling Processes (cont.) Source: COBIT 5, figure 29. 2012 ISACA All rights reserved. 2 Enabling Process COBIT 5 cont... Stakeholder : tiap proses memiliki stakeholder

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami konsep dasar mengenai penangkapan dan kodifikasi pengetahuan. Mengetahui teknik-teknik untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado

Pengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado Pengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado Djoni Setiawan K, Purnomo Wisnu Aji Program Studi D3 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PRAKTIK INDUSTRI DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELKTRONIKA UNY BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN YII FRAMEWORK

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PRAKTIK INDUSTRI DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELKTRONIKA UNY BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN YII FRAMEWORK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PRAKTIK INDUSTRI DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELKTRONIKA UNY BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN YII FRAMEWORK Agung Rizki Subhan & Handaru Jati Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan, investasi dalam inovasi mengikuti siklus boom-bust. Survei tahunan yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Industri mengkonfirmasi

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MODEL PISA LEVEL 4. Kamaliyah, Zulkardi, Darmawijoyo

MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MODEL PISA LEVEL 4. Kamaliyah, Zulkardi, Darmawijoyo JPM IAIN Antasari Vol. 1 No. 1 Juli Desember 2013, pp. 1-8 MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MODEL PISA LEVEL 4 Kamaliyah, Zulkardi, Darmawijoyo Abstrak PISA (Program International for Student Assessment)

Lebih terperinci

11/1/2009. Framework 1 : Linked System. Manajemen

11/1/2009. Framework 1 : Linked System. Manajemen Framework 1 : Linked System Sistem Informasi Manajemen 1 Framework 2 : Nested Sytem Manajemen Sistem Informasi Framework 3 : Internal System Manajemen Sistem Informasi Organisasi 2 Getting the right information

Lebih terperinci

PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG

PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG Saat ini kita hidup di jaman inovasi (Janszen,2000) dimana inovasi ini muncul karena situasi bisnis saat ini dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

PERANAN DESAIN GRAFIS DALAM MENGGALI POTENSI LOKAL MELALUI KEGIATAN COLLABORATION PROJECT

PERANAN DESAIN GRAFIS DALAM MENGGALI POTENSI LOKAL MELALUI KEGIATAN COLLABORATION PROJECT PERANAN DESAIN GRAFIS DALAM MENGGALI POTENSI LOKAL MELALUI KEGIATAN COLLABORATION PROJECT Abstrak: Collaboration project salah satu metode yang dapat dikembangkan untuk memperkaya wawasan mahasiswa Desain

Lebih terperinci

Monev Kegiatan Iptek dengan Open Method Of Coordination/OMC (Metode. Koordinasi Terbuka/MKT)

Monev Kegiatan Iptek dengan Open Method Of Coordination/OMC (Metode. Koordinasi Terbuka/MKT) Monev Kegiatan Iptek dengan Open Method Of Coordination/OMC (Metode Koordinasi Terbuka/MKT) 2008 ALUR PAPARAN OMC (Open Method of Coordination) Isu Koordinasi Pengertian, Contoh, Manfaat Mekanisme, elemen

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT DI PERGURUAN TINGGI

MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT DI PERGURUAN TINGGI MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT DI PERGURUAN TINGGI Dyah Budiastuti Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 dyanto23@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. Visi yang dimiliki oleh BSI UMY adalah menjadi Biro yang mampu meningkatkan posisi UMY sebagai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : produktivitas, Malcolm Baldrige dan continuously improvement. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : produktivitas, Malcolm Baldrige dan continuously improvement. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam suasana persaingan yang semakin ketat dan aktivitas perusahaan yang semakin kompleks, setiap perusahaan dituntut untuk menghasilkan laba seoptimal mungkin agar dapat mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI (KASUS: DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA) GHITA YASANINGTHIAS P

TUGAS INDIVIDU PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI (KASUS: DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA) GHITA YASANINGTHIAS P DOSEN : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc. Hari/Tanggal : Kamis/14 Juli 2011 TUGAS INDIVIDU PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI (KASUS: DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA) GHITA YASANINGTHIAS P056101151.45 PROGRAM

Lebih terperinci

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS RESEARCH : WHAT S THERE IN A METHODOLOGY

