Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion"

Transkripsi

1 Petunjuk Sitasi: Atma, S., Soesanto, R. P., Kurniawati, A., & Hediyanto, U. Y. (2017). Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C1-7). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion Shadila Atma (1), Rayinda Pramuditya Soesanto (2), Amelia Kurniawati (3), Umar Yunan Kurnia Septo Hediyanto (4) (1), (2), (3), (4) Telkom University Jl. Telekomunikasi, Buah Batu, Bandung, (1) (2) (3) (4) ABSTRAK Dalam suatu perusahaan manufaktur, alat-alat ataupun mesin-mesin yang digunakan harus dapat bekerja dalam kondisi yang baik. Banyaknya kegiatan operasional dalam proses produksi menyebabkan kerusakan pada mesin-mesin yang digunakan. Kerusakan pada mesin-mesin tersebut dapat menghentikan proses produksi sehingga perusahaan dapat mengalami kerugian. Saat terjadi kerusakan mesin, perlu dilakukan corrective maintenance agar mesin dapat segera digunakan kembali. Masalah muncul ketika hanya operator maintenance tertentu yang dapat melakukan corrective maintenance pada mesin tertentu. Best practice kegiatan corrective maintenance berdasarkan knowledge yang dimiliki operator maintenance perlu didokumentasikan. Hal ini bermanfaat untuk mempercepat proses corrective maintenance agar tidak hanya bergantung pada operator tertentu, serta mencegah hilangnya knowledge sebagai aset perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang best practice kegiatan corrective maintenance untuk kerusakan bearing pada mesin Millac 5H 6P. Perancangan best practice dilakukan dengan knowledge conversion, khususnya metode SECI (Socialization, Externalization, Combination, Internalization) yang bermanfaat untuk konversi tacit dan explicit knowledge. Pada tahap socialization, dilakukan eksplorasi tacit knowledge dari dua orang operator maintenance. Tacit knowledge tersebut kemudian dieksternalisasikan menjadi bentuk dokumen, dan dikombinasikan dengan explicit knowledge yang telah tersedia di perusahaan. Best practice yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa panduan pelaksanaan yang mudah dipahami dalam melakukan kegiatan corrective maintenance kerusakan bearing pada mesin Millac 5H 6P yang terdiri dari urutan pengerjaan, tools yang digunakan dan lain sebagainya. Best practice yang telah dibuat dapat dijadikan pedoman dalam melakukan corrective maintenance mesin Millac 5H 6P. Untuk memudahkan internalization dari best practice tersebut, maka dalam penelitian ini juga dirancang sebuah storyboard yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan konten e-learning. Kata kunci Best Practice, Corrective Maintenance, Knowledge Management, SECI I. PENDAHULUAN Dalam suatu perusahaan manufaktur, alat-alat ataupun mesin-mesin yang digunakan harus dapat bekerja dalam kondisi yang baik. PT X merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang kegiatan operasionalnya menggunakan mesin machining. Mesin Millac 5H 6P merupakan salah satu mesin yang digunakan di PT X yang memiliki 4 axis, yakni axis X, axis Y, axis Z, dan axis B. Mesin ini juga mempunyai 6 pallet, pallet merupakan sebuah bagian dari mesin yang berfungsi untuk menempatkan fixture material. Fixture merupakan cetakan yang telah didesain sesuai kebutuhan melalui program tertentu. Mesin Millac 5H 6P termasuk ke dalam kategori key facilities sehingga proses maintenance mesin Millac 5H 6P sangat penting dalam mencegah kerusakan maupun memperbaiki mesin jika mengalami kerusakan. Menurut Higgis dan Mobley (2002), maintenance merupakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan C-1

2 Atma, Soesanto, Kurniawati, Hediyanto agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Proses corrective maintenance harus disesuaikan dengan jenis kerusakan yang terjadi. Tabel 1 menunjukkan jenis, jumlah, dan umur mesin Millac yang terdapat di perusahaan X. Tabel 1 Jumlah Mesin Millac di Perusahaan X. Manufacturer Type Umur Mesin Jumlah Mesin OKUMA & HOWA MILLAC-6 VAT 20 tahun 2 Mesin OKUMA & HOWA MILLAC -4 VA 20 tahun 6 Mesin OKUMA & HOWA MILLAC -5H 6P 20 tahun 4 Mesin OKUMA & HOWA MILLAC -6H 20 tahun 4 Mesin TOTAL JUMLAH MESIN 16 Mesin Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa Mesin Millac 5H 6P telah berumur sekitar 20 tahun, hal ini akan memengaruhi kinerja dari mesin tersebut. Banyaknya kegiatan operasional dalam proses produksi menyebabkan kerusakan pada mesin-mesin yang digunakan, tidak terkecuali mesin Millac 5H 6P. Kerusakan pada mesin-mesin tersebut dapat menghentikan proses produksi sehingga perusahaan dapat mengalami kerugian. Kerusakan yang terjadi adalah mesin tidak dapat mencetak produk atau part sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Setelah diidentifikasi, kerusakan ini dipengaruhi oleh pergerakan axis yang tidak terintegrasi antara satu dengan lainnya. Sumber kerusakan terletak pada bearing yang sudah rusak. Bearing ini terletak pada Axis Z. Oleh sebab itu, dilakukan corrective maintenance pada mesin Millac 5H 6P. Corrective maintenance merupakan kegiatan maintenance yang dilakukan untuk mengatasi kegagalan atau kerusakan yang ditemukan selama masa waktu preventive maintenance. Pada umumnya, corrective maintenance bukan aktivitas maintenance yang terjadwal, karena dilakukan setelah sebuah komponen mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mengembalikan kehandalan sebuah komponen atau sistem ke kondisi semula (Ben-Daya, Kumar, & Murthy, 2016). Corrective maintenance perlu dilakukan agar mesin dapat segera digunakan kembali. Masalah muncul ketika hanya operator maintenance tertentu yang dapat melakukan corrective maintenance pada mesin tertentu. Dengan demikian, diperlukan dokumen best practice kegiatan corrective maintenance berdasarkan knowledge yang dimiliki operator maintenance. Hal ini bermanfaat untuk mempercepat proses corrective maintenance agar tidak hanya bergantung pada operator tertentu, serta mencegah hilangnya knowledge sebagai aset perusahaan. Menurut Davenport dan Prusak (2000), knowledge merupakan gabungan dari pengalaman, nilai, informasi kontekstual yang menyediakan sebuah kerangka untuk melakukan evaluasi informasi dan pengalaman baru. Menurut Frost (2013) knowledge dibagi menjadi dua, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge merupakan knowledge yang sulit untuk dikomunikasikan baik secara lisan maupun tulisan serta sulit dilakukan transformasi kepada pihak lain, sedangkan explicit knowledge merupakan knowledge yang tertulis, terarsip, tersebar (cetak maupun elektronik) dan bisa digunakan sebagai referensi pembelajaran untuk orang lain secara langsung dan tanpa ambiguitas. Untuk mencegah hilangnya knowledge perusahaan, dibutuhkan pengelolaan knowledge. Knowledge conversion dengan metode SECI (Socialization, Externalization, Combination, Internalization) merupakan suatu metode untuk melakukan pengelolaan knowledge yang mudah dipahami (Nonaka & Takeuchi, 1995). Dengan melakukan knowledge conversion, dapat dirumuskan dokumen best practice yang mudah dipahami sebagai panduan kegiatan corrective maintenance. Untuk memudahkan dalam memahami best practice tersebut, maka dalam penelitian ini juga dirancang sebuah storyboard yang akan digunakan sebagai pedoman pembuatan e-learning. Best practice yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa panduan pelaksanaan kegiatan corrective maintenance mesin Millac 5H 6P yang terdiri dari urutan pengerjaan, tools yang digunakan dan lain sebagainya. Penelitian sebelumnya terkait best practice untuk kegiatan maintenance adalah penelitian yang dilakukan oleh Andrawina (2014) dan Nurunissa dkk. (2016). II. METODOLOGI Penelitian ini bertujuan untuk merancang best practice kegiatan corrective maintenance untuk kerusakan bearing pada mesin Millac 5H 6P dengan menggunakan metode SECI. SECI pertama C-2

