BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN RANCANGAN. Pengujian rancangan ini adalah dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN RANCANGAN. Pengujian rancangan ini adalah dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN RANCANGAN 4.1 Pengujian Rancangan Pengujian rancangan ini adalah dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem tersebut telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, pengujian yang dilakukan sebelum dan sesudah modifikasi sistem kontrol kerja otomatis mesin Uji unjuk kerja Mesin Resistance Welding Origin Lama Pengujian yang dilakukan adalah dengan cara pengambilan data hasil proses, pengambilan data menggunakan metode sampling, yaitu hasil produksi mesin sebelum dimodifikasi.berikut ini adalah data proses mesin sebelum dilakukan modifikasi. TABEL 4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktiviy sebelum modifikasi NO. FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITY QUANTITY SATUAN KETERANGAN 01 Kapasitas mesin satu shift 6,000 Pcs 02 Jumlah mesin 8 Unit 03 Jam kerja setiap shift 7 Jam 04 Jumlah shift per hari 3 Shift 05 Jumlah orang 3 shift 24 Orang 06 Jumlah hari kerja 25 Hari Untuk menghitung total output produksi perbulan dapat di hitung dengan menggunakan persamaan 2.2 dengan berdasarkan data pada tabel 4.1 di atas. Output = Kapasitas mesin X Jumlah mesin X Jumlah shift X Jumlah hari kerja = 6000 Pcs x 8 x 3 x 25 = Pcs 44

2 Untuk menghitung total input produksi perbulan dapat di hitung dengan menggunakan persamaan 2.3 dengan berdasarkan data pada tabel 4.1 di atas. = Jumlah karyawan x Jumlah hari kerja x Jam keja = 24 x 25x 7 = 4200 Jam Sehingga produktivity dapat dihitung dengan menggunakan rumus pada persamaan 2.1 Produktivity = = Output Pcs 4200 Jam = 857 Pcs / Jam Dari hasil perhitungan di atas dapat dengan jelas kita lihat hasil produksi mesin perbulan dan total produktivity mesin resistance welding manual sebelum di modifikasi. Dan jumlah operator yang mengoperasikan mesin satu orang untuk satu mesin Uji unjuk kerja Mesin Resistance Welding Origin Setelah Di Modifikasi Pengujian yang dilakukan pada mesin origin setelah di modifikasi sama dengan pengujian yang dilakukan pada mesin origin sebelum di modifikasi yaitu, dengan cara pengambilan data hasil proses, pengambilan data menggunakan metode sampling, yaitu hasil produksi mesin setelah dimodifikasi.berikut ini adalah data proses mesin setelah dilakukan modifikasi. 45

3 TABEL 4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktiviy setelah modifikasi NO. FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITY QUANTITY SATUAN KETERANGAN 01 Kapasitas mesin satu shift 6,000 Pcs 02 Jumlah mesin 8 Unit 03 Jam kerja setiap shift 7 Jam 04 Jumlah shift per hari 3 Shift 05 Jumlah orang 3 shift 6 Orang 06 Jumlah hari kerja 25 Hari Untuk menghitung total output produksi perbulan dapat di hitung dengan menggunakan persamaan 2.2 dengan berdasarkan data pada tabel 4.2 di atas. Output = Kapasitas mesin X Jumlah mesin X Jumlah shift X Jumlah hari kerja = 6000 Pcs x 8 x 3 x 25 = Pcs Untuk menghitung total input produksi perbulan dapat di hitung dengan menggunakan persamaan 2.3 dengan berdasarkan data pada tabel 4.2 di atas. = Jumlah karyawan x Jumlah hari kerja x Jam keja = 6 x 25x 7 = 1050 Jam Sehingga produktivity dapat dihitung dengan menggunakan rumus pada persamaan 2.1 Produktivity = Output 46