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS RESEARCH : WHAT S THERE IN A METHODOLOGY MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS RESEARCH : WHAT S THERE IN A METHODOLOGY Oleh Prashant Palvia, En Mao, A. F Salam dan Khalid S. Soliman Communications of the Association for Information Systems (CAIS) Volume

Lebih terperinci

M-Learning : Alternatif Media Pembelajaran di LPTK

M-Learning : Alternatif Media Pembelajaran di LPTK M-Learning : Alternatif Media Pembelajaran di LPTK Ida Sriyanti Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unsri Jln. Palembang-Prabumulih Km. 32 Inderalaya OI (Sum-Sel) ida_sriyanti@yahoo.com Abstrak Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya

Lebih terperinci

Jl. Mayjen Bambang Soegeng Km. 5 Mertoyudan-Magelang Abstrak

Jl. Mayjen Bambang Soegeng Km. 5 Mertoyudan-Magelang    Abstrak Pengembangan Metode Pengukuran Sistem IT Governance dengan Menggunakan Acuan Standard Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) sebagai Critical Succes Factor (CSF ) (Studi Kasus : Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

Tingkat Kapabilitas Tata Kelola TI Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Sam Ratulangi

Tingkat Kapabilitas Tata Kelola TI Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Sam Ratulangi Tingkat Kapabilitas Tata Kelola TI Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Sam Ratulangi Wella 1, Anasthasia Tampi 2 Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas Multimedia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Latar Belakang CMMI (Capability Maturity Model Integration) Menurut Dennis M. Ahern, Aaron Clouse, dan Richard Turner, dalam buku mereka yang berjudul CMMI Distilled: A Practical

Lebih terperinci

Laporan: Satu Semester Bersama Kuliah Seminar. Abstraksi

Laporan: Satu Semester Bersama Kuliah Seminar. Abstraksi Laporan: Satu Semester Bersama Kuliah Seminar Ikhlas Purwanto, ikpu50@ui.ac.id Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Abstraksi Paper ini merupakan sebuah laporan pelaksanaan kuliah seminar semester

Lebih terperinci

Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion

Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion Petunjuk Sitasi: Atma, S., Soesanto, R. P., Kurniawati, A., & Hediyanto, U. Y. (2017). Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge

Lebih terperinci

1.1 Sejarah Perusahaan ITB School of Business and Management (SBM-ITB)

1.1 Sejarah Perusahaan ITB School of Business and Management (SBM-ITB) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan 1.1.1 ITB School of Business and Management (SBM-ITB) ITB mulai merencanakan membuka program bisnis dan manajemen sejak tahun 1970. Pada akhir tahun 1980, Departemen

Lebih terperinci

MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI. REMAJA (PIK KRR ) di UPT BAPERMAS PP, PA dan KB,

MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI. REMAJA (PIK KRR ) di UPT BAPERMAS PP, PA dan KB, MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK KRR ) di UPT BAPERMAS PP, PA dan KB, KECAMATAN JEBRES, SURAKARTA Skripsi Disusun Oleh: EXTA ANIZA FITRIYANTI D0109030

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA AKADEMIS AMIK ASM LAKSI 31

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA AKADEMIS AMIK ASM LAKSI 31 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA AKADEMIS AMIK ASM LAKSI 31 Inayatulloh Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Binus University Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... i LEMBAR JUDUL DALAM... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI TUGAS AKHIR... iv LEMBAR PERNYATAAN... v ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 4

01/10/2010. Pertemuan 4 Pertemuan 4 Tahap pertama dalam siklus KM Terintegrasi Menangkap atau mengekstrak pengetahuan tacit Mengorganisasi atau mengkodekan pengetahuan explicit Perlu dibedakan antara menangkap/identifikasi pengetahuan

Lebih terperinci

Driving Forces of Knowledge Management

Driving Forces of Knowledge Management Uwes A. Chaeruman Driving Forces of Knowledge Management Faktor Pendorong Manajemen Pengetahuan Knowledge Management? Kemampuan suatu perusahaan secara keseluruhan untuk menciptakan pengetahuan baru, menyebarluaskannya

Lebih terperinci

ISSN: X 155 ASPEK HUMANISTIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT DAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MAHASISWA (STUDI KASUS DI AMIK PGRI KEBUMEN)

ISSN: X 155 ASPEK HUMANISTIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT DAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MAHASISWA (STUDI KASUS DI AMIK PGRI KEBUMEN) ISSN: 2088-687X 155 ASPEK HUMANISTIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT DAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MAHASISWA (STUDI KASUS DI AMIK PGRI KEBUMEN) Nur Wasito a a Dosen Program Studi Manajemen Informatika, AMIK