3 Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion kali diperkenalkan oleh Nonaka dan Takeuchi (1995). Tahap pertama adalah socialization, Pada tahap ini dilakukan proses mengubah tacit knowledge ke tacit knowledge lainnya. Dalam hal ini knowledge yang dikonversi mengenai proses maintenance yang terjadi pada mesin Millac 5H 6P dan dilakukan melalui proses eksplorasi tacit knowledge dengan dua orang operator maintenance senior. Tahap kedua adalah externalization, pada tahap ini dilakukan pendokumentasian tacit knowledge yang didapat pada tahap socialization. Pada tahap ini didokumentasikan mengenai part-part mesin yang terkait dengan kegiatan corrective maintenance, selain itu juga tools yang digunakan pada kegiatan corrective maintenance tersebut. Selain itu, tacit knowledge yang didapat juga didokementasikan melalui penduan pelaksanaan kegiatan corrective maintenance yang digambarkan dengan alur proses. Gambar 1 Metode SECI Tahap selanjutnya adalah combination, Pada tahap ini terjadi proses konversi explicit knowledge menjadi explicit knowledge lain. Hasil pendokumentasian yang didapat dari tahap combination akan dikonfirmasi kembali pada operator maintenance mesin Millac 5H 6P. Selanjutnya jika terjadi kesalahan maupun perbedaan maka akan kembali pada tahap externalization dan dilakukan pendokumentasian ulang. Sedangkan jika sudah tepat, tidak terjadi kesalahan maupun perbedaan, maka explicit knowledge yang didapat akan dilanjutkan yang kemudian akan dilakukan perancangan best practice proses corrective maintenance pada mesin Millac 5H 6P dan aplikasi e-learning. Pada tahap ini dilakukan proses brainstorming dengan dua operator maintenance yang sebelumnya telah didokumentasikan panduan pelaksanaan menurut masing-masing operator. Brainstorming berupa diskusi ini dilakukan untuk mengambil best practice dari setiap proses corrective maintenance yang dilakukan. Tahap selanjutnya adalah internalization, Pada tahap ini terjadi proses konversi explicit knowledge menjadi tacit knowledge. Pada tahap ini best practice telah dibuat dan siap untuk disosialisasikan. Sosialisasi best practice proses corrective maintenance pun dilakukan pada tahap internalization. Setelah best practice berhasil didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah perancangan storyboard. Menurut Yusoff dan Salim (2011) storyboard merupakan gambaran yang dirancang untuk menjadi panduan dalam pembuatan e-learning. Storyboard berisi mengenai materi yang terkait dengan kegiatan corrective maintenance. Best practice menjadi landasan dalam perancangan storyboard yang dilakukan dalam penelitian ini. Pada storyboard diberikan penjelasan mengenai setiap teks, simulasi, gambar, hingga button yang nantinya akan ditampilkan pada e-learning. Untuk melakukan evaluasi mengenai pemahaman setiap operator maintenance mengenai kegiatan corrective maintenance yang telah dibuat, maka dirancang sebuah kuis yang dapat dijawab oleh setiap operator maintenance. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Socialization Pada tahap socialization dilakukan proses mengubah tacit knowledge ke tacit knowledge lainnya. Proses eksplorasi tacit knowledge dilakukan terhadap dua orang operator maintenance senior yang mempunyai pengalaman dalam proses corrective maintenance kerusakan bearing. Proses eksplorasi tersebut membahas mengenai proses corrective maintenance yang dilakukan pada mesin Millac 5H 6P. Eksplorasi ini dilakukan untuk mengetahui detail proses corrective C-3