4 = Pcs 1050 Jam = 3428 Pcs / Jam Dari data di atas dapat kita lihat dengan melakukan modifikasi mesin jumlah karyawa yang dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin adalah satu orang untuk mengoperasikan empat mesin, yang sebelumnya satu orang untuk mengoperasikan satu mesin. Dan dari hasil produktivity yang di peroleh setelah me modifikasi mesin sebesar 3428 Pcs / Jam jauh lebih bagus dari sebelum di lakukan modifikasi sebesar 857 Pcs / Jam. Sehingga secara otomatis dapat menguntungkan karena dapat mengurangi biaya untuk membayar upah karyawan. Dan kita dapat menarik kesimpulan bahwa sistem mesin setelah dimodifikasi lebih bagus dari sebelum modifikasi. 4.2 Perbandingan Mesin Resistance Welding origin Manual dengan Insert Auto Setelah dilakukan pengujian unjuk kerja mesin resistance welding insert auto di atas dapat dikatakan secara umum mesin ini lebih baik karena sistem ini beroperasi secara otomatis di bandingkan dengan mesin resistance welding origin manual. Perbandingan ferformance antara sistem resistance welding manual dengan mesin resistance welding insert auto dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini. 47

5 TABEL 4.3 Perbandingan Mesin Resistance Welding Manual dengan Insert Auto NO. ITEM PERBANDINGAN SISTEM MANUAL INSERT AUTO 01 Pengoperasian mesin Pengoperasian mesin secara manual dan satu oarang operator hanya dapat mengoperasikan satu unit mesin. Pegoperasian mesin semi automatis sehingga dengan satu orang operator dapat mengoperasikan empat unit mesin. 02 Human error Kesalahan manusia atau operator saat memasukkan kristal pada elektrode, dapat menyebabkan kristal kotor,pecah dan menyebabkan NG. Kesalahan manusia tidak ada karena proses memasukkan kristal pada elektrode dilakukan secara auto oleh mesin, mesin dilengkapi dengan sensor gagal insert, apabila terjadi trouble insert, dan tidak terjadi kotor pada kristal akibat tangan operator yang dapat mengakibatkan NG. 03 Produktivity Produktivity pada sistem manual lebih rendah karena proses manual dan membutuhkan lebih banyak operator mesin secara keseluruhan. Produktivity pada sistem insert auto lebih tinggi karena proses insert auto dan membutuhkan lebih sedikit operator mesin secara keseluruhan. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mesin resistance welding insert auto lebih unggul atau lebih baik di banding mesin resistance welding origin manual, seperti telah di utarakan pada bab terdahulu bahwa dengan modifikasi mesin origin manual ini dapat menghasilkan produktivity yang lebih bagus, dan meminimalisasi kesalahan manusia yang 48

6 dapat mengakibatkan blank pecah, kotor sehingga menimbulkan no good. Jumlah orang yang dibutuhkan dalam pengoperasian mesin insert auto lebih sedikit dibanding mesin manual karena operator hanya menaruh zig yang berisi kristal, start operasi secara auto dan setting elektrode tidak membutuhkan lose time yang tinggi sehingga dapat mendongkrak produktivity menjadi lebih bagus. Dari semua uraian diatas baik secara pengoperasian, perolehan produktivity, human error dan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada sistem mesin resistance welding insert auto menunjukkan bahwa sistem ini lebih baik dari pada sistem mesin resistance welding origin manual. 49

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur saat ini saling berkompetisi untuk menjadi industri yang terbaik dari segala segi. Baik kualitas maupun kuantitas dari produk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH

BAB IV ANALISA MASALAH BAB IV ANALISA MASALAH Analisa masalah digunakan sebagai sarana untuk melakukan modifikasi atau pembuatan system control baru menggantikan system control lama agar mendapatkan tujuan akhir yaitu peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan menjadikan kualitas produk sebagai kunci utama. Kualitas menurut Taguchi adalah kerugian minimum yang diberikan oleh suatu produk kepada

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Berdiri PT. Inti Pantja Press Industri merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam group Astra Motor

Lebih terperinci

Waktu kerja dalam satu bulan = (( 60 x 7 x 5 ) + ( 60 x 5 x1 )) x 2 x 4 = menit. = detik.

