Model DKIW dalam Berbagi Pengetahuan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Model DKIW dalam Berbagi Pengetahuan"

Transkripsi

1 Model DKIW dalam Berbagi Pengetahuan ISSN : Asri Pertiwi Program Studi Sistem Informasi, STIMIK ESQ Jl. TB Simatupang Kavling 1, Cilandak, Jakarta Selatan asri.pertiwi@esqbs.ac.id Abstract: Knowledge creation is one of the part of knowledge management that is enable for organizations to establish their competitive advantage. In the process of knowledge creation, there is the knowledge sharing activities. These activities will involve knowledge providers. They are the givers and the receivers. Some literatures focus on the givers only and forget about the receivers. This article discusses about how importance the role of knowledge receiver in the terms of knowledge creation. We use DIKW model in Knowledge Management for the discussion. Keywords: Knowledge Management, Knowledge Sharing, DIKW Abstrak: Penciptaan pengetahuan merupakan bagian dari Knowledge Management (KM) yang memungkinkan organisasi untuk mempertahankan daya saing. Dalam proses penciptaan pengetahuan terdapat aktifitas berbagi pengetahuan. Aktifitas ini melibatkan penyedia pengetahuan yaitu pemberi dan penerima pengetahuan. Beberapa literatur lebih banyak fokus pada pemberi pengetahuan tanpa melibatkan penerima. Dalam artikel ini, dibahas pentingnya peran penerima pengetahuan dalam proses penciptaan pengetahuan. Konsep penciptaan pengetahuan ini menggunakan model DIKW yang diterapkan dalam Knowledge Management. Kata kunci: Manajemen Pengetahuan, Berbagi Pengetahuan, DIKW 1. Latar Belakang Penciptaan pengetahuan adalah kunci yang memungkinkan untuk meningkatkan kematangan bagi organisasi dalam kemampuannya berinovasi [1]. Mengacu pada pendapat Grant (1996) bahwa dalam kondisi persaingan yang dinamis, pengetahuan muncul sebagai sumber daya yang paling strategis bagi organisasi [2] untuk mempertahankan keunggulan kompetitif. Alasan dapat memberikan keunggulan kompetitif adalah karena memungkinkan terciptanya pengetahuan baru yang mengijinkan organisasi untuk memberikan respon cepat bagi kebutuhan bisnis [3]. Penciptaan pengetahuan merupakan bagian dari pengelolaan pengetahuan yang dikenal dengan studi knowledge management (KM). KM merupakan kumpulan dari suatu proses yang membantu organisasi untuk memperbaiki kinerja organisasi melalui proses capture, sharing, storing dan retrieve pengetahuan. Faktor utama sebuah organisais menggunakan knowledge adalah agar supaya anggota organisasinya dapat memperoleh dan menggunakan knowledge secara efisien dan terus menerus. Perguruan Tinggi merupakan center of excellence dimana terdapat pengetahuan yang hadir secara intensif. Lingkungan akademis di organisasi ini seharusnya merupakan sarang arus pengetahuan yang Asri Pertiwi Page 25 Manajemen Pengetahuan, DKIW