4 Atma, Soesanto, Kurniawati, Hediyanto maintenance yang terjadi pada mesin Millac 5H 6P. Eksplorasi ini mengidentifikasi tacit knowledge dari tahapan corrective maintenance yang terjadi. B. Externalization Tahap externalization ini dilakukan konversi knowledge dari tacit-to-explicit. Tacit knowledge yang telah didapat pada tahap socialization, dikonversikan menjadi explicit knowledge. Dilakukan pengumpulan dan pendokumentasian hasil eksplorasi terhadap dua orang operator maintenance yang telah dilakukan. Dokumentasi yang didapat mengenai proses corrective maintenance mesin Millac 5H 6P secara jelas beserta tools yang dibutuhkan dalam melakukan maintenance. Nantinya hasil pendokumentasian ini akan digunakan pada tahap berikutnya yaitu tahap combination. Dokumentasi proses corrective maintenance kerusakan bearing pada mesin Millac 5H 6P berupa panduan pelaksanaan dari masing-masing operator maintenance yang sebelumnya dilakukan eksplorasi. Pada panduan pelaksanaan ini digambarkan setiap aktivitas yang dilakukan pada kegiatan corrective maintenance. Selain itu, bentuk dari tacit knowledge dan explicit knowledge dari setiap aktivitas, tools dari setiap aktivitas, juga dicantumkan. Berdasarkan eksplorasi yang sebelumnya dilakukan, juga terdapat dokumentasi mengenai part-part mesin yang terkait beserta penjelasannya, tools yang dibutuhkan, dan juga penyebab-penyebab kerusakan bearing yang terjadi pada mesin Millac 5H 6P. Pada tahap externalization ini, dilakukan beberapa kali validasi mengenai panduan pelaksanaan yang telah dirancang sesuai dengan ekplorasi yang dilakukan pada tahap socialization. Panduan pelaksanaan yang dihasilkan pada pendokumentasian ini terbagi menjadi beberapa panduan pelaksanaan. C. Combination Pada tahap combination terjadi proses konversi explicit knowledge menjadi expilicit knowledge lainnya. Hasil pendokumentasian yang didapat dari tahap combination akan dikonfirmasi kembali pada operator maintenance mesin Millac 5H 6P. Selanjutnya jika terjadi kesalahan maupun perbedaan maka akan kembali pada tahap externalization dan dilakukan pendokumentasian ulang. Jika sudah tepat, tidak terjadi kesalahan maupun perbedaan, maka explicit knowledge yang didapat akan dilanjutkan yang kemudian akan dilakukan perancangan best practice proses corrective maintenance pada mesin Millac 5H 6P. Untuk melakukan tahap combination ini, dilakukan kegiatan brainstrorming berupa diskusi dengan kedua operator maintenance yang terlibat. Diskusi ini dilakukan untuk mendapatkan yang terbaik untuk menjadi landasan kegiatan corrective maintenance mesin Millac 5H 6P. Pada saat brainstorming, terdapat beberapa perbedaan mengenai aktivitas yang dilakukan oleh masing-masing operator maintenance. Perbedaan ini terjadi karena mesin Millac 5H 6P tersebut sering ditangani oleh operator maintenance 1, sehingga operator maintenance 2 tidak terlalu memahami secara lengkap mengenai karakteristik mesin Millac 5H 6P. Dengan demikian, saat dilakukannya brainstorming, yang lebih tepat dan lengkap banyak diambil dari operator 1. Hal ini dapat dilihat pada yang terdokumentasi pada tahap externalization. Proses combination ini dilakukan beberapa kali validasi mengenai yang paling tepat dalam kegiatan corrective maintenance mesin Millac 5H 6P. Hasil dari tahap combination ini adalah sebuah best practice dalam melakukan corrective maintenance untuk kerusakan bearing pada mesin Millac 5H 6P yang berisikan tahapan-tahapan aktivitas. D. Internalization Pada tahap ini terjadi proses konversi explicit knowledge menjadi tacit knowledge. Dilakukan kegiatan sosialisasi mengenai best practice corrective maintenance kerusakan bearing pada mesin Millac 5H 6P yang telah dirancang. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan kepada supervisor dan operator maintenance. Supervisor merupakan bagian yang bertanggung jawab pada persetujuan pengadaan dokumen acuan kegiatan corrective maintenance. Pada tahap internalization ini diharapkan operator maintenance dapat memahami rancangan best practice yang telah dibuat dan selanjutnya dapat dipertimbangkan sebagai acuan dalam melakukan kegiatan corrective maintenance kerusakan bearing pada mesin Millac 5H 6P. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan dengan memberikan penjelasan dan gambaran mengenai best practice proses corrective maintenance yang telah dirancang. Keseluruhan best practice dapat dilihat di lampiran A. E. Storyboard Storyboard dirancang berdasarkan hasil best practice kegiatan corrective maintenance kerusakan bearing yang diperoleh dari tahapan externalization. Pada storyboard digambarkan C-4

5 Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion setiap alur proses kegiatan corrective maintenance kerusakan bearing yang dilakukan pada mesin Millac 5H 6P. Storyboard dirancang sedemikian rupa agar mudah dimengerti, menarik, dan menggambarkan setiap alur proses corrective maintenance kerusakan bearing secara lengkap dan jelas. Selain alur proses, storyboard juga menggambarkan penjelasan mengenai part mesin beserta fungsinya, tools-tools yang diperlukan untuk melakukan kegiatan corrective maintenance, dan juga terdapat kuis. Kuis terdiri dari 10 pertanyaan yang menyangkut materi yang ada pada rancangan storyboard. Kuis yang diberikan berbentuk pernyataan yang dapat dinilai benar (true) atau salah (false). Nilai dari setiap kuis akan muncul setelah seluruh pertanyaan dijawab. Nilai ini dapat dijadikan acuan sebagai evaluasi pemahaman yang dimiliki oleh operator maintenance menyangkut mesin Millac 5H 6P. Storyboard ini dirancang sebagai acuan dalam pembuatan e- learning. Dengan adanya e-learning kegiatan corrective maintenance mesin Millac 5H 6P ini, dapat memudahkan operator maintenance untuk mempelajari tahapan proses corrective maintenance khususnya pada kerusakan bearing mesin Millac 5H 6P. IV. PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk merancang best practice kegiatan corrective maintenance untuk mesin Millac 5H 6P dengan menggunakan metode SECI. Proses perancangan best practice kegiatan corrective maintenance mesin Millac 5H 6P dilakukan melalui tahapan metode SECI (Socialization, Externalization, Combination, Internalization). Pada tahap socialization dilakukan wawancara kepada dua orang operator maintenance mengenai proses corrective maintenance yang terjadi pada mesin Millac 5H 6P. Selanjutnya hasil wawancara tersebut didokumentasikan pada tahap externalization. Pendokumentasian tacit knowledge tersebut menggunakan yang dirancang untuk mempermudah memahami alur proses kegiatan corrective maintenance. Dari dua operator maintenance tersebut selanjutnya dilakukan combination untuk mencari best practice kegiatan corrective maintenance yang mudah dimengerti dan dipahami. Best practice ini didapat dari proses brainstorming yang dilakukan dengan dua orang operator maintenance yang telah diwawancara pada tahap sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA Andrawina, L., Kurniawati, A., & Soesanto, R., 2014, "Perancangan Framework Konten E-Learning Pada Kegiatan Maintenance Mesin Berdasarkan Knowledge Conversion Dengan Metode SECI", Jurnal Rekayasa Sistem & Industri, Vol. 1 No.1, hlm Ben-Daya, M., Kumar, U., & Murthy, D., 2016, Introduction to Maintenance Engineering: Modeling, Optimization, and Management, Wiley. Davenport, T., & Prusak, L., 2000, Working Knowledge: How Organizations Manage What They Know, Boston: Harvard Bussiness School. Frost, A., 2013, Knowledge Management Tools, (diakses 22 November 2014). Higgis, L. R., & Mobley, K. R., 2002, Maintenance Machineering Handbook. New York: McGraw-Hill. Nonaka, I., & Takeuchi, H., 1995, The Knowledge-Creating Co mpany. New York: Oxford University Press. Nurunisa, S., Kurniawati, A., Soesanto, R., & Hediyanto, U., 2016, "e-learning Application for Machine Maintenance Process using Iterative Method in XYZ Company", IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, Vol Yusoff, N., & Salim, S., 2011, "Investigating cognitive task difficulties and expert skills in e-learning storyboards using a cognitive task analysis technique", Computers & Education, Vol. 58 No.1, hlm C-5