Waktu kerja dalam satu bulan = (( 60 x 7 x 5 ) + ( 60 x 5 x1 )) x 2 x 4 = menit. = detik. BAB V HASIL DAN ANALISA Berdasarkan pengumpulan data dan pengukuran waktu yang sudah dilakukan pada tiap tiap proses, maka dapat dilakukan perhitungan kebutuhan mesin dan orang yang diperlukan untuk mencukupi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. LINKIT360 adalah perusahaan yang bergerak dibidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. Saat ini PT. LINKIT360 sudah menjalankan bisnis di 7 negara. Salah satu jenis

Lebih terperinci

RESUME TIME STUDY CUTTING PROCESS

RESUME TIME STUDY CUTTING PROCESS RESUME TIME STUDY CUTTING PROCESS Time study merupakan suatu metode ilmiah yang digunakan untuk menentukan waktu produksi yang diperlukan untuk menghasilkan suatu barang. Sebelum melakukan time study hendaklah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Rancangan Pengujian rancangan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem ini telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, pengujian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN 4.1 Pengaturan Awal Dalam pembahasan mengenai pokok permasalahan yang tertuang pada BAB sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan yang dilakukan adalah bagaimana membuat

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Merupakan gambaran urutan kerja yang dilakukan dalam melakukan pengamatan dan pengolahan dalam penelitian di pabrik. Urutan kerja ini membantu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI 4.1 Identifikasi dan Perumusan Masalah Telah dirumuskan di Bab 1.2 yaitu : Dengan melihat keadan line produksi sekarang dan data waktu (kosu) produksi saat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 51 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Auto Loading menggunakan Robo Cylinder pada mesin Power Press PP 60. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siklus kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai optimal dalam mengurangi waste akibat overlap dan alarm pada mesin. Pengujian meliputi pengujian sensitifitas sensor

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat dilakukan beberapa analisa seperti yang dijelaskan berikut ini: 5.1 Analisa Aliran Material dengan From To

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 81 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Dalam melakukan penelitian di PT. Multi Bintang Indonesia mengenai penerapan 5S, peneliti menyusun suatu kerangka berpikir yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Perbandingan Waktu Change Over Berdasarkan bab sebelumnya aktivitas change over pada mesin width grinding dibagi dan dibedakan menjadi aktivitas internal dan aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan ketat terjadi saat ini dikarenakan banyak perusahaan yang terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan ketat terjadi saat ini dikarenakan banyak perusahaan yang terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan ketat terjadi saat ini dikarenakan banyak perusahaan yang terus berkembang dan maju, salah satunya adalah perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politeknik adalah suatu lembaga pendidikan yang memberikan berbagai jenis gelar dan sering beroperasi pada tingkat yang berbeda-beda dalam sistem pendidikan. Politeknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini negara-negara berkembang berpacu dalam memajukan perekonomian negaranya. Peningkatan produksi merupakan cara paling efektif yang dipilih guna

Lebih terperinci

1c. Pengujian ladder diagram memasukkan plat. 1a. Pengujian ladder diagram manual dan otomatis sistem parkir

1c. Pengujian ladder diagram memasukkan plat. 1a. Pengujian ladder diagram manual dan otomatis sistem parkir . LAMPIRAN LAMPIRAN 1 - Perencanaan Ladder Diagram Lantai 1 Karena banyaknya program ladder diagram yang dibuat, maka dalam penyampaian laporan ini dibatasi perencanaan sistem parkir hanya sistem parkir

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pembebanan Pembebanan (loading) dapat diartikan pekerjaan yang diberikan kepada mesin atau operator. Pembebanan menyangkut jadwal waktu kerja operator dalam kurun waktu satu hari

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI OTOMASI PROSES PEMBUATAN RUBBER GRIP DI PT. FAST PRECISION MANUFACTURING INDONESIA

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI OTOMASI PROSES PEMBUATAN RUBBER GRIP DI PT. FAST PRECISION MANUFACTURING INDONESIA PROFESIENSI, 1(2): 79-85 ANALISA KELAYAKAN INVESTASI OTOMASI PROSES PEMBUATAN RUBBER GRIP DI PT. FAST PRECISION MANUFACTURING INDONESIA (Studi kasus pada PT. Fast Precision Manufacturing Indonesia) Budihono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring berkembangnya era globalisasi, keberhasilan suatu perusahaan atau industri tercermin dari tingginya pencapaian produktivitas perusahaan tersebut. Hal itu menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui bahwa jumlah sepeda motor yang terus meningkat di jalanan menunjukkan semakin tinggi pula kebutuhan akan sparepart sepeda motor. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Dari hasil pengamatan dan perhitungan data langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil yang diperoleh dari pengumpulan dan perhitungan data, yang berupa waktu baku yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan aplikasi adalah sebagai berikut : a. Perangkat Lunak 1. Microsoft