Lebih terperinci

Perancangan Knowledge Management Capability Maturity Model Untuk Perusahaan Manufakturing

Perancangan Knowledge Management Capability Maturity Model Untuk Perusahaan Manufakturing Perancangan Knowledge Management Capability Maturity Model Untuk Perusahaan Manufakturing Dewi Lusiana 1) 1) Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Madura Pamekasan Email: 1) dewilusiana@unmuhjember.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan informasi menjadi sangat penting dan. kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat, banyak aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan informasi menjadi sangat penting dan. kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat, banyak aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan informasi menjadi sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat, banyak aspek kehidupan yang sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

BENCHMARKING KE BEST PRACTICE

BENCHMARKING KE BEST PRACTICE BAHAN AJAR BENCHMARKING KE BEST PRACTICE DIKLATPIM TINGKAT IV I.Pengantar Tujuan Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV adalah membentuk kompetensi kepemimpinan operasional pada pejabat struktural

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 1120

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 1120 ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 1120 EFEKTIFITAS PENYAMPAIAN INFORMASI CARA MEMBUAT SKENARIO FILM MELALUI MEDIA YOUTUBE CHANNEL RADITYADIKA (Studi Pada Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI MELALUI MODEL JOYFUL LEARNING. Oleh: Sugianto Universitas Wiralodra

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI MELALUI MODEL JOYFUL LEARNING. Oleh: Sugianto Universitas Wiralodra ISSN 1693-7945 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI MELALUI MODEL JOYFUL LEARNING ABSTRAK Oleh: Sugianto Universitas Wiralodra Proses pembelajaran biologi menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pemerintahan yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, akuntabilitas dan transparansi kinerja

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur *

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur * KINETIK, Vol.1, No.2, Agustus 2016, Hal. 101-106 ISSN : 2503-2259, E-ISSN : 2503-2267 101 Analisis Sumber Daya Manusia Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 4.1 (Studi Kasus: Unit Pelaksana

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN TATAKELOLA TI BERBASIS DELIVERY AND SUPPORT DI PERGURUAN TINGGI

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN TATAKELOLA TI BERBASIS DELIVERY AND SUPPORT DI PERGURUAN TINGGI ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN TATAKELOLA TI BERBASIS DELIVERY AND SUPPORT DI PERGURUAN TINGGI Muthmainnah (1), Misbahul Jannah (2) 1) Program Studi Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh 2) Jurusan

Lebih terperinci

KONSEP PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI LINGKUNGAN POLMAN BANDUNG 1

KONSEP PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI LINGKUNGAN POLMAN BANDUNG 1 KONSEP PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI LINGKUNGAN POLMAN BANDUNG 1 Yuliadi Erdani, M. Nurdin, A.B. Setiawan Politeknik Manufaktur Negeri (Polman) Bandung Jl Kanayakan 21 Dago, Bandung 40135 INDONESIA

Lebih terperinci

Ilmu Manajemen Maturity Dalam Perusahaan Konstruksi

Ilmu Manajemen Maturity Dalam Perusahaan Konstruksi Ilmu Manajemen Maturity Dalam Perusahaan Konstruksi Abstraksi Manajemen pengetahuan adalah sebuah konsep mengelola pengetahuan dalam perusahaan. Implementasi konsep memiliki berbeda tingkat di masing-masing

Lebih terperinci

INDUSTRIAL ENGINEERING

INDUSTRIAL ENGINEERING INDUSTRIAL ENGINEERING ENGINEERING The application of scientific and mathematical principles to practical ends such as the design, manufacture, and operation of efficient and economical structures, machines,

Lebih terperinci

RANCANGAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENGELOLAAN PARKIR BERDASARKAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TRIAD

RANCANGAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENGELOLAAN PARKIR BERDASARKAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TRIAD RANCANGAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENGELOLAAN PARKIR BERDASARKAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TRIAD 1 Luciana Andrawina, 2 Amelia Kurniawati, 3 Umar Yunan KSH 1,2 Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis

Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis Pertemuan 3 Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis KA2113 Enterprise Resource Planning Dasar Semester Ganjil 2014/2015 Disampaikan oleh: "Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di