6 Atma, Soesanto, Kurniawati, Hediyanto C-6

7 Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion Lampiran 1. Hasil Best Practice dengan menggunakan Metode SECI Kegiatan Maintenance pada Kerusakan Bearing di Axis Z Mesin Millac 5H 6P Alur Proses Deskripsi Proses Tacit Knowledge Explicit Knowledge Tools Start 1 2 Membuka cover bearing Membuka locknut 1. Membuka cover bearing pada axis Z 2. Membuka locknut yang merupakan pengunci dari bearing 1. Cara membuka cover bearing dan cara menggunakan tools 2. Cara membuka locknut dan cara penggunaan tools 1. Satu set kunci L dan kunci ring pas 2. Palu dan pahat 3 Membuka spacer 3. Membuka spacer dengan cara menarik spacer ke arah luar 3. Cara membuka spacer dan cara penggunaan tools 3. Obeng (+) (-) Membuka ballbearing Memasang ballbearing baru Memasang kembali spacer Memasang kembali locknut 4. Membuka ballbearing dengan cara memutar berlawanan arah jarum jam 5. Mengganti ballbearing lama dengan memasang ballbearing baru 6. Memasang kembali spacer yang telah dibuka sebelumnya 7. Memasang kembali locknut yang telah dibuka sebelumnya 4. Cara membuka ballbearing 5. Cara pemasangan ballbearing 6. Cara memasang spacer dan cara menggunakan tools 7. Cara pemasangan locknut dan cara penggunaan tools 6. Obeng (+) (-) 7. Palu dan pahat 8 Menutup cover bearing Ya 8. Menutup kembali cover bearing pada axis Z 8. Cara membuka cover bearing dan cara menggunakan tools 8. Satu set kunci L dan kunci ring pas 9 Memasang indicator dial pada head spindle untuk melakukan setting backlash 9. Memasang indicator dial pada head spindle untuk pengukuran pada proses setting backlash 9. Cara menggunakan indicator dial dan memasangnya pada head spindle untuk setting backlash 9. Indicator Dial 10 Memposisikan 0 mm dial indicator pada axis Z hingga menyentuh sisi axis Z 10. Memposisikan 0 mm pada indicator dial hingga indicator dial menyentuh axis Z 10. Mengatur letak axis Z hingga berada pada 0 mm di indicator dial 10. Indicator Dial 11 Menekan tombol origin pada numerical control 11. Menekan tombol origin yang tersedia pada numerical control 11. Manual Book 11. Indicator Dial A1 C-7

Knowledge Conversion Perancangan Instruksi Kerja Kegiatan Preventive Maintenance HAAS CNC Milling dengan Metode SECI

Knowledge Conversion Perancangan Instruksi Kerja Kegiatan Preventive Maintenance HAAS CNC Milling dengan Metode SECI Jurnal Metris ISSN: 1411-3287 Jurnal Metris 18 (2017) 75 82 journal homepage: http://ojs.atmajaya.ac.id/index.php/metris Knowledge Conversion Perancangan Instruksi Kerja Kegiatan Preventive Maintenance

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT Dirgantara Indonesia (DI) yang sebelumnya bernama IPTN (Industri Pesawat Terbang Nurtanio) merupakan perintis industri pesawat terbang yang ada di Indonesia. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan, dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang

Lebih terperinci

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONTEN E-LEARNING PADA KEGIATAN ALIH MEDIA DAN PRESERVASI BERDASARKAN KNOWLEDGE CONVERSION DI PDII LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE

PERANCANGAN KONTEN E-LEARNING PADA KEGIATAN ALIH MEDIA DAN PRESERVASI BERDASARKAN KNOWLEDGE CONVERSION DI PDII LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE PERANCANGAN KONTEN E-LEARNING PADA KEGIATAN ALIH MEDIA DAN PRESERVASI BERDASARKAN KNOWLEDGE CONVERSION DI PDII LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE Ngurah Wira Nugraha 1, Amelia Kurniawati 2, Umar Yunan 3

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947 PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE CONVERSION 5C-4C DAN SECI DI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 936 PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM

Lebih terperinci

Desy Hafriyani, [2] Amelia Kurniawati, [3] Nurdinintya Athari Supratman [1] [2]

Desy Hafriyani, [2] Amelia Kurniawati, [3] Nurdinintya Athari Supratman [1] [2] PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE CONVERSION 5C-4C DAN SECI DI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM [1] Desy Hafriyani, [2] Amelia Kurniawati, [3]

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS KNOWLEDGE CONVERSION MENGGUNAKAN METODE SECI DAN 5C-4C DI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI Wahyu Ardi Wibawa [1], Luciana Andrawina [2], Amelia

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, serta pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi, menyatukan pengalaman baru dan informasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom (disingkat Tel-U) merupakan penggabungan dari empat institusi yang berada di bawah badan penyelenggara Telkom Foundation (TF), yaitu Telkom Engineering

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONTEN e-learning AKTIVITAS PENJILIDAN BAHAN PUSTAKA DI PDII-LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE

PERANCANGAN KONTEN e-learning AKTIVITAS PENJILIDAN BAHAN PUSTAKA DI PDII-LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE PERANCANGAN KONTEN e-learning AKTIVITAS PENJILIDAN BAHAN PUSTAKA DI PDII-LIPI DENGAN METODE SECI DAN ADDIE DESIGN OF e-learning CONTENT ON BINDING LIBRARY MATERIALS ACTIVITY IN PDII-LIPI USING SECI AND

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge adalah informasi yang telah disusun agar mudah dimengerti dan berguna untuk pemecahan masalah dan dapat digunakan untuk bahan mengambil keputusan (Liebowitz

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPETENSI DAN ALAT UKUR KOMPETENSI KARYAWAN KEAHLIAN ELECTRICAL DI PT XYZ

PERANCANGAN KOMPETENSI DAN ALAT UKUR KOMPETENSI KARYAWAN KEAHLIAN ELECTRICAL DI PT XYZ PERANCANGAN KOMPETENSI DAN ALAT UKUR KOMPETENSI KARYAWAN KEAHLIAN ELECTRICAL DI PT XYZ Muhammad Mufti Kamil, Rizky Afrian Renadri, Amelia Kurniawati, Nia Ambarsari,, Program Studi Teknik Industri, Program

Lebih terperinci

Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci

Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci Fachmi Fachrudin 1) Amelia Kurniawati ST., MT. 2) Murahartawaty

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROSES BISNIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PADA KEGIATAN PEMASARAN DI ADMISI NASIONAL UNIVERSITAS TELKOM DENGAN METODE SECI

PERANCANGAN PROSES BISNIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PADA KEGIATAN PEMASARAN DI ADMISI NASIONAL UNIVERSITAS TELKOM DENGAN METODE SECI PERANCANGAN PROSES BISNIS DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PADA KEGIATAN PEMASARAN DI ADMISI NASIONAL UNIVERSITAS TELKOM DENGAN METODE SECI DESIGN OF BUSINESS PROCESS AND KEY PERFORMANCE INDICATOR FOR MARKETING

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. Tinjauan Pustaka... 3 A. Pengetahuan (Knowledge)... 3 B. Manajemen Pengetahuan... 4 C. Knowledge Sharing... 5 III.

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Mahwish Waheed, dkk dari International Islamic University Pakistan tahun 2011. Dalam tulisan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KNOWLEDGE MAP DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM MENGGUNAKAN METODE SECI

PERANCANGAN KNOWLEDGE MAP DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM MENGGUNAKAN METODE SECI ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4092 PERANCANGAN KNOWLEDGE MAP DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM MENGGUNAKAN METODE SECI DESIGNING

Lebih terperinci

BERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI. Dyah Safitri 1*

BERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI. Dyah Safitri 1* BERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI Dyah Safitri 1* 1 Program Studi Manajemen Informasi dan Dokumen Program Vokasi Universitas Indonesia ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

RANCANGAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENGELOLAAN PARKIR BERDASARKAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TRIAD

RANCANGAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENGELOLAAN PARKIR BERDASARKAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TRIAD RANCANGAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENGELOLAAN PARKIR BERDASARKAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TRIAD 1 Luciana Andrawina, 2 Amelia Kurniawati, 3 Umar Yunan KSH 1,2 Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Restu Khaliq Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Antasari Business competition is increasingly tight, not only to survive but the company

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang bergerak di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi. Universitas Telkom memiliki tujuh Fakultas

Lebih terperinci

PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG

PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG Saat ini kita hidup di jaman inovasi (Janszen,2000) dimana inovasi ini muncul karena situasi bisnis saat ini dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi OPEN RESOURCE Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manar. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menerangkan langkah-langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari proses pengumpulan data hingga tahap presentasi Tugas Akhir. Berikut adalah alur

Lebih terperinci

KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL

KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018 KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL Sriwijayanti, Putri Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES PERENCANAAN PROYEK DI PT. LEN RAILWAY SYSTEM UNTUK STANDARDISASI PROSES DENGAN METODE SECI

KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES PERENCANAAN PROYEK DI PT. LEN RAILWAY SYSTEM UNTUK STANDARDISASI PROSES DENGAN METODE SECI KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES PERENCANAAN PROYEK DI PT. LEN RAILWAY SYSTEM UNTUK STANDARDISASI PROSES DENGAN METODE SECI Atikah Sayyidatu Nisaa, Amelia Kurniawati, Devi Pratami Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance dan Pengelolaan Spare Part Mesin Weaving dengan Metode RCM dan RCS

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance dan Pengelolaan Spare Part Mesin Weaving dengan Metode RCM dan RCS Petunjuk Sitasi: Martasari, N. S., Alhilman, J., & Athari, N. (2017). Usulan Kebijakan Preventive Maintenance dan Pengelolaan Spare Part Mesin Weaving dengan Metode RCM dan RCS. Prosiding SNTI dan SATELIT

Lebih terperinci

KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES INPUT NILAI DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI IT TELKOM DENGAN METODE SECI

KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES INPUT NILAI DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI IT TELKOM DENGAN METODE SECI Hal IIB - 360 KNOWLEDGE CONVERSION PADA PROSES INPUT NILAI DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI IT TELKOM DENGAN METODE SECI Ariandi Fajrin 1, Amelia Kurniawati 2, dan Murahartawaty 3 Fakultas Rekayasa

Lebih terperinci

Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation

Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation Atreyi Kankanhalli, Bernard C. Y. Tan, dan Kwok-Kee Wei MIS Quarterly Vol. 29 No. 1, pp. 113-143/Maret 2002 Kata

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 3.1 Process Sheet & NCOD.

BAB III ANALISIS. Gambar 3.1 Process Sheet & NCOD. BAB III ANALISIS 3.1 Tahap Persiapan Pada Tahap Persiapan Ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai proses pembuatan part Connecting Lever dengan Part No. 35-94575-0203 untuk bagian ACS.