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan, ruang lingkup, dan sistematika penulisan laporan dari Tugas Akhir ini.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan, ruang lingkup, dan sistematika penulisan laporan dari Tugas Akhir ini. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, permasalahan, tujuan, ruang lingkup, dan sistematika penulisan laporan dari Tugas Akhir ini. 1.1 LATAR BELAKANG Bagi para pengusaha

Lebih terperinci

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 21 Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Ahmad Yusup, Muchlas Arkanuddin, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro, Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penggunaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Flow diagram pemecahan masalah

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Flow diagram pemecahan masalah BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram pemecahan masalah Definisi Sistem - Permodelan Sistem - Pola antrian produk Tidak sesuai Pengumpulan Data - Data produk dan perusahaan - Data waktu kedatangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROTOTIPE MODUL SISTEM PERENCANAAN STOWAGE BERDASARKAN KASUS UNTUK PENATAAN SEMI-OTOMATIS PETI KEMAS PADA KAPAL

PENGEMBANGAN PROTOTIPE MODUL SISTEM PERENCANAAN STOWAGE BERDASARKAN KASUS UNTUK PENATAAN SEMI-OTOMATIS PETI KEMAS PADA KAPAL PENGEMBANGAN PROTOTIPE MODUL SISTEM PERENCANAAN STOWAGE BERDASARKAN KASUS UNTUK PENATAAN SEMI-OTOMATIS PETI KEMAS PADA KAPAL Nurdin Akbar Harwanto NRP. 1206 100 004 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M Isa Irawan,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Data-data yang diperlukan dalam perancangan alat asah elektroda cup tip ø 16

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Data-data yang diperlukan dalam perancangan alat asah elektroda cup tip ø 16 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam perancangan alat asah elektroda cup tip ø 16 mm yang dibahas di dalam tugas akhir ini adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. lebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. lebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan penelitian yang harus ditetapkan lebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga penelitian dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi BAB V ANALISA HASIL Dalam bab ini akan membahas tentang analisa hasil pengendalian proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi pada proses powder coating

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Pendahuluan Pada dasarnya pada bab ini dijelaskan bagaimana awalnya sebelum dilakukan proses perbaikan sehingga perlu adanya perbaikan yaitu dengan system automatisasi, diantaranya:

Lebih terperinci

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA Disusun Oleh : Nama : Riwan Satria NIM : 41405110026 Program Studi : Teknik Elektro Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai tujuan. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah untuk menjaga tingkat persediaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Sorting process ( proses manual ) Proses kerja sortir di area finishing-sortir sudah ada sejak awal berdirinya perusahaan dan tidak dapat dihindari sebagai salah satu dari

Lebih terperinci

Pemisahan Produk Cacad Menggunakan PLC Schneider Twido TWD20DTK

Pemisahan Produk Cacad Menggunakan PLC Schneider Twido TWD20DTK Pemisahan Produk Cacad Menggunakan PLC Schneider Twido TWD20DTK Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : sugipoli@gmail.com Abstrak Pemisahan produk cacad di industri sangat diperlukan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS

SISTEM KENDALI OTOMATIS SISTEM KENDALI OTOMATIS Sistem Kendali Manual Fungsi Pengendali/Kontroler: Mengukur Membandingkan Menghitung Mengkoreksi Sistem Kendali Otomatis Manusia sebagai kontroller Manusia sebagai kontroller

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan, terutama di kota-kota besar. Pada tempat-tempat yang ramai dikunjungi, untuk memudahkan dokumentasi

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI Berikut ini merupakan penjelasan dan petunjuk penggunaan dari sistem aplikasi yang dirancang: Gambar 4.74 Halaman HOME dan LOGIN Untuk Admin Ini adalah halaman untuk login

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Tabel 4.1 Input Data Umum INPUT DATA UMUM Depresiasi Mesin (Tahun) 5 MARR 18% N Sisa 15% Inflasi 5% PPN 10% PPh 10% Kenaikan Upah/Th

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dari oli. Kotoran yang disaring dalam filter timbul akibat debu yang masuk dari lubang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Instansi umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah. pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan.

BAB I PENDAHULUAN. Instansi umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah. pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Biaya Operasional merupakan biaya yang memiliki peran besar dalam mempengaruhi keberhasilan instansi mencapai tujuan, yaitu memperoleh laba. Instansi umumnya akan

Lebih terperinci

Implementasi Tracking Automation Pada Syringe Machine

Implementasi Tracking Automation Pada Syringe Machine Implementasi Tracking Automation Pada Syringe Machine Tjatur Kandaga, Franky Tear Program Studi S1 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR LISTRIK Penulis: : Radita Arindya, S.T., M.T

PENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR LISTRIK Penulis: : Radita Arindya, S.T., M.T PENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR LISTRIK Penulis: : Radita Arindya, S.T., M.T Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau

Lebih terperinci

BUKUPETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKREDITASI

BUKUPETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKREDITASI 2015 BUKUPETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKREDITASI Untuk Program Studi BADAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2/24/2015 Daftar Isi I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Pusaka Bakti merupakan usaha pembuatan keset kaki dari sabut kelapa yang dikelola oleh Bapak Yatno dimana Beliau merupakan pemilik usaha tersebut.

Lebih terperinci

PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Job ke : 2a

PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Job ke : 2a P. SMF 2015, THT PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Job ke : 2a IDENTIFIKASI KOMPONEN DAN ALAMAT Waktu : INPUT/OUTPUT TESTINGSTATION 120 menit A. Tujuan Setelah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya jaman informasi merupakan salah satu kunci penting,

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya jaman informasi merupakan salah satu kunci penting, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya jaman informasi merupakan salah satu kunci penting, semua kegiatan manusia memerlukan informasi dan bisa juga dikatakan bahwa semua kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 29 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Profil Perusahaan PT. IGS adalah perusahaan yang berada didalam naungan Sejati Group yang dimana sejati group itu sendiri banyak memiliki

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini membuat suatu perusahaan

BAB I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini membuat suatu perusahaan BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini membuat suatu perusahaan harus mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi. Pada kenyataannya hampir semua kegiatan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENJUALAN PUPUK DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL FOXPRO 8.0 PADA KOPERASI MITRA SEHATI KOTA AGUNG TANGGAMUS

PERANCANGAN APLIKASI PENJUALAN PUPUK DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL FOXPRO 8.0 PADA KOPERASI MITRA SEHATI KOTA AGUNG TANGGAMUS PERANCANGAN APLIKASI PENJUALAN PUPUK DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL FOXPRO 8.0 PADA KOPERASI MITRA SEHATI KOTA AGUNG TANGGAMUS Yutshi Aprilinda Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

Kesinambungan Daya Saing Dan Tanggung Jawab Perusahaan - SCORE - Presentasi hasil implementasi modul 1 (kerja sama di tempat kerja)

Kesinambungan Daya Saing Dan Tanggung Jawab Perusahaan - SCORE - Presentasi hasil implementasi modul 1 (kerja sama di tempat kerja) Kesinambungan Daya Saing Dan Tanggung Jawab Perusahaan - SCORE - Presentasi hasil implementasi modul 1 (kerja sama di tempat kerja) PT. TJOKRO BERSAUDARA PROFILE PERUSAHAAN PT.TJOKRO BERSAUDARA Nama Perusahaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools BAB V ANALISA HASIL 5.1 Tahap Analisa Setelah mengetahui dan menemukan banyaknya kerusakan yang ditemukan pada proses produksi, maka anggota team perbaikan yang terdiri dari Industrial Enggineering, Quality

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa

BAB IV PEMBAHASAN. Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa BAB IV PEMBAHASAN Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa proses produksi. Proses dari tebu kemudian berubah menjadi butiran butiran kristal gula yang siap jual. Dari beberapa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Mengetahui cara mengoperasian mesin las GMAW

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Mengetahui cara mengoperasian mesin las GMAW 30 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 KESIMPULAN 5.1.1 Mengetahui cara mengoperasian mesin las GMAW mesin las GMAW ini adalah mesin las yang menggunakan shielding gas. Shielding gas berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beralamatkan di Jl. Gatot Subroto 196 AA Medan. PT. Infomedia Nusantara

BAB I PENDAHULUAN. beralamatkan di Jl. Gatot Subroto 196 AA Medan. PT. Infomedia Nusantara 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada umumnya perusahaan saat ini membutuhkan sistem informasi yang baik, karena perkembangan teknologi semakin pesat, secara langsung berdampak pada semua perusahaan

Lebih terperinci

Menu ini digunakan untuk user untuk login ke sistem QAD. User harus memasukkan username dan password.