2 sinergis [4] yang tidak hanya menggunakan pengetahuan yang ada tetapi mampu untuk menciptakan pengetahuan baru secara terus menerus. Untuk itu, perlu menjadi perhatian bahwa dalam proses penciptaan pengetahuan, terdapat dua elemen penting yaitu pemberi pengetahuan dan penerima pengetahuan. Tulisan ini merupakan sebuah artikel yang bersifat konseptual yang membahas mengenai model DIKW dalam KM. Model ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana pemberi pengetahuan juga memberikan peranan penerima pengetahuan dalam terciptanya pengetahuan baru. Where is the life we have the lost in living? Where is the wisdom we have lost in knowledge? Where is the knowledge we have lost in the information? 2. KM dan Berbagi Pengetahuan Polanyi (1966) diantara yang pertama mengklasifikasikan pengetahuan menjadi pengetahuan tacit dan eksplisit. Kemudian oleh Nonaka dan Takeuchi dikembangkan untuk model penciptaan pengetahuan dengan model Spiral yang dikenal dengan SECI [5]. Semua ini masuk kedalam studi Knowledge Management (KM). Fokus utama dari KM sendiri adalah transformasi dari pengetahuan tacit ke eksplisit [6] dengan tujuan untuk menciptakan pengetahuan baru. Dalam proses transformasi ini terjadi kegiatan berbagi pengetahuan yang didefinisikan sebagai kemauan individu dalam suatu organisasi untuk berbagi pengetahuan yang telah diperoleh kepada orang lain [5]. 3. Hirarki DIKW Data merupakan kumpulan dari fakta yang bilamana diberikan konteks akan menjadi informasi. Untuk itu, informasi merupakan data dengan arti (meaning) yang spesifik [7]. Ketika informasi ini dikombinasikan dengan pendapat, keahlian dan pengalaman maka menjadi knowledge [8]. Ide DIKW muncul pertama kali pada puisi yang berjudul The Rock oleh TS Eliot pada tahun 1934 atas 3 pernyataan [9]. Gambar 1. Model DIKW Sumber: Bellinger et.al, 2014 Saat ini, ide ini kemudian menjadi dasar peletakan piramida hirarki DIKW. Kemudian oleh Milan Zeleny memetakan keempat elemen ini kepada hirarki pembentukan pengetahuan yaitu: know-nothing, knowwhat, know-how dan know-why yang memiliki keterhubungan antara konteks dan pemahaman [10]. [11] 4. PEMBAHASAN Walaupun pada dasarnya sama, namun hirarki DIKW direpresentasikan dengan cara berbeda oleh beberapa akademisi. Semua setuju bahwa data merupakan kumpulan fakta yang mentah dan dapat digambarkan melalui simbol [9]. Data diproses untuk menjawab pertanyaan yang diawali oleh who, what, where, when atau how many dimana jawaban ini adalah suatu informasi [11], yang oleh Zeleni (1987) disimbolkan dengan Know-what. Sedangkan knowledge diawali dengan pertanyaan how, yang merupakan kemampuan untuk melakukan suatu aksi. [7] sendiri kemudian mengklasifikasikan pikiran manusia kedalam 5 kategori, yaitu data, informasi pengetahuan, pemahaman dan Asri Pertiwi Page 26 Manajemen Pengetahuan, DKIW

3 kebijaksanaan. Berbeda dengan pendahulunya, Bellinger menambahkan konteks pemahaman (understanding) di dalam hirarki yang diwakili oleh pertanyaan Why. Sedangkan dalam kebijaksanaan (wisdom), diwakili dengan pertanyaan Why do. Knowledge dan Wisdom hanya dapat terbentuk dalam sebuah hubungan antar manusia yang efisien. Di sini, sangat berhubungan dengan studi mengenai berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan akan melibatkan dua jenis penyedia pengetahuan, yaitu pemberi pengetahuan dan penerima pengetahuan [12]. Walaupun pemberi pengetahuan memiliki motivasi dan niat untuk membagi pengetahuan yang dimiliki, namun terdapat resiko pula terhadap penerima pengetahuan yang perlu memastikan apakah pengetahuan yang disampaikan berkualitas [13]. Disamping resiko tersebut, sebenarnya ada yang lebih penting bila diskusi ini mengarah ke institusi perguruan tinggi, yaitu apakah penerima pengetahuan memiliki alasan yang kuat sehingga dengan sukarela menerima pengetahuan tersebut dan berusaha untuk memahaminya. Banyak literature mengenai KM, khususya knowledge sharing hanya fokus pada pemberi pengetahuan tanpa menyentuh konteks penerima pengetahuan. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang asli terletak pada individu dan terikat pada pikiran individu [3], sehingga sulit dipahami, diresmikan dan ditransfer. Untuk itu fokus utama dalam KM adalah transformasi dari pengetahuan tacit ke eksplisit [6]. Dari kesulitan tersebut, maka sedikit sekali akademisi yang membahas mengenai resiko dan keterlibatan penerima pengetahuan. Padahal, untuk menciptakan pengetahuan baru, dibutuhkan kedua jenis penyedia pengetahuan ini. Gambar 2. Piramida Hirarki DIKW Isu mengenai KM di organisasi enterprise adalah tidak semua orang ingin berbagi pengetahuan karena resiko kehilangan daya saing individu. Sebaliknya, isu di organisasi pendidikan tinggi adalah ditambah dengan konteks bahwa tidak semua orang (mahasiswa) memiliki alasan yang kuat untuk menerima pengetahuan yang ada. Pertanyaan Why do pada area wisdom tidak saja diberikan kepada pemberi pengetahuan tetapi juga penerima pengetahuan. Isu lain dalam institusi pendidikan tinggi adalah terletak pada level 3 piramida DIKW yaitu knowledge. Knowledge disini telah dijelaskan merupakan informasi yang diberikan tambahan pengalaman sehingga terdapat kemampuan dan kompetensi dalam melakukan tindakan yang berhubungan dengan informasi tersebut. Artinya, seseorang yang mentransfer ilmunya (dalam hal ini adalah dosen), perlu memiliki kemampuan dan kompetensi di bidang tersebut dalam arti pengalaman dimana pengalaman ini bukan dalam konteks mengajar saja tetapi lebih kepada bidang keilmuan. Pengalaman dapat diperoleh di banyak hal, pengalaman dari industri atau melalui penelitian-penelitian yang dilakukan. Sebagai penerima pengetahuan (yaitu mahasiswa), akan menerima resiko untuk memastikan pengetahuan yang diterima melalui trust dari kemampuan dan kompetensi pemberi pengetahuan. Trust ini seharusnya mampu membangkitkan Why do dan memberikan motivasi pada diri untuk menangkap dan menggunakan pengetahuan Asri Pertiwi Page 27 Manajemen Pengetahuan, DKIW

4 tersebut serta selanjutnya bila digunakan dengan tepat dapat menciptakan pengetahuan baru. 5. KESIMPULAN Banyak literatur yang telah menguatkan bahwa organisasi yang memiliki kemampuan untuk mengelola pengetahuannya mampu untuk mempertahankan daya saingnya [3], [1], Apalagi untuk perguruan tinggi dimana seharus terdapat aliran pengetahuan koheren yang terus menerus mengalir. Organisasi pendidikan tidak hanya menggunakan pengetahuan tetapi juga menciptakan pengetahuan baru [6]. Dalam model DIKW Knowledge direpresentasikan dengan pertanyaan yang diawali dengan How dan Wisdom diawali dengan pertanyaan Why do. Knowledge dan wisdom dalam penerapannya, membutuhkan interaksi sosial sehingga tercipta pengetahuan baru. Agar pengetahuan baru tercipta pada organisasi pendidikan, maka dibutuhkan beberapa faktor penting yaitu: 1. Perlu adanya keahlian dan kompetensi bagi pemberi pengetahuan bukan hanya dalam konteks mengajar tetapi lebih kepada kompetensinya di bidang yang diajarkan. 2. Kompetensi dalam keahlian bidang matakuliah ini dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan (trust) dari penerima pengetahuan terhadap pengetahuan yang diterima sehingga memungkinkan untuk memberikan minat terhadap pengetahuan yang diterima ( Why do ). 3. Konsep Why do perlu dimiliki juga oleh pemberi pengetahuan, tidak hanya How dalam membagi pengetahuannya. 4. Untuk meningkatkan kompetensi dan keahlian, pemberi pengetahuan dalam hal ini dosen, dapat dilakukan melalui keterlibatannya di Industri dan penelitian. DAFTAR PUSTAKA [1] D. Esterhuizen, C. Schutte and A. du Toit, "Knowledge Creation Processess as Critical Enablers for Innovation," International Journal of Information Management, pp , [2] J. A. Johannesen, J. Olaisen and B. Olsen, "Mismanagement of Tacit Knowledge: The Importance of Tacit Knowledge, The Danger of IT," International Journal of Management, pp. 3-20, [3] Z. Erden, G. v. Krogh and I. Nonaka, "The Quality of Group Tacit Knowledge," Journal of Strategic Information Systems, vol. 17, pp. 4-18, [4] M. Georgescu and D. Popescul, "The Impact of New Information and Communication Technologies on the Creation and Dissemination of Knowledge Inheritance," Social and Behavioral Sciences, vol. 188, pp , [5] G. Werner, R. J. Blaas and F. H. Martin, "The Impact of (low) Trust on Knowledge Sharing," Journal of Knowledge Management, vol. 20, [6] F. Ozmen, "The Capabilities of the Educational Organizations in Making Use of Tacit Knowledge," Social & Behavioral Science, vol. 9, pp , [7] G. Bellinger, D. Castro and A. Mills, "Systems Thinkng," [Online]. Available: [Accessed ]. [8] D. Weinberger, "Harvard Business Review," [Online]. Available: Asri Pertiwi Page 28 Manajemen Pengetahuan, DKIW

5 info-as-info-is-not. [Accessed ]. [9] T. Even, "A Conceptual framework for linking risk and the elements of the data-information-knowledge-wisdom (DIKW) hierarchy," Reliability Engineering and System Safety, pp , [10] M. Zeleny, "Knowledge-Information autopoietic cycle: towards the wisdom systems," International Journal of Management and Decision Making, vol. 7(1), pp. 3-18, [11] R. Ackoff, "From data to wisdom," Journal of Applied Systems Analysis, vol. 16, pp. 3-9, [12] A. Sankwoska, "Relationship between organizational trust, knowledge transfer, knowledge creation and firm's innovativeness," The Learning Organization, vol. 20, no. 1, pp , [13] I. Litvaj and D. Stancekova, "Decision- Making and Their Relation to The Knowledge Management, Use of Knowledge Management in Decision- Making," Prague, Czech Republic, Asri Pertiwi Page 29 Manajemen Pengetahuan, DKIW

Identifikasi Knowledge Transfer Menggunakan Pendekatan Siemens Maturity Level

Identifikasi Knowledge Transfer Menggunakan Pendekatan Siemens Maturity Level ISSN : 2442-8345 Identifikasi Knowledge Transfer Menggunakan Pendekatan Siemens Maturity Level Mariska Aprisciliana Widiatuti 1), Asri Pertiwi 2) Program Studi Sistem Informasi, STIMIK ESQ Jl. TB Simatupang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yaitu Balanced Scorecard untuk Pengukuran Performansi Knowledge

BAB II LANDASAN TEORI. yaitu Balanced Scorecard untuk Pengukuran Performansi Knowledge - 9 - BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai seluruh dasar teori yang akan berkaitan dengan kegiatan Tugas Akhir. Dasar teori yang ada akan menjadi acuan untuk melanjutkan analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh

Lebih terperinci

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation

Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation Atreyi Kankanhalli, Bernard C. Y. Tan, dan Kwok-Kee Wei MIS Quarterly Vol. 29 No. 1, pp. 113-143/Maret 2002 Kata

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business

BAB V PENUTUP. terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business performance (NFPI) pada UKM

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : PT. X cabang Surabaya)

PENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : PT. X cabang Surabaya) PENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : PT. X cabang Surabaya) Devita Noviyanti, Bambang Syairudin Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami konsep dasar mengenai penangkapan dan kodifikasi pengetahuan. Mengetahui teknik-teknik untuk

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 4

01/10/2010. Pertemuan 4 Pertemuan 4 Tahap pertama dalam siklus KM Terintegrasi Menangkap atau mengekstrak pengetahuan tacit Mengorganisasi atau mengkodekan pengetahuan explicit Perlu dibedakan antara menangkap/identifikasi pengetahuan

Lebih terperinci

Knowledge Management & TI. Muhammad Firdaus

Knowledge Management & TI. Muhammad Firdaus Knowledge Management & TI Muhammad Firdaus Rationale Knowledge is key management challenge in 21 st century Unprecendented rate of information creation and sharing Knowledge is the key value added to goods

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge Management System Pada point ini membahas mengenai landasan teori knowledge management system yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penulisan ini. 2.1.1.

Lebih terperinci

TINGKAT PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN. Abstrak

TINGKAT PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN. Abstrak TINGKAT PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Almed Hamzah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis Perkembangan bisnis yang pesat telah memaksa hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan internal perusahaan saja, tetapi juga lingkungan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

Sistem Perwalian Online Mahasiswa Pada Program Pendidikan Jarak Jauh

Sistem Perwalian Online Mahasiswa Pada Program Pendidikan Jarak Jauh 86 JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA Sistem Perwalian Online Mahasiswa Pada Program Pendidikan Jarak Jauh Shofwan Hanief STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan No. 86 Renon, Denpasar, telp/fax 0361 24445/0361

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

Analisis Meningkatkan Kinerja Dosen Menggunakan Knowledge Management System

Analisis Meningkatkan Kinerja Dosen Menggunakan Knowledge Management System Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis Meningkatkan Kinerja Dosen Menggunakan Knowledge Management System I Gusti Ayu Desi Saryanti 1, Ni Luh Gede Pivin

Lebih terperinci

TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU

TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU LD/SEM II-04/05 1 QUALITY FRAMEWORK Sistem Evaluasi Diri Sasaran dan Visi Organisasi Analisa Pengukuran Kinerja Umpan Balik Misi Benchmarking Faktor Kritis untuk Sukses ISO

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

CHAPTER 2 INFORMATION SYSTEMS FOR COMPETITIVE ADVANTAGE

CHAPTER 2 INFORMATION SYSTEMS FOR COMPETITIVE ADVANTAGE CHAPTER 2 INFORMATION SYSTEMS FOR COMPETITIVE ADVANTAGE Management Information Systems, 9 th edition, By Raymond McLeod, Jr. and George P. Schell 2004, Prentice Hall, Inc. 1 Learning Objectives: Dapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Star Schema, Entity Relationship Diagram, Data warehouse. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Star Schema, Entity Relationship Diagram, Data warehouse. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada era globalisasi sekarang ini, kebutuhan akan pengolahan data yang cepat sangat dibutuhkan. Banyak sekali data-data yang diolah cenderung masih terpisah dengan data lainnya dan juga belum maksimal

Lebih terperinci

Shinta T. Effendy X Yudhi M. Hamzah

Shinta T. Effendy X Yudhi M. Hamzah Tugas Rangkuman Artikel 06 Judul: Work Systems and IT Artifact: Does the Definition Matter? Penulis: Stephen Alter Diterbitkan oleh: CAIS, 2006 Kata kunci: IT Artifact, Work Systems, Post-Adoptive Behavior

Lebih terperinci

Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method)

Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method) INFORMATION SYSTEM FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS Vol.1, No. 2, Juni 2016, 157-166 E-ISSN: 2548-3587 157 Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method) Rully Pramudita 1,*,Nadya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Enterprise architecture, Zachman Framework, blueprint

ABSTRAK. Kata Kunci : Enterprise architecture, Zachman Framework, blueprint ABSTRAK PT. Indonesia Power merupakan sebuah perusahaan besar yang melakukan proses produksi tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, oleh karena itu perusahaan harus menentukan dengan

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY (Sumber : Hilmi Aulawi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi, Iman Sudirman) Fakultas Teknologi Industri, Program

Lebih terperinci

PENERAPAN KNOWLEDGE SHARING UNTUK PENINGKATAN LAYANAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

PENERAPAN KNOWLEDGE SHARING UNTUK PENINGKATAN LAYANAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI ISSN: 2354-9629 PENERAPAN KNOWLEDGE SHARING UNTUK PENINGKATAN LAYANAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Dyah Safitri* Pengutipan: Dyah, S. (2014). Penerapan knowledge sharing untuk peningkatan layanan perpustakaan

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge I. Pendahuluan A. Latar Belakang Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge management) semakin tinggi. Pengetahuan merupakan bagian penting yang menentukan kekuatan bertahan hidup

Lebih terperinci

Perubahan Paradigma Fungsi Perpustakaan bagi Perguruan Tinggi

Perubahan Paradigma Fungsi Perpustakaan bagi Perguruan Tinggi Perubahan Paradigma Fungsi Perpustakaan bagi Perguruan Tinggi Irma Sari Rahayu Staf Perpustakaan Universitas Telkom 12811043-1 Abstraksi Indonesia memiliki 7716 perguruan tinggi, dimana setiap perguruan

Lebih terperinci

2004. h. 194. 2 Robert B Denhardt, Theories of Public Organization (fifth edition), Belmont:,Thomson Wadworth, 2008, h. 190.

2004. h. 194. 2 Robert B Denhardt, Theories of Public Organization (fifth edition), Belmont:,Thomson Wadworth, 2008, h. 190. 1 ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Pendahuluan Keberadaan dan kelangsungan hidup suatu organisasi ditentukan oleh konteksnya. Jika suatu organisasi tidak berhasil memenuhi kebutuhan konteksnya maka organisasi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Komponen Knowledge Management System Framework

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Komponen Knowledge Management System Framework BAB IV PERANCANGAN Pada bab ini dipaparkan rancangan KMS framework dengan fokus pada manusia pada organisasi pembelajar beserta penjelasan mengenai komponen-komponen yang terdapat pada framework tersebut,

Lebih terperinci

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab perancangan model ensiklopedia berisi pemetaan elemen dalam lingkungan kolaborasi ke dalam ensiklopedia. Pemetaan ini menghasilkan sebuah ensiklopedia lingkungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pada penyusunan penelitian ini, teknik pengumpulan data adalah faktor yang terpenting yang harus dipenuhi untuk di analisis lebih lanjut. Pengumpulan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT: TINJAUAN PEMBERDAYAAN PADA PERUSAHAAN UMUMNYA

KNOWLEDGE MANAGEMENT: TINJAUAN PEMBERDAYAAN PADA PERUSAHAAN UMUMNYA KNOWLEDGE MANAGEMENT: TINJAUAN PEMBERDAYAAN PADA PERUSAHAAN UMUMNYA Suparto Darudiato; Lince Suryadi Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No.