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2944

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2944 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2944 PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PENETAPAN KEBUTUHAN DAN HARAPAN INTERESTED PARTIES BERDASARKAN ISO 9001:2015

Lebih terperinci

MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017

MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017 MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017 1. Integritas dan wawasan kebangsaan 2. Pembekalan isu strategis 3.Organisasi Berkinerja Tinggi 4. Diagnostic Reading 5. Penjelasan Proyek Perubahan

Lebih terperinci

Perancangan Kebijakan Perawatan Mesin Printer 3D CLab A01

Perancangan Kebijakan Perawatan Mesin Printer 3D CLab A01 Petunjuk Sitasi: Herianto, & Irlanda, E. A. (2017). Perancangan Kebijakan Perawatan Mesin Printer 3D CLab A01. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C56-61). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL SISTEM KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA LEMBAGA PERGURUAN TINGGI

PERANCANGAN MODEL SISTEM KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA LEMBAGA PERGURUAN TINGGI PERANCANGAN MODEL SISTEM KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA LEMBAGA PERGURUAN TINGGI Fahrul Nurzaman Teknik Informatika Universitas Persada Indonesia Y.A.I Jl. Salemba Raya 7/9A Jakarta Pusat email : fnurzaman@gmail.com

Lebih terperinci

2004. h. 194. 2 Robert B Denhardt, Theories of Public Organization (fifth edition), Belmont:,Thomson Wadworth, 2008, h. 190.

2004. h. 194. 2 Robert B Denhardt, Theories of Public Organization (fifth edition), Belmont:,Thomson Wadworth, 2008, h. 190. 1 ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Pendahuluan Keberadaan dan kelangsungan hidup suatu organisasi ditentukan oleh konteksnya. Jika suatu organisasi tidak berhasil memenuhi kebutuhan konteksnya maka organisasi

Lebih terperinci

Pengolahan Kekayaan Sumber Daya Intelektual Menggunakan Teknologi Knowledge Management

Pengolahan Kekayaan Sumber Daya Intelektual Menggunakan Teknologi Knowledge Management Pengolahan Kekayaan Sumber Daya Intelektual Menggunakan Teknologi Knowledge Management (Processing of Intellectual Property Resources Using Knowledge Management) Febrian Wahyu Christanto Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang menggunakan pengetahuan mereka sebagai aset untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).

Lebih terperinci

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis Petunjuk Sitasi: Himawan, R., Choiri, M., & Saputra, B. (2017). Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan proses pengumpulan data dan pengolahannya diperoleh data dalam bentuk diagram pareto, dari diagram pareto tersebut dapat diketahui bahwa orhanisasi/perusahaan

Lebih terperinci

Manajemen Pengetahuan di Divisi Engineering PT. SKF Indonesia

Manajemen Pengetahuan di Divisi Engineering PT. SKF Indonesia Peforma (2017) Vol. 16, No.2: 114-119 Manajemen Pengetahuan di Divisi Engineering PT. SKF Indonesia Hansen Kusuma 1) dan Yusuf Priyandari 2) 1) Mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan gabungan dari pengalaman, nilai, informasi kontekstual, serta wawasan para ahli yang didasarkan pada intuisi yang memungkinkan sebuah lingkungan

Lebih terperinci

Penerapan Knowledge Management System (KMS) Berbasis Web Studi Kasus Bagian Teknisi dan Jaringan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

Penerapan Knowledge Management System (KMS) Berbasis Web Studi Kasus Bagian Teknisi dan Jaringan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Penerapan Knowledge Management System (KMS) Berbasis Web Studi Kasus Bagian Teknisi dan Jaringan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Winda Kurnia Sari 1, Ken Ditha Tania 2 1,2 Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

ANALISIS KNOWLEDGE MANAGEMENT IDENTIFIKASI KERUSAKAN NOTEBOOK PADA LESTARI COMPUTER MENGGUNAKAN MODEL SECI

ANALISIS KNOWLEDGE MANAGEMENT IDENTIFIKASI KERUSAKAN NOTEBOOK PADA LESTARI COMPUTER MENGGUNAKAN MODEL SECI Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol. 14, No. 2 September 2017 117 ANALISIS KNOWLEDGE MANAGEMENT IDENTIFIKASI KERUSAKAN NOTEBOOK PADA LESTARI COMPUTER MENGGUNAKAN MODEL SECI Suminten Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri Fakultas Rekayasa Industri Telkom University 2

Program Studi Teknik Industri Fakultas Rekayasa Industri Telkom University 2 PERANCANGAN KARAKTERISTIK DAN SKALA PENGUKURAN KOMPETENSI KARYAWAN BIDANG MACHINERY AND LABORATORY PADA BIDANG KEAHLIAN ELECTRICAL PT DIRGANTARA INDONESIA DENGAN METODE SECI Rizki Nasibah Rachmania 1,

Lebih terperinci

RANCANGAN APLIKASI MANAJEMEN PENGETAHUAN STUDI KASUS BPFK SURABAYA

RANCANGAN APLIKASI MANAJEMEN PENGETAHUAN STUDI KASUS BPFK SURABAYA RANCANGAN APLIKASI MANAJEMEN PENGETAHUAN STUDI KASUS BPFK SURABAYA Hendri Daputra dan Daniel Oranova S Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: hendri_daputra@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS,

PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS, Tugas Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dosen : Dr.Ir. Arief Iman Suroso, M.Sc PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS, Tbk. OLEH : NURUL HIDAYAH P056101491.46 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya

Lebih terperinci

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Proses Bisnis Pelatihan Proses pemanggilan peserta untuk mengikuti pelatihan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.1 Proses Bisnis Pelatihan 36 37 Gambar proses bisnis

Lebih terperinci

EVALUASI PROSES PENGAJARAN TAHAP PERSIAPAN BERSAMA MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION DI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG

EVALUASI PROSES PENGAJARAN TAHAP PERSIAPAN BERSAMA MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION DI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG Proceeding Seminar Nasional eknik Industri & Kongres BKSI VI 211 Hal IIB - 365 VALUASI PROSS PNGAJARAN AHAP PRSIAPAN BRSAMA MNGGUNAKAN KNOWLDG CONVRSION DI INSIU KNOLOGI LKOM BANDUNG Ryani Sabrina Purba,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Jenis Knowledge Terdapat dua jenis knowledge yang terdapat pada perusahaan, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah knowledge

Lebih terperinci

Penerapan Knowledge Managemen System Sales And Customer Care Pada PT. Telkomsel Regional Sumbagsel