Lebih terperinci

Tingkat Kematangan Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT pada Layanan Teknologi Informasi (Studi Kasus : STIE MDP)

Tingkat Kematangan Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT pada Layanan Teknologi Informasi (Studi Kasus : STIE MDP) 56 ISSN : 2407-4322 Tingkat Kematangan Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT pada Layanan Teknologi Informasi (Studi Kasus : STIE MDP) Desy Iba Ricoida STMIK Global Informatika MDP;Jl.Rajawali

Lebih terperinci

INOVASI PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL INOVASI. Budi Harsanto. Budi Harsanto PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL

INOVASI PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL INOVASI. Budi Harsanto. Budi Harsanto PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL Budi Harsanto 978-602- 9238-61- 7 Buku ini merupakan elaborasi terhadap dua hasil penelitian penulis yang berkaitan dengan inovasi dan inovasi pembelajaran di perguruan tinggi. Selain dari hasil penelitian,

Lebih terperinci

ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X

ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X Dessi Dharmasinta Universitas Atma Jaya Jakarta Abtrak: Salah satu dampak yang paling penting dari

Lebih terperinci

ISBN: K. Emi Trimiati* ), Jutono G. ** ) * Ekonomi, ** Ilmu Komputer, Universitas AKI

ISBN: K. Emi Trimiati* ), Jutono G. ** ) * Ekonomi, ** Ilmu Komputer, Universitas AKI 355 Model Pemetaan dan Analisis Tata Kelola Single Identification Number ( SIN / E-Ktp Nasional ) Bagi Dinas Kependudukan Indonesia Menggunakan Kerangka Kerja Cobit 4.1 K. Emi Trimiati* ), Jutono G. **

Lebih terperinci

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas Penilaian Kualitas Sistem Elearning Dengan Menggunakan ISO 19796-1 Andharini Dwi Cahyani, Daniel Oranova Siahaan, Sarwosri Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda

Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda Fredy Windana(1), Yerry Soepriyanto(2), Henry Praherdhiono(3) (1) Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

INFORMATION SYSTEMS AS A REFERENCE DISCIPLINE FOR NEW PRODUCT DEVELOPMENT

INFORMATION SYSTEMS AS A REFERENCE DISCIPLINE FOR NEW PRODUCT DEVELOPMENT INFORMATION SYSTEMS AS A REFERENCE DISCIPLINE FOR NEW PRODUCT DEVELOPMENT By: Satish Nambisan MIS Quarterly Vol. 27 No. 1, pp. 1-18/March 2003 2004 Indah Wulansari-Ratih Kemala GNU Free License Silahkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 OLEH EKO BUDIONO K4308085 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pemodelan Proses Bisnis

Pemodelan Proses Bisnis Modul ke: Pemodelan Proses Bisnis Pengenalan Proses Bisnis Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Anita Ratnasari, S.Kom, M.Kom Definisi Proses Satu set aktivitas dan sumber

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Mahwish Waheed, dkk dari International Islamic University Pakistan tahun 2011. Dalam tulisan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PEMASARAN DI SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PEMASARAN DI SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN 111 PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PEMASARAN DI SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN 2016/2017 Santhy Rahmawati Putri 1, Sri Wahyuni 1, Pudjo

Lebih terperinci

SILABUS MEDIA DAN SUMBER BELAJAR PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU PENILAIAN MATERI POKOK

SILABUS MEDIA DAN SUMBER BELAJAR PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU PENILAIAN MATERI POKOK SILABUS Fakultas : Ekonomi Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Kode Mata Kuliah : MJN 373 Bobot : 3 SKS Semester : 4 Standar Kompetensi : Setelah perkuliahan sistem informasi manajemen berakhir, diharapkan

Lebih terperinci

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 Rahmi Eka Putri Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas e-mail : rahmi230784@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang

Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang Susilawati, Nur Khoiri Pendidikan Fisika IKIP PGRI Semarang, Jln Sidodadi Timur No. 24 Semarang susilawati.physics@gmail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : sistem informasi, Teknologi Informasi, perencanaan strategi IT. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : sistem informasi, Teknologi Informasi, perencanaan strategi IT. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT.PLN (Persero) adalah satu- satunya perusahaan milik negara yang menyediakan jasa terhadap energi listrik di Indonesia. PT.PLN (Persero) saat ini telah menggunakan sistem informasi untuk mendukung

Lebih terperinci