8 / ANALISIS PEMILIHAR, KEBUTUHAN DAN P~NEMPATAN ALAT PEMBPlk JAGUNG PADA WILAYAH KEWIA BhLAl KWBUPABEW LA%# Oieh F

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "8 / ANALISIS PEMILIHAR, KEBUTUHAN DAN P~NEMPATAN ALAT PEMBPlk JAGUNG PADA WILAYAH KEWIA BhLAl KWBUPABEW LA%# Oieh F"

Transkripsi

1 8 / ANALISIS PEMILIHAR, KEBUTUHAN DAN P~NEMPATAN ALAT PEMBPlk JAGUNG PADA WILAYAH KEWIA BhLAl KWBUPABEW LA%# Oieh J O K O R I A D I F FAKULTAS TEKMOLOGI PERTANIAN IMSTITUT PERTANIAN BQOOR B O G O R

2 Joko Riadi. F Analisis Pemilihan, Kebutuhan dan Penempatan Alat Pemipil Jagung pada Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung. Dibawah bimbingan Moel jarno D jo jomartono dan Hadi K. Purwadaria. RINGKASAN Peningkatan produksi pertanian yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi telah mengakibatkan timbulnya masa- lah-masalah generasi kedua yang menyangkut masalah nenan, pengolahan dan juga masalah pemasaran. pema- Penanganan pasca panen jagung yang terpadu akan me- ningkatkan efisiensi penggunaan hasil dan peningkatan mutu jagung yang akan memberikan pengaruh positip terhadap harga komoditi jagung. Analisis penanganan pasca panen jagung dalam penelitian ini dilakukan pada kegiatan pemipilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Menentukan pasangan unit pemipil yang layak dimiliki oleh kelompok tani di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (WKBPP) 2. Menentukan jumlah kebutuhan dan pehempatan unit pemipi1 jagung di tiap WKBPP. 3. Menentukan pola alokasi jagung antar WKBPP di Kabupaten Lampung Tengah.

3 Penentuan unit pasangan pemipil menggunakan teori pengambilan keputusan %yes untuk nilai parameter yang diskrit. Ada 6 parameter yang digunakan yaitu kapasitas unit pasangan pemipil (ton per tahun), persentase biji pecah (%), biaya investasi-eksploitasi tahun pertama (~p), nisbah untung rugi, tingkat pengembalian modal (%) dan tingkat perkembangan kelompok tani (Rp). Kegiatan pasca panen di Kabupaten Lampung Tengah masih ditangani secara tradisional. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pemanenan, pengangkutan, pengeringan dan pemipilan. Pemanenan dilakukan setelah tanaman jagung menunjukkan pematangan secara fisik, yaitu batang dan daunnya berwarna kuning. Peme t ikan dilakukan secara langsung dari batangnya. Susut tercecer sekitar 0.1 % dan susut mutunya dapat mencapai 3 % karena kegiatan ini..dlpengaruhi oleh keadaan cuaca. Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan sepeda atau pedati. Susut tercecernya sekitar 0.1 % dan susut mutunya tidak ada karena jarak lahan dan rumah tidak jauh sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengangkutnya. Pengeringan jagung tongkol dilakukan dengan menggunakan sinar matahari dan jagung tersebut dijemur diatas lamporan atau tikar. Pengeringan dengan cara ' Lni membutuhkan waktu sekitar 5 sampai 7 hari. Susut tercecernya adalah 0.5 % dan susut mutunya sekitar 2 % karena kegiatan ini dipengaruhi oleh keadaan cuaca.

4 Pemipilan dilakukan dengan tongkat pemukul, dengan kapasitas 840 kg per hari selama 6 jam kerja. Biaya pe- mipilan dengan cara ini adalah Rp 7,5, - sampai Rp9, - per kg Susut tercecer adalah 0.5 % sampai 4 % dan susut mutunya dapat mencapai 4 %. Harga jagung pipilnya antara Rp 110, - sampai Rp 160, - per kg tergantung mutunya. Penyebaran unit pasangan pemipil ditentukan berdasarkan pertimbangan produksi jagung yang ada di WKBPP. Pola alokasi jagung antar BPP untuk meminimumkan biaya pengangkutan ditentukan dengan analisis 11 ming. Linear Program- Dari 43 alternatip unit pasangan pemipil yang tersu- sun, kobinasi HHHHH (5 unit pemipil Honda) diprioritas- kan untuk dipakai. Unit pemipil HHHHH mempunyai kapasitas pemipilan sebesar ton per tahun, persen biji pecah sebesar 3.36 %, biaya investasi-eksploitasi sebesar $ , - nisbah untung rugi sebesar 13.79, pengembalian modal sebesar % dan tingkat perkem- bangan sebesar $ ,-. Alternatip tersebut mempunyai nilai prioritas Jumlah alat pemipil jagung yang ditempatkan disetiap WRBPP Kabupaten Lampung Tengah, berkisar antara 5 sampai. 30 alat pemipil per WKBPP. Penempatan tersebut dapat dilakukan apabila ada fasilitas kredit dari pemerintah. Biaya investasi-eksploitasi untuk pengadaan alat-alat pemipil jagung ini adalah sebesar Ap ,-

5 Penempatan unit pasangan pemipil akan menyebabkan kelebihan kapasitas di 8 WKBPP dan menyebabkan kelebihan produksi di 4 WKBPP lainnya sebesar ton. Optimi- sasi pola alokasi jagung ini ternyata memerlukan biaya pengangkutan minimum sebesar Rp ,-. Total biaya pengangkutan ini merupakan biaya perpindahan jagung.

6 ANALISIS PEMILIHAN, KEBUTUHAN DAN PENEMl'ATAN ALAT PElviIPIL JAGUNG PADA WILAYAH KERJA BALAI PENYUGUHAN PERTANIAN, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH, LAMPUNG Oleh JOKO RIADI F SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor 1987 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTAXIAN BOGOR m GOR

7 INSTITUT PERTANIAN BOGOR PAKLJLTAS TEKNOIOGI PERTANIAN ANALISIS PEMILIHAN, KEBUTUHAN DAN PENEMPATAN ALAT PEMI.MIL JAGUNG PAIIA WILAYAH KERJA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH, LAMmTNG SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEWLOGI PERTANIAN pada Jurusan MHVlNISASI PERTANIAN, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh JOKO RIADI F Dilahirkan pada tanggal 8 EFaret 1963, di Surabaya Tanggal lulus - Disetu jui, ; / Durn&.-. iff7

8 DTA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan kehadapan Allah SWT, karena hanya dengan rahmatnyalah maka skripsi ini dapat penulis selesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Moeljarno Djojomartono, MSA sebagai dosen pembimbing utama, 2. Dr. Ir. Hadi K. Purwadaria sebagai dosen, pembimbing pendamping, 3. Ir. Ervan Adinugroho sebagai dosen penguji, 4. Seluruh staf dan karyawan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Lampung, 5. Seluruh staf dan karyawan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Lampung Tengah, 6. Semua pihak yang telah memberikan dorongan moril se- lama penyusunan skripsi ini. Akhirnya kritik dan saran penulis harapkan, demi perbaikan tulisan selanjutnya. Bogor, Desember 1987 Penulis

9 DAPTAR IS1 KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN 11. KEADAAN UMUM PERTANIAN JAGUNG DI KABUPA- TEN LAMPUNG TENGAH Halaman iii vi viii TINJAUAN PUSTAKA A. PASCA PANEN JAGUNG B. ALAT PEMIPIL JAGUNG C. BALAI PENYULUHAN PERTANIAN D. KEMMPOK TAN1 E. TEKNIK OPTIMISASI IV. METODA PENELIT IAN A. PENGUMPULAN DATA B. OPTIMISASI KOMBINASI JENIS UNIT PE- MIPIL C. ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENEMPATAN UNIT PEMIPIL D. ASUMSI 1. Pemilihan Unit Pemipil 2. Penempatan dan Kebutuhan Unit Pemipil 7. Alokasi Jagung V. PASCA PANEN JAGUNG DI KABUPATEN LAMPUNG TE- NGAH

10 VI. VII. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMILIHAN KOMBINASI JENIS UNIT PEMI- PIL 1. Pemasukan Data dan Kombinasi 2. Perhitungan 7. Hasil dan Bahasan B. PENENTUAN KEBUTUHAN DAN PENEMPATAN UNIT PEMIPIL DI WILAYAH KERJA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN 7. Pemasukan Data 2. Prosedur 3. Hasil dan Bahasan C. POLA AIQKASI JAGUNG KESIMPTJLAN DAN SARAN A. KESIMPULAN B. SARAN LAMP IRAN DAFTAR PUSTAKA Halaman 39 39

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

ANALISIS PEMILIHAN DAN PENYEBARAN PERONTOK KEDELAI MEKANIS PADA TINGKAT KELOMPOK TAN1 Dl KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA

ANALISIS PEMILIHAN DAN PENYEBARAN PERONTOK KEDELAI MEKANIS PADA TINGKAT KELOMPOK TAN1 Dl KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA Pb ANALISIS PEMILIHAN DAN PENYEBARAN PERONTOK KEDELAI MEKANIS PADA TINGKAT KELOMPOK TAN1 Dl KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA Oleh S U H E R M A N F 21. 0539 1989 FAKULTAS TEKWOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

WNWLlSlS PEMlLlHAN CARA PANEN DAN PERONTOKAN PAD% SERTA KEBUTUHAN PERALATAN DI KECAMATAN JAT!SARI, KARAWANG, JAWA BARAT

WNWLlSlS PEMlLlHAN CARA PANEN DAN PERONTOKAN PAD% SERTA KEBUTUHAN PERALATAN DI KECAMATAN JAT!SARI, KARAWANG, JAWA BARAT WNWLlSlS PEMlLlHAN CARA PANEN DAN PERONTOKAN PAD% SERTA KEBUTUHAN PERALATAN DI KECAMATAN JAT!SARI, KARAWANG, JAWA BARAT Oleh : REKY HENDRAWAN F 26.1347 1995 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BONTCJK MENIGANALISIS SISTEM PENANGARAN PASCA PANEN PAD!

BONTCJK MENIGANALISIS SISTEM PENANGARAN PASCA PANEN PAD! PROTOTIPE PROGRAM KBMPBBTER BONTCJK MENIGANALISIS SISTEM PENANGARAN PASCA PANEN PAD! 1994 FAKUQTAS TEKMOLOGI PERTANIAN lrlstltur PERTANIAN BOGOR BOGOR BUDIAWAN, F 26.1223, Prototipe Program Komputer Untuk

Lebih terperinci

ID1 KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA

ID1 KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA SUSUT PENANGANAN PASGA PANEN UBl RAVU ID1 KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA OIeh FRlDZ PARDAMEAN F 22.0961 Fridz Pardamean. t22.0961. Susut Penanganan Pasca Panen Ubi kayu dl Kabupaten Simalungun, Sumatera

Lebih terperinci

ID1 KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA

ID1 KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA SUSUT PENANGANAN PASGA PANEN UBl RAVU ID1 KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA OIeh FRlDZ PARDAMEAN F 22.0961 Fridz Pardamean. t22.0961. Susut Penanganan Pasca Panen Ubi kayu dl Kabupaten Simalungun, Sumatera

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai

Lebih terperinci

RANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT PEMANAS UDARA PENGERING CENGKEH

RANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT PEMANAS UDARA PENGERING CENGKEH RANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT PEMANAS UDARA PENGERING CENGKEH OJeh BAMBANG OWl ARGO F 17. 0721 1984 FAKUL TAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOG 0 R Bambang Dlli Argo. F 17.0721.

Lebih terperinci

RANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT PEMANAS UDARA PENGERING CENGKEH

RANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT PEMANAS UDARA PENGERING CENGKEH RANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT PEMANAS UDARA PENGERING CENGKEH OJeh BAMBANG OWl ARGO F 17. 0721 1984 FAKUL TAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOG 0 R Bambang Dlli Argo. F 17.0721.

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bulat, beruas-ruas dan tingginya antara cm. Jagung merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bulat, beruas-ruas dan tingginya antara cm. Jagung merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang mempunyai batang bebentuk bulat, beruas-ruas dan tingginya antara 60 300 cm. Jagung merupakan komoditas vital dalam

Lebih terperinci

ANALISIS TEBU TERTIMGGAL DI KEBUN PABA PABRlK GUbA SUBANG, JAWA BARAT

ANALISIS TEBU TERTIMGGAL DI KEBUN PABA PABRlK GUbA SUBANG, JAWA BARAT ANALISIS TEBU TERTIMGGAL DI KEBUN PABA PABRlK GUbA SUBANG, JAWA BARAT Oleh GLADlA RAHMAWATI F 24. 0034 1994 FAKULTAS TEKNOLOGl PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O R Gladia Rahmawati. F 24.0034.

Lebih terperinci

ANALISIS TEBU TERTIMGGAL DI KEBUN PABA PABRlK GUbA SUBANG, JAWA BARAT

ANALISIS TEBU TERTIMGGAL DI KEBUN PABA PABRlK GUbA SUBANG, JAWA BARAT ANALISIS TEBU TERTIMGGAL DI KEBUN PABA PABRlK GUbA SUBANG, JAWA BARAT Oleh GLADlA RAHMAWATI F 24. 0034 1994 FAKULTAS TEKNOLOGl PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O R Gladia Rahmawati. F 24.0034.

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

UJI KINERJA MESIN PEMBERSIH BIJI-BIJIAN DENGAN VARIASI KECEPATAN PUTAR (RPM) DAN FEEDING RATE TERHADAP KUALITAS HASIL PEMIPILAN JAGUNG (Zea mays L.

UJI KINERJA MESIN PEMBERSIH BIJI-BIJIAN DENGAN VARIASI KECEPATAN PUTAR (RPM) DAN FEEDING RATE TERHADAP KUALITAS HASIL PEMIPILAN JAGUNG (Zea mays L. UJI KINERJA MESIN PEMBERSIH BIJI-BIJIAN DENGAN VARIASI KECEPATAN PUTAR (RPM) DAN FEEDING RATE TERHADAP KUALITAS HASIL PEMIPILAN JAGUNG (Zea mays L.) KARYA ILMIAH TERTULIS Diajukan guna memenuhi salah satu

Lebih terperinci

TEKNIK PENGENDALIAN PERSEDIAAM BUNGKIL KOPRA Dl KOPERASI PRODUKSl SUSU DAN PETERNAKAN

TEKNIK PENGENDALIAN PERSEDIAAM BUNGKIL KOPRA Dl KOPERASI PRODUKSl SUSU DAN PETERNAKAN TEKNIK PENGENDALIAN PERSEDIAAM BUNGKIL KOPRA Dl KOPERASI PRODUKSl SUSU DAN PETERNAKAN SAP1 PERAH BOGOR Oleh DARMAN 1991 FAKULTAS TEKNOLOGl PERTANIAN INSTITUT PERT.4NfAN BOGOR BOGOR Darman F20.0321. Teknik

Lebih terperinci

STUD1 PEBlgMPllbslN PROSES BAN TEAMIK SRBiAiPhlRG SHDUSTRI SUMPIT MAKAF~~ (CHQPSTICKSI

STUD1 PEBlgMPllbslN PROSES BAN TEAMIK SRBiAiPhlRG SHDUSTRI SUMPIT MAKAF~~ (CHQPSTICKSI STUD1 PEBlgMPllbslN PROSES BAN TEAMIK SRBiAiPhlRG SHDUSTRI SUMPIT MAKAF~~ (CHQPSTICKSI KUSBADI, F25.0205. STUD1 PEBANPILAA PROSES D M TEKLJIK SAWPLIBG PADA IBDUSTRI SUMPIT IPAm (CHOPSTICKS). Di ]saw& bwingan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman jagung Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini, lalu teknologi

Lebih terperinci

PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS

PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS BAB III PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS Uning Budiharti, Putu Wigena I.G, Hendriadi A, Yulistiana E.Ui, Sri Nuryanti, dan Puji Astuti Abstrak

Lebih terperinci

ANALISA REGIONAL SISTEM REPARASI DAN PEMELIHARAAN ALAT.ALAT PENGOLAHAN LAHAN MEKANIS

ANALISA REGIONAL SISTEM REPARASI DAN PEMELIHARAAN ALAT.ALAT PENGOLAHAN LAHAN MEKANIS f f F'fT I ANALISA REGIONAL SISTEM REPARASI DAN PEMELIHARAAN ALAT.ALAT PENGOLAHAN LAHAN MEKANIS ',~~ >:" ~" _"J olen IIOBBY IWESHAIlNOWO F. 15 0153 1983 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKUI.TAS TEKNOI.OGI PERTANIAIIII

Lebih terperinci

ANALISA REGIONAL SISTEM REPARASI DAN PEMELIHARAAN ALAT.ALAT PENGOLAHAN LAHAN MEKANIS

ANALISA REGIONAL SISTEM REPARASI DAN PEMELIHARAAN ALAT.ALAT PENGOLAHAN LAHAN MEKANIS f f F'fT I ANALISA REGIONAL SISTEM REPARASI DAN PEMELIHARAAN ALAT.ALAT PENGOLAHAN LAHAN MEKANIS ',~~ >:" ~" _"J olen IIOBBY IWESHAIlNOWO F. 15 0153 1983 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKUI.TAS TEKNOI.OGI PERTANIAIIII

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman jagung ( Zea mays L) sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI Oleh: Ir. Nur Asni, MS Jagung adalah komoditi penting bagi perekonomian masyarakat Indonesia, termasuk Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang sangat peting, selain padi dan gandum. Jagung juga berfungsi sebagai sumber makanan dan

Lebih terperinci

segala kerajaan, dan Dia Haha atas segala sesuatu ".(QS A1 Hulk :1) Kupersemhahkan sebagai baktiku kepada Ayahanda tercinta telah jauh di alam sana,

segala kerajaan, dan Dia Haha atas segala sesuatu .(QS A1 Hulk :1) Kupersemhahkan sebagai baktiku kepada Ayahanda tercinta telah jauh di alam sana, '' Haha Suei Allah Yang di tangan-nyalah segala kerajaan, dan Dia Haha Kuasa atas segala sesuatu ".(QS A1 Hulk :1) Kupersemhahkan sebagai baktiku - kepada Ayahanda tercinta yang telah jauh di alam sana,

Lebih terperinci

segala kerajaan, dan Dia Haha atas segala sesuatu ".(QS A1 Hulk :1) Kupersemhahkan sebagai baktiku kepada Ayahanda tercinta telah jauh di alam sana,

segala kerajaan, dan Dia Haha atas segala sesuatu .(QS A1 Hulk :1) Kupersemhahkan sebagai baktiku kepada Ayahanda tercinta telah jauh di alam sana, '' Haha Suei Allah Yang di tangan-nyalah segala kerajaan, dan Dia Haha Kuasa atas segala sesuatu ".(QS A1 Hulk :1) Kupersemhahkan sebagai baktiku - kepada Ayahanda tercinta yang telah jauh di alam sana,

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKTIS PENANGANAN PASCAPANEN KEDELAI. OLeh Ir. I. Ketut Tastra, MS. Informasi Praktis Balitkabi No.:

INFORMASI PRAKTIS PENANGANAN PASCAPANEN KEDELAI. OLeh Ir. I. Ketut Tastra, MS. Informasi Praktis Balitkabi No.: INFORMASI PRAKTIS PENANGANAN PASCAPANEN KEDELAI OLeh Ir. I. Ketut Tastra, MS Informasi Praktis Balitkabi No.:2015-12 Disajikan pada: Workshop Optimalisasi Pengembangan Mekanisasi Usahatani Kedelai Serpong,

Lebih terperinci

RANCWNG BANGUN 'SISTEIJI INFORMAS1 UNTUK IWDUSTRi PENGOLAHAN BUAH JERUK

RANCWNG BANGUN 'SISTEIJI INFORMAS1 UNTUK IWDUSTRi PENGOLAHAN BUAH JERUK RANCWNG BANGUN 'SISTEIJI INFORMAS1 UNTUK IWDUSTRi PENGOLAHAN BUAH JERUK Oleh MUHAMMAD ALFAN IHSANUDDIN F 28.0893 1996 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Muhammad Alfan Ihsanuddin,

Lebih terperinci

Pengembangan Metodologi untuk Penekanan Susut Hasil pada Proses Pemipilan Jagung

Pengembangan Metodologi untuk Penekanan Susut Hasil pada Proses Pemipilan Jagung Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 9789798940293 Pengembangan Metodologi untuk Penekanan Susut Hasil pada Proses Pemipilan Jagung Muhammad Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl Dr. Ratulangi

Lebih terperinci

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian

Lebih terperinci

Kupersembahkan kepada. ayah bunda tercinta

Kupersembahkan kepada. ayah bunda tercinta Kupersembahkan kepada ayah bunda tercinta WAMCANGRN DAN UJi TEMNIS RUANG PENGEWlMG GABAH TBPf 5Alb VERTigAL PADA MAT PENGEWlMG GABAH BENGAN S PAWAS SEKAM DAN KIPAS PENGH oleh EDDY KUSIFdlAbViJAYA F. 15

Lebih terperinci

Kupersembahkan kepada. ayah bunda tercinta

Kupersembahkan kepada. ayah bunda tercinta Kupersembahkan kepada ayah bunda tercinta WAMCANGRN DAN UJi TEMNIS RUANG PENGEWlMG GABAH TBPf 5Alb VERTigAL PADA MAT PENGEWlMG GABAH BENGAN S PAWAS SEKAM DAN KIPAS PENGH oleh EDDY KUSIFdlAbViJAYA F. 15

Lebih terperinci

Dl KABUPATEH WGAWI, PROPlNSl JAWA TlMUR

Dl KABUPATEH WGAWI, PROPlNSl JAWA TlMUR KEBUTUHAW PEROWTOK KEDELAI MEKANIS PADA TlMGKAT WILAYAN KERJA PENYULUH PERTANIAN WKPP 1 Dl KABUPATEH WGAWI, PROPlNSl JAWA TlMUR Oleh SYAMSUL ARlFlN F 26. 0875 1996 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PEMGARUH BEBAT CAMGRUL YAM6 BERBEDA TERHADWP PEtaBGELfiBARAH ENEWGI TUBhblH, KAPASBTdhS DAN EFBSIENSI KERliA PEMCWNGKULWN

MEMPELAJARI PEMGARUH BEBAT CAMGRUL YAM6 BERBEDA TERHADWP PEtaBGELfiBARAH ENEWGI TUBhblH, KAPASBTdhS DAN EFBSIENSI KERliA PEMCWNGKULWN MEMPELAJARI PEMGARUH BEBAT CAMGRUL YAM6 BERBEDA TERHADWP PEtaBGELfiBARAH ENEWGI TUBhblH, KAPASBTdhS DAN EFBSIENSI KERliA PEMCWNGKULWN Oleh DARUS KURNlADl F 22. 0970 1990 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN EFISIENSI PRODUKSI TEMBAKAU MADURA PROGRAM INTENSIFIKASI TEMBAKAU RAKYAT

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN EFISIENSI PRODUKSI TEMBAKAU MADURA PROGRAM INTENSIFIKASI TEMBAKAU RAKYAT ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN EFISIENSI PRODUKSI TEMBAKAU MADURA PROGRAM INTENSIFIKASI TEMBAKAU RAKYAT Oleh AHMAD HERIYANTO A07496021 SKRlPSl Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon)

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon) ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon) Engkos Koswara Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Majalengka Email : ekoswara.ek@gmail.com

Lebih terperinci

UJI KINERJA DAN ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN HEAD FEED COMBINE HARVESTER (YANMAR, CA 85 M) PADA SAWAH TRADISIONAL. Oleh: LUKI NANDHA WARDHANA F 30.

UJI KINERJA DAN ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN HEAD FEED COMBINE HARVESTER (YANMAR, CA 85 M) PADA SAWAH TRADISIONAL. Oleh: LUKI NANDHA WARDHANA F 30. UJI KINERJA DAN ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN HEAD FEED COMBINE HARVESTER (YANMAR, CA 85 M) PADA SAWAH TRADISIONAL Oleh: LUKI NANDHA WARDHANA F 30.0208 8-!""" ".-: ".::, # 1998 FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

UJI KINERJA DAN ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN HEAD FEED COMBINE HARVESTER (YANMAR, CA 85 M) PADA SAWAH TRADISIONAL. Oleh: LUKI NANDHA WARDHANA F 30.

UJI KINERJA DAN ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN HEAD FEED COMBINE HARVESTER (YANMAR, CA 85 M) PADA SAWAH TRADISIONAL. Oleh: LUKI NANDHA WARDHANA F 30. UJI KINERJA DAN ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN HEAD FEED COMBINE HARVESTER (YANMAR, CA 85 M) PADA SAWAH TRADISIONAL Oleh: LUKI NANDHA WARDHANA F 30.0208 8-!""" ".-: ".::, # 1998 FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan

I. PENDAHULUAN. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan (gramineae) yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia sejak lama. Beras merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Abstrak.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh IKA WULAN ERMAYASARI A24050896 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BIJI KAKAO KERING DI PTP NUSANTARA VIII PERKEBUNAN BATULAWANG CIAMIS, JAWA BARAT. Oleh : RANING MASADA F

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BIJI KAKAO KERING DI PTP NUSANTARA VIII PERKEBUNAN BATULAWANG CIAMIS, JAWA BARAT. Oleh : RANING MASADA F AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BIJI KAKAO KERING DI PTP NUSANTARA VIII PERKEBUNAN BATULAWANG CIAMIS, JAWA BARAT Oleh : RANING MASADA F14103015 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PEPJGAWUH LAMA PENYULINGAN LADA SEGAR XIEHGAN METODA AIR DAW UAP TERWADAP RENDEMEN MlNYAK DAN MUTU LADA PUTlH VAbfG DIHASILKAN

PEPJGAWUH LAMA PENYULINGAN LADA SEGAR XIEHGAN METODA AIR DAW UAP TERWADAP RENDEMEN MlNYAK DAN MUTU LADA PUTlH VAbfG DIHASILKAN PEPJGAWUH LAMA PENYULINGAN LADA SEGAR XIEHGAN METODA AIR DAW UAP TERWADAP RENDEMEN MlNYAK DAN MUTU LADA PUTlH VAbfG DIHASILKAN 1992 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTAMAN B060R B O G O R ~ndrawati.

Lebih terperinci

6 IMPLEMENTASI MODEL 6.1 Prediksi Produksi Jagung

6 IMPLEMENTASI MODEL 6.1 Prediksi Produksi Jagung 89 6 IMPLEMENTASI MODEL Rancangbangun model penyediaan tepung jagung pada rantai pasok industri berbasis jagung ini dapat digunakan sebagai suatu model yang dapat menganalisis penyediaan tepung jagung

Lebih terperinci

Bagian Ketujuh Bidang Pengembangan Usaha Pasal 20 (1) Bidang Pengembangan Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan

Bagian Ketujuh Bidang Pengembangan Usaha Pasal 20 (1) Bidang Pengembangan Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan Bagian Ketujuh Bidang Pengembangan Usaha Pasal 20 (1) Bidang Pengembangan Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengembangan usaha peternakan. pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Data rata-rata volume aliran permukaan pada berbagai perlakuan mulsa vertikal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Data rata-rata volume aliran permukaan pada berbagai perlakuan mulsa vertikal 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Aliran permukaan Data hasil pengamatan aliran permukaan pada setiap perlakuan disajikan pada Lampiran 4. Analisis ragam disajikan masing-masing pada Lampiran 11. Analisis

Lebih terperinci

7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi

7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi 7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Komoditi padi sebagai bahan konsumsi pangan pokok masyarakat, tentunya telah diletakkan sebagai prioritas dan fokus kegiatan program

Lebih terperinci

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Idris Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara Bptp-sultra@litbang.deptan.go.id Abstrak Penyebaran

Lebih terperinci

Maryadi. F Hubungan kemiringan lahan dellgan infiltrasi - curah hujan & erosi dalam model limpasan. Dibawah

Maryadi. F Hubungan kemiringan lahan dellgan infiltrasi - curah hujan & erosi dalam model limpasan. Dibawah Maryadi. F 20 0446. Hubungan kemiringan lahan dellgan infiltrasi - curah hujan & erosi dalam model limpasan. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Soedodo Hardjoamidjojo, MSc. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK

PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK Bambang Kushartono dan Nani Iriani Balai Penelitian Ternak, Po Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Tanamanjagung (ZeamisL) mempunyai nilai

Lebih terperinci

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan adalah meningkatkan produksi untuk memenuhi penyediaan pangan penduduk, mencukupi kebutuhan bahan baku industri dalam

Lebih terperinci

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian 15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ±3 bulan dimulai dari Februari sampai April 2013 yang berlokasikan di Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

Dyah Ismoyowati. P Studi kelayakan industri multi-produk buah-buahan di Kabupaten Malang. Dibawah bimbingan Eriyatno dan Hartrisari.

Dyah Ismoyowati. P Studi kelayakan industri multi-produk buah-buahan di Kabupaten Malang. Dibawah bimbingan Eriyatno dan Hartrisari. Dyah Ismoyowati. P 19.0928. Studi kelayakan industri multi-produk buah-buahan di Kabupaten Malang. Dibawah bimbingan Eriyatno dan Hartrisari. RINGKASAN Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kelayakan

Lebih terperinci

Kupersembahkan untuk : Ibu, Papi dan adik-adikku tercinta. (QS A1 'Alaq : 1-5)

Kupersembahkan untuk : Ibu, Papi dan adik-adikku tercinta. (QS A1 'Alaq : 1-5) Bacalah dengan nama Tuhanmu yanq telah menciptakan Telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah dan Tuhanmu amat pemurah Yang mengajarkan menulis dengan pena Yang mengajarkan kepada manusia apa-apa

Lebih terperinci

Kupersembahkan untuk : Ibu, Papi dan adik-adikku tercinta. (QS A1 'Alaq : 1-5)

Kupersembahkan untuk : Ibu, Papi dan adik-adikku tercinta. (QS A1 'Alaq : 1-5) Bacalah dengan nama Tuhanmu yanq telah menciptakan Telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah dan Tuhanmu amat pemurah Yang mengajarkan menulis dengan pena Yang mengajarkan kepada manusia apa-apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara agraris maka sebagian besar penduduknya. konsumsi untuk seluruh penduduk di Indonesia (Adiratma, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara agraris maka sebagian besar penduduknya. konsumsi untuk seluruh penduduk di Indonesia (Adiratma, 2004). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai Negara agraris maka sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian. Bahan makanan seperti padi atau beras dan jagung hanya diproduksi oleh pertanian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

BAH! PENDAHULUAN. Jagung tennasuk bahan pangan kedua setelah beras. Sebagai sumber

BAH! PENDAHULUAN. Jagung tennasuk bahan pangan kedua setelah beras. Sebagai sumber ,. BABI PENDAHULUAN ,. BAH! PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung tennasuk bahan pangan kedua setelah beras. Sebagai sumber karbohidrat, jagung mempunyai manfaat yang cukup banyak antara lain sebagai

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PROSES PEMIPILAN JAGUNG MENGGUNAKAN MESIN PEMIPIL JAGUNG TIPE PJ 700 UNTUK BERBAGAI VARIETAS JAGUNG

EVALUASI KINERJA PROSES PEMIPILAN JAGUNG MENGGUNAKAN MESIN PEMIPIL JAGUNG TIPE PJ 700 UNTUK BERBAGAI VARIETAS JAGUNG EVALUASI KINERJA PROSES PEMIPILAN JAGUNG MENGGUNAKAN MESIN PEMIPIL JAGUNG TIPE PJ 700 UNTUK BERBAGAI VARIETAS JAGUNG SKRIPSI Oleh Rofi Romadhani NIM 091710201040 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

"Segala Puji bagi Allah, Tuhw Semesta Alam" (Al-Fatihah': 2)

Segala Puji bagi Allah, Tuhw Semesta Alam (Al-Fatihah': 2) "Segala Puji bagi Allah, Tuhw Semesta Alam" (Al-Fatihah': 2) "Sebaik-baiknya shodasoh adalah apabila seorang muslim mempelaj ari ilmu dan kemudian mengajarkannya kepada saudara-saudaranya sesama Muslim"

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan I. PENDAHULUAN Latar Belakang Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan pertanian secara nasional maupun regional serta terhadap ketahanan pangan dan perbaikan perekonomian.

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA Jagung berperan penting dalam perekonomian nasional dengan berkembangnya industry pangan yang ditunjang oleh teknologi budidaya

Lebih terperinci

DlSABPd DAN UBI TEHNiS BROTOTlPE ALAT PEHYBRTIR BIBlT KEHTAH6

DlSABPd DAN UBI TEHNiS BROTOTlPE ALAT PEHYBRTIR BIBlT KEHTAH6 DlSABPd DAN UBI TEHNiS BROTOTlPE ALAT PEHYBRTIR BIBlT KEHTAH6 ( Salanum tuberasum k. ) SECARW OPTIK-ILEKTRONIN 1986 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN lnstltut PERTANIAN BOGOR BOGOR Igus Hendrawan, F 18.0331.

Lebih terperinci

Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Diany Faila Sophia Hartatri 1)

Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Diany Faila Sophia Hartatri 1) Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur Diany Faila Sophia Hartatri 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Penanganan pascapanen

Lebih terperinci

PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok I. LATAR BELAKANG Kegiatan pengeringan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha mempertahankan mutu gabah. Kadar air gabah yang baru dipanen

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK DAN DOSIS PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) LOKAL MADURA SKRIPSI

PENGARUH BENTUK DAN DOSIS PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) LOKAL MADURA SKRIPSI PENGARUH BENTUK DAN DOSIS PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) LOKAL MADURA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK

8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK 69 adalah biaya yang ditanggung masing-masing saluran perantara yang menghubungkan petani (produsen) dengan konsumen bisnis seperti PPT dan PAP. Sebaran biaya dan keuntungan akan mempengarhui tingkat rasio

Lebih terperinci

Oleh TITO AD1 DEWANTO F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANlAN IMSTITUT PERTANlAN BOGOR BOGOR

Oleh TITO AD1 DEWANTO F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANlAN IMSTITUT PERTANlAN BOGOR BOGOR Oleh TITO AD1 DEWANTO F 26.0661 1994 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANlAN IMSTITUT PERTANlAN BOGOR BOGOR RINGKASAN Sayuran Ketimun Jepang (Cucumis sativus) dan Zucchini (Cucurbina maxima) merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

$4 PERENCANAAN ALOKASI TENAGA NE81A PASCA PANEN PADA USAHATANI Dl WILAYAW KABUPATEN KARAWANG

$4 PERENCANAAN ALOKASI TENAGA NE81A PASCA PANEN PADA USAHATANI Dl WILAYAW KABUPATEN KARAWANG J-0 35'3 28,4'1L(.l $4 PERENCANAAN ALOKASI TENAGA NE81A PASCA PANEN PADA USAHATANI Dl WILAYAW KABUPATEN KARAWANG O l e h SUBRATA SUDARGA FAKULTAS PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1987 HINGKASAN ii

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO No. 40/07/75/Th.IX, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dibandingkan sesaat setelah panen. Salah satu tahapan proses pascapanen

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dibandingkan sesaat setelah panen. Salah satu tahapan proses pascapanen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penanganan pascapanen komoditas pertanian mejadi hal yang tidak kalah pentingnya dengan penanganan sebelum panen. Dengan penanganan yang tepat, bahan hasil pertanian

Lebih terperinci

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam

Lebih terperinci

PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN PADA PASCA PANEN DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN PADA PASCA PANEN DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN PADA PASCA PANEN DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN Oleh : DIREKTUR PENANGANAN PASCA PANEN DIREKTORAT PENANGANAN PASCA PANEN DITJEN PENGOLAHAN

Lebih terperinci

ANAllSlS MASUKBN - KELUABAN ENERGI PADA PENANAMAN PAD! coryza Sativa L. I VARlETAS IR 64 DENGAM BEBERAPA PERLAKUAM PENGOLAHAM TA#AW

ANAllSlS MASUKBN - KELUABAN ENERGI PADA PENANAMAN PAD! coryza Sativa L. I VARlETAS IR 64 DENGAM BEBERAPA PERLAKUAM PENGOLAHAM TA#AW ANAllSlS MASUKBN - KELUABAN ENERGI PADA PENANAMAN PAD! coryza Sativa L. I VARlETAS IR 64 DENGAM BEBERAPA PERLAKUAM PENGOLAHAM TA#AW Oleh ENNY SETIYOWATI F 26. 1605 1994 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA GENOTIP DAN VARIETAS JAGUNG DENGAN METODE PENGENDALIAN GULMA YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh:

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA GENOTIP DAN VARIETAS JAGUNG DENGAN METODE PENGENDALIAN GULMA YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA GENOTIP DAN VARIETAS JAGUNG DENGAN METODE PENGENDALIAN GULMA YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh: JOSEF EDISON LUMBANTORUAN 090301095/AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maha suci Allah yang telah menjadikan dalam alam ini gugusan bintang (galaksi) dan Dia jadikan pula padanya siraaja (Matahari) dan bulan yang bercahaya. (QS. Al-Furqan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2012 di Dusun Bandungsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan pertanian, dalam pemenuhan kebutuhan hidup sektor ini merupakan tumpuan sebagian besar penduduk Indonesia

Lebih terperinci

Yjlr33 PENGEMBANGAN MODEL HUBUNGAN TINGKAT HASlL TANAMAN PANGAN DENGAN KETERSEDIAAN TENAGA PERTANIAN Dl PROPINSI JAWA BARAT.

Yjlr33 PENGEMBANGAN MODEL HUBUNGAN TINGKAT HASlL TANAMAN PANGAN DENGAN KETERSEDIAAN TENAGA PERTANIAN Dl PROPINSI JAWA BARAT. F [-id!j..!jp. Yjlr33 PENGEMBANGAN MODEL HUBUNGAN TINGKAT HASlL TANAMAN PANGAN DENGAN KETERSEDIAAN TENAGA PERTANIAN Dl PROPINSI JAWA BARAT Oleh R U S D l F 31 0414 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTlTUT

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PEMANENAN TEBU (Saccharum officinarum L.) YANG OPTIMAL DI PG. JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT. Oleh: VIDY HARYANTI F

ANALISA SISTEM PEMANENAN TEBU (Saccharum officinarum L.) YANG OPTIMAL DI PG. JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT. Oleh: VIDY HARYANTI F ANALISA SISTEM PEMANENAN TEBU (Saccharum officinarum L.) YANG OPTIMAL DI PG. JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT Oleh: VIDY HARYANTI F14104067 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai

Lebih terperinci

AHAl"r!S SBSTEM DALAM PERHBYUMGAM DAN MODEL NERACA AIR DAS LEST! DAN DAW SELOREJO

AHAlr!S SBSTEM DALAM PERHBYUMGAM DAN MODEL NERACA AIR DAS LEST! DAN DAW SELOREJO AHAl"r!S SBSTEM DALAM PERHBYUMGAM DAN MODEL NERACA AIR DAS LEST! DAN DAW SELOREJO SUHARTONO. Analisis Sistem Dalam Perhitungan Dan Model Neraca Air DAS Lesti Dan DAW Selorejo (di bawah bimbingan Ir. H.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin berkembang tidak seiring dengan kesejahteraan para petani beras di Indonesia khususnya.ketidaksejahteraan petani ini disebabkan

Lebih terperinci

UJI KINERJA HAMMER MILL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG [Performance Test Hammer Mill With Corn Feed Corncob]

UJI KINERJA HAMMER MILL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG [Performance Test Hammer Mill With Corn Feed Corncob] Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 1, No. 1, Oktober 2012: 1 1-16 UJI KINERJA HAMMER MILL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG [Performance Test Hammer Mill With Corn Feed Corncob] Oleh : Octa rahmadian 1, Sugeng

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

Lebih terperinci

...tercinta. Allah menurunkan dari langit air (hujan)

...tercinta. Allah menurunkan dari langit air (hujan) Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-nya bumi sg sddah matinya. Sesungguhnya pada yang dg mikian itu benar-benar terdapat tanda-tan da kebesaran Allah bagi orang-orang

Lebih terperinci

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

ALAT DAN MESIN PANEN HASIL PERTANIAN drh. Saiful Helmy, MP

ALAT DAN MESIN PANEN HASIL PERTANIAN drh. Saiful Helmy, MP ALAT DAN MESIN PANEN HASIL PERTANIAN drh. Saiful Helmy, MP Proses panen padi dimulai dengan pemotongan bulir padi yang sudah tua (siap Panen) dari batang tanaman padi, dilanjutkan dengan perontokan yaitu

Lebih terperinci

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA (Kasus: Kemitraan PT Pupuk Kujang dengan Kelompok Tani Sri Mandiri Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat) Oleh : ACHMAD

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KONVERSI TANAMAN KAYU MANIS MENJADI KAKAO DI KECAMATAN GUNUNG RAYA KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KONVERSI TANAMAN KAYU MANIS MENJADI KAKAO DI KECAMATAN GUNUNG RAYA KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KONVERSI TANAMAN KAYU MANIS MENJADI KAKAO DI KECAMATAN GUNUNG RAYA KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI OLEH SUCI NOLA ASHARI A14302009 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN *

I. PENDAHULUAN * I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pengembangan hortikultura yang ditetapkan oleh pemerintah diarahkan untuk pelestarian lingkungan; penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan; peningkatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kota Metro Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara geografis terletak pada 5,6 0 5,8 0 lintang selatan dan 105,17 0-105,19

Lebih terperinci

Produksi Per musim tanam (kg)

Produksi Per musim tanam (kg) Lampiran 1. Umur Petani (Tahun), Lama Bertani (Tahun), Luas Lahan (Ha), Produksi Per Musim Tanam (Kg), Jumlah Bibit (Batang), dan Bibit Per Batang No Sampel Umur (tahun) Lama Bertani (tahun) Luas Lahan

Lebih terperinci

Dr. Moeljarno Djojomartono MSA.

Dr. Moeljarno Djojomartono MSA. Hery Budiono. F 16 0169. Pemilihan dan analisa kebutuhan alat untuk aktivitaspembukaan dan penyiapan lahan pemukiman transmigrasi secara mekanis. Dibawah bimbingan: Dr. Moeljarno Djojomartono MSA. Keberhasilan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Kombinasi Produk Optimum Penentuan kombinasi produksi dilakukan untuk memperoleh lebih dari satu output dengan menggunakan satu input. Hal ini

Lebih terperinci

F/ T/P-/ /qy ", MODEL SISTEM MAHAJEMEH AHLl UNTUK PEREHGAHAAN PERTAN IAN BUAH- BUAHAII Dl JAWA BARAT 04-L 0. Oleh. CHAlRlL NURlZKl TJAJA F 28.

F/ T/P-/ /qy , MODEL SISTEM MAHAJEMEH AHLl UNTUK PEREHGAHAAN PERTAN IAN BUAH- BUAHAII Dl JAWA BARAT 04-L 0. Oleh. CHAlRlL NURlZKl TJAJA F 28. F/ T/P-/ /qy ", -R F? 04-L 0 u MODEL SISTEM MAHAJEMEH AHLl UNTUK PEREHGAHAAN PERTAN IAN BUAH- BUAHAII Dl JAWA BARAT Oleh CHAlRlL NURlZKl TJAJA F 28. 0856 199 5 FAKULTAS TEI

Lebih terperinci

F/ T/P-/ /qy ", MODEL SISTEM MAHAJEMEH AHLl UNTUK PEREHGAHAAN PERTAN IAN BUAH- BUAHAII Dl JAWA BARAT 04-L 0. Oleh. CHAlRlL NURlZKl TJAJA F 28.

F/ T/P-/ /qy , MODEL SISTEM MAHAJEMEH AHLl UNTUK PEREHGAHAAN PERTAN IAN BUAH- BUAHAII Dl JAWA BARAT 04-L 0. Oleh. CHAlRlL NURlZKl TJAJA F 28. F/ T/P-/ /qy ", -R F? 04-L 0 u MODEL SISTEM MAHAJEMEH AHLl UNTUK PEREHGAHAAN PERTAN IAN BUAH- BUAHAII Dl JAWA BARAT Oleh CHAlRlL NURlZKl TJAJA F 28. 0856 199 5 FAKULTAS TEI

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI JAMBI (ATAP 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI JAMBI (ATAP 2015) jambi No. 39/07/15 /Th. IX, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI JAMBI (ATAP ) A. PADI Produksi padi tahun (Angka Atap) sebanyak 541.486 ton Gabah Kering Giling (GKG), atau turun sebesar

Lebih terperinci

Gambar 3.6: Hasil simulasi model pada kondisi eksisting

Gambar 3.6: Hasil simulasi model pada kondisi eksisting Dari hasil analisi sensitivitas, maka diketahui bahwa air merupakan paremater yang paling sensitif terhadap produksi jagung, selanjutnya berturut-turut adalah benih, pupuk, penanganan pasca panen, pengendalian

Lebih terperinci