Penerapan Knowledge Managemen System Sales And Customer Care Pada PT. Telkomsel Regional Sumbagsel Penerapan Knowledge Managemen System Sales And Customer Care Pada PT. Telkomsel Regional Sumbagsel Putri Silpiara 1,Ken Ditha Tania 2 1,2 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 437~445 437 USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Windi Irmayani Komputerisasi Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil pengolahan data berdasarkan jawaban kuesioner dari 103 responden, diharapkan dapat

Lebih terperinci

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Organization Services Berdiri sejak tahun 1991, Dunamis merupakan mitra berlisensi dari FranklinCovey - sebuah organisasi global yang

Lebih terperinci

Implementasi Alat Cetak Mekanis Opak Ketan Guna Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus: IKM Opak Ketan, Sumedang)

Implementasi Alat Cetak Mekanis Opak Ketan Guna Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus: IKM Opak Ketan, Sumedang) Petunjuk Sitasi: El Hadi, R. M., Tripiawan, W., & Saedudin, R. (2017). Implementasi Alat Cetak Mekanis Opak Ketan Guna Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus: IKM Opak Ketan, Sumedang). Prosiding SNTI

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT 32 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT 3.1 Riwayat Laboratorium Sistem Informasi Laboratorium Sistem Informasi (Lab Sisfo) merupakan unit penunjang perkuliahan yang mempunyai tugas memberikan

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI ANGKATAN 2013 TELKOM UNIVERSITY MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION 5C

ANALISIS KARAKTERISTIK MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI ANGKATAN 2013 TELKOM UNIVERSITY MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION 5C ANALISIS KARAKTERISTIK MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI ANGKATAN 2013 TELKOM UNIVERSITY MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION 5C 1 Carina Yustitia Setiadi, 2 Amelia Kurniawati, 3 Rayinda

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Start. Preventive Maintenance. Kelainan Temperatur. N Pembongkaran PHE. Y Perbaikan. Pencucian.

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Start. Preventive Maintenance. Kelainan Temperatur. N Pembongkaran PHE. Y Perbaikan. Pencucian. 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Alur Proses Perbaikan Plate Heat Exchanger Start Preventive Maintenance Kelainan Temperatur Penggantian Equipment baru N Pembongkaran PHE Y Perbaikan Pencucian

Lebih terperinci

Evaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif

Evaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif Petunjuk Sitasi: Rahman, A. (2017). Evaluasi Deviasi Dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif Dan Preventif. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C181-186). Malang: Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN DIGITAL PADA PRAKTIKUM MESIN KND-100M CNC

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN DIGITAL PADA PRAKTIKUM MESIN KND-100M CNC EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN DIGITAL PADA PRAKTIKUM MESIN KND-100M CNC Irfan Santosa Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti Tegal Jalan Halmahera KM.1 Tegal email: ci_ulya@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Analisis Kebijakan Maintenance pada Transformator di PT. PLN (Persero) Area Semarang

Analisis Kebijakan Maintenance pada Transformator di PT. PLN (Persero) Area Semarang Petunjuk Sitasi: Mustikasari, A., & Pangestuti, D. E. (2017). Analisis Kebijakan Maintenance pada Transformator di PT. PLN (Persero) Area Semarang. Prosiding SNTI dan SATELIt 2017 (pp. C8-13). Malang:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Indikator yang dihasilkan adalah 19 variabel seperti yang dapat dilihat pada tabel

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Indikator yang dihasilkan adalah 19 variabel seperti yang dapat dilihat pada tabel BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Hasil dari penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat menjawab permasalahan yang telah di bahas sebelumnya. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING Mulyadi (1), Toti Srimulyati (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang (2) Staf Pengajar Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN DALAM PROSES IMPLEMENTASI MANAJEMEN KUALITAS (Studi Kasus : Implementasi Six Sigma di Perusahaan Manufaktur X)

PEMBELAJARAN DALAM PROSES IMPLEMENTASI MANAJEMEN KUALITAS (Studi Kasus : Implementasi Six Sigma di Perusahaan Manufaktur X) PEMBELAJARAN DALAM PROSES IMPLEMENTASI MANAJEMEN KUALITAS (Studi Kasus : Implementasi Six Sigma di Perusahaan Manufaktur X) Retno Wulan Damayanti Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH/ LAPORAN KERJA PRAKTEK PROSES PRODUKSI FLANGE UNTUK SAMBUNGAN PIPA DI PT. TJOKRO BERSAUDARA KOMPONENINDO Nama : Ary Agustiamanto NPM :

Lebih terperinci

ANALISA DAN IMPLEMENTASI NONAKA S MODEL DI TINGKAT UNIVERSITAS (KNOWLEDGE MANAGEMENT STRATEGY AND IMPLEMENTATION)

ANALISA DAN IMPLEMENTASI NONAKA S MODEL DI TINGKAT UNIVERSITAS (KNOWLEDGE MANAGEMENT STRATEGY AND IMPLEMENTATION) Techno.COM, Vol. 13, No. 3, Agustus 2014: 173-178 ANALISA DAN IMPLEMENTASI NONAKA S MODEL DI TINGKAT UNIVERSITAS (KNOWLEDGE MANAGEMENT STRATEGY AND IMPLEMENTATION) Indra Gamayanto 1, Acun Kardianawati

Lebih terperinci

Kata kunci : Knowledge Sharing, Metode Iterative Incremental, Aplikasi Mobile berbasis Android

Kata kunci : Knowledge Sharing, Metode Iterative Incremental, Aplikasi Mobile berbasis Android PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK SELEKSI MAHASISWA BARU DI TELKOM UNIVERSITY MENGGUNAKAN APLIKASI MOBILE BERBASIS ANDROID DENGAN METODE ITERATIVE INCREMENTAL Putu Puspitha Saraswati 1, Luciana

Lebih terperinci

Jurnal Telematika, vol. 10 no. 2, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN:

Jurnal Telematika, vol. 10 no. 2, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: Jurnal Telematika, vol. 10 no. 2, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Penentuan Jadwal Pemeliharaan Pencegahan dan Perhitungan Kebutuhan Komponen Kritis pada Mesin Tuber 645M dan

Lebih terperinci

PENERAPAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA UKM KULIT PARI YOGYAKARTA

PENERAPAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA UKM KULIT PARI YOGYAKARTA PENERAPAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA UKM KULIT PARI YOGYAKARTA Tirsa Ninia Lina 1, Danny Manongga 2, Ade Iriani 2 1 Mahasiswa Magister Sistem Informasi, 2 Staff Dosen Magister Sistem Informasi