Menu ini digunakan untuk user untuk login ke sistem QAD. User harus memasukkan username dan password. LAMPIRAN 1 Menu Log In Menu ini digunakan untuk user untuk login ke sistem QAD. User harus memasukkan username dan password. Menu Utama Menu ini berfungsi untuk menampilkan sistem-sistem yang ada pada

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec, BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang. Dewasa ini konstruksi bangunan merupakan salah satu langkah yang diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang. Dewasa ini konstruksi bangunan merupakan salah satu langkah yang diperlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dewasa ini konstruksi bangunan merupakan salah satu langkah yang diperlukan dalam pengembangan dalam berbagai sektor. Dalam sebuah pembangunan, diperlukannya perancangan

Lebih terperinci

TRANSAKSI PENJUALAN. Pembuatan Sales Order (Template)

TRANSAKSI PENJUALAN. Pembuatan Sales Order (Template) Contents TRANSAKSI PENJUALAN... 1 Pembuatan Sales Order (Template)... 1 Masuk Order Penjualan (Sales)... 2 Masuk Surat Jalan Dengan Order (Sales)... 3 Masuk Penjualan Dengan SO (Sales)... 4 Masuk Penjualan

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN ROBOT PENGIKUT GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER SEBAGAI MEJA PENGANTAR MAKANAN OTOMATIS Oleh : M. NUR SHOBAKH 2108 030 061 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. Bambang Sampurno,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam) BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN 5.1 Analisa Nilai Availability Table 5.1 Nilai Availability Mesin Steam Ejector Planned Equipment Loss Time Availability Januari 42 6 36 85.71 Februari 44 7 37 84.09 Maret

Lebih terperinci

OVER PRODUCTION. Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 %

OVER PRODUCTION. Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 % OVER PRODUCTION Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 % No Tipe Pemborosan TL 1 TL 2 TL 3 TL 4 RATA-RATA RANKING 1 Produk Cacat (Defect) 3 3 2 2 2.5 1 2 Waktu Tunggu (Waiting) 1 1 1 0 0.75 6 3 Persediaan

Lebih terperinci

MODUL CNC- 5. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Mengoperasikan Mesin Bubut CNC

MODUL CNC- 5. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Mengoperasikan Mesin Bubut CNC MODUL CNC- 5 Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY KEGIATAN BELAJAR : Mengoperasikan Mesin Bubut CNC A. Tujuan Umum Setelah mempelajari materi mengoperasikan mesin bubut CNC diharapkan peserta didik akan mampu mengoperasikan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Penyebab Kegagalan Produk Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) didapatkan hasil

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing: Ir. Subowo, MSc Oleh : M. Fathur Rohman

Dosen Pembimbing: Ir. Subowo, MSc Oleh : M. Fathur Rohman Dosen Pembimbing: Ir. Subowo, MSc 131 652 205 Oleh : M. Fathur Rohman 2107 030 005 AGENDA ABSTRAK Perusahaan jasa pengelasan di Indonesia saat ini sedang berkembang. Produksi yang dihasilkan dan proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lead Time Istilah lead time biasa digunakan dalam sebuah industri manufaktur. Banyak versi yang dapat dikemukakan mengenai pengertian lead time ini. Menurut Kusnadi,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair. BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajerial Kepala Seksi. Manajerial Kepala Departemen Manajerial Kepala Bagian

BAB I PENDAHULUAN. Manajerial Kepala Seksi. Manajerial Kepala Departemen Manajerial Kepala Bagian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. Adalah perusahaan manufaktur yang bergerak pada bidang produksi sepatu dan memiliki jumlah karyawan sebanyak 1.190 untuk sekarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Kualitas Ekspor Litopenaeus Vannamei (Udang Vanami) Pada PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam skala besar, proses pemindahan air tidak mungkin dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam skala besar, proses pemindahan air tidak mungkin dilakukan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam skala besar, proses pemindahan air tidak mungkin dilakukan secara manual oleh manusia, perlu adanya sistem kontrol untuk proses tersebut. Proses ini dilakukan

Lebih terperinci

INPUT/OUTPUT SORTING STATION

INPUT/OUTPUT SORTING STATION P. SMF 2015, THT PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Job ke : 6 IDENTIFIKASI KOMPONEN DAN ALAMAT Waktu : 120 menit INPUT/OUTPUT SORTING STATION A. Tujuan Setelah

Lebih terperinci

Improvement Proses Screwing pada Lini Kaleng Kopi di PT Sinar Djaja Can

Improvement Proses Screwing pada Lini Kaleng Kopi di PT Sinar Djaja Can Improvement Proses Screwing pada Lini Kaleng Kopi di PT Sinar Djaja Can Billy Sutjiono 1 dan I Nyoman Sutapa 2 Abstract: PT Sinar Djaja Can is a manufacturing company which produces cans with 2 categories,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Start Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi Masalah Pengambilan Data Peramalan SMED system Tahap Persiapan (Mengukur waktu proses dan merekamnya) Tahap Pertama (Memisahkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi keuangan dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi keuangan dan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah lembaga yang diorganisasi dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Perusahaan punya fungsi essensial untuk mencapai tujuan. Fungsi produksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan pada dunia pendidikan dan perkantoran baik pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan pada dunia pendidikan dan perkantoran baik pemerintah maupun 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan zaman tidak luput dari perkembangan teknologi informasi, Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sangat mempengaruhi pola pikir dan

Lebih terperinci

INPUT/OUTPUT HANDLING SORTING STATION

INPUT/OUTPUT HANDLING SORTING STATION P. SMF 2015, THT PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Job ke : 5 IDENTIFIKASI KOMPONEN DAN ALAMAT Waktu : INPUT/OUTPUT HANDLING SORTING 120 menit STATION A. Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menghasilkan informasi-informasi akuntansi serta informasiinformasi

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menghasilkan informasi-informasi akuntansi serta informasiinformasi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menangani kegiatan operasionalnya sehari-hari untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Control Engineering Laboratory Electrical Engineering Department Faculty of Electrical Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Control Engineering Laboratory Electrical Engineering Department Faculty of Electrical Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember PRAKTIKUM 2 SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR TUJUAN 1. Memahami tipe pengaturan ON-OFF dan PID pada sistem pengaturan temperatur 2. Memahami data logging menggunakan DAQ Master REFERENSI TK4 SERIES Introduction

Lebih terperinci

Adapun pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat diketahui dengan beberapa metode sebagai berikut:

Adapun pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat diketahui dengan beberapa metode sebagai berikut: 19 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Produktivitas secara umum, produktvitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan yang dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan perhitungan PPH 21 adalah karena sistem informasi sistem

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan perhitungan PPH 21 adalah karena sistem informasi sistem 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Adapun hal yang melatar belakangi penulis untuk merancang aplikasi sistem informasi akuntansi penggajian karyawan tetap pada PT. Telkomsel yang disertai dengan perhitungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai komponen utamanya. Berikut adalah spesifikasi dari alat waterbath terapi: 1. Tegangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN Dalam bab ini dibahas mengenai analisis efisiensi dan efektifitas biaya pelaksanaan dan waktu pelaksanaan dari penggunaan bekisting metode slip form pada pembuatan dinding

Lebih terperinci

Alat Pengukur Level Air

Alat Pengukur Level Air Alat Pengukur Level Air Deskripsi Sistem ini terdiri dari Bagian Controller, Bagian Sensor dan Bagian GSM Modem di mana Bagian controller berfungsi mendeteksi kondisi sensor dan mengirimkan kondisi tersebut

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 TAHAP ANALISIS (ANALYSE) Setelah di lakukan pengukuran maka dilakukan analisis permasalahan. Aktivitas utama tahap analisis adalah menentukan faktor penyebab cacat dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Penentuan Komponen Biaya Gambar 4.1 Tahapan proses penentuan komponen biaya Pada gambar 4.1, dalam penentuan komponen biaya terdapat 2 proses, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

BAB III RANCANG BANGUN ALAT BAB III RANCANG BANGUN ALAT Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang cara kerja

Lebih terperinci

Panduan Singkat. : Pilih IP Address, masukkan IP Address yang terdapat di mesin sidik jari, sesuai dengan point 2.2. dengan di mesin sidik jari

Panduan Singkat. : Pilih IP Address, masukkan IP Address yang terdapat di mesin sidik jari, sesuai dengan point 2.2. dengan di mesin sidik jari Panduan Singkat 1. Registrasi sidik jasi di mesin Menu >> Kelola User >> Daftar User >> Daftar Jari >> Daftar Baru? Klik OK >> Masukkan FP ID >> Klik OK >> register 1 jari sebanyak 3 kali >> OK (Simpan)

Lebih terperinci