Lebih terperinci

PERSEPSI DOSEN TERHADAP URGENSI BERBAGI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE SHARING) DI PERGURUAN TINGGI

PERSEPSI DOSEN TERHADAP URGENSI BERBAGI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE SHARING) DI PERGURUAN TINGGI PERSEPSI DOSEN TERHADAP URGENSI BERBAGI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE SHARING) DI PERGURUAN TINGGI Agus Mulyanto Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Lebih terperinci

Information Technology as a Competitive Advantage

Information Technology as a Competitive Advantage 2 hapter Information Technology as a Competitive Advantage How can a business use IT to compete? Competitive strategies and forces McGraw-Hill/Irwin Copyright 2007 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All

Lebih terperinci

Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci

Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci Fachmi Fachrudin 1) Amelia Kurniawati ST., MT. 2) Murahartawaty

Lebih terperinci

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Organization Services Berdiri sejak tahun 1991, Dunamis merupakan mitra berlisensi dari FranklinCovey - sebuah organisasi global yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan -1- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang ditunjang oleh perkembangan teknologi yang pesat, inovasi tiada henti, dan perkembangan pengetahuan menuntut perusahaanperusahaan bersaing

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. Tinjauan Pustaka... 3 A. Pengetahuan (Knowledge)... 3 B. Manajemen Pengetahuan... 4 C. Knowledge Sharing... 5 III.

Lebih terperinci

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Restu Khaliq Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Antasari Business competition is increasingly tight, not only to survive but the company

Lebih terperinci

Manajemen Pengetahuan Knowledge Management

Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Adalah Sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap PENGETAHUAN, PENGALAMAN, dan KREATIVITAS para staffnya untuk perbaikan Perusahaan. (Davidson & Philip Voss,

Lebih terperinci

Sistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris

Sistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris Sistem Informasi Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris 1. Kita mengetahui bahwa perkembangan teknologi di zaman sekarang sangat pesat dan banyak hal yang berubah dalam kehidupan kita.

Lebih terperinci

MINGGU #1 SIM - MIS. Sistem Informasi dalam Kegiatan Bisnis Saat ini

MINGGU #1 SIM - MIS. Sistem Informasi dalam Kegiatan Bisnis Saat ini MINGGU #1 SIM - MIS Pokok Bahasan: Sistem Informasi dalam Kegiatan Bisnis Saat ini Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa menguasai konsep SI dan mengidentifikasi penerapan SI dalam kegiatan bisnis saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen pengetahuan adalah istilah manajemen yang terbaru dan ditujukan untuk melakukan pengembangan proses kerja dan penciptaan nilai bagi operasi perusahaan secara

Lebih terperinci

The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB)

The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB) The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB) Abstract Politic is a life reality in an organization.

Lebih terperinci

11/1/2009. Framework 1 : Linked System. Manajemen

11/1/2009. Framework 1 : Linked System. Manajemen Framework 1 : Linked System Sistem Informasi Manajemen 1 Framework 2 : Nested Sytem Manajemen Sistem Informasi Framework 3 : Internal System Manajemen Sistem Informasi Organisasi 2 Getting the right information

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pengetahuan merupakan aset utama yang dimiliki organisasi dan melekat pada setiap individunya. Pengetahuan adalah sumber yang sangat bernilai bagi organisasi karena

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Sistem Informasi Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 SILABUS MATA KULIAH 1. Pendahuluan 2. Data dan Informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon Model Manajemen Pengetahuan Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan

Lebih terperinci

Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology

Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Nur Zahra Afifah 1) Dr. Luciana Andrawina 2) Amelia Kurniawati, ST., MT 3) Program Studi

Lebih terperinci

Sekilas Knowledge Management. agus supangat

Sekilas Knowledge Management. agus supangat Sekilas Knowledge Management agus supangat Pengetahuan adalah kapasitas untuk melakukan tindakan. Menunjukkan Intelektualitas dan mentalitas manusia (knowledge) Hirarki DIKW (DATA -> INFORMATION -> KNOWLEDGE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan mengakibatkan persaingan yang sangat berat bagi organisasi. Peranan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) telah banyak mengalami perubahan,

Lebih terperinci

Customer Loyalty in E-Commerce

Customer Loyalty in E-Commerce Customer Loyalty in E-Commerce Journal of the Association for Information Systems Volume 3, 2002 p. 27-51 David Gefen Kelompok 146: Jaka N. Indrawan (1202000591) Kata kuci: E-commerce, trust, risk, customer

Lebih terperinci

Evaluasi Calon Pembimbing Publikasi dalam tiga tahun terakhir H-index : 4, SINTA Score: 17.4 No. Nama Artikel Nama Jurnal Tahun