Lebih terperinci

ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X

ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X ANALISA IMPLEMENTASI SHARING KNOWLEDGE UNTUK MENUJU PENCIPTAAN BUDAYA SHARING KNOWLEDGE DI PERUSAHAAN X Dessi Dharmasinta Universitas Atma Jaya Jakarta Abtrak: Salah satu dampak yang paling penting dari

Lebih terperinci

(Sumber :

(Sumber : Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium pada program studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom. Laboratorium ini

Lebih terperinci

Knowledge Management: Konsep dan Metodologi

Knowledge Management: Konsep dan Metodologi Knowledge Management: Konsep dan Metodologi Suparto Darudiato, Kevin Setiawan Jurusan Sistem Informasi, School of Information System, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia supartod@binus.edu,

Lebih terperinci

Penerapan Knowledge Management System Berbasis Website CMS pada Divisi Produksi CV. Indotai Pratama Jaya

Penerapan Knowledge Management System Berbasis Website CMS pada Divisi Produksi CV. Indotai Pratama Jaya Penerapan Knowledge Management System Berbasis Website CMS pada Divisi Produksi CV. Indotai Pratama Jaya Tanti Kristanti, Niko Pamela Jurusan S1 Sistem Informasi Falkutas Teknologi Informasi Universitas

Lebih terperinci

Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang Semarang Kata kunci Analisis kebutuham, CSUQ, mobile learning, taksonomi bloom, usabilitas.

Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang Semarang Kata kunci Analisis kebutuham, CSUQ, mobile learning, taksonomi bloom, usabilitas. Petunjuk Sitasi: Saptadi, S., Prastawa, H., & Satria, Y. (2017). Perancangan Media Pembelajaran Mobile Learning Ramah Guna Berdasarkan Evaluasi Usabilitas Computer System Usability Questionnaire (CSUQ).

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda

Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda Fredy Windana(1), Yerry Soepriyanto(2), Henry Praherdhiono(3) (1) Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL SOFTWARE Tampilan untuk program konversi khusus untuk kasus general_revolution dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 4.1 Tampilan program konversi Pada jendela

Lebih terperinci

Upaya Penurunan Downtime pada Mesin Moulding di PT. X

Upaya Penurunan Downtime pada Mesin Moulding di PT. X Ardyanto, et al. / Upaya Penurunan Downtime pada Mesin Moulding di PT. X/ Jurnal Titra, Vol. 3, No. 2, Juli 2015, pp. 383-390 Upaya Penurunan Downtime pada Mesin Moulding di PT. X Marvin 1, Felecia 2 Abstract:

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN UNTUK TAMAN KANAK-KANAK BERBASIS WEB

MODEL PEMBELAJARAN UNTUK TAMAN KANAK-KANAK BERBASIS WEB ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 2015 : 161 166 MODEL PEMBELAJARAN UNTUK TAMAN KANAK-KANAK BERBASIS WEB Oleh : Dewi Driyani dan Dewi Mustari Staf Pengajar Teknik Informatika Universitas Indraprasta PGRI Jl.

Lebih terperinci

Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM)

Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM) Petunjuk Sitasi: Noor, A. M., Musafak, & Suhartini, N. (2017). Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM). Prosiding SNTI dan SATELIT

Lebih terperinci

Pemodelan Knowledge Management Berbasis Web Studi Kasus Budidaya Lele ARRA FARM

Pemodelan Knowledge Management Berbasis Web Studi Kasus Budidaya Lele ARRA FARM INFORMATION SYSTEM FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS Vol.1, No. 1, Desember 2016, 9-20 E-ISSN: 2548-3587 9 Pemodelan Knowledge Management Berbasis Web Studi Kasus Budidaya Lele ARRA FARM Arfan Sansprayada

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data 5.1.1 Analisa Histogram Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram yang terbentuk, ada 2 jenis cacat produksi yang memiliki

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN PADA PT. ISTANA KENTEN INDAH PALEMBANG Christine Permatasari 2007240503

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai.

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan Menurut Sudrajat (2011), Pemeliharaan atau yang lebih di kenal dengan kata maintenace dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang di perlukan untuk menjaga atau

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ELBOW TYPE W04D-TP, TR PADA MOBIL HINO DI PT. TJOKRO BERSAUDARA KOMPONENINDO

PROSES PRODUKSI ELBOW TYPE W04D-TP, TR PADA MOBIL HINO DI PT. TJOKRO BERSAUDARA KOMPONENINDO Nama : Otong Irwan NPM : 25412613 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Dr. Ridwan, ST, MT PROSES PRODUKSI ELBOW TYPE W04D-TP, TR PADA MOBIL HINO DI PT. TJOKRO BERSAUDARA KOMPONENINDO LATAR BELAKANG Pipa

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

Multimedia Pembelajaran:

Multimedia Pembelajaran: Multimedia Pembelajaran: Pengantar dan Teknik Pengembangan Romi Satria Wahono YM: romi_sw SD Sompok Semarang (1987) SMPN 8 Semarang (1990) SMA Taruna Nusantara, Magelang (1993) S1, S2 dan S3 (on-leave)

Lebih terperinci

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI HONDA

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI HONDA Tugas Individu Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI HONDA Dosen : Dr.Ir.H. Arif Imam Suroso, M.Sc. Oleh : Armita Fibriyanti P056101021.45 PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

APLIKASI METODOLOGI DESAIN HATAMURA UNTUK PROSES DESAIN GEOMETRI JIG DAN FIXTURE

APLIKASI METODOLOGI DESAIN HATAMURA UNTUK PROSES DESAIN GEOMETRI JIG DAN FIXTURE PLIKSI METODOLOGI DESIN HTMUR UNTUK PROSES DESIN GEOMETRI JIG DN FIXTURE gung Wibowo 1, a *, Tri Prakosa 1,b dan Rizky Ilhamsyah 1,c 1 Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MANAJEMEN PENGETAHUAN TEKNIK PEMASANGAN TIANG LISTRIK TEGANGAN MENENGAH MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING

PERANCANGAN MANAJEMEN PENGETAHUAN TEKNIK PEMASANGAN TIANG LISTRIK TEGANGAN MENENGAH MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING PERANCANGAN MANAJEMEN PENGETAHUAN TEKNIK PEMASANGAN TIANG LISTRIK TEGANGAN MENENGAH MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING Fathoni Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci