Model DKIW dalam Berbagi Pengetahuan
|
|
- Sudirman Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Model DKIW dalam Berbagi Pengetahuan ISSN : Asri Pertiwi Program Studi Sistem Informasi, STIMIK ESQ Jl. TB Simatupang Kavling 1, Cilandak, Jakarta Selatan asri.pertiwi@esqbs.ac.id Abstract: Knowledge creation is one of the part of knowledge management that is enable for organizations to establish their competitive advantage. In the process of knowledge creation, there is the knowledge sharing activities. These activities will involve knowledge providers. They are the givers and the receivers. Some literatures focus on the givers only and forget about the receivers. This article discusses about how importance the role of knowledge receiver in the terms of knowledge creation. We use DIKW model in Knowledge Management for the discussion. Keywords: Knowledge Management, Knowledge Sharing, DIKW Abstrak: Penciptaan pengetahuan merupakan bagian dari Knowledge Management (KM) yang memungkinkan organisasi untuk mempertahankan daya saing. Dalam proses penciptaan pengetahuan terdapat aktifitas berbagi pengetahuan. Aktifitas ini melibatkan penyedia pengetahuan yaitu pemberi dan penerima pengetahuan. Beberapa literatur lebih banyak fokus pada pemberi pengetahuan tanpa melibatkan penerima. Dalam artikel ini, dibahas pentingnya peran penerima pengetahuan dalam proses penciptaan pengetahuan. Konsep penciptaan pengetahuan ini menggunakan model DIKW yang diterapkan dalam Knowledge Management. Kata kunci: Manajemen Pengetahuan, Berbagi Pengetahuan, DIKW 1. Latar Belakang Penciptaan pengetahuan adalah kunci yang memungkinkan untuk meningkatkan kematangan bagi organisasi dalam kemampuannya berinovasi [1]. Mengacu pada pendapat Grant (1996) bahwa dalam kondisi persaingan yang dinamis, pengetahuan muncul sebagai sumber daya yang paling strategis bagi organisasi [2] untuk mempertahankan keunggulan kompetitif. Alasan dapat memberikan keunggulan kompetitif adalah karena memungkinkan terciptanya pengetahuan baru yang mengijinkan organisasi untuk memberikan respon cepat bagi kebutuhan bisnis [3]. Penciptaan pengetahuan merupakan bagian dari pengelolaan pengetahuan yang dikenal dengan studi knowledge management (KM). KM merupakan kumpulan dari suatu proses yang membantu organisasi untuk memperbaiki kinerja organisasi melalui proses capture, sharing, storing dan retrieve pengetahuan. Faktor utama sebuah organisais menggunakan knowledge adalah agar supaya anggota organisasinya dapat memperoleh dan menggunakan knowledge secara efisien dan terus menerus. Perguruan Tinggi merupakan center of excellence dimana terdapat pengetahuan yang hadir secara intensif. Lingkungan akademis di organisasi ini seharusnya merupakan sarang arus pengetahuan yang Asri Pertiwi Page 25 Manajemen Pengetahuan, DKIW
2 sinergis [4] yang tidak hanya menggunakan pengetahuan yang ada tetapi mampu untuk menciptakan pengetahuan baru secara terus menerus. Untuk itu, perlu menjadi perhatian bahwa dalam proses penciptaan pengetahuan, terdapat dua elemen penting yaitu pemberi pengetahuan dan penerima pengetahuan. Tulisan ini merupakan sebuah artikel yang bersifat konseptual yang membahas mengenai model DIKW dalam KM. Model ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana pemberi pengetahuan juga memberikan peranan penerima pengetahuan dalam terciptanya pengetahuan baru. Where is the life we have the lost in living? Where is the wisdom we have lost in knowledge? Where is the knowledge we have lost in the information? 