Evaluasi Calon Pembimbing Publikasi dalam tiga tahun terakhir H-index : 4, SINTA Score: 17.4 No. Nama Artikel Nama Jurnal Tahun I. Identitas Calon Promotor Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA Fakultas/Sekolah : Fakultas Teknologi Industri ITB Kelompok Keahlian : Manajemen Industri Alamat Kantor/Telp/Fax/E-mail :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengetahuan (Knowledge) Dalam konteks teknologi informasi, pengetahuan dibedakan dengan data dan informasi. Data adalah sekumpulan fakta, pengukuran-pengukuran yang kemudian akan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL

KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018 KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL Sriwijayanti, Putri Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

Pertemuan 6. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan 6. Tujuan Pembelajaran Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Pertemuan 6 Tujuan Pembelajaran 1. Mengenali konsep dan terminologi dasar yang berkaitan dengan penangkapan dan kodifikasi pengetahuan 2. Mengetahui teknik teknik

Lebih terperinci

ABSTRAK. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Aspek akademik merupakan hal utama yang diperhatikan dalam kegiatan perkuliahan, namun adanya pengaruh dari aspek non akademik juga tidak dapat dibaikan. Dalam proses belajar mengajar pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II AGENDA DIAGNOSTIC READING ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Sunari Sarwono LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Dalam era global yang dinamis

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II AGENDA DIAGNOSTIC READING ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Sunari Sarwono LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 437~445 437 USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Windi Irmayani Komputerisasi Akuntansi,

Lebih terperinci

Revolusi Sistem Informasi

Revolusi Sistem Informasi Pertemuan 1 Revolusi Sistem Informasi 1.1 2012 by mayo KOMPONEN SISTEM INFORMASI Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input,

Lebih terperinci

Understanding the Impact of Collaboration Software on Product Design and Development

Understanding the Impact of Collaboration Software on Product Design and Development Pertemuan VI - 18 Maret 2009 Kelompok 317: Asa Ramdhani [1205007023] Siti Fuaida Fithri [1205000843] Understanding the Impact of Collaboration Software on Product Design and Development Penulis: Rajiv

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

Nur Annisa Istiqomah ( ) Dosen Pembimbing : Naning Aranti W. ST., MM. Arief Rahman ST., M.Sc.

Nur Annisa Istiqomah ( ) Dosen Pembimbing : Naning Aranti W. ST., MM. Arief Rahman ST., M.Sc. Nur Annisa Istiqomah (2507100133) Dosen Pembimbing : Naning Aranti W. ST., MM. Arief Rahman ST., M.Sc.... Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

DUH1A2 - Literasi TIK

DUH1A2 - Literasi TIK DUH1A2 - Literasi TIK Penggunaan informasi baru untuk membangun konsep baru ataumembuat pemahaman baru Semester Ganjil TA 2016/2017 Pembahasan: 1. Model Data-Information-Knowledge-Wisdom(DIKW) 2. Membangun

Lebih terperinci

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT)

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) with COBIT Framework introductory IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan 1 Tujuan Memahami manfaat IT Governance Mengerti kapan perlu mengaplikasikan IT Governance Mengerti prinsip2 dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem manual yang dulu dipakai semua orang, kini telah berganti menjadi sistem terkomputerisasi. Hal ini disebabkan sistem manual yang lama, mudah terjadi kesalahan,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. bab bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: strategi bisnis dengan strategi IS/IT..

BAB VI PENUTUP. bab bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: strategi bisnis dengan strategi IS/IT.. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analis, perancangan, implemetasi dan pengujian sistem pada bab bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: a. Penyelarasan antara sasaran/strategi bisnis

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

Driving Forces of Knowledge Management

Driving Forces of Knowledge Management Uwes A. Chaeruman Driving Forces of Knowledge Management Faktor Pendorong Manajemen Pengetahuan Knowledge Management? Kemampuan suatu perusahaan secara keseluruhan untuk menciptakan pengetahuan baru, menyebarluaskannya

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI

KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI 1 Detty Purnamasari, 2 Dessy Wulandari A.P. 1,2 Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Depok Indonesia E-mail: {detty,

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM SISTEM INFORMASI BISNIS

TINJAUAN UMUM SISTEM INFORMASI BISNIS TINJAUAN UMUM SISTEM INFORMASI BISNIS Pengolahan Informasi merupakan aktivitas utama masyarakat... MEREKAM MENCARI MENYERAP INFORMASI 80 persen waktu para eksekutif digunakan untuk berkomunikasi dan mengolah

Lebih terperinci

STRATEGIC PLANNING Dindin Abdul Muiz Lidinillah

STRATEGIC PLANNING Dindin Abdul Muiz Lidinillah STRATEGIC PLANNING Dindin Abdul Muiz Lidinillah Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) Universitas Pendidikan Mahasiswa Kampus Tasikmalaya 09 November 2013 WHAT IS STRATEGY? Strategy is an internal response

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: SERVICES MARKETING PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN 2015 Nama Mata Kuliah : Services Marketing Kode Mata Kuliah/sks : / 3 sks Program Studi Semester Nama

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman

Lebih terperinci

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Integrity Professionalism Entrepreneurship DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01 PENGENALAN KONTROL DAN AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI : Mengapa Kontrol Dan Audit Teknologi Informasi

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : 7

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : 7 GBPP ST-RK-1.00-014-003/R- GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : 7 Berlaku mulai: Gasal/2010 JUDUL MATA KULIAH : AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI NOMOR KODE / SKS

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: SEMINAR MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN 2015 Nama Mata Kuliah : Seminar Manajemen Pemasaran Kode Mata Kuliah/sks : / 3 sks Program

Lebih terperinci

PERANGKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN

PERANGKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN PERANGKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN Pertemuan 8 PENDAHULUAN Teknologi digunakan untuk memfasilitasi komunikasi, kolaborasi, dan manajemen konten untuk penangkapan, berbagi, penyebaran, dan aplikasi pengetahuan

Lebih terperinci

Kelompok 202 Rimphy Darmanegara Tunggul Fardiaz

Kelompok 202 Rimphy Darmanegara Tunggul Fardiaz Ringkasan Penelitian Mengenai Pentingnya Knowledge Dan Knowledge Management System Berbasis IT Beserta Dampak- Dampak Yang Ditimbulkannya Pada Organisasi I. Pendahuluan Knowledge merupakan bagian vital

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Strategi Lingkungan dunia usaha yang terus berkembang menuntut hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan eksternal perusahaan saja, tetapi juga

Lebih terperinci

BERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI. Dyah Safitri 1*

BERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI. Dyah Safitri 1* BERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI Dyah Safitri 1* 1 Program Studi Manajemen Informasi dan Dokumen Program Vokasi Universitas Indonesia ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISA DAN IMPLEMENTASI NONAKA S MODEL DI TINGKAT UNIVERSITAS (KNOWLEDGE MANAGEMENT STRATEGY AND IMPLEMENTATION)

ANALISA DAN IMPLEMENTASI NONAKA S MODEL DI TINGKAT UNIVERSITAS (KNOWLEDGE MANAGEMENT STRATEGY AND IMPLEMENTATION) Techno.COM, Vol. 13, No. 3, Agustus 2014: 173-178 ANALISA DAN IMPLEMENTASI NONAKA S MODEL DI TINGKAT UNIVERSITAS (KNOWLEDGE MANAGEMENT STRATEGY AND IMPLEMENTATION) Indra Gamayanto 1, Acun Kardianawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom (disingkat Tel-U) merupakan penggabungan dari empat institusi yang berada di bawah badan penyelenggara Telkom Foundation (TF), yaitu Telkom Engineering

Lebih terperinci

PENELITIAN KOMPETITIF UMK

PENELITIAN KOMPETITIF UMK i PENELITIAN KOMPETITIF UMK PERAN KARAKTERISTIK INDIVIDU SEBAGAI MODERATOR PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS (Studi pada Nasabah Bank Syariah di Kabupaten Kudus) Nama Peneliti:

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK

Lebih terperinci

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN BAB III FAKTOR KRITIS KESUKSESAN 3.1 Definisi Sukses dan Ukuran Kesuksesan Menurut kamus online The Free Dictionary, sukses (success) memiliki definisi The achievement of something desired, planned, or

Lebih terperinci

PERANCANGAN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus: PT. Pos Kanwil V Jabar TESIS

PERANCANGAN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus: PT. Pos Kanwil V Jabar TESIS PERANCANGAN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus: PT. Pos Kanwil V Jabar TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh TEUKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah Knowledge Management (KM) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1986, dalam konferensi manajemen Eropa yaitu APQC (American Productivity and Quality Center).

Lebih terperinci

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS RESEARCH : WHAT S THERE IN A METHODOLOGY

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS RESEARCH : WHAT S THERE IN A METHODOLOGY MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS RESEARCH : WHAT S THERE IN A METHODOLOGY Oleh Prashant Palvia, En Mao, A. F Salam dan Khalid S. Soliman Communications of the Association for Information Systems (CAIS) Volume

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya kerja yang berbeda dengan bisnis lainnya. Hal ini dikarenakan dalam bisnisnya, KAP menyediakan

Lebih terperinci