2. KM dan Berbagi Pengetahuan Polanyi (1966) diantara yang pertama mengklasifikasikan pengetahuan menjadi pengetahuan tacit dan eksplisit. Kemudian oleh Nonaka dan Takeuchi dikembangkan untuk model penciptaan pengetahuan dengan model Spiral yang dikenal dengan SECI [5]. Semua ini masuk kedalam studi Knowledge Management (KM). Fokus utama dari KM sendiri adalah transformasi dari pengetahuan tacit ke eksplisit [6] dengan tujuan untuk menciptakan pengetahuan baru. Dalam proses transformasi ini terjadi kegiatan berbagi pengetahuan yang didefinisikan sebagai kemauan individu dalam suatu organisasi untuk berbagi pengetahuan yang telah diperoleh kepada orang lain [5]. 3. Hirarki DIKW Data merupakan kumpulan dari fakta yang bilamana diberikan konteks akan menjadi informasi. Untuk itu, informasi merupakan data dengan arti (meaning) yang spesifik [7]. Ketika informasi ini dikombinasikan dengan pendapat, keahlian dan pengalaman maka menjadi knowledge [8]. Ide DIKW muncul pertama kali pada puisi yang berjudul The Rock oleh TS Eliot pada tahun 1934 atas 3 pernyataan [9]. Gambar 1. Model DIKW Sumber: Bellinger et.al, 2014 Saat ini, ide ini kemudian menjadi dasar peletakan piramida hirarki DIKW. Kemudian oleh Milan Zeleny memetakan keempat elemen ini kepada hirarki pembentukan pengetahuan yaitu: know-nothing, knowwhat, know-how dan know-why yang memiliki keterhubungan antara konteks dan pemahaman [10]. [11] 4. PEMBAHASAN Walaupun pada dasarnya sama, namun hirarki DIKW direpresentasikan dengan cara berbeda oleh beberapa akademisi. Semua setuju bahwa data merupakan kumpulan fakta yang mentah dan dapat digambarkan melalui simbol [9]. Data diproses untuk menjawab pertanyaan yang diawali oleh who, what, where, when atau how many dimana jawaban ini adalah suatu informasi [11], yang oleh Zeleni (1987) disimbolkan dengan Know-what. Sedangkan knowledge diawali dengan pertanyaan how, yang merupakan kemampuan untuk melakukan suatu aksi. [7] sendiri kemudian mengklasifikasikan pikiran manusia kedalam 5 kategori, yaitu data, informasi pengetahuan, pemahaman dan Asri Pertiwi Page 26 Manajemen Pengetahuan, DKIW
3 kebijaksanaan. Berbeda dengan pendahulunya, Bellinger menambahkan konteks pemahaman (understanding) di dalam hirarki yang diwakili oleh pertanyaan Why. Sedangkan dalam kebijaksanaan (wisdom), diwakili dengan pertanyaan Why do. Knowledge dan Wisdom hanya dapat terbentuk dalam sebuah hubungan antar manusia yang efisien. Di sini, sangat berhubungan dengan studi mengenai berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan akan melibatkan dua jenis penyedia pengetahuan, yaitu pemberi pengetahuan dan penerima pengetahuan [12]. Walaupun pemberi pengetahuan memiliki motivasi dan niat untuk membagi pengetahuan yang dimiliki, namun terdapat resiko pula terhadap penerima pengetahuan yang perlu memastikan apakah pengetahuan yang disampaikan berkualitas [13]. Disamping resiko tersebut, sebenarnya ada yang lebih penting bila diskusi ini mengarah ke institusi perguruan tinggi, yaitu apakah penerima pengetahuan memiliki alasan yang kuat sehingga dengan sukarela menerima pengetahuan tersebut dan berusaha untuk memahaminya. Banyak literature mengenai KM, khususya knowledge sharing hanya fokus pada pemberi pengetahuan tanpa menyentuh konteks penerima pengetahuan. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang asli terletak pada individu dan terikat pada pikiran individu [3], sehingga sulit dipahami, diresmikan dan ditransfer. Untuk itu fokus utama dalam KM adalah transformasi dari pengetahuan tacit ke eksplisit [6]. Dari kesulitan tersebut, maka sedikit sekali akademisi yang membahas mengenai resiko dan keterlibatan penerima pengetahuan. Padahal, untuk menciptakan pengetahuan baru, dibutuhkan kedua jenis penyedia pengetahuan ini. Gambar 2. Piramida Hirarki DIKW Isu mengenai KM di organisasi enterprise adalah tidak semua orang ingin berbagi pengetahuan karena resiko kehilangan daya saing individu. Sebaliknya, isu di organisasi pendidikan tinggi adalah ditambah dengan konteks bahwa tidak semua orang (mahasiswa) memiliki alasan yang kuat untuk menerima pengetahuan yang ada. Pertanyaan Why do pada area wisdom tidak saja diberikan kepada pemberi pengetahuan tetapi juga penerima pengetahuan. Isu lain dalam institusi pendidikan tinggi adalah terletak pada level 3 piramida DIKW yaitu knowledge. Knowledge disini telah dijelaskan merupakan informasi yang diberikan tambahan pengalaman sehingga terdapat kemampuan dan kompetensi dalam melakukan tindakan yang berhubungan dengan informasi tersebut. Artinya, seseorang yang mentransfer ilmunya (dalam hal ini adalah dosen), perlu memiliki kemampuan dan kompetensi di bidang tersebut dalam arti pengalaman dimana pengalaman ini bukan dalam konteks mengajar saja tetapi lebih kepada bidang keilmuan. Pengalaman dapat diperoleh di banyak hal, pengalaman dari industri atau melalui penelitian-penelitian yang dilakukan. Sebagai penerima pengetahuan (yaitu mahasiswa), akan menerima resiko untuk memastikan pengetahuan yang diterima melalui trust dari kemampuan dan kompetensi pemberi pengetahuan. Trust ini seharusnya mampu membangkitkan Why do dan memberikan motivasi pada diri untuk menangkap dan menggunakan pengetahuan Asri Pertiwi Page 27 Manajemen Pengetahuan, DKIW
4 tersebut serta selanjutnya bila digunakan dengan tepat dapat menciptakan pengetahuan baru. 5. KESIMPULAN Banyak literatur yang telah menguatkan bahwa organisasi yang memiliki kemampuan untuk mengelola pengetahuannya mampu untuk mempertahankan daya saingnya [3], [1], Apalagi untuk perguruan tinggi dimana seharus terdapat aliran pengetahuan koheren yang terus menerus mengalir. Organisasi pendidikan tidak hanya menggunakan pengetahuan tetapi juga menciptakan pengetahuan baru [6]. Dalam model DIKW Knowledge direpresentasikan dengan pertanyaan yang diawali dengan How dan Wisdom diawali dengan pertanyaan Why do. Knowledge dan wisdom dalam penerapannya, membutuhkan interaksi sosial sehingga tercipta pengetahuan baru. Agar pengetahuan baru tercipta pada organisasi pendidikan, maka dibutuhkan beberapa faktor penting yaitu: 1. Perlu adanya keahlian dan kompetensi bagi pemberi pengetahuan bukan hanya dalam konteks mengajar tetapi lebih kepada kompetensinya di bidang yang diajarkan. 2. Kompetensi dalam keahlian bidang matakuliah ini dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan (trust) dari penerima pengetahuan terhadap pengetahuan yang diterima sehingga memungkinkan untuk memberikan minat terhadap pengetahuan yang diterima ( Why do ). 3. Konsep Why do perlu dimiliki juga oleh pemberi pengetahuan, tidak hanya How dalam membagi pengetahuannya. 4. Untuk meningkatkan kompetensi dan keahlian, pemberi pengetahuan dalam hal ini dosen, dapat dilakukan melalui keterlibatannya di Industri dan penelitian. DAFTAR PUSTAKA [1] D. Esterhuizen, C. Schutte and A. du Toit, "Knowledge Creation Processess as Critical Enablers for Innovation," International Journal of Information Management, pp , [2] J. A. Johannesen, J. Olaisen and B. Olsen, "Mismanagement of Tacit Knowledge: The Importance of Tacit Knowledge, The Danger of IT," International Journal of Management, pp. 3-20, [3] Z. Erden, G. v. Krogh and I. Nonaka, "The Quality of Group Tacit Knowledge," Journal of Strategic Information Systems, vol. 17, pp. 4-18, [4] M. Georgescu and D. Popescul, "The Impact of New Information and Communication Technologies on the Creation and Dissemination of Knowledge Inheritance," Social and Behavioral Sciences, vol. 188, pp , [5] G. Werner, R. J. Blaas and F. H. Martin, "The Impact of (low) Trust on Knowledge Sharing," Journal of Knowledge Management, vol. 20, [6] F. Ozmen, "The Capabilities of the Educational Organizations in Making Use of Tacit Knowledge," Social & Behavioral Science, vol. 9, pp , [7] G. Bellinger, D. Castro and A. Mills, "Systems Thinkng," [Online]. Available: [Accessed ]. [8] D. Weinberger, "Harvard Business Review," [Online]. Available: Asri Pertiwi Page 28 Manajemen Pengetahuan, DKIW
5 info-as-info-is-not. [Accessed ]. [9] T. Even, "A Conceptual framework for linking risk and the elements of the data-information-knowledge-wisdom (DIKW) hierarchy," Reliability Engineering and System Safety, pp , [10] M. Zeleny, "Knowledge-Information autopoietic cycle: towards the wisdom systems," International Journal of Management and Decision Making, vol. 7(1), pp. 3-18, [11] R. Ackoff, "From data to wisdom," Journal of Applied Systems Analysis, vol. 16, pp. 3-9, [12] A. Sankwoska, "Relationship between organizational trust, knowledge transfer, knowledge creation and firm's innovativeness," The Learning Organization, vol. 20, no. 1, pp , [13] I. Litvaj and D. Stancekova, "Decision- Making and Their Relation to The Knowledge Management, Use of Knowledge Management in Decision- Making," Prague, Czech Republic, Asri Pertiwi Page 29 Manajemen Pengetahuan, DKIW
Identifikasi Knowledge Transfer Menggunakan Pendekatan Siemens Maturity Level
ISSN : 2442-8345 Identifikasi Knowledge Transfer Menggunakan Pendekatan Siemens Maturity Level Mariska Aprisciliana Widiatuti 1), Asri Pertiwi 2) Program Studi Sistem Informasi, STIMIK ESQ Jl. TB Simatupang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yaitu Balanced Scorecard untuk Pengukuran Performansi Knowledge
- 9 - BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai seluruh dasar teori yang akan berkaitan dengan kegiatan Tugas Akhir. Dasar teori yang ada akan menjadi acuan untuk melanjutkan analisis
Lebih terperinciBAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management
BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh
Lebih terperinciEKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan
Lebih terperinciContributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation
Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation Atreyi Kankanhalli, Bernard C. Y. Tan, dan Kwok-Kee Wei MIS Quarterly Vol. 29 No. 1, pp. 113-143/Maret 2002 Kata
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business performance (NFPI) pada UKM
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : PT. X cabang Surabaya)
PENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : PT. X cabang Surabaya) Devita Noviyanti, Bambang Syairudin Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom
KNOWLEDGE MANAGEMENT Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami konsep dasar mengenai penangkapan dan kodifikasi pengetahuan. Mengetahui teknik-teknik untuk
Lebih terperinci01/10/2010. Pertemuan 4
Pertemuan 4 Tahap pertama dalam siklus KM Terintegrasi Menangkap atau mengekstrak pengetahuan tacit Mengorganisasi atau mengkodekan pengetahuan explicit Perlu dibedakan antara menangkap/identifikasi pengetahuan
Lebih terperinciKnowledge Management & TI. Muhammad Firdaus
Knowledge Management & TI Muhammad Firdaus Rationale Knowledge is key management challenge in 21 st century Unprecendented rate of information creation and sharing Knowledge is the key value added to goods
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge Management System Pada point ini membahas mengenai landasan teori knowledge management system yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penulisan ini. 2.1.1.
Lebih terperinciTINGKAT PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN. Abstrak
TINGKAT PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Almed Hamzah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis Perkembangan bisnis yang pesat telah memaksa hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan internal perusahaan saja, tetapi juga lingkungan
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3
KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,
Lebih terperinciSistem Perwalian Online Mahasiswa Pada Program Pendidikan Jarak Jauh
86 JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA Sistem Perwalian Online Mahasiswa Pada Program Pendidikan Jarak Jauh Shofwan Hanief STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan No. 86 Renon, Denpasar, telp/fax 0361 24445/0361
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan
Lebih terperinciAnalisis Meningkatkan Kinerja Dosen Menggunakan Knowledge Management System
Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis Meningkatkan Kinerja Dosen Menggunakan Knowledge Management System I Gusti Ayu Desi Saryanti 1, Ni Luh Gede Pivin
Lebih terperinciTOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU
TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU LD/SEM II-04/05 1 QUALITY FRAMEWORK Sistem Evaluasi Diri Sasaran dan Visi Organisasi Analisa Pengukuran Kinerja Umpan Balik Misi Benchmarking Faktor Kritis untuk Sukses ISO
Lebih terperinciPERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang
PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang
Lebih terperinciCHAPTER 2 INFORMATION SYSTEMS FOR COMPETITIVE ADVANTAGE
CHAPTER 2 INFORMATION SYSTEMS FOR COMPETITIVE ADVANTAGE Management Information Systems, 9 th edition, By Raymond McLeod, Jr. and George P. Schell 2004, Prentice Hall, Inc. 1 Learning Objectives: Dapat
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Star Schema, Entity Relationship Diagram, Data warehouse. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Pada era globalisasi sekarang ini, kebutuhan akan pengolahan data yang cepat sangat dibutuhkan. Banyak sekali data-data yang diolah cenderung masih terpisah dengan data lainnya dan juga belum maksimal
Lebih terperinciShinta T. Effendy X Yudhi M. Hamzah
Tugas Rangkuman Artikel 06 Judul: Work Systems and IT Artifact: Does the Definition Matter? Penulis: Stephen Alter Diterbitkan oleh: CAIS, 2006 Kata kunci: IT Artifact, Work Systems, Post-Adoptive Behavior
Lebih terperinciIntegrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method)
INFORMATION SYSTEM FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS Vol.1, No. 2, Juni 2016, 157-166 E-ISSN: 2548-3587 157 Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method) Rully Pramudita 1,*,Nadya
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Enterprise architecture, Zachman Framework, blueprint
ABSTRAK PT. Indonesia Power merupakan sebuah perusahaan besar yang melakukan proses produksi tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, oleh karena itu perusahaan harus menentukan dengan
Lebih terperinci01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1
Lebih terperinciTINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY
TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY (Sumber : Hilmi Aulawi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi, Iman Sudirman) Fakultas Teknologi Industri, Program
Lebih terperinciPENERAPAN KNOWLEDGE SHARING UNTUK PENINGKATAN LAYANAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
ISSN: 2354-9629 PENERAPAN KNOWLEDGE SHARING UNTUK PENINGKATAN LAYANAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Dyah Safitri* Pengutipan: Dyah, S. (2014). Penerapan knowledge sharing untuk peningkatan layanan perpustakaan
Lebih terperinci21/09/2011. Pertemuan 1
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology
Lebih terperinciI. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge
I. Pendahuluan A. Latar Belakang Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge management) semakin tinggi. Pengetahuan merupakan bagian penting yang menentukan kekuatan bertahan hidup
Lebih terperinciPerubahan Paradigma Fungsi Perpustakaan bagi Perguruan Tinggi
Perubahan Paradigma Fungsi Perpustakaan bagi Perguruan Tinggi Irma Sari Rahayu Staf Perpustakaan Universitas Telkom 12811043-1 Abstraksi Indonesia memiliki 7716 perguruan tinggi, dimana setiap perguruan
Lebih terperinci2004. h. 194. 2 Robert B Denhardt, Theories of Public Organization (fifth edition), Belmont:,Thomson Wadworth, 2008, h. 190.
1 ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Pendahuluan Keberadaan dan kelangsungan hidup suatu organisasi ditentukan oleh konteksnya. Jika suatu organisasi tidak berhasil memenuhi kebutuhan konteksnya maka organisasi
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN. IV.2 Komponen Knowledge Management System Framework
BAB IV PERANCANGAN Pada bab ini dipaparkan rancangan KMS framework dengan fokus pada manusia pada organisasi pembelajar beserta penjelasan mengenai komponen-komponen yang terdapat pada framework tersebut,
Lebih terperinciBab V Perancangan Model Ensiklopedia
Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab perancangan model ensiklopedia berisi pemetaan elemen dalam lingkungan kolaborasi ke dalam ensiklopedia. Pemetaan ini menghasilkan sebuah ensiklopedia lingkungan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pada penyusunan penelitian ini, teknik pengumpulan data adalah faktor yang terpenting yang harus dipenuhi untuk di analisis lebih lanjut. Pengumpulan
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT: TINJAUAN PEMBERDAYAAN PADA PERUSAHAAN UMUMNYA
KNOWLEDGE MANAGEMENT: TINJAUAN PEMBERDAYAAN PADA PERUSAHAAN UMUMNYA Suparto Darudiato; Lince Suryadi Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No.
Lebih terperinciPERSEPSI DOSEN TERHADAP URGENSI BERBAGI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE SHARING) DI PERGURUAN TINGGI
PERSEPSI DOSEN TERHADAP URGENSI BERBAGI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE SHARING) DI PERGURUAN TINGGI Agus Mulyanto Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Lebih terperinciInformation Technology as a Competitive Advantage
2 hapter Information Technology as a Competitive Advantage How can a business use IT to compete? Competitive strategies and forces McGraw-Hill/Irwin Copyright 2007 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All
Lebih terperinciKnowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci
Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci Fachmi Fachrudin 1) Amelia Kurniawati ST., MT. 2) Murahartawaty
Lebih terperinciDunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer
Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Organization Services Berdiri sejak tahun 1991, Dunamis merupakan mitra berlisensi dari FranklinCovey - sebuah organisasi global yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan
-1- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang ditunjang oleh perkembangan teknologi yang pesat, inovasi tiada henti, dan perkembangan pengetahuan menuntut perusahaanperusahaan bersaing
Lebih terperinciDAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. Tinjauan Pustaka... 3 A. Pengetahuan (Knowledge)... 3 B. Manajemen Pengetahuan... 4 C. Knowledge Sharing... 5 III.
Lebih terperinciMeningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management
Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Restu Khaliq Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Antasari Business competition is increasingly tight, not only to survive but the company
Lebih terperinciManajemen Pengetahuan Knowledge Management
Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Adalah Sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap PENGETAHUAN, PENGALAMAN, dan KREATIVITAS para staffnya untuk perbaikan Perusahaan. (Davidson & Philip Voss,
Lebih terperinciSistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris
Sistem Informasi Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris 1. Kita mengetahui bahwa perkembangan teknologi di zaman sekarang sangat pesat dan banyak hal yang berubah dalam kehidupan kita.
Lebih terperinciMINGGU #1 SIM - MIS. Sistem Informasi dalam Kegiatan Bisnis Saat ini
MINGGU #1 SIM - MIS Pokok Bahasan: Sistem Informasi dalam Kegiatan Bisnis Saat ini Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa menguasai konsep SI dan mengidentifikasi penerapan SI dalam kegiatan bisnis saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen pengetahuan adalah istilah manajemen yang terbaru dan ditujukan untuk melakukan pengembangan proses kerja dan penciptaan nilai bagi operasi perusahaan secara
Lebih terperinciThe Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB)
The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB) Abstract Politic is a life reality in an organization.
Lebih terperinci11/1/2009. Framework 1 : Linked System. Manajemen
Framework 1 : Linked System Sistem Informasi Manajemen 1 Framework 2 : Nested Sytem Manajemen Sistem Informasi Framework 3 : Internal System Manajemen Sistem Informasi Organisasi 2 Getting the right information
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pengetahuan merupakan aset utama yang dimiliki organisasi dan melekat pada setiap individunya. Pengetahuan adalah sumber yang sangat bernilai bagi organisasi karena
Lebih terperinciTeknik Informatika S1
Teknik Informatika S1 Sistem Informasi Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 SILABUS MATA KULIAH 1. Pendahuluan 2. Data dan Informasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon
Model Manajemen Pengetahuan Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan
Lebih terperinciPenilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology
Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Nur Zahra Afifah 1) Dr. Luciana Andrawina 2) Amelia Kurniawati, ST., MT 3) Program Studi
Lebih terperinciSekilas Knowledge Management. agus supangat
Sekilas Knowledge Management agus supangat Pengetahuan adalah kapasitas untuk melakukan tindakan. Menunjukkan Intelektualitas dan mentalitas manusia (knowledge) Hirarki DIKW (DATA -> INFORMATION -> KNOWLEDGE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan mengakibatkan persaingan yang sangat berat bagi organisasi. Peranan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) telah banyak mengalami perubahan,
Lebih terperinciCustomer Loyalty in E-Commerce
Customer Loyalty in E-Commerce Journal of the Association for Information Systems Volume 3, 2002 p. 27-51 David Gefen Kelompok 146: Jaka N. Indrawan (1202000591) Kata kuci: E-commerce, trust, risk, customer
Lebih terperinciEvaluasi Calon Pembimbing Publikasi dalam tiga tahun terakhir H-index : 4, SINTA Score: 17.4 No. Nama Artikel Nama Jurnal Tahun
I. Identitas Calon Promotor Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA Fakultas/Sekolah : Fakultas Teknologi Industri ITB Kelompok Keahlian : Manajemen Industri Alamat Kantor/Telp/Fax/E-mail :
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengetahuan (Knowledge) Dalam konteks teknologi informasi, pengetahuan dibedakan dengan data dan informasi. Data adalah sekumpulan fakta, pengukuran-pengukuran yang kemudian akan
Lebih terperinciKNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018 KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL Sriwijayanti, Putri Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciPertemuan 6. Tujuan Pembelajaran
Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Pertemuan 6 Tujuan Pembelajaran 1. Mengenali konsep dan terminologi dasar yang berkaitan dengan penangkapan dan kodifikasi pengetahuan 2. Mengetahui teknik teknik
Lebih terperinciABSTRAK. vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Aspek akademik merupakan hal utama yang diperhatikan dalam kegiatan perkuliahan, namun adanya pengaruh dari aspek non akademik juga tidak dapat dibaikan. Dalam proses belajar mengajar pada Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk
BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :
KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama
Lebih terperinciBAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II
BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II AGENDA DIAGNOSTIC READING ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Sunari Sarwono LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Dalam era global yang dinamis
Lebih terperinciBAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II
BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II AGENDA DIAGNOSTIC READING ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Sunari Sarwono LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciUSABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 437~445 437 USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Windi Irmayani Komputerisasi Akuntansi,
Lebih terperinciRevolusi Sistem Informasi
Pertemuan 1 Revolusi Sistem Informasi 1.1 2012 by mayo KOMPONEN SISTEM INFORMASI Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input,
Lebih terperinciUnderstanding the Impact of Collaboration Software on Product Design and Development
Pertemuan VI - 18 Maret 2009 Kelompok 317: Asa Ramdhani [1205007023] Siti Fuaida Fithri [1205000843] Understanding the Impact of Collaboration Software on Product Design and Development Penulis: Rajiv
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:
KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN
Lebih terperinciNur Annisa Istiqomah ( ) Dosen Pembimbing : Naning Aranti W. ST., MM. Arief Rahman ST., M.Sc.
Nur Annisa Istiqomah (2507100133) Dosen Pembimbing : Naning Aranti W. ST., MM. Arief Rahman ST., M.Sc.... Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian
Lebih terperinciDUH1A2 - Literasi TIK
DUH1A2 - Literasi TIK Penggunaan informasi baru untuk membangun konsep baru ataumembuat pemahaman baru Semester Ganjil TA 2016/2017 Pembahasan: 1. Model Data-Information-Knowledge-Wisdom(DIKW) 2. Membangun
Lebih terperinciIT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT)
with COBIT Framework introductory IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan 1 Tujuan Memahami manfaat IT Governance Mengerti kapan perlu mengaplikasikan IT Governance Mengerti prinsip2 dasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem manual yang dulu dipakai semua orang, kini telah berganti menjadi sistem terkomputerisasi. Hal ini disebabkan sistem manual yang lama, mudah terjadi kesalahan,
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. bab bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: strategi bisnis dengan strategi IS/IT..
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analis, perancangan, implemetasi dan pengujian sistem pada bab bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: a. Penyelarasan antara sasaran/strategi bisnis
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan
Lebih terperinciDriving Forces of Knowledge Management
Uwes A. Chaeruman Driving Forces of Knowledge Management Faktor Pendorong Manajemen Pengetahuan Knowledge Management? Kemampuan suatu perusahaan secara keseluruhan untuk menciptakan pengetahuan baru, menyebarluaskannya
Lebih terperinciKERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI
KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI 1 Detty Purnamasari, 2 Dessy Wulandari A.P. 1,2 Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Depok Indonesia E-mail: {detty,
Lebih terperinciTINJAUAN UMUM SISTEM INFORMASI BISNIS
TINJAUAN UMUM SISTEM INFORMASI BISNIS Pengolahan Informasi merupakan aktivitas utama masyarakat... MEREKAM MENCARI MENYERAP INFORMASI 80 persen waktu para eksekutif digunakan untuk berkomunikasi dan mengolah
Lebih terperinciSTRATEGIC PLANNING Dindin Abdul Muiz Lidinillah
STRATEGIC PLANNING Dindin Abdul Muiz Lidinillah Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) Universitas Pendidikan Mahasiswa Kampus Tasikmalaya 09 November 2013 WHAT IS STRATEGY? Strategy is an internal response
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: SERVICES MARKETING PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN 2015 Nama Mata Kuliah : Services Marketing Kode Mata Kuliah/sks : / 3 sks Program Studi Semester Nama
Lebih terperinciTaryana Suryana. M.Kom
Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman
Lebih terperinciDASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Integrity Professionalism Entrepreneurship DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01 PENGENALAN KONTROL DAN AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI : Mengapa Kontrol Dan Audit Teknologi Informasi
Lebih terperinciSTRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN
STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : 7
GBPP ST-RK-1.00-014-003/R- GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : 7 Berlaku mulai: Gasal/2010 JUDUL MATA KULIAH : AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI NOMOR KODE / SKS
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: SEMINAR MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN 2015 Nama Mata Kuliah : Seminar Manajemen Pemasaran Kode Mata Kuliah/sks : / 3 sks Program
Lebih terperinciPERANGKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN
PERANGKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN Pertemuan 8 PENDAHULUAN Teknologi digunakan untuk memfasilitasi komunikasi, kolaborasi, dan manajemen konten untuk penangkapan, berbagi, penyebaran, dan aplikasi pengetahuan
Lebih terperinciKelompok 202 Rimphy Darmanegara Tunggul Fardiaz
Ringkasan Penelitian Mengenai Pentingnya Knowledge Dan Knowledge Management System Berbasis IT Beserta Dampak- Dampak Yang Ditimbulkannya Pada Organisasi I. Pendahuluan Knowledge merupakan bagian vital
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Strategi Lingkungan dunia usaha yang terus berkembang menuntut hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan eksternal perusahaan saja, tetapi juga
Lebih terperinciBERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI. Dyah Safitri 1*
BERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI Dyah Safitri 1* 1 Program Studi Manajemen Informasi dan Dokumen Program Vokasi Universitas Indonesia ABSTRAK
Lebih terperinciANALISA DAN IMPLEMENTASI NONAKA S MODEL DI TINGKAT UNIVERSITAS (KNOWLEDGE MANAGEMENT STRATEGY AND IMPLEMENTATION)
Techno.COM, Vol. 13, No. 3, Agustus 2014: 173-178 ANALISA DAN IMPLEMENTASI NONAKA S MODEL DI TINGKAT UNIVERSITAS (KNOWLEDGE MANAGEMENT STRATEGY AND IMPLEMENTATION) Indra Gamayanto 1, Acun Kardianawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom (disingkat Tel-U) merupakan penggabungan dari empat institusi yang berada di bawah badan penyelenggara Telkom Foundation (TF), yaitu Telkom Engineering
Lebih terperinciPENELITIAN KOMPETITIF UMK
i PENELITIAN KOMPETITIF UMK PERAN KARAKTERISTIK INDIVIDU SEBAGAI MODERATOR PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS (Studi pada Nasabah Bank Syariah di Kabupaten Kudus) Nama Peneliti:
Lebih terperinciMODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)
MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK
Lebih terperinciFAKTOR KRITIS KESUKSESAN
BAB III FAKTOR KRITIS KESUKSESAN 3.1 Definisi Sukses dan Ukuran Kesuksesan Menurut kamus online The Free Dictionary, sukses (success) memiliki definisi The achievement of something desired, planned, or
Lebih terperinciPERANCANGAN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus: PT. Pos Kanwil V Jabar TESIS
PERANCANGAN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus: PT. Pos Kanwil V Jabar TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh TEUKU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah Knowledge Management (KM) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1986, dalam konferensi manajemen Eropa yaitu APQC (American Productivity and Quality Center).
Lebih terperinciMANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS RESEARCH : WHAT S THERE IN A METHODOLOGY
MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS RESEARCH : WHAT S THERE IN A METHODOLOGY Oleh Prashant Palvia, En Mao, A. F Salam dan Khalid S. Soliman Communications of the Association for Information Systems (CAIS) Volume
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya kerja yang berbeda dengan bisnis lainnya. Hal ini dikarenakan dalam bisnisnya, KAP menyediakan
Lebih